• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

TESIS

Oleh

WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU 097018033

SEKOLAH PASCASARJANA EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU 097018033

SEKOLAH PASCASARJANA EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

Nama Mahasiswa : WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU Nomor Pokok : 097018033

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Syaad Afifuddin, S.E.,M.Ec) (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Direktur,

(4)

Telah diuji pada Tanggal: 4 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Syaad Afifuddin, S.E.,M.Ec Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo,

2.

SE, M.Ec

3. Dr. HB. Tarmizi Prof. Dr. Ramli, MS

(5)

PERNYATAAN

“ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA”

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Magister Sains pada Program studi Ekonomi Pembangunan

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil

karya penulis sendiri.

Pengutipan hasil karya orang lain yang saya lakukan dalam tesis ini, telah

saya cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Jika dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini

bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 4 Juli 2012

Penulis

(6)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

ABSTRAK

Tesis ini mengkaji mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Singapura dengan menggunakan pendekatan Model Persamaan Struktural (SEM), yang terdiri dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression).Penelitian ini dilihat dari kerangka konsepnya termasuk ke dalam analisis jalur (Path Analyze) dan pengolahan data variabel melalui program AMOS yang merupakan analisis multivariat dengan banyak varibel.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan yang diinterpolasi per triwulan dan dimulai dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2011 yang berasal dari berbagai sumber yaitu Departemen Statistik Singapura, Otoritas Moneter Singapura, Kementerian Tenaga Kerja Singapura dan publikasi resmi lainnya. Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous Pertumbuhan Ekonomi Singapura, Variabel intervening Ekspor Netto, variabel exogenous Investasi, Kurs, Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan Manufaktur.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada persamaan struktural pertama seluruh variabel exogenous terhadap varibel intervening berpengaruh signifikan dan persamaan struktural kedua seluruh variabel exogenous termasuk juga variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura.Melalui Program AMOS dapatlah diketahui pengaruh secara langsung, tidak langsung dan pengaruh total dimana Secara langsung, variabel yang berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tenaga Kerja dengan koefisien sebesar 0,291.Secara tidak langsung, variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tabungan Domestik dengan koefisien sebesar 0,230.Secara Total, Variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah pada jalur Tabungan dan Ekspor Netto dengan koefisien sebesar 0,404.

(7)

ANALYSIS ON PREDISPOSING FACTORS TO SINGAPORE ECONOMY GROWTH

ABSTRACT

The thesis investigate the factors predisposing economy growth in Singapore Country with using SEM (Structural Equation Model) consisting of factor analysis, path analysis, and regression. The research can be seen from its conceptual frame included in path analyze and data processing variable through AMOS (Analisis of Moment Structures) program as the multivariate analysis with some variables.

The used data was secondary data taken from annual data and interpolated per trisemester starting from 1975 until 2011 derived from various sources such as Singapore Statistics Department, Singapore Monetary Authority, Ministry of Laborer, Singapore and other official publication. The variables used were endogenous variables namely Singapore Economy Growth, Intervening variable Netto Export, exogenous variable investment, Money-Exchange, Laborers, Deposit, Industry and Manufactures.

The results of research showed that in the first structural equation, all exogenous variables to intervening variables had significant influence and in the second structural equation all exogenous variables including intervening variable had significant influence to Singapore Economy Growth. Through AMOS program, it can be known the influence either directly or indirectly and total influence. In direct influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in laborer sector with coefficient 0.291. In indirect influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in Domestics Saving Sector with coefficient for 0.230. In total, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in deposit and net export with coefficient for 0.404.

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur Saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

dengan Kasih Karunianya Saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ( Tesis )

Magister Ekonomi Pembangunan dengan judul ; “Analisis Faktor – Faktor yang

mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura “

Penyusunan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya mengucapkan terimakasih

yang seiklasnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,

DTM&H, M.Sc (CTM), SpA(K).

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof.

Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.

3. Wakil Direktur I dan II Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H, M.S

4. Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin Sembiring,

S.E, M.Ec.

5. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS. , Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU , Bapak Drs.

Rahmat Sumanjaya, M.Si sebagai Pembanding yang telah banyak

(9)

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf administrasi Program Studi Magister

Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

7. Bang Suherwin dan Elysa Pratiwi, yang telah memberikan pengarahan

cara kerja Path Analyze melalui program AMOS Ver.16

8. Teman – Teman Angkatan 18 Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

Terakhir Saya menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

saya mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan Tesis

ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih dan kiranya Tesis ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Juli 2012

Penulis

(10)

ACKNOWLEDGEMENTS

I am very grateful to my supervisors, Prof. Dr. Syaad Afifuddin Sembiring, SE.,M.Ec and Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec for their kind support and patient guidance since I came to Study at University of Sumatera Utara Pascasarjana Program in March 2010. They gave me much instruction on the research topic and many things in life. Their expertise, dedication and interest in the world of economics have inspired Me a lot. Undoubtedly, I will remember the wonderful expereience to work with them.

I owe many thanks to my Mother, Sisters Ita and Diana, Brothers Anthony and Hery, my nephew Kezia, Lionel Jack, Jacinda, Michaela,Nichea and my girlfreind. They always give me very warm support when I face key challanges and opportunities.

My appreciation also goes to my freinds Ivonne Ms. and Lue Poh Choo Ms. in the Singapore Department of Statistics, Chee Keong Chua Mr. as Head of Data Administrative and Luo Jiahui Mr. Ministry of Man Power Republic of Singapore , who had helped me in Economics data collection and Data Guideline. I am particularly thankful to the Group of Christian freinds (ARIT-Servants of God Association in Atambua) who had constantly encourage Me and Covered Me with their Prayers and Divine Guidance.

(11)

Last, but not the least; Above All, I give thanks to my God for His Grace and Mercy without which this Thesis will never have seen the light of day.

“ Except the Lord build the House, they labour in vain that build it” (Psalm 127:1)

Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota,

sia-sialah pengawal berjaga-jaga (Mazmur 127:1)

(12)

DAFTAR ISI

2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi...22

2.3 Pertumbuhan Ekonomi Harrod – Domar...23

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Solow – Swan...29

2.5 Pertumbuhan Ekonomi dalam Perekonomian Terbuka...31

2.6 Investasi...33

2.7 Jumlah Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja...41

2.8 Ekspor dan Impor...43

2.9 Nilai Tukar ( Kurs )...46

2.10 Pertumbuhan Ekonomi dan Nilai Kurs...49

2.11 Tabungan...50

2.12 Konsumsi...52

2.13 Peranan Industri dalam Perekonomian...59

2.14 Peneliti Terdahulu...61

2.15 Kerangka Konseptual...65

2.16 Hipotesis penelitian...66

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian...68

3.2. Jenis dan Sumber Data...68

3.3. Metode Analisis Data...69

3.3.1 Model Analisis...69

3.3.2 Variabel Penelitian...70

3.4. Metode PATH Analysis...72

3.4.1 Uji Asumsi...74

3.4.2 Uji Statistik...76

3.4.3 Uji Hipotesis dan Uji Hubungan...79

(13)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah dan Perekonomian Singapura

4.1.1. Sejarah dan Pertumbuhan Ekonomi Singapura... 81

4.2.Perkembangan Perdagangan Internasional 4.2.1. Ekspor ... 92

4.2.2. Impor ... 95

4.2.3. Ekspor Netto...97

4.3. Investasi ...98

4.4. Kurs ...101

4.5. Tenaga Kerja ... 104

4.6. Industri dan Manufaktur ... 105

4.7. Tabungan...106

4.8.Analisis dan Pembahasan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura...109

4.8.1. Uji Asumsi...109

4.8.2. Analisis Model...111

4.8.3. Uji Kesesuaian dan Uji Hubungan Kausal...111

4.8.4. Hubungan Faktor – Faktor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura...112

4.8.5. Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Interpretasi...116

4.8.6. Pembahasan...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 151

5.2. Saran ... 152

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Perkembangan PDB Singapura Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 1980 - 2010 ... 4

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu...62

Tabel 3.1. Indeks Pengujian Kelayakan Model... 79

Tabel 4.1. Beberapa Indikator penggerak perekonomian Singapura...86

Tabel 4.2. Perdagangan Internasional Bidang Ekspor Barang dan Jasa ... 94

Tabel 4.3. Negara Tujuan Ekspor Barang dan Jasa Singapura ... 94

Tabel 4.4. 10 Jenis Barang dan Jasa yang Di Impor oleh Negara Singapura .... 96

Tabel 4.5. Negara Pengekspor Barang dan Jasa ke Singapura ...96

Tabel 4.6. Kurs Singapura Dollar Terhadap US Dollar ...103

Tabel 4.7. Indikator Ekonomi dalam Anggota Ekonomi APEC tahun 1999 ....108

Tabel 4.8. Hasil Komputerisasi Criteria Goodness of Fit Indices Model... 111

Tabel 4.9. Regression Weight Measurement Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura... 112

Tabel 4.10. Pengaruh Langsung , Tidak Langsung dan Total Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura…...117

Tabel 4.11. Teori Hubungan antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi...139

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Export and Import of Goods and Services ... 7

Gambar 1.2. Investment ... 8

Gambar 1.3.Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri ... 10

Gambar 1.4. Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri 1997 - 2009 ... 11

Gambar 1.5. Tingkat Tabungan Negara Singapura ... 12

Gambar 1.6. Tingkat Konsumsi Negara Singapura ... 13

Gambar 1.7. Perkembangan Industri dan Manufaktur Negara Singapura ... 14

Gambar 2.1. Perekonomian Terbuka terhadap aliran keuangan dilihat dari Investasi, Tabungan, Tingkat Bunga dan neraca transaksi berjalan. ... 32

Gambar 2.2. Fungsi Investasi ... 39

Gambar 2.3. Fungsi Konsumsi ... 54

Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 65

Gambar 2.5. Hipotesis PenelitianAnalisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 67

Gambar 4.1. Ekspor – Impor Barang dan Jasa ... 93

Gambar 4.2. Ekspor Netto Singapura dari Tahun 1975 - 2011 ... 97

Gambar 4.3. Total Investasi dan Total Tabungan ... 100

Gambar 4.4. Jumlah Tenaga Kerja Singapura ... 105

Gambar 4.5. Perkembangan Industri dan Manufaktur ... 106

Gambar 4.6. Perkembangan Tingkat Tabungan Domestik Negara Singapura ... 107

Gambar 4.7. Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 120

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN DATA PENELITIAN...161 HASIL PENELITIAN AMOS

(17)

DAFTAR SINGKATAN

AS = AMERIKA SERIKAT

APEC = ASIAN PASIFIC ECONOMIC COOPERATION

(KERJASAMA EKONOMI NEGARA ASIA PASIFIK)

BUMN = BADAN USAHA MILIK NEGARA

BPS = BADAN PUSAT STATISTIK

BI = BANK INDONESIA

CDS = CREDIT DEFAULT SWAP

C = KONSUMSI

COR = CAPITAL OUTPUT RATIO

FDI = FOREIGN DIRECT INVESTMENT

GDP = GROSS DOMESTIC PRODUCT

INDMAF = INDUSTRI DAN MANUFAKTUR

IMF = INTERNATIONAL MONETARY FUND

(INVESTASI ASING LANGSUNG)

IT = INFORMATION AND TECHNOLOGY

I / INV = INVESTASI

K = KAPITAL

L = LABOUR

MAS = MONETARY AUTHORITY OF SINGAPORE

(OTORITAS MONETER SINGAPURA)

MPK = MARGINAL PRODUCTIVITY OF CAPITAL

MPL = MARGINAL PRODUCTIVITY OF LABOUR

MPC = MARGINAL PROSPERITY TO CONSUME

MNC = MULTINATIONAL COMPANY

NX = NET EKSPOR

PDB = PRODUK DOMESTIK BRUTTO

TK = TENAGA KERJA

UNIDO = UNITED NATIONS FOR INDUSTRIAL

(18)

WARNING !!!

This Thesis may be used only for private study or research purposes. No Part of this work may be reproduced without permission,

(19)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU

JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI

TEMPAT LAHIR : MEDAN

TANGGAL LAHIR : 18 OKTOBER 1982

ALAMAT : MEDAN

PEKERJAAN : DINAS PPKAD KARO

TAHUN 2007 – SEKARANG

HONGKONG AND SHANGHAI BANK CORP. TAHUN 2006 – 2007

PENDIDIKAN : SD ST YOSEPH I MEDAN (TAHUN 1988 S/D1994)

SMP SANTA MARIA MEDAN (TAHUN 1994 S/D 1997)

SMU NEGERI I KABANJAHE (TAHUN 1997 S/D 2000)

SARJANA EKONOMI (S1)

UNIV.HKBP NOMMENSEN MEDAN (TAHUN 2001 S/D 2006)

COMPUTERIZED ACCOUNTING

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA (TAHUN 2006 – 2007)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (TAHUN 2007-2008)

(20)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

ABSTRAK

Tesis ini mengkaji mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Singapura dengan menggunakan pendekatan Model Persamaan Struktural (SEM), yang terdiri dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression).Penelitian ini dilihat dari kerangka konsepnya termasuk ke dalam analisis jalur (Path Analyze) dan pengolahan data variabel melalui program AMOS yang merupakan analisis multivariat dengan banyak varibel.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan yang diinterpolasi per triwulan dan dimulai dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2011 yang berasal dari berbagai sumber yaitu Departemen Statistik Singapura, Otoritas Moneter Singapura, Kementerian Tenaga Kerja Singapura dan publikasi resmi lainnya. Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous Pertumbuhan Ekonomi Singapura, Variabel intervening Ekspor Netto, variabel exogenous Investasi, Kurs, Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan Manufaktur.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada persamaan struktural pertama seluruh variabel exogenous terhadap varibel intervening berpengaruh signifikan dan persamaan struktural kedua seluruh variabel exogenous termasuk juga variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura.Melalui Program AMOS dapatlah diketahui pengaruh secara langsung, tidak langsung dan pengaruh total dimana Secara langsung, variabel yang berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tenaga Kerja dengan koefisien sebesar 0,291.Secara tidak langsung, variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tabungan Domestik dengan koefisien sebesar 0,230.Secara Total, Variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah pada jalur Tabungan dan Ekspor Netto dengan koefisien sebesar 0,404.

(21)

ANALYSIS ON PREDISPOSING FACTORS TO SINGAPORE ECONOMY GROWTH

ABSTRACT

The thesis investigate the factors predisposing economy growth in Singapore Country with using SEM (Structural Equation Model) consisting of factor analysis, path analysis, and regression. The research can be seen from its conceptual frame included in path analyze and data processing variable through AMOS (Analisis of Moment Structures) program as the multivariate analysis with some variables.

The used data was secondary data taken from annual data and interpolated per trisemester starting from 1975 until 2011 derived from various sources such as Singapore Statistics Department, Singapore Monetary Authority, Ministry of Laborer, Singapore and other official publication. The variables used were endogenous variables namely Singapore Economy Growth, Intervening variable Netto Export, exogenous variable investment, Money-Exchange, Laborers, Deposit, Industry and Manufactures.

The results of research showed that in the first structural equation, all exogenous variables to intervening variables had significant influence and in the second structural equation all exogenous variables including intervening variable had significant influence to Singapore Economy Growth. Through AMOS program, it can be known the influence either directly or indirectly and total influence. In direct influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in laborer sector with coefficient 0.291. In indirect influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in Domestics Saving Sector with coefficient for 0.230. In total, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in deposit and net export with coefficient for 0.404.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis subprime mortgage yang terjadi pada bulan Juli 2007 di negara

Amerika Serikat yang berkepanjangan sampai September 2008 berdampak pada

gejolak bursa saham global. Krisis Lehman Brother yang terkait dengan transaksi

credit default swap (CDS) dimana Arus Modal Keluar jangka pendek naik dari

emerging economy yang pada akhirnya menurunkan nilai tukar mata uang

berbagai negara terhadap dolar AS dan mengurangi cadangan devisa

Krisis ini mengakibatkan perekonomian dunia memasuki Resesi termasuk

negara – negara maju pada pertengahan tahun 2008. Perekonomian India dan

China melambat dari tahun sebelumnya. Dalam Keseluruhannya pada tahun 2008,

Pertumbuhan Ekonomi Dunia hanya tumbuh 3 persen, lebih rendah jika

dibandingkan tahun 2007 yaitu mencapai 5 persen.Perekonomian Negara maju

seperti Amerika Serikat , Uni Eropa , dan Jepang tumbuh 0.4 persen , 0.7 persen

dan minus 0.6 persen lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh

2 persen , 2.6 persen dan 2.4 persen.

Pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun dari Januari hingga Maret

2009 dan merambat ke negara lainnya. Pertumbuhan Ekonomi Jepang , Uni eropa

, dan Amerika Serikat turun sampai negatif 8.8 persen , 4.8 persen , 3.3 persen

dibandingkan dengan tahun 2008. Pertumbuhan Ekonomi China dan India yang

merupakan penggerak ekonomi Asia menurun menjadi 6.1 persen dan 5.8 persen

(23)

juga terjadi penurunan ekonomi meliputi Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan

Hong Kong serta kawasan Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, dan kawasan

Afrika.

Bagaimana Pengaruh krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat

terhadap Negara Singapura? Pengaruhnya dapat dilihat dari berbagai sektor,

Contohnya saja pada bagian Perdagangan Internasional, sesuai dengan Perjanjian

Kontrak Perdagangan Antara Amerika Serikat dan Singapura, Singapura banyak

mengekspor produknya ke Amerika Serikat, jadi Jika Ekonomi Amerika turun

sampai dengan 1.5 persen, maka Ekonomi Singapura ikut terseret turun 1.5 persen

s/d 2.5 persen. Perekonomian Singapura yang biasanya tumbuh sekitar 8.9 persen

pada bulan Oktober – Desember 2007 tetapi anjlok sampai 6 persen. Ini dapat

disimpulkan bahwa Kemerosotan ekonomi suatu negara seperti Amerika Serikat

berdampak terhadap negara – negara di Asia. Bahkan Perekonomian China yang

tahan terhadap resesi ekonomi negara lain juga terkena imbas.

Dari dampak krisis tersebut, bahwa kegiatan perekonomian suatu negara

dipengaruhi oleh naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi

diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kesejahteraan

meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkelanjutan merupakan

prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi atau dengan pengertian

lain kemampuan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran penduduknya yang ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi

(24)

Singapura merupakan negara kecil yang ditinjau dari ukuran geografi

dengan sumber daya alam yang minim, karena itu singapura banyak menerima

pasokan sumber dayanya dari negara lain . Kondisi ini membuat singapura harus

terus memelihara hubungan baik dengan negara – negara terdekat yaitu di

kawasan asia tenggara karena kawasan ini merupakan kawasan yang sangat

penting bagi singapura dalam hal pasokan sumber dayanya. Singapura juga sangat

bergantung kepada pedagang terutama ekspor manufaktur dan jasa, karena jika

negara – negara maju menutup jalur masuk ekspor singapura maka dampaknya

adalah akan terjadi resesi perekonomian dalam negeri dan rawan akan goncangan

keuangan. Singapura mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

cukup tinggi yang akhirnya mampu meningkatkan taraf hidup dan seluruh rakyat.

Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Singapura dapat dilihat pada tabel 1.1

yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi singapura mengalami perubahan

(25)

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN PDB SINGAPURA ATAS DASAR HARGA KONSTAN , TAHUN 1980–2010

Source : The World Bank Group and International Monetary Fund (IMF ) year of year 1975– 2010

(26)

Dalam perdagangan luar negeri ekspor dapat dikategorikan menjadi ekspor

barang dan jasa serta ekspor migas dan non migas.Perkembangan nilai ekspor dan

impor dari barang dan jasa selama 37 tahun mulai dari 1975 s/d akhir tahun 2011

yang di tunjukkan oleh gambar 1.1

Gambar 1.1 ( EXPORT AND IMPORT OF GOODS AND SERVICES )

Source : IMF Statistics Department (Various). International Financial Statistics,USA : IMF Publication Service

0 1E+11 2E+11 3E+11 4E+11 5E+11 6E+11 7E+11

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

EXPOR

(27)

Gambar 1.2 Investment year of year

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Perkembangan Tenaga Kerja Singapura dari tahun ke tahun dapat kita lihat

pada gambar 1.3 dimana secara umum setiap tahun tenaga kerja asing hampir

mengimbangi Tenaga kerja Dalam Negeri yang masuk ke Negara tersebut, tetapi

di tahun 2009 tenaga kerja domestic mendominasi pasar tenaga kerja singapura

dan tenaga kerja asing menurun tajam sampai dibawah 0 dan di tahun berikutnya

tenaga kerja asing kembali meningkat hampir sama dengan tenaga kerja domestic.

0 1E+10 2E+10 3E+10 4E+10 5E+10 6E+10 7E+10 8E+10 9E+10

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

(28)

Gambar 1.3 (Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri dari tahun ke tahun)

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Gambar 1.4 (Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri dari tahun ke tahun)

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore ) 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

TKLN

(29)

Gambar 1.4 menggambarkan siklus yang relatif stabil pada tenaga kerja

domestik selama pemerintah memberikan subsidi upah melalui kebijakan

perencanaan kredit jangka panjang dan dampak pemberian subsidi ini adalah

pertumbuhan tenaga kerja lokal secara signifikan lebih kuat di tahun 2000 dari

pada di era tahun 1990 , meskipun pertumbuhan outputnya lemah.

Gambar 1.5 ( Tingkat Tabungan Negara Singapura ) year of year Source : The World Bank Group and International Monetary Fund (IMF ) year

of year 1975 – 2010

Gambar 1.4 menggambarkan siklus yang relatif stabil pada tenaga