STRUKTUR MODAL DAN
KEBIJAKAN DEVIDEN
Manajemen Investasi dan Portofolio
Dosen Pembimbing Anita Handayani
Diajukan Oleh :
Laili Riziiq M 13312025
Manajemen Keuangan
UNIVERSITASÂ MUHAMMADIYAHÂ GRESIK
FAKULTASÂ EKONOMIÂ
PRODIÂ MANAJEMEN
GRESIK
STRUKTUR MODAL
PENGERTIAN STRUKTUR MODALSalah satu tugas poko seorang manajer keuangan dalah mengambil keputusan pembelanjaan. Struktur modal berkaitan dengan keputusan pembelanjaan jangka panjang, yaitu untang jangka panjang dan atau modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan struktur modal terhadap biaya modal, nilai perusahaan atau harga saham, dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Jika kebijakan pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor tersebut, bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau meminimumkan biaya modal perusahaan atau memaksimumkan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai suatu perusahaan meningkat, maka harga psar saham perusahaan tersebut juga akan naik.
Asumsi-asumsi yang terkait dengan struktur modal, yaitu :
1. Tidak ada pajak dan biaya kebangkrutan.
2. Rasio utang terhadap modal diubah dengan jalan, perusahaan mengeluarkan saham untuk melunasi utang atau perusahaan meminjam untuk membeli kembali saham yang beredar.
3. Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayarkan seluruh pendapatan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
4. Nilai harapan distribusi probabilitas subjektif pendapatan operasi setiap perusahaan di masa yang akan datang sama bagi semua investor.
5. Pendapatan operasi perusahaan diharapkan tidak mengalami pertumbuhan.
PENDEKATAN DALAM STRUKTUR MODAL
Terdapat beberapa pendekatan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh penggunaan utang dalam struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal perusahaan dan harga pasar saham, di antaranya adalah :
1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)
3. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
4. Modigliani – Miller Position
PAJAK DAN STRUKTUR MODAL
Apabila pasar tidak sempurna, nilai perusahaan dan biaya modalnya dapat mengalami perubahan karena terjadi perubahan struktur modal. Salah satu ciri pasar tidak sempurna adalah adanya pajak. Pajak dibedakan menjadi pajak atas pendapatan perusahaan dan pajak atas pendapatan pribadi.
1. Pajak Pendapatan Perusahaan
Manfaat penggunaan utang bagi perusahaan kalau ada pajak adalah biaya bunga dapat dipakai untuk mengurangi pajak. Konsekuensinya, jumlah pendapatan yang diterima oleh kreditur dan pemegang saham pada perusahaan yang menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang.
2. Pajak Pendapatan Perusahaan dan Pajak Pendapatan Sendiri
Pada kenyataannya pajak pendapatan perusahaan dan pribadi selalu ada. Dengan adanya pajak pendapatan pribadi dapat mengurangi manfaat pajak perusahaan sehubungan dengan penggunaan utang. Jika pendapatan atas utang dan saham dikenakan tarif pajak yang sama, total pendapatan yang diterima kreditur dan pemegang saham pada perusahaan yang menggunakan utang tetap lebih besar diandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan utang hanya saja nilanya berkurang.
Dalam kondisi pasti dan ada pajak, maka semakin banyak utang yang digunakan dibandingkan dengan modal sendiri, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena penggunaan utang menimbulkan biaya bunga dan dapat dikurangkan pada laba kena pajak, sehingga pajak yang dibayar perusahaan menjadi lebih kecil atau terjadi penghematan pajak.
menurun, karena risiko kebangkrutan dampaknya lebih besar daripada penghematan pajak.
KEBIJAKAN DEVIDEN
PENGERTIAN KEBIJAKAN DEVIDEN DAN PERMASALAHAN-NYA Kebijakan deviden berhubungan dengan penentuan besarnya deviden payout ratio yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham. Keputusan deviden merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan intern perusahaan. Hal ini karena, besar kecilnya deviden yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana intern perusahaan.
Permasalahan dalam kebijakan deviden adalah Apakah kebijakan deviden dapat mempengaruhi nilai perusahaan atau harga pasar saham perusahaan? Untuk menjelaskan atau menjawab permasalahan tersebut, berikut ini dijelaskan beberapa teori tentang kebijakan deviden.
TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN
Terdapat tiga teori tentang kebijakan deviden yang menjelaskan Bagaimana pengaruh besar kecilnya deviden payout ratio terhadap harga pasar saham.
1. Devidend Irrelevance Theory
Menurut devidend irrelevance theory, kebijakan deviden tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. Pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran pemegang saham diofset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi yang dilakukan perusahaan. Misalkan perusahaan telah membuat keputusan investasi perusahaan harus memutuskan Apakah menahan laba untuk membelanjai investasi apa membayar dividen dan menjual saham baru sejumlah deviden yang dibayarkan.
Berdasarkan bird in the hand theory, kebijakan deviden berpengaruh terhadap harga pasar saham. Artinya jika deviden yang dibagikan perusahaan semakin besar maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pembagian deviden dapat mempengaruhi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3. Tax Preference Theory
Berdasarkan tax preference theory, kebijakan deviden mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar saham. Artinya semakin besar jumlah deviden yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan.
Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan perusahaan diantaranya adalah laba, likuiditas, akses pada sumber dana, kebutuhan dana pada masa yang akan datang dan sebagainya.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menetapkan kebijakan deviden yaitu stabilitas deviden, regular dan ekstra deviden
DEVIDEN SAHAM (STOCK DEVIDEND)
Perusahaan selain dapat membagikan deviden tunai juga dapat melakukan pembagian deviden saham (stock devidend). Secara teoritis pembagian deviden saham tidak mempunyai dampak ekonomis baik bagi perusahaan maupun pemegang saham kecuali hanya merubah struktur permodalan perusahaan.
PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLITS)
Perusahaan juga dapat melakukan pemecahan saham (stock splits) yang juga secara teoritis tidak mempunyai dampak ekonomi sebagai perusahaan dan pemegang saham. Perusahaan melakukan stock split pasar saham sudah terlalu tinggi sehingga menurunkan likuiditas saham dan dapat mempengaruhi pengendalian perusahaan oleh investor yang bermodal besar. Sebaliknya ketika harga saham sangat rendah perusahaan dapat melakukan penggabungan saham (reverse split).