BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN
KOMPONENNYA YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Ar inda Gayatr i
0913010108/ FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
J AWA TIMUR
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN
KOMPONENNYA YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogram Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
Ar inda Gayatr i
0913010108/ FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
USULAN PENELITIAN
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
Arinda Gayatr i 0913010108FE/AK
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Tanggal :
NIP. 196509291992032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Arinda Gayatr i 0913010108/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh
Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 03 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Sr i Trisnaningsih, SE, M.Si Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si NIP. 196509291992032001 NIP.196509291992032001
Sekr etaris
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , MM. NIP. 196 309 241 989 031 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan baik sesuai dengan harapan semula. Adapun judul
penelitian yang diajukan dalam skripsi kami adalah “BEBERAPA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan,
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Dhani Ichsanuddin, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Hero Priono, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan memberikan
saran yang berguna bagi penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan
ii
5. Terima kasih kepada orang tua saya yang selalu mendoakan di setiap
sujudnya, yang tak lelah memberikan bantuan, dorongan dan juga
semangat.
6. Kepada adikku tercinta aira dan jihan yang selalu memberikan hiburan dan
dorongan semangat untuk menyelesaiakn skripsi ini.
7. Kepada sahabat tersayang Badiatul Hidayati dan Nurul Hidayati yang
selama ini tiada lelah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.
8. Semuanya yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, terima kasih
banyak atas segala yang telah diberikan baik bantuan, dorongan, serta doa.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan berkah, rahmat dan
hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu kami. Peneliti juga
menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, kami
menghargai semua kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal tersebut
dapat membawa pengaruh yang lebih baik terhadap diri peneliti untuk mengetahui
segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.
Surabaya, Maret 2013
Peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Pengertian Modal ... 12
2.2.2. Jenis - Jenis Modal ... 13
2.2.3. Sumber – Sumber Penawaran Modal ... 16
2.2.4. Pengertian Struktur Modal dan Struktur Keuangan ... 19
2.2.5. Pengukuran Struktur Modal ... 20
iv
2.2.6.2. Profitabilitas... 24
2.2.6.3. Pertumbuhan Penjualan ... 25
2.2.6.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal... 26
2.2.6.5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal...27
2.2.6.6. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal... 28
2.2.6.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan Aset, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal... 29
2.3. Kerangka Pikir ... 30
2.4. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 32
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 34
3.2.1. Populasi ... 34
3.2.2. Sampel ... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1. Jenis Data ... 36
3.3.2. Sumber Data ... 37
3.3.3. Pengumpulan Data ... 37
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 37
3.4.1. Uji Outlier ... 37
3.4.2. Uji Normalitas ... 38
3.4.3. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46
4.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 46
4.1.2. Visis dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 48
4.1.3. Sejarah PT. Astra Internasional, Tbk ... 48
4.1.4. Sejarah PT. Astra Otoparts, Tbk ... 49
4.1.5. Sejarah PT. Indo Kordsa, Tbk ... 50
4.1.6. Sejarah PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk ... 51
4.1.7. Sejarah PT. Indospring, Tbk ... 52
4.1.8. Sejarah PT. Intraco, Tbk ... 53
4.1.9. Sejarah PT. Multiprima Sejahtera, Tbk ... 54
4.1.10. Sejarah PT. Selamat Sempurna, Tbk ... 54
4.1.11. Sejarah PT. Tunas Ridean, Tbk ... 55
4.1.12. Sejarah PT. United Tractor, Tbk ... 56
4.1.13. Sejarah PT. Multistrada, Tbk ... 57
vi
4.2.1. Deskripsi Mengenai Ukuran Perusahaan ... 58
4.2.2. Deskripsi Mengenai Profitabilitas ... 60
4.2.3. Deskripsi Mengenai Pertumbuhan Penjualan ... 61
4.2.4. Deskripsi Mengenai Struktur Modal ... 63
4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 64
4.3.1. Uji Outlier ... 64
4.3.2. Uji Normalitas ... 65
4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.3.1. Uji Autokorelasi ... 68
4.3.3.2. Uji Multikolinearitas ... 69
4.3.3.3. Uji Heterokedastisitas... 70
4.3.4. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 71
4.3.5. Uji t ... 73
4.3.6. Uji F dan Nilai Koefesien Determinasi ... 74
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
4.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal ... 75
4.4.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ... 76
4.4.3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal ... 77
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
4.4.4. Implikasi Hasil Penelitian ... 78
4.4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 79
4.4.6. Keterbatasan penelitian ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
5.1. Kesimpulan ... 81
5.2. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
viii
Tabel 4.1. Data Ukuran Perusahaan ... 59
Tabel 4.2. Data Profitabilitas ... 60
Tabel 4.3. Data Pertumbuhan Penjualan ... 62
Tabel 4.4. Data Struktur Modal ... 63
Tabel 4.5. Hasil Uji Outlier ... 64
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas... 66
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Residual ... 67
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolineritas ... 70
Tabel 4.9. Hasil Heterokedastisitas ... 71
Tabel 4.10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 72
Tabel 4.11. Uji t ... 74
Ttabel 4.12. Uji F dan Nilai Koefesien Determinasi ... 75
Tabel 4.13. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 79
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR GAMBAR
x Lamp. 1 Tabulasi Data Perusahaan
Lamp. 2 Perhitungan Variabel Penelitian
Lamp. 3 Output Uji Outlier
Lamp. 4 Output Uji Normalitas
Lamp. 5 Input Regresi Linier Berganda
Lamp. 6 Output Uji Regresi Linier Berganda
Lamp. 7 Output Uji Heterokedastisitas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
ARINDA GAYATRI
Abstrak
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Pada umumnya perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, maka manajer keuangan dalam menentukan sumber modal yang digunakan harus mempertimbangkan biaya yang timbul dari sumber modal yang digunakan. Obyek penelitian adalah Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Variabel dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan (X1), Profitabilitas
(X2), Pertumbuhan Penjualan (X3) dan Struktur Modal (Y). Populasi penelitian adalah Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak terbukti mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya. Sedangkan tingkat pertumbuhan penjualan terbukti mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.
Key words: ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan
xii
MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
ARINDA GAYATRI
Abstract
Every company is always in need of capital in order to maintain the continuity of their business. In general, companies tend to use their own capital as a permanent capital, while foreign capital is only used as a supplement when needed funds insufficient. The capital structure is permanent spending that reflects the balance between long-term debt to equity, the financial managers in determining the sources of capital used should consider the costs arising from the use of capital resources. The object of research is the Company's Automotive and Components that go public are listed in the Indonesia Stock Exchange.
The variable in this study is the size of the Company (X1), Profitability (X2), Sales Growth (X3) and Capital Structure (Y). The study population is the Company's Automotive and Components that go public are listed in the Indonesia Stock Exchange until 2011 with a total sample of 12 companies. Sampling using purposive sampling. The analysis technique used in this study using multiple linear regression analysis.
Based on the test results it can be concluded that company size and profitability are not shown to affect the capital structure of the company's automotive and components. While the sales growth rate shown to affect the capital structure of the company autos and parts listed on the Stock Exchange
Key words: firm size, profitability, sales growth and capital structure
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menghadapi situasi dan kondisi perekonomian yang dewasa
ini, setiap perusahaan harus mampu melakukan pengelolaan terhadap
kegiatan-kegiatan usahanya, baik kegiatan dibidang pemasaran, produksi,
sumber daya manusia maupun keuangan, agar perusahaan dapat tetap
bertahan atau bahkan dapat meningkatkan kegiatan usahanya.
Pada kenyataannya, setiap perusahaan membutuhkan modal dalam
melakukan kegiatan usahanya yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan sehingga dapat hidup dan terus berkembang dari
tahun ke tahun. Modal yang digunakan perusahaan dapat bersumber dari
modal internal yaitu modal sendiri (equity) dan modal eksternal yaitu
modal yang bersumber dari hutang (debt) baik hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan
dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah
keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan
keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham prefern dan
saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Manajer harus mampu
menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun
luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut
modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul
dari keputusan pendanaan yang dilakukan manajer. Ketika manajer
menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga
yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan
dana internal atau dana sendiri akan timbul oppurtinity cost dari dana atau
modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan
secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya
modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya
profitabilitas perusahaan (Saidi: 2004 dalam Kartika: 2009)
Dalam perspektif manajemen keuangan, tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan, yang juga berarti memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Pada sebuah perusahaan yang sudah go
publik, nilai sebuah perusahaan tercemin pada harga sahamnya yang
diperdagangkan di bursa efek. Jika harga saham sebuah perusaahaan
meningkat maka nilai perusahaan tersebut juga meningkat demikian juga
dengan kekayaan pemegang sahamnya. Sebaliknya, jika harga saham
perusahaan turun maka nilai perusahaan tersebut turun dan kekayaan
pemegang sahamnya juga turun. Tujuan maksimalisasi nilai perusahaan ini
harus melandasi semua keputusan yang diambil dalam perusahaan
(Setiawan, 2006:319).
Salah satu keputusan penting yang harus diambil seorang manajer
keuangan dalam mencapai tujuan maksimalisasi nilai perusahaan adalah
keputusan pendanaan. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan usahanya yang mencerminkan sebagai kebijakan
struktur modal (Sutrisno, 2003:6). Dalam mengambil kebijakan struktur
modal, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor agar
diperoleh sebuah tingkat struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai
perusahaan.
Modal menjadi salah satu elemen penting dalam perusahaan karena
baik dalam pembukaan bisnis modal sangatlah diperlukan. Oleh karena itu,
perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan
untuk membiayai bisnisnya sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh
dari dalam perusahaan yang berasal dari laba ditahan dan depresiasi, serta
dana dari luar perusahaan yang berasal dari hutang, yaitu dana yang
berasal dari para kreditur dan dana yang berasal dari peserta yang
mengambil bagian dalam perusahaan yang akan menjadi modal sendiri
(Helfert, 2006:129).
Sesuai dengan bahasan atau pokok permasalahan yang tercantum
dalam jurnal, dalam penelitian ini sekian banyak faktor - faktor yang
mempengaruhi struktur modal, yang digunakan pada penelitian kali ini
hanyalah terdiri dari tiga faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal
yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan.
Pengaruh struktur modal perusahaan merupakan perbandingan antara
keuangan dalam menentukan sumber modal yang akan digunakan oleh
perusahaan harus dipertimbangkan biaya yang timbul dari sumber modal
yang digunakan. Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat
penting bagi setiap perusahaan karena naik turunnya struktur modal
ditandai dengan besarnya hutang jangka panjang dibandingkan dengan
modal sendiri (Riyanto, 2010 : 296).
Berdasarkan uraian diatas, maka faktor - faktor yang digunakan
peneliti yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas,
dan tingkat pertumbuhan dapat mempengaruhi struktur modal. Size atau
ukuran perusahaan adalah menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai total aset. Semakin besar total
aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Hubungan antara ukuran perusahaan dengan struktur modal yaitu
semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin tinggi pendanaan
perusahaan dalam struktur modal (Weston dan Brigham, 2006: 174).
Tingkat pertumbuhan ini menggambarkan pertumbuhan penjualan.
Hubungan tingkat pertumbuhan dengan struktur modal yaitu semakin
cepat tingkat pertumbuhan maka lebih banyak penggunaan hutang dalam
struktur modal, dalam (Lukas, 2003 : 274). Profitabilitas akan mencapai
maksimum apabila laba atas penjualan adalah pada tingkat tertinggi dan
modal investasi pada tingkat terendah. Hubungan profitabilitas dengan
struktur modal yaitu semakin tinggi pengembalian yang dimiliki oleh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan.
Penelitian ini mengambil sampel Perusahaan Otomotif dan
Komponennya yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, karena terdapat
suatu permasalahan terhadap tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh
Perusahaan-Perusahaan Otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini mencerminkan bahwa ketergantungan para Perusahaan Otomotif di
Indonesia terhadap pihak luar sangatlah besar. Jika keadaan ini terus
bertahan dan tidak segera dibenahi maka akan membahayakan bagi
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan adanya tingginya tingkat
hutang yang dimilki oleh perusahaan, maka akan menyebabkan struktur
modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut semakin tinggi, sehingga
akan membuat menurunnya nilai perusahaan dimata para investor
(www.google.co.id).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan penentuan
struktur modal pada suatu perusahaan. Pada penelitian (Saidi 2004 dalam
Kartika:2009), juga menyatakan bahwa secara simultan Ukuran
perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aktiva, Proftabilitas, dan Struktur
Kepemilikan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Struktur Modal. Namun, secara parsial hanya pengaruh Risiko Bisnis
terhadap struktur modal yang menunjukkan tidak signifikan.
Sedangkan menurut (Riyanto, 2010:297), faktor-faktor yang
susunan dari aktiva, kadar resiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang
dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu
perusahaan.
Menurut penelitian (Meyulinda: 2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah struktur aktiva, sistem pembayaran,
tingkat pertumbuhan penjualan, pajak, profitabilitas, kondisi pasar, return
on asset, dan struktur kepemilikan . Yang digunakan pada penelitian kali
ini hanyalah terdiri dari tiga faktor yang berpengaruh terhadap struktur
modal. Adapun faktor - faktor tersebut adalah struktur aktiva, tingkat
pertumbuhan penjualan, return on assets.
Menurut (Weston dan Brigham, 2006:174), faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal yang optimal, meskipun hal itu mungkin
sulit diukur diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage
operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap
manajemen, kondisi pasar, fleksibilitas keuangan.
Dari beberapa pendapat dan peneliti tersebut diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal yang berkenaan dengan masalah pendanaan. Dimana
faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, risiko bisnis, growth,
tingkat pertumbuhan aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan
kondisi pasar. Dari beberapa faktor tersebut peneliti mencoba untuk
menyederhanakan dan memilih faktor - faktor yang dianggap dominan
dalam mempengaruhi kebijakan penentuan struktur modal. Faktor-faktor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
yang akan diangkat dalam penelitian ini dalam rangka meneliti pengaruh
struktur modal terhadap faktor-faktor tersebut antara lain ukuran
perusahaan, , profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan.
Atas dasar tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi atau mengetahui pengaruh antara ukuran perusahaan, ,
profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif dan komponennya yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
Permasalahan dalam penelitian ini sangat menarik peneliti untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul:
“Beberapa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya Yang Go
Publik di Bur sa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah antara
lain sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusuhaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif dan komponenya yang go publik di Bursa Efek
3. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa
Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur
modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
pada perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa
Efek Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap
struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang go
publik di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Memberikan wawasan dan informasi tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan, sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar bagi perusahaan dalam pengambilan
keputusan selanjutnya. Dan sebagai masukan bagi manajer keuangan
perusahaan dalam rangka mengambil suatu kebijakan yang berkaitan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
dengan pendanaan yang dapat mempengaruhi struktur modal
perusahaan.
