• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPRDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

MADELISA 110522004

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS,

GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI

ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL

ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna

menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau

dituliskan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan

etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

(3)

ABSTRAK

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).

(4)

ABSTRACT

ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX)

This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.

The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.

These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).

(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit

Margian dan Laba Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan

Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini

disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda M.CA. Sembiring dan Ibunda M.

Bangun atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus

sebagai sumber motivaasi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran,

motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi

ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.

Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas

(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. M.Zainul Bahri Torong M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang

telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.

6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga

penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, kepada Abang Boy

Sukandi, S.H, Kakak Masrita, S.E., Abang Valentinus Tarigan S.Pd., dan Adik

tersayang Mungrosuta. Juga kepada sahabat-sahabat penulis Silorida, Sri

Justinaa, Santa, Nella, Nova, May, Rascel, Ica dan Ryan terima kasih atas doa

dan dukungannya.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka

dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, ...

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTARCT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL. ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Batasan Masalah ... 7

1.3Perumusan Masalah ... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ... 10

2.1.1 Pengertian... 10

2.1.2 Tujuan Laporan Kauangan ... 10

2.1.3 Manfaat Laporan Keuangan ... 11

2.1.4 Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan ... 12

2.1.4.1 Kompenen Laporan Keuangan ... 12

2.1.4.2 Karakteristik Laporan Keuangan ... 12

2.2 Arus Kas ... 17

2.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 17

2.2.2 Pelaporan Arus Kas ... 18

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 19

2.2.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 20

2.2.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 20

2.2.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 21

2.2.4.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 22

2.3 Laba Akuntansi ... 22

2.4 Gross Profit Margin ... 25

2.5 Prediksi Arus Kas ... 26

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

2.7 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 29

2.7.1 Kerangka Konseptual ... 29

2.7.2 Hipotesis Penelitian... 32

(8)

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.2.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2.2 Sampel Penelitian ... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Identifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 36

3.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian ... 36

3.5.2 Definisi Operasional dan Pengumpulan Data ... 37

3.6 Metode Analisis Data ... 38

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 38

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 38

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas... 39

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 40

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 40

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 41

3.6.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 41

3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ... 42

3.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Hasil Analisis Penelitian ... 45

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 47

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 47

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 51

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 52

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 55

4.2.3.1 Uji Signifikansi (t-test) ... 55

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 58

4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 59

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda .. ... 60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 28

3.1 Defenisi Operasional... 37

4.1 Uji Statistik Deskriptif... 45

4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi... 47

4.3 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 48

4.4 Uji Multikolinearitas... 50

4.5 Kriteria Pengambilan keputusan Uji Durbin-Watson... 53

4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson... 53

4.7 Uji Parsial (t-test)... 55

4.8 Uji Simultan (F-test)... 57 4.9

4.10

Koefisien Determinasi... Koefisien Regresi Linear Berganda ...

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 29

4.1 Uji Normalitas (Histogram)... 49

4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)... 49

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Penelitian...

67

2 Data Variabel Penelitian Arus Kas Dari Aktivitas Operasi...

68

3 Data Variabel Penelitian Gross Profit Margin

2009...

71

4 Data Variabel penelitian Gross Profit Margin

2010...

72

5 6

Data Variabel Penelitian Laba Bersih... Data Arus Kas Masa Depan ...

73 74 7 Uji Normalitas Data (sebelum dan sesudah

transformasi)...

75

Metode One Sampel Kolmogorov- Smirnov... 75

8 Metode Chart Histogram... 76

9 Metode Grafik... 77

10 Uji Multikolinearitas... 78

11 Uji Heteroskedastisitas... 79

12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan... 80

13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)... 81

(12)

ABSTRAK

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).

(13)

ABSTRACT

ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX)

This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.

The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.

These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang

tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

kemampuan untuk tetap bertahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkan berbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan

efektivitas bagi perusahaan. Tentu saja hal tersebut memerlukan modal yang

cukup besar bagi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperoleh dana

tersebut dan mengalokasikannya dengan optimal. Upaya untuk mengembangkan

tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan pendanaan yang

tepat untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan

perusahaan merupakan keputusan yang penting mengingat keputusan tersebut

berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan nanti.

Berdasarkan research gap dan fenomena bisnis yang terlihat dalam hal ini

dapat kita teliti dari banyaknya informasi yang kita peroleh baik dari televisi, surat

kabar, sosial media, dan masih banyak lagi sumber informasi lainnya yang

membahas tentang naik turunnya perkembangan perusahaan. Bisnis property dan

real estate baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan yang

(15)

estate ini sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya, karena

perusahaan yang bergerak dalam sektor ini merupakan perusahaan yang

menghasilkan nilai investasi yang besar. Fluktuasi ini harus disiasati dengan

meningkatkan kepedulian aspek-aspek penting dalam suatu badan perusahaan.

Perkembangan perusahaan akan terjadi apabila ditunjang oleh adanya kemampuan

manajemen dalam merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana

untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Pelaksaan dan pembangunan usaha, Industri Properti dan Real Estate

memerlukan modal yang secara umum terdapat dua bentuk sumber pembiayaan

eksternal. Sumber intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana

pemenuhan kebutuhan modal berasal dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan

sendiri. Hal ini sumber intern sering disebut sebagai sumber utama untuk

mendanai kegiatan operasional perusahaan. Seiring dengan perkembangan

ekonomi serta tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dalam

perusahaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan

berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber ekstern yaitu dana

yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau

melalui penerbitan saham.

Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan

tambahan dana tersebut. Di pasar modal, perusahaan sebagai pihak yang

memerlukan dana dapat dipertemukan dengan investor sabagai pihak yang

menyediakan dana. Tujuan investor melakukan investasi saham pada suatu

(16)

yang diperoleh dari selisih pergerakan. Informasi mengenai perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari

lingkungan eksternal perusahaan, untuk dapat berinvestasi dalam sektor bisnis

tertentu, terlebih dahulu para investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat

menjamin prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tertentu, yang bersumber

dari internal perusahaan.

Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih di yakini

sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Mengurangi ketidakpastian tersebut

adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.

Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh

apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai

laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (kas dan setara kas) serta kepastian hasil

tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih baik jika mereka

mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan

posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan

sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan

selama periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan

(17)

laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan

melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut,

para investor juga dapat mengestimasi kan arus kas yang datang. Selain hal

tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan

laporan keuangan.

Menurut SFAC No.1, ada dua tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu sebagai

berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor

potensial, kreditur dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi,

kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua memberikan informasi tentang

prospek arus kas untuk menbantu investor dan kreditor dalam menilai prospek

arus kas bersih perusahaan. Laporan keuangan merupakan laporan

pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan

perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholder) terhadap perusahaan yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham),

pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun

pihak yang berkepentingan lainnya.

Laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan

adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memberikan informasi tentang suatu

perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagiai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai

kebutuhan perusahaan. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai

informasi keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan

(18)

Awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi.

Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987

melalui SFAS No.95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai

pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus

kas dan menyajikan laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian

laporan keuangan. Laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan

keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba

rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama

periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka, yaitu laba kotor, laba

operasi, dan laba bersih.

Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki

potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Informasi laba

memiliki manfaat sebagai berikut: menilai kinerja manajemen; membantu

mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang;

memprediksi laba dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Penggunaan

laba dan arus kas sebagai alat pembantu keputusan adalah proses yang kompleks

karena perlu diperhatikan informasi – informasi yang terkandung di dalamnya.

Laporan laba rugi dipandang sebagai informasi yang lebih baik dalam menilai

prospek laba dan arus kas di masa yang akan datang dan bahkan lebih baik dari

laporan arus kas walaupun arus kas menunjukkan hubungan yang kuat mengenai

(19)

Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara

earning dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk

memprediksi arus kas operasi dimasa depan terus meningkat dan peningkatan

kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk horizon peramalan.

Sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas mas depan

meningkat secara signifikan untuk perusahaan yang melaporkan laba, yang artinya

hubungan antara keduanya tidak meningkat ataupun menurun.

Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus kas dan laba terhadap

arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam memprediksi arus kas

dimasa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi komponen-komponen arus

kas operasi, investasi, dan pendanaan akan meningkatkan tingkat hubungan yang

sesuai teori. Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiaanya menguji

kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat

perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang

lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan

baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif.

As’ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus kas

(aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas

masa depan. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komponen arus kas dan

laba memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana arus kas

(20)

diikuti laba pada urutan kedua. Ariani (2010) menggunakan laba kotor, laba

operasi dan laba bersih sebagai variabel dalam memprediksi arus kas masa depan,

dimana laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas

masa depan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Setiawan (2010)

yang menggunakan perubahan rasio laba kotor terhadap perubahan laba dan peru

bahan arus kas satu tahun kedepan yang secara parsial tidak berpengaruh

signifikan.

Keberagaman hasil penelitian terdahulu, mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian beberapa variabel dalam memprediksi arus kas masa depan

yang berfokus pada perusahaan real estate dan property. Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik menulis penelitian

tentang kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi arus kas masa

mendatang dengan mengajukan judul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross

Profit Margin dan Laba dalam memprediksi Arus Kas Masa Depan pada

Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka peneliti

membatasi beberapa variabel dan objek penelitian sebagai berikut:

1. informasi arus kas yang digunakan yaitu arus kas yang berasal dari

aktivitas operasi. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berguna

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan

(21)

2. laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih

merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan

dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan,

3. objek penelitian adalah prusahaan sektor property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009-2011.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah

terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba

terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“ ?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: “Untuk

mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan

laba secara simultan maupun secara parsial“.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan

pengetahuan dan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat

(22)

berkaitan dengan kemampuan suatu informasi keuangan untuk

menganalisa suatu laporan keuangan,

2. bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk

kemajuan perusahaan terutama dalam penilaian dan analisa laporan

keuangan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan dimasa

depan,

3. bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian

Laporan Keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang

berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan

merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan

keuangan utama yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas

(Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI

2009), laopran keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan

dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditunjukkan untuk memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban

manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan

(24)

ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,

kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik serta arus kas.

2.1.3. Manfaat Laporan Keuangan

Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

No.8 yang menggantikan SFAC No.1 dinyatakan manfaat laporan

keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi

yang:

1. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial

dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,

2. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial

dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan

kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden

ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,

3. berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber

daya kepada perusahaan atau pemilik modal,

4. berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan

kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu

(25)

2.1.4. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 2.1.4.1. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen

berikut ini:

a. neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu

tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun,

b. laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama

periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,

c. laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan

ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu

entitas untuk suatu periode tertentu,

d. laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas

masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas)

dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode

tertentu,

e. catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi

tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat

dalam keempat laporan sebelumnya.

2.1.4.2. Karakteristik Laporan Kauangan

Informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk

(26)

harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat

karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dipahami,

relevan, keandalan, dapat dibandingkan dan pemakai laporan

keuangan.

a) Dapat dipahami

Kualitas penting yang ada di dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud

ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan

mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b) Relevan

Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan.

Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini,

menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa

lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan

materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada

kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat

informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan

(27)

c) Keandalan

Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya

sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation)

dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur subtansi mengungguli

bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan.

d) Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi

kecenderungan (trend) posisi dan kineja keuangan. Pemakai

juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan secara relatif. Informasi yang di

sediakan oleh laporan keuangan tidak akan berguna seandainya

tidak relevan. Dalam membuat keputusan, pemakai tidak hanya

mengerti dan memahami informasi yang disajikan tetapi juga

harus mampu menilai tingkat keandalan dan dapat

diperbandingkan dengan informasi tentang kemungkinan

(28)

e. Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Prastowo, dkk (2004:4), pemakai laporan keuangan

merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan atau disebut juga Business Stakeholders yang

menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa

kebutuhan informasi yang berbeda. Pemakai laporan keuangan

tersebut dapat dijelaskan yaitu investor, kreditor (pemberi

pinjaman), pemasok dan kreditur usaha lainnya, shareholder’s,

pelanggan, pemerintah dan karyawan.

1) Investor

Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan

dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari

investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan

informasi untuk membantu menentukan harus membeli,

menahan atau menjual investasi tersebut.

2) Kreditor (pemberi pinjaman)

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman

(29)

3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi

yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah

jumlah yang terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditur

usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu

yang lebih pendek dibandingkan kreditur.

4) Shareholder’s

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi

mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang

akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan

selanjutnya.

5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat

dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung

perusahaan.

6) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah

kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan

arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.

7) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

(30)

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam memberikan balas jaga, manfaat pensiun dan

kesempatan kerja.

8) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada

perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang

dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal

domestik.

2.2Arus Kas

2.2.1. Pengertian Laporan Arus Kas

Pengertian laporan arus kas menurut PSAK No.2 (2007: paragraf 9

dan 10) menjelaskan bahwa:

“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktiviitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas“.

Stice et al (2004: 319) menyatakan bahwa: “ Laporan arus kas

(statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas

(cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi

(31)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus

kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2.2.2. Pelaporan Arus Kas

Pelaporan arus kas memerlukan unsur-unsur perhitungan dan

penyesuaian yang terdapat pada neraca dan laporan laba rugi yang

mempengaruhi kas dan di dasarkan pada tiap-tiap tipe aktivitas. Pelaporan

arus kas dari aktivitas operasi berbeda dengan aktivitas investasi dan

aktivitas pendanaan. Terdapat dua metode untuk menghitung dan

melaporkan kas bersih dari aktivitas operasi seperti yang di isyaratkan oleh

PSAK No.2, yakni :

1) Metode Langsung (Direct Method), dan

Metode langsung mengungkapkan kelompok dari penerimaan kas bruto

dan pengeluaran kas bruto. Setiap pos (akun) neraca dan laporan laba rugi

diperiksa kembali untuk mengetahui jumlah kas yang diterima atau

dikeluarkan sehubungan dengan pos tertentu.

2) Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Metode tidak langsung mengungkapkan penyesuaian laba atau rugi bersih

pada laporan laba rugi dari pengaruh transaksi bukan kas, nilai akrual dan

penangguhan (deferral) yang tidak mempengaruhi arus kas.

(32)

kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Menurut Stice et al

(2004:331) kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing.

Kelebihan utama dari metode langsung adalah sangat mudah dipahami dan

intuitif. Sementara kelebihan utama dari metode tidak langsung adalah

metode ini menandai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara

laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus kas

Persyaratan Standart Akuntansi Keuangan No.2 (2007: paragraf 1

dan 3) menjelaskan tujuan dan manfaat laporan arus kas adalah:

“Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang“.

Simamora (2000: 489) mengemukakan bahwa laoporan arus kas berisi

informasi dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan,

yaitu :

1. kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, walaupun laporan arus kas melaporkan arus kas masa lalu, laporan ini akan berfaedah untuk menilai arus kas perusahaan dimasa yang akan datang,

2. kemampuan entitas untuk membagikan deviden dan memenuhi kewajibannya,

(33)

4. transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu

Dengan demikian laporan arus kas membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu laba rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal serta membagikan deviden tunai.

2.2.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Menurut Stice et al (2004:319), dalam laporan arus kas, penerimaan

dan pengeluaran arus kas diklasifikasikan menurut tiga kategori

utama yakni : “ aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.“

2.2.4.1. Arus kas dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi adalah akibat dari transaksi atau

peristiwa yang efeknya ikut dipertimbangkan dalam penentuan laba rugi

operasi (operating income). Karena itu, penerimaan kas dari penjualan

barang atau jasa akan merupakan bagian terpenting dari arus kas masuk

bagi perusahaan pada umumnya. Pos-pos yang berhubungan adalah

laporan laba rugi, aktiva operasi lancar dan kewajiban operasi lancar.

Munawir (2004:244) meyebutkan bahwa:

“ Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapat perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau tugi bersih“.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan acuan yang

menetukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat

(34)

kemampuan operasi perusahaan, melakukan investasi baru dan

membagikan deviden tunai tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan

dari luar.

Menurut PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa

jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator

yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan

arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan

operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru

tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi

mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,

berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

2.2.4.2. Arus Kas dari aktivitas investasi

Stice at al (2007:240) menjelaskan aktivitas utama dari aktivitas

investasi:

“ The primary investing activities are purchase and sale of land,

buildings, equipment, and other assets not generallyheld for resale. In

addition, investing activities include the purchase and sale of financial

instruments not intended for trading purposes, as well as the making and

collecting of loans“.

Arus kas dari aktivitas perlu diungkapkan secara terpisah karena arus

kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan

(35)

arus kas masa depan. Arus kas yang bersal dari aktivitas investasi tidak

diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi karena secara tidak

langsung berhubungan dengan usaha utama sebagai operasi berlanjut pada

suatu perusahaan. Pos-pos yang berhubungan dengan aktiva tetap,

investasi jangka panjang, dan aktiva jangka panjang lainnya.

2.2.4.3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau

peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang

saham atau pemilik yang disebut sebagai pendanaan ekuitas (equity

financing), sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para

kreditor disebut sebagai pendanaan perlu diungkapkan secara terpisah

karena menunjukkan komposisi modal dan pinjaman perusahaan dan

berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para

pemegang saham dan kreditor. Pos-pos yang berhubungan adalah

kewajiban jangka panjang, saham dan deviden.

2.3.Laba Akuntansi

Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total

arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi

secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan

yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan

berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya

(36)

periode yg masing-masing diukur dengan biaya historis sehingga hasil

akan sama degan laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba

akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang

dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengaqn biaya yg layak

dibebankan (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan

laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara

struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari

pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh

struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih

pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba

rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir

prospek alirran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis

kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan

laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba

semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus

investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lbh

bermakna sebagai pengukur kembali atas investasi (return on investment)

daripada sekadar perubahan kas.

Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi

beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba sebelum

(37)

menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan

laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332)

mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari

kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan utk

meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba

akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model

keputusan dari investor dan kreditor. Laba akuntansi degan berbagai

interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono

2005: 456).

Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang

diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on

inuested capital).

1) pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen,

2) dasar penentuan besar pengenaan pajak,

3) alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara,

4) dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public,

5) alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang,

6) dasar kompensasi dan pembagian bonus,

7) alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan,

8) dasar pembagian dividen.

Dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah definisi yang

sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai

(38)

semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan

laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:

a. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat

bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,

b. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji

kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh

bukti,

c. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba

akuntansi memenuhi dasar konservatisme,

d. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama

berkaitan degan pertanggungjawaban manajemen.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010),

ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba

bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola

perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang

diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran

kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan

di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan

ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang

menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

(39)

Gross profit margin mengukur seberapa banyak laba yang dapat

dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa

disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos,

dan sebaliknya. Setiap perusahan berkepentingan terhadap profit

margin yang tinggi. Untuk menghitung gross profit margin digunakan

rumus sebagai berikut :

Gross profit margin = ��������������ℎ−�������������������

��������������ℎ x 100%

Gross profit margin atau persentase gross profit margin,

merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat

ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah

saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Perusahaan harus

menghasilkan gross profit margin yang cukup agar dapat

menguntungkan. Gross profit margin harus cukup besar untuk

mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti

penelitian dan pengembangan, pemasaran dan iklan. Gross profit

margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung

pada berbagai faktor seperti kompetisi, investasi modal dan besaran

biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin.

2.5. Prediksi Arus Kas

Tujuan umum akuntansi adalah memberikan informasi yang dapat

digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian bisnis. Adapaun kriteria

(40)

prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk

meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya

dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk

perencanaan. Akan tetapi ada dua hal yang perlu di ingat, pertama adalah

bahwa keberhasilan peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara

langsung bagi manajer/ pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara

peristiwa eksternal diluar kendali dengan peristiwa internal yang dapat

dikendalikan.

Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan

usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data didapat

dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan beberapa

alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek.

Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan

eksternal. Pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus

kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang

dan dimasa yang akan datang. Pemakai ekternal seperti kreditor,

peramalan arus kas diguanakan untuk melihat kemampuan perusahaan

membayar utang jangka pendek.

Analisis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang

berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang mencerminkan

likuiditas dari informasi laba akuntansi. Prediksi arus kas masa depan

merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan

(41)

informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan dan mengunkapkan

bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi keberhasilan usaha

yang rinci dan nyata sehingga penilaian kinerja yang didasarkan informasi

tersebut menjadi lebih berarti.

2.6. Tinjauan Penelitian Dahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung

[image:41.595.117.505.408.753.2]

kerangka penelitian.

Tabel 2.1

Ringkasan penilitian terdahulu

Nama Penelitian Varibel Penelitian Kesimpulan dan hasil

Bandi dan Rahmawati

(2005)

Independen: Arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas investasi, earnings

Dependen:

Arus kas masa depan

Baik earning dan komponen arus kas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Dahler dan Febrianto

(2006)

Independen: arus kas operasi tahun

berjalan dan laba bersih sebelum pos-pos luar biasa tahun berjalan

Dependen: Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan.

(42)

(2010) kotor, laba operasi, laba bersih

Dependen:

Arus kas masa depan

bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan.

Muchlis 2011

Independen: arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, laba bersih

Dependen: Arus kas masa depan.

Arus kas aktivitas operasi, gross pfofit margin, dan laba bersih secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi arus kas masa depan Setiawan (2010) Independen: perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, perubahan arus kas Dependenn:laba masa depan dan arus kas masa depan

Perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan maupun perubahan arus kas 1 tahun ke depan pada taraf 10%.

2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.7.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin

diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau

menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang

(43)
[image:43.595.122.542.120.337.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah penulis, 2013

1. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi terhadap Arus Kas Masa Depan

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan

merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari

transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi

bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi

perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,

memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan

dari luar (Daniati dan Suhairi, 2006). Penyajian jumlah arus kas dari

aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai dasar

untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi

pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru

tanpa mengandalkan sumber dari luar. Arus kas yang berasal dari aktivitas

operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam Arus Kas Aktivitas Operasi

(X1)

Gross Profit Margin (X2)

Arus Kas Masa Depan

(Y)

Laba Bersih

(44)

operasional perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan

prediktor dalam memprediksi arus kas masa depan (Bandi dan

Rahmawati,2005).

2. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Arus Kas Masa Depan

Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor

dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross

profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa

setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba

kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih

sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba

lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin

banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin

rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba kotor akan

memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan.

3. Pengaruh Laba Bersih terhadap Arus Kas Masa Depan

Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan

memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun

ekstern. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan

fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan dengan

pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran yang mendasarkan

pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus

(45)

tujuan operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang

signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan

keuangan yang diterbitkan.

Informasi laba memiliki manfaat antara lain, menilai kinerja

manajemen membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative

dalam jangka panjang, memprediksi laba dan manaksir resiko dalam

investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Keputusan tersebut, baik pihak

intern maupun ekstern dianggap memerlukan informasi dari perusahaan

tentang likuidasi dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, merupakan

kemampuan mendatangkan aliran kas dan prestasi manajemen. Angka laba

bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruhpendapatan

dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba

bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di

dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen, hasil laba

tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan

untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan (Ariani,2010)

2.7.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya

atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam

menganalisis. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka

(46)

“Arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba berpengaruh

terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode

asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah

untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar

variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2006:11)

penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan

dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.

5.2. Populasi dan Sampel Penelitian 5.2.1. Populasi Penelitian

Menurut Sangadji et al (2010 : 185) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dengan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah

(47)

empat tahun berturut-turut yaitu: 2009,2010 dan 2011, dimana perusahaan

tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan.

3.2.2. Sampel Penelitian

Menurut Sangadji et al. (2010:186) “sampel penelitian adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive

sampling. Menurut Sangadji et al. (2010:188) “pengambilan sampel

bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari

populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Terdapat 3 kriteria untuk

dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

1. perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun

2009-2011,

2. perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan yang

lengkap yang menggunakan mata uang rupiah, serta telah diaudit

selama tahun 2009-2011,

3. perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian (mengalami laba positif)

selama periode pengamatan.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “data sekunder

(48)

dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Sumber data yang

digunakan merupakan data sekunder, yaitu database laporan keuangan yang

tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga data base

Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs

Data yang digunakan berupa :

1. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,

2. informasi mengenai gross profit margin,

3. informasi mengenai laba perusahaan.

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau

bilangan (Sangadji et al, 2010:191). Sifat data ini adalah pooling data atau

combined model, yaitu gabungan antara data time series dan data cross section.

Menurut Sangadji et al. (2010:190) “Data time-series adalah data yang

dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan

menggambarkan perkembangan adapun time series yang digunakan adalah empat

tahun yaitu 2009-2011 dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada

satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan,

yang digunakan dalam perusahaan property dan real estate sejumlah 40

perusahaan.

Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data tahun 2009 sampai

dengan 2011 yang terbagi dalam variabel bebas ( arus kas aktivitas operasi, gross

profit margin dan laba bersih) yang direpresentasikan oleh data tahun 2009 dan

2010, serta variabel terikat (arus kas masa depan) yang direpresentasikan oleh

(49)

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dari

sumber yang digunakan, yaitu laporan keuangan auditan perusahaan

sampel. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah

data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar

perusahaan. Penelitian ini, dari media internet dengan mendownload

melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan

keuangan yang telah dipublikasikan.

3.5. Indentifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sangadji et al. (2010:133) variabel penelitian adalah

“konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan

gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena”.

Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan

demikian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai

macam nilai dan memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena yang

digeneralisasi dalam konstrak.

Menurut Sekaran (dalam Sangadji et al, 2010:136) ada 2 jenis variabel

yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu variabel independen dan variabel

(50)

1. Variabel independen (Bebas)

Variabel bebas (independent variable) adalah tipe variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.Variabel independen

dalam penelitian ini terdiri dari arus kas aktivitas operasi, gross profit

margin dan laba bersih.

2. Variabel dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Selain itu variabel dependen

dinamakan juga variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan.

[image:50.595.126.514.513.749.2]

3.5.2. Definisi Operasional dan Pengumpulan Data Tabel 3.2

Defenisi Operasional

Nama Variabel Simbol Defenisi Operasional Skala Arus Kas

Aktivitas Operasi

X1 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku.

Rasio

Gross Profit Margin

X2 Ukuran kinerja yang

membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih

���������

��������������ℎ � 100%

Rasio

Laba Bersih X3 laba yang diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi dengan seluruh biaya.

(51)

Arus kas masa depan

Y penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada tahun t + 1

Rasio

Sumber: diolah Penulis, 2013

3.6. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan

software SPSS (Statistical Package for Sosial Science. Penelitian ini, α

atau tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang

kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari

asumsi-asumsi klasik. Pengujian asumsi-asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi.

3.6.1.1. Uji Normalitas Data

Menurut Erlina (2008:103) Uji normalitas dapat berguna dan

bermanfaat untuk ”tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika

data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal

(52)

normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F

perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”.

Menurut Ghozali (2005: 110) ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

statistik dan analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan menlihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan menlihat

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas sebagai berikut:

1. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan 2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Menurut Ghozali (2005:115) Uji statistik yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas residual adalah uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

1. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka

signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

normal.

2. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka

signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

tidak normal.

Menurut Situmorang, et.al (2009:62) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain:

1. melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln),

(53)

3. menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,

4. menerima data apa adanya.

3.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada

tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance

dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas

variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance >

0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.6.1.3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:111) uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk melihat:

apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.

Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

(54)

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji

Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan

nilai DW tabel (dl & du).

Uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson, karena uji ini

yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam model regresi. Menurut Ghozali (2005:96)

Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

diuraikan oleh, yaitu:

1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W diantara -2 samapai +2 bearti tidak ada autokorelasi,

3. angka D-W diatas +

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan penilitian terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.2 Defenisi Operasional
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
+7

Referensi

Dokumen terkait

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul, “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata

Hasil dari Uji statistik t menunjukkan bahwa arus kas operasi memiliki kemampuan secara signifikan, sedangkan variabel laba, laba ditambah depresiasi dan modal kerja operasional

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris adanya pengaruh antara laba bersih setelah pajak, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, baik

pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi, Current Ratio (CR), Price. Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) secara parsial

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris adanya pengaruh antara laba bersih setelah pajak, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan

Penelitian dengan metode kuantitatif ini dipakai dengan cara untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengaruh arus kas aktivitas operasi dan laba bersih

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba bersih dan komponen arus kas yang meliputi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap harga