• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr.Mansyur/SMTK Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr.Mansyur/SMTK Medan)"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap

Loyalitas Pelanggan

(Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh :

090907015 EDWINA OKTIVANI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Edwina Oktivani

NIM : 090907015

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang

Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan)

Medan, Juli 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Dra. Nurlela Ketaren M.SP

NIP. 195405021982032002 NIP. 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TIM PENGUJI

Ketua Penguji :

Penguji I :

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah mencurahkan Petunjuk, Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh

Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan)”. Serta shalawat beriring salam kepada kekasih-Nya, yaitu junjungan Nabi besar Muhammad SAW. beserta para sahabatnya yang selalu menjadi panutan bagi penulis dalam menapaki kehidupan, semoga beliau dan para sahabat senantiasa mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis. Namun, penulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat lebih bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis tak kuasa menyebutkan semuanya. Penulis mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang mungkin tidak disebutkan tanpa sedikitpun niat untuk melupakan. Penulis mengungkapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1) Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA sebagai Ketua Jurusan

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

3) Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP sebagai Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga.

4) Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini. 5) Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

yang telah memberikan ilmu dan masukan kapada penulis selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga.

6) Ibu Siswati dan Bang Fahrid yang telah membantu penulis dalam urusan adminitrasi selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga.

7) Manajemen dan seluruh karyawan Restoran New Penang Corner

(5)

8) Terkasih dan terhormat kedua orang tua penulis, ayahanda Irwan Suwondo Djumin dan ibunda Uum Sumiati, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, do’a, dan dukungan yang telah dicurhahkan kepada penulis yang tak terbalaskan serta telah memberikan banyak pelajaran hidup yang berharga bagi penulis. Semoga Allah senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya kepada ayahanda dan ibunda. Aamiin.

9) Kakakku yang tersayang, Silky Dalia Irwanti, S.Psi, terima kasih atas perhatian, nasihat, dukungan, dan hiburan yang diberikan kepada penulis selama penulis menghadapi masa-masa sulit dan tidak akan pernah lupa akan masa-masa senang yang kita lalui bersama. Dan juga tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada abang ipar Handhika Septian, ST yang memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Aamiin.

10)Keluarga besar dari pihak Ibu, Alm. H. M. Suganda (Kakek) yang berdomisili di Bogor, mulai dari uwa, mamang, bibi, teteh, aa, dan adik-adik yang selalu memberikan dukungan dan do’a kepada penulis. Nuhun pisan sadayana...

11)Keluarga besar dari pihak Ayah, Hj. Norma (Nenek) yang berdomisili di Medan, Jakarta, dan Bekasi, terima kasih atas dukungan dan perhatiannya kepada penulis.

12)Sahabat-sahabatku tersayang Dahlina, Rinda, Ayu, dan Nadra (MEDAN Corporation). Banyak kenangan yang kita lalui bersama selama masa kuliah. Terima kasih atas kebersamaan dikala senang maupun susah dan pelajaran berharga penulis peroleh dari persahabatan kita. Semoga kita bisa menciptakan bisnis yang lebih hebat lagi ya.

13)Sahabat-sahabatku Novita, Marissa, Marlina, Feri, Juanda, Soni, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya, semoga kita semua bisa meraih sukses yang baik di masa depan bersama-sama.

14)Teman-teman Administrasi Bisnis stambuk 2009, khususnya untuk Kelas A, terima kasih atas kebersamaan, candaan, semangat, dan dukungan yang kalian berikan. Masa-masa kuliah yang telah kita lalui akan selalu penulis ingat sebagai kenangan yang indah. Semoga kita semua bisa meraih kesuksesan yang baik di masa depan.

15)Sahabat-sahabatku, Atika, Atikah, Asnila, Amar, Harnanda,

Mawaddah, dan Frida terima kasih atas kebersamaannya, do’a dan dukungannya. Kenangan selama masa-masa SMA tidak akan penulis lupakan.

16)Sahabatku sejak SD hingga saat ini Yara Andita Anastasya yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis, semoga kita sama-sama bisa meraih kesuksesan yang baik di masa depan dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak dimanapun kita berada.

(6)

18)Teman-teman mulai dari SD, SMP, dan SMA yang tidak dapat penulis sebutkan satu-per-satu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang kalian berikan kepada penulis. Semoga kita bisa meraih kesuksesan yang baik di masa depan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penelitian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-per-satu. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh balasan kebaikan dari Allah SWT. Aamiin.

Medan, 19 Juli 2013 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Definisi dan Konsep Pemasaran... 11

2.2 Nilai Pelanggan (Costumer Value) ... 12

2.3 Experiential Marketing ... 15

2.3.1 Pengertian Experiential Marketing ... 15

2.3.2 Karakteristik Experiential Marketing ... 23

2.3.3 Manfaat Experiential Marketing ... 25

2.4 Loyalitas Pelanggan ... 25

2.4.1 Definisi Loyalitas ... 25

2.4.2 Cara Mengukur Loyalitas ... 27

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas ... 30

2.4.4 Pentingnya Loyalitas ... 32

2.4.5 Tahapan Loyalitas ... 33

2.5 Hubungan experiential marketing dengan loyalitas pelanggan ... 35

2.6 Penelitian Terdahulu ... 36

(8)

3.1 Bentuk Penelitian ... 37

3.2 Lokasi Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 38

3.4 Hipotesis ... 39

3.5 Definisi Konsep ... 41

3.6 Definisi Operasional... 41

3.6.1 Experiential Marketing ... 42

3.6.2 Loyalitas Pelanggan ... 43

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 45

3.9 Uji Instrumen ... 46

3.9.1 Uji Validitas ... 46

3 9.2 Uji Reliabilitas ... 47

3.10 Teknik Analisis Data ... 47

3.10.1 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.10.1.1 Normalitas ... 48

3.10.1.2 Multikolinearitas ... 48

3.10.1.3 Heterokedastisitas ... 49

3.10.2 Analisi Regresi Linear Berganda ... 49

3.10.2.1 Persamaan Regresi ... 49

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 50

3.10.3.1 Uji F ... 50

3.10.3.2 Uji t ... 50

3.10.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 52

4.2 Penyajian Data ... 59

4.2.1 Uji Instrumen Penelitian ... 59

(9)

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 61

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 61

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 63

4.2.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 65

4.2.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 66

4.2.3.1 Variabel Sense (Indera) (X1) ... 66

4.2.3.2 Variabel Feel (Perasaan) (X2) ... 71

4.2.3.3 Variabel Think (Cara Berpikir) (X3) ... 74

4.2.3.4 Variabel Act (Tindakan) (X4) ... 78

4.2.3.5 Variabel Relate (Pertalian/Hubungan) (X5) ... 82

4.2.3.6 Variabel Loyalitas Pelanggan (Y) ... 86

4.3 Analisis Data ... 92

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 92

4.3.1.1 Normalitas ... 92

4.3.1.2 Multikolinearitas ... 94

4.3.1.3 Heterokedastisitas ... 95

4.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 96

4.3.3 Uji Hipotesis ... 99

4.3.3.1 Uji F ... 99

4.3.3.2 Uji t ... 100

4.3.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 102

4.4 Pembahasan ... 105

BAB V PENUTUP ... 126

5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Saran ... 128

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Loyalitas ... 34

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 40

Gambar 4.1 Logo Restoran New Penang Corner ... 58

Gambar 4.2 Histogram ... 92

Gambar 4.3 Normal P-P Plot ... 93

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Matriks Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuisioner ... 46

