Nama Fakultas Jurusan NIM Tempat Jenis ke Alamat
No. Telp
Email Website Agama Ayah Ibu Alamat
s
, Tanggal La elamin
p
Gugum Gum Desain Desain Kom 51908053 Bandung, 26 Laki-laki Kp. Cipicun Kel. Ciumbu Kota Bandu 0812 2182 1 0813 2185 0 milar@mila www.milari Islam Asep Kurnia Yuhanah Kp. Cipicun Kel. Ciumbu Kota Bandu
yat Hidup P
milar
munikasi Vis
6 Maret 198
ng Girang RT uleuit, Kec. ung 40142
1111 0000 arian.com
ian.com
awan
ng Girang RT uleuit, Kec. ung 40142
Penulis
sual
9
T.06/RW.10 Cidadap
T.06/RW.10 Cidadap
0 No. 578 Pu
0 No. 578 Pu unclut
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Gugum Gumilar
NIM : 51908053
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Juli 2012
Gugum Gumilar
Laporan
PERANC
ASIA-AF
DK 38315
Semester
Oleh :
Gugum G
51908053
Program
FAKUL
UNIVER
BANDU
2012
Pengantar
CANGAN U
FRIKA
5 Tugas Ak
II/2011-20
Gumilar
Studi Desa
LTAS DES
RSITAS K
UNG
Tugas Akh
ULANG SIG
khir
012
ain Komun
SAIN
KOMPUT
hir
IGNAGE SY
nikasi Visua
TER IND
YSTEM M
al
DONESIA
MUSEUM K
A
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberi kelancaran pada penulis dalam mengerjakan Tugas akhir. Laporan Pengantar Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Desain pada Fakultas Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Laporan Pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Ulang Signage System Museum Konperensi Asia-Afrika” merupakan judul yang dipilih karena tugas akhir ini memuat pembahasan tentang hasil penelitian mengenai kebutuhan akan signage system di Museum Konperensi Asia-Afrika.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun sistematika penulisan dan pembahasannya. Keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman, serta kesempatan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaannya sangat diharapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Bandung, Juli 2012
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
KOSAKATA ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 5
I.3. Fokus Permasalahan ... 6
I.4. Tujuan Perancangan ... 6
BAB II MEDIA INFORMASI SIGNAGE SYSTEM MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA ... 7
II.1. Media Informasi ... 7
II.1.1. Definisi Media Informasi ... 7
II.1.2. Jenis-Jenis Media Informasi... 8
II.2. Signage System ... 9
II.2.1. Pengertian Signage System ... 9
II.2.2. Jenis-Jenis Signage System ... 10
II.2.3. Kriteria Signage System ... 11
II.2.4. Pertimbangan dalam Pembuatan Sign ... 11
II.2.5. Jarak Pandang dan Ukuran Huruf ... 13
II.3. Museum Konperensi Asia-Afrika ... 14
II.3.1. Sejarah Museum Konperensi Asia-Afrika ... 14
II.3.2. Profil Museum Konperensi Asia-Afrika ... 16
v
II.3.4. Fasilitas ... 18
II.3.5. Aktivitas ... 19
II.3.6. Jumlah Pengunjung ... 20
II.4. Art Deco ... 21
II.4.1. Sejarah Art Deco ... 21
II.4.2. Art Deco di Indonesia ... 22
II.4.3. Gaya Art Deco ... 22
II.5. Analisis ... 25
II.5.1. Analisis 5W + 1H ... 25
II.5.2. Kesimpulan Analisis 5W + 1H ... 26
II.6. Segmentasi Target Sasaran ... 26
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 27
III.1. Strategi Perancangan ... 27
III.2. Strategi Komunikasi ... 28
III.2.1. Tujuan Komunikasi ... 29
III.2.2. Pesan Utama ... 29
III.2.3. Materi Pesan ... 29
III.3. Strategi Kreatif ... 29
III.3.1. Pendekatan Kreatif ... 30
III.4. Strategi Media ... 30
III.4.1. Pemilihan Media ... 31
III.4.2. Media Utama ... 31
III.4.3. Media Pendukung ... 38
III.5. Konsep Visual ... 39
III.5.1. Format Desain ... 41
III.5.2. Tata Letak ... 41
III.5.3. Ilustrasi ... 43
III.5.4. Tipografi ... 45
III.5.5. Warna ... 49
BAB IV TEKNIS MEDIA PRODUKSI ... 54
IV.1. Teknis Media ... 54
vi
IV.1.2. Aplikasi Pada Lokasi ... 63
IV.1.3. Simbol ... 66
IV.1.4. Infotainment Map ... 76
IV.2. Kesimpulan ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
79
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Akademik
Fajar, Diky. (2011). Perancangan Signage system Gang Ciroyom. Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom.
Kurnia, Yoga Prayoga. (2011). Perancangan Signage system TK Negeri Pembina.
Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom. Lubis, Hary. (2008). Risalah Akademik: Pedoman Penulisan dan Penyusunan.
Bandung: Unikom.
Pangara, Gusnun. (2010). Perancangan Buku Visual Museum Kereta Api Ambarawa. Tugas Akhir - Jurusan Desain Produk Industri. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Prayogi, Rully. (2011). Perancangan Signage system Pasar Baru Trade Center Bandung. Tugas Akhir - Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom.
Buku
__________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.
Badudu, J.S. (2005). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: CV Nawaputra.
Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Mumpuniarti. (2012). Optimalisasi Museum Pendidikan Indonesia sebagai Sumber Widya-Wisata di Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
80
Buku Elektronik
________. (2009). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor: 19 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. Bandung: Sekretaris Daerah Kota Bandung.
Haryono, Daniel. (2011). Museum Ullen Sentalu: Penerapan Museologi Baru. Jakarta: Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.
Murtomo, B. Adji. (2007). Penataan Papan Reklame Pada Penggal Jalan Hayam Wuruk Semarang. Semarang: Enclosure Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
Perdana, Andini. (2011). Museum dan Identitas: Museum La Galigo sebagai Media Komunikasi Identitas Budaya Sulawesi Selatan. Jakarta. Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.
Prasetyo, Yuri Hermawan. (2004). Pedoman Perancangan Rambu-Rambu di Dalam Bangunan. Bandung: Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman.
Supriyanto, Budi. (2011). Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai Institusi Pendidikan Informal Pendukung Pembelajaran IPS Tingkat SMP. Jakarta: Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.
Tjahjono, Baskoro Daru. (2006). Memimpikan Museum yang Menarik Pengunjung. Medan: Balai Arkeologi Medan.
Laman Web
Ahira, Anne. (2009). Membedah Pengertian Media Komunikasi. Diakses pada 27 April 2012. W.W.W: anneahira.com/pengertian-media-komunikasi.htm BKHH. (2010). Cinta Museum, Karena Museum Di Hatiku. Diakses pada 23
April 2012. W.W.W: batan.go.id/bkhh/index.php/component/content/article/ 5-berita/85-bkhh.html
Heriyanto, Retno. (2011). Keberadaan Museum Masih Kurang Familiar. Diakses pada 23 April 2012. W.W.W: pikiran-rakyat.com/node/143218
81 Johana, Tanti. (2004). Arsitektur Art Deco. Diakses pada 19 Juli 2012. W.W.W:
arsitekturindis.com/?p=87
Pindell, Raffael. (2012). Art Deco Book. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: behance.net/gallery/Art-Deco/3219475
Putra, Indyana. (2010). Tentang Media. Diakses pada 23 Juli 2012. W.W.W: tombaksada.webs.com/tentangmedia.htm
Sari, Indah Novian. (2010). Digital Signage system. Diakses pada 11 Juni 2012.
W.W.W:http://indahnovianasari.blogspot.com/2010/06/digital-sign-system.html
Santoso, Urip. (2010). Arti Warna dalam Kehidupan Sehari-Hari. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: http://uripsantoso.wordpress.com/ 2011/10/21/arti-warna-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Tanpa Penulis. (2008). Unsur, Definisi, Prinsip dan Istilah DKV. Diakses pada 20 April 2012. W.W.W: tiuhd3sain.blogspot.com/2008/07/unsur-definisi-prinsip-dan-istilah-dkv.html
Tanpa Penulis. (2011). Art deco color schemes, color combinations, color palettes. For print and graphic design, CMYK color values. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: creativecolorschemes.com/resources/art-deco-color-scheme.shtml
Tanpa Penulis. (2012). Sejarah Museum Konperensi Asia-Afrika. Diakses pada 20 April 2012. W.W.W: mkaa.or.id/sejarah%20museum%20konperensi%20 asia%20afrika.htm
Trisa. (2010). Signage System Museum Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Menurut International Council of Museum (ICOM) museum adalah suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, mengumpulkan, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan benda-benda pembuktian material manusia dan langkahnya, untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Museum Konperensi Asia-Afrika adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai benda bukti keberhasilan sebuah perjalanan kehidupan manusia dalam membangun kegemilangan yang layak mendapatkan perhatian dari khalayak umum. Keberhasilan dalam menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi antar negara-negara Asia dan Afrika, yaitu Konperensi Asia-Afrika yang dilaksanakan di Gedung Merdeka Bandung pada tahun 1955 dan melahirkan piagam perdamaian yang disebut Dasa Sila Bandung. Dasa Sila Bandung yang prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Peristiwa yang sangat bersejarah dalam politik luar negeri Indonesia dan peristiwa besar bagi bangsa Indonesia serta menjadi salah satu faktor penting yang menentukan sejarah dunia.
2 kunjungannya tidak begitu besar. Jumlah kunjungan dari kalangan pelajar pada tahun 2010 yang mencapai 111.803 orang sedangkan tahun 2011 mencapai 108.548 orang. Kunjungan pelajar lebih kepada kunjungan pendidikan atau penelitian, sedangkan untuk wisatawan nusantara sebagi kunjungan biasa atau rekreasi.
Sumber: h
Da 50 Tahun pameran M mengalam pusat perh tertata da bahasa Ind koleksi, p Namun pe dengan ya dengan su
Gambar I.1 G
http://baladasi
alam rangka n Konperen
Museum Ko mi perbaikan hatian. Di n tersusun donesia dan perbaikan te etunjuk ara ang baru da uasana ruang
Gambar pintu
minyun.blogs
as
a Konferensi nsi Asia-Af onperensi A n dan penata ruang terse
rapi denga n bahasa In ersebut juga ah dan tand
an hanya d g pamer yan
masuk utama
spot.com/2011
sia.html (19 Ju
i Tingkat T frika 1955, Asia-Afrika
aan ulang k ebut benda an disertai nggris. Sela
a menamba da larangan dicetak pada
ng bagus.
a Museum Kon
1/08/jarambah
uni 2012)
Tinggi Asia-pada tang direnovasi. oleksi menj a-benda kol penjelasan ain melakuk ah petunjuk n yang bera
a selembar
nperensi
Asia-h-bandung-mu
Afrika 2005 gal 22-24 A
Ruang pam jadi area uta leksi atau n dalam du kan perbaika
k arah dan ada di ruan
kertas berb a-Afrika
useum-konfere
5 dan perin April 2005 meran yang
ama dan me artefak mu ua bahasa, kan dan pen
tanda lara ng utama di rbanding ter
3
ensi-ngatan , tata
Sel ruang yan tersebut d petunjuk a gedung te yang mem benda kol mana, di dilakukan mengetahu
Gambar I.2
lain petunju ng ada di mu ditempatkan
arah, tanda ersebut yan miliki bany leksi. Medi
mana dan . Meskipun ui sedang b
Gambar petu
Sumber: D
uk arah dan useum. Mes n di area be larangan da ng memilik yak ruangan
a informasi ke arah m n tanpa bant
erada di rua
unjuk arah di M
Dokumen Priba
tanda laran skipun dena elakang ged an denah di ki banyak r
n, yang di i memberik mana serta tuan peman ang mana se
Museum Konp
adi (19 April 2
ngan, tidak ah gedung s dung. Sebu
sebuah ged ruangan. M igunakan u kan informa hal apa ya ndu pengunj
erta menget
perensi Asia-A
2012)
ada denah m sebenarnya
ah media i dung menjad Museum mer untuk meny
asi kepada p ang boleh
ung tidak a ahui akan m
Afrika
mengenai ru ada tetapi d informasi se di penting k rupakan ge yimpan ber
pengunjung dan tidak akan tersesa menuju ke m
I.2. Ide
entifikasi M
rdasarkan l ahan sebaga Minat mas peningkata Jumlah ku Sirkulasi a Museum K yang meng Pengunjun Pintu utam Pintu masu Benda kole Tidak ada bagian bel
Gambar dena
Sumber: D
Masalah
latar belaka i berikut: syarakat terh
an dengan k njungan leb atau arah ku
Konperensi ggunakan pe ng peroranga ma dijadikan
uk utama la eksi tertata denah gedu akang.
ah ruangan di M
Dokumen Priba
ang masalah
hadap Muse kenaikan ku bih didomin unjung peng Asia-Afrik emandu. an jarang m n pintu masu angsung men rapi namun ung dan me
Museum Kon
adi (19 April 2
h di atas da
eum Konper unjungan set nasi oleh kal gunjung beb
ka hanya un
menggunaka uk dan pintu nuju ruang p n terasa tidak eskipun ada
perensi Asia-A
2012)
apat diident
rensi Asia-A tiap tahunny langan pelaj as atau acak ntuk penguj
an jasa pema u keluar.
pamer muse k mengalir.
lokasi disim Afrika
tifikasi beb
Afrika meng ya.
ajar. k.
jung rombo
andu.
eum. .
mpannya ja
5 berapa
galami
ongan
6 - Media informasi mengenai petunjuk arah dan tanda larangan tidak
sesuai dengan lingkungan museum.
- Tanda petunjuk masuk pintu utama kurang jelas.
I.3. Fokus Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat dikemukakan fokus permasalahan, yaitu diperlukannya media informasi mengenai petunjuk arah, tanda larangan dan denah di Museum Konperensi Asia-Afrika.
I.4. Tujuan Perancangan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari perancangan adalah untuk:
- Menyampaikan informasi secara jelas dan efektif kepada pengunjung mengenai petunjuk arah, tanda larangan dan denah Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga pengunjung memberikan respon dengan melakukan tindakan yang benar.
7
BAB II
MEDIA INFORMASI SIGNAGE SYSTEM MUSEUM KONPERENSI
ASIA-AFRIKA
II.1. Media Informasi
Media adalah wadah untuk menempatkan sesuatu. Dalam bidang komunikasi, media berarti sebuah alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan sebuah komunikasi atau informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna dan memiliki nilai yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi khalayak sebagai penerima informasi. Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.
II.1.1.Definisi Media Informasi
8
II.1.2.Jenis-Jenis Media Informasi
Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi, media informasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
a. Media Cetak
Media cetak adalah media yang penayangannya melalui proses cetak serta biasanya diterbitkan secara berkala. Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di Kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, sepeti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah. Sekarang ini media cetak dapat pula berupa brosur, poster, pamflet, flyer, spanduk, signage system dan lain-lain.
b. Media Elektronik
Disebut media elektronik karena penayangannya dibantu dengan perangkat elektronik, seperti radio dan televisi. Perkembangan teknologi modern berhasil memadukan konsep media cetak berupa penulisan naskah dengan suara (radio) yang kemudian lebih berkembang lagi dengan ditemukannya televisi. Jadi yang kemudian disebut dengan media elektronik adalah radio dan televisi bahkan telepon genggam.
c. Media Maya (Cyber)
9
II.2. Signage System
Signage system merupakan sistem informasi visual yang berorientasi, terdiri dari tanda-tanda, peta, panah, sistem kode warna, piktogram dan unsur-unsur tipografi yang berbeda. Signage system berbeda dari metode penyampaian informasi yang lain karena biasanya digunakan untuk membimbing orang perjalanan melalui dunia fisik; tanda-tanda jalan di jalan raya, tanda identifikasi di stasiun dan tanda menggantung di bandara adalah contoh umum signage system. Menurut Sanoof (seperti dikutip pada Murtomo, 2007) yang menyatakan bahwa
signage seperti dalam penggunaan sign, keberadaannya memberikan informasi kepada masyarakat yang sedang melintas, berjalan atau berkendaraan.
II.2.1.Pengertian Signage System
Pengertian signage system adalah kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah didesain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang kompleks atau berkelompok. Menyangkut tanda sebagai sebuah sistem harus berdasarkan elemen-elemen desain lainnya. Menurut
C. S. Peirce (seperti dikutip pada Septianto dalam Fajar, 2011) menyatakan bahwa
sign adalah tanda berbentuk simbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain.
Menurut Tinarbuko (seperti dikutip pada Kurnia, 2011) signage system
10 Jenis komunikasi yang digunakan pada signage system adalah komunikasi visual. Komunikasi visual merupakan komunikasi yang menggunakan bahasa visual di mana visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Maka komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan gambar dengan makna dan maksud tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau terlihat oleh suatu target sasaran dan direspon dengan suatu tindakan. Komunikasi kreatif secara visual dilakukan dengan cara mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna, layout (tata letak) serta pengaplikasiannya melalui berbagai media untuk menyampaikan suatu pesan dan gagasan.
II.2.2.Jenis-Jenis Signage System
Signage system dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis tanda (sign type) yang mudah diingat. Kelima jenis tersebut antara lain:
1. Tanda Petunjuk dan Informasi
Tanda ini berupa tanda yang berguna untuk mengarahkan suatu objek sasaran dengan menginformasikan di mana suatu lokasi atau benda tersebut berada.
2. Tanda Petunjuk Arah (Direction)
Tanda petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, jalan ataupun fasilitas lainnya.
3. Tanda Pengenal (Identification)
11 4. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation)
Tanda ini bertujuan untuk menginformasikan mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda ini juga menginformasi agar audien berhati-hati.
5. Tanda Pemberitahuan Resmi
Tanda ini menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda – tanda petunjuk.
II.2.3.Kriteria Signage System
Menurut Julianto (seperti dikutip dalam Fajar, 2011) dalam pembuatan
signage system yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut:
a. Mudah Dilihat
Penempatan signage system juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan signage system yang baik yaitu di tempat yang mudah diakses orang.
b. Mudah Dibaca
Bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam signage system
Sebisa mungkin dapat terbaca baik siang maupun malam.
c. Mudah Dimengerti
Bentuk penulisan yang tertera pada signage system harus mudah untuk dipahami. Oleh semua kalangan dari semua usia, bentuk tulisan juga sebisa mungkin dibuat singkat dan padat.
d. Dapat Dipercaya
Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya tidak menyesatkan.
II.2.4.Pertimbangan dalam Pembuatan Sign
12 a. Karakteristik Arsitektur Ruangan.
Tempat parkir misalnya, biasanya hanya terdapat sangat sedikit tembok, karena itu perlu dipertimbangkan pemakaian sign dengan cara menggantungnya di langit-langit atau mengecatnya pada tiang yang rendah atau bahkan menggunakan tiang sebagai media tambahan.
b. Fungsi Ruangan.
Di dalam lorong-lorong yang ramai seperti di rumah sakit, museum, pusat perbelanjaan misalnya, sign biasanya akan berfungsi maksimal bila diletakkan secara menggantung pada langit-langit atau ditempelkan dengan sudut pandang yang tepat di dinding dengan ketinggian yang lebih tinggi dari kepala.
c. Halangan dan Rintangan.
Pertama halangan arsitektural yang biasanya dapat dilihat melalui gambar perencanaan arsitektural, diantaranya berupa dinding, tiang, tangga, dan lainnya yang mungkin dapat menghalangi pandangan terhadap sign. Kedua halangan non-arsitektural berupa benda yang dapat dipindahkan yang biasanya tidak ada pada gambar perencanaan arsitektural, berupa pot tanaman, perabotan, dan lainnya.
d. Sudut Pandang.
Sign yang baik harus dapat dibaca dari beberapa sudut pandang sekaligus. Jangan sampai sebuah sign menjadi tidak terlihat bila dilihat dari sudut pandang tertentu.
Sedangkan dalam membuat sign eksterior perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Ukuran
13 b. Alur Pergerakan
Pergerakan serta alur kendaraan dan pejalan kaki dalam lokasi penempatan sign juga perlu diperhatikan agar sign dapat diletakkan pada lokasi yang memberikan efisiensi maksimum terhadap alur lalu lintas dari khalayak sasaran.
c. Penempatan
Sign harus ditempatkan lebih tinggi daripada objek-objek penghalang pandangan yang bersifat sementara seperti pejalan kaki atau kendaraan yang melintas dan pagar. Untuk sign yang terletak di trotoar umum, ketinggian rata-rata yang banyak dipakai adalah 2,4 meter.
II.2.5.Jarak Pandang dan Ukuran Huruf
Perbandingan ukuran tinggi huruf untuk sign yang dilihat oleh pengamat yang tidak bergerak, ditentukan berdasarkan jarak pengamat terhadap sign. Adapun perbandingan tinggi huruf dengan jarak pengamat seperti pada tabel berikut:
Jarak Baca (senti meter - cm)
Tinggi Huruf Minimum
(milimeter - mm) (poin - pt)
640 80 227 580 65 185 460 55 156
Tabel II.1 Perbandingan jarak baca dengan ukuran huruf
Sumber: Prasetyo (2004)
Sedangkan untuk ukuran besar simbol atau ikon, dapat berlaku aturan berikut:
Jarak Pandang (senti meter - cm)
Ukuran Simbol (milimeter - mm)
640 70 580 90 460 105
Tabel II.2 Perbandingan jarak pandang dengan ukuran simbol
II.3. Mu
II.3.1.Sej
Mu gedung be Asia-Afrik memamerk yang meru meter per merupakan dengan na oleh Presi tahun Ko merupakan yang pada
Sumber: http:/
useum Kon
jarah Muse
useum Konp ersejarah yan ka tahun 1 kan berbaga upakan cika rsegi pada n tempat pe ama “Societ
iden Soehar onperensi A
n gagasan d a waktu men
G
//ilmailmicomat
nperensi As
eum Konpe
perensi Asi ng pernah di 1955. Kini ai benda kol al bakal Ger tahun 1895 ertemuan da
eit Concord
rto pada ta Asia-Afrika dan prakars njabat sebag
Gambar II.1 Ga
te.blogspot.com/
sia-Afrika
erensi Asia
ia-Afrika ya igunakan se
gedung in leksi dan fo rakan Non-B 5 silam han an perkumpu
dia”. Museu anggal 24 A a. Pendirian sa Prof. Dr gai Menteri
ambar Gedung
m/2012/02/sejarah
a-Afrika
ang berada ebagai tempa
ni digunak to dokumen Blok. Museu nya berupa ulan orang-um Konpere April 1980, n Museum . Mochtar K
Luar Neger
g Merdeka, ta
h-museum-konf
di Gedung at Konferens kan sebagai
ntasi Konper um dengan bangunan orang Belan ensi Asia-A
pada punca m Konpere
Kusumaatm ri Republik
ahun 1955
ferensi-asia-afrik
Merdeka a si Tingkat T i museum rensi Asia-A
luas tanah sederhana nda yang di Afrika diresm
ak peringat ensi Asia-A maja, SH., L
k Indonesia.
ka.html (19 Apri
14 adalah Tinggi yang Afrika 7.500 yang ikenal mikan an 25 Afrika LL.M.
Ter 1955 yang di mana j bumi Asia untuk me adalah bag
Mu lima Hote gedung be yang men mula gedu Asia-Afrik diperguna Guru Bes sekarang, C
rilhami ole g merupakan
iwa, seman a-Afrika, ser engunjungi
gian dari Ge
Gamba
useum Konp el Grand P ersejarah ya njadi landm
ung tersebu ka hingga a akan sebaga
sar pada Te
C.P. Wolff S
eh kehendak n tonggak t ngat, dan pe
rta terdoron Kota Band edung Merd
ar II.2 Gamba
Sumber: D
perensi Asi Preanger da ang bertaraf
ark kota B ut dibangun, akhirnya se ai museum.
echnische H
Schoemaker
k untuk m terbesar keb engaruhnya ng oleh kein dung. Mus deka.
ar Gedung Mu
Dokumen Prib
ia-Afrika be an Hotel Sa f internasion Bandung. H
, menjadi te ebagian dar
Dirancang
Hogeschool
r dan Van G
mengabadika berhasilan p a menyebar nginan sejum seum Konp
useum Asia-A
badi (26 Juli 2
erada berde avoy Homa nal selain G
al itu tidak empat disel ri Gedung
oleh dua ar
l (Sekolah Galen Last, y
an Konpere olitik luar n ke seluruh mlah pemim perensi Asia
frika sekarang
012)
ekatan deng ann, merup edung Sate k terlepas d
lenggarakan Merdeka d rsitektur Be
Teknik Tin yang pada m
ensi Asia-A negeri Indon h dunia teru mpin Asia-A a-Afrika se
g
gan hotel bi pakan salah dan Jalan B dari sejarah nnya Konpe diresmikan u
elanda yang nggi), yaitu masa itu terke
15 Afrika nesia, utama Afrika endiri
ntang h satu
Braga awal erensi untuk g juga u ITB
kental den menerbitk Bangunan berisi daft Gedung M Cagar Bud
landmark
II.3.2.Pro
-n Cagar Bud tar 100 bang Merdeka / M
daya yang h Kota Bandu
ofil Museum
Nama Lokasi
Telepon Faksimile Laman we Logo
Ga
art deco. Pa No. 19 ta daya di Kot gunan cagar Museum As harus dilesta
ung.
m Konpere
: Museu
ambar II.3 Lo
Sumber: M
ada tahun 20 ahun 2009 ta Bandung r budaya di sia-Afrika m arikan dan m
ensi Asia-A
um Konpere ng Merdeka
ia-Afrika N 4233 564 / 4238 031 or.id
ogo Museum K
Museum Konp
009 Pemeri tentang p . Peraturan kota Bandu masuk ke d
menjadi bag
Afrika
ensi Asia-A a
No. 65 Band 4238 031
Konperensi A
perensi Asia-A
intah Daerah pengelolaan
Daerah ter ung yang ha dalam daftar gian dari id
Afrika
ung 40111
sia-Afrika
Afrika
ah Kota Ban n Kawasan rsebut antar arus dilestar ar 100 Bang dentitas fisik
-G
II.3.3.Tu
a.
b.
c.
Denah
Gambar II.4 D
ujuan kabar, nas informasi dan negara dunia serta
Melakuka negara-neg penelitian Indonesia
:
Denah Gedung
Sumbe
an peningga si Asia-Af i tersebut, so a bangsa Indo
pulkan,meng skah, dokum mengenai k a-negara be a tentang so
an penelitia gara berkem
ilmiah di k serta ban
g Merdeka dan
er: Museum K
alan-peningg frika, term
osial budaya onesia dalam
golah, dan men, dan pe kegiatan da erkembang d osial budaya
an tentang mbang guna
kalangan pe ngsa-bangsa
n Museum Ko
Konperensi As
galan, inform masuk latar a, dan peran m percaturan
menyajikan nerbitan lai an peranan dalam perca a negara-ne
g masalah-a menunjmasalah-an elajar, mah a Asia-Afr
onperensi Asia
sia-Afrika
masi yang b belakang, n bangsa-ban n politik dan
n buku-buku nnya yang b bangsa-ban aturan politik
gara tersebu
masalah A ng kegiatan
asiswa, dos rika pada
a-Afrika
berkaitan de , perkemba ngsa Asia-A kehidupan d
u, majalah, berisi uraia ngsa Asia-A ik dan kehid
ut;
Asia-Afrika n pendidikan
sen, dan pe umumnya,
17 engan angan Afrika, dunia;
surat an dan Afrika dupan
dan n dan
18 memberi masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik luar negeri;
d. Menunjang upaya-upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan;
e. Menunjang upaya-upaya untuk mendapatkan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta meningkatkan volume kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia-Afrika dan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
II.3.4.Fasilitas
a. Ruang Pameran Tetap
Museum Konperensi Asia-Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konperensi Asia-Afrika tahun 1955. Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai:
- Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konperensi Asia-Afrika; - Dampak Konperensi Asia-Afrika bagi dunia internasional;
- Gedung Merdeka dari masa ke masa;
- Profil negara-negara peserta Konperensi Asia-Afrika yang dimuat dalam multimedia
b. Diorama Pembukaan Konperensi Asia-Afrika, 1955
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Nonblok tahun 1992, di mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konperensi Asia-Afrika tahun 1955.
c. Perpustakaan
19 Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial dan budaya negara-negara Asia-Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.
d. Audio Visual
Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, disiapkan pula ruang audio visual pada tahun 1985. Ruang tersebut juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil. Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950, Konperensi Asia-Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika.
II.3.5.Aktivitas
Museum Konperensi Asia-Afrika meningkatkan berbagai studi mengenai Asia-Afrika dan luar negeri serta memfasilitasi penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh para peneliti dan mahasiswa. Museum Konperensi Asia-Afrika juga menyelenggarakan kegiatan:
a. Pemanduan dilakukan kepada pengunjung baik kunjungan resmi tamu pemerintah maupun kunjungan kelompok / umum.
b. Museum Konperensi Asia-Afrika menyelenggarakan pameran tidak tetap dalam upaya mengedukasi publik berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia. Pameran tidak tetap juga dilakukan di lokasi-lokasi di luar Museum Konperensi Asia-Afrika.
20 antarwarga (citizen diplomacy). Beberapa kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan komunitas di antaranya:
- Diskusi Buku,
- Pemutaran Film Festival, - Klub Bahasa,
- Pameran.
II.3.6.Jumlah Pengunjung
Berikut merupakan tabel perbandingan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika dari mulai tahun 2007 sampai tahun 2011. Data pengunjung tersebut berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Museum Konperensi Asia-Afrika.
Tahun
Pengunjung 2007 2008 2009 2010 2011
TK / Play Group 0 0 0 721 656
SD / MI 13.168 10.987 12.807 20.942 21.185
SMP / MTs 52.778 49.865 46.063 65.837 64.242
SMA / SMK / MA 29.237 19.646 21.659 25.024 23.121
Perguruan Tinggi 1.391 2.711 2.954 3.423 5.212
Peneliti 48 159 257 86 0
Wartawan 21 54 104 117 63
Organisasi / Instansi
Asing 1.263 857 1.545 1.218 777
Organisasi / Instansi
Non-Asing 4.201 5.009 6.715 9.829 6.293
Wisatawan Nusantara 2.874 4.580 18.180 35.886 59.291 Wisatawan
Mancanegara 3.594 2.883 3.524 5.190 5.203
Tamu Negara 157 273 157 81 142
Jumlah (orang) 108.732 109.971 113.956 168.354 186.200
Tabel II.3 Data pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika
21 II.4. Art Deco
Art deco merupakan gerakan desain internasional yang populer dari tahun 1920 hingga tahun 1939. Setelah perang dunia pertama, orang-orang menginginkan modernisasi, gaya yang fungsional untuk furnitur, perhiasan dan objek-objek dekoratif mereka, seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti fashion, lukisan, grafik seni dan film. Gerakan
art deco dapat diartikan juga sebagai gerakan dari berbagai gaya. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar politik atau filosofis atau tujuan, art deco
adalah seni dekoratif murni.
II.4.1.Sejarah Art Deco
Kata art deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama art deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama art deco eksis. Art deco
semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.
Arsitektur art deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu Bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian
22
II.4.2.Art Deco di Indonesia
Pengaruh art deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam art deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur art deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung UPI), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur art deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam tata letak bangunannya. Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur art deco di Indonesia.
Perkembangan art deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasade-nya merupakan pengejawantahan dari kemodernan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemodernan.
II.4.3.Gaya Art Deco
tetapi mer motif-mot elemen-ele
Sumber: h
Sumber: h
Me ornamen-o yang baru dengan te material, s
reka kadang tif tersebut emennya m
http://udangm
Gam
http://udangm
eskipun pad ornamen tra u, keterbuka eknik yang
sehingga ha
g masih men cenderung mayoritas da
Gamb
mabok.wordpre
mbar II.6 Con
mabok.wordpre
da awalnya adisional at aan ini terc baru, tak asil karya m
nggunakan mempunya alam format
ar II.5 Motif-m
ess.com/2009/
ntoh aplikasi m
ess.com/2009/
a art deco
tau historik cermin dala jarang pu mereka hamp
motif-motif ai bentuk y yang seder
motif art deco /02/26/art-dec
motif dan warn
/02/26/art-dec
merupakan kal, tetapi i am pemakai ula mereka
pir selalu in
f tumbuhan yang geome
hana.
o
co/ (Diakses p
na art deco co/ (Diakses p
n gaya yan a terbuka t ian materia melakukan novatif dan
n dan figur, etris. Komp
pada 19 Juli 20
pada 19 Juli 20
ng menggun terhadap se al yang baru
n penggabu eksperimen
23 tetapi posisi
012)
012)
Perkemba pada saat oleh adan Karakter-k dalam des
Sumber: h
Sumber: h
angan art de
di Eropa s nya penem karakter te sain dalam b
http://udangm
http://udangm
eco tidak le sedang berl muan-penem knologi ya bentuk garis
Gamba
mabok.wordpre
Gambar II.8
mabok.wordpre
epas dari pe langsung re muan dan t ang mengg s-garis lengk
ar II.7 Contoh
ess.com/2009/
Contoh poste
ess.com/2009/
engaruh situ evolusi indu teknologi y gambarkan
kung dan zi
grafis art dec /02/26/art-dec
r dan warna a /02/26/art-dec
uasi dan ko ustri, masya yang maju
kecepatan ig-zag.
co
co/ (Diakses p
art deco co/ (Diakses p
ondisi jama arakat terpe u dengan p diwujudka
pada 19 Juli 20
pada 19 Juli 20
25
II.5. Analisis
II.5.1.Analisis 5W + 1H
Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas ke mana arah media informasi ini ditujukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis yang dilakukan yaitu :
- What
Museum Konperensi Asia-Afrika yang berada di Gedung Merdeka Jl. Asia-Afrika No. 65 Bandung.
- Who
Target dikhususkan untuk pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika dari kalangan umum atau pelajar yang tidak disertai atau menggunakan jasa pemandu.
- Why
Media informasi pada area Museum Konperensi Asia-Afrika dibuat sebagai sistem tanda atau petunjuk arah yang memberikan informasi bagi pengunjung mengenai dari mana, di mana dan ke arah mana serta hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
- Where
Media informasi ditempatkan di area strategis Museum Konperensi Asia-Afrika yang mudah dijangkau oleh penglihatan pengunjung.
- When
Media informasi ditempatkan dan digunakan setiap hari kunjungan museum di area Museum Konperensi Asia-Afrika.
- How
26
II.5.2.Kesimpulan Analisis 5W + 1H
Kesimpulan dari analisa 5W + 1H adalah sebuah media informasi yang memberikan informasi mengenai petunjuk arah dan tanda larangan di area Museum Konperensi Asia-Afrika yang ditujukan untuk pengunjung.
II.6. Segmentasi Target Sasaran
Target sasaran dari perancangan media informasi yaitu :
- Demografis
Laki-laki dan perempuan pengunjung museum yang berada direntang usia 20 s.d. 25 tahun.
- Geografis
Pengunjung yang berada di Museum Konperensi Asia-Afrika. Terutama pengunjung baru Museum Konperensi Asia-Afrika yang tidak menggunakan jasa pemandu.
- Sosial Ekonomi
Untuk semua kalangan karena sesuai dengan pengertian museum, bahwa museum terbuka untuk umum.
- Psikografis
27
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
I.1. Strategi Perancangan
Permasalahan yang ditemukan setelah melakukan penelitian di Museum Konperensi Asia-Afrika adalah kurangnya media informasi di mana dalam penyampaiannya suatu informasi atau menunjukkan suatu tempat sudah menggunakan gambar dan tulisan. Namun dalam kajian visual kurang menarik dan tidak tepat sasaran dan media aplikasi yang digunakan belum juga belum tepat, bahkan ada yang hanya menggunakan selembar kertas. Dalam pemecahan masalah akan dirancang media informasi yang sesuai dengan target sasaran yang telah ditentukan. Mencari bagian dari Museum Konperensi Asia-Afrika yang menjadi ciri khas dan kemudian menjadikannya sebagai identitas yang mewakili Museum Konperensi Asia-Afrika namun tetap sesuai dengan karakter dari target sasaran yang telah ditentukan. Memberikan daya tarik kepada pengunjung yang datang ke Museum Konperensi Asia-Afrika sehingga informasi yang disampaikan dapat dilihat dengan dan dipahami dengan jelas. Dengan cara memberikan respons dengan melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan informasi yang disampaikan.
Kajian visual yang menjadi latar belakang perancangan signage system
didasarkan pada visi dan misi Museum Konperensi Asia-Afrika.
- Visi Museum Konperensi Asia-Afrika tahun 2012
Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai museum yang bertaraf
internasional dengan pengelolaan yang profesional.
- Misi Museum Konperensi Asia-Afrika
1. Mendorong kerjasama antar bangsa Asia-Afrika melalui pilar
people-to-people contact.
28 3. Media penelitian dan pengkajian Asia-Afrika.
4. Menjadikan Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai ikon guna mempromosikan predikat Bandung sebagai ibukota Asia-Afrika.
Selain didasarkan kepada visi dan misi museum, dalam perancangan
signage system Museum Konperensi Asia-Afrika juga ditambahkan dengan mencari bagian dari museum yang mewakili identitas dari Museum Konperensi Asia-Afrika, yaitu dengan ciri khas bangunannya yang bergaya art deco. Karakter gaya art deco nantinya akan ditampil melalui bagian gedung yang mewakilinya. Selain dengan menggunakan bagian gedung juga akan digunakan warna-warna yang kental dengan gaya art deco.
I.2. Strategi Komunikasi
Setelah menentukan target sasaran dan melihat dari berbagai sisi juga karakter dari target sasaran. Maka strategi komunikasi yang dibuat menggunakan karakter gambar dan simbolisasi sederhana disesuaikan dengan keadaan ruangan pamer museum juga dengan karakter dari target sasaran. Namun mampu menyampaikan pesan atau informasi dengan baik tepat, cepat dan sederhana. Meskipun informasi yang ingin disampaikan cukup kompleks. Namun selain disesuaikan dengan karakter dari target sasaran juga tetap mempertimbangkan karakter yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika, misal mengikuti aturan
brand atau identitas dari logo, warna, tipografi, tata letak dan lain sebagainya. Agar pesan yang disampaikan pada sasaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, perancangan dapat ditentukan strategi komunikasi yang tepat untuk khayalak sasaranyang dituju sebagai berikut:
a. Informatif
29 b. Komunikatif
Pesan yang disampaikan kepada komunikan memberi kesan dan pemahaman makna yang sama dengan makna pesan yang disampaikan komunikan.
I.2.1. Tujuan Komunikasi
Dalam perancangan media informasi di Museum Konperensi Asia-Afrika bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi pada target sasaran mengenai hal yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika. Sebagai contoh seperti penanda lokasi toilet, arah atau alur kunjungan, petunjuk arah ke sebuah ruangan, dan lain-lain.
I.2.2. Pesan Utama
Memberikan informasi dalam sebuah media informasi yang menarik secara visual dalam sebuah komunikasi visual. Membantu mengarahkan pengunjung dalam melakukan kegiatan kunjungan di Museum Konperensi Asia-Afrika.
I.2.3. Materi Pesan
Tujuan perancangan media informasi ini ditujukan pada target sasaran dengan segmentasi yang telah dikelompokkan yaitu pengunjung umum Museum Konperensi Asia-Afrika perseorangan dan tidak menggunakan jasa pemandu. Materi pesan yang akan disampaikan mengenai simbol, petunjuk, dan tanda untuk menjelaskan keterangan sebuah tempat, petunjuk arah dan peringatan atau himbauan di area Museum Konperensi Asia-Afrika.
I.3. Strategi Kreatif
30
I.3.1. Pendekatan Kreatif
Perancangan media informasi agar dapat tersampaikan dengan baik, maka dilihat faktor dari area Museum Konperensi Asia-Afrika dan target sasaran yang telah ditentukan di mana informasi harus dapat menarik perhatian sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh target sasaran dengan baik. untuk melakukan dengan tindakan. Penggunaan warna, bentuk, tata letak, ikon, tipografi juga harus dipertimbangkan yang meliputi keseluruhan media informasi yang akan dibuat. Bahkan untuk media aplikasi yang digunakan dipertimbangkan pula jenis bahan dan lain-lain. Penggunaan warna diutamakan mengikuti sistem identitas yang sudah ada dari Museum Konperensi Asia-Afrika. Warna senada dengan area ruangan namun menggunakan latar yang cukup kontras, supaya dapat menarik perhatian.
Elemen gambar dan bentuk yang digunakan dalam media informasi mengikuti pertimbangan, namun dengan dilakukan penyederhanaan bentuk terutama untuk penggunaannya sebagai ikon. Sehingga penyampaian informasi dapat dipahami dan dimengerti dengan melakukan tindakan sebagai responnya.
I.4. Strategi Media
Penyampaian informasi dibutuhkan sebuah media, di mana media adalah alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan sebuah informasi sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik dan melakukan tindakan yang bermanfaat bagi penerima dan penyampai informasi.
31
I.4.1. Pemilihan Media
Pemilihan media informasi disesuaikan dengan kebutuhan keadaan Museum Konperensi Asia-Afrika dan efektivitas dari media informasi, yang dibuat agar mudah dipahami pengunjung.
I.4.2. Media Utama
Media utama yang dipakai dalam perancangan media informasi ini disesuaikan dengan kebutuhan utama informasi di Museum Konperensi Asia-Afrika.
- Signage system
Seperi yang telah dijelaskan oleh Tinarbuko (seperti dikutip pada Kurnia, 2011) sebagai media interaksi manusia dengan publik yaitu lingkungan sekitar. Dalam hal ini area publik atau lingkungan sekitar tersebut adalah Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga setelah diaplikasikan signage system ini menjadi media informasi yang berguna sebagai petunjuk arah, penanda lokasi dan tanda larangan bagi pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika yang sedang melakukan kunjungan.
a. Tanda pengenal (Identification)
`
Gambar
Gamba
Sumber
Gambar III.2
Sumber
III.3 Tanda ru
Sumber
ar III.1 Tanda
r: Dokumen P
Tanda ruang
r: Dokumen P
uang toilet wa
r: Dokumen P keluar
Pribadi
toilet wanita
Pribadi
anita dan toko
Pribadi
suvenir
G
G
Gambar III.4 T
Sumber
Gambar III.5 T
Sumber
Gambar III.
Sumber
Tanda ruang t
r: Dokumen P
Tanda ruang t
r: Dokumen P
6 Tanda ruang
r: Dokumen P
oilet laki-laki
Pribadi
oilet laki-laki
Pribadi
g musholla
Pribadi
b. Tanda
Signag
akan m
G
Petunjuk A
ge system in menuju ke s
Gambar III.7
Sumber
Gambar III.8
Sumber
Arah (Direct
ni diperluka suatu ruanga
Tanda ruang p
r: Dokumen P
Tanda ruang
r: Dokumen P
tion) an untuk me an atau men
perpustakaan
Pribadi
audio visual
Pribadi
embantu pe ncari ruanga
engunjung k an tertentu.
Gambar III
Gamb
I.9 Tanda peng
Sumber
Gambar III.1
Sumber
bar III.11 Tand
Sumber
genal museum
r: Dokumen P
10 Tanda mas
r: Dokumen P
da petunjuk ar
r: Dokumen P
m sekaligus tan
Pribadi
uk museum
Pribadi
rah ke ruang t
Pribadi
nda masuk
toilet
c. Tanda
Signag
menge ruang
Larangan d
ge system in enai suatu
pameran da
Gambar III.1
Sumber
Gambar III.
Sumber
dan Peringat ni diperluka larangan/hi an ruang pam
12 Tanda kelu
r: Dokumen P
.13 Tanda pet
r: Dokumen P
tan (Regula
an untuk are mbauan. D meran seme
uar museum
Pribadi
unjuk arah
Pribadi
ation) ea yang me Digunakan t
entara.
emiliki kepe terutama di
36
Gambar I
Sumber
Gambar I
Sumber
Gambar I
Sumber
III.14 Tanda l
r: Dokumen P
II.15 Tanda h
r: Dokumen P
III.16 Tanda l
r: Dokumen P larangan
Pribadi
imbauan
Pribadi
larangan
Pribadi
I.4.3. Me
-edia Pendu
Peta Krea
Media in keadaan d Gedung M
ukung
atif (Infotai
ni digunaka dari area M Merdeka.
Gambar I
Sumber
Gambar I
Sumber
inment Map
an sebagai Museum Kon
II.17 Tanda h
r: Dokumen P
III.18 Tanda l
r: Dokumen P
p)
i panduan nperensi As
imbauan
Pribadi
larangan
Pribadi
untuk me sia-Afrika b
engetahui d beserta area
I.5. Ko
Per memiliki k di area M yang ada sebuah be telah ditet yang kuat sasaran ya dengan me
onsep Visua
rancangan m konsep yan Museum Ko dalam siste entuk yang tapkan. Kar dari karakt ang dipilih. elakukan tin
al
media infor ng dapat me onperensi A m identitas
dijadikan a rakter dari ter Museum Menarik p ndakan yang
Gambar II
Sumbe
Gambar II
Sumber
rmasi di M ewakili dek Asia-Afrika
s dari Museu aplikasi pad
bentuk sert m Konperens
perhatian ta g tepat.
II.20 Gambar
er: www.goog
II.19 Infotainm r: Dokumen P
Museum Kon kat dengan t
dan tetap um Konper da ikon ses ta ikon ters si Asia-Afri arget sasara
referensi ben
gle.com/image
ment map Pribadi
nperensi A target sasar mempertim rensi Asia-A uai dengan ebut merup ika serta kar n dan mem
dera
es
Asia-Afrika ran serta su mbangkan a
Afrika. Mem n ketentuan
pakan penci arakter dari t mberikan re
Ko Merdeka s sebuah el bentuk da juga di gu Asia-Afrik
Ga
Ga
onsep peran sebagai tem
emen yang sar signage
unakan elem ka.
ambar III.21 G
Sum
ambar III.22 G
Sumb
ncangan m mpat Museum
g mewakili
e system. Se men lain yan
Gambar refere
umber: Dokum
Gambar refere
ber: www.ant
menggunaka m Konperen
Gedung M elain elemen ng berhubun
ensi Gedung M
men Pribadi
ensi Gedung M
aranews.com
an referens nsi Asia-Afr Museum Ko
n dari gedun ngan dengan
Merdeka 1
Merdeka 2
i landscap
frika berada onperensi A
ng yang dia n logo Mus
pe dari Ge a. Dibuat me Asia-Afrika anggap mew seum Konpe
41
I.5.1. Format Desain
Format desain yang digunakan dalam perancangan signage system
Museum Konperensi Asia-Afrika dibuat sederhana dengan menonjolkan isi dari informasi dari Museum Konperensi Asia-Afrika. Dengan tujuan mempertegas isi pesan dari signage system yang dibuat dengan beberapa format tampilan, yaitu:
- Format tampilan landscape (tidur/memanjang) - Format tampilan portrait (tegak/berdiri)
I.5.2. Tata Letak
Tata letak adalah penataan unsur-unsur desain grafis dalam sebuah media sehingga secara keseluruhan menjadi tampil lebih menarik dengan komposisi yang seimbang. Tata letak akan membentuk karakter dari media yang diwakilinya sehingga pesan yang dimaksud dapat tersampaikan. Sama seperti media cetak,
G
Gambar III
Sum
Gambar III.24 G
Sum
I.23 Gambar l umber: Dokum
Gambar aplik
umber: Dokum
layout media u men Pribadi
kasi layout me men Pribadi
utama
dia utama
I.5.3. Ilu
Ilu komunika universal. informasi disesuaika itu, Ilustra
deco yan Konperen dengan m yang dibu
ustrasi
strasi meru asi dari seb
Dalam per yang dib an dengan k asi yang dig ng dikombi si Asia-Afr enggunakan at tetap dap
Sumber: ht
upakan salah buah signag
ancangan in berikan. G kebutuhan ta
gunakan pad inasikan de rika berupa n teknik vek pat diterima
Gambar II
ttp://www.art-Ga
h satu hal y
ge system
ni ilustrasi d Gaya pengg
arget audie
da signage s
engan gay a ikon atau ktor. Meski dan dimeng
II.25 Referens
-deco-style.co
ambar III.26 S
yang paling sekaligus digunakan s gambaran
ence agar m
system ini d ya modern
u simbol te ipun ilustras gerti.
si ilustrasi art om/art-deco-gr
Sketsa awal
g penting da sebagai sal sebagai pele dibuat sed udah mema diambil dari yang mew empat sesua
si dibuat se
deco
raphic-design
dalam meme alah satu b
engkap teks derhana k ahaminya. U i bentuk gay wakili Mu ai kebutuha ederhana, el
n.html
43 egang ahasa s atau karena Untuk ya art
Me desain ag referensi G Asia-Afrik untuk men menjadika
edia pengik ar terjaga k Gedung Me ka. Kemud njadi sebua an gambar g
Gambar
kat merupak kesatuanny erdeka seba dian dilakuk h karakter y gedung seba
Gambar II
III.27 Penyed
akan penyei ya. Bentuk agai elemen kan penyed yang dekat agai siluet.
II.29 Pembuat
derhanaan ske
mbang seba dasar sistem n yang mew derhanaan p dan mengg
tan media peng tsa
agai elemen m informas wakili Muse pada ilustr gambarkan
gikat
n pengikat si menggun eum Konpe rasi yang d keadaan de
I.5.4. Tip
Tip Tipografi sebuah ka mengguna Tipografi
-Pem konsep da harus dipe Adapun je
Gambar I
pografi
pografi mer adalah sal arya desain.
akan tipogra pada peranc
Informati
informasi
Mudah d
dan nyama
milihan jen ari apa yang erhatikan k enis huruf y
III.28 Gambar
rupakan sal lah satu ele
Tidak jaran afi yang bai
cangan pros
if. Tipogra yang jelas b
dibaca. Mem an ketika di
nis huruf sa g sudah ditu
karakter pro yang diguna
r aplikasi med
lah satu as emen yang ang, desain y ik tanpa me ses system i
afi yang d bagi pengun mperhatikan ibaca atau d
angat mene ulisnya. Mes oduk yang akan dalam
dia pengikat p
pek dalam menyampa yang efekti enggunakan informasi in
digunakan njung. n tingkat ke dilihat.
entukan sua ski begitu d
akan diton m media info
ada media uta
desain kom aikan isi d
f adalah de n elemen vis ni memiliki
harus dap
eterbacaan
atu karakter alam pemil njolkan seb ormasi ini y
ama
munikasi v dan maksud esain yang h
sual sama s kriteria yai
pat membe
huruf yang
r atau mew lihan huruf bagai daya
yaitu huruf
45 visual. d dari
hanya ekali. itu:
erikan
g baik
mempuny tingkat ke tipis dan b dengan kri
art deco. bergaya c
meskipun garis huru biasa digu
yai gaya art
eterbacaan y bergaya co
iteria tersebu Kebanyaka
condensed a tingkat ket uf regular a unakan dalam
Gambar
S
Gambar
S
deco namun yang tinggi
ndensed ata ut. Namun je an jenis hur atau narrow
tebalan hur atau book ya
m menulis b
r III.30 Contoh
Sumber: http:/
r III.31 Contoh
Sumber: http:/
un tetap mem serta mem au narrow. enis sans-se
ruf yang di
w seperti ya ruf bisa san ang biasa d buku.
h huruf sans-s //www.fontsca
h huruf sans-s //www.fontsca
miliki kesan miliki keteba Jenis sans erif yang dig gunakan ya ang penulis ngat tebal, digunakan u
serif gaya art ape.com/explo
serif gaya art ape.com/explo
n modern, se alan garis y
s-serif dipili unakan haru ang mewaki s dapatkan tapi dipilih ntuk teks y
deco: ITC Ann ore?5BX
deco: ITC Ann ore?5BX
ederhana de yang tidak te lih karena s us memiliki ili gaya art
dalam refe h yang kete yang banyak
na
na
46 engan erlalu sesuai gaya
t deco
G
Gambar III.32 C
S
Gambar I
Sumbe
Gamba
S
Gambar III
Sumbe
Contoh huruf
Sumber: http:/
III.33 Contoh
er: http://www
ar III.34 Conto
Sumber: http:/
I.35 Contoh ap
er: http://www
fsans-serif gay //www.fontsca
h aplikasi huru
w.art-deco-sty
toh huruf sans //www.fontsca
aplikasi huruf s w.art-deco-sty
ya art deco: C ape.com/explo
uf sans-serif ga le.com/art-dec
s-serif gaya ar ape.com/explo
sans-serif gay le.com/art-dec
Carlos Light C ore?5BX
aya art deco: M co-poster.htm
rt deco: Futura ore?5BX
ya art deco: Fu co-poster.htm
Condensed
Mo ml
a
Futura ml
Sed Konperen contoh se pertimban
dangkan un si Asia-Afr ebelumnya, ngan tingkat
Gambar III.3
Gamba
ntuk aplika rika diguna , namun t t keterbacaa
36 Huruf Goth
ar III.37 Cont
asi pada m akan jenis
tetap mem annya yang
ham Narrow y
toh pangram h
media utama huruf yang miliki gaya
tinggi.
yang digunaka
huruf Gotham
a signage s
g berbeda a art deco
an pada media
Narrow Book
system Mu dengan co o serta de
a utama
k
48 useum
G
I.5.5. Wa
Wa warna dala pada info perancang warna-war referensi w
Gambar III.38
arna
arna merup am peranca ormasi yan gan media rna yang d warna-warn
Contoh aplika
pakan salah angan media ng disampa informasi M digunakan p na yang digu
asi huruf Goth
h satu unsu a informasi aikan. Ada Museum K pada gaya unakan pada
ham Narrow B
ur desain y ini berfung apun warna Konperensi
visual art
a gaya visua
Book pada med
yang memp gsi untuk me
a yang di Asia-Afrik
deco men al art deco b
dia utama
pengaruhi p emberikan k igunakan d ka menggun ngikuti beb
berikut:
Sum
Sum
mber: http://ww
Gam
mber: http://ww
Gambar III.3
ww.creativeco
mbar III.40 Co
ww.creativeco
39 Contoh w
olorschemes.co
ontoh kombin
olorschemes.co
arna-warna ar om/resources/
asi warna-war
om/resources/ rt deco /free-color-sch
rna art deco /free-color-sch
hemes.shtml
hemes.shtml
Da macam ko yang baik hanya digu
Gam
Sumb
Gambar III
Sumb
ari begitu ba ombinasiny
pada kondi unakan dua
G
mbar III.41 Co
ber: http://www
.42 Contoh ap
ber: http://www
anyak warn ya. Dengan
isi cahaya d a warna saja
Gambar III.43 W
ontoh aplikasi
w.art-deco-sty
plikasi
warna-w.art-deco-sty
na-warna ar
pertimban di ruangan M a yaitu seper
Warna yang d
i warna-warna
yle.com/art-de
-warna serta m
yle.com/art-de
rt deco yan ngan teknis
Museum Ko rti dibawah
digunakan dan
a art deco 1 eco-style.html
motif-motif art eco-style.html
ng digunaka untuk ting onperensi A
ini:
n kodenya l
t deco l
an serta ber gkat keterli Asia-Afrika,
-G
Biru
Warna bi persahabat loyalitas, menekanka Obyek dan yang ding langit dan tak berbata
Gambar III.44
iru sendiri tan, perlindu
kepercayaan an keinginan n gambar b in dan tena
laut yang m as.
4 Aplikasi war
i memiliki ungan, keam n diri. Wa
n. Biru tidak biru pada d ang. Dua w
mempunyai
rna pada medi
i makna manan, tekn arna ini m k meminta m dasarnya da warna biru y
i makna tin
ia utama
komunikas nologi, dina memberi ke mata untuk apat menci yang diguna nggi dan dal
si, keperca amis, kedam esan tenang
memperhat iptakan per akan bisa b lam yang se
53 - Putih
Warna putih digunakan untuk menciptakan suatu kesan yang tulus dan bersih menjadikan warna utama lebih muncul. Dalam logo Museum Konperensi Asia-Afrika, warna putih berarti kesucian, perdamaian, kemerdekaan, cita-cita tinggi. Warna putih juga bisa berarti langit yang mempunyai makna luas, sangat luas hingga seperti tidak berujung.
BAB IV
TEKNIS
I.1. Tek
Da harus terd yang disa menyampa informasi yang men media yan
a.
MEDIA PR
knis Media
alam peranc dapat beber ampaikan d aikan pesan
dibuat berd njadi sebua ng dibuat me
Sketsa Aw Sketsa dib dijadikan akan digu kunci ya penyampa
RODUKSI
a
cangan med rapa hal. Sa
apat menar n yang dima
dasarkan pe ah konsep d
elalui beber
wal
buat untuk m sebagai be unakan. Sket
ang telah aian informa
I
dia informas alah satuny rik dan inf aksud deng ermasalahan
dalam pera rapa proses,
mencari seb entuk dasar
tsa dibuat m ditentukan asi.
si di Museu ya agar des formatif me gan jelas dan
n yang ada ancangan v
, yaitu:
buah bentuk r untuk seb mengacu pa n, sehingga
um Konpere ain dari ko eskipun sed n tepat. Per serta sumb visual. Dala
k visual yan buah media
ada target sa a dapat m
ensi Asia-A omunikasi v derhana. M
rancangan m ber dan refe am hal pro
ng nantinya informasi asaran serta mewakili u
54 Afrika visual ampu media erensi oduksi
b. Eksekusi V Eksekusi dimengert disederhan mencermi
Ga
Visual visual dila ti dan dipah nakan men
nkan pesan
Gam
ambar IV.1 Sk
akukan unt hami oleh ta njadi sebu n yang akan
mbar IV.2 Eks
ketsa awal
tuk menjad arget sasaran uah karakt
disampaika
sekusi visual
dikan sketsa n, dalam ek
er sebagai an pada targ
a menjadi ksekusi ini s i simbol get sasaran.
c. Tahapan P Tahapan utama de kesatuan, informasi, kepada pe yang sede yang tepat
Gamb
Perancangan perancanga engan med dalam hal , tata letak enerima pes
erhana nam t dan mudah
bar IV.3 Peran
Gambar n
an, yaitu m dia penduk al ini tahap
k dengan i san dengan m mun inform
h dimengert
ncangan bentu
IV.4 Layout d
mempersiapk kung yang
pan pembu si informas menggunak matif dan te
ti.
uk dasar dan m
dan isi inform
kan dan m menjadika uatan bentu si yang ak kan gambar etap membe
media pengikat
masi
merancang m an sebuah uk dasar s kan disamp ikon dan tu erikan info
t