• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENARIK BECAK PEREMPUAN DI JALAN DR. MANSYUR KECAMATAN MEDAN SELAYANG KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PENARIK BECAK PEREMPUAN DI JALAN DR. MANSYUR KECAMATAN MEDAN SELAYANG KOTA MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENARIK BECAK PEREMPUAN DI JALAN

DR. MANSYUR KECAMATAN MEDAN SELAYANG

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

TIURMA ALFRIDA SAMOSIR

3131122045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Hal yang mendasari penulis mengangkat penelitian ini menjadi bagian dari

tugas akhir., didorong oleh realita sosial adanya perempuan yang memilih bekerja

menjadi penrik becak perempuan. Oleh karena itu adapun tujuan penelitian ini

dilakukan adalah terutam untuk: i) Mengetahui sejauh mana penarik becak

menjalani perannya baik disektor domestik ataupun publik, ii) Mengetahui alasan

dan tujuan utama perempuan bekerja sebagai penarik becak iii) Mengetahui

pandangan masyarakat tentang perempuan yang bekerja sebagai penarik becak.

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

tercurah selalu tepat pada waktunya hingga skripi dengan judul “Profil Penarik

Becak Perempuan Di Jalan Dr.Mansyur Kecamatan Medan Selayang Kota

Medan” dapat terselesaikan. Bapa dengan segala cinta dan jalannya yang tak

terselami oleh akal pikiran selalu memberikan kejutan terbaik bagi hidup.Penulis

sungguh menyadari tak mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa segala

penyertaan-Nya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak usai kepada kedua orang

tua penulis Bapak Johny Samosir dan Ibu Nurhayati Siagian atas doa, dukungan,

dan motivasi yang selalu rutin menanyakan perkembangan skripsi setiap hari.

Bapak yang begitu bekerja keras demi kehidupan sekolah anaknya, penulis sangat

kagum melihat Bapak yang begitu giat mencari uang untuk saya dan adik-adik

saya sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi. Untuk Mama tercinta yang selalu

mengingatkan dan selalu melarang penulis bersungut-sungut walau didalam

(6)

iii

dan Mama bisa membahagiakan anak-anaknya, semoga Bapak dan Mama selalu

sehat, lancar dalam pekerjan dan jauh dari segala cobaan. Berkat doa orangtua

tetap mengantarkan penulis ke jalan kesuksesan dan memberikan kebahagiann

kepada keluarga. Semoga Tuhan Yesus senantiasa menjaga dan melindungi

Bapak dan Mama tercinta.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditulis guna

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di

Program Studi Pendidikan Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali mendapat

ilmu yang bermanfaat beserta motivasi dan saran-saran yang sangat berguna

dalam perkembangan skripsi.Selain itu penulis juga berharap, denga adanya

skripsi ini dapat menambah referensi para pembaca secara khusus Mahasiswa

Pendidikan Antropologi dan secara umum bagi kalangan penikmat Ilmu

Sosial.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini melibatkan banyak

pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.

3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(7)

iv

4. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos, MSP selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir.

Terima kasih untuk saran-saran dan segala segala koreksi yang

sungguh detail dan cermat serta ide juga metode inovatif

5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing

akademik sekaligus dosen penguji I yang turut banyak membantu

penulis dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini..

6. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi sekaligus dosen penguji II yang banyak memberi

saran-saran yang memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima

kasih selalu memberikan pencerahan dalam banyak kesulitan yang

dialami penulis baik didalam maupun diluar perkuliahan.

7. Ibu Supsiloani, M.Si selaku dosen Penguji III atas saran dan masukan

yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini agar lebih sempurna.

Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi yang telah mendidik

penulis dari mulai semester satu sampai pada akhirnya penulis akan

menjadi sarjana.

8. Kepada saudara sedarah penulis adikku Juni, Novi, Ester, dan Jeremia,

sosok adik-adik yang terbaik , bertanggung jawab, rajin. Terima kasih

sudah memberi semangat, motivasi dan menanyakan kapan penulis

selesai dan membantu penulis sampai larut malam dalam tugas apapun

(8)

v

suka bermain-main, nakal tetapi ada harapan yang mengiringi dia dan

tanggung jawab besar untuk dipercayakan padanya.

9. Kepada semua keluargaku Tulang, Inanguda, dan Namboru, terima

kasih atas doa, semangat dan motivasi kalian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada sepupuku abang, kakak dan adik yang tak lupa memberi

semangat dan memberi motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11.Spesial kepada Firmando Banjarnahor yang selalu menanyakan sudah

gimana proposal dan memberi semangat dan terus menanyakan kapan

seminar. Terima kasih untuk semua dorongan dan dukungan yang

diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12.Kepada Kinship A Reg 2013 yang tidak bisa diucapkan satu persatu.

Terima kasih sudah mau menjadi teman terbaik, teman bersama

diruangan kelas dan selalu memberi support dan motivasi baik dalam

perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. Untuk teman diskusi satu

PS, yang selalu saling memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.

Tidak lupa juga seluruh Mahasiswa Pendidikan Antropologi Unimed,

terima kasih sudah menjadi teman selama kuliah.

13.Kepada teman-temanku PPLT UNIMED 2016 di SMA Negeri 13

Medan yang saling mendukung, memberi semangat dan mendorong.

Terima kasih sudah menjadi teman-teman yang baik bagi penulis,

(9)

vi

14.Kepada Infoman yang berinsial Ibu Sinunur, Ibu Lindaria, Ibu

Heriawati, dan Ibu Evina. Terima kasih untuk setiap waktu dan

kontribusi yang amat besar dan membantu melahirkan skripsi dengan

tema perempuan ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik pada

bidang pendidikan, pembangunan sosial budaya dan hal lainnya bagi seluruh

pembaca. Akhirnya penulis penulis mengharapkan saran konstruktif dari kalangan

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari. Selamat membaca..!

Medan, April 2017 Penulis

(10)

vii DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Penelitian yang relevan tentang profil perempuan bekerja ... 9

2.1.2 Literatur yang berkaitan dengan Profil Perempuan Bekerja ... 11

2.2 Kerangka Teori... 13

2.2.1 Teori Feminisme Kultural ... 13

(11)

viii

2.3 Kerangka Konseptual ... 17

2.3.1 Profil ... 17

2.3.2 Becak ... 18

2.3.3 Pengertian Penarik becak ... 18

2.3.4 Perempuan ... 19

2.3.5 Peran Ganda ... 20

2.4 Kerangka Berfikir... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 24

3.3.1 Subjek Penelitian ... 24

3.4 Objek Penelitian ... 25

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5.1 Wawancara ... 26

3.5.2 Observasi Partisipan ... 27

3.5.3 Dokumentasi ... 27

3.6 Teknik Analisis Data ... 28

3.6.1 Pengumpulan Data ... 28

3.6.2 Analisis Data ... 29

3.6.3 Interprestasi Data ... 29

3.6.4 Menarik Kesimpulan ... 29

(12)

ix

4.1 Gambaran umum Subjek Penelitian ... 30

4.1.1 Sejarah Ringkas Penarik Becak ... 30

4.1.2 Wilayah Penarik Becak ... 31

4.1.3 Keadaan Penarik Becak berdasarkan jenis kelamin ... 31

4.1.4 Sarana Pendidikan ... 32

4.2 Hasil Wawancara dan Pembahasan ... 34

4.2.1 Profil Perempuan Penarik Becak ... 34

4.2.2 Alasan Utama Dan Tujuan Penarik Becak Perempuan ... 45

4.2.3 Pandangan Penarik Becak Perempuan ... 58

4.3Pandangan Masyarakat terhadap Penarik Becak perempuan ... 64

4.4 Pembahasan Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Penarik Becak berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ... 21

Gambar 1 Situasi Rumah Ibu Lindaria Tinambunan ... 36

Gambar 2 Foto Keluarga Ibu Lindaria Timbanunan ... 38

Gambar 3 Situasi rumah Ibu Heriawati ... 39

Gambar 4 Situasi Ruah Ibu Evina boru Lapao... 42

Gambar 5 Wawancara kepada Ibu Sinunur dipangkalan USU ... 46

Gambar 6 Ibu Lindaria bersama sewa di kawasan USU ... 49

Gambar 7 Penulis dengan Ibu Heriawati bersama anaknya di USU ... 53

Gambar 8 Wawancara kepada Ibu Evina di dalam becak ... 56

Gambar 9 Wawancara kepada Ibu Sinunur di becak ... 59

Gambar 10 Hasil Wawancara kepada Ibu Lindaria di becak ... 60

Gambar 11 Wawancara kepada Ibu Heriawati... 61

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK) dan sistem informasinya memberikan banyak dampak positif bagi

kalangan yang jeli membaca peluang untuk maju, berkreasi, dan berkompetisi,

tidak terkecuali perempuan. Hal ini sejalan dengan cita-cita Kartini untuk

kemajuan perempuan. Pemikirannya dianggap melahirkan banyak perubahan pada

berbagai aspek kehidupan perempuan di Indonesia. Sekedar atmosfer sosial

perempuan dengan menekankan perempuan wajar berpendidikan rendah, tapi juga

sedikit banyak aspek keterbukaan dalam menyikapi perubahan secara sosial

tentang nilai perempuan ideal telah mempunyai sisi dan ruang yang bisa

didiskusikan. Perempuan sebagai individu yang bebas juga memiliki

harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, minat-minat, dan potensinya sendiri. Menurut

pandangan psikologi humanistik, yang menekankan nilai positif manusia,

perempuan juga membutuhkan aktualisasi diri yang seoptimal mungkin demi

pengembangan dirinya, yaitu sesuatu yang pada akhirnya juga membawa dampak

positif pada pengembangan umat manusia secara umum ( K. Poewandari, 1995 :

314).

Sebenarnya dapat dikatakan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang

mendasar antara tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan. Salah satunya

(16)

2

jumlahnya daripada laki-laki. Alasan yang lain adalah persoalan jenis pekerjaan,

perempuan biasanya terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang dianggap kurang

terampil, kurang stabil (mudah mengalami penyusutan), berupah relatif lebih

rendah daripada laki-laki, dan kemungkinan untuk naik jenjang sangat kecil.

Pekerja perempuan yang terlibat dalam sektor informal, biasanya berasal

dari rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah. Dimana

bekerja menjadi suatu strategi menghadapi tekanan ekonomi dan sekaligus

mewujudkan rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan ekonomi rumah

tangganya. Adapun alasan lain kenapa perempuan ingin bekerja ialah karena

mereka ingin memiliki uang sendiri dan agar bisa mengambil keputusan sendiri

dalam mengambil uang tanpa harus minta izin atau berembug dengan suami

(Abdullah, 1997 : 230).

Dewasa ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dari tahun ke tahun, makin

banyak perempuan yang berperan ganda. Sebagian perempuan bekerja karena

memang ekonomi rumah tangga menuntut agar mereka ikut berperan serta dalam

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan sebagian lagi bekerja untuk

kepentingan mereka sendiri, yaitu untuk kepuasan batin dan sarana aktualisasi

diri. Bagi sebagian perempuan dengan kelas ekonomi menengah ke atas, bekerja

dianggap sebagai sarana untuk menjalin komunikasi dan hubungan dengan dunia

luar.

