UNIVERSITAS INDONESIA
Pengawasan On-line Pelaksanaan Konstruksi
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Aset dan Pengadaan Barang dan Jasa
Oleh:
Abdul Rozaq Setiawan
MAGISTER AKUTANSI – AKUNTANSI PEMERINTAHAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan bahwa saya
menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism.
Mata Ajaran
: Manajemen Aset dan Pengadaan Barang & Jasa
Judul Makalah
: Pengawasan On-line Pelaksanaan Konstruksi Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Tanggal
: 9 Oktober 2016
Dosen
: Reghi Perdana, SH., LLM
Nama
: Abdul Rozaq Setiawan
NPM
: 1506810080
Pengawasan On-line Pelaksanaan Konstruksi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan wilayah yang sangat rawan korupsi(Hidayat 2015) dan risiko lainnya antara lain keterlambatan, kegagalan pekerjaan konstruksi dan kegagalan bangunan. BPK dalam IHPS II tahun 2015 menemukan 33 permasalahan kekurangan volume pekerjaan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah senilai Rp35,87 miliar(BPK 2016). Selain itu, BPK juga menemukan 38 permasalahan kelebihan pembayaran pekerjaan senilai Rp13,02 miliar(BPK 2016). Kasus korupsi dalam pengadaan juga tidak kalah memprihatinkan. Kasus pengadaan barang/jasa yang ditangani KPK berjumlah 138 kasus dengan nlai hampir 1 triliun rupiah(KPK 2015).
Pejabat Pembuat Komitmen memiliki tanggung jawab yang sangat penting dalam proses pengadaan barang/ jasa pemerintah. PPK mengendalikan seluruh proses pengadaan sampai dengan barang/jasa selesai/diserahkan oleh penyedia (RI 2010). Hal ini berarti PPK harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek konstruksi dan risikonya.
Dalam melaksanakan tugasnya dalam mengendalikan pekerjaan konstruksi, PPK biasanya dibantu oleh konsultan pengawas dan panitia penerima hasil pekerjaan (PPHP). Akan tetapi, penyampaian informasi dari konsultan pengawas dan PPHP masih dilakukan secara manual. Data yang diberikan kepada PPK tidak dilakukan secara cepat dan tidak mudah dimengerti.
Tidak semua PPK konstruksi mengerti bagaimana membaca data yang disampaikan konsultan pengawas. Ketidakmengertian PPK tersebut memperbesar risiko keterlambatan, kegagalan pekerjaan konstruksi, atau kegagalan bangunan. Belum ada tools yang dikembangkan untuk membantu proses monitoring pelaksanaan pekerjaan. Focus pengembangan pengadaan barang/jasa pemerintah saat ini masih di area sistem procurement (sistem pengadaan secara elektronik).
PPK memerlukan aliran data yang cepat dan mudah dibaca dalam pembuatan keputusan untuk memastikan pelaksanaan konstruksi on schedule dan on specification. Laporan kemajuan proyek yang diterima oleh PPK berupa laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan penyelesaian. Laporan-laporan tersebut perlu disajikan dalam format yang mudah dibaca oleh PPK. Untuk itulah diperlukan dukungan teknologi informasi.
Penyajian informasi tersebut hendaknya dilakukan dalam bentuk on-line untuk mengatasi masalah jarak (tidak perlu bertatap muka) dan masalah waktu (tersedia sewaktu-waktu). Penyajian informasi juga hendaknya dalam format yang mudah dibaca dan dipahami oleh PPK diantaranya:
- Penggunaan bantuan grafik,
- Pemberian warna untuk menandai status bagian proyek yang on-schedule, terlambat dan kritis - Setiap keterlambatan disertai dengan link yang berisi alasan dan rencana tindakan korektif - Dilengkapi dengan analisis trend untuk forecasting pemenuhan schedule proyek,
- Pembandingan spesifikasi standar dan pada saat konstruksi (hasil laboratorium, perhitungan pengawas),
- Ilustrasi/gambar progress pelaksanaan konstruksi (animasi ataupun foto time series),
Penyediaan system monitoring secara on-line ini juga dapat di-share dengan APIP untuk mendukung system pengendalian intern secara keseluruhan. Sehingga, pengawalan pekerjaan konstruksi dapat dioptimalkan untuk menghindari kerugian negara/daerah.
Referensi
BPK (2016). "Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015."
Hidayat, R. (2015). "Local Government E-Procurement Practices in Indonesia: Accountability, Efficiency, and Barriers." Journal of US-China Public Administration 12(2): 105-114.
KPK (2015). "Kajian Pencegahan Korupsi Pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah."