• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

DAN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh

:

Mia Sarah 100922035

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Mia Sarah

NIM : 100922035 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan

(Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

Medan, Juli 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Danandjaja, MA

NIP. 195211091983031001 NIP. 196208281986012001 Dra. Fatma Wardy Lubis, MA

Dekan FISIP USU

(3)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Mia Sarah

NIM : 100922035

Tanda Tangan :

(4)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Mia Sarah NIM : 100922035 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan

(Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : 07 Juli 2013 Yang Menyatakan

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Program Corporate Social Responsibilty (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi korelasional Program Nikah Massal terhadap citra PT.PGN SBU III Medan di kalangan warga masyarakat Kota Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori Public Relations, teori Corporate Social Responsibility dan teori Citra. Adapun metode yang digunakan yaitu metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah para pasangan suami istri yang merupakan warga masyarakat di beberapa kecamatan di Kota Medan, khususnya Kecamatan Medan Helvetia yaitu sebanyak 60 pasangan. Dalam penelitian yang dilakukan adapun penarikan sampel ditetapkan secara proporsional dari jumlah populasi ditetapkan sampel sebesar 30% atau sebanyak 18 pasang suami istri. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling.Teknik pengumpulan data melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif, analisis korelasi dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Kata kunci:

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan).

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan pengalaman dalam mencari, mengumpulkan dan mengolah data penelitian. Meskipun demikian, peneliti berusaha secara maksimal agar tulisan ini dapat tersusun sebaik mungkin. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti terbuka atas segala kritikan dan saran yang membangun dari pembaca, sebagai masukan untuk menyempurnakan tulisan ini.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti menyampaiakn penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.

(7)

sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk kakak-kakak peneliti Andalia Utari dan Reina Yasmin, yang selalu setia memberikan kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA dan Ibu Drs. Dayana, M.Si selaku ketua dan juga sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi yang begitu baik dan memotivasi penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Drs. Danandjaja, MA selaku dosen pembimbing peneliti, terimaksih yang tak terhingga penulis ucapkan atas kebaikan dan pengetahuan yang telah banyak bapak berikan dalam membimbing peneliti sehingga memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan contoh, masukan serta teladan yang patut ditiru oleh peneliti berupa semangat untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

5. Kak Icut dan Kak Maya untuk semua dukungannya.

(8)

7. Teman-teman se angkatan Nuha, Lulu, Bonar, Indah, Cia, K Jojor , serta teman kantor saya Nuzuar, Hidayat, Ikhsan, Juanda, Ferry, Titi, Atta, Windhi, Ira yang sudah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan

Medan, Juli 2013 Peneliti

(9)
(10)

4.1 Pengumpulan data ... 33

4.2 Pengolahan data ... 33

4.3 Analisis tabel tunggal/tabel tunggal ... 34

4.4 Analisis korelasional/tabel silang ... 60

4.5 Uji hipotesis ... 66

4.6 Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran responden penelitian ... 71

5.3 Saran dalam kaitan akademis ... 71

5.4 Saran dalam kaitan praktis ... 71

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Variabel penelitian 25

3.1 Populasi penelitian 28

3.2 Sampel penelitian 29

4.1 Tingkat pendidikan 34

4.2 Pekerjaan 35

4.3 Penghasilan 36

4.4 Tahu atau tidaknya tentang kegiatan CSR 37 4.5 Pemahaman akan baik atau tidak baiknya tentang CSR 38 4.6 Tahu atau tidaknya bahwa PGN telah melaksanakan CSR 39 4.7 Pengetahuan tentang Nikah Massal sebagai program

CSR PT.PGN 40

4.8 Kesesuaian Nikah Massal sebagai program CSR PT.PGN 41 4.9 Paham atau tidaknya isi dari kegiatan Nikah Massal

dalam program CSR PGN 42 4.10 Paham atau tidaknya tujuan dari program CSR tersebut 43 4.11 Baik atau tidaknya tujuan Nikah Massal dalam

memudahkan pengurusan akta kelahiran anak 44 4.12 Tepat atau tidaknya Kota Medan sebagai lokasi

kegiatan Nikah Massal 45 4.13 Kesulitan dalam syarat untuk mengikuti Kegiatan CSR

Nikah Massal 46

4.14 Mekanisme kegiatan nikah massal 47

4.15 Menarik atau tidaknya program CSR Nikah Massal 48 4.16 Kesan terhadap program CSR Nikah Massal 49 4.17 Cukup atau tidaknya informasi yang didapat tentang

program CSR Nikah Massal 50

4.18 Mengerti atau tidaknya dengan informasi mengenai

(12)

4.19 Paham atau tidaknya akan program Nikah Massal

merupakan tanggung jawab sosial PGN 52 4.20 Program Nikah Massal mencerminkan atau tidak

mencerminkan tanggung jawab sosial PGN 53 4.21 PGN sudah memenuhi atau tidak memenuhi tanggung

jawab sosialnya dengan kegiatan Nikah Massal 54 4.22 PGN telah melaksanakan CSR dengan baik atau tidak

baik melalui kegiatan Nikah Massal 55 4.23 Sikap terhadap program CSR Nikah Massal PT. PGN 56 4.24 Berpengaruh atau tidaknya program Nikah Massal terhadap

citra PT. PGN 57

4.25 Besarnya tingkat pengaruh program Nikah Massal terhadap

Citra PT.PGN 58

4.26 Korelasi antara pekerjaan dan penghasilan 60 4.27 Korelasi antara pengetahuan mengenai program nikah

massal dan menarik atau tidaknya program tersebut 61 4.28 Korelasi antara kesesuaian program CSR nikah massal

dengan kesan terhadap program nikah massal tersebut 62 4.29 Korelasi antara tujuan program CSR nikah massal

dengan sikap terhadap program nikah massal tersebut 64

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Komunikasi Public Relations 12

2.2 Model pembentukan citra 19

2.3 Orientasi Public Relations 20

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Program Corporate Social Responsibilty (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi korelasional Program Nikah Massal terhadap citra PT.PGN SBU III Medan di kalangan warga masyarakat Kota Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori Public Relations, teori Corporate Social Responsibility dan teori Citra. Adapun metode yang digunakan yaitu metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah para pasangan suami istri yang merupakan warga masyarakat di beberapa kecamatan di Kota Medan, khususnya Kecamatan Medan Helvetia yaitu sebanyak 60 pasangan. Dalam penelitian yang dilakukan adapun penarikan sampel ditetapkan secara proporsional dari jumlah populasi ditetapkan sampel sebesar 30% atau sebanyak 18 pasang suami istri. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling.Teknik pengumpulan data melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif, analisis korelasi dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Nikah Massal terhadap terhadap citra PT.PGN SBU III Medan.

Kata kunci:

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti angin semilir kemudian bertiup semakin kencang, begitulah hembusan wacana tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Hari demi hari gaungnya pun semakin terasa dan seolah telah menjadi tren global. Secara singkat, CSR dapat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada para stakeholders-nya. Stakeholders atau para pemangku kepentingan tersebut merupakan pihak-pihak yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan, seperti karyawan, pemegang saham, konsumen, masyarakat, pers, maupun pemerintah.

Secara teoritis, The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam publikasinya Making Good Business Sense (Wibisono, 2007: 7) mendefenisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

CSR yang kini banyak diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang. Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan cara pandang perusahaan terhadap dirinya sendiri, terjadilah perubahan. Masyarakat tak hanya menuntut organisasi bisnis untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial, karena kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasi perusahaan.

(16)

terasa pada tahun 1960-an, dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang Dunia II dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan (Wibisono, 2007: 4). Sejak saat itu, perhatian terhadap permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian yang kian luas.

Terobosan besar dalam konteks CSR dilakukan oleh John Elkington (Wibisono, 2007: 6) melalui konsep “3P” (profit, people, dan planet) yang dituangkan dalam bukunya “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentith Century Business” yang dirilis pada tahun 1997. Ia berpendapat, jika perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan cuma profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people), dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakan World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg Afrika Selatan.

Aktivitas CSR memang memperlihatkan kecendrungan yang sangat meningkat, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Sulit dipungkiri bahwa wacana CSR yang sebelumnya merupakan isu marginal, kini telah menjelma menjadi isu sentral. Komitmen untuk bertanggung jawab secara sosial disadari bahwa keuntungan untuk keberlangsungan suatu entitas usaha, secara jangka panjang hanya bisa didapatkan dengan adanya kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pemberian nilai sumbangan yang bersifat charity, dari US $ 9,6 milyar pada tahun 1999 menjadi US $ 12,19 milyar pada tahun 2002

(17)

Di Indonesia sendiri, perusahaan yang melakukan CSR masih sangat sedikit dan pemahaman mengenai CSR pun masih belum merata. Mewujudkan CSR memang tidak semudah dalam ucapan. Di Indonesia, konsep ini masih dianggap sebagai hal yang ideal. Hal ini diperkuat oleh penelitian Chambers dan kawan-kawan (Wibisono, 2007: 72) terhadap pelaksanaan CSR di tujuh Negara Asia, yakni India, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Dari masing-masing negara diambil 50 perusahaan yang berada pada peringkat atas berdasarkan pendapatan operasional untuk tahun 2002, lalu dikaji implementasi CSR-nya. Hasilnya, Indonesia tercatat sebagai negara yang paling rendah penetrasi pelaksanaan CSR dan derajat keterlibatan komunitasnya.

Salah satu bentuk tanggung jawab sosial diwujudkan dalam bentuk filantropi perusahaan (corporate philanthropy), derma perusahaan untuk aktivitas sosial masyarakat.Berasal dari bahasa Yunani, philein yang berarti cinta dan anthropos yang berarti manusia. Filantropi bisa kita pahami sebagai seseorang yang mencintai sesama manusia. Filantropi perusahaan, dengan sederhana bisa kita artikan sebagai derma perusahaan untuk kemanusiaan.

Ide filantropi perusahaan antara lain berlandaskan pada pemikiran bahwa tidak semua persoalan sosial kemanusiaan tertangani pemerintah, pengusaha dan perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan. Keberlangsungan hidup perusahaan juga sangat tergantung pada keberlangsungan hidup dan dukungan lingkungan masyarakat, tempatnya berpijak.

Kini semakin banyak pebisnis dan perusahaan yang melaksanakan filantropi perusahaan dengan menembus batas negara, lintas ras dan budaya. Di Indonesia, gerakan semacam ini pun pernah marak pada era Soeharto, dengan program kemitraan berupa ”paksaan” bagi perusahaan untuk menyisihkan sebagian kecil keuntungannya guna membantu pengembangan masyarakat kurang beruntung, termasuk usaha kecil dan menengah.

(18)

kepeduliannya kepada masyarakat dan lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility atau tanggungjawab sosial yang telah ditetapkan melalui undang-undang.

Sebagai BUMN yang terkait dengan sumber daya alam, PGN melaksanakan tanggungjawab sosialnya dengan melaksanakan program CSR yang diatur berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang mengacu pada Permenneg BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang PKBL. Sehingga wajar saja jika para BUMN yang terkait dengan SDA ini menggelontorkan dana CSRnya hingga ratusan miliar rupiah pertahunnya.

Salah satu program CSR yang dijalankan oleh PT. PGN SBU III Medan adalah kegiatan Nikah Massal. Sebagaian besar di antara mereka adalah warga miskin yang telah lama menikah secara siri. Mereka berniat memperoleh surat nikah, dan tercacat secara sah di kantor Pencacatan Sipil. Kegiatan ini diikuti oleh para pasangan suami istri dari semua kecamatan di Kota Medan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Nikah Massal Terhadap Citra PGN. Untuk lokasi penelitian, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di beberapa kecamatan di Kota Medan, khususnya Kecamatan Medan Helvetia. Wilayah tersebut, merupakan kawasan yang menjadi tempat pemasangan pipa distribusi PGN dan juga banyak dari pasangan Nikah Massal ini bertempat tinggal di kawasan tersebut.

1.2 Pembatasan Masalah

Perumusan masalah yang terlalu umum dapat mengakibatkan masalah yang akan dibahas tidak jelas hasilnya. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah agar ruang lingkup masalah lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

(19)

2. Khalayak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah para warga masyarakat yang mengetahui ataupun terlibat dalam kegiatan CSR ini. 3. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmanakah program Corporate Social Responsibility (CSR) Nikah Massal berpengaruh terhadap Citra PT.PGN SBU III Medan?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam program CSR Nikah Massal.

b. Untuk mengetahui perhatian khalayak terhadap program CSR Nikah Massal

c. Untuk mengetahui penilaian khalayak terhadap program CSR Nikah Massal sebagai tanggung jawab sosial PT. PGN SBU III Medan.

d. Untuk mengetahui hubungan program CSRNikah Massal dengan citra PT. PGN SBU III Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapakan dapat memperkaya khasanah penelitian komunikasi dan sumber bacaan, khususnya penelitian tentang public relations.

(20)
(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan pikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39).

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Public Relations (PR)

Public relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Sebenarnya, PR terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami PR, kecuali jika ia terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia lainnya.

Secara etimologis, public relations terdiri dari dua kata, yaitu public dan relations. Public berarti publik dan relations berarti hubungan-hubungan. Jadi, public relations berarti hubungan-hubungan dengan publik. Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) (Jefkins, 2004: 9), public relations (PR) adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

(22)

keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Cultip dan Center dalam bukunya Effective Public Relations (Suhandang, 2004: 45) mengemukakan defenisi public relations sebagai suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.

Dari defenisi Cultip dan Center, tergambar adanya ciri khas dari public relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publik yang ada di luar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih kepentingan bersama. Dalam proses komunikasinya, public relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima.

2.1.1.1 Fungsi dan Tugas Public Relations

Secara umum, public relations dapat diartikan sebagai “penyambung lidah” perusahaannya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan pihak luar dan dalam perusahaan. Jadi, tidak hanya bertugas sebagai a channel of information (saluran informasi) dari perusahaan kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan. Informasi yang datang dari publik merupakan opini publik sebagai umpan balik dari informasi yang diberikan oleh perusahaan. Demikian pula fungsi public relations sebagai a source of information (sumber informasi), tidak hanya bagi pihak luar saja, melainkan juga merupakan sumber informasi bagi publik di dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan.

(23)

merupakan “jembatan” penghubung antara pimpinan perusahaan dengan publiknya. Jembatan penghubung yang menerjemahkan “bahasa” pimpinan perusahaan ke dalam “bahasa” publik (masyarakat) dan sebaliknya, sehingga terjadi suatu pengertian yang dapat memperlancar jalannya perusahaan dalam hal mencapai tujuannya di tengah-tengah masyarakat.

Pada umumnya, tugas public relations dalam perusahaan (Rumanti, 2002: 39) adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Disamping itu, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.

3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi PR, menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi, dan seterusnya. Tetapi, terletak pada (1) bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi; (2) dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.

4. Tanggung jawab sosial. PR merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Suatu organisasi mempunyai kewajiban dalam pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab.

5. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.

Sementara Astrid S. Susanto mengutip pandapat Cutlip and Center (Kusumastuti, 2004: 26) menyatakan tugas PR perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunakan barang/ jasa instansinya.

2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik.

(24)

4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.

5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

Inti tugas public relations adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik, sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan publik. Persesuaian yang menciptakan hubungan harmonis dimana satu sama lain saling memberi dan menerima hal-hal yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Pada dasarnya, bentuk-bentuk kegiatan public relations atau relasi yang dibangun, dijaga, dan dikembangkan melalui kegiatan public relations adalah relasi dengan para stakeholder organisasi. Pada umumnya, relasi yang dibangun tersebut adalah sebagai berikut.

1. Internal Relations

a. Employee Relations b. Shareholder Relations 2. External Realtions

(25)

2.1.1.2 Tujuan Public Relations

Public relations (PR) merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi PR merupakan salah satu bagian atau divisi dari organisasi ataupun perusahaan. Karena itu, tujuan dari PR sebagai bagian struktural organisasi tidak terlepas dari tujuan organisasi itu sendiri. Inilah yang oleh Oxley (Iriantara, 2004:57) disebut sebagai salah satu prinsip public relations, yang menyatakan ‘Tujuan public relations jelas dan mutlak memberi sumbangan pada objektif oraganisasi secara keseluruhan”. Oxley menyatakan tujuan public relations itu sendiri adalah mengupayakan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya.

Secara lebih rinci, Lesly (dalam Iriantara, 2004: 57) menyusun semacam daftar objektif kegiatan PR, diantaranya:

1. Prestise atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya 2. Promosi produk atau jasa

3. Mendeteksi dan mengahadapi isu dan peluang

4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Good will karyawan atau anggota organisasi

6. Good will para stakeholder dan konstituen 7. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka 8. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan 9. Mencegah dan memberi solusi perubahan

10. Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi bagiannya 11. Mencegah serangan

12. Good will para pemasok 13. Good will pemerintah

14. Good will bagian lain dari industri

15. Good will para dealer dan menarik dealer lain 16. Kemampuan untuk mendapatkan personel terbaik

17. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 18. Pendidikan publik untuk satu titik pandang

19. Good will para customer atau para pendukung

20. Investigasi sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan 21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan

(26)

PR yang penting. Untuk mempertahankan bahkan meningkatkan citra dan reputasi organisasi atau perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan dalam rangkaian kegiatan public relations.

2.1.1.3 Komunikasi dan Public Relations

Berkomunikasi yang baik dan efektif akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satu-satunya alat manajemen PR yang dimanfaatkan dalam mengembangkan organisasi. Bagi PR, umpan balik lewat opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan, dan perkembangan sebagai efeknya. Cara yang paling bernilai dan bermanfaat adalah adanya sikap terbuka untuk menerima umpan balik melalui pemantauan pihak-pihak yang terkait.

Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Komunikasi yang efektif adalah penerimaan pesan oleh komunikan (receiver) sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator (sender), kemudian komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup lima kriteria, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan (Mulyana, 1996: 22).

Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, Wilbur Schramm (Effendy, 2000: 41) menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

(27)

2. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Bagi PR, dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya berpusat pada komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang besar dalam public relations (Rumanti, 2002: 86), diantaranya:

1. Komunikasi dalam PR merupakan titik sentral.

2. Dalam setiap proses komunikasi, hubungan kemanusiaan merupakan proses yang menyangkut kepribadian, sikap, dan tingkah laku yang terjadi pada orang-orang yang terlibat.

3. PR dalam fungsinya melaksanakan komunikasi persuasif dua arah disemua bidang kegiatan dengan maksud memberi motivasi kerja, bertanggung jawab, dan produktif.

4. Atas dasar pengertian tersebut, terlihat bahwa komunikasi timbal balik dalam PR merupakan proses integrasi antarmanusia, bukan hanya hubungan antarmanusia (human relations) saja.

Menurut James E. Grunig (dalam Ruslan, 2003: 103), dalam perkembangan public relations dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi terdapat empat model (four typical ways of conceptual and practicing communication), yaitu:

(28)

Dalam program CSR PGN “Nikah Massal” ini, model komunikasi public relations yang digunakan adalah model two way asymmetrical. Pada model komunikasi ini, PR melakukan kampanye melalui komunikasi dua arah, dan penyampaian pesan-pesan berdasarkan hasil riset serta strategi komunikasi persuasive publik secara alamiah (scientific persuasive). Unsur kebenaran informasi diperhatikan untuk membujuk publik agar mau bekerja sama, bersikap terbuka sesuai harapan perusahaan. Dalam model ini, masalah ‘feedback’ dan ‘feedforward’ dari pihak publik diperhatikan, serta berkaitan dengan informasi mengenai khalayak diperlukan sebelum melaksanakan komunikasi, maka, kekuatan membangun hubungan (relationship) dan pengambilan inisiatif selalu didominasi oleh si pengirim (sources) (Ruslan, 2003: 104).

Gambar 2.1

Komunikasi Public Relations

Communication with persuasive aim Two Way Communication Feedback from or feedfoward

about Receiver (public)

Inilah yang dimaksud dengan komunikasi dalam PR yang selalu merupakan komunikasi timbal balik demi kepentingan semua pihak.

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR)

Sebagai sebuah konsep yang makin populer, Corporate Social Responsibility (CSR) ternyata belum memiliki defenisi yang tunggal. Dari sisi etimologis, CSR kerap diterjemahkan sebagai “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. Ada banyak istilah yang digunakan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada yang menyebutnya tanggung jawab korporat, ada juga yang menyebut dengan kewarganegaraan korporat (corporate citizenship), ada yang menamakannya juga corporate community relationship, atau juga yang menyebutnya organisasi berkelanjutan. Selain itu, juga ada yang menyebutnya

Receiver (Publik) Sources

(29)

tanggung jawab sosial korporasi atau tanggung jawab sosial dunia usaha (tansodus).

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam publikasinya Making Good Business Sense (Wibisono, 2007: 7) mendefenisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas, sedangkan menurut Chambers et.al. (Iriantara, 2004: 49) tanggung jawab sosial perusahaan adalah melakukan tindakan sosial (termasuk lingkungan hidup) lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan. Secara singkat, CSR dapat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat sukarela. CSR adalah konsep yang mendorong organisasi untuk memiliki tanggung jawab sosial secara seimbang kepada pelanggan, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan seluruh stakeholder. Sedangkan program charity dan community development merupakan bagian dari pelaksanaan CSR.

Lebih jauh lagi, CSR dapat dimaknai sebagai komitmen dalam menjalankan bisnis dengan memperhatikan aspek sosial, norma-norma dan etika yang berlaku, bukan saja pada lingkungan sekitar, tetapi juga pada lingkup internal dan eksternal yang lebih luas. Tidak hanya itu, CSR dalam jangka panjang memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan.

(30)

Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial.

Implementasi CSR di perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor (Wibisono, 2007: 71). Pertama, terkait dengan komitmen pimpinannya. Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial, jangan diharap akan memperdulikan aktivitas sosial. Kedua, menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat.

(31)

lingkungan kerja. Keempatnya bisa menjadi tekanan bagi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial kepada lingkungan.

Konsep CSR belakangan memang semakin atraktif. Banyak perusahaan antusias menjalankan karena janjinya yang wah. Tursiana Setyohapsari, seorang konsultan PR (Mix 16, Oktober, 2006, hlm. 25) mengatakan program CSR bukan sekedar aksi-aksi giving dan charity belaka. Namun, ada lima kriteria penting dalam melaksanakan program CSR saat ini. Pertama, sustainable empowerment. Perusahaan harus mampu melaksanakan program CSR yang bersifat empowerment, yang bertujuan memberdayakan beneficiary self-reliant secara ekonomis maupun sosial.

Kedua, strategic alliance dengan organisasi nirlaba. Kemitraan adalah faktor penting dalam membangun objektivitas visi dan misi sebuah program CSR. Selain itu, kemitraan dengan pihak ketiga yang independent dan kredibel hampir pasti akan diinterpretasikan oleh publik sebagai endorsement. Ketiga, employee participation. Sabuah program CSR yang berhasil menggalang partisipasi aktif karyawan perusahaan yang bersangkutan adalah program CSR yang bisa dibilang berhasil. Program CSR yang powerful adalah yang sense of belonging-nya sangat kuat tidak hanya pada pimpinan perusahaan, tapi juga seluruh karyawan.

Keempat, sebuah program CSR yang mampu membangun buffer sosial dan politik bagi perusahaan. Apabila perusahaan bergerak di sektor ekstraktif yang rentan terhadap timbulnya masalah lingkungan, yang perlu diupayakan adalah memiliki sebuah program CSR yang berhubungan dengan nature preservation. Kelima, yang sangat penting dari perspektif public relation (PR) adalah high profile. Sebuah program CSR yang kuat adalah yang stand out, yang mudah dilihat, didengar, dan diingat orang. Untuk bisa menjadi high profile, tidak hanya memperhatikan skala kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari sebuah program CSR, tetapi juga strategi PR yang mendukung program tersebut.

(32)

bisa menjadi bagian dari brand differentiation yang mengandung unsur integritas, nilai etika, bahkan inovasi. Selain itu, CSR juga dapat digunakan sebagai marketing tools yang sangat ampuh, meskipun masih pada level core business perusahaan dan belum sampai pada level produk.

Prince of Wales International Business Forum (Wibisono, 2007: 119) mengusung lima pilar dalam lingkup penerapan CSR. Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan SDM, baik internal (karyawan) maupun eksternal (masyarakat sekitar). Caranya adalah dengan melakukan pengembangan dan memberikan kesejahteraan kepada mereka. Istilahnya, building human capital. Kedua, memberdayakan ekonomi komunitas. Istilahnya, strengthening economies. Ketiga, menjaga harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak terjadi konflik. Istilahnya, assessing social cohesion. Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik. Istilahnya, encouraging good corporate governance. Kelima, memperhatikan kelestarian lingkungan. Istilahnya, protecting the environment.

Perusahaan yang menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan sepenuh hati akan memperoleh sejumlah manfaat (Wibisono, 2007: 78)sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan 2. Layak mendapatkan social license to operate

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya 5. Membentangkan akses menuju market 6. Mereduksi biaya

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders 8. Memperbaikihubungan dengan regulator

(33)

2.1.3 Citra

Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan utama bagi seorang public relations (PR). Citra merupakan suatu penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.

Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah fragile commodity (komoditas yang rapuh/ mudah pecah). Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang.

Bill Canton dalam Sukatendel (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. Jadi, menurut Sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.

Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

(34)

a. Citra bayangan (mirror image), merupakan citra yang dianut oleh orang dalam atau anggota-anggota organisasi mengenai pandangan pihak luar terhadap organisasinya.

b. Citra yang berlaku (current image), yaitu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.

c. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.

d. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra akan produk dan pelayanan yang diberikan.

e. Citra majemuk (multiple image), yaitu citra yang beraneka ragam (banyak) yang hampir sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh organisasi/ perusahaan.

Citra perusahaan dapat dilihat, antara lain dari riwayat perusahaan, keberhasilan di bidang keuangan, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, dan tanggung jawab sosialnya. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terangkum dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti yang dilakukan oleh PT.PGN dengan menyelenggarakan program Corporate Social Responsibility (CSR) “Nikah Massal”. Program CSR yang dilaksanakan dengan baik dan berhasil akan berdampak positif terhadap citra perusahaan maupun produknya.

(35)

tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene (Soemirat dan Ardianto, 2004: 115), dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Pembentukan Citra pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

Rangsang Perilaku

Rangsang

Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat komponen perspsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”.

Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata

Kognisi

(36)

lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu.

Berikut ini adalah bagan dari orientasi public relations, yakni image building (membangun citra), dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam public relations (Soemirat dan Ardianto, 2004: 118).

(37)

2.1.4 CSR “Nikah Massal”

Sebagai perusahaan yang tengah bertransformasi, PGN juga memiliki kebutuhan yang besar akan manajemen komunikasi organisasi. Bagaimana tidak, begitu banyak perubahan yang harus dilakukan perusahaan dalam kurun waktu relatif singkat. Mulai dari visi, misi, budaya perusahaan, hingga yang paling krusial terlihat adalah pergantian logo sebagai identitas perusahaan. Proses transformasi dan perubahan identitas perusahaan tersebut tentunya harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh stakeholders. Terlebih, PGN memiliki peta stakeholders yang sangat beragam. Bila perusahaan tidak melakukan sosialisasi secara optimal, akan beresiko terbentuk kesalahan persepsi yang berdampak negatif pada kelancaran operasional perusahaan. Misalnya saja, muncul kegelisahan karyawan terhadap nasibnya di masa mendatang, keraguan supplier akan kelancaran operasional bisnis, hingga berbagai pertanyaan dari kalangan investor, media, maupun masyarakat.

Dalam transformasi kearah yang lebih baik tentunya pihak PGN juga melakukan kegiatan amal yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan ini kepada masyarakat. Salah satu kegiatan CSR yang rutin dilaksanakan oleh PT.PGN SBU III ini adalah “Nikah Massal”. Ada puluhan pasang pengantin yang mengikuti prosesi nikah massal yang diadakan oleh PGN SBU III ini. Tentunya melalui kegiatan ini PGN SBU III ingin lebih maju dalam memberikan dan mengayomi warga masyarakat di Medan. Peserta nikah massal ini terdiri dari pasangan yang sudah menikah secara agama, tapi secara administrasi negara mereka belum tercatat, dengan adanya akta nikah, maka anak-anak mereka pun bisa dibuatkan akta kelahiran. Ada juga pasangan suami istri yang memang akan melangsungkan pernikahan pertama mereka dan terkendala biaya. Kegiatan CSR Nikah massal ini tentunya diharapakan dapat membantu warga masyarakat dalam penciptaan sebuah legalitas rumah tangga melalui pencatatan yang sah guna memperoleh akte lahir anak-anak mereka nantinya.

2.2 Kerangka Konsep

(38)

dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2005: 40). Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel atau komponen.

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Program CSR Nikah Massal adalah sebuah kegiatan sosial

yang dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab perusahaan. Pada kegiatan ini, para suami istri yang kurang mampu akan dibiayai segala keperluan menikah dan juga dokumen yang mereka butuhkan agar legal secara hukum.

2. Pengertian Citra Perusahaan PT. PGN SBU III Medan adalah bagaimana pendangan masyarakat terhadap PT. PGN SBU III Medan yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang gas bumi melalui kegiatan sosial yang dilakukannya.

2.3 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara yang satu dan yang lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:

Gambar 2.4 Model Teoritis

Stimulus Program CSR Nikah

Massal

Respons Kognisi

(39)

2.4 Variabel Operasional

Dalam proses penelitian yang penulis lakukan, operasionalisasi variabel terdiri dari unsur konseptualisasi, defenisi nominal, defenisi operasional dan pengukuran. Konseptualisasi adalah perumusan variabel penelitian dari realitias sosial yang diamati. Defenisi nominal adalah penerjemah variabel penelitian secara teoritis.

Defenisi operasional (variabel operasional) adalah penerjemahan defenisi nominal dari variabel yang diteliti. Pengukuran adalah penerjemahan defenisi operasional menjadi daftar pertanyaan. Perlu diketahui dalam operasionalisasi variabel ini penulis mengacu kepada paradigma operasionalisasi penelitian dari Earl Babbie, dalam bukunya ‘The Practise of Social Research, Fifth Edition, (Wadsworth Publishing, 1989, Belmont, California :114-115).

Tabel 2.1 Operasional Variabel Konseptualisasi Defenisi Nominal Defenisi

(40)

2.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefenisikan sebagai berikut:

2.5.1 Pengukuran Program CSR Nikah Massal, terdiri dari :

a. Kriteria peserta adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian untuk dapat mengikuti kegiatan nikah massal.

b. Khalayak sasaran berupa kelompok tertentu di masyarakat yg menjadi sasaran komunikasi.

c. Manfaat Program adalah faedah yang didapatkan dengan mengikuti program nikah massal ini.

2.5.2 Pengukuran Citra Perusahaan, terdiri dari:

a. Pengetahuan tentang program CSR adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.

b. Informasi menyeluruh mengenai PT. PGN SBU III Medan adalah kelengkapan dan kompleksitas informasi perusahaan.

c. Respon positif khalayak berupa tanggapan yang baik mengenai perusahaan PT. PGN SBU III Medan.

d. Respon negatif khalayak berupa tanggapan yang buruk mengenai perusahaan PT. PGN SBU III Medan.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatip yang berhubungan dengan permasalahan sehingga berguna dalam mencari/ mendapatkan alat pemecahan (Singarimbun, 2006: 43). Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan antara program CSR Nikah Massal dengan citra PT. PGN SBU III Medan.

(41)

H1 : Makin tinggi pelaksanaan Program CSR di PT. PGN SBU III Medan (X) cenderung akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan citra perusahaan di PT.PGN SBU III Medan (Y). H2 : Makin rendah pelaksanaan Program CSR di PT. PGN SBU III

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sejak menyandang status sebagai perusahaan publik, pada tahun 2009 PGN melaksanakan transformasi bisnis dalam rangka mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Salah satunya, melalui program Rebranding perusahaan yang mulai efektif dilaksanakan pada pertengahan tahun 2011 ini. Program ini bertujuan untuk membentukkepercayaan stakeholders kepada PGN sebagai perusahaan dengan layanan konsumen terbaik, kemampuan memberi solusi energi, profesional, memiliki keahlian dan konsistensi tertinggi. Rebranding PGN tersebut telah diawali dengan pergantian logo perusahaan. Dengan mengusung konsep monobrand, logo baru ini akan menjadi identitas tunggal yang ditampilkan oleh PGN kepada stakeholders-nya. Dalam waktu dekat, seluruh fasilitas fisik milik perusahaan akan menampilkan logo baru tersebut. Demikian pula dengan seluruh materi komunikasi, baik korporat maupun produk. Namun tentunya, proses rebranding perusahaan tak terbatas pada pergantian logo semata. Identitas atau merek perusahaan harus dikelola secara terus menerus dan melibatkan peran seluruh unsur perusahaan, agar dapat menjadi aset yang kuat dan menguntungkan bagi perusahaan. Sesuai dengan definisinya, merek perusahaan adalah ekspresi visual, verbaldan perilaku dari model bisnis organisasi, yang dikomunikasikan melalui pengalaman dan interaksi dengan personilnya. Oleh karena itu, penting bagi seluruh kalangan internal perusahaan untuk mengenal lebih dekat tentang apa itu rebranding.

3.1.1 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

Visi Perusahaan

(43)

Misi Perusahaan

Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi pemangku kepentingan melalui:

1. Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan pengembangannya.

2. Pengembangan usaha pengolahan gas

3. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri migas

4. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya

Budaya Perusahaan

Budaya PGN mencerminkan nilai-nilai dan filosofi yang telah disepakati oleh seluruh elemen perusahaan sebagai landasan yang harus kami kembangkan dan arah yang harus bertujuan untuk mencapai tujuan PGN. Budaya PGN didefinisikan melalui lima nilai yang disingkat sebagai ProCISE, yang menggabungkan 10 perilaku kunci.

1. Professionalism (Profesionalisme)

Memiliki kompetensi yang tinggi untuk meraih hasil terbaik dan selalu bertanggung jawab atas semua keputusan dan tindakan.

2. Continuous Improvement (Penyempurnaan Terus Menerus)

Selalu berusaha meningkatkan kinerja melalui inovasi dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.

3. Integrity (Integritas)

Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, etis dan konsisten dalam pikiran, ucapan dan perbuatan.

4. Safety (Keselamatan)

Memaksimalkan keselamatan kerja dan kesehatan melalui disiplin dan konsistensi, serta peduli terhadap lingkungan hidup dan kehidupan sosial.

5. Excellent Service (Pelayanan Prima)

Memberi kepuasan maksimal kepada konsumen internal dan eksternal dengan memberikan respons yang cepat, sikap proaktif, dan pelayanan terbaik.

3.2 Metode Penelitian

(44)

program corporate social responsibility (CSR) dan citra perusahaan. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berarti tidaknya hubungan itu.

3.3 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa wilayah Kecamatan di Kota Medan. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Mei 2013.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti. Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2001 : 101).

Populasi dalam penelitian ini adalah para pasangan suami istri yang merupakan warga masyarakat di beberapa kecamatan di Kota Medan, khususnya Kecamatan Medan Helvetia. Alasan peneliti memilih populasi dari wilayah tersebut karena merupakan wilayah pipa distribusi PGN dan juga ada terdapat 8 pasangan suami istri dari kecamatan ini. Adapun total peserta yang mengikuti program CSR Nikah Massal sebanyak 60 Kepala Keluarga di 16 wilayah Kecamatan di Kota Medan dan juga Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kecamatan Jumlah Pasangan

(45)

Sumber: Data PT.PGN SBU III (2012) 3.4.2 Sampel Penelitian

Berdasarkan data dan jumlah populasi penelitian yang diperoleh di PT.PGN SBU III tahun 2012, diketahui terdapat 60 pasangan yang telah mengikuti program CSR Nikah Massal di PT.PGN SBU III pada tahun 2012. Dalam penelitian yang dilakukan adapun penarikan sampel ditetapkan secara proporsional dari jumlah sampel populasi 60 ditetapkan sampel sebesar 30% atau sebanyak 18 pasang suami istri. Adapun penarikan sampel secara proporsional dengan pertimbangan:

1. Dilihat dari keterbatasan dana yang tersedia penulis hanya mampu mengambil sampel secara proporsional sebesar 30%, demi kelangsungan penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

2. Dilihat dari waktu yang tersedia serta data yang ada penelitian ini sangat dimungkinkan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan kemampuan peneliti.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Suami Nama Istri Alamat

1 M.Khairan Rani Walia Anisah Jl.Kejaksaaan No.29 2 Muhammad Riza Nurhalimah Nst Jl.R.P.hewan LK.X Mabar

(46)

5 Hidayat Feriani Martubung

6 M. Adi Halimah Titi Kuning

7 Heri Samadani Sri Idawati Titi Kuning

8 Arifin Saputra Nurasih Titi Kuning

9 Refki Rahmat S Ade Saputra Medan Helvetia

10 Ardian Rusni Helvetia Timur

11 Zulfikar Saini Medan Belawan

12 Rudi Simanjuntak Ayu Wandira Jl.Pelajar

13 Bambang Aditya Claudia Ayu R Andan Sari Marelan 14 Indra Yani Lili Yunita Jl. K.L. Yos Sudarso 15 Sahat Marlohop HA Evi Magdalena L Medan Helvetia 16 Edward Toga N Siti Naomi Bakkara Medan Helvetia 17 Ardi Kurniawan Maya Ramadhani Marelan

18 Ari Purnomo Annisa Pujalia Medan Labuhan Sumber: Hasil Data Peneliti (2013)

3.5 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling yang dilakukan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sampling secara acak (random), biasanya dengan menggunakan tabel bilangan random. Lazimnya teknik penarikan sampel ini selalu menggunakan “start number” dari kerangka sampel, kemudian menentukan berap digit angka yang akan dipilih sesuai jumlah sampel yang akan ditarik (Danandjaja, 2012:77). Dalam penelitian ini pasangan suami istri yang mengikuti program CSR Nikah Massal PT.PGN SBU III yang dijadikan sampel penelitian diambil secara acak sehingga terkumpul sebanyak 18 pasangan suami istri.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian kepustakaan yaitu, suatu cara pengambilan data yang dilakukan

(47)

2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu, untuk mengumpulkan data dari penelitian yang dilakukan bahwa salah satu teknik pengumpulan data adalah menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah salah satu teknik pengumpulan data terhadap subjke penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan struktur yang digunakan dalam bentuk “Projective Questioner” adalah model pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan.

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisa dan interpretasi data, peneliti menggunakan aplikasi “SPSS For Windows” yaitu merupakan salah satu piranti lunak (software) yang paling popular digunakan oleh para peneliti. Piranti ini relatif mudah untuk digunakan, utamanya untuk mengolah data statistika deskriptif. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 2006: 263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

a. Analisis Deskriptif

Analisa deskripsif merupakan yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis deskriptif merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 2006:266).

b. Analisis Korelasional

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2006: 273).

c. Uji Hipotesis

(48)

harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (di ranking). Rumus koefisien korelasinya adalah :

Rho = 1 -

) 1 (

6

2 2

− −

N N

d

(Kriyantono, 2006:174) Keterangan : Rs (rho) = koefisien korelasi rank-order

Angka 1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan

d = perbedaan antara pasangan jenjang ∑ = sigma atau jumlah

N = jumlah individu dalam sampel

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data

• Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “projective questionaire”.Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden.

• Tahapan penelitian lapangan adalah:

a. Penyebaran kuesioner penelitian dari tanggal 2-17 Mei 2013

b. Pemilihan sampel dilihat dari data pasangan suami istri yang mengikuti kegiatan CSR Nikah Massal PT.PGN SBU III.

c. Peneliti memberikan keterangan seperlunya tentang kuesioner penelitian. Hampir keseluruhan pasangan suami istri tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian yang berisi 32 pertanyaan tersebut.

4.2 Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban responden dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

(50)

b. Editing, tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian.

c. Tabulasi data, tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kuesioner penelitian ke dalam tabel frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisis kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjuk keadaan umumnya.

d. Pengujian hipotesis, tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Untuk mengukur hubungan tinggi atau rendahnya hubungan antarvariabel digunakan skala Guilford.

4.3 Analisis Deskriptif /Tabel Tunggal

Dari kegiatan penelitian mengenai “Program CSR Nikah Massal Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Medan”, Didalam proses penelitian memilki 2 tahap analisis, yaitu analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti dimana data hasil penelitian diimplementasikan melalui analisis tabel tunggal. Pada tahap berikutnya, peneliti melakukan analisa korelasional dengan tujuan untuk menguji hipotensis sekaligus mencoba memberikan suatu generalisasi empiris dengan cara melakukan uji statistika secara korelasional untuk melihat ada-tidaknya hubungan antara variabel dari objek yang diteliti.

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan peneliti dengan membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis data ini terdiri dari kolom frekuensi, persentase, kumulatif persentase dari masing-masing jawaban dalam kuesioner penelitian. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masing-masing sebagai berikut:

(51)

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SD 4 22.2 22.2 22.2

SMP 5 27.8 27.8 50.0 SMA 9 50.0 50.0 100.0 Total 18 100.0 100.0

Sumber: P.3/FC.3

Berdasarkan statistic spss viewer, adapun analisis deskriptif mengenai “tingkat pendidikan responden”, dapatlah diuraikan sebagai berikut. Dari jumlah sampel responden 18 pasangan, diketahui responden yang hanya tamatan SD sebanyak 4 orang (22,2%), responden yang tamatan SMP sebanyak 5 orang (27,8%) dan responden yang tamatan SMA sebanyak 9 orang (50%).

(52)

Tabel 4.2 Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pegawai Swasta 6 33.3 33.3 33.3

Buruh Kasar 3 16.7 16.7 50.0 Nelayan 2 11.1 11.1 61.1 Tidak Menetap 7 38.9 38.9 100.0 Total 18 100.0 100.0

Sumber: P.4/FC.4

(53)

Tabel 4.3 Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <Rp.500.000 2 11.1 11.1 11.1

Rp.500.000-Rp.1.000.000 3 16.7 16.7 27.8

Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 7 38.9 38.9 66.7

Rp.1.500.001-Rp.2.000.000 6 33.4 33.4 100.0

Total 18 100.0 100.0

Sumber: P.5/FC.5

Berdasarkan statistic spss viewer, adapun analisis deskriptif mengenai “penghasilan responden”, dapatlah diuraikan sebagai berikut. Dari jumlah sampel responden 18 pasangan, diketahui responden yang memiliki penghasilan <Rp.500.000,- sebanyak 2 orang (11,1%), responden yang memiliki penghasilan Rp.500.000- Rp.1.000.000,- sebanyak 3 orang (16,7%), responden yang memiliki penghasilan Rp.1.500.001- Rp.2.000.000,- sebanyak 6 orang (33,4%).

(54)

Tabel 4.4

Tahu atau tidaknya tentang kegiatan CSR

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tahu 6 33.3 33.3 33.3

Kurang Tahu 4 22.2 22.2 55.6

Tahu 8 44.4 44.4 100.0

Total 18 100.0 100.0

Sumber: P.6/FC.6

Berdasarkan statistic spss viewer, adapun analisis deskriptif mengenai “tahu atau tidaknya tentang kegiatan CSR”, dapatlah diuraikan sebagai berikut. Dari jumlah sampel responden 18 pasangan, diketahui responden yang tidak tahu sebanyak 6 orang (33,3%), responden yang kurang tahu sebanyak 4 orang (22,2%) dan responden yang tahu sebanyak 8 orang (44,4%).

(55)

Tabel 4.5

Pemahaman akan baik atau tidak baiknya tentang CSR

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 4 22.2 22.2 22.2

Kurang

Baik 7 38.9 38.9 61.1

Baik 7 38.9 38.9 100.0

Total 18 100.0 100.0

Sumber: P.7/FC.7

Berdasarkan statistic spss viewer, adapun analisis deskriptif mengenai “Pemahaman akan baik atau tidak baiknya tentang CSR”, dapatlah diuraikan sebagai berikut. Dari jumlah sampel responden 18 pasangan, diketahui responden yang menjawab tidak baik sebanyak 4 orang (22,2%), responden yang menjawab kurang baik sebanyak 7 orang (38,9%) dan responden yang menjawab baik sebanyak 7 orang (38,9%).

Gambar

Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra
Gambar 2.4 Model Teoritis
Tabel 2.1
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran potensi sebagaimana yang disajikan dalam bab tiga dan empat, tidak serta merta dapat direalisasikan menjadi benar-benar penerimaan kalau beberapa prasyarat tidak dapat

Konsumsi buah-buahan merupakan salah satu dasar dari pola konsumsi yang sehat. Buah tropis, juga disebut buah-buahan.. eksotik, merupakan sumber penting dari vitamin,

Namun kembali lagi kepada penafsiran, orang Yahudi kuno juga ada yang berpendapat bahwa Mesias itu tidak mati dan bangkit karena mereka lebih menginginkan Mesias anak Daud yang

Karena seperti yang sudah dijelas- kan di atas, salah satu faktor yang menyebabkan orang lain bisa masuk ke dalam komputer adalah terjadi akibat apli- kasi atau program yang

Pada Tabel 2 terlihat bahwa kuat hubungan antara kadar seng dengan kadar vitamin A dan kadar seng dengan ferritin pada kelompok ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu

Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk semua jenis produk yang datang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis, keterampilan guru mengelola pembelajaran, dan aktivitas belajar siswa

2) Bila data sesuai maka akan tampil Nomor Peserta. Pelamar wajib mencetak kartu tersebut. sebagai tanda bukti bahwa data pelamar terdata di database