• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

PADA REMAJA PANTI ASUHAN

SKRIPSI

Oleh:

Alam Krisna Dinova

201110230311156

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

PADA REMAJA PANTI ASUHAN

SKRIPSI

Di ajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu

persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Alam Krisna Dinova

201110230311156

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat luar biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Psychological Well-Being Pada Remaja Panti Asuhan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di UniversitasMuhammadiyah Malang. Dalam proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Pembimbing I dan Siti MaimunahS.Psi, MM, MA selaku Pembimbing II yang telah sabar membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang sangat bermanfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Teman – teman kelas C angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang memberikan dukungan dan motivasi selama kuliah dan penulisan ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan

bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 2 Mei 2016 Penulis

(6)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

Latar Belakang Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

LANDASAN TEORI ... 4

Psychological well-being ... 4

Faktor – faktor psychological well-being ... 5

Dukungan Sosial ... 6

Komponen Dukungan Sosial ... 6

Hipotesis ... 8

METODE PENELITIAN ... 10

Rancangan Penelitian ... 10

Subjek Penelitian ... 10

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 11

Prosedur dan Analisis Data ... 12

HASIL PENELITIAN ... 13

DISKUSI ... 15

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 16

(7)

v

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Daftar nama panti ... 10

TABEL 2. Skala Dukungan Sosial ... 11

TABEL 3. Skala Psychological well-being ... 12

TABEL 4. Reabilitas Alat Ukur Penelitian ... 12

TABEL 5. Deskripsi Subjek Penelitian ... 13

TABEL 6. Perhitungan T – Score Skala Dukungan Sosial ... 13

TABEL 7. Perhitungan T - Score Skala Psychological well-being ... 14

(8)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Blueprint ... 21 Lampiran 2.

Skala Try out ... 24 Lampiran 3.

Skala Penelitian ... 29 Lampiran 4.

Output Validitas Skala Dukungan Sosial ... 34 Lampiran 5

Output Reliabilitas Skala Dukungan Sosial ... 40 Lampiran 6

Output Validitas Skala Psychological well – being ... 41 Lampiran 7

Output Reliabilitas Skala Psychological well – being ... 47 Lampiran 8

Output Analisa Data ... 49 Lampiran 9

Data kasar penelitian ... 50 Lampiran 10

(9)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGYCAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN

Alam Krisna Dinova

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang alamkrisnadinova@yahoo.com

Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memperoleh psychological well-being adalah dukungan sosial. Dukungan sosial di butuhkan oleh remaja yang tinggal di panti asuhan karena mereka tidak mempunyai orang tua sehingga, peran orang tua di gantikan oleh pengasuh dari panti asuhan tersebut. Hal tersebut membuat mereka tidak memperoleh psychological well-being.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai hubungan antara dukungan sosial dan Psychological well-being pada remaja yang berada dipanti asuhan. Pengumpulan data diakukan dengan menggunakan skala dukungan sosial dan psychological well-being dengan model skala likert. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 152 responden dengan rentan usia antara 17 – 22 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara Dukungan Sosial dan Psychological well-being dengan kontribusi efektif sebesar 47,5% dan koesfisien korelasi dalam penelitian ini sebesar 0,689. Uji signfikansi dalam penelitian ini sebesar 0,000 < 0,05.

Kata kunci: Dukungan Sosial, psychological well – being, remaja

One of the factors that predispose a person to obtain psychological well-being is social support. Social support needed by teenagers who lived in the orphanage because they do not have parents so that the role of parents was replaced by the caretakers of the orphanage. Automatically they do not obtain the psychological well-being. The purpose of this study was to determine the relationship between social support and Psychological well-being in adolescents who are orphans. Data collection transactions are carried out using a scale of social support and psychological well-being with a Likert scale model. The number of subjects in this study were 152 respondents with a vulnerable age between 17-22 years. The results of this study showed no significant positive relationship between Social Support and Psychological well-being with an effective contribution amounting to 47.5% and koesfisien correlation in this study amounted to 0.689. Signfikansi test in this study of 0,000 <0.05.

(10)

Meningkatkanya jumlah anak terlantar di Indonesia tidak berbanding lurus dengan keberadaan panti asuhan. Kondisi ini menyisakan tanggung jawab pada pemerintah ataupun masyarakat sekitar untuk meminimalisir serta menghindari penelantaran dan kekerasan terhadap anak. Penyebab utama anak-anak menjadi terlantar dan pada akhirnya tinggal dipanti asuhan adalah alasan ekonomi dan keluarga (Teja, 2014).

Menurut Rochana dan Purnomo, Panti asuhan memberikan pembinaan dan pelayanan agar anak-anak yatim piatu tersebut mendapatkan pembelajaran serta kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan. Anak asuh di panti asuhan ini datang dari berbagai latar belakang masalah, antara lain: yatim piatu, kemiskinan, perceraian kedua orang tua. Anak-anak di panti asuhan ini diharapkan dapat berprilaku jadi lebih baik.

Sementara itu panti asuhan tidak hanya dihuni oleh anak-anak saja, melainkan remaja juga ada yang tinggal dipanti asuhan. Remaja yang tinggal dipanti asuhan mempunyai emosi yang belum stabil sehingga rasa ingin tahu, perilaku agresif, serta menentang peraturan-peraturan yang diterapkan di panti asuhan adalah wajar terjadi (Hadiningsih, 2014).

Psychological well-being penting untuk dimiliki oleh remaja. Ryff mendeskripsikan orang dengan kesejahteraan psikologis yang baik adalah individu yang dapat merealisasikan kemampuan yang ada dalam dirinya, membentuk hubungan dan mengontrol lingkungan sosial yang ada disekitarnya dengan baik, mampu bersikap mandiri terhadap tekanan sosial, menerima diri apa adanya dan dapat memaknai kehidupan yang dijalaninya (Wedyaningrum, 2013).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada remaja yang tinggal di Kinderdorf Bandung, didapatkan hasil bahwa 75% remaja menyatakan mereka sulit mengakui dan menerima kelebihan dan kekurangandiri mereka. 87,5% remaja senang menjalin hubungan dengan orang lain. 62,5% remaja memilih untuk menghindari masalah yang sedang dialami karena mereka merasa tidak mampu mengatasinya. 62,5% remaja memilih untuk mengikuti pendapat orang lain daripada mempertahankan pendapatnya sendiri. Namun, 75% remaja mengevaluasi bahwa diri mereka mampu mempertahankan prinsip moral yang mereka miliki atau tidak mau melanggar peraturan(Savitri, Kiswantomo, dan Ratnawati, 2010).

Psychological well-being penting untuk diperoleh karena nilai positif dari kesehatan mental yang ada di dalamnya membuat seseorang dapat mengidentifikasi apa yang hilang dalam hidupnya, Ryff (dalam Fadli 2008). Kebahagiaan yang dialami setiap individu itu bersifat subjektif karena setiap individu juga memiliki faktor yang berbeda sehingga mendatangkan kebahagiaan yang diinginkan sendiri.

Ada banyak cara bagi remaja untuk mencapai kesejahteraan psikologisnya. Disini peneliti ingin mengkaitkan tentang dukungan sosial dengan psychological well-being karena dukungan sosial sendiri merupakan salah satu factor untuk memperoleh psychological well-being pada seseorang.

Hasil peneltian yang dilakukan oleh Siu dan Philips yang meneliti tentang dukungan sosial keluarga dan teman denganpsychological well-being pada wanita lanjut usia di Hongkong (1999) menemukan bahwa dukungan sosial dari keluarga dan teman berkorelasi positif dengan psychological well-being pada wanita lanjut usia.

(11)

negatif antara dukungan sosial dan problem psikologis, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial semakin rendah problem psikologisnya.

Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Fadli (2008), hasilnya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan Psychologocal well-beingpada mahasiswa, dukungan yang tinggi diikuti kesejahteraan psikologis yang tinggi. Sebaliknya bila dukungan sosial yang diterima rendah maka kesejahteraan psikologis akan rendah.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rambe, Tarmidi (2010), yang meneliti tentang dukungan sosial untuk meningkatkan kemandirian belajar pada siswa, menunjukkan bahwa dukungan dari orang tua sangat berpengaruh dalam kemandirian belajar siswa. Hal ini bisa menjadi cerminan bagi pengasuh untuk memberikan dukungan langsung kepada anak-anak yang dirawat di panti asuhan apabila terus memberikan dukungan secara intens maka akan muncul inisiatif untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2012), menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada remaja. Namun terdapat variabel -variabel lain yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri misalnya : kondisi lingkungan, kondisi fisik, kondisi psikologis, perkembangan dan kematangan pada remaja, dan lain-lain. Sementara itu hasil penelitian bagi pengasuh yang berada di panti asuhan, hendaknya pengasuh memperhatikan dan membina anak asuhnya yang mengalami kesulitan untuk menyesuaiakan diri. Hal ini cukup menunjukkan jika dukungan sosial dari lingkungan sekitar sangat dibutuhkan oleh remaja yang tinggal di panti asuhan.

Menurut Sarafino, Orang yang mendapatkan dukungan sosial ini percaya bahwa mereka dicintai, dipedulikan, dihormati dan dihargai, merasa menjadi bagian dari jaringna sosial, seperti keluarga dan organisasi masyarakat, dan mendapatkan bantuan fisik maupun jasa, dan mampu bertahan pada saat yang dibutuhkanatau dalam keadaan bahaya(Tyas, 2014).Dapat disimpulkan apabila seseorang yang mendapatkan dukungan sosial akan merasa dirinya dianggap oleh lingkungan sekitar, dicintai, dan dihargai.

Menurut Diener, menjadi sejahtera merupakan hak setiap orang. Tidak terkecuali remaja-remaja yang tinggal dipanti asuhan yang sebenarnya juga memiliki keinginan untuk hidup yang lebih baik atau sejahtera bersama orang-orang terdekat mereka seperti keluarga, (Fadli, 2008).

Remaja yang tinggal di panti asuhan tidak memperoleh psychological well-beingsepenuhnya karena dukungan sosial yang didapatkan tidak semua anak panti mendapatkannya. Peran seorang pengasuh sebagai pengganti orang tua yang sebenarnya seharusnya bisa memberikan bentuk dukungan berupa dukungan materi, penghargaan, informasi, dan emosi, namun hal tersebut secara tidak langsung tidak disadari jika dukungan – dukungan tersebut merupakan salah satu cara untuk memperoleh psychological well-being pada anak asuhnya. Sedangkan pada konsep psychological well-being sendiri adalah untuk mengetahui apa yang hilang pada dirinya sehingga menghambat untuk memperoleh kebahagiaan.

(12)

penelitian merupakan remaja yang tinggal di panti asuhan dan mereka yang tidak memiliki kedua orang tua, artinya remaja – remaja yang yatim piatu

Dengan adanya permasalahan yang menyangkut dukungan sosial dan Psychological well-being pada remaja panti asuhan maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan Psychological well-being pada remaja yang tinggal dipanti asuhan. Dalam melakukan penelitian ini adapuntujuan yang akan diperoleh dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui mengenai hubungan antara dukungan sosial dan Psychological well-being pada remaja yang berada dipanti asuhan dengan dukungan sosial yang diberikan oleh pengasuh maupun teman sebaya.

Untuk hasil akhir penelitian ini pada akhirnya akan memberikan sebuah manfaat dalam bidang psikologi khususnya psikologi positif dan bisa digunakan untuk bahan pembelajaran. Sementara untuk panti asuhan sendiri bisa dijadikan referensi untuk panti asuhan yang ada diamanapun dan memberikan sebuah pengetahuan untuk pengasuh jika dukungan sosial bisa mempengaruhi Psychological well-being seseorang yang lebih positif khususnya remaja / anak- anak yang tinggal di panti asuhan.

Psychological well-being

Menurut Ryff (1989), psychological well-being adalah sebuah konsep yang berusaha memaparkan tentang fungsi dari psikologi positif, yang dikaitkan dengan bagaimana kondisi mental yang dianggap sehat dan berfungsi maksimal.

Sehingga dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa psychological well-being adalah orang yang telah mampu memahami baik kelebihan maupun kekurang yang dimilikinya dan dapat mengoptimalkannya dengan baik, memiliki hubungan sosial yang baik, memiliki tujuan hidup yang jelas dan terhindar dari gejala depresi.

Konsep psychological well-beingyang digambarkan oleh Ryff terdiri dari enam dimensi, yaitu: evaluasi positif dari diri sendiri dan kehidupan masa lalu seseorang (Penerimaan diri), perasaan yang tumbuh dan berkembang sebagai seorang individu (Pertumbuhan pribadi), keyakinan bahwa hidup seseorang memiliki tujuan dan makna (Tujuan hidup), memiliki kualitas hubungan yang baik dengan orang lain (hubungan positif dengan lainnya), kemampuan untuk mengelola kehidupannya dan dunia disekitarnya secara efektif (Penguasaan lingkungan), dan arti penentuan nasib sendiri (otonomi) (Ryff dan Keyes, 1995).

