SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
Raya Citra Priatama
0906674
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Raya Citra Priatama, 2014
PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS BENTUK SPLIT JUMP dan KNEE TUCK
JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI dan
DUKUNGANNYA TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA
Oleh
Raya Citra Priatama
NIM : 0906674
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Raya Citra Priatama Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Nama : Raya Citra Priatama
Nim : 0906674
Judul : Pengaruh Latihan Plyometrics Bentuk Split Jump dan Knee-tuck Jump Terhadap peningkatan Power Otot Tungkai dan Dukungannya Terhadap Hasil Shooting Pada Cabang Olahraga Sepakbola
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I,
(Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd.) NIP: 196210231989031001
Pembimbing II,
(Iman Imanudin, M.Pd) NIP: 197508102001121001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS BENTUK SPLIT JUMP DAN
KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT
TUNGKAI DAN DUKUNGANNYA TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA
Raya Citra Priatama1; Boyke Mulyana2; Iman Imanudin3
Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia Priatama17@gmail.com
Abstrak
Permasalahan yang penulis ajukan pada penelitian ini mengenai bentuk latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dan peningkatan hasil Shooting . Ada dua bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai dan hasil Shooting. Dalam permainan sepakbola power otot tungkai sangat penting dikuasai terutama untuk mendukung hasil Shooting. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai ” Pengaruh Latihan Plyometrics bentuk Split Jump dan Knee-tuck Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai dan Dukungannya Terhadap Hasil Shooting Pada Cabang Olahraga Sepakbola”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel, sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SSB KPAD Gegerkalong bandung KU-15 sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes Vertical Jump dan tes Shooting dalam permainan sepakbola.
Effect of Plyometrics Exercises Split Jump and Knee-tuck Jump to Increased Leg Muscle Power and His Support of the Shooting on Football
Raya Citra Priatama1; Boyke Mulyana2; Iman Imanudin3
Coach Faculity Of Sport
Indonesia University Of Education
Abstract
The problems that the autors of this study proposed on the exercise to increase leg muscle power and an increase in the shooting. There are two forms of exercise that can be used to improve limb muscle power and shooting results. Therefore the researcher wantsnto conduct research on " Effect of Plyometrics Exercises Split Jump and Knee-tuck Jump to Increased Leg Muscle Power and His Support of the Shooting on Football". The research method used was experimental method with a sampling technique, sampling saturated. Samples in this study were
students of SSB KPAD Gegerkalong Bandung KU-15 by 20 peoples. Instrument used was a Vertical Jump test and Shooting test of football. Based on results of data processing and analysis of the calculation results with tests of significance increase in both groups performed exercises using a significance test trials the average similarity of the two parties that the t test. Conclusions of this research is to use a form of exercise workout Split Jump effect in improving leg muscle power and an increase in the shooting on football. Exercise using the form Knee-tuck Jump also give effect to improve limb muscle power and increase in the shooting o football. While to determine differences in improvement group work exercise test samples using the average similarity of two trials of parties that the t test. Conclusion from this research is that there is a significant difference between Split Jump and Knee-tuck Jump to the improvement of leg muscle power to support the Shooting and a more significant, Split jump to increase leg muscle power and support the improvement of the shooting in football. Suggested to Coach, trainers, and the reader to provide training of the Split Jump of exercise in order to improve limb muscle power and to improve Shooting result in the
implementation of it's training program.
Raya Citra Priatama, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Pembatasan Masalah ... 7
F. Sruktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 9
a. Hakikat Kondisi fisik... 9
b. Hakikat Power ... 12
c. Hakikat Metode Pelatihan Plyometrics ... 16
d. Prinsip Latihan ... 17
e. Hakikat Latihan Split Jump ... 19
f. Hakikat Latihan Knee-tuck Jump ... 21
g. Sepakbola ...………. 22
h. Hakikat Shooting ... 23
B. Anggapan Dasar... ……… 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 29
C. Desain Penelitian ... 30
D. Batasan Operasional ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Prosedur Pelaksanaan Tes……… 33 G. Pelaksanaan Latihan ... 37
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 42
a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku... 42
b. Uji Normalitas Menggunakan Uji Lilliefors ... 43
c. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi….. 45
B. Pengujian Hipotesis ... 46
C. Diskusi Penemuan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52
B. Saran-saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ………. 54
LAMPIRAN ... 57
Raya Citra Priatama, 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan sepakbola tergolong kegiatan olahraga yang sebetulnya sudah
tua usianya, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, akan tetapi sepakbola
sudah dimainkan ribuan tahun yang lalu. Inggris adalah salah satu negara yang
paling tepat dijadikan kiblat persepakbolaan modern. Banyak yang sependapat
bahwa perkembangan sepakbola di Inggris mengawali reformasi sepakbola dunia.
Sepakbola merupakan salah satu olahraga permainan beregu yang paling
digandrungi dan menyita perhatian masyarakat dunia. Dari mulai anak-anak
sampai orang dewasa semua sangat menggemari sepakbola. Apalagi dalam
perkembangannya saat ini banyak muncul perkumpulan atau klub-klub sepakbola
di masyarakat, baik itu untuk rekreasi ataupun prestasi. Dalam permainan
sepakbola suatu tim sering dikatakan dengan sebutan kesebelasan karena memang
satu tim terdiri dari sebelas pemain termasuk salah satunya seorang penjaga
gawang. Hal ini dikemukakan juga oleh Sucipto, dkk. (2000:7) : "Sepakbola
merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain,
dan salah satunya penjaga gawang".
Permainan sepakbola merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua regu
yang masing-masing regu beranggotakan sebelas orang. Suatu kesebelasan
dikatakan baik apabila memiliki pemain-pemain yang memiliki kemampuan
kerjasama, penguasaan teknik dasar, dan kemahiran menguasai jalannya
pertandingan. Untuk mendapatkan organisasi permainan yang baik maka
diperlukan penguasaan semua aspek di atas. Ada beberapa teknik dasar yang perlu
dikuasai dalam permainan sepakbola seperti yang dijelaskan oleh Usli dkk.
(2008:36) :
bermacam-macam teknik yang lebih bervariasi disesuaikan dengan fungsi dan tujuannya dalam situasi pertandingan.
Seperti diketahui bahwa sepakbola merupakan olahraga permainan yang
dapat menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan aktif, di luar
kewenangan seorang penjaga gawang yang dapat memainkan bola dengan tangan
pada area kotak penalti. Kaki merupakan bagian tubuh dominan dalam
teknik-teknik dasar sepakbola, diantaranya passing,dribbling,controlling, dan shooting.
Menurut Koger (2005:19) : "Mengoper berarti memindahkan bola dari kaki anda
ke kaki pemain lain, dengan cara menendangnya". Selain untuk mengoper, dari
sudut pandang penyerangan tendangan juga digunakan untuk tujuan mencetak gol.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Mielke (2003:67) mengungkapkan : "Seorang
pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya
mengembangkan sederetan teknik shooting yang memungkinkannya untuk
melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di
lapangan"
Tendangan ke gawang atau shooting yang dimaksud disini adalah
tembakan dengan menggunakan kaki dari luar kotak penalti ataupun dalam area
penjaga gawang. Meskipun akurasi dalam shooting itu sangatlah penting namun
pada kenyataannya porsi latihan menembak ke gawang sering diabaikan, sehingga
sering terjadi kegagalan dalam menembakan bola ke gawang lawan pada saat
memiliki kesempatan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain ; timing
tidak tepat, kecepatan tembakan yang lemah, dan posisi badan yang tidak tepat
untuk melakukan tembakan.
Tendangan ke gawang memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi.
Nelson (1983) dalam Usli, dkk. (2008:41) mengemukakan :
1. Tentukan jarak sasaran yang diinginkan 2. Pandangan terhadap bola
3. Perhatikan teknik menendang baik bola diam ataupun bergerak 4. Tubuh, khususnya kaki yang akan menendang tetap rileks 5. Gunakan lengan untuk menjaga keseimbangan
3
Raya Citra Priatama, 2014
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kekuatan yang cepat dari ayunan
tungkai atau power tungkai. kekuatan yang cepat pada tungkai (power tungkai)
yang dimaksud disini adalah kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot
tungkai dalam waktu yang singkat, atau hasil penggabungan dari kontraksi otot
dan kecepatan. ). Harsono (1988:200) mengemukakan bahwa: “Power adalah
kemampuan otot dalam mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang
sangat cepat”. Sedangkan Persunay (1994:2) menjelaskan bahwa:
Power (speed strength) adalah kemampuan system neuromascular menghasilkan kekuatan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau dapat juga diartikan sebagai kemampuan system neuromascular untuk mengatasi tahanan dengan kecepatan kontraksi yang setinggi-tingginya.
Disini peneliti mengambil tungkai sebagai salah satu otot untuk
mengembangkan salah satu komponen kondisi fisik yaitu power. Tungkai
merupakan fondasi tubuh manusia untuk menopang banyak kegiatan dan lebih
luas daripada itu, otot tungkai berperan sangat penting dalam hampir semua
macam cabang olahraga. Tungkai termasuk ke dalam kelompok anggota
kelompok rangka anggota badan. Mengenai pentingnya tungkai, Achmad Damiri (1992:63), menjelaskan: “Tungkai sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, menahan berat badan bagian atas, dapat memindahkan tubuh (bergerak), dapat menggerakan tubuh ke arah atas, dapat menendang dan lain sebagainya.”
Otot tungkai bagian atas terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian depan
dan bagian belakang. Rai (2006:70) menjelaskan otot tungkai bagian depan
sebagai berikut:
Peran serta dari power otot tungkai sangat menentukan karena berfungsi
untuk mengayunkan kaki tendang dari arah belakang ke depan dan dilakukan
dengan sangat cepat dalam waktu yang relatif singkat. Guna mendapatkan
tendangan yang cepat dan keras dibutuhkan faktor kondisi fisik yaitu power
(kekuatan yang cepat). Menurut Scheunemann (2012:147) :"Power besar
pengaruhnya terhadap kekuatan dan kecepatan tembakan".
Untuk latihan power bisa dilakukan dengan latihan beban (weight training)
baik itu dengan internal resistance maupun eksternal resistance dan
latihan-latihan plyometrics. Dalam latihan-latihan beban (weight training) ada beberapa alat dan
bentuk latihan yang bisa digunakan untuk melatih power tungkai, diantaranaya
leg press, squat, leg extention, leg curl, lunges, front squat, side squat, calf
raise. Sedangkan latihan plyometrics dapat menggunakan bentuk latihan box
jump, split jumps, jumping, knee tuck jump dll. .
Plyometrics adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan
menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan
gerakan-gerakan eksplosif. Radcliffe (1999:1) menyatakan : "Plyometrics is a method of
developing explosive power. It is also an important component of most athletic
performances", atau terjemahannya adalah : 'Pliometrik merupakan metode untuk
meningkatkan daya ledak. Selain itu, juga merupakan komponen penting dalam
kinerja atletik.'
Peneliti akan mengambil bentuk Split Jump dan Knee-tuck Jump sebagai
latihan untuk meningkatkan power otot tungkai karena keduanya termasuk dalam
bentuk latihan metode Plyometrics, terlebih gerakan Split jump mirip dengan
ayunan kaki pada saat melakukan shooting.
Pelaksanaan latihan plyometrics dengan bentuk Split Jump dimulai
dengan posisi split dengan satu kaki ke depan dan satu kaki kebelakang. Chu
(1992:2) menjelaskan : "lompatan dilakukan dan diselesaikan di tempat yang
sama". Kemudian latihan lain yang dapat meningkatkan power otot tungkai adalah
5
Raya Citra Priatama, 2014
menolak pada tanah untuk meloncat dan mendarat dengan mengeper . Seperti
yang dikemukakan oleh Radcliffe (1999:52):
Begin by rapidly dipping down to about the quarter squat and immediately explode upward. Drive the knees high toward the chest and attempt to touch them to palms of the hands. Upon landing repeat the sequence, each time driving knees upward and tucking the feet under the body. Perform multiple sponses at a rapid rate with minimal ground contact.
Latihan Knee tuck jump berpengaruh pada otot gluteus, gastrocnemius,
quadriceps, hamstring dan hip flexors.
Oleh karena adanya pertimbangan untuk membandingkan dua bentuk
latihan ini sesuai dengan prinsip spesifikasi, maka peneliti menganggap penting
dan tertarik untuk melakukan penelitian dari dua bentuk latihan di atas. Selain itu,
untuk mengetahui manakah dari dua bentuk latihan tersebut yang lebih sepesifik
terhadap peningkatan power otot tungkai serta mendukung untuk meningkatkan
kecepatan laju bola hasil tembakan (shooting). Sehingga peneliti mengambil
judul, yaitu : PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS BENTUK SPLIT JUMP
dan KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT
TUNGKAI dan DUKUNGANNYA TERHADAP HASIL SHOOTING PADA
CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah latihan Split Jump dapat memberikan pengaruh terhadap
peningkatan power otot tungkai pada cabang olahraga sepakbola ?
2. Apakah latihan Knee-tuck Jump dapat memberikan pengaruh terhadap
peningkatan power otot tungkai pada cabang olahraga sepakbola ?
3. Manakah dari Split jump atau Knee-tuck Jump yang secara spesifikasi
gerakan lebih mendukung terhadap hasil shooting pada cabang olahraga
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah latihan Split Jump dapat memberikan pengaruh
terhadap peningkatan power otot tungkai pada cabang olahraga sepakbola?
2. Untuk mengetahui apakah latihan Knee-tuck Jump dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada cabang olahraga
sepakbola ?
3. Untuk mengetahui manakah dari Split jump atau Knee-tuck Jump yang
secara spesifikasi gerakan lebih mendukung terhadap hasil shooting pada
cabang olahraga sepakbola ?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian tujuan penelitian di atas penulis mengharapkan bahwa
penelitian ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa FPOK khususnya dan
umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga sepakbola.
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat menjadi sumbangan ilmu dan pengetahuan tambahan
di dalam sepakbola, khususnya untuk pengembangan di bidang kondisi fisik juga
dalam aspek teknik. Selain itu, dapat memberikan sumbangsih bagi lembaga
dalam mengembangkan ilmu keolahragaan.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para insan
olahraga, baik itu pengurus, pelatih, dan juga untuk para pemain sepakbola itu
sendiri untuk dapat di gunakan sebagai pedoman dalam pelatihan dari segi kondisi
7
Raya Citra Priatama, 2014
terhadap peningkatan power otot tungkai dan dukungannya terhadap peningkatan
hasil Shooting.
E. Pembatasan Masalah
Batasan penelitian merupakan elemen yang sangat penting dalam penelitian
karena dengan mengetahui batasan dalam penelitian, maka kita bisa lebih efektif
dan efisien dalam melakukan penelitian tersebut. Lebih lanjut dijelaskan
mengenai batasan penelitian, Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membatasi penelitian ini sebagai
berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan Split Jump dan Knee-tuck
Jump.
2. Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini yaitu peningkatan power otot tungkai dan dukungannya
terhadap hasil shooting.
3. Populasi dan sampel : populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB KPAD
Bandung KU-15. Sedangkan sampelnya dengan menggunakan teknik
sampling jenuh, maka peneliti mengambil 20 orang siswa. Kelompok A dan
B, 10 orang menggunakan program latihan dan yang 10 orang lagi tanpa
menggunakan program latihan.
4. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan power otot
tungkai dan dukungannya terhadap hasil shooting.
Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab
dan bagian bab dalam suatu suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur
organisasi dirinci sebagai berikut:
BAB I yang memuat tentang a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah,
c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian, e) Batasan penelitian, dan f)
Struktur organisasi skripsi.
BAB II menerangkan tentang a) Hakikat kondisi fisik, b) Hakikat metode
pelatihan Plyometrics, c) Hakikat Power, d) Hakikat Shooting, e) Prinsip
latihan, f) Hakikat latihan Split Jump, g) Hakikat latihan Knee-tuck
Jump, h) Sepakbola.
BAB III berisi penjabaran mengenai a) Metode penelitian, b) Populasi dan
Sampel, c) Penentuan kelompok sampel, d) Desain penelitian, e)
Definisi penelitian, f) Instrument penelitian, g) Prosedur pelaksanaan
penelitian, h) Pelaksanaan latihan, i) Tempat dan Waktu Pelaksanaan, j)
Program latihan, k) Prosedur pengolahan data.
BAB IV membahas mengenai a) Hasil pengolahan data dan analisis data, b)
Pengujian hipotesis, dan c) Diskusi penemuan.
BAB V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil
Raya Citra Priatama, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, penulis memerlukan
penganalisaan dan metode penelitian yang tepat. Jenis metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, metode ini digunakan atas dasar
pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu
untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di
samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat yang diselidiki atau diamati.
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan
simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
keadaan. Hal ini dijelaskan oleh t Surakhmad (1990:13) metode adalah:
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari suatu penyelidikan.
Hal lain mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2013:72) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengangkat tema utama yaitu “Pengaruh latihan plyometrics bentuk split jump dan knee tuck jump terhadap peningkatan power otot tungkai dan dukungaannya terhadap hasil shooting”. Suatu penelitian eksperimen yang mempunyai faktor yang dicobakan, dalam hal
plyometrics yang merupakan latihan split jump dan knee tuck jump, dan
pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai pada hasil
shooting sebagai variabel terikat.
