• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN

SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

SYAIPUL BAHRI STM

062407013

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SYAIPUL BAHRI STM 062407013

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN

SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : SYAIPUL BAHRI STM

Nomor Induk Mahasiswa : 062407013

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Saul Siahaan,

(4)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

(5)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1

2.3.2 Kegunaan dan Peran Peramalan 10

2.3.3 Jenis-jenis Peramalan 11

2.3.4 Pengertian Metode Peramalan 13

2.3.5 Jenis-jenis Metode Peramalan 13

2.3.6 Menghitung Kesalahan Meramal 15

2.4 Metode analisa 16

2.4.1 Metode Double Exponential Smoothing 16

Bab 3 Gambaran Umum Tempat Riset 19

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia 19

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 19

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 20

3.2.3 Program Pengembangan Statistik 23

3.3 Kegiatan Badan Pusat Statistik 24

(7)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

3.3.2 Tata Kerja BPS 25

3.3.3 Sruktur Organisasi BPS 26

3.4 Gambaran Tentang Kabupaten Simalungun 29

3.4.1 Geografi 29

3.4.2 Iklim 30

Bab 4 Analisis Data 31

4.1 Peramalan Produksi Tanaman Jagung 31

4.1.1 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,1 33

4.1.2 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,2 37

4.1.3 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,3 42

4.1.4 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,4 46

4.1.5 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,5 51

4.1.6 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,6 55

4.1.7 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,7 60

4.1.8 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,8 64

4.1.9 Peramalan Produksi Menggunakan Double Exponential

Smoothing Dengan = 0,9 69

Bab 5 Implementasi Sistem 77

5.1 Tahap Implementasi 77

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel 78

5.3 Lembar kerja Microsoft Excel 79

5.4 Pengisian Data 80

5.5 Pembuatan Grafik 80

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 83

6.1 Kesimpulan 83

6.2 Saran 84

Daftar Pustaka 85

(8)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Produksi Jagung di Kabupaten Simalungun Tahun 1997-2007 32 Tabel 4.2 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,1) 34

Tabel 4.3 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,1) 36

Tabel 4.4 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,2) 39

Tabel 4.5 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,2) 41

Tabel 4.6 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,3) 43

Tabel 4.7 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,3) 45

Tabel 4.8 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,4) 48

Tabel 4.9 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,4) 50

Tabel 4.10 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,5) 52

Tabel 4.11 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,5) 53

Tabel 4.12 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,6) 57

Tabel 4.13 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,6) 59

Tabel 4.14 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,7) 61

Tabel 4.15 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,7) 63

Tabel 4.16 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,8) 66

Tabel 4.17 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,8) 68

Tabel 4.18 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,9) 70

Tabel 4.19 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,9) 72

Tabel 4.20 Forecast dan Mean Squared Error ( = 0,1 – = 0,9) 73

(9)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Produksi Jagung di Kabupaten Simalungun Tahun 1997-2007 32 Gambar 4.2 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,1) 37 Gambar 4.3 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,2) 41 Gambar 4.4 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,3) 46 Gambar 4.5 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,4) 50 Gambar 4.6 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,5) 55 Gambar 4.7 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,6) 59 Gambar 4.8 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,7) 64 Gambar 4.9 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,8) 68 Gambar 4.10 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( = 0,9) 73 Gambar 4.11 Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha ( = 0,1 – = 0,9) 75 Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari Windows 78

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 79

Gambar 5.3 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe 81

(10)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peranan sektor pertanian yang srategis harus didukung dan ditingkatkan dalam

pelestarian swasembada pangan dalam arti yang luas, tidak hanya terbatas pada

swasembada beras tetepi mencakup pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara

total termasuk palawija, hortikultura serta tanaman bahan makanan lainnya.

Di Indonesia, jagung mempunyai peranan kedua sesudah padi. Sebagai bahan

makanan, jagung bernilai gizi tidak kalah dibandingkan dengan beras. Dalam

perkembangan ekonomi, disamping sebagai bahan makanan pokok, jagung telah

menjadi lebih sangat penting karena merupakan bahan pokok bagi industri pakan

ternak. Kandungan jagung dalam pakan ternak mencapai lebih dari 50 % yang apabila

harus di impor, karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Oleh karena itu,

pencapaian produksi jagung yang tinggi perlu diikuti dengan adanya pemasaran yang

pasti dan mampu menciptakan keuntungan bagi petani. Sehingga mampu

menggantikan jagung impor guna memenuhi kebutuhan perusahaan pakan ternak. Ini

(11)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

meningkatnya hasil produksi dalam negeri pada tingkat yang mencukupi, pasokan

jagung untuk produksi pakan ternak akan lancar. Manfaat selanjutnya adalah

terselenggaranya kelancaran dalam usaha peternakan ayam untuk produksi daging,

yang sangat penting guna meningkatkan kualitas gizi makanan masyarakat Indonesia.

Evaluasi keberhasilan dalam peningkatan produksi jagung setiap tahunnya

akan sangat bermanfaat untuk mengetahui pencapaian hasil dan menentukan

kebijakan yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan hasil. Dengan demikian,

dirasakan perlu adanya suatu petunjuk untuk menghitung dan meramalkan produksi di

tahun yang akan datang.