Untuk kalangan perempuan kelas bawah, sebetulnya peran ganda bukan

suatu hal baru. Sejak dulu mereka telah biasa bekerja sambil tetap mengasuh anak,

(17)

3

mencukupi kebutuhan. Sehingga pada situasi ini wanita akan tersudutkan pada

kondisi yang sulit, karena bekerja disatu sisi bagi mereka adalah suatu keharusan,

maka seringkali memaksa mereka menerima pekerjaan tanpa pertimbangan yang

matang, apapun jenis pekerjaan itu. Hal ini biasanya diakibatkan oleh terbatasnya

akses terhadap lapangan kerja dan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki.

Kaum perempuan dirasakan akan semakin sulit untuk berkompetisi, terutama

dengan kaum laki-laki. Akhirnya mengakibatkan banyak perempuan yang masih

tertinggal, khususnya dalam sektor ekonomi. Sehingga keadaan semacam inilah

yang akhirnya membuat “bargaining power” perempuan menjadi lemah, dan

mereka terpaksa menerima jenis pekerjaan yang sebetulnya kurang disukai atau

bahkan kurang sesuai dengan “kodratnya” sebagai perempuan. Situasi ini

akhirnya juga menempatkan perempuan sebagai pihak yang mudah untuk

dipermainkan pihak lain, seperti mandor, calo, dan para pengusaha.

Banyak perempuan yang memilih pekerjaan sektor informal. Biasanya

jenis pekerjaan yang mereka geluti adalah jenis pekerjaan yang dekat dengan

aktivitas kesehariannya seorang wanita, seperti : berdagang, membuka warung,

menjahit pakaian, menjadi pekerja salon, dan sebagainya. Namun kenyataannya

sekarang, tidak ada lagi pembatasan tempat dimana perempuan tidak dapat

bekerja. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan-pekerjaan perempuan sekarang yang

menggeluti bidang yang dahulu diketahui sebagai lahannya kaum lelaki, antara

lain : Tukang parkir, Penjaga pom bensin, Supir angkutan umum (busway), dan

(18)

4

Untuk kawasan yang relatif maju dan berpenduduk cukup besar di

Indonesia. Kota Medan merupakan salah satu kota yang banyak menjanjikan

peluang untuk berusaha dan bekerja. Salah satunya adalah sebagai penarik becak

perempuan. Menarik becak adalah salah satu lapangan kerja yang mampu

menyerap ribuan tenaga kerja. Kondisi ini dapat dilihat dengan menjamurnya

penarik becak perempuan diberbagai penjuru Kota. Sehingga akhirnya ikut

membuka peluang bagi siapa saja yang ingin bekerja, termasuk perempuan. Selain

itu becak juga masih banyak diminati dikalangan masyarakat. Penarik becak

dijadikan sebagai salah satu angkutan/transportasi alternatif yang memiliki

mobilitas yang cukup tinggi di jalan, baik untuk perjalanan jarak jauh maupun

dekat bahkan sampai pada daerah yang belum terjamah angkutan umum. Selain

itu kapasitas penarik becak juga dapat menampung sewa lebih dari dua orang

(termasuk boncengan), dan tarifnya juga masih relatif terjangkau.

Kondisi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) yang merupakan imbas dari globalisasi. Masyarakat

dengan berbagai kultur secara sengaja maupun tidak akan berperan sebagai

pencipta dan pengguna teknologi. Salah satunya adalah perkembangan teknologi

transportasi, yang menghasilkan becak. Kini perempuan pun dapat berperan

sebagai pengguna salah satu hasil teknologi transportasi tersebut.

Pada kasus perempuan yang bekerja sebagai penarik becak , mereka masih

dipandang aneh dan sebelah mata oleh sebagian kalangan masyarakat. Hal ini

bukan hanya menyangkut pergeseran isu perempuan feminim, namun juga

(19)

5

dengan peralatan teknologi (seperti:becak ), yang notabene masih jarang dipakai

oleh kaum hawa sebagai ‘patner kerja’. Belum lagi bila hal ini dikaitkan dengan

pandangan perempuan sendiri yang pada faktanya kebanyakan tidak ingin

memilih jenis pekerjaan yang biasanya menjadi lahannya laki-laki, apalagi seperti

pekerjaan sebagai penarik becak perempuan. Hal ini sedikit banyak juga berkaitan

dengan fakta bahwa dunia kerja laki-laki itu identik dengan kekerasan dan

persaingan. Sehingga apabila kaum perempuan memasukinya mungkin akan ada

potensi untuk dilecehkan dan mendapat berbagai streotipe negatif pada mereka.