(13)

Berbagai penelitian mengenai psychological well being telah banyak dilakukan dan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well being seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well being antara lain :

1. Usia

Ryff &Keyes (1995) menjelaskan bahwaterdapat perbedaan tingkat psychological well-being didasarkan pada perbedaan usia. Perbedaan usia ini terbagi dalam tiga fase kehidupan masa dewasa yakni dewasa muda, dewasa madya dan dewasa akhir.

2. Jenis Kelamin

Wanita cenderung lebih memiliki kesejahteraan psikologis dibandingkan laki-laki. Hal ini dikaitkan dengan pola pikir yang berpengaruh terhadap strategi koping yang dilakukan, serta aktivitas sosial yang dilakukan, dimana wanita memiliki kemampuan interpersonal yang lebih baik daripada laki-laki. Selain itu wanita lebih mampu mengekspresikan emosi dengan bercerita kepada orang lain, dan wanita juga lebih senang menjalin relasi sosial dibanding laki-laki. Wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (Ryff & Keyes, 1995).

3. Status Sosial Ekonomi

Ryff (1999) juga menjelaskan bahwa status ekonomi berhubungan dengan dimensi dari penerimaan diri, tujuan dalam hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Beberapa penelitian juga mendukung pendapat ini, dimana individu-individu yang memfokuskan pada kebutuhan materi dan finansial sebagai tujuannya menunjukkan tingkat kesejahteraan yang rendah. Hasil ini sejalan dengan status sosial/ kelas sosial yang dimiliki individu akan memberikan pengaruh berbeda pada psychological well-being seseorang.

4. Faktor Dukungan Sosial

Dukungan sosial termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi psychological well beingseseorang. Dukungan sosial atau jaringan sosial, berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti oleh individu seperti aktif dalam pertemuan-pertemuan atau organisasi, kualitas dan kuantitas aktivitas yang dilakukan, dan dengan siapa kontak sosial dilakukan.

5. Religiusitas

Ellison (1991) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara ketaatan beragama (religiosity) dengan psychological well-being. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa individu dengan religiusitas yang kuat menunjukkan tingkat psychological well being yang lebih tinggi dan lebih sedikit mengalami pengalaman traumatik.

6. Kepribadian

(14)

individu yang termasuk kategori low neuriticism mempunyai skor tinggi pada dimensi ekonomi.

Dukungan sosial

Sarason mengatakan bahwa dukungan sosial mencakup 2 hal yaitu persepsi ada orang yang dapat diandalkan oleh individu pada saat ia membutuhkan bantuan dan derajat kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya terpenuhi (Nurmlasari, 2012).

Sedangkan menurut Sarason, dkk.(Nurmalasari, 2012)., dukungan sosial pada umumnya diartikan sebagai keberadaan orang lain yang dapat dipercaya, orang yang dapat membuat individu tahu bahwa orang lain peduli, berharga, dan mencintai individu yang bersangkutan Menurut Sarafino (Kumalasari, 2012) yang dimaksud dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok disekitarnya, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai, bentuk dukungan sosial antara lain adalah dukungan emosional, dukungan berupa penghargaan, dukungan berupa bantuan langsung dan dukungan informasional. Dukungan sosial menjadikan individu merasa nyaman dan tenang (Kumalasari, 2012).

Dari beberapa definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki pengertian sebagai suatu bentuk perilaku seseorang yang dapat menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai, dan bahwa orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat luas bersedia memberikan perhatian dan keamanan kepada individu yang bersangkutan.

Menurut Sarafino, dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain dapat disebut dengan dukungan sosial. Dukungan sosial ini dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok (Tarmidi & Rambe, 2010).Ada 4 jenis dukungan sosial yaitu :

1. Dukungan emosional

2. Dukungan penghargaan

3. Dukunga instrumental

4. Dukungan informasi

Komponen dukungan sosial

Menurut WeissCutrona dkk (994;371) yang dikutip Kuntjoro (dalam Kartika, 2011) mengemukakan adanya 6 komponen dukungan sosial tersebut adalah ;

1. Merasakan kasih sayangMerupakan perasaan akan kedekatan emosional dan dan rasa aman. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga atau teman dekat atau sanak saudara yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis.

2. Integrasi sosial

(15)

3. Adanya pengakuan

Meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan seseorang dalam keluarga. Pada dukungan sosial jenis ini seseorang akan mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga. Sumber dukungan semacam ini dapat berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi atau perusahaan atau organisasi dimana seseorang bekerja.

4. Ketergantungan yang dapat diandalkan

Meliputi kepastian atau jaminan bahwa seseorang dapat mengharapkan keluarga untuk membantu semua keadaan. Dalam dukungan sosial jenis ini, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika sseorang membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini pada umunya berasal dari keluarga.

5. Bimbingan

Dukungan sosial jenis ini adalah adanya hubungan kerja ataupun hubungan sosial yang dapat memungkinkan seseorang mendapat informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mangatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, dan juga figur yang dituakan dalam keluarga.

6. Kesempatanuntuk mengasuh

(16)

Dukungan sosial dan Psychological well-being

Hubungan antara keduanya adalah jika seseorang mendapatkan dukungan sosial maka dia akan merasakan kasih sayang, dihargai, mendapatkan bimbingan, adanya pengakuan, kesempatan untuk mengasuh, serta dapat diandalkan. Dukungan sosial sendiri juga merupakan salah satu faktor untuk mencapai psychological well-being pada seseorang diantara faktor – faktor lainnya seperti usia, jenis kelamin status sosial, religiusitas, dan kepribadian. Dukungan sosial dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis individu dengna melindunginya dari efek negatif yang timbul dari tekanan-tekanan yang dialaminya.

Individu yang memiliki bentuk dukungan sosial yang positif maka individu tersebut akan mengetahui bahwa orang lain mencintai dan melakukan sesuatu yang dapat mereka lakukan untuk individu tersebut berupa dukungan emosional seperti dukungan kepedulian, perhatian, dan simpati, dukungan informatif seperti nasehat, saran, petunjuk, dan penghargaan, dukungna instrumental sepertibantuan langsung pada saat itu, dukungan penghargaan seperti motivasi, gagasan, evaluasi dan persetujuan. Sehingga nantinya terbentuklah suatu rasa kasih sayang, memiliki integritas sosial, penghargaan atau pengakuan, hubungan yang dapat diandalkan , bimbingan, kemungkinan untuk di bantu.

