• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT KECANTIKAN dan KEBUGARAN di SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN SUASANA ALAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT KECANTIKAN dan KEBUGARAN di SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN SUASANA ALAMI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT KECANTIKAN dan KEBUGARAN di SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN SUASANA ALAMI

KONSEP

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

RINDA KURNIASARI

I 0204104

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PERENCANAN DAN PERANCANGAN

PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Konsep Suasana Alami

Oleh :

RINDA KURNIASARI ISWANTO

NIM : I 0204104

Surakarta, Juli 2010

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing Tugas Akhir

Mengetahui,

Pembimbing I

Ir. Akhmad Farkhan, MT

NIP. 19600101 199003 1 001

Pembimbing II

Ir. Gunawan

NIP. 19550316 198601 1 001

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT

NIP. 19561112 198403 2 007

Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik UNS

Ir. Hardiyati, MT

(3)

commit to user

iii

Surakarta, 26 Juli 2010

Penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar strata satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan ini, penyusun menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Ir. Hardiyati, MT, selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

2. Ir. Untung Joko Cahyono, M.Arch, Sekretaris Jurusan Arsitektur FT-UNS. 3. Ir. Akhmad Farkhan, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir. 4. Ir. Gunawan, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Ir. Widi Suroto, MT , selaku Dosen Pembimbing Akademis.

6. Sri Yuliani, ST, M.App, SC, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS.

7. Yosafat ST, MT, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS. 8. Rekan–rekan TA periode 118.

Penulis menyadari bahwa konsep ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga konsep ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amin.

(4)

commit to user

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR SKEMA ...

Bab I PENDAHULUAN………...

I.1. Judul ……….……….………

I.2. Pengertian Judul .………...…….…..……….………...

I.3. Latar Belakang ………...……….…..………...……...

I.3.1 Umum ………...…... ..

I.3.2 Khusus ………...…....

I.4. Permasalahan………...……..……..………....

I.5. Persoalan ………...….………..….…....

I.6. Tujuan ……….………..….………...…...…...

I.7. Sasaran………...…….………..………….…..…...

I.8. Lingkup Kegiatan ………....………....

I.9. Batasan Permasalahan……….…...………...

I.10. Metode Pembahasan ………..…………...………...

I.11. Tahapan Penulisan ……….……..…………...…....

Bab II TINJAUAN TEORI dan STUDI KASUS PUSAT KECANTIKAN dan KEBUGARAN…………...

II.1. Tinjauan Kecantikan dan Kebugaran…...………..………...…

II.1.1. Pengertian Kecantikan ……….…...

II.1.2. Penampilan dan Kecantikan ………...

II.1.3. Sudut Pandang Mengenai Kecantikan ………....

II.1.4. Tinjauan Terhadap Pusat Kecantikan ……….……….…...

II.2. Tinjauan Kebugaran ……….…...

II.2.1. Pengertian Kebugaran ………...

II.2.2. Fungsi kebugaran ………...

II.2.3. Kegiatan Relaksasi untuk Kebugaran ………....

II.2.4. Rileks dan Stress ………....

II.2.5. Kriteria Lingkungan Fisik yang Menunjang Kegiatan Kebugaran dan Relaksasi ...

II.3. Tinjauan Tentang Alam ………....………..…...

II.3.1. Alam dan Ekologi ………..……...

II.3.2. Pemahaman Terhadap Alam ………...

II.3.3. Unsur-Unsur Pembentuk Alam ..……….…..

II.4. Tinjauan tentang Konsep Suasana Alami………..………..………..

II.4.1. Pengertian Konsep Suasana Alami ………..………..

II.4.2. Suasana Alami dan Ekologi ……….………

II.5. Psychosocial Value Of Space ………..…..…..

II.6. Studi Kasus Terhadap Pusat Kecantikan dan Kebugaran ……….…………..….. i ii iii iv viii xii xiii BAB I I / 1 I / 1 I / 1 I / 1 I / 3 I / 8 I / 8 I / 8 I / 8 I / 9 I / 9 I / 9 I /12

(5)

commit to user

v

II.7. Tinjauan Terhadap Fasilitas Pusat Kecantikan dan Kebugaran ………... II.8. Studi Kasus Terhadap Fasilitas dengan Konsep Suasana Alami ……….……

Bab III TINJAUAN KOTA SURAKARTA ………..………

III.1. Data Fisik Kota Surakarta…………...……….………..…….

III.1.1. Luas Wilayah ………...….…..….

III.1.2. Batas Administratif Kota Surakarta ……….………

III.1.3. Geomorfologis dan Klimatologis ………..….……

III.2. Kondisi dan Potensi Non Fisik Kota Surakarta…………...……….…..…… .. III.2.1. Kondisi dan Potensi Non Fisik Kota Surakarta ………..…..

III.2.2. Peningkatan Perekonomian Kota ………..

III.2.3. Perkembangan Potensi Kota Surakarta ………..…….…

III.2.4. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta ……….…….

III.3. Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta…...……….………

III.3.1. Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta ………...

III.3.2. Rencana Struktur Tata Duna Lahan ……….……

III.4. Fasilitas Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta ………... III.4.1. Perkembangan Bisnis Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta ………...

III.4.2. Minat Masyarakat Surakarta ……….….

III.4.3. Prospek Usaha Jasa Kecantikan & Kebugaran di Surakarta ………..…. III.5. Parameter Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta ………

BAB IV PUSAT KECANTIKAN dan KEBUGARAN yang DIRENCANAKAN……….……….….

IV.1. Pengertian……….……….…….…..…..………....

IV.2. Fungsi dan Tujuan ……….……….………..

IV.3. Jangkauan Pelayanan Kegiatan ……….

IV.4. Pemakai Pusat Kecantikan dan Kebugaran ………..

IV.5. Kegiatan yang Ditampung………...……….………...

IV.6. Tuntutan Kegiatan………...……….………... …

IV.7. Perencanaan Pusat Kecantikan dan Kebugaran ………...

Bab V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN ………

V.1. Analisa Program Ruang ………..………...

V.1.1. Analisa Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ……….

V.1.2. Analisa Pelaku, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ……….……….

V.1.3. Analisa Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang……….………

V.1.4. Analisa Besaran Ruang ………..………

V.2. Analisa Penentuan Konsep Tata Massa Bangunan ………..…………

V.2.1. Proses Penentuan Jumlah Massa ………

V.2.2. Proses Penentuan Konsep Pengelompokkan Massa ……….……….

V.2.3. Proses Penentuan Pola Tata Massa ………...……….

V.2.4. Proses Penentuan Pembagian Massa ……….………...

V.3. Analisa Lokasi dan Site ………...

V.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi ……….…………

V.3.2. Analisa Pemilihan Site ………..…….

V.4. Analisa Pengolahan Site ……….…..…

V.4.1. Analisa Pencapaian ………..….

V.4.2. Analisa View dan Orientasi Bangunan ………...….

II / 28 II / 32

BAB III III / 1 III / 1 III / 1 III / 2 III / 2 III / 2 III / 3 III / 3 III / 4 III / 5 III / 5 III / 6 III / 6 III / 6 III / 8 III / 9 III / 9

BAB IV IV / 1 IV / 1 IV / 2 IV / 2 IV / 2 IV / 4 IV / 5

(6)

commit to user

vi

V.4.3. Analisa Bising Lingkungan ………...…..

V.4.4. Analisa Klimatologi ……..……….

V.4.5. Analisa Zonifikasi ………..……….…………

V.4.6. Analisa Sirkulasi ……….……

V.4.7. Proses Penentuan Konsep Pencapaian Ruang ………...

V.5. Analisa Pendekatan Desain Fisik Bangunan yang Bersuasana Alam………...

V.6. Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar Bangunan ………..

V.6.1. Analisa Penampilan Bangunan ………....

V.6.2. Analisa Penentuan Konsep Landsekap ……….…..…

V.7. Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam Bangunan ……….………...….

V.7.1. Analisa Program Ruang ………

V.7.2. Analisa Karakter Ruang ………...

V.8. Analisa Pendekatan Konsep Bahan Bangunan ………...….

V.9. Analisa Sistem Struktur ………..…….…..

V.9.1. Sub Struktur ………..………..…..

V.9.2. Super Struktur ………..………..

V.9.3. Upper Struktur ……….……...

V.10. Analisa Sistem Utilitas ……….…………..….

V.10.1. Analisa Pengkondisian Ruang ………..

V.10.2. Analisa Penyediaan Energi Listrik ………..…………

V.10.3. Analisa Sistem Komunikasi ……….………...

V.10.4. Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah ……….

Bab VI KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN ……….……..………....

VI.1. Konsep Peruangan ………...

VI.1.1. Konsep kegiatan dan Kebutuhan Ruang………

VI.1.2. Konsep Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang………... VI.1.3. Konsep Besaran Ruang ………... VI.2. Konsep Tata Massa Bangunan ……….…...

VI.2.1. Konsep Jumlah Massa ………

VI.2.2. Konsep Pengelompokkan Massa ………...

VI.2.3. Konsep Pola Tata Massa ……….

VI.2.4. Konsep Pembagian Massa ……….

VI.3. Konsep Lokasi dan Site ………...

VI.4. Konsep Pengolahan Site ………...

