• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perceived Quality Dan PositioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perceived Quality Dan PositioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PERCEIVED QUALITY DAN POSITIONING

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN

PADA CV. BRASTAGI SUPERMARKET MEDAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

NINA NININTA 060502055 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

ABSTRAK

Nina nininta (2009). Pengaruh perceived quality dan positioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan, dibimbing oleh Syafrizal Helmi situmorang, SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dra.Frida Ramadhini,SE, MM selaku dosen penguji I, Fadli Fauzi SE, MM selaku dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perceived quality dan positioning terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: ” Lokasi Dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan”.

Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa lokasi (X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara bersama-sama berpengaruh posotif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang (Y) pada Brastagi Supermarket Medan dengan koefisien regresi X1 (b1) = 0.107 dan koefisien regresi X2 (b2) = 0.238. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 12.458 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3.92.

Hasil uji thitung dua arah menunjukkan untuk lokasi (X1) dan kualitas

pelayanan (X2) adalah 3.366 dan 4.038. Variabel yang paling dominan

mempengaruhi adalah persepsi kualitas pelayanan.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa di

Surga atas segala kasih dan kebaikan-Nya yang senantiasa melimpah sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dengan memilih judul “Pengaruh

Perceived quality dan Positioning Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV.

Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Adja Syafinat selaku Dosen Wali dan Pembimbing

(4)

5. Ibu Magdalena L. Sibarani, SE, Msi sebagai Dosen Pembimbing yang

telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran

kepada penulis.

6. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM, selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Fadli Fauzi SE,MM selaku dosen penguji II saya yang telah

memberikaan arahan dalam penyelesaian skripsi ini

8. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

9. Kepada General Manajer, Manajer Personalia, dan Staf Brastagi

Supermarket Medan, atas bantuan dan kerjasamanya pada saat penulis

melakukan riset di CV. Brastagi Supermarket Medan.

10.Kedua Orangtuaku tercinta, Susanto Tan dan Silvia, terimakasih atas

segala dukungannya secara moril maupun materil, nasehat, doa, dan

perjuangannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

sampai saat ini.

11.Kakak dan adik-adikku tersayang, Yustini Jortan, SE, Erny Tandanu,

dan Iskandar Tandanu atas doa dan motivasinya hingga penulis

(5)

12.Kepada teman-temanku Erika, Juliani Esther, Tashia, CT, Win, Don,

Bogang, dan seluruh teman-teman Manajemen 2005, terimakasih atas

kebersamaannya selama perkuliahan maupun di luar kegiatan

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi

perkembangan dan kemajuan Akademika.

Medan, Juni 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Kerangka Konseptual... 6

D. Hipotesis... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

1. Tujuan Penelitian... 8

2. Manfaat Penelitian... 8

F. Metode Penelitian... 9

1. Batasan Operasional... 9

2. Defenisi Operasional Variabel... 9

3. Skala Pengukuran Variabel... 12

4. Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

5. Populasi dan Sampel... 12

6. Jenis dan Sumber Data... 14

7. Teknik Pengumpulan Data... 14

8. Uji Validitas dan Reliabilitas... 15

9. Teknik Analisis Data... 16

BAB II URAIAN TEORETIS... 20

A. Penelitian Terdahulu... 20

B. Perceived Quality... 21

C. Positioning... 25

D. Keputusan Pembelian... 30

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN... 33

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 33

B. Visi dan Misi Perusahaan... 34

(8)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif... 38

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... 39

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan... 41

5. Distribusi Jawaban Responden... 41

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived quality... 41

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel positioning... 43

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 44

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Instrumen... 46

C. Uji Asumsi Klasik... 49

1.Pengujian Normalitas... 49

2. Pengujian Heteroskedastisitas... 51

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah Konsumen / Hari yang Melakukan Pembelian

di CV. Brastagi Supermarket Tahun 2007,2008,2009... 5

Tabel 1.2 : Defenisi Operasional Variabel ... 11

Tabel 1.3 : Tingkat Indikator Skala Likert ... 12

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 39

Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 39

Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40

Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan... 41

Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived quality... 42

Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning... 43

Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian... 44

Tabel 4.8 : Uji Validitas Kuesioner... 47

Tabel 4.9 : Uji Reliabilitas Kuesioner... 48

Tabel 4.10 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 51

(10)

Tabel 4.12 : Uji Multikolinearitas... 54

Tabel 4.13 : Pengujian Koefisien Determinasi... 55

Tabel 4.14 : Uji f... 56

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 7

Gambar 2.1 Model Pengukuran Perceived Quality... 23

Gambar 2.2 Perceived Quality Menghasilkan Nilai... 24

Gambar 2.3 Model Pengukuran Positioning... 30

Gambar 2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 30

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas... 50

Gambar 4.2 P-Plot Uji Normalitas... 50

(12)

ABSTRAK

Nina nininta (2009). Pengaruh perceived quality dan positioningTerhadap Minat Pembelian Ulang Pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan, dibimbing oleh Syafrizal Helmi situmorang, SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dra.Frida Ramadhini,SE, MM selaku dosen penguji I, Fadli Fauzi SE, MM selaku dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perceived quality dan positioning terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Jl. Gatot Subroto Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat pembelian ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: ” Lokasi Dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pada CV. Brastagi Supermarket Medan”.

Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa lokasi (X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara bersama-sama berpengaruh posotif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang (Y) pada Brastagi Supermarket Medan dengan koefisien regresi X1 (b1) = 0.107 dan koefisien regresi X2 (b2) = 0.238. Pengujian Fhitung diperoleh sebesar 12.458 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3.92.

Hasil uji thitung dua arah menunjukkan untuk lokasi (X1) dan kualitas

pelayanan (X2) adalah 3.366 dan 4.038. Variabel yang paling dominan

mempengaruhi adalah persepsi kualitas pelayanan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan eceran atau sekarang ini disebut perdagangan ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan pribadi, keluarga, atau rumah tangga. Mereka menjual barang atau jasa langsung kepada konsumen. Dalam pengertian lain, pedagang ritel atau retailer menjadi mata rantai terakhir dalam proses distribusi. Dalam rantai distribusi, retail berfungsi menjadi penghubung antara final customer, manufacturer dan, wholesaler. Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Kemudian, terjadi peningkatan gerai modern yang lebih pesat lagi, dalam rupa hypermarket, supermarket, minimarket, dan plaza.

(14)

instant yang dipaketkan dalam lima bungkus dijual dengan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli per bungkusnya. C.V Brastagi Supermarket membeli lebih memiliki motto, yaitu “Brastagi Bicara Quality” yang artinya Brastagi Supermarket lebih menonjolkan kualitasnya baik dari produk, pelayanan, dan harga.

Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan maksimum. Hal ini sejalan dengan pendapat Tjiptono (2005:179) bahwa setiap konsumen adalah rational economic man yang memiliki alasan rasional dan membuat pilihan rasional

dalam setiap pembelian produk dan jasa. Konsumen menjadi lebih jeli dalam memilih perusahaan yang tetap dan sesuai untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkannya, dalam hal ini perceived quality dan positioning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan dalam melakukan pembelian terhadap suatu perusahaan.

Keputusan pembelian adalah suatu reaksi yang riil atas keberhasilan program pemasaran suatu produk Perusahaan harus dapat menciptakan strategi pemasaran yang baik untuk dapat menciptakan keberhasilan tersebut. Salah satunya adalah menciptakan perceived quality dan positioning yang baik atas produk yang ditawarkan.

(15)

oleh pelanggan. Perceived quality tidak dapat ditetapkan secara objektif karena merupakan suatu persepsi dan melibatkan apa yang penting bagi pelangganya. Kesan kualitas yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk suatu citra yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor untuk melakukan keputusan pembelian. C.V Brastagi Supermarket selalu menawarkan produk yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari produk yang ditawarkan seperti makanan dan minuman, buah-buahan serta sayur-sayuran selalu di sediakan dalam keadaan yang segar (fresh), berkualitas dan terbaik. C.V Brastagi Supermarket juga selalu mengutamakan kepuasan dan kenyamanan dalam berbelanja, dimana C.V Brastagi Supermarket selalu melatih karyawannya untuk selalu besikap ramah dan tanggap terhadap pelangannya dengan menyediakan kotak saran apabila terdapat keluhan dan bagian informasi yang dibentuk untuk membantu pelangganya dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

(16)

Supermarket menempatkan beberapa kunci suksesnya sebagai positioning-nya yang diantaranya adalah One Stop Shopping, Full Range of Choice, Free Parking, dan Self Service yang tentunya berbeda dari perusahaan sejenis lainnya.

- One Stop Stopping

C.V. Brastagi Supermarket tidak hanya menjual produk sendiri tetapi juga bekerja sama dengan pihak lain seperti penyediaan fasilitas ATM, dan penyewaan tempat untuk menjual produk-produk lainnya.

- Full Range of Choice

C.V. Brastagi Supermarket menawarkan produknya dengan berbagai alternatif pilihan merek sehingga memudahkan para pelanggan memilih produk yang dibutuhkannya. Brastagi Supermaket tidak hanya menawarkan merek-merek lokal saja namun juga menyediakan berbagai produk impor.

- Free Parking

C.V Brastagi Supermarket menyediakan fasilitas parkir gratis yang memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk datang dan membeli segala kebutuhannya.

- Self- service

C.V. Brastagi memberikan kebebasan dan kemudahan bagi para pelanggannya yang untuk berbelanja.

(17)

memberikan dampak positif bagi pelanggan yang kemudian akan menciptakan minat bagi pelanggan untuk mengambil keputusan melakukan pembelian di CV. Brastagi Supermarket tersebut. Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan :

Tabel 1.1

Rata –Rata Jumlah Konsumen/Hari Yang Melakukan Pembelian di CV. Brastagi Supermarket Tahun 2007, 2008, dan 2009.

No. Tahun Jumlah Konsumen/Hari

1 2007 3880

2 2008 4619

3 2009 4347

Sumber: CV. Brastagi Supermarket (2010)

Tabel 1.1 diatas menunjukan rata- rata jumlah konsumen yang berkunjung ke Brastagi Supermarket selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2007, 2008, dan 2009. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata rata jumlah konsumen yang berkunjung ke Brastagi Supermarket tersebut mengalami fluktuasi yang cukup berarti, dimana pada tahun 2007 rata-rata jumlah konsumen yang berkunjung sebanyak 3880 orang, meningkat pada tahun 2008 sebanyak 4619 orang, dan mengalami penurunan menjadi 4347 orang pada tahun 2009.

Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, penulis ingin mewujudkan skripsi dengan judul: “Pengaruh Perceived quality dan Positioning

terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket

(18)

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan yang muncul adalah:

Apakah faktor perceived quality dan positioning mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Aaker (1997 ; 124) perceived quality dapat didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Perceived quality merupakan persepsi yang menyeluruh terhadap suatu merek yang

didasarkan pada dimensi-dimensi yang termasuk di dalam karakteristik produk tersebut. Perceived quality tidak bisa ditetapkan secara objektif karena merupakan suatu persepsi dan melibatkan apa yang penting bagi pelanggannya.

(19)

keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan. Latar belakang pemikiran positioning adalah bagaimana konsumen yang ada pada segmen pasar tertentu

mempersepsikan produk atau jasa yang akan menciptakan citra (image) perusahaan tersebut.

Menurut Setiadi (2003 ;413), Keputusan pembelian melibatkan pilihan antara dua atau lebih alternatif perilaku atau tindakan. Inti dari proses pengambilan keputusan pembelian pelanggan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka model kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sbb:

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : David A.Aaker (1997), Kotler (dalam Lupiyoadi, 2001), Setiadi ( 2003), diolah oleh penulis (2010)

Perceived Quality

(X1)

Positioning (X2)

Keputusan Pembelian

(20)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu faktor perceived quality dan positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan pembelian pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor perceived quality dan positioning terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi perusahaan

Sebagai masukan yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan minat melakukan pembelian oleh pelanggan CV. Brastagi Supermarket Medan. b. Bagi peneliti lain

(21)

c. Bagi penulis,

Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian.

F.Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

a. Perceived quality (X1) yang akan diukur dengan bagaimana pengaruh

harga produk, bagaimana persepsi pelanggan terhadap citra toko, dan ketersediaan produk.

b. Positioning (X2) yang akan diukur dengan bagaimana persepsi positioning pelanggan terhadap CV.Brastagi Supermarket, apakah produk yang ditawarkan merupakan produk yang unggul, apakah yang menjadi perbedaan produk perusahaan dengan perusahaan pesaing yang lain, dan apakah produk-produk tersebut dapat di komunikasikan dengan baik. c. Keputusan pembelian (Y) yang akan diukur dengan pengenalan kebutuhan

konsumen, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku setelah pembelian.

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu: a. Variabel perceived quality (X1)

(22)

penilaian terhadap kinerja produk, kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian sangat tergantung pada apakah atribut-atribut intinsik dan ekstrinsik produk dapat dirasakan dan dievaluasi pada saat melakukan pembelian.

b. Variabel Positioning (X2)

Positioning merupakan suatu gambaran atau penempatan yang tercipta

terhadap produk atau perusahaan pada pikiran atau benak calon konsumen.

c. Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian (Y)

Pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang

muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian menunjukkan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian di CV. Brastagi Supermarket Medan dan menimbulkan kemungkinan pelanggan melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang.

Variabel Defenisi Indikator Skala

(23)

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel

Sumber: David A. Aaker (1997), Kotler dalam Lupiyoadi (2001), Setiadi (2003), diolah oleh penulis (2010)

3.Skala Pengukuran Variabel

Perceived

nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa

b. Citra toko

persepsi citra toko yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber c. Ketersediaan produk

sejumlah produk dalam keadaaan siap pakai

Likert

a. Dipersepsi positif oleh konsumen

Keunggulan tersebut menjadi alasan pelanggan untuk membeli

b. Unggul

Keunggulan itu lebih baik dibanding pesaing c. Berbeda

Belum ada pesaing yang menawarkan keunggulan itu atau sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum

d. Dapat dikomunikasikan

Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau calon

Likert

Konsumen menyadari adanya perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diharapkan

b. Pencarian informasi

konsumen terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi

c. Evaluasi alternatif

Konsumen mengevaluasi alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik

d. Keputusan pembelian

Konsumen melakukan pembelian yang telah diperoleh setelah evaluasi alternatif

e. Perilaku setelah pembelian

konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah melakukan pembelian.

(24)

Skala pengukuran dan dalam penelitian ini adalah skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiono, 2005: 86). Skala likert menggunakan 5 (lima) tingkatan untuk menyatakan sikap atau jawaban responden sbb:

Tabel 1.3

Tingkat Indikator dengan Skala Likert

No Jawaban Skala

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

4.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di CV. Brastagi Supermarket yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No. 288 Medan. Penelitian dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Juni 2010.

5.Populasi dan Sampel

(25)

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004: 78), yaitu:

n = N 1+Ne²

Dimana:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan = 10% Sehingga:n = 4282

1+4282(0.1)²

n = 97,7 dan di genapkan menjadi 98 orang

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak 98 orang dengan taraf kesalahan 10%. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu :

a. Kriteria bahwa pelanggan yang pernah melakukan transaksi pembelian minimal dua kali terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh CV. Brastagi Supermarket.

(26)

Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman pelanggan yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan .

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data CV. Brastagi Supermarket Medan, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan para karyawan dan manajer CV. Brastagi Supermarket Medan.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

c. Studi Dokumentasi

(27)

8. Uji Validitas dan Realibilitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian

dengan nilai r tabel. Pengujian validitas instrumen dilakukan terhadap 30 orang

pada pelanggan diluar dari sampel dengan menggunakan SPSS 16.00 for windo ws dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliable. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliable.

(28)

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2010:91). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2010:97).

2. Uji Heteroskedastisitas

(29)

ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al 2010:108)

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen dengan dengan yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2010:136).

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software

SPSS 16.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y = a+b1X1+b2X2+e

Dimana: Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

(30)

X2 = Positioning e = Standart Error

Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu: 1.Koefisien Determinan (R²)

Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat hubungan variabel bebas (X1,X2) dan variabel terikat (Y) positif atau negatif hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat(Y)

2.Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembeliaan pelanggan secara

serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5%

(31)

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

(32)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain meliputi:

1. Novri(2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Positioning dan Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan pada C.V Gelora

Plaza ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness dan positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan

keputusan pembelian pelanggan. Pada uji t, Variabel X yang terdiri dari variabel positioning (X1) berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,36

terhadap keputusan pembelian konsumen, begitu pula dengan variabel brand awareness (X2) berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,17 terhadap

pengambilan keputusan pembelian pelanggan.

(33)

Setiabudi Tanjung Rejo Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung{5.341} >

Ftabel(2.820. yang menunjukkan bahwa faktor harga, citra bengkel, ketersediaan

produk, promosi harga, iklan mempengaruhi perceived quality pelanggan terhadap pelumas produk PERTAMINA untuk kendaraan bermotor roda dua pada pelanggan 17 bengkel/ service sepeda motor di Jalan Setia Budi Tanjung Rejo Medan.

B. Perceived Quality

Perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu

merek, dalam banyak konteks perceived quality suatu merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk disaring yang mengarahkannya kepada penentuan kualitas suatu merek secara objektif.

Menurut Aaker(1997;144) kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian kualitas sangat tergantung pada atribut intrinsik seperti citra(image) toko dan ekstrinsik yang dianalisis dengan nama merek, program periklanan yang dilancarkan, dan harga yang dirasakan dan dievaluasi pada saat hendak melakukan pembelian.

(34)

tidak memiliki cukup banyak waktu melakukan penilaian. Akibatnya konsumen cenderung untuk mengandalkan atribut entrisik seperti nama merek, nama toko, iklan, persediaan, dan harga dalam mengevaluasi kualitas produk. Atribut entrisik produk ini berperan sebagai jalan pintas yang menyediakan sejumlah informasi bagi konsumen dalam melakukan evaluasi.

Adapun atribut-atribut intrinsik dan ekstrinsik yang menjadi pegukuran terhadap persepsi kualitas suatu produk akan dijelaskan sebagai berikut:

- Harga sebagai pertanda kualitas

Harga merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa. Menurut Aaker(1997:148) harga yang lebih tinggi ,rata-rata mengantarkan kesan kualitas yang relatif lebih tinggi.

- Citra (image)

Citra (image) toko merupakan keseluruhan persepsi konsumen terhadap suatu toko dengan toko yang lain yang akan membentuk suatu citra dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.

Menurut Aaker (1997:146) sebuah merek bisa mempengaruhi berbagai persepsi kualitas jika merek itu dipasang pada suatu kelas produk yang berbeda.

- Ketersediaan Produk

(35)

- Iklan

Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pembuat iklan. Menurut Aaker (1997: 144) jumlah iklan yang menunjang suatu merek bisa memberi pertanda bahwa perusahaan tersebut mendukung merek itu, sehingga berdasarkan pertimbangan logika, hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut pasti merupakan produk unggulan.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran perceived quality yang tepat untuk melakukan penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1

Model Pengukuran Perceived Quality

Sumber : David A. Aaker (1997), Ferrinadewi (2008), diolah penulis(2010)

Gambar 2.1 diatas menunjukkan indikator yang digunakan untuk mengukur perceived quality C.V Brastagi Supermarket. Berdasarkan informasi yang diperoleh

penulis, C.V Brastagi Supermarket tidak melakukan iklan di media cetak maupun elektronik secara konsisten. C.V Brastagi Supermarket hanya melakukan iklan di

Harga

Ketersediaan produk

(36)

media cetak apabila ada season tertentu saja misalnya diskon harga produk, oleh karena itu penulis tidak menggunakan iklan sebagai pengukuran terhadap perceived quality C.V Brastagi Supermarket

o Perceived Quality Menghasilkan Nilai

Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai seperti yang dijelaskan pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2

Perceived Quality menghasilkan nilai

Sumber : David A. Aaker ( 1997 ; 126 )

1)Alasan untuk membeli

Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan pembelian sorang pelanggan sangat dipengaruhi oleh perceived quality suatu merek yang ada dibenak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada perceived quality dari merek yang akan dibelinya.

Perceived quality

Alasan untuk membeli Diferensiasi atau posisi

Harga premium

Perluasan saluran distribusi

(37)

2)Diferensiasi atau posisi

Pada saat informasi yang objektif tidak tersedia tentang merek produk, maka perceived quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen.

Perceived Quality menghasilkan penempatan posisi suatu perusahaan dibandingkan

dengan pesaing-pesaingnya. 3)Harga Premium

Salah satu keuntungan dari perceived quality adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium, harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung dapat meningkatkan profitabilitas.

4)Perluasan saluran distribusi

Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk atau merek dengan perceived quality yang tinggi, yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek produk tersebut.

5)Perluasan merek

Merek dengan perceived quality kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka ragam. Produk dengan perceived quality kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan yang perceived qualitynya lemah.

C. Positioning

Positioning mengarah pada persoalan bagaimana pelanggan berpikir tentang

(38)

penawaran yang ada di pasar, karena tanpa hal itu akan sulit bagi pemasar untuk dapat membedakannya.

Menurut ( Kotler 1997 ; 262 ) Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2005:56) mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is you position the product in the mind

of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di

benak pelanggan. Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.

Menurut Kotler (1997:265), terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak konsumen, antara lain :

1. Penentuan Posisi Menurut Atribut

(39)

2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat

Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat tertentu.

3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.

4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.

5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan diposisikan lebih baik dari pada pesaing.

6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk 7. Penentuan Posisi Menurut Harga

(40)

Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:

• Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.

• Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.

• Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Menurut Kotler ( dalam Lupiyoadi 2001 ; 49 ) sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria ; penting, berbeda unggul dibanding pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan .

1. Penting

Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh cukup banyak pembeli .

2. Berbeda

Belum ada pesaing yang menawarkan/memposisikan keunggulan itu atau mereka sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum . 3. Unggul ( superior )

Keunggulan itu lebih baik dibanding yang memiliki produk atau jasa lainnya yang dimiliki pesaing .

4. Dapat dikomunikasikan

(41)

5. Pelopor

Pesaing sulit meniru keunggulan yang dimiliki tersebut. 6. Harga terjangkau

Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk tersebut

7. Menguntungkan

Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.

Menurut Kartajaya (2005:62) terdapat empat syarat dalam membangun positioning :

Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan

menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan.

Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri

dari para pesaing.

Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai

(42)

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran positioning yang tepat untuk melakukan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3

berikut ini :

Gambar 2.3

Model Pengukuran Positioning

Sumber : Kotler dalam Lupiyoadi (2001), Kartajaya (2005) diolah oleh penulis (2010)

E. Keputusan Pembelian

Suatu keputusan melibatkan pilihan alternatif. Pemasar biasanya tertarik pada perilaku konsumen, terutama pilihan mereka. Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen. Akan tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Gambar 2.4

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

(43)

Secara rinci tahap-tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diharapkan.

b. Pencarian Informasi, yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini diperoleh dari bahan bacaan, bertanya pada teman ataupun melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lainnya.

c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.

d. Keputusan pembelian, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif.

e. Perilaku pasca pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa, maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

f. Kepuasan sesudah pembelian, merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan pembeli tentang produk tersebut dan kemampuan produk tersebut.

g. Tindakan-tindakan sesudah pembelian, yaitu kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.

(44)
(45)

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sebelum berdirinya Brastagi Supermarket, perusahaan ini berdiri dengan nama “Supermarket Club Store” yang menjual berbagai perlengkapan atau kebutuhan sehari-hari sama seperti yang terdapat di Brastagi Supermarket. Setelah Supermarket Club Store Jl. Gatot Subroto tidak beroperasioanal lagi/ tutup, manajemen PT.CBU dengan mitranya dari Jakarta membeli gedung eks.Clubstore.

Brastagi Supermarket berasal dari CV. Sumber Segar Utama (CV.SSU) yaitu sebuah perusahaan Pasar Buah Brastagi (PT.Central Buah Utama/CBU) yang berada di jalan Wajir Medan. Untuk memperluas pasarnya, maka Pasar Buah Brastagi membentuk sebuah manajemen untuk mengelola usaha barunya tepatnya di Brastagi Supermarket di jalan Gatot Subroto Medan.

(46)

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Brastagi Supermarket Medan

Brastagi Supermarket Medan mempunyai visi:

“Menjadikan Brastagi Supermarket tempat yang aman dan nyaman untuk tempat berbelanja keluarga”.

2. Misi Brastagi Supermarket Medan a. Misi Internal

1. Brastagi Supermarket Medan akan menjadi salah satu pilihan utama tempat berbelanja bagi warga Medan secara universal, dengan fokus kepada customer-middle (menengah) dan middle-up (atas).

2. Brastagi Supermarket Medan merupakan sebuah tempat proses transformasi yang dapat menjadi framework, landasan berpikir dan bekerja secara efektif dan efisien dalam menempatkan diri, mengembangkan organisasi, sistem, strategi, taktik dan komunikasi sehingga seluruh SDM dan pihak terkait dapat bekerja sepenuh hati dan jiwa.

(47)

b. Misi Eksternal

“Brastagi Supermarket Medan turut berperan serta untuk memajukan lingkungan sekitar Brastagi Supermarket Medan melalui pembinaan UKM, pelatihan kewirausahaan, dan pelatihan lainnya untuk mengembangkan kepribadian positif dan ekonomi kerakyatan”.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Brastagi Supermarket Medan digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini:gambar 2.1 Struktur Organisasi C.V Brastagi Supermarket:

Sumber: Data Brastagi Supermarket Medan(2010)

(48)

1. Direksi

Adalah pengurus atau (dewan) pimpinan perusahaan yang memimpin berdirinya perusahaan tersebut serta memiliki saham yang cukup besar dibandingkan para pemegang saham perusahaan yang lainnya. Direksi memiliki tiga (3) direktur yaitu: Direktur Utama dan 2 orang Direktur.

2. Direktur Utama

Tugas direktur utama dan direktur lainnya adalah memberikan bimbingan melalui pengarahan, nasihat, bantuan, penerangan (penjelasan), dan sebagainya.

3. Operational Manager

(49)

Operational Manager, Asisstance Manager, bertanggung jawab atas seluruh

departemen dan sekaligus membawahi seluruh departemen yang ada di Brastagi Supermarket Medan. Brastagi Supermarket Medan mempunyai 11 departemen, yaitu:

a. Human Resources Development

b. Finance & Accounting

c. Marketing

d. Stock Audit

e. Buyer

f. Receiving

g. Fruit & Vegetables

h. Merchandise Non Food

i. Merchandise Food

j. Cashier

(50)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian teoritis dan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis dan evaluasi pembahasan. Adapun hal yang dianalisis dan dievaluasi adalah pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian pelanggan pada C.V Brastagi Supermarket

Medan.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data yang ada \sehingga memberikan jawaban yang jelas mengenai objek penelitian. Adapun hal yang dianalisis secara statistik dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari responden. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian dengan menggunkan bantuan software program SPSS 16.0 for windows.

A. Anaslisis Deskriptif

(51)

disebarkan kepada 98 orang responden. Gambaran umum responden adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. gender * PQ Crosstabulation

Tabel diatas menunjukkan bahwa 39 responden atau sebesar 97,5% laki laki dan 58 responden perempuan atau sebesar 100% menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi Supermarket sangat bagus ,dan hanya 1 responden laki-laki atau sebesar 2,5% menyatakan perceived quality yang dimiliki Brastagi Supermarket kurang bagus.

(52)

% within gender 100.0% 100.0% % of Total 100.0% 100.0%

Tabel diatas menunjukan bahwa 98 responden (40 laki-laki dan 50 perempuan) menyatakan setuju sebesar 100% bahwa positioning yang dimiliki oleh Brastagi Supermarket sangat bagus.

gender * KP Crosstabulation

Pada tabel diatas terlihat 38 responden laki-laki atau sebesar 95% menyatakan bahwa keputusan pembelian di Brastagi Supermarket sangat tinggi dan 57 responden atau sebesar 98,3% perempuan menyatakan bahwa minat responden dalam melakukan keputusan pembelian di Brastagi Supermarket sangat tinggi, sedangkan 2 responden laki-laki atau sebesar 5% dan 1 responden perempuan atau sebesar 1,7% menyatakan bahwa keputusan melakukan pembelian di brastagi supermarket sangat rendah.

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Brastagi

Supermarket Medan

pekerjaan * PQ Crosstabulation

PQ

(53)

Pekerjaan pelajar/mahasiswa Count 1 13 14

Pada tabel diatas terlihat 13 pelajar/mahasiswa atau sebesar 92,9% menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi supermarket sangat bagus, dan 37 responden yang berprofesi sebagai wiraswasta,12 pegawai negri, 13 pegawai swasta, dan 22 dan lain-lain masing-masing menyatakan bahwa perceived quality yang dimiliki oleh Brastagi supermarket sangat bagus sebesar 100% dan hanya 1 responden pelajar/mahasiswa atau sebesar 7,1% yang menyatakan perceived quality kurang bagus.

pekerjaan * PO Crosstabulation

PO

tinggi Total

pekerjaan pelajar/mahasiswa Count 14 14

(54)

pegawai swasta Count 13 13

Pada tabel diatas terlihat bahwa 98 responden (14 pelajar/mahasiswa, 37 wiraswasta, 12 pegawai negri, 13 pegawai swasta dan 22 dan lain-lain) atau sebesar 100% menyatakan bahwa positioning yang dimiliki oleh Brastagi Supermarrket sangat bagus.

(55)

melakukan keputusan pembelian di Brastagi supermarket cukup tinggi dan 37 responden yang berprofesi sebagai wiraswasta, 12 pegawai negri, dan 22 dan lain-lain atau masing-masing sebesar 100% menyatakan bahwa minat untuk melakukan keputusan pembelian sangat tinggi, sedangkan hanya 2 pelajar/mahasiswa atau sebesar 14,3% dan 1 pegawai swasta atau sebesar 7,7% menyatakan bahwa minta untuk melakukan keputusan pembelian cukup rendah.,

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur pada Brastagi Supermarket

Medan

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pada Brastagi Supermarket Medan

Sumber: data primer dengan pengolahan SPSS (2010)

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden Brastagi Supermarket yang dapat digunakan dalam penelitian berkisar pada usia 17-60 tahun sebanyak 98 orang dengan persentase 100%.

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian pada Brastagi

Supermarket Medan

Karakteristik responden berdasarkan pembelian dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Pada Brastagi Supermarket Medan

(56)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pembelian pada Brastagi Supermarket Medan lebih dari 2 kali sebanyak 60 orang dengan persentase 61,2%, dan pembelian 2 kali sebanyak 38 orang dengan persentase 38,8%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melakukan pembelian lebih dari 2 kali di Brastagi Supermarket.

5. Distribusi Jawaban Responden

5.1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Perceived Quality

Distribusi jawaban responden terhadap variabel perceieved quality dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Perceived Quality

Item

STS TS KS S SS Tot.

F % F % F % F % F % %

Harga

1 0 0 1 1 10 10,2 67 68,4 20 20,4 98 100 2 0 0 1 1 11 11,2 61 62,2 25 25,5 98 100 Citra

1 0 0 0 0 5 5,1 71 72,4 22 22,4 98 100

2 0 0 0 0 7 7,1 63 64,3 28 28,6 98 100

(57)

1 0 0 1 1 6 6,1 69 70,4 22 22,4 98 100 2 0 0 1 1 11 11,2 67 68,4 19 19,4 98 100 Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju terhadap variabel perceived quality , dimana dapat diketahui terdapat 67 orang yang menyatakan setuju dengan persentase 68,4%, dan 20 orang atau 20,4% menyatakan sangat setuju, 10 orang atau 10,2 % yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju pada item pertanyaan 1 subvariabel harga, dan seterusnya.

5.2 Distribusi jawaban responden terhadap variabel positiioning

Distribusi jawaban responden terhadap variabel positioning dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Positioning

Items

STS TS KS S SS Tot

F % F % F % F % F % %

Dipersepsi positif oleh konsumen

1 0 0 1 1 11 11,2 56 57,1 30 30,6 98 100

(58)

Unggul

1 0 0 0 0 4 4,1 50 51 44 44,9 98 100

2 0 0 0 0 4 4,2 62 63,3 32 32,7 98 100

Berbeda

1 0 0 0 0 7 7,1 74 75,5 17 17,3 98 100

2 0 0 0 0 8 8,2 59 60,3 31 31,6 98 100

Dapat dikomunikasikan

1 0 0 1 1 14 14,3 62 63,3 21 21,4 98 100

2 0 0 2 2 8 8,2 67 68,4 21 21,4 98 100

Sumber: pengolahan data dengan SPSS (2010)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju terhadap variabel Positioning , dimana dapat diketahui terdapat 56 orang yang menyatakan setuju dengan persentase 57,1%, dan 30 orang atau 30,6% menyatakan sangat setuju, 11 orang atau 11,2 % yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju pada item pertanyaan 1 subvariabel dipersepsi positif oleh konsumen, dan seterusnya.

(59)

Distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.7di bawah ini:

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Keputusan Pembelian

Item

STS TS KS S SS Tot.

F % F % F % F % F % %

1 0 0 3 3,1 11 11,2 64 65,3 20 20,4 98 100 2 0 0 2 2 14 14,3 64 65,3 18 18,4 98 100 3 0 0 2 2 11 11,2 53 54,1 32 32,7 98 100 4 0 0 2 2 16 16,3 66 67,3 14 14,3 98 100

5 0 0 1 1 6 6,1 54 55,1 37 37,8 98 100

Sumber: Data primer dengan pengolahan SPSS (2010)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel keputuan pembelian pada tabel 4.7 yaitu:

(60)

b). Pada pertanyaan kedua (Anda cenderung melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan setelah menerima informasi yang akurat.) sebanyak 18 orang atau 18,4 % yang menyatakan sangat setuju, 64 orang atau 65,3 % menyatakan setuju, 14 orang atau 14,3 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 % yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada pelanggan atau 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

c). Pada pertanyaan ketiga (Sebelum melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan anda terlebih dahulu mengevaluasi informasi yang didapat.) sebanyak 32 orang atau 32,7 % yang menyatakan sangat setuju, 53 orang atau 54,1 % menyatakan setuju, 11 orang atau 11,2 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 %yang menyatakan tidak setuju , dan 0% sangat tidak setuju.

d). Pada pertanyaan keempat (Anda cenderung melakukan pembelian pada Brastagi Supermarket Medan berdasarkan hasil evaluasi informasi.) sebanyak 14 orang atau 14,3 % yang menyatakan sangat setuju, 66 orang atau 67,3 % menyatakan setuju, 16 orang atau 16,3 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2 %yang menyatakan tidak setuju , dan 0% sangat tidak setuju.

(61)

kurang setuju, 1 orang atau 1 % yang menyatakan tidak setuju, dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

B. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r

hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas instrumen

dilakukan terhadap 30 orang pada pelanggan Brastagi Ssupermarket Medan diluar dari sampel dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data penelitian adalah Uji validitas dan realibilitas. Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

(62)

P2 70,6333 79,275 ,401 ,920

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rta bel.

Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

(63)

lebih besar dari rta bel (0,361), sehingga diperoleh 19 pertanyaan valid yang digunakan

untuk melakukan penelitian seperti pada Tabel 4.8.

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang et al, 2010:75) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Kuesioner

Cronbach's Alpha N of Items

,920 19

Sumber : hasil pengolahan SPSS (2010)

. Berdasarkan pernyataan diatas maka 19 butir pertanyaan adalah reliabel. Karena seluruh nilai cronbach alpa pada tabel 4.9 sebesar 0,920. Ini berarti 0.920 > 0.6 dan 0.920 > 0.8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini

C. Uji Asumsi Klasik

(64)

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2010:91). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang et al, 2010:97).

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal

Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:

(65)

Gambar 4.2 p-p plot uji normalitas

Sumber: pengolahan data dengan SPSS(2010)

(66)

Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorov smirnov

b. Uji Kolmogorov Smirnov

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 98

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.87668073

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .093

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .983

Asymp. Sig. (2-tailed) .289

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Pengolahan data dengan SPSS (2010)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,289 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan demikian variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

(67)

terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas, jika titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y

Gambar 4.3 Uji heterokedastisitas

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS (2010)

(68)

dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian, berdasarkan masukan variabel

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS (2010).

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

(69)

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:136).

Tabel 4.12

a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: pengolahan data dengan SPSS

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas dan tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(70)

Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar

a. Predictors: (Constant), positioning, perceived quality

b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: pengolahan data SPSS (2010)

Tabel 4.13 menunjukkan angka R = 0,581 yang berarti perceived quality dan positioning memiliki hubungan yang cukup erat terhadap keputusan pembelian pelanggan sebesar 58,1 %.

Adjusted R Square atau determinan (R2) sebesar 0.324 berarti model analisis yang digunakan hanya mampu menjelaskan pengaruh perceived quality (X1) dan positioning (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) pada Brastagi Supermarket Medan sebesar 32.4%, sedangkan 67.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis penelitian.

Angka Standard Error Of Estimate (SEE) sebesar 1,89633 menunjukkan ketepatan model regresi memprediksi variabel bebas. Semakin kecil nilai Standart Error of Estimate (SEE) akan membuat model regresi semakin tepat

(71)

E. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serentak) pengaruh secara signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y) pada Brastagi Supermarket Medan. Uji F dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha.

2. Mencari Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan (df).

3. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows

4. Menentukan kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% Hasil pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung adalah: Ho: b1 = b2 = 0

Artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

(72)

Artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y)

2. Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1) derajat bebas pembilang = k-1 = 3-1 = 2

derajat bebas penyebut = n- k = 98 – 3 = 95 Maka: Ftabel 0.05(2,95) = 3,092

3. Nilai Fhitung untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel Anova berikut

ini:

a. Predictors: (Constant), positioning, perceived quality

b. Dependent Variable: keputusan pembelian

Sumber: pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.14 bahwa nilai Fhitung > Fta bel (24,263> 3,092)

dengan hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1,X2) berupa perceived quality dan positioning

(73)

Dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil dari taraf signifikan (0,000<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan tersebut diterima dan berpengaruh (high significant). Variabel bebas yang terdiri dari variabel Perceived quality (X1), dan Positioning (X2), secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan (Y) dan pengaruhnya adalah positif.

F. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh secara signifikan dari variabel independent yaitu (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y). Uji t dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha.

2. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan (df).

3. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS

16.0 for Windows.

4. Menentukan kriteria keputusan:

(74)

Ha diterima bila thitung > ttabelpada α = 5%

Hasil Pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah: Ho: b1 = b2 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y).

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X1,X2) terhadap variabel dependent (Y).

2. Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k) n = jumlah sampel, n = 98

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 maka: derajat bebas = n – k = 98 – 3 = 95

Uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan

adalah t0,025(95) = 2,277

3. Nilai thitung untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan bantuan

aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows sebagai berikut:

(75)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: hasil pengolahan SPSS (2010)

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa:

1) Nilai thitung variabel Perceived quality (X1) sebesar 2,685 berpengaruh

secara positif dan signifikan sebesar 0,009. Hipotesis Ha diterima karena thitung > ttabel (2,685 > 2,277) dan nilai signifikan < 0,05 (0,009 < 0,05),

dimana yang berarti bahwa variabel perceived quality (X1) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian pelanggan (Y). Hal ini berarti jika ditingkatkan variabel perceived quality sebesar satu satuan maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,309 satuan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Aaker (1997: 124) dimana perceived quality yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk citra

yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian. Perceived quality dapat membentuk pengambilan keputusan pembelian

Gambar

Tabel 1.1 diatas menunjukan rata- rata jumlah konsumen yang berkunjung
Gambar 1.1   : Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel melakukan pembelian.
Tabel 1.3 Tingkat Indikator dengan Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah harga, lokasi dan promosi berpengaruh terhadap minat pembelian ulang pada Supermarket Glora Medan1. Hipotesis dari

Maka judul yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Brand Awareness, Brand Association, Dan Perceived Quality Terhadap Minat Mereferensi Produk Speedy

opaque pricing tidak dipungkiri menjadi pilihan utama ketika memilih produk atau jasa, information quality juga berperan penting dalam penentuan minat beli konsumen

Masalah Penelitian Bagaimana cara agar Minat Pembelian Ulang menjadi nyata atau konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut yang disebabkan oleh variabel Brand