Pada dasarnya apabila seseorang yang mendapat dukungan sosial maka akan memperoleh psychological well-being yang tinggi dan dukungan sosial juga membantu seseorang untuk memperoleh psychological well-beingnya. Padahal telah di tegaskan dalam berbagai penelitian psychological well-being adalah suatu tujuan akhir setiap manusia dalam berbagai aspek kehidupan yang bersifat objektif. Psychological well-being dapat membantu remaja unutuk menumbuhkan sikap positif, merasakan kepuasan hidup, dan kebahagiaan, mengurangi depresi dan kecenderungan mereka untuk berperilaku negatifdan psychological well-being penting untuk dilakukan karena nilai positif dari kesehatan mental yang ada di dalamnya membuat seseorang dapat mengidentifikasi apa yang hilang dalam hidupnya.

Oleh sebab itu dengan adanya dukungan sosial yang terdapat pada individu maka individu mempunyai cara pandang terhadap suatu masalah dengan memusatkan perhatian pada sisi positifnyadan mengharapkan hasil yang positif. Sehingga individu ini mampu mengendalikan problem – problem yang terjadi pada dirinya baik secara internal maupun internal.

Hipotesis

(17)
(18)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional dengan metode analisis data pada penelitian adalah analisa korelasi product momen, karena peneliti meneliti korelasi antara dua variabel yaitu dukungan sosial dengan psychological well-being pada remajayang tinggal di panti asuhan.

Subjek Penelitian

Karakteristik subjek dalampenelitian ini adalah remaja yang tinggal di panti asuhan, dengan rentang usia 17-22 tahun setara dengan SMA kelas 3 dan Mahasiswa tingkat awal. Subjek penelitian berjumlah 152 orang. Pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan cara mendatangi ke 15 panti asuhan yang ada di Malang dan di bantu oleh teman – teman yang pernah mengadakan kegiatan di beberapa panti kemudian menanyakan jumlah total anak yang tinggal di masing – masing panti dan mencari sampel yang sesuai dengan kriteria peneliti yaitu yang berusia 17 – 22 tahun, karena tiap panti asuhan memiliki jumlah yang berbeda – beda untuk karakteristik yang di cari oleh peneliti maka peneliti mendatangi beberapa panti asuhan untuk memenuhi kriteria subjek yang di butuhkan.

Tabel 1

Daftar Nama panti asuhan

No. Nama Panti Asuhan Alamat Jumlah

1 Panti Asuhan Akhlaqul Kharimah Jl. Joyo agung Ds.

Merjosari, Malang 19

2 Panti Asuhan Darussalam Jl. rogonoto 48,

singosari, Malang 11

3 Panti Asuhan Yatim Piatu Nurul Huda Jl. Kreweh gunungrejo,

singosari, Malang 6

4 Panti Asuhan Putri Aisyiyah Lowokwaru Jl. MT Haryono III,

Malang 22

5 Panti Asuhan Putri Aisyiyah Dau Jl. Ulil Abshor no 7A,

dau, Malang 11

6 Panti Asuhan KH Mas mansyur Jl. Sulfat 43, blimbing,

Malang 8

7 Panti Asuhan Yatim Piatu As – salam shobuur Perum. Villa sengkaling

B1, dau, Malang 15

8 Panti Asuhan Panjura Sukun Jl. Simpang kepuh BIA,

kedungkandang, sukun, Malang

16

9 Panti Asuhan yatim, yatim piatu, Dhua’fa

Al-Husna Perum landungsari permai B – 10, Malang 5

10 Panti Asuhan Yatim Piatu Ukhwah Islamiyah Ds. Karangwidoro, dau,

Malang 6

11 Panti Asuhan Ar-rahman Jl. Bendungan sigura –

gura I, Malang 5

12 Panti Asuhan Mubarot Sunan giri Jl. Kol Sugiono VII,

(19)

13 Panti Asuhan Mawadah Warohmah Jl. Mamberamo VI,

bunulrejo, Malang 7

14 Panti Asuhan Sunan Ampel Jl. Sumbersari II, Malang 6

15 Panti Asuhan Sunan Giri Jl. Raya tlogomas barat

49B Malang 8

Total 152

Variabel dan instrument

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu psychological well-being sebagai variabel terikat dan dukungan sosial sebagai variabel bebas. Psychological well-being merupakan suatu keadaan dimana individu mampu menerima diri apa adanya, mampu membentuk hubungan hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontrol lingkungan eksternal, memiliki tujuan hidup danmampu merealisasikan potensi dirinya secara berkelanjutan. Berdasarkan penjelasan diatasremaja yang tinggal dipanti asuhan akan dapat merasakan hal tersebut yang sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Instrumenpsychological well-beingsendiri mengadaptasi dari skala (Fadli, 2008) yang disusun berdasarkan teori dari Ryff (1989) dan terdapat aspek – aspek dalam instrumen ini antara lain, penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Instrumen ini terdiri dari 42 item dengan menggunakan skala likert 1-6, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Kemudian peneliti mengubah bentuk skala dari 1 – 4 yang berjumlah 36 item.

Dukungan sosial merupakan hubungan interpersonal yang di dalamnya berisi pemberian bantuan yang melibatkan dukungan keluarga sampai lingkungan terdekat ditandai dari aspek dukungan emosional, instrument, dukungan informatif, dan dukungan penghargaan sebagaimanadirasakan oleh subjek. Dengan adanya aspek – aspek tersebut remaja dipanti asuhan bisa mendapatkan atau memberikan dukungan sosial terhadap teman ataupun mendapatkan dukungan sosial yang di berikan oleh orang – orang sekitar mereka Instrumen ini diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang disusun oleh Jessica, N, K. (2014) yang disusun berdasarkan teori dari Sarason (1983) instrumen ini terdiri dari 27 item, menggunakan skala likert 1-6, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Kemudian peneliti mengubah bentuk skala dari 1 – 4 yang berjumlah 36 item.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Proses validasi alat ukur menggunakan metode tryout, sehingga skala disebar untuk menentukan instrument yang valid maupun tidak valid. Selanjutnya, validitas instrument dilihat berdasarkan nilai korelasi skor item per – aspek, yang menunjukkan untuk skala Psychological Well-being terdapat 14 item yang gugur, sedangkan untuk Dukungan Sosial terdapat 15 item yang gugur. Adapun detail nilai validitas dapat dilihat pada tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 2.

