Analisis Cerpen Aku Ingin Mati
A. Pendahuluan
Cerita pendek (cerpen) sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti, kenikmatan, mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia, dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, sosial, politik, pendidikan, dan sebagainya. Jadi tidaklah mengherankan jika seseorang pembaca cerpen, maka sepertinya orang yang membacanya itu sedang melihat miniatur kehidupan manusia dan merasa sangat dekat dengan permasalahan yang ada didalamnya. Akibatnya, si pembacanya itu ikut larut dalam alur dan permasalahan cerita. Bahkan sering pula perasaan dan pikirannya dipermainkan oleh permasalahan cerita yang dibacanya itu. Ketika itulah si pembacanya itu akan tertawa, sedih, bahagia, kecewa, marah, dan mungkin saja akan memuja sang tokoh atau membencinya. Jika kenyataannya seperti itu, maka jelaslah bahwa sastra (cerpen) telah berperan sebagai karikatur dari kenyataan, dan sebagai pengalaman kehidupan, seperti yang diungkapkan Saini K.M. (1989:49). B. Sinopsis Cerpen Aku Ingin Mati Karya Adlan Abdi Ananda
Di suatu desa yang cukup makmur, hiduplah seorang gadis bernama Resti. Resti tinggal bersama kedua orangtuanya yang sudah cukup tua. Keluarga Resti mempunyai sebuah usaha toko roti kecil.
Suatu hari, saat Resti berada di pasar, dia mendengar dua orang membicarakan tentang sebuah gua di dalam hutan Angkel dimana di dalam gua itu terdapat sebuah danau kecil dimana jika airnya diminum bisa membuat seseorang menjadi hidup abadi, awet muda, dan kuat. Resti tertarik mendengarnya, dia ingin mendapatkan keabadian. Dia akan mencari keberadaan danau di dalam hutan Angkel itu.
Keesokan harinya, Resti pergi ke dalam hutan Angkel untuk mencari keberadaan gua tersebut. Setelah beberapa lama, Resti menemukan gua yang dimaksud. Dia masuk ke dalam gua tersebut dan menemukan danau yang dicarinya. Resti kemudian meminum air danau itu. Efek dari air danau itu membuatnya pingsan. Saat Resti tersadar, dia mencoba untuk menusuk dirinya dengan parang milik ayahnya yang dibawanya. Resti tidak mati, lukanya pun sembuh kembali. Dia telah abadi.
Efek air danau yang diminumnya itu membuat Resti awet muda serta kuat. Selama bertahun-tahun, penampilannya tidak berubah sedikit pun. Resti juga menjadi terkenal di desanya sebagai seorang wanita kuat dan dia banyak melakukan berbagai pekerjaan untuk lebih banyak mendapatkan nafkah untuk keluarganya.
Lama-lama, warga desa mulai menjauhi Resti beserta orang tuanya, mereka menganggap Resti adalah seorang yang aneh, seorang siluman. Toko roti keluarga Resti pun bangkrut karena warga desa tidak mau membeli roti di toko roti tersebut. Warga desa Resti tidak mau mempekerjakan Resti lagi sampai-sampai dia mesti mencari pekerjaan di luar daerah desanya.
Bertahun-tahun setelah orang tua Resti telah tiada, di suatu malam Jumat, Resti memutuskan untuk pergi dari desa tempat dimana dia lahir dan besar ini.
Resti pun mengembara di dunia ini, bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Puluhan, bahkan ratusan tahun telah berlalu. Selama Resti mengembara, pengalaman, pengetahuan dan kemampuan Resti terus bertambah.
Kini, Resti hidup di sebuah kota besar. Di kota besar itu Resti bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan. Resti merenung apakah dirinya akan terus hidup, hidup sampai dunia ini kiamat. Resti menyesal atas apa yang telah terjadi dengan dirinya ini.
C. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur dalam yang membentuk penciptaan karya sastra. Unsur ini berupa tema, amanat, latar, alur, penokohan, titik pengisahan, dan gaya. Ketujuh unsur yang terdapat dalam cerpen Aku Ingin Mati adalah sebagai berikut :
Tema
Pengarang yang sedang menulis cerita pasti akan menuangkan gagasanya. Tanpa gagasan pasti dia tidak bisa menuslis cerita. Gagasan yang akan mendasari cerita yang dibuatnya itulah yang disebut tema dan gagasan seperti ini selalu berupa pokok bahasan.
Tema cerpen Aku Ingin Mati ini adalah seorang gadis yang mengharapkan keabadian, kemudian mendapatkannya, namun pada akhirnya hal itu tidak membuatnya bahagia.
Amanat
Amanat merupakan keinginan pengarang untuk memberikan pesan atau nasihat kepada pembacanya.
Latar
Dalam suatu cerita latar dibentuk melalui segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat
Latar tempat ceritanya ini sebagian besar berada di desa, kemudian di sebuah hutan, di dalam gua, dan terakhir di sebuah kota besar.
Latar waktu
Latar waktu ceritanya kira-kira sekitar ratusan tahun yang lalu dan masih berlanjut sampai sekarang.
Latar sosial
Latar sosial ceritanya adalah suatu kehidupan masyarakat tradisional pedesaan. Alur
Alu adalah suatu rangkaian perjalanan cerita ini berjalan.
Alur ceritanya adalah mundur karena Resti, tokoh sentral dari cerita ini, mengisahkan tentang dirinya mulai dari ratusan tahun lalu, kemudian berlanjut hingga kini.
Penokohan
Penokohan yakni bagaimana pengarang menampilkan perilaku tokoh-tokohnya berikut wataknya.
Tokoh-tokoh didalam cerpen ini adalah Resti, ayah dan ibunya, dua orang yang membicarakan tentang danau berisi air untuk hidup abadi, dan warga desa. a. Resti
Tokoh sentral di cerita ini. Resti memiliki sikap pekerja keras, dia ingin untuk membantu perekonomian keluarganya. Namun dia juga ambisius, berkeinginan untuk mendapatkan keabadian sampai-sampai di masuk ke dalam hutan sendirian untuk mencari danau berisi air untuk hidup abadi. b. Ayah dan ibunya
Tipikal orang tua yang sayang dan perhatian kepada anaknya. Mereka khawatir disaat Resti menghilang selama dua hari.
c. Warga desa
Titik pengisahan
Titik pengisahan atau sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut. Maksudnya, apakah pengarang ikut terlibat langsung dalam cerita tersebut atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita. Titik pengisahan dalam cerita ini adalah orang pertama karena di cerita ini Resti, tokoh sentral dari cerita ini menceritakan kisahnya, terlihat dari penggunaan kata ganti “aku” di dalam cerpen ini.
Gaya
Gaya merupakan sarana bercerita. Dengan demikian gaya biasa disebut sebagai cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seorang pengarang atau sebagai cara pemakaian bahasa spesifik oleh seorang pengarang. Jadi gaya merupakan kemahiran seorang pengarang dalam memilih dan menggunakan kata, kelompok kata, atau kalimat dan ungkapan.
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen Aku Ingin Mati ini merupakan gaya bahasa yang standar, mudah dipahami, tidak menggunakan istilah-istilah yang terkesan tinggi. Pengarangnya lebih banyak menggunakan narasi cerita, dialog terkesan minim di cerpen ini.
D. Kesimpulan