Mahasiswa Bule Teliti Sejarah Indonesia
Rabu, 08 December 2010
JAKARTA – Kalimas, sebuah wilayah di Surabaya, pada 1980an ternyata tidak begitu sibuk sebagaimana tahun 1970an. Hal ini terjadi karena masyarakat kini tidak menggunakan transportasi sungai sebagai jalur utama. Sehingga, saat ini Kalimas tidak begitu memberikan dukungan kepada aspek ekonomi kepada masyarakat.
Demikian disampaikan Danny Fairhead, mahasiswa program Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) untuk Program East Java Field pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
”Kalimas mempunyai keeratan hubungan sejarah panjang yang kuat dalam kehidupan rakyat Surabaya. Kalimas juga ikut membangun kehidupan multikultur di Surabaya,” ujar Danny seperti dikutip dari keterangan tertulis UMM kepada okezone, Rabu (8/12/2010).
Mahasiswa Jurusan Studi Asia Tenggara, Universitas Murdoch Australia ini meneliti masalah multikuluturalisme dan ekonomi masyarakat di Kalimas, Surabaya. Menurutnya, keragaman budaya yang luas pada kota besar yang menempati posisi kedua di Indonesia tersebut, adalah aspek yang menarik dalam sejarah Indonesia. Port Kalimas pernah dianggap sebagai pelabuhan terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-19. Laporan ini menemukan, perekonomian memainkan peran besar dalam pembentukan multikulturalisme dan dampak pengaruhnya.
Selain Danny, ada tiga mahasiswa peserta program ACICIS lainnya yang ikut memaparkan hasil penelitian mereka, Rabu (8/12/2010), di Ruang Sidang Pembantu Rektor I UMM tersebut. Mereka adalah Broke Nolan, Angharad Ludwig, dan Jessica Ann Rae. Penelitian Nolan adalah tentang ”Kehidupan Nelayan di Sendang Biru”, Lodwick meneliti ”Budaya Tato di Jawa Timur”.
Sedangkan, Ann Rae mengambil penelitian di Taman Nasional Meru Betiri dengan tajuk “Reduce Emission from Deforestation and Forest Degradation”.
Menurut Koordinator Program ACICIS UMM, Prof. M. Mas’ud Said, Ph.D., menjelaskan, program ini merupakan bentuk hubungan baik Indonesia dan Australia. “Kehadiran mahasiswa Australia yang melakukan studi dan penelitian di Indonesia memberikan kekayaan intelektual bagi Indonesia dari perspektif luar. Semogar program ini akan membawa pengayaan nilai-nilai intelektualitas yang kritis dan hubungan yang lebih baik di masa depan,“ imbuh dosen jurusan Ilmu Pemerintahan UMM tersebut.