• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING

PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AN NUR PURWODADI

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

FATCHULLOH

NIM. S540809308

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

TESIS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AN-NUR PURWODADI

Oleh :

FATCHULLOH

NIM. S.540809308

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan dihadapan dewan Penguji Tesis

Pembimbing I

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd

NIP. 19440404 197603 1 001

Pembimbing II

Jarot Subandono, dr.,M.Kes

NIP.19680704 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AN-NUR PURWODADI

Di susun oleh :

FATCHULLOH NIM. S540809308

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011

Jabatan Nama Penguji Tanda tangan

Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK

NIP : 19480313 197610 1001 ……….

Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

NIP. 196611081990032001 ………

Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194307121973011001

……….

Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP. 196807041999031002

………..

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi

(4)

commit to user

Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK

(5)

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Fatchulloh

Nim : S540809308

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Implementasi Pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran problem

based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan ( STIKES ) Annur Purwodadi betul- betul karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari program pasca terhadap tesis saya tersebut.

Surakarta, januari 2011 Yang membuat pernyataan

(6)

commit to user

MOTTO :

Karakter dihasilkan dari 2 hal yaitu ; Sikap mental dan Cara kita menghabiskan waktu

( Elbert green )

PERSEMBAHAN :

Bapakku Chumaedi ( Almarhum ) & Ibu ….

Atas segala do’a restu, pengorbanan, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk keberhasilanku.

Istriku & 3 anakku ( Villa, Nesha & Zaki )…………

Atas segala do’a, dorongan, Senyuman maniz kalian ketika penat menyelimutiku, nasehat dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku ( ayah).

My buddy, anita, meity, musyaf, eli is, Fitri…………

Atas segala suka & duka serta perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 3 semester berjalan, banyak pelajaran yang kuambil dari kalian, terima kasih sahabat-sahabat tuaku..

Insya Alloh aku akan selalu mengenangmu.

Sahabat- sahabat angkatan 2009 ( paralel 6 : Jogja-Solo-Boyolali, Purwodadi )

(7)

commit to user

ABSTRAK

Fatchulloh, NIM S540809308, 2010, Implementasi Pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi dengan pendekatan metode pembelajaran problem based learning

pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi, Komisi pembimbing 1 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama pendidikan profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah (1 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi, ( a ) Untuk mendeskripsikan bagaimana Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( b ) Untuk mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( c ) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen atau Tim Dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( 2 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial pada blok sistem

pencernaan dalam Problem Based Learning, ( 3 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana

hasil yang dicapai pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam model

Problem Based Learning , ( 4 ) Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan

pelaksanaan dalam Problem Based Learning.

Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi- Grobogan. Penelitian dilakukan selama 6,5 bulan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan desember 2010. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus terpancang tunggal, teknik pengumpulan data triangulasi ( wawancara, observasi dan dokumentasi ). Penelitian ini merupakan penelitian dengan memfokuskan metode pembelajaran problem based learning seven jumps step.

Hasil penelitian ini adalah Dosen pada mata ajar blok sistem pencernaan telah membuat RPP Pembelajaran tutorial atau Problem Based Learning sebelum tutorial dilaksanakan, RPP dibuat dengan menetapkan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa terhadap mata ajar blok sistem pencernaan, Dosen memakai metode PBL karena memberikan pemahaman yang lebih terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, pada evaluasi dan alat penilaian yang digunakan adalah form penilaian tutorial, penialaian sikap, uji OSCA dan ujian yang diselenggrakan akhir blok secara formatif dan sumatif, pembelajaran remedial dilakukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh tim sistem pencernaan, dilakukan dengan pemberian kuliah dan penugasan secara terstruktur.

(8)

commit to user

terlaksana dan evaluasi dilaksanakan dengan efektif dan memberikan pencapaian kompetensi mahasiswa baik hard skill maupun soft skill.

(9)

commit to user

ABSTRACT

Fatchulloh, S540809308 NIM, 2010, The Implementation of Competency-Based Learning Curriculum by using the approach problem based learning methods in the digestive block system coursed of in the Health Sciences Annur Purwodadi, the Commission is supervising 1: Prof. Dr. Haryanto Samsi, M. Pd, 2. Jarot Subandono, dr., M. Kes, Thesis: Master of Family Medicine, the main interest in health professions education, Graduate Program, University of Sebelas Maret Surakarta

The purposes of this research are (1) To describe how the implementation of problem based Learning ( a ) To describe how makes the syllabus and teacher learning plans by the problem based learning in the digestive block system in Stikes Annur Purwodadi, ( b ) To describe how the media, lecturers strategies in applying course the digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( c ) To describe how the assessment tools and evaluations made by the Lecturer or Lectureres team in implementation the Digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( 2 ) To describe how the lecturer conducting remedial classes on the digestive block system in Problem Based Learning, (3) To describe how the results achieved in the implementation of competency based curriculum in Problem Based Learning method, (4) To describe how obstacles in the implementation of Problem Based Learning.

The research was conducted on the students of Nursing departement the Health Sciences Annur Purwodadi. Research conducted during the 6.5 months beginning in July 2010 to December 2010. The method in this research is descriptive qualitative the case study of this research is single spikes, using of the triangulation data collection techniques (interviews, observation and documentation). This research is focusing problem based learning teaching method seven step jumps.

The results of this study is the Lecturer in the teaching block of digestion block system has made RPP or Problem based learning before tutorials held, the RPP is made to determine competency to be achieved by students in the teaching digestive block system, Lecturer wear PBL method because it provides a deeper understanding towards the achievement of student competency, the evaluation and assessment tool used was a rating form of tutorials, attitude,evaluation OSCA and final exam be held in a formative and summative block, remedial learning undertaken to achieve the competencies set by the team of the digestive system, done by giving lectures and are

structured assingment.

Conclusion; The implementation of competency-based curriculum with PBL method approach to the digestive block system in STIKES Annur Purwodadi was planned, the implemented and the evaluation of it is effective and provide a good student competency content of hard skills and soft skills.

(10)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...vix

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

KATA PENGANTAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Pembelajaran ... 10

2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 17

3. Pengembangan rancangan pembelajaran ( Silabus ) ...18

4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 21

5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 28

6. Pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran ... 30

7. Konsep Model Pembelajaran PBL ...33

8. Evaluasi ... 36

(11)

commit to user

B. Penelitian relevan ... 39

C. Kerangka berfikir ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Bentuk dan strategi penelitian ………...43

B. Tempat dan waktu penelitian ... 43

C. Setting penelitian ... 44

D. Sumber data ... 44

E. Teknik pengumpulan data ... 46

F. Teknik analisis data ... 48

G. Keabsahan data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....53

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……….53

B. Temuan Penelitian ……….57

C. Pembahasan ………79

BAB V PENUTUP ………90

A. Simpulan ………90

B. Implikasi ………93

C. Saran ………..93

DAFTAR PUSTAKA ……….94

(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

[image:12.595.168.435.238.497.2]

halaman

(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

halaman

[image:13.595.168.435.238.498.2]

Gambar 1 Kerangka Berpikir ...42

(14)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Fokus Penelitian

Lampiran 2 Kisis- kisi wawancara

Lampiran 3 Catatan lapangan

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tutorial PBL

Lampiran 5 Silabus dan Kontrak Perkuliahan

Lampiran 6 Modul Sistem GastroIntestinal

Lampiran 7 Contoh soal OSCA

Lampiran 8 Penilaian

Lampiran 9 Foto dokumentasi Penelitian PBL

(15)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara

alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Implementasi Pembelajaran

Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur

Purwodadi Kabupaten Grobogan ”.

Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister

Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama

menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis

haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Pancrasia Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret

(16)

commit to user

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis.

6. Jarot Subandono.,dr.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis.

7. Ketua Yayasan An-Nur Purwodadi dan Para Pimpinan institusi An-Nur Purwodadi

yang telah memberikan ijin tempat penelitian.

8. Seluruh Dosen dan staf dan civitas akademika STIKES An-Nur Purwodadi yang

telah bersedia menjadi informan.

9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan

materiil dan spirituil.

10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu

memberi dukungan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga tesis

ini dapat selesai.

Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya

milik Allah SWT semata, begitu juga tesis ini masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan tesis ini. Semoga dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.

Purwodadi , Januari 2011

(17)
(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang

memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang tinggi. Untuk

menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan

tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode

pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses

pembelajaran.

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan

konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa ( Nation Character

Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas

pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang

demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan

menghadapi dunia global ( Mulyasa, 2003 ). Sistem pendidikan tinggi keperawatan

terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan

prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan

demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap

(19)

commit to user

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi

yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang

berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah

memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Competency based

currículum sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan ( pengetahuan, ketrampilan, sikap )

dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan

sekolah maupun pendidikan Tinggi.

Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang

berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling

terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan

budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan

masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme,

mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara

konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan

bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. ( Mulyasa, 2008

).

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah suatu konsep kurikulum

yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi )

tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan

oleh peserta didik ( mahasiswa ). Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan

mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang

(20)

commit to user

pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil

guna.

Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan.

Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah,

isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi outpu

atau /out came suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar

terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional.

Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi

kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek

pendidikan, termasuk reformasi sekolah ( School perform ). Reformasi sekolah

atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu

pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi

pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.

Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat

terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa

dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis

Kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat

terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia

kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan

teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.

Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan

(21)

commit to user

Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa.(

Nurrohman, 2009 ). Pembelajaran Seven Jump merupakan sebuah metode

pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode

pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht

dengan pendekatan Problem Based Learning. Dengan demikian, Kurikulum

Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang

sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era

globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan.

Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi

adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul, study

guide yang relevan dengan tuntutan KBK serta belum lengkapnya sarana dan

prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU

No. 23 Tahun 2003 (Delapan Standar Pelayanan Minimal) (Sutrisno, 2008 ).

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau

pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur

Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana

PelaksanaanPembelajaran ( RPP ) atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya

disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam

pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen

hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada

mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode

pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar ( Teacher-centered- methode ).

Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat

(22)

commit to user

hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup

memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian ( Billings &

Halstead, 1998 ). Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan

yang berfikir kritis ( Huba & Freed, 2000 ). Padahal berfikir kritis ini diperlukan

karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan

menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir.

Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan

menyelesaikan masalah ( Takwin, 1997 ). Kelemahan lain dari metode ini hanya

membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan

dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau

berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan

dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka

selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan

menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk

memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi

waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi.

Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan

Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui

Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi lebih

(23)

commit to user

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah atau fokus

dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada

mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES An-Nur Purwodadi ?”. Dengan

rincian sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Pembelajaran problem based learning pada mata

kuliah blok sistem pencernaan?

a. Bagaimana Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Bagaimana Media, strategi yang diterapkan Dosen dalam pendekatan

Problem Based Learning mata kuliah blok sistem pencernaan ?

c. Bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen pada

pendekatan pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem

pencernaan ?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran remidial mata kuliah blok sistem

pencernaan dengan model problem based learning ?

3. Bagaimana hasil yang ingin dicapai pada implementasi kurikulum berbasis

kompetensi dengan pembelajaran problem based learning ?

4. Bagaimana hambatan- hambatan yang dialami dalam pelaksanaan problem based

learning ?

(24)

commit to user

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Model Pembelajaran problem

based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi .

a. Mendeskripsikan bagaimana Penyusunan Silabus dan Rencana pelaksanaan

Pembelajaran model Problem based Learning

b. Mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan

pembelajaran blok sistem pencernaan dengan model Problem Based

Learning

c. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat

oleh Dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan

dengan Problem Based Learning

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan

remedial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model Problem Based

Learning

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan KBK

dalam Problem Based Learning ?

4. Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam

Problem Based Learning ?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait pada

(25)

commit to user

peningkatan mutu atau kualitas pendidikan melalui Kurikulum Berbasis

Kompetensi.

2. Secara Praktis

Bagi Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) penyelenggara pendidikan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan efektifitas

pembelajaran KBK. Dan bagi Stakeholder sebagai bahan masukan dalam

mendukung institusi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi dan mengetahui lulusan yang digunakan dalam kinerja

(26)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan

pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari

sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali dipekenalkan oleh B.F Skinner

pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavorial science)

dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh

Robert Mager yang menulis buku yang berjudul “ preparing instructional

objective” pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun

1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan

pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu

kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil maksimal. Keuntungan

yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah

sebagai berikut (Uno, 2007 ).

(27)

commit to user

b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran

yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

c. Dosen atau Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang

dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

d. Dosen atau Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran

secara tepat, artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan

memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.

e. Dosen atau Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan

strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik

f. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan

peraalatan maupun bahan dalam keperluan belajar

g. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam

belajar

h. Dosen atau Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Banyak pengertian yang diberikan pada ahli pembelajaran tentang tujuan

pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan

sesuai dengan sudut pandang garapannya. Tujuan pembelajaran biasanya

diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S Bloom dan D.

Krathowl (1964 dalam Uno, 2007 ) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga

kawasan, yakni kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan

penjelasan sebagai berikut (Uno, 2007 ).

a. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran

(28)

commit to user

sampai ke tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni

evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara

hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling

tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal

atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang

pernah diterimanya.

2) Tingkatan pemahaman (comperhension)

Pemahaman disini dartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya

sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3) Tingkat penerapan (aplication)

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis)

Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

(29)

commit to user

Sitensis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk

pola baru yang lebih menyeluruh

6) Tingkat evaluasi (evaluation)

Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat

perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau

kemampuan yang dimiliki.

b. Kawasan Afektif ( Sikap dan Perilaku)

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,

nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.

Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks

adalah sebagai berikut :

1) Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan kegiatan untuk memperlihatkan

suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku

mendengarkan musik, atau bergaul dengan orang yang memiliki ras yang

berbeda.

2) Kemauan menanggapi

Kemaunan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan

pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan

tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas,

(30)

commit to user 3) Berkeyakinan

Berkeyakinan dengan kemauan menerima sistem tertentu pada

diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu,

apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan

(komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4) Penerapan Karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai

sistem nilai berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih

tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselasaran antara hak dan

tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan,

memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau

menyadari peranan peranan dalam memecahkan suatu permasalahan.

5) Ketekunan dan Ketelitian

Ketekunan dan ketelitian ini adalah tingkatan afeksi yang

tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu

menyelaraskan perilakunya sesuai dengan suistem nilai yang

dipegangnya. Seperti bersikap obyektif dalam segala hal.

c. Kawasan Psikomotor

Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan

ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua

(31)

commit to user

tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks

(tertinggi) adalah :

1) Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan

kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang

sumbang, menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

2) Kesiapan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuau kegiatan

(set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set

(kesiapan fisik), atau emotional set ) kesiapan emosi perasaan) untuk

melakukan suatu tindakan.

3) Mekanisme

Mekanisme berkenaan dengan penampilan respon yang sudah

dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan

menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari

dan menata laboratorium.

4) Respon terbimbing

Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti,

mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditujukan oleh orang lain,

melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).

(32)

commit to user

Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan

ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat,

dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti

ketrampilan menyetir kendaraan bermotor.

6) Adaptasi

Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang

pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi

(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan

kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis,

pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan

permainan lawan.

7) Originasi

Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru

untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini

dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ketrampilan tinggi

seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan

tarian.

2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni, “Curriculae”, artinya jarak yang

harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka

(33)

commit to user

ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah.

Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan

mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas

antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman

belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum

merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus

ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus

dilaksanakan (Zamroni, 2003 ). Rencana nilai pengetahuan dan ketrampilan yang

hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan

kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang

bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan

pendidikan.

Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan

berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan

pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik ( UU

Sisdiknas, 2003 ). Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna

mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk.

Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat

diberikan kepada anak (potential carrl culum) (Nasution, 2003 ).

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dapat diartikan sebagai suatu

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (

kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya

dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat

(34)

commit to user

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat

melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan

penuh tanggung jawab ( Mulyasa, 2008 ).

3. Pengembangan Rancangan Pembelajaran ( Silabus )

Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata

pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,

pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang

dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus

merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan

penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling

berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004 ).

Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah :

a. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,

pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.

b. Komponen silabus menjawab: a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada

siswa?; b) bagaimana cara mengembangkannya?; c) bagaimana cara mengetahui

bahwa kompetensi sudah dicapai / dikuasai oleh siswa?

c. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan

lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar

mengajar.

d. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di

sekolah / madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas

(35)

commit to user

Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah dokumen

kurilum yang biasa disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman

kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988 ) dalam Silabi hanya

tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu

setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus

mencakup unsur-unsur : (1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2)

Sasaran-sasaran mata pelajaran; (3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat

menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (4) Urutan topik-topik yang

diajarkan; (5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan

pengajaran; (6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. ( Sanjaya, 2008 )

Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi

(2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan : 1) bidang

studi yang diajarkan; 2) tingkat sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan

kompetensi dasar; 4) materi pokok; 5) indikator; 6) strategi pembelajaran; 7)

alokasi waktu, dan 8) bahan / alat / media.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,

seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan

pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam

penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar

kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai

pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal,

kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat

(36)

commit to user

pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar

kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.

4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, harus diawali dengan

pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis

unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru,

serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan

pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru

mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta

didik, terutama dalam kaintannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh

peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana

mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah

menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan

unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap rencana pelaksanaan

pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan

membentuk kompetensi peserta didik. Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai

berikut :

a. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum

(37)

commit to user

hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran

dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu setiap akan melakukan

pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun

tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal

tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan

menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.

b. Fungsi Pelaksanaan

Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, rencana

pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh

dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi

pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran

berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang

direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan

kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Oleh karena itu,

kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu,

dengan strategi yang tepat dan mumpuni.

c. Prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan

perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan

bahan kajian. Dalam hal ini, harus berperan sebagai motivator yang dapat

membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk

(38)

commit to user

sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan

dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan

implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai berikut :

1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

harus jelas, makin konkrit, kompetensi makin mudah diamati, dan makin

tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi

tersebut.

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta

dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang

akan diwujudkan.

4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan

menyeluruh, serta jelas pencapaiannya

5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau

dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang

lain.

Penjelasan tiap-tiap komponen dalam RPP adalah sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dikutip dari silabus.

(Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar-Indikator adalah suatu alur pikir

(39)

commit to user a) Indikator merupakan :

(1) Ciri pelaku (bukti ukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa

peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.

(2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan

perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

(3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan

pendidikan dan potensi daerah.

(4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau

dapat diobservasi.

(5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian

b) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,

dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh : 2 x

45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar

dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan

bergantung pada kompetensi dasar.

2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Output (hasil langsung) dari suatu paket kegiatan pembelajaran

3) Menentukan Materi Pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari

indikator.

(40)

commit to user

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada

bagian ini dicantumkan pembelajaran peserta didik.

a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan

proses, kontekstual langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya

b) Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,

observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang

akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,

memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar, menampilkan slide

animasi dan sebagainya.

(2) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang

materi yang akan diajarkan.

(3) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat memperlajari materi

tertentu

(4) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan

dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan amteri pokok dan uraian

(41)

commit to user

(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah

pembelajaran).

b) Kegiatan Inti

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat

mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skema (frame work)

masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta

didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan

pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya

kegiatan inti dilengkapi dengan Modul pembelajaran, baik yang berjenis

cetak atau non cetak. Khusus untuk pembelajaran ICT yang online

dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus

dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas.

Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami

kegagalan.

c) Kegiatan Penutup

(1) Dosen mengarahkan peserta didik untuk membuat

rangkuman/simpulan

(2) Dosen memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan

memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik

untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam

bentuk tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta

(42)

commit to user

(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa

kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian

remidial/pengayaan.

(4) Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk

seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model

pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai

dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap

pertemuan.

6) Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus

yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,

media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih

operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.

Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam

RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan

buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman

yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis

nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan,

atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7) Menentukan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen

(43)

commit to user

5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

Depdiknas ( 2002 ) dalam Mulyasa ( 2008 ) mengemukakan bahwa kurikulum

berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut ; a). Menekankan pada

ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. b).

Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman, c).

Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi, d).sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya

yang memenuhi unsur edukatif, 5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil

belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

a. Sistem belajar dengan modul

KBK menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul adalah

suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun

secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,

disertai dengan pedoman penggunaanya untuk para Dosen. Pada umumnya

sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut.

1. Lembar kegiatan peserta didik

2. Lembar kerja

3. Kunci lembar kerja

4. Lembar soal

5. Kembar jawaban ; dan

(44)

commit to user

Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul yaitu ,

pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber

belajar, tes akhir.

b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar

c. Pengalaman lapangan

d. Strategi individual personal

e. Kemudahan belajar

f. Belajar tuntas

6. Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

a. Pendekatan Pembelajaran

Abin Syamsudin Makmun (2000 ) menyatakan bahwa “Pendekatan

secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam bertindak

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (2000 )

menyatakan bahwa ;

Pendekatan adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai

sasaran tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan

rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel

pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat

mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan

adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu

(45)

commit to user

Atwi Suparman 2000) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran

merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi

pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan bahwa :

Belajar dapat dilakukan di semabarang tempat, kondisi, dan waktu.

Cepatnya informasi lewat radio, televisi ,film, wisatawan, surat kabar, majalah,

dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat

diperoleh, tidak dengan sendirnya seseorang terdorong untuk memperoleh,

pengalaman dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan

pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola

berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.

Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang

berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.

Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat

(1) pengorganisasian siswa, (2) posisi guru-siswa dalam pengelolaan pesan, dan

(3) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.

b. Metode Pembelajaran

Menurut Smaldino, Russel, et al (2005 ) menyatakan bahwa :

Methods are the procedures of instruction selected to help leaner

achieve the objectives of to internalize the content or massage. The

student- directed methods include discrussion, cooperative learning

(46)

commit to user

Menurut gaberson ( 2002 ) dalam AIPNI ( 2010 ) Pembelajaran pada

pendidikan Ners dengan kurikulum berbasis Kompetensi menggunakan berbagai

metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Metode pembelajaran

pada program pendidikan sarjana keperawatan dan program pendidikan Profesi

Ners adalah sebagai berikut :

a. Small group discussion ; mempelajari dan menjalankan suatu peran yang

ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/ mencoba berbagai model (

computer ) yang telah disiapkan.

b. Role –Play & Simulation

c. Case study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi

kasus tersebut

d. Discovery learning : mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi

yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.

e. Self directed Learning : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan dan

menilai pengalaman belajarnya sendiri

f. Cooperative Learning : membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang

diberikan Dosen secara berkelompok.

g. Collaborative learning : bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam

mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian

berdasarkan consensus kelompoknya sendiri.

h. Contextual instruction : membahas konsep ( teori ) kaitanya dengan situasi

nyata dan melakukan studi lapangan/ terjun didunia nyata untuk mempelajari

(47)

commit to user

i. Project based Learning : mengerjakan tugas ( berupa proyek ) yang telah

dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum.

j. Problem based learning and Inquiry : belajar dengan menggali atau mencari

informasi ( inquiry ) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk

memecahkan masalah factual atau yang dirancang oleh dosen.

7. Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).

a. Definisi PBL

Alder dan milne ( 1997 ) dalam nursalam (2008 ) mendefinisikan PBL

dengan metode yang terfokus kepada identifikasi permasalahan serta

penyusunan kerangka analisis dan pemecahan. Metode ini dilakukan

dengan membentuk kelompok kelompok kecil, banyak kerjasama dan

interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang difahami, serta

berbagai peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan. Menurut

Peterson ( 2004 ) metode ini memberikan mahasiswa permasalahan yang

tidak terstruktur dengan baik dan pemecahan masalah yang tidak satu saja

karena terfokus pada pembelajaran sendiri ( self- learning ) serta sangat jauh

dari penjelasan yang langsung ke inti atau jawaban atau isi dqan atau

penjelasan yang langsung diberikan oleh dosen. Sikap dan ketrampilan

umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya : kerjasama tim,

ketua kelompok, mendengarkan, menghargai pendapat teman, berpikir kritis,

belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber, kemampuan presentasi.

(48)

commit to user

pemunculan suatu masalah, kemudian mahasiswa bersama dosen akan

menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tujuh langkah yang dikenal

sebagai Seven Jump Methode ( SJM ). Sesuai dengan namanya, pada metode

ini terdapat tujuh langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta

didik, yaitu 1) klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2)

mendefinisikan permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan

menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasan

yang dibutuhkan, 5) Memformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan

informasi melalui belajar Mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan

menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang

dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar.

b. Penulisan skenario dalam PBL

PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi.

Pada sebagian besar kurikulum PBL, fakultas mengidentifikasi tujuan

pembelajaran dengan cermat. Skenario harus mengarahkan mahasiswa

menuju area khusus dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Dolman et al. ( 1997 ) ada beberapa langkah yang bias dilakukan

dalam membuat skenario yang efektif yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran yang

dicapai oleh mahasiswa setelah mereka mempelajari skenario seharusnya

konsisten dengan tujuan pembelajaran dari fakultas. 2). Masalah yang

diberikan seharusnya sesuai dengan tahapan kurikulum dan tingkat

pemahaman mahasiswa, 3). Skenario menarik bagi mahasiswa atau relevan

dengan praktik dimasa mendatang, 4). Ilmu- ilmu dasar dimasukan dalam

(49)

commit to user

Skenario seharusnya mngandung petunjuk ( clue ) guna memberi stimulus

diskusi dan memotivasi mahasiswa untuk mencari penjelasan dari isu-isu

yang dipresentasikan, 6). Masalah seharusnya benar- benar terbuka sehingga

diskusi tidak berhenti ditengah jalan, 7). Skenario seharusnya mendorong

partisipasi mahasiswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi.

c. Peran partisipasi dalam PBL

Selama berlangsungnya proses belajar dalam PBL, mahasiswa akan

mendapat bimbingan dari fasilitator, bergantung pada tahapan kegiatan

yang dijalankan ( suradijono, 2004 ) dalam nursalam 2008). Tiap – tiap

elemen dalam PBL memiliki peran spesifik sebagai berikut :

1. Narasumber

a. Menyusun kasus pemicu ( trigger problem )

b. Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan

dalam sumber pembelajaran berupa bahan cetak atau elektronik.

c. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran.

2. Tutor/ fasilitator

Pada pertuman pertama, mengatur kelompok, memastikan bahwa

sebelum proses pembelajaran dimulai setiap kelompok telah

memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi dengan

suara dikeraskan. Memberikan materi atau informasi pada saat yang

tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, memastikan bahwa

setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation, menjaga

agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan,

(50)

commit to user

masalah yang muncul dalam proses belajar, menjaga motivasi

mahasiswa, memberikan pengarahan agar dapat membantu

mahasiswa keluar dari kesulitanya, mengevaluasi penerapan PBL

yang telah dilakukan.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir

saat ini ( Brown dan Knight, 1994 dalam AIPNI, 2010 ). Materi evaluasi disusun

berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Evaluasi menurut Pendapat Robert dan Norman Groundlund (2000 ) menyatakan

bahwa :

At the end of a segment of instruction, our main interest is in mearsuring the

extent to which the intended learning outcomes and performance standards

have been achieved. End of unit test can be used for giving feedback to

students, encouraging, students to underatake more challenging advanced

work, assgning remedial work, and assessing instruction as well as for

grading purposes.

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :

a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya

b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukanya

c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran

d. Untuk memotivasi peserta didik

e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik.

Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :

(51)

commit to user

2. Tes tertulis ( Essay, MCQs, Short Answer Question )

3. Permasalahan ( case study )

4. Reflective learning

5. Observasi

6. Oral test

7. Presentasi

8. Projek

9. Laporan

Evaluasi proses

1. Evaluasi pelaksanaan

2. Evaluasi dosen oleh mahasiswa

3. Evaluasi dosen oleh dosen

9. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial (remedial learning) merupakan bagian dari proses

pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

direncanakan atau ditetapkan. Tujuannya untuk membantu siswa dalam membangun

pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan

merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk

membantu siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi

kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan

(52)

commit to user

dialakukan dalam proses pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam

pelajaran biasa (guru dapat membuat jadwal dengan koordinasi sekolah atau

kesepakatan antara guru dan siswa dengan koordinasi sekolah) (Arnie Fajar, 2004 ).

Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa

yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan

pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam

kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah :

a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif);

b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan

dirinya (fungsi pemahaman);

c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fugnsi penyesuaian);

d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi akselerasi);

dan

e. Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi

terapeutik)

Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa : tes ulang, pemberian tugas

tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri

kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok

dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya (tutor sebaya) (Arnie Fajar,

2004 ).

B. Penelitian relevan

(53)

commit to user

Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMP Sultan agung

Salaman Magelang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) Bagaimana

silabus dan RPP dibuat oleh Guru ; (2) bagaimana peran guru dalam memilih

pendekatan pengajaran ; (3) bagaimana alat penilaian dibuat oleh Guru .

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian

guru-guru SMP Sultan agung salaman. Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model

analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui

trianggulasi.

2. Ringsung Suratno, 2004

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7

Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) bagaimana proses

pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (2) bagaimana

pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (3) bagaimana

tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan

kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kem

Gambar

Tabel 1  Data mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Annur Purwodadi ............. 56
Gambar 2 Komponen dalam analisis data ( Interactive model ).........................49
Gambar. 1 Kerangka berpikir
Gambar. Komponen dalam analisis data ( interactive model )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai alat kontrol dari pelaksanaan standar oprasional tersebut, maka dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : (1) Buku Kontak Bina Prestasi (Kobinsi), yakni buku penghubung

Realizing that fact, Stella Duce 1 Senior High School and English Language Training International (ELTI) Yogyakarta then made an agreement to carry out a collaborative teaching

Nilai moral yang terkandung dalam karya seni, atau dalam bentuk cerita rakyat, langsung maupun tak langsung, bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal

Dari grafik dapat dilihat bahwa tanpa pemberian bokashi eceng gondok lebih tinggi dari pemberian dengan dosis satu setengah kilogram bokashi eceng gondok hal ini

Meningkatnya pertumbuhan industri permesinan dan alat mesin pertanian, (2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri, (3) Meningkatnya investasi di

Secara umum fungsi hash mempunyai 3 (tiga) sifat utama, yaitu pertama bersifat kompresi dan memudahkan perhitungan di mana jika diketahui h dan suatu input x, maka h(x)

Taman bacaan masyarakat (TBM) masih sangat sedikit. Idealnya setiap desa memiliki taman macaan masyarakat, karena taman bacaan sangat penting untuk meningkatkan minat baca

reuse.Berdasarkan beberapa kriteria kelayakan, alternatif penerapan produksi bersih untuk industri ini berupa modifikasi tungku disertai dengan pengeluaran asap melalui lubang asap