Tabel 4.1 Menu-Menu Hidangan Restoran New Penang Corner ... 54

Tabel 4.2 Validitas Instrumen ... 60

Tabel 4.3 Reliabilitas Instrumen ... 61

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 64

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 65

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Desain Eskterior dan Interior Restoran New Penang Corner ... 67

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Lantunan Musik di Restoran New Penang Corner ... 68

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kebersihan dan Kesejukan Suasana Restoran New Penang Corner ... 69

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Cita Rasa Hidangan di Restoran New Penang Corner... 70

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Pelayanan di Restoran New Penang Corner ... 72

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Sikap Karyawan di Restoran New Penang Corner ... 73

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Rasa Nyaman selama Berada di Restoran New Penang Corner ... 74

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Penawaran Menu Hidangan di Restoran New Penang Corner ... 75

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kestrategisan Lokasi Restoran New Penang Corner ... 76

(12)

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Keragaman

Menu Hidangan Restoran New Penang Corner ... 79

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Waktu Proses Penyajian Hidangan di Restoran New Penang Corner ... 80

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kepuasan akan Pelayanan selama Berada Restoran New Penang Corner ... 81

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Interaksi Responden dengan Karyawan Restoran New Penang Corner ... 83

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Rasa Kekeluargaan Restoran New Penang Corner dengan Responden ... 84

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Sesuai Tidaknya Restoran New Penang Corner sebagai Tempat Mengadakan suatu Acara atau Event. ... 85

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kepuasan setelah Mengkonsumsi Hidangan Restoran New Penang Corner ... 87

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kepercayaan akan Kualitas Hidangan Restoran New Penang Corner ... 88

Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kesediaan Merekomendasikan/Mempromosikan Restoran New Penang Corner kepada Orang Lain ... 90

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden terhadap Kesediaan Memilih Restoran New Penang Corner sebagai Restoran Pilihan ... 91

Tabel 4.28 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 94

Tabel 4.29 Hasil Uji Multikolinearitas... 95

Tabel 4.30 Metode Enter ... 97

Tabel 4.31 Data Kuantitatif Analisis Regresi Linear Berganda ... 98

Tabel 4.32 Hasil Uji F ... 100

Tabel 4.33 Hasil Uji t ... 101

Tabel 4.34 Koefisien Determinan (R2) ... 103

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Kuisioner

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda, Uji F, Uji t, dan Koefisien

Determinasi

Lampiran 7 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 8 Surat Penugasan Membimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen

Pembimbing

Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji

Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 12 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 Surat Izin Pra Penelitian

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian

Lampiran 15 Daftar Hadir Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian

(14)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK

Medan)

Nama : Edwina Oktivani

NIM : 090907015

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan atau organisasi bisnis tidak berarti apa-apa. Dengan memiliki pelanggan-pelanggan yang setia berarti perusahaan atau organisasi bisnis memiliki mitra bisnis yang sangat potensial untuk keberlangsungan jalannya bisnis perusahaan atau organisasi bisnis tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel experiential marketing yang terdiri dari sense (indera) (X1), feel (perasaan) (X2), think (cara

berpikir) (X3), act (tindakan) (X4), dan relate (pertalian/hubungan) (X5)

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y) pada Restoran New Penang Corner. Penelitian dilakukan pada pelanggan Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyut/SMTK Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Restoran New Penang Corner. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling

dengan accidential sampling yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dapat dijadikan sampel jika memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada 100 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis (uji F dan uji t), dan uji analisis koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik diolah menggunakan bantuan program software statistic SPSS 18.00 for windows, sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5

Y = 1,650 + 0,196X1 + 0,036 X2 + 0,540X3 + 0,138 X4 + 0,250 X5

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan, hal ini dapat dilihat dari Fhitung (24,309) > Ftabel

(15)

mempengaruhi loyalitas pelanggan pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan yang dapat dilihat dari thitung sebesar 0,540 yang

merupakan nilai thitung terbesar dibandingkan dengan thitung dari variabel bebas

lainnya dan nilai probabilitas hitung sebesar 0,000.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,541, berarti 54,1% faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebassedangkan sisanya 45,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila Restoran New Penang Corner meningkatkan experiential marketing, maka akan meningkat pula loyalitas pelanggan terhadap Restoran New Penang Corner.

(16)

ABSTRACT

Analysis of Influence of Experiential Marketing to Costumer Loyalty (Studies at New Penang Corner Restaurant, Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan)

Name : Edwina Oktivani

NIM : 090907015

Department : Business Administration Faculty : Politics and Social Science Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Obtaining loyal costumers is the biggest goals for any company or business organization. Without costumers, companies or business organization does not mean anything. By having loyal customers means companies or business organization has a huge potential business partners for its business continuity.

This study aims to determine whether the variables of experiential marketing which is conduct sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4), and relate

(X5), influence on customer loyalty (Y) at New Penang Corner Restaurant. The study was conducted at the customers of New Penang Corner Restaurant at Jalan Dr. Mansyur / SMTK Medan. The population in this study is the New Penang Corner Restaurant’s customers. Sampling techniques using non-probability sampling with accidential sampling, it means for anyone who accidentially found can be sampled if it meets the criteria. In this study, data were collected through questionnaires distributed to 100 respondents. The analytical method used is the method of quantitative analysis including validity test, reliability test, the classical assumption, hypothesis testing (F test and t test), and test analysis of the coefficient of determination (R2). The data analysis technique used is multiple regression analysis. The data that have met the test of validity, reliability testing, and classical assumption processed using statistical software program, SPSS 18.0 for windows, resulting in a regression equation as follows:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5

Y = 1.650 + 0.196 X1 + 0.036 X2 + 0.540 X3 + 0.138 X4 + 0.250X5

Based on the results of testing this hypothesis suggests that experiential marketing variables simultaneously positive and significant effect on customer loyalty at New Penang Corner Restaurant Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan, this can be seen from the Fcount (24,309)> Ftable (2,31) and the calculated probability value is equal to 0,000. Variable think is can be seen partially as the most significant variable affecting customer loyalty in New Penang Corner Restaurant at Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan which can be seen from the tcount of variable think is equal to 0.540 which is the largest value of tcount on independent variables and calculated probability value is equal to 0.000.

(17)

while the remaining 45.9% is explained by other factors not examined in this study.

Thus, the results of this study indicates that if New Penang Corner Restaurant increases experiential marketing, it will also increases costumer loyalty towards New Penang Corner Restaurant.

(18)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK

Medan)

Nama : Edwina Oktivani

NIM : 090907015

Departemen : Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan atau organisasi bisnis tidak berarti apa-apa. Dengan memiliki pelanggan-pelanggan yang setia berarti perusahaan atau organisasi bisnis memiliki mitra bisnis yang sangat potensial untuk keberlangsungan jalannya bisnis perusahaan atau organisasi bisnis tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel experiential marketing yang terdiri dari sense (indera) (X1), feel (perasaan) (X2), think (cara

berpikir) (X3), act (tindakan) (X4), dan relate (pertalian/hubungan) (X5)

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y) pada Restoran New Penang Corner. Penelitian dilakukan pada pelanggan Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyut/SMTK Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Restoran New Penang Corner. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling

dengan accidential sampling yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dapat dijadikan sampel jika memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada 100 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis (uji F dan uji t), dan uji analisis koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik diolah menggunakan bantuan program software statistic SPSS 18.00 for windows, sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5

Y = 1,650 + 0,196X1 + 0,036 X2 + 0,540X3 + 0,138 X4 + 0,250 X5

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan, hal ini dapat dilihat dari Fhitung (24,309) > Ftabel

(19)

mempengaruhi loyalitas pelanggan pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan yang dapat dilihat dari thitung sebesar 0,540 yang

merupakan nilai thitung terbesar dibandingkan dengan thitung dari variabel bebas

lainnya dan nilai probabilitas hitung sebesar 0,000.

Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,541, berarti 54,1% faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebassedangkan sisanya 45,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila Restoran New Penang Corner meningkatkan experiential marketing, maka akan meningkat pula loyalitas pelanggan terhadap Restoran New Penang Corner.

(20)

ABSTRACT

Analysis of Influence of Experiential Marketing to Costumer Loyalty (Studies at New Penang Corner Restaurant, Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan)

Name : Edwina Oktivani

NIM : 090907015

Department : Business Administration Faculty : Politics and Social Science Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Obtaining loyal costumers is the biggest goals for any company or business organization. Without costumers, companies or business organization does not mean anything. By having loyal customers means companies or business organization has a huge potential business partners for its business continuity.

This study aims to determine whether the variables of experiential marketing which is conduct sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4), and relate

(X5), influence on customer loyalty (Y) at New Penang Corner Restaurant. The study was conducted at the customers of New Penang Corner Restaurant at Jalan Dr. Mansyur / SMTK Medan. The population in this study is the New Penang Corner Restaurant’s customers. Sampling techniques using non-probability sampling with accidential sampling, it means for anyone who accidentially found can be sampled if it meets the criteria. In this study, data were collected through questionnaires distributed to 100 respondents. The analytical method used is the method of quantitative analysis including validity test, reliability test, the classical assumption, hypothesis testing (F test and t test), and test analysis of the coefficient of determination (R2). The data analysis technique used is multiple regression analysis. The data that have met the test of validity, reliability testing, and classical assumption processed using statistical software program, SPSS 18.0 for windows, resulting in a regression equation as follows:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5

Y = 1.650 + 0.196 X1 + 0.036 X2 + 0.540 X3 + 0.138 X4 + 0.250X5

Based on the results of testing this hypothesis suggests that experiential marketing variables simultaneously positive and significant effect on customer loyalty at New Penang Corner Restaurant Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan, this can be seen from the Fcount (24,309)> Ftable (2,31) and the calculated probability value is equal to 0,000. Variable think is can be seen partially as the most significant variable affecting customer loyalty in New Penang Corner Restaurant at Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan which can be seen from the tcount of variable think is equal to 0.540 which is the largest value of tcount on independent variables and calculated probability value is equal to 0.000.

(21)

while the remaining 45.9% is explained by other factors not examined in this study.

Thus, the results of this study indicates that if New Penang Corner Restaurant increases experiential marketing, it will also increases costumer loyalty towards New Penang Corner Restaurant.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan

atau organisasi bisnis tidak berarti apa-apa. Dengan memiliki

pelanggan-pelanggan yang setia berarti perusahaan atau organisasi bisnis memiliki mitra

bisnis yang sangat potensial untuk keberlangsungan jalannya bisnis perusahaan

atau organisasi bisnis tersebut, karena pelanggan-pelanggan yang loyal akan

memberikan umpan balik berupa keuntungan (profit) yang besar bagi perusahaan

atau organisasi bisnis, efisiensi biaya, dan peluang memperoleh pelanggan baru

dari pelanggan yang ada sebelumnya karena perusahaan atau organisasi bisnis

memiliki citra yang baik yaitu perusahaan atau organisasi bisnis mampu

memberikan banyak pengalaman yang positif di benak pelanggan yang

dimiliknya.

Untuk mencapai kesetiaan atau loyalitas dari pelanggan, tentu dibutuhkan

suatu cara bagi perusahaan atau organisasi bisnis untuk membentuk sikap loyal

dari pelanggan dengan cara memberikan nilai-nilai yang berharga kepada

pelanggan, salah satunya yaitu melalui proses pemasaran. Memenuhi kebutuhan

dan keinginan pelanggan sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan atau

organisasi bisnis. Demi mencapai profitabilitas, perusahaan atau organisasi bisnis

harus memiliki strategi yang tepat dalam menentukan sasaran, target, dan

(23)

mendapatkaan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Dengan

terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka pelanggan tersebut akan

puas dan bisa menjadi loyal kepada perusahaan atau organisasi bisnis dan

akhirnya perusahaan atau organisasi bisnis akan mencapai profitabilitasnya.

Pemaparan di atas merupakan penjelasan mengenai konsep pemasaran

secara garis besar. Lebih lanjut, konsep pemasaran itu sendiri sudah mengalami

masa transisi, mulai dari pemasaran tradisional hingga pemasaran modern.

Pemasaran tradisional lebih berfokus kepada produksi (product-centric) yang

menekankan efisiensi biaya dalam proses pembuatan barang atau jasa, sedangkan

pemasaran modern lebih menekankan fokus terhadap pelanggan (

costumer-centric) dan sampai saat ini pemasaran masih terus mengalami perubahan. Pada

pemasaran tradisional, pemasar menganggap bahwa konsumen hanya berpikir

secara rasional yang hanya mempertimbangkan feature and benefit semata dalam

pembuatan keputusan untuk menggunakan sebuah produk ataupun jasa (Schmitt

1999). Namun, pada era persaingan yang semakin ketat ini, pemasar atau dalam

hal ini adalah perusahaan atau organisasi bisnis harus bisa membuka wawasan

lebih luas lagi untuk lebih memperhatikan aspek-aspek lainnya yang sebenarnya

penting dan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan konsumen yang

selama ini kurang menjadi perhatian bagi sebagian besar pemasar.

Disamping kualitas barang atau jasa dan layanan yang baik, pemasar saat

ini perlu memperhatikan aspek emosi dan pengalaman (experience) yang unik dan

positif dalam menciptakan barang atau jasa untuk dapat masuk ke benak

(24)

menyenangkan bagi konsumen, sebab dengan demikian konsumen merasa produk

atau jasa tersebut menjadi bagian dari hidupnya. Zarem (2000) mengutip

pernyataan Sanders, Direktur Yahoo, yang menyatakan bahwa pengalaman

merupakan dasar perekonomian baru untuk semua industri. Lebih lanjut Sanders

menyatakan bahwa saat ini adalah masanya ‘experience economy’. Hal ini

menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan untuk bisa memenangkan

persaingan dalam menciptakan memorable experiences (pengalaman yang tidak

terlupakan) bagi konsumennya. Sehingga dengan demikian, konsumen akan

menjadi sering menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan

kemudian akan menjadi pelanggan yang loyal dan akhirnya akan mendatangkan

profit bagi perusahaan.

Salah satu bidang dalam dunia bisnis yang sedang mengalami

perkembangan pesat saat ini adalah bisnis di bidang kuliner. Misalnya dapat kita

lihat saat ini maraknya restoran-restoran maupun rumah-rumah makan di

Indonesia yang menciptakan inovasi pada konsep tradisional, contohnya di Kota

Medan. Restoran Bumbu Desa Cabang Medan yang merupakan salah satu

restoran khas Sunda yang menyediakan berbagai menu khas Sunda dengan cara

pemesanan makanan yang berbeda dengan restoran-restoran biasanya, dimana

pengunjung dapat melihat langsung menu-menu yang dipajang di tempat khusus

yang dekat dengan dapur restoran tersebut dan juga desain interior ruangan yang

bernuansa kayu dan dinding yang dipenuhi dengan pajangan foto-foto petani

ditambah alunan musik seruling khas Sunda, memberikan pengalaman yang unik

(25)

bersuku Sunda yang menetap di kota Medan, dengan berkunjung dan makan di

Restoran Bumbu Desa, seakan menjadi pengobat rindu akan kampung halaman

mereka. Sedangkan bagi pengunjung yang memang bukan bersuku Sunda, dengan

berkunjung dan makan di Restoran Bumbu Desa akan mendapatkan pengalaman

berupa cita rasa masakan khas Sunda dan suasana yang mirip dengan ketika kita

sedang berada di daerah Jawa Barat.

Selain itu contoh lainnya masih di Kota Medan yaitu Toko Roti BreadTalk

dan J.Co Cabang Sun Plaza, merupakan salah satu toko roti yang berbeda dari

toko-toko roti pada umumnya. Toko Roti BreadTalk dan J.Co memberikan

kesempatan bagi para pengunjung maupun pembeli untuk dapat melihat langsung

pembuatan roti-roti yang langsung dibuat oleh koki-koki roti handal di dalam

dapur yang hanya dibatasi oleh kaca transparan (open kitchen). Pengunjung

benar-benar merasakan sensasi fresh from the oven dari roti-roti yang ditawarkan. Selain

itu, pengunjung juga dapat melihat kehigienisan roti-roti yang akan mereka

konsumsi. Dengan demikian, Toko Roti BreadTalk dan J.Co menawarkan

pengalaman kepada pengunjung bahwa setiap roti yang mereka konsumsi adalah

roti yang terjamin kebersihan dan kualitasnya.

Beberapa contoh perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang telah

menerapkan suatu konsep penciptaan pengalaman yang tidak terlupakan

(memorable experiences) bagi konsumen yang sekarang dikenal dengan istilah

experiential marketing, yaitu suatu konsep pengembangan strategi pemasaran

yang menekankan aspek emosional dalam menciptakan pengalaman pelanggan

(26)

pakar marketing Indonesia, Kartajaya (2006: 229) menyatakan bahwa dalam teori

experiential marketing, dikatakan bahwa feeling yang bagus akan membuat

pelanggan mampu berpikir positif. Kemudian dilanjutkan, tugas experiental

marketer adalah melakukan pengaruh eksternal untuk digabungkan dengan

kondisi feel dan think yang ada di dalam diri pelanggan untuk menjadi suatu aksi

yang memorable experiences.

Pine & Gilmore mengatakan pengalaman (experiences) merupakan

penawaran ekonomi ke-empat setelah komoditi, barang, dan jasa. Menurutnya,

ketika seseorang membeli sebuah pengalaman, ia membayar untuk menghabiskan

waktu menikmati rangkaian acara berkesan (seperti dalam pertunjukan teatrikal)

dimana perusahaan mengajaknya dengan cara yang melekat dengan pribadinya

(Pine & Gilmore, 2011:3). Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli diatas

bahwa penciptaan pengalaman yang baik merupakan kunci bagi perusahaan dalam

merancang produk dan jasanya untuk dapat memikat perasaan dan pikiran

pelanggan agar mau menggunakan produk atau jasanya dengan tanpa paksaan

melainkan kerelaan dari pelanggan tersebut. Disamping itu konsep experiential

marketing ini digunakan oleh perusahaan sebagai alat dalam memperoleh dan

mempertahankan pelanggan yang setia (loyal). Schmitt (1999) menyatakan bahwa

demi mendekati, mendapatkan dan mempertahankan konsumen loyal, produsen

melalui produknya perlu menghadirkan pengalaman-pengalaman yang unik,

positif dan mengesankan kepada konsumen.

Penerapan konsep experiential marketing ini cukup menarik perhatian

(27)

mengambil konsentrasi pada experiential marketing dan pengaruh yang

ditimbulkannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nehemia (2010) yang

meneliti tentang pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas pelanggan

pada sebuah rumah makan di Semarang dan hasil penelitiannya mendapatkan

pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Rifaatul (2010) meneliti tentang

pengaruh costumer experiences terhadap kepuasan pelanggan pada sebuah tempat

makan franchaise di Medan dan menemukan pengaruh yang positif dan

signifikan. Kemudian Reinhard (2011) meneliti tentang pengaruh strategi

experiential marketing terhadap costumer loyalty pada sebuah toko roti di Medan

dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Rudi (2011)

meneliti tentang pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas penumpang

kapal pesiar di Bandung dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan.

Kemudian Rohmat dan Sri dari (2012) menganalisis experiential marketing dan

loyalitas pelanggan jasa wisata di Semarang dan menemukan pengaruh yang

positif dan signifikan. Kemudian, Vivi (2012) meneliti tentang pengaruh

experiential marketing terhadap costumer loyalty pada sebuah restoran di

Pekanbaru dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan.

Persaingan bisnis tentunya tidak dapat terelakkan bagi setiap bisnis kuliner

yang ada di Jalan Dr. Mansyur sebagai salah satu dari sekian banyak pusat wisata

kuliner di Kota Medan. Banyak rumah makan, cafe, dan restoran dengan beragam

pilihan menu dan harga yang ditawarkan kepada konsumen. Selain cita rasa dan

harga yang ditawarkan, pengalaman (experience) yang unik dan positif juga

(28)

Restoran New Penang Corner salah satu restoran yang terletak di Jalan Dr.

