• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Bakrie Sumatera Plantation TBK Kisaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Bakrie Sumatera Plantation TBK Kisaran"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN TERHADAP SEMANGAT KERJA

KARYAWAN PADA PT BAKRIE SUMATERA PLANTATION TBK KISARAN

OLEH

HENDRIK P SIHOTANG 090521121

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJAMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT BAKRIE

SUMATERAPLANTATION TBK KISARAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah program pelayanan kesejahteraan berpengaruh terhadap peningkatan semangat kerja karyawan yang dilakukan pada karyawan PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN

Penelitian ini adalah Asosiatif Kausatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan sensus yang seluruhkaryawanPT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN berjumlah 57 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian dengan menggunakan ujisignifikan siparsial (uji-t) menunjukkan variabel program pelayanan kesejahteraan berpengaruh positif dan signifikan terhadap semanga tkerja karyawan pada PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN.Selanjutnya koefisiendeterminasi (R2) diperoleh nilai R Squaresebesar 0,255berarti 25,5% faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebasyaitu program pelayanankesejahteraan, sedangkansisanya 74,5% dapatdijelaskanolehfaktor-faktor lain yang tidakditelitidalampenelitianini.

(3)

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine whether the compensation package affect to increase employee morale at PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN

This research is associative. The data used are primary and secondary data. The population and sample of this research is use a census of all employeesPT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN totaling 57 people. The hypothesis testing was perfomed using simple linear regression method.

The results of this research by using a partial test of significance (t-test) showed variable compensation package positive and significant influence of employee morale at PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK

KISARAN Furthermore, the coefficient of determination (R2) obtained the value

of R Square of 0,255 means that 25,5% of the factors that affect the employee morale can be explained by the compensation package, while the remaining 74,5% could be explained by other factors that were not examined in this research.

Keywords: Compensation Package, and Employee Morale

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Terhadap Peningkatan Semangat

Kerja Karyawan Pada PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran

Penulisan skripsi dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara tahun akademik 2012/2013. Penulis mengucapkan terima kasi yang tulus

kepada kedua orang tua saya S.Sihotang dan Ibunda H. br. Panjaitan yang selalu

mengiringi setiap langkah penulis dan memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi,

nasehat, serta doa yang tiada hentinya kepada penulis. Dan pada kesempatan ini dengan

hati yang tulus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac.Ak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.Ec selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi S-1

(5)

5. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen

Wali yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada

penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung M.Si selaku Pembaca Penilai yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran yang diberikan demi kesempurnaan

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Pimpinan, Staf dan Seluruh Karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk Kisaran yang telah meluangkan waktu, memberi kesempatan dan bantuan

selama penulis mengadakan riset.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak

kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis

      Hendrik P Sihotang  

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakangMasalah ... 9

1.2 PerumusanMasalah ... 9

1.3 TujuanPenelitiandanManfaatPenelitian ... 9

1.3.1Manfaat Penelitian ... 9

1.3.2 TujuanPenelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 UraianTeoritis ... 13

2.1.1 Program KesejahteraanKaryawan ... 14

2.1.2 Jenis-jenisKesejahteraan ... 15

2.1.3 Asas-asas Program KesejahteraanKaryawan ... 16

2.1.4 TujuandanManfaatKesejahteraan ... 17

2.1.5 PengertianKompensasi ... 19

2.1.6Faktor-faktor yang mempengaruhikompensasi ... 19

2.1.7 KompensasiTidakLangsung ... 21

2.1.8 TujuanManajemenKompensasi ... 22

2.1.9 SemangatKerja ... 24

2.1.10 Faktor-faktor yang MempengaruhiSemangatKerja ... 26

2.1.11 Hubungan Program KesejahteraandenganSemangat KerjaKaryawan ... 27

2.2 PenelitianTerdahulu ... 28

2.3 KerangkaKonseptual ... 29

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 JenisPenelitian ... 32

3.2 TempatdanWaktuPenelitian ... 32

3.3 BatasanOperasional ... 34

3.4 DefenisiOperasionalVariabel ... 35

3.5 SkalaPengukuranVariabel ... 35

3.6 PopulasidanSampelPenelitian ... 36

(7)

3.6.2 Sampel ... 36

3.7 Jenis Data danSumber Data ... 37

3.8 MetodePengumpulan Data ... 37

3.9 UjiValiditasdanReliabilitas ... 38

3.9.1 UjiValiditas ... 38

3.9.2 UjiReliabilitas ... 41

3.10 TeknikAnalisis Data ... 44

3.10.1 AnalisisDeskriptif ... 44

3.10.2 UjiAsumsiKlasik ... 44

3.10.3 MetodeAnalisisStatistik ... 45

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 TinjauanUmum Perusahaan ... 48

4.1.1 SejarahSingkat Perusahaan ... 50

4.1.2 Kebudayaan Perusahaan ... 51

4.1.3 Fokus Strategis Business Unit Sumut ... 51

4.1.4 Cores Values ... 51

4.1.5 PersyaratanHarusdiikuti PT Bakrie Sumatera Plantations TbkKisaran ... 51

4.1.6 StrukturOrganisasi ... 51

4.1.7 TanggungJawabdanWewenang ... 52

4.2 HasilPenelitian ... 58

4.2.1 AnalisisDeskriptifResponden ... 58

4.2.2 AnalisisDeskriptifVariabel ... 59

4.2.3 UjiAsumsiKlasik ... 68

4.2.4 AnalisisRegresi Linear Sederhana ... 72

4.2.5 PengujianHipotesis ... 74

(8)

DAFTAR TABEL 

No. Tabel        Judul        Halaman 

1.1 jenis-jenis

program pelayanan 2

kesejahteraankaryawan PT Bakrie Sumatera Plantations TbkKisaran

1.2 Persentaseabsensikaryawan PT Bakrie 4

Sumatera Plantations TbkKisaran Jan-Mei 2012

1.3 Pelanggarakedisiplinankaryawan

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbkkisaran 6

1.4 Prestasisasarankinerjaindividudalam

satuan orang tahun 2012 7

1.5 JumlahKaryawaPt Bakrie Sumatera Plantation 8

TbkKisaran Yang MengundurkanDiri

2.1 Jenis-Jenis Program KesejahteraanKaryawan 14

2.2 Perbedaankompensasilangsungdantidaklangsung 22

3.1 Operasional variable 34

3.2 Instrumenskalalikert 35

3.3 Data karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations 36

4.1 KarakteristikrespondenberdasarkanUsia 58

4.2 Karakteristikrespondenberdasarkanjeniskelamin 58

4.3 karakteristikrespondenberdasarkantingkat

pendidikan 59

4.4 Distribusipendapatrespondenberdasarkanvariabel

programpelayanankesejahteraan 60

4.5 one-sampel Kolmogorov-Smirvov test 70

 

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman

1 KuesionerPenelitian. ... 84

2 TabulasiKuesioner ... 92

3 HasilUjiValiditasdanUjiReliabilitas ... 105

4 HasilUjiNormalitasdanUji-t. ... 107

5 HasilUjiHeteroskedastisitas ... 107

6 PengujianHipotesis ... 109

 