B.Populasi Dan Sampel
Populasi menurut Sugiono (2013:80) adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Sepakbola KPAD Bandung sebanyak 20 orang. Populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Mengenai
hal ini, Sugiono (2008:118) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat teknik sampling yang
digunakan. Berkaitan dengan teknik sampling, Sugiono (2008:119) menjelaskan
bahwa:
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi, simple random, proportionate starfied random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, smapling jenuh, dan snowball sampeling.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampling jenuh dalam menentukan sampelnya. Berikut adalah penjelasan
mengenai sampling jenuh menurut Sugiono (2008:124) :
39
Raya Citra Priatama, 2014
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generilasasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Mengenai penggunaan teknik seperti itu, maka diperoleh sampel sebanyak
20 orang.
C.Desain Penelitian
Desain dalam penelitian digunakan untuk melihat tahapan penelitian
secara efektif dan efisien. Lebih lanjut Arikunto (2006: 51) memaparkan : " desain
(design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancar-ancar yang akan dilaksanakan". Dalam penelitian eksperimen
banyak sekali desain yang dipilih untuk digunakan. Penggunaan desain tersebut,
disesuaikan dengan aspek penelitian dan pokok masalah yang akan diungkapkan.
Atas dasar hal tersebut penulis menggunakan desain pre-test and post-test control
group design.
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut
post-test.
Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen.
Gambar 3.1.
Desain Penelitian (Sumber: Lutan,dkk. 2007:161)
Keterangan:
Kelompok eksperimen (A) O1 X1 O2
A : Kelompok Split Jump B : Kelompok Knee-tuck Jump O1 : Tes Awal
X1 : Treatment (Split Jump)
X2 : Treatment (Knee-tuck Jump)
O2 : Tes Akhir
Sedangkan langkah pengumpulan data sebagai berikut :
Gambar 3.2.
Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian
D. Batasan Operasional
Sampel
Treatment/Perlakuan
Tes Awal (Vertical Jump dan Shooting) Populasi
Tes akhir (Vertical Jump dan Shooting)
Pengolahan dan Analisis Data
Split Jump Knee-tuck Jump
[image:19.595.135.490.264.641.2]41
Raya Citra Priatama, 2014
Beberapa istilah dalam penelitian ini harus diberikan batasan yang sangat jelas guna memahami beberapa istilah sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:66). Dalam penelitian ini adalah pengaruh
latihan plyometrics terhadap peningkatan power otot tungkai dan
dukungaannya terhadap hasil shooting.
2. Sepakbola menurut Sucipto,dkk. ( 2000:7 ) sepakbola adalah “ permainan beregu dengan tujuan mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya
dan mempertahankan gawang agar tidak kemasukan bola. Jumlah pemain
masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan dimainkan dalam dua babak dengan waktu satu babak 45 menit.” 3. Power merupakan penggabungan dari kecepatan dan kekuatan. Menurut
Harsono (1988:200) dalam bukunya Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching : “ Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Kemudian Sajoto (1988:55) mengungkapkan hal yang sama bahwa : "Power adalah kemampuan melakukan gerakkan secara eksplosif”.
4. Latihan beban menurut Harsono ( 1988:185) dalam dalam bukunya Coaching
dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching : "Latihan beban adalah
latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk
menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti
misalnya memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu
cabang olahraga, dan sebagainya.
5. Latihan menurut Harsono (1988:176) adalah : " Proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan hari ke
hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya".
6. Plyometrics menurut Chu (1992:1) adalah : "Latihan yang memungkinkan
otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat
6. Pelaksanaan latihan plyometrics dengan bentuk Split Jump dimulai dengan posisi split dengan satu kaki ke depan dan satu kaki kebelakang
7. Knee-tuck Jump adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan cara melakukan 1 kali lompatan ke atas dengan 2 tungkai diangkat sampai setinggi dada.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan pedoman peneliti dalam mengumpulkan
data dari lapangan, sementara peneliti sendiri merupakan instrumen terkait dalam
penelitian. Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data, data
tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir
eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui
pengaruh hasil perlakuan.
Untuk mengetahui data kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis menggunakan tes prestasi atau “achievement test”. Arikunto (1997:125) menjelaskan tentang tes prestasi sebagai berikut: “tes prestasi atau achievement tes, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapain seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Instrument pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai latihan untuk pelatihan dan salah satu item tes
untuk mengetahui peningkatan power otot tungkai yaitu dengan menggunakan
Vertical jump dan tes Shooting.
F. Prosedur Pelaksanaan Tes
Untuk lebih jelasnya mengetahui instrument penelitian ini maka penulis
menjelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data diperoleh dari:
a. Tes awal sampel diuji seberapa tinggi untuk lompatan vertical jump
dan seberapa tepat dan cepat gerakan kaki dalam menyepak bola ke
43
Raya Citra Priatama, 2014
b. Tes akhir sampel juga diuji seberapa tinggi untuk lompatan vertical
jump dan seberapa tepat dan cepat gerakan kaki dalam menyepak bola
ke sasaran setelah program latihan diselesaikan.
2. Alat dan perlengkapan: a) Lapangan sepakbola b) Bola, c) Gawang, d)
Nomor-nomor, e) Tali, f) Stopwatch, g) Bedak atau tepung untuk memberi
tanda lompatan vertical jump, h) Alat ukur meteran untuk menguji lompatan
vertical jump dan jarak pada saat melakukan shooting.
3. Pelaksanaan tes:
a. Untuk tes awal, dicari kemampuan power otot tungkai dengan cara
vertical jump kemudian melakukan tes shooting ke arah gawang
dengan jarak 16,5 m.
b. Untuk tes akhir, menguji kemampuan power otot tungkai dan hasil
shooting ke arah gawang setelah program latihan diselesaikan, dan
pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
Tes Vertical Jump
1. Alat ukur meteran untuk mengukur lompatan vertical jump
dipersiapkan untuk mengukur seberapa tingginya lompatan.
2. Sampel melakukan vertical jump secara bergantian yang sebelumnya
jari-jari sampel diberi Bedak atau tepung untuk memberikan tanda
seberapa tinggi sampel itu melompat.
3. Terlebih dahulu ujung jari sampel diolesi dengan bedak.
4. Sampel berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
pada sisi kanan/ kiri badan sampel. Angkat tangan yang dekat dinding
lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga
meninggalkan bekas jari.
5. Untuk gerakan, sampel mengambil awalan dengan sikap menekukan
meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan
yang terdekat sehingga menimbulkan bekas.
6. Tes vertical jump dilakukan sebanyak 3 kali dan hasil yang terbaik
yang di ambil sebagai hasil akhir.
Koefisien reliabilitas 0,93 dan validitas 0,78.
Gambar 3.3. Vertical Jump (Dokumen Pribadi)
Tes Shooting
Tes Shooting menurut Nurhasan (2007:213) adalah :
Tujuan :
Mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam
menyepak bola ke sasaran.
Alat yang digunakan :
1. Bola
2. Stopwatch
3. Gawang
4. Nomor-nomor
[image:23.595.251.401.232.448.2]45
Raya Citra Priatama, 2014
Petunjuk pelaksanaan :
1. Testee berdiri di belakang bola yang diletakan pada sebuah titik
berjarak 16,5 m di depan gawang/sasaran.
2. tidak ada aba-aba dari testee
3. Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
1. bola keluar dari daerah sasaran
2. Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 m dari sasaran
Cara menskor :
1. Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam
tiga kali kesempatan.
2. Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran,
maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.3. berikut ini :
7 5 3 1 3 5 7
78 90 103 185 103 90 78
[image:24.595.158.473.413.671.2]16,5 cm
Gambar 3.4
G. Pelaksanaan Latihan
Perencanaan latihan atau program latihan adalah penunjang untuk
mendapatkan data yang baik dalam peneletian ini. Dalam pelaksanaan penelitian
ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A melakukan latihan Split
jump, dan kelompok B melakukan latihan Knee tuck jump .
Pelaksanaan latihan dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan.
Harsono (1988:233) menjelaskan mengenai pre season (musim persiapan) sebagai
berikut:
Latihan-latihan dalam musim persiapan ini yaitu musim jauh sebelum pertandingan, dimulai sebelum 10 bulan sebelum pertandingan utama diselenggarakan. Pada saat itu atlet biasanya belum berada pada kondisi yang baik. Oleh karena belum memiliki kondisi yang baik, maka dengan sendirinya mereka belum bisa dilatih secara intenfif dan untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam musim latihan ini para atlet terutama mempersiapkan fisiknya untuk menghadapi latihan-latihan yang lebih berat dalam musim-musim latihan berikutnya. Tekanan latihan dalam musim ini harus diberikan pada latihan-latihan untuk membentuk kekuatan, daya tahan, dan kelentukan tubuh.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal penulis melakukan penelitian
selama 1,5 bulan dengan frekuensi latihan tiap minggunya sebanyak tiga kali.
Seperti yang dikemukan oleh Harsono (1988:194):
Weight training sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu misalnya senin, rabu, jum’at, dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.
Pemberian penambahan beban latihan kepada sampel menggunakan perinsip
47
Raya Citra Priatama, 2014
Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horisontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan (ini adalah yang disebut unloading phase), yang maksudnya adalah untuk memberi kesempatan kepada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksudnya regenerasi adalah agar atlet dapat “mengumpulkan tenaga” atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan pisikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga 5-6. Setiap tangga disebut micro-cycle.
Dalam penelitian ini penulis melakukan latihan tiga kali dalam seminggu,
yaitu:
1. Rabu, pukul 14.00-16.00 WIB di Lapangan sepakbola KPAD Bandung.
2. Sabtu, pukul 14.00-16.00 WIB di Lapangan sepakbola KPAD Bandung.
3. Minggu, pukul 07.30-10.00 WIB di Lapangan sepakbola KPAD Bandung.
Latihan yang akan dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pemanasan,
latihan inti, dan pendinginan. Berikut ini uraian dari ketiga bagian latihan.
Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Sebelum latihan dimulai, penulis memberikan penjelasan tentang latihan
kondisi fisik, khususnya untuk peningkatan komponen power serta menjelaskan
dukungan power otot tungkai terhadap hasil shooting.
b. Pemanasan
Sebelum latihan inti dimulai, sampel harus melakukan pemanasan agar
terhindar dari cedera yang tidak diinginkan. Sampel melakukan pemanasan
dengan peregangan statis dan dinamis, kemudian melakukan gerakan samba.
Pemanasan dilakukan kurang lebih selama dua puluh menit. Pemanasan bertujuan
untuk mempersiapkan tubuh dan keadaan otot sebelum melakukan latihan inti, hal
ini sesuai dengan dengan pendapat Giriwijoyo (2007:154) yang menyatakan: “Pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan inti atau pertandingan”.
Pada latihan inti ini masing-masing kelompok sampel melakukan program
latihan yang telah diberikan oleh penulis. Kelompok A melakukan latihan Split
jump, dan kelompok B melakukan knee tuck jump.
d. Pendinginan
Setelah selesai melakukan latihan inti dalam pelaksanaan penelitian ini,
sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan
otot-otot. Pada pendinginan dilakukan dengan gerakan pasif secara berpasangan.
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah
data dan menganalisis data tersebut secara ststistik. Langkah-langkah pengolahan
data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari
Nurhasan (2002: 22) :
� =∑���
Arti dari tanda- tanda tersebut adalah : � = Rata rata hitung yang dicari ∑ = Jumlah dari
Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku, menurut Nurhasan (2002:36) :
� = √∑(� − �) � −
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut terdapat pada halaman 36 : S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
∑(X X)² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
49
Raya Citra Priatama, 2014 F =
Varians terkecil
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (� , � ) dengan taraf nyata (a) =0,5.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan adalah :
a. Pengamatan � ,� ,…Xn dijadikan bilangan baku � , � ,..Zn dengan menggunakan rumus :
� =�� − ��
(�dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk simpangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (��) = P (z ��)
c. Selanjutnya dihitung proporsi � , � ,..Zn��. Jika proporsi ini dinyatakan S(zi), maka :
Banyaknya � , � ,..Zn�� S(��) =
n
d. Menghitung selisih F (��) – S (��) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hopotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan rumus :
� = �̅ ��√� Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t = nilai t hitung yang dicari
�̅ = rata-rata nilai beda �� = simpangan baku n = jumlah sampel
6. Uji signifikansi perbedaan � = � −�
� = Simpangan baku
� = Jumlah sampel kelompok 1 � = Jumlah sampel kelompok 2 � = Nilai rata-rata kelompok 1 � = Nilai rata-rata kelompok 2
Raya Citra Priatama, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis skor dari latihan Split Jump dan
Knee-tuck Jump terhadap peningkatan power otot tungkai dan dukungannya terhadap
hasil Shooting pada cabang olahraga sepakbola, seperti yang sudah dijelaskan pada bab
III dan IV, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode Plyometrics
dengan menggunakan bentuk latihan Split Jump terhadap peningkatan
power otot tungkai pada cabang olahraga sepakbola.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode Plyometrics
dengan menggunakan bentuk latihan Knee tuck Jump terhadap peningkatan
power otot tungkai pada cabang olahraga sepakbola..
3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode Plyometrics
dengan menggunakan bentuk latihan Split Jump terhadap peningkatan hasil
Shooting pada cabang olahraga sepakbola.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode Plyometrics
dengan menggunakan bentuk latihan Knee tuck Jump terhadap peningkatan
hasil Shooting pada cabang olahraga sepakbola.
5. Terdapat perbedaan peningkatan hasil latihan antara bentuk latihan Split
Jump dan Knee-tuck jump terhadap peningkatan power otot tungkai dan
dukungannya untuk hasil Shooting pada cabang olahraga sepakbola.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, latihan dengan
menggunakan bentuk latihan Split Jump memberikan peningkatan yang
lebih signifikan dibandingkan dengan bentuk latihan Knee-tuck jump
terhadap peningkatan power otot tungkai dan lebih mendukung terhadap
Raya Citra Priatama, 2014 B. Saran-saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina dan pelatih agar mencoba bentuk latihan Split jump
untuk meningkatkan power otot tungkai, selain itu mendukung pula
terhadap peningkatan hasil Shooting.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek –
aspek teknik dan kondisi fisik, penulis menganjurkan untuk melakukan
penelitian yang berkenaan dengan hal- hal lainnya yang mempengaruhi
prestasi atlet pada cabang olahraga sepakbola.
3. Bagi pembaca pada umumnya agar dapat membaca penelitian ini untuk
menambah khazanah keilmuan.
4. Bagi Peneliti selanjutnya, berkaitan dengan penelitian yang penulis
lakukan diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian dengan
wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis masih merasa
memiliki banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena
Raya Citra Priatama, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik, Dzulfikar (2013). Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktifasi Neural Pada latihan Squat Terhadap peningkatan Power Otot Tungkai.Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bompa. (1983). Perioditation Theory and Method of Training. Ontario Canada. Kendal/Hunt Publishing Company
Bompa, Tudor O. (1990). Theory and Method of Training. Ontario Canada. York University. Kendal/Hunt Publishing Company
Bompa, T. O. (1999). Periodization Training for Sport. York University: Human Kinetics.
Chu, Donald (1992). Jumping Into Plyometrics.Illinois: Leisure Press
Giriwijoyo,Santosa (2007). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung. FPOK UPI
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Koger, Robert (2005). Latihan Dasar Andal sepakbola Remaja. Jakarta: diterjemahkan oleh Saka Mitra Kompetensi
Mielke, Danny (2003). Dasar-Dasar Sepakbola. Jakarta: diterjemahkan oleh Pakar Raya.
Nurhasan, dkk (2007). Model Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. FPOK UPI
Nurhasan, dkk (2002). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung. FPOK UPI
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. (2009). Materi Kursus Pelatih Sepakbola Lisensi "D", Jakarta: PSSI.
Persunay, Paulus L. (2005). Latihan Kecepatan dan Kekuatan. Jakarta : Komisi Pendidikan dan Penataran KONI Pusat
Radcliffe, James. (1999). Hight powered - plyometrics. human kinetics
Satriya, dkk (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.
Sheunemann, dkk (2012). Kurikulum & Pedoman Dasar Sepak Bola Indonesia. Jakarta : Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
Sholehudin, Indra (2014). Pengaruh Latihan Plyometrics Side Hop Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai dan dukungan Terhadap Keterampilan Juggling Freestyle Soccer. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Sucipto dkk. (2000).Sepakbola, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono (2013).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Raya Citra Priatama, 2014
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI.
Usli, L. dkk. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Sepakbola. Bandung:Pendidikan Kepelatihan Olahraga UPI.
Zafar, Dikdik, Sidik. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung. FPOK UPI.
A.2014.(online).duniafitnes.com,https://www.duniafitnes.com/muscle-building/legs,21Maret2014.
B.2014. (online).https://www.google.com,23Maret2014.
C.2014.(online).https:// endhine9685.wordpress.com/category/sport-science/,14April2014
D.2014.(online).https:// coach21khael.blogspot.com/2012/05history-it-was-not-until-1970s-that.html?m=1,14April2014
E.2014.(online).https:// www.jurnalskripsi.net/,14April2014
F.2014.(online).https:// eprints.uny.ac.id/../BAB%202%20-%200.../,18April2014