• Tidak ada hasil yang ditemukan

NN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

V.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan kajian teoritik, dapat dikemukakan

kesimpulan, implikasi, dan beberapa saran yang berkaitan dengan hipotesis yang

ada dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa sebesar

89,10% hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat dalam

penggunaan multimedia terhadap motivasi belajar siswa , hasil penelitian

ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran merupakan hal

yang sangat penting dalam dalam proses pembelajaran guna

meningkatkatkan semangat belajar siswa yang datang dari luar diri siswa,

yang merangsang semangat siswa karena multimedia dapat menimbulkan

rasa senang bagi siswa dalam belajar, menimbulkan rasa ketertarikan

siswa untuk mendalami materi ajar sehingga membuat siswa berfikir lebih

positif tentang matematika . Dari hasil penelitian tampak kedua variabel

dapat berjalan seiring, artinya makin kuat pengaruh yang ditimbulkan dari

penggunaan multimedia yang dipakai dalam pembelajaran maka makin

(2)

2. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

belajar matematika sebesar 83,40% . Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa maka semakin

tinggi pula prestasinya, karena dengan tingginya motivasi belajar siswa

maka akan semakin besar juga daya dorong yang menimbulkan kekuatan

yang datang dari dalam diri siswa untuk mencapai tujuannya yaitu

prestasai belajar yang tinggi.

3. Persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasismultimedia

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika

secara langsung sebesar 86,00% dan pengaruh taklangsung sebesar

81,70% ditinjau dari tingginya motivasi siswa, ini artinya pengaruh

penggunaan multimedia dalam penyampaian materi ajar merupakan faktor

yang sangat penting, dengan tidak mengenyampingkan motivasi dalam diri

siswa sebagai motor penggerak untuk melakukan aktivitas belajar.

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa penggunaan multimedia yang baik,

sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar pada siswa akan dapat mewujudkan

(3)

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, tindak lanjut penelitian ini berimplikasi

pada upaya peningkatan perestasi belajar matematika pada penguasaan konsep

Limas bagi siswa . Berbagai upaya itu tidak terlepas dari pentingnya

menggunakan berbagai media dan alat peraga khususnya dalam bentuk

visualisasi yang dapat menimbulkan rasa senang karena media gambar hidup

berupa film-film ataupun gambar tak hidup yang dapat mempermudah siswa

dapat menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika yang

selama ini dianggap sangat sulit, menumbuh kembangkan sifat kemandirian,

kecermatan dan rasa tanggung jawab dalam berprestasi serta berpikir cepat dan

tepat.

Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik dalam

penguasaan konsep kesebangunan di kelasVIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung,

guru dapat:

1. Menggunakan multimedia untuk mencegah kejenuhan dalam belajar

untuk meningkatkan motivasi dan merangsang cara berpikir kritis, logis,

cepat dan tepat dalam memecahkan permasalahan serta kompetensi siswa

dapat berkembang lebih optimal.

2. Memanfaatkan bahan ajar yang berupa film maupun tayangan interaktif

lainnya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dialami siswa dalam

(4)

3. Senantiasa membantu siswa dalam meningkatkan perhatian dan

konsentrasinya dengan berbagai upaya untuk mendorong minat dan

motivasi belajarnya sehingga prestasi belajar matematika menjadi lebih

baik.

5.3 Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, berikut ini diajukan

berbagai saran:

1. Guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas hendaknya tidak berperan

sebagai figur sentral dan pengendali dari seluruh kegiatan belajar.

Khususnya guru mata pelajaran matematika hendaknya tidak terus

menerus menjelaskan konsep- konsep yang menimbulkan kejenuhan

sehingga siswa hanya menerima tanpa tahu bagaimana mengkonstruksi

pengetahuan oleh dirinya sendiri

2. Untuk menumbuhkan proses berpikir cepat hendaknya guru mampu

menciptakan media yang mampu merangsang siswa untuk

mengembangkan kompetensinya secara maksimal dan membangkitkan

motivasi siswa dengan memvisualisasikan berbagai materi sehingga

(5)

4. SDM yang berasal dari tenaga pengajar(guru) jauh lebih penting untuk

dipersiapkan, walaupun kelengkapan sarana dan prasaran ditingkatkan

dengan kemamampuan SDM yang tidak memadai tidak akan ada gunanya.

oleh karena itu pelatihan maupun kursus-kursus bagi guru hendaknya di

fasilitasi dan dilakukan secara berkala dan terus menerus seiring dengan

perkembangan teknologi yang semakin berkembang

5. Tidak semua materi ajar cocok menggunakan media komputer,

penggunaan media juga hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan

kepentingan materi ajar, karena pemilihan media yang tepat akan dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran yang pada ahirnya akan bermuara

pada pencapaian prestasi belajar yang maximal pula. Guru diharapkan

lebih kreatif dan pandai dalam menentukan media yang tepat untuk

(6)
(7)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan ilmu dan tekonologi begitu pesatnya, laju

perkembangan itu demikian luasnya hingga hampir mencakup seluruh kehidupan

manusia. Khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi inilah yang

melatar belakangi perlunya penerapan TIK di bidang pendidikan. Sekolah sebagai

suatu lembaga pendidikan yang mencetak kader-kader pembangunan bangsa

dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi

saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anak-anak didik yang

mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Inilah yang melatarbelakangi perlunya penerapan iptek di bidang

pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak

kader-kader pembangunan bangsa dituntut dapat menyesuaikan dengan

perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa

menciptakan anak-anak didik yang mengenal dan mampu mengatasi

ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil belajar seseorang

ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang

(8)

kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga

menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning

style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris,

sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa

saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.

Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi

penyampaian pelajaran kurang tepat.

Guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara

optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan

penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

Peranan media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely

(1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media yaitu :

(1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan

menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) media memiliki kemampuan

untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara

disesuaikan dengan keperluan, dan (3) media mempunyai kemampuan utuk

menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika

proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi

pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu

(9)

pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen- komponen yang

bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu

saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan

optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran

tersebut menurut Mudhoffir (1999) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat,

teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999), komponen

pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik,

pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.

Selanjutnya Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam

proses pembelajaran adalah sebagai : (1) organisator, (2) fasilitator,

(3) dinamisator, dan (4) evaluator.

Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran

meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses

pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan

kelas, pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan

lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang

diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen

pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud.

Sebagi upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan

fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan.

(10)

daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.

Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran

amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian

berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar di

kelas perlu diperhatikan dua komponen utama yaitu metode mengajar dan media

pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

Penggunaan dan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu mempunyai

konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai. Fungsi

media dalam proses belajar mengajar yaitu untuk meningkatkan rangsangan

peserta didik, dengan penggunaaan media secara tidak langsung terjadi

komunikasi antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media dikatakan

berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas

dalam diri siswa.

Prestasi pembelajaran matematika selama ini cenderung lebih rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain,hal juga yang melatarbelakangi

mengapa penulis memilih pembelajaran matematika untuk diteliti. Dominasi guru

dalam proses pembelajaran masih sangat tinggi hal ini berakibat siswa kurang

dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal termasuk dalam

memahami, menganalisis, dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Materi

(11)

dapat mempelajari dan memahami konsep abstrak sebelum menguasai yang

konkrit, tidak akan mungkin menguasai konsep yang rumit sebelum menguasai

konsep yang lebih sederhana. Peserta didik tidak akan dapat memahami hal-hal

yang bersifat abstrak sebelum ia memahami hal-hal yang bersifat semi abstrak.

Peserta didik tidak akan memahami sesuatu yang bersifat semi abstrak sebelum ia

memahami hal-hal konkrit dan berpikir konkrit. Dengan kata lain kemampuan

awal yang dimiliki siswa akan berpengaruh pada tingkat berpikir dalam

pemahaman konsep selanjutnya (yang lebih bersifat abstrak).

Karenanya perlu adanya media pembelajaran yang bersifat konkrit (nyata).

Keberhasilan kegiatan pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika

tingkat penguasaan konsep yang dipelajari sangat tergantung dari penguasaan

konsep sebelumnya dan kenyamanan dalam belajar baik suasana lingkungan

maupun perasaan peserta didik.

Guru memegang peran yang amat penting yaitu kemampuan memfasilitasi

pembelajaran anak secara efektif

”Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi”(Surya,2006).

Menurut Rauf (2004:10),” strategi pembelajaran dalam matapelajaran

matematika yang diterapkan sebagian guru cenderung masih didominasi oleh strategi di mana guru sebagai sumber informasi, siswa sebagai penerima apa kata guru tidak bisa berbuat banyak, dan metode ceramah

masih merupakan strategi utama dalam pembelajaran”.

Kekurangtepatan guru memilih dan menentukan strategi pembelajaran,

(12)

kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan tidak efisien dan tidak efektif.

Kurangnya guru memahami karakteristik siswa menyebabkan guru

memperlakukan seluruh siswa sama tanpa memandang adanya perbedaan

pribadi-pribadi siswa termasuk perbedaan latar belakang keluarga, budaya, kemampuan

pada diri siswa. Hal tersebut mengakibatkan siswa dalam mempelajari,

mema-hami dan menguasai konsep matematika tidak dapat optimal sehinga berakibat

pada rendahnya prestasi belajar matematika terutama materi Geometri.

