• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas. Dibawah bimbingan ANGGAIRINI SUKMAWATI.

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, merupakan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang tergabung ke dalam Persatuan Air Minum Seluruh Indonesia atau PERPAMSI, dimana asosiasi ini merupakan asosiasi perusahaan air minum terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak tahun 1972. PDAM Tirta Kahuripan Kabupatn Bogor ini pun merupakan perusahaan brkinerja baik yang terbukti dari hasil penilaian kinrja yang dilakukan PERPAMSI TRHADAP PDAM di seluruh Indonesia pada tahun 2009, yang menunjukan bahwa perusahaan ini termasuk ke dalam golongan perusahaan sehat dari segi keuangan, manajemen, dan teknis yang dilakukan. Dari sebelas cabang pelayanan PDAM Tirta Kahuripan Bogor yang ada, PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang sebelas adalah cabang yang paling sering melakukan inovasi dalam perbaikan pelayanannya. Hal itu dibuktikan dengan pnerimaan sertifikat ISO hingga ikut menerapkan system billing online untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Setelah PDAM Tirta Kahuripa Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas menerapkan system billing online selama kurang lebih satu tahun hal itu berdampak pada penurunan jumlah beban kerja yang akan memungkinkan terjadinya kondisi under capacity. Kondisi under capacity dan over capacity dapat mengakibatkan inefisiensi

tenaga kerja pada perusahaan. Guna mencegah dan menanggulanginya, perusahaan perlu melakukan analisis beban kerja yang pada akhirnya akan menjadi dasar bagi perushaan untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Cibinong Bogor, akan mengubah sistem pelayanannya dari yang sistem pelayanan secara online. Tujuan dari penilitian ini, yaitu mengidentifikasi tugas-tugas pokok karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11, menghitung penggunaan waktu kerja karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11, dan menganalisa beban kerja serta jumlah kebutuhan karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11 berdasarkan beban kerja yang riil. Jenis data yang digunakan, yaitu data primer berupa pengamatan langsung serta wawancara, dan data sekunder yang didapat dari buku-buku literatur. Analisis data untuk beban kerja menggunakan analisis work sampling, lalu dilanjutkan dengan perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang didasarkan pada modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004). Hasil penelitian ini adalah

1) Inti dari tugas pokok karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kab.Bogor Cabang Pelayanan 11 adalah melayani pelanggan baik berupa pembayaran rekening air dan nonair, dan melayani pengaduan pelanggan. 2) Total jam kerja efektif untuk bagian Administrasi dan keuangan serta bagian Humas sebesar 168.000 menit / 9 bulan. Jumlah waktu produktif bagian Administrasi dan Keuangan adalah berkisar dari 50,98-76,49 persen dengan persentasi penggunaan waktu produktif yang paling tinggi dilakukan oleh pegawai nomor II dan III. Jumlah waktu produktif untuk bagian Humas, berkisar dari 50,98-62,75 persen, dengan persentase tertinggi dimiliki oleh pegawai nomor II. 3) Beban kerja berdasarkan

work sampling untuk bagian Administrasi dan Keuangan terdapat pada kondisi stabil atau beban kerja sesuai standar, sedangkan untuk bagian Humas kondisi yang terjadi adalah

(2)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, merupakan sebuah perusahaan besar penyedia air bersih, dimana perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang tergabung ke dalam sebuah organisasi bertaraf internasional yaitu Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia atau PERPAMSI, dimana asosiasi ini merupakan asosiasi perusahaan air minum terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak tahun 1972. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor ini pun merupakan perusahaan berkinerja baik yang terbukti dari hasil penilaian kinerja yang dilakukan PERPAMSI terhadap PDAM di seluruh Indonesia padaa tahun 2009, yang menunjukan bahwa perusahaan ini termasuk ke dalam golongan perusahaan sehat, dari segi keuangan, manajemen, dan teknis yang dilakukan.

Meski telah dinilai baik, namun PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor terus berusaha memperbaiki kualitas pelayanannya dan melakukan pengembangan usaha. Hal itu dibuktikan dengan startegi perluasan wilayah pelayanan yang dilakukan PDAM beberapa waktu yang lalu. Wilayah-wilayah baru yang akan dimasukkan ke dalam wilayah pelayanan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor itu adalah wilayah Cileungsi, Gunung Putri, Jonggol, dan Cariu. Selain pengembangan usaha, strategi peningkatakan pelayanan pun dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, seperti penandatanganan nota kesepakatan antara PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dengan pihak Perum Perhutani KPH Bogor, dalam usaha penyediaan air bagi masyarakat.

(3)

Berdasarkan pengamatan dan wawancara pendahuluan, diketahui bahwa setelah PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas menerapkan sistem billing online selama kurang lebih satu tahun, hal itu berdampak pada penurunan jumlah pelanggan yang melakukan cara pembayaran secara langsung atau datang langsung ke loket-loket pembayaran. Penurunan jumlah pelanggan yang datang untuk membayar secara langsung berdampak pada penurunan beban kerja atau jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap karyawan. Kondisi inilah yang disebut oleh Mangkuprawira (2003) sebagai kondisi under capacity atau kondisi dimana beban kerja yang diberikan pada seorang pegawaiterlalu sedikit dibandingkan dengan kemampuan dan waktu kerja yang dimilikinya.

Kondisi under capacity dan over capacity dapat mengakibatkan inefisiensi tenaga kerja pada perusahaan. Inefisiensi tenaga kerja menyebabkan perusahaan harus menggaji terlalu banyak pegawaidengan jumlah beban kerja yang lebih ringan. Beban kerja yang terlalu ringan atau kondisi under capacity menimbulkan masalah kelebihan tenaga kerja, karena beban kerja yang seharusnya dapat dibebankan pada satu orang karyawan, secara riil ditanggung oleh beberapa karyawan. Adanya inefisiensi kerja pada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas tersebut, menjadi landasan untuk diterapkannya analisis beban kerja yang membantu perusahaan dalam menyeimbangkan kembali antara jumlah tenaga kerja yang dimiliki dengan beban kerja yang ada. Sehingga efisiensi tenaga kerja pun dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

(4)

1. Bagaimana jobdescription pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas?

2. Berapakah penggunaan waktu kerja pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas?

3. Bagaimana beban kerja pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas?

4. Berapakah kebutuhan pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, berikut ini penguraian mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan :

1. Mengidentifikasi tugas-tugas pokok pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas.

2. Menghitung penggunaan waktu kerja pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas.

3. Menganalisa beban kerja pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas.

4. Menghitung kebutuhan pegawai PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya :

1. Bagi masyarakat secara umum, diharapkan penlitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait pengelolaan sumber daya manusia. 2. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini mampu memberikan gambaran kepada

organisasi dalam hal pengelolaan sumber daya yang dimiliki.

3. Bagi peniliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi dalam penelitian beban kerja lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(5)

Cibinong. Penelitian difokuskan pada pegawai unit Administrasi dan Keuangan serta pegawai pada unit Humas di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas, dengan alasan hanya bagian ini yang pekerjaannya berkaitan erat dengan sistem billing online yang dilaksanakan.

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Beban Kerja

Menurut Simamora (1995) dikutip dari Kurnia (2010), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kwalifikasi pegawai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya dikatakan pula bahwa beban kerja yang diberikan kepada pegawai organisasi maupun insitusi sebagai suatu kegiatan, yang mempunyai peran penting untuk menetapkan kebutuhan akan pegawai yang diperlukan dalam kelancaran suatu penyelesaian pekerjaan dimana penghitungan beban kerja tersebut memerlukan suatu metode atau teknik tertentu agar sesuai dengan keinginan dari organisasi atau institusi tersebut. Teknik analisis beban kerja (workload analysis) memerlukan penggunaan rasio atau pedoman staf standar untuk menentukan kebutuhan personalia. Analisis beban kerja mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun jenis pegawai yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasional.

Mangkuprawira (2003) menyampaikan bahwa beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar pegawaibekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak menjadi masalah. Sebaliknya jika pegawai bekerja di bawah standar maka beban kerja yang ditanggung akan berlebih. Sementara jika pegawai bekerja di atas standar maka itu berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibandingkan kapasitas kerja pegawai itu sendiri.

(7)

lalu, pengkajian waktu, standar waktu sebelum penentuan, dan pengambilan contoh kerja.

Menurut Moekijat (1995), analisis jabatan memberikan informasi tentang syarat-syarat tenaga kerja secara kualitatif serta jenis-jenis jabatan dan pegawaiyang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu berikut :

1. Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja yakni waktu yang dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan produksi (waktu lingkaran / waktu baku / dasar).

2. Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan produksi (bukan lingkaran / non-cyclical time).

3. Waktu untuk menghilangkan kelelahan (fatigue time). 4. Waktu untuk keperluan pribadi (personal time).

Jumlah orang yang diperlukan untuk menyelesaikan jabatan atau pekerjaan sama dengan jumlah waktu untuk menyelesaikan jabatan atau pekerjaan dibagi dengan waktu yang diberikan kepada satu orang. Namun demikian, untuk menentukan jumlah orang yang diperlukan secara lebih tepat, maka jumlah tersebut perlu ditambah dengan prosentase tertentu akibat ketidakhadiran pegawai.

(8)

beban kerja sendiri memberikan arahan tentang produktivitas. Produktivitas kerja dapat digambarkan dalam efisiensi penggunaan tenaga kerja, dimana tenaga kerja tersebut akan dapat digunakan secara efisien jika jumlah tenaga kerja yang ada seimbang dengan beban kerjanya.

2.1.2. Kebutuhan Pegawai dan Perhitungannya

Menurut Simamorang (1995) dikutip dari Kurnia (2010), Peramalan kebutuhan sumber daya manusia meliputi dua periode waktu yang berbeda pertama yaitu peramalan jangka pendek dan yang kedua adalah peramalan jangka panjang. Dua periode ini berbeda dalam hubungannya dengan teknik yang dipergunakan, implikasinya terhadap organisasi dan orang-orang yang bertanggungjawab untuk peramalan. Beberapa organisasi mencoba untuk mengidentifikasi berapa banyak pegawai pada setiap jenis pekerjaan yang diperlukan guna memenuhi rencana strategik mereka untuk beberapa tahun ke depan.

Moekijat (2008) mengatakan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jabatan dapat ditentukan yaitu pertama-tama dengan menentukan jumlah waktu yang sungguh-sungguh diperlukan untuk menyelesaikan jabatan. Dikatakan lebih lanjut, waktu tersebut diperoleh berdasarkan studi waktu dan gerak. Kemudian langkah berikutnya dengan menentukan persentase dari waktu yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berhubungan tetapi bermanfaat bagi organisasi, waktu untuk menghilangkan kelelahan, dan waktu untuk keperluan pribadi. Masing-masing waktu tersebut kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jabatan. Selanjutnya, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jabatan dibagi dengan jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan jabatan tersebut. Hasil pembagian dikalikan dengan satu orang, sehingga diperoleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan.

(9)

pegawai karena alasan sakit, meninggal dan alasan-alasan lainnya. Metode perhitungan yang dapat digunakan lainnya adalah melalui perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja seperti yang terdapat dalam modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004), tertanggal 23 Juli 2004. Perhitungan dapat dilakukan melalui metode umum yaitu perhitungan untuk jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu yang belum ditetapkan standar kebutuhannya oleh instansi pembina.

Perhitungan kebutuhan pegawai dalam jabatan dalam modul pedoman perhitungan tersebut menggunakan acuan dasar data pegawai yang ada serta peta dan uraian jabatan, maka alat pokok yang dipergunakan dalam menghitung kebutuhan pegawai adalah uraian jabatan yang telah tersusun rapi. Jumlah kebutuhan pegawai dihitung dengan mengidentifikasi beban kerja melalui beberapa pendekatan, yaitu hasil kerja, objek kerja, perlatan kerja, tugas per tugas jabatan. Berikut ini uraian lebih lanjut mengenai pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja, sesuai dengan modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja :

a. Pendekatan Hasil Kerja

(10)

b. Pendekatan Objek Kerja

Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Sebagai contoh, bagian Humas pada objek penelitian yang bertugas untuk melayani pengaduan pelanggan, maka objek kerja jabatan pegawai bagian Humas adalah adalah pelanggan. Banyaknya volume pekerjaan pegawai bagian Humas tersebut dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan. Pendekatan melalui metode ini memerlukan informasi tentang wujud objek kerja dan satuan, jumlah beban kerja yang tercermin dari banyaknya objek yang harus dilayani, dan standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja.

c. Pendekatan Peralatan Kerja

Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam bekerja. Metode ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada perlatan kerjanya. Sebagai contoh, bagian Administrasi dan Keuangan pada objek penelitian, dimana beban kerjanya bergantung pada operasional komputer dimana ia dapat mengetahui jumlah rekening yang harus dibayarkan maupun mencari dan membuat data lainnya seperti data keuangan perhari, perbulan, maupun pertahunnya. Adapun informasi yang diperlukan dalam metode ini adalah satuan alat kerja, jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja, jumlah alat kerja yang dioperasikan dan rasio jumlah pegawai per jabatan per alat kerja (RPK).

d. Pendekatan Tugas per Tugas Jabatan

Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai pada jabatan yang hasil kerjanya banyak jenisnya seperti yang terdapat pada pekerjaan pengadiminitrasian umum. Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metode ini adalah, uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas, waktu penyelesaian tugas, dan jumlah waktu kerja efektif perhari rata-rata.

2.1.3 WorkSampling

(11)

salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti.

Barnes yang dikutip dari Novera (2010) menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase. Metode work sampling mengamati apa yang dilakukan oleh responden dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian melalui metode ini adalah waktu kegiatan dan kegiatannya bukan siapa yang melakukan kegiatan. Lalu menyambung pernyataan tersebut, Barnes menyatakan ada tiga kegunaan utama dari work sampling, yaitu :

1. Aktivity and Delay Sampling, yaitu untuk mengukur aktifitas dan penundaan aktifitas dari seorang pekerja. Contohnya adalah dengan mengukur persentase seseorang bekerja dan persentase seseorang tidak bekerja.

2. Performance Sampling, yaitu untuk mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja, dan waktu yang tidak diguanakn untuk bekerja.

3. Work Measuremenet untuk menetapkan waktu standar dari suatu kegiatan. Tahapan-tahapan yag harus dilaksanakan dalam melakukan survei pekerjaan denga work sampling di antaranya adalah :

1. Menentukan jenis personil yang akan diteliti.

2. Apabila personil berjumlah banyak, maka perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek personal yang akan diamati.

3. Membuat formulir daftar kegiatan.

(12)

untuk mempermudah dalam proses pengamatan. Setiap pelaksana peneliti mengamati lima hingga delapan personil yang sedang bekerja.

5. Pengamatan dilakukan dengan intreval dua sampai 15 menit tergantung karakteristik pekerjaan. Makin tinggi tingkat mobilitas pekerjaan yang diamati maka semakin pendek waktu pengamatan. Semakin pendek jarak pengamatan maka semakin banyak sampel pengamatan yang dapat diamati oleh peneliti, sehingga akurasi penelitian menjadi semakin akurat. Pengamatan dilakukan selama jam kerja. Apabila jenis tenaga yang diteliti berfungsi selama 24 jam maka pengamatan dilaksanakan sepanjang hari.

Sementara itu menurut Modul work sampling Universitas Islam Indonesia menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja, yaitu: 1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).

2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).

Sritomo (1989) pada modul tersebut, menyatakan bahwa melalui asumsi bahwa asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi sebagai berikut:

(

)

P = Prosentase kejadian yang diamati (persentase produktif) dalam angka desimal. K = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil. S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.

2.2. Penelitian Terdahulu

(13)

mahasiswa, penyelenggaraan kuliah, praktikum atau responsi, dan ujian serta pengarsipan.

Hasil untuk pengamatan terhadap penggunaan waktu kerja menunjukan bahwa pegawai bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan di seluruh sampel unit tata usaha belum optimal dalam menggunakan waktu kerja produktif. Jumlah kebutuhan pegawai untuk pekerjaan administrasi akademik dan kemahasiswaan berdasarkan beban kerja yaitu rata-rata sebanyak satu orang di setiap unit tata usaha yang diteliti. Menurut hasil perbandingan jumlah kebutuhan pegawaiterhadap jumlah aktual yang terdapat di unit tata usaha, dapat diketahui bahwa terdapat sebelas unit tata usaha memiliki kelebihan jumlah karyawan.

Penelitian kedua adalah Lituhayu (2008) dengan judul penelitian Analisis Beban Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Head Office) PT Lerindo Internasional Jakarta, yang menghasilkan bahwa terdapat permasalahan yaitu jumlah pegawaiyang masih belum mencukupi untuk menangani pekerjaan yang ada terutama untuk divisi operation, sales, dan HR. Lalu gaji dan intensif yang masih kurang sesuai dengan beban kerja, kurangnya pelatihan bagi karyawan, pendistribusian pekerjaan yang kurang baik serta beban kerja pegawai yang belum sesuai terutama pada ketiga divisi tersebut. Selain diketahui permasalahan yanga ada, hasil dari penelitian ini lainnya adalah analisis persepsi beban kerja, diketahui perbedaan beban kerja pada masing-masing divisi di perusahaan. Divisi support memiliki total beban kerja yang paling rendah daripada divisi lainnya, dan divisi operation memiliki total beban kerja yang paling tinggi di antara divisi lainnya.

(14)

dan kompetensi, kemampuan adaptasi, bekerja sama, kesadaran keselamatan kerja, pelayanan yang diberikan, produktivitas dan absensi.

Berikutnya adalah penelitian dari Setyawan (2008) yang berjudul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi MDF Bogor Centrum Kantor Daerah Telkom, Bogor), dimana diketahui bahwa berdasarkan analisis persepsi pegawaidapat diketahui mengenai persepsi pegawai dan kondisi pekerjaan yang sudah baik. Permasalahan yang terjadi di seksi MDF yaitu jam kerja yang kurang diperhatikan, peralatan yang sering dipinjam pegawai dari unit lain sehingga menghambat pekerjaan seksi MDF, tugas dari manajemen terkadang disampaikan bersamaan dengan target kerja yang tinggi dan masalah teknis seperti rak utama yang sudah terlalu penuh dengan kabel.

Penilaian beban kerja I, II, dan III yang dilakukan, menghasilkan beban kerja riil seksi MDF sebesar 2.125,76 jam per orang per tahun. Angka tersebut adalah 117 persen dari waktu efektif pegawai selama satu tahun. Hal tersebut mengidentifikasi terjadinya over capacity beban kerja pada krayawan. Beban kerja yang berlebih menyebabkan pegawai mengalami keletihan fisik dan psikologis. Keadaan tersebut harus diatasi dengan menambah jumlah pegawai untuk mengerjakan kelebihan beban kerja tersebut. Jumlah pegawai yang efektif dan efisien berdasarkan perhitungan adalah berjumlah sembilan orang.

(15)
(16)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

PDAM Tirta Karuhipan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas yang terletak di Cibinong merupakan salah satu anggota dari Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia atau PERPAMSI dengan jumlah pelanggan total untuk tahun 2011 di PDAM Tirta Kahuripan Cabang sebelas saja telah mencapai 13.000 pelanggan. Melalui penerapan visi, misi dan tujuan yang jelas dari PDAM Tirta Kahuripan memudahkan tercapainya harapan-harapan perusahaan, karena dengan visi, misi dan tujuan yang jelas hal itu akan mendukung munculnya keseragaman persepsi dari pegawai disetiap lini kerja dalam perusahaan.

Salah satu fakta yang mempengaruhi baik atau tidaknya penjabaran visi, misi dan tujuan sebuah organisasi adalah aspek sumber daya manusia. Dimana sumber daya manusia yang telah terseleksi, terlatih, dan tertreatmen dengan baik sesuai dengan aturan, visi, misi dan moto perusahaan akan mampu mendapatkan persepsi yang sesuai (diharapkan perusahaan) mengenai visi, misi dan moto perusahaan itu sendiri sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

(17)

dirasakan oleh konsumen, melainkan akan dirasakan pula oleh pegawai perusahaan.

Proses pelayanan yang menyita waktu dan tenaga diharapkan akan menjadi lebih mudah sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga pegawai PDAM Tirta Kahuripan khususnya cabang pelayanan sebelas. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kemungkinan bahwa jumlah pegawai yang ada, melebihi jumlah yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja yang ada setelah diterapkannya sistem online terutama untuk sistem pembayaran atau billing online. Sementara itu, untuk sistem informasi online hingga saat ini belum diberlakukan karena masih dalam proses perampungan. Maka dari itu, penelitian ini secara khusus akan memfokuskan pada sistem billing online yang mulai diberlakukan.

Melalui perencanaan sumber daya manusia akan dilakukan penentuan beban kerja keryawan dan pengukuran kebutuhan jumlah tenaga kerja. Perhitungan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja akan dihitung dengan penentuan beban kerja berdasarkan aktifitas dan kegiatan pegawai dalam waktu tertentu yang diamati dan dicatat sesuai rutinitas aktual pegawai. Berdasarkan pengamatan akan diketahui seberapa besar alokasi penggunaan waktu oleh pegawai untuk bekerja maupun tidak bekerja. Pencatatan aktivitas akan berguna untuk mengetahui beban bekerja atau tidak bekerja. Pencatatan aktifitas akan berguna untuk mengetahui beban kerja seorang pegawai yang kemudian data tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

(18)

Gambar 1. Kerangka pemikiran konseptual 3.2. Penentuan Lokasi dan Penelitian

Penelitian dilakukan di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Cibinong Bogor Cabang Pelayanan sebelas, yang beralamatkan di Jl. Raya Tegar Beriman No. 1 Cibinong, kode pos 16913, No. Telp. 87915270, No. Fax.

021-Efisiensi tenaga kerja Penentuan beban kerja

pegawai PDAM

Pengukuran kebutuhan jumlah tenaga kerja

Analisis perhitungan

kebutuhan tenaga kerja Perhitungan kebutuhan

tenaga kerja berdasarkan beban kerja

PROSES Aktivitas

pegawaiPDAM dalam waktu tertentu

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

OUTPUT

Visi, misi dan moto PDAM

Tujuan PDAM

Perencanaan SDM

(19)

87915278, dan E-mail www.humas_tirtakahuripan@yahoo.com. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga bulan November 2011.

3.3. Data dan Sumber Data

Terdapat dua data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data primer : merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung (observasi lapangan), yaitu wawancara dengan pihak PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan sebelas yang berperan sebagai responden dalam penelitian ini, dan pengisian form work sampling yang dilakukan oleh peneliti untuk mencatat aktifitas para karyawan.

2. Data sekunder : data primer yang telah diolah lebih jauh oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain yang dapat diperoleh dari berbagai sumber studi literatur, diantaranya instansi pemerintah atau swasta, internet, buku-buku, media massa dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah pegawai PDAM Tirta Kahuripan cabang pelayanan sebelas yang pekerjaannya secara intens memanfaatkan sistem online yang ada. Sehingga dari 24 pegawai yang ada hanya sembilan orang saja yang menjadi objek penelitian. Jumlah populasi yang tidak banyak, membuat penelitian ini menggunakan sistem sensus yang melibatkan kesembilan pegawai dalam populasi yang ada untuk dijadikan objek penelitian.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer mengenai pegawai diperoleh melalui metode work sampling, yaitu pengamatan dan pencatatan terhadap aktifitas yang dilakukan pegawai selama jam kerja, dengan jarak waktu pengamatan setiap sepuluh menit. Aktifitas yang diamati dalam penelitian menggunakan work sampling dikelompokkan menurut kategori kegiatan produksi, tidak produktif dan pribadi. Hasil dari pengamatan akan dicatat pada formulir work sampling. Menurut Ilyas (2004) yang dikutip dari Novera (2010) pengelompokkan kegiatan dapat disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.

(20)

untuk tujuan mengidentifikasi tugas-tugas pokok pekerjaan akan dilakukan dengan metode gabungan wawancara dan observasi. Data sekunder seperti teori yang dipakai, maupun informasi terkait objek penelitian dikumpulkan melalui buku, skripsi, situs-situs internet, maupun dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data

Tahap pengolahan data ini, dilakukan dua tahapan yang akan dilakukan, yaitu pertama adalah melakukan pemeriksaan terhadap data yang telah diperoleh pada lembar pengamatan worksampling. Pemeriksaan ditinjau dari segi kelengkapan atau jika ada kesalahan maupun ketidakkonsistenan data pengamatan. Kegiatan yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori kegiatan produktif, tidak produktif dan pribadi masing-masing kemudian dihitung jumlahnya. Selanjutnya data yang berasal dari lembar pengamatan dipindahkan ke dalam komputer untuk diolah.

Langkah kedua, memasukkan data mengenai standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas-tugas pokok pekerjaan selama satu tahun ke dalam rumus perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja. Proses perhitungan akan dibantu dengan Microsoft Excel.

3.6.2 Analisis Work Sampling

(21)

Sementara untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja akan dilakukan perhitungan yang didasarkan pada beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai dengan modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004), yaitu sebagai berikut :

a. Menetapkan waktu kerja

Waktu kerja yag dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Berikut perhitungan rincinya:

...(2)

Keterangan :

A = Jumlah hari menurut kalender

B = Jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun C = Jumlah hari libur dalam setahun

D = Jumlah cuti tahunan

Hari libur dapat berupa hari libur nasional dan hari libur kedaerahaan, karena itu bagi tiap-tiap daerah menghitung sendiri hari libur kedaerahannya. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan, dan sebagainya.

b. Menyusun waktu penyelesaian tugas

Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah beban suatu tugas pokok dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, perkalian antara beban tugas dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas dilakukan per tugas pokok. Hasil perkalian dari seluruh tugas pokok yang ada kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan total waktu penyelesaian tugas.

(22)

Tabel 1. Rumus Perhitungan Waktu Penyelesaian Tugas No. Uraian Tugas Pokok BT SKR WPT (BT x SKR)

1 2 3 4 5 Dst.

∑ WPT

Keterangan :

BT = Jumlah Beban Tugas dalam waktu tertentu

SKR = Standar Kemampuan Rata-rata waktu penyelesaian tugas WPT = Waktu Penyelesaian Tugas

c.Menghitung kebutuhan pegawai

Kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaiaan tugas ditentukan. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan pegawai yaitu :

……….(3)

Keterangan :

KP = Kebutuhan Pegawai WKE = Waktu Kerja Efektif WPT = Waktu Penyelesaian Tugas

orang WKE

WPT

KP= ×1

(23)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Cibinong merupakan salah satu dari perusahaan air minum besar dengan jumlah pelanggan untuk satu cabang saja sekitar 13.000 pelanggan. Perusahaan air minum ini memiliki sejarah yang cukup panjang dengan dimulai dari tahun 1977, dimana pada saat itu terjadi pembangunan sarana prasarana air bersih di Perum Perumnas Depok, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 28 / Kpts / CK / 1977 dengan organisasi pengelola, Badan Pengelola Air Minum (BPAM). Lalu pada tanggal 14 April 1983, didirikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor yang bertempat di Gunung Batu Ciomas Bogor di bawah Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, dimana antara BPAM Depok dan PDAM Kabupaten Bogor merupakan pengelolaan yang terpisah.

Selanjutnya pada tanggal 27 September 1988 terjadi fusi (penggabungan) antara BPAM dan PDAM Kabupaten Bogor, sehingga pengelolaan air minum dilakukan oleh satu pihak saja yaitu PDAM Kabupaten Bogor yang berkantor di Depok dan resmi menjadi Kantor Pusat Perusahaan Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor. Pada tanggal 11 November 1994 telah diserah terimakan pengelolaan Sumber Mata Air Ciburial dan Gubernur DKI Jakarta kepada Gubernur Jawa Barat. Kemudian dari Gubernur Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bogor dan kemudian pengelolaan selanjutnya diserahkan ke PDAM Kabupaten Bogor dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Sejak saat itulah perusahaan air minum tersebut memulai perkembangannya sebagai salah satu produsen air minum di daerah Kabupaten Bogor.

(24)

adalah terwujudnya pelayanan yang mandiri, handal dan terpercaya. Sementara misi dari perusahaan ini adalah :

1. Memberikan pelayanan dengan kualitas air sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan kuantitas yang memadai secara kontinu.

2. Membina dan menjalin hubungan baik dengan pelayanan dan stakeholder perusahaan.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya perusahaan. 4. Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

5. Mengutamakan pengembangan pada segmen rumah tangga dengan tetap memperhatikan segmen non rumah tangga.

Sementara moto dari PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang sebelas adalah unggul dalam pelayanan, yang berarti perusahaan air minum ini berusaha memberikan pelayanan yang sebaik mungkin untuk para pelanggannya. Aspek inilah yang mendorong perusahaan air minum ini untuk terus memperbaiki pelayanan mereka bagi masyarakat khususnya para pelanggan mereka.

4.2. Unit Administrasi dan Keuangan serta Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas

Unit administrasi dan keuangan merupakan unit yang secara umum bertugas untuk menangani proses masuk dan keluarnya uang, yaitu melayani pembayaran rekening air, rekening non air, hingga pembelian barang-barang inventoris kantor cabang pelayanan sebelas. Pembayaran rekening non air adalah pembayaran yang dilakukan pelanggan di luar pelunasan air yang telah terpakai, seperti pembayaran air melalui cicilan. Pembayaran cicilan hanya diperbolehkan jika tidak ada tunggakkan cicilan di bulan-bulan sebelumnya. Jika masih ada, maka pelanggan diminta melunasi cicilan sebelumnya dulu baru boleh meminta proses pembayaran serupa untuk bulan berikutnya.

(25)

pelanggan. Gambar 2 berikut ini, merupakan Struktur Organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas.

Keterangan :

= Unit yang di analisis

Gambar 2. Struktur organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas.

Guna melakukan identifikasi lebih lanjut untuk implikasi manajerial, diperlukan data mengenai karakteristik pegawai. Berikut ini adalah karaktaristik dari pegawai Administrasi dan Keuangan. Pada Table 2, diketahui bahwa pendidikan untuk ketiga karyawan adalah sarjana dengan jurusan Ekonomi-Manajemen, maupun Akutansi. Selain itu, ketiga pegawai ini pun merupakan pegawai tetap dengan jabatan yang sama yaitu front office atau teller, dengan masa kerja yang berbeda-beda yaitu, untuk pegawai I dan II telah bekerja lebih dari lima tahun sementara untuk pegawai III, baru satu tahun.

KEPALA CABANG

(26)

Berdasarkan karakteristik pegawai tersebut, kinerja dari masing-masing pegawai mengalami perbedaan yang cukup signifikan, dimana pegawai yang telah lebih dari lima tahun bekerja di sana, dari segi kecepatan pengerjaan tugas-tugas mereka memang lebih cepat dari pada pegawai lainnya. Namun meski demikian, para pelanggan lebih banyak memilih untuk dilayani oleh pegawai III yang lama bekerjanya baru satu tahun sehingga produktifitas pegawai III terbilang tinggi. Table 2. Karakteristik Pegawai Administrasi dan Keuangan.

No. Karakteristik Pegawai

Pegawai Administrasi dan Keuangan

I II III

1 Pendidikan Sarjana Sarjana Sarjana 2 Status jabatan Pegawai tetap Pegawai tetap Pegawai tetap 3 Lama bekerja 10 tahun 10 tahun 1 tahun

4 Usia 35 tahun 36 tahun 26 tahun

Berikut ini adalah karaktaristik dari pegawai Humas. Pada Table 3, diketahui bahwa pendidikan untuk kelima karyawan adalah dimulai dari Diploma hingga sarjana dengan jurusan yang beragam. Kelima pegawai ini merupakan pegawai tetap dengan jabatan yang sama yaitu front office untuk humas, dengan masa kerja yang berbeda-beda yaitu, untuk dari kurang dari satu tahun hingga lebih dari lima tahun. Berdasarkan karakteristik pegawai Humas tersebut, sepertihalnya pegawai bagian Adminisrasi dan Keuangan, bagian Humas pun kinerjanya mengalami perbedaan bagi setiap pegawai.

(27)

Table 3. Karakteristik Pegawai Humas. No Karakteristik

Pegawai

Pegawai Humas

I II III IV V

1 Pendidikan Sarjana Sarjana Diploma Sarjana Diploma 2 Status jabatan Pegawai

tetap

Pegawai tetap

Pegawai tetap

Pegawai tetap

Pegawai tetap 3 Lama bekerja 15 tahun 1 tahun 10 tahun 15 tahun 3 tahun 4 Usia 40 tahun 25 tahun 38 tahun 42 tahun 28 tahun 4.3. Job Description Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta

Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas.

(28)

Tabel 4. Job Description pegawai unit Administrasi dan Keuangan.

NO URAIAN TUGAS

1. Melaksanakan pelayanan pembayaran rekening air di loket. 2. Menyiapkan dan membuat bukti setoran ke bank.

3. Melaksanakan pembuatan laporan daftar penerimaan harian dan bulanan, BS, dan LPP.

4. Memberikan informasi tentang tata cara pembayaran rekening air dan non air melalui E-payment bank dan sms banking.

5. Melaksanakan invoice tagihan kepada pelanggan.

6. Membuat surat untuk kepentingan jajaran administrasi dan keuangan. 7. Melaksanakan koordinasi secara vertical dan horizontal.

(29)

Tabel 5. Job Description pegawai unit Humas

NO URAIAN TUGAS

1. Melayani complain atau keluhan pelanggan

2. Mencatat berbagai pengaduan pelanggan ke form BPS 3. Melayani permintaan sambungan baru

4. Membuat SPK penyambungan. 5. Membuat SPK exs putus.

6. Memindahkan hasil pencatatan ke DSML bulan berikutnya. 7. Menata semua arsip untuk memudahkan pencarian data. 8. Melayani penginformasian tagihan pelanggan melalui telepon.

9. Mempersiapkan pemberitahuan pelanggan tentang tunggakan rekening tiga bulan.

10. Memberikan informasi pada pelanggan atau calon pelanggan. 11. Memasukkan data pelanggan baru ke data sistem billing. 12. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

13. Mempersiapkan surat masuk dan keluar.

14. Mengirim surat tagihan kepelanggan industri atau perkantoran. 4.4. Hari dan Waktu Kerja Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

Cabang Pelayanan Sebelas.

(30)

Jumlah hari kerja yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 273 hari persembilan bulan, lalu jumlah hari kerja tersebut dikurangi dengan jumlah hari libur nasional yaitu 10 hari persembilan bulan, hari cuti sebanyak 12 hari kerja, dan hari sabtu serta minggu sebanyak 91 hari persembilan bulan, yang kemudian diperoleh jumlah hari kerja efektif pegawai yakni sebesar 160 hari. Hari cuti yang digunakan hanya hari cuti yang wajib di berikan pada pegawai karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa kesembilan responden untuk tahun 2011 ini hanya menggunakan cuti wajib tersebut sementara untuk cuti hamil dan cuti haji tidak digunakan. Sementara itu, jam kerja pegawai dimulai dari pukul 7.30 pagi hingga 16.00 sore, dengan jumlah hari kerja selama satu minggu adalah lima hari.

4.5. Waktu Kerja Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas.

Pengamatan penggunaan waktu kerja dilakukan selama kurang lebih satu bulan sesuai dengan hari kerja dan waktu kerja perusahaan dengan menggunakan work sampling yang dilakukan untuk orang per orang. Barnes yang dikutip dari Novera (2010) menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan work sampling selama penelitian adalah sebagai berikut :

1. Membuat formulirwork sampling yang dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan menentukan kisaran waktu per pengamatan yaitu setiap sepuluh menit.

2. Mengelempokkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ke dalam kategori produktif, tidak produktif maupun pribadi.

3. Setelah pengelompokan dilakukan maka seluruh waktu dari ketiga kategori itu dijumlahkan, dicari rata-ratanya.

(31)

Kegiatan yang termasuk ke dalam kategori produktif adalah berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas pokok tiap orang. Sementara itu, yang termasuk ke dalam jenis kegiatan yang tidak produktif adalah mengobrol, menunggu pelanggan datang, membaca koran, bermain game, terlambat datang kerja dan pulang lebih awal, lalu untuk jenis kegiatan yang tergolong ke dalam kategori kegiatan pribadi adalah makan, minum, shalat, tidur, ke toilet, mendengarkan musik dan olahraga ringan.

Pada Tabel 6 berikut ini dapat dilihat mengenai jumlah penggunaan waktu untuk masing-masing kategori kegiatan yang dilakukan pegawai Administrasi dan Keuangan. Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa jumlah waktu untuk kategori kegiatan produktif bagian Administrasi dan Keuangan adalah berkisar dari 70,59 persen hingga 76,47 persen, sementara untuk kegiatan tidak produktif berkisar dari 1,96 persen hingga 9,80 persen, lalu untuk kegiatan pribadi berkisar dari 13,73 hingga 21,57 persen.

Berdasarkan tabel yang sama diketahui pula bahwa penggunaan waktu produktif yang paling tinggi dilakukan oleh pegawai Administrasi dan Keuangan II dan III. Factor yang menyebabkan kedua pegawai ini memiliki jam produktif yang tinggi adalah pertama kerena faktor jumlah pelanggan yang di layani oleh kedua pegawai memang lebih tinggi dari pegawai I. Faktor kedua adalah karena selain harus melayani pelanggan kedua pegawai pun dibebankan tugas untuk melakukan kegiatan administrasi bersifat keuangan seperti melakukan pembukuan keuangan untuk rekening air dan lain sebagainya karena latarbelakang pendidikan mereka yang memadai.

(32)

Tabel 6. Jumlah penggunaan waktu kerja pegawai unit Administrasi dan

Persentase (%) Total Persentas 2 = Jenis kegiatan tidak produktif 3 = Jenis kegiatan pribadi

Jumlah penggunaan waktu untuk unit Humas yang dapat dilihat pada Tabel 7, dimana untuk bagian Humas, tingkat produktifitas berkisar dari 50,98 persen hingga 62,75 persen. Jumlah penggunaan waktu oleh pegawai untuk kegiatan yang tidak produktif berkisar dari 19,61 persen hinggga 25,49 persen, sedangkan untuk kegiatan pribadi jumlah waktunya berkisar 17,65 persen hingga 25,49 persen.

(33)

Tabel 7. Jumlah penggunaan waktu kerja pegawai unit Humas. 2 = Jenis kegiatan tidak produktif 3 = Jenis kegiatan pribadi

Menurut Ilyas (2004) yang dikutip dari Novera (2010), dikatakan bahwa waktu kerja produktif seseorang yang optimum mencapai 80 persen. Namun terlihat dari Gambar 3, yang menggambarkan mengenai penggunaan waktu kerja produktif bagi bagian Administrasi dan Keuangan, terlihat bahwa ketiganya masih memiliki nilai persentase dibawah 80 persen, yaitu pegawai I untuk Administrasi dan Keuangan adalah 70,59, kemudian pegawai II 76,47, dan pegawai III 76,47.

67

pegawai I pegawai II pegawai III

Adm&Keu

Gambar 3. Diagram batang penggunaan waktu kerja produktif pegawai unit Administrasi dan Keuangan

(34)

bahwa persentase produktifitas kelima pegawai masih di bawah 80 persen juga, yaitu untuk pegawai I 50,98, pegawai II 62,75, pegawai III 52,94, pegawai IV 52,94, dan pegawai V 54,90. Berdasarkan kedua hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa, baik bagian Administrasi dan Keuangan maupun bagian Humas penggunaan waktu kerja mereka masih belum optimal.

0 10 20 30 40 50 60 70

pegawai I pegawai II pegawai III pegawai IV pegawai V

Humas

Gambar 4. Diagram batang penggunaan waktu kerja produktif pegawai unit Humas.

4.6. Proses Pengujian dan Analisis Data

4.6.1 Analisis Kebutuhan Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas.

(35)

1. Menetapkan waktu kerja

Penetapan waktu kerja efektif dihitung dengan menentukan jumlah hari dalam setahun, jumlah sabtu dan minggu dalam setahun, jumlah hari libur dalam setahun, dan jumlah cuti dalam setahun. Kemudian jumlah hari sabtu dan minggu ditambahkan dengan jumlah hari libur serta jumlah cuti yang menghasilkan total hari tidak bekerja atau libur, lalu jumlah hari dalam setahun itu dikurangi dengan total jumlah hari tidak bekerja.

Namun dalam penelitian ini, dikarenakan data yang diperoleh hanya data dari bulan Januari 2011 hingga September 2011, maka jumlah hari dalam setahun dijadikan hanya persembilan bulan saja, sehingga berjumlah 273 hari. Setelah itu, jumlah hari libur nasional, dan jumlah hari minggu dibuat hanya persembilan bulan pula sehingga didapat jumlah hari libur nasional sebanyak sepuluh hari, sedangkan untuk total hari sabtu dan minggu sebanyak 91 hari.

Jumlahkan total hari libur nasional yaitu sepuluh hari persembilan bulan, hari sabtu dan minggu sebesar 91 hari persembilan bulan, serta hari cuti yang wajib diberikan pada seorang pegawaiyakni 12 hari, sehingga diperoleh jumlah hari libur kerja adalah 113 hari persembilan bulan, kemudian 273 hari persembilan bulan dikurangi dengan jumlah hari libur kerja yaitu 113 hari persembilan bulan sehingga didapatlah jumlah hari kerja efektif yaitu sebanyak 160 hari persembilan bulan.

Total jam kerja pegawaiadalah delapan jam 30 menit perhari atau 510 menit perhari, sehingga jumlah jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal, yaitu 510 menit perhari dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja atau allowance. Setelah itu hasilnya dijumlahkan dan dikalikan dengan 160 hari persembilan bulan hari kerja, maka didapatlah total jam kerja efektif untuk bagian Administrasi dan Keuangan adalah 117.600 menit persembilan bulan sementara untuk bagian Humas sebesar 224.000 menit persembilan bulan.

2. Menyusun waktu penyelesaian tugas

(36)

pegawaimasing-masing unit, sehingga semisal untuk WPT pegawai nomor dua bagian Humas, yaitu mencatat pengaduan di form bon permintaan service atau BPS 13 form per bulan per orang sehingga untuk sembilan bulan maka jumlah form yang dikerjakan adalah 113 form per orang persembilan bulan. Setelah itu, 113 dikalikan dengan jumlah waktu standar yang dibutuhkan dalam membuat satu form adalah satu menit, sehingga hasil WPT untuk mencatat berbagai pengaduan ke form BPS adalah 113 menit per 113 form persembilan bulan. Perhitungan secara rinci untuk bagian Humas beserta perhitungan WPT tugas-tugas pokok lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

3. Menghitung kebutuhan pegawai

Kebutuhan pegawai dapat dihitung dengan membagi total waktu penyelesaian tugas atau WPT masing-masing bagian dengan jam kerja efektif masing-masing bagian yang kemudian dikalikan dengan satu orang. Semisal, untuk bagian Humas, diketahui total WPT yang didapat dari hasil perhitungan sebelumnya, yaitu 454.672 menit persembilan bulan. Sementara jam kerja efektif atau JKE bagian Humas adalah 224.000 menit persembilan bulan. Maka cara menghitung kebutuhan pegawai untuk bagian Humas adalah total WPT 454.672 menit persembilan bulan di bagi dengan JKE 224000 menit persembilan bulan, lalu dikalikan dengan satu orang, sehingga hasilnya adalah 2,03 atau dapat dibulatkan menjadi dua orang, yang berarti jumlah pegawai yang dimiliki bagian Humas masih terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhannya, yaitu lima orang berbanding dua orang.

Bagian Administrasi dan Keuangan dengan total WPT sebesar 550.233 menit persembilan bulan dan JKE sebesar 117.600 menit persembilan bulan, maka pegawai yang dibutuhkan oleh bagian ini adalah 3,10 atau dapat dibulatkan menjadi tiga orang. Itu berarti jumlah pegawai untuk bagian administrasi dan keuangan khususnya bagian Teller sudah mencukupi atau sesuai.

(37)

4.6.2 Perbandingan Kebutuhan Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Cabang Pelayanan Sebelas Terhadap Kondisi Aktual.

Rendahnya angka jumlah kebutuhan pegawa pada bagian Humas dibandingkan dengan jumlah pegawai aktual, yaitu pegawai yang dibutukan hanya dua orang, namun pada kenyataannya jumlah pegawai Humas ada lima orang, disebabkan oleh bebarapa faktor baik internal maupun eksternal, seperti beban kerja yang tidak bervariasi serta terdapat waktu-waktu dimana tidak begitu banyaknya pelanggan yang datang untuk melakukan pengaduan yang disebabkan oleh penerapan system pelayanan online.

Sementara itu untuk bagian Administrasi dan Keuangan, diketahui bahwa kebutuhan karyawannya adalah tiga orang, dan jumlah pegawai Administrasi dan Keuangan untuk posisi front office pun ada tiga orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai posisi front office Administrasi dan Keuangan telah sesuai dengan jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh bagian ini sesuai dengan beban kerja yang dibebankan pada pegawai untuk posisi ini. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Perbandingan jumlah pegawai aktual dan hasil perhitungan kebutuhan pegawai.

BAGIAN Jumlah Pegawai Aktual (orang)

(38)

4.7. Implikasi Manajerial

Perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja pegawai Humas, dan bagian Administrasi dan Keuangan dapat menjadi dasar untuk perencanaan sumberdaya manusia bagi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Cibinong cabang pelayanan sebelas. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan Modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004), diketahui bahwa untuk bagian Administrasi dan Keuangan jumlah pegawai aktualnya telah sesuai dengan jumlah pegawai yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja yang ada, yaitu dengan jumlah pegawai aktual sebanyak 3 orang, dan jumlah pegawai yang dibutuhkan pun adalah tiga orang.

Namun karena berdasarkan gambar diagram produktifitas untuk bagian Administrasi dan Keuangan masih di bawah 80 persen yaitu pegawai I 70,59, kemudian pegawai II 76,47, dan pegawai III 76,47, sehingga tetap disarankan untuk tetap melakukan evaluiasi untuk mendapatkan tingkat produktifitas yang optimal atau yang berada di atas 80 persen.

(39)

Humas, dan jumlah pegawai yang ada, sehingga efsiensi tanaga kerja yang diharapkan dapat terwujud.

Perlu dipahami bahwa kesembilan pegawai yang ada adalah pegawai tetap di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas. Sehingga perusahaan tidak bisa langsung memberhentikan pegawai yang nilai produktifitas kerjanya rendah. Sehingga beberapa saran yang dapat dianjurkan untuk menyelesaikan masalah kelebihan pegawai ini adalah dengan melakukan pengkayaan pekerjaan dan rotasi pegawai ke cabang lain dengan keahlian yang di sesuaikan dengan posisi baru dari tiap pegawai.

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan mengingat adanya keinginan dari perusahaan untuk memperoleh keuntungan, yang salah satunya adalah dengan melakukan efisiensi tenaga kerja. Analisis beban kerja dan perhitungan jumlah kebutuhan pegawai ini akan menghasilkan input untuk pertimbangan dalam strategi manajemen sumber daya manusia dimana perusahaan akan mampu menyeimbangkan antara jumlah pegawai yang di butuhkan sesuai dengan beban kerja yang ada.

Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan waktu kerja untuk pegawai Administrasi dan Keuangan serta pegawai Humas, adalah jumlah hari kerja efektif yang selama sembilan bulan setelah dikurangi total hari libur yang ada adalah 160 hari persembilan bulan, dengan jumlah hari kerja efektif adalah sebesar 224.000 menit persembilan bulan untuk unit Humas dan 117.600 untuk bagian Administrasi dan Keuangan. Jumlah rata-rata jam kerja yang digunakan untuk tidak bekerja berdsarkan perhitungan yang dilakukan untuk pegawai bagian Administrasi dan Keuangan adalah 74,51 persen untuk kegiatan produktif, 7,19 persen untuk jenis kegiatan tidak produktif dan 18,30 persen untuk jenis kegiatan pribadi, sedangkan untuk bagian Humas, 54,90 persen untuk kegiatan produktif, 22,35 persen untuk kegiatan tidak produktif dan 22,75 untuk kegiatan pribadi.

(41)

pegawai II maka tingkat produktifitas pegawai II lebih tinggi jika di bandingkan dengan pegawai lainnya.

Hal yang dapat disimpulkan terkait dengan jumlah kebutuhan pegawai, yang pertama untuk bagian Administrasi dan Keuangan terlihat bahwa kebutuhan pegawai yang dianjurkan telah seimbang, sementara untuk bagian Humas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan pegawai pada bagian Humas dianjurkan hanya dua orang saja, namun pada kenyataannya jumlah pegawai yang ada adalah lima orang.

Perlu dipahami bahwa kesembilan pegawai yang ada adalah pegawai tetap di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas. Sehingga perusahaan tidak bisa langsung memberhentikan pegawai yang nilai produktifitas kerjanya rendah. Sehingga beberapa implikasi manajerialnya adalah untuk menyelesaikan masalah kelebihan pegawai ini dianjurkan untuk melakukan pengkayaan pekerjaan dan rotasi pegawai ke cabang lain dengan keahlian yang di sesuaikan dengan posisi baru dari tiap pegawai.

b. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dari skripsi ini dan diharapkan dapat bermanfaat adalah sebagai berikut :

1. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan sebelas, dianjurkan untuk melakukan pengkajian ulang terhadap analisis pekerjaan pada pegawai unit Humas, karena pada unit inilah selisih antara jumlah pegawai aktual dan jumlah pegawai yang dianjurkan menurut perhitungan terjadi. Pengkajian dapat dilakukan terkait dengan pembagian tugas pokok yang jelas dan berbeda satu sama lain sehingga, dua orang pegawai yang memiliki tugas yang sama tidak bisa dengan tanpa alasan yang tidak bertanggung jawab melimpahkan tugas-tugas mereka, satu-sama lain.

2. Kelebihan pegawai yang terjadi, dianjurkan dapat diatasi dengan memperkaya pekerjaan. Memperluas dan memperkaya pekerjaan pun dapat membantu mengurangi besarnya jumlah penggunaan waktu bukan untuk bekerja oleh pegawai.

(42)

yang berbeda atau ke cabang yang berbeda dengan posisi atau bagian yang sama.

(43)

Oleh :

NIKEN PROBORINI H24097081

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, G. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks, Jakarta.

Hariandja, M. T. E. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktifitas Pegawai. PT. Grasindo, Jakarta.

Ilyas, Y. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metoda dan Formula. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia, 2004. Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004). Jakarta.

Kurnia, A. 2010. Definisi Analisis Beban Kerja. Materi Workshop Analysis Beban Kerja. Value Consult.

Lituhayu, R. 2008. Analisis Beban Kerja dan Kinerja Pegawai(Studi Kasus pada Head Office) PT Lerindo Internasional Jakarta. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Startegik. PT.

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Moekijat. 2008. Analisis Jabatan. CV. Mandar Maju, Bandung.

Novera, W. 2010. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan PegawaiBagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Studi Kasus Unit Tata Usaha Departemen Pada Institut Pertanian Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

PERPAMSI. 2010. Data Umum PDAM Kab. Bogor Tirta Kahuripan. Bogor. Pratama, M. D. 2008. Mengitung Kebutuhan Tenaga Kerja. Jakarta.

Prihatini, L. D. 2007. Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis pada Program Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Rivai, H. V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Dari Teori ke Praktik. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Rivai, H. V. Dan E. J. Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Rajawali Persada, Jakarta.

(45)
(46)

Oleh :

NIKEN PROBORINI H24097081

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(47)

Nama : Niken Proborini NIM : H24097081

Menyetujui, Dosen Pembimbing

NIP : 196710201994032001 Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM

Mengetahui, Ketua Departemen

NIP 196101231986011002 Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

(48)

pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas. Dibawah bimbingan ANGGAIRINI SUKMAWATI.

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, merupakan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang tergabung ke dalam Persatuan Air Minum Seluruh Indonesia atau PERPAMSI, dimana asosiasi ini merupakan asosiasi perusahaan air minum terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak tahun 1972. PDAM Tirta Kahuripan Kabupatn Bogor ini pun merupakan perusahaan brkinerja baik yang terbukti dari hasil penilaian kinrja yang dilakukan PERPAMSI TRHADAP PDAM di seluruh Indonesia pada tahun 2009, yang menunjukan bahwa perusahaan ini termasuk ke dalam golongan perusahaan sehat dari segi keuangan, manajemen, dan teknis yang dilakukan. Dari sebelas cabang pelayanan PDAM Tirta Kahuripan Bogor yang ada, PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang sebelas adalah cabang yang paling sering melakukan inovasi dalam perbaikan pelayanannya. Hal itu dibuktikan dengan pnerimaan sertifikat ISO hingga ikut menerapkan system billing online untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran. Setelah PDAM Tirta Kahuripa Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas menerapkan system billing online selama kurang lebih satu tahun hal itu berdampak pada penurunan jumlah beban kerja yang akan memungkinkan terjadinya kondisi under capacity. Kondisi under capacity dan over capacity dapat mengakibatkan inefisiensi

tenaga kerja pada perusahaan. Guna mencegah dan menanggulanginya, perusahaan perlu melakukan analisis beban kerja yang pada akhirnya akan menjadi dasar bagi perushaan untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Cibinong Bogor, akan mengubah sistem pelayanannya dari yang sistem pelayanan secara online. Tujuan dari penilitian ini, yaitu mengidentifikasi tugas-tugas pokok karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11, menghitung penggunaan waktu kerja karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11, dan menganalisa beban kerja serta jumlah kebutuhan karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang 11 berdasarkan beban kerja yang riil. Jenis data yang digunakan, yaitu data primer berupa pengamatan langsung serta wawancara, dan data sekunder yang didapat dari buku-buku literatur. Analisis data untuk beban kerja menggunakan analisis work sampling, lalu dilanjutkan dengan perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang didasarkan pada modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004). Hasil penelitian ini adalah

1) Inti dari tugas pokok karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kab.Bogor Cabang Pelayanan 11 adalah melayani pelanggan baik berupa pembayaran rekening air dan nonair, dan melayani pengaduan pelanggan. 2) Total jam kerja efektif untuk bagian Administrasi dan keuangan serta bagian Humas sebesar 168.000 menit / 9 bulan. Jumlah waktu produktif bagian Administrasi dan Keuangan adalah berkisar dari 50,98-76,49 persen dengan persentasi penggunaan waktu produktif yang paling tinggi dilakukan oleh pegawai nomor II dan III. Jumlah waktu produktif untuk bagian Humas, berkisar dari 50,98-62,75 persen, dengan persentase tertinggi dimiliki oleh pegawai nomor II. 3) Beban kerja berdasarkan

work sampling untuk bagian Administrasi dan Keuangan terdapat pada kondisi stabil atau

beban kerja sesuai standar, sedangkan untuk bagian Humas kondisi yang terjadi adalah

under capacit yang artinya tenaga kerja faktual lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga

(49)

KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR CABANG SEBELAS.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

NIKEN PROBORINI

H24097081

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(50)

Nama : Niken Proborini NIM : H24097081

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM NIP 195811221985031002

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002

(51)

Penulis dilahirkan pada tanggal 22 September 1988 di Bogor, Jawa Barat,

dengan nama lengkap Niken Proborini, dari pasangan sederhana yang berbahagia,

yakni Bapak Bambang Mursodo dan Ibu Lilik Sulistyorini. Awal perjalanan studi

penulis, dimulai di sebuah Taman Kanak-kanak bernuansa Islami bernama TK

Assasul Islam, Bogor dan lulus pada tanggal 13 Juni 1994. Setelah itu, penulis

pun melanjutkan studinya di sebuah sekolah dasar negeri, bernama SDN Pondok

Rumput II, Bogor dengan tanggal kelulusan 26 Juni 2000, yang kemudian di

teruskan lagi ke SLTP swasta bernuansa Islami di kota Bogor, bernama SLTP

Bina Insani.

Penulis lulus SLTP pada tanggal 21 Juni 2003 dan melanjutkan studinya

kembali di SLTA Bina Insani Bogor, yang pada saat itu masih bernama SMA

Bina Insani. Pada tanggal 19 Juni 2006, penulis lulus dari pendidik menengah

atasnya, dan melanjutkan studinya di program diploma IPB, Bogor, jurusan

Manajemen Agribisnis. Penulis yang lulus diploma pada tanggal 8 September,

tahun 2009 dengan predikat sangat memuaskan, memutuskan untuk langsung

mengejar gelar sarjananya di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB,

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen.

(52)

Segala puji dan syukur penulis persembahkan pada Allah SWT atas

berkah, petunjuk dan kasih-Nya kepada Penulis dalam proses perampungan

skripsi berjudul “ Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan

Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Sebelas.”. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian tingkat sarjana

pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Secara umum skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

diterapkannya sistem online terhadap beban kerja dan kebutuhan karyawan pada

PDAM Tirta Kahuripan Cabang pelayanan sebelas Kabupaten Bogor, Cibinong.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran akan sangat berarti bagi

penulis pribadi guna pengembangan diri kearah yang lebih baik lagi. Atas segala

perhatian dan waktunya, penulis ucapkan terima kasih.

Bogor, Februari 2012

(53)

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM. selaku dosen pembimbing atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu dan membimbing penulis untuk

menghasilkan tulisan yang optimal dengan segala keterbatasan penulis.

2. Dra. Siti Rahmawati, M. Pd. dan Lindawati Kartika, SE, M.Si. atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji.

3. Seluruh karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Cibinong, Pusat

dan Cabang Pelayanan sebelas, atas kesediaannya untuk menjadi objek

penelitian penulis.

4. Seluruh jajaran staf dosen di Fakultas Ekonomi Manajemen Program Sarjana

Alih Jenis, yang telah mendidik dan membantu penulis untuk lebih

berkembang menjadi lebih baik, selama proses pembelajaran.

5. Ayah dan Ibu tercinta. Semoga Allah SWT memberikan pahala terbaik untuk

Ayah dan Ibu.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang saya banggakan, khususnya : Dwi Putri Sundari,

Dine Ratna Fitriani, RR. Retno Rizki Yuliana Putri, dan RR. Yuki Nurcahya.

7. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga Allah

(54)

Halaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis ………... 5

2.1.1 Beban Kerja ………..……… 5

2.1.2 Jumlah Pegawai dan Perhitungannya ………...……… 7

2.1.3 WorkSampling ………...……….. 9

2.2. Penelitian Terdahulu ...……….………. 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ……….. 16

3.2. Penentuan Lokasi dan Penelitian ….………. 17

3.3. Data dan Sumber Data ……….………. 18

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian …….………... 18

3.5. Metode Pengumpulan Data ………... 18

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ………... 19

3.6.1 Pengolahan Data ..……….. 19

3.6.2 Analisis Work Sampling ………..………... 19

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan

Sebelas ... 22 4.2. Unit Administrasi dan Keuangan serta Unit Humas PDAM Tirta

(55)

4.4. Hari dan Waktu Kerja Pegawai Unit Administrasi dan

Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan

Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas ... 28 4.5. Waktu Kerja Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta

Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

Cabang Pelayanan Sebelas ... 29

4.6. Proses Pengujian dan Analisis Data ……… 33

4.6.1 Analisis Kebutuhan Pegawai Unit Administrasi dan Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas... 33 4.6.2 Perbandingan Kebutuhan Karyawan Unit Administrasi dan

Keuangan serta Pegawai Unit Humas PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas Terhadap Kondisi Aktual …... 36

4.7. Implikasi Manajerial …..……….. 37

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ...……….. 39

b. Saran ...………. 40

(56)

No Halaman

1. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas………..…... 21

2. Karakteristik pegawai Administrasi dan Keuangan... 25 3. Karakteristik pegawai Humas... 26 4. Job Description pegawai Administrasi dan Keuangan ……...…... 27

5. Job Description pegawai Humas ……...………... 28

6. Jumlah penggunaan waktu kerja pegawai Administrasi dan

Keuangan ... 31

7. Jumlah penggunaan waktu kerja pegawai Humas ……….…... 32

(57)

No Halaman

1. Kerangka pemikiran konseptual………...………..…….. 17

2. Struktur organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas…... 24 3. Diagram batang penggunaan waktu kerja produktif pegawai unit

Administrasi dan Keuangan ….………...…. 32

4. Diagram batang penggunaan waktu kerja produktif pegawai unit

(58)

No Halaman

1. Formulir WorkSampling……….…...………..……... 45

2. Perhitungan kebutuhan pegawai Administrasi dan Keuangan ... 47

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran konseptual
Tabel 1. Rumus Perhitungan Waktu Penyelesaian Tugas
Gambar 2. Struktur organisasi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor
Tabel 4. Job Description pegawai unit Administrasi dan Keuangan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA RANGGA CABANG SUBANG UNTUK DAERAH PELAYANAN KECAMATAN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cara yang berjalan selama ini belum tersedianya sarana masyarakat khususnya pelanggan PDAM Tirta Musi Palembang untuk menyampaikan maupun mencari informasi tentang

Seharusnya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat melakukan pengembangan zona air minum dengan lebih cepat, namun perkembangan ZAMP selama 4 tahun menunjukkan peningkatan yang

Konsep pemikiran yang digunakan yaitu pelanggan PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar akan memberikan tanggapan terhadap kualitas pelayanan pada tingkat harapan dan

Berdasarkan Important Performance Analysis atau analisis Kinerja dan harapan terhadap pelanggan PDAM Tirta Mahakam Cabang Tenggarong atribut yang perlu ditingkatkan

PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo telah berupaya meningkatkan kinerjanya dengan cara menambah jumlah pelanggan khususnya di Cabang Kutoarjo, berusaha mengurangi

dan (4) menghitung satisfaction index. Hasil perhitungan CSI terhadap mutu produk PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Panduan

Jurnal Teknik Lingkungan Volume 23 Nomor 1, April 2017 Hal 87 - 98 87 EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM TIRTA KERTA RAHARJA CABANG TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG *1Iftikar