Effect of Capital Structure and Rentabiliti to Value the Company
of The Telecommunication Industry Listed
Indonesian Stock Exchange
SKRIPSIDigunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Sidang Akhir Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh:
HANY PRAMITHA SARI 21210010
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
viii
MOTTO ... ..iii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ... ...v
KATA PENGANTAR. ... ...vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR. ... ..xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... ....1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... ....8
1.2.1. Identifikasi Masalah ... ....8
1.2.2. Rumusan Masalah ... ....8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian. ... ....9
1.3.1. Maksud Penelitian ... ....9
1.3.2. Tujuan Penelitian ... ....9
1.4. Kegunaan Penelitian... ..10
1.4.1. Kegunaan Praktis ... ..10
1.4.2. Kegunaan Akademis ... ..11
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ..11
ix
2.1. Kajian Pustaka ... ..13
2.1.1. Struktur Modal ... ..13
2.1.1.1. Pengertian Struktur Modal ... ..13
2.1.2. Rentabilitas ... ..16
2.1.2.1. Pengertian Rentabilitas... ..16
2.1.3. Nilai Perusahaan... ..20
2.1.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan ... ..20
2.2. Kerangka Pemikiran ... ..25
2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel ... ..31
2.2.1.1. Hubungan Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan ... ..31
2.2.1.2. Hubungan Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan..31
2.2.1.3. Hubungan Struktur Modal terhadap Rentabilitas....32
2.2.2. Penelitian Terdahulu ... ..32
2.3. Hipotesis ... ..38
BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... ..40
3.2. Metode Penelitian... ..41
3.2.1. Desain Penelitian ... ..43
3.2.2. Operasional Variabel ... ..46
3.2.3. Sumber Data ... ..50
x
3.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... ..54
3.2.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... ..55
3.2.6.1. Rancangan Analisis ... ..55
3.2.6.2. Pengujian Hipotesis ... ..64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... ..71
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan... ..71
4.2. Analisis Deskriptif ... ..78
4.2.1. Perkembangan Struktur Modal ... ..78
4.2.2. Perkembangan Rentabilitas ... ..82
4.2.3. Perkembangan Nilai Perusahaan ... ..86
4.3. Analisis Verifikatif ... ..90
4.3.1.Pengaruh Struktur Modal dan Rentabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... ..90
4.3.1.1. Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas ... ..91
4.3.1.2. Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan ... ..96
xi
5.1. Kesimpulan... ... 109
5.2. Saran... ... 111
113
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1995
Brigham, Eugene F,. And Louis C. Gapenski., Intermediate Financial Management. 5th Edition, The Dryden Press, New York, 1996
Hanafi, M. Mahmud dan Halim, Abdul. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Husnan, FuaddanEnnyPudjiastuti.(2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Yogyakarta :UPP STIM YKPN
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Narimawati, Umi.(2008). Metedologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Unikom Bandung.
(2010). Metodologi Penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis
Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Bandung : Alfabeta.
(2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
(2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan (teori, Konsep, dan Aplikasi). Yogyakarta.
Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
114 http://afidburhanuddin.wordpress.com/
vi
Saya panjatkan puji syukur alhamdulilah kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi tepat
pada waktunya.
Dalam Skripsi ini penulis mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal Dan Rentabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012”. Usulan Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Manajemen.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, diantaranya yaitu kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., SPEC., Lic selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. DR. Raeni Dwi Santy, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi Keuangan
Dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Windi Novianti, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
laporan ini yang penuh ikhlas telah membimbing serta mengarahkan
vii
6. Seluruh Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
7. Ayah, Bunda, Adik serta orang-orang tercinta yang telah memberikan
dorongan dan doa yan tak ternilai besarnya.
8. Sahabat terbaikku yang selalu memberikan semangat, kebersamaan dan
canda tawa hingga tersusunnya laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan ini penulis berharap, semoga amal baik yang telah mereka berikan
mendapat balasan dari Allah SWT.
WassalamualaikumWr.Wb.
Bandung, Agustus 2014
Penulis
Nama : Hany Pramitha Sari
Tempat,TanggalLahir : Purwakarta, 13 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke- : Pertama dari dua bersaudara
Alamat : Jl. Raya Veteran Gg. KNPI RT 02/02 No. 76
Kelurahan Ciseureuh Purwakarta
Telpon : 0857 599 06330
Pendidikan : 1. 1998-1999 : TK Islam “IQRA”
2. 1999-2004 : SD Negeri Ahmad Yani 13
3. 2004-2007 : SMP Negeri 4 Purwakarta
4. 2007-2010 : SMA Negeri 3 Purwakarta
5. 2010-2014 : Jenjang Studi Strata I (S1)
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
1 1.1. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini terdapat banyak persaingan
diantara dunia usaha yang berkembang dengan pesatnya. Perusahaan-perusahaan
di Indonesia yang tidak mampu bersaing kemudian tidak dapat bertahan akan
tersingkir dari dunia usaha yang dijalankan. Hal ini berkaitan dengan salah satu
tujuan perusahaan yaitu mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan itu
dalam jangka panjangdan memperoleh laba yang sebesar-besarnya dari setiap
bidang usahanya.
Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia yang telah disediakan oleh
perusahaan milik negara. Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi
yang terus meningkat menjadi salah satu faktor yang menimbulkan permintaan
yang cukup tinggi akan layanan telekomunikasi. Akibatnya timbul persaingan
yang cukup ketat antar perusahaan, sehingga menuntut setiap perusahaan tetap
tumbuh dan berkembang dalam membentuk peningkatan kapasitas produksi dan
atau dalam memperluas usahannya dengan cara menganekaragamkan jenis-jenis
produksinya.
Pelaku di Industri Telekomunikasi atau yang kemudian disebut Sektor
Telekomunikasi yang hingga kini masih bertahan dan terus mengembangkan
Tabel 1.1
Pelaku di Sektor Telekomunikasi Indonesia
Jenis Industri Seluler
Sektor Telekomunikasi Indonesia
PT. Indosat
PT. Excel Axiata Tbk PT. Bakrie Telecom Tbk.
PT. Telkomunikasi Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id dan laporan keuangan
Pada kondisi inilah akhirnya mendorong setiap perusahaan untuk dapat
mencari sumber pembiayaan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah yang
cukup besar untuk keperluan pengembangan produksi usahanya maupun
kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Karena itulah, mengapa pandangan para pemilik
perusahaan diarahkan kepada pasar modal. Hal ini disebabkan karena peranan
pasar modal sekarang ini dirasakan sangat penting berkaitan dengan fungsi pasar
modal yakni sebagai sarana mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan
sumber dana dengan pihak-pihak yang ingin menanamkan modalnya dalam pasar
modal.
Sumber Modal sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya sumber
modal yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul.
Adanya sumber modal yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak
produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak di
sumber modal merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan
aktivitas. Penetapan besarnya sumber modal yang dibutuhkan perusahaan
berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya
perusahaan itu sendiri.
Makin maju dan berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin maju
dan berkembangnya perekonomian perusahaan tersebut begitu pula sebaliknya,
karena nilai perusahaanyang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan,sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang
saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan
oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan (financing), dan manajemen asset. Dilihat sebagai sumber jangka
panjang bagi dunia usaha, dalam berkembangnya pasar modal dapat merupakan
tambahan alternatif bagi investasi.Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang
dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit
diprediksikan oleh para investor, maka jika investor lebih melihat dari kinerja
keuangan perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan. Investor dapat
menganalisis dari Rentabilitas yang diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi
total modalitu salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan, semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri
dan modal asing. Rentabilitas merupakan indikator atas kinerja dan kemampuan
badan usaha dalam memanfaakan seluruh kekayaan yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan. Tingkat rentabilitas yang tinggi mencerminkan bahwa
operasionalnya. Penilaian terhadap rentabilitas badan usaha dapat diukur melalui
Return on Assets (ROA), yakni tingkat pengembalian investasi dalam aktiva serta
Return on Equity (ROE) yang merupakan tingkat pengembalian modal sendiri.
Tinggi rendahnya ROA maupun ROE tentu tidak terlepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah kondisi keuangan badan
usaha yang tercermin dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan
merupakan cerminan tentang posisi dan keadaan badan usaha yang
sesungguhnya.Sehingga melalui analisis rasio dapat diperoleh prediksi yang tepat
akan pencapaian rentabilitas badan usaha.
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham
Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari
saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing),
dan manajemen asset. Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham,
dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat.
Adapun tabel yang menunjukan data rata-rata sumber modal sendiri,
rentabilitas (ROE), dan data yang menunjukan nilai perusahaan periode
2007-2012 dari lima perusahaan pada Sektor Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2
Data Sumber Modal, Rentabilitas, dan Nilai Perusahaan padaSektor Telekomunikasi Indonesia periode 2007-2012
Sumber : www.idx.co.id dan laporan keuangan
Berdasarkan teori bahwa debt equity ratio (DER) adalah tingkat
penggunaan hutang dimana semakin tinggi debt equity ratio (DER) di perusahaan
menunjukan perusahaan tersebut semakin banyak menggunakan
hutang,sedangkan menurut teori bahwa Return On Equity (ROE) adalah
mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri,
dan berdasarkan teori bahwa suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang
baik karena nilai saham yang tinggi dan kinerja perusahaannya juga baik, karena
tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pada perusahaan bisa dilihat ditabel diatas bahwa
terjadi fenomena setiap perusahaan dari perbandingan enam tahun kebelakan
dimulai dari perusahaan PT. Indosat menaiki peningkatan ditahun 2008 tetapi
tidak diikuti dengan naiknya nilai ROE dan BPV itu bertolak belakang dengan
teori yang ada, untuk perusahaan PT. Excel Axiata Tbk ditahun 2008 mengalami
peningkatan pada debt to equty ratio (DER) tetapi nilai ROE nya turun sehingga
nilainya minus untuk nilai perusahaannya tersendiri meningkat itu sangat bertolak
meningkat dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, untuk PT. SmartFren
ditahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan nilai debt equity ratio tetpi tidak
diikuti dengan nilai ROE karena keuntungan yang didapat perusahaan minus dan
itu berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tidahun 2010 mengalami
penurunan nilai debt equity ratio hingga nilai minus tetapi mengalami peningkatan
untuk nilai ROE dan itu malah terbanting terbalik untuk nilai perusahaan karena
nilai perusahaan mengalami penurunan sehingga nilainya minus itu sangat
bertolak belakang sekali dengan teori yang adan dan untuk PT. Telkomunikasi
Indonesia Tbk mengalami penurunan untuk nilai debt equty ratio dan mengalami
peningkatan nilai ROE dan sangan berpengaruh tehadap nilai PBV sehingga
perusahaan tersebut mengalami peningkatan untuk nilai perusahaan.
Berdasarkan fenomena dan teori diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN RENTABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI
TELEKOMUNIKASIYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang dicantumkan dalam latar belakang terjadi fluktuasi
struktur modal pada empat perusahaan di Sektor Telekomunikasi Indonesia dilihat
pada tahun 2007 struktur modal mengalami penurunan, kemudian pada tahun
2008 terjadi peningkatan. Pada tahun 2009 struktur modal pada Sektor
Telekomunikasi mengalami penurunan kembali dan mengalami peningkatan pada
tahun 2010 dan 2011. Akan tetapi penurunan struktur modal tersebut tidak
sebanding dengan peningkatan ratio pada rentabilitas yang cenderung naik turun.
Hal ini terjadi akibat kondisi kenyataan saat ini banyaknya persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain dimana perusahaan mementingkan penciptaan
produk yang memiliki nilai tambah untuk mengalahkan pesaing tetapi berakibat
lemahnya kualitas dari masing-masing produk.
1.2.2.Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya
sebagai berikut:
1. Bagaimana Struktur modal pada Industri Telekomunikasi Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Bagaimana Rentabilitas pada Industri Telekomunikasi Indonesia yang
3. Bagaimana Nilai Perusahaan pada Industri Telekomunikasi Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4. Seberapa besar pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitaspada Industri
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5. Seberapa besar pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
6. Seberapa besar pengaruh Rentabilitasterhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan
data-data dan mendapatkan informasi sebagai bahan dalam penelitian yang
berkenaan dengan Pengaruh Struktur Modal dan Rentabilitas terhadap Nilai
Perusahaanpada Industri Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Struktur modal pada Industri
Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
2. Untuk Mengetahui Rentabilitas pada Industri Telekomunikasi
Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Untuk Mengetahui Nilai Perusahaan pada Industri
Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
4. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap
Rentabilitas pada Industri Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
5. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri Telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
6. Untuk Mengetahui pengaruh Rentabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri Telekomunikasi Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.4.1. Kegunaan Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
informasi dan masukan yang berarti untuk menyempurnakan
1.4.2. Kegunaan akademis
Adapun kegunaan akademis penelitian ini adalah :
a. Bagi Pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi
yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
pembaca.
b. Bagi Pengembangan Ilmu
Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu
ekonomi dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai
sumber modal, rentabilitas, dan nilai perusahaan.\
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur dengan
mengambil data sekunder yang didapat dari Pusat Informasi Pasar Modal jl.
Veteran No 10.
1.5.2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membuat jadwal waktu penelitian
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan / Tahun
Mar Apr Mei Jun Jul Agt
2014
1 Prasurvey
2 Penyusunan UP
3 Pengambilan Data
4 Analisa Data
5 Penulisan Skripsi
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Struktur Modal
2.1.1.1. Pengertian Struktur Modal
Seperti kita ketahui bahwa setiap perusahaan selalu membutuhkan dana
untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, untuk investasi ataupun untuk
keperluan lainnya. Dana perusahaan tersebut jika ditinjau dari asalnya sumber dana
tersebut, bisa dipisahkan ke dalam dua jenis yakni sumber dana dari dalam atau
sumber dana dari luar.
Menurut Bambang Riyanto (2001) dalam penelitian Hasa Nurrohim (2008):
“ Struktur Modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya “
Menurut Sutrisno (2012:6) Sumber Dana dari dalam dibagi menjadi dua : Sumber dana intern, yang merupakan penggunaan laba, cadangan-cadangan,
dan laba yang tidak dibagi. Sedangkan, Sumber dana intensif, yang
Berdasarkan pengertian struktur modal menurut para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa struktur modal adalah pembelajaan permanen yang
mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan
modal sendiri yang dipakai. Dimana bisa disebut juga sumber dana yang di pakai
sumber dana intern dan sumber dana intensif untuk dijadikan modal.
Keputusan struktur modal tidak hanya ditentukan oleh faktor internal dan
eksternal yang menyangkut resiko dan kontrol saja tetapi faktor nilai, preferensi dan
keinginan manajer juga merupakan masukan penting dalam pembuatan keputusan
finansial (Dyah, 2005).
Debt Equity Ratio (DER) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri
semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya
hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi
dividen akan semakin rendah.
Cara mengukur struktur modal adalah sebagai berikut :
Kebijakan dividen merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen memiliki dua alternatif perlakuan
terhadap penghasilan bersih setelah pajak atau Earnings After Tax (EAT), yaitu
membaginya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, atau diinvestasikan
kembali ke dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Biasanya, sebagian EAT dibagi
dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Oleh karena itu,
manajemen harus membuat kebijakan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai
dividen tersebut. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang
diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya
mengurangi sumber dana internal yang digunakan untuk mengembangkan
perusahaan. Tetapi dengan membagikan dividen pun, perusahaan dapat mengurangi
biaya agensi dikarenakan mengurangi jumlah arus kas perusahaan yang seringkali
digunakan oleh manajer untuk digunakan secara boros (tidak efisien). Nilai
perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividennya.
Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila
dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai
perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian,
dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa struktur modal dipisahkan menjadi dua jenis yakni
modal yang berasal dari setoran pemilik (modal saham, agio saham) dan hasil operasi
perusahaan itu sendiri (laba dan cadangan-cadangan). Modal inilah yang digunakan
sebagai tanggungan terhadap keseluruhan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan
yang secara hukum akan menjadi jaminan bagi kreditor karena tujuan dari
manajemen struktur modal adalah menggabungkan sumber – sumber dana yang
digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Dengan kata lain, tujuan ini dapat
dilihat sebagai pencarian gabungan dana yang akan meminimumkan biaya modal dan
dapat memaksimalkan harga saham. Struktur modal yang demikian, dapat kita sebut
sebagai struktur modal yang optimal (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010).
2.1.2. Rentabilitas
2.1.2.1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas merupakan indikator atas kinerja dan kemampuan badan usaha
dalam memanfaakan seluruh kekayaan yang dimiliki untuk menghasilkan
keuntungan. Tingkat rentabilitas yang tinggi mencerminkan bahwa badan usaha
mampu bekerja secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasionalnya. Penilaian
terhadap rentabilitas badan usaha dapat diukur melalui Return on Assets (ROA),
yakni tingkat pengembalian investasi dalam aktiva serta Return on Equity (ROE)
yang merupakan tingkat pengembalian modal sendiri. Tinggi rendahnya ROA
maupun ROE tentu tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah
satu faktor tersebut adalah kondisi keuangan badan usaha yang tercermin dalam
keadaan badan usaha yang sesungguhnya.Sehingga melalui analisis rasio dapat
diperoleh prediksi yang tepat akan pencapaian rentabilitas badan usaha.
Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri
disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain
pihak atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu
perusahaandengan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.Laba
yangdiperhitungkan untuk menghasilkan Rentabilitas Ekonomi adalah LABA
setelahdikurangi bunga modal asing dan pajak.
Menurut Bambang Riyanto (2011:33) yaitu :
Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan
modalsendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan
laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase.
menurut Sofyan Syafri Harahap(2007) yaitu:
Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan di sebut juga Operating Ratio.
Rentabilitas modal sendiri atau yang biasa disebut Return On Equity
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
“ Return On Equity mengukur seberapa banyak keuntungan yangmenjadi hak pemilik
modal sendiri.”
Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri dan
modal asing. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dan umumnya
diformulasikan sebagai berikut:
Rentabilitas = (L/M) x 100%
Dimana L adalah merupakan jumlah laba yang di peroleh selama periode tertentu,
sedangkan M adalah modal aktiva yang digunakan untuk menghasil kan laba
tersebut.
Ratio ini sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, jika hutang
perusahaan semakin besar, maka ratio ini juga akan semakin besar. Oleh karena itu
ratio ini menggunakan laba setelah pajak (Earning After Taxatau EAT). Ratio ini juga
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa
diperoleh pemegang saham.
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan
satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari
sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva ”tangible”, ataukah yang
akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.
Dengan adanya bermacam-macam cara dalam penilaian rentabilitas suatu
perusahaan, maka tidak mengherankan jika ada beberapa perusahaan yang
berbeda-beda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas mana
yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Secara umum, terdapat dua jenis penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas
ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas Ekonomis pengertiannya seperti
rentabilitas secara umum yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua modal, sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal sendiri. Perbedaannya adalah
pada rentabilitas ekonomis, karena yang bekerja adalah semua modal (modal sendiri
dan modal asing) maka laba yang dibagi adalah laba operasi atau EBIT (earning
before interest & tax), sedangkan rentabilitas modal sendiri karena yang bekerja
hanya modal sendiri, maka laba yang dibagi adalah laba untuk pemegang saham
yakni laba setelah pajak atau EAT (earning after tax). Dengan demikian formulasinya
adalah sebagai berikut :
Rentabilitas Ekonomis
RE =
Rentabilitas Modal Sendiri
Sumber: Sutrisno(2012 : 17)
2.1.3. Nilai Perusahaan
2.1.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan
Ada beberapa pengertian nilai perusahaan.Suatu perusahaan
dikatakanmempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai
perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa
dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan
adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau
para pemegang saham. Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar
perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan.
Menurut Husnan (2000) definisi nilai perusahaan:
“Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedian di bayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut di jual”
Menurut Martin, et al (2000) menyatakan nilai perusahaan:
“Nilai perusahaan merupakan nilai atau harga pasar yang berlaku atas saham
umum perusahaan”.
RMS =
Berdasarkan kedua definisi di atas menunjukan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga
pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti harga yang
bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah merupakan persepsi
investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar
dividennya. Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham.
Apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga
nilai perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian,
dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).
Indikator price to book value ratio (PBV) digunakan untuk menunjukkan
seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Dengan mengetahui rasio PBV,
investor bisa mengidentifikasi saham mana yang harganya wajar, undervalued, dan
overvalued.
Menurut (Brigham, 1999: 92)yaitu :
Price to book value ratio yaitu mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan
kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan
Adapun rumus untuk menghituk price to book value ratio (PBV) sebagai
berikut:
Harga Per Lembar Saham
price to book value ratio=
Nilai Buku Per Lembar Saham
Sumber : (Brigham, 1999: 92)
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan
sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa depan.
Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan akan
tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk
antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan,
karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset perusahaan
sesungguhnya.Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan
meningkat.
Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah:
1. PER (Price Earning Ratio)PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang
diperoleh para pemegang saham.(Sutrisno, 2000 dalam Mohammad
Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008).
Rumusan yang digunakan adalah :
Faktor-faktoryang mempengaruhi PER adalah:
Tingkat pertumbuhan laba
Dividend Payout Ratio
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
Menurut Basuku Yusuf, 2005 dalam Malla Bahagia, 2008, hubungan faktor-faktor
tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan
kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat
positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang
PER =
akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan
yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi
menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan
mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga saham-saham
dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan
laba yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena
saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya
meningkat lebih besar.
2. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER
nya. DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana DPR
menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan
besarnya dividen ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham
terutama pada pasar modal didominasi yang mempunyai strategi
mangejar dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen
semakin tinggi PER.
3. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah PER, r
merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi
saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan.
kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini
menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat
menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan
begitu r memiliki hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan
di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar
pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
2. PBV(Price Book Value)Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar
keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92).
2.2. Kerangka Pemikiran
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan
pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai
investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui
keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya.
Jadi, berdasarkan beberapa referensi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal
dan dana eksternal, dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan
dikurangi utang jangka pendek. Utang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam
struktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai
dengan perubahan tingkat penjualan) sementara itu utang jangka panjang bersifat
tetap selama jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) sehingga
keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan
utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan ekuitas.
Karena alasan itu pulalah biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka
panjang (Handono Mardiyanto, 2009).
Kebutuhan dana yang berasal dari dalam atau sering disebut modal sendiri adalah
modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal
dari pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap
keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor. Sedangkan dana
yang berasal dari luar adalah modal yang berasal dari kreditur (panyandang dana),
modal inilah yang merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan (Bambang
Riyanto, 1980).
Tujuan dari manajemen struktur modal adalah menggabungkan sumber – sumber
dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Dengan kata lain, tujuan
ini dapat dilihat sebagai pencarian gabungan dana yang akan meminimumkan biaya
modal dan dapat memaksimalkan harga saham. Struktur modal yang demikian, dapat
Konsep penting manajemen modal adalah masalah sumber dana dan
penggunaan dana. Dana dapat dipenuhi dari sumber intern ataupun sumber
eksternperusahaan. Dana tersebut dialokasikan untuk membelanjai aktiva perusahaan.
Pada hakekatnya, pemenuhan dan pengalokasian dana menyangkut masalah
keseimbangan finansial dalam perusahaan, yaitu mengadakan keseimbangan finansial
antara aktiva dengan pasiva tersebut dengan sebaik – baiknya. Keseimbangan
finansial dapat dicapai, apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya
tidak menghadapi gangguan – gangguan finansial yang disebabkan tidak adanya
keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan.
Rentabilitas Modal Sendiriadalah perbandingan antara jumlah laba yang
tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain Rentabilitas modal
sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan.Laba yang diperhitungkan untuk menghasilkan rentabilitas
ekonomi adalah LABA setelah dikurangi bunga modal asing dan pajak.
Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri dan
modal asing. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dan umumnya
diformulasikan sebagai berikut:
Dimana L adalah merupakan jumlah laba yang di peroleh selama periode tertentu,
sedangkan Madalah modal aktiva yang digunakan untuk menghasil kan laba
tersebut.
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan
satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari
operasi atau usaha, atau laba neto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba neto
sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva ”tangible”, ataukah yang
akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.
Dengan adanya bermacam-macam cara dalam penilaian rentabilitas suatu
perusahaan, maka tidak mengherankan jika ada beberapa perusahaan yang
berbeda-beda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas mana
yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan yang bersangkutan.Secara umum, terdapat dua jenis penilaian rentabilitas
yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai
sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan dapat
didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar
dividennya. Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham.
Apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga
nilai perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian,
dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005).
Harga pasar yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham
(Husnan, 2000). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan
membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
prospek perusahaan di masa depan.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar
berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham
perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga
Suranta dan Mediastuty (2003,h.54)
Sukartini (2005)
Simamora (2000:523)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Pengaruh Struktur Modan dan Rentabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Telekomunikasi Indonesia
Rentabilitas (ROE) X2
- Laba Setelah Pajak - Jumlah Aktiva
(Bambang Riyanto 2011:44)
Nilai Perusahaan (PBV) Y
- Harga Per Lembar Saham
- Nilai Buku Per Lembar Saham
(Brigham, 1999: 92) Struktur Modal (DER)
X1
- Hutang Jangka Pendek - Modal Sendiri
2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1. Hubungan Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan
Struktur modal yang bersumber dari sumber dana sendiri atau sumber dana
asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas
perusahaan itu sendiri. Dalam penelitian Suranta dan Mediastuty (2003,h.54)
menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Apabila struktur modal meningkat maka akan mempengaruhi
peningkatan nilai perusahaan. Hal ini berbeda denganpenelitian yang dilakukan oleh
Sriwardany (2006,h.42) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.2.1.2. Hubungan Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Pengertian rentabilitas menurut
Sofyan Syafri Harahap (2007)Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga nilai perusahaan meningkat
2.2.1.3. Hubungan Struktur Modal terhadap Rentabilitas
Dalam penelitian Sukartini (2005) menyatakan bahwa struktur modal
perusahaan cukup ditinjau dari tingkat kompensasi aktiva lancar yang telah dijaga
oleh perusahaan dan proporsi current liabilities dan modal tetap yang digunakan
untuk membiayai current asset. hanya struktur modal pinjaman perlu diperkecil dalam
membiayai aktiva perusahaan karena modal pinjam semakin besar dan akan
mempengaruhi struktur modal terhadap rentabilitas perusahaan.
2.2.2. Penelitian Terdahulu
1. Yulia Efni dan Sri Restuti (2009)
Menurut penelitian Yulia Efni dan Sri Restuti dengan dalam jurnal
Ekonomi, Manajemen Volume 17, Nomor 2 Agustus 2009 mengatakan bahwa
pengaruh likuiditas dan rentabilitas secara varsial terhadap Dividen per Share
perusahaan, dari hasil penelitian ini faktor rentabilitas yang paling dominan
mempengaruhi Dividend per Share perusahaan manufaktur.
2. Sukarti (2005)
Menurut penelitian Sukarti dengan dalam jurnal Akuntansi, Volume 1,
Nomor 1 Juni 2005 mengatakan bahwa struktur modal perusahaan cukup
ditinjau dari tingkat kompensasi aktiva lancar yang telah dijaga oleh
perusahaan dan proporsi current liabilities dan modal tetap yang digunakan
diperkecil dalam membiayai aktiva perusahaan karena modal pinjam semakin
besar dan akan mempengaruhi struktur modal terhadap rentabilitas
perusahaan.
3. Gisela PrisiliaRompas
Menurut penelitian Gisela Prisilia Rompas dengan dalam jurnal
Ekonomi dan bisnis, EMBA, Volume 1, Nomor 3 September 2013
mengatakan bahwa rasio rentabilitas diukur dengan kesuksesan perusahaan
dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian
rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut.
4. Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya
Menurut penelitian Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya dengan dalam
jurnal Akuntansi, Volume 4, Nomor 2 Februari 2013 mengatakan bahwa
Struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, setiap jika posisi struktur
modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan
menurunkan nilai perusahaan. Maka struktur modal berpengaruh pada nilai
perusahaan.
5. Gita Cahya Puspita dan Rohmawati Kusumaningtias
Menurut Penelitian Gita Cahya Puspita dan Rohmawati
2010 mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian, struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti semakin tinggi
struktur aktiva maka semakin tinggi pula struktur modal, aktiva lancar yang
besar akan menimbulkan hutang yang besar pula bagi perusahaan karena pada
perbankan 80% pendanaan dari aktiva lancar.
6. Yuliana, Dinnul Alfian Akbar, dan Rini Aprillia
Menurut Penelitian Yuliana, Dinnul Alfian Akbar, dan Rini Aprillia
dengan dalam jurnal Akuntansi, Volume 11, Nomor 3 Oktober 2012
mengatakan bahwa struktur modal dan return on equity (ROE) secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Dewi Kusuma Wardani dan Sri Hermuningsih
Menurut Penelitian Dewi Kusuma Wardani dan Sri Hermuningsih
dengan dalam jurnal Siasat Bisnis, Volume 15, Nomor 1 Januari 2011
mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan. Hasil positif menunjukan bahwa semakin tinggi kinerja
keuangan maka semakin tinggi pula nilai perusahaanyang ditunjukan dengan
harga saham dan sebaliknya, semakin rendah kinerja keuangan maka semakin
rendah pula juga nilai perusahaan.
8. Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy Gavoury
Menurut Penelitian Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy
Gavoury dengan dalam jurnal Maging Global Transitions, Volume 9, Nomor
Capital Employed (ROCE) are considered as profitability control variables for
the study. The Total Debt to Total Assets (TD-TA) and Debt-Equity Ratio
(DER) have been used as proxy for cs. For empirical evaluation of the effect
of cs on Profitability, the statistical techniques, viz,. Pearson’s co efficient of
correlation and regression analysis in addition to descriptive statistics such as
mean, standard deviation have been used.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 Yulia Efni dan
2 Sukartini Pengaruh Struktur
sebaliknya,
TheImpact of Capital
Structure on
Profitability with Special Reference to IT Industry in India
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono, 2012:159). Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan
data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis penelitian
yang berkaitan dengan pengaruh Struktur Modal dan Rentabilitas terhadap Nilai
Indonesia. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :
Terdapat pengaruh antara Struktur Modal terhadapNilai Perusahaan.
Terdapat pengaruh antara Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
40 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38) menyatakan bahwa :
“Objek Penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek
penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal. Dalam Penelitian ini
penulis mengambil judul penelitian yaitu, “Pengaruh Struktur Modal dan
Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Telekomunikasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” serta penulis akan mengumpulkan data-data
mengenaistruktur modal, rentabilitas, dan nilai perusahaan.
Sesuai dengan judul penelitian, maka objek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Modal yang diambil dengan Modal Sendiri sebagai variabel bebas
(variabel independen)
2. Rentabilitas sebagai variabel bebas (variabel independen)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis
data. Pengertian dari Metode Penelitian adalah sebagai berikut :
Metode penelitan menurut Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut : Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan suatu cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat
data baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk
dianalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang terjadi sehingga
didapat kebenaran atas data yang diperoleh untuk keperluan menyusun karya
ilmiah.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya
penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekan analisisnya pada data
numerik (angka).
Pengertian dari Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono(2010:14) metode deskriptif yaitu :
“Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
Sedangkan metode verifikatif menurut Narimawati (2008:21)adalah sebagai berikut:
”Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis
statistik.”
Adapun tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan Struktur Modal pada perusahaan di Industri
Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Mengetahui perkembangan Rentabilitas pada perusahaan di Industri
Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Mengetahui perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan di Industri
Telekomunikasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Metode verifikatif pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya pengaruh Struktur Modal dan Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan
pada Industri Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia baik secara
parsial serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau
ditolak.
Dari penjelasan metode-metode yang telah dijelaskan diatas, kesimpulan
metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
3.2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai pedoman dalammelakukan proses penelitian. Dalam melakukan penelitian
perlu desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh
lengkap dan akurat.
Sedangkan menurut NazirdalamNarimawati(2010:30) desain penelitian adalah :
”Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Dalam pengertian yang lebih sempit, desaian penelitian hanya mengenai
penggumpulan dan analisis data saja.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah : 1. Sumber masalah;
2. Rumusan masalah;
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan;
4. Pengajuan hipotesis;
5. Metode penelitian;
6. Menyusun instrumen penelitian;
7. Kesimpulan;
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi.
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
Pengaruh Struktur Modal (variabel X1) dan Rentabilitas (variabel X2),
yang menjadi variabel bebas. Dan Nilai Perusahaan (variabel Y), yang
menjadi variabel terikat.
3. Mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah untuk menjawab
rumusan masalah yang sifatnya sementara.
4. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi
yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesiadan didukung bukti penelitian
yang relevan tetapi belum ada pembuktian secara empiris maka jawaban
itu masih hipotesis.
5. Memilih metode penelitian yang sesuai untuk menguji hipotesis
sementara. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif.
6. Membuat desain penelitian dan melakukan analisis statistic pada data-data
yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis.
7. Menyimpulkan penelitian dengan menjawab rumusan masalah, sehingga
akan diperoleh penyelesaian dan jawaban atas identifikasi masalah dan
penelitian.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
pelaksanaan penelitian dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Adapun tabel desain
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Table 3.1 Desain Penelitian
No
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Metode yang digunakan
Jenis Data
1.
Struktur Modal pada Industri Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Perkembangan Rentabilitas pada Bebas Industri Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Deskriptif
3.
Fluktuasi Nilai Perusahaan pada Industri Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Deskriptif
4.
Menganalisis besarnya pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas pada Industri Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Verifikatif
5.
Menganalisis besarnya pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri
Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Verifikatif
6
Menganalisis besarnya pengaruh Rentabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri
Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
Verifikatif
Adapun gambar desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat
batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Adapun yang akan dianalisis adalah
hubungan antara variabel bebas (variabel independen) dengan variabel terikat
(variabel dependen).
Operasional variabel menurut Nur Indriantoro(2002:69) adalah sebagai berikut :
Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct. Sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara Rentabilitas (X2)
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
ukuran, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian.Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independen (X1).
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel independen adalah sebagai berikut :
Variabel independen merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, predictor, antecedent.Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent (terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel X)
padaadalah:
a. Struktur Modal
Sumber dana intern, yang merupakan penggunaan laba,
cadangan-cadangan, dan laba yang tidak dibagi. Sedangkan, Sumber dana intensif, yang
merupakan penggunaan dana dari penyusutan-penyusutan aktiva tetap. Cara
mengukur struktur modal adalah sebagai berikut :
DER =
b. Rentabilitas(X2)
Rentabilitas modal sendiri atau yang biasa disebut Return On Equity
pemegang saham perusahaan. Cara mengukur rentabilitas adalah sebagai
berikut :
Laba Setelah Pajak
Return OnEquity = x 100%
Modal Sendiri
2. Variabel dependen (Y).
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel dependen adalah sebagai berikut :
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dapat disimpulakan bahwa variabel dependen atau variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.Dalam hal ini, variabel Y adalah Nilai Perusahaan.Indikatornya adalah
price to book value ratio di seluruh perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio.Skala ratio
adalah angka nol yang mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala
ini diperlukan sebagai dasar dalam penghitungandan pengukuran terhadap
objek yang diteliti.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Skala Sumber
Struktur
Price to Book Value Ratio
PBV =
% Ratio Laporan
Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan metode pengumpulan data,
berikut ini adalah penjelasannya.
3.2.3. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
dalam bentuk angka-angka yang menunjukan nilai dari besaran atau variabel yang
mewakilinya.
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis,
yaitu sebagai berikut :
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti
baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data
untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Data primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Data primer
diperoleh dengan mengadakan penelitian dan kuesioner
2. Data sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari
pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media
lain yang bersumber pada literature dan buku-buku perpustakaan atau
Berdasarkan penjelasan diatas maka data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diambil langsung dari objek
penelitian dan sudah teruji kebenarannya.
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau
literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian .
Menurut Sugiyono(2010:137) mengungkapkan bahwa :
“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa data sekunder
merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai pembanding
dalam suatu proses penanganan permasalahan, untuk mengetahui kondisi-kondisi
yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan dari data sekunder ini tidak jarang
dapat dimunculkan beberapa inovasi baru sebagai solusi dalam penanganan
permasalahan yang diteliti. Artinya data-data tersebut berupa data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang
digunakan diperoleh dari laporan keuangan pertahun selama periode akhir tahun
2007 sampai tahun 2012 pada perusahaan di Indutri Telekomunikasi yang