Mansyur/SMTK juga ikut bersaing dengan caranya sendiri dalam menghadapi

persaingan dengan bisnis kuliner di sekitarnya. Desain restoran, menu dan harga

hidangan, sampai dengan pelayanan yang ditawarkan sangat menentukan

keberhasilan Restoran New Penang Corner. Restoran yang termasuk cukup lama

kehadirannya di Jalan Dr. Mansyur, yaitu sudah berdiri selama kurang lebih lima

tahun tentu sudah cukup dikenal oleh masyarakat Medan. Selama kurun waktu

lima tahun, Restoran New Penang Corner sudah memiliki pelanggan. Oleh karena

itu, seiring berjalannya waktu, demi keberlangsungannya Restoran New Penang

Corner harus bisa mempertahankan pelanggannya. Berdasarkan hal ini, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pada Restoran New Penang Corner yang

berlokasi di Jalan Dr. Mansyur/SMTK sebagai objek penelitian untuk meneliti

bagaimanakah pengaruh antara experiential marketing yang terdiri dari sense

(indera), feel (perasaan), think (cara berpikir), act (tindakan), dan relate

(pertalian/hubungan) dengan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini

mengambil judul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap

Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr.

Mansyur/SMTK Medan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti

(29)

1. Bagaimanakah pengaruh antara sense (indera) terhadap loyalitas pelanggan?

2. Bagaimanakah pengaruh antara feel (perasaan) terhadap loyalitas pelanggan?

3. Bagaimanakah pengaruh antara think (cara berpikir) terhadap loyalitas pelanggan?

4. Bagaimanakah pengaruh antara act (tindakan) terhadap loyalitas pelanggan?

5. Bagaimanakah pengaruh antara relate (pertalian/hubungan) terhadap loyalitas pelanggan?

6. Bagaimanakah pengaruh variabel experiential marketing (sense, feel, think, act, dan relate) secara serempak terhadap loyalitas pelanggan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh sense (indera) terhadap loyalitas pelanggan

pada pengunjung Restoran New Penang Corner.

2. Menganalisis pengaruh feel (perasaan) terhadap loyalitas pelanggan

pada pengunjung Restoran New Penang Corner.

3. Menganalisis pengaruh think (cara berpikir) terhadap loyalitas

pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner.

4. Menganalisis pengaruh act (tindakan) terhadap loyalitas pelanggan

(30)

5. Menganalisis pengaruh relate (pertalian/hubungan) terhadap loyalitas

pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner.

6. Menganalisis pengaruh variabel experiential marketing secara

bersama-sama (serempak) terhadap loyalitas pelanggan pada

pengunjun Restoran New Penang Corner

7. Menganalisis faktor manakah yang memiliki pengaruh paling dominan

terhadap loyalitas Restoran New Penang Corner.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi akan teori-teori yang

menyangkut tentang experiential marketing dan loyalitas pelanggan serta

dapat bermanfaat untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Restoran New Penang Corner

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu dasar

pertimbangan dalam menentukan langkah dan kebijakan perusahaan

khususnya dalam penentuan strategi pemasaran yang berorientasi pada

loyalitas pelanggan.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan pengetahuan untuk

penelitian-penelitian dibidang pemasaran terutama yang berkenaan dengan

(31)

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat mengetahui lebih mendalam

manfaat dari strategi experiential marketing didalam bisnis untuk

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Konsep Pemasaran

Pemasaran memiliki keanekaragaman definisi, seperti yang dikemukakan

oleh Kotler (2000) (dalam Tjiptono, 2005: 2) bahwa pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan

nilai satu sama lain. Kemudian Chartered Institute of Marketing (1986) (dalam

Tjiptono, 2005: 2) mendefinisikan pemasaran sebagai proses manajemen yang

mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memasok kebutuhan pelanggan secara

efisien dan menguntungkan. Sedangkan menurut Gonroos (1987) (dalam

Tjiptono, 2005: 2), pemasaran bertujuan untuk menjalin, mengembangkan, dan

mengomersialisasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang

sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi. Hal ini

dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji.

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk menemukan kebutuhan dan

keinginan terkait halnya dengan pelanggan, baik perorangan maupun kelompok

dengan cara yang menguntungkan melalui proses pertukaran produk dan

penghantaran nilai sehingga kedua belah pihak, pelanggan dan pemasar,

sama-sama dapat mencapai tujuannya.

Konsep dari pemasaran itu sendiri adalah bagaimana cara memahami dan

(33)

memahami kebutuhan dan keinginan mereka, maka disinilah fungsi pemasaran

sebagai media bagi pelanggan untuk mengenali kebutuhannya.

Dalam aktivitasnya, pemasaran harus melalui beberapa tahap untuk dapat

memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan mengingat

luasnya pasar yang tidak mungkin dapat dilayani seluruhnya, yaitu dengan

melakukan STP (Segmenting, Targetting, Positioning) (Kotler & Keller, 2009:13).

Dimana inti dari tahapan STP ini adalah bagaimana seorang pemasar dapat

memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan berdasarkan

segmen yang telah ditentukan atau dipilih dengan menjual kekuatan produk

kepada kelompok konsumen / target pasar yang telah ditetapkan.

Konsep pemasaran juga mengalami perkembangan, mulai dari konsep

produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep

pemasaran holistik (Kotler & Keller, 2009:19). Perkembangan konsep pemasaran

ini mengalami perubahan fokus yaitu pemasaran diawali dari konsep yang

berfokus pada penekanan biaya produksi dan peningkatan ketersediaan produk,

inovasi produk, penjualan, kepuasan pelanggan, hingga pengembangan,

perancangan, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan

aktivitas-aktifitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan (integrasi).

2.2 Nilai Pelanggan (Costumer Value)

Seperti halnya pemasaran, nilai pelanggan juga memiliki keberagaman

arti. Seperti yang dikemukakan para ahli berikut (dalam Pemasaran Jasa,

Tjiptono, 2005: 296). Monroe (1990) mendefinisikan nilai pelanggan (costumer

(34)

atau manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan lewat harga yang

dibayarkan. Sedangkan Butz & Goodstein (1996) (dalam Tjiptono, 2005: 297)

menegaskan bahwa nilai pelanggan (costumer value) adalah ikatan emosional

yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan

produk atau jasa yang dihasilkan pemasok tersebut dan mendapati bahwa produk

bersangkutan memberi nilai tambah.

Menurut Widjaja (2009: 56), nilai pelanggan (costumer value)

didefinisikan sebagai nilai lebih dari selisih total manfaat dan total pengorbanan

dalam proses hubungan pelanggan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan

keinginannya pada tingkat ekspektasi yang diharapkannya. Dinyatakan juga

bahwa dalam pemasaran selalu diupayakan penciptaan dan delivery nilai (value)

kepada konsumen. Nilai pelanggan (costumer value) ditentukan oleh selisih antara

manfaat total (total benefit) dan biaya total konsumen (costumer cost). Total

benefit terdiri atas manfaat fungsional (what the product does), manfaat psikologis

(what the product mean) dan manfaat ekperiensial (what is derived from

consumption). Sedangkan total cost terdiri atas biaya ekonomi/moneter, biaya

waktu, biaya energi yang dikeluarkan konsumen, biaya fisik, dan biaya psikis

yang merupakan pengorbanan konsumen untuk memperoleh produk/jasa.

Menurut Holbrook (1994) (dalam Tjiptono, 2005: 297), nilai (value)

memiliki sejumlah makna yang tidak hanya terbatas pada perspektif analisis

moneter/ekonomis. Ia mendefinisikan nilai (value) sebagai “pengalaman

preferensi relativistik interaktif”. Menurutnya nilai merupakan preferensi

(35)

subjek dalam berinteraksi dengan objek tertentu. Dalam konteks nilai pelanggan

(costumer value), subjek yang dimaksud adalah konsumen, sedangkan objek

relevannya adalah produk (barang, jasa, orang/pribadi, tempat, gagasan,

acara/aktivitas, dan organisasi). Definisi Holbrook ini mengandung empat poin

penting, yaitu :

1. Nilai menyangkut preferensi, yang secara umum diinterpretasikan

sebagai favorable disposition (kecondongan yang menguntungkan),

general liking (keinginan umum), emosi positif, penilaian positif/baik,

tendensi untuk menyukai, sikap “pro” versus “kontra”, dan seterusnya.

2. Nilai itu tidak sepenuhnya subjektif dan juga tidak 100% objektif,

namun lebih merupakan interaksi subjek-objek.

3. Nilai bersifat relatif, karena tergantung kepada peringkat atau ranking

sebuah objek daripada objek lainnya (komparatif); berbeda antar

individu (personal); dan tergantung kepada konteks penilaian evaluatif

yang digunakan (situasional).

4. Nilai bersifat eksperiensial, di mana nilai dalam perilaku konsumen

tidak terletak pada pembelian atau pemerolehan suatu objek, tetapi

lebih pada pengalaman konsumsi yang didapatkan dari objek

bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa definisi nilai pelanggan adalah sesuatu yang

diperoleh dan dirasakan oleh pelanggan setelah menggunakan produk/jasa, yaitu

(36)

diperoleh dengan pengorbanan/biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkan

produk/jasa tersebut.

2.3 Experiential Marketing

2.3.1 Pengertian Experiential Marketing

Perubahan dan perkembangan zaman berpengaruh terhadap kemajuan pola

pikir konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya. Hal ini berdampak

pada perkembangan strategi pemasaran yang terus berubah dimana pemasaran

tradisional yang berfokus pada feature and benefit beralih menjadi pemasaran

yang berdasarkan pembentukan pengalaman atas suatu produk atau jasa atau

dikenal dengan experiential marketing.

Experiential marketing terdiri dari dua kata yaitu experiential dan

marketing. Experiential berasal dari kata experience yang artinya pengalaman.

Sedangkan marketing yang artinya adalah pemasaran. Definisi experience

menurut Schmitt (1999: 60) yaitu “Experiences are private events that occur in

response to some stimulation (e.g., as provided by marketing effort before and

after purchase)“. Pengertian dari definisi tersebut adalah bahwa pengalaman

merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi sebagai tanggapan atas

beberapa jenis stimulus (misalnya yang diberikan oleh upaya-upaya pemasaran

sebelum dan sesudah pembelian). Kemudian menurut Pine II & Gilmore (dalam

Irawan 2011: 27) : “Experiences are event that engage individuals in a personal

way”. Dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan suatu kejadian yang terjadi

dan dirasakan oleh masing-masing individu secara personal yang dapat

(37)

Dari definisi yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian pengalaman (experiences) adalah suatu peristiwa atau kejadian yang

dirasakan seseorang secara pribadi yang diakibatkan dari stimulus-stimulus yang

diterima dari lingkungan di sekitarnya dan memberikan kesan-kesan tertentu bagi

seseorang tersebut.

Sedangkan pengertian marketing dalam Chartered Institute of Marketing

(1986) (dalam Tjiptono, 2005: 2) mendefinisikan pemasaran sebagai proses

manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memasok kebutuhan

pelanggan secara efisien dan menguntungkan.

Schmitt (1999: 22) menjelaskan istilah experiential marketing sebagai

berikut:

Experiential marketing is everywhere. In a wide variety of markets-from consumer packaged goods to industrial and high technology companies are using experiential marketing for many different purposes: developing new products, communicating with costumer, improving sales relations, designing retail spaces and building websites. More and more, marketers are moving away from their ‘feature and benefits’ marketing and turning to Experiential Marketing.”

(Experiential Marketing dapat terjadi dimana saja. Pada berbagai jenis pasar-mulai dari pasar penghasil barang konsumen kemasan sampai dengan industri dan perusahaan yang berteknologi tinggi menggunakan experiential marketing untuk berbagai macam tujuan: mengembangkan produk baru, berkomunikasi dengan pelanggan, meningkatkan relasi penjualan, merancang ruang retail dan membangun sebuah website (situs). Lebih dari itu, pemasar semakin meninggalkan pendekatan mereka yang lama, pemasaran dengan fitur dan keunggulan (feature and benefit) menuju Experiential Marketing)

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa experiential marketing yaitu

merupakan pendekatan pemasaran yang berusaha menghadirkan

pengalaman-pengalaman yang unik dan positif pada produk/jasa yang dapat diterapkan di

(38)

tradisional dalam menciptakan produk/jasa sampai dengan perusahaan yang

berteknologi tinggi sekalipun dalam berbagai tujuan mulai dari pengembangan

produk baru hingga menciptakan situs tertentu yang dapat memperkenalkan

industri atau perusahaan tersebut kepada masyarakat.

Konsep experiential marketing pertama kali diperkenalkan oleh Pine &

Gilmore dalam karyanya Experience Economy (1997) dan Schmitt dalam

karyanya Experiential Marketing (1999). Dalam karyanya, Pine & Gilmore

menyatakan bahwa experiential marketing dikatakan terjadi ‘ketika sebuah

perusahaan sengaja menggunakan jasa/layanan sebagai sebuah panggung dan

barang sebagai alat peraganya, sedikit banyak melibatkan pelanggan individu

dalam menciptakan suatu acara yang mengesankan’ (dalam Schmitt dan Rogers,

2008: 132). Dapat diartikan bahwa maksud dari analogi tersebut yaitu berhasilnya

penerapan experiential marketing suatu perusahaan adalah pada saat perusahaan

mampu melibatkan barang dan jasanya serta pelanggan individu dalam

menciptakan suatu hasil yang mengesankan, yaitu pengalaman yang positif bagi

pelanggannya dengan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Schmitt menyatakan bahwa pemasar menawarkan produk dan jasanya

dengan merangsang unsur – unsur emosi konsumen yang menghasilkan berbagai

pengalaman bagi konsumen. Experiential marketing adalah suatu konsep

pemasaran yang bertujuan untuk membentuk pelanggan – pelanggan yang loyal

dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif

(39)

Schmitt (1999) (dalam Schmitt & Rogers, 2008: 116) memberikan suatu

framework alternatif untuk me-manage pengalaman pelanggan yang terdiri dari

dua elemen, yaitu Strategic Experience Modules (SEMs) dan Experience

Providers (ExPros). Berikut penjelasan mengenai Strategic Experience Modules

(SEMs) yang terdiri dari beberapa tipe experience, yaitu sense, feel, think, act,

dan relate.

1. Strategic Experience Modules (SEMs)

a. Sense (Indera)

Sense adalah aspek-aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu

produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi pandangan,

suara, bau, rasa, dan sentuhan. Sense bagi konsumen berfungsi untuk

mendiferensiasikan suatu produk dari produk yang lain, untuk memotivasi

pembeli untuk bertindak, dan untuk membentuk value pada produk atau jasa

dalam benak pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman

(pra pembelian, pembelian dan sesudah pembelian) dalam mengkonsumsi sebuah

produk atau jasa. Perusahaan biasanya menerapkan unsur sense dengan menarik

perhatian pelanggan melalui hal-hal yang mencolok, dinamis, dan meninggalkan

kesan yang kuat (Rini, 2009: 16).

b. Feel (Perasaan)

Berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan.

Iklan yang bersifat feel good biasanya digunakan untuk membuat hubungan

dengan pelanggan, menghubungkan pengalaman emosional mereka dengan

(40)

campaign sering digunakan untuk membangun emosi pelanggan secara perlahan.

Ketika pelanggan merasa senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan,

pelanggan akan menyukai produk dan perusahaan. Sebaliknya, ketika pelanggan

merasa tidak senang terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka

konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain.

Jika sebuah strategi pemasaran dapat menciptakan perasaan yang baik secara

konsisten bagi pelanggan, maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas merek

yang kuat dan bertahan lama (Schmitt,1999) (dalam Rini 2009: 17).

Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan

yang bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan

mood yang negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk

menggunakan affective experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka

ada dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami (dalam Rini, 2009: 17) yaitu:

1. Suasana hati (moods)

Moods merupakan affective yang tidak spesifik. Suasana hati dapat

dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang spesifik (Schmitt,

1999). Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif.

Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap apa yang

diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih.

2. Emosi (emotion)

Lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan

(41)

Emosi-emosi tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang

(orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau komunikasi).

c. Think (Cara Berpikir)

Perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara

memberikan problem-solving experiences (pengalaman pemecahan-masalah), dan

mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif dan/atau secara kreatif

dengan perusahaan atau produk. Menurut Schmitt cara yang baik untuk membuat

think campaign berhasil adalah (dalam Rini, 2009 : 17):

1. Menciptakan sebuah kejutan (surprise) yang dihadirkan baik dalam bentuk

visual, verbal ataupun konseptual. Kejutan merupakan suatu hal yang

penting dalam membangun pelanggan agar mereka terlibat dalam cara

berpikir yang kreatif. Kejutan dihasilkan ketika pemasar memulai dari

sebuah harapan. Kejutan harus bersifat positif, yang berarti pelanggan

mendapatkan lebih dari yang mereka minta, lebih menyenangkan dari

yang mereka harapkan, atau sesuatu yang sama sekali lain dari yang

mereka harapkan yang pada akhirnya dapat membuat pelanggan merasa

senang. Dalam experiential marketing, unsur surprise menempati hal yang

sangat penting karena dengan pengalaman-pengalaman yang mengejutkan

dapat memberikan kesan emosional yang mendalam dan diharapkan dapat

terus membekas di benak konsumen dalam waktu yang lama.

2. Berusaha untuk memikat pelanggan (intrigue). Jika kejutan berangkat dari

sebuah harapan, intrigue campaign mencoba membangkitkan rasa ingin

(42)

tergantung dari acuan yang dimiliki oleh setiap pelanggan. Terkadang apa

yang dapat memikat seseorang dapat menjadi sesuatu yang membosankan

bagi orang lain, tergantung pada tingkat pengetahuan, kesukaan, dan

pengalaman pelanggan tersebut.

3. Memberikan sedikit provokasi. Provokasi dapat menimbulkan sebuah

diskusi, atau menciptakan sebuah perdebatan. Provokasi dapat beresiko

jika dilakukan secara tidak baik dan agresif.

d. Act (Tindakan)

Tindakan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keseluruhan

individu (pikiran dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya hidupnya.

Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat

menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda,

mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik (Rini, 2009:

17).

e. Relate (Pertalian/Hubungan)

Relate menghubungkan pelanggan secara individu dengan masyarakat,

atau budaya. Relate menjadi daya tarik keinginan yang paling dalam bagi

pelanggan untuk pembentukan self-improvement (perbaikan diri), status

socio-economic (status sosial-ekonomi), dan image (citra). Relate campaign

menunjukkan sekelompok orang yang merupakan target pelanggan dimana

seorang pelanggan dapat berinteraksi, berhubungan, dan berbagi kesenangan yang

(43)

2. Experience Providers (ExPros)

Kelima tipe dari experience yang telah disebutkan diatas dihantarkan oleh

pemasar kepada konsumen melalui experience provider (ExPros) (dalam Schmitt

& Rogers, 2008: 120). ExPros meliputi communications, visual/ verbal identity,

product presence, co-branding, spatial environments, electronic media, dan

people.

a. Communications (komunikasi)

Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik internal

maupun eksternal, dan public relation. Bentuk-bentuk komunikasi tersebut

biasa digunakan oleh perusahaan untuk mengomunikasikan produk dan

jasanya.

b. Visual/Verbal Identity (nama dan logo)

Yaitu identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi nama,

logo, warna, dan lain-lain.

c. Product Presence (tampilan produk)

Tampilan produk meliputi desain produk, pengemasan, tampilan

produk dan karakter merek dimana digunakan sebagai bagian dari

pengemasan dan poin penjualan. Produk yang menarik dengan desain yang

unik menjadi kunci dalam menarik konsumen.

d. Co-branding

Co-banding dalam ExPros meliputi even-even pemasaran (event

(44)

produk dalam film, dan bentuk kerjasama lainnya. Event marketing dapat

lebih efektif dan murah dibandingkan periklanan.

e. Spatial Environment (tempat perusahaan)

Tempat perusahaan termasuk di dalamnya gedung, kantor, toko, dan

tempat pameran. Tempat perusahaan juga merupakan sesuatu yang dapat

menimbulkan pengalaman melalui desain ruangan, yaitu ruangan

dirancang memiliki estetika dan keunikan dari mulai interior hingga lantai

ruangan.

f. Websites dan Elektronik Media

Perusahaan besar saat ini memanfaatkan internet sebagai media untuk

semakin memperoleh pelanggan. Internet juga menjadikan pelanggan

dapat melakukan interaksi langsung dengan perusahaan. Hal ini menjadi

nilai positif untuk menarik pelanggan yang harus dikelola dengan baik

oleh perusahaan.

g. People

Meliputi penjual, representasi perusahaan, costumer service, operator

call centre, dan lainnya yang berhubungan dengan orang-orang yang

bekerja di perusahaan.

2.3.2 Karakteristik Experiential Marketing

Schmitt (dalam Irawan 2011: 28) membagi experiential marketing menjadi

(45)

1. Fokus pada pengalaman pelanggan

Pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati situasi

tertentu yang memberikan nilai-nilai panca indera, emosional, kognitif,

perilaku dan perilaku yang menggantikan nilai-nilai fungsional. Dengan

adanya pengalaman tersebut dapat menghubungkakn perusahaan beserta

produk dan layanannya dengan gaya hidup konsumen yang mendorong

terjadinya pembelian pribadi dan dalam lingkup usahanya.

2. Perasaan pada saat mengkonsumsi

Konsumen tidak hanya menginginkan suatu produk dilihat dari

keseluruhan situasi pada saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga

dari pengalaman yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk

tersebut.

3. Konsumen sebagai makhluk rasional dan emosional

Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi

rasional saja melainkan juga dari sisi emosinalnya. Jangan memperlakukan

konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang rasional tetapi

konsumen lebih menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi

secara emosional dan ditantang secara kreatif.

4. Metode dan alat elektik

Metode dan perangkat yang digunakan dalam mengukur pengalaman

seseorang lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek

yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi

(46)

marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal badan usaha saja,

melainkan lebih sebagai pemberi pengalaman positif pada konsumen

sehingga dapat menimbulkan loyalitas pada kosumen terhadap perusahaan

tersebut.

2.3.3 Manfaat Experiential Marketing

Fokus utama dari experiential marketing adalah pada tanggapan panca

indera, pengaruh, tindakan, serta hubungan. Oleh karena itu, suatu perusahaan

harus dapat memberikan pengalaman yang dihubungkan dengan kehidupan nyata

dari konsumen dan experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif

apabila diterapkan pada beberapa situasi tertentu dan hal ini dapat menjadi strategi

yang tepat dalam mempertahankan pelanggan. Beberapa keuntungan yang dapat

diterima dan dirasakan suatu perusahaan menurut pandangan Schmitt apabila

menerapkan experiential marketing antara lain (dalam Irawan 2011: 30) :

1. Untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot.

2. Untuk membedakan suatu produk dengan produk pesaing.

3. Untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan.

4. Untuk mempromosikan inovasi.

5. Untuk membujuk percobaan, pembelian, dan loyalitas pelanggan.

2.4 Loyalitas Pelanggan

2.4.1 Definisi Loyalitas Pelanggan

Bagi perusahaan maupun organisasi bisnis, memiliki pelanggan yang loyal

atau setia terhadap merek/produk merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam

(47)

mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan atau organisasi bisnis. Oleh

karena itu, perusahaan atau organisasi akan menggunakan berbagai strategi untuk

bisa mempertahankan pelanggannya agar tidak berpindah ke merek/produk

perusahaan atau organisasi lain.

Kebutuhan akan loyalitas pelanggan akan semakin penting di tengah

lingkungan bisnis yang kian turbulen, terutama setelah berkembang pesatnya

teknologi informasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Frederick Reichheld,

seorang guru loyalitas pelanggan, bahwa loyalitas pelanggan adalah jaminan

keunggulan bersaing, pertumbuhan, laba, dan sustainability (keberlanjutan)

jangka panjang perusahaan (Kartajaya et al. 2003: 97).

Mowen dan Minor (1998) (dalam Mardalis 2005: 111) mendefinisikan

loyalitas sebagai kondisi di mana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap

suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud

meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Loyalitas menunjukkan

kecenderungan pelanggan untuk menggunakan suatu merek tertentu dengan

tingkat konsistensi yang tinggi. Sedangkan menurut Istijanto (2005: 172) loyalitas

atau kesetiaan menunjukkan probabilitas seorang konsumen untuk membeli atau

memakai produk atau merek secara berulang dalam periode waktu tertentu.

Seorang loyalist cenderung mau membeli lebih sering daripada pelanggan

biasa. Bahkan dalam tingkatan tertinggi pelanggan yang loyal akan sukarela

menjadi pembela brand (Mussry et al. 2007: 133). Selanjutnya, menurut Griffin

(48)

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur

2. Membeli antar lini produk dan jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing

Dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah kondisi dimana

adanya suatu probabilitas, keinginan, hingga komitmen seorang pelanggan untuk

melakukan pembelian ulang terhadap suatu merek atau produk. Tidak hanya

melakukan pembelian ulang, namun sikap positif lainnya dari seorang pelanggan

yang loyal terhadap merek atau produk dapat diketahui ketika pelanggan tersebut

menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing dan bahkan bersedia dengan

sukarela mereferensikan merek atau produk yang digunakannnya tersebut kepada

orang lain.

2.4.2 Cara Mengukur Loyalitas

Secara umum, loyalitas dapat diukur dengan cara-cara berikut (dalam

Mardalis 2005, 113) :

1. Urutan Pilihan (choice sequence)

Menurut Kotler (2000) (dalam Mardalis 2005: 113) terdapat pola

pembelian ulang konsumen yaitu:

1. Sangat setia (hardcore loyal)

Konsumen yang membeli satu merek saja setiap saat. Jadi pola

pembelian A,A,A,A,A,A yang akan mencerminkan loyalitas yang

tak terbagi pada merek A. Pola pembelian jenis ini dapat

Gambar

Gambar 2.1 : Tahapan Loyalitas
Gambar 3.1 : Kerangka Penelitian
Tabel 3.1  : Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuisioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa munculnya ide Islamisasi ilmu pengetahuan yang dikemukakan oleh Ismail Raji Al-Faruqi adalah untuk membangkitkan semangat

Departemen  atau  Laboratorium  Patologi  Klinik  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Airlangga  sejak  didirikan  1963  telah 

Maksudnya adalah admin dapat melakukan pengelolaan terhadap semua jenis modul yang terdapat pada halaman web k-link, tetapi user hanya dapat melakukan pengelolaan terhadap modul

[r]

[r]

[r]

Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dimana saat manajer melakukan perekayasaan laporan

Berdasarkan Berita Acara Hasi[ Petelangan ],lomor : 050/05.6/POKJA-DIKES/ULP lvlll2016 tanggat 12 Juti 2016, bersama ini kami sampaikan Hasit Evatuasi Pelelangan