PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata
pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure
oleh,
Yunita Rahmah Ghifari 1106512
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
Oleh
Yunita Rahmah Ghifari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure Pada Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yunita Rahmah Ghifari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
YUNITA RAHMAH GHIFARI 1106512
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Prof. Dr.H. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Rosita, SS.,MA NIP. 19781019 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia
PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Oleh:
Yunita Rahmah Ghifari 1106512
ABSTRAK
Sebagai salah satu wisata sejarah, museum menjadi salah satu perhatian pemerintah dan menjadi fokus pengembangan. Yakni dengan mencanangkan program revitalisasi museum guna meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat dimana salah satu aspek terkait di dalamnya yaitu mengenai penyajian koleksi. Sebagian bersar masyarakat mengetahui bahwa Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu museum kebanggaan kota Bandung dan Indonesia di kancah Internasional. Nilai-nilai sejarah yang tertuang di dalamnya menjadikan cerita tersendiri bagi dunia terutama negara-negara Asia-Afrika. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika. Sehingga persoalan mengenai penyajian koleksi yang dipamerkan sangat perlu diperhatikan karena penyajian merupakan tolak ukur keberhasilan dari komunikasi dengan pengunjung dan hal inilah yang mendasari dari latar belakang penelitian ini. Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis mengenai pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Dimana data primer diperoleh dari hasil penelitian melslui penyebaran kuesioner kepada 100 pengunjung sebagai responden. Melalui pengolahan data, telah diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara variabel metode penyajian koleksi terhadap variabel kepuasan pengunjung sebesar 37,5%. Artinya, metode penyajian koleksi tidak terlalu banyak memberikan sumbangan pengaruh yang besar terhadap kepuasan pengunjung. Karena sebanyak 62,5% kepuasan pengunjung dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi pengelola Museum Konperensi Asia Afrika untuk melakukan pembenahan dan meningkatkan kualitas penyajian koleksi agar tingkat kepuasan pengunjung semakin baik.
THE INFLUENCE OF COLLECTIONS PRESENTATION METHOD ON VISITORS SATISFACTION IN MUSEUM OF ASIAN AFRICAN
CONFERENCE
By:
Yunita Rahmah Ghifari 1106512
ABSTRACT
In one of historical tours, museum becomes one of government’s concern
and also focus of development. It is through revitalizing program in order to improve the museum quality in serving the society, one of the related aspects is that concerning presentation of the collection. Most people know thatMuseum of Asian African Conference is one of the most prided museums in Bandung and Indonesia; it even also has been recognized internationally. The museum has historical values and they make its own story for global countries, particularly the countries of Asia-Africa. It is then the reason of the increasing of tourists’ interest in visiting Museum of Asian African Conference. Thus, the issue concerning presentation of the displayed collections is very essential; because the presentation itself is such measurement that indicates the success of communication with the visitors. This particular issue underlies the background of this study. Therefore, the author aims to analyze regarding the influence of the
collections’ presentation method to the visitors’ satisfaction. The type of research methodology is quantitative descriptive; whereas the primary data has been obtained by distributing questionnaires to 100 visitors as respondents. Through data processing, it is found that there is influence between variable of the
collections’ presentation method to variable of the visitors’ satisfaction, which is 37.5%. It indicates that the collection’s presentation method has not much contributed influence in satisfying the visitors; because 62.5% visitors’
satisfaction is influenced by other variables; which are not the author’s concern in this study. Hence, this study is expected to be utilized by the management employees of Museum of Asian African Conference in handling and improving the
quality of the displayed collections’ presentation in order to increase visitors’
satisfaction even better.
Yunita Rahmah Ghifari, 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Operasional ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pariwisata ... 7
B. Museum ... 9
1. Fungsi Museum ... 10
2. Benda Koleksi ... 11
3. Pameran ...11
4. Metode Penyajian Koleksi ... ... 13
C. Museum Konperensi Asia Afrika ... 16
D. Kepuasan Pengunjung ... 17
E. Hipotesis Penelitian ... 20
F. Kerangka Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Lokasi Penelitian ... 23
C. Populasi dan Sampel ... 24
1. Populasi ... 24
2. Sampel ... 25
D. Operasional Variabel Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 29
1. Uji Validitas ... 28
a. Hasil Uji Validitas Metode Penyajian Koleksi ... 31
b. Hasil Uji Validitas Kepuasan Pengunjung ... 33
2. Uji Realibilitas ... 34
3. Method Success interval (MSI) ... 35
4. Software SPSS 16.0 ... 35
F. Jenis dan Sumber Data ... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 38
1. Garis Kontinum ... 38
2. Uji Asumsi Klasik ... 39
a. Uji Normalitas ... 39
b. Uji Heteroskedastisitas ... 39
c. Uji Autokorelasi ... 40
3. Regresi Sederhana ... 41
4. Goodness of Fit ... 41
a. Koefisien Determinasi (KD) ... 42
b. Uji Statistik F ... 43
c. Uji statistik t ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika ... 45
2. Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika ... 47
3. Metode Penyajian Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika ... 49
a. Berdasarkan Pendekatan Intelektual ... 49
b. Berdasarkan Pendekatan Romantik ... 53
Yunita Rahmah Ghifari, 2015
d. Berdasarkan Pendekatan Simbolik ... 58
e. Berdasarkan Pendekatan Kontemplatif ... 59
f. Berdasarkan Pendekatan Interaktuf... 60
B. Hasil Penelitian ... 61
1. Profil Responden ... 61
2. Tanggapan Mengenai benda Koleksi ... 65
3. Tanggapan Mengenai Metode Penyajian Koleksi Museum KAA ... 66
4. Tingkat Kepuasan Pengunjung di Museum KAA ... 80
5. Pengaruh Metode Penyajian Koleksi terhadap Kepuasan Pengunjung di Museum KAA ... 90
1.) Uji Asumsi Klasik ... 91
2.) Analisis Regresi Liniear Sederhana ... 94
3.) Uji Hipotesis ... 96
C. Pembahasan ... 100
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 103
A. Simpulan ... 103
B. Rekomendasi ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin maraknya tempat wisata yang bertemakan alam, nyatanya keberadaan museum masih diminati oleh sebagian masyarakat untuk memanfaatkan waktu luangnya meskipun museum terkesan jadul, sepi dan membosankan. Persepsi tersebut didukung dalam kajian terhadap anggota masyarakat yang dijumpai Ali Akbar dalam bukunya disebutkan bahwa museum dapat diintisarikan ke dalam 14 kata yaitu 7K dan 7S. Adapun makna 7K adalah Kuno, Kusam, Klenik, Ketinggalan, Kurang, Kritik, dan Kasihan. Sedangkan 7S adalah Seram, Suram, Serius, Statis, Sekali, Sia-sia, dan Sepi (Akbar,2010.hlm.11). Persepsi inilah yang kemudian menjadikan museum cenderung sepi peminat dibandingkan destinasi wisata lainnya di kota Bandung.
Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu museum di kota Bandung dan merupakan tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika yang diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringakatn 25 tahun KAA. Di museum inilah dalam rangka melestarikan KAA beserta peritiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan. Dikutip dari disparbud.jabarprov.id koleksi Museum Konperensi Asia Afrika berjumlah kurang lebih 40.000 buah. Penataannya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu koleksi benda-benda tiga dimensi dan galeri foto mengenai gedung merdeka dari masa ke masa.
cenderung lebih kecil dibandingkan museum lainnya di kota Bandung, seperti Museum Geologi dan Museum Sri Baduga.
Adapun berikut beberapa bentuk komplain pengunjung dalam Trip Advisor terkait Museum Konperensi Asia Afrika :
Tabel 1.1 Tabel Keluhan Pengunjung Museum KAA
No. Nama/ akun Asal Bentuk Keluhan
1. Pryshanovika Bekasi, Indonesia Penyampaian kurang menarik dan kurang interaktif. Kemudian informasi yang didapat kurang jelas dan interpreter kurang tersedia. 2. TravelLifeAsia Kualalumpur,
Malaysia
Bagus untuk melihat beberapa foto tapi tidak semuanya menarik.
3. Mpandu Jakarta, Indonesia The Asian-African Conference Museum is one I
consider very poorly
displayed and very bland.
And exhibition rooms are
very uninteresting even for
enthusiasts.
Sumber: TripAdvisor.co.id
Dari beberapa komplain tersebut dapat dilihat bahwa terdapat ketidakpuasan pada pengunjung di Museum KAA baik mengenai penyajian/ pamerannya, informasinya, hingga pada pelayanan karyawannya.
3
mengamati koleksi dalam bentuk pameran foto yang sama. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan wisatawan kurang puas ketika berulang kali datang namun tidak ada sesuatu yang berbeda. Selain itu jumlah interpreter yang tersedia pun sedikit. Dimana interpreter dalam hal ini berperan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengunjung terkait mengenai penyajian sebuah museum.
Penyajian merupakan salah satu yang paling penting karena hal inilah yang berhubungan langsung dengan pengunjung. Penyajian koleksi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan benda-benda koleksi yang dilengkapi dengan teks, gambar, foto, ilustrasi dan pendukung lainnya (Pedoman Museum Indonesia, 2008). Melalui metode penyajian, pengunjung akan dipermudah dalam mendapatkan informasi antar koleksi yang memiliki alur cerita dalam pamerannya.
Maka dari itu, akhir-akhir ini pemerintah rajin mencanangkan Gerakan Nasional Cinta Museum melalui berbagai program salah satunya kegiatan revitalisasi museum yang bertujuan untuk mewujudkan museum Indonesia yang dinamis dan berdayaguna sesuai dengan standar ideal pengelolaan dan pemanfaatan museum. Berdasarkan hal tersebut, salah satu pengelolaan dalam koleksi museum ini merupakan media inti yang keberadaannya harus memberikan manfaat bagi wisatawan yang berkunjung khususnya bagi wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika.
Adapun pernyataan tersebut dikemukakan pula oleh Arbi, Yunus, dkk (2011) yang menjelaskan bahwa yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari komunikasi di museum yang tepat adalah sejauh mana efek yang ditimbulkan dari informasi yang disajikan melalui tata pameran/penyajian koleksi di museum. Karena penyajian koleksi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum dan menjadi salah satu pengaruh terhadap kepuasan pengunjungnya. Dalam hal ini, dapat diduga penyajian benda koleksi mempengaruhi atau tidak mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika.
Sehingga penulis ingin mengetahui lebih dalam sejauh mana pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Permasalahan pokok penelitian tersebut kemudian dirinci menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana metode penyajian koleksi yang dipamerkan di Museum Konperensi Asia Afrika ?
2. Bagaimana tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika ?
3. Bagaimana pengaruh metode penyajian koleksi tersebut terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil yang akurat dan komprehensif mengenai pengaruh kualitas benda koleksi terhadap kepuasan wisatawan di Museum Konferensi Asia Afrika.
Berikut tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini :
5
2. Mengidentifikasi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika
3. Menganalisis pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran teori yang berkaitan dengan metode penyajian koleksi dan kepuasan wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas terkait, khususnya Dinas Pariwisata Kota Bandung sehingga melalui penelitian ini dapat menyusun strategi untuk penyajian koleksi yang dipamerkan di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga meningkatkan kepuasan pengunjung yang berdampak pada meningkatnya jumlah kunjungan Museum Konperensi Asia Afrika ini dan menjadikan Museum KAA sebagai destinasi utama untuk berwisata.
b. Bagi Pengelola, mengetahui kondisi benda kolesi secara detail dan meningkatkan kreativitas dalam pembentukan konsep wisata di Museum Konperensi Asia Afrika sehingga wisatawan merasa betah dan puas dengan penyajian koleksi yang tersedia.
c. Bagi Prodi Manajemen Resort & Leisure, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi seluruh pihak di dalamnya khususnya mengenai metode penyajian koleksi dan kepuasan wisatawan di Museum Konpernsi Asia Afrika.
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pencarian kata yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan definisi operasional, sebagai berikut :
pengunjungnya. Cara ini disajikan melalui pendekatan intelektual, pendekatan romantik (evokatif), pendekatan estetik, pendekatan simbolik, pendekatan kontemplatif, dan pendekatan interaktif. Asiarto (2008:49). Dimana keenam metode tersebut sudah ada dan diterapkan oleh Museum Konperensi Asia Afrika.
2. Kepuasan wisatawan, menurut Irawan (dalam Daryanto, 2014:53) dipengaruhi oleh persepsi atas kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia 2014, sebagai berikut:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. 2. BAB II : Kajian Pustaka
Berisi mengenai teori-teori yang mendukung penelitian. 3. BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi mengenai penjabaran metode yang digunakan mulai dari desain penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, prosedur penelitian hingga analisis data yang digunakan.
4. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai penyampaian hasil penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya.
5. BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Museum Konperensi Asia Afrika. Museum ini didirikan pada 24 April 1980 dengan luas 75.000 m². Berlokasi di Bandung tepatnya di Jalan Asia Afrika No.65, Museum Konperensi Afrika memiliki sejarah sebagai tempat Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 24 April 1980 pada Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika. Disini biasa diselenggarakan pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
Di Museum ini terdapat koleksi dokumen tertulis, foto, dan hal-hal yang berkenaan dengan Konferensi Asia Afrika. D i Museum ini kurang lebih terdapat 40.000 koleksi. Lihat gambar 1.1.
Sumber: museumku.com
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika dengan menggunakan metode deskriptif , sehingga mampu mendeskripsikan data secara sistematis, faktual, akurat megenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diteliti (M. Nazir 2003 hlm.45).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Kountur (2003 hlm.19) metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang datanya dapat diukur sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya. Penelitian kuantitatif mengikuti proses deduktif-induktif, maksudnya yaitu suatu proses pengambilan kesimpulan dari umum ke khusus.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung baik asing maupun nusantara yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika. Berikut daftar kunjungan wisatawan Museum KAA pada tahun 2010 hingga tahun 2014:
Tabel 3.3.1 Data kunjungan wisatawan ke Museum KAA Tahun 2010 – 2014
No. Tahun Jumlah
1. 2010 168.354
2. 2011 186.200
3. 2012 174.645
4. 2013 188.136
5. 2014 177.981
25
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu sebagian dari pengunjung yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika.
Rumus sampel yang digunakan untuk pengukuran sampel dari keseluruhan populasi adalah Rumus Slovin, digunakan apabila populasinya sangat besar atau tidak diketahui jumlah anggotanya (tidak terhingga). Berikut rumus sampel yang digunakan dalam penelitian ini:
= + �N ²
Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang diinginkan Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah:
= + . , ²
= . , = , ≈
Dibulatkan menjadi 100 orang Dimana : n = Ukuran sampel
N = rata-rata jumlah kunjungan wisatawan per tahun melalui jumlah kunjungan tiga tahun terakhir (2012-2014). (sumber: Museum KAA)
e = persen kelonggan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir ditetapkan 10%.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling.
Nonprobability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2011 hlm. 66).
Purposive Sampling, menurut Sugiyono (2011 hlm.68) yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti menentukan sampel yang dipilih berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya diantaranya kesediaan responden/konsumen untuk mengisi kuesioner, minimal berusia 17 tahun keatas karena diasumsikan responden tersebut mampu untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner dan pernah ke Museum Konperensi asia Afrika.
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari suatu pengamatan. Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan, terdapat variabel metode penyajian koleksi terhadap kepuasan wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika.
Dapat disebutkan bahwa metode penyajian koleksi merupakan variabel independent (bebas), yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan kepuasan wisatawan merupakan variabel dependent (terikat), yaitu variabel yang menjadi penyebab timbulnya variabel lain. Dengan gambaran sebagai berikut :
Variabel Independent Variabel Dependent
Sumber : Olahan Peneliti(2015)
Gambar 3.4.1 Pengaruh antar Variabel Metode Penyajian
Koleksi(X)
27
Tabel 3.4.1 Operasional Variabel
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No Item (Metode penyajian koleksi, Asiarto 2008.hlm.49) X Metode pendekatan intelektual
- Tingkat kelengkapan informasi mengenai makna dari benda koleksi
- Tingkat informasi yang sesuai, jelas dan mudah dipahami
Ordinal 1
2
Metode Pendekatan Romantik
- Tingkat kesesuaian suasana tema dengan benda koleksi
- Tingkat kelengkapan pendukung koleksi baik foto, teks, ataupun diorama.
Ordinal 3
4
Metode Pendekatan estetik
- Tingkat pengaturan tata letak benda koleksi
- Tingkat pencahayaan benda koleksi
Ordinal 5
6
Metode Pendekatan simbolik
- Tingkat kemudahan memahami
penggunaan simbol khusus
Ordinal 7
Metode pendekatan kontemplatif
- Tingkat penciptaan suasana melalui audio visual (ex: suara percakapan tokoh sejarah, dsb)
- Tingkat penciptaan suasana di ruang auditorium
- Tingkat kesesuaian desain ruangan terhadap benda koleksi
9
10
Metode pendekatan interaktif
- Tingkat kemudahan mendapatkan
informasi mengenai benda koleksi melalui media lain
Ordinal 11
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala
Pengukuran No Item Kepuasan
Konsumen (Irawan dalam Daryanto, 2014:53) Y
Kualitas Produk
- Tingkat kepuasan terhadap kualitas failitas dan benda koleksi museum - Tingkat kepuasan
terhadap penyajian koleksi
Ordinal 12
13 Service Quality /Kualitas Pelayanan atau Jasa
- Tingkat kepuasan terhadap pelayanan karyawan museum
Ordinal 14
Emotional factor/ Faktor Emosi
- Tingkat kepuasan setelah berkunjung mengeksplor museum
Ordinal 15
Harga - Tingkat kepuasan
terhadap kesesuaian
harga yang
29
Sumber: Olahan penulis (2015)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Dalam pengukurannya, yang digunakan dalam kuesioner adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010 hlm.93). Dimana skala likert ini biasanya dengan rang 1 sampai dengan 5 dan disesuaikan dengan karakter responden penelitian. Penelitian ini memakai satuan setuju, kurang setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.5.1 Bobot nilai pada alternatif jawaban
No. Ukuran Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Olahan Penulis (2015)
ditawarkan Biaya dan
kemudahan
- Tingkat Kepuasan terhadap pengeluaran
biaya untuk
berkunjung ke museum (ex: makan, minum, dll)
- Tingkat kepuasan terhadap kemudahan aksesibilitas menuju museum
Ordinal 17
Dalam hal ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data persepsi pengunjung sebagai rsponden mengenai variabel yang kemudian diolah dalam bentuk angka. Responden diajukan beberapa pertanyaan/ pernyataan untuk menilai metode penyajian koleksi dan kepuasan pengunjung di Museum KAA.
Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika, terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu uji validitas dan uji realibilitas. Dan variabel yang diuji adalah metode penyajian koleksi sebagai variabel bebas (X) dan kepuasan pengunjung sebagai variabel terikat (Y).
Proses ini merupakan pengembangan dari instrumen yang sudah ada, dimana hasil dari instrumen akan diuji terlebih dahulu. Untuk menguji keabsahan dari kuesioner, dilakukan :
1. Uji Validitas
Ini merupakan tahap awal dalam pengolahan kuesioner. Validitas data perlu diuji untuk menjamin bahwa informasi yang diperoleh memiliki tiingkat kesahihan yang tinggi. (Wardiyanta, 2006 hlm.26). Selanjutnya peneliti akan memakai regresi sederhana karena hanya memakai satu jenis variable. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus Korelaso Product Moment (Pearson) sebagai berikut:
= ∑ − ∑ ∑
√ ∑ 2− ∑ 2 ∑ 2 – ∑ 2
Keterangan;
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total
31
∑ ²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ ²= Jumlah kuadrat dalam skor distrbusi Y
= Banyaknya responden
a. Hasil Uji Validitas Metode Penyajian Koleksi
Dalam penelitian ini, variabel metode penyajian koleksi (X) terdiri dari metode pendekatan intelektual, pendekatan romantik (evokatif), pendekatan estetik, pendekatan simbolik, pendekatan kontemplatif, dan pendekatan interaktif. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel metode penyajian koleksi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5.2 Hasil Uji Validitas X
No Komponen Pernyataan r hitung r tabel Ket. 1 Saya merasa informasi yang
diberikan guide mengenai benda koleksi sudah lengkap
0,475 0,1946 Valid
2 Saya merasa informasi berupa teks pada benda koleksi sudah jelas dan mudah dipahami
0,711 0,1946 Valid
3 Saya merasa suasana tema dengan benda koleksi sesuai
0,828 0,1946 Valid
4 Saya merasa pendukung koleksi berupa teks maupun diorama sudah lengkap
0,676 0,1946 Valid
5 Menurut saya tingkat pengaturan tata letak benda koleksi sudah baik
0,810 0,1946 Valid
6 Menurut saya pencahayaan terhadap benda koleksi sudah baik
7 Saya merasa simbol peringatan ‘Dilarang menyentuh benda koleksi’ mudah dipahami
0,620 0,1946 Valid
8 Suasana menjadi lebih hidup saat Saya mendengarkan suara percakapan Tokoh Sejarah melalui telfon
0,471 0,1946 Valid
9 Suasana menjadi lebih hidup saat Saya memasuki ruang auditorium tempat
terlaksananya KAA
0,558 0,1946 Valid
10 Menurut saya penciptaan suasana melalui desain ruang pameran sudah baik
0,871 0,1946 Valid
11 Saya mudah mendapatkan kesempatan untuk
berinteraksi dengan koleksi melalui teknologi yang tersedia (ex: film dokumenter)
0,490 0,1946 Valid
Sumber: Olahan Penulis 2015
33
b. Hasil Uji Validitas Kepuasan Pengunjung
Dalam penelitian ini, variabel kepuasan pengunjung (Y) terdiri dari persepsi atas kualitas produk, harga, service quality, emotional factor, biaya dan kemudahan. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS. Hasil analisis pada variabel kepuasan pengunjung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5.3 Hasil Uji Validitas Y
No Komponen Pernyataan r hitung r tabel Ket. 12 Saya puas terhadap kualitas
fasilitas yang tersedia
0,693 0,1946 Valid
13 Saya puas terhadap cara/ metode penyajian benda koleksi museum
0,605 0,1946 Valid
14 Saya puas terhadap pelayanan karyawan museum
0,546 0,1946 Valid
15 Saya merasa bangga setelah mengunjungi museum
0,862 0,1946 Valid
16 Saya puas karena bebas masuk museum tanpa pungutan biaya
0,768 0,1946 Valid
17 Saya puas terhadap pengeluaran biaya untuk berkunjung ke museum (ex: biaya transport, akomodasi, dll)
0,742 0,1946 Valid
18 Saya puas terhadap kemudahan akses menuju museum
0,632 0,1946 Valid
Berdasarkan hasil pengujian melalui uji validitas pada variabel kepuasan pengunjung (Y) diketahui bahwa seluruh butir pernyataan yang digunakan telah menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,1946. Dengan demikian, seluruh pernyataan mengenai variabel kepuasan pengunjung dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel kepuasan pengunjung (Y).
2. Uji Realibilitas
Menutur Wardiyanta (2006 hlm.6) reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan secara berulang dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. Menurut Ghozali (2013 hlm.48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali 2013 hlm. 48).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3.6, variabel metode penyajian koleksi (X) dan variabel Kepuasan pengunjung (Y) berada di atas 0,70. Dengan poin 0,758 pada variabel X dan 0,773 pada variabel Y. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dianggap andal. Sehingga setelah instrumen dinyatakan valid dan realible maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Berikut tabelnya:
Tabel 3.5.4 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan
1 Metode
Penyajian
35
Koleksi
2 Kepuasan
Pengunjung
0,773 0,70 Reliabel
Sumber: Olahan Penulis (2015)
3. Method Success interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Oleh karena itu, perlu ditransformasikan menjadi bentuk skala interval dengan melalui cara MSI. Menurut Harun Al-Rasyid (1994 hlm.131) adalah sebagai berikut :
a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan.
e. Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:
Scale Value = � � � � �� � − � � � � �� � � � � �� � − � � � �� �
f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan berikut :
�� �� ℎ� � � � � ∶ = � � � � + 1
Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.
4. Software SPSS 16.0
lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. SPSS itu sendiri singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences atau dalam bahasa Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Software SPSS versi 16.0. F. Jenis dan Sumber Data
Jenis data ini merupakan kuantitatif dimana data ini dinyatakan dalam bentuk numerik atau angka. Misalnya meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika dipengaruhi penyajian koleksi yang unik dan berbeda.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung sebagai sumber data. Dalam proses mendapatkan data primer, peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui tanggapan pengunjung mengenai metode penyajian koleksi oleh Museum Konperensi Asia Afrika dan tanggapan pengunjung mengenai kepuasan dalam berkunjung ke Museum Asia Afrika.
2. Data Sekunder
37
Tabel 3.6.1 Data sekunder Penelitian
Jenis Data Sumber Data
Data Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Daftar Museum di Kota Bandung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat 2015
Data ODTW di Jawa Barat yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan Nusantara
Disparbud Kab?kota di Provinsi Jawa Barat
Data Kunjungan Wisatawan di Museum KAA tahun 2010 – 2014
Pengelola Museum Konperensi Asia Afrika
Sumber: Olahan Penulis (2015)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utma dari penelitian adalah mendapatkan data” (Sugiyono, 2008). Adapun dalam mengumpulkan data sekunder dan data primer menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan yaitu dengan pengambilan data melalui buku dan mempelajari teori-teori yang bersangkutan dengan pembahasan penelitian. Sehingga menunjang proses pembahasan data yang sebenarnya.
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data secara langsung dengan melakukan pengamatan ke lokasi penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung ke Museum Konperensi Asia Afrika berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
diajukan kepada responden (sampel penelitian: pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika).
4. Wawancara yaitu teknik pengumpulan dengan pertanyaan yang dikumpulkan melalui responden (sampel penelitian : Pengelola Museum Konperensi Asia Afrika).
H. Teknik Analisis Data 1. Garis Kontinum
Menurut Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:
100% Dimana:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang pengukurannnya ditentukan dengan cara:
Nilai indeks maksimum = skala tertinggi X jumlah pertanyaan X responden Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah pertanyaan X responden Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5
39
Sangat
Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
a b c d e f
[image:31.595.125.499.82.146.2]Sumber: Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103)
Gambar 3.2. Garis Kontinum
Dimana:
a = Nilai indeks minimun b,c, d, e = Jarak interval
f = Nilai indeks maksimum 2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan model analisis regresi terikat dengan sejumlah asumsi dan harus memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari model tersebut. Pengujian asumsi yang harus dipenuhi agar persamaan regresi dapat digunakan dengan baik (uji persyaratan analisis) sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya apakah mempunyai distribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2013: 160).Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali (2013: 32-34), UjiKolmogorov-Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal
2) Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal
b. Uji Heteroskedastisitas
residual satu pengamatanke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, namunjika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yangbaik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitasadalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen (ZPRED)dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapatdilakukan dengan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplotantara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dansumbu X adalah residual yang telah
di-standarized menurut Ghozali (2013: 139). Dasaranalisisnya sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatupola yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) makaterjadi heteroskedastisitas.
2)Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidakterjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t (sebelumnya) menurut Ghozali (2013: 110).Untuk Mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin – Watson (DW test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (fisrt order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) Ha : ada autokorelasi (r≠0)
41
Tabel 3.8.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tdk ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tdk ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4
Tdk ada autokorelasi negative No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl
Tdk ada autokorelasi, positif
atau negatif
Tdk Ditolak du < d < 4 – du
Sumber : Imam Ghozali (201 hlm.111)
3. Regresi Sederhana
Dalam analisis regresi linier sederhana selanjutnya mengetahui pengaruh metode penyajiankoleksi (x) terhadap kepuasan wisatawan (y) di Museum Konperensi Asia Afrika, melalui bentuk persamaan:
Y = a + bx Dimana:
Y = variabel dependent/kriteria (yang diprediksikan) = kepuasan pengunjung
a = konstanta (harga Y bila X= 0) =
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y
x = variabel independent (prediktor) = metode penyajian koleksi
4. Goodness of Fit
berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada di daerah dimana Ho diterima.
a. Koefisien Determinasi (KD)
Analisis koefisien determinasi berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk mengetahui besaran pengaruh antara variable x terhadap y yaitu dengan rumus:
= 2 X 100 %
(Iqbal Hasan, 2003 hlm.248) Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi
berikut penjelasan mengenai analisis koefisien determinasi: a. Jika Kd = 0, tidak ada pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Jika Kd = 1, variabel independen mempengaruhi variabel dependen c. Jika Kd berada antara 0 dan 1 maka variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen sesuai dengan nilai yang diperoleh, sehingga terdapat faktor lain yang mempengaruhi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
43
adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1-k).(n-k). jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.
[image:35.595.144.482.261.376.2]Menurut Sarwono (2006), Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.8.2 Kategori Korelasi
0- 0,25 Korelasi Sangat Lemah 0,25 – 0,5 Korelasi Cukup
0,5 – 0,75 Korelasi Kuat
> 0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat
1 Korelasi Sempurna
Sumber: Sarwono (2006)
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan criteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.
c. Uji statistik t
hipotesis dua pihak. Uji-t ini juga untuk mengetahui keberartian koefisien regresi linier sederhana. Dalam arti lain tujuan pengguanaan uji t ini adalah untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, adapun rumus yang digunakan untuk uji t, menurut Husein Umar (2008 hlm.113) sebagai berikut :
ℎ� � = √ −
√ − 2
Keterangan:
ℎ� � = Nilai t
= Koefisien korelasi
� ℎ� � ∶
� : Tidak terdapat pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika.
�� : Terdapat pengaruh metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika.
Langkah selanjutnya yaitu ℎ� � dibandingkan dengan dengan ketentuan taraf signifikasi 5% dan dk = (n-2). Berikut kriteria uji t:
1. Jika ℎ� �≥ maka H0 ditolak dan Ha diterima atau signifikan 2. Jika ℎ� � ≤ maka H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah diteliti di Museum Konperensi Asia Afrika, serta pendukung data-data yang diperoleh dari data sekunder pada bab sebelumnya, serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh Metode Penyajian Koleksi terhadap Kepuasan Pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
dari adanya petugas keamanan yang juga sesekali merangkap sebagai interpreter.
Tanggapan responden terhadap variabel kepuasan pengunjung (Y) di Museum Konperensi Asia Afrika berada pada kategori baik, dengan perolehan skor 2651 atau 75,7% dan tertinggi terdapat pada biaya dan kemudahan. Alasannya karena pengunjung bebas masuk tanpa pungutan biaya, akses menuju museum mudah karena lokasinya yang strategis. Selain itu, fasilitas yang tersedia seperti toilet dan perpustakaan kualitasnya sangat diperhatikan terutama dalam kebersihan, lalu sebagian besar pengunjung merasa bangga setelah mengunjungi museum karena Museum Konperensi Asia Afrika sendiri dikenal di kancah internasional dan merupakan salah satu sejarah kebaggaan masyarakat Indonesia. Adapun sub variabel mengenai kepuasan pengunjung yang masih belum sesuai adalah kualitas pelayanan jasa, bahwa pelayanan karyawan museum terhadap pengunjung masih cenderung kurang baik salah satunya yaitu pelayanan interpreter sebagai salah satu sumber informasi pengunjung mengenai benda koleksi masih kurang baik dalam berinteraksi maupun pengawasan yang minim dari pengelola terhadap pengunjung yang tidak tertib. Namun secara garis besar, perolehan kategori Baik ini menunjukkan bahwa pengunjung sebagian besar merasa puas dengan segala hal yang disajikan di dalam Museum Konperensi Asia Afrika. Artinya kemudian, bentuk keluhan-keluhan akan ketidakpuasan pengunjung tersebut kemungkinan dilatarbelakangi faktor-faktor lain yang tidak ada dalam cakupan penelitian penulis.
105
regresi ditunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif, artinya jika metode penyajian koleksi (X) naik sebesar satu satuan, maka kepuasan pengunjung (Y) juga akan meningkat. Dengan kata lain semakin baik metode penyajian koleksi di Museum Konperensi Asia Afrika, semakin meningkat pula tingkat kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika. Dan secara keseluruhan, perolehan tersebut menunjukkan sesungguhnya bentuk keluhan-keluhan pengunjung dalam laman TripAdvisor.co.id tidak menjadikan metode penyajian koleksi di Museum KAA ini berpengaruh besar dan menjadi sebuah masalah pada kepuasan pengunjungnya. Adapun hasil poin baik pada kedua variabel kemungkinan dipengaruhi dari permasalahan pada proses pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti yang menjadi sebuah kelemahan pada penelitian ini. Walau demikian, penelitian ini dikatakan valid karena terdapat pengaruh dari metode penyajian koleksi terhadap kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika yang didapat pada regresi linier dengan hasil yang positif pada kedua variabel, walaupun pengaruhnya tidak besar. Dimana pengaruh ini didapat sebesar 37,5% dan sisanya sebanyak 62,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dilakukan penelitian oleh peneliti. Faktor-faktor tersebut dapat terkait faktor image, manajemen, fasilitas, hingga event-event pendukung lainnya di Museum Konperensi Asia Afrika.
B. Rekomendasi
meningkatkan nilai hospitality terhadap pengunjung melalui program pelatihan/ training, meningkatkan pengawasan keamanan koleksi sehingga kualitas benda koleksi dan nilai keasliannya tetap baik. Dan menambah inovasi teknologi sebagai media interaksi pengunjung. Hal ini dapat dilakukan dalam meningkatkan kepuasan pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika dan sebagai upaya untuk menjaga eksistensi di era modern disamping semakin banyaknya museum yang menggunakan teknologi canggih untuk media interaksi pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ali, Akbar. (2010). Museum di Indonesia: Kendala dan Harapan. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Arbi, Yunus, dkk. (2011). Konsep Penyajian Museum. Jakarta: Direktorat permuseuman.
Asiarto, Luthfi, et.al.. (2008). Pedoman Museum Indonesia, Jakarta: Direktorat Museum Dirjen Sejarah Purbakala Depbudpar.
Daryanto, dan Setyobudi. I (2014). Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: gava Media.
Direktorat Museum. (2007). Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata.
Direktorat Museum. (2008). Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah Dan Purbakala Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata.
Ghautama, Gatot. dan Prioyulianto. (2012). Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Ghozali (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harun al-rasyid (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bdg: program pasca sarjana unpad.
Hasan, Iqbal. (2003). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensial).
Husein Umar (2008:113). Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Jonathan, Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Juwandi, Hendy Irawan. (2004) Kepuasan Pelayanan Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Kontur, Ronny. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM.
Meleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
M. Nazir (2003). Metode Penelitian,Ccetakan Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu. G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi Offset (Penerbit Andi).
Pitana, I. Gede dan Diarta, I. Ketut. Surya. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yoogyakarta: C.V Andi Offset (Penerbit Andi).
Prioyulianto. (2012). Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitia Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Edisi Revisi: Konsep Statistika Yang Lebih Komprehensif. Jakarta: Change Publication. Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: untuk menaikkan
pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandi. (2006). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-undang republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. Sumber internet :
Daftar museum kota Bandung. [ONLINE]. Tersedia disparbud.jabarprov.go.id (diakses tanggal 7 Maret 2015).
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun 2008 – 2011. [ONLINE]. Tersedia: disparbud.jabarprov.go.id (diakses tanggal 9 Maret 2015).
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Museum Konferensi Asia Afrika 2009 – 2011. [ONLINE]. Tersedia museumku.wordpress.com (diakses tanggal 7 Maret 2015).
Pengertian Museum. [ONLINE]. Tersedia museum-indonesia.net (diakses tanggal 7 Maret 2015).