Skala Dukungan Sosial

Aspek dukungan sosial Indeks validitas Jumlah item yang

diujikan Jumlah item Valid

Dukungan emosional 0,336 – 0,589 9 8

Dukungan penghargaan 0,374 – 0,616 9 4

(20)

Dukungan informasi 0,453 – 0,682 10 4

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil dari uji validitas item per – aspek dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 18.00. item – item yang valid yaitu pada aspek dukungan emosional berjumlah 8 item dengan indeks validitas 0,336 – 0,589. Pada aspek dukungan penghargaan didapatkan hasil item yang valid berjumlah 4 item dengan indeks validitas 0,374 – 0,616, sedangkan aspek dukungan instrumental didapatkan hasil item yang valid berjumlah 5 item dengan indeks validitas 0,372 – 0,654, dan aspek dukungan informasi mendapatkan hasil item yang valid berjumlah 4 item dengan indeks validitas 0,453 – 0,682.

Tabel 3

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil dari uji validitas item per – aspek dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 18.00. item – item yang valid yaitu pada aspek otonomi berjumlah 5 item dengan indeks validitas 0,530 – 0,682. Pada aspek pertumbuhan pribadi didapatkan hasil item yang valid berjumlah 4 item dengan indeks validitas 0,560 – 0,762, sedangkan aspek penguasaan lingkungan didapatkan hasil item yang valid berjumlah 4 item dengan indeks validitas 0,433 – 0,720, kemudian pada aspek hubungan positif dengan orang lain mendapatkan hasil item yang valid berjumlah 4 item dengan indeks validitas 0,325 – 0,555, kemudian aspek tujuan hidup mendapatkan hasil item yang valid berjumlah 2 item valid dengan indeks validitas 0,447 – 0,447, dan aspek penerimaan diri mendapatkan hasil item yang valid berjumlah 3 item dengan indeks validitas 0,354 – 0,579.

Tabel 4

Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Alat Ukur Indeks Reliabilitas

Skala Dukungan Sosial 0,909

Skala Psychologival well-being 0,918

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen yang di pakai dalam penelitian ini reliable jika di bandingkan dengan syarat cronbach alpha yaitu 0,60 atau 60% (Priyatno, D., 2011). Hal ini membuktikan bahwa kedua instrument yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang cukup memadahi.

Prosedur dan Analisis Data Penelitian

(21)

proses penyebaran kuisioner peneliti mendatangi satu persatu panti asuhan dan meminta ijin untuk melakukan penelitiankemudian penyebaran skala dilakukan di 18 tempat panti asuhan yang berada di Malang dan berjumlah 152 responden. Kemudian subjek diberikan dua skala sekaligus secara bersama – sama.

Setelah dilakukan tryout dan penelitian tahap selanjutnya dilakukan entri data, validasi alat ukur, dan reliabilitas alat ukur. Dalam proses ini peneliti menggunakan bantuan software perhitungan statistic SPSS for Windows versi 18.00. Setelah di dapatkan hasilnya maka item – item yang tidak valid atau gugur tidak diikut sertakan dan disusun kembali item – item yang valid untuk mengambil data penelitian. Penelitian ini menggunakan tryout terpakai, dimana subjek tryout juga akan menjadi subjek penelitian sehingga peneliti akan menambahkan jumlah subjek yang digunakan pada penelitian.

Selanjutnya proses analisa hasil, pada tahap ini dari skala yang terkumpul, dilakukan entry data yang kemudian dianalisis dengan uji korelasi dengan menggunkan product moment karena penelitian ini menguji korelasi antara Dukungan Sosial dengan Psychological well-being. Dalam proses ini peneliti menggunakan bantuan softwareSPSS for Windows Versi 18.0 dengan taraf signifikasi α = 0,05.

Hasil Penelitian

Dari data yang di peroleh dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan korelasi product moment. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia 17 – 22 tahun.

Tabel 5

Beradasarkan table 4 maka dapat diuraikan bahwa subjek yang berjenis kelamin laki – laki berjumlah 62 responden dengan presentasi 40.79 %, sedangkan perempuan berjumlah 90 responden dengan presentase 59.21 %. Sedangkan dari usia yang memiliki usia 17 tahun yaitu sebanyak 54 responden dengan presentasi 35,53%, 18 tahun 56 responden 36,84%, 19 tahun sebanyak 24 responden 15,79%, 20 tahun 14 responden 9,21% dan 21 tahun sebanyak 1 responden dengan presentase 0.66%, 22 taun 3 responden dengan presentase 1.97%.

Tabel 6

Perhitungan T – Score skala Dukungan Sosial

(22)

Tinggi T ≥ 50 79 51.97%

Rendah T ≤ 49 73 48.03%

Total 152 100%

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa subjek yang memperoleh dukungan sosial tinggi sebesar ( 51.97% ) dan subjek yang memperoleh dukungan sosial rendah sebesar (

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa subjek yang memperoleh Psychological well-being tinggi sebesar ( 53.95% ) dan subjek yang memperoleh Psychological well-being rendah sebesar ( 46.05% ).

Berdasarkan skor koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan SPSS maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Dukungan Sosial dan Psychological well being pada tingkat signifikansi 1%. Nilai signifikansi yang ditunjukkan yaitu 0.000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0.05 ( 0.000 < 0.05 ), sehingga dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara Dukungan Sosial dan Psychological well-being.

Koefisien determinan ( r2 ) variabel Dukungan Sosial berdasarkan hasil analisa data di atas

(23)

DISKUSI

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,689 dengan probabilitas kesalahan sebesar 0,000 < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan psychological well-being pada remaja panti asuhan. Artinya, ketika dukungan sosial tinggi maka psychological well-being pada remaja panti asuhan tinggi pula, begitu sebaliknya semakin redah dukungan sosial maka psychological well-being pada remaja panti asuhan rendah.

Temuan ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Siu dan Philips yang meneliti dukungan sosial keluarga dan teman dengan psychological well-being pada wanita lanjut usia di Hongkong (1999), menemukan bahwa dukungan sosial dari keluarga dan teman berkorelasi positif dengan psychological well-being pada wanita lanjut usia. Sementara itu hasil penelitian lainnya yang di lakukan oleh Yasin dan Zulkifli (2010), yang meneliti tentang dukungan sosial dan problem psikologis pada mahasiswa menunjukkan hubungan negatif antara dukungan sosial dengan problem psikologis, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah problem psikologisnya. Apabila dikaitkan dengan psychological well-being-maka semakin mudah individu tersebut memperoleh psychological well-beingnya dikarenakan problem / masalah psikologis yang dirasakannya semakin rendah.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fadli (2008) yang meneliti tentang dukungan sosial dengan psychological well-being pada mahasiswa menemukan bahwa hasil yang positif antara dukungan sosial dengan psychological well-being, artinya semakin mahasiswa mendapatkan dukungan sosial maka semakin mudah mahasiswa tersebut memperoleh psychological well-beingnnya.

Dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa adanya dukungan sosial seperti dukungan secara emosional, instrumen, penghargaan, dan informasi memiliki hubungan dengan psychological well-being pada remaja panti. Dukungan emosional seperti adanya rasa empati dan kepedulian dapat membuat remaja yang tinggal dipanti asuhan merasa tentram dan nyaman karena dia merasa memiliki kualitas hubungan yang baik dengan orang sekitarnya seperti yang telah dijelaskan pada bahwa individu dapat memiliki psychological well-beingketika individu memiliki hubungan yang positif dengan orang lain. Dukungan lainnya yang dapat membuat remaja merasa memiliki kualitas hubungan yang baik adalah ketika mereka mendapatkan dukungan instrumental. Dukungan instrumental sendiri dapat berupa jasa, materi, dan waktu.Contohnya ketika individu mempunyai masaah dan ingin ditemani bercerita maka temannya bersedia meluangkan waktunya untuk mendengarkannya.

(24)

Dukungan penghargaan pada remaja panti asuhan ini mereka mendapatkan adanya suatu penghargaan atas usaha yang dilakukannya baik untuk orang lain atau dirinya sendiri, seperti mengajukan pendapat yang bisa diterima oleh teman – temannya, atau penghargaan atas prestasi yang telah diraihnya. Sehingga untuk menandai remaja panti asuhan yang memiliki psychological well-being dapat ditandai dengan sikap penerimaan pada dirinya dimana individu tersebut merasakan penghargaan yang telah di dapat / diberikan kepadanya oleh orang – orang sekitarnya atas prestasi yang ia raih, sehingga ketika individu merasa di hargai orang lain maka akan tercipta hubungna yang positif dengan orang lain tersebut.

Hasil penelitian ini memiliki sumbangan efektif yang cukup besar. Dalam penelitian ditemukan bahwa dukungan sosial memiliki kontribusi yang cukup terhadap psychological well-being yaitu sebesar 47,5% dan sisanya merupakan faktor lain yang telah di jelaskan sebelumnya. Ada 2 bentuk dukungan sosial yang memberikan konribusi cukup tinggi untuk memperoleh psychological well-being pada remaja panti asuhan yaitu dukungan emosional dan dukungan penghargaan, sementara dukungan instrumental dan dukungan informasi juga merupakan bentuk dukungan sosial namun keduanya lebih rendah dibandingkan dukungan emosional dan dukungan instrumental untuk memperoleh ukungan emosional dan dukungan instrumental untuk memperoleh psychological well-being. Selain itu terdapat faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi psychological well-being sebesar 52,5% seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, religiusitas, dan kepribadian (Ryff & Keyes, 1995).

Walaupun di dapatkan sumbangan yang cukup besar dalam penelitian ini, namun berdasarkan hasil penelitian subjek yang tidak mendapatkan dukungan sosial masih cukup besar sekitar 48,03%, berarti hampir setengah dari total jumlah sample penelitian yang memiliki dukungan sosial yang rendah, sisanya 51,97% telah mendapatkan dukungan sosial yang cukup tinggi. Sementara untuk prosentase psychological well-being tercatat 53,95% remaja panti memiliki psychological well-being yang tinggi, sisanya 46,05% memiliki psychological well-being rendah

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara dukungan sosial dengan psychological well-being dengan hasil analisa yang memuncukan niai (r) sebesar 0,689 dengan nilai p sebesar 0.000. Semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan / di dapatkan maka semakin tinggi pula psychological well-beingnnya. Selain itu sumbangan dukungan sosial terhadap psychological well-being sebesar 47,5%, sedangkan untuk sisanya yaitu 52.5% dipengaruhi faktor yang lainnya.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiningsih, T. T (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan relisiensi pada remaja di panti asuhan keluarga yatim muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kumalasari, F. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Volume No.1, Juni

Nurmalasari, Y. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri pada remaja penderita penyakit lupus. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Gunadharma.

Priyatno, D., (2011), Buku saku analisis statistic data SPSS. Jakarta:PT BUKU SERU

Purnomo, D., & Rochana, E., Pola pembinaan anak di panti asuhan. Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 4: 344-353

Rambe, A. R. R., & Tarmidi. (2010). Korelasi antara dukungan sosial orang tua dan selfdirected learning pada siswa SMA. Jurnal Psikologi Volume 37, NO. 2, 216 – 223 Ryff, C. D & Keyes, C. L. M (1995). The structure of psychological well-being revisited.

Journal of Personality and Social Psychology1995, Vol. 69, No. 4,719-727

Sarason, I. G., Levine, H. M., Basham, R. B., & Sarason, B. R (1983). Assessing Social Support: The social support questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology 1983, Vol 44. No 1, 127-139

Savitri, J., Kiswantomo, H., & Ratnawati. (2010). Studi deskriptif mengenai psychological well-being pada remaja sos desa taruna kinderdorf bandung.Fakultas psikologi. Universitas Kristen Maranatha.

Siu,Oi-Ling., & Philips D. R. (1996). A study of family support, friendship, and psychological well-being among older woman in Hongkong.

Teja, M (2014). Perlindungan terhadap anak terlantar di panti asuhan. Info singkat kesejahteraan Sosial. Vol. VI, No. 05/I/P3DI/Maret/2014

(26)

Werdyaningrum,P.(2013).Psychological well-being pada remaja yang orang tua bercerai dan yang tidak bercerai (utuh). Jurnal Online Psikologi, 1(2).

(27)
(28)
(29)

Lampiran 1.

2. Blue Print Skala Try OutPsychological Well – Being

(30)

2. Blue Print Skala PenelitianPsychologicsl Well – Being

No. Aspek No item Item tidak

valid jumlah

Favourable Unfavourable

1. Otonomi 1,30 7,19,29 1 5

2. Pertumbuhan

pribadi 4,21 22,31 2 4

3. Penguasaan

lingkungan 13,35 2,25 2 2

4. Hubungan positif dengan orang lain

3,17,32 10 2 2

5. Tujuan hidup 5 34 4 2

6. Penerimaan diri 6 8,18 3 4

(31)
(32)

Skala Psychological well-being

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI

Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp.464318 psw. 253, 233, 170, 168 Malang

PENGANTAR

Saya Alam Krisna Dinova (NIM : 201110230311156) adalah mahasiswa semester X Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang penyelesaian tugas skripsi. Saya meminta bantuan Sdr/i untuk mengisis skala berikut. Bantuan yang diberikan akan sangat bermanfaat dan menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi saya. Saya mengharapkan kerja sama sdr/i memberikan kesungguhan dalam menjawab skala ini karena akan sangat menentukan kualitas penelitian ini. Atas kerjasama dan perhatian Sdr/i, saya ucapkan banyak terimakasih. berikan. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda sebenarnya.

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

No Pernyataan S SS TS STS

1. Saya tidak takut dengan pendapat saya walaupun bertentangan dengan orang lain

2. Saya kesulitan menata hidup seperti yang saya inginkan

3. Kebanyakan orang menilai saya sebagai orang yang baikdan mau menyisihkan waktu untuk orang lain

4. Saya senang mencari pengalaman baru yang dapat memperluas pandangan saya terhadap diri sendiri

5. Saya senang membuat rencana masa depan dan berusaha mewujudkannya

6. Ketika saya mengenang masa lalu, saya senang dengan keadaan yang sekarang

7. Saya mengkhawatirkan pendapat orang lain terhadap saya

(33)

memperlakukan dirinya

9. Bagi saya hidup adalah proses belajar, berubah dan berkembang 10. Mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain sangat sulit

dan membuat saya putus asa

11. Saya memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas

12. Secara umum saya merasa percaya diri dan yakin pada diri sendiri 13. Saya mampu menciptakan gaya hidup yang sesuai dengan yang

saya inginkan

14. Saya tidak cocok dengan orang – orang dan lingkungan di sekitar saya

15. Saya merasa kurang berkembang selama beberpa tahun ini

16. Saya belum pernah mengalami hubungan hangat dan saling percaya dengan orang lain

17. Saya bisa mempercayaiteman dan mereka juga mempercayai saya 18. Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan prestasi hidup saya 19. Saya kesulitan untuk menyampaikan pendapat tentang hal – hal

yang bersifat controversial

20. Saya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalani hidup 21. Saya merasa telah banyak berkembang selama ini

22. Saya tidak mampu membuat perubahan besar dalam hidup saya 23. Sayatidak tahu apa yang ingin saya raih dalam hidup

24. Saya menyukai hampir semua karakteristik dari kepribadian saya 25. Tanggung jawab yang banyak membuat saya kewalahan

26. Saya menjalani hidup ini apa adanya dan tidak terlalu memikirkan masa depan

27. Ketika saya membandingkan diri dengan teman – teman, saya merasa senang menjadi diri sendiri

28. Ketika teman saya melakukan kesalahan, saya mengingatkannya 29. Saya dapat bertanggung jawab atas keputusan yang saya ambil 30. Saya membantu teman saya ketika teman saya mengalami

kesusahan

31. Saya sulit menyesuaikan diri di lingkungan yang baru

32. Saya merasa sedih ketika melihat teman saya dalam kesusahan 33. Saya kurang tertarik untuk berdiskusi dengan teman – teman saya

mengenai suatu hal

34. Saya merasa kurang optimis untuk mencapai cita – cita saya 35. Sulit bagi saya untuk membangun hubungan yang baik dengan

orang lain

(34)

Skala Dukungan Sosial

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI

Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp.464318 psw. 253, 233, 170, 168 Malang

PENGANTAR

Saya Alam Krisna Dinova (NIM : 201110230311156) adalah mahasiswa semester X Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang penyelesaian tugas skripsi. Saya meminta bantuan Sdr/i untuk mengisis skala berikut. Bantuan yang diberikan akan sangat bermanfaat dan menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi saya. Saya mengharapkan kerja sama sdr/i memberikan kesungguhan dalam menjawab skala ini karena akan sangat menentukan kualitas penelitian ini. Atas kerjasama dan perhatian Sdr/i, saya ucapkan banyak terimakasih. berikan. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda sebenarnya.

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

No. Pernyataan S SS TS STS

1 Saya memiliki keluarga yang peduli terhadap saya

2 Saya tidak pernah di puji oleh teman- teman

3 Teman – teman bersedia memberikan bantuan kepada saya

4 Teman saya memberitahu perilaku saya yang kurang baik

5 Orang – orang bersikap acuh terhadap saya

6 Saya sering mendapatkan tawaran untuk dibantu ketika saya

mengalami kesulitan oleh orang – orang sekitar saya ataupun teman – teman saya

7 Saya mendapat nasehat jika saya melakukan kesalahan

8 Perhatian teman – teman membuat kehidupan saya lebih baik

9 Pendapat saya diremehkan oleh teman – teman saya

(35)

saya

11 Saya tidak peduli dengan nasehat yang diberikan oleh orang lain

12 Saya kurang mendapat motivasi dari teman

13 Saudara saya tidak mau menghargai kemampuan saya

14 Teman – teman saya tidak mau meluangkan waktunya untuk

berbincang dengan saya

15 Ketika saya berpendapat, banyak teman – teman saya yang

menyetujui pendapat saya

16 Teman – teman memandang saya sebagai teman yang baik

17 Orang tua saya memberikan saran agar mendapat kesuksesan

18 Saya merasa bahagia dengan kepedulian keluarga terhadap diri saya

19 Saya merasa dikucilkan dan kurang diperhatikan oleh keluarga

20 Saudara – saudara saya tidak mau membantu saya dalam mencapai

kesuksesan

21 Orang tua saya memberikan nasehat supaya saya baik kepada semua

orang

22 Orang tua mendengarkan pendapat saya

23 Tidak ada teman yang mau berbagi saran dan pendapat dengan saya

24 Saya memiliki hubungan yang positif dengan orang – orang

disekitar saya

25 Keluarga saya malu memiliki anggota keluarga seperti saya

26 Orang tua saya tidak menghargai pendapat saya saat ini

27 Teman – teman membantu saya mencarikan dokter atau rumah sakit

terdekat ketika saya sakit

28 Orang lain membicarakan hal buruk tentang diri saya

29 Saya merasa tidak mempunyai peranan dalam kegiatan kelompok

30 Saya merasa dihargai dengan diberikan kesempatan untuk ikut serta

dalam kegiatan kelompok

31 Orang lain memandang saya sebagai orang yang tidak berguna

32 Saya selalu diingatkan untuk bertanggung jawab terhadap keputusan

yang saya ambil

33 Teman – teman banyak membantu saya dalam mengejar ketinggalan

pelajaran

34 Teman saya banyak memberikan arahan positif kepada saya

35 Teman saya bersedia meminjamkan uang ketika saya tidak

mempunyai uang sama sekali

36 Saya tidak mendapatkan ucapan selamat ketika saya memenangkan

(36)

SKALA

(37)

Skala Psychological well-being

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI

Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp.464318 psw. 253, 233, 170, 168 Malang

PENGANTAR

Saya Alam Krisna Dinova (NIM : 201110230311156) adalah mahasiswa semester X Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang penyelesaian tugas skripsi. Saya meminta bantuan Sdr/i untuk mengisis skala berikut. Bantuan yang diberikan akan sangat bermanfaat dan menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi saya. Saya mengharapkan kerja sama sdr/i memberikan kesungguhan dalam menjawab skala ini karena akan sangat menentukan kualitas penelitian ini. Atas kerjasama dan perhatian Sdr/i, saya ucapkan banyak terimakasih. berikan. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda sebenarnya.

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

No Pernyataan S SS TS STS

1. Saya tidak takut dengan pendapat saya walaupun bertentangan dengan orang lain

2. Saya kesulitan menata hidup seperti yang saya inginkan

3. Kebanyakan orang menilai saya sebagai orang yang baikdan mau menyisihkan waktu untuk orang lain

4. Saya senang mencari pengalaman baru yang dapat memperluas pandangan saya terhadap diri sendiri

5. Saya senang membuat rencana masa depan dan berusaha mewujudkannya

6. Ketika saya mengenang masa lalu, saya senang dengan keadaan yang sekarang

(38)

8. Cara saya memperlakukan diri sendiri tidak sebaik cara orang lain memperlakukan dirinya

9. Mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain sangat sulit dan membuat saya putus asa

10. Saya mampu menciptakan gaya hidup yang sesuai dengan yang saya inginkan

11. Saya bisa mempercayaiteman dan mereka juga mempercayai saya 12. Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan prestasi hidup saya 13. Saya kesulitan untuk menyampaikan pendapat tentang hal – hal

yang bersifat controversial

14. Saya merasa telah banyak berkembang selama ini

15. Saya tidak mampu membuat perubahan besar dalam hidup saya 16. Tanggung jawab yang banyak membuat saya kewalahan

17. Saya dapat bertanggung jawab atas keputusan yang saya ambil 18. Saya membantu teman saya ketika teman saya mengalami

kesusahan

19. Saya sulit menyesuaikan diri di lingkungan yang baru

20. Saya merasa sedih ketika melihat teman saya dalam kesusahan 21. Saya merasa kurang optimis untuk mencapai cita – cita saya 22. Sulit bagi saya untuk membangun hubungan yang baik dengan

(39)

Skala Dukungan Sosial

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI

Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp.464318 psw. 253, 233, 170, 168 Malang

PENGANTAR

Saya Alam Krisna Dinova (NIM : 201110230311156) adalah mahasiswa semester X Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang penyelesaian tugas skripsi. Saya meminta bantuan Sdr/i untuk mengisis skala berikut. Bantuan yang diberikan akan sangat bermanfaat dan menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi saya. Saya mengharapkan kerja sama sdr/i memberikan kesungguhan dalam menjawab skala ini karena akan sangat menentukan kualitas penelitian ini. Atas kerjasama dan perhatian Sdr/i, saya ucapkan banyak terimakasih. berikan. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda sebenarnya.

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

No. Pernyataan S SS TS STS

1. Teman – teman bersedia memberikan bantuan kepada saya

2. Orang – orang bersikap acuh terhadap saya

3. Saya sering mendapatkan tawaran untuk dibantu ketika saya

mengalami kesulitan oleh orang – orang sekitar saya ataupun teman – teman saya

4. Saya mendapat nasehat jika saya melakukan kesalahan

5. Perhatian teman – teman membuat kehidupan saya lebih baik

6. Saya kurang mendapat motivasi dari teman

7. Ketika saya berpendapat, banyak teman – teman saya yang

menyetujui pendapat saya

8. Teman – teman memandang saya sebagai teman yang baik

(40)

10. Saya merasa bahagia dengan kepedulian keluarga terhadap diri saya

11. Saya merasa dikucilkan dan kurang diperhatikan oleh keluarga

12. Saudara – saudara saya tidak mau membantu saya dalam mencapai

kesuksesan

13. Orang tua mendengarkan pendapat saya

14. Saya memiliki hubungan yang positif dengan orang – orang

disekitar saya

15. Keluarga saya malu memiliki anggota keluarga seperti saya

16. Orang tua saya tidak menghargai pendapat saya saat ini

17. Teman – teman membantu saya mencarikan dokter atau rumah sakit

terdekat ketika saya sakit

18. Orang lain membicarakan hal buruk tentang diri saya

19. Orang lain memandang saya sebagai orang yang tidak berguna

20. Teman – teman banyak membantu saya dalam mengejar ketinggalan

pelajaran

21 Saya tidak mendapatkan ucapan selamat ketika saya memenangkan

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.767 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

7 8.10 4.714 .526 .734

17 8.30 4.010 .682 .646

27 8.43 4.254 .619 .683

31 8.17 5.247 .453 .767

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

8 4.83 2.006 .579 .472

18 5.90 2.369 .354 .753

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(56)
(57)

Correlations

PWB

Dukungan

Sosial

PWB Pearson Correlation 1 .689**

Sig. (2-tailed) .000

N 152 152

Dukungan Sosial Pearson Correlation .689** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 152 152

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Psychological well-being

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

SURAT

Gambar

TABEL 8. Hasil analisis data penelitian ..............................................................................
Tabel 1 Daftar Nama panti asuhan
Tabel 2. Skala Dukungan Sosial
Tabel 3 Skala Psychological well-being
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rifai (2015) yang menyatakan bahwa pada awalnya remaja panti asuhan mengalami perasaan takut dan cemas ketika pertama kali berada di dalam

Hasil Analisis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu : ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di Panti Asuhan

Dengan gaji yang tidak layak, maka seorang guru honorer tidak dapat memenuhi kesejahteraan psikologisnya, oleh sebab itu seorang guru honorer membutuhkan dukungan sosial

orientasi religius intrinsik rata-rata sebesar 19,76% sedangkan tingkat psychological well–being remaja di panti asuhan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata sebesar

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2017.. HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KABUPATEN BANYUMAS.. Yang diajukan oleh:

1) Deskripsi Panti Asuhan Subjek Penelitian.. Jumlah subjek keseluruhan dari ketiga panti asuhan tersebut yakni 40 remaja dengan presentase 100%. 2) Deskripsi jenis kelamin

Partisipan dalam penelitian ini adalah enam orang remaja yang tinggal di panti asuhan “X” (usia 12-18 tahun), mempunyai PWB yang tidak optimal, dan bersedia mengikuti

Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri pada remaja (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur)..