2. Bagi Investor
Dapat membantu untuk memberikan informasi sehingga sebelum
menanamkan modal dapat mempertimbangkan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi struktur modal, dalam penelitian ini dengan
harapan dapat memberikan pilihan terbaik jenis investasi yang akan
dipilih.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk menambah wawasan,
pengetahuan sekaligus merupakan kesempatan untuk mengetahui
masalah yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan otomotif dalam
10
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian sebelumnya
pernah dilakukan oleh Masdar Mas’ud (2008). Masalah yang diteliti
yakni menganalisa apakah pengaruh size, profitbility, growth
opportunity, structure asset, cost of financial distress, dan tax shields
effects berpengaruh terhadap struktur modal. Dengan menggunakan
analisis data Structural Equation Modeling (SEM) dan t-test hasil
penelitian tersebut adalah bahwa size, profitability, structure asset dan
cost of financial distress mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan tax shields effects tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap struktur modal.
Peneliti lainnya pernah dilakukan oleh Andi Kartika (2009).
Masalah yang diteliti yakni menganalisa pengaruh ukuran perusahaan
(X1), risiko bisnis (X2), struktur aktiva (X3), dan profitabilitas (X4),
terhadap struktur modal. Dengan menggunakan analisis statistik metode
regresi linear berganda dengan tingkat signifikan 5% hasil penelitian
tersebut adalah bahwa secara simultan ukuran perusahaan, risiko bisnis,
11
secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan
secara parsial hanya dari risiko bisnis terhadap struktur modal yang tidak
signifikan.
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Elim Aviana Meyulinda
dan Yustarifa (2010). Masalah yang diteliti yakni menganalisa apakah
struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, dan return on aset
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di bursa efek jakarta. Dengan menggunakan analisis metode
regresi linear berganda hasil penelitian tersebut adalah bahwa struktur
aktiva dan return on aset tidak terbukti mempengaruhi struktur modal.
Sedangkan, tingkat pertumbuhan penjualan terbukti mempengaruhi
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
terdahulu. Persamaannya bahwa variabel bebas yang digunakan adalah
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan.
Sedangkan perbedaannya dalam jenis perusahaan yang digunakan,
dimana dalam penelitian ini studi perusahaan yang digunakan adalah
perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa Efek
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Modal
Masalah modal dalam sebuah perusahaan merupakan persoalan
yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung
begitu banyak dari berbagai aspek. Tersedianya modal yang memadai bagi
perusahaan akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa
kebutuhan modal bagi setiap perusahaan adalah sangatlah penting, karena
modal merupakan salah satu faktor produksi. Dan apabila suatu
perusahaan tidak didukung oleh tersedianya faktor produksi modal
tersebut, maka perusahaan tidak dapat berjalan dengan lancar dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Menurut (Riyanto 2010:17) mengemukakan bahwa pengertian
modal menurut pandangan klasik diartikan secara fisik, yaitu hasil
produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut, dan dalam
perkembangan selanjutnya ternyata pengertian modal bersifat non fisik,
dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau
kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam
barang-barang modal.
Menurut Munawir (1997 : 19) pengertian modal diartikan sebagai
hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam
13
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang-hutangnya.
Dari beberapa pengertian modal diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa modal adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya beli,
atau kekuasaan memakai atau menggunakan, berada di neraca sebelah
kredit dan diinvestasikan dalam barang-barang modal yang berada di
neraca sebelah debet serta digunakan untuk menghasilkan kekayaan
selanjutnya.
2.2.2. J enis-J enis Modal
1. Modal asing
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan
yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saat
jatuh tempo harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu:
a. Modal asing atau hutang jangka pendek (short –term debt) adalah
hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu
tahun. Adapun jenis-jenis daripada modal asing (hutang atau
kredit) jangka pendek yang terutama adalah kredit rekening
b. Modal asing atau hutang jangka menengah (intermediate-term
debt) adalah hutang yang jangka waktunya antara satu tahun
sampai sepuluh tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka
menengah yaitu term loan dan leasing.
c. Modal asing atau hutang jangka panjang (long-term debt) adalah
hutang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari
sepuluh tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari
hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi (bond payable)
dan pinjaman hipotik (mortgage).
2. Modal sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri
ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang
tidak tertentu waktunya. Modal sendiri selain berasal dari luar
perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu
modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal
sendiri di dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT)
terdiri atas:
1) Modal saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu PT, dimana modal saham terdiri dari:
15
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor. Dengan memiliki saham ini
berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala
resiko sebesar dana yang ditanamkan.
b. Saham Prefern
Saham prefern adalah bentuk komponen modal jangka
panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri
dengan hutang jangka panjang.
2) Cadangan
Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk
dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa kurun
waktu yang lampau dari tahun yang berjalan (reserve the are
surplus). Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah
cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan
cadangan untuk menampung hal-hal yang tidak terduga sebelumnya
(cadangan umum).
3) Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian
dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan.
Perusahaan yang belum mempunyai tujuan tertentu mengenai
penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut
merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning), (Riyanto
perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala resiko, baik resiko
usaha maupun resiko-resiko keuangan lainnya. Modal sendiri ini
tidak memerlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran
kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian
tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh
karena itu, tiap-tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum
modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam
perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk
memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahaan dari
resiko kebangkrutan.
Modal sendiri merupakan sumber dana yang paling tepat untuk
diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan
investasi-investasi yang menghadapi resiko kerugian yang relative
kecil, karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut
dengan alasan apapun merupakan tindakan yang membahayakan
bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan.
2.2.3. Sumber-Sumber Penawaran Modal
Menurut beberapa ahli, sumber-sumber penawaran modal dapat
17
Menurut (Riyanto 2010:209) berdasarkan asalnya, sumber penawaran
modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber intern (internal sources)
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana
yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber
intern atau sumber dana yang dibentuk dalam perusahaan adalah
keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan
(depreciation).
2. Sumber eksternal (external resources)
Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah modal atau dana
yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber
eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik,
peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan.
3. Suplier, Bank, dan Pasar Modal sebagai Sumber Exter Utama
a) Suplier
Suplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam
bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek
(kurang dari 1 tahun), maupun jangka menegah (lebih dari 1 tahun
dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang dengan
jangka waktu pembayaran kurang dari 1 tahun banyak terjadi pada
penjualan barang dagangan dan bahan mentah oleh suplier kepada
b) Bank-bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama
memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain dibidang
keuangan. Kredit yang diberikan oleh Bank dapat dalam bentuknya
kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
c) Pasar Modal
Pasar modal atau (capital market) adalah suatu pengertian
abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan
tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal
(investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka
menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain
bertemunya penawaran dana permintaan jangka menengah atau
jangka panjang.
Ditinjau dari cara terjadinya, sumber penawaran modal dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tabungan dari subyek-subyek ekonomi.
2. Penciptaan atau kreasi uang atau kredit dari bank-bank.
3. Intensifikasi penggunaan uang (Riyanto, 2010:222).
Jika dilihat dari posisi pemilik modal dalam perusahaan, maka
sumber penawaran modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
19
Sumber modal pemilik adalah sumber modal yang
penyerahannya dimaksudkan untuk tidak ditarik kembali. Oleh
karena itu, investasinya dinamakan investasi permanen.
2. Sumber modal kreditur
Sumber modal kreditur adalah sumber modal yang
penyerahannya untuk jangka waktu tertentu, jangka waktu yang
terbatas dan untuk periode tertentu saja. Penanamannya dinamakan
penanaman sementara, dikatakan sementara karena kreditur akan
menarik kembali investasinya bila jangka waktunya sudah tiba.
2.2.4. Pengertian struktur modal dan struktur keuangan
Dalam pembahasan mengenai struktur modal maka yang menjadi
pusat perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya,
karena persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi
antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Akan tetapi struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur
keuangan atau struktur finansial. Hal ini disebabkan karena struktur modal
merupakan bagian dari struktur keuangan.
Struktur modal dapat diukur berdasarkan pada pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut (Riyanto 2010:22) struktur
modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur finansili tercemin pada
keseluruhan pasiva dalam neraca.
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, lalu keputusan investasi dan
kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya
perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan utang (atau
sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak
merubah keputusan - keputusan keuangan lainnya, (Suad Husnan,
1996 : 325).
Dan menurut (Sartono, 2001:225) struktur modal adalah merupakan
perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen,
hutang jangka panjang, saham prefern, dan saham biasa. Sementara itu,
struktur keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal
sendiri. Dengan kata lain, struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan
dimana mencerminkan perimbangan hutang jangka menengah dengan
modal sendiri.
2.2.5. Pengukuran struktur Modal
Struktur modal dapat diukur berdasarkan pada pengertian yang
21
modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Dan menurut (Sartono, 2001:225) struktur modal ditunjukkan oleh
perimbangan antara jumlah hutang jangka panjang pendek yang bersifat
permanen, hutang jangka panjang, saham prefern dan saham biasa.
Sesuai dengan pengertian yang diuraikan diatas, maka pengukuran
struktur modal pada penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan
rasio utang terhadap ekuitas atau DER (Debt to Equity Ratio) yaitu antara
total hutang dengan total equity (Sawir, 2005:13).
2.2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap
perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek
yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat
menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen
keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal sebelum menetukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan struktur modal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan,
dimana beberapa penulis memberikan pendapat yang berbeda. Menurut
(Sartono, 2001:248) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan perlindungan
pajak, skala perusahaan, kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro.
Sedangkan menurut (Riyanto, 2010:297), faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari earning,
susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal ayng
dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen dan besarnya suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut (Saidi: 2004 dalam Kartika: 2009) struktur
modal dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu struktur aktiva, tingkat
pertumbuhan aktiva, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pajak,
struktur kepemilikan, sistem pembayaran dari konsumen dan kondisi
pasar.