Menurut Abdulgani (2004:2) dalam penelitiannya, ”selama ini hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran matematika dapat dikatakan selalu rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Salah satu faktor yang penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi yang digunakan oleh guru matematika, termasuk menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan topik

yang diajarkan”.

Rendahnya kemampuan siswa menguasai konsep matematika, ini terlihat

dari banyaknya soal-soal yang tidak dapat di selesaikan baik di SMP Negeri 7

Bandar lampunng maupun secara nasional ( lampiran 1). Rendahnya perestasi

belajar matematika di SMP Negeri 7 Bandar Lampung dapat dilihat dari nilai

rata-rata mata pelajaran matematika hasil ujian semester 1 tahun pelajaran 2008/2009

adalah:

a. Kelas VII adalah 52,68, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

48 %, KKM mata pelajaran matematika kelas VII = 65.

b. Kelas VIII adalah 56,40, persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

adalah 41 %, KKM mata pelajaran matematika kelas VIII = 65.

c. Kelas IX adalah 54,47, persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

(13)

Begitu juga Jawahir (2004:1) menyatakan, ”rendahnya hasil belajar

matematika siswa antara lain disebabkan oleh ketidak mampuan siswa dalam menganalisa atau memahami permasalahan yang terdapat dalam soal. Selain itu, guru belum memanfaatkan siswa yang berprestasi tinggi untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas”.

Masalah yang dihadapi, bukan hanya masalah rendahnya prestasi belajar

siswa tetapi juga masalah rendahnya kualitas proses pembelajaran yang

berlangsung. Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh peningkatan

kemampuan para guru maupaun kelengkapan sarana dan prasarana yang ada

namun faktor internal dan external dari dari dalam yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar yang berasal dari dalam individu

siswa itu sendiri seperti minat dan motivasi belajarnya. Motivasi merupakan

faktor pendorong yang menyebabkan seorang siswa menjadi bergairah dan lebih

bersemangat melakukan kegiatan belajar.

Proses pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri 7 Bandar lampung

kebanyakan guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran dan metode

ceramah masih merupakan strategi utama dalam pembelajaran. Penggunaan

media pembelajaran masih sangat kurang hal ini disebabkan sarana dan prasana

yang tidak tersedia, begitu juga dengan media komputer yang hanya tersedia

sangat terbatas dengan kondisi yang kurang baik pula. Faktor-faktor lain yang

diduga penyebab kurang maximalnya prestasi belajar matematika yaitu gangguan

perasaan emosi, rendahnya motivasi belajar matematika, latar belakang sosial dan

ekonomi yang tidak mendukung,dan kebiasaan belajar yang tidak baik.

Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang

(14)

fisokologis sudah tidak berminat untuk mempelajarinya apalagi termotivasi.

Motivasi dapat mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar, baik motivasi

internal maupun eksternal. Menurut Sardiman (2000: 73) motivasi bagi siswa

dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam belajar siswa. Dengan demikian minat belajar pada diri siswa

harus ditumbuhkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik.

Motivasi adalah penggerak dalam hati siswa agar melakukan kegiatan belajar .

Rendahnya motivasi belajar siswa di SMPN 7 terlihat dari kondisi siswa

yang terkesan masak bodoh dengan pelajaran matematika yakni:

1) sebagian besar siswa tidak berminat membaca buku pelajaran matematika,

siswa membaca buku matematika hanya bila disuruh oleh gurunya saja ,

2) Siswa hanya mengerjakan latihan soal saat berlangsung pelajaran matematika

di sekolah saja,

3) Kondisi siswa dalam kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung kurang

aktif. Sebagian besar siswa hanya memperhatikan penjelasan guru dan

mencatat, selain itu siswa kurang berani bertanya atau mengungkapkan

pendapatnya,

4) Apabila di berikan PR sebagian besar siswa tidak mengerjakan di rumah

melainkan mencontek dari teman di sekolah,

5) Siswa tidak tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan matematika,

karena matematika dianggap sulit,

(15)

matematika sangat sedikit sekali,

7) Siswa tidak memanfaatkan matematika dalam penerapannya dikehidupan

sehari-hari kaerna tidak mengerti manfaat belajar matematika.

Siswa kurang tertarik untuk belajar matematika, karena siswa sudah

menganggap matematika itu sulit dan tidak menarik, yang berpengaruh negatif

secara psikologis terhadap anak, daftar pengunjung perpustakaan rata-rata dalam

satu hari kurang dari 40 orang siswa itupun belum tentu ada siswa yang mencari

buku yang berkaitan dengan matematika dan apabila komulasikan dalam satu

bulan hanya sektar 2% saja yang mencari buku yang berkaitan dengan

matematika. motivasi siswa untuk belajar matematika belajar matematika masih

sangat rendah. Hal ini terlihat dari data kehadiran siswa yang tercatat dalam buku

kesiswaan; terlambat hadir 3 %, tidak hadir tanpa keterangan 1 %, izin 1,5 %, dan

sakit 0,80% .

Dikatakan oleh Su’udy (2006:1),bahwa” kenyataan di lapangan menunjukkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Upaya mengatasi kenyataan ini, pembelajaran matematika

sebaiknya dilakukan dalam suasana belajar yang menyenangkan.”

Di SMPN 7 dalam setiap penyelenggaraan UN ketidak lulusan siswa masih

banyak disebabkan oleh rendahnya nilai pelajaran matematika yang tidak

mencapai nilai standar yang ditetapkan., nilai matematika tersebut masih dibawah

standar Nasional. Berikut adalah tabel perolehan nilai EBTANAS/UN mata

pelajaran matematika yang didapat dari hasil observasi di SMPN7 Bandar

(16)

Tabel 1.1

DAFTAR PEROLEHAN RERATA NILAI UJIAN NASIONAL DI SMPN7 BANDAR LAMPUNG (TP 2005 s/d 2009)

Tahun NTT NTR NRR

2005 9,14 2,47 4,88

2006 9,33 2,67 5,44

2007 9,67 2,33 67,9

2008 10,00 2,33 5,74

2009 10,00 3,50 8,19

NTT : Nilai tertinggi

NTR : Nilai terendah

NRR: Nilai rata-rata

Demikian pula dalam perolehan nilai UN matematika secara keseluruhan

persentasi penguasaan materi soal matematika di SMP 7 TP 2007/2008 ditingkat

sekolah masih sangat rendah dibandingkan dengan tingkat rayon, tingkat propinsi

dan secara nasional.( dapat dilihat dalam lampiran 1).

Perolehan nilai pada setiap pokok materi masih sangat rendah,sebagian besar

siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika sehingga

siswa mengalami kesulian dalam menyelesaikan soal-soal matematika .esulitan

dalam pemahaman materi pembelajaran dirasakan masih sangat tinggi. Dalam

belajar siswa hanya memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru saja dan

(17)

Untuk mendapatkan kondisi yang diharapkan yaitu agar siswa memiliki

motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang baik, maka seorang

guru hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih metode ataupun

pendekatan yang tepat yaitu suatu cara yang dapat mengaktifkan siswa belajar

sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan karena metode atau pendekatan

dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan ,sehingga siswa akan

aktif dan senang mengikuti proses pembelajaran.

Smith dalam Lutfri (2005:50) menyatakan bahwa pengajaran yang baik

mempunyai dua tujuan pokok: “(1) mengembangkan pemahaman yang mendalam

terhadap materi dan (2) meningkatkan keterampilan berfikir kritis.”

Menurut petunjuk pengisian rapor KTSP (2007:5), bahwa kecakapan atau

kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran matematika

mencakup: (a) Pemahaman konsep; (b) Penalaran; (c) Pemecahan masalah; (d)

Mengkomunikasikan gagasan (e) Menghargai kegunaan matematika.

Agar pelajaran matematika tidak membosankan diperlukan adanya

penggunaan media pembelajaran yang tepat agar siswa berminat sehingga

motivasi belajar menjadi tinggi. Media pembelajaran merupakan salah satu

komponen dalam sistem pendidikan. Komponen ini tidak dapat di abaikan selama

proses pembelajaran berlangsung, karena media pembelajaran memiliki peranan

penting. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam

menyampaikan konsep materi pelajaran yang harus difahami siswa, sehingga

memudahkan siswa untuk dapat memahami atau menguasai konsep yang di

(18)

dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara

guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Media

pembelajaran yang dapat digunakan sangatlah beragam, oleh karena itu seorang

guru harus dapat menentukan,mencari, menemukan dan memilih media

pembelajaran yang tepat dan dapat memudahkan pemahaman konsep yang akan

disampaikan, serta dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajatan yang

sudah di tentukan. Penggunaan jenis media untuk suatu proses pembelajaran

biasanya sudah di tentukan dan tercantum didalam silabus. Pada umumnya

penggunaan media pembelajaran sudah diintegrasikan dengan tujuan. Salah satu

media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

pembelajaran berbasis multimedia dalam hal ini adalah komputer sebagai media

audiovisual . Sampai saat ini media audiovisual masih jarang dipergunakan oleh

guru dalam pelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya tidak adanya sarana yang dapat mendukung, disamping kurangnya

pengetahuan guru itu sendiri tentang penggunan alat komputer atau dengan kata

lain kurang kesiapan SDM dalam pembelajaran yang dibantu dengan multimedia

(Computer Assisted Instruction atau CAI)

