• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015

Oleh : Nadya Arwinda NIM.4113111052

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

menitipkan setitik ilmu serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini, Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd, Dra. Nerli Khairani,

M.Si, Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama

perkuliahan.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED,

Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr.

Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si

selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia,

M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu

dosen serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam

dan Matematika Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Alfian Lubis, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1

(4)

v

selaku guru bidang studi Matematika kelas VIII-1 dan VIII-3 yang telah banyak

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

tercinta Armansyah dan Ibunda tercinta Partini orangtua penulis yang telah

mengasuh, membimbing, mendoakan, senantiasa memberi kasih sayang, semangat

serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya hingga skripsi ini

selesai. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akirat kepada Ayahanda

dan Ibunda, Aamiin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adik-adikku

tersayang Muhammad Naufal dan Muhammad Doni yang selalu memberikan

dukungan, motivasi dan doa. Terima kasih untuk sahabat seperjuangan yang

selalu membantu dan memberi motivasi “Gengjoku” tersayang Trisna Utami

Putri, Novida Riyanti dan Saramika. Terima kasih juga untuk teman-teman PPLT

SMK Dharma Patra P. Berandan, keluarga boboiboy. Tak lupa terima kasih

spesial kepada teman-teman seperjuangan Mat Dik B 2011 Yuli, Ridha, Shirley,

Fifin, Fina, Risma, Sarifah serta teman-teman lain yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu namanya yang telah membantu, membangkitkan semangat

dan memotivasi untuk sukses bersama.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015

Nadya Arwinda (NIM : 4113111052) ABSTRAK

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1.Pengertian Belajar 10

2.1.2.Pembelajaran Matematika 11

2.1.3.Hasil Belajar 13

2.1.4.Pembelajaran Inkuiri 14

2.1.5.Pembelajaran Matematika Realistik 21 2.1.6.Perbedaan Tahapan Pembelajaran Inkuiri dan

Pembelajaran Matematika Realistik 26

2.1.6.1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri 26 2.1.6.2. Tahapan Pembelajaran Matematika Realistik 27

2.1.7. Pola Jawaban 28

2.1.8. Kubus dan Balok 29

2.1.8.1. Unsur-unsur Pada Kubus dan Balok 29 2.1.8.2. Jaring-jaring Kubus dan Balok 34 2.1.8.3. Luas Permukaan Kubus dan Balok 36

2.1.8.4. Volume Kubus dan Balok 38

2.2. Penelitian yang Relavan 41

2.3. Teori Belajar yang Mendukung 42

2.4. Kerangka Konseptual 43

2.5. Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45

(7)

vii

3.2.2. Sampel Penelitian 45

3.3. Variabel Penelitian 45

3.3.1. Variabel Bebas 45

3.3.2. Variabel Terikat 46

3.4. Definisi Operasional 46

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 47

3.5.1. Jenis Penelitian 47

3.5.2. Desain Penelitian 47

3.6. Prosedur Penelitian 48

3.7. Alat Pengumpulan Data 51

3.7.1.Tes 51

3.8. Instrumen Pengumpulan Data 51

3.8.1.Validitas Tes 51

3.8.2.Reliabilitas Tes 53

3.8.3.Tingkat Kesukaran Tes 54

3.8.4.Daya Pembeda Soal 56

3.9. Teknik Analisis Data 57

3.9.1.Uji Normalitas 58

3.9.2.Uji Homogenitas 59

3.9.3.Uji Hipotesis 60

3.9.4.Pola Jawaban Siswa 61

3.9.5.Analisis Kendala Yang Dihadapi Guru 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penilitian 64

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 64

4.1.1.1. Statistika Deskripsi Hasil Penelitian 64

4.1.2. Analisis Hasil Penelitian 67

4.1.2.1. Uji Normalitas 67

4.1.2.2. Uji Homogenitas 67

4.1.2.3. Uji Hipotesis 68

4.1.2.4. Pola Jawaban Siswa 69

4.1.2.5. Kendala Dalam Proses Pembelajaran 77

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 81

5.2. Saran 82

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Inkuiri 26

Tabel 2.2 Tahapan/ Sintaks Pembelajaran Matematika Realistik 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen 48

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Pretest 52

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal Postest 53

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Soal 53

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal 55

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest 55

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal Posttest 56

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Soal 57

Tabel 3.9 Daya Pembeda Soal Pretest 57

Tabel 3.10 Daya Pembeda Soal Posttest 57

Tabel 3.11 Pola Jawaban Siswa 64

Tabel 4.1 Selisih Nilai Pretest dan Posttest Kelas eksperimen 1 67

Tabel 4.2 Selisih Nilai Pretest dan Posttest Kelas eksperimen 2 68

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Selisih Pretest dan Posttest 69

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data Selisih Pretest dan Posttest 69

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Hipotesis Data Selisih Pretest dan Posttest 70

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kubus ABCD.EFGH 29

Gambar 2.2. Kubus dalam kehidupan Sehari-hari (Dadu) 29

Gambar 2.3. Diagonal Sisi Kubus 30

Gambar 2.4. Diagonal Ruang Kubus 30

Gambar 2.5. Bidang Diagonal Kubus 31

Gambar 2.6. Balok ABCD.EFGH 31

Gambar 2.7. Balok dalam Kehidupan Sehari-hari (Kotak Korek Api

dan Kotak Kue) 32

Gambar 2.8. Diagonal Sisi Balok 32

Gambar 2.9. Diagonal Ruang Balok 33

Gambar 2.10. Bidang Diagonal Balok 33

Gambar 2.11. Balok dan Ukurannya 34

Gambar 2.12. Kubus dan Ukurannya 34

Gambar 2.13. Jaring-jaring Kubus 35

Gambar 2.14. Beberapa Contoh Jaring-jaring Kubus 35

Gambar 2.15. Jaring-jaring Balok 36

Gambar 2.16. Beberapa Contoh Jaring-jaring Balok 36

Gambar 2.17. Kubus dengan Rusuk s 36

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 50

Gambar 4.1. Selisih nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen 1 65

Gambar 4.2. Selisih nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen 2 66

Gambar 4.3. Contoh pola Jawaban Lengkap soal no. 1 71

Gambar 4.4. Contoh pola Jawaban Tidak Lengkap soal no. 1 71

Gambar 4.5. Contoh Jawaban yang tidak Memiliki Pola soal no. 1 71

Gambar 4.6. Contoh pola Jawaban Lengkap soal no. 2 72

Gambar 4.7. Contoh pola Jawaban Tidak Lengkap soal no. 2 72

Gambar 4.8. Contoh Jawaban yang tidak Memiliki Pola soal no. 2 72

Gambar 4.9. Contoh pola Jawaban Lengkap soal no. 3 73

(10)

ix

Gambar 4.11. Contoh Jawaban yang tidak Memiliki Pola soal no. 3 73

Gambar 4.12. Contoh pola Jawaban Lengkap soal no. 4 74

Gambar 4.13. Contoh pola Jawaban Tidak Lengkap soal no.4 74

Gambar 4.14. Contoh Jawaban yang tidak Memiliki Pola soal no. 4 75

Gambar 4.15. Contoh pola Jawaban Lengkap soal no. 5 75

Gambar 4.16. Contoh pola Jawaban Tidak Lengkap soal no.5 75

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 RPP I (Kelas Eksperimen 1) 87

Lampiran 2 RPP II (Kelas Eksperimen 1) 96

Lampiran 3 RPP I (Kelas Eksperimen 2) 105

Lampiran 4 RPP II (Kelas Eksperimen 2) 114

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 123

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 130

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian LAS I 137

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS II 142

Lampiran 9 Kisi-Kisi Pretest 148

Lampiran 10 Soal Pretest 149

Lampiran 11 Alternatif penyelesaian Pretest 150

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Pretest 152

Lampiran 13 Lembar Validasi Pretest 154

Lampiran 14 Kisi-Kisi Post-test 155

Lampiran 15 Soal Post-test 156

Lampiran 16 Alternatif penyelesaian Post-test 158

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Post-test 161

Lampiran 18 Lembar Validasi Post-test 163

Lampiran 19 Perhitungan Validitas 164

Lampiran 20 Perhitungan Reliabilitas 169

Lampiran 21 Tabel persiapan perhitungan indeks kesukaran

dan daya beda soal 172

Lampiran 22 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal 175

Lampiran 23 Data Nilai Selisih Pretest Posttes Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2 178

Lampiran 24 Perhitungan Rata-rata, varians dan Simpangan Baku 181

Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas 183

(12)

x

Lampiran 27 Perhitungan Uji Hipotesis 188

Lampiran 28 Pola Jawaban Siswa 191

Lampiran 29 Tabel Harga Kritis dari r product momen 195

Lampiran 30 Tabel Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 196

Lampiran 31 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 197

Lampiran 32 Tabel Distribusi Nilai t 198

Lampiran 33 Tabel Distribusi Nilai F 199

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pada era modern sekarang ini peningkatan mutu sumber daya manusia

(SDM) menjadi prioritas utama dalam pembangunan suatu bangsa. Peningkatan

mutu sumber daya manusia diharapkan dapat merealisasikan potensi dan

kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia, sehigga menjadi bermanfaat bagi

dirinya dan masyarakat. Kondisi ini dapat dicapai apabila pelaksanaan pendidikan

yang bermutu diterapkan dan sesuai kebutuhan disegala bidang. Karena kemajuan

suatu bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri dan

kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan

mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang

dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi.

Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (dalam Trianto,2011:1):

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Dalam dunia

pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, matematika manjadi

perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya

peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:253) menjelaskan :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan

(14)

2

informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat

penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang

untuk berpikir logis dan teliti yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurahman, 2012:253) mengatakan

bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika

merupakan:

(1) sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sarana mengembangkan kreativitas; dan (5) sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Meskipun matematika merupakan salah satu aspek penting dalam

menciptakan generasi bangsa yang unggul, namun kenyataannya mutu pendidikan

di Indonesia masih sangat rendah,terutama dalam mata pelajaran matematika.

Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2012 (dalam

Metrotvnews.com, 2013) menunjukkan sistem pendidikan Indonesia masih sangat

jeblok.

Dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di bawah peringkat 64.Untuk literasi matematika, pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dengan skor 375.Adapun skor literasi sains berada di peringkat 64 dengan skor 382.

Selain itu, berdasarkan data Trends In International Mathematics And

Science Study (TIMSS) menurut Prof Ahmad Fauzy dalam

(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047) :

(15)

3

dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia.

Senada dengan keterangan diatas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhammad Nuh pada tanggal 01 Juni 2012 saat menyampaikan hasil UN 2012

(dalamhttp://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432/banyak.siswa.tak.

lulus.ujian.matematika), mengemukakanbahwa :

Siswa yang mengikuti ujian nasional 2012 tingkat SMP dan sederajat yang tidak lulus terbanyak dalam mata pelajaran Matematika, kemudian diikuti Bahasa Inggris, IPA, dan Bahasa Indonesia. Seluruhnya 229 siswa tidak lulus mata pelajaran Matematika.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika

siswa diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa di dalam proses belajar

mengajar dan kurangnya keterampilan guru dalam memberikan materi

pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar kebanyakan guru masih

menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga banyak siswa

yang merasa jenuh dengan pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika

dikelas masih didominasi oleh guru dan kurangnya keterlibatan siswa dalam

proses belajar mengajar. Ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran menjadi salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika

siswa rendah. Menurut Abdurrahman (2012 : 20 ) bahwa :

Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.

Selanjutnya Trianto (2011:1) menyatakan bahwa:

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif.

Pemilihan model pembelajaran yang bervariasi akan membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk

(16)

4

diusahakan seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa “Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.”

Guru merupakan komponen pengajaran yang memiliki peranan penting

dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan

oleh faktor guru. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat

tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan

siswanya. Mengingat hal tersebut, seorang guru matematika dituntut untuk

memahami dan mengembangkan suatu strategi pengajaran di dalam kelas untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran.Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi

rasa jenuh pada siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus bijaksana dalam

menentukan suatu model pembelajaran yang sesuai yang dapat menciptakan

situasi dan kondisi yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung

sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan siswa bisa menjadi lebih aktif.Inovasi

yang menarik adalah menemukan dan menerapkan model-model pembelajaran

inovatif-progresif yang dengan tepat mampu mengembangkan dan menggali

pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri.Dengan demikian, proses

pembelajaran akan lebih variatif dan inovatif dalam merekonstruksi wawasan

pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa

adalah kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini

disebabkan adanya anggapan bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran

yang paling sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Salah

seorang siswa SMP Negeri 1 Tanjung Morawa melalui wawancara mengatakan bahwa : “Matematika adalah pelajaran yang sulit karena susah dimengerti, membosankan dan banyak rumusnya”. Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2012:252) bahwa: “ dari berbagai bidang studi

(17)

5

paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih

lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah

geometri, diantaranya bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan balok. Sukayasa (2012: 58) mengungkapkan bahwa “ternyata keluhan guru pengajar matematika terhadap topik geometri yang merupakan topik yang esensial sulit dipahami siswa”.Di dalam silabus untuk SMP, bangun ruang dibagi menjadi dua, yaitu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung.Bangun ruang sisi

datar meliputi kubus, balok, prisma dan limas. Sedangkan bangun ruang sisi

lengkung meliputi tabung, kerucut dan bola. Kedua materi tersebut merupakan

materi yang sulit bagi siswa dan guru karena mempelajari bangun ruang sisi datar

bukan hanya kemampuan berhitung yang dituntut, tetapi juga kemampuan

pemahaman suatu konsep.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Januari

2015 berupa pemberian soal tes yang berkaitan dengan materi kubus dan balok

kepada 34 siswa di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, terdapat 11,76% (4 siswa)

berada dalam kategori sedang dan sisanya 88,24% (30 siswa) berada dalam

kategori rendah. Selain memberi soal tes, peneliti juga mewawancarai seorang

guru matematika di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, beliau menyatakan bahwa:

Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang baru diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut. Dalam mempelajari materi kubus dan balok, siswa cenderung kesulitan memahami dan mengerjakan soal-soal aplikasi.

Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi dalam

pembelajaran materi kubus dan balok, yaitu karena dalam pembelajaran siswa

hanya mampu sebatas mengingat atau menghafal tanpa adanya pemahaman

terhadap suatu materi dan juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar

matematika masih rendah. Sudah tertanam dipikirannya bahwa matematika sulit

(18)

6

mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu model yang dapat mengajak siswa

berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran

materi kubus dan balok adalah model inkuiri dan matematika realistik. Inkuiri

adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan

melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau

memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumus masalah atau memecahkan

masalah terhadap pertanyaan atau rumus masalah dengan menggunakan

kemampuan berfikir kritis dan logis.

Dalam pembelajaran matematika, model inkuiri menekankan kepada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya inkuiri

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa

tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara

verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran

itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Gulo (dalam Trianto, 2011:166) bahwa:

Inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dengan menerapkan model inkuiri diharapkan siswa aktif dan kreatif

menemukan sendiri. Siswa mampu merekonstruksi pengetahuan matematika

berdasarkan pengalaman sendiri. Disamping itu, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menerapkan ide-idenya dan belajar sesuai dengan gaya belajar

mereka sendiri.

Sedangkan pembelajaran matematika realistik adalah pemanfaatan

realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses

pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika

secara lebih baik dari pada masa yang lalu.

Menurut Marpaung (2001),

(19)

7

mengekspresikan jalan pikirannya, menyelesaikan masalah menurut idenya, mengkomunikasikannya, dan pada saatnya belajar dari temuannya sendiri.

Dalam pembelajaran matematika realistik, pembelajaran tidak dimulai

dari definisi, teorema atau sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh

seperti yang selama ini dilaksanakan di berbagai sekolah. Namun sifat-sifat,

definisi dan teorema itu diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa

melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan guru di awal

pembelajaran. Jadi dalam PMR siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja,

bahkan diharapkan dapat mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuan

yang diperolehnya.

Baik inkuiri maupun matematika realistik menuntut keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya, pembelajaran tidak hanya

berpusat kepada guru, melainkan juga berpusat pada siswa. Oleh sebab itu

penggunaan model pembelajaran inkuiri dan matematika realistik diharapkan

mampu mengubah pembelajaran yang monoton menjadi pembelajaran yang aktif,

kreatif, dan inovatif.

Dari uraian diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana perbedaan model

pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik terhadap hasil belajar

siswa pada materi kubus dan balok, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah.

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang variatif dan efektif.

3. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit

(20)

8

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan

matematika pada materi kubus dan balok.

1.3.Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, terdapat banyak masalah

yang teridentifikasi. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka

permasalahan dalam penelitian ini hanya difokuskan pada hasil belajar

matematika dengan pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik

pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.4.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar menggunakan pembelajaran inkuiri lebih baik

daripada pembelajaran matematika realistik pada materi kubus dan balok

di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa?

2. Apakah pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran inkuiri lebih

baik daripada pembelajaran matematika realistik pada materi kubus dan

balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa?

3. Apa kendala yang dihadapi guru saat mengajar dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik pada materi

kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk menunjukkan hasil belajar menggunakan pembelajaran inkuiri lebih

baik daripada pembelajaran matematika realistik pada materi kubus dan

balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

2. Untuk menunjukkan pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran

inkuiri lebih baik daripada pembelajaran matematika realistik pada materi

(21)

9

3. Untuk menunjukkan kendala yang dihadapi guru menggunakan

pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik pada materi

kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.6.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini

memberi manfaat antara lain :

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk

menerapkan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika

realistik dalam pengajaran matematika.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan

bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga

pengajar di masa yang akan datang.

3. Bagi siswa, dapat menjadi pengalaman belajar yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran pokok bahasan lainnya, guna meningkatkan aktivitas

belajarnya, dan memberikan hasil belajar yang memuaskan.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini akan menambah informasi dan

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar menggunakan pembelajaran inkuiri lebih baik daripada

pembelajaran matematika realistik. Hal ini berdasarkan hasil pengujian

hipotesis diperoleh nilai thitung = 2,134 dan ttabel = 1,668 dengan dk = 70

dan taraf signifikan  = 0,05 sehingga terlihat yaitu 2,134

>1,668 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Pada pola jawaban, sebagian besar jawaban siswa telah sesuai dengan

indikator soal namun pola jawaban yang diajar dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri lebih baik daripada pola jawaban siswa yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik. Dapat dilihat

dari persentasi pola jawaban lengkap yang diperoleh kelas eksperimen 1

yang diajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri lebih tinggi, lebih

bervariatif dan lebih terstruktur daripada kelas eksperimen 2 yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik.

3. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik adalah:

 Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri dan pembelajaran matematika realistik, sehingga lebih banyak bertanya kepada guru.

Untuk itu guru harus membimbing siswa agar dapat menemukan

konsep yang benar. Hal ini menyebabkan guru sedikit kerepotan

dalam mengontrol kelas.

 Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan lembar aktivitas siswa, sehingga dalam pengerjaan LAS siswa banyak

bertanya pada guru.

 Siswa masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapat ketika presentasi.

(23)

82

5.2. Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar memberikan pengarahan terlebih dahulu

sebelum pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling

berdiskusi, mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan

pikiran-pikiran atau ide setiap anggota kelompok untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan guru.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memotivasi siswa agar tidak

malu-malu dalam melakukan presentasi serta membantu kelompok yang

mengalami kesulitan dalam melakukan presentasi dan memotivasi siswa

untuk berani mengeluarkan pendapat dan bertanya dengan memberikan

penghargaan berupa pujian kepada siswa yang berani mengeluarkan

pendapat dan bertanya.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang akan menggunakan pembelajaran inkuiri

maupun pembelajaran matematika realistik sebaiknya memberikan

wawancara kepada siswa apabila ditemukan pola jawaban yang tidak

lengkap untuk mengetahui apakah siswa benar-benar paham atau hanya

menduga-duga.

4. Kepada guru ataupun peneliti selanjutnya yang akan menggunakan

pembelajaran inkuiri maupun pembelajaran matematika realistik sebaiknya

terlebih dahulu mengarahkan siswa untuk membaca langkah-langkah pada

lembar kegiatan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rikena Cipta, Jakarta.

Ancoto, (2009) http://anchoto.sman1ampekangke.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika/ (diakses pada tanggal 2 Februari 2015)

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arnita, (2013), Pengantar Statistika, Ciptapustaka Media Perintis, Bandung.

Asmin dan Abil Mansyur, (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar

dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.

Dahar, R.W., (2011), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Medan.

Daitin Tarigan, (2006), http://download.portalgaruda.org/article.php?article=1084 55&val=4073 (diakses pada tanggal 5 april 2015).

Dalimunthe, D.A., (2014), Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk

Meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi bangun ruang sisi lengkung Di kelas ix smp negeri 3 medan Tahun ajaran 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Gravemeijer, (1994), http: //ironerozanie. wordpress. com/2010/03/03 /realistic -mathematic – education – rme – atau – pembelajaran –matematika – realistik -pmr/ (diakses pada tanggal 7 april 2015).

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM PRESS, Surabaya.

Junita, T.P., (2012), Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)

Terhadap Pemahaman Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negri 1 Sindangagung Kabupaten Kuningan), Skripsi, FMIPA, IAIN

Syekh Nurjati, Cirebon.

http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/repository/127350032_TIA%2 0%2858451044%29__ok.pdf (diakses pada tanggal 5 april 2015).

Marpaung, Y., (2001), Prospek RME untuk Pembelajaran Matematika di

Indonesia, Makalah disajikan pada Seminar Nasional Realistic

Mathematic Education di FMIPA UNESA,

http://www.masbied.com/2010/03/20/implementasi-

(25)

84

pembelajaran-matematika-realistik-setting-kooperatif-materi-aritmetika-sosial-pada-siswa-kelas-vii-smp/ (diakses pada tanggal 3 april 2015).

Masbied, (2010), Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik

http://www.masbied.com/2010/03/20/implementasi- pembelajaran-matematika-realistik-setting-kooperatif-materi-aritmetika-sosial-pada-siswa-kelas-vii-smp/, (diakses pada tanggal 4 april 2015).

Meidawati, Yenny, (2014), Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

Tebimbing Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP, Jurnal Pendidikan dan

Keguruan, Vol. 1 No.2, 2014, hal 1.

Mistiati, (2013), http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/ article/view /2566 (diakses pada tanggal 18 januari 2015)

Nuh, Muhammad, (2010), http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432/ Banyak.Siswa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika (diakses pada tanggal 18 Januari 2015).

Nurdalilah, (2013), Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dan

Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional di SMAN 1 Kualuh Selatan, Tesis

Unimed: Tidak diterbitkan.

PISA (Program of International Student Assesment), (2012),

http://microsite.metrotvnews.com/metronews/read/2013/12/06/3/1 99491/Pendidikan-Indonesia-Peringkat-64-dari-65-Negara

(diakses pada tanggal 18 Februari 2015).

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Rustaman, N.Y., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri Dalam

Pendidikan Sains, http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.

PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf (diakses pada tanggal 2 februari 2015).

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses

(26)

85

Setianto, D.A., (2012), Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Di Kelas V Sekolah Dasar,

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/4 15/201 (diakses pada tanggal 2 Februari 2015).

Simangunsong, S.W., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Soviawati, Evi., (2011), Pendekatan Matematiaka Realistik (PMR) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa Di Tingkat Sekolah

Dasar, Jurnal Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011,

http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/view/670/pendekatan- matematika-realistik--pmr--untuk--meningkatkan-kemampuan-berfikir-siswa-di-tingkat-sekolah-dasar.html (diakses pada tanggal 4 april 2015)

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sukayasa, (2012), Penerapan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu pada Konsep Volume Bangun Ruang, Jurnal Pendidikan Matematika : FKIP Universitas

Tadulako Palu, Vol 1 No 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158, hal 57-70.

Suwarsono, St., (2001), Beberapa permasalahan yang terkait dengan upaya

impelmentasi pendidikan matematika realistik di Indonesia,

Makalah disampaikan pada seminar nasional tentang Pendidikan Matematika Realistik tanggal 14-15 November 2001.Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Syah, Muhibbin, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

TIMSS (Trends In International Mathematics And Science Study), (2011), http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047 (diakses pada tanggal 18 Februari 2015)

(27)

86

Wahyuningsih, E.S., (2012) Perbedaan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan

Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Dengan

Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC, Tesis

Unimed: Tidak diterbitkan.

Yuwono, I.,( 2007), http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20

Matematika/PEMBELAJARAN%20MATEMATIKA%20REALI STIK%20DAN%20STRATEGI%20IMPLEMENTASI%20DI%2 0KELAS.pdf ( diakses pada tanggal 4 april 2015)

Gambar

Gambar 4.11. Contoh Jawaban yang tidak Memiliki Pola soal no. 3

Referensi

Dokumen terkait

Compressive MUSIC: Revisiting the Link Between Compressive Sensing and Array Signal Processing Information. IEEE Transaction on Information

[r]

Perlu kiranya dibedakan antara latihan dan pendidikan .seperti yang telah di jelaskan terdahulu, latihan dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam mengerjakan

JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN SUMBER DANA METODE PEMILIHAN PENYEDIA PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA PELAKSANAAN PEKERJAAN.. Sekretariat Daerah Pematangan

Debu total diudara lingkungan kerja ditentukan dengan mengguna- kan metode gravmetric, dimana debu ditangkap diudara lingkungan kerja dengan peralatan HVDS (High

Jurusan yang umunya dan pasti ada dalam Fakultas MIPA yaitu ilmu-ilmu eksak atau ilmu pasti diantaranya Matematika, kimia, biologi, dan fisika.. Selain jurusan tersebut

Secara teknis, masing-masing gapoktan dan ponpes akan mendapatkan tugas yang sama untuk menanam, memelihara jagung yang diuji dengan standard budidaya yang telah

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung