PENGHAFAL AL-
QUR’AN
DAARUL QUR’AN
DALAM
MENSOSIALISASIKAN PROGRAM SEDEKAH PRODUKTIF
Skripsi inidiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
SYARIF FADILAH
107051002655
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
SYARIF FADILAH NIM: 107051002655
Dibawah bimbingan
Drs. S. Hamdani, MA NIP.19550309 199403 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Program Pembibitan
Penghafal Al Qur’an Daarul Qur’an Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif”, telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 14 Juni 2011
Panitia Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Jumroni M.Si Umi Musyarofah, MA
NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002
Anggota
Penguji I. Penguji II.
Drs. Sugiharto, MA Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 19660806 199603 1 001 NIP. 19700903 199603 1 001
Pembimbing,
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 28 Mei 2011
i
Syarif Fadilah
Strategi Komunikasi Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif.
Salah satu pokok ajaran Islam yang belum di tangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan dana zakat, infaq dan sedekah dalam arti yang seluas-luasnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerus-penerusnya di zaman ke emasan Islam. Dengan membangun lembaga nirlaba sebagai sistem untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan distribusi kekayaan sosial. Sistem ini untuk mentransformasikan masyarakat yang timpang secara sosial ekonomi ke arah masyarakat yang adil dan makmur dengan memanfaatkan sumber- sumber keuangan yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari zakat, infak dan sedekah. Padahal kalau melihat kondisi umat Islam ( Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar dari hipotesa awal, Indonesia berpenduduk kurang lebih 204,8 juta jiwa, diperkirakan 83% adalah umat Islam atau lebih kurang 166 juta jiwa
Dana sedekah sebenarnya menyimpanpotensi yang luar biasa. Dana ZIS akan terus mengalir, walaupun krisis ekonomi selalu terjadi pada masyarakat, mereka akan tetap mengeluarkan dana sedekahnya, karena merupakan bagian dari ajaran agama Islam. Ini adalah sebuah tantangan bagi PPPA Daarul Qur’an untuk memaksimalkan dalam mensosialsasikan dan penggalangan serta pendayagunaan ZIS.
Berangakat dari ketertarikan penulis untuk mengkaji bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif kepada masyarakat agar tertarik mengeluarkan sedekahnya, sehingga program ini mampu membangun dan mensejahterakan masyarakat, karena dari hasil sedekah yang diperoleh dapat digunakan sebagai sumber alternatif pengentasan kemiskinan.
Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatif. Yaitu suatu metode yang dihasilkan dari data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata gambar dan merupakan penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini penulis berusaha mengumpulkan dan mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis mengenai bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh PPPA
Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan telah ditemukan beberapa
strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam melakukan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan program sedekah produktifnya yang diantaranya PPPA
Daarul Qur’an melakukan strategi komunikasi dengan menggunakan strategi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, kebesaranMu Tuhan dengan segala ilmu
yang telah engkau berikan kepadaku, hingga tidak bisa kuungkapkan lagi pujiku
pada-Mu atas keberhasilan penyelesaian skripsi ini. Dari dalam hatiku yang paling
dalam, kuucapkan sepatah kata syukur Alhamdulillahhirabbil alamin untuk-mu.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga
menuju alam yang penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi seperti
sekarang ini.
Penulis menyadari, bahwa terselesaikan dan tersusunya skripsi ini adalah
bukan semata-mata ataas usaha dan upaya dari diri pribadi penulis sendiri, namun
terselesaikannya skripsi ini adalah berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan
semua pihak yang turut andil dalam memberikan Do’a, moril dan materil seta
keikhlasan dalam membimbing penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis.
1. Rektor Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.
Dr. Komaruddin Hidayat, MA.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief Subhan, MA.
3. Para Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
iii
4. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Drs. Jumroni M. Si.
5. Sekretaris Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Umi Musyarofah, MA.
6. Pembimbing saya Drs. S. Hamdani, MA yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada peneliti dengan bijaksana, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Para penguji Bapak Drs. Sugiharto, MA dan Bapak Drs. Wahidin Saputra,
MA yang telah menguji dan memberi masukan kepada skripsi saya ini.
8. Bapak serta Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan arahan
pengembangan intelektualitas penulis selama perkuliahan.
9. Pimpinan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, serta seluruh staf dan karyawannya yang telah
melayani dan menyiapkan berbagai macam fasilitas literatur, sampai
terselesaikannya skripsi ini.
10.Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh staf
dan karyawannya yang telah melayani dan menyiapkan berbagai macam
iv
11.Para Pegawai Staf dan Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan pelayanan prima kepada penulis.
12.Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Romdoni dan ibu
Aminah selaku kedua orang tua penulis yang telah memberikan segala
dukungan serta perhatiannya baik secara moril maupun materil kepada
penulis dan juga sebagai motivator bagi penulis semoga Allah
memberikan limpahan karunia-nya untuk kalian. Amin
13.Kepada Bapak Tarmidzi selaku Direktur PPPA Daarul Qur’an, yang telah
meluangkan waktunya untuk penulis dan kesediaan untuk wawancara
sebagai bahan pelengkap skripsi ini, serta staf PPPA Daarul Qur’an yang
telah memberikan banyak batuannya. Sehingga penulis dapat wawancara
langsung dengan direktur PPPA Daarul Qur’an
14.Kepada kakak ku Miftahul Jannah, Irma Yanti, dan Retno Ferawati serta
Adik ku Syifa fauziah, terima kasih atas dukungan dan do’a kalian semua
sehingga terselesaikannya skripsi ini.
15.Kepada keponakan-keponakan ku Niswah Zian Ahlia dan Alip, kalian
telah membuat ceria disaat sedang penyelesaian skripsi ini.
16.Kepada sahabat penulis yaitu Putut Pena Hultahera, Rikat Nur Ahad,
Syafrudin Ade Warsito, Ahmad Mursyidi, Ahmad Rifqi Ridho, Ahmad
khumaidi, Ilham berlian, Wahyudi, Fathan Nurhamdi terima kasih atas
semangat yang diberikan, serta bersedia menjadi tempat berbagi dalam
terselesaikannya skripsi ini. Perjuangan kita tidak hanya sampai disini
v
17.Teman-teman seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan bantuan
dan dorongannya kepada penulis, terutama jurusan KPI angkatan 2007
dan paling utama KPI B angkatan 2007
18.Kepada teman-teman Jurusan ZISWAF Fakultas Hukum Dan Syari’ah
angkatan 2007, yamg telah memberikan motivasi dan dukungan kepada
penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
19.Kepada Kusuma Dewi, terima kasih selama penyusunan skripsi ini kamu
menjadi motivator untuk diriku, sampai terselesaikannya skripsi ini, kau
yang terindah untuk ku selalu.
20.Kepada brotherhood onthelis, Bang Toro, Bang Grady Boot, Bang likin,
Bang Rendy, Bang Kopral, Mpo Tya, kapan kita touring lagi, semangat
kalian menjadikan cerminan untuk ku dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya
dapat menentramkan kegelisahan Intelektual serta menyirami dahaga
ilmiah, untuk itu penulis sangat berlapang dada menerima
masukan-masukan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan
kontribusi positif , memperluas wawasan keilmuan serta dapat menambah
khazanah perpustakaan
Wassalamualaikum, Wr, Wb
.Jakarta, 20 Mei 2010
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian... 7
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Komunikasi ... 12
1. Pengertian Strategi ... 12
2. Tahapan-tahapan Strategi ... 15
3. Pengertian Komunikasi ... 17
4. Unsur-unsur Komunikasi ... 18
5. Macam-macam Komunikasi ... 21
6. Strategi Komunikasi ... 25
7. Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi ... 26
vii
B. Sosialisasi Program Sedekah Produktif
1. Pengertian Sosialisasi program sedekah produktif ... 30
2. Media Sosialisasi Program Sedekah Produktif ... 37
3. Materi dan Metode Sosialisasi Program Sedekah Produktif 4. Pelaksanaan Sosialisasi program Sedekah Produktif ... 46
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PPPA DAARUL QUR’AN A. Profil PPPA Darul Qu’ran ... 49
B. Visi, Misi PPPA Darul Qu’ran ... 50
C. Program-Program PPPA Darul Qu’ran ... 51
D. Struktur Organisasi ... 56
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Komunikasi PPPA Darul Qu’ran Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif ... 59
B. Implementasi dan Analisis Swot Strategi Komunikasi PPPA Darul Qu’ran Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif 66 C. Upaya PPPA Darul Qu’ran Dalam menghadapi Hambatan- Hambatan Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 76
B.Saran-Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
1
A.Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk saling
tolong-menolong, karena setiap muslim adalah saudara dan sesama saudara
haruslah saling tolong dan membantu sesamanya. Allah dan Rasul-nya juga
mengajarkan keikhlasan. Bukan saja keikhlasan ketika memberi, tetapi
keikhlasan ketika beribadah serta keikhlasan ketika menerima cobaan dan
ujian. Dalam keikhlasan terkandung kesabaran, dan keikhlasan menjadikan
keimanan menjadi begitu indah.
Islam sebagai ajaran yang menjelaskan segala sesuatu telah banyak
berbicara tentang harta. Harta bisa menjadi alat untuk mendapatkan surga, tapi
juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Allah menyampaikan hal
tersebut dalam al-Qur’an,
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan”.(Qs. 18:46)
Harta yang Allah berikan kepada manusia dapat dipergunakan untuk
menyejahterakan dirinya, keluarga masyarakat sekitar, negara bahkan
penduduk dunia. Sejahtera artinya hidup dengan harta yang berkah. Salah satu
memanfaatkannya, baik dan halal menyalurkannya. Harta yang didapat
dengan baik, dimanfaatkan dan disalurkan dengan baik sesuai tuntunan agama
Islam merupakan harta yang berkah. Harta yang berkah itulah yang akan
membawa kesejahteraan bagi pemiliknya, baik sejahtera lahir maupun batin.
“Harta merupakan ujian dari Allah. Dengan diberikan harta tersebut apakah manusia mampu menjalankan amanahnya atau tidak. Oleh karena itu, selanjutnya kedudukan harta didalam Islam adalah sebagai bekal ibadah dan perjuangan. Dengan harta yang dimilki, seorang muslim akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang paling berharga, yaitu surga”1
Dengan harta manusia bisa melakukan apa saja termasuk menjadikan
harta sebagai kekuatan utuk menegakkan kebenaran. Harta seperti itu bisa di
optimalkan pemanfaatannya oleh kaum muslim. Harta yang dimiliki seorang
muslim harus dijadikan sebagai peluang ibadah kepada Allah, peluang untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada orang lain, peluang untuk
mensejahterahkan kehidupan bersama
Pemilik mutlak dari harta pada dasarnya adalah Allah SWT, jadi pada
hakikatnya harta merupakan milik Allah SWT. Karena Allah sebagai zat yang
memiliki segala kekayaan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman,
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. 3:26)
1
dan manusia hanya dititipi untuk mengatur, memanfaatkan, dan menyalurkan
sebaik-baiknya harta tersebut.
Ajaran Islam memberikan peringatan dan ancaman yang keras
terhadap orang yang enggan bersedekah. “Di akhirat kelak, harta benda yang
disimpan dan ditumpuk akan berubah menjadi azab bagi pemiliknya”.2
Rasulullah saw bersabda:
“Bersedekahlah kalian, sesungguhnya sedekah dapat membebaskan
kalian dari api neraka” (HR. At-Thabrani , Abu Nua’aim)
“Tidak suatu sedekahpun yang dikeluarkan oleh seseorang, sehingga
dilepaskan karenanya (sedekah itu) tujuh puluh kutukan setan” (HR.
Imam Ahmad dan Hakim)
Banyak orang yang begitu takut kalau kenikmatan yang digenggam,
kesenangan yang diraih musnah sewaktu-waktu, takut miskin bila bersedekah
Inilah yang kerap membuat hati selalu beriak, selalu berombak. Karena jelas,
energi manusia tidak akan sanggup mengimbangi kehidupan yang serba
materialistis.
Karena bagaimanapun salah satu pokok ajaran Islam yang belum
ditangani secara serius ialah penanggulangan kemiskinan dengan cara
mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah
2
Didin Hafidhuddin, Anda bertanya tentang Zakat, Infak&Sedekah kami menjawab
dalam arti yang seluas-luasnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah saw serta penerus-penerusnya di zaman keemasan Islam.
Dengan membangun lembaga nirlaba sebagai sistem untuk
mewujudkan keadilan ekonomi dan distribusi kekayaan sosial. Sistem ini
untuk menstransformasikan masyarakat yang timpang secara sosial ekonomi,
ke arah masyarakat yang adil dan makmur dengan memanfaatkan
sumber-sumber keuangan yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari zakat, infak
dan sedekah. “Padahal kalau melihat kondisi umat Islam (Indonesia)
sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar. Dari hipotesa awal,
Indonesia berpenduduk kurang lebih 204,8 jiwa, diperkirakan 83% umat Islam
atau kurang lebih 166 juta jiwa”.3
Kalau diperhatikan banyak sekali lembaga nirlaba yang melakukan
promosi produk dalam iklan melalui media massa, sehingga dalam
penyampaian pesannya dibutuhkan suatu strategi komunikasi yang merupakan
paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukan bagaimana operasionlanya secara praktis yang harus dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung
pada situasi dan kondisi.4
Dana sedekah sebenarnya menyimpan potensi yang luar biasa. Meski
tidak ada lembaga pengelola atau orang miskin yang menerima, dana ZIS akan
3
Didin Hafiduddin, Panduan Zakat Praktis Baznaz Dompet Dhuafa, (Azzahra Graphic, 2006)h.12
4
mereka akan tetap mengeluarkan dana sedekahnya, karena merupakan bagian
dari ajaran agama Islam. Ini adalah sebuah tantangan untuk PPPA Daarul
Qur’an untuk memaksimalkan dalam mensosialisasikan dan penggalangan
serta pendayagunaan dana ZIS.
Dengan demikian, penulis sangat tertarik untuk mengkaji bagaimana
strategi komunikasi yang di lakukan oleh PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif kepada masyarakat agar tertarik
mengeluarkan sedekahnya. Sehingga program ini mampu membangun dan
mensejahterahkan masyarakat. Karena dari hasil sedekah yang di peroleh,
dapat di gunakan sebagai sumber alternatif pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan alasan di atas, maka penulis berusaha menuangkannya
melalui penulisan skripsi dengan judul : Strategi Komunikasi Program
Pembibitan Penghafal Al-Qur’an Daarul Qur’an Dalam
Mensosialisasikan Program Sedekah produktif
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Ada banyak hal yang dapat di bahas dalam masalah sedekah produktif
antara lain masalah: strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan sedekah produktif, peran sedekah produktif dalam
pengembangan PPPA Daarul Qur’an, dan respon masyarakat dengan
adanya program sedekah produktif. Untuk memudahkan pemahaman
maka penulis perlu membatasi masalah pada strategi komunakasi yang di
lakukan oleh lembaga PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan
program sedekah produktif.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
yang di angkat dalam skripsi ini adalah :
a. Bagaimanakah strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif?
b. Bagaimanakah implementasi dan analisis SWOT strategi komunikasi
PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah
produktif?
c. Bagaimanakah upaya PPPA Daarul Qur’an menghadapi hambatan
-hambatan dalam mensosialisasikan sedekah produktif?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif.
2. Mengetahui implementasi strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan program sedekah produktif.
3. Mengetahui upaya PPPA Daarul Qur’an menghadapi hambatan-hambatan
dalam mensosilaisasikan sedekah produktif.
Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan meningkatkan wawasan
akademis khususnya bagi mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam
2. Secara teoritis
Dapat memperkaya khazanah pengetahuan tentang bagaimana strategi
komunikasi yang efektif dan terarah
3. Secara Praktis
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengelola penghimpun dana ZIS
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah metode
kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang di hasilkan dari data-data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan merupakan penelitian
ilmiah5. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengungkapkan dan
mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis mengenai
bagaimana strategi komunikais yang di lakukan oleh PPPA Daarul Qur’an
dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah PPPA Daarul Qur’an, dan yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi yang
5
dilakukan PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah
produktif.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Februari sampai bulan
April 2011. Adapun tempat penelitian ini berlokasi di Graha Daarul
Qur’an yang berlokasi kawasan bisnis CBD Ciledug Blok A3 No. 21, Jl.
HOS. Cokroaminoto, Karang Tengah, Ciledug Tanggerang Banten.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan langsung terhadap gejala objek yang diteliti. Atau cara
pengambilan data terhadap gejala-gejala yang diselidiki, dengan
maksud untuk meyakinkan data yang diperoleh dari interview atau
wawancara. Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi langsung
dengan mendatangi kantor pusat PPPA Daarul Qur’an yang terdapat di
kawasan bisnis CBD Ciledug, Tanggerang
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
menunjukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Untuk kegiatan wawancara ini peneliti
mengadakan wawancara langsung dengan bapak Tarmizi sebagai
Dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku tertentu
atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan apa yang diteliti
penulis, dan internet yaitu untuk membuka situs-situs yang sangat
berkaitan dengan penelitian tersebut.
5. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul dianalisis dengan tekhnik triangulasi,
yaitu menggabungkan ketiga hasil data sementara dari observasi,
dokumentasi, dan wawancara kemudian dikumpulkan untuk dibuat
kesimpulan, kemudian data-data tersebut diolah atau direvisi kembali
dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta CeQDA tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti melakukan pengecekan pada perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan juga perpustakaan lainnya ternyata telah ada tulisan
tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang menangani
ZIS yaitu:
1. Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika Dalam sosialisasi Zakat
Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2007.
Persamaan dengan judul skripsi tersebut yaitu pada permasalahan yang
akan diteliti yaiu mengenai Strategi Komunikasi. Sedangkan perbedaan
dengan skripsi tersebut yaitu pada subjeknya, jika M. Dzikril Amin
meneliti strategi komunikasi dompet dhuafa Republika dalam sosialisasi
zakat, maka saya meneliti tentang Strategi Komunikasi PPPA Daarul
Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif.
2. Strategi komunikasi marketing lembaga amil zakat (LAZ) Al-Azhar
peduli Ummat oleh Muhammad Anwar Sani Mahasiswa UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Persamaan dengan
judul skripsi tersebut yaitu pada permasalahan yang akan diteliti yaitu
mengenai Strategi Komunikasi. Sedangkan perbedaann dengan skripsi
tersebut yaitu pada subjeknya, jika Muhammad Anwar sani meneliti
tentang strategi komunikasi marketing lembaga amil zakat (LAZ)
Al-Azhar peduli Ummat, maka saya meneliti tentang strategi komunikasi
PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah
produktif.
3. IN KIND FUND RAISING Panduan Praktis Penggalangan Hiibah
Barang Bagi Organisasi Nirlaba oleh Setiyo Iswwoyo dan Hamid Abidin.
Buku ini menjelaskan tentang menggalang dana bagi organisasi nirlaba.
perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II Kerangka teoritis yang membahas tentang strategi komunikasi,
terdiri dari pengertian strategi, tahapn-tahapan strategi, ruang
lingkup komunkasi, strategi komunikasi, dan sosialisasi sedekah
produktif terdri dari : pengertian sosialisasi, media sosialisasi,
pengertian sedekah dan produktif.
BAB III Gambaran umum PPPA Daarul Qu’ran. Profil PPPA Qu’ran ,Visi
dan Misi, Program-program PPPA Daarul Qu’ran, Struktur
Organisasi, sistem, manajemen dan kegiatan PPPA Daarul Qu’ran
BAB IV Analisis strategi komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam
mensosialisasikan Program sedekah produktif yang berisikan
tentang: strategi komunikasi apa saja yang digunakan PPPA Daarul
Qur’an dalam mensosialisasikan program sedekah produktif,
bagaimana implementasi strategi komunikasi yang dilakukan oleh
PPPA Daarul Qur’an, dan faktor-faktor apa yang menghambat
strategi komunikasi tersebut serta upaya PPPA Daarul Qur’an
menghadapi hambatan-hambatan tersebut.
12
TINJAUAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni
berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk
mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarrnya strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
stratogos, yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di
artikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jenderal
dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
peperangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai, atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1
Di bawah ini beberapa pendapat tentang pengertian strategi sebagai
berikut:
1
a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik menggunakan
dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan perubahan
lingkungan”.2
b. Definisi lain juga dikatakan Stainer dan Miner,
“Strategi adalah penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai”.3
Sedangkan menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana
Effendy.M.A.mengatakan bahwa:
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai perjalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya.”4
Jika diambil saripatinya, maka pendekatan strategi mempunyai lima
ciri sebagai berikut:
Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah
bagian fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, memusatkan pada
analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi. Ketiga, strategi memusatkan
pada perhatian tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk untuk mencapai
tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan pada pada faktor-faktor
2
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan Dan Strategi Organisasi (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986) Cet.ke-2, h.17
3
George Steiner , Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), h.8D
4
waktu (sejarah, masa lampau, masa kini terutama masa depan) dan faktor
lingkungan. Kelima, strategi berusaha menemukan maslah-masalah yang
terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan kontek
kekuatan, kemudian mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan serta
memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil
dalm rangka bergerak menuju tujuan.
Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih
khusus misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahaiad (1995), yang
mengangkat kompetensi ini sebagai hal yang penting.Mereka berdua
mendefinisikan strategi yang terjemahannya sebagai berikut ini.
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senatiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan, oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti.Perusahaan perlu mencari kompetensi inti dalam hal bisnis yang dilakukan”.5
Pengertian dasar strategi dan taktik adalah metode untuk
memenangkan suatu persaingan, berbentuk suatu pertempuran fisik untuk
merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia.
Sedangkan dengan bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara
atau teknik untuk memenangkan suatu persaingan antara
kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.
5
Dari berbagai pengertian yang telah di kemukakan tersebut
penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu proses untuk
melakukan perumusan dan penentuan rencana untuk mencapai suatu tujuan
jangka panjang. Secara umum strategi dilakukan oleh suatu organisasi dalam
merealisasikan kegiatannya, akan tetapi strategi pun dapat dilakukan secara
individu untuk mencapai tujuan yang diharapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tahapan-tahapan Strategi
Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan
diantaranya.
a. Perumusan Strategi
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu
dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah
termasuk di dalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan secara internal,
menetapkan suatu objektifitas. Menghasilkan strategi alternatif dan
memilih strategi untuk di laksanakan. Dalam perumusan strategi juga di
tentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau
b. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan,
maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat dan
anggota organisasi. Dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi
dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari
kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan
struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan
bersama budaya perusahaan dan organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah di capai,
dapat di ukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi
menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh
suatu organisasi dan evaluasi sangat di perlukan untuk memastikan
sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam langkah dasar
untuk mengevaluasi strategi yaitu:
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
Pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
diantaranya strategi efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat
berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki
penyimpanan dari rencana, mengevalusi prestasi indivisual, dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang
dinyatakan. kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapa diukur
dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting
daripada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus strategi yang ada
yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru.
Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai
dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.6
3. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimlogi berasal dari bahasa latin
“communication” istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang
berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu
6
pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh
komunikan. Hakikat komunikasi adalah, pikiran atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan
(massage) orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator
(communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
komunikan (communicate)
Selain pengertian di atas, para ahli komunikasi juga mempunyai
pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, menurut
Breslon dan Steiner, mendefinisikan:
“Komunikasi sebagai penyampai informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, gambar, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup produser melalui nama pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain”7
Menurut Onong Uchjana Efendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yakni untuk:8
a. mengubah sikap (to change attitude)
b. mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)
c. mengubah prilaku (to change the behavior)
d. mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah
metode atau dalam bahasa inggris “method”, berasal dari bahasa yunani
7
Hafied Cangara , Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2005)
8
[image:29.595.113.517.202.554.2]“methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis yang merujuk pada tata
cara yang telah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis.
Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlkan strategi
dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain.
4. Unsur-unsur komuniikasi
a. Komunikator
Pengirim pesan yang dimaksud di sini adalah manusia yang
mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan
komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Sumber peristiwa
komunikasi akan melibatkan sumber pembuat atau pengirim informasi.
Dalam komunikasi antar manusia, sumber terdiri dari satu orang.Tetapi
juga bisa dari satu kelompok misalnya partai, organisasi atau
lembaga.Sumber disebut sender.9
b . Pesan
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret
agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal
budinya menciptakan sejumlah lambing komunikasi berupa suara,
mimic, gerak-gerik, lisan dan tulisan. “Pesan bersifat abstrak, seorang
komunikan tidak akan tahu apa yang ada di dalam benak seorang
9
komunikator, hingga seorang komunikator mewujudkan
lambang-lambang komunikasi”.10
Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari
komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan unsur yang sangat
menentukan dalam proses komunikasi. “Agar pesan dapat diterima
dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah di mengerti”.11
Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Pesan biasanya disebut juga message, atau content.
c. Saluran Media Komunikasi
Saluran media komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan
komunikator untuk sampai ke komunikasinya.Ada dua jalan agar pesan
komunikator sampai pada komunikannya, yaitu tanpa media yang
berlangsung tatap muka dan komunikasi yang menggunakan media.
Media yang dimaksud ialah media komunikasi, artinya ini
menggunakan media komunikasi.
10
Dani Vardiansyah, Pengantar ilmu komunikasi : Pendekatan Taksonomi Konseptual, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h.23
11
d. Komunikan
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam
bentuk kelompok, partai dan bangsa. Penerima juga biasa disebut
dengan komunikan. Penerima adalah elemen penting dalam proses
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menimbulkan
berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah
pada sumber pesan dan saluran
e. Efek Komunikasi
efek komunikasi dapat diartikan sebagai pengaruh yang
ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat
tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu Kognitf ( seseorang
menjadi tahu tentang sesuatu, afektif (sikap seseorang terbentuk,
misalnya setuju dan tidak setuju terhadap sesuatu) dan konatif (tingkah
laku yang membuat seseorang melakukan sesuatu)
5. Macam-macam Komunikasi
a. Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan
oleh Bittner, seperti yang dikutip oleh Elvinaro Ardianto “Komunikasi
sejumlah besar orang”.12 Dari definisi yang dikemukakan oleh bittner,
jelas menunjukan bahwa komunikasi massa haruslah menggunakan
media massa. Jadi, meskipun komunikasi yang di sampaikan di depan
khalayak ramai seperti, seminar atau kampanye tetapi tidak
menggunakan media massa maka komunikasi tersebut bukanlah
komunikai massa
Media komunikasi massa yang termasuk media massa adalah
radio, televisi, keduanya di golongkan sebagai media elektronik.
Sedangkan majalah, surat kabar, buku di golongkan sebagai media cetak.
Seiring dengan perkembangan jaman maka hadirlah media baru yang
disebut dengan Internet.
Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh
Gebner (1967). Menurut Gebner yang juga dikutip oleh Elvinaro,
“Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industry”.13
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk
tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus
menerus dalam jarak waktu yang tetap misalnya harian, mingguan, dwi
12
Elvinaro Ardiantto, dkk, Ilmu Komunikasi Massa ( Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007) h,3
13
mingguan dan bulanan. Proses produksi pesan tidak dapat dilakukan
perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan akan membutuhkan
suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak
dilakukan oleh masyarakat industry
Sedangkan menurut Defleur dan Dennis yang dikutip dalam buku
Sasa Djuarsa Sandjaya, komunikasi massa adalah suatu proses dalam
dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus-menerus
menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi
khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.
Definisi ini menggambarkan bagaimana media massa mengemas
dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan
makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak.
b. Komunikasi Publik
Komunikasi publik ialah komunikasi yang melibatkan khalayak
yang relatif besar, dan karenanya sulit untuk mengenal secara dalam satu
persatu14. Komunikan berkumpul ditempat dan waktu yang sama,
misalnya auditorium, masjid, aula, atau lapangan terbuka. Contoh dari
komunikasi publik, tabligh akbar, kuliah umum, kampanye, penyuluhan
dan seminar
14
Dalam komunikasi publik, proses komunikasi bersifat linear, satu
arah. Dalam berbicara di depan publik, para pembicara biasanya memiliki
tiga tujuan utama dalam benak mereka, memberi informasi, menghibur
dan membujuk. Tujuan yang terakhir merupakan inti dari
komunikasi-retorika.Banyak dari prinsip-prinsip persuasi seperti analisis khalayak,
kredibilitas, pembicara dan penyampaian pesan merupakan bagian dari
retorika.
Komunikasi publik banyak mengambil prinsip-prinsip dari
retorika.Seorang komunikator yang berbicara didepan public harus
menguasai seni berbicara, seperti definisi retorika, seni atau kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi khalayaknya.15
Kualitas yang membedakan komunikasi publik dengan komunikasi
interpersonal dan komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:16
a. komunikasi publik berorientasi pada pembicara atau sumber. Sedangkan
pada komunikasi interpersonal dan kelompok terdapat hubungan timbale
balik diantara si pembicara dan penerima.Pada komunikasi public
pembicara mendominasi komunikasi.
15
Ricard West, Pengantar Teori KOmunikasi Analisis Dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.40
16
b. Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dan
pendengar. Hal ini menjadikan kurangnya interaksi secara langsung si
pembicara dan pendengar
c. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi public lebih umum supaya
dapat dipahami oleh pemdengar.
6. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilaksanakan, dalam arti kata bahwa
pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan
kondisi.17
Para ahli komunikasi seperti Everest M rogers dan Barelson, dalam
tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap
ilmu komunikasi. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting
untuk ditujukan kepada ilmu komunikasi, karena berhasil tidaknya
kegiatan secara efektif banyak ditentukan oleh komunikasi.
Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah
penting.Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga
17
komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan
apabila ada suatu faktor yang memengaruhi. Suatu faktor yang
menghambat komunikasi dapat dating sewaktu-waktu, terlebih jika
komunikasi langsung melalui media massa.
Menurut R. Wayne Peace, Brent D. Petterson dan M Dallas Burnet
dalam bukunya techniques for effective communication, seperti yang
dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, tujuan sentral strategi komunikasi
terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:18
a. To secure understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti
pesan yang diterima. Andaikan ia sudah dapat mengerti dn menerima,
maka penerimaannya itu harus dibina.
b. To establish acceptance: setelah komunikan mengerti dan menerima
pesan maka pesan ini harus dilakukan pembinaan.
c. To motivation action : setelah penerimaan itu di bina maka kegiatan ini
harus dimotivasikan.
7. Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi
Dalam rangka melaksanakan strategi komunikasi diperlukan
langkah strategis yang perlu dijalankan untuk menyusun
langkah-langkah tersebut dibutuhkan suatu pemikiran dengan memperhitungkan
komponen-komponen komunikasi serta faktor pendukung dan faktor
penghambat komunikasi.Kita mulai berturut-turut dari komunikasi sebagai
sasaran komunikasi, media, pesan, komunikator.
A. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari
siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komuniksi kita. Hal ini akan sangat
bergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan komunikasinya hanya
pada sebatas agar komunikan mengetahui (dengan metode informatif) atau
agar komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode persuasif.
Apapun tujuannya, metodenya dan banyak sasaran pada diri komunikan
perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:19
1. Faktor Kerangka Referensi
Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan
harus disesuaikan dengan kerangka kerangka referensi. Kerangka
refernsi seseorang terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan
pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status social,
ideology dan cita-cita. Kerangka referansi seseorang ada yang berbeda
secara ekstrem seperti antara murid SMP dengan mahasiswa. Ada juga
perbedaan yang gradual saja seperti seorang sarjana dengan sarjana
yang lain yang sama-sama lulusan universitas.
19
Dalam situasi komunikasi antarpribadi mudah untuk mengenal
kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Yang sukar
adalah mengenal kerangka referensi komunikan dalam bentuk
kelompok. Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal
seperti kelompok karyawan. Ada juga yang tidak dikenal seperti
pengunjung rapat RW. Komunikasi harus disesuaikan dengan referensi
mereka.
Lebih sulit lagi mengenali kerangka referensi komunikan dalam
komunikasi massa sebab sifatnya heterogen. Oleh karena itu pesan yang
disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya bersifat
informatif dan yang umum yang dapat di mengerti oleh semua orang.
2. Faktor Situasi dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada
saat komunikan akan menerima pesan yang akan disampaikan. Agar
komunikasi berjalan efektif, tempat penyampaian pesan komunikasi
haruslah diperhatikan. Kita perlu mengatur tempat dan ruangan dimana
komunikasi akan berlangsung, sehingga hambatan yang dating dapat
diminimalisir. Yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada
saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit atau lapar.
diharapkan sebisa mungkin untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan. Akan tetapi tidak jarang pula kita harus melakukannya
pada saat itu juga.
B. Pemilihan Media Komunikasi
Media Komunikasi banyak jumlahnya, pemilihan media
komunikasi akan sangat bergantung pada komunikasi yang akan dituju.
Untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat perkotaan maka media
yang lebih efektif untuk digunakan adalah media cetak, audio dan audio
visual. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan media yang sering
digunakan adalah papan pengumuman atau juga radio baik radio komesial
maupun radio komunitas. Karena masyarakat sering mendengarkan radio
terlebih radio bergenre dangdut.
C.Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menetukan
teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi,
atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang.
Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa
macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan
isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kias (gesture) dsb.
Lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa.
perasaan, fakta dan opini hal yang konkrit dan abstrak, pengalaman yang
sudah lalu dan kegiatan yang akan dating. Oleh karena itu dalam
komunikasi bahasa memegang peranan yang sangat penting. Meskipun
bahasa nonverbal pun memiliki peran yang juga penting untuk
berkomunikasi dalam jarak yang cukup jauh dan juga untuk
berkomunikasi dengan para tuna wicara.
8. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi,
karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Tanpa strategi komunikasi, media
massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di
negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relative
mudah dioperasionalkan bukan tidak mungkin akan tidak efektif
penggunanya.
Strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro mempunyai
fungsi ganda:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative,
persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioprasionalkannya media massa begitu ampuh yang jika dibiarkan
akan merusak nilai-nilai budaya.20
B. Sosialisasi Program Sedekah Produktif
1.Pengertian Sosialisasi Program Sedekah Produktif
Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian “proses
belajar seorang anggota masyrakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat dilingkungannya, dapat juga diartikan usaha
untuk mengubah milik perorangan menjadi milik umum”.21
Sosialisasi didefinisikan sebagai:
“ a process by which a child learns to be a partcipant member of
society”- “proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota
dalam suatu pokok bahasan berjudul society in man; dari sini tergambar pandangannya bahwa melalui sosialisasi masayrakat dimasukan ke dalam manusia”.22
Menurut sejumlah tokoh sosiologi yang teorinya akan dibahas,
yang diajarkan melalui sosialisasi ialah peran-peran. Oleh sebab itu
teori sosialisasi sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori mengenai
peran (role theory). Dengan peran tersebut seseorang akan belajar untuk
mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang tidak
harus dijalankan oelh orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada
20
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi ( Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) Cet ke-3 h,300
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, balai pustaka, 2002), cet ke-2, h.1085
22
dalam masyarakat, maka seseorang akan dapat berinteraksi dengan
orang lain.
Akan tetapi apa yang terjadi apabila seseorang tidak mengalami
sosialisasi? Karena kemampuan seseorang untuk mempunyai diri, maka
untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi,
karena seseorang yang tidak mengalami tidak akan dapat berinteraksi
dengan orang lain
Sosialisasi adalah proses yang di ikuti secara aktif oleh kedua belah
pihak yang mensosialisasi. Aktivitas mensosialisasikan disebut aktivitas
melaksanakan sosialisasi, sedangkan aktivitas disosialisasi adalah
aktivitas internalisasi.23 Aktivitas tersebut biasanya dilakukan lewat
media, ada banyak media dalam melakukan aktivitas sosialisasi seprti
keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja dan media
massa.
Media Sosialisasi dalam melaksanakan sosialisasi, maka
dibutuhkan media sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara lain
yaitu media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk yang terdiri
atas media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio,
televisi, film, internet), itu semua merupakan bentuk komunikasi yang
menjangkau sejumlah besar orang. Media massa diidentifikasikan
sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku
23
khalayaknya. Peningkatan teknologi memungkinkan peningkatan
kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penerapan masyarakat pun
memberi peluang bagi media massa untuk berperan sebagai agen
sosialisasi yang semakin penting.24
Iklan-iklan ataupun informasi yang ditayangkan melalui media
massa mempunyai potensi untuk memicu perubahan pola konsumsi atau
bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan
untuk mengukur, membentuk ataupun mempengaruhi pendapat umum,
bahkan sebagai alat untuk menyampaikam berita, penilaian, atau
gambaran umum tentang banyak hal, media memiliki kemampuan
untuk berperan sebagai institusi yang bisa membentuk opini publik.
Maka sosialisasi dengan menggunakan media bisa membangun
solidaritas sosial warga dunia, selain fungsi praktis lainnya sebagai
penggalang dana sosial masyarakat.25
Pengertian program dalam kamus bahasa Indonesia program
adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang dijalankan.26
Sedangkan secara etimologis kata program berasal dari bahasa inggris,
„programme’ atau „program’ yang artinya acara atau rencana.27 Dan
24
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi...,h.26
25
Hamid Abidin dan Kurniawati, Galang Dana Ala Media, (Jakara, Piramedia, 2004).
26
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed.3 Cet.3 h. 897
27
[image:44.595.108.517.138.546.2]menurut John R. Bittner yang dikutip Masduki, Program atau dikenal
sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan khalayak.28Dalam
program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang disampaikan
kepada khalayak.
Pengertian Sedekah Dalam sebuah hadits dinyatakan, “sedekah
yang paling baik adalah menafkahkannya ketika dalam keadaan sehat
dan masih ada harapan untuk hidup lebih lama di dunia ini.29Sedekah
dapat mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup
kesalahan dan keburukan.Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah dan bisa
mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah.Ajaran Islam
memberikan peringatan dan ancaman yang keras terhadap orang yang
enggan bersedekah. Di akhirat kelak, harta benda yang disimpan dan
ditumpuk akan berubah menjadi azab bagi pemiliknya.30
Rasulullah SAW bersabda:
1. “Sedekah itu cermin” maksudnya sedekah itu menunjukan
(mencerminkan) bahwa pelakunya memiliki keimanan yang baik dan
memiliki keyakinan akan adanya hari pembalasan (kiamat) karena ia
pasti melakukannya dengan mengharapkan pahala dan pahala adanya di
28
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: PT. LKIS, 2005) h.35
29
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.A. Fadhilah Sedekah (Zadul Maad-Bandung) h-4
30
akhirat, sebagian ulama berpendapat “di hari pembalasan nanti orang
yang bersedekah memiliki tanda khusus”.
2. Musnahkan segala kesumpekan kalian dengan bersedekah maka niscaya
Allah SWT akan melapangkan kesempitan-kesempitan kalian dan
menolong kalian dari musuh-musuh kalian.
3. Bersedekahlah karena didalamnya terdapat enam manfaat yaitu 3
didunia dan 3 diakhirat.
Adapun 3 di dunia yaitu:
a. Menambah (keberkah) rejeki
b. Memperbanyak harta
c. Memakmurkan (melapangkan) rumah.
Adapun 3 di akhirat yaitu :
a. Menutupi aib (kejelekan Waktu di dunia)
b. Menjadi naungan diatas kepala
c. Menjauhi dari api neraka.
Sebagaimana kita ketahui, dosa-dosa kita mengakibatkan
kehidupan kita menjadi tertutup dari kasih sayang Allah, kesalahan
membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita
buat sendiri.
Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan
di dunia maupun di akhirat manakala ajarannya dijadikan sebagai
pedoman hidup dan dilaksnakan secara konsisten serta konsekuen,
Dalam penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang
diperintahkan Allah SWT dan memang karena itu salah satu tujuan utama
adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Perbuatan untuk
mendapatkan keridahaan Allah walaupun dilakukan terang-terangan
bukanlah riya. Namun demikian, setiap amalan, khususnya sedekah bila
dilakukan secara sembunyi-sembunyi adalah lebih baik dan lebih aman
dari riya.
Keputusasaan kadang membuat manusia menjadi gamang dan
membuat seakan hidup tanpa ruh, tanpa jiwa., hilang semangat hidup
hilang semangat segala-galanya, keberhasilan sebuah usaha dan
tercapainya keinginan manusia tanpa didasari hubungan vertkal dan
kebersysukuran kepadanya kerap hanya akan membuahkan kesombongan
pada diri manusia.31
31Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia
berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka,
Maka ia banyak berdoa.(Fushilat: 51)
Berbicara mengenai persoalan Islam dan ekonomi, sebenarnya
tidak hanya membicarakan persoalan kemajuan atau kemunduran
kehidupan yang dialami oleh salah satu pihak (golongan agama) tertentu
melainkan turut mebicarakan persoalan kemanusiaan yang lebih luas.32
Produktif Dalam kamus besar bahasa indonesia produktif
mempunyai arti “menghasilkan sesuatu baik berupa barang ataupun ide”.33
Modal produktif ini dapat memproduksi dan menghasilkan sesuatu yang
bisa dikonsumsi maupun di manfaatkan pada masa-masa yang akan
datang, baik oleh pribadi maupun kelompok.
Berasal dari kata bahasa inggris “product” yang berarti hasil,
productive berarti menghasilkan kemudian diadopsi ke dalam bahasa
Indonesia yaitu produktif yang berarti kemauan untuk menghasilkan
sesuatu atau banyak mendatangkan hasil. Produktif dapat juga diartikan
dengan menghasilkan atau berkarya.
32
Achmad Djunaidi, Menuju Era Wakaf Produktif, ( Mitra Abadi Press, Jakarta) Cet-3 h-3
33
Ciri-Ciri orang yang produktif :
1. Menghargai waktu dan disiplin
2. Tekun dalam bekerja
3. Gemar membaca
4. Tidak mengenal putus asa
5. selalu ingin berkarya
Sedekah Produktif dimana sedekah ini akan ditumbuh kembangkan
dengan menjadikan sedekah tersebut sebagai awal modal untuk membuka
usaha yang dikelola oleh PPPA Daarul Qur’an. Dan keuntungan yang di
dapat dari usaha tersebut akan disalurkan ke rumah-rumah tahfidz yang
dikelola maupun yang didukung oleh PPPA Daarul Qur’an.
1. Media Sosialisasi program Sedekah Produktif
Pengertian Media Secara etimologi, media adalah merupakan
jamak dari bahasa latin, yaitu, “median” yang berarti perantara. Jamaknya
media, adapun pengertian semantiknya yaitu “segala sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai alat (perantara). Sedangkan secara terminologi media
berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu.34Adapun media berasal dari bahasa latin “mediare” yang artinya
“pengantar” maksudnya pengantar atau sarana penghubung atau alat yang
digunakan.35
34
Syukri Asmuni, Dasar-dasar strategi dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) h.163
35
Adapun menurut Association for education and communication
technology (AEC) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.36
Sedangkan Education Association (NEA) mendefiniskan media
sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program
instruksional.37 adapun pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan
audien sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.38
Media berasal dari bahasa latin “medium” (Tunggal) “media”
(Jamak) yang secra harfiah berarti: pertengahan, tengah, pusat.39 Dengan
demikian “media” sudah berarti jamak, tidak perlu media-media.
Dalam kamus telekomunikasi media berarti sarana yang digunakan
oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan
kepada komunikan, apabila kominikan jauh tempatnya dan banyak
jumlahnya. “Jadi segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam berkomunikasi disebut media komunkasi, adapun bentuk dan
jenisnya beragam.”40
36
Prof. Dr. H. Asnawir, Media Pembelajaran (Ciputat Perss, Jakarta 2002) h.11
37
Ibid h.11
38
Ibid h.11
39