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 KerangkaKonsep ... 30

4.3 PengujianNormalitas Histogram ... 68

4.4 PengujianNormalitas P-Plot ... 69

4.5 PengujianHeteroskedastisitas Scatterplot ... 72

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(11)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT BAKRIE

SUMATERAPLANTATION TBK KISARAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah program pelayanan kesejahteraan berpengaruh terhadap peningkatan semangat kerja karyawan yang dilakukan pada karyawan PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN

Penelitian ini adalah Asosiatif Kausatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan sensus yang seluruhkaryawanPT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN berjumlah 57 orang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian dengan menggunakan ujisignifikan siparsial (uji-t) menunjukkan variabel program pelayanan kesejahteraan berpengaruh positif dan signifikan terhadap semanga tkerja karyawan pada PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN.Selanjutnya koefisiendeterminasi (R2) diperoleh nilai R Squaresebesar 0,255berarti 25,5% faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebasyaitu program pelayanankesejahteraan, sedangkansisanya 74,5% dapatdijelaskanolehfaktor-faktor lain yang tidakditelitidalampenelitianini.

(12)

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine whether the compensation package affect to increase employee morale at PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN

This research is associative. The data used are primary and secondary data. The population and sample of this research is use a census of all employeesPT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK KISARAN totaling 57 people. The hypothesis testing was perfomed using simple linear regression method.

The results of this research by using a partial test of significance (t-test) showed variable compensation package positive and significant influence of employee morale at PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK

KISARAN Furthermore, the coefficient of determination (R2) obtained the value

of R Square of 0,255 means that 25,5% of the factors that affect the employee morale can be explained by the compensation package, while the remaining 74,5% could be explained by other factors that were not examined in this research.

Keywords: Compensation Package, and Employee Morale

(13)

BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 LATAR BELAKANG

Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan satu sama

lain, karyawan merupakan aset utama bagi perusahaan karena tanpa adanya

sumberdaya manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan baik,

begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa

perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus impelementasi dari berbagai

disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka karyawan harus diperhatikan

kesejahteraannya yang tidak hanya dituntut kewajibannya saja dengan berbagai

macam beban pekerjaan, begitu pula dengan karyawan yang hanya dituntut hak

mereka tetapi dan tanggung jawab sebagai karyawan tidak diselesaikan.

Namun masih ada perusahaan yang kurang memperhatikan kesejahteraaan

karyawannya sehingga karyawan menjadi kehilangan motivasi, malas, dan

terkesan tidak baik hasil pekerjaannya. Sehingga mereka beranggapan bahwa

sekeras apapun mereka bekerja perusahaan tidak memperdulikan mereka sama

sekali, apalagi untuk memberikan kesejahteraan dan imbalan yang layak untuk

mereka. Pemberian kesejahteraan merupakan salah satu cara yang efektif untuk

memelihara sikap karyawan agar merasa puas, nyaman serta senang dalam

bekerja. Dengan begitu, motivasi karyawan untuk berprestasi akan terus

meningkat.

(14)

berkualitas tinggi dan pelayanan terbaik bagi konsumen. Perseroan ini bergerak

dalam bidang perkebunan dan kelapa sawit serta berkelanjutan mengembangkan

produk dari kedua komoditi tersebut. Program pelayanan yang diberikan oleh PT

Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran dalam meningkatkan semangat kerja

kepada seluruh karyawan berupa imbalan atau kompensasi.

Tabel 1.1

Jenis-jenis Program Pelayanan Kesejahteraan yang diberikan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran kepada seluruh karyawan

No Ekonomis Fasilitas Pelayanan

1 Uang pension Mushala, mesjid, gereja Puskesmas, dokter,

2 Uang makan Kafetaria Jemputan karyawan

3 Uang transportasi Olahraga(lapangan golf,

lapangan tenis, kolam renang)

Penitipan bayi

4 Uang lebaran/natal Aula buka puasa bersama

dan Perayaan hari raya bersama

Bantuan hukum

5 Bonus/gratifikasi Kesenian Penasehat keuangan

6 Uang duka/kematian

Pendidikan, seminar Asuransi, astek

7 Uang dinas Cuti, cuti hamil Kredit rumah, kredit

motor, mobil

Sumber: sumber daya manusia PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran 2012

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran menganggap bahwa masalah

program pelayanan kesejahteraaan merupakan masalah yang penting untuk

diperhatikan oleh pihak perusahaan sendiri. Apabila pihak PT Bakrie Sumatera

Plantations Tbk Kisaran tidak memperdulikan kesejahteraan karyawan dengan

sebaiknya maka pada akhirnya akan membuat semangat kerja para karyawan

perusahaan akan mengalami penurunan yang semakin drastis dari waktu ke waktu

sehingga kinerja karyawan perusahaan itu sendiri akan rendah. Dengan semangat

(15)

berkonsentrasi didalam bekerja di perusahaan itu sendiri sehingga perusahaan itu

akan gagal mencapai target yang akan dicapai oleh perusahaan itu sehingga

perusahaan itu kalah bersaing dengan perusahaan yang sejenis maupun

perusahaan pesaing lainnya selain itu perusahaan itu akan bangkrut dengan

sendirinya.

Demikian juga PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran yang tidak

terlepas dari masalah program pelayanan kesejahteraan karyawan perusahaan.

Salah satu masalah tersebut ditunjukkan dengan rendahnya tingkat kedisiplinan

dan tanggung jawab para karyawan terhadap pekerjaan mereka sendiri dimana hal

ini diduga disebabkan karena adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pihak

perusahaan untuk para karyawan belum memadai sama sekali. Misalnya dapat

dilihat dari pemberian bonus yang dilihat dari masa kerjanya diatas 5 tahun selain

itu juga masalah pemberian tunjangan untuk sarana transportasi karyawan masih

belum memadai dimana alokasi dana yang diberikan pihak perusahaan dinilai

masih sangat kecil dan belum memadai dan sesuai dengan harapan karyawan

perusahaan itu sendiri, terutama untuk karyawan dengan level dibawah manajer

seperti mandor lapangan, karyawan yang baru selesai menjalani masa training

penanaman bibit sawit, pengawas lapangan di areal lahan perkebunan sawit PT

Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari nara sumber Bidang

Sumber Daya Manusia pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran terdapat

fenomena yang terjadi didalam perusahaan yang terlihat dari daftar kehadiran

(16)

kedisiplinan para karyawan perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karyawan yang

pulang lebih awal sebelum jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan tanpa

masuk diakal serta adapula karyawan yang datang terlambat sekitar 24 menit

dengan berbagai alasan yang dibuat-buat sendiri, serta karyawan yang mengobrol

saat sedang bekerja. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 tentang persentase

absensi karyawan pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran.