VI.4.1. Konsep Pencapaian ... VI.4.2. Konsep View dan Orientasi Bangunan ... VI.4.3. Konsep Bising Lingkungan ... VI.4.4. Konsep Klimatologis... VI.4.5. Konsep Zonifikasi ... VI.4.6. Konsep Sirkulasi ... VI.4.7. Konsep Pencapaian Ruang ... VI.5. Konsep Desain Fisik Bangunan yang Bersuasana Alam ...

VI.6. Konsep Tata Ruang Luar Bangunan ………...

VI.6.1. Konsep Penampilan Bangunan ………... VI.6.2. Konsep Fasade Bangunan ... VI.6.3. Konsep Landsekap ………...

VI.7. Konsep Tata Ruang Dalam Bangunan ………...

V / 31 V / 32 V / 33 V / 35 V / 37 V / 38 V / 39 V / 39 V / 42 V / 49 V / 49 V / 51 V / 53 V / 56 V / 56 V / 57 V / 59 V / 60 V / 60 V / 62 V / 63 V / 63

(7)

commit to user

vii

VI.7.1. Konsep Program Ruang ………... VI.7.2. Konsep Karakter Ruang ………... VI.8. Konsep Bahan Bangunan ………... VI.9. Konsep Sistem Struktur ………...

VI.9.1. Sub Struktur ………... VI.9.2. Super Struktur ………... VI.9.3. Upper Struktur ………... VI.10. Konsep Sistem Utilitas ………... VI.10.1. Konsep Pengkondisian Ruang ………... VI.10.2. Konsep Penyediaan Energi Listrik ………... VI.10.3. Konsep Sistem Komunikasi ………... VI.10.4. Konsep Pendekatan Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah ……...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... UCAPAN TERIMASIH ...

VI / 31 VI / 31 VI / 33 VI / 34 VI / 34 VI / 34 VI / 34 VI / 35 VI / 35 VI / 36 VI / 36 VI / 36

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 : Peta penyebaran lokasi fasilitas kecantikan dan kebugaran di Surakarta ...

Gambar I.2 : Fasilitas kecantikan dan kebugaran di Surakarta ……….……...

Gambar II.1 : Pengguna energi terbesar adalah karya arsitektur………...

Gambar II.2 : Rangkaian akibat kegiatan manusia pada alam……….…....

Gambar II.3 : Perasaan Akan Harapan dan Perlindungan Dapat Diciptakan Dengan Berbagai Cara,

Baik Out Door Maupun Indoor Yang Menawarkan Perlindungan ………....

Gambar II.4 : Orang kerap kali memilih tempat untuk mengerjakan tugasnya di tempat-tempat atraktif,

area outdoor atau di café ………..

Gambar II.5 : Jendela yang memperlihatkan lingkungan yang alami mampu mereduksi stress,

sedangkan bila tidak ada jendela maka pekerja biasanya menempel gambar berupa

alam di dindingnya. ………

Gambar II.6 : Terang sinar matahari dan jejaknya pada interior bangunan mempunyai efek stimulasi

visual yang positif bagi kejiwaan penggunan bangunan ………

Gambar II.7 : Jendela dengan penglihatan ke alam dapat menunjukkan pergantian siang malam,

pergantian musim atau perubahan cuaca, pada kondisi tidak adanya jendela, contonya

pada basement disiasati dengan penggunaan fiber optic………..

Gambar II.8. : Tingkat kenyamanan manusia yang berbeda-beda tercermindari cara berpakaian

dengan gaya yang bervariasi, yang membuat mereka nyaman ………...

Gambar II.9 : Q Spa Salon ………

Gambar II.10 : Perawatan teh di Q Spa Salon ………...

Gambar II.11 : Perawatan Wajah ………

Gambar II.12 : Perawatan Rambut ……….….

Gambar II.13 : Body Message ……….….

Gambar II.14 : Body Scrub ………...

Gambar II.15 : Body Therapy ………..…..

Gambar II.16 : Body Wrap ………...

Gambar II.17 : Sauna ………..……...

Gambar II.18 : Javana Spa ………...

Gambar II.19 : Via Renata ………...

Gambar II.20 : Pertiwi Resort and Spa Bali ………...

Gambar III.1 : Peta Surakarta ………..………….

Gambar III.2 : Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha ………

Gambar III.3 : Pembagian Sub Wilayah Pembangunan Surakarta ………...

Gambar III.4 : Peta Persebaran Lokasi Fasilitas Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta ………..…….… I / 5

I / 6

II / 13

II / 13

II / 22

II / 23

II / 23

II / 24

II / 24

II / 25

II / 27

II / 28

II / 28

II / 29

II / 29

II / 30

II / 30

II / 31

II / 31

II / 32

II / 33

II / 33

III / 1

III / 3

III / 5

(9)

commit to user

ix

Gambar III.5 : Minat Masyarakat Surakarta Terhadap Fasilitas Kecantikan Dan Kebugaran …………...

Gambar V.1 : Peta Jalur Arteri Sekunder Dan Kolektor Primer Surakarta ……….…

Gambar V.2 : Alternatif Lokasi ………...

Gambar V.3 : Alternatif Site 1………...

Gambar V.4 : Alternatif Site 2………..………...

Gambar V.5 : Site Terpilih………...

Gambar V.6 : Situasi Site Terpilih………...

Gambar V.7 : Analisa Pencapaian………...…...

Gambar V.8 : Hasil Analisa Pencapaian……….…...…

Gambar V.9 : Analisa View ………....…...

Gambar V.10 : Analisa Orientasi……….…....

Gambar V.11 : Hasil Analisa Orientasi………...

Gambar V.12 : Hasil Bising Lingkungan………..………...

Gambar V.13 : Rekomendasi Desain mengatasi Kebisingan………...……….…...…

Gambar V.14 : Analisa Klimatologi……….…………...

Gambar V.15 : Hasil Pembayangan Matahari………..………...…

Gambar V.16 : Hasil Pembayangan Matahari Pada Bangunan………..……….……...…

Gambar V.17 : Vegetasi Sebagai Filter Angin dan Debu ...

Gambar V.18 : Rekomendasi zonifikasi pada tapak………...

Gambar V.19 : Analisa Pedestrian ………...

Gambar V.20 : Sistem Parkir Kendaran ………...

Gambar V.21 : Bentuk Parkir Tegak Lurus ………...

Gambar V.22 : Jarak Pedestrian dengan Parkir ...

Gambar V.23 : Bentuk Kontur Sebagai Batas Parkir ...

Gambar V.24 : Sirkulasi Pada Ruang Dalam ………...

Gambar V.25 : Pencapaian Ke Ruang-Ruang Bangunan ...

Gambar V.26 : Adanya Taman Dan Selatsar Terbuka ...

Gambar V.27 : Adanya Taman yang Asri Untuk Mewujudkan Suasana Rekreatif ...

Gambar V.28 : Sistem Cross Ventilation ...

Gambar V.29 : Sinar Matahari Masuk Secara Langsung ...

Gambar V.30 : Penggunaan Ventilasi,Tritisan, Dan Atap Miring ...

Gambar V.31 : Atap Limasan ...

Gambar V.32 : Vegetasi Sebagai Kontrol Visual ...

Gambar V.33 : Vegetasi Sebagai Pemberi Bayangan ...

Gambar V.34 : Vegetasi Sebagai Pembatas Fisik ...

Gambar V.35 : Vegetasi Sebagai Elemen Lansekap ...

Gambar V.36 : Salah Satu Bentuk Visual Air Yang Berupa Pool ... III / 8

V / 24

V / 25

V / 26

V / 26

V / 27

V / 28

V / 29

V / 29

V / 30

V / 30

V / 30

V / 31

V / 31

V / 33

V / 33

V / 33

V / 33

V / 35

V / 36

V / 36

V / 36

V / 36

V / 36

V / 37

V / 38

V / 38

V / 39

V / 40

V / 41

V / 41

V / 41

V / 42

V / 42

V / 42

V / 43

(10)

commit to user

x

Gambar V.37 : Salah Satu Betuk Visual Air Berupa Cascade...

Gambar V.38 : Pola Air Yang Diterapkan ...

Gambar V.39 :Pemanfaatkan Sifat Air Yang Reflektif Dapat Menciptakan Pemandangan Yang Lebih

Variatif ……….……….

Gambar V.40 : Jenis Perkerasan...

Gambar V.41 : Bangku Taman...

Gambar V.42 : Jenis – jenis Gazebo...

Gambar V.43 :Bentuk – bentuk Pedestrian...

Gambar V.44 : Batasan Ruang ...

Gambar V.45 : Rectailing Wall ...

Gambar V.46 : Jenis Lampu yang Digunakan Pada Area Pedestrian ...

Gambar V.47 :Atap Ijuk...

Gambar V.48 : Batu Bata Alam digunakan Pada Jalur Sirkulasi ...

Gambar V.49 : Analisa Tekstur Lantai...

Gambar V.50 : Analisa Bahan Dinding...

Gambar V.51 :Pondasi Footplat...

Gambar V.52 : Bangunan Dengan Rangka Kayu ...

Gambar V.53 : Bangunan Dengan Rangka Kayu Dan Pasangan Batu Bata...

Gambar V.54 : Bangunan Dengan Rangka Pasangan Batu Bata...

Gambar V.55 : Bangunan Dengan Rangka Beton Bertulang...

Gambar V.56 :Kuda-Kuda Kayu Dan Bambu...

Gambar V.57 :

Shading Devices

...

Gambar VI.1 : Lokasi Site ...

Gambar VI.2 : Site Terpilih...

Gambar VI.3 : Konsep Pencapaian...

