commit to user
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING
PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN NUR PURWODADI
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
FATCHULLOH
NIM. S540809308
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
TESIS
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN-NUR PURWODADI
Oleh :
FATCHULLOH
NIM. S.540809308
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan dihadapan dewan Penguji Tesis
Pembimbing I
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd
NIP. 19440404 197603 1 001
Pembimbing II
Jarot Subandono, dr.,M.Kes
NIP.19680704 199903 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN-NUR PURWODADI
Di susun oleh :
FATCHULLOH NIM. S540809308
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011
Jabatan Nama Penguji Tanda tangan
Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK
NIP : 19480313 197610 1001 ……….
Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP. 196611081990032001 ………
Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194307121973011001
……….
Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP. 196807041999031002
………..
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi
commit to user
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK
commit to user
PERNYATAAN
Nama : Fatchulloh
Nim : S540809308
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Implementasi Pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran problem
based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ( STIKES ) Annur Purwodadi betul- betul karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari program pasca terhadap tesis saya tersebut.
Surakarta, januari 2011 Yang membuat pernyataan
commit to user
MOTTO :
Karakter dihasilkan dari 2 hal yaitu ; Sikap mental dan Cara kita menghabiskan waktu
( Elbert green )
PERSEMBAHAN :
Bapakku Chumaedi ( Almarhum ) & Ibu ….
Atas segala do’a restu, pengorbanan, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk keberhasilanku.
Istriku & 3 anakku ( Villa, Nesha & Zaki )…………
Atas segala do’a, dorongan, Senyuman maniz kalian ketika penat menyelimutiku, nasehat dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku ( ayah).
My buddy, anita, meity, musyaf, eli is, Fitri…………
Atas segala suka & duka serta perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 3 semester berjalan, banyak pelajaran yang kuambil dari kalian, terima kasih sahabat-sahabat tuaku..
Insya Alloh aku akan selalu mengenangmu.
Sahabat- sahabat angkatan 2009 ( paralel 6 : Jogja-Solo-Boyolali, Purwodadi )
commit to user
ABSTRAK
Fatchulloh, NIM S540809308, 2010, Implementasi Pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi dengan pendekatan metode pembelajaran problem based learning
pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi, Komisi pembimbing 1 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama pendidikan profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah (1 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi, ( a ) Untuk mendeskripsikan bagaimana Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( b ) Untuk mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( c ) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen atau Tim Dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( 2 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial pada blok sistem
pencernaan dalam Problem Based Learning, ( 3 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana
hasil yang dicapai pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam model
Problem Based Learning , ( 4 ) Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan
pelaksanaan dalam Problem Based Learning.
Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi- Grobogan. Penelitian dilakukan selama 6,5 bulan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan desember 2010. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus terpancang tunggal, teknik pengumpulan data triangulasi ( wawancara, observasi dan dokumentasi ). Penelitian ini merupakan penelitian dengan memfokuskan metode pembelajaran problem based learning seven jumps step.
Hasil penelitian ini adalah Dosen pada mata ajar blok sistem pencernaan telah membuat RPP Pembelajaran tutorial atau Problem Based Learning sebelum tutorial dilaksanakan, RPP dibuat dengan menetapkan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa terhadap mata ajar blok sistem pencernaan, Dosen memakai metode PBL karena memberikan pemahaman yang lebih terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, pada evaluasi dan alat penilaian yang digunakan adalah form penilaian tutorial, penialaian sikap, uji OSCA dan ujian yang diselenggrakan akhir blok secara formatif dan sumatif, pembelajaran remedial dilakukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh tim sistem pencernaan, dilakukan dengan pemberian kuliah dan penugasan secara terstruktur.
commit to user
terlaksana dan evaluasi dilaksanakan dengan efektif dan memberikan pencapaian kompetensi mahasiswa baik hard skill maupun soft skill.
commit to user
ABSTRACT
Fatchulloh, S540809308 NIM, 2010, The Implementation of Competency-Based Learning Curriculum by using the approach problem based learning methods in the digestive block system coursed of in the Health Sciences Annur Purwodadi, the Commission is supervising 1: Prof. Dr. Haryanto Samsi, M. Pd, 2. Jarot Subandono, dr., M. Kes, Thesis: Master of Family Medicine, the main interest in health professions education, Graduate Program, University of Sebelas Maret Surakarta
The purposes of this research are (1) To describe how the implementation of problem based Learning ( a ) To describe how makes the syllabus and teacher learning plans by the problem based learning in the digestive block system in Stikes Annur Purwodadi, ( b ) To describe how the media, lecturers strategies in applying course the digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( c ) To describe how the assessment tools and evaluations made by the Lecturer or Lectureres team in implementation the Digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( 2 ) To describe how the lecturer conducting remedial classes on the digestive block system in Problem Based Learning, (3) To describe how the results achieved in the implementation of competency based curriculum in Problem Based Learning method, (4) To describe how obstacles in the implementation of Problem Based Learning.
The research was conducted on the students of Nursing departement the Health Sciences Annur Purwodadi. Research conducted during the 6.5 months beginning in July 2010 to December 2010. The method in this research is descriptive qualitative the case study of this research is single spikes, using of the triangulation data collection techniques (interviews, observation and documentation). This research is focusing problem based learning teaching method seven step jumps.
The results of this study is the Lecturer in the teaching block of digestion block system has made RPP or Problem based learning before tutorials held, the RPP is made to determine competency to be achieved by students in the teaching digestive block system, Lecturer wear PBL method because it provides a deeper understanding towards the achievement of student competency, the evaluation and assessment tool used was a rating form of tutorials, attitude,evaluation OSCA and final exam be held in a formative and summative block, remedial learning undertaken to achieve the competencies set by the team of the digestive system, done by giving lectures and are
structured assingment.
Conclusion; The implementation of competency-based curriculum with PBL method approach to the digestive block system in STIKES Annur Purwodadi was planned, the implemented and the evaluation of it is effective and provide a good student competency content of hard skills and soft skills.
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ...vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...vix
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
KATA PENGANTAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang masalah ... 1
B. Fokus penelitian ... 6
C. Tujuan penelitian ... 7
D. Manfaat penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Kajian Teori ... 10
1. Pembelajaran ... 10
2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 17
3. Pengembangan rancangan pembelajaran ( Silabus ) ...18
4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 21
5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 28
6. Pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran ... 30
7. Konsep Model Pembelajaran PBL ...33
8. Evaluasi ... 36
commit to user
B. Penelitian relevan ... 39
C. Kerangka berfikir ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A. Bentuk dan strategi penelitian ………...43
B. Tempat dan waktu penelitian ... 43
C. Setting penelitian ... 44
D. Sumber data ... 44
E. Teknik pengumpulan data ... 46
F. Teknik analisis data ... 48
G. Keabsahan data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....53
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……….53
B. Temuan Penelitian ……….57
C. Pembahasan ………79
BAB V PENUTUP ………90
A. Simpulan ………90
B. Implikasi ………93
C. Saran ………..93
DAFTAR PUSTAKA ……….94
commit to user
DAFTAR TABEL
[image:12.595.168.435.238.497.2]halaman
commit to user
DAFTAR GAMBAR
halaman
[image:13.595.168.435.238.498.2]Gambar 1 Kerangka Berpikir ...42
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Fokus Penelitian
Lampiran 2 Kisis- kisi wawancara
Lampiran 3 Catatan lapangan
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tutorial PBL
Lampiran 5 Silabus dan Kontrak Perkuliahan
Lampiran 6 Modul Sistem GastroIntestinal
Lampiran 7 Contoh soal OSCA
Lampiran 8 Penilaian
Lampiran 9 Foto dokumentasi Penelitian PBL
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara
alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Implementasi Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur
Purwodadi Kabupaten Grobogan ”.
Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister
Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama
menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis
haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Pancrasia Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
commit to user
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis.
6. Jarot Subandono.,dr.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis.
7. Ketua Yayasan An-Nur Purwodadi dan Para Pimpinan institusi An-Nur Purwodadi
yang telah memberikan ijin tempat penelitian.
8. Seluruh Dosen dan staf dan civitas akademika STIKES An-Nur Purwodadi yang
telah bersedia menjadi informan.
9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan
materiil dan spirituil.
10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu
memberi dukungan semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga tesis
ini dapat selesai.
Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata, begitu juga tesis ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan tesis ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.
Purwodadi , Januari 2011
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang tinggi. Untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan
tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses
pembelajaran.
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan
suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan
konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa ( Nation Character
Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas
pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang
demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan
menghadapi dunia global ( Mulyasa, 2003 ). Sistem pendidikan tinggi keperawatan
terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan
prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan
demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap
commit to user
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi
yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang
berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah
memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Competency based
currículum sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan ( pengetahuan, ketrampilan, sikap )
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan
sekolah maupun pendidikan Tinggi.
Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling
terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan
budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan
masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme,
mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan
bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. ( Mulyasa, 2008
).
Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi )
tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan
oleh peserta didik ( mahasiswa ). Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan
mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang
commit to user
pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil
guna.
Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan.
Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah,
isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi outpu
atau /out came suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar
terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional.
Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi
kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek
pendidikan, termasuk reformasi sekolah ( School perform ). Reformasi sekolah
atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu
pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi
pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.
Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat
terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa
dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis
Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat
terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia
kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan
teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.
Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan
commit to user
Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa.(
Nurrohman, 2009 ). Pembelajaran Seven Jump merupakan sebuah metode
pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode
pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht
dengan pendekatan Problem Based Learning. Dengan demikian, Kurikulum
Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era
globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.
Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi
adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul, study
guide yang relevan dengan tuntutan KBK serta belum lengkapnya sarana dan
prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU
No. 23 Tahun 2003 (Delapan Standar Pelayanan Minimal) (Sutrisno, 2008 ).
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau
pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur
Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana
PelaksanaanPembelajaran ( RPP ) atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya
disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam
pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen
hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada
mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode
pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar ( Teacher-centered- methode ).
Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat
commit to user
hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup
memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian ( Billings &
Halstead, 1998 ). Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan
yang berfikir kritis ( Huba & Freed, 2000 ). Padahal berfikir kritis ini diperlukan
karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan
menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir.
Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan
menyelesaikan masalah ( Takwin, 1997 ). Kelemahan lain dari metode ini hanya
membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan
dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau
berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan
dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka
selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan
menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk
memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi
waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi.
Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan
Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui
Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi lebih
commit to user
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah atau fokus
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada
mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES An-Nur Purwodadi ?”. Dengan
rincian sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Pembelajaran problem based learning pada mata
kuliah blok sistem pencernaan?
a. Bagaimana Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Bagaimana Media, strategi yang diterapkan Dosen dalam pendekatan
Problem Based Learning mata kuliah blok sistem pencernaan ?
c. Bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen pada
pendekatan pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem
pencernaan ?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran remidial mata kuliah blok sistem
pencernaan dengan model problem based learning ?
3. Bagaimana hasil yang ingin dicapai pada implementasi kurikulum berbasis
kompetensi dengan pembelajaran problem based learning ?
4. Bagaimana hambatan- hambatan yang dialami dalam pelaksanaan problem based
learning ?
commit to user
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Model Pembelajaran problem
based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi .
a. Mendeskripsikan bagaimana Penyusunan Silabus dan Rencana pelaksanaan
Pembelajaran model Problem based Learning
b. Mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan
pembelajaran blok sistem pencernaan dengan model Problem Based
Learning
c. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat
oleh Dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan
dengan Problem Based Learning
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan
remedial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model Problem Based
Learning
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan KBK
dalam Problem Based Learning ?
4. Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam
Problem Based Learning ?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait pada
commit to user
peningkatan mutu atau kualitas pendidikan melalui Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
2. Secara Praktis
Bagi Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) penyelenggara pendidikan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan efektifitas
pembelajaran KBK. Dan bagi Stakeholder sebagai bahan masukan dalam
mendukung institusi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi dan mengetahui lulusan yang digunakan dalam kinerja
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari
sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali dipekenalkan oleh B.F Skinner
pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavorial science)
dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh
Robert Mager yang menulis buku yang berjudul “ preparing instructional
objective” pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun
1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan
pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil maksimal. Keuntungan
yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut (Uno, 2007 ).
commit to user
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran
yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
c. Dosen atau Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang
dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
d. Dosen atau Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran
secara tepat, artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan
memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
e. Dosen atau Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan
strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik
f. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan
peraalatan maupun bahan dalam keperluan belajar
g. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar
h. Dosen atau Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Banyak pengertian yang diberikan pada ahli pembelajaran tentang tujuan
pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan
sesuai dengan sudut pandang garapannya. Tujuan pembelajaran biasanya
diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S Bloom dan D.
Krathowl (1964 dalam Uno, 2007 ) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan, yakni kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan
penjelasan sebagai berikut (Uno, 2007 ).
a. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
commit to user
sampai ke tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni
evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara
hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling
tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal
atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang
pernah diterimanya.
2) Tingkatan pemahaman (comperhension)
Pemahaman disini dartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
3) Tingkat penerapan (aplication)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis (analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
commit to user
Sitensis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh
6) Tingkat evaluasi (evaluation)
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
kemampuan yang dimiliki.
b. Kawasan Afektif ( Sikap dan Perilaku)
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,
nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks
adalah sebagai berikut :
1) Kemauan menerima
Kemauan menerima merupakan kegiatan untuk memperlihatkan
suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku
mendengarkan musik, atau bergaul dengan orang yang memiliki ras yang
berbeda.
2) Kemauan menanggapi
Kemaunan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan
pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan
tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas,
commit to user 3) Berkeyakinan
Berkeyakinan dengan kemauan menerima sistem tertentu pada
diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu,
apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan
(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.
4) Penerapan Karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai
sistem nilai berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih
tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselasaran antara hak dan
tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan,
memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau
menyadari peranan peranan dalam memecahkan suatu permasalahan.
5) Ketekunan dan Ketelitian
Ketekunan dan ketelitian ini adalah tingkatan afeksi yang
tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan suistem nilai yang
dipegangnya. Seperti bersikap obyektif dalam segala hal.
c. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan
ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua
commit to user
tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
(tertinggi) adalah :
1) Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan
kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang
sumbang, menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
2) Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuau kegiatan
(set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set
(kesiapan fisik), atau emotional set ) kesiapan emosi perasaan) untuk
melakukan suatu tindakan.
3) Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respon yang sudah
dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari
dan menata laboratorium.
4) Respon terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,
mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditujukan oleh orang lain,
melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
commit to user
Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat,
dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti
ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.
6) Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang
pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi
(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis,
pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan
permainan lawan.
7) Originasi
Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru
untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini
dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ketrampilan tinggi
seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan
tarian.
2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni, “Curriculae”, artinya jarak yang
harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka
commit to user
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.
Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan
mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas
antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus
ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus
dilaksanakan (Zamroni, 2003 ). Rencana nilai pengetahuan dan ketrampilan yang
hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan
kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang
bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan
pendidikan.
Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan
berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan
pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik ( UU
Sisdiknas, 2003 ). Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk.
Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat
diberikan kepada anak (potential carrl culum) (Nasution, 2003 ).
Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (
kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat
commit to user
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan
penuh tanggung jawab ( Mulyasa, 2008 ).
3. Pengembangan Rancangan Pembelajaran ( Silabus )
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus
merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004 ).
Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah :
a. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.
b. Komponen silabus menjawab: a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada
siswa?; b) bagaimana cara mengembangkannya?; c) bagaimana cara mengetahui
bahwa kompetensi sudah dicapai / dikuasai oleh siswa?
c. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar
mengajar.
d. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di
sekolah / madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas
commit to user
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah dokumen
kurilum yang biasa disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman
kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988 ) dalam Silabi hanya
tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu
setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur : (1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2)
Sasaran-sasaran mata pelajaran; (3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat
menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (4) Urutan topik-topik yang
diajarkan; (5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan
pengajaran; (6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. ( Sanjaya, 2008 )
Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi
(2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan : 1) bidang
studi yang diajarkan; 2) tingkat sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan
kompetensi dasar; 4) materi pokok; 5) indikator; 6) strategi pembelajaran; 7)
alokasi waktu, dan 8) bahan / alat / media.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai
pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal,
kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat
commit to user
pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar
kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, harus diawali dengan
pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis
unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru,
serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan
pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru
mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta
didik, terutama dalam kaintannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh
peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah
menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan
unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap rencana pelaksanaan
pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
membentuk kompetensi peserta didik. Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum
commit to user
hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran
dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu setiap akan melakukan
pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun
tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal
tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan
menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.
b. Fungsi Pelaksanaan
Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, rencana
pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh
dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan
kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu,
dengan strategi yang tepat dan mumpuni.
c. Prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan
perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan
bahan kajian. Dalam hal ini, harus berperan sebagai motivator yang dapat
membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk
commit to user
sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai berikut :
1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
harus jelas, makin konkrit, kompetensi makin mudah diamati, dan makin
tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi
tersebut.
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta
dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan
kompetensi peserta didik.
3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan diwujudkan.
4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau
dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang
lain.
Penjelasan tiap-tiap komponen dalam RPP adalah sebagai berikut.
1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dikutip dari silabus.
(Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar-Indikator adalah suatu alur pikir
commit to user a) Indikator merupakan :
(1) Ciri pelaku (bukti ukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.
(2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
(3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan dan potensi daerah.
(4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi.
(5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
b) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh : 2 x
45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada kompetensi dasar.
2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari suatu paket kegiatan pembelajaran
3) Menentukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
commit to user
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada
bagian ini dicantumkan pembelajaran peserta didik.
a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan
proses, kontekstual langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya
b) Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,
observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,
memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar, menampilkan slide
animasi dan sebagainya.
(2) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang
materi yang akan diajarkan.
(3) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat memperlajari materi
tertentu
(4) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan amteri pokok dan uraian
commit to user
(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
b) Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skema (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta
didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan
pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya
kegiatan inti dilengkapi dengan Modul pembelajaran, baik yang berjenis
cetak atau non cetak. Khusus untuk pembelajaran ICT yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus
dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas.
Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami
kegagalan.
c) Kegiatan Penutup
(1) Dosen mengarahkan peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan
(2) Dosen memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan
memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik
untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta
commit to user
(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian
remidial/pengayaan.
(4) Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk
seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai
dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap
pertemuan.
6) Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus
yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,
media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam
RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan
buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman
yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis
nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan,
atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7) Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
commit to user
5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Depdiknas ( 2002 ) dalam Mulyasa ( 2008 ) mengemukakan bahwa kurikulum
berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut ; a). Menekankan pada
ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. b).
Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman, c).
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi, d).sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya
yang memenuhi unsur edukatif, 5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
a. Sistem belajar dengan modul
KBK menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul adalah
suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun
secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaanya untuk para Dosen. Pada umumnya
sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut.
1. Lembar kegiatan peserta didik
2. Lembar kerja
3. Kunci lembar kerja
4. Lembar soal
5. Kembar jawaban ; dan
commit to user
Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul yaitu ,
pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber
belajar, tes akhir.
b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar
c. Pengalaman lapangan
d. Strategi individual personal
e. Kemudahan belajar
f. Belajar tuntas
6. Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran
Abin Syamsudin Makmun (2000 ) menyatakan bahwa “Pendekatan
secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (2000 )
menyatakan bahwa ;
Pendekatan adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai
sasaran tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan
rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan
adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu
commit to user
Atwi Suparman 2000) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi
pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan bahwa :
Belajar dapat dilakukan di semabarang tempat, kondisi, dan waktu.
Cepatnya informasi lewat radio, televisi ,film, wisatawan, surat kabar, majalah,
dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat
diperoleh, tidak dengan sendirnya seseorang terdorong untuk memperoleh,
pengalaman dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola
berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang
berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat
(1) pengorganisasian siswa, (2) posisi guru-siswa dalam pengelolaan pesan, dan
(3) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran
Menurut Smaldino, Russel, et al (2005 ) menyatakan bahwa :
Methods are the procedures of instruction selected to help leaner
achieve the objectives of to internalize the content or massage. The
student- directed methods include discrussion, cooperative learning
commit to user
Menurut gaberson ( 2002 ) dalam AIPNI ( 2010 ) Pembelajaran pada
pendidikan Ners dengan kurikulum berbasis Kompetensi menggunakan berbagai
metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Metode pembelajaran
pada program pendidikan sarjana keperawatan dan program pendidikan Profesi
Ners adalah sebagai berikut :
a. Small group discussion ; mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/ mencoba berbagai model (
computer ) yang telah disiapkan.
b. Role –Play & Simulation
c. Case study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi
kasus tersebut
d. Discovery learning : mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi
yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.
e. Self directed Learning : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan dan
menilai pengalaman belajarnya sendiri
f. Cooperative Learning : membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang
diberikan Dosen secara berkelompok.
g. Collaborative learning : bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam
mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian
berdasarkan consensus kelompoknya sendiri.
h. Contextual instruction : membahas konsep ( teori ) kaitanya dengan situasi
nyata dan melakukan studi lapangan/ terjun didunia nyata untuk mempelajari
commit to user
i. Project based Learning : mengerjakan tugas ( berupa proyek ) yang telah
dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum.
j. Problem based learning and Inquiry : belajar dengan menggali atau mencari
informasi ( inquiry ) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk
memecahkan masalah factual atau yang dirancang oleh dosen.
7. Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).
a. Definisi PBL
Alder dan milne ( 1997 ) dalam nursalam (2008 ) mendefinisikan PBL
dengan metode yang terfokus kepada identifikasi permasalahan serta
penyusunan kerangka analisis dan pemecahan. Metode ini dilakukan
dengan membentuk kelompok kelompok kecil, banyak kerjasama dan
interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang difahami, serta
berbagai peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan. Menurut
Peterson ( 2004 ) metode ini memberikan mahasiswa permasalahan yang
tidak terstruktur dengan baik dan pemecahan masalah yang tidak satu saja
karena terfokus pada pembelajaran sendiri ( self- learning ) serta sangat jauh
dari penjelasan yang langsung ke inti atau jawaban atau isi dqan atau
penjelasan yang langsung diberikan oleh dosen. Sikap dan ketrampilan
umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya : kerjasama tim,
ketua kelompok, mendengarkan, menghargai pendapat teman, berpikir kritis,
belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber, kemampuan presentasi.
commit to user
pemunculan suatu masalah, kemudian mahasiswa bersama dosen akan
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tujuh langkah yang dikenal
sebagai Seven Jump Methode ( SJM ). Sesuai dengan namanya, pada metode
ini terdapat tujuh langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta
didik, yaitu 1) klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2)
mendefinisikan permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan
menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasan
yang dibutuhkan, 5) Memformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan
informasi melalui belajar Mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan
menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang
dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar.
b. Penulisan skenario dalam PBL
PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi.
Pada sebagian besar kurikulum PBL, fakultas mengidentifikasi tujuan
pembelajaran dengan cermat. Skenario harus mengarahkan mahasiswa
menuju area khusus dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Dolman et al. ( 1997 ) ada beberapa langkah yang bias dilakukan
dalam membuat skenario yang efektif yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran yang
dicapai oleh mahasiswa setelah mereka mempelajari skenario seharusnya
konsisten dengan tujuan pembelajaran dari fakultas. 2). Masalah yang
diberikan seharusnya sesuai dengan tahapan kurikulum dan tingkat
pemahaman mahasiswa, 3). Skenario menarik bagi mahasiswa atau relevan
dengan praktik dimasa mendatang, 4). Ilmu- ilmu dasar dimasukan dalam
commit to user
Skenario seharusnya mngandung petunjuk ( clue ) guna memberi stimulus
diskusi dan memotivasi mahasiswa untuk mencari penjelasan dari isu-isu
yang dipresentasikan, 6). Masalah seharusnya benar- benar terbuka sehingga
diskusi tidak berhenti ditengah jalan, 7). Skenario seharusnya mendorong
partisipasi mahasiswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi.
c. Peran partisipasi dalam PBL
Selama berlangsungnya proses belajar dalam PBL, mahasiswa akan
mendapat bimbingan dari fasilitator, bergantung pada tahapan kegiatan
yang dijalankan ( suradijono, 2004 ) dalam nursalam 2008). Tiap – tiap
elemen dalam PBL memiliki peran spesifik sebagai berikut :
1. Narasumber
a. Menyusun kasus pemicu ( trigger problem )
b. Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan
dalam sumber pembelajaran berupa bahan cetak atau elektronik.
c. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
2. Tutor/ fasilitator
Pada pertuman pertama, mengatur kelompok, memastikan bahwa
sebelum proses pembelajaran dimulai setiap kelompok telah
memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi dengan
suara dikeraskan. Memberikan materi atau informasi pada saat yang
tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, memastikan bahwa
setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation, menjaga
agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan,
commit to user
masalah yang muncul dalam proses belajar, menjaga motivasi
mahasiswa, memberikan pengarahan agar dapat membantu
mahasiswa keluar dari kesulitanya, mengevaluasi penerapan PBL
yang telah dilakukan.
8. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir
saat ini ( Brown dan Knight, 1994 dalam AIPNI, 2010 ). Materi evaluasi disusun
berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Evaluasi menurut Pendapat Robert dan Norman Groundlund (2000 ) menyatakan
bahwa :
At the end of a segment of instruction, our main interest is in mearsuring the
extent to which the intended learning outcomes and performance standards
have been achieved. End of unit test can be used for giving feedback to
students, encouraging, students to underatake more challenging advanced
work, assgning remedial work, and assessing instruction as well as for
grading purposes.
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :
a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukanya
c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d. Untuk memotivasi peserta didik
e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik.
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
commit to user
2. Tes tertulis ( Essay, MCQs, Short Answer Question )
3. Permasalahan ( case study )
4. Reflective learning
5. Observasi
6. Oral test
7. Presentasi
8. Projek
9. Laporan
Evaluasi proses
1. Evaluasi pelaksanaan
2. Evaluasi dosen oleh mahasiswa
3. Evaluasi dosen oleh dosen
9. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial (remedial learning) merupakan bagian dari proses
pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan atau ditetapkan. Tujuannya untuk membantu siswa dalam membangun
pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan
merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk
membantu siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi
kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan
commit to user
dialakukan dalam proses pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam
pelajaran biasa (guru dapat membuat jadwal dengan koordinasi sekolah atau
kesepakatan antara guru dan siswa dengan koordinasi sekolah) (Arnie Fajar, 2004 ).
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan
pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah :
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif);
b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan
dirinya (fungsi pemahaman);
c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fugnsi penyesuaian);
d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi akselerasi);
dan
e. Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi
terapeutik)
Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa : tes ulang, pemberian tugas
tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri
kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok
dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya (tutor sebaya) (Arnie Fajar,
2004 ).
B. Penelitian relevan
commit to user
Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMP Sultan agung
Salaman Magelang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) Bagaimana
silabus dan RPP dibuat oleh Guru ; (2) bagaimana peran guru dalam memilih
pendekatan pengajaran ; (3) bagaimana alat penilaian dibuat oleh Guru .
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian
guru-guru SMP Sultan agung salaman. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model
analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui
trianggulasi.
2. Ringsung Suratno, 2004
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7
Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) bagaimana proses
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (2) bagaimana
pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (3) bagaimana
tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan
kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kem