Tabel 1.2

Persentase absensi karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran Januari-Mei 2012

Bulan Jam kerja Rata-rata

Kehadiran

Sumber : Bidang Sumber Daya manusia (Human Right Development PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran 2012(diolah)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kehadiran karyawan

setiap bulannya. Tingkat kehadiran yang kurang dari 90% dan tingkat

ketidakhadiran yang lebih dari 10% ini tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan

oleh perusahaan karena perusahaan mengharapkan kehadiran lebih dari 90% atau

bahkan 100% dan batas toleransi ketidakhadiran yang diberikan 10%. Hal ini

dapat mengindikasikan bahwa terdapat masalah yang terjadi pada semangat kerja

karyawan pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran. Indikasi dari

semangat kerja karyawan adalah presensi, kegairahan kerja, dan hubungan yang

harmonis. Kehadiran karyawan merupakan salah satu dari indikasi semangat

(17)

Semangat kerja karyawan yang rendah akan memberikan dampak negatif

bagi karyawan maupun perusahaan. Rendahnya semangat kerja membuat

produktivitas kerja karyawan menurun, serta membuat pekerjaan tidak dapat

terselesaikan dengan baik. Selain itu masalah semangat kerja akan mempengaruhi

kinerja karyawan, pelayanan, disiplin kerja karyawan dan sebagainya. Oleh

karena itu, perusahaan harus memperhatikan masalah ini secara serius dan

sesegera mungkin harus mengatasinya secara professional. Salah satu cara

mengatasinya dengan memperhatikan program pelayanan kesejahteraan karyawan

(18)

Tabel 1.3

Tabel Pelanggaran Kedisiplinan Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran 2012

Hari kerja karya wan

Jumlah Bulan dalam bekerja karyawan perusahaan (1 tahun = 12 bulan)

Sumber data perusahaan 2012 dari bidang sumber daya manusia PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran tahun 2012

Dari tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa jumlah karyawan pada PT Bakrie

Sumatera Plantations Tbk Kisaran yang terlambat pada tahun 2012 sebanyak 57

karyawan perusahaan yang melakukan pelanggaran kedisiplinan sesuai dengan

jenjang pendidikan masing-masing hal ini mengindikasikan bahwa masih

rendahnya tingkat kesadaran para karyawan dan masih rendahnya tingkat

kesadaran para karyawan dan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tanggung

jawab para karyawan terhadap pekerjaan mereka sendiri selain itu semangat kerja

(19)

melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan disiplin ilmu mereka

masing-masing sehingga tingkat produksi dari produk yang dihasilkan perusahaan kurang

sesuai dengan target yang diharapkan oleh perusahaan itu sendiri.

Tabel 1.4

Prestasi Sasaran Kinerja Individu (SKI) Dalam Satuan orang tahun 2012

No Nilai Divisi

Keuangan Produksi Pelayanan

kesehatan

Sumber data perusahaan 2012 dari bidang Sumber daya manusia PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran tahun 2012

Keterangan:

P1 (Performance): Penilaian yang diberikan pimpinan perusahaan terhadap karyawan dalam menyelaraskan nilai kerja unit dengan kinerja individu dan penilaian yang diberikan dengan kinerja individu pada masing-masing individu.

P2 (Performannce): Penilaian yang diberi dengan ukuran nilai 60-90% dan dinyatakan Baik

P3 (Performance): Penilaian yang diberi dengan ukuran nilai 10-50% dan dinyatakan kurang baik.

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa beberapa karyawan masih mendapatkan

penilaian yang kurang baik dalam menempuh sasarn kinerja individu yaitu pada

divisi keuangan sebanyak 25 orang (89,5%), divisi produksi sebanyak 25 orang

(89,5%) divisi pelayanan kesehatan sebanyak 20 orang (90,2%) dan divisi

verification control sebanyak 25 orang (89,5%). Hal ini menunjukkan bahwa

belum efektifnya peranan dari masing-masing individu dalam mencapai sasaran

(20)

Tabel 1.5

Jumlah karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran yang mengundurkan diri periode Januari –Desember 2012

No Keterangan Jumlah karyawan yang keluar

Persentase Tingkat Turn over

Sumber: sumber daya manusia PT Bakrie Sumatera Plantations TbK Kisaran 2012

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa masih terdapat karyawan PT Bakrie

Sumatera Plantations Tbk Kisaran yang mengundurkan diri 11 orang serta dibulan

maret persentase nya naik 3,75% diatas tingkat turn over yang ditetapkan

perusahaan sebesar 3%. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh

pihak sumber daya manusia PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran hal

tersebut disebabkan kurangnya rasa kesadaran yang dimiliki oleh para karyawan,

semangat kerja yang masih rendah serta jauh dari harapan, rasa tanggung jawab

terhadap pekerjaan dan perusahaan masih terlalu kecil dan tidak adanya rasa

motivasi yang tinggi untuk memajukan perusahaan agar dapat lebih maju dan

terdepan diatas para perusahaan lainnya dan menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi dan dapat menguasasi pangsa pasar di dunia seperti China,

(21)

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Kisaran”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dirumuskan masalah sebagai berikut”Apakah Program Pelayanan Kesejahteraan

Karyawan berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Semangat Kerja

Karyawan Pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran “.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh

Pelaksanan Program Pelayanan Kesejahteraan Terhadap Semangat Kerja

Karyawan Pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam meningkatkan

semangat kerja karyawan perusahaan agar tujuan perusahaan tersebut dapat

tercapai serta sebagai bahan evaluasi tambahan dalam memahami hubungan

antara Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan dengan semangat kerja

(22)

2. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari selama di perkuliahan

sehingga dapat memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan peneliti

dalam bidang Sumber Daya Manusia

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan bacaan untuk memperluas dan memperdalam

pengetahuan, keterampilan dan sekaligus juga sebagai bahan masukan, referensi

dan perbandingan didalam melakukan penelitian dengan objek atau masalah yang

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Program pelayanan karyawan merupakan kompensasi tidak langsung yang

diberikan kepada karyawan baik dapat dinilai dengan uang maupun tidak dapat

dinilai dengan uang. Disebut kompensasi tidak langsung karena tidak

berhubungan langsung dengan prestasi kerja, melainkan biasanya diselenggarakan

sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Program kesejahteraan karyawan (employee benefit) biasa juga disebut juga

dengan kompensasi pelengkap, gaji tersembunyi (fringe benefit), pelayanan

karyawan atau jaminan sosial. (Hasibuan 2007:193)

Program pelayanan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi non

materi) yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan.

Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental

karyawan agar produktivitasnya meningkat. Kesejahteraan adalah dapat

dipandang sebagai uang tambahan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama

pembayarannya kepada mereka yang sakit uang bantuan untuk tabungan

karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit dan

pensiun (Hasibuan, 2007:185)

Menurut Mathis dan Jackson (2006:15) mendifinisikan program

(24)

diberikan kepada seorang karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian

dari keanggotaan organisasi. Menurut Hasibuan (2007:186) “pemberian

kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi yang

tinggi, disiplin dan sikap loyal terhadap perusahaan

Hasibuan (2007:186)”pemberian kesejahteraan akan menciptakan

ketenangan, semangat kerja, dedikasi yang tinggi, disiplin dan sikap loyal

terhadap perusahaan sehingga labour turnover relative rendah.

Program pelayanan kesejahteraan selain berupa uang, dapat pula diberikan

berupa tunjangan. Tunjangan ini dapat berupa tunjangan keluarga, tunjangan

pembangunan dan sebagainya, yang kesemuanya dapat menambah penghasilan

karyawan.

Persamaan dan perbedaan antara kompensasi langsung (gaji/upah) dengan

kesejahteraan karyawan (kompensasi tidak langsung) itu sebagai berikut:

Persamaannya :

1. Gaji/upah dan kesejahteraan karyawan adalah sama-sama merupakan

pendapat bagi karyawan.

2. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan bertujuan sama yakni untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keterkaitan karyawan.

3. Gaji/upah dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan.

4. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan legal,

(25)

Perbedaannya :

1. Gaji/upah adalah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi

kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

2. Gaji/upah wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan diberikan

hanya atas kebijaksanaan saja, jadi bukan kewajiban perusahaan atau

sewaktu-waktu dapat ditiadakan.

3. Gaji/upah harus dibayar dengan finansial (uang/barang), sedangkan

kesejahteraan diberikan dengan finansial dan nonfinansial (fasilitas).

4. Gaji/upah waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan waktu

dan besarnya tidak tentu

Bonus sering disebut juga insentif. Insentif juga dianggap sebagai bagian

dari kompensasi yang berbentuk uang. Insentif pada dasarnya adalah tambahan

penghasilan yang diberikan kepada karyawan tertentu. Pemberian insentif atau

bonus biasanya didasarkan pada keberhasilan atau prestasi yang diperlihatkan oleh

seorang karyawan melebihi prestasi rata-rata yang telah ditentukan. Di samping

uang balas jasa, perusahaan dapat pula menyediakan fasilitas atau

kemudahan-kemudahan bagi karyawan. Balas jasa berupa penyediaan fasilitas ini biasanya

tidak berdiri sendiri tetapi sekaligus sebagai tambahan atau pelengkap dari bentuk

balas jasa uang atau material.

.Menurut UU Republik Indonesia No 13 Tahun 2011 mendifinisikan kesejahteraan karyawan perusahaan adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau

(26)

hubungan kerja yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempertinggi

produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang sehat dan aman

2.1.2 Jenis- jenis Program Kesejahteraan

Program kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan adalah dalam

bentuk finansial dan non finansial yang bersifat ekonomis serta pemberian

fasilitas dan pelayanan. Pemberian program kesejahteraan harus diberikan dengan

sebaik baiknya agar bermanfaat dalam mendukung tujuan organisasi, karyawan,

dan masyarakat. Program kesejahteraan harus berazaskan keadilan dan kelayakan,

berpedoman pada peraturan legal pemerintah dan berdasarkan pada kemampuan

organisasi. Hal ini penting agar kesejahteraan yang pernah diberikan organisasi

tidak ditiadakan karena akan mengakibatkan karyawan malas, disiplin yang

merosot bahkan turn over meningkat.

Menurut Hasibuan (2007:188) jenis kesejahteraan yang akan diberikan

harus selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuan organisasi, karyawan

dan keluarganya. Jenis program kesejahteraan dapat disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Jenis-jenis Program Kesejahteraan

No Ekonomis Fasilitas Pelayanan

Uang pengobatan

Mushala, mesjid/gereja Kafetaria

Olahraga Kesenian

(27)

Dapat disimpulkan bahwa program pelayanan kesejahteraan adalah suatu

upaya perusahaan untuk meningkatkan semangat kerja, kinerja, displin, loyalitas

karyawan terhadap perusahaan, dengan cara memenuhi kebutuhan karyawan itu

sendiri seperti Gaji, berbagai tunjangan, bonus, dll sesuai dengan kemampuan

perusahaan. Sehingga dapat membuat karyawan merasa senang, aman dan

nyaman bekerja di perusahaan.

Program pelayanan kesejahteraan karyawan adalah tunjangan – tunjangan dan

peningkatan kesejahteraan yang pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja

pegawai tetapi didasarkan kepada keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi

serta pegawai sebagai seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar

dapat menjalankan kehidupannya secara normal dan bekerja lebih baik.

2.1.3 Asas-asas Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

Pemberian kesejahteraan kepada karyawan diharapkan dapat dimanfaatkan

secara maksimal dan digunakan secara efektif. Oleh karena itu, agar pemberian

kesejahteraan dapat bermanfaat secara maksimal dan efektif, maka dalam

pelaksanaannya harus berdasarkan asas keadilan dan kelayakan. Keadilan yang

dimaksud adalah “penyesuaian balas jasa (sesuai dengan haknya) yang diterima

atas jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, dan jabatan“. Jadi, adil

dalam hal ini bukan berarti setiap karyawan menerima kesejahteraan sama

besarnya. Sedangkan kelayakan yang dimaksud adalah “balas jasa yang diberikan

pada karyawan menggunakan tolak ukur yang berlaku di masyarakat, industri dan

(28)

Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan tinggi, sama atau rendah

tingkat kesejahteraannya secara relatif, sesuai yang berlaku di masyarakat, industri

dan negara. Pelaksanaan pemberian kesejahteraan dengan didasari asas di atas,

diharapkan dapat saling menguntungkan demi kepentingan bersama. Prinsip

terpenting dari pada program kesejahteraan pegawai adalah program itu

hendaknya dapat memberi bantuan kepada organisasi, paling sedikit sama

jumlahnya dengan biaya yang telah dikeluarkan.

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Program Pelayanan Kesejahteraan

Progam kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau

organisasi pada pegawainya hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong

tercapainya tujuan perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan

sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan

tidak melanggar peraturan pemerintah

Adapun tujuan program kesejahteraan pada pegawainya menurut

(Hasibuan 2007:187):

1 Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan

perusahaan

2 Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai

beserta keluarganya

3 Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas pegawainya

4 Menurunkan tingkat absensi. Dan labour turn over

5 Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman

(29)

Manfaat yang diperoleh dari diselenggarakan nya program

kesejahteraan bagi organisasi adalah:

1. Penarikan tenaga kerja lebih efektif

2. Peningkatan semangat kerja dalam kesetiaan

3. Penurunan turn over karyawan dan absensi

4. Pengurangan pengaruh serikat karyawan

5. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan karyawan

6. Meminimalkan biaya kerja lembur

7. Mengurangi kemungkinan intervensi pemerintah

Berbagai manfaat tersebut banyak yang sukar untuk dikuantifikasikan dan

karenanya juga sering sukar untuk dinilai manfaatnya secara ekonomis atau

dinyatakan dalam satuan moneter. Walaupun demikian organisasi tetap merasa

bahwa program kesejaheraan karyawan bermanfaat bagi organisasi. Organisasi

mengharapkan akan tercapainya kepuasan kerja karyawan yang akan berpengaruh

kepada peningkatan produktivitas dan semangat kerja karyawan dengan

dilaksanakannya program kesejahteraan karyawan.

