commit to user
PENERAPAN PEMACHIEVEMEN
UNTUK MEN
INGIN
( Studi P Semester Gena
FAKULT
i
EMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (ST
NT DIVISION) BERBANTUAN MACROME
ENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTA
IN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SIS
Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbo nap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 20
SKRIPSI
Oleh
FATRI NIKENDARI
NIM : K3306017
LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
STUDENT TEAM
MEDIA FLASH
TASI, RASA
ISWA
rbon Kelas X-A 2009/2010)
commit to user
ii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI, RASA
INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh:
FATRI NIKENDARI K 3306017
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Haryono, M.Pd. NIP. 19520423 197603 1 002
Pembimbing II
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 29 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. ...
Sekretaris : Drs. Sulistyo Saputro, M.Si. ... Anggota I : Drs. Haryono, M.Pd. ...
Anggota II : Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si. ...
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user
v ABSTRAK
Fatri Nikendari. K3306017. PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Division) BERBANTUAN
MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BERPRESTASI, RASA INGIN TAHU, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X-A Semester Genap di SMA Negeri 3 Cilacap Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Desember 2010.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash, (2) meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Data diperoleh melalui wawancara dengan guru, observasi, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
commit to user
vi
pada siklus I sebesar 77,14% meningkat menjadi 88,57% pada siklus II. Untuk kriteria rendah sebesar 17,14% pada siklus I menjadi 5,71% pada siklus II.
commit to user
vii ABSTRACT
Fatri Nikendari. K3306017. COOPERATIVE LEARNING USING STAD
(Student Team Achievement Division) METHOD ASSISTED BY MACROMEDIA FLASH TO IMPROVE THE ACHIEVEMENT MOTIVATION, THE QURIOSITY, AND THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT (Study of Chemistry Learning in the Subject Matter of Hydrocarbon of Class X-A SEMESTER 2 of SMA Negeri 3 Cilacap in Academic Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education of Sebelas Maret University. December. 2010.
The aims of the research are (1) to improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash, (2) to improve the quriosity and the students’ achievement in the subject matter of hydrocarbon by cooperative learning using STAD (Student Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash.
The research was a Classroom Action Research that was held in two cycles. The cycles are started with preparation phase and execution phase of cycle consisting of action planning, action, observation, evaluation, and reflection. The research subject was the students of class X-A of SMA Negeri 3 Cilacap in academic year of 2009/2010. The data were obtained by observation, interview with teacher, test, questionnaire, and documentation. We use descriptive qualitative technique to analize the data.
The result of the research showed that (1) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement motivation in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the students’ motivation with a very high criteria was 14,28%, a high criteria was 80%, and a low criteria was 5,71% then it increased at cycle II where the students’ motivation with a very high criteria became 37,2% and a high criteria became 62,8% (2) cooperative learning using STAD (Students Team Achievement Division) method assisted by macromedia flash can improve the students’ achievement of chemistry but it doesn’t for curiosity in the subject matter of hydrocarbon. It can be seen from the execution of cycle I and cycle II. At cycle I, the mastery learning of students were 51,4% then became 82,8 % at cycle II. For curiosity aspect, at cycle I with very high criteria was 5,71% and it doesn’t change at cycle II. While, there was an increasing curiosity from 77,14% at cycle I became 88,57% at cycle II. For a low criteria, the curiosity at cycle I was 17,14% and it decreased to 5,71% at cycle II.
commit to user
viii
MOTTO
Success is the ability to go from failure to failure
Success is the ability to go from failure to failure
Success is the ability to go from failure to failure
Success is the ability to go from failure to failure
without losing your enthusiasm
without losing your enthusiasm
without losing your enthusiasm
without losing your enthusiasm
(Sir Winston Churchill)
(Sir Winston Churchill)
(Sir Winston Churchill)
(Sir Winston Churchill)
Hasbunallah wa ni’mal
Hasbunallah wa ni’mal
Hasbunallah wa ni’mal
Hasbunallah wa ni’mal wakil
wakil
wakil
wakil, , , , ni’mal maula wa ni’man natsir
ni’mal maula wa ni’man natsir
ni’mal maula wa ni’man natsir
ni’mal maula wa ni’man natsir
(Q.S. Ali Imran:173)
(Q.S. Ali Imran:173)
(Q.S. Ali Imran:173)
(Q.S. Ali Imran:173)
Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah
Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah
Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah
Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah
usahamu dan perketatlah doamu
usahamu dan perketatlah doamu
usahamu dan perketatlah doamu
usahamu dan perketatlah doamu
(writer)
(writer)
(writer)
(writer)
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan penuh
Dengan penuh
Dengan penuh
Dengan penuh cinta
cinta
cinta, karya ini
cinta
, karya ini
, karya ini kupersembahkan untuk
, karya ini
kupersembahkan untuk
kupersembahkan untuk
kupersembahkan untuk
Ibu
Ibu (Sri Handayani)
Ibu
Ibu
(Sri Handayani)
(Sri Handayani)
(Sri Handayani) dan Bapak
dan Bapak
dan Bapak
dan Bapak (Suyitno)
(Suyitno)
(Suyitno)
(Suyitno)
tercinta
tercinta
tercinta
tercinta yang tiada henti berdoa untuk
yang tiada henti berdoa untuk
yang tiada henti berdoa untuk
yang tiada henti berdoa untuk
diriku
diriku
diriku
diriku
Adikku (Nugroho Wurianto) tersayang
Adikku (Nugroho Wurianto) tersayang
Adikku (Nugroho Wurianto) tersayang
Adikku (Nugroho Wurianto) tersayang
yang selalu mensupport kakak
yang selalu mensupport kakak
yang selalu mensupport kakak
yang selalu mensupport kakak
Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap
Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap
Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap
Keluarga besar di Pacitan dan Cilacap
yang telah melukiskan warna
yang telah melukiskan warna
yang telah melukiskan warna
yang telah melukiskan warna----warni
warni
warni
warni
kehidupanku
kehidupanku
kehidupanku
kehidupanku
Keluarga besar
Keluarga besar P. Kimia ’06 yang akan
Keluarga besar
Keluarga besar
P. Kimia ’06 yang akan
P. Kimia ’06 yang akan
P. Kimia ’06 yang akan
selalu terpatri di hatiku
selalu terpatri di hatiku
selalu terpatri di hatiku
selalu terpatri di hatiku
Almamater
Almamater tercinta, Universitas Sebelas
Almamater
Almamater
tercinta, Universitas Sebelas
tercinta, Universitas Sebelas
tercinta, Universitas Sebelas
Maret Surakarta
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi.
2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan P. MIPA yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S., selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs.Haryono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang telah pula memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga memperlancar penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Surono, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Cilacap yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
commit to user
xi
8. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 3 Cilacap yang telah banyak membantu selama penulis melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas X-A. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan yang terbaik, kasih sayang, dan semangat bagi penulis.
11. Adikku tersayang yang senantiasa menjadi motivator.
12. Sahabat-sahabatku (Eka Handayani Hesti Ningrum, Septina Mardhiani, Nur Fausi Kusumawati, Ika Nugraha Fitriana) untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.
13. Teman seperjuanganku di kost en_en (Niyar Candra Agustin, Santi Silfiana Ashary, Rianita) terima kasih untuk semangat dan bantuan yang luar biasa. 14. Teman-teman pendidikan kimia ’06.
15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Desember 2010
commit to user
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN ABSTRACT ... vii
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 5
C. Perumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Belajar ... 8
a. Pengertian Belajar ... 8
b. Teori-teori Belajar ... 9
c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif... .. 11
2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) ... 12
a. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 12
commit to user
xiii
3. Media Pembelajaran Macromedia Flash ... 16
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 16
b. Manfaat Media Pembelajaran ... 17
c. Ciri Media Pembelajaran ... 18
d. Pengelompokan Media Pembelajaran ... ... 18
e. Macromedia Flash ... .. 19
4. Motivasi Berprestasi ... 19
5. Rasa Ingin Tahu ... 21
6. Prestasi Belajar ... 22
7. Materi Hidrokarbon ... 23
a. Kekhasan Atom Karbon ... 23
b. Penggolongan Hidrokarbon ... 24
c. Alkana, Alkena, Alkuna ... 25
d. Keisomeran ... 31
e. Sifat-sifat Hidrokarbon ... 34
f. Kegunaan Senyawa Hidrokarbon ... 36
B. Penelitian yang Relevan ... 37
C. Kerangka Pemikiran ... 38
D. Hipotesis Tindakan ... 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 42
1. Waktu Penelitian ... 42
2. Tempat Penelitian ... 43
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43
C. Metode Penelitian ... 43
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 45
1. Data Penelitian ... 45
2. Teknik Pengumpulan Data ... 45
a. Pengamatan... 45
b. Wawancara atau Diskusi ... 46
commit to user
xiv
d. Tes ... 46
E. Instrumen Penelitian ... 46
1. Instrumen Pembelajaran ... 46
a. Silabus ... 46
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 46
2. Instrumen Penilaian ... 47
a. Instrumen Penilaian Kognitif ... 47
b. Instrumen Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu... 51
c. Angket Balikan Siswa terhadap Proses Belajar Mengajar ... 54
d. Observasi Siswa dalam PBM ... 54
F. Analisis Data ... 54
G. Pemeriksaan Validitas Data ... 55
H. Prosedur Penelitian ... 56
BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Deskripsi Kondisi Awal ... 59
B. Deskripsi Hasil Siklus I ... 61
1. Tahap Perencanaan Tindakan I ... 61
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I... 62
3. Tahap Observasi Tindakan I ... 63
4. Tahap Refleksi Tindakan I ... 70
C. Deskripsi Hasil Siklus II ... 75
1. Tahap Perencanaan Tindakan II ... 75
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II ... 76
3. Tahap Observasi Tindakan II ... 76
4. Tahap Refleksi Tindakan II ... 79
D. Pembahasan ... 85
E. Hasil Tindakan ... 90
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 91
A. Simpulan ... 91
commit to user
xv
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X ... 3
Tabel 2 Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 15
Tabel 3 Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson ... 18
Tabel 4 Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1 sampai C10 ... 26
Tabel 5 Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil ... 27
Tabel 6 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena ... 29
Tabel 7 Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Alkuna ... 30
Tabel 8 Titik Didih dan Titik Leleh Senyawa Hidrokarbon ... 34
Tabel 9 Rancangan Waktu Penelitian ... 42
Tabel 10 Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II ... 45
Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal ... 48
Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 49
Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal ... 50
Tabel 14 Rangkuman Hasil Uji IndeksKesukaran Soal ... 51
Tabel 15 Skor Penilaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu ... 51
Tabel 16 Kategorisasi Pengukuran Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Siswa ... 51
Tabel 17 Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket ... 53
Tabel 18 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 54
Tabel 19 Nilai Ulangan Harian pada Kompetensi Dasar Sebelumnya ... 60
Tabel 20 Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ... 61
Tabel 21 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I ... 64
Tabel 22 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I ... 64
Tabel 23 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I ... 65
Tabel 24 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ... 66
commit to user
xvii
SMA Negeri 3 Cilacap ... 71
Tabel 27 Perbandingan Persentase Ketercapaian Motivasi Berprestasi dan Rasa Ingin Tahu antara Pra Siklus dan Siklus I ... 73
Tabel 28 Target Keberhasilan Siklus I ... 73
Tabel 29 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 74
Tabel 30 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus II ... 76
Tabel 31 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II ... 77
Tabel 32 Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus II ... 77
Tabel 33 Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus II ... 78
Tabel 34 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ... 79
Tabel 35 Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap ... 80
Tabel 36 Peningkatan Rata-rata Nilai Tes dari Siklus I dan Siklus II ... 82
Tabel 37 Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan siklus II ... 83
Tabel 38 Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap pada Siklus I dan Siklus II ... 83
Tabel 39 Target Keberhasilan Siklus II ... 83
Tabel 40 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 84
Tabel 41 Rangkuman Nilai Tiap Kelompok ... 88
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Ikatan Rantai Karbon ... 24
Gambar 2 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai... 25
Gambar 3 Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan ... 25
Gambar 4 Kerangka Berpikir ... 40
Gambar 5 Skema Model Penelitian... 44
Gambar 6 Skema Analisis Data ... 55
Gambar 7 Skema Pemeriksaan Validitas Data... 56
Gambar 8 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siswa pada Siklus I ... 66
Gambar 9 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siswa pada Siklus I ... 67
Gambar 10 Diagram Pie Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ... 67
Gambar 11 Grafik Hasil Belajar Siklus I ... 72
Gambar 12 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus I ... 73
Gambar 13 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 74
Gambar 14 Diagram Pie Motivasi Berprestasi Siklus II ... 78
Gambar 15 Diagram Pie Rasa Ingin Tahu Siklus II ... 78
Gambar 16 Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .... 79
Gambar 17 Grafik Hasil Belajar Siklus II ... 81
Gambar 18 Histogram Distribusi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 81
Gambar 19 Histogram Ketercapaian Hasil Siklus II ………... 84
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 97
Lampiran 2 Lesson Plan ... 99
Lampiran 3 Lembar Wawancara ... 105
Lampiran 4 Angket Observasi Kesulitan Belajar Kimia ... 108
Lampiran 5 Analisis Hasil Perhitungan Angket Observasi Kesulitan Belajar Kimia ... 109
Lampiran 6 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2007/2008 ... 110
Lampiran 7 Daftar Nilai Kimia Tahun Pelajaran 2008/2009 ... 114
Lampiran 8 Daftar Nilai Kelas X-A ... 118
Lampiran 9 Dasar Pembentukan Kelompok ... 120
Lampiran 10 Daftar Kelompok STAD Kelas X-A ... 121
Lampiran 11 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus I ... 122
Lampiran 12 Instrumen Tryout Kognitif Siklus I ... 127
Lampiran 13 Kisi-kisi Tryout Angket Motivasi Berprestasi ... 136
Lampiran 14 Instrumen Angket Tryout Motivasi Berprestasi ... 142
Lampiran 15 Kisi-kisi Tryout Angket Rasa Ingin Tahu ... 145
Lampiran 16 Instrumen Angket Tryout Rasa Ingin Tahu ... 151
Lampiran 17 Analisis Tryout Kognitif Siklus I ... 154
Lampiran 18 Analisis Tryout Angket Motivasi Berprestasi ... 155
Lampiran 19 Analisis Tryout Angket Rasa Ingin Tahu ... 157
Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus ... 159
Lampiran 21 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus ... 163
Lampiran 22 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Pra Siklus ... 165
Lampiran 23 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ... 166
Lampiran 24 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ... 170
Lampiran 25 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Pra Siklus ... 172
Lampiran 26 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus I ... 173
Lampiran 27 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus I ... 177
commit to user
xx
Lampiran 29 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ... 187
Lampiran 30 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ... 193
Lampiran 31 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus I ... 196
Lampiran 32 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ... 197
Lampiran 33 Instrumen Angket Rasa Ingin Siklus I ... 203
Lampiran 34 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus I ... 206
Lampiran 35 Kisi-kisi Tryout Kognitif Siklus II ... 207
Lampiran 36 Instrumen Tryout Kognitif Siklus II ... 212
Lampiran 37 Analisis Tryout Kognitif Siklus II ... 220
Lampiran 38 Kisi-kisi Instrumen Kognitif Siklus II... 221
Lampiran 39 Instrumen Penilaian Kognitif Siklus II ... 225
Lampiran 40 Analisis Aspek Kognitif Siklus II ... 231
Lampiran 41 Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi Siklus II ... 234
Lampiran 42 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siklus II ... 240
Lampiran 43 Analisis Angket Motivasi Berprestasi Siklus II ... 243
Lampiran 44 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ... 244
Lampiran 45 Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ... 250
Lampiran 46 Analisis Angket Rasa Ingin Tahu Siklus II ... 253
Lampiran 47 Soal Diskusi Siklus I ... 254
Lampiran 48 Soal Diskusi Siklus II ... 256
Lampiran 49 Soal Kuis Siklus I ... 257
Lampiran 50 Soal Kuis Siklus II ... 258
Lampiran 51 Nilai Kelompok ... .. 259
Lampiran 52 Absensi Siswa Kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap ... 261
Lampiran 53 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar ... . 262
Lampiran 54 Simpulan Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas X-A 263 Lampiran 55 Indikator Angket Tanggapan Balikan Siswa ... 265
Lampiran 56 Analisis Angket Balikan Siswa ... .. 267
Lampiran 57 Kuesioner Tanggapan Siswa ... .. 268
Lampiran 58 Analisis Kuesioner Tanggapan Siswa ... .. 270
commit to user
xxi
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat terus-menerus. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan penyempurnaan sistem kurikulum yang berkesinambungan. Kurikulum yang berlangsung saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
KTSP mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, dalam kurikulum ini, guru diberikan kesempatan untuk mengembangkan indikator pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing sekolah sehingga guru dituntut untuk kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikan di sekolah. Materi yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan masing-masing sekolah. Dengan kurikulum ini, maka guru sebagai pendidik harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya. KTSP sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Artinya, kurikulum baru ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Oleh karena itu, pembelajarannya lebih menekankan pada keaktifan siswa sehingga siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.
commit to user
2
Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana PBM (Proses Belajar Mengajar) yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Jadi, mutu pendidikan ditentukan di dalam kelas melalui PBM (Kunandar, 2009).
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah satu mata pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia.
Kesulitan siswa dalam memahami mata pelajaran kimia tidak terlepas dari materi yang dipelajari dalam kimia lebih bersifat abstrak. Untuk itulah diperlukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, diharapkan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran kimia. Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan. Siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator yang kreatif.
yang ada menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas cenderung didominasi oleh guru sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan guru pada materi pokok hidrokarbon adalah metode ceramah yang sering kali menyebabkan kejenuhan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan fasilitas yang ada masih belum maksimal. Dengan adanya media berbasis komputer di setiap kelas, masih sedikit guru yang mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah, dapat dilihat dari tabel nilai ulangan harian hidrokarbon tahun lalu berikut ini. Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Hidrokarbon Kelas X
Tahun Ajaran
Batas Tuntas
Jumlah Siswa
% Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas Total
2007/2008 65 47 33 80 58,75
2008/2009 65 42 38 80 52,5
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap tahun ajaran 2009/2010 memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari mudah puasnya siswa ketika mendapat nilai yang cukup. Siswa merasa sudah aman apabila nilai mereka sudah mencapai batas ketuntasan tanpa ada keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Hal ini menyebabkan hasil belajar mereka menjadi kurang maksimal. Dikarenakan motivasi berprestasi siswa masih rendah, maka keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang bertanya saat pelajaran serta kurang aktifnya siswa dalam proses belajar.
commit to user
4
pembelajaran yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan keaktifkan siswa. Metode mengajar yang baik yaitu metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, serta tujuan pembelajarannya.
Alternatif pemecahan untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. Upaya dalam meningkatkan motivasi berprestasi, prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri 3 Cilacap dapat ditempuh dengan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash pada materi pokok hidrokarbon. STAD (Student Team Achievement Division) merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Kelebihan dengan metode STAD ini, yaitu (1) Siswa dapat saling membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut sehingga melatih kerjasama antar siswa; (2) Seluruh siswa menjadi lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah dikendalikan dan diawasi. Sedangkan macromedia flash merupakan media berbasis komputer yang dapat menjadi tutorial terprogram yang memberikan informasi mengenai materi pelajaran serta memberikan umpan balik bagi jawaban siswa atas pertanyaan yang muncul dari media tersebut. Dengan penggunaan macromedia flash, diharapkan mampu mengefektifkan proses pembelajaran. Selain itu, animasi-animasi yang ditampilkan diharapkan mampu merangsang keingintahuan siswa serta menjadikan proses pembelajaran lebih menarik.
kebosanan siswa yang biasanya hanya mendapat pelajaran kimia dengan metode ceramah saja.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu bagi penulis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dalam membantu siswa memahami materi pelajaran kimia pada materi pokok pembelajaran hidrokarbon, sehingga perlu dilakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadakan di SMA Negeri 3 Cilacap Kelas X-A semester genap tahun ajaran 2009/2010. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan. Pada siklus 1, siswa berkelompok dan memperhatikan presentasi guru dengan macromedia flash di depan kelas. Sedangkan pada siklus 2, siswa berkelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan 1 laptop untuk mengoperasikan macromedia flash.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dimuka, agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X-A SMA Negeri 3 Cilacap Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kooperatif STAD berbantuan macromedia flash.
3. Materi Pelajaran
Materi pelajaran kimia dibatasi pada pokok bahasan hidrokarbon terutama kekhasan atom karbon dan Alkana, Alkena, serta Alkuna.
4. Objek penelitian
Obyek penelitian meliputi :
commit to user
6
b. Rasa ingin tahu siswa yang dikategorikan dalam rasa ingin tahu sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Rasa ingin tahu siswa dihitung menggunakan angket rasa ingin tahu.
c. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah ketuntasan belajar siswa pada aspek kognitif. Nilai aspek kognitif diperoleh dari tes siklus I dan tes siklus II. .
d. Proses pembelajaran direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Jika pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang direncanakan yaitu motivasi berprestasi sebesar 30%, rasa ingin tahu 25% dan ketuntasan 65% maka dilanjutkan pada indikator keberhasilan siklus II yaitu motivasi berprestasi sebesar 35%, rasa ingin tahu 30% dan ketuntasan 75%.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah serta untuk memperjelas permasalahan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa pada materi pokok hidrokarbon?
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
2. Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon dengan menggunakan metode kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berbantuan macromedia flash.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut: a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran
Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan gaya pembelajaran yang sebelumnya telah dilakukan oleh guru khususnya pada materi pokok hidrokarbon. b. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya, dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya.
c. Manfaat bagi Pengembangan Profesi Guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran, sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta dapat mengembangkan metode STAD ini pada konsep yang lain.
d. Manfaat bagi Siswa
commit to user
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar. Belajar dapat diartikan sebagai usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Winkel (1996: 53) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap dimana perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh.
Menurut pendapat Good dan Brophy dalam Ngalim Purwanto (2004: 85), mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “Learning is the development of new associations as a result of experience”. Good dan Brophy mengemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Sehingga yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new association).
Dari berbagai definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dilakukan seseorang baik secara individu maupun kelompok untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman dan latihan dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Teori-teori Belajar
1) Teori Belajar Kognitif
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori yang termasuk dalam teori belajar kognitif, antara lain:
a) Teori Belajar Bruner
Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 103) menyarankan agar dalam proses belajar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan eksperimen–eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri. Jadi siswa tidak menerima informasi tetapi juga aktif dalam memperoleh informasi.
b) Teori Belajar Gagne
Gagne mengemukakan teori belajarnya yaitu bahwa belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
commit to user
10
c) Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian informasi meliputi penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua berhubungan dengan cara siswa mengaitkan informasi ke dalam struktur kognitif yang ada meliputi belajar hafalan dan belajar bermakna.
d) Teori Belajar Piaget
Pengertian belajar menurut Jean Piaget yaitu belajar merupakan pengembangan aspek kognitif sebagai bekal untuk dapat memecahkan persoalan yang dihadapi siswa dalam kehidupannya dan untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu tahap sensori-motor (0-2 tahun), tahap pra-operasional(2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasi formal (11 tahun- ke atas)
2) Teori Konstruktivistik
Paul Suparno (1997: 63), dalam paham konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri, menyimpan, mengecek, dan mengorganisasikan suatu konsep (informasi) baru dengan konsep lama dan merevisinya apabila tidak sesuai lagi. Pandangan konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri dalam belajar secara sadar dan pendidik dalam hal ini membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pandangan konstruktivistik sangat berbeda dengan pandangan behavioristik maupun kognitif yang menekankan bahwa pikiran peserta didik dapat dipetakan oleh seorang guru. Dalam konstruktivistik, tujuan pembelajaran bukanlah mengajarkan informasi melainkan untuk menciptakan situasi sehingga peserta didik dapat menginterpretasikan informasi dalam pemahaman mereka sendiri.
(pengetahuan tentang “apa”), namun juga pengetahuan struktural (pengetahuan tentang “mengapa”) serta pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang “bagaimana”). Belajar figuratif adalah belajar memperoleh pengetahuan dan penambahan pengetahuan.
Konstruktivistik menekankan pada belajar autentik, bukan artifisial. Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual.
Selain menekankan pada belajar operatif dan autentik, konstruktivisme juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok. Singkatnya, belajar adalah interaksi sosial. Secara sosiologis, pembelajaran konstruktivisme menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama. Kata kunci belajar kolaboratif dan kooperatif adalah purposeful talk yaitu percakapan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik menelaah, mengelaborasi, mengakses, dan membangun pengetahuannya di dalam konteks social (Agus Suprijono, 2009: 39-40).
c. Prinsip-prinsip Belajar Kooperatif
commit to user
12
jawab secara individu untuk kemajuan kelompoknya; (3) Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penyerapan materi oleh siswa. Evaluasi dapat dilakukan dengan tanya jawab maupun pemberian kuis.
2. Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran (Robinson, 2005: 9.4). Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut, sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal.
Metode secara harfiah berarti suatu cara yang teratur atau yang telah difikirkan secara mendalam untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang telah direncanakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sebagai cara yang telah direncanakan, metode harus dapat dijadikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pembelajaran di samping komponen lainnya. Fungsi metode dalam pembelajaran akan optimal apabila di dalam penggunaannya mampu memberikan kesenangan dan kegembiraan bagi peserta didik. Hal ini dapat dicapai apabila setiap guru dapat memilih metode yang tepat dengan tujuan, peserta didik, dan materi pelajaran.
a. Metode Pembelajaran Kooperatif
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008: 35).
Menurut Anita Lie (2004: 41) dalam pembelajran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan memperhatikan keanekaragaman jenis kelamin, latar belakang sosio ekonomi, serta kemampuan akademis. Dalam penelitian ini hanya akan memperhatikan faktor keanekaragaman gender dan kemampuan akademis. Selanjutnya Slavin (2008: 10) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban individual dan kesempatan sukses yang sama. Dalam kegiatan belajar individual cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Menurut Arends (2001: 6-7) terdapat enam fase atau langkah utama yang terlibat dalam pelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah: (1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) Pada fase kedua diikuti oleh presentasi informasi, biasanya dalam bentuk teks lebih disukai daripada bentuk ceramah, (3) Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar, (4) Dalam langkah berikutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen, (5) Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa, dan (6) Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.
commit to user
14
merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Jika tugas dan prosedur penelitian dibuat menurut prosedur Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya, (3) Tatap muka, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja. Lebih jauh lagi hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing, (4) Komunikasi antar anggota, unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka, (5) Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.
Tabel 2. Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif
Metode Kesesuaian materi
STAD Materi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.
TGT Materi yang dapat dibuat permainan (game akademik)
TAI Digunakan pada materi yang berkaitan dengan penguasaan materi sebelumnya.
CIRC Digunakan pada materi-materi yang bersifat narasi, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan
GI Digunakan pada materi yang berhubungan dengan penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek.
Jigsaw Materi yang bersifat penjelasan terperinci, misalnya siswa diminta membaca bab, buku kecil ataupun materi lain biasanya bidang studi sosial, biografi, dan sebagainya.
Complex Instruction
Digunakan pada materi yang berorintasi penemuan, khususnya bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika, dan ilmu sosial.
b. Metode Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division)
STAD (Student Team Achievement Division) merupakan pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Metode pembelajaran ini lebih menekankan berbagai ciri pembelajaran langsung, dan merupakan metode yang mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains. Seperti dalam kebanyakan metode pembelajaran kooperatif, metode STAD didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri. Secara umum terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:
1) Presentasi Kelas
commit to user
16
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual.
2) Tim/kelompok
Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
3) Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain dilihat dari nilai rata-rata kuis masing-masing kelompok. Predikat penghargaan yang akan diperoleh digolongkan menjadi tiga, yaitu Good Teams (Tim Baik), Great Teams (Tim Hebat), dan Super Teams (Tim Istimewa).
3) Media PembelajaranMacromedia Flash
a. Pengertian Media Pembelajaran
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli. Association of Education and Communication Technology (AECT, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Heinich dalam Azhar (2009: 4) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Sedangkan menurut Dinje Borman Rumumpuk dalam Robinson (2005: 7.4) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai media komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai dalam Azhar mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
commit to user
18
c. Ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya, yaitu:
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2) Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
d. Pengelompokan Media Pembelajaran
[image:39.612.130.509.216.468.2]Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi dibagi menjadi dua yaitu media tradisional dan media mutakhir. Anderson (1976) mengelompokan media menjadi 10 golongan sebagai berikut:
Tabel 3. Pengelompokkan Media Pembelajaran Menurut Anderson
No Golongan Contoh
1 Audio Kaset audio, CD, siaran radio
2 Cetak Buku pelajaran, modul, gambar, brosur 3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis 4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi, slide
5 Proyeksi audio visual diam Film bingkai bersuara
6 Visual gerak Film bisu
7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, VCD, televisi 8 Objek fisik Benda nyata, model, specimen 9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
e. Macromedia Flash
Salah satu media berbasis komputer yang saat ini banyak digunakan yaitu macromedia flash. Dalam hal ini, komputer berperan sebagai Computer Assisted Learning (CAL). Ada dua model penggunaannya yaitu: (1) Model tutor pengganti, dalam model ini siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang diprogram untuk mereaksi terhadap respon-respon siswa, (2) Model laboratorium simulasi, Dalam model ini komputer lebih merupakan sumber belajar. Situasi-situasi praktis dapat dijadikan model pada komputer yang memungkinkan untuk dipelajari (Oemar Hamalik, 1989: 68-73).
Macromedia flash merupakan sebuah program yang digunakan untuk membuat animasi multimedia yang interaktif dan website yang dinamis. Keunggulan macromedia flash antara lain adanya fasilitas timeline yang siap digunakan untuk membuat game, presentasi multimedia, animator, pembuat halaman web dan untuk pelajar maupun pengajar multimedia. Pembelajaran dengan macromedia flash dapat membuat proses belajar mengajar lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa.
4. Motivasi Berprestasi
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Mc. Donald dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2001: 71) mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan yaitu hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
commit to user
20
jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar ini adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Paul B. Diedrich dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2010: 101) mengemukakan delapan macam aktivitas siswa dalam proses belajar, yaitu: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening activities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7) Mental activities, dan (8) Emotional activities.
Emotional activities sebagai aktivitas dalam proses belajar meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, bergairah, dan memiliki motivasi. Salah satu faktor yang sangat menentukan prestasi belajar adalah motivasi untuk berprestasi. Motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi tinggi namun prestasi belajarnya rendah dikarenakan kurang mempunyai motivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu, motivasi berprestasi siswa sebagai salah satu komponen dalam proses belajar perlu ditingkatkan untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mendiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Tumbuhnya motivasi berprestasi siswa dibutuhkan tiga komponen peran yang saling terkait, yakni peran siswa sendiri, peran guru, dan peran orang tua siswa (Lundeto, 2008).
yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah.
5. Rasa Ingin Tahu
Kualitas proses belajar yang baik akan berdampak pada kualitas hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Gagne membagi hasil belajar dalam lima kategori, yaitu (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) ketrampilan motorik. Sedangkan menurut Bloom, taksonomi hasil belajar terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Peningkatan hasil belajar siswa dapat ditandai antara lain dengan (a) peningkatan perasaan puas para siswa, (b) peningkatan perasaan ingin tahu para siswa, (c) peningkatan jumlah, jenis dan/atau mutu produk belajar yang dihasilkan siswa, (d) peningkatan prestasi akademik konvensional, dan (e) penurunan frekuensi terjadinya miskonsepsi terhadap materi belajar (Depdikbud, 1999: 55).
commit to user
22
yang diikuti oleh empat pilihan yang menunjukkan tingkatan yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah.
6. Prestasi Belajar
Istilah prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat ditentukan dengn memberikan tes pada akhir pendidikan. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Menurut Winkel (1991: 52) bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Prestasi belajar mempunyai mempunyai fungsi yang penting selain sebagai indikator keberhasilan belajar dalam mata pelajaran tertentu juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama:
a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b. Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan.
c. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan d. Dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik.
e. Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.
memperoleh hasil yang optimal. Tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa misalnya intelegensi, sikap bakat, motivasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar diri siswa misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas yang ada, kondisi lingkungan dan lain-lain.
7. Materi Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan materi pokok bidang studi kimia yang diberikan kepada siswa SMA kelas X semester genap. Standar Kompetensi materi pokok ini adalah meamahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
a. Kekhasan Atom Karbon
Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H) dan karbon (C) sebagai penyusunnya. Keunikan atom karbon antara lain: 1) Dapat membentuk 4 ikatan kovalen
Oleh karena karbon mempunyai 4 elektron valensi, untuk mencapai konfigurasi oktet, karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen. Unsur golongan lain tidak dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak itu kecuali jika melebihi konfigurasi oktet.
2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
Atom-atom karbon dapat saling berikatan untuk membentuk rantai karbon lurus, bercabang, dan melingkar. Selain itu, atom karbon juga berikatan dengan unsur lain seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, halogen, dan beberapa atom logam. Oleh karena itu, jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak.
commit to user
24
[image:45.612.132.507.90.478.2]
Rantai Siklik
Gambar 1. Ikatan Rantai Karbon
Kemampuan karbon mengikat karbon lainnya, menyebabkan atom karbon mempunyai empat macam kedudukan, yaitu :
1) Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya. 2) Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain. 3) Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lain. 4) Atom C kwartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lain.
Atom C sekunder
CH3
CH3 –C –CH2 –CH2 –CH –CH3
Atom C kuartener CH3 CH3 Atom C primer
Atom C tersier
b. Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon digolongkan berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam hidrokarbon alifatik, alisiklik, atau aromatik. Berdasarkan jenis ikatan karbonnya, hidrokarbon alifatik dan alisiklik dibedakan atas jenuh dan tidak jenuh.
Alifatik Alisiklik Aromatik Gambar 2. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Bentuk Rantai
Berdasarkan jenis ikatannya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh dan tak jenuh. Hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang semua ikatannya tunggal sedangkan hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap
(jenuh) (tak jenuh) (tak jenuh) Gambar 3. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan Jenis Ikatan
c. Alkana, Alkena, Alkuna
1) Alkana
a) Rumus Umum Alkana
Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum molekulnya CnH2n+2
b) Deret Homolog
commit to user
26
Tabel 4. Rumus Struktur dan Nama Alkana dengan jumlah atom C1 sampai C10
Jumlah atom C Rumus Struktur Nama
1 CH4 Metana
2 CH3CH3 Etana
3 CH3CH2CH3 Propana
4 CH3(CH2)2CH3 Butana
5 CH3(CH2)3CH3 Pentana
6 CH3(CH2)4CH3 Heksana
7 CH3(CH2)5CH3 Heptana
8 CH3(CH2)6CH3 Oktana
9 CH3(CH2)7CH3 Nonana
10 CH3(CH2)8CH3 Dekana
(Fessenden, J.S. & Fessenden, R.J., 1982: 89)
c) Tata Nama Alkana
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) telah merumuskan tata nama sistematis untuk senyawa karbon, termasuk alkana
1. Alkana rantai lurus Contoh :
C H
H H
H C
H H
C H
H C H
H C H
H
Nama: n-pentana 2. Alkana rantai bercabang
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang adalah sebagai berikut: a) Nama alkana bercabang
Bagian pertama, dibagian depan yaitu nama cabang. Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk. Contoh :
CH3 CH2 CH2 CH CH3
CH3 CH2
b) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana bergantung pada panjang rantai.
Cabang
Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH CH3
CH3 CH
CH2 CH3
(Benar, jumlah cabang = 2)
CH3 CH2 CH2 CH CH3
CH3 CH
CH2 CH3
(Salah, jumlah cabang = 1)
[image:48.612.133.515.100.612.2]c) Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1 dan dinyatakan dengan lambang R.
Tabel 5. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil
Gugus Alkil Nama
CH3- Metil
CH3 –CH2- Etil
CH3 –CH2 –CH2- n-propil
CH3 –CH- CH3
Isopropil
CH3 –CH2 –CH2 –CH3- n-butil atau butil CH3 –CH2 –CH-
CH3
sek-butil (baca sekunder butil)
CH3 –CH –CH2- CH3
Isobutil
CH3 CH3 –C- CH3
ters-butil (baca tersier butil)
commit to user
28
Contoh: 5CH3 –4CH2 –3CH2 –2CH –1CH3 CH3
(cabang pada nomor 2) Bukan:
1
CH3 –2CH2 –3CH2 –4CH –5CH3 CH3
(cabang pada nomor 4)
e) Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, hal ini diawali dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya.
Contoh: CH3 1
CH3 – 2CH2 – 3C – 4CH2 – 5CH3 3,3-dimetil pentana CH3
f) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu.
Contoh : etil ditulis lebih dahulu daripada metil (e mendahului m) Isopropil ditulis lebih dahulu daripada metil (i mendahului m)
CH3
CH3 –CH2 –CH2 –C –CH –CH3 3-etil-3,4-dimetilheksana CH3C2H5
g) Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil. Contoh: 6CH3 -5CH2 -4CH -3CH -2CH21CH3
CH3 C2H5 3-etil-4-metilheksana (benar) 1CH3 -2CH2 -3CH -4CH -5CH2 -6CH3
CH3 C2H5 4-etil-3-metilheksana (salah)
Etil ditulis mendahului metil, oleh karena itu penomoran dimulai dari ujung kanan sehingga etil mendapat nomor lebih kecil
rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak; (2) Penomoran, dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil; (3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang (cabang-cabang) sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (-).
(Michael Purba, 2002: 113)
2) Alkena
a) Rumus Umum Alkena
[image:50.612.131.511.205.705.2]Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap –C = C – . Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus umum alkena yaitu CnH2n. jika dibandingkan dengan rumus umum alkana, alkena mengikat lebih sedikit atom H. Oleh karena itu, alkena disebut tidak jenuh. Kekurangan atom H alkena ini terjadi karena pembentukan ikatan rangkap karbon-karbon memerlukan 2 elektron lebih banyak daripada pembentukan ikatan tunggal. Berikut ini beberapa rumus struktur dan nama dari senyawa alkena: Tabel 6. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkena
Rumus Molekul Rumus Struktur Nama
C2H4 H H C = C H H
Etena
C3H6 H H H C = C –C H H H
Propena
C4H8
C4H8
H H H H C = C –C –C H H H H
H H H
H –C –C = C –C –C –H H H
1-butena
commit to user
30
b) Tata Nama Alkena
1. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga
ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
Contoh: 7CH3 –6CH2 –5CH2 –4CH2 –3C –CH2 –CH2 –CH3 CH
CH3
4. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil).
5. Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana. Contoh: 6CH3 –5CH –4CH2 –3CH = 2CH –1CH3
CH3
5-metil-2-heksena
3) Alkuna
a) Rumus Umum Alkuna
[image:51.612.131.508.193.454.2]Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap tiga –C = C –C. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap dan 1 ikatan rangkap tiga disebut alkenuna. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-1. Berikut ini beberapa rumus struktur dan nama senyawa alkuna
Tabel 7. Rumus Molekul, Rumus Struktur, dan Nama Senyawa Alkuna
Rumus Molekul Rumus Struktur Nama
C2H2 H –C C –H Etuna
C3H4 H H –C C –C –H H