• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT Awindo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT Awindo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI RANTAI PASOK IKAN TUNA

(STUDI KASUS PT AWINDO INTERNATIONAL DI

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN

JAKARTA)

JANNAH FAJAR MAULIDA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo Intenational di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Jannah Fajar Maulida

(4)

ABSTRAK

JANNAH FAJAR MAULIDA. Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta). Dibimbing oleh RETNO MUNINGGAR dan IIN SOLIHIN.

Ekspor ikan tuna Indonesia cenderung meningkat selama lima tahun terakhir. PT AWIndo International merupakan salah satu industri ikan tuna di PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). PT AWIndo belum menerapkan manajemen rantai pasok. Tujuan dari penelitian ini meliputi : 1) mengidentifikasi rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo 2) menganalisis peran PPSNZJ dalam kegiatan rantai pasok ikan tuna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan purposive sampling. Analisis data terdiri atas analisis manajemen rantai pasok ikan tuna pada PT AWIndo dan analisis peran PPSNZJ terhadap rantai pasok ikan tuna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo terdiri dari nelayan pemilik, transit sheed, PT AWIndo, Trio Eagle Logistik, agen luar negeri, supermarket, konsumen akhir. Secara umum rantai pasok ikan tuna sudah baik namun masih belum optimal. Sehingga peningkatan performa penting dilakukan agar rantai pasok ikan tuna dapat berjalan dengan lancar. Pengelola PPSNZJ terdiri atas UPT dan Perum Perindo Cabang Jakarta. Keduanya berperan penting dalam mendukung rantai pasok ikan tuna. Peran kedua lembaga ini lebih kepada pelayanan jasa dan fasilitas.

Kata kunci: ekspor, ikan tuna, industri, rantai pasok

ABSTRACT

JANNAH FAJAR MAULIDA. Supply Chain Description (Case Study PT AWIndo International in Nizam Zachman Jakarta Ocean Fishing Port). Supervised by RETNO MUNINGGAR and IIN SOLIHIN.

The export of tuna Indonesia increase during the last five years. PT AWIndo International is one of the tuna industry in PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). PT AWIndo has not implemented supply chain management. The purpose of this research are : 1) identify supply chain tuna in PT AWIndo 2) analyzes the role of PPSNZJ in supply chain tuna. The methods used in this research is a case study. Data was collected by purposive sampling. Data analysis consisted of analysis of supply chain management of tuna on PT AWIndo and analysis of the the role of PPSNZJ on tuna supply chain. The results showed that the actors of tuna supply chain of PT AWIndo are the fishermen, transit sheed, PT AWIndo, Trio Eagle Logistik, foreign agents, supermarkets, the end customer. In general, the tuna supply chain already good, but it is not optimal. Performance improvement is important so tuna supply chain can be well. Management of PPSNZJ consist of UPT and Perum Perindo Jakarta. Both are important in supporting tuna supply chain. The role of the institution is espescially to services and facilities.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

DESKRIPSI RANTAI PASOK IKAN TUNA

(STUDI KASUS PT AWIndo International DI PELABUHAN

PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA)

JANNAH FAJAR MAULIDA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)

Nama : Jannah Fajar Maulida NIM : C44100032

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Retno Muninggar SPi, ME Pembimbing I

Dr Iin Solihin SPi, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan MSc Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Deskripsi Rantai Pasok Ikan Tuna (Studi Kasus PT AWIndo International di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada

1. Retno Muninggar SPi, ME dan Dr Iin Solihin SPi, MSi selaku Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini; 2. Bapak dan Ibu dosen di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk ilmu yang diberikan, khususnya Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro MSc selaku dosen penguji dan Dr Yopi Novita SPi, MSi yang mewakili Komisi Pendidikan;

3. Bapak William Chang dan Ibu Hasni Sultan beserta staf dari PT AWIndo International, Ibu Lia beserta staf Unit Pelaksana Teknik bagian Marketing, serta Ibu Rita Perum Perindo Cabang Jakarta Bagian Pemasaran, yang telah bersedia membantu selama pengumpulan data;

4. Keluarga atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, teladan, doa, saran, bantuan, dan dukungannya;

5. Seluruh teman-teman khususnya PSP 47 atas bantuan, dukungan, dan doanya;

6. Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermaanfat bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, November 2014

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

METODOLOGI PENELITIAN 3

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Metode Penelitian 4

Metode Pengumpulan Data 4

Jenis Data 4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

(12)

DAFTAR TABEL

1 Jenis data yang dikumpulkan 4

2 Anggota rantai pasok ikan tuna dan peranannya 11 3 Perbedaan klasifikasi kualitas mutu (grade) ikan tuna 13

4 Produk di PT AWIndo International 14

5 Karakteristik produk yang dibeli oleh setiap negara 17 6 Fasilitas yang ada di PT AWIndoInternational 19 7 Daftar perusahaan yang bekerjasama dengan PT AWIndo International 20

8 Penilaian keseluruhan rantai pasok 23

9 Performa rantai pasok 24

10 Keterangan presentase performa rantai pasok 24

11 Fungsi UPT dan kegiatan usaha Perum Perindo Cabang Jakarta yang berhubungan dengan rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo 24

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian di PPS Nizam Zachman Jakarta 3 2 Kerangka analisis manajemen rantai pasok yang dimodifikasi oleh

Vorst (2005) dalam Wicaksono 2010 6

3 Struktur rantai pasok ikan tuna 10

4 Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International 14

5 Skema hubungan bisnis di dalam rantai pasok 21

6 Aliran produk dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International 21 7 Aliran informasi dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo

International 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sumberdaya fisik yang dimiliki beberapa pelaku rantai pasok 28

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat melimpah. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan. Perairan Indonesia memiliki kekayaan jenis organisme yang melimpah atau yang biasa dikenal dengan heterospecies. Salah satu organisme laut yang ada di perairan Indonesia adalah ikan tuna.

Ikan tuna merupakan protein hewani yang tinggi bagi masyarakat. Tidak hanya itu ikan tuna memiliki cita rasa yang lezat sehingga menjadikannya bernilai ekonomis tinggi. Ikan tuna memberikan kontribusi besar dalam kesejahteraan masyarakat perikanan tangkap. Indonesia banyak mengekspor ikan tuna ke berbagai negara. Data ekspor ikan tuna Indonesia ke berbagai negara pada tahun 2009 hingga 2013 cenderung meningkat. Tahun 2009 ekspor tuna mencapai US$ 352 juta dengan volume 131550 ton, tahun 2010 mencapai US$ 383 juta dengan volume 122450 ton, tahun 2011 mencapai US$ 498 juta dengan volume 141774 ton, tahun 2012 mencapai US$ 749 juta dengan volume 201160 ton, dan di tahun 2013 mencapai US$ 764 juta dengan volume 209072 ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013). Karena permintaan ketersediaan ikan tuna yang meningkat dan tantangan global terhadap ikan tuna dengan kualitas yang bagus maka diperlukan pengadaaan produk ikan tuna dan penyaluran produk yang tepat dalam distribusinya sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi dengan baik.

Sejak ikan didaratkan oleh nelayan hingga ke tangan konsumen, ada suatu rantai yang menghubungkan antar pelaku distribusi. Rantai ini disebut dengan rantai pasok. Rantai pasok merupakan suatu sistem organisasi penyaluran barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai pasok merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Rantai pasok ikan penting untuk diketahui secara jelas. Dengan melihat rantai pasok yang terjadi kita dapat mengetahui bagaimana proses pengadaan suatu produk sampai ke tangan konsumen.

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar. PPSNZJ merupakan pelabuhan yang sudah maju karena banyak sumber daya ikan yang didaratkan disana. Mayoritas ikan yang didaratkan adalah ikan tuna dengan tujuan ekspor. PT AWIndo International merupakan salah satu perusahaan pengolahan ikan tuna yang terletak di PPSNZJ. PT AWIndo International memasok dan mengolah ikan tuna yang didaratkan di PPSNZJ dan nantinya akan dipasarkan untuk tujuan ekspor.

(14)

2

diketahui. Dengan mengetahui gambaran rantai pasok suatu produk kita dapat mengetahui bagaimana aliran produk dimulai dari pelaku awal hingga pelaku akhir rantai pasok. Apabila terjadi masalah pada salah satu atau beberapa pelaku rantai pasok tentunya akan menghambat pengadaan produk. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian ilmiah mengenai Deskripsi Rantai Pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo International di PPS Nizam Zachman Jakarta.

Perumusan Masalah

Ekspor ikan tuna pada tahun 2009 sampai 2013 ke berbagai negara mengalami peningkatan. Tahun 2009 ekspor tuna mencapai US$ 352 juta dengan volume 131550 ton, tahun 2010 mencapai US$ 383 juta dengan volume 122450 ton, tahun 2011 mencapai US$ 498 juta dengan volume 141774 ton, tahun 2012 mencapai US$ 749 juta dengan volume 201160 ton, dan di tahun 2013 mencapai US$ 764 juta dengan volume 209072 ton. Hal ini berarti bahwa permintaan terhadap ikan tuna setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. PT AWIndo International merupakan salah satu perusahaan pengolah ikan tuna yang ada di PPSNZJ. PT AWIndo International harus bisa bersaing dengan perusahaan pengolah ikan tuna yang lainnya. PT AWIndo International belum menerapkan manajemen rantai pasok. Padahal manajemen rantai pasok sangat penting bagi perusahaan besar. Sebelum menerapkan manajemen rantai pasok perlu adanya identifikasi model rantai pasoknya terlebih dahulu. Dengan mengetahui identifikasi model rantai pasok ikan tuna yang terjadi maka pengadaan bahan baku ikan tuna di PT AWIndo International dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan. Pelaku utama dalam rantai pasok umumnya terdiri dari supplier, manufacture, distributor, retail outlets, dan customers (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Namun pelaku tersebut tidak selalu sama dalam setiap rantai pasok. Oleh karena itu perlu diketahui gambaran rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International. Dalam memenuhi permintaan pasar ikan tuna, konsumen menuntut kualitas ikan tuna yang baik. Tantangan tersebut harus bisa dijawab oleh PT AWIndo International melalui produk-produk yang diproduksi. PT AWIndo International memasok ikan tuna yang didaratkan di PPSNZJ. Sehingga pelaku rantai pasok selain PT AWIndo juga ada yang berada di kawasan PPSNZJ seperti

transit sheed dan nelayan. PPSNZJ dikelola oleh dua lembaga yaitu UPT dan Perum Perindo Cabang Jakarta. Penting untuk mengetahui bagaimana peran kedua lembaga tersebut dalam mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International.

Berdasarkan penjelasan tersebut, muncul suatu rumusan permasalahan yang menarik untuk dikaji yaitu :

1. Bagaimana gambaran rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo International ?

(15)

3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo International

2. Menganalisis peran PPS Nizam Zachman Jakarta dalam kegiatan rantai pasok ikan tuna.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1) Menambah wawasan peneliti umumnya bagi mahasiswa perikanan.

2) Menambah ilmu pengetahuan bagi instansi terkait khususnya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3) Memberikan informasi tentang Deskripsi Rantai Pasok ikan tuna di PT AWIndo International di PPS Nizam Zachman Jakarta.

4) Sebagai bahan masukan kepada pelaku rantai pasok dan pihak-pihak yang terkait

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2014. Lokasi penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah studi literatur dan pembuatan usulan penelitian yang dilakukan bulan Januari-Maret 2014. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian dan pengambilan data di lokasi penelitian yang dilakukan pada bulan April 2014. Tahap ketiga yaitu pengolahan data pada bulan April-Juli 2014.

(16)

4

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dalam metode studi kasus dapat digunakan berbagai cara pegumpulan data seperti observasi, wawancara, angket, studi dokumenter dan alat pengumpulan data lainnya. Satuan kasus dalam penelitian ini adalah PT AWIndo International yang terletak di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT AWIndo International merupakan suatu perusahaan pengolahan ikan yang merupakan salah satu pelaku rantai pasok hasil tangkapan ikan tuna.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara purposive sampling. Responden yang dituju adalah nelayan, karyawan transit sheed, PT AWIndo International, pihak UPT, dan pihak Perum Perindo Cabang Jakarta. Jumlah responden masing-masing pelaku yaitu nelayan buruh tiga responden, nelayan pemilik tiga responden, karyawan di transit sheed tiga responden dan karyawan PT AWIndo International 11 reponden. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana gambaran rantai pasok yang terjadi di PT AWIndo International. Selain itu, mewawancarai pegawai UPT dan Perum. Pegawai UPT tiga orang dan pegawai Perum Perindo dua orang. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana peran kedua lembaga dalam aktifitas rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International.

Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan berdasarkan tujuan penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis Data yang Dikumpulkan

(17)

5

(18)

6

Gambar 2 Kerangka Analisis manajemen rantai pasok (Vorst 2006 dalam Marimin dan Maghfiroh 2010)

1. Struktur rantai

Struktur rantai pasok secara umum biasanya terdiri dari supplier, manufaktur, distributor, retail, dan pelanggan. Namun, struktur rantai pasok produk perikanan memiliki keunikan tidak selalu mengikuti urutan rantai tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui siapa saja yang menjadi anggota rantai pasok yang terlibat di dalamnya, dan dijelaskan pula peran tiap anggota rantai pasok.

2. Sasaran Rantai

Sasaran rantai menjelaskan mengenai sasaran pasar. Sasaran pasar menjelaskan tentang siapa pelanggannya, apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari produk tersebut.

3. Manajemen Rantai

Manajemen rantai menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam rantai pasok; syarat apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama; sistem transaksi yang dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama.

4. Sumber Daya Rantai

Potensi-potensi apa saja yang mendukung upaya pengembangan rantai pasok. Sumber daya yang dikaji meliputi sumber daya fisik, teknologi, sumber daya manusia.

5. Proses Bisnis Rantai

Proses bisnis rantai ditinjau berdasarkan aspek hubungan proses bisnis antar anggota rantai pasok dan pola distribusi.

6. Performa Rantai

Pengukuran performa atau kinerja rantai pasok menggunakan penilaian kinerja rantai pasok ikan tuna secara keseluruhan. Penilaian rantai pasok tersebut dilakukan dengan menggunakan metode check-list. Melalui penilaian check-list

ini dapat diketahui dari segi apa yang sudah cukup baik, dan dari segi apa yang masih harus ditingkatkan untuk menciptakan kelancaran rantai pasok.

Analisis Peran PPS Nizam Zachman Jakarta Terhadap Rantai Pasok

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui fungsi atau tugas dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Perum Perindo Cabang Jakarta yang berkaitan dengan aktivitas rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo International di PPS Nizam Zachman Jakarta. Selain itu analisis juga dilakukan terhadap aspek

(19)

7 fasilitas dan pelayanan yang disediakan PPS Nizam Zachman dalam mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Keadaaan Umum PPS Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) mulai dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan pertama kali pada tanggal 17 Juli 1984 dengan nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ). Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.04 / MEN / 2004 tentang Perubahan Nama, maka nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) berubah menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

PPSNZJ merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012, pelabuhan perikanan mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu (1) Fungsi Pemerintahan yaitu fungsi untuk melaksanakan peraturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan, dan (2) Fungsi Pengusahaan yaitu fungsi untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan perikanan.

PPS Nizam Zachman Jakarta berlokasi di Muara Baru (Teluk Jakarta), Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi Pelabuhan Perikanan ini sangat strategis, sebab berada di Ibukota Negara dan dekat dengan akses transportasi untuk distribusi dan pemasaran hasil perikanan.

Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia Cabang Jakarta dan Instansi terkait lainnya. Instansi tersebut saling bekerjasama dalam menjalankan kegiatan operasional pelabuhan, memfungsikan, mengembangkan, dan memelihara/ merawat, serta menjaga kebersihan segala fasilitas pelabuhan yang ada baik fasilitas pokok, fasilitas penunjang, serta pendukungnya.

Unit Pelaksana Teknis

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No 20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan tangkap. Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan pemanfaatan sumber daya ikan, serta keselamatan operasional kapal perikanan. Dalam melaksanakan tugas, Pelabuhan Perikanan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi pelabuhan perikanan;

(20)

8

c. pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan;

d. pelaksanaan pemeriksaan Log Book;

e. pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; f. pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan; g. pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;

h. pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan, dan pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana;

i. pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil perikanan;

j. pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha; k. pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;

l. pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB)

m. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan;

n. Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan; dan; o. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

PPSNZJ dipimpin oleh seorang kepala pelabuhan. Kepala pelabuhan membawahi bagian tata usaha, bidang pengembangan, bidang tata operasional dan jabatan fungsional tertentu. Unit pengawasan sumber daya ikan (WASDI) dan kehumasan merupakan kelompok jabatan fungsional di PPS Nizam Zachman Jakarta. Tugas kepala pelabuhan antara lain memantau sumberdaya ikan, kapal perikanan yang masuk dan keluar dari dermaga PPSNZJ. Kepala pelabuhan juga wajib memantau tugas WASDI dan melaporkannya kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

Perum Perindo Cabang Jakarta

Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) yang sebelumnya bernama Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera (Perum PPS) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990 diatur kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2000 sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam rangka mengelola aset negara guna menyelenggarakan pengusahaan dan pelayanan barang jasa dan pengembangan sistem bisnis perikanan kepada pengguna jasa pelabuhan perikanan yaitu nelayan pada khususnya dan masyarakat perikanan pada umumnya serta memupuk keuntungan. Pengusahaan dan pelayanan tersebut di laksanakan di 6 (enam) pelabuhan perikanan salah satunya yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta di Jakarta.

(21)

9 kelautan dan perikanan. Adapun visi dan misi Perum Perindo adalah sebagai berikut. Visi “Menjadi Perusahaan Perikanan Yang Tangguh, Terpercaya, Dan

Penggerak Pertumbuhan Ekonomi”. Misi :

1. Berperan aktif dalam pembangunan perekonomian nasional di sektor perikanan dan kelautan.

2. Menyediakan fasilitas barang dan jasa guna mendukung pelayanan prima. 3. Mengembangkan sistem bisnis perikanan.

4. Memiliki sumber daya manusia (SDM) yang professional

5. Mengelola perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance

(GCG).

Berdasarkan PP No. 9 Tahun 2013 Perum Perindo memiliki maksud dan tujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya terutama di bidang pelayanan barang, jasa, dan pengembangan Sistem Bisnis Perikanan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perum Perindo untuk menghasilkan barang dan jasa berdasarkan prinsip pengelolaan Perum Perindo yang sehat. Dalam melaksanakan maksud dan tujuan sebagaimana Perum Perindo melakukan kegiatan usaha utama :

a. Pelayanan jasa tambat labuh pasca penyelesaian administrasi (clearance) oleh instansi yang berwenang di Pelabuhan Perikanan

b. Pelayanan jasa bongkar muat

c. Pengelolaan sarana dan prasarana Perikanan, meliputi tetapi tidak terbatas pada:

1) penyediaan dan pengusahaan fasilitas ruang penyimpanan ikan, pabrik es, pengolahan, dan pengepakan ikan;

2) penyediaan dan pengusahaan fasilitas penunjang meliputi air, listrik, sarana telekomunikasi, bahan bakar minyak, alat angkut, bongkar muat, dan perbekalan kapal; dan

3) penyediaan dan pengusahaan fasilitas berupa tempat pelelangan ikan, pusat pemasaran ikan, lahan, ruang dan bangunan, bengkel, dok, dan galangan kapal

d. Penyelenggaraan penyaluran benih ikan, pakan, dan sarana produksi lainnya

e. Penyelenggaraan usaha budi daya sumber daya ikan f. Penyelenggaraan pengolahan hasil Perikanan

g. Penyelenggaraan pemasaran ikan hias dan pengelolaan pasar ikan hygienis h. Penyelenggaraan perdagangan ikan dan produk Perikanan

i. Penyelenggaraan perdagangan lainnya yang terkait dengan bisnis Perikanan

Keadaaan Umum Industri Ikan Tuna (PT AWIndo International)

(22)

10

memproduksi produk perikanan yang berkualitas ekspor dan sehat dikonsumsi manusia dan bisa menembus pasar Eropa, Amerika, Asia (Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam). Misi perusahaan yaitu akan menerapkan dan mengawasi panduan program Manajemen Mutu Terpadu berdasarkan konsepsi HACCP dengan baik dan benar untuk menjamin hasil olahan memenuhi standar yang ditetapkan.

PT AWIndo International mempekerjakan lebih kurang 200 pekerja, yang terdiri dari karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap (karyawan borongan). Karyawan ini disebar di berbagai bagian produksi, diantaranya : ruang receiving, ruang trimming fresh dan bak perendaman, ruang proses fresh, ruang sanitasi, ruang CO, chilling room, cold storage, ruang air blast freezer (ABF), ruang

trimming, ruang proses frozen, ruang loading (stuffing area), ruang limbah, ruang listrik dan beberapa ruang lainnya.

Produk yang dihasilkan PT AWIndo International tergantung permintaan

buyer atau pembeli. Namun secara umum spesifikasi produk yang ada di AWIndo International yaitu steak, cube, chunk, saku, loin, dan ground meat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Struktur Rantai Pasok

Struktur rantai pasok ikan tuna menjabarkan beberapa anggota rantai pasok beserta peranannya dalam rantai pasok ikan tuna. Secara umum, pelaku utama rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International terdiri dari nelayan pemilik kapal, pengusaha transit sheed, PT AWIndo International, Trio Eagle Logistik, agen luar negeri, supermarket luar negeri, dan konsumen akhir. PT AWIndo International memasok ikan tuna dari nelayan pemilik kapal. Nelayan melakukan bongkar ikan tuna di transit sheed. PT AWIndo International membeli ikan tuna kepada nelayan di transit sheed. Transit sheed adalah tempat bongkar untuk ikan tuna yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Setelah memasok ikan tuna, PT AWIndo mengolah ikan tuna menjadi produk setengah jadi. Kemudian PT AWIndo menjual produknya kepada buyer atau agen luar negeri. PT AWIndo bekerjasama dengan perusahaan Trio Eagle Logistik untuk mendistribusikan produknya kepada buyer atau agen luar negeri. Agen luar negeri ini ada yang mengolah kembali produk yang telah dibeli dari PT AWIndo International dan ada yang langsung dijual ke supermarket. Setelah produk masuk ke supermarket, konsumen bisa membeli produk dan mengkonsumsinya. Adapun gambaran rantai pasok ikan tuna yang terjadi di PT AWIndo dapat dilihat pada Gambar 3.

(23)

11 Setiap pelaku dalam rantai pasok melakukan aktifitasnya masing-masing. Aktifitas yang dilakukan oleh setiap pelaku rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pelaku Rantai Pasok Ikan Tuna dan Peranannya

Tingkat Anggota Aktivitas

Supplier Nelayan pemilik kapal Menjual ikan tuna dan menjadi pemasok

Manufacture PT AWIndo International Melakukan pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi

Distributor PT AWIndo International bekerjasama dengan Trio Eagle Logistik

Mendistribusikan produk ikan tuna ke agen luar negeri

Retailer 1 Agen luar negeri Membeli ikan tuna dari

manufacture, mengolah, dan menjual ke supermarket

Retailer 2 Supermarket diluar negeri Membeli ikan tuna dari retailer1 dan menjualnya

Customer Konsumen Melakukan pembelian ikan tuna dari supermarket dan mengkonsumsi produk yang sudah dibeli

1.1 Nelayan

Nelayan distratifikasi berdasarkan kepemilikan asset atau alat penangkapan dan keterlibatan orang lain dalam usaha penangkapan ikan (Mulyadi 2005). Stratifikasi ini menyebabkan nelayan terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan juragan atau pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang memiliki sarana penangkapan seperti kapal atau perahu, jaring, dan alat tangkap lainnya. Nelayan buruh adalah orang yang bekerja sebagai buruh dalam kegiatan penangkapan ikan di laut (Satria 2002).

Nelayan buruh merupakan pelaku awal dari keseluruhan rantai pasok ikan tuna. Karena nelayan buruh menangkap ikan tuna yang nantinya akan dipasok oleh perusahaan ikan tuna. Nelayan yang menyediakan pasokan ikan tuna di PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri dari nelayan yang bongkar hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta, nelayan dari Palabuhanratu, dan nelayan dari Cilacap. Semua nelayan tersebut melakukan bongkar ikan tuna di transit sheed. Nelayan sudah memahami sasaran komoditi ikan tuna yang diusahakan adalah ekspor. Sehingga penanganan ikan tuna dilakukan secara hati-hati. Kapal longline yang digunakan untuk operasi penangkapan ikan tuna dilengkapi dengan refrigerated sea water (RSW).

Nelayan yang kapalnya bongkar hasil tangkapan ikan tuna di transit sheed

(24)

12

tangkapannya pada kapal lain. Apabila kapal tersebut mendaratkan hasil tangkapan, akan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Sehingga kapal tersebut akan menitipkan hasil tangkapannya ke kapal lain sementara kapal tersebut mencari fishing ground lain agar hasil tangkapannya memenuhi palka. Sementara kapal yang dititipkan hasil tangkapan, akan mendaratkan hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Pada saat ikan diberikan kepada kapal pengangkut dikenakan biaya penitipan. Kapal pengangkut mengangkut ikan dari beberapa kapal. Setelah palka kapal pengangkut terisi, kapal akan melakukan bongkar hasil tangkapan di PPSNZJ.

1.2 Transit Sheed

Kapal pengangkut membongkar hasil tangkapan di transit sheed. Transit menyediakan jasa bongkar ikan. Ada enam transit sheed yang khusus melayani bongkar ikan tuna di PPS Nizam Zacman Jakarta, yaitu transit 2, transit 9, transit 16, transit 17, transit 21, transit 26. Biasanya nelayan pemilik atau yang biasa disebut dengan pemilik ikan sudah berlangganan di transit tertentu. Jadi setiap bongkar, tentunya pemilik ikan akan selalu bongkar di transit langganan. Selain pemilik ikan, para pembeli termasuk PT AWIndo juga mempunyai transit langganan. PT AWIndo banyak memasok ikan dari transit 16. Jadi setiap ada bongkar ikan di transit langganan tentu PT AWIndo akan membeli sesuai dengan jumlah kebutuhan. Jumlah pasokan ikan tuna perhari rata-rata 200 ekor. Apabila dalam satu transit tidak mendapatkan pasokan 200 ekor, maka PT AWIndo akan memasok ikan dari transit yang lainnya.

Proses penerimaan bahan baku ikan tuna di transit sheed dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :

1) Pembongkaran ikan tuna

Pembongkaran ikan tuna dilakukan pada pagi hari jam 08.00 sampai 14.00 WIB. Kapal yang akan bongkar sudah merapatkan kapalnya ke tempat pembongkaran.. Pembongkaran ikan tuna dilakukan dengan mengggunakan bantuan katrol. Proses pengangkatan hasil tangkapan dari palka dipindahkan ke bagian geladak. Kemudian ikan tuna satu persatu dipindahkan ke transit sheed. 2) Pemindahan ikan tuna ke transit sheed

Pemindahan ikan tuna dari kapal menuju transit dilakukan dengan menggunakan papan peluncur dan atap terpal untuk melindungi ikan agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

3) Sortasi

Sortasi ikan tuna dilakukan untuk memilih ikan tuna segar yang memenuhi kualitas ekspor. Proses sortasi dilakukan secara organoleptik (penampakan, kulit, mata, tekstur, dan kekenyalan daging, serta warna daging). Proses sortasi dilakukan oleh pekerja yang telah mengerti dan memahami kualitas ikan tuna yang memenuhi kualitas ekspor (Ilhami 2013). Proses sortasi dilakukan oleh pemilik ikan dan karyawan perusahan yang akan memasok ikan tuna. Hal ini dilakukan untuk memastikan grade dari ikan tuna.

Ada dua karyawan dari PT AWIndo yang bertugas untuk menentukan grade

ikan tuna sebelum dibeli oleh PT AWIndo. Satu orang bertugas untuk menentukan

(25)

13 dengan menggunakan alat yang disebut coring tube. Caranya dengan menusukkan

coring tube ke sampel daging bagian ekor dan belakang sirip ventral. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi kerusakan pada ikan tuna dan menghindari kesalahan penentuan grade. Perbedaan grade menurut Hardiana (2009) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perbedaan klasifikasi kualitas mutu (grade) ikan tuna

Karakteristik Grade A Grade B Grade C Grade D

Warna daging Warna daging merah tua

(26)

14

grade ikan yang akan dibeli. Checker kemudian memberikan nota kepada pemilik ikan atas sejumlah ikan yang telah dibeli. Nota tersebut nantinya dijadikan sebagai bukti bahwa perusahan telah membeli ikan sejumlah yang ada di nota. Pemilik ikan datang ke kantor perusahan untuk menerima pembayaran.

1.3 PT AWIndo International

PT AWIndo International merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan mengolah bahan baku ikan tuna menjadi produk selanjutnya (seperti loin, saku, cube, steak, dan groundmeat). PT AWIndo International memasok ikan tuna dari beberapa transit yang ada di PPS Nizam Zachman Jakata. Jenis ikan tuna yang sering dipasok yaitu ikan tuna jenis yellowfin(Thunnus albacares),albacore (Thunnus alalunga), dan bigeye (Thunnus obesus). Sebagian besar produk dari PT AWIndo International dipasarkan melaui buyer atau agen-agen luar negeri. Negara yang sering membeli produk dari PT AWIndo International yaitu Eropa, Amerika, Canada, Jepang, Korea, China, Rusia, dan Vietnam. Ada beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International. Produk yang ada di PT AWIndo International disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Produk di PT AWIndo International Jenis ikan Jenis produk

Tuna Tuna loin CO, tuna loin natural, steak tuna CO, ground meat, tuna CO groundmeat, tuna CO chunk, tuna cube, tuna saku CO (saku A1, saku A2, saku A3)

Oilfish Oil fish fillet skin less, oilfish fillet skin on, oilfish rough skin steak skin on, oilfish HGT

Swordfish Swordfish DWT On

Marlin Marlin loin skin less, marlin loin skin on Blueshark

Wahoo Mahi-mahi

Blueshark steak on bone on Wahoo

Mahi-mahi

Sumber : PT AWIndo International (2014)

Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International disajikan pada Gambar 4.

Tuna saku dalam kemasan

Tuna cube dalam kemasan

(27)

15

Ground meat Tuna steak dalam kemasan

Albacore loin skin less

Loin tuna skin on Tuna loin dalam kemasan Blueshark steak skin on bone on

Marlin loin skin less Marlin loin skin on Marlin loin skinless Gambar 4 Beberapa produk yang diproduksi oleh PT AWIndo International

1.4 Trio Eagle Logistik

Trio Eagle Logistik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

(28)

16

1.5 Agen Luar Negeri

Agen luar negeri atau buyer memesan produk di PT AWIndo International sesuai dengan permintaaan pasar. Komunikasi antara buyer danpihak PT AWIndo dilakukan melalui internet. PT AWIndo menawarkan jenis dan spesifikasi produk, tetapi agen luar negeri juga bisa memesan produk sesuai dengan permintaan pasar. Dalam hal ini dilakukan tawar menawar mengenai harga, jenis produk, dan ukuran produk. Apabila kedua belah pihak sudah sepakat maka pemesanan oleh agen luar negeri langsung disiapkan oleh PT AWIndo International sesuai dengan jadwal pengiriman. Ada beberapa agen luar negeri yang membeli produk yang ada di PT AWIndo. Salah satu agen luar negeri atau buyer yaitu Hilo Fish Company yang berasal dari Amerika.

1.6 Supermarket

Setelah membeli produk dari PT AWIndo International, ada agen luar negeri yang langsung mendistribusikan ke supermarket dan ada yang masih mengolah lagi produk yang sudah dibeli dari PT AWIndo Internasional. Supermarket membeli produk dari agen luar negeri dan kemudian menjualnya kepada konsumen akhir. Di Supermarket inilah terjadi kegiatan jual beli. Konsumen luar negeri bisa langsung membeli produk yang nantinya akan dikonsumsi.

1.7 Konsumen

Setelah melalui rantai yang panjang, tentunya tujuan akhir suatu produk adalah konsumen. Konsumen merupakan pelaku terakhir dari rantai pasok. Konsumen dari produk ini adalah konsumen yang berada di negara Eropa, Amerika, Canada, Jepang, Korea Selatan, China, Rusia, dan Vietnam.

2 Sasaran Rantai

Sasaran rantai membahas mengenai sasaran pasar. Sasaran pasar untuk ikan tuna adalah pasar ekspor. Ikan tuna yang telah ditangkap dibagi menjadi

grade tertentu. Ikan tuna grade A umumnya adalah ikan tuna yang memiliki kualitas yang paling baik. Ikan Tuna grade A ini biasanya langsung diekspor ke negara Jepang melalui transit sheed. Sedangkan ikan tuna yang mempunyai grade

B,C,D biasanya masuk ke perusahaan untuk diolah agar menambah nilai kualitasnya. Di PT AWIndo International, ikan tuna yang dipasok biasanya ikan tuna yang mempunyai grade B, C, dan D. Ikan-ikan tersebut kemudian diolah. Setelah diolah, ikan yang awalnya mempunyai grade B bisa berubah menjadi

grade A. Contoh produk yang ada di PT AWIndo yaitu tuna loin, tuna chunk, tuna

(29)

17 Tabel 5 Karakteristik produk yang dibeli oleh setiap negara

Negara Karakteristik produk Eropa Grade A : steak & loin

Amerika Grade B : steak, loin, cube, ground meat Jepang Grade A : steak & loin

Rusia Grade B : fillet, loin, steak China Grade B : fillet, loin, steak

Vietnam Krimson

Korea Fillet

Israel Loin natural

Sumber : PT AWIndo International (2014)

Tabel 5 menjelaskan mengenai produk yang paling banyak dipesan dari masing-masing negara. Namun tidak hanya produk itu saja yang selalu dibeli oleh masing-masing negara. Pemesanan produk oleh buyer atau agen luar negeri kepada PT AWIndo International berdasarkan permintaan pasar di negara masing-masing.

Dalam mengekspor produk-produk ikan tuna, ada beberapa persyaratan yang harus dipersiapkan oleh suatu industri pengolahan. Persyaratan Pasar Amerika Serikat untuk produk frozen tuna (KKP 2014) yaitu :

1) Setiap perusahaan yang mengekspor produk tuna beku dan tuna kaleng harus mengisi NOAA Form 370 Fisheries Certificate of Origin dan disampaikan kepada U.S. Customs and Border Protection (CBP). Form ini tidak disyaratkan kepada fresh tuna.

2) Sejak 13 Juli 2013 telah berlaku efekti Dolphin Safe labeling regulations.

3) Setiap perusahaan harus mengisi Harmonized tariff Schedule for selected tuna and tuna products

4) HACCP Certificate sesuai dengan 123.12 special requirements for imported products

5) Importer verification

6) Health certificate atau Sertifikat Kesehaatan

7) Sertifikat pendukung lainnya sebagai extra guarantee bisa seperti BRC and/or IFS certification dll.

Persyaratan pasar Uni Eropa untuk produk fresh dan frozen tuna (KKP 2014) yaitu :

1) Harus merupakan Approved Country Establishments

2) Produk harus dilengkapi dengan catch certificate atau Sertifikat Hasil Tangkapan Ikansebagai bukti pendukung combat illegal fishing

3) Kandungan bakterial harus memenuhi persyaratan sebagaimana Regulation (EC) No 2073/2005.

4) Contamination restricted and tested . Produk tuna pada umumnya harus diuji sebelum dikapalkan, dimungkinkan diuji di laboratorium buyer atau yang ditunjuk oleh buyer. Jenis uji heavy metals lead, cadmium, mercury; dioxins.

5) Memiliki food safety certification yang merupakan implementasi HACCP dan sertifikat pendukung lainnya sebagai extra guarantee bisa seperti BRC and/or IFS certification

(30)

18

7) Eco-labelled fishery products sebagai sertifikat pendukung. Seperti MSC (Marine Stewardship Council) sebagai major certification scheme.

Persyaratan Pasar Jepang untuk produk fresh dan frozen tuna (KKP 2014) yaitu :

1) Import approval atau persetujuan impor 2) Certificate of statistics

3) Fishing certificate atau Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan 4) Certificate of re-export to obtain acknowledgment by customs. 5) Memenuhi syarat-syarat food safety act dan lulus test inspection.

3 Sumberdaya Rantai

Sumberdaya laut Indonesia sangat melimpah. Sumberdaya ikan tuna masih bisa dimanfaatkan dengan baik. Pengembangan usaha perikanan tuna masih sangat potensial. Sumberdaya yang digunakan dalam rantai pasok ini adalah ikan tuna. Sumberdaya rantai dalam rantai pasok ikan tuna terdiri dari sumberdaya fisik, sumberdaya teknologi, dan sumberdaya manusia. Sumberdaya fisik yang ada dalam lingkup rantai pasok ikan tuna adalah sumberdaya fisik yang dimiliki oleh para pelaku rantai pasok meliputi kapal dan alat tangkap longline, gedung

transit sheed, kantor dan ruang proses PT AWIndo International, sarana angkut ikan, serta jalan transportasi (Lampiran 1). Kelemahan sumberdaya fisik yang ada pada rantai pasok ikan tuna adalah sarana angkut yang digunakan dari

transit sheed menuju ke PT AWIndo International. Sarana angkut yang digunakan tidak ada pendingin, namun hanya menggunakan truk beratap terpal. Walaupun jarak dari transit sheed menuju PT AWIndo relatif dekat, seharusnya sarana pengangkut menggunakan pendingin agar rantai dingin ikan tuna tetap terjaga.

Sumberdaya teknologi berhubungan dengan penerapan teknologi untuk menciptakan produk ikan tuna yang bermutu baik. PT AWIndo International sudah menerapkan sistem keamanan produk perikanan dalam memenuhi persyaratan International dan Indonesia pada sistem mutu HACCP atau Manajemen Keamanan Pangan yaitu :

1) USFDA (US Food and Drug Administration), digunakan untuk menembus pasar Amerika

2) UE Regulation 852/2004 and UE Guidance Document on Implementation of HACCP digunakan untuk menembus pasar Uni Eropa

3) ISO 22000, merupakan sistem manajemen keselamatan pangan yang diterapkan dalam produk pangan

4) KEP 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi

(31)

19 Tabel 6 Fasilitas yang ada di PT AWIndo International

Fasilitas Jumlah

Cold storage 3

Air Blast Freezer 3

Chiling room 1

Mesin vacum 6

Mesin bensol 8

Mesin Skinless 1

Mesin groundmeat 1

Mobil ikan 6

Mobil dinas 6

Sumber : PT AWIndo International (2014)

Sumberdaya manusia yang terlibat dalam rantai pasok ikan tuna adalah sumberdaya manusia yang ada pada pelaku rantai pasok. Ada banyak nelayan pemilik kapal yang menjual ikan ke PT AWIndo International. Nelayan pemilik kapal mempunyai beberapa kapal longline. Dalam mengoperasikan kapal longline ada 15 sampai 20 ABK. Dalam setiap transit sheed memiliki karyawan berjumlah 20 sampai 30 pekerja. Sedangkan jumlah karyawan di PT AWIndo sekitar 200 orang. Sumberdaya manusia yang ada pada setiap pelaku rantai pasok sangat mendukung keberlangsungan aktifitas rantai pasok ikan tuna.

4 Manajemen Rantai

Manajemen rantai membahas dua aspek yaitu sistem transaksi dan pemilihan mitra.

4.1 Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan PT AWIndo International dengan buyer

atau agen luar negeri adalah pembayaran ekspor with L/C usance bagi pembeli baru dan Telegraphic Transfer (TT) bagi pelanggan yang sudah lama. Letter of credit atau L/C adalah cara pembayaran berupa kesanggupan membayar dari bank penerbit kepada bank penerima, yang pembayarannya hanya dapat dilakukan oleh bank penerbit jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan pada L/C (Wibowo B dan Adi Kusrianto 2010). Pembayaran ekspor with L/C usance dilakukan pada jangka waktu tertentu, biasanya 45 hari terhitung dari tanggal penerbitan bill of lading. Maka bank penerbit akan membayar ke eksportir setelah 45 hari dari tanggal bill of lading. Pada pembayaran TT, pembeli membayar secara tunai atau melakukan

(32)

20

4.2 Pemilihan Mitra

Pemilihan mitra dalam rantai pasok ikan tuna bertujuan untuk menjalin terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan. Hubungan antara manufaktur dengan supplier mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak. Manufaktur dalam rantai pasok ini adalah PT AWIndo International sudah memiliki perjanjian atau kontrak dengan supplier yaitu nelayan pemilik, sehingga terdapat kepastian harga produk untuk nelayan sebagai supplier. Sehingga kedua belah pihak dapat menerima harga yang adil. Syaratnya PT AWIndo harus memasok ikan dari pemasok setiap ada kegiatan bongkar ikan. Pemilihan mitra ditentukan dengan melihat pihak mana yang mampu memproduksi sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan, penawaran harga yang sesuai, kerjasama yang baik dalam jangka panjang, dan mempunyai pembeli yang sama dengan PT AWIndo International. Selain bekerjasama dengan pelaku rantai pasok, PT AWIndo International juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan dalam mendukung pembuatan produk ikan tuna. Beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan PT AWIndo International dalam mendukung pembuatan produk disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Daftar Perusahaan yang Bekerjasama dengan PT AWIndo International

Nama Perusahaan Jenis Produk

PT Dwipa Plastik vacum

PT Langgeng Plastik PE

PT Petra Erka Perkasa Karton

PT Putra Agung Kreasi Karton

PT Ketapang Kimia Bahan-bahan kimia

PT Tiragas CO

Sumber : PT AWIndo International (2014)

5 Proses Bisnis Rantai

Proses bisnis rantai ditinjau berdasarkan aspek hubungan proses bisnis antar anggota rantai pasok dan pola distribusi.

5.1 Hubungan Bisnis Antara Pelaku Rantai Pasok

Hubungan antara anggota rantai pasok dalam aktifitas bisnisnya adalah hubungan bisnis yang menyatukan pemasok, pegusaha, distributor, retail, pengecer, hingga konsumen akhir dalam alur sebuah rantai pasok untuk dapat menghasilkan suatu produk (ikan tuna) dan mendistribusikan produk tersebut dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat, kualitas yang baik, dan dengan biaya yang efisien untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Kekuatan dari hubungan bisnis antar pelaku rantai pasok adalah hubungan bisnis yang terjalin baik antar pelaku rantai pasok. Hubungan bisnis yang tejalin baik antar pelaku pasok terjadi karena para pelaku rantai pasok telah mengenal cukup lama antar pelaku rantai pasok. Sehingga sudah saling percaya dan hubungan bisnis terjalin dengan baik dan lancar.

(33)

21 mengurangi produk yang menumpuk akibat kelebihan stok. Sedangkan pada proses push, penjual berusaha menyediakan produk di gudangnya guna mengantisipasi datangnya pesanan dari pembeli. Sehingga dapat melayani pesanan konsumen dengan cepat. Hubungan bisnis yang terjadi dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Skema hubungan bisnis di dalam rantai pasok

5.2 Pola Distribusi

5.2.1 Aliran Produk

Supply chain management, mengutamakan arus barang antar perusahaan, mulai dari awal kegiatan sampai produk akhir, sedangkan orientasinya atas dasar kerjasama dan mengusahakan hubungan serta koordinasi antar proses dari perusahaan mitra guna menunjang kegiatan proses sampai ke tangan konsumen (Siagian MY 2005). Produk yang didistribusikan dalam rantai pasok adalah ikan tuna yang berkualitas. Proses distribusi diawali dengan kegiatan operasi penangkapan oleh nelayan buruh. Selanjutnya hasil tangkapan didaratkan dan bongkar di transit sheed di PPSNZJ. Kemudian nelayan pemilik menjual ikan tuna ke PT AWIndo International. Pada saat di transit sheed, pemilik ikan dan pegawai dari PT AWIndo International ikan tuna melakukan sortasi dan grading. Proses distribusi selanjutnya adalah pembelian ikan tuna oleh PT AWIndo International. Pengangkutan ikan tuna dari transit sheed menuju PT AWIndo International dilakukan dengan menggunakan mobil truk dengan atap terpal. Setelah tiba di PT AWIndo International ikan tuna langsung masuk ke ruang penerimaan yang selanjutnya dibersihkan kembali dan akan disimpan di dalam ABF (Air Blast Freezer).

Ikan tuna yang sudah disimpan dalam ABF kemudian dilakukan pengolahan menjadi produk setengah jadi. Pembuatan produk sesuai dengan pemesanan buyer atau agen luar negeri. Pengiriman produk dilakukan sesuai dengan jadwal pengiriman. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan kontainer berpendingin. Pengiriman produk bekerja sama dengan PT Trio Eagle Logistik. Produk dikirim ke negara-negara tujuan seperti Rusia, Korea, China, Eropa, Amerika, dan Vietnam. Agen luar negeri kemudian menjual produk ke supermarket yang ada di luar negeri. Di Supermarket inilah konsumen akhir membeli dan menerima produk. Gambar aliran produk secara lebih jelas tertera pada Gambar 6.

(34)

22

5.2.2 Aliran Informasi

Aliran informasi merupakan komponen penting dalam pencapaian tujuan rantai pasok. Informasi yang baik antara setiap pelaku rantai pasok dapat menciptakan hubungan baik dan transparan sehingga mampu meningkatkan kepercayaan dan komitmen dalam menjalin kerjasama.

Aliran informasi dalam rantai pasok ikan tuna terdiri atas informasi pasar. Informasi pasar meliputi siapa sasaran pasar dan permintaan jenis produk yang diinginkan konsumen. Informasi pasar diperoleh dari pihak supermarket luar negeri yang kemudian disampaikan kepada agen luar negeri, selanjutnya disampaikan kepada PT AWIndo International. PT AWIndo International menjelaskan secara detail mengenai jenis-jenis produk kepada agen luar negeri. Agen luar negeri dapat memesan produk kepada PT AWIndo sesuai permintaan pasar.

Informasi jenis produk disampaikan oleh PT AWIndo International kepada

buyer atau agen luar negeri dengan cara menawarkan produk melalui internet.

Website yang bisa diakses yaitu http://www.awindointernational.com/. Informasi harga disampaikan melalui komunikasi email. Setelah itu pembeli berkomunikasi dengan bidang marketing melalui email untuk menanyakan informasi yang lebih lengkap. Komunikasi antara PT AWIndo International dengan buyer atau agen luar negeri secara umum sudah berjalan dengan baik.

Untuk membuat produk pesanan dari buyer atau agen luar negeri, PT AWIndo International memasok bahan baku yaitu ikan tuna dari nelayan. Informasi mengenai jumlah pasokan ikan tuna diketahui dengan cara mendatangi langsung ke transit sheed langganan. Karyawan yang mendatangi transit sheed

berkoordinasi dengan pihak produksi mengenai jumlah yang akan dipasok. Kemudian PT AWIndo membeli ikan tuna dari nelayan sesuai dengan jumlah dan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar. Di transit sheed ini terjadi komunikasi antara nelayan pemiliik kapal dan PT AWIndo International.. Secara umum, alur informasi dalam rantai pasok ikan tuna sudah berjalan dengan baik. Gambar aliran informasi secara lebih jelas tertera pada Gambar 7.

Gambar 7 Aliran informasi dalam rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International

6 Performa Rantai

Pengukuran rantai performa dinilai secara kualitatif berdasarkan 23 kriteria kinerja yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode check list. Melalui tabel check list dapat diketahui dari segi apa yang sudah cukup baik dan segi apa yang harus ditingkatkan. Penilaian tabel check list

dapat dilihat pada Tabel 8.

Agen Luar Negeri PT AWIndo

International

Konsumen akhir Supermarket

luar negeri Nelayan

(35)

23 Tabel 8 Penilaian Keseluruhan Rantai Pasok Ikan Tuna

Uraian Keterangan 1 Identifikasi tujuan pasar produk ikan tuna √

2 Identifikasi pelaku-pelaku usaha yang berperan dalam rantai pasok

3 Komunikasi antar pelaku dalam setiap tingkatan rantai pasok telah berjalan dengan baik

4 Pernah dilakukan survey konsumen akhir untuk mengetahui keinginan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan

5 Pelaku dalam setiap mata rantai pasok telah menerima harga yang wajar/ adil

6 Sistem pembayaran dalam rantai pasok sudah berjalan dengan baik

7 Aliran informasi produk/pasar telah berjalan dengan baik dalam rantai pasok

8 Tersedia sarana pembongkaran ikan √ 9 Aliran produk dari produsen sampai ke

konsumen telah berjalan dengan baik

10 Nelayan memahami sasaran komoditi yang diusahakan adalah ekspor

11 Tersedianya SDM nelayan √

12 Tersedianya SDM di transit sheed

13 Tersedianya SDM di PT AWIndo √

14 Tersedianya prasarana jalan di pelabuhan √ 15 Kendaraan angkut menuju perusahaan

menggunakan pendingin

16 Tersedia Tempat pelelangan ikan √

17 Ada prasarana coldstorage √

18 Ada prasarana jaringan telepon √ 19 Ada prasarana jaringan listrik √

20 Ada kelembagaan pemerintah √

21 Tersedia sistem penyebaran informasi jaringan komunikasi

22 Tersedia sistem informasi pasar √ 23 Tersedianya sistem keamanan produk √ Sumber :Wicaksono (2010) yang telah dimodifikasi

(36)

24

Tabel 9 Performa rantai pasok

Tingkat Performa Jumlah Kriteria Presentase

Ya/ Ada/ Sudah 19 82,61 %

Tidak/ Belum 4 17,39 %

Dalam Proses 0 0 %

Total 23 100 %

Tabel 10 Keterangan presentase performa rantai pasok Interval (%) Keterangan

Berdasarkan penilaian check list, terdapat 82,61% kriteria yang sudah dimiliki dalam rantai pasok. Sedangkan 17,39 % kriteria tidak atau belum ada dan 0 % dalam proses. Secara umum dapat dikatakan bahwa rantai pasok ikan tuna sudah baik namun masih belum optimal. Sehingga peningkatan performa penting dilakukan agar rantai pasok ikan tuna dapat berjalan secara lancar. Peningkatan tersebut dapat diupayakan dengan cara kriteria-kriteria dalam tabel check-list

ditingkatkan hingga 100 %.

Peran Pelabuhan

Berdasarkan PER.08/MEN/2012 tentang kepelabuhanan perikanan, suatu pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan. Fungsi pemerintahan merupakan fungsi untuk melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, serta keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan. Sedangkan fungsi pengusahaan pada pelabuhan perikanan merupakan fungsi untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan perikanan. Di PPS Nizam Zachman Jakarta, Unit Pelaksana Teknis (UPT) melaksanakan fungsi pemerintahan, sedangkan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Cabang Jakarta melaksanakan fungsi pengusahaan. Tabel 9 menyajikan tugas UPT dan Perum Perindo yang berkaitan dengan rantai pasok ikan tuna beserta bentuk fasilitas yang disediakan untuk mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna.

Tabel 11 Tugas UPT dan Perum Perindo Cabang Jakarta yang berhubungan dengan rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International

Instansi Uraian Bentuk

UPT - Pelaksanaan pelayanan penerbitan

Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan

- Pelayanan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLKK) di kantor pelayanan terpadu

- Pelaksanaan pemeriksaan Log Book

(37)

25

Instansi Uraian Bentuk

- Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar

- Pemeliharaan dermaga, kolam pelabuhan, rambu navigasi, breakwater, turap, jalan komplek, drainase

- Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan

- Pelayanan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) di kantor pelayanan terpadu breakwater, turap, jalan komplek, drainase

- Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara

Penanganan Ikan yang Baik (CPIB)

- Penyelenggaraan sosialisasi mengenai cara penanganan ikan yang baik (CPIB)

- Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi

Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi

- Data produksi ikan, distribusi dan pemasaran ikan oleh Seksi Pemasaran dan Informasi

- Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan

- Inspeksi pada saat kapal melakukan bongkar

Perum Perindo

- Pelayanan jasa tambat labuh pasca penyelesaian administrasi

(clearance) oleh instansi yang berwenang di Pelabuhan Perikanan

- Tarif tambat labuh

- Pengelolaan sarana dan prasarana perikanan

- Listrik, sarana telekomunikasi, air, SPBB, perbekalan kapal, bengkel, dok, galangan kapal

- Pelayanan jasa bongkar muat - Transit sheed

- Penyelenggaraan pengolahan hasil Perikanan

- Memfasilitasi industri pengolahan dengan cara menyewakan lahan untuk industri pengolahan - Penyelenggaraan perdagangan ikan

dan produk Perikanan

- Adanya industri pengolahan

(38)

26

tidak ada ikan yang didaratkan, tentunya pasokan ikan tuna akan mengalami hambatan. Ikan tuna harus dipasok dari tempat lain. Hambatan ini akan berpengaruh pada efektifitas biaya dan kualitas ikan tuna.

Selain UPT, Perum Perindo Cabang Jakarta juga turut berperan dalam mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna. Perum Perindo menjalankan fungsi pengusahaan yang kemudian dijabarkan dengan beberapa kegiatan usaha. Dari masing-masing kegiatan usaha, diwujudkan dengan penyediaan jasa dan fasilitas. Contohnya pada kegiatan usaha pelayanan jasa bongkar muat. Pada kegiatan usaha tersebut diwujudkan dengan adanya gedung transit sheed. Gedung transit sheed diperlukan untuk bongkar ikan tuna. Apabila tidak ada fasilitas transit sheed, maka tidak ada tempat untuk melakukan bongkar ikan tuna. Hal ini dapat menyebabkan aktifitas rantai pasok akan terganggu. Apabila ada kendala pada salah satu pelaku rantai pasok, maka akan menghambat juga ke pelaku rantai pasok selanjutnya. Oleh karena itu, Perum Perindo Cabang Jakarta turut berperan dalam mendukung kegiatan rantai pasok ikan tuna.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pelaku utama rantai pasok ikan tuna di PT AWIndo International secara berurutan terdiri dari nelayan pemilik, pelaku transit sheed, PT AWIndo International, Trio Eagle Logistik, agen luar negeri, supermarket luar negeri, konsumen akhir. Secara umum rantai pasok ikan tuna sudah baik namun masih belum optimal. Sehingga peningkatan performa penting dilakukan agar rantai pasok ikan tuna dapat berjalan dengan lancar. Performa rantai perlu ditingkatkan pada aspek identifikasi pelaku-pelaku usaha yang berperan dalam rantai pasok, survey konsumen akhir terhadap kualitas produk yang dihasilkan, dan kendaraan angkut menuju perusahaan

2. Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta terdiri atas dua kelembagaan yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Perum Perindo Cabang Jakarta. Keduanya berperan penting dalam mendukung rantai pasok ikan tuna. Peran UPT dalam kegiatan rantai pasok yaitu pelayanan STBLKK, LBPI, SPB, SHTI, pemeliharaan sarana dan prasarana, penyeleggaraan CPIB, pelaksanaan pengumpulan data, dan inspeksi pembongkaran ikan. Peran Perum Perindo Cabang Jakarta dalam kegiatan rantai pasok yaitu pelayanan jasa tambat labuh, pengelolaan listrik, sarana telekomuniksi, air, SPBB, perbekalan kapal, bengkel, dok, galangan kapal,

transit sheed, dan penyewaan lahan.

Saran

1. PT AWIndo International perlu membentuk divisi yang menaungi manajemen rantai pasok

(39)

27

DAFTAR PUSTAKA

Febrina A. 2012. Efisiensi Waktu Penanganan Tuna Dari Proses Pembongkaran Sampai Pengemaan pada Industri Tuna Segar dan Loin di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Indrajit RE, R Djokopranoto. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta (ID) : Grasindo. Hardiana PK. 2009. Evaluasi Risiko Semi-Quantitatie Kadar Histamin Ikan Tuna

pada Proses Pembongkaran di Transit dan Pengolahan Produk Tuna Loin Beku. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ismanthono HW. 2003. Kamus Istilah Ekonomi Populer. Jakarta (ID) : PT Kompas Media Nusantara.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2013.Pusat Data, Statistik, dan Informasi. Jakarta (ID) : KKP. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Pemasaran Luar Negeri. 2014. Pasar Tuna Global Saat ini (World Tuna Trade Conference, 21-22 Mei 2014 Bangkok-Thailand). Aviable from : http://www.wpi.kkp.go.id/. Accessed : 2014, October, 10.

Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.

Mulyadi S. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta (ID) : Rajagrafindo Persada.

Ilhami HA. 2013. Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis pada Penanganan Tuna Loin Beku di PT AWIndo International. [Skripsi]. Jatinangor (ID): Universitas Padjadjaran.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Perikanan Indonesia.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan.

Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta (ID): Pustaka Cisendo.

Siagian Y M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis. Jakarta (ID): Grasido.

Usman R. 2001. Aspek-aspek Hkum Perbankan Indonesia, Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama

Wibowo B, Kusrianto A. 2010. Menembus Pasar Ekspor, Siapa Takut. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo.

(40)

28

Lampiran 1 Sumberdaya fisik yang dimliki beberapa pelaku rantai pasok

Kantor PT AWIndo Intenational

Transit sheed di PPS Nizam Zachman Jakarta

Ruang proses frozen di PT AWIndo International Ruang proses fresh di PT

AWIndo International

Kontainer yang digunakan untuk mengekspor produk

Ikan tuna di dalam

(41)

29 Lampiran 2 Modifikasi penilaian check list

Uraian (Wicaksono 2010) Uraian (dimodifikasi) 1 Identifikasi tujuan pasar

komoditas-komoditas potensial (unggulan nasional dan unggulan daerah)

Identifikasi tujuan pasar produk ikan tuna

2 Identifikasi alur rantai pasokan komoditas-komoditas potensial

3 Identifikasi pelaku-pelaku usaha yang berperan dalam rantai pasokan

Identifikasi pelaku-pelaku usaha yang berperan dalam rantai pasok 4 Kondisi rantai pasokan pasar komoditas

yang ada telah efisien

5 Kondisi rantai pasokan pasar komoditas yang ada sudah transparan

6 Komunikasi antar pelaku dalam setiap tingkatan rantai pasokan telah berjalan dengan baik

Komunikasi antar pelaku dalam setiap tingkatan rantai pasok telah berjalan dengan baik

7 Pernah dilakukan survey pasar untuk mengetahui keinginan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan

Pernah dilakukan survey konsumenn akhir untuk mengetahui keinginan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan

8 Komoditas perikanan yang sudah dihasilkan sudah memenuhi keinginan konsumen baik harga, mutu, maupun pasok telah menerima harga yang wajar/ adil

10 Produk yang dihasilkan telah memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap pedagang/tengkulak/pengumpul

11 Telah teridentifikasi Champion dalam setiap rantai pasokan

12 Sistem pembayaran dalam rantai pasokan sudah berjalan dengan baik (tidak merugikan produsen)

Sistem pembayaran dalam rantai pasok sudah berjalan dengan baik 13 Alur informasi produk/pasar telah

berjalan dengan baik dalam rantai pasokan

Aliran informasi produk/pasar telah berjalan dengan baik dalam rantai pasok

14 Sarana dan prasarana pasca panen kondisinya memadai

Tersedia sarana pembongkaran ikan

15 Proses distribusi produk dari produsen sampai ke konsumen telah berjalan dengan baik

Aliran produk dari produsen sampai ke konsumen telah berjalan dengan baik

16 Produsen/petani memahami konsumen sasaran komoditi yang diusahakan (ekspor, industri, supermarket, pasar induk, pasar tradisional)

Gambar

Gambar 1  Peta lokasi penelitan di PPS Nizam Zachman Jakarta
Tabel 1  Jenis Data yang Dikumpulkan  No  Tujuan
Gambar 3  Struktur Rantai Pasok Ikan Tuna Di PT AWIndo International Nelayan pemilik kapal Agen Luar Negeri PT AWIndo International Konsumen akhir Supermarket luar negeri Pengusaha Transit sheed Trio Eagle Logistik
Tabel 3  Perbedaan klasifikasi kualitas mutu (grade) ikan tuna
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bauksit laterit merupakan laterit berkomposisi aluminium hidroksida yang hampir murni. Bauksit laterit adalah bijih aluminium, logam yang sangat  banyak digunakan

Abstrak: Aplikasi pada smartphone adalah suatu fungsi yang dibuat untuk memudahkan kegiatan manusia. Saat ini aplikasi banyak dijadikan sumber informasi tidak terkecuali dalam

Hal tersebut mengindikasikan meskipun pengumuman peringkat sukuk mengandung informasi yang menyebabkan abnormal return, namun abnormal return yang terjadi relatif

kepercayaan, faktor tingkat penghasilan, faktor fasilitas sarana kesehatan, faktor perilaku petugas kesehatan dan faktor peran serta keluarga terhadap kepatuhan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat

24 Maret, gajah mulai mendapatkan air untuk minum dan mandi (untuk mendinginkan badan saja) 25 Maret, mulai diakukan pemindahan gajah dari tempat ikatan semula yang

Arjuna adalah saudara Yudistira yang dengan sangat keras mengeluarkan pandangan terkait upaya Yudistira untuk meninggalkan kehidupan keduniawian dengan cara mengasingkan diri

Agama, dan SKI. Kurikulum pendidikan di Madrasah Aliyah Al-Washliyah, memiliki perbedaan dengan beberapa madrasah yang ada di Sumatera Utara khususnya