Fenomena ini bukan hanya memperlihatkan pergeseran peran yang terjadi antara

laki-laki dan perempuan dalam sektor publik, namun juga anggapan yang selama

ini dikonstruksikan dalam masyarakat, bahwa perempuan adalah sosok yang

feminin, lemah, dan harus dilindungi ternyata berangsur-angsur bergeser.

Sekarang perempuan juga dituntut harus mampu “menghandel” jaman dan

berbagai persoalan hidup yang semakin kompleks.

Keadaan ini semakin menarik bukan hanya karena jenis pekerjaannya yang

cukup “menantang” tapi juga kita ketahui bersama bahwa pada sebagian besar

masyarakat (keluarga) di Indonesia masih sangat kental budaya patriarkinya, tidak

terkecuali di Kota Medan. Pada budaya ini selalu mengedepankan kepentingan

dan pendapat dari ayah/anak laki-laki daripada perempuan. Sehingga perempuan

jarang diberi kesempatan, hak, dan kebebasan mengeluarkan pendapat/kehendak

termasuk dalam hal memilih jenis pekerjaan. Kota Medan sendiri, keberadaan

perempuan penarik becak bisa dibilang belum begitu mendapat sorotan. Hal ini

(20)

6

daerah/tempat mangkal atau menarik mereka yang memang berbeda dan ada sama

, sehingga sulit untuk menemukan mereka berada di suatu tempat mangkal yang

berbeda dan sama. Kebanyakan dari mereka biasanya ikut masuk dan membaur ke

dalam komunitas tukang becak laki-laki. Daerah mangkal/narik mereka tersebar di

wilayah Kota Medan, antara lain : daerah USU, Johor, dan beberapa daerah

lainnya. Memang nantinya masih banyak tantangan yang akan didapat kelompok

tersebut karena dianggap “mencuri” lahannya laki-laki, yang didukung oleh

faktor-faktor kultural dan sosial yang juga akan menghambat kemajuan

perempuan. Untuk itu dituntut keberanian dan daya juang yang tinggi bagi

seorang perempuan penarik becak untuk meruntuhkan berbagai anggapan miring

tersebut.

Sehingga diharapkan perbedaan gender yang melahirkan berbagai peran

bagi setiap orang, tidak lagi menimbulkan berbagai permasalahan ketidakadilan,

seperti pelecehan seksual, streotipe, marginalisasi, ataupun eksploitasi pada

perempuan. Termasuk dalam situasi perempuan yang bekerja sebagai penarik

becak.

Untuk permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

kehidupan ekonomi perempuan yang bekerja sebagai penarik becak. Penulis

mengkaji tentang “Profil Penarik Becak Perempuan Di Jalan Dr.Mansyur Kecamatan Medan Selayang Kota Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi

(21)

7

1. Perempuan sebagai penarik becak

2. Peran ganda istri yang bekerja sebagai penarik becak

3. Kehidupan perempuan yang berperan ganda dalam perempuan stratifikasi

4. Pandangan masyarakat terhadap perempuan yang bekerja sebagai penarik

becak

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dari banyaknya masalah

yang teridentifikasi, maka penulis membatasi masalahnya pada Profil Penarik

Becak Perempuan Di Jalan Dr.Mansyur Kecamatan Medan Selayang Kota

Medan”.

1.4 Rumusan Masalah

Agar penulis memiliki panduan dan fokus penelitian dalam

mengumpulkan data maka perlu dirumuskan masalah yang dikaji, yaitu :

1. Bagaimana profil perempuan penarik becak ?

2. Apa yang menjadi alasan dan tujuan utama perempuan bekerja sebagai

penarik becak ?

3. Bagaimanakah pandangan perempuan penarik becak dan masyarakat

tentang perempuan yang bekerja sebagai penarik becak ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan profil kehidupan sehari-hari

perempuan yang bekerja sebagai penarik becak, dengn memaparkan

(22)

8

2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang perempuan yang

bekerja sebagai penarik becak.

3. Untuk mengetahui perempuan memilih menjadi penarik becak.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah

1. Memperluas wawasan kajian gender, terutama dalam lingkup mata

kuliah/ kajian Antropologi Gender yang membahas tentang

kesetaraan laki-laki dan perempuan.

2. Memberikan pemahaman tentang peran ganda perempuan yakni,

bekerja di sektor domestik dan sektor publik.

1.6.2 Secara praktis , manfaat penelitian ini adalah

1. Menambah informasi mengenai kondisi kehidupan masyarakat

perkotaan yang sarat dengan tekanan sosial terlebih masalah

finansial.

2. Memberikan motivasi serta pemahaman yang bersifat positif bagi

masyarakat, pembaca, guna untuk mengetahui keberadaan peran

perempuan.

3. Memberikan dorongan, semangat serta pandangan yang kritis bagi

perempuan untuk memahami peran yang layak bagi keluarga dan

(23)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka

kesimpulan yang dapat dikemukakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Kehidupan sehari-hari perempuan penarik becak perempuan tidak bisa

dilepaskan dari peran gandanya diruang domestik ataupun publik.

Kehidupan sehari-hari perempuan bekerja sebagai penarik becak amatlah

kompleks. Perempuan menghabiskan waktu seharian melintasi jalanan

yang penuh resiko dengan membawa sewa untuk memperoleh hasil yang

dibutuhkan sehngga kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci,

membersihkan rumah terlihat kurang optimal. Namun peran seorang ibu

atau istri tetap menjalankan tanggung jawab seperti yang dilakukan olh

informan.

2. Alasan dan Tujuan perempuan bekerja sebagai penarik becak didorong

oleh beberapa faktor: Pertama, untuk membantu suami dan rasa tanggung

jawab untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kedua, kesadaran diri bahwa

sebagai perempuan selayaknya juga memiliki hak dan kewajiban untuk

bekerja disektor publik sama seperti laki-laki. Ketiga, rpercaya diri dan

tekat yang tinggi bahwa perempuan bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki.

3. Pandangan perempuan dan masyarakat terhadap perempuan bekerja

(24)

75

mendukung bahwa tak ada yang salah bekerja sebagai perempuan penarik

becak selama hal tersebut tidak menyimpang dari nilai, norma yang

berlaku. Sebagian besar lagi menyatakan rasa kasihan sekaligus asumsi

bahwa perempuan tidak sanggup melakukan pekerjaan beresiko tinggi

seperti yang dilakukan laki-laki

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait profil

penarik becak perempuan ini sebagai berikut:

1. Perempuan dengan hak dan kewajibannya haruslah diingat bahwa bagian

terpenting dari sebuah peran baik dibidang domestik maupun publik

adalah kesadaran dirinya sebagai seorang individu yang merdeka tanpa

memandang sebuah perilaku yang kodrat

2. Pemerintah dengan segala peran dan tanggung jawabnya juga memiliki

adil penting dalam menyampaikan sosialisasi antar perempuan dan

laki-laki dalam kehidupan dan bagaimana membangun perbedaan perempuan

dan laki-laki itu sendiri kearah positif.

3. Pemerintah seharusnya menjadi sarana untuk membuka sebuah lapangan

kerja dibidang tranportasi bagi perempuan khususnya untuk meningkatkan

peran perempuan dalam kemajuan sosial.

4. Seluruh lapisan masyarakat yang pernah menanam pemahaman keliru

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Bungin. Burhan,(2001), Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Helen A. Moore (2002), Sosiologi Wanita. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Ihromi. Subadio, (1994), Peranan dan Kedudukan Wanita Di Indonesia. Jakarta: Gadjah Mada University Press

Ihromi. Suryochondro dkk, (1991), Kisah Kehidupan Wanita Untuk

Mempertahankan Kelestarian Ekonomi Rumah Tangga. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Moleong. Lexy J, (2000), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Moree. Henrietta, (1998), Feminisme Dan Antropologi. Jakarta: PT. Obor

Poerwadarminta. W.J.S, (2003), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

Suharto. Sugihastuti, (2002), Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Somadikarta. Kamariah, (1993), Gender:Rangkuman dan Sari Literatur. Jakarta.Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah

Suyanto. Bagong dan Sutinah, (2007), Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana

Sri Mulyani, (1983), Psikologi Pendidikan. Jakarta: IKIP Jakarta Press.

Zikrul. Hakim, (2010), 30 Perempuan Pilihan. Jakarta : Wanita Penulis Indonesia

Sumber Yang Tidak Diterbitkan

Sari. Nurul kumala, (2013), Profil Perempuan sebagai Buruh Harian Lepas

(menol) di PT. Perkebunan Nusantara IV Sei Kopas Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Medan : Universitas

Negeri Medan

Wirdani, (2013), Peran Perempuan Dalam Menenun Sebagai Alternative Untuk

(26)

Genting Kabupaten Batu Bara. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Medan :

Universitas Negeri Medan

Sumber Online

Algaasyiyah. Nauri, (2014), Kontrubusi Perempuan pemulung Dalam

mendukung Kontribusi di Keluarga. Available at

//http://repository.unib.ac.id/9142/2/I,II,III-14-nau-FS.pdf. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015 Pukul 15.00 WIB

Ganesa Adi Nugraha.

//http://Repository ib.unnes.ac.id/18278/1/8111409078. Diakses tanggal 19 Oktober 2015 pukul 05.15 WIB

Sujarwati. Anisa, (2010), Peran perempuan dalam perekonomian rumah tangga

di dusun pantogKulon.

http://digilib.uinsuka.ac.id/11676/1/BAB I, IV,DAFTAPUSTAKA.pdf. Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2015 Pukul 07.00 WIB

Gambar

Tabel 1 Penarik Becak berdasarkan Jenis Kelamin ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, persepsi politik organisasi pada STT sangkakala dalam kaitan dengan pengambilan keputusan dipahami sebagai sesuatu dinamika yang berguna untuk mencapai

Ds.Rejosari Kec.Kebonsari Telp. Madiun yang bersumber dana dari APBN Tahun 2012 dengan Harga Perkiraan Sendiri GPS) sebesar

DAFTAR PEMBIMBING DAN JADWAL BIMBINGAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI STMIK IKMI CIREBON.. TAHUN AKADEMIK 2017

LD.1 HASIL UJI FT-IR BAHAN BAKU ASAM PALMITAT. Gambar D.1 Hasil Uji FT-IR Bahan Baku

Bila keputusan yang dibuat mendukung tujuan yang dimiliki sang pemimpin, dia tidak akan punya waktu untuk melakukan kegiatan lain karena harus menentukan keputusan mana yang

Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard juga dapat dilakukan di organisasi sektor publik seperti instansi pajak salah satunya pada Kantor Pelayanan

PPK memerlukan aliran data yang cepat dan mudah dibaca dalam pembuatan keputusan untuk memastikan pelaksanaan konstruksi on schedule dan on specification.. Laporan kemajuan

Hubungan antara tingkat kecelakaan dan volume lalu lintas (LHRT) di ruas tol Surabaya-Gempol (gambar 4) untuk ruas 2 lajur maupun ruas 3 lajur menunjukkan pola yang