Gambar VI.4 :Konsep View...

Gambar VI.5 : Konsep Orientasi ...

Gambar VI.6 : Hasil Arah Orientasi ...

Gambar VI.7 : Rekomendasi Desain Mengatasi Kebisingan...

Gambar VI.8 : Konsep Klimatologi...

Gambar VI.9 : Rekomendasi Zonifikasi Pada Tapak ...

Gambar VI.10 : Siteplan ...

Gambar VI.11 : Pedestrian ...

Gambar VI.12 : Parkir ...

Gambar VI.13 : Sirkulasi Melalui Antar Ruang Pada Ruang Dalam ...

Gambar VI.14 : Sirkulasi berakhir pada ruang Pada Ruang Dalam ...

Gambar VI.15 : Pencapaian Frontal ke Ruang-Ruang Bangunan ... V / 45

V / 46

V / 46

V / 47

V / 48

V / 48

V / 48

V / 49

V / 49

V / 49

V / 54

V / 54

V / 55

V / 55

V / 56

V / 57

V / 57

V / 58

V / 58

V / 59

V / 60

VI / 16

VI / 17

VI / 17

VI / 18

VI / 18

VI / 18

VI / 19

VI / 19

VI / 20

VI / 20

VI / 21

VI / 22

VI / 22

VI / 22

(11)

commit to user

xi

Gambar VI.16 : Pencapaian ke Samping pada Ruang-Ruang Bangunan...

Gambar VI.17 :Pencapaian Memutar ke Ruang-Ruang Bangunan ...

Gambar VI.18 : Adanya Taman Dan Selatsar Terbuka ...

Gambar VI.19 :Adanya Taman Yang Asri Untuk Mewujudkan Suasana Rekreatif ...

Gambar VI.20 : Sistem Cross Ventilation ...

Gambar VI.21 : Sinar Matahari Masuk Secara Langsung...

Gambar VI.22 :Penggunaan Ventilasi, Teritisan, Dan Atap Miring ...

Gambar VI.23 : Akasia ...

Gambar VI.24 : Teh-Tehan...

Gambar VI.25 :Beringin ...

Gambar VI.26 : Palem Raja...

Gambar VI.27 :Serutan ...

Gambar VI.28 : Soka ...

Gambar VI.29 : Rumput Gajah dan Mirton ...

Gambar VI.30 :Pinus ...

Gambar VI.31 : Thunbergia Dan Tanaman Tirai ...

Gambar VI.32 :Salah Satu Bentuk Visual Air Yang Berupa Pool ...

Gambar VI.33 :Salah Satu Betuk Visual Air Berupa Cascade...

Gambar VI.34 : Pola Air Yang Diterapkan...

Gambar VI.35 :Jenis Perkerasan ...

Gambar VI.36 :Bangku Taman ...

Gambar VI.37 : Jenis -Jenis Gazebo...

Gambar VI.38 :Bentuk-Bentuk Pedestrian ...

Gambar VI.39 : Rectailing Wall...

Gambar VI.40 :Jenis Lampu yang Digunakan...

Gambar VI.41 : Atap Genteng diterapkan pada Bangunan ...

Gambar VI.42 : Dinding Ringan Diterpakan Pada Tempat Yang Membutuhkan Kenyamanan

Penghawaan, Kesan Terbuka Dan Natural...

Gambar VI.43 : Shading Devices... VI / 23

VI / 23

VI / 24

VI / 24

VI / 25

VI / 25

VI / 26

VI / 27

VI / 27

VI / 27

VI / 27

VI / 27

VI / 27

VI / 28

VI / 28

VI / 28

VI / 28

VI / 28

VI / 29

VI / 29

VI / 30

VI / 30

VI / 30

VI / 30

VI / 31

VI / 33

VI / 34

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 : Beberapa Fasilitas Kecantikan Dan Kebugaran Yang Berada Di Hotel ……….…..

Tabel I.2 : Fasilitas kecantikan dan kebugaran di Surakarta ………..…..

Tabel II.1 : Pantulan Dan Penyerapan Suatu Bahan………..…

Tabel II.2 : Pantulan Dan Penyerapan Panas Suatu Bahan ………..……

Tabel II.3 : Hubungan Antara Kebutuhan Manusia dan Lingkungan ……….……

Tabel III.1 : Fungsi dan Skala pelayanan Kotamadya Surakarta ………..…..

Tabel III.2 : Rencana Struktur Tata Guna Lahan Kota Surakarta ………...

Tabel III.3 : Persebaran Fasilitas Kecantikan & Kebugaran Kota Surakarta ………....

Tabel V.1 : Analisa Kebutuhan Ruang ……….

Tabel V.2 : Kelompok Ruang Penerima ……….

Tabel V.3 : Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ………...

Tabel V.4 : Kelompok Ruang Perawatan Kebugaran ………....…..

Tabel V.5 : Kelompok Ruang Pelatihan Kebugaran ……….…....

Tabel V.6 : Kelompok Ruang Penujang ………...

Tabel V.7 : Kelompok Ruang Pengelola ………...

Tabel V.8 : Kelompok Ruang Servis ………...

Tabel V.9 : Alternatif Bentuk Komposisi Massa Bangunan ……….……….….

Tabel V.10 : Proses Pemilhan Lokasi ………...

Tabel V.11 : Proses Pemilhan Site ………...

Tabel V.12 : Alternatif Tanaman Outdoor ………...

Tabel V.13 : Perencanaan Bahan Pada Perkerasan ………...

Tabel V.14 : Kesan Warna ………...

Tabel V.15 : Pengaruh Warna ………...

Tabel V.16 : Alternatif Pondasi ………...

Tabel V.17 : Sistem Air Conditioning Pada Bangunan ………...

Tabel VI.1 : Kebutuhan Ruang ………...

Tabel VI.2 : Kelompok Ruang Penerima………...

Tabel VI.3 : Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ………...

Tabel VI.4 : Kelompok Ruang Perawatan Kebugaran………...

Tabel VI.5 : Kelompok Ruang Pelatihan Kebugaran………...

Tabel VI.6 : Kelompok Ruang Penunjang………...

Tabel VI.7 : Kelompok Ruang Pengelola………...

Tabel VI.8 : Kelompok Ruang Servis………... I / 4

I / 5

II / 18

II / 18

II / 20

III / 4

III / 6

III / 6

V / 2

V / 11

V / 11

V / 14

V / 17

V / 18

V / 19

V / 19

V / 22

V / 25

V / 26

V / 44

V / 47

V / 51

V / 52

V / 56

V / 61

VI / 1

VI / 9

VI / 9

VI / 10

VI / 12

VI / 12

VI / 13

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema II.1 : Korelasi Bangunan Dengan Lingkungan Dapat Mengangkat Karakter Bangunan Yang

Berwawasan Lingkungan………..……

Skema V.1 : Pola Hubungan Ruang Makro ………...

Skema V.2 : Organisasi Ruang Makro ………...

Skema V.3 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Penerima ……….………

Skema V.4 : Organisasi Kelompok Ruang Penerima ………..…….…

Skema V.5 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ……….…

Skema V.6 : Organisasi Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ………...…

Skema V.7 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Kebugaran ………..

Skema V.8 : Organisasi Kelompok Ruang Kebugaran ………...

Skema V.9 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Pelatihan Kebugaran ……….

Skema V.10 : Organisasi Ruang Pelatihan Kebugaran ……….…

Skema V.11 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang ………...…

Skema V.12 : Organisasi Kelompok Ruang Penunjang ……….….

Skema V.13 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola ………

Skema V.14 : Organisasi Kelompok Ruang Pengelola ……….

Skema V.15 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Servis ………..

Skema V.16 : Organisasi Kelompok Ruang Servis ………....

Skema V.17 : Proses Konsep Pengelompokkan Massa ………

Skema V.18 : Pola Tata Massa………..

Skema V.19 : Organisasi Ruang Makro ………....……

Skema V.20 : Analisa Penyediaan Listrik PLN ………...

Skema V.21 : Analisa Jaringan Komunikasi ………...

Skema V.22 : Sistem Down Feed Distribution ………...

Skema V.23 : Sistem Sanitasi Bangunan ………...………..….…..

Skema V.24 : Sistem Sanitasi Air Hujan ………...………

Skema V.25 : Analisa Pengelolaan Sampah ………....……….…..………

Skema VI.1 : Pola Hubungan Ruang Makro ……….………...

Skema VI.2 : Organisasi Ruang Makro ………..……….…....

Skema VI.3 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Penerima ……….…………

Skema VI.4 : Organisasi Kelompok Ruang Penerima ………..…….……

Skema VI.5 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ………..………

Skema VI.6 : Organisasi Kelompok Ruang Perawatan Kecantikan ………..………

II / 19

V / 5

V / 6

V / 6

V / 6

V / 7

V / 7

V / 7

V / 8

V / 8

V / 8

V / 9

V / 9

V / 9

V / 10

V / 10

V / 10

V / 21

V / 23

V / 23

V / 62

V / 63

V / 63

V / 63

V / 64

V / 64

VI / 4

VI / 4

VI / 4

VI / 5

VI / 5

(14)

commit to user

xiv

Skema VI.7 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Kebugaran ………...….

Skema VI.8 : Organisasi Kelompok Ruang Kebugaran ……….…..….

Skema VI.9 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Pelatihan Kebugaran ………..……

Skema VI.10 : Organisasi Ruang Pelatihan Kebugaran ………

Skema VI.11 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Penunjang ………..………

Skema VI.12 : Organisasi Kelompok Ruang Penunjang ………...…….

Skema VI.13 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Pengelola ………

Skema VI.14 : Organisasi Kelompok Ruang Pengelola ………..……….…….

Skema VI.15 : Pola Hubungan Kelompok Ruang Servis ………..…...….

Skema VI.16 : Organisasi Kelompok Ruang Servis ………..…..…..

Skema VI.17 : Pola Tata Massa ………...

Skema VI.18 : Sistem Penyediaan Listrik PLN………...

Skema VI.19 : Sistem Jaringan Komunikasi………...

Skema VI.20 : Sistem Down Feed Distribution………...

Skema VI.21 : Sistem Sanitasi Bangunan………...

Skema VI.22 : Sistem Sanitasi Air hujan………...

Skema VI.23 : Sistem Pengolahan Sampah………... VI / 6

VI / 6

VI / 6

VI / 7

VI / 7

VI / 7

VI / 8

VI / 8

VI / 8

VI / 9

VI / 15

VI / 36

VI / 36

VI / 37

VI / 37

VI / 37

(15)

commit to user

xv

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahami, M.Kamil Hasan. 2006. Cantik islami. Jakarta : Almahira.

Anita EF Ekel. 1997. Ilmu Kecantikan dan Kesehatan Masa Kini. Jakarta : Karya Utama.

Ashad, Kusuma Jaya. 2007. Natural Beauty Inner Beauty. Jogjakarta : Kreasi Wacana.

Canadarma, I Ketut. 2006. Ekologi pada Rancangan Arsitektur . Jakarta : Fakultas Desain dan Teknik

_________ Perencanaan, Univ. Pelita Harapan

Edward A. Charlesworth, Ph.D & Ronald G. Nathan, Ph,D. 1996. Manajemen Stress dengan Teknik

_________ Relaksasi, terjemahan oleh Agus Suharno. Jakarta : Abdi Tandur.

Frick, Ir. Heinz.1998. Arsitektur dan Lingkungan, Edisi ke-2. Yogyakarta : Yayasan Kanisius.

Goleman, Daniel. 2006. Relaxion : Suprising benefits detected. New York.

Hakim, Rustam 2004. Arsitektur Lansekap.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Harymawan, Ning. 1998. Hias Rias, Kecantikan dan Cara Memeliharanya. Jakarta :Bhatara Karya Aksara.

Odum, P. Eugene. 1990. Dasar-dasar Ekologi, Edisi ke-3, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sudibyo, BRA Moeryati. 2001. Kecantikan Perempuan Timur. Jakarta.

www.Samaggi-phala.or.id, Maret 2007.

www.Pemuda_rehobot.co.id, Februari 2009.

www.Kompas.com.Oktober 2005.

www.wbdg.org. Desember 2009.

Harian Suara Merdeka, 6 Juli 2006.

Majalah SALON PRO edisi Oktober 2005 .

Majalah Island Life , Edisis Indonesia, 2006.

Majalah SPA Indonesia, Agustus 2005.

Majalah Women’s health, November 2004.

Majalah Dewi edisi Desember 2005.

Majalah Women’Health, November 2003.

(16)

commit to user

I

| 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. JUDUL

Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta

Dengan Pendekatan Konsep Suasana Alami.

I.2. PENGERTIAN JUDUL

Pusat : Sesuatu yang diarahkan atau dikumpulkan ke satu tempat. Senter, sasaran, bagian

tengah, suatu tempat yang biasanya dituju masyarakat.1. Secara umum dapat diartikan

suatu pemusatan kegiatan dimana di dalam pemusatan tersebut terdapat pengertian hal

yang dominan terhadap hal sekitarnya karena kespesifikannya dari yang lain. Kegiatan

tersebut dapat merupakan potensi dari macam-macam pola ataupun bisa merupakan

satu macam pola yang sejenis.

Cantik : Indah, kecantikan berarti yang berhubungan dengan keindahan.2

Bugar : Sehat, segar, sedangkan kebugaran berarti hal sehat dan segar (tentang badan).3

Surakarta : Sebuah nama kota di propinsi Jawa Tengah, yang direncanakan sebagai lokasi

bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran.

Konsep : Ide/ pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. 4

Suasana : Keadaan sekitar atau lingkungan sesuatu.5

Alami : Menyatakan suatu sifat dan keadaan tersebut yang memiliki arti menyerupai atau mirip

dengan aslinya (alam).6

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta

dengan konsep Suasana alami adalah suatu tempat sebagai pusat yang menampung kegiatan dibidang

pelayanan perawatan kecantikan,kegiatan kebugaran dan kesehatan tubuh disertai fasilitas-fasilitas penunjang

yang berada di Surakarta, untuk tujuan tampil cantik, sehat dan menarik dengan unsur-unsur karakter yang

menyerupai alam sebagai penguat kebutuhan fungsi bangunan yang menginginkan suasana relaks.

I.3. LATAR BELAKANG I.3.1. Umum

Sektor kegiatan perdagangan dan usaha komersial yang berkaitan dengan pelayanan kecantikan, dan

kebugaran saat ini semakin berkembang. Pertumbuhan usaha kecantikan dan kebugaran ini sejalan dengan

pertumbuhan penduduk dan perekonomian yang pesat. Berkembangnya dunia kecantikan dan kebugaran

1

Meriwn Wster, Webster Trird New International Dictionary, 1983

2 John M Echois dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, 1987 3 KBBI, Balai Pustaka, 2008

4

KBBI, 2002

5 KBBI, 2002 6

(17)

commit to user

I

| 2

terbukti dengan banyak bermunculan fasilitas kecantikan dan kebugaran dan seringnya diadakan berbagai

ajang pameran kecantikan baik di berbagai negara maupun di Indonesia sendiri.

Menurut Muchtasor, potensi bisnis jasa kecantikan dan kesehatan makin berkembang. Sebagian dari

bisnis ini bahkan telah merambah skala nasional dan sebagian meski belum sampai menembus pasar ekspor,

tapi potensi ke arah sana makin terbuka. Industri spa mempunyai potensi yang cukup besar. Berdasarkan data

yang dikompilasi dari Global Beauty Industry, setiap tahun industri ini di dunia telah mencapai 7% .7

Keadaan aktifitas kota yang semakin padat menciptakan dinamika produktivitas kerja yang dapat

mengeksploitasi daya tahan fisik dan mental manusia melampaui kapasitasnya.Hal ini tentu saja dapat

mempengaruhi kondisi tubuh misalnya kulit menjadi kusam, dehidrasi, alat tubuh menjadi sensitive, dan

fungsinya terganggu, serta kondisi tubuh kurang fit walaupun dalam keadaan tidak sakit. maka dari itu

diperlukan relaksasi untuk mengembalikan kesegaran dan kesehatan fungsi tubuh pada mekanisme

alamiahnya untuk memperoleh kebugaran tubuh serta kecantikan yang terpancar dari dalam dan luar.8

Adanya suatu keterkaitan antara kecantikan dan kesehatan, sebab apalah gunanya kecantikan

seseorang bila badannya tidak sehat. Kecantikan pada dasarnya akan menurun dan pudar. Sebaliknya

seseorang yang mempunyai kesehatan yang prima akan memancarkan sinar kecantikan yang alami. Dengan

demikian semakin banyak kecenderungan manusia untuk mempertahankan kesehatan jasmani beserta rohani

untuk memperoleh kecantikan alami yang hakiki. Upaya mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan berbagai

cara dari yang tradisional (alami) sampai modern.9

Adanya kebutuhan masyarakat urban untuk menghilangkan stres dan kepenatan dari suasana kota

dan pekerjaan, Munculnya minat manusia untuk melakukan relaksasi sehingga mengubah gaya hidup yaitu

gaya hidup yang sadar akan kesehatan/ "health life style" dan meningkatnya kebutuhan masyarakat urban

yang membutuhkan tempat relaksasi, perawatan kecantikan dan penyembuhan yang nyaman dan bersuasana

alam.10

Para professional muda, ekspatriat, pembisnis, dan orang-orang yang tak ingin kalah dalam

persaingan, tetap membutuhkan jeda satu atau dua jam untuk singgah ke spa. Mereka faham, untuk menyusun

strategi dan memenangkan persaingan juga dibutuhkan semacam charger agar body, mind dan soul tetap

prima.11

Pada hakekatnya manusia menyukai kebersihan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan karena

kesehatan merupakan milik yang paling berharga bagi setiap manusia. Apalagi bila kesehatan ini

disempurnakan dengan kecantikan12 Berikut ini adalah kondisi masyarakat Indonesia akan pentingnya

kebutuhan kecantikan dan kebugaran.

