SKRIPSI
KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN DAN
LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE DAN CONSUMER
GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
MUCHLIS
070503164
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2011 Yang membuat pernyataan,
Muchlis
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, serta para sahabat dan keluarganya.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,
Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Study S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/
Penguji I dan Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Basirin dan Ibunda Elvi Zahriany
terima kasih atas semua do’a, dukungan, didikan, kasih sayang dan
semangat yang sangat berarti yang telah diberikan. Semoga penulis dapat
menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempur na. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Desember 2011 Peneliti,
Muchlis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai 2010 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 74 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 45 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial hanya variabel laba bersih yang terbukti secara signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen (arus kas).
Kata kunci : Arus Kas Aktivitas Operasi, Gross Profit Margin, Laba Bersih,
ABSTRACT
This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.
The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2008 to 2010, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 74 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 17 for Windows.
The results of this study indicate that operating cash flows, gross profit margin, and net income variable simultaneously have predictive ability for future cash flows. Partially, net earnings as the only one of independent variable is proved significantly affect the dependent variable.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….. i
KATA PENGANTAR ………. ii
ABSTRAK ………... iv
ABSTRACK ………... v
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR ………... x
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Batasan Masalah ……….. 8
1.3 Perumusan Masalah ………... 8
1.4 Tujuan Penelitian ……… 9
1.5 Manfaat Penelitian ………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 11
A. Tinjauan Teoritis ……… 11
2.1 Laporan Keuangan ………. 11
2.2 Laporan Arus Kas ………. 13
2.3 Laba Akuntansi ……….. 16
2.4 Gross Profit Margin ………... 20
2.5 Prediksi Arus Kas ………. 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………... 22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ………... 26
2.1 Kerangka Konseptual ………. 26
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 30
E. Definisi Operasiona dan Pengukuran Variabel ………... 34
3.1 Variabel Terikat ……….. 34
A. Deskripsi Objek Penelitian ……… 43
B. Hasil Penelitian ………. 44
4.1 Analisis Statistik Deskriptif ………... 44
4.3.1 Koefisien Determinasi ………. 56
4.3.2 Uji Signifikansi Parsial ……….. 58
4.3.3 Uji Signifikansi Simultan ……… 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 63
A. Kesimpulan ……….. 63
B. Keterbatasan Penelitian ………... 64
C. Saran ……….. 65
DAFTAR PUSTAKA ………. 66
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu ……….. 22
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 35
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ……….. 42
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ……… 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ……… 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ………. 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ………. 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ……….. 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Run test ……….. 56
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ……….. 57
Tabel 4.8 Nilai Signifikansi secara Parsial ……….. 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ……… 26
Gambar 4.1 Histogram Sebelum Ditransformasi ... 48
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot Sebelum Transformasi ………. 48
Gambar 4.3 Histogram Setelah Ditransformasi ………. 50
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot Setelah Transformasi ……… 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran i Populasi Penelitian ……… 68
Lampiran ii Sampel Penelitian ……… 70
Lampiran iii Data Penelitian ………... 71
Lampiran iv Statistik Deskriptif ……… 81
Lampiran v Uji Normalitas ………... 81
Lampiran vi Uji Multikolinearitas ……….. 84
Lampiran vii Uji Heterokedastisitas ……… 85
Lampiran viii Uji Autokorelasi ………. 85
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai 2010 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 74 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 45 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial hanya variabel laba bersih yang terbukti secara signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen (arus kas).
Kata kunci : Arus Kas Aktivitas Operasi, Gross Profit Margin, Laba Bersih,
ABSTRACT
This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.
The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2008 to 2010, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 74 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 17 for Windows.
The results of this study indicate that operating cash flows, gross profit margin, and net income variable simultaneously have predictive ability for future cash flows. Partially, net earnings as the only one of independent variable is proved significantly affect the dependent variable.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa
sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang. Hal tersebut terbukti dengan adanya krisis yang terjadi di
belahan benua Eropa dan Amerika yang tidak berimbas pada perkembangan
bisnis properti di Indonesia. Krisis Eropa dan Amerika memang berimbas
pada pasar global secara umum, namun, dari segi bisnis properti dan real estate, Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti China, India, dan Singapura tidak terlalu terkena imbas (Sumarmo, 2011). Hal tersebut
disebabkan karena negara-negara tersebut memiliki prospek dan ekspektasi
pasar tersendiri di Asia. Tingginya demand atau permintaan atas ketersediaan bangunan masih jauh lebih banyak dibanding supply atau penawaran yang disediakan oleh developer.
Bisnis property saat ini memberikan peluang dan kesempatan yang cukup terbuka untuk berkembang. Beberapa faktor yang memepengaruhinya
antara lain: pengadaan rumah selalu kurang dibanding kebutuhan rumah
masyarakat, tingkat suku bunga KPR relatif rendah dan cenderung tidak
stabil. Selain itu, bisnis ini didukung oleh perkembangan suatu daerah dan
pertumbuhan ekonomi makro (Kompas, 2010). Terbukanya peluang tersebut,
maupun domestik untuk dapat berinvestasi di dalam negeri, sehingga dana
akan mengalir ke Indonesia melalui penanaman modal asing, dan dapat
memberikan profit untuk membantu pertumbuhan bisnis real estate di Indonesia.
Selain sektor property dan real estate, pertumbuhan sektor industry barang komsumsi pada saat ini mengalami pertumbuhan yang terus
meningkat dan relatif stabil. Tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan
faktor pendorong bagi pertumbuhan sektor industry barang konsumsi, seiring
dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Meskipun menghadapi
tekanan inflasi, kinerja saham sektor barang konsumsi diprediksi masih akan
tetap stabil dan positif pada 2011 (Darmawan, 2011). Selain itu, jumlah
penduduk yang besar, pada rata-rata 24 tahun, merupakan potensi besar yang
terus mendorong pertumbuhan sektor barang konsumsi dalam negeri.
Selain informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari lingkungan eksternal
perusahaan, untuk dapat berinvestasi dalam sektor bisnis tertentu, terlebih
dahulu para investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat menjamin
prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tersebut, yang bersumber dari
internal perusahaan.
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih
diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah
melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian
investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila
investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai
laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (kas dan setara kas) serta kepastian
hasil tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih
baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi
keuangan, laba, perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas
perusahaan.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai
pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Laporan
keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi
yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat
menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan
laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat
mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.
Menurut SFAC No.1, ada dua tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu
sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi
investor, investor potensial, kreditur dan pemakai lainnya untuk membuat
memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor
dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan.
Menurut Mamduh Hanafi (2003, dalam Zeffry Setiawan 2010),
Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data
keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar
lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakai didalam
menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat,
memprediksi jumlah dan penentuan waktu arus kas di masa yang akan
datang yakni deviden dan bunga yang berkaitan dengan investasi mereka.
Salah satu jenis laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus
kas di masa depan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memberikan
informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai informasi keuangan
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian untuk mendapatkannya.
Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan
laba/rugi. Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada
tahun 1987 melalui SFAS No.95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan
arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang menyatakan bahwa perusahaan
bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan.
Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan
laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang.
Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka
laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.
Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan
keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern
maupun ekstern. Informasi laba memiliki manfaat sebagai berikut : menilai
kinerja manajemen; membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representatif dalam jangka panjang; memprediksi laba dan menaksir resiko
dalam investasi atau kredit.
Penggunaan laba dan arus kas sebagai alat pembuatan keputusan
adalah proses yang kompleks karena perlu diperhatikan informasi-informasi
yang terkandung di dalamnya. Laporan laba rugi dipandang sebagai
informasi yang lebih baik dalam menilai prospek laba dan arus kas di masa
yang akan datang dan bahkan lebih baik dari laporan arus kas walaupun arus
kas menunjukkan hubungan yang kuat mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas pada tahun yang berjalan.
Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan
peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk
beberapa horizon peramalan. Sedangkan hubungan antara arus kas tahun
berjalan dengan arus kas masa depan meningkat secara signifikan untuk
perusahaan yang melaporkan rugi, namun signifikansi itu hilang untuk
perusahaan yang melaporkan laba, yang artinya hubungan antara keduanya
tidak meningkat ataupun menurun.
Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus kas dan laba
terhadap arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam
memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi
komponen-komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan akan
meningkatkan tingkat hubungan yang sesuai teori.
Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiannya menguji
kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada
saat perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan
yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa
depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba
negatif.
As’ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus
kas (aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi
arus kas masa depan. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komponen
depan, dimana arus kas operasi merupakan predictor yang paling akurat untuk menganalisis arus kas, diikuti laba pada urutan kedua.
Ariani (2010) menggunakan laba kotor, laba operasi dan laba bersih
sebagai variable dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana laba kotor
berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan.
Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Setiawan (2010) yang
menggunakan perubahan rasio laba kotor terhadap perubahan laba dan
perubahan arus kas satu tahun kedepan yang secara parsial tidak berpengaruh
signifikan.
Adanya keberagaman hasil penelitian terdahulu, mendorong peniliti
untuk melakukan penelitian beberapa variable dalam memprediksi arus kas
masa depan yang berfokus pada perusahaan real estate dan property.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis tertarik menulis penelitian tentang kemampuan informasi keuangan
dalam memprediksi arus kas masa mendatang dengan mengajukan judul
“Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin dan Laba dalam
1.2Batasan Masalah
Beradasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka peneliti
membatasi beberapa variabel dan objek penelitian sebagai berikut:
1.2.1 Informasi arus kas yang digunakan yaitu arus kas dari aktivitas
operasi. Arus kas aktivitas operasi berguna untuk menilai
kemampuan persahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan.
1.2.2 Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba
bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh
pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi
perusahaan.
1.2.3 Objek penelitian adalah perusahaan publik sektor property dan real estate serta consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2008-2010.
1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 apakah terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi dalam
memprediksi arus kas masa depan?
1.3.3 apakah terdapat pengaruh laba dalam memprediksi arus kas masa
depan?
1.3.4 apakah terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan?
1.4Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1.4.1 untuk mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi dalam
memprediksi arus kas masa depan.
1.4.2 untuk mengetahui pengaruh gross profit margin dalam memprediksi arus kas masa depan.
1.4.3 untuk mengetahui pengaruh laba dalam memprediksi arus kas masa
depan.
1.4.4 untuk mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan.
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Bagi peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya
untuk mengkaji topik–topik yang berkaitan dengan kemampuan suatu
1.5.2 Bagi perusahaan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk
kemajuan perusahaan terutama dalam penilaian dan analisa laporan
keuangan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan dimasa
depan.
1.5.3 Bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan memegang peranan penting yang
memberikan berbagai informasi tentang kegiatan operasional
perusahaan bagi bermacam-macam pihak. Laporan keuangan menurut
Baridwan dalam As’ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Munawir
dalam As’ad (2010:26), laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara
data keuangan atau aktivitas dari suatu perusahaan tersebut.
Pada umumnya laporan keuangan menyediakan informasi dalam
bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan. Tujuan Laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi (IAI, 2002). Lebih lanjut di dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) diterangkan mengenai tujuan laporan
1. Menyediakan informasi bagi investor, kreditor, dan pemakai
lainnya baik yang sekarang maupun yang potensial dalam
pembuatan keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis.
2. Menyediakan informasi untuk membantu investor, kreditor
dan pemakai lainnya baik sekarang maupun yang potensial
dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian penerimaan kas
dari dividen dan bunga di masa yang akan datang.
3. Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi dari
satuan usaha dan klaim terhadapnya, pengaruh transaksi atau
kejadian yang mengubah sumber daya dan tuntutan terhadap
sumber daya tersebut.
Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana
yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1
(IAI, 2002) adalah:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasidalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Guna mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
c. Keandalan
Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur ( faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau dapat disajikan secara wajar.
d. Dapat dibandingkan
Identifikasi kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keungan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pemakai. Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijkan akuntansi yang digunkan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini.
2.2 Laporan Arus Kas
Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan
laporan laba rugi. Laporan arus kas pertama kali ditetapkan sebagai
bagian dari laporan keuangan pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95
yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti laporan
perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan
(Ariani, 2010). Alasan utama keputusan FASB yang mengharuskan
perusahaan menyediakan laporan arus kas adalah keinginan untuk
membantu para investor dan kreditor agar dapat memprediksi arus kas
masa depan dengan lebih baik.
Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun
1994 melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2
paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus
kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak
laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat
yang dapat diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor
dan kreditor.
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang
menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau
sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan
kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui
mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut,
seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2.
Informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor,
kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut (Kieso and
Weygandt, 2005), yaitu :
a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. b. Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi
kewajiban.
c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.
Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan
operasi yang dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang
mempengaruhi laba operasional baik dari produksi dan penjualan
2. Arus kas dari aktivitas investasi
Merupakan arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan
penjualan surat-surat berharga, pembelian dan penghentian
berbagai aset seperti peralatan, tanah dan aset lain.
3. Arus kas dari kegiatan pendanaan
Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang dihasilkan
dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran dividen,
pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang
maupun pelunasan utang.
Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus
kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi
untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :
a. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.
b. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu
penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi
selama periode berjalan.
c. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci
yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan
perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu,
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan
perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya.
2.3 Laba Akuntansi
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan
dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat
tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. IAI tahun
2002 memiliki pengertian lain mengenai income. IAI 2002 justru tidak menterjemahkan income dengan istilah penghasilan. Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, (IAI, 2002)
mengartikan income (penghasilan) sebagai “suatu kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba
secara tepat didasarkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para
akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai satu
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari
transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut. Terdapat lima karakteristik yang dimiliki
laba akuntansi menurut Belkoui dalam As’ad (2010):
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodeisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk biaya historis.
e. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Kelima karakteristik laba akuntansi tersebut memungkinkan
untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan laba akuntansi.
Keunggulan laba akuntansi dirumuskan sebagi berikut (Ariani, 2010) :
a. Laba akuntansi bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara objektif, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi atau fakta aktual, yang didukung bukti objektif.
c. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme, dalam arti akuntansi tidak menagkui perubahan nilai, tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi.
d. Laba akuntansi dipandang bermanfaatuntuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.
Sementara itu, kelemahan mendasar dari laba akuntansi terletak
pada relevansinya dalam pengambilan keputusan. Kelemahan laba
a. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost histories dan prinsip realisasi.
b. Laba akuntansi yang didasarkan pada historical cost mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan alokasi.
c. Laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip realisasi, cost histories, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.
Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan
dan sebagai informasi bagi pembagian deviden dan penentuan kebijakan
investasi. Penghitungan laba rugi laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis
dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas,
nilai investasi dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting
karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang
membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2002: 149)
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010),
ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba
bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola
perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang
diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja
yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa
mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini
didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai
dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual.
Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan
produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.
Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya
operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam
perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan
memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya
operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya
perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan
lain-lain.
Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara
seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non
operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini
adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam
perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.
Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan
informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan
2.4 Gross Profit Margin
Gross profit margin, merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio
antara gross profit dengan penjualan bersih. Gross profit margin (GPM) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
Gross profit margin = Penjualan bersih – harga pokok penjualan x 100% Penjualan bersih
Gross profit margin atau persentase gross profit margin, merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat
ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Agar menguntungkan,
perusahaan harus menghasilkan gross profit margin yang cukup. Gross profit margin harus cukup besar untuk mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti penelitian dan pengembangan,
pemasaran dan iklan. Gross profit margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung pada berbagai faktor seperti kompetisi,
investasi modal dan besaran biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin.
2.5 Prediksi Arus Kas
Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan
informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian
probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi
pengambilan keputusan dan variabel prediktor yang relevan dalam
informasi akuntansi. Kecendrungan untuk meramalkan atau menduga
suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi
akan memberikan dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Akan tetapi
ada dua hal yang perlu diingat; Pertama adalah, bahwa keberhasilan
peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara langsung bagi manajer /
pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara peristiwa eksternal diluar
kendali dengan peristiwa internal yang dapat dikendalikan.
Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data
yang didapat dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur
dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas
jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakau
internal dan eksternal. Bagi pengguna internal seperti manajer dan
auditor, peramalan arus kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas
operasi perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang. Sedangkan
bagi pemakai ekternal seperti kreditor, peramalan arus kas digunakan
untuk melihat kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek.
Untuk analisis investasi, para analisis keuangan lebih banyak
menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi
penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan
keuangan. Thiono (2006) dalam As’ad (2010) menyatakan bahwa
informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Lebih
lanjut Parawiyati dan Baridwan (1998) dalam As’ad (2010)
mengungkapkan bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi
keberhasilan usaha yang rinci dan nyata sehingga penilaiaan kinerja
yang didasarkan informasi tersebut menjadi lebih berarti.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk
mendukung kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1
Ringkasan penelitian terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variable penelitian kas dan laba dalam memprediksi arus dan arus kas dalam memprediksi arus
kas dari aktivitas dengan arus kas masa depan
As’ad (2010) kemampuan informasi
komponen arus kas dan laba dalam memprediksi arus
Ariani (2010) pengaruh laba kotor, laba operasi,
laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki
Kim dan Kross (2002) dalam penelitiannya mengenai hubungan
antara earnings dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi masa depan terus meningkat dan
peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk
beberapa horizon peramalan.
Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus dan laba
terhadap arus kas dimasa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam
memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi
komponen-komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan akan
meningkatkan tingkat hubungan yang sesuai teori.
Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiannya menguji
kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada
saat perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan
yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa
depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba
negatif.
Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan dalam
memprediksi perubahan laba dan perubahan arus kas masa depan pada
perusahaan manufaktur industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Hasil penelitian perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan
perubahan arus kas satu tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba satu tahun ke depan maupun
perubahan arus kas satu tahun ke depan pada taraf 10%. Selain itu,
perubahan piutang, persedian, biaya administrasi dan penjualan, serta rasio
laba kotor secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba maupun arus kas satu tahun ke depan.
Ariani (2010) menguji pengaruh laba kotor, laba operasi, dan laba
bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara simultan
berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu,
penelitian ini juga membuktikan bahwa laba kotor memiliki kemampuan
yang paling baik dibandingkan laba operasi dan laba bersih dalam
memprediksi arus kas masa depan.
As’ad (2010) menguji kemampuan informasi komponen arus kas dan
laba dalam memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan hasil pengujian
beda independen menunjukkan bahwa secara statistic terbukti bahwa baik
komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh dalam
memprediksi arus kas masa depan, namun pengujian komponen arus kas
secara bersama-sama tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa
depan. Selain itu, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa arus kas operasi
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menjelaskan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalaha tertentu. Berdasarkan tinjauan teoritis
dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan selumnya,
maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang merupakan variable dependen adalah
arus kas masa depan. Sedangkan yang menjadi variabel independen
adalah laba bersih, gross profit margin, dan arus kas aktivitas operasi pada periode pengamatan.
Komponen arus kas dan laba penting karena secara
bersama-sama kedua prediktor tersebut dapat digunakan dalam memprediksi arus Arus kas aktivitas
operasi ( )
Gross Profit Margin
( )
Laba Bersih ( )
Arus kas masa depan (Y)
H1
H1
H3
kas masa depan (Bandi dan Rahmawati, 2005). Prediksi arus kas suatu
perusahaan adalah variabel dependen yang penting untuk dipelajari
karena dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan ekonomi dan
pemakai laporan keuangan.
Laporan keuangan dianggap dapat menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan (As’ad, 2010:39). Arus kas dan laba yang
diungkapkan dalam laporan keuangan dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan investasi. Arus kas tahun berjalan dapat
digunakan investor untuk menghitung arus kas masa depan perusahaan,
sehingga dengan arus kas masa depan yang baik, investor dapat
memperoleh keyakinan bahwa investasi yang dilakukannya sudah tepat.
Penyajian jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah
arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber dari luar. Selain itu arus kas dari aktivitas operasi
berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan.
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan prediktor dalam memprediksi
arus kas masa depan (Bandi dan Rahmawati, 2005).
Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan
keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern
merupakan fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan
dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran
meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus kinerja tersebut
mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan operasi
yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan
yang diterbitkan.
Informasi laba memiliki manfaat antara lain: menilai kinerja
manajemen; membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representative dalam jangka panjang; memprediksi laba dan menaksir
resiko dalam investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Untuk keputusan
tersebut, baik pihak intern maupun ekstern dianggap memerlukan
informasi dari perusahaan tentang likuiditas dan solvensi, kemampuan
menghasilkan laba, merupakan kemampuan mendatangkan aliran kas
dan prestasi manajemen.
Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan
laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan
lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan
semakin banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga
semakin rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba
kotor akan memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan.
2.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah preposisi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal,
atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang
menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis
merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan
perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : arus kas aktivitas operasi berpengaruh terhadap arus kas masa
depan
H2 : gross profit margin berpengaruh terhadap arus kas masa depan H3 : laba bersih berpengaruh terhadap arus kas masa depan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Umar, 2003:30)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2007:72), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari, kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan
real estate dan property serta consumer goods yang terdaftar di BEI selama tiga tahun berturut-turut yaitu: 2008, 2009, dan 2010, dimana
perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di
publikasikan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 74 perusahaan.
3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Sampel yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteria-kriteria
pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagi berikut:
a. perusahaan real estate, property, dan consumer goods yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010.
b. perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan
yang lengkap yang menggunakan mata uang rupiah, serta telah
diaudit selama tahun 2008-2010.
c. perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian (mengalami laba
23 JAKA PT Jaka Inti Realtindo Tbk. √
30 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk. √
31 MDLN PT Modernland Realty Tbk. √ √ √ S17
23 PYFA Pyridam Farma Tbk. √ √ √ S38 24 RMBA Bentoel International Investama Tbk. √ √
25 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk. √ √
26 SKLT Sekar Laut Tbk. √ √ √ S39
27 STTP Siantar TOP Tbk. √ √ √ S40
28 SQBB Taisho Pharmaceutical I. Tbk. √
29 SQBI Taisho Pharmaceutical I Tbk (PS) √ √ √ S41
30 TCID Mandom Indonesia Tbk. √ √ √ S42
31 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. √ √ √ S43
32 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ √ S44
33 UNVR Unilever Indonesia Tbk. √ √ √ S45
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang
diperoleh dengan cara mengunduh data dari www.idx.co.id (website Bursa Efek Indonesia) dan ICMD (Indonesian capital market directory) selama tahun 2008-2010. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan
sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan pihak lain (Umar,
2003:60).
Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross section (pooled data). Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu
tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan
sejumlah 74 perusahaan.
Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data tahun 2008
sampai dengan tahun 2010 yang terbagi dalam variabel bebas (arus kas
aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih) yang direpresentasikan oleh data tahun 2008 dan 2009, serta variabel terikat (arus kas masa depan)
yang direpresentasikan oleh data tahun 2009 dan 2010. Dengan
menggunakan penggabungan data selama dua tahun tersebut maka diperoleh
sampel sesuai kriteria berjumlah 45 x 2 tahun, yaitu sebanyak 90 sampel
pada perusahaan property, real estate dan consumer goods.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat,
dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan dalam periode pengamatan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).
3.1 Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan perusahaan. Arus kas
periode. Di dalam laporan arus kas , perusahaan melaporkan arus masuk
dan arus keluar kas atau setara kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Arus kas masa depan diukur melalui total jumlah penerimaan arus
kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama satu periode di masa
yang akan datang (tahun t+1). Total arus kas tersebut dalam milyaran
rupiah, sehingga perlu disederhanakan terlebih dahulu dengan
mentransformasinya kedalam bentuk logaritma natural, guna mendapatkan
data yang lebih mudah untuk di hitung. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk penyetaraan satuan agar data dari variabel dependen maupun
independen dapat dilihat pengaruhnya melalui program analisis statistik.
Adapun tujuan dilakukannya transformasi data menurut Hadi (2006, 116)
adalah untuk mendapatkan data yang lebih normal, lebih homogen, dan
tidak terlalu ekstrim.
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Nama
variabel
simbol Definisi operasional skala
Arus kas masa depan
penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada tahun t+1
Nominal
Arus Kas Aktivitas Operasi
selisih antara penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban
Nominal
Gross Profit Margin
ukuran kinerja yang membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih
Rasio
Laba Bersih angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan
3.2 Variable Bebas (independent variable)
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Umar, 2003:50). Adapun variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Arus Kas Aktivitas Operasi ( )
Arus kas merupakan penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan selama suatu periode. Di dalam laporan arus kas, perusahaan
melaporkan arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan selisih antara
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa dan pembayaran kas
kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta
membayar beban (Bandi dan Rahmawati, 2005). Arus kas terlebih dahulu
ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural.
b. Gross Profit Margin ( )
Gross profit margin, merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio
antara laba kotor dengan penjualan bersih. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :
c. Laba Bersih( )
Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih, yaitu
angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan
operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba yang dimaksud
merupakan total laba perusahaan baik yang terkait atau tidak terkait
dengan aktivitas utama perusahaan. Komponen laba bersih adalah laba
perusahaan sebelum item operasi yang tidak berlanjut, item- item khusus,
dan pos luar biasa (Bandi dan Rahmawati, 2005). Dengan demikian,
sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba
yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai
dividen. Laba bersih akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma
natural.
F. Metode Analisis Data
3.1 Pengujian Asumsi Klasik
3.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2006:110) adalah
untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak
mengikuti distribusi normal, uji statistic menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal yaitu analisis grafik dan analisis statistic dengan
berdasarkan uji Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi
data tidak normal
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka distribusi
data normal
3.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006:91), uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi
antara variabel independen. Suatu model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi di antara independennya. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nila variance inflation factor tidak lebih dari 10, maka model dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang
dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas pada model adalah dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai
1. jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau homokedastisitas.
3.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Dengan kata lain, masalah ini sering kali ditemukan
apabila menggunakan data time series.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Menurut
Sunyoto (2009:91), pengambilan keputusan ada tidaknya auto korelasi
adalah sebagai berikut:
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelsi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi
Salah satu cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi adalah dengan dilakukannya uji statistik Run Test. Suatu persamaan regresi dinyatakan terbebas autokorelasi jika hasil uji statistik run test-nya tidak signifikan atau di atas 0,05 (Ghozali, 2006). Pengambilan keputusan pada uji run test didasarkan pada acak tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi.
Menurut Ghozali (2006), acak tidaknya data mempunyai
batasan sebagai berikut:
1. apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi
secara acak.
2. apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi
secara tidak acak.
3.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan anlisis
regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut
dinyatkan dengan bentuk persamaan sebagi berikut:
Y = Arus kas masa depan
a = konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi variabel independen
= Arus Kas dari aktivitas Operasi
= Laba bersih
e = Error
3.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas / independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali 2006:84). Uji-t dilakukan
untuk mengetahui signifikan tidaknya penngaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain menguji
pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ha = ada pengaruh signifikan variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen
Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai
signifikan) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf
uji α = 5%.(0,05)
Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai
pembuktian yaitu:
1) jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima
2) jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima
3.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ha = ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai
signifikan) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf
uji α = 5%.(0,05)
Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai
pembuktian yaitu:
1) jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima
2) jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima
G. Tabel Jadwal Penelitian
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan
menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan, dan yang menjadi variabel bebas adalah arus
kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 45, data didapatkan dari laporan
laba rugi dan arus kas pada perusahaan property, real estate dan consumer goods selama tahun 2008-2010, yang seluruhnya terdaftar pada bursa efek Indonesia dan tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan.
Prosedur Penyampelan:
Perusahaan property, real estate dan consumer goods
yang terdaftar sejak 2008-2010 ……….. 74
Perusahaan yang tidak menerbitkan audited
financial report ……… (11)
Perusahaan yang mengalami kerugian ……… (18)
B. Hasil Penelitian
4.1Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Imam Ghozali (2006), statistik deskriptif dapat
mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi). Pengujian statistik deskripstif merupakan proses
analisis yang merupakan proses menyeleksi data (screening data), sehingga data yang akan dianalisis memiliki distribusi normal. Deskripsi
dari masing-masing variabel penelitian ini dapat dillihat pada tabel 4.1
dibawah.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AKO 90 -1.057E12 4.745E12 3.12583E11 8.875357E11
GPM 90 .000 .839 .40486 .164905
LB 90 1.172E8 5.087E12 2.96678E11 7.967450E11
AKM 90 -5.383E11 5.965E12 1.95900E11 7.961136E11
Valid N (listwise) 90
Sumber : Data yang diolah penulis, 2011
Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat
diketahui:
1. Arus kas aktivitas operasi
a. Arus kas aktivitas operasi memiliki nilai minimum sebesar
-1,057 x , yaitu Rp -1.057.406.702.136, yang diperoleh
b. Arus kas aktivitas operasi memiliki nilai maximum sebesar
4,475 x , yaitu Rp 4.745.113.000.000, yang diperoleh dari
PT. HM Sampoerna Tbk. Pada tahun 2008.
c. Arus kas aktivitas operasi memiliki nilai rata-rata sebesar
3,125 x .
d. Arus kas aktivitas operasi memiliki nilai standar deviasi
sebesar 8,875357 x .
2. Gross profit margin
a. Gross profit margin memiliki nilai minimum sebesar 0, yang diperoleh dari PT. Duta Anggada Realty Tbk. Pada tahun
2009.
b. Gross profit margin memiliki nilai maximum sebesar 0,839, yang diperoleh dari PT. Suryainti Permata Tbk. Pada tahun
2008.
c. Gross profit margin memiliki nilai rata-rata sebesar 0,40486. d. Gross profit margin memiliki nilai standar deviasi sebesar
0,164905.
3. Laba bersih
a. Laba bersih memiliki nilai minimum sebesar 1,172 x ,
yaitu Rp 117.184.933, yang diperoleh dari PT. Ristia Bintang