Selanjutnya dengan pembelajaran yang dibantu multimedia diharapkan

Proses pembelajaran akan lebih efektif, menumbuhkan minat belajar dan siswa

akan lebih termotivasi dalam memahami konsep-konsep matematika. Karena

pembelajaran berlangsung dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kecepatan

anak masing-masing, dengan multimedia penjelasan dapat diulang-ulang sampai

(19)

proses pembelajaran berbasis multimedia dengan menggunakan komputer

sebagai media pembelajaran terhadappemahaman konsep matematika di tinjau

dari motivasi dan prestasi belajar siswa .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Dominasi guru sangat tinggi dalam kegiatan pembelajaran

2. Multimedia(CAI) belum dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran

matematika.

3. Siswa kurang tertarik belajar matematika, karena siswa sudah

menganggap matematika itu sulit dan tidak menarik.

4. Minat belajar siswa masih rendah

1. Motivasi siswa belajar matematika masih sangat rendah.

2. Kekurangefisienan guru memanfaatkan waktu dalam proses pembelajaran.

3. Kekurangtepatan guru memperlakukan siswa sebagai pribadi-pribadi yang

berbeda.

4. Rendahnya kemampuan siswa menguasai konsep matematika yang

(20)

1.3 Pembatasan Maslah

Agar penelitian ini tidak menjadi bias dan permasalahan menjadi lebih

fokus maka penelitian ini hanya dilakukaan terhadap :

1. Pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

(Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap motivasi belajar siswa

2. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika

3. Pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

(Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap prestasi belajar

matematika

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dan pembatasan masalah

yang telah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagimana pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis

multimedia (Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap motivasi

belajar siswa?

2. Bagimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar

(21)

3. Bagimana pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis

multimedia (Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap prestasi belajar

matematika?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

(Computer AssistedInstruction atau CAI) sebagai variabel bebas (X1) dan

motivasi (X2) terhadap prestasi belajar matematika (Y) siswa kelas VIII di SMPN

7 Bandar lampung.

Secara khusus Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:.

1. Pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

(Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap motivasi belajar siswa

2. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika..

3. Pengaruh persepsi siswa atas pembelajaran matematika berbasis multimedia

(Computer Assisted Instruction atau CAI) terhadap prestasi belajar

(22)

1.6 Kegunaan Penelitian

1. 6.1 Secara praktis

Pembelajaran berbasis multimedia(CAI) dilakukan agar dapat mengatasi

kesulitan-kesulitan yang terjadi pada siswa dalam memahami materi pembelajaran

matematika akibat pesan yang disampaikan kurang jelas ataupun kesalahan

penafsiran, terutama untuk pesan-pesan yang bersifat abstrak dengan penggunaan

multimedia(CAI) akan dapat dikemas dan disajikan menjadi lebih konkrit.

Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Menemukan langkah-langkah pembelajaran matematika berbasis

multimedia dengan menggunakan komputer .

2. Meningkatkan gairah belajar siswa sehingga lebih aktif dan kritis .

3. Memberikan kemudahan pada peserta didik agar lebih nyaman dalam belajar

dan memanfaatkan media yang tersedia secara tepat.

4. Memberikan sumbangan pikiran bagi guru dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa.

5. Memberikan pengalaman baru tentang model pembelajaran matematika

yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang manfaat matematika

(23)

1.6.2 Secara teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya Teknologi Pendidikan kawasan pengelolaan dan pemanfaatan dimana

multimedia bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang lebih kreatif dan

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Garis besar

NN

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya dorong penggerak psikis pada diri siswa yang sedang melakukan

Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta

Dalam kegiatan belajar Motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan

Berdasarkan definisi ahli diatas, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak atau pendorong dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan

Motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

siswa akan lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar (Gunawan, 2003:195). Talking Stick ini secara umum bertujuan agar siswa mengetahui letak kesalahannya sehingga

Uraian materi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang akan menimbulkan kegiatan belajar dan

Motivasi akan mengarahkan orang untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang dia mimpikan.24 Dalam kegiatan belajar, motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa