UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH PERCEIVED QUALITY DAN POSITIONING
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN
PADA CV. BRASTAGI SUPERMARKET MEDAN
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
NINA NININTA 060502055 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
ABSTRAK
Nina nininta (2009). Pengaruh perceived quality dan positioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan, dibimbing oleh Syafrizal Helmi situmorang, SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dra.Frida Ramadhini,SE, MM selaku dosen penguji I, Fadli Fauzi SE, MM selaku dosen penguji II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perceived quality dan positioning terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: ” Lokasi Dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan”.
Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa lokasi (X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara bersama-sama berpengaruh posotif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang (Y) pada Brastagi Supermarket Medan dengan koefisien regresi X1 (b1) = 0.107 dan koefisien regresi X2 (b2) = 0.238. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 12.458 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3.92.
Hasil uji thitung dua arah menunjukkan untuk lokasi (X1) dan kualitas
pelayanan (X2) adalah 3.366 dan 4.038. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi adalah persepsi kualitas pelayanan.
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa di
Surga atas segala kasih dan kebaikan-Nya yang senantiasa melimpah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dengan memilih judul “Pengaruh
Perceived quality dan Positioning Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV.
Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Adja Syafinat selaku Dosen Wali dan Pembimbing
5. Ibu Magdalena L. Sibarani, SE, Msi sebagai Dosen Pembimbing yang
telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran
kepada penulis.
6. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM, selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Fadli Fauzi SE,MM selaku dosen penguji II saya yang telah
memberikaan arahan dalam penyelesaian skripsi ini
8. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
9. Kepada General Manajer, Manajer Personalia, dan Staf Brastagi
Supermarket Medan, atas bantuan dan kerjasamanya pada saat penulis
melakukan riset di CV. Brastagi Supermarket Medan.
10.Kedua Orangtuaku tercinta, Susanto Tan dan Silvia, terimakasih atas
segala dukungannya secara moril maupun materil, nasehat, doa, dan
perjuangannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
sampai saat ini.
11.Kakak dan adik-adikku tersayang, Yustini Jortan, SE, Erny Tandanu,
dan Iskandar Tandanu atas doa dan motivasinya hingga penulis
12.Kepada teman-temanku Erika, Juliani Esther, Tashia, CT, Win, Don,
Bogang, dan seluruh teman-teman Manajemen 2005, terimakasih atas
kebersamaannya selama perkuliahan maupun di luar kegiatan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi
perkembangan dan kemajuan Akademika.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI... i
DAFTAR TABEL... ii
DAFTAR GAMBAR... iii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah... 6
C. Kerangka Konseptual... 6
D. Hipotesis... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8
1. Tujuan Penelitian... 8
2. Manfaat Penelitian... 8
F. Metode Penelitian... 9
1. Batasan Operasional... 9
2. Defenisi Operasional Variabel... 9
3. Skala Pengukuran Variabel... 12
4. Lokasi dan Waktu Penelitian... 12
5. Populasi dan Sampel... 12
6. Jenis dan Sumber Data... 14
7. Teknik Pengumpulan Data... 14
8. Uji Validitas dan Reliabilitas... 15
9. Teknik Analisis Data... 16
BAB II URAIAN TEORETIS... 20
A. Penelitian Terdahulu... 20
B. Perceived Quality... 21
C. Positioning... 25
D. Keputusan Pembelian... 30
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN... 33
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 33
B. Visi dan Misi Perusahaan... 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif... 38
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... 39
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan... 41
5. Distribusi Jawaban Responden... 41
1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived quality... 41
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel positioning... 43
3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 44
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Instrumen... 46
C. Uji Asumsi Klasik... 49
1.Pengujian Normalitas... 49
2. Pengujian Heteroskedastisitas... 51
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 : Jumlah Konsumen / Hari yang Melakukan Pembelian
di CV. Brastagi Supermarket Tahun 2007,2008,2009... 5
Tabel 1.2 : Defenisi Operasional Variabel ... 11
Tabel 1.3 : Tingkat Indikator Skala Likert ... 12
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 39
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39
Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40
Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan... 41
Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived quality... 42
Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning... 43
Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 44
Tabel 4.8 : Uji Validitas Kuesioner... 47
Tabel 4.9 : Uji Reliabilitas Kuesioner... 48
Tabel 4.10 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 51
Tabel 4.12 : Uji Multikolinearitas... 54
Tabel 4.13 : Pengujian Koefisien Determinasi... 55
Tabel 4.14 : Uji f... 56
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 7
Gambar 2.1 Model Pengukuran Perceived Quality... 23
Gambar 2.2 Perceived Quality Menghasilkan Nilai... 24
Gambar 2.3 Model Pengukuran Positioning... 30
Gambar 2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 30
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas... 50
Gambar 4.2 P-Plot Uji Normalitas... 50
ABSTRAK
Nina nininta (2009). Pengaruh perceived quality dan positioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan, dibimbing oleh Syafrizal Helmi situmorang, SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dra.Frida Ramadhini,SE, MM selaku dosen penguji I, Fadli Fauzi SE, MM selaku dosen penguji II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perceived quality dan positioning terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: ” Lokasi Dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan”.
Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa lokasi (X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara bersama-sama berpengaruh posotif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang (Y) pada Brastagi Supermarket Medan dengan koefisien regresi X1 (b1) = 0.107 dan koefisien regresi X2 (b2) = 0.238. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 12.458 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3.92.
Hasil uji thitung dua arah menunjukkan untuk lokasi (X1) dan kualitas
pelayanan (X2) adalah 3.366 dan 4.038. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi adalah persepsi kualitas pelayanan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan eceran atau sekarang ini disebut perdagangan ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan pribadi, keluarga, atau rumah tangga. Mereka menjual barang atau jasa langsung kepada konsumen. Dalam pengertian lain, pedagang ritel atau retailer menjadi mata rantai terakhir dalam proses distribusi. Dalam rantai distribusi, retail berfungsi menjadi penghubung antara final customer, manufacturer dan, wholesaler. Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Kemudian, terjadi peningkatan gerai modern yang lebih pesat lagi, dalam rupa hypermarket, supermarket, minimarket, dan plaza.
instant yang dipaketkan dalam lima bungkus dijual dengan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli per bungkusnya. C.V Brastagi Supermarket membeli lebih memiliki motto, yaitu “Brastagi Bicara Quality” yang artinya Brastagi Supermarket lebih menonjolkan kualitasnya baik dari produk, pelayanan, dan harga.
Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. Hal ini sejalan dengan pendapat Tjiptono (2005:179) bahwa setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alasan rasional dan membuat pilihan rasional
dalam setiap pembelian produk dan jasa. Konsumen menjadi lebih jeli dalam memilih perusahaan yang tetap dan sesuai untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkannya, dalam hal ini perceived quality dan positioning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan dalam melakukan pembelian terhadap suatu perusahaan.
Keputusan pembelian adalah suatu reaksi yang riil atas keberhasilan program pemasaran suatu produk Perusahaan harus dapat menciptakan strategi pemasaran yang baik untuk dapat menciptakan keberhasilan tersebut. Salah satunya adalah menciptakan perceived quality dan positioning yang baik atas produk yang ditawarkan.
oleh pelanggan. Perceived quality tidak dapat ditetapkan secara objektif karena merupakan suatu persepsi dan melibatkan apa yang penting bagi pelangganya. Kesan kualitas yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk suatu citra yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor untuk melakukan keputusan pembelian. C.V Brastagi Supermarket selalu menawarkan produk yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari produk yang ditawarkan seperti makanan dan minuman, buah-buahan serta sayur-sayuran selalu di sediakan dalam keadaan yang segar (fresh), berkualitas dan terbaik. C.V Brastagi Supermarket juga selalu mengutamakan kepuasan dan kenyamanan dalam berbelanja, dimana C.V Brastagi Supermarket selalu melatih karyawannya untuk selalu besikap ramah dan tanggap terhadap pelangannya dengan menyediakan kotak saran apabila terdapat keluhan dan bagian informasi yang dibentuk untuk membantu pelangganya dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Supermarket menempatkan beberapa kunci suksesnya sebagai positioning-nya yang diantaranya adalah One Stop Shopping, Full Range of Choice, Free Parking, dan Self Service yang tentunya berbeda dari perusahaan sejenis lainnya.
- One Stop Stopping
C.V. Brastagi Supermarket tidak hanya menjual produk sendiri tetapi juga bekerja sama dengan pihak lain seperti penyediaan fasilitas ATM, dan penyewaan tempat untuk menjual produk-produk lainnya.
- Full Range of Choice
C.V. Brastagi Supermarket menawarkan produknya dengan berbagai alternatif pilihan merek sehingga memudahkan para pelanggan memilih produk yang dibutuhkannya. Brastagi Supermaket tidak hanya menawarkan merek-merek lokal saja namun juga menyediakan berbagai produk impor.
- Free Parking
C.V Brastagi Supermarket menyediakan fasilitas parkir gratis yang memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk datang dan membeli segala kebutuhannya.
- Self- service
C.V. Brastagi memberikan kebebasan dan kemudahan bagi para pelanggannya yang untuk berbelanja.
memberikan dampak positif bagi pelanggan yang kemudian akan menciptakan minat bagi pelanggan untuk mengambil keputusan melakukan pembelian di CV. Brastagi Supermarket tersebut. Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan :
Tabel 1.1
Rata –Rata Jumlah Konsumen/Hari Yang Melakukan Pembelian di CV. Brastagi Supermarket Tahun 2007, 2008, dan 2009.
No. Tahun Jumlah Konsumen/Hari
1 2007 3880
2 2008 4619
3 2009 4347
Sumber: CV. Brastagi Supermarket (2010)
Tabel 1.1 diatas menunjukan rata- rata jumlah konsumen yang berkunjung ke Brastagi Supermarket selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2007, 2008, dan 2009. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata rata jumlah konsumen yang berkunjung ke Brastagi Supermarket tersebut mengalami fluktuasi yang cukup berarti, dimana pada tahun 2007 rata-rata jumlah konsumen yang berkunjung sebanyak 3880 orang, meningkat pada tahun 2008 sebanyak 4619 orang, dan mengalami penurunan menjadi 4347 orang pada tahun 2009.
Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, penulis ingin mewujudkan skripsi dengan judul: “Pengaruh Perceived quality dan Positioning
terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket
B. Perumusan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang muncul adalah:
Apakah faktor perceived quality dan positioning mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan.
C. Kerangka Konseptual
Menurut Aaker (1997 ; 124) perceived quality dapat didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived quality merupakan persepsi yang menyeluruh terhadap suatu merek yang
didasarkan pada dimensi-dimensi yang termasuk di dalam karakteristik produk tersebut. Perceived quality tidak bisa ditetapkan secara objektif karena merupakan suatu persepsi dan melibatkan apa yang penting bagi pelanggannya.
keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan. Latar belakang pemikiran positioning adalah bagaimana konsumen yang ada pada segmen pasar tertentu
mempersepsikan produk atau jasa yang akan menciptakan citra (image) perusahaan tersebut.
Menurut Setiadi (2003 ;413), Keputusan pembelian melibatkan pilihan antara dua atau lebih alternatif perilaku atau tindakan. Inti dari proses pengambilan keputusan pembelian pelanggan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka model kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sbb:
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : David A.Aaker (1997), Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001), Setiadi ( 2003), diolah oleh penulis (2010)
Perceived Quality
(X1)
Positioning (X2)
Keputusan Pembelian
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu faktor perceived quality dan positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan pembelian pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor perceived quality dan positioning terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi perusahaan
Sebagai masukan yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan minat melakukan pembelian oleh pelanggan CV. Brastagi Supermarket Medan. b. Bagi peneliti lain
c. Bagi penulis,
Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian.
F.Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
a. Perceived quality (X1) yang akan diukur dengan bagaimana pengaruh
harga produk, bagaimana persepsi pelanggan terhadap citra toko, dan ketersediaan produk.
b. Positioning (X2) yang akan diukur dengan bagaimana persepsi positioning pelanggan terhadap CV.Brastagi Supermarket, apakah produk yang ditawarkan merupakan produk yang unggul, apakah yang menjadi perbedaan produk perusahaan dengan perusahaan pesaing yang lain, dan apakah produk-produk tersebut dapat di komunikasikan dengan baik. c. Keputusan pembelian (Y) yang akan diukur dengan pengenalan kebutuhan
konsumen, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku setelah pembelian.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu: a. Variabel perceived quality (X1)
penilaian terhadap kinerja produk, kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian sangat tergantung pada apakah atribut-atribut intinsik dan ekstrinsik produk dapat dirasakan dan dievaluasi pada saat melakukan pembelian.
b. Variabel Positioning (X2)
Positioning merupakan suatu gambaran atau penempatan yang tercipta
terhadap produk atau perusahaan pada pikiran atau benak calon konsumen.
c. Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian (Y)
Pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang
muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian di CV. Brastagi Supermarket Medan dan menimbulkan kemungkinan pelanggan melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang.
Variabel Defenisi Indikator Skala
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel
Sumber: David A. Aaker (1997), Kotler dalam Lupiyoadi (2001), Setiadi (2003), diolah oleh penulis (2010)
3.Skala Pengukuran Variabel
Perceived
nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa
b. Citra toko
persepsi citra toko yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber c. Ketersediaan produk
sejumlah produk dalam keadaaan siap pakai
Likert
a. Dipersepsi positif oleh konsumen
Keunggulan tersebut menjadi alasan pelanggan untuk membeli
b. Unggul
Keunggulan itu lebih baik dibanding pesaing c. Berbeda
Belum ada pesaing yang menawarkan keunggulan itu atau sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum
d. Dapat dikomunikasikan
Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau calon
Likert
Konsumen menyadari adanya perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diharapkan
b. Pencarian informasi
konsumen terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi
c. Evaluasi alternatif
Konsumen mengevaluasi alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik
d. Keputusan pembelian
Konsumen melakukan pembelian yang telah diperoleh setelah evaluasi alternatif
e. Perilaku setelah pembelian
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah melakukan pembelian.
Skala pengukuran dan dalam penelitian ini adalah skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiono, 2005: 86). Skala likert menggunakan 5 (lima) tingkatan untuk menyatakan sikap atau jawaban responden sbb:
Tabel 1.3
Tingkat Indikator dengan Skala Likert
No Jawaban Skala
Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
4.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Brastagi Supermarket yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No. 288 Medan. Penelitian dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Juni 2010.
5.Populasi dan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004: 78), yaitu:
n = N 1+Ne²
Dimana:
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan = 10% Sehingga:n = 4282
1+4282(0.1)²
n = 97,7 dan di genapkan menjadi 98 orang
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak 98 orang dengan taraf kesalahan 10%. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu :
a. Kriteria bahwa pelanggan yang pernah melakukan transaksi pembelian minimal dua kali terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh CV. Brastagi Supermarket.
Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman pelanggan yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan .
6. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data CV. Brastagi Supermarket Medan, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan para karyawan dan manajer CV. Brastagi Supermarket Medan.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.
c. Studi Dokumentasi
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian
dengan nilai r tabel. Pengujian validitas instrumen dilakukan terhadap 30 orang
pada pelanggan diluar dari sampel dengan menggunakan SPSS 16.00 for windo ws dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliable. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliable.
9. Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran jelas mengenai masalah yang diteliti.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2010:91). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2010:97).
2. Uji Heteroskedastisitas
ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al 2010:108)
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen dengan dengan yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2010:136).
Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS 16.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Y = a+b1X1+b2X2+e
Dimana: Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
X2 = Positioning e = Standart Error
Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu: 1.Koefisien Determinan (R²)
Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat hubungan variabel bebas (X1,X2) dan variabel terikat (Y) positif atau negatif hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat(Y)
2.Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembeliaan pelanggan secara
serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%
Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5%
Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain meliputi:
1. Novri(2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan pada C.V Gelora
Plaza ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness dan positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan pembelian pelanggan. Pada uji t, Variabel X yang terdiri dari variabel positioning (X1) berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,36
terhadap keputusan pembelian konsumen, begitu pula dengan variabel brand awareness (X2) berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,17 terhadap
pengambilan keputusan pembelian pelanggan.
Setiabudi Tanjung Rejo Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung{5.341} >
Ftabel(2.820. yang menunjukkan bahwa faktor harga, citra bengkel, ketersediaan
produk, promosi harga, iklan mempengaruhi perceived quality pelanggan terhadap pelumas produk PERTAMINA untuk kendaraan bermotor roda dua pada pelanggan 17 bengkel/ service sepeda motor di Jalan Setia Budi Tanjung Rejo Medan.
B. Perceived Quality
Perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu
merek, dalam banyak konteks perceived quality suatu merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk disaring yang mengarahkannya kepada penentuan kualitas suatu merek secara objektif.
Menurut Aaker(1997;144) kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian kualitas sangat tergantung pada atribut intrinsik seperti citra(image) toko dan ekstrinsik yang dianalisis dengan nama merek, program periklanan yang dilancarkan, dan harga yang dirasakan dan dievaluasi pada saat hendak melakukan pembelian.
tidak memiliki cukup banyak waktu melakukan penilaian. Akibatnya konsumen cenderung untuk mengandalkan atribut entrisik seperti nama merek, nama toko, iklan, persediaan, dan harga dalam mengevaluasi kualitas produk. Atribut entrisik produk ini berperan sebagai jalan pintas yang menyediakan sejumlah informasi bagi konsumen dalam melakukan evaluasi.
Adapun atribut-atribut intrinsik dan ekstrinsik yang menjadi pegukuran terhadap persepsi kualitas suatu produk akan dijelaskan sebagai berikut:
- Harga sebagai pertanda kualitas
Harga merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa. Menurut Aaker(1997:148) harga yang lebih tinggi ,rata-rata mengantarkan kesan kualitas yang relatif lebih tinggi.
- Citra (image)
Citra (image) toko merupakan keseluruhan persepsi konsumen terhadap suatu toko dengan toko yang lain yang akan membentuk suatu citra dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.
Menurut Aaker (1997:146) sebuah merek bisa mempengaruhi berbagai persepsi kualitas jika merek itu dipasang pada suatu kelas produk yang berbeda.
- Ketersediaan Produk
- Iklan
Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pembuat iklan. Menurut Aaker (1997: 144) jumlah iklan yang menunjang suatu merek bisa memberi pertanda bahwa perusahaan tersebut mendukung merek itu, sehingga berdasarkan pertimbangan logika, hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut pasti merupakan produk unggulan.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran perceived quality yang tepat untuk melakukan penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1
Model Pengukuran Perceived Quality
Sumber : David A. Aaker (1997), Ferrinadewi (2008), diolah penulis(2010)
Gambar 2.1 diatas menunjukkan indikator yang digunakan untuk mengukur perceived quality C.V Brastagi Supermarket. Berdasarkan informasi yang diperoleh
penulis, C.V Brastagi Supermarket tidak melakukan iklan di media cetak maupun elektronik secara konsisten. C.V Brastagi Supermarket hanya melakukan iklan di
Harga
Ketersediaan produk
media cetak apabila ada season tertentu saja misalnya diskon harga produk, oleh karena itu penulis tidak menggunakan iklan sebagai pengukuran terhadap perceived quality C.V Brastagi Supermarket
o Perceived Quality Menghasilkan Nilai
Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai seperti yang dijelaskan pada gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2
Perceived Quality menghasilkan nilai
Sumber : David A. Aaker ( 1997 ; 126 )
1)Alasan untuk membeli
Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan pembelian sorang pelanggan sangat dipengaruhi oleh perceived quality suatu merek yang ada dibenak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada perceived quality dari merek yang akan dibelinya.
Perceived quality
Alasan untuk membeli Diferensiasi atau posisi
Harga premium
Perluasan saluran distribusi
2)Diferensiasi atau posisi
Pada saat informasi yang objektif tidak tersedia tentang merek produk, maka perceived quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen.
Perceived Quality menghasilkan penempatan posisi suatu perusahaan dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya. 3)Harga Premium
Salah satu keuntungan dari perceived quality adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium, harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung dapat meningkatkan profitabilitas.
4)Perluasan saluran distribusi
Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk atau merek dengan perceived quality yang tinggi, yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek produk tersebut.
5)Perluasan merek
Merek dengan perceived quality kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka ragam. Produk dengan perceived quality kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan yang perceived qualitynya lemah.
C. Positioning
Positioning mengarah pada persoalan bagaimana pelanggan berpikir tentang
penawaran yang ada di pasar, karena tanpa hal itu akan sulit bagi pemasar untuk dapat membedakannya.
Menurut ( Kotler 1997 ; 262 ) Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2005:56) mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is you position the product in the mind
of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di
benak pelanggan. Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.
Menurut Kotler (1997:265), terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak konsumen, antara lain :
1. Penentuan Posisi Menurut Atribut
2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat
Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat tertentu.
3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.
4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.
5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan diposisikan lebih baik dari pada pesaing.
6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk 7. Penentuan Posisi Menurut Harga
Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:
• Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
• Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
• Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Menurut Kotler ( dalam Lupiyoadi 2001 ; 49 ) sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria ; penting, berbeda unggul dibanding pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan .
1. Penting
Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh cukup banyak pembeli .
2. Berbeda
Belum ada pesaing yang menawarkan/memposisikan keunggulan itu atau mereka sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum . 3. Unggul ( superior )
Keunggulan itu lebih baik dibanding yang memiliki produk atau jasa lainnya yang dimiliki pesaing .
4. Dapat dikomunikasikan
5. Pelopor
Pesaing sulit meniru keunggulan yang dimiliki tersebut. 6. Harga terjangkau
Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk tersebut
7. Menguntungkan
Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.
Menurut Kartajaya (2005:62) terdapat empat syarat dalam membangun positioning :
• Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan
menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan.
• Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.
• Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri
dari para pesaing.
• Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran positioning yang tepat untuk melakukan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3
berikut ini :
Gambar 2.3
Model Pengukuran Positioning
Sumber : Kotler dalam Lupiyoadi (2001), Kartajaya (2005) diolah oleh penulis (2010)
E. Keputusan Pembelian
Suatu keputusan melibatkan pilihan alternatif. Pemasar biasanya tertarik pada perilaku konsumen, terutama pilihan mereka. Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen. Akan tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif dan memilih salah satu diantaranya.
Gambar 2.4
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan.
b. Pencarian Informasi, yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, bertanya pada teman ataupun melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lainnya.
c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.
d. Keputusan pembelian, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif.
e. Perilaku pasca pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
f. Kepuasan sesudah pembelian, merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan pembeli tentang produk tersebut dan kemampuan produk tersebut.
g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian, yaitu kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sebelum berdirinya Brastagi Supermarket, perusahaan ini berdiri dengan nama “Supermarket Club Store” yang menjual berbagai perlengkapan atau kebutuhan sehari-hari sama seperti yang terdapat di Brastagi Supermarket. Setelah Supermarket Club Store Jl. Gatot Subroto tidak beroperasioanal lagi/ tutup, manajemen PT.CBU dengan mitranya dari Jakarta membeli gedung eks.Clubstore.
Brastagi Supermarket berasal dari CV. Sumber Segar Utama (CV.SSU) yaitu sebuah perusahaan Pasar Buah Brastagi (PT.Central Buah Utama/CBU) yang berada di jalan Wajir Medan. Untuk memperluas pasarnya, maka Pasar Buah Brastagi membentuk sebuah manajemen untuk mengelola usaha barunya tepatnya di Brastagi Supermarket di jalan Gatot Subroto Medan.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Brastagi Supermarket Medan
Brastagi Supermarket Medan mempunyai visi:
“Menjadikan Brastagi Supermarket tempat yang aman dan nyaman untuk tempat berbelanja keluarga”.
2. Misi Brastagi Supermarket Medan a. Misi Internal
1. Brastagi Supermarket Medan akan menjadi salah satu pilihan utama tempat berbelanja bagi warga Medan secara universal, dengan fokus kepada customer-middle (menengah) dan middle-up (atas).
2. Brastagi Supermarket Medan merupakan sebuah tempat proses transformasi yang dapat menjadi framework, landasan berpikir dan bekerja secara efektif dan efisien dalam menempatkan diri, mengembangkan organisasi, sistem, strategi, taktik dan komunikasi sehingga seluruh SDM dan pihak terkait dapat bekerja sepenuh hati dan jiwa.
b. Misi Eksternal
“Brastagi Supermarket Medan turut berperan serta untuk memajukan lingkungan sekitar Brastagi Supermarket Medan melalui pembinaan UKM, pelatihan kewirausahaan, dan pelatihan lainnya untuk mengembangkan kepribadian positif dan ekonomi kerakyatan”.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Brastagi Supermarket Medan digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini:gambar 2.1 Struktur Organisasi C.V Brastagi Supermarket:
Sumber: Data Brastagi Supermarket Medan(2010)
1. Direksi
Adalah pengurus atau (dewan) pimpinan perusahaan yang memimpin berdirinya perusahaan tersebut serta memiliki saham yang cukup besar dibandingkan para pemegang saham perusahaan yang lainnya. Direksi memiliki tiga (3) direktur yaitu: Direktur Utama dan 2 orang Direktur.
2. Direktur Utama
Tugas direktur utama dan direktur lainnya adalah memberikan bimbingan melalui pengarahan, nasihat, bantuan, penerangan (penjelasan), dan sebagainya.
3. Operational Manager
Operational Manager, Asisstance Manager, bertanggung jawab atas seluruh
departemen dan sekaligus membawahi seluruh departemen yang ada di Brastagi Supermarket Medan. Brastagi Supermarket Medan mempunyai 11 departemen, yaitu:
a. Human Resources Development
b. Finance & Accounting
c. Marketing
d. Stock Audit
e. Buyer
f. Receiving
g. Fruit & Vegetables
h. Merchandise Non Food
i. Merchandise Food
j. Cashier
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian teoritis dan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis dan evaluasi pembahasan. Adapun hal yang dianalisis dan dievaluasi adalah pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian pelanggan pada C.V Brastagi Supermarket
Medan.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data yang ada \sehingga memberikan jawaban yang jelas mengenai objek penelitian. Adapun hal yang dianalisis secara statistik dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari responden. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian dengan menggunkan bantuan software program SPSS 16.0 for windows.
A. Anaslisis Deskriptif
disebarkan kepada 98 orang responden. Gambaran umum responden adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. gender * PQ Crosstabulation
Tabel diatas menunjukkan bahwa 39 responden atau sebesar 97,5% laki laki dan 58 responden perempuan atau sebesar 100% menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi Supermarket sangat bagus ,dan hanya 1 responden laki-laki atau sebesar 2,5% menyatakan perceived quality yang dimiliki Brastagi Supermarket kurang bagus.
% within gender 100.0% 100.0% % of Total 100.0% 100.0%
Tabel diatas menunjukan bahwa 98 responden (40 laki-laki dan 50 perempuan) menyatakan setuju sebesar 100% bahwa positioning yang dimiliki oleh Brastagi Supermarket sangat bagus.
gender * KP Crosstabulation
Pada tabel diatas terlihat 38 responden laki-laki atau sebesar 95% menyatakan bahwa keputusan pembelian di Brastagi Supermarket sangat tinggi dan 57 responden atau sebesar 98,3% perempuan menyatakan bahwa minat responden dalam melakukan keputusan pembelian di Brastagi Supermarket sangat tinggi, sedangkan 2 responden laki-laki atau sebesar 5% dan 1 responden perempuan atau sebesar 1,7% menyatakan bahwa keputusan melakukan pembelian di brastagi supermarket sangat rendah.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Brastagi
Supermarket Medan
pekerjaan * PQ Crosstabulation
PQ
Pekerjaan pelajar/mahasiswa Count 1 13 14
Pada tabel diatas terlihat 13 pelajar/mahasiswa atau sebesar 92,9% menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi supermarket sangat bagus, dan 37 responden yang berprofesi sebagai wiraswasta,12 pegawai negri, 13 pegawai swasta, dan 22 dan lain-lain masing-masing menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi supermarket sangat bagus sebesar 100% dan hanya 1 responden pelajar/mahasiswa atau sebesar 7,1% yang menyatakan perceived quality kurang bagus.
pekerjaan * PO Crosstabulation
PO
tinggi Total
pekerjaan pelajar/mahasiswa Count 14 14
pegawai swasta Count 13 13
Pada tabel diatas terlihat bahwa 98 responden (14 pelajar/mahasiswa, 37 wiraswasta, 12 pegawai negri, 13 pegawai swasta dan 22 dan lain-lain) atau sebesar 100% menyatakan bahwa positioning yang dimiliki oleh Brastagi Supermarrket sangat bagus.
melakukan keputusan pembelian di Brastagi supermarket cukup tinggi dan 37 responden yang berprofesi sebagai wiraswasta, 12 pegawai negri, dan 22 dan lain-lain atau masing-masing sebesar 100% menyatakan bahwa minat untuk melakukan keputusan pembelian sangat tinggi, sedangkan hanya 2 pelajar/mahasiswa atau sebesar 14,3% dan 1 pegawai swasta atau sebesar 7,7% menyatakan bahwa minta untuk melakukan keputusan pembelian cukup rendah.,
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur pada Brastagi Supermarket
Medan
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pada Brastagi Supermarket Medan
Sumber: data primer dengan pengolahan SPSS (2010)
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden Brastagi Supermarket yang dapat digunakan dalam penelitian berkisar pada usia 17-60 tahun sebanyak 98 orang dengan persentase 100%.
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian pada Brastagi
Supermarket Medan
Karakteristik responden berdasarkan pembelian dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pembelian pada Brastagi Supermarket Medan lebih dari 2 kali sebanyak 60 orang dengan persentase 61,2%, dan pembelian 2 kali sebanyak 38 orang dengan persentase 38,8%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melakukan pembelian lebih dari 2 kali di Brastagi Supermarket.
5. Distribusi Jawaban Responden
5.1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Perceived Quality
Distribusi jawaban responden terhadap variabel perceieved quality dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Perceived Quality
Item
STS TS KS S SS Tot.
F % F % F % F % F % %
Harga
1 0 0 1 1 10 10,2 67 68,4 20 20,4 98 100 2 0 0 1 1 11 11,2 61 62,2 25 25,5 98 100 Citra
1 0 0 0 0 5 5,1 71 72,4 22 22,4 98 100
2 0 0 0 0 7 7,1 63 64,3 28 28,6 98 100
1 0 0 1 1 6 6,1 69 70,4 22 22,4 98 100 2 0 0 1 1 11 11,2 67 68,4 19 19,4 98 100 Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju terhadap variabel perceived quality , dimana dapat diketahui terdapat 67 orang yang menyatakan setuju dengan persentase 68,4%, dan 20 orang atau 20,4% menyatakan sangat setuju, 10 orang atau 10,2 % yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju pada item pertanyaan 1 subvariabel harga, dan seterusnya.
5.2 Distribusi jawaban responden terhadap variabel positiioning
Distribusi jawaban responden terhadap variabel positioning dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Positioning
Items
STS TS KS S SS Tot
F % F % F % F % F % %
Dipersepsi positif oleh konsumen
1 0 0 1 1 11 11,2 56 57,1 30 30,6 98 100
Unggul
1 0 0 0 0 4 4,1 50 51 44 44,9 98 100
2 0 0 0 0 4 4,2 62 63,3 32 32,7 98 100
Berbeda
1 0 0 0 0 7 7,1 74 75,5 17 17,3 98 100
2 0 0 0 0 8 8,2 59 60,3 31 31,6 98 100
Dapat dikomunikasikan
1 0 0 1 1 14 14,3 62 63,3 21 21,4 98 100
2 0 0 2 2 8 8,2 67 68,4 21 21,4 98 100
Sumber: pengolahan data dengan SPSS (2010)
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju terhadap variabel Positioning , dimana dapat diketahui terdapat 56 orang yang menyatakan setuju dengan persentase 57,1%, dan 30 orang atau 30,6% menyatakan sangat setuju, 11 orang atau 11,2 % yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju pada item pertanyaan 1 subvariabel dipersepsi positif oleh konsumen, dan seterusnya.
Distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.7di bawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Keputusan Pembelian
Item
STS TS KS S SS Tot.
F % F % F % F % F % %
1 0 0 3 3,1 11 11,2 64 65,3 20 20,4 98 100 2 0 0 2 2 14 14,3 64 65,3 18 18,4 98 100 3 0 0 2 2 11 11,2 53 54,1 32 32,7 98 100 4 0 0 2 2 16 16,3 66 67,3 14 14,3 98 100
5 0 0 1 1 6 6,1 54 55,1 37 37,8 98 100
Sumber: Data primer dengan pengolahan SPSS (2010)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel keputuan pembelian pada tabel 4.7 yaitu:
b). Pada pertanyaan kedua (Anda cenderung melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan setelah menerima informasi yang akurat.) sebanyak 18 orang atau 18,4 % yang menyatakan sangat setuju, 64 orang atau 65,3 % menyatakan setuju, 14 orang atau 14,3 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 % yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada pelanggan atau 0 % menyatakan sangat tidak setuju.
c). Pada pertanyaan ketiga (Sebelum melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan anda terlebih dahulu mengevaluasi informasi yang didapat.) sebanyak 32 orang atau 32,7 % yang menyatakan sangat setuju, 53 orang atau 54,1 % menyatakan setuju, 11 orang atau 11,2 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 %yang menyatakan tidak setuju , dan 0% sangat tidak setuju.
d). Pada pertanyaan keempat (Anda cenderung melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan berdasarkan hasil evaluasi informasi.) sebanyak 14 orang atau 14,3 % yang menyatakan sangat setuju, 66 orang atau 67,3 % menyatakan setuju, 16 orang atau 16,3 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 %yang menyatakan tidak setuju , dan 0% sangat tidak setuju.
kurang setuju, 1 orang atau 1 % yang menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.
B. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r
hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas instrumen
dilakukan terhadap 30 orang pada pelanggan Brastagi Ssupermarket Medan diluar dari sampel dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data penelitian adalah Uji validitas dan realibilitas. Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
P2 70,6333 79,275 ,401 ,920
Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rta bel.
Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.
lebih besar dari rta bel (0,361), sehingga diperoleh 19 pertanyaan valid yang digunakan
untuk melakukan penelitian seperti pada Tabel 4.8.
Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang et al, 2010:75) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Kuesioner
Cronbach's Alpha N of Items
,920 19
Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)
. Berdasarkan pernyataan diatas maka 19 butir pertanyaan adalah reliabel. Karena seluruh nilai cronbach alpa pada tabel 4.9 sebesar 0,920. Ini berarti 0.920 > 0.6 dan 0.920 > 0.8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini
C. Uji Asumsi Klasik
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2010:91). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang et al, 2010:97).
a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal
Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:
Gambar 4.2 p-p plot uji normalitas
Sumber: pengolahan data dengan SPSS(2010)
Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorov smirnov
b. Uji Kolmogorov Smirnov
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 98
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.87668073
Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .093
Negative -.099
Kolmogorov-Smirnov Z .983
Asymp. Sig. (2-tailed) .289
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS (2010)
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,289 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan demikian variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas, jika titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y
Gambar 4.3 Uji heterokedastisitas
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS (2010)
dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian, berdasarkan masukan variabel
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS (2010).
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:136).
Tabel 4.12
a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: pengolahan data dengan SPSS
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas dan tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar
a. Predictors: (Constant), positioning, perceived quality
b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: pengolahan data SPSS (2010)
Tabel 4.13 menunjukkan angka R = 0,581 yang berarti perceived quality dan positioning memiliki hubungan yang cukup erat terhadap keputusan pembelian pelanggan sebesar 58,1 %.
Adjusted R Square atau determinan (R2) sebesar 0.324 berarti model analisis yang digunakan hanya mampu menjelaskan pengaruh perceived quality (X1) dan positioning (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) pada Brastagi Supermarket Medan sebesar 32.4%, sedangkan 67.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis penelitian.
Angka Standard Error Of Estimate (SEE) sebesar 1,89633 menunjukkan ketepatan model regresi memprediksi variabel bebas. Semakin kecil nilai Standart Error of Estimate (SEE) akan membuat model regresi semakin tepat
E. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serentak) pengaruh secara signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y) pada Brastagi Supermarket Medan. Uji F dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha.
2. Mencari Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan (df).
3. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows
4. Menentukan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% Hasil pengujian:
1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung adalah: Ho: b1 = b2 = 0
Artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y)
2. Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1) derajat bebas pembilang = k-1 = 3-1 = 2
derajat bebas penyebut = n- k = 98 – 3 = 95 Maka: Ftabel 0.05(2,95) = 3,092
3. Nilai Fhitung untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel Anova berikut
ini:
a. Predictors: (Constant), positioning, perceived quality
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: pengolahan data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.14 bahwa nilai Fhitung > Fta bel (24,263> 3,092)
dengan hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1,X2) berupa perceived quality dan positioning
Dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil dari taraf signifikan (0,000<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan tersebut diterima dan berpengaruh (high significant). Variabel bebas yang terdiri dari variabel Perceived quality (X1), dan Positioning (X2), secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan (Y) dan pengaruhnya adalah positif.
F. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh secara signifikan dari variabel independent yaitu (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y). Uji t dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha.
2. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan
menentukan derajat kebebasan (df).
3. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS
16.0 for Windows.
4. Menentukan kriteria keputusan:
Ha diterima bila thitung > ttabelpada α = 5%
Hasil Pengujian:
1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah: Ho: b1 = b2 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y).
2. Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k) n = jumlah sampel, n = 98
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 maka: derajat bebas = n – k = 98 – 3 = 95
Uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan
adalah t0,025(95) = 2,277
3. Nilai thitung untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan bantuan
aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows sebagai berikut:
Coefficientsa
a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: hasil pengolahan SPSS (2010)
Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa:
1) Nilai thitung variabel Perceived quality (X1) sebesar 2,685 berpengaruh
secara positif dan signifikan sebesar 0,009. Hipotesis Ha diterima karena thitung > ttabel (2,685 > 2,277) dan nilai signifikan < 0,05 (0,009 < 0,05),
dimana yang berarti bahwa variabel perceived quality (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian pelanggan (Y). Hal ini berarti jika ditingkatkan variabel perceived quality sebesar satu satuan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,309 satuan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Aaker (1997: 124) dimana perceived quality yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk citra
yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian. Perceived quality dapat membentuk pengambilan keputusan pembelian