Menurut (Weston dan Brigham 2006:174) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas, pajak pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi
pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal
perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
2.2.6.1.Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang
23
adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun
tertentu (Saidi: 2004 dalam Kartika: 2009).
Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah
memperoleh modal di pasar modal dibanding denagan perusahaan kecil.
Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memilki
fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono, 2001:249).
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas
dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang
kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengawasan dari
pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya,
perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan
kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kemungkinan hilangnya pengawasan pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan, Dengan demikian, maka pada perusahaan
yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang
kecil (Riyanto, 2010:299).
Dalam penelitian ini variabel ukuran perusahaan yang digunakan
adalah logaritma dari total aktiva perusahaan pada satu periode tahun
2.2.6.2. Profitabilitas
Profitabilitas dalam periode sebelumnya merupakan faktor penting
dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar,
perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum
menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang
menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dari
pertama, laba ditahan, kemudian hutang, dan terakhir penjualan saham
baru. Meskipun secara teoritis sumber modal biayanya paling murah
adalah hutang kemudian, saham prefern dan yang palin mahal adalah
saham biasa serta laba ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa direct cost
untuk pembiayaan eksternal lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan
eksternal. Selanjutnya penjualan saham baru justru merupakan signal
negatif karena pasar mengintrespestasikan perusahaan dalam keadaan
kesulitan likuiditas.
Menurut (Lukas, 2008:274), pada umumnya perusahaan yang
memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil
karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk
memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan
hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
25
Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas yang digunakan adalah
Net Profit Margin. Net Profit Margin merupakan laba bersih setelah pajak
dibanding dengan penjualan (Riyanto, 2010:336).
Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan,
maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki pleh perusahaan.
Sehingga profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur
modal.
Laba bersih sesudah pajak
Profitabilitas = x 100 Total Aktiva
2.2.6.3. Pertumbuhan Penjualan
Menurut (Meyulinda dan Yustarifa: 2010), perusahaan dengan
penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak
pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Menurut (Sartono, 2001:248) perusahaan yang pertumbuhannya
tinggi bisa memiliki lebih banyak pilihan untuk investasi di masa
mendatang daripada perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah.
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat menggunkanan
hutang lebih besar dari pada perusahaan dengan penjualan yang tidak
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun
ke tahun atau dari waktu ke waktu. Cara pengukurannya adalah dengan
membandingkan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan
pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.
Sales t Sales t-1
Growth of Sales = x 100% Sales t-1
2.2.6.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Ter hadap Struktur Modal
Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat
luas dan setiap perluasan model saham hanya akan mempunyai pengaruh
yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya
pengawasan dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya, perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di
lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengawasn pihak dominan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka pada
perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih
berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan
yang kecil (Riyanto, 2010:299).
Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memiliki
hutang yang tinggi dan mempunyai intentif untuk memiliki proyek yang
27
kewajiban hutang tetap menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya
perusahaan tidak sepenuhnya bisa membayar kembali hutangnya jika
hasil investasi buruk. Sehingga ukuran perusahaan mempunyai hubungan
yang positif terhadap struktur modal perusahaan.
2.2.6.5. Pengaruh Pr ofitabilitas Ter hadap Str uktur Modal
Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian
berarti dari jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang yang
dipertimbangkan adalah net profit margin. Profitabilitas dari sudut
managemen menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan
total aktiva seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan
menghubungkan laba bersih yang didenifisikan dengan berbagai cara
terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Mengenai hal ini, (Weston dan Brigham, 2006:175) menyatakan
pendapatnya bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi, umumnya menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit.
Hal ini disebabkan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
untuk melakukan permodalan dengan sisa laba ditahan saja. Profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Pada umunya perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang naik atas investasi menggunakan
hutang yang relatif kecil.
Menurut (Lukas 2008:274), pada umunya perusahaan yang
kecil karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka
untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan.
2.2.6.6. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Ter hadap struktur Modal
Pertumbuhan bagi suatu perusahaan merupakan suatu yang harus
ditingkatkan. Bila pertumbuhan perusahaan meningkat maka pangsa
pasar dan keuntungan perusahaan ikut meningkat pula. Menurut Weston
dan Brigham, 2006:174) perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi akan membutuhkan dana dari sumber eksternal
yang besar, sehingga cenderung lebih banyak menggunkan hutang.
Apabila, biaya emisi untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya untuk penerbitan surat hutang, ini mengakibatkan jika perusahaan
membutuhkan dana dari sumber eksternal maka akan dipenuhi dari
hutang terlebih dahulu baru kemudian penjualan saham baru. Karena itu,
perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan
hutang daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat. Sehingga
variabel ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
29
2.2.6.9. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pr ofitabilitas, dan Pertumbuhan
Penjualan Ter hadap Struktur Modal
Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memilki hutang
yang tinggi dan mempunyai intensif untuk memiliki proyek yang lebih
beresiko daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban
hutang tetap menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya perusahaan tidak
sepenuhnya bisa membayar kembali hutangnya jika hasil investasi buruk.
Menurut (Sartono, 2001:248), semakin besar ukuran suatu perusahaan
semakin cepat pula pertumbuhan perusahaan maka semakin besar
kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan
untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan
untuk menahan laba. Yang akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan
penjualan yang tinggi yang juga merupakan indikasi bahwa perusahaan
akan lebih banyak mempunyai retained earning sekaligus juga
membutuhkan dana lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya.
Besarnya laba ditahan yang besar mengakibatkan semakin banyaknya
investor yang berkeinginan untuk menanamkan modal pada suatu
perusahaan. Sehingga ini membutikan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap
2.3. KERANGKA PIKIR
Uji Statistik Regresi Linear Berganda UKURAN PERUSAHAAN
(X1)
PROFITABILITAS
(X2)
PERTUMBUHAN PENJUALAN
(X3)
STRUKTUR MODAL
31
2.4. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian landasan
teori serta kerangka pikir diatas, maka dapat diduga bahwa hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa Efek
Indonesia.
H2 : Bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa Efek
Indonesia.
H3 : Bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan otomotif dan komponennya yang go publik di Bursa
32 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan suatu variabel
atau konstrak dengan cara memberikan arti-arti menspesifikasi kegiatan
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur
Modal sebagai variabel terikat (Y), sedangkan Ukuran Perusahaan (X1),
Profitability (X2), Pertumbuhan Penjualan (X3), sebagai variabel bebas.
Definisi operasional masing-masing variabel tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X)
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset perusahaan maka akan
semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan
dalam penelitian ini diukur dengan nilai logaritma dari total aset.
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba.
Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio Return On
Invesment. Return On Investment (ROI) merupakan rasio laba rugi
setelah pajak terhadap total aktiva. Skala pengukurannya adalah skala
rasio dan dinyatakan dalam presentase.
Laba bersih sesudah pajak
Proftabilitas = x 100% Total Aktiva
c. Pertumbuhan Penjualan
Yaitu tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun. Semakin
tinggi tingkat pertumbuhannya suatu perusahaan akan lebih banyak
mengandalkan pada modal eksternal. Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung akan lebih banyak menggunakan
hutang (obligasi) dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai
tingkat pertumbuhan yang lambat. Besarnya presentase tingkat
pertumbuhan dapat diformulasikan sebagai berikut menurut (Sartono,
2001:248) dan cara pengukurannya adalah dengan membandingkan
penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan pada periode
sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.
Sales t Sales t-1
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal.
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal diukur dengan menggunakan Long Term Debt to
Equity Ratio yang merupakan rasio total hutang jangka panjang terhadap
total modal sendiri. Skala pengukurannya adalah skala rasio dan
dinyatakan dinyatakan dalam presentase. Long Term Debt to Equity
Ratio menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang jangka panjang Sawir
(2005:13).
Struktur Modal = Total Hutang Jangka Panjang x 100% Total Equitas
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi menurut Sumarsono (2004:45) disini adalah keseluruhan
perusahaan yang menjadi obyek penelitian sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Dimana populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Otomotif dan Komponennya yang
go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 19 perusahaan
mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dan telah menerbitkan
laporan keuangan yang meliputi Neraca dan laporan Laba Rugi secara
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi. Sedangkan
teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive Sampling. Purpose Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sumarsono, 2004:45).
Adapun kriteria pemilihan sampel perusahaan yang dipakai adalah :
1. Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Go publik dan masih
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011.
2. Yang telah menerbitkan Ringkasan Laporan Keuangan dari tahun
2008 sampai dengan tahun 2011.
3. Laporan Keuangannya tidak menggunakan mata uang dollar dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
4. Tidak mengalami kerugian yang signifikan dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011.
Dari sejumlah populasi perusahaan Otomotif dan Komponennya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan maka
berdasarkan kriteria diperoleh sebanyak 12 perusahaan yaitu antara lain:
1. PT. Astra Internasional
2. PT. Astra Otoparts
3. PT. Indo Kordsa
5. PT. Indospring
6. PT. Intraco Penta
7. PT. Multiprima Sejahtera
8. PT. Nipress
9. PT. Multistrada
10.PT. Selamat Sempurna
11.PT. Tunas Ridean
12.PT. United Tractor
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dan dikelola sedemikian rupa untuk keperluan
penelitian. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara
langsung dari objek penelitian tetapi dari pihak lain. Data sekunder yang
digunakan meliputi laporan keuangan (neraca dan laba rugi) periode tahun
kini dengan laporan tahun yang akan datang pada Perusahaan Otomotif
yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari
karena di Bursa Efek Indonesia terdapat data-data mengenai laporan
keuangan perusahaan-perusahaan yang telah go publik.
3.3.3. Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode
pengumpulan data yang akan digunakan yaitu metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang berkaitan dengan
obyek penelitian.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Outlier
Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data
yang lain. Data outlier bisa terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kesalahan dalam pemasukan data
2. Kesalahan dalam pengambilan sampel
3. Memang ada data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan
keberadaannya.
Deteksi adanya outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai
ambang batas yang dikategorikan sebagai outlier dengan cara
mengkonversikan nilai data penelitian kedalam standart score atau disebut
juga dengan Z-score yang mempunyai nilai rata-rata nol dan standart
deviasi satu. Rumus z-score :
σ
X x
dimana :
x = Nilai data
X = Nilai rata-rata
σ = Standar deviasi
Sebuah data dikategorikan sebagai data outlier, jika nilai Z yang
didapat lebih besar dari angka +2,50 atau lebih kecil dari angka -2,5. Jika
dilihat pada tabel z, nilai z = 2,5 sama dengan luas daerah di bawah kurva
normal sebesar 99,38%. Hal ini berarti 99,38% dari seluruh nilai data
adalah data yang normal atau jika data tersebut bervariasi dari rata-ratanya,
variasi tersebut masih dalam batas normal. (Santoso, 2002 : 26).
3.4.2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2009). Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya Kolmogorov Smirnov test (Sumarsono, 2004:40).
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
2. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
Regresi linier berganda tetap dilanjutkan, walaupun variabel
penelitian tidak berdistribusi normal, karena menurut Gujarati (1995 : 70)
bahwa dalam regresi OLS (Ordinary Least Square) asumsi normalitas
diberlakukan pada ui (residual). Dalam regresi OLS (Ordinary Least
Square) b0, b1 dan b2 adalah fungsi linier dari Y dan Y adalah fungsi linier
dari ui (residual). Distribusi sampling dari regresi OLS (Ordinary Least
Square) tergantung pada distribusi residual (ui), apabila residual (ui)
berdistribusi normal dengan sendirinya b0, b1 dan b2 juga berdistribusi
normal (Gujarati, 1995 : 66-67).
3.4.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam mencari pemecahan atas
permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah melakukan analisis
regresi linier berganda.
Teknik analisis ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah
penelitian secara individu atau parsial dan secara bersama-sama atau
simultan. Penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan alasan karena
penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
beberapa variabel bebas dengan variabel terkaitnya, karena secara teoritis
keduanya mempunyai hubungan fungsional atau memiliki pengaruh.
Model hubungan yang diduga atau diprakirakan akan terbentuk pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dimana:
Y : Struktur Modal
α : Konstanta
B1....3 : Koefesien Regresi
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Pertumbuhan Penjualan
εi : Variabel Pengganggu
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan uji t dan uji F tidak boleh bias.
Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi
diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan
regresi linier, yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinearitas
3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dari tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji t dan uji F menjadi bias.
Mengidentifikasi gejala asumsi klasik yang timbul dalam model regresi.
a. Autokorelasi
Dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data observasi yang
diurutkan berdasarkan urut waktu (date time series) atauu antara space
untuk data cross section. Keberadaan autokorelasi dapat di tes dengan
menghitung nilai Durbin Watson (d tes) dengan rumus sebagai berikut
(Gujarati, 1995 : 215) :
el = residual pada waktu ke t-1 (satu periode sebelumnya)
N = banyaknya data
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva
dibawah ini :
Gambar 3.1 : Statistic d Durbin Watson
Tabel 3.1 : Kriteria Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dL Ada autokorelasi positif dL ≤ d ≤ dU Tidak ada kesimpulan dU < d < 4-dU Tidak ada autolorelasi 4-dU≤ d ≤ 4-dL Tidak ada kesimpulan 4-dL < d < 4 Ada autokorelasi negatif
b. Multikolineritas
Persamaan regresi linier berganda diatas diasumsikan tidak
terjadi pengaruh antar variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh
linier antar variabel bebas, maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi
(terjadi bias).
VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” var ians. Apabila
VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolineritas pada
persamaan regresi linier (Santoso, 2002:203).
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya.
Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas
dilakukan dengan cara menggunakan Spearman’s Rank Correlaton
Test. Menurut (Santoso, 2002:208) deteksi adanya heteroskedastisitas
adalah:
1. Nilai probabilitas > 0.05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.
3.4.4. Uji Hipotesis
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis
data dengan teknik analisis regresi linier berganda ini adalah sebagai
berikut :
1. Uji t
Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh
masing-masing variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai
pengaruh signifikan atau tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat, sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang
kedua dapat diterima atau ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam uji t-hitung adalah :
a. Memformulasikan Hipotesis
Formulasi hipotesis yang akan dibuktikan adalah :
Ho : bi = 0 (i = 1,2,3), artinya tidak ada pengaruh yang nyata dari
variabel bebas Xi terhadap terhadap variabel terikat Y
Ho : bi ≠ 0 (i = 1,2,3), artinya terdapat pengaruh yang nyata dari
variabel bebas Xi terhadap variabel terikat Y
b. Menetapkan tingkat signifikasi atau tingkat kepercayaan (α) yaitu
sebesar 5%. dalam (Gujarati ,1995 :78).
Ho akan diterima jika angka signifikan lebih besar dari 5%.