Tanaman bahan makanan dan perkebunan merupakan sub sektor yang sangat

berperan dalam pembentukan total nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Kabupaten Simalungun tahun 2006. Komoditi palawija terdiri dari jagung, ubi kayu,

kacang kedele, pada tahun 2006 mengalami penaikan baik luas panen maupun

produksinya.

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik dan terdorong untuk mengadakan

suatu peramalan tentang produksi jagung tersebut. Dengan judul “ PERAMALAN

(12)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

1.2 Perumusan Masalah

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar setelah

kabupaten karo. Sesuai degan judul permasalahan ini, yang menjadi masalah adalah

penulis ingin megetahui berapa besar produksi jagung di Kabupaten Simalungun pada

tahun yang akan datang. Dan apakah waktu dapat dipergunakan untuk memperkirakan

besarya ramalan hasil produksi jagung.

Dari keterangan diatas, batasan permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah memperkirakan hasil produksi jagung di Kabupaten Simalungun untuk

beberapa tahun mendatang, dalam hal ini dibatasi sampai tahun 2012. Dengan

menggunakan Metode Eksponensial dari data produksi jagung tahun 1997 s/d 2007.

1.3. Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini mencakup dua hal pokok, yaitu perkembangan ekonomi

dan pemerataan pendapatan. Pengamatan tentang perkembangan ekonomi mencakup

tentang pertumbuhan ekonomi berdasarkan peramalan produksi jagung dan diuraikan

menurut sektor-sektornya. Dan data penelitian ini dilihat dari tahun 1997 s/d 2007 dan

(13)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan

jumlah produksi jagung kabupaten simalungun sampai tahun 2012. Berdasarkan data

tahun 1997 s/d 2007.

Dalam hal ini penulis ingin untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat

selama perkuliahan tentang metode dan kegunaan peramalan. Khususnya dengan

menggunakan Metode Eksponensial.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang

tingkat produksi jagung pada Kabupaten Simalungun dan meramalkan hasil produksi

jagung pada Kabupaten Simalungun sampai tahun 2012.

1.5 Metodologi Penelitian

Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir, maka penulis membutuhkan data-data

yang diperoleh melalui serangkaian tinjauan, penelitian, riset maupun pengambilan

data. Data di dalam riset tersebut penulis menggunakan beberapa metode diantaranya :

(14)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan

dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang

didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang

berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan menggunakan

data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera

Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan

dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang

jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dalam meramalkan seberapa besar tingkat produksi

ketersediaan jagung sampai tahun 2012 Kabupaten Simalungun berdasarkan data

pada tahun 1997 - 2007 yaitu dengan menggunakan Metode Double Exponential

Smoothing ( Pemulusan Eksponensial Ganda ) sebagai berikut:

a. Menentukan Smoothing Pertama (S′t)

S′t : α Xt + (1-α) S′t−1

S′t : Smoothing pertama periode t

Xt : Nilai real periode t

S′t1 : Smoothing pertama periode t -1

: Taraf nyata

(15)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

S″t : α S′t + (1-α) S″t1

S″t1 : Smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan Besarnya Konstanta (at)

at : 2S′t – S″t

d. Menetukan Besarnya Slope (bt)

bt : α α

1 (S′t - S″t)

e. Menetukan Besarnya Forecast (Ft + m)

Ft+m : at + bt (m)

Dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalakan.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan peninjauan untuk penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil

data produksi jagung yang sudah ada pada Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi

Sumatera Utara. Penulis mengambil data dari tahun yang lampau sampai tahun

tertentu guna melakukan analisis. Sedangkan waktu yang digunakan untuk peninjauan

adalah selama Januari 2009.

(16)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Seluruh penulisan dari Tugas Akhir ini disusun dalanm beberapa bab yang setiap bab

tersebut berisikan sub-sub bab, disusun guna memudahkan pembaca untuk mengerti

dan memahami isi penulisan ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengutarakan tentang Latar Belakang. Identifikasi

Masalah, Maksud dan Tujuan, Metode Penelitian yang

mencakup lokasi serta waktu pengambilan data dan Sistematika

Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang mencakup

penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan

yang diutarakan.

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat berdirinya Badan

Pusat Statistik beserta Stuktur Organisasinya. Dan gambaran

tentang kabupaten Simalungun.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini menerangkan penganalisisan data yang telah diamati

(17)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

(18)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menerangkan tentang kesimpulan data yang telah

(19)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Produksi

Produksi jagung merupakan suatu hasil dari berocok tanam di mana dilakukan dengan

penanaman bibit jagung dan perawatan serta pemupukan yang teratur sehingga

menghasilkan suatu hasilyang dapat dimanfaatkan dan digunakan. Pentingnya

produksi jagung ini bagi kehidupan manusia disebabkan jagung merupakan kebutuhan

pokok bagi manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan

aktivitasnya sehari-hari umumnya di Indonesia dan khusus nya di kabupaten

simalungun. Dimana komoditi jagung itu diolah mejadi bahan makanan yang

dipergunakan oleh penduduk.

2.2 Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu harapan, ataupun keinginan yang harus dicukupi dimana

keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan

(20)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

1. kebutuhan pokok (kebutuhan primer)

2. kebutuhan sekunder

3. kebutuhan tertier

Kebutuhan pokok (kebutuhan primer) adalah sesuatu kebutuhan yang harus

dipenuhi atau dikabulkan demi untuk melakukan aktivitas. Jika hal tersebut tidak

dipenuhi atau dicukupi akan menghambat ataupun membatalkan semua atau sebagian

aktifitas yang akan dilaksanakan maupun sedang dilaksanakan. Komoditi jagung

tergolong kebutuhan primer karena komoditi jagung merupakan sumber kalori utama

bagi penduduk Indonesia umumnya dan kabupaten Simalungun khususnya.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi jagung

memegang peranan yang sangat penting demi kelanjutan aktivitas ataupun kelanjutan

pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya dan kabupaten

Simalungun khususnya.

2.3 Peramalan

2.3.1 Pengertian Peramalan

Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah

(21)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

pasa masa yang akan datang. Usaha untuk melihat situasi dan kondisi pada masa yang

akan datang merupakan usaha untuk memperkirakan pengaruh situasi dan kondisi

yang berlaku terhadap perkembangan dimasa yang akan datang. Kegiatan untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, disebut peramalan

(forecasting).

Setiap kebijakan ekonomi maupun kebijakan perusahaan tidak akan terlepas

dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan

keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang,

dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha untuk melihat dan mengkaji situasi

dan kondisi tersebut, tidak terlepas dari kegiatan peramalan.

2.3.2 Kegunaan dan Peran Peramalan

Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap orang

selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah

keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu

keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun atau yang

kita buat, maka kurang baiklah keputusan yang kita ambil. Oleh karena masalah

pengambilan keputusan merupakan masalah yang selalu kita hadapi, maka masalah

peramalan juga merupakan masalah yang kita hadapi. Dalam suatu perusahaan,

ramalan dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan sebagai dasar

untuk membuat suatu keputusan dalam berbagai kegiatan, seperti penjualan,

(22)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Dari uraian diatas kita mendapat gambaran bahwa peranan peramalan sangat

penting, baik dalam penelitian, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan.

Baik tidaknya hasil suatu penelitian dalam ekonomi dan dunia usuha, sangat

ditentukan oleh ketepatan ramalan yang dibuat. Demikian pula, baik tidaknya

keputusan dan rencana yang disusun juga sangat ditentukan oleh ketepatan ramalan

yang dibuat. Oleh karena itu, ketepatan dari ramalan tersebut merupakan hal yang

sangat penting. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap

ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting diperhatikan

adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahannya tersebut.

2.3.3 Jenis-jenis Peramalan

Peramalan dapat dibedaakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya.

Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua

macam, yaitu :

1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan

atau intiusi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari

orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan

tersebut.

2. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan

(23)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat

dibedakan atas dua macam, yaitu :

1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah

tahun. Misalnya diperlukan penyusunan rencana pembangunan suatu negra

atau daerah dan lain sebagainya.

2. Peramalan jangka pendek,yaitu peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya kurang dari satu

setengah tahun. Misalnya penyusunan rencana produksi, rencan penjualan,

rencana persediaan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan sifat ramlan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan

atas dua macam, yaitu:

1. Peramalan kualitatif,yaitu peramlan yang didasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang

yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan trsebut

ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan

pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramlana ini

didasarkan atas hasil penyelidikan.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung

pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan

(24)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode-metode tersebut,

adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh

perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang

terjadi.

Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kwatitatif apa yang akan terjadi

pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena itu

metode peramalan termasuk dalam kegiatan peramalan kwantitatif. Keberhasilan dari

suatu peramalan sangat ditentukan oleh pengetahuan teknik tentang infomasi yang lalu

yang dibutuhkan, yang bersifat kwantitatif. Serta teknik dan metode peramalannya.

Metode peramalan dapat memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,

sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya pengunaan teknik-teknik

penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan teknik-teknik tersebut, maka

diharapkan dapat memberikan tinkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar,

karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara

ilmiah.

2.3.5 Jenis-jenis Metode Peramalan

Pada akhir ini telah dikembangkan beberapa metode atau teknik-teknik peramalan

(25)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

dibedakan atas peramalan kuantitatif dan kualitatif. Dalam hal ini penulis membatasi

bahwa metode peramalan yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah cara

memperkirakan sesuatu yang akan terjadi pada masa depan secara kuantitatif. Oleh

karena itu, dalam pembahasan selanjutnya akan ditekankan pada peramalan

kwantitatif. Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas :

1. Metode peramalan yang didasarkan atas pengunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang

merupakan deret waktu (time series)

2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain

yang mempengaruhinya, yang bukan waktu, yang disebut dengan metode

korelasi atau sebab akibat (causal methods).

Dalam pengerjaan tugas akhir ini, digunakan metode peramalan yang pertama,

yaitu metode peramalan dengan menggunakan variabel waktu atau yang dikenal

dengan “time series”.

Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara

variabel akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret waktu, yang

terdiri dari:

1. Metode pemulusan (smoothing) yang mencakup metode data lewat

(past data), metode rata-rata kumulatif, metode rata-rata bergerak

(moving average) dan metode pemulusan eksponensial (exponential

(26)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

2. Metode Box-Jenkins

3. Metode proyeksi trend dengan regressi

Dalam Tugas Akhir ini, akan digunakan metode time series yang pertama,

yaitu metode pemulusan eksponensial.

2.3.6 Menghitung Kesalahan Meramal

Hasil peramalan yang akurat adalah forecast yang bisa meminimalkan kesalahan

meramal (forecast error). Besarnya forecast error (kesalahan meramal) dihitung

dengan mengurangi data yang sebenarnya dengan besarnya ramalan.

Error = Data yang sebenarnya – ramalan

= Xt - Ft

Dimana

Xt : Data sebenarnya periode ke-t

Ft : Ramalan periode ke-t

Dalam menghitung forecast error digunakan:

a. Mean Absolute Error yaitu rata-rata absolute dari kesalahan

(27)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

b. Mean Squared Error yaitu rata-rata kesalahan meramal dikuadratkan.

MSE =

(

)

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa laju double exponential

smoothing. Adapun tiap-tiap metode yang digunakan mempunyai tugas dan fungsi

masing-masing yang mana metode yang satu dengan metode yang lain memilki

hubungan yang terkait.

2.4.1 Metode Double Exponential Smoothing(Pemulusan Eksponensial Ganda)

Peramalan dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing atau disebut

juga metode Exponential Smoothing yang linier dapat dilakukan dengan perhitungan

yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai (alpha). Dasar

pemikiran dari metode Double Exponential Smoothing ini adalah baik nilai pelicin

atau (smoothing value) tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data

sebenarnya, bial pada data itu ada trend, maka nilai-nilai pelicin tunggal (Single

(28)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Metode smoothing (metode pemulusan/pelicinan ) merupakan teknik meramal

dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir

nilai pada periode yang akan datang. Dalammetode ini data historis digunakan untuk

memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan. Dalam metode ini peramalan

dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan

data-data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang

lebih besar.

Pada peramalan tingkat produksi jagung tahun 2012 yang menggunakan

Double Exponential Smoothing (Pemulusan Eksponensial Ganda)memiliki

tahap-tahap dalam menentukan ramalan. Persamaan –persamaan yang dipergunakan dalam

penerapan Metode Double Exponential Smoothing adalah seperti yang akan diuraikan

di bawah ini. Persamaan atau formula ini terkenal dengan nama metode atau teknik “

Brown’s one parameter linear exponential smoothing”. Pada dasarnya formula atau

tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

f. Menentukan Smoothing Pertama (S′t)

S′t : α Xt + (1-α) S′t1

S′t : Smoothing pertama periode t

Xt : Nilai real periode t

S′t−1 : Smoothing pertama periode t -1

: Taraf nyata

(29)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

S″t : α S′t + (1-α) S″t1

S″t1 : Smoothing kedua periode t-1

h. Menentukan Besarnya Konstanta (at)

at : 2S′t – S″t

i. Menetukan Besarnya Slope (bt)

bt : α α

1 (S′t - S″t)

j. Menetukan Besarnya Forecast (Ft + m)

Ft+m : at + bt (m)

Dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalakan.

Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan

suatu proyeksi/ peramalan tingkat produksi jagung tahun 2012. Adapun alasan penulis

memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih produksi jagung dari setiap

tahunnya tidak begitu konstan atau naik turun. Sehingga peramalan produksi jagung

dilakukan dengan metode pemulusan eksponensial ganda untuk melicinkan/

memuluskan peramalan produksi jagung dari tahun ke tahun di Kabupaten

(30)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB 3

GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi empat masa pemerintahan di

Indonesia antara lain:

3.1.1Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada Masa Hindia Belanda, Kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur

Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Direktur Van Landbouw Nijeverbeid en

Handle), pada bulan februari 1920 dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini ditugaskan

untuk mengelola dan mempublikasikan data statistik.

Pada bulan maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang

(31)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan

dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama

Center Kantoor Voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke

Jakarta. Bersama dengan itu, beralih juga pekerjaan Mekanisme Statistik perdagangan

yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang disebut

sekarang Kantor Bea dan Cukai.

3.1.2Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistk yang utamanya untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini

juga CKS diganti namanya menjadi Shosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan

statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru. Sesuai dengan suasana

kemerdekaan yaitu KPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik

Indonesia). Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai

sekuiensi dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu, pemerintah Belanda (NICA) di

(32)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Berdasarkan edaran kemerdekaan kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No.

219/s.C, KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. Dengan surat menteri

perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS di bawah dan

bertanggung jawab kepada menteri perekonomian. Selanjutnya, keputusan

perekonomian tanggal 24 September 1953 No. 18.099/M KPS dibagi menjadi 2 (dua)

bagian, yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan

tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan presiden RI No. 131 tahun 1957, kementerian

perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan kementeriaan

perindustrian. Untuk selanjutnya, keputusan presiden RI No. 172 tahun 1957,

terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan

urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah

perdana menteri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan. Maka untuk mendapatkan statistik yang

handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi

(33)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalanmi empat kali perubahan

Struktur Organisasi :

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS.

2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,

suasana dan tata kerja BPS.

4. Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS.

6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang Organisasi dan tata kerja

BPS.

7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang

mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan

pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan

pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 tahun 1980

ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik sebagai

pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998

dengan keputusan RI No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus

(34)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.2.1Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai Visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang

punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang

berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan pusat Statistik mengemban misi

mengarahkan pembangunan statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien,

peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Statistik dan pengemban

ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat.

(35)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik dibagi dalam

4(empat) program yaitu:

1. Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik.

2. Program Penyempurnaan Sistem Informasi.

3. Program Pendidikan dan Aparatur Nagara.

4. Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur Negara.

Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistik sebagai

tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber

Daya Manusia yang berkualitas. Ilmu Pengetahuan dan teknologi Informasi yang

mutahir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan

pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu handal, efektif dan

efesien. Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan

pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.3 Kegiatan Badan Pusat Statistik

3.3.1Kedudukan, tugas dan fungsi BPS

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada presiden (Kepres No. 86 tahun 1998), dalam

(36)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

1. UU No. 16 tentang Statistik.

2. Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 tentang BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik.

Berdasarkan keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan

statistik dasar melaksanakan koordinator dan kerjasama, serta mengembangkan dan

membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi

yang diselenggarakan BPS yaitu:

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang statistik.

2. Menyusun rencana dan program nasional di bidang statistik.

3. Penyelenggaraan statistik dasar.

4. Koordinasi dan kerjasama statistik dengan instansi pemerintah lembaga,

organisasi, perseorangan dan unsur masyarakat lainnya.

5. Penyusunan dan pengembangan pembakuan konsep defenisi, klasifikasi dan

ukuran-ukuran serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mendukung penyelenggaraan statistik.

6. Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada pemerintah dan

masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu baik dari hasil penyelenggaraan

sendiri maupun hasil komplisi produk administrasi.

7. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara, baik langsung maupun tidak

langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat.

8. Pembinaan penyelenggaraan statistik, responden dan penggunaan statistik.

9. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan,

(37)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

3.3.2 Tata kerja BPS

Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis statistik di dalam

dan di luar Negeri sesuai dengan bidang masing-masing dan harus melaporkan kepada

Kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integeritas, sibronisasi dan sinlifikasi, baik dalam lingkaran masing-masing antara

situasi unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS

sesuai dengan bidang masing-masing.

3.3.3 Struktur Organisasi BPS

Sebagaimana dibuat dalam lampiran struktur organisasi kantor BPS Provinsi Sumatera

Utara, dipimpin oleh seorang Kepala, dibantu oleh bagian tata usaha. Bagian tata

usaha terdiri dari:

1. Sub Bagian Urusan Dalam.

2. Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan.

3. Sub Bagian keuangan.

Uraian tugas Bagian Tata usaha:

(38)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja

tahanan, baik rutin maupun proyek kantor BPS provinsi dan penyimpanannya

ke BPS.

3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat,

pengadaan atau percetakan ke arsif, rumah tangga, pemeliharaan gedung,

keamanan dan ketertiban lingkungan serta perjalanan dinas dalam dan luar

Negeri.

4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan pembekalan yang

meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan

penyimpanan pergudangan, irventaris, penghapusan serta pemeliharaan

peralatan dan perlengkapan.

5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha

keuangan, pembendaharaan, vertifikasi dan pembukuan.

Sedang bidang penunjang BPS ada 5 (lima) bidang yaitu:

1. Bidang Statistik Produksi

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS pertanian, industri serta BPS

kontraksi pertambangan dan energi.

Uraian tugas Bidang Statistik Produksi:

1. Menyusun program tahunan bidang.

2. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS Produksi adalah meliputi

pelaksanaan kegiatan ststistik pertanian, industri, kontruksi, pertambangan,

(39)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

3. Mengatur ke ikutsertaan program latihan yang diselanggarakan oleh pusat

bidang statistik produksi.

4. Membantu kepala kantor BPS atau pimpinan proyek atau bagian proyek

untuk menyiapkan program petugas bagian lapangan.

5. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas

lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjahatan pelatihan.

6. Mengatur dan melaksanakan penjahatan dokomen yang diperlukan untuk

pelaksanaan lapangan.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS

harga konsumen, dan perdagangan besar, BPS keuangan dan harga produsen

serta BPS harga dan jasa.

Uraian tugas Bidang Statistik Distribusi:

1. Menyusun program kerja tahunan bidang.

2. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidsng BPS distribusi adalah

meliputi harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan harga

produsen, niaga dan jasa, serta ststistik distribusi lainnya.

3. Mengatur ke ikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan

oleh pusat di bidang statistik distribusi.

4. Membantu kepala kantor BPS provinsi atau pimpinan proyek untuk

(40)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

5. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas

lapangan di pusat pelatihan serta nengatur penjatahan pelatihannya.

6. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan

untuk pelaksanaan lapangan.

3. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang BPS kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS

Demografi dan rumah tangga, BPS tenaga kerja serta BPS kesejahteraan.

Uraian tugas Bidang Statisatik Kependudukan:

1. Menyusun program tahunan bidang.

2. Yang termasuk ruang lingkup bidang BPS statistik kependudukan adalah

meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga,

ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan.

3. Mengatur dan ikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat

dibidang statistika kependudukan.

4. Membantu kepala kantor BPS provinsi atau pimpinan proyeksi atau pimpinan

bagian proyek untuk menyiapkan program petugas lapangan.

5. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di

pusat serta mengatur penjatahan pelatihannya.

6. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan.

(41)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Geografi

Kabupaten simalungun terletak antara 0236'−0318' lintang utara dan 9832'−9935'

bujur timur, dan berbatasan dengan 5 kabupaten tetangga yaitu : kabupaten serdang

bedagai, kabupaten karo, kabupaten tobasa, kabupaten samosir dan kabupaten asahan.

Luas wilayah kabupaten simalungun adalah 4. 386,6 km atau 6.12% dari luas

wilayah propinsi sumatera utara, dan terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 345

desa/nagori (bulan juni 2008 terjadi pemekaran kelurahan/(desa)nagori).

Iklim

Keadaan iklim Kabupaten Simalungun bertemperatur sedang, suhu tertinggi terdapat

pada bulan mei dengan rata-rata 26,2C. rata-rata suhu udara tertinggi per tahun

adalah 26,9C dan terendah 25,8C.

Kelembaban udara rata-rata perbulan 83,7% dengan kelembaban tertinggi

terjadi pada bulan Oktober yaitu 87% dengan penguapan rata-rata 3,46 mm/hari.

Dalam satu tahun rata-rata terdapat 14 hari hujan dengan hari hujan tertinggi

(42)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

sebanyak 20 hari hujan. Curah hujan terbanyak terdapat pada bulan Agustus sebesar

(43)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Peramalan Produksi Tanaman Jagung

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Indonesia sebagian besar penduduk nya

bekerja di sektor pertanian. Sehingga pendapatan terbesar dihasilkan adalah dari

sektor pertanian. Adapun dalam penulisan ini, penulis memfokuskan tentang prodiksi

komoditi jagung yang dihasilkan di kabupaten simalungun.

Data yang dipergunakan penulis sebagai dasar untuk melaksanakan peramalan

tanaman jagung sampai tahun 2012 adalah data tingkat produksi tanaman jagung pada

tahun 1997 sampai tahun 2007. besarnya angka-angka tingkat produksi padi yang

dihasilkan dari tahun- tahun sebelumnya yaitu 1997 sampai dengan tahun 2007

(44)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Tabel 4.1 Produksi Jagung di Kabupaten Simalungun Tahun 1997-2007

Sumber : Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun

Produksi Jagung Kab Simalungun Tahun 1997-2007

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Gambar : 4. 1 Produksi Jagung di Kabupaten Simalungun Tahun 1997-2007

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilakukan peramalan tingkat produksi jagung

sampai tahun 2012. metode yang digunakan adalah dengan meggunakan metode

(45)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

4.1.1 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,1

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a. S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b. S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

c. at= belum bisa ditentukan

d. bt = belum ditentukan

e Ft+m : Forecast tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun pertama,

yaitu sebesar 170933 ton.

Tahun ke-2 (1998)

Xt = 164508

a. S’t = Xt + (1 – )S’t-1

= 0,1(164508) + 0,9(170933)

= 170290,5

b. S”t = S’t + (1 – )S”t-1

(46)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

= 170868,8

c. at = 2S’t – S”t

= 2(170290,5) - 170868,8

= 169712,3

e. Forecast tahun ke-3 (1999) dengan m=1

Ft+m = at + bt(m)

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 169712,3 + 128,5

= 169840,75

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α =0,1)

(47)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 280228,2 + (-9875,895947) (1)

= 270352,2863

Forecast tahun 2009 (m=2)

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

F2009 = 280228,2 + (-9875,895947)(2)

= 260476,3904

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 280228,2 + (-9875,895947)(3)

= 250600,4944

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 280228,2 + (-9875,895947)(4)

= 250600,4944

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

(48)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009. = 230848,7026

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE

(Mean Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai

berikut :

Sehingga hasil perhitungan secara lengkap adalah yang tertera pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Forecast dan Mean Squared Error ( α =0,1 )

Tahun Produksi Forecast Error Absolute Squared Error

1997 170.933 - - - -

1998 164.508 170.933,00 -6.425,00 6.425,00 41.280.625,00 1999 196.075 169.840,75 26.234,25 26.234,25 688.235.873,06 2000 206.174 174.269,09 31.904,91 31.904,91 1.017.923.282,11 2001 227.806 179.790,93 48.015,07 48.015,07 2.305.446.514,97 2002 205.316 188.204,90 17.111,10 17.111,10 292.789.770,59 2003 286.979 191.592,92 95.386,08 95.386,08 9.098.503.949,67 2004 317.611 208.357,16 109.253,84 109.253,84 11.936.401.433,47 2005 292.084 227.929,85 64.154,15 64.154,15 4.115.754.642,63 2006 288.759 240.340,95 48.418,05 48.418,05 2.344.307.136,43 2007 356.511 250.346,13 106.164,87 106.164,87 11.270.980.160,68

2008* - 270.352,29 - - -

Rata-rata 4.311.162.338,86

(49)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

= 43.111.623.388,61 / 10 = 4.311.162.338,86

Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,1

-1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun

Ju

m

lah Produksi

Forecast

Gambar 4.2 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,1 )

4.1.2 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,2

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a. S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b. S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

c. at = belum bisa ditentukan

(50)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

e. Ft+m : Forecast tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun pertama,

yaitu sebesar 170933 ton.

Tahun ke-2 (1998)

Xt = 164508

a. S’t = Xt + (1 – )S’t-1

= 0,2(164508) + 0,8(170933)

= 169648

e. Forecast tahun ke-3 (1999) dengan m=1

(51)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 168620+ 514

= 169134

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.4:

Tabel 4.4 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α=0,2)

Tahun Produksi S' S'' at bt Forecast

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 321496,8 + (-23588,99754) (1)

= 297907,7789

Forecast tahun 2009 (m=2)

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

(52)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009. = 274318,7814

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 321496,8 + (-23588,99754)(3)

= 250729,7838

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 321496,8 + (-23588,99754)(4)

= 227140,7863

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 321496,8 + (-23588,99754)(5)

= 203551,7888

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

(53)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009. Tabel 4.5 Forecast dan Mean Squared Error ( α =0,2 )

Tahun Produksi Forecast Error Absolute Squared Error

1997 170.933 - - - -

1998 164.508 170.933,00 -6.425,00 6.425,00 41.280.625,00 1999 196.075 169.134,00 26.941,00 26.941,00 725.817.481,00 2000 206.174 176.636,36 29.537,64 29.537,64 872.472.176,77 2001 227.806 185.043,14 42.762,86 42.762,86 1.828.662.537,48 2002 205.316 197.325,67 7.990,33 7.990,33 63.845.418,25 2003 286.979 200.108,50 86.870,50 86.870,50 7.546.483.686,85 2004 317.611 224.963,45 92.647,55 92.647,55 8.583.567.824,29 2005 292.084 251.928,21 40.155,79 40.155,79 1.612.487.815,16 2006 288.759 264.665,40 24.093,60 24.093,60 580.501.622,27 2007 356.511 272.982,95 83.528,05 83.528,05 6.976.935.753,13

2008* - 297.907,78 - - -

= 28.832.054.940,21/10

(54)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009. Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,2

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Ju

m

lah Produksi

Forecast

Gambar 4.3 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,2 )

4.1.3 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,3

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a. S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b. S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

c. at= belum bisa ditentukan

d. bt = belum ditentukan

e. Ft+m : Forecast tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun pertama,

(55)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Tahun ke-2 (1998)

Xt = 164508

a. S’t = Xt + (1 – )S’t-1

= 0,3(164508) + 0,7(170933)

= 169005,5

e. Forecast tahun ke-3 (1999) dengan m=1

Ft+m = at + bt(m)

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 167656,3+ 1156,5

= 168812,75

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.6:

(56)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 335633,8+(-32617,83309) (1)

= 303015,9715

Forecast tahun 2009 (m=2)

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

F2009 = 335633,8+ (-32617,83309) (2)

= 270398,1384

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

(57)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009. = 237780,3053

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 335633,8+ (-32617,83309) (4)

= 205162,4722

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 335633,8+ (-32617,83309) (5)

= 172544,6391

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

Sehingga hasil perhitungan secara lengkap adalah yang tertera pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Forecast dan Mean Squared Error ( α =0,3 )

Tahun Produksi Forecast Error Absolute Squared Error

1997 170.933 - - - -

1998 164.508 170.933,00 -6.425,00 6.425,00 41.280.625,00

1999 196.075 168.812,75 27.262,25 27.262,25 743.230.275,06

2000 206.174 177.803,51 28.370,49 28.370,49 804.884.702,84

2001 227.806 187.186,09 40.619,91 40.619,91 1.649.977.372,75

2002 205.316 200.631,02 4.684,98 4.684,98 21.949.026,36

(58)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

2004 317.611 230.258,35 87.352,65 87.352,65 7.630.485.143,19

2005 292.084 259.199,25 32.884,75 32.884,75 1.081.406.797,00

2006 288.759 270.213,44 18.545,56 18.545,56 343.937.895,92

2007 356.511 276.481,49 80.029,51 80.029,51 6.404.722.498,80

2008* - 303.015,97 - - -

Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,3

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Ju

m

lah Produksi

Forecast

Gambar 4.4 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,3 )

(59)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a . S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

c. at= belum bisa ditentukan

d. bt = belum ditentukan

e. Ft+m : Forecast tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun pertama,

yaitu sebesar 170933 ton.

Tahun ke-2 (1998)

Xt = 164508

a. S’t = Xt + (1 – )S’t-1

= 0,4(164508) + 0,6(170933)

= 168363

b. S”t = S’t + (1 – )S”t-1

= 0,4(168363) + 0,6(170933)

(60)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

e. Forecast tahun ke-3 (1999) dengan m=1

Ft+m = at + bt(m)

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 166821+ 2056

= 168877

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.8:

Tabel 4.8 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α=0,4)

(61)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 340693,7+(-37931,01509) (1)

= 302762,6945

Forecast tahun 2009 (m=2)

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

F2009 = 340693,7+ (-37931,01509) (2)

= 264831,6794

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 340693,7+ (-37931,01509) (3)

= 226900,6643

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 340693,7+ (-37931,01509) (4)

= 188969,6492

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 340693,7+ (-37931,01509) (5)

(62)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

Sehingga hasil perhitungan secara lengkap adalah yang tertera pada tabel 4.9 berikut :

(63)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,4

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Ju

m

lah Produksi

Forecast

Gambar 4.5 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,4 )

4.1.5 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,5

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

(64)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

b S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

= 0,5(164508) + 0,5(170933)

= 167720,5

(65)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Ft+m = at + bt(m)

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 166114,3+ 3212,5

= 169326,75

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α=0,5)

Tahun Produksi S' S'' at bt Forecast

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 343748,7+(- 42941,01953) (1)

= 300807,7236

Forecast tahun 2009 (m=2)

(66)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

F2009 = 343748,7+ (-42941,01953) (2)

= 257866,7041

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 343748,7+ (-42941,01953) (3)

= 214925,6846

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 343748,7+ (-42941,01953) (4)

= 171984,665

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 343748,7+ (-42941,01953) (5)

= 129043,6455

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

Sehingga hasil perhitungan secara lengkap adalah yang tertera pada tabel 4.11 berikut

(67)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

= 26.913.849.769,03 /10

= 2.691.384.976,90

Realisasi Dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,5

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Ju

m

lah Produksi

(68)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Gambar 4.6 Realisasi dan Ramalan Produksi dengan ( α = 0,5 )

4.1.6 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,6

Adapun peramalan tingkat produksi tanaman jagung tersebut asalah sebagai berikut :

Tahun ke-1 (1997)

a S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

c at= belum bisa ditentukan

d bt = belum ditentukan

e. Ft+m : Forecast tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun pertama,

yaitu sebesar 170933 ton.

Tahun ke-2 (1998)

Xt = 164508

a. S’t = Xt + (1 – )S’t-1

= 0,6(164508) + 0,4(170933)

(69)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

f. Forecast tahun ke-3 (1999) dengan m=1

Ft+m = at + bt(m)

F1998+1 =a1998 + b1998(1)

F1999 = 165536+ 4626

= 170162

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α=0,6)

(70)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 346959,7+(- 50885,17899) (1)

= 296074,5243

Forecast tahun 2009 (m=2)

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

F2009 = 346959,7+ (-50885,17899) (2)

= 245189,3453

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 346959,7+ (-50885,17899) (3)

= 194304,1663

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 346959,7+ (-50885,17899) (4)

(71)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 346959,7+ (-50885,17899) (5)

= 92533,80837

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

Sehingga hasil perhitungan secara lengkap adalah yang tertera pada tabel 4.12 berikut

(72)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,6

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Ju

m

lah Produksi

Forecast

Gambar 4.7 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,6 )

4.1.7 Peramalan Produksi Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,7

(73)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Tahun ke-1 (1997)

a S’t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

b S”t ditentukan sebesar produksi tahun pertama (1997), yaitu sebesar 170933

ton.

= 0,7(164508) + 0,3(170933)

(74)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

Perhitungan peramalan secara lengkap seperti pada tabel 4.13

Tabel 4.14 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α =0,7)

Tahun Produksi S' S'' at bt Forecast

Forecast tahun 2008 (m=1)

F2007+m = a2007 + b2007(m)

F2007+1 = a2007 + b2007(1)

F2008 = 350450,3+(- 63991,88905) (1)

= 286458,3956

(75)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

F2007+2 = a2007 + b2007(2)

F2009 = 350450,3+ (-63991,88905) (2)

= 222466,5066

Forecast tahun 2010 (m=3)

F2007+3 = a2007 + b2007(3)

F2010 = 350450,3+ (-63991,88905) (3)

= 158474,6175

Forecast tahun 2011 (m=4)

F2007+4 = a2007 + b2007(4)

F2011 = 350450,3+ (-63991,88905) (4)

= 94482,72846

Forecast tahun 2012 (m=5)

F2007+5 = a2007 + b2007(5)

F2012 = 350450,3+ (-63991,88905) (5)

= 30490,83941

Dari tabel di atas dapat dicari kasalahan ramalan dengan menggunakan MSE (Mean

Squared Error/Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat) dengan formula sebagai berikut :

MSE = E n

(76)

Saipul Bahri STM : Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2012, 2009.

= 29.652.295.643,05 /10

Gambar

Tabel 4.1 Produksi Jagung di Kabupaten Simalungun   Tahun 1997-2007
Tabel 4.2 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α =0,1)
Gambar 4.2 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( α = 0,1 )
Tabel 4.4 Forecast dengan Double Exponential Smoothing (α=0,2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

156 dari 159 pajak.Besarnya nilai koefosien regresi pengaruh langsung yang lebih besar dari pada koefisien regresi pengaruh tidak langsung, maka dapat disimpulkan

Seperti yang dilakukan oleh LMMDD-KT yang sejak awal tahun 2005 sudah melakukan pendampingan masyarakat adat yang tersingkir akibat masuknya investor di Kalimantan

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Perpustakaan STKIP

Masyarakat memiliki tingkat kepentingan yang tinggi pada unsur-unsur pelayanan ini yang diindikasikan oleh nilai indeks harapan masyarakat yang tinggi (di atas

Limbah kulit bawang merah yang dibuang percuma 4. Kulit bawang

Pada pemeriksaan MRI medula spinalis segmen cervikal didapatkan gambaran suatu cavernous hemangioma (Cavernoma) pada medulospinalis junction dengan gambaran komponen perdarahan pada

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa promosi perpustakaan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk merubah persepsi konsumen /pengguna melalui media

I 3 : “ Semua tentang perpustakaan yang dimuat di media sosial .”.. Berdasarkan pernyataan dari informan diatas bahwa untuk penentuan pesan yang akan dimuat dimedia