SKRIPSI
KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPRDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN
PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH
MADELISA 110522004
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS,
GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI
ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah
benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau
dituliskan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2013
ABSTRAK
KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).
ABSTRACT
ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE (IDX)
This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.
The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.
These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit
Margian dan Laba Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan
Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda M.CA. Sembiring dan Ibunda M.
Bangun atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus
sebagai sumber motivaasi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi
ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. M.Zainul Bahri Torong M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang
telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.
6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga
penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, kepada Abang Boy
Sukandi, S.H, Kakak Masrita, S.E., Abang Valentinus Tarigan S.Pd., dan Adik
tersayang Mungrosuta. Juga kepada sahabat-sahabat penulis Silorida, Sri
Justinaa, Santa, Nella, Nova, May, Rascel, Ica dan Ryan terima kasih atas doa
dan dukungannya.
Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka
dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, ...
Penulis,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTARCT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL. ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Batasan Masalah ... 7
1.3Perumusan Masalah ... 8
1.4Tujuan Penelitian ... 8
1.5Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ... 10
2.1.1 Pengertian... 10
2.1.2 Tujuan Laporan Kauangan ... 10
2.1.3 Manfaat Laporan Keuangan ... 11
2.1.4 Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan ... 12
2.1.4.1 Kompenen Laporan Keuangan ... 12
2.1.4.2 Karakteristik Laporan Keuangan ... 12
2.2 Arus Kas ... 17
2.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 17
2.2.2 Pelaporan Arus Kas ... 18
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 19
2.2.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 20
2.2.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 20
2.2.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 21
2.2.4.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 22
2.3 Laba Akuntansi ... 22
2.4 Gross Profit Margin ... 25
2.5 Prediksi Arus Kas ... 26
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
2.7 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 29
2.7.1 Kerangka Konseptual ... 29
2.7.2 Hipotesis Penelitian... 32
3.1 Desain Penelitian ... 33
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.2.1 Populasi Penelitian ... 33
3.2.2 Sampel Penelitian ... 34
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.5 Identifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 36
3.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian ... 36
3.5.2 Definisi Operasional dan Pengumpulan Data ... 37
3.6 Metode Analisis Data ... 38
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 38
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 38
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas... 39
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 40
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 40
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 41
3.6.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 41
3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ... 42
3.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 45
4.2 Hasil Analisis Penelitian ... 45
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 47
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 47
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 51
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 52
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 54
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 55
4.2.3.1 Uji Signifikansi (t-test) ... 55
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 58
4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 59
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda .. ... 60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 66
5.3 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 28
3.1 Defenisi Operasional... 37
4.1 Uji Statistik Deskriptif... 45
4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi... 47
4.3 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 48
4.4 Uji Multikolinearitas... 50
4.5 Kriteria Pengambilan keputusan Uji Durbin-Watson... 53
4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson... 53
4.7 Uji Parsial (t-test)... 55
4.8 Uji Simultan (F-test)... 57 4.9
4.10
Koefisien Determinasi... Koefisien Regresi Linear Berganda ...
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual... 29
4.1 Uji Normalitas (Histogram)... 49
4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Penelitian...
67
2 Data Variabel Penelitian Arus Kas Dari Aktivitas Operasi...
68
3 Data Variabel Penelitian Gross Profit Margin
2009...
71
4 Data Variabel penelitian Gross Profit Margin
2010...
72
5 6
Data Variabel Penelitian Laba Bersih... Data Arus Kas Masa Depan ...
73 74 7 Uji Normalitas Data (sebelum dan sesudah
transformasi)...
75
Metode One Sampel Kolmogorov- Smirnov... 75
8 Metode Chart Histogram... 76
9 Metode Grafik... 77
10 Uji Multikolinearitas... 78
11 Uji Heteroskedastisitas... 79
12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan... 80
13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)... 81
ABSTRAK
KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).
ABSTRACT
ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE (IDX)
This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.
The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.
These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang
tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki
kemampuan untuk tetap bertahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan berbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan
efektivitas bagi perusahaan. Tentu saja hal tersebut memerlukan modal yang
cukup besar bagi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperoleh dana
tersebut dan mengalokasikannya dengan optimal. Upaya untuk mengembangkan
tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan pendanaan yang
tepat untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan
perusahaan merupakan keputusan yang penting mengingat keputusan tersebut
berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan nanti.
Berdasarkan research gap dan fenomena bisnis yang terlihat dalam hal ini
dapat kita teliti dari banyaknya informasi yang kita peroleh baik dari televisi, surat
kabar, sosial media, dan masih banyak lagi sumber informasi lainnya yang
membahas tentang naik turunnya perkembangan perusahaan. Bisnis property dan
real estate baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan yang
estate ini sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya, karena
perusahaan yang bergerak dalam sektor ini merupakan perusahaan yang
menghasilkan nilai investasi yang besar. Fluktuasi ini harus disiasati dengan
meningkatkan kepedulian aspek-aspek penting dalam suatu badan perusahaan.
Perkembangan perusahaan akan terjadi apabila ditunjang oleh adanya kemampuan
manajemen dalam merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana
untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Pelaksaan dan pembangunan usaha, Industri Properti dan Real Estate
memerlukan modal yang secara umum terdapat dua bentuk sumber pembiayaan
eksternal. Sumber intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana
pemenuhan kebutuhan modal berasal dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan
sendiri. Hal ini sumber intern sering disebut sebagai sumber utama untuk
mendanai kegiatan operasional perusahaan. Seiring dengan perkembangan
ekonomi serta tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dalam
perusahaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan
berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber ekstern yaitu dana
yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau
melalui penerbitan saham.
Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
tambahan dana tersebut. Di pasar modal, perusahaan sebagai pihak yang
memerlukan dana dapat dipertemukan dengan investor sabagai pihak yang
menyediakan dana. Tujuan investor melakukan investasi saham pada suatu
yang diperoleh dari selisih pergerakan. Informasi mengenai perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari
lingkungan eksternal perusahaan, untuk dapat berinvestasi dalam sektor bisnis
tertentu, terlebih dahulu para investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat
menjamin prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tertentu, yang bersumber
dari internal perusahaan.
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih di yakini
sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Mengurangi ketidakpastian tersebut
adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.
Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh
apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai
laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (kas dan setara kas) serta kepastian hasil
tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih baik jika mereka
mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan
posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan
selama periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan
laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan
melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut,
para investor juga dapat mengestimasi kan arus kas yang datang. Selain hal
tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan
laporan keuangan.
Menurut SFAC No.1, ada dua tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu sebagai
berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor
potensial, kreditur dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi,
kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua memberikan informasi tentang
prospek arus kas untuk menbantu investor dan kreditor dalam menilai prospek
arus kas bersih perusahaan. Laporan keuangan merupakan laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan
perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholder) terhadap perusahaan yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham),
pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun
pihak yang berkepentingan lainnya.
Laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan
adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memberikan informasi tentang suatu
perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagiai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai
informasi keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
Awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi.
Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987
melalui SFAS No.95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai
pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus
kas dan menyajikan laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan. Laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan
keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba
rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama
periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka, yaitu laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih.
Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki
potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Informasi laba
memiliki manfaat sebagai berikut: menilai kinerja manajemen; membantu
mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang;
memprediksi laba dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Penggunaan
laba dan arus kas sebagai alat pembantu keputusan adalah proses yang kompleks
karena perlu diperhatikan informasi – informasi yang terkandung di dalamnya.
Laporan laba rugi dipandang sebagai informasi yang lebih baik dalam menilai
prospek laba dan arus kas di masa yang akan datang dan bahkan lebih baik dari
laporan arus kas walaupun arus kas menunjukkan hubungan yang kuat mengenai
Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara
earning dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk
memprediksi arus kas operasi dimasa depan terus meningkat dan peningkatan
kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk horizon peramalan.
Sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas mas depan
meningkat secara signifikan untuk perusahaan yang melaporkan laba, yang artinya
hubungan antara keduanya tidak meningkat ataupun menurun.
Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus kas dan laba terhadap
arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam memprediksi arus kas
dimasa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi komponen-komponen arus
kas operasi, investasi, dan pendanaan akan meningkatkan tingkat hubungan yang
sesuai teori. Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiaanya menguji
kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat
perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang
lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan
baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif.
As’ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus kas
(aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas
masa depan. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komponen arus kas dan
laba memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana arus kas
diikuti laba pada urutan kedua. Ariani (2010) menggunakan laba kotor, laba
operasi dan laba bersih sebagai variabel dalam memprediksi arus kas masa depan,
dimana laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas
masa depan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Setiawan (2010)
yang menggunakan perubahan rasio laba kotor terhadap perubahan laba dan peru
bahan arus kas satu tahun kedepan yang secara parsial tidak berpengaruh
signifikan.
Keberagaman hasil penelitian terdahulu, mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian beberapa variabel dalam memprediksi arus kas masa depan
yang berfokus pada perusahaan real estate dan property. Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik menulis penelitian
tentang kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi arus kas masa
mendatang dengan mengajukan judul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross
Profit Margin dan Laba dalam memprediksi Arus Kas Masa Depan pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“.
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka peneliti
membatasi beberapa variabel dan objek penelitian sebagai berikut:
1. informasi arus kas yang digunakan yaitu arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
2. laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih
merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan
dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan,
3. objek penelitian adalah prusahaan sektor property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009-2011.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah
terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba
terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“ ?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: “Untuk
mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan
laba secara simultan maupun secara parsial“.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan
pengetahuan dan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat
berkaitan dengan kemampuan suatu informasi keuangan untuk
menganalisa suatu laporan keuangan,
2. bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk
kemajuan perusahaan terutama dalam penilaian dan analisa laporan
keuangan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan dimasa
depan,
3. bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian
Laporan Keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang
berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan
merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan
keuangan utama yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas
(Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI
2009), laopran keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban
manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,
kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik serta arus kas.
2.1.3. Manfaat Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)
No.8 yang menggantikan SFAC No.1 dinyatakan manfaat laporan
keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi
yang:
1. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial
dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,
2. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial
dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan
kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden
ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,
3. berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber
daya kepada perusahaan atau pemilik modal,
4. berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan
kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu
2.1.4. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 2.1.4.1. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini:
a. neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu
tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun,
b. laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama
periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,
c. laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan
ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu
entitas untuk suatu periode tertentu,
d. laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas
masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas)
dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode
tertentu,
e. catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi
tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat
dalam keempat laporan sebelumnya.
2.1.4.2. Karakteristik Laporan Kauangan
Informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk
harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat
karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dipahami,
relevan, keandalan, dapat dibandingkan dan pemakai laporan
keuangan.
a) Dapat dipahami
Kualitas penting yang ada di dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud
ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
b) Relevan
Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan.
Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini,
menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan
materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan
c) Keandalan
Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation)
dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur subtansi mengungguli
bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan.
d) Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kineja keuangan. Pemakai
juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Informasi yang di
sediakan oleh laporan keuangan tidak akan berguna seandainya
tidak relevan. Dalam membuat keputusan, pemakai tidak hanya
mengerti dan memahami informasi yang disajikan tetapi juga
harus mampu menilai tingkat keandalan dan dapat
diperbandingkan dengan informasi tentang kemungkinan
e. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Prastowo, dkk (2004:4), pemakai laporan keuangan
merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan atau disebut juga Business Stakeholders yang
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Pemakai laporan keuangan
tersebut dapat dijelaskan yaitu investor, kreditor (pemberi
pinjaman), pemasok dan kreditur usaha lainnya, shareholder’s,
pelanggan, pemerintah dan karyawan.
1) Investor
Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari
investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan harus membeli,
menahan atau menjual investasi tersebut.
2) Kreditor (pemberi pinjaman)
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman
3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditur
usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek dibandingkan kreditur.
4) Shareholder’s
Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang
akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan
selanjutnya.
5) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung
perusahaan.
6) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan
arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
7) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jaga, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
8) Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik.
2.2Arus Kas
2.2.1. Pengertian Laporan Arus Kas
Pengertian laporan arus kas menurut PSAK No.2 (2007: paragraf 9
dan 10) menjelaskan bahwa:
“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktiviitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas“.
Stice et al (2004: 319) menyatakan bahwa: “ Laporan arus kas
(statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas
(cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus
kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2.2.2. Pelaporan Arus Kas
Pelaporan arus kas memerlukan unsur-unsur perhitungan dan
penyesuaian yang terdapat pada neraca dan laporan laba rugi yang
mempengaruhi kas dan di dasarkan pada tiap-tiap tipe aktivitas. Pelaporan
arus kas dari aktivitas operasi berbeda dengan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan. Terdapat dua metode untuk menghitung dan
melaporkan kas bersih dari aktivitas operasi seperti yang di isyaratkan oleh
PSAK No.2, yakni :
1) Metode Langsung (Direct Method), dan
Metode langsung mengungkapkan kelompok dari penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto. Setiap pos (akun) neraca dan laporan laba rugi
diperiksa kembali untuk mengetahui jumlah kas yang diterima atau
dikeluarkan sehubungan dengan pos tertentu.
2) Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode tidak langsung mengungkapkan penyesuaian laba atau rugi bersih
pada laporan laba rugi dari pengaruh transaksi bukan kas, nilai akrual dan
penangguhan (deferral) yang tidak mempengaruhi arus kas.
kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Menurut Stice et al
(2004:331) kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
Kelebihan utama dari metode langsung adalah sangat mudah dipahami dan
intuitif. Sementara kelebihan utama dari metode tidak langsung adalah
metode ini menandai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara
laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.
2.2.3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus kas
Persyaratan Standart Akuntansi Keuangan No.2 (2007: paragraf 1
dan 3) menjelaskan tujuan dan manfaat laporan arus kas adalah:
“Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang“.
Simamora (2000: 489) mengemukakan bahwa laoporan arus kas berisi
informasi dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan,
yaitu :
1. kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, walaupun laporan arus kas melaporkan arus kas masa lalu, laporan ini akan berfaedah untuk menilai arus kas perusahaan dimasa yang akan datang,
2. kemampuan entitas untuk membagikan deviden dan memenuhi kewajibannya,
4. transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu
Dengan demikian laporan arus kas membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu laba rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal serta membagikan deviden tunai.
2.2.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Menurut Stice et al (2004:319), dalam laporan arus kas, penerimaan
dan pengeluaran arus kas diklasifikasikan menurut tiga kategori
utama yakni : “ aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.“
2.2.4.1. Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah akibat dari transaksi atau
peristiwa yang efeknya ikut dipertimbangkan dalam penentuan laba rugi
operasi (operating income). Karena itu, penerimaan kas dari penjualan
barang atau jasa akan merupakan bagian terpenting dari arus kas masuk
bagi perusahaan pada umumnya. Pos-pos yang berhubungan adalah
laporan laba rugi, aktiva operasi lancar dan kewajiban operasi lancar.
Munawir (2004:244) meyebutkan bahwa:
“ Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapat perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau tugi bersih“.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan acuan yang
menetukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat
kemampuan operasi perusahaan, melakukan investasi baru dan
membagikan deviden tunai tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar.
Menurut PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa
jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi
mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
2.2.4.2. Arus Kas dari aktivitas investasi
Stice at al (2007:240) menjelaskan aktivitas utama dari aktivitas
investasi:
“ The primary investing activities are purchase and sale of land,
buildings, equipment, and other assets not generallyheld for resale. In
addition, investing activities include the purchase and sale of financial
instruments not intended for trading purposes, as well as the making and
collecting of loans“.
Arus kas dari aktivitas perlu diungkapkan secara terpisah karena arus
kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
arus kas masa depan. Arus kas yang bersal dari aktivitas investasi tidak
diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi karena secara tidak
langsung berhubungan dengan usaha utama sebagai operasi berlanjut pada
suatu perusahaan. Pos-pos yang berhubungan dengan aktiva tetap,
investasi jangka panjang, dan aktiva jangka panjang lainnya.
2.2.4.3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau
peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang
saham atau pemilik yang disebut sebagai pendanaan ekuitas (equity
financing), sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para
kreditor disebut sebagai pendanaan perlu diungkapkan secara terpisah
karena menunjukkan komposisi modal dan pinjaman perusahaan dan
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemegang saham dan kreditor. Pos-pos yang berhubungan adalah
kewajiban jangka panjang, saham dan deviden.
2.3.Laba Akuntansi
Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total
arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi
secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan
yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan
berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya
periode yg masing-masing diukur dengan biaya historis sehingga hasil
akan sama degan laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba
akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang
dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengaqn biaya yg layak
dibebankan (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan
laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara
struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari
pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh
struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba
rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir
prospek alirran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis
kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan
laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba
semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus
investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lbh
bermakna sebagai pengukur kembali atas investasi (return on investment)
daripada sekadar perubahan kas.
Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi
beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba sebelum
menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan
laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332)
mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari
kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan utk
meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba
akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model
keputusan dari investor dan kreditor. Laba akuntansi degan berbagai
interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono
2005: 456).
Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on
inuested capital).
1) pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen,
2) dasar penentuan besar pengenaan pajak,
3) alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara,
4) dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public,
5) alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang,
6) dasar kompensasi dan pembagian bonus,
7) alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan,
8) dasar pembagian dividen.
Dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah definisi yang
sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai
semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan
laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:
a. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat
bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
b. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji
kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh
bukti,
c. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba
akuntansi memenuhi dasar konservatisme,
d. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama
berkaitan degan pertanggungjawaban manajemen.
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010),
ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba
bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola
perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang
diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran
kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan
di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan
ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang
menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.
Gross profit margin mengukur seberapa banyak laba yang dapat
dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa
disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos,
dan sebaliknya. Setiap perusahan berkepentingan terhadap profit
margin yang tinggi. Untuk menghitung gross profit margin digunakan
rumus sebagai berikut :
Gross profit margin = ��������������ℎ−�������������������
��������������ℎ x 100%
Gross profit margin atau persentase gross profit margin,
merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat
ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah
saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Perusahaan harus
menghasilkan gross profit margin yang cukup agar dapat
menguntungkan. Gross profit margin harus cukup besar untuk
mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti
penelitian dan pengembangan, pemasaran dan iklan. Gross profit
margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung
pada berbagai faktor seperti kompetisi, investasi modal dan besaran
biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin.
2.5. Prediksi Arus Kas
Tujuan umum akuntansi adalah memberikan informasi yang dapat
digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian bisnis. Adapaun kriteria
prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk
meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya
dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk
perencanaan. Akan tetapi ada dua hal yang perlu di ingat, pertama adalah
bahwa keberhasilan peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara
langsung bagi manajer/ pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara
peristiwa eksternal diluar kendali dengan peristiwa internal yang dapat
dikendalikan.
Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data didapat
dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan beberapa
alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek.
Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan
eksternal. Pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus
kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang
dan dimasa yang akan datang. Pemakai ekternal seperti kreditor,
peramalan arus kas diguanakan untuk melihat kemampuan perusahaan
membayar utang jangka pendek.
Analisis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang mencerminkan
likuiditas dari informasi laba akuntansi. Prediksi arus kas masa depan
merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan
informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan dan mengunkapkan
bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi keberhasilan usaha
yang rinci dan nyata sehingga penilaian kinerja yang didasarkan informasi
tersebut menjadi lebih berarti.
2.6. Tinjauan Penelitian Dahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
[image:41.595.117.505.408.753.2]kerangka penelitian.
Tabel 2.1
Ringkasan penilitian terdahulu
Nama Penelitian Varibel Penelitian Kesimpulan dan hasil
Bandi dan Rahmawati
(2005)
Independen: Arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas investasi, earnings
Dependen:
Arus kas masa depan
Baik earning dan komponen arus kas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan.
Dahler dan Febrianto
(2006)
Independen: arus kas operasi tahun
berjalan dan laba bersih sebelum pos-pos luar biasa tahun berjalan
Dependen: Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan.
(2010) kotor, laba operasi, laba bersih
Dependen:
Arus kas masa depan
bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan.
Muchlis 2011
Independen: arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, laba bersih
Dependen: Arus kas masa depan.
Arus kas aktivitas operasi, gross pfofit margin, dan laba bersih secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi arus kas masa depan Setiawan (2010) Independen: perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, perubahan arus kas Dependenn:laba masa depan dan arus kas masa depan
Perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan maupun perubahan arus kas 1 tahun ke depan pada taraf 10%.
2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.7.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau
menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah penulis, 2013
1. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi terhadap Arus Kas Masa Depan
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi
perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar (Daniati dan Suhairi, 2006). Penyajian jumlah arus kas dari
aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan sumber dari luar. Arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam Arus Kas Aktivitas Operasi
(X1)
Gross Profit Margin (X2)
Arus Kas Masa Depan
(Y)
Laba Bersih
operasional perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan
prediktor dalam memprediksi arus kas masa depan (Bandi dan
Rahmawati,2005).
2. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Arus Kas Masa Depan
Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor
dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross
profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa
setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba
kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih
sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba
lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin
banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin
rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba kotor akan
memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan.
3. Pengaruh Laba Bersih terhadap Arus Kas Masa Depan
Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan
memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun
ekstern. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan
fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan dengan
pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran yang mendasarkan
pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus
tujuan operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang
signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan yang diterbitkan.
Informasi laba memiliki manfaat antara lain, menilai kinerja
manajemen membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative
dalam jangka panjang, memprediksi laba dan manaksir resiko dalam
investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Keputusan tersebut, baik pihak
intern maupun ekstern dianggap memerlukan informasi dari perusahaan
tentang likuidasi dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, merupakan
kemampuan mendatangkan aliran kas dan prestasi manajemen. Angka laba
bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruhpendapatan
dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba
bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di
dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen, hasil laba
tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan
untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan (Ariani,2010)
2.7.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka
“Arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba berpengaruh
terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode
asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah
untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar
variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2006:11)
penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.
5.2. Populasi dan Sampel Penelitian 5.2.1. Populasi Penelitian
Menurut Sangadji et al (2010 : 185) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dengan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah
empat tahun berturut-turut yaitu: 2009,2010 dan 2011, dimana perusahaan
tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan.
3.2.2. Sampel Penelitian
Menurut Sangadji et al. (2010:186) “sampel penelitian adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive
sampling. Menurut Sangadji et al. (2010:188) “pengambilan sampel
bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Terdapat 3 kriteria untuk
dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.
1. perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun
2009-2011,
2. perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan yang
lengkap yang menggunakan mata uang rupiah, serta telah diaudit
selama tahun 2009-2011,
3. perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian (mengalami laba positif)
selama periode pengamatan.
3.3.Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “data sekunder
dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Sumber data yang
digunakan merupakan data sekunder, yaitu database laporan keuangan yang
tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga data base
Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs
Data yang digunakan berupa :
1. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,
2. informasi mengenai gross profit margin,
3. informasi mengenai laba perusahaan.
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau
bilangan (Sangadji et al, 2010:191). Sifat data ini adalah pooling data atau
combined model, yaitu gabungan antara data time series dan data cross section.
Menurut Sangadji et al. (2010:190) “Data time-series adalah data yang
dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan
menggambarkan perkembangan adapun time series yang digunakan adalah empat
tahun yaitu 2009-2011 dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada
satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan,
yang digunakan dalam perusahaan property dan real estate sejumlah 40
perusahaan.
Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data tahun 2009 sampai
dengan 2011 yang terbagi dalam variabel bebas ( arus kas aktivitas operasi, gross
profit margin dan laba bersih) yang direpresentasikan oleh data tahun 2009 dan
2010, serta variabel terikat (arus kas masa depan) yang direpresentasikan oleh
3.4.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dari
sumber yang digunakan, yaitu laporan keuangan auditan perusahaan
sampel. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah
data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar
perusahaan. Penelitian ini, dari media internet dengan mendownload
melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan
keuangan yang telah dipublikasikan.
3.5. Indentifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sangadji et al. (2010:133) variabel penelitian adalah
“konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan
gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena”.
Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan
demikian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai
macam nilai dan memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena yang
digeneralisasi dalam konstrak.
Menurut Sekaran (dalam Sangadji et al, 2010:136) ada 2 jenis variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu variabel independen dan variabel
1. Variabel independen (Bebas)
Variabel bebas (independent variable) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.Variabel independen
dalam penelitian ini terdiri dari arus kas aktivitas operasi, gross profit
margin dan laba bersih.
2. Variabel dependen (Terikat)
Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Selain itu variabel dependen
dinamakan juga variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan.
[image:50.595.126.514.513.749.2]3.5.2. Definisi Operasional dan Pengumpulan Data Tabel 3.2
Defenisi Operasional
Nama Variabel Simbol Defenisi Operasional Skala Arus Kas
Aktivitas Operasi
X1 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku.
Rasio
Gross Profit Margin
X2 Ukuran kinerja yang
membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih
���������
��������������ℎ � 100%
Rasio
Laba Bersih X3 laba yang diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi dengan seluruh biaya.
Arus kas masa depan
Y penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada tahun t + 1
Rasio
Sumber: diolah Penulis, 2013
3.6. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan
software SPSS (Statistical Package for Sosial Science. Penelitian ini, α
atau tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang
kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.
3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari
asumsi-asumsi klasik. Pengujian asumsi-asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi.
3.6.1.1. Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2008:103) Uji normalitas dapat berguna dan
bermanfaat untuk ”tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika
data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal
normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F
perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”.
Menurut Ghozali (2005: 110) ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
statistik dan analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan menlihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan menlihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas sebagai berikut:
1. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan 2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali (2005:115) Uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
1. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka
signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan
normal.
2. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka
signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan
tidak normal.
Menurut Situmorang, et.al (2009:62) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain:
1. melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln),
3. menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,
4. menerima data apa adanya.
3.6.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance
dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas
variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance >
0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
3.6.1.3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk melihat:
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.
Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji
Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan
nilai DW tabel (dl & du).
Uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson, karena uji ini
yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi. Menurut Ghozali (2005:96)
Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
diuraikan oleh, yaitu:
1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W diantara -2 samapai +2 bearti tidak ada autokorelasi,
3. angka D-W diatas +