2.1.5 Pengertian Kompensasi

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset utama perusahaan yang

memerlukan cara khusus dalam mengelola. Saat ini, perusahaan kian menyadari

bahwa sumber daya manusia bisa menjadi aset yang paling dibutuhkan bagi

perusahaan, tetapi bisa juga menjadi beban bagi perusahaan. Karena itu,

(30)

kompensasi dan penghargaan yang seimbang dari perusahaan, juga mengharapkan

kesejaheraan yang terjamin bagi dirinya dan juga keluarganya saat mereka masih

aktif bekerja maupun saat mereka mencapai masa pensiun. Dengan memenuhi

kesejahteraan karyawan diharapkan kinerja karyawan pun meningkat, dan

loyalitas karyawan terhadap perusahaan juga akan bertambah. Hal ini tentu akan

berdampak positif bagi kinerja dan pencapian tujuan perusahaan.

Menurut Dessler (2009:43) kompensasi karyawan adalah setiap bentuk

imabalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dan dipekerjakannya

karyawan itu.

Menurut Ibrahim et al. (2010), dalam kutipan dari penelitian lain

menyimpulkan bahwa “Kompensasi memiliki hubungan penting antara imbalan

yang ditawarkan perusahaan dan orang-orang yang tertarik dengan kompensasi

dalam bekerja untuk organisasi, dan karyawan yang akan melanjutkan pekerjaan

untuk bisnis. Penghargaan yang diberikan cenderung mempertahankan orang

karena tingkat penghargaan tinggi menyebabkan kepuasaan yang tinggi,

komitmen, dan loyalitas”.

Menurut Sihotang (2007:220) kompensasi adalah pengaturan

keseseluruhan pemberian balas jasa bagi pegawai dan para manajer baik berupa

finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap orang

karyawan.

Menurut Sikula dan Mangkunegara (2007:81) kompensasi adalah sesuatu

(31)

hadiah yang bersifat uang merupakan. Kompensasi yang diberikan kepada

pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.

Menurut Hariandja (2005:244) mengemukakan bahwa:”Kompensasi

adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari

pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat

berupa gaji, upah, bonus, insentif dan tunjangan hari raya, uang makan,uang cuti

dan lain-lain”.

Menurut Hasibuan (2011:75), kompensasi merupakan biaya bagi

perusahaan. Perusahaan mengharapkan agar kompensasi yang diberikan

mendapatkan imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawann. Jadi, nilai

prestasi kerja karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang dibayar

perusahaan, supaya perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan

terjamin. Kompensasi adalah semua pendapatn yang berbentuk uang, barang

langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa

yang diberikan kepada karyawan.

Kompensasi menurut Fajar dan Heru (2010:114) adalah seluruh extrinsic

rewards yang diterima oleh masyarakat dalam bentuk upah dan gaji, insentif atau

bonus dan beberapa tunjangan (benefits). Jadi kompensasi merupakan setiap

bentuk imbalan langsung dan tidak langsung yang diberikan perusahaan kepada

karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi karyawan dalam mendapatkan laba

(32)

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Mangkunegara (2007:84) ada enam yang mempengaruhi

kebijakan kompensasi yaitu:

a. Faktor Pemerintah

Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar

gaji minimal, pajak penghasilan, penentapan harga bahan baku, biaya

tranportasi/angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan

dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.

b. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai

Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada

saat terjadinya tawar-menawar mengenai besarnya upahnya yang harus diberikan

oleh perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan

dalam merekrut pegawainya yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu

yang sangat dibutuhkan diperusahaan.

c. Standard Biaya Hidup Pegawai

Kebijakan kompensasi perlu dipertimbangkan standard biaya hidup

minimal pegawai. Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi.

Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka

pegawainya akan merasa aman. Terpenuhi kebutuhan dasar dan rasa aman

pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi

untuk mencapai tujuan perusahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ada

korelasi tinggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi

(33)

d. Ukuran Perbandingan Upah

Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran

besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai.

Artinya perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat

pendidikan,masa kerja dan ukuran perusahaan.

e. Permintaan dan Persediaan

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu

mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi

pasar pada saat perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat

upah pegawai

f. Kemampuan Membayar

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada

kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan sampai

menentukan kebijakan kompensasi diluar batas kemampuan yang ada pada

perusahaan.

2.1.7 Kompensasi Tidak Langsung

Pengelolaan kompensasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

memberikan kepuasaan bagi karyawan dalam pekerjaannya. Dengan kompensasi

organisasi bisa memperoleh/menciptakan, memelihara dan mempertahankan

produktivitas. Tanpa kompensasi yang memadai karyawan yang ada sekarang

cenderung untuk keluar dari organisasi, tingkat absensi yang tinggi atau

kedisiplinan yang rendah dan keluhan-keluhan lainnya yang bisa timbul pada

(34)

Tabel 2.2

Perbedaan Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung

Kompensasi Langsung Kompensasi Tidak Langsung

Gaji Pokok Upah Gaji

Penghasilan Tidak Tetap Bonus

Sumber : Mathis & Jackson (2006:419), diolah penulis

(Sirait, 2006:182) Kompensasi tidak langsung adalah imbalan balas jasa

yang bersifat tetap, baik berupa materi maupun non materi yang semuanya

merupakan imbalan diluar gaji pokok. Berikut ini disajikan tabel perbedaan

kompensasi langsung dan tidak langsung sebagai berikut:

a. Keinginan untuk mencari imbalan yang lebih

b. Berkurangnya rasa tertarik pada diri karyawan akan pekerjaan nya

yang sekarang

c. Karyawan mencari pekerjaan sambilan di tempat lain sehingga mutu

pekerjaannya yang sekarang tidak diperhatikan

d. Mogok kerja

e. Keluhan-keluhan

f. Karyawan mencari pekerjaan yang menawarkan pekerjaan yang lebih

tinggi.

2.1.8 Tujuan Manajemen Kompensasi

Menurut (Rivai dan Sagala, 2011:12) tujuan kompensasi adalah membantu

(35)

internal dan eksternal. Tujuan manajemen kompensasi kompensasi yang efektif

meliputi:

a. Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi dibutuhkan untuk dapat member daya tarik

kepada pelamar karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan

karyawan yang diharapkan

b. Mempertahankan karyawan yang ada

Apabila kompensasi tidak kompetitif akan mengakibatkan perputaran

karyawan yang cukup tinggi perusahaan.

c. Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi harus mempunyai keadilan internal dan eksternal.

Keadilan internal berarti pembayaran kompensasi dikaitkan dengan nilai relative

sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang

sama. Keadilan kompetitif eksternal berarti pembayaran kompensasi terhadap

pekerja dapat dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja

d. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran kompensasi diharapkan memperkuat perilaku yang diinginkan

dan perbaikan perilaku dimasa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai

kinerja, ketaatan, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku yang lainnya.

e. Mengendalikan Biaya

Kompensasi yang rasional dapat mempertahankan karyawan untuk tetap

bekerja dalam suatu perusahaan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi

(36)

f. Mengikuti Aturan Hukum

Sistem gaji mempertimbangkan faktor–faktor legal pemerintah dan

menjamin kebutuhan karyawan.

g. Memfasilitasi Pengertian

Sistem manajemen kompensasi hendaknya mudah dipahami oleh

spesialisasi SDM, Manajer operasi, dan para karyawan.

h. Meningkatkan Efisiensi Administrasi

Program Penggajian hendaknya dirancang dengan efisien dan membuat

sistem informasi SDM optimal

2.1.9 Semangat Kerja

Semangat kerja atau moral kerja merupakan sikap kesediaan perasaan yang

memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak

dan tanpa menambah keletihan yang menyebabkan karyawan dengan antusias ikut

serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usahan kelompok sekerjanya, dan

membuat karyawan tidak muda terkena pengaruh dari luar, terutama dari orang

-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas anggapan bahwa satu-satunya

kepentingan pemimpin perusahaan itu terhadap dirinya untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya darinya dan member sedikit mungkin.

Menurut Staudohor (2008:12) semangat kerja merupakan bentuk nyata dari

komitmen yang ditunjukkan dengan semangat, antusiasme dan kepercayaan

kepada kebijakan organisasi, program dan tujuan organisasi. Semangat kerja

(37)

memperlihatkan ketertarikan, pemahaman dan identifikasi diri terhadap kebutuhan

dan kesuksesan kelompok kerja.

Menurut George (2005:65) mengatakan bahwa semangat kerja merupakan

perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan yang lebih

baik dan lebih banyak. Menurut Hasibuan (2007:65) mengatakan bahwa

semangat kerja adalah keinginan dan keunggulan seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang

maksimal

Menurut Fard et al. (2010:112), menyimpulkan dari penelitian lain bahwa

“Semangat sebagai konsep kelompok dan deskripsi umum sikap karyawan dalam

suatu organisasi. Semangat dalam suatu organisasi atau apa yang disebut moral

organisasi adalah moral yang hasil dari interaksi kelompok. Moral adalah sebagai

gagasan yang mencakup kepuasan lingkungan kerja dan juga beberapa

karakteristik dan emosi, komitmen dan loyalitas kepada organisasi,

kecenderungan pekerjaan dan loyalitas kepada tujuan kelompok dan tujuan”.

Menurut Manullang (2005:183) ada 2 cara mendifinisikan semangat kerja

sebagai berikut

1. Semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan

yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan

individu

2. Semangat kerja adalah pemilikan atau kebersamaan, semangat kerja

(38)

perhatian terhadap unsur-unsur dari pekerjaan seseorang, kondisi rekan kerja,

penyelia, pimpinan dan perusahaan.

Dari pendapat beberapa ilmu tersebut, maka penulis menyimpulkan sendiri

semangat kerja adalah dorongan kerja keras yang kuat yang timbul dari hati dalam

bekerja meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh iklim kerja.

Seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan mengharapkan sesuatu dari

perusahaan tersebut. Sesuatu yang diharapkan karyawan bukan hanya sekedar

upah dan gaji tetapi juga hal –hal lain yang dapat memberikan jaminan kepada

karyawan tentang kesinambungan pekerjaan dan karirnya.

2.1.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Terwujudnya semangat kerja karyawan merupakan salah satu faktor

pendorong dan tercapainya tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2007:203),

faktor yang menimbulkan semangat kerja karyawan adalah:

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

c. Berat ringannya pekerjaan

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

f. Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya

(39)

2.1.11 Hubungan Program Kesejahteraan dengan Semangat Kerja Karyawan

Semangat kerja memegang peranan penting bagi karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi akan

terciptalah kepuasan diri seseorang atas hasil kerja yang dicapai, sehingga

pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.

Perusahaan dalam meningkatkan produktivitasnya yang lebih tinggi lagi ,

perlu menimbulkan semangat kerja dan kegairahan kerja karyawan. Namun untuk

meningkatkan semangat kerja karyawan bukanlah hal yang mudah, karena banyak

hal yang diperhatikan, salah satu diantaranya adalah program kesejahteraan

karyawan yang bertujuan untuk memenuhi baik kebutuhan fisik maupun mental

para karyawan

Menurut Strauss dan Sayles (2006:369) bahwa memberikan tunjangan

adalah untuk meningkatkan semangat kerja karyawan, untuk memenuhi tangung

jawab sosialnya dan membuat agar para karyawan melakukan pekerjaan secara

lebih efektif

Dengan itu Penulis menyimpulkan pemberian Program Kesejahteraan

karyawan dirancang untuk memancing dari individu dan kelompok jenis-jenis

perilaku tertentu yang dianggap dapat meningkatkan semangat kerja. Salah satu

harapan yang timbul dengan adanya peningkatan semangat kerja adalah secara

tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sehingga

terdaapat hubungan interaksi yang saling menguntungkan bagi karyawan dan

(40)

2.2 Penelitian Terdahulu

Sarah (2008) “Pengaruh Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Karyawan

terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT Sinar Sosro Medan”. Hasil analisis

yang dapat bahwa uji koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi

dengan menggunakan rumus korelasi (r) sebesar 0,828 kemudian uji signifikasi

koefisien korelasi dengan menggunakan uji t memperoleh t hitung = 8,22 dan t

tabel = 2,040 karena t hitung > t tabel ini artinya terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara pelaksanaan program kesejahteraan terhadap semangat kerja

karyawan. Selanjutnya koefisien determinasi diperoleh KP sebesar 68,58% artinya

kontribusi pelaksanaan program kesejahteraan karyawan dalam menjelaskan

variabilitas semangat kerja karyawan sebesar 68,58%, sisanya sebesar 31,44%

adalah kontribusi faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

pelaksana program kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan.

Arbina (2004) “Pengaruh Program Kesejahteraan terhadap Kesejahteraan

Kerja Karyawan pada RSUP Haji Adam Malik Medan di Instalasi Rindu A dan

Instalasi Rindu B”. Penelitian deskriptif dengan teknik analisis data kualitatif dan

menampilkan data tersebut dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian yang

dilakukan bahwa progam kesejahteraan yang dilakukan di RSUP Haji Adam

Malik Medan telah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang

diberikan oleh 46 orang responden yang dijadikan sampel, 26,4% menyatakan

(41)

sosial, santunan bagi karyawan atau keluarga karyawan yang meninggal dunia,

fasilitas rumah sakit, dan pinjaman yang diberikan oleh organisasi.

Siska (2010) “Pengaruh Kesejahteraan Karyawan terhadap semangat kerja

karyawan pada PT Pangansari Utama Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa program kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap semangat

kerja karyawan pada PT Pangansari Utama Medan

2.3 Kerangka Konseptual

Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan satu sama

lain, karyawan merupakan asset utama bagi perusahaan karena tanpa adanya

sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan baik,

begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa

adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus implementasi dari

berbagai disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka karyawan harus

diperhatikan kesejahteraannya yang tidak hanya dituntut kewajibannya saja

dengan berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan karyawan yang

jangan hanya menuntut hak mereka tetapi pekerjaan dan tanggung jawab sebagai

karyawan tidak diselesaikan.

Program pelayanan kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada seluruh

karyawan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan

sebaik mungkin dengan cara memenuhi kebutuhan karyawan seperti gaji, bonus,

dan lain-lain sesuai dengan kemampuan perusahaan sehngga membuat karyawan

(42)

Menurut Hasibuan (2007:185) bahwa proagram pelayanan kesejateraan

karyawan adalah balas jasa lengkap (materi dan non materi) yang diberikan oleh

pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan

dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitasnya

meningkat. Kesejahteraan adalah dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih

lanjut kepada karyawan. Sedangkan menurut George (2005:65) mengatakan

bahwa semangat kerja adalah perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja

untuk bekerja untuk menghasilkan yang lebih baik dan lebih banyak. Dimana

kesejahteraan yang merupakan variabel bebas (Independen Variabel) terhadap

semangat kerja karyawan sebagai variabel terikat (Dependen Variabel) pada PT

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka secara sederhana

kerangka konseptual penelitian ini dapat ditampilkan pada Gambarkan sebagai

berikut:

Sumber: Hasibuan (2007:185) (diolah)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual tersebut di atas dapat dijelaskan, bahwa

Semangat kerja pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran dipengaruhi

dengan adanya Program Pelayanan Kesejahteraan. Secara teoritis semakin bagus

Program Pelayanan Kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan pada PT

Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran, maka diharapkan tingkat produktivitas Program Pelayanan

Kesejahteraan (X)

(43)

kerja karyawan semakin meningkat juga melalui terciptanya semangat kerja

karyawan

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pengkajian daripada uraian latar belakang masalah, perumusan

masalah yang didukung dengan kajian teoritis dan dilengkapi juga dengan

kerangka konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

“Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT Bakrie Sumatera

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan perspektif tujuan penelitian maka penelitian ini bersifat jenis

penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2000:17) bahwa penelitian

asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara 2 variabel. Penelitian ini membahas pengaruh pelaksanaan program

pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada PT Bakrie Sumatera

Plantantion Tbk Kisaran yang berlokasi di Jl. Ir. H Juanda Kisaran waktu

penelitian dilaksanakan bulan Juni 2013 sampai bulan Agustus 2013

3.3 Batasan Operasional

Dalam penilitian ini membatasi masalah tentang program pelayanan

kesejahteraan yang merupakan variabel bebas (Independen Variabel) terhadap

semangat kerja karyawan sebagai variabel terikat (Dependen Variabel) pada PT

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran sehingga masalah yang diteliti hanya

masalah pengaruh program pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap semangat

kerja karyawan Perusahaan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

(45)

1. Variabel independen

Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian adalah program pelayanan

kesejahteraan (X) Program Pelayanan Kesejahteraan yaitu balas jasa lengkap

(materi dan non materi) yang diberi pihak PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran kepada karyawannya

2. Variabel Dependen

Variabel terikat dari Penilitian ini adalah semangat kerja (Y) semangat kerja

yaitu keinginan dan kesungguhan karyawan mengerjakan pekerjaan dengan

baik serta disiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Secara

keseluruhan operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat

(46)

Tabel 3.1

Operasional variabel

Definisi Dimensi Indikator Skala

Program

3. Tunjangan jabatan

4. Bonus

1. Tempat ibadah

2. Sarana transportasi

3. Rumah dinas

1.Jaminan kesehatan

2.Pendidikan

3. Cuti

4.Izin(di luar cuti)

5.Insentif

3.Keaktifan karyawan

dalam

kegiatan/acara

1.Kesediaan karyawan untuk bekerjasama baik dengan rekan kerja maupun pimpinan

2. Kemauan untuk membantu rekan

3. Kemauan untuk member kritik atau menerima saran

1.Beban kerja

2. Jenis pekerjaan

Likert

Likert

(47)

Kegairahan kerja

Hubungan yang harmonis

4. Rasa senang dalam bekerja

5..Rasa bergairah dalam bekerja

1. Sikap saling

menghormati

2. Sikap menghargai

3. Saling

mempercayai

4. Saling menerima

satu sama lain baik didalam pekerjaan

atau diluar pekerjaan

Sumber: Hasibuan (2007) dan Nawawi (2003), diolah (2012) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang/kelompok tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2008:132). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel variabel

yang akan diuji, pada setiap jawaban diberi skor. Skor yang diberikan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

(48)

3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Pada penelitian

ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan PT Bakrie Sumatera

Plantations Tbk kisaran yang berjumlah 57 orang dengan rincian sebagai berikut

Tabel 3.3

Data karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Kisaran 2012

No Bidang Populasi

1 Bidang Pembelian 5

2 Bidang Keamanan dan Keselamatan 5

3 Bidang Pelayanan Kesehatan 4

4 Bidang Keuangan and administrasi 5

5 Bidang Administrasi & GA officer Bari 5

6 Bidang Sertifikasi dan kontrol kualitas produk perusahaan 5

7 Bidang Verification control 5

8 Bidang Pabrik Karet dan Kelapa sawit 5

9 Bidang Palm Oil Mill Kisaran 4

10 Bidang Pelatihan karyawan dan Pengawasan karyawan 5

11 Bidang Hubungan Komunikasi Luar Perusahaan 5

12 Bidang Produksi 4

Jumlah 57 Sumber: Bidang Sumber Daya Manusia PT Bakrie Sumatera Plantations

Tbk Kisaran 2012 3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik pengambilan sampel dalam pengambilan ini adalah sampel

jenuh atau sensus. Sampel sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua

(49)

dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran yang berjumlah 57 orang.

3.7 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan

memberikan kuesioner atau daftar pertanyaan kepada karyawan PT Bakrie

Sumatera Plantations Tbk Kisaran

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen - dokumen dan

laporan laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur diperusahaan dan

bagian bahan bahan atau tulisan yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada karyawan PT Bakrie Sumatera

Plantations Tbk Kisaran

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab

(50)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

data data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, jurnal dan majalah,

internet dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner). Menurut Situmorang (2011:68), validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sampel uji validitas

dalam penelitian ini diambil sebanyak 30 karyawan kebun pada PT Bakrie

Sumatera Plantations Tbk Kisaran. Pengujian Validitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 16.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

No Butir Instrumen

(51)
(52)

Terlihat pada variabel b2, b4, b18, b25 dan e5 data tidak valid karena tabel

R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation

b2, b4, b18, b25, dan e5 di bawah 0,361. Berarti data variabel b2, b4, b18, b25

dan e5 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali. Hasil pengujian

kembali dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Butir Instrumen

(53)

33 D4 0,361 .634 Valid

Ketentuan untuk pengambilan keputusan reliabilitas adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro dalam Situmorang 2008),

maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Kuncoro dalam Situmorang 2008),

maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kendalan suatu instrument penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono

(54)

jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji

validitas dan diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Sampel uji reliabilitas

penelitian ini diambil sebanyak 30 karyawan kebun pada PT Bakrie Sumatera

Plantations Tbk Kisaran

Menurut Arikunto (2007:171) bahwa pengujian realibilitas dengan internal

konsistensi dengan cara mencoba instrument sekali saja dianalisa dengan teknik

(55)

28 C4 0,8 .968 Reliabel

Tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha if item deleted setiap

butir instrumen lebih besar dari 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap

butir instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada

tabel berikut:

(56)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah analisis yang menggunakan data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan

sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku dan

generalisasi (Ginting dan Situmorang,2008:187)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linear sederhana

sebelum data tersebut dianalisis adalah uji normalitas yaitu:

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang

akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistrubusi normal. Untuk

melihat normalitas data ini digunakan pendekatan grafik, yaitu Normality

Probability Plot. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data pada sumbu

diagonal dari grafik. Data yang baik adalah data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal yakni distribusi data tersebut tidak

(57)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas berarti variabel independen adalah konstan atau sama

untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji

Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5

% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

(Situmorang et al, 2011:107).

3.10.3 Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan oleh peneliti untuk mengetahui

pengaruh dari variabel independent, program pelayanan kesejahteraan (X)

terhadap variabel dependent semangat kerja (Y). Analisis regresi linear sederhana

dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Software SPSS 16.0 for windows.

Adapun model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono (2006:211) adalah:

Y = a + bX+e Dimana:

Y = Semangat kerja

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

(58)

e = Variabel Pengganggu (Standard error)nya

Suatu perhitungan stastistik disebut signifikan secara stastistik apabila uji

statistik berada didaerah kritis. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji nilai

statistik nya berada di daerah Ho diterima.

Analisis regresi linear sederhana memiliki uji ketepatan yang terdiri dari :

a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara parsial (individual)

terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Ho:b1=0,(Program pelayanan kesejahteraan tidak memiliki pengaruh secara

parsial

b) Ho:b1≠0, (Program pelayanan kesejahteraan memiliki pengaruh secara

parsial terhadap semangat kerja pada PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk

Kisaran)

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

2. Ho ditolak jika t hitung ≥ t tabel pada α = 5%

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati

satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

(59)

bahwa pengaruh variabel program pelayanan kesejahteraan(X) terhadap variabel

semangat kerja (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum Perusahaan

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran adalah perusahaan yang memiliki

komitmen yang kuat untuk menyediakan produk produk yang berkualitas tinggi

dan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Perseroan ini bergerak dalam bidang

perkebunan karet dan kelapa sawit serta berkelanjutan mengembangkan produk

dari kedua komoditas tersebut

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran adalah salah satu kelompok

usaha Bakrie yang termasuk perusahaan swasta nasional pertama di Indonesia.

Nama PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran merupakan salah satu dari

sekian perusabahan nama yang mengakibatkan pula beberapa kali pergantian

kepemilikan. Perusahaan didirikan pada tahun 1911 berawal dari usaha

perkebunan kelapa sawit. Kepemilikan mengalami beberapa kali pergantian

diantara 1942 dan 1956 seperti juga pada namanya. Pada tahun 1957 perusahaan

menjadi unit usaha milik Uniroyal Inc dan berubah kembali menjadi PT United

States Rubber Sumatera Plantations Tbk 1970, namanya berubah kembali. Kali

ini namanya PT Uniroyal Sumatera Plantations dan memperoleh status

Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kepemilikan tetap berada pada Uniroyal

(61)

Tahun 1986, Bakrie Group mengambil alih kepelimikan dan namanya

berubah menjadi PT United Sumatera Plantations Tbk, langkah tersebut menandai

awal masuknya kelompok usaha perkebunan dan menjadikan salah satu pelaku

utama di sektor agribisnis. Kelompok usaha Bakrie menyadari bahwa sektor

komoditi mempunyai kaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia

dan merasa terpanggil untuk mendukungnya.

Selain mengusahakan dan mengembangkan bidang bidang usahanya yang

sehat, sektor perkebunan juga memungkinkan Bakrie Group untuk memenuhi

salah satu tujuan utamanya yaitu menciptakan lapangan kerja dinegara ini. Di

tahun 1989, kelompok usaha Bakrie melakukan reorganisasi sehingga

memungkinkan PT United Sumatera Plantation Tbk Kisaran menjadi ujung

tombak usaha usaha perkebunan dan agribisnis lainnya. Di akhir tahun 1989,

perusahaan memperoleh izin menawarkan 30% sahamnya kepada publik di Bursa

Efek Jakarta (BEJ) dan Surabaya dengan nama PT Bakrie Sumatera Plantations

Tbk. Perkebunan nama tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal

11 Mei 1993 berdasarkan surat No C2-3004.HT.01.TH’93.

Pada tahun 1993, Perusahaan mulai mengganti sebagian tanamannya yang

ada di Kisaran menjadi perkebunan kelapa sawit. Keputusan ini didasarkan pada

kebutuhan untuk melaksanakan diversification usaha. Kegiatan ini ditandai

dengan peletakan batu pertama pabrik pengolahan sawit pada tanggal 03 Oktober

2005 dimana peresmian Palm Oil Mill (POM) Kisaran dilakukan tanggal 09

Gambar

Tabel 1.1 Jenis-jenis Program Pelayanan Kesejahteraan yang diberikan PT Bakrie
Tabel 1.2 Persentase absensi karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Tabel 1.3 Tabel Pelanggaran Kedisiplinan Karyawan PT Bakrie Sumatera
Tabel 1.4  Prestasi Sasaran Kinerja Individu (SKI) Dalam Satuan orang tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemeriksaan jumlah sel eosinofil tidak di cantukan dalam pemeriksaan darah lengkap (DL) karena pada pemeriksaan darah lengkap yang dilakuka di puskesmas cukir yaitu

Based on some pharmacological studies, patikan kebo showed widepharmacological activities such as antifungal, antibacterial and larvicidal. [3] The antibacterial

Kantong atas yaitu kantong dari tanaman dewasa, umumnya berupa corong atau silinder, tak mempunyai sayap, tak memiliki warna yang menarik, sisi sulur menghadap ke belakang dan

Pengendalian hama dengan pengelolaan agroekosistem pada dasarnya adalah teknik pengendalian hayati dengan mengoptimalkan peran musuh alami sebagai faktor pembatas

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Satu bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (21-06-2012), panitia pengadaan barang dan jasa pada Bagian Administrasi

Atas kejadian ini Pokja mohon maaf atas kelalaian dan ketidaknyamanan pihak pihak yang berkepentingan didalam penyelengaraan pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian

12 bila rekanan pengirimkan jaminan penawaran asli menggunakan jasa pengiriman atau pos tercatat, apakah bisa dianggap tidak menyampaikan jaminan penawaran jika sampai pada