· Kebutuhan masyarakat Indonesia akan kesehatan dan kecantikan sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan untuk menjaga stamina seperti senam kebugaran dan lain

7

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Desember 2006

8

Majalah SALON PRO edisi Oktober 2005 hal 10

9 H. Sardjono O. Santoso “Peran Obat Tradisional dalam Kesehatan dan Kecantikan’,Simposium Obesitas, Kcantikan dan Obat

Tradisional, Jakarta 17 Desember 1990

10

Majalah Island Life , Edisis Indonesia, 2006, hal 98

11 Majalah SP A Indonesia, Agustus 2005 hal 77 12

(18)

commit to user

I

| 3

sebagainya. tak ketinggalan juga perawatan kecantikan di salon-salon kecantikan yang tersebar

di berbagai kota. Ternyata penampilan yang menarik, sehat dan bugar sudah menjadi bagian

gaya hidup masyarakat terutama di kota-kota besar.13

· Masyarakat khususnya para kaum wanita suka memanjakan diri dengan mendatangi salon, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilakukan secara santai dan perlakuan merekapun amat

memanjakan, misalnya dengan pemijatan dengan teknologi tinggi. Maka tak jarang seorang

wanita pergi ke salon hanya untuk tujuan relaksasi.14 Hal ini menunjukkan bahwa relaksasi

sangat dibutuhkan bagi mereka yang ingin melepaskan ketegangan dan stress. Sepertinya

stress memang sudah menjadi bagian dari hidup kita,malah bisa di bilang penyakit masyarakat

modern dan salah satu cara untuk “menyembuhkannya” adalah dengan relaksasi.15 Bahkan

menurut sebuah survey di Inggris menyebutkan bahwa telah terjadi perubahan orientasi

berolahraga. Wanita tidak lagi datang ke pusat kebugaran hanya untuk merampingkan dan

mengencangkan tubuh, namun yang lebih penting adalah kebutuhan akan relaksasi.16

Sejalan dengan fenomena diatas muncul beberapa opini publik yang sebagian besar mendefinisikan

bahwa kecantikan tidak semata identik dengan hal-hal yang bersifat lahiriah atau fisik, tetapi kecantikan yang

berasal dari dalam juga berperan sangat penting.

Kecenderungan saat ini adalah penawaran paket wisata back to nature. Hal tersebut cukup beralasan

karena keasrian dan keaslian alam memberi dampak psikis yang menenangkan. Alam diyakini memiliki daya

mistik penyembuhan (mystical healing).

Suasana alam akan memberikan selling point bagi keberadaan Pusat Kecantikan dan Kebugaran

sebagai sarana relaksasi. Dimana relaksasi sangat dibutuhkan masyarakat khususnya di perkotaan untuk

membebaskan body (tubuh), mind (pikiran), dan Soul (jiwa) dari segala bentuk tekanan dan

ketidak-seimbangan sehingga tercipta sebuah harmoni yang melahirkan energi positif dalam diri seseorang. Namun

demikian tetap memperhatikan kebutuhan pengunjung dalam usaha untuk tampil lebih cantik, menarik dan

sehat.

I.3.2. Khusus

A. Kebutuhan Fasilitas Kecantikan & Kebugaran di Surakarta

Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di Jawa Tengah mempengaruhi pula

perkembangan tingkat kondisi sosial ekonomi penduduk kota Surakarta sehingga dituntut kehidupan yang

layak baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Kemajuan dan pertumbuhan kota surakarta diberbagai bidang disertai dengan peningkatan

pendapatan perkapita penduduk menumbuhkan tuntutan akan adanya peningkatan dan penambahan

fasilitas baru. Pada masa kini dimana pola kehidupan semakin modern, serba cepat, sistematis dan

13 Majalah Women’s health, November 2004 hal 110 14

Majalah Dewi edisi Desember 2005, hal 36

15 Majalah Women’Health, November 2003 hal 75 16

(19)

commit to user

I

| 4

mekanis menuntut masyarakat untuk selalu siap dan berada dalam kondisi prima. Demikian pula wanita di

Indonesia terutama di Surakarta, sekarang sudah memasuki irama kehidupan modern yang dinamis.

Wanita sekarang tidak lagi hidup dalam dunia yang sempit, dalam lingkungan domestik yang terbatas.

Jumlah wanita bekerja di luar rumah semakin banyak sehingga tidak terlalu mengherankan jika mereka

yang tergolong sebagai wanita profesional, para wanita eksekutif, tidak punya banyak waktu untuk merawat

kecantikan dan kesehatan. Mereka membutuhkan cara perawatan yang efisien dan praktis. Meski demikian

perawatan yang efisien tersebut tidak menutup kemungkinan bagi para pria yang ingin membutuhkan

sarana untuk menjaga stamina dan penampilan diri yang menarik, sehat dan bugar.

B. Keberadaan Fasilitas Kecantikan & Kebugaran di Surakarta

Gaya hidup metropolis akhir-akhir ini semakin terasa di kota Surakarta, khususnya dikalangan

ekonomi menengah ke atas. Mulai dari gaya berpakaian, mencari hiburan dan dalam usaha melepas

kepenatan pun mereka sudah mengadopsi gaya hidup di kota besar seperti Jakarta.

Fasilitas kecantikan terutama yang mengusung pelayanan spa yaitu sarana bentuk terapi air atau

hydro therapy sebagai relaksasi tubuh yang dulu hanya dapat dijumpai di kota-kota besar, saat ini telah

merambah dan berkembang di kota Bengawan. Kepenatan orang Surakarta, atau orang-orang yang kebetulan

singgah di kota Surakarta disambut antusias oleh para pengusaha hotel maupun pengusaha salon kecantikan

untuk membuat mereka rileks dengan mendirikan spa di tempatnya.

Hotel-hotel berbintang di Surakarta umumnya memiliki fasilitas kecantikan ataupun kebugaran. Ini

merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar tidak terdegradasi dari kategori hotel berbintang.

Dari sisi manajemen, ada hotel yang secara penuh mengelola spa tersebut dengan alasan untuk menjaga

kualitas pelayanan kepada para tamunya. Namun tidak sedikit pula hotel yang mempersilahkan pengelola spa

umum untuk membuka spa di hotel tersebut dengan pola kerjasama tertentu.

Hotel yang mengelola spa sendiri memang tampak lebih professional. Ini bisa dilihat dari kesedian

mereka memberikan space lebih luas, penataan interior yang eksklusif, paket-paket perawatan yang beragam,

penyedian therapist yang lebih andal, serta serius memasarkan jasa spanya. Namun, tentu saja mereka

mematok tarif relatif lebih tinggi untuk semua keunggulan pelayanan.

Nama Hotel Nama Fasilitas

Lor In Hotel Arena Spa

The Sunan Hotel Ayudi Spa, Spa & Fitness

Ibis Hotel Spa & Fitness

Hotel Novotel Srikandi Health Club

Bukan hanya di hotel, sarana kecantikan dan kebugaran di luar hotel pun makin banyak bermunculan.

Dan lokasinya beragam. Ada yang mendirikan bangunan sendiri ditempatnya. Ada pula yang membuka

usahanya di rumah atau ruko. Banyak juga salon-salon kecantikan yang tersebar di area perumahan. Namun

adanya jumlah yang cukup ternyata tidak diimbangi dengan kualitas bangunan dan fasilitas yang ditawarkan.

Berikut ini kondisi sarana kecantikan dan kebugaran yang telah ada di kota Surakarta : Sumber : Analisa Pribadi, 2009

(20)

commit to user

I

| 5

· Dalam hal lokasi, fasilitas kecantikan dan kebugaran sebagian besar terletak di

tengah-tengah/pusat kota yang ramai dengan kepadatan aktivitas yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh

pada tujuan kegiatan relaksasi yang membutuhkan ketenangan dalam melepaskan ketegangan

dan stress.

No Nama Fasilitas Alamat

1 Larissa Skin Care & Hair Treatment Jl. Gajah Mada No.103 Solo

2 Epiderma Jl. Gajah Mada No. 70 Solo

3 Thiphara Perawatan Kulit Jl. Gajah Mada No. 56 Solo

4 LBC (London Beauty Center) Jl. Dr. Soepomo No. 50 Solo

5 SBC (Solo Beauty Care) Jl. RM. Said No. 211 Solo

6 Natasha Skin Care Jl. Dr. Rajiman (laweyan) No.452 Solo

7 Rochelle Skin Care Jl. Cut Nyak Dien No.2 Solo

8 Be Hati, Skin Clinic, Care & Aesthetik Jl. Slamet Riyadi No. 321 Solo

9 Impression Body Care Center Jl. Adi Sucipto Solo

10 Martha Tilaar Salon & Spa Jl. Dr. Rajiman No. 340 B Solo

11 Maestro Fitness & Aerobic Center Jl. Honggowongso

· Dalam hal perencanaan awal bangunan, fasilitas ini kurang terencana dengan baik. Banyak yang

menggunakan bangunan yang tadinya tidak direncanakan untuk menjadi tempat perawatan

kecantikan seperti rumah tinggal atau ruko yang akhirnya dijadikan sebagai bangunan fasilitas

kecantikan.

Tabel I.2. Fasilitas Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta

Sumber : Analisa Pribadi, 2009

(21)

commit to user

I

| 6

· Dalam hal interior, beberapa fasilitas sudah cukup memperhatikan kenyamanan pengunjung.

Beberapa bangunan juga sudah cukup mampu menampung kebutuhan ruang yang digunakan.

Pada beberapa fasilitas, besaran ruangan kurang sesuai dengan kapasitas kebutuhan sehingga

terkadang pelanggan harus mengantri untuk melakukan perawatan kecantikan karena ruangannya

kurang mencukupi.

· Dalam hal fisik eksteriornya, sebagian besar fasilitas yang ada belum mencerminkan karakter

bangunan yang dapat menarik perhatian pengunjung sebagai bangunan komersial. Bentuk fisiknya

juga masih terlihat standar dan belum mencerminkan fungsinya yang lebih spesifik yang dapat

memudahkan masyarakat dalam mengenali bangunan tersebut.

Keberadaan Surakarta yang dinamis serta sulitnya mencari lokasi asri di tengah kota membuat

masyarakat kesulitan untuk melakukan relaksasi seperti di daerah pedesaan. Disisi lain masyarakat

Surakarta membutuhkan suatu tempat bagi mereka untuk khusus merawat diri dan berelaksasi dan mudah

dicapai serta dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka yaitu rasa nyaman, lepas dari rutinitas

kesibukan kerja atau aktifitas yang padat, disamping dari usaha untuk tampil cantik, menarik dan sehat.

Maka dari itu perlu diwujudkan suatu bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran yang hadir dengan

konsep suasana alami.

C. TuntutanPusat Kecantikan dan Kebugaran

Sebagai bangunan komersial yang diperuntukkan bagi masyarakat umum bangunan Pusat Kecantikan

dan Kebugaran di Surakarta memiliki beberapa tuntutan yang harus dipenuhi untuk menghasilkan karya

arsitektur yang bernilai seni tinggi.

· Bangunan atau suatu karya arsitektur dibutuhkan suatu permainan bentuk untuk mendapatkan sesuatu yang indah. Keindahan berarti seni visual, dan tak dapat disangkal lagi bahwa arsitektur

adalah bagian dari seni visuil.17 Bahkan orang-orang jaman dahulu memberikan predikat ibu seni

pada arsitektur. Pada masa sekarangpun kedudukan arsitektur di dalam seni tidaklah goyah.18

Keindahan yang merupakan perpaduan, kesamaan dan kontras dinilai menarik dan estetis

walaupun tanpa manfaat fisik yang jelas bagi manusia. Keindahan yang diciptakan dalam

karya-karya arsitektur mampu menimbulkan daya tarik tersendiri bagi yang melihat. Terlebih lagi bila

17 Toward Tomorrow’s Architecture. A Trystan Edwards 18

“Everything we do, we do in art” Louis I. Kahn.

(22)

commit to user

I

| 7

bangunan tersebut bertujuan komersil seperti Pusat Kecantikan dan Kebugaran dimana faktor

daya tarik bangunan sangat diperlukan dalam menarik minat pengunjung untuk mendatangi

tempat tersebut.

· Faktor lain yang harus diperhatikan oleh sebuah karya arsitektur bahwa bangunan harus mampu mengatakan sesuatu kesan dan pesan-pesan tertentu yang berkaitan dengan fungsi.

Berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan, dan salah satu tujuan hidup manusia. Oleh Louis I

Kahn disebut berekspresi. Dipandang dari segi fungsi, bangunan Pusat Kecantikan dan

Kebugaran di Surakarta memiliki karakter yang cukup kuat, yakni Beauty & Healthy. Beauty

merupakan karakter yang keluar dari fungsi bangunan sebagai pusat kecantikan. Healthy adalah

karakter yang dikandung oleh sebuah pusat kesehatan & kebugaran tubuh. Bangunan Pusat

Kecantikan dan Kebugaran dituntut untuk mampu menyampaikan fungsinya sebagai pusat

kecantikan, kesehatan dan kebugaran tubuh sehingga dengan demikian akan mudah diterima

oleh masyarakat pengamat dan pemakai bangunan.

· Mengingat bahwa kegiatan dalam bangunan yang direncanakan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengatasi stress dan ketegangan dari kesibukan aktifitas sehari-hari,

maka penciptaan lingkungan harus mendukung tercapainya tujuan kegiatan, dalam sebuah studi

oleh A.H. Maslow oleh Norbett pengamatan manusia. Lingkungan yang apik menimbulkan rasa

lebih tenang dan aman. Selain itu juga memberikan kesan melegakan dan menimbulkan suatu

suasana sehat yang menenangkan. Lingkungan yang sehat sangat diperlukan untuk

syaraf-syaraf manusia yang mengalami stress akibat kesibukan sehari-hari yang padat.

D. Prospek

· Kota Surakarta yang mulai mengikuti pesatnya laju perkonomian kota-kota besar pada umumnya merupakan prospek yang cerah bagi usaha kecantikan dan kebugaran karena adanya tuntutan

masyarakat menengah keatas untuk memenuhi kebutuhan perawatan kecantikan dan latihan

kebugaran yang berkualitas tinggi baik dari segi wadahnya maupun pelayanannya.

· Dengan pemilihan lokasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan kegiatannya, pengungkapan fisik

bangunan yang memiliki daya tarik, karakter kuat yang terkait dengan fungsi, suasana psikologis

yang mampu memberikan hiburan dan relaksasi melalui suasan alam yang ditampilkan akan

memberikan nilai lebih pada Pusat Kecantikan dan Kebugaran di kota Surakarta dan sekitarnya

karena fasilitas yang ada di Surakarta dan sekitarnya sebagian besar perancangan fisiknya

belum memenuhi tuntutan kegiatan sebagai Pusat Kecantikan dan Kebugaran. Hal ini

merupakan peluang besar bagi bangunan yang akan direncanakan untuk menarik perhatian

masyarakat dengan memenuhi tuntutan kegiatan pusat yang umumnya belum dimiliki fasilitas

kecantikan dan kebugaran di tempat lain.

Maka dari itu dirasa cukup tepat untuk membangun sebuah Pusat Kecantikan dan Kebugaran dengan

(23)

commit to user

I

| 8

I.4. PERMASALAHAN

Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran yang dapat

menampung semua kegiatan dalam bidang kecantikan dan kebugaran dengan tetap memperhatikan

kebutuhan pengunjung akan ketenangan dan privasi melalui konsep suasana alami sehingga tujuan relaksasi

terpenuhi ?

I.5. PERSOALAN

Persoalan spesifik dari permasalahan desain pada Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta

adalah :

a) Bagaimana mewujudkan penampilan fisik bangunan yang bersuasana alami pada Pusat

Kecantikan dan Kebugaran sebagai tekanan bahasan ?

b) Bagaimana menentukan lokasi dan site Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta dengan

konsep suasana alami?

c) Bagaimana mengkoordinasikan kegiatan kecantikan dan kebugaran secara komprehensif dalam

satu wadah melalui zonifikasi kegiatan dan zonifikasi peruangan dengan mempertimbangkan

tingkat kebutuhan akan relaksasi pada masing-masing kegiatan sehingga mampu menunjang

kemudahan dan kelancaran hubungan antar unit serta dapat memberikan keleluasaan dan

kenikmatan pemakai?

d) Bagaimana menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan

Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta ?

I.6. TUJUAN

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran dengan konsep

suasana alami yang dapat menampung semua kegiatan kecantikan dan kebugaran yang menghadirkan

suasana menyerupai alam serta untuk memenuhi kebutuhan para konsumen akan kecantikan dan kebugaran.

I.7. SASARAN

Membuat suatu usulan desain Pusat Kecantikan dan Kebugaran dengan konsep yang meliputi :

a) Konsep Suasana alami pada Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta sebagai tekanan

bahasan.

b) Konsep site yang tepat.

c) Konsep tata ruang yang dapat memadukan fungsi yang berbeda yaitu Pusat Kecantikan dan

Kebugaran.

d) Konsep tata ruang dalam, furniture dan desain interior untuk mendapatkan suasana nyaman dan

lancar dalam beraktivitas.

e) Bagaimana menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan

(24)

commit to user

I

| 9

I.8. LINGKUP PEMBAHASAN

a) Pembahasan nantinya akan mengarah pada bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran serta

fasilitas-fasilitas pendukung dalam bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran dengan konsep

suasana alami sekaligus mendukung suasana relaksasi yang merupakan tujuan dari perawatan

kecantikan dan kebugaran.

b) Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, pembahasan teoritik dan empiris, diluar

disiplin ilmu arsitektur hanya sebagai bahan pendukung untuk memperkuat konsep dalam

perancangan.

c) Pembahasan mengacu pada tujuan, dan sasaran melalui kajian (analisis, hipotesa, dan

disintesiskan) yang akan menghasilkan konsep dasar perancangan.

I.9. BATASAN PERMASALAHAN

a) Pemecahan permasalahan arsitektural bangunan didasari pada pendekatan suasana alami.

b) Pembahasan konsep perencanaan & perancangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran didasari

pada data-data yang dikumpulkan berupa wawancara, literatur, dan survey lapangan yang

berkaitan langsung dengan karakter bangunan Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta.

c) Biaya dianggap tersedia.

d) Pembatasan dibatasi pada masyarakat kota Surakarta, dengan prediksi dibatasi s/d tahun 2030.

I.10. METODE PEMBAHASAN

Melihat kondisi fasilitas kecantikan dan kebugaran di Surakarta serta mencari tahu segala hal yang

terkait antara usaha yang memiliki fungsi berbeda tersebut dengan sebuah karya asitektural dengan cara

observasi, interview, dan studi literatur untuk kemudian merekam semua informasi dan mengolahnya menjadi

data dengan menganalisanya untuk menemukan suatu permasalahan.

I.10.1. Metode Pencarian data dan Informasi

Metode pencarian data yang digunakan dalam membuat usulan desain Pusat Kecantikan dan

Kebugaran di Surakarta adalah :

A. Jenis Data

1) Literatur, berupa artikel atau bahan tertulis lain seperti situs-situs internet yang terkait dengan

judul. Literature tersebut antara lain :

· Peraturan daerah yang terangkum dalam RUTRW dan RUTRK Surakarta.

· Buku-buku yang mendukung tinjauan mengenai suasana alami.

· Buku-buku yang menunjang pembahasan secara arsitektural.

· Karya ilmiah (konsep) yang telah ada sebelumnya yang terdapat di perpustakaan UNS. 2) Data Grafis, berupa gambar, foto, atau grafik yang mendukung data literatur.

3) Data lisan, berupa hasil wawancara dari pihak-pihak yang bersangkutan dengan objek

(25)

commit to user

I

| 10

B. Cara Memperoleh Data

1) Studi Literatur, dengan pengambilan informasi berupa sumber-sumber data tertulis dari beberapa

buku referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang memuat jenis data tentag

arsitektur, kecantikan dan kebugaran serta studi lokasi. Data-data yang didapat dari study

literature tersebut antara lain :

· Teori dan artikel tentang fasilitas Pusat Kecantikan dan Kebugaran.

· Teori dan artikel yang berhubungan dengan suasana alami.

· Teori dan artikel tentang kecantikan dan kebugaran.

· Teori dan artikel yang berhubungan dengan relaksasi.

2) Studi Observasi, Mengadakan survey lapangan untuk mengetahui kondisi dan potensi lokasi dan

keadaan tempat-tempat lain yang sejenis dengan obyek yang dibahas untuk mencari data dan

sampel.

3) Studi Komparasi

Untuk lebih mendukung obyek pembahasan, dilakukan juga studi banding dari obyek yang

memiliki latar belakang atau pendekatan konsep yang hampir sama dengan obyek perencanaan

dan perancangan. Studi komparasi yang dilakukan antara lain pada Q Spa, Javana Resort &

Spa, Pertiwi Spa and Resort Bali, yang semuanya melalui study banding dengan internet.

C. Sumber Data

1) Dokumen, yaitu literature, artikel dan data tertulis lainnya.

2) Responden, yaitu pihak-pihak atau unsur yang diperkirakan mengetahui, memiliki, menyimpan

dan atau memuat data yang dibutuhkan.

3) Keadaan lapangan, yaitu kondisi sebenarnya yang terdapat di lapangan.

I.10.2. Metode Pengolahan data

Merupakan metode mengolah data yang ada sehingga mempermudah pemecahan masalah, dengan

cara mengidentifikasi data yang telah diperoleh, mengklasifikasi data yang sejenis, menyusun data secara

sistematis, mengkaitkan data yang satu dengan yang lain untuk menunjang pembahasan tentang Pusat

Kecantikan dan Kebugaran.

Jenis Data Jenis Metode Data yang Diperoleh

primer Observasi

· Pengamatan perkembangan dunia kecantikan dan kebugaran tubuh. Melalui media internet dan majalah yang dapat digunakan sebagai studi banding terhadap bangunan yang direncanakan.

· Pengamatan kondisi sarana kecantikan & kebugaran tubuh di Surakarta. Pengamatan tersebut meliputi kegiatan di dalam bangunan dengan mengamati kinerja pengguna serta sirkulasi.

(26)

commit to user

I

| 11

· Pengamatan kemungkinan lokasi dan tapak yang nantinya

akan dijadikan lokasi site.

· pengamatan kondisi penampilan bangunan terkait dengan upaya untuk menciptakan karakter bangunan yang bersuasana alami.

· Data - data untuk mengetahui sejauh mana pengembangan yang dapat dilakukan dengan potensi lingkungan yang ada.

Wawancara

· wawancara kepada pihak pengelola jasa kecantikan maupun kebugaran di Surakarta. yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan serta banyaknya pengunjung di fasilitas tersebut.

Sekunder

Studi literatur

· Teori-teori dan artikel yang berhubungan dengan Pusat Kecantikan dan Kebugaran.

· Teori dan artikel yang berhubungan dengan pedekatan suasana alami.

· Teori dan artikel yang berhubungan dengan ungkapan fisik bangunan.

· Teori dan artikel yang berhubungan dengan relaksasi

Internet

· Artikel-artikel yang berhubungan dengan perkembangan dunia kecantikan dan kebugaran serta penampilan fisik bangunan yang dapat dipergunakan sebagai acuan paper.

Dokumen pemerintah

· RUTRK Surakarta, mencakup tijauan fisik kota, kondisi sosial, budaya dan ekonomi serta kondisi pendidikan dan perdagangan di Surakarta.

· Masterplan kawasan Surakarta.

· Undang-undang dan peraturan pemerintah. Dan kebijakan lainnya.

Tugas akhir/ perencanaan

yang sesuai dengan pembahasan.

· Referensi pola pikir dan metode pengerjaannya.

· Bahan studi perbandingan.

I.10.3. METODE PEMECAHAN MASALAH

Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam melakukan pembahasan usulan desain Pusat

Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta adalah :

a) Metode Analisis

Menganalisa hasil identifikasi yang berupa temuan tentang permasalahan pada kondisi fasilitas

kecantikan dan kebugaran secara umum di Surakarta. Dengan temuan permasalahan, kemudian

menghubungkan dengan faktor-faktor pembahasan tentang penampilan fisik bangunan sarana

kecantikan dan kebugararan di Surakarta dan teori tentang ungkapan fisik bangunan serta teori

tentang bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran dengan berpedoman pada standar yang

ada sehingga menghasilkan unsur-unsur yang berperan sebagai strategi dalam penyusunan

program perencanaan dan perancangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta dengan

konsep Suasana Alami.

(27)

commit to user

I

| 12

b) Metode Sintesis

Membuat suatu kesimpulan tentang pemecahan masalah-masalah yang ditemukan setelah

menganalisa permasalahan-permasalahan sarana kecantikan & kebugaran di Surakarta.

Kesimpulan tersebut kemudian digunakan sebagai pendekatan konsep yang selanjutnya menuju

konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta dengan

konsep Suasana Alami.

I.11. TAHAPAN PENULISAN

Tahap I : Pendahuluan

Mengungkapkan tentang pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan yang

ada, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, lingkup dan batasan masalah, metode serta

sistematika pambahasan untuk mewujudkan Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta.

Tahap II : Tinjauan Teori

Berisi ulasan informasi teori pendukung yang meninjau secara umum mengenai Pusat

Kecantikan dan Kebugaran. Tinjauan pada tahap ini juga mencakup hasil dari wawancara, studi

literatur dan studi banding dari beberapa pusat kecantikan dan pusat kebugaran yang berkaitan

dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya sebagai wadah perbandingan proyek yang akan

direncanakan.

Tahap III : Tinjauan Kota Surakarta

Memberikan tinjauan kota Surakarta dengan berbagai potensi yang mendukung keberadaan

Pusat Kecantikan dan Kebugaran.

Tahap IV : Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta yang Direncanakan

Merumuskan mengenai Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta dengan konsep suasana

alami yang akan direncanakan.

Tahap V : Analisis dan Pendekatan

Menganalisa permasalahan yang mencakup segala aspek yang nantinya merupakan pedoman

untuk merencanakan dan merancang bentuk fisik bangunan Pusat Kecantikan dan Kebugaran di

Surakarta yang meliputi analisa pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi

ruang, pola peruangan dalam bangunan, lokasi, persyaratan ruang, tata massa bangunan,

tampilan bangunan, lokasi dan site, pencapaian, orientasi, gubahan massa, sistem struktur,

sampai pada utilitas bangunan.

Tahap VI : Konsep Perencanaan dan Perancangan

Mengungkapkan hasil analisa yang berupa konsep perencanaan dan perancangan sebagai

(28)

commit to user

II | 1

ÞßÞ ××

Ì×ÒÖßËßÒ ÌÛÑÎ× ÜßÒ ÍÌËÜ× ÕßÍËÍ

ÐËÍßÌ ÕÛÝßÒÌ×ÕßÒ ÜßÒ ÕÛÞËÙßÎßÒ

Tinjauan teori dalam bab ini merupakan ¾¿½µ¹®±«²¼ µ²±©´»¼¹» yang berkaitan dengan tema

pembahasan. Dimana nantinya menjadi rambu-rambu atau arah dalam pengumpulan data, sekaligus menjadi

dasar dalam menganalisa. Tinjauan yang akan dipaparkan meliputi tinjauan tentang kecantikan dan

kebugaran, serta tinjauan tentang suasana alami yang menjadi penekanan bahasan. Sedang studi kasus

merupakan pembanding serta masukan dalam menganalisa.

××òïò Ì×ÒÖßËßÒ ÕÛÝßÒÌ×ÕßÒ ¼¿² ÕÛÞËÙßÎßÒ ××òîòïò л²¹»®¬·¿² Õ»½¿²¬·µ¿²

Kalau selama ini kaum wanita sering merasa tidak cantik hanya karena hidungnya tidak mancung,

berkulit cokelat atau berbadan besar, maka definisi kecantikan sejati mungkin akan membuat wanita dengan

fisik ’biasa’ memiliki kepercayaan diri berlipat ganda. Berikut ini beberapa opini tentang makna kecantikan :

Õ»½¿²¬·µ¿² merupakan suatu perwujudan keindahan luar dan dalam, dimana luar adalah kecantikan

fisik, sedang dalam adalah kecantikan batin.1

Õ»½¿²¬·µ¿² adalah lambang kewanitaan yang menjamin kesejahteraan lahir dan batin bagi wanita.2

Pengertian Õ»½¿²¬·µ¿² bukan sekedar kosmetik yang dipoleskan saja melainkan merupakan

penampilan pribadi wanita seutuhnya yang didukung oleh pembinaan secara lahir batin yang dipadu dengan

keluwesan sikap dan perilaku diri.3

Jadi kecantikan wanita tidak akan lepas dari dua dimensi yaitu dimensi lahir dan batin dan dimensi

raga dan jiwa. Untuk kecantikkan fisik setiap wanita bisa mensiasatinya dengan berbagai macam cara, dari

yang tradisional sampai yang modern. Tapi mesti diingat, kecantikan fisik hanya bagian terkecil dari kecantikan

hakiki. Justru sebagian besar kecantikan itu ada di dalam jiwa dan hati. 4

Ada juga yang mengartikan kecantikan sebagai suatu keadaan inderawi (kasadmata) atau maknawi

yang indah yang mengajak untuk menerima sesuatu secara baik dari hal-hal yang mendorong jiwa untuk

menyukai dan mencintainya. Yang dimaksud cantik oleh beberapa sumber salah satunya adalah tampil

menarik dengan penuh keagungan, yang dengan itu perempuan bisa mengangkat harkat dan martabatnya.

Artinya cantik dalam pengertian ini bukan justru membuat seseorang perempuan hanya dijadikan obyek

pelecehan yang merendahkan. Itulah kecantikan hakiki yang lahir dari pemahaman yang benar tentang hakikat

kekuatan Tuhan dalam segenap ufuk alam ini (²¿¬«®¿´ °±©»®) dan didalam diri manusia sendiri (·²²»® ¾»¿«¬§).5

1 Ning Harymawan, Hias Rias, Kecantikan dan Cara Memeliharanya, Bhatara Karya Aksara, Jakarta, 1998 2

Anita , EF EKel, Ilmu Kecantikan dan Kesehatan Masa Kini, Karya Utama Jakarta, 1997

3

BRA Moeryati Sudibyo, Kecantikan Perempuan Timur

4

Cantik islami, M.Kamil Hasan al-Mahami, Almahira, Jakarta, 2006

(29)

commit to user

II | 2

Bagaimanapun orang memahami dan mengartikan kecantikan, kecantikan tetap memiliki tempat,

peran dan fungsi tersendiri. Lebih-lebih pada diri seorang wanita. Tapi perlu diingat kecantikan itu tidak hanya

terbatas pada penampilan fisik semata. Kecantikan fisik hanya bagian terkecil dari kecantikan sebenarnya.

Sebab bagian terbesar dari kecantikan itu terletak pada kecantikan batin (·²²»® ¾»¿«¬§).

· Õ»½¿²¬·µ¿² Ô«¿® øÑ«¬»® Þ»¿«¬§÷ 6

Memang ada yang bilang kecantikan itu relatif, namun ada juga yang memberikan ukuran bahwa

kecantikan merupakan perpaduan harmoni, keseimbangan, dan keselarasan. Ada kecantikan luar

(±«¬»® ¾»¿«¬§) yang menyangkut fisik, seperti kulit, wajah, dan bentuk; tetapi yang lebih penting lagi

adalah kecantikan dalam (·²²»® ¾»¿«¬§) yang berhubungan dengan seluruh kepribadian dan dimensi

psikis-rohani dan lebih abadi sifatnya.

Kendati begitu, baik kecantikan luar (±«¬»® ¾»¿«¬§) maupun kecantikan dalam (·²²»® ¾»¿«¬§) memiliki

nilainya sendiri dan tidak perlu diabaikan, karena keseluruhan kecantikan wanita terletak pada sifatnya

yang tidak terduga. Kecantikan luar memang lebih langsung menonjol dan tampak, misalnya pada

wajah, paras, bentuk dan kulit. Karenanya, kulit, terutama kulit wajah banyak yang memperlakukannya

bagaikan sebuah tanaman: perlu dipelihara, disiram, diberi pupuk supaya subur, dengan cara

memakai kosmetik atau pergi ke klinik bedah kosmetik.

· Õ»½¿²¬·µ¿² Ü¿´¿³ øײ²»® Þ»¿«¬§÷

Inner beauty, merupakan kata yang sudah melekat dalam telinga kaum perempuan. Pengertian inner

beauty jika kita artikan kedalam bahasa Indonesia yaitu "kecantikan bagian dalam". Inner beauty

biasanya di sebut juga kecantikan batiniah. Inner beauty atau kecantikan batiniah itu tidak berwujud.

Sesuatu yang tidak terlihat mata, tidak dapat dikatakan cantik atau jelek.7

Inner beauty seorang wanita adalah suatu 'kecantikan' yang tidak bisa dilihat jika hanya

mengandalkan mata saja. Maksudnya sesuatu yang seringkali tak kasat mata, namun sebenarnya

sangat indah dan tersimpan di balik fisik sang wanita. 'Kecantikan' itu sendiri dapat berupa kepribadian

yang baik dan menyenangkan, kecerdasan, keterampilan/keahlian tertentu, keberanian, kepedulian

pada sesama, dan lain sebagainya yang akan memberikan nilai tambah pada diri sang wanita.

Kesempurnaan jiwa yang merefleksikan kecantikan (atau ketampanan) hakiki seseorang bisa dilihat

dari perilakunya.8

Ada juga yang mengartikan inner beauty adalah kacantikan yang memanfaatkan energi kekuatan

Tuhan yang berada di dalam diri manusia. Keduanya dapat diraih dengan berbagai cara. Kecantikan

alamiah maupun inner beauty, keduanya sangat tergantung dengan kekuatan sugesti dalam

memunculkan kecantikan seorang perempuan, sugesti yang mengiringi dua kecantikan tersebut

melahirkan tampilan menarik penuh keagungan.9

6

www.Samaggi-phala.or.id, Maret 2007

7

www.Pemuda_rehobot.co.id, Februari 2009 8 www.Samaggi-phala.or.id, Maret 2007

(30)

commit to user

II | 3

Kecantikan yang penting adalah dari dalam. Kecantikan abadi itu muncul dari dalam diri, dari hati dan

pikiran yang tenang. Kecantikan dalam (·²²»® ¾»¿«¬§), sebagaimana ungkap Plato, tidak pernah

menempel pada sesuatu yang berdaging. Kecantikan seperti itulah yang disebut inner beauty. Suatu

kecantikan yang terpancar dari pribadi mempesona. Kecantikan yang hakiki tercermin dari hati yang

bersih, tergambar dari akhlak yang mulia dan terbentuk dari kecerdasan akal.

Meskipun masih dibutuhkan langkah panjang untuk perubahan makna kecantikan di dalam

masyarakat yang dikuasi industri iklan dan media, setidaknya mereka para wanita dapat

mendefinisikan dan memperluas definisi real ¾»¿«¬§ yang selama lima puluh tahun terakhir pengertian

cantik telah dipersempit menjadi sekedar urusan fisik. Cantik itu lebih dari hati dan percaya diri. Cantik

apa yang dikatakan di ·²²»® ¾»¿«¬§ adalah kecantikan ¾»½¿«-» §±« ¿®» ª»®§ ²·½» ¬± ±¬¸»®-. Peduli dan

punya empati, peduli dengan lingkungan sekitar.

· ß²¬¿®¿ Õ»½¿²¬·µ¿² ß´¿³· ¼¿² Õ»½¿²¬·µ¿² Í·²¬»-·-10

Natural beauty atau kecantikan alamiah disini tidak diartikan sebagai kecantikan ”dari sononya” karena

jika kecantikan alamiah diartikan seperti itu bisa dikatakan hampir semua wanita sesungguhnya cantik

alami. Disini, natural beauty diartikan sebagai suatu kecantikan yang lahir dari usaha menyelaraskan

diri dengan alam yaitu dengan cara mengambil kekuatan Tuhan yang berada diluar diri manusia.

Adapun pengertian yang lebih sempit adalah kecantikan yang dibangun dengan menggunakan

bahan-bahan alamiah (bukan kimiawi/ sintesis). Usaha membangun natural beauty merupakan usaha

memanfaatkan empat unsur yang ada di alam yaitu tanah, air, api dan udara.

Seperti yang telah disebutkan diatas, natural beauty atau kecantikan

Gambar

Tabel I.2. Fasilitas Kecantikan dan Kebugaran di Surakarta
Tabel I.3. Metode Pengolahan Data
Tabel II.1 .Pantulan dan Penyerapan Suatu Bahan
Tabel II.3. Hubungan antara Kebutuhan Manusia dan Lingkungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem klasifikasi data nasabah ini digunakan untuk menampilkan informasi klasifikasi lancar, kurang lancar atau tidak lancarnya calon nasabah dalam membayar premi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol yaitu kotoran sapi (A) dan tiga perlakuan yaitu kulit pisang dan kotoran sapi (B), ampas tahu dan kotoran sapi (C) dan ampas

Pengusaha (UKM) yang akan melakukan kegiatan bisnis tetapi tidak mempunyai modal, maka dapat bekerja sama dengan bank syariah untuk memperoleh dana/pembiayaan berdasarkan

Ada band di yogya merupakan rangkaian“LA Lights Concert 2005”/ di 30 kota // Ada band tampil lebih dulu dengan formasi Krishna (Keyboard) / Dika (Bas) / Donnie (Vokal) /

Sementara/ pedagang buku dijanjikan untuk mendapatkan tempat berjualan yang. berlokasi di dekat

Pada model sederhana dimana input SMS dan output SMS kecil jumlahnya dan dapat ditampung didalam sebuah telepon seluler maka dapat dilakukan komunikasi antara komputer dengan

Untuk bayi yang lahir di RS/RB polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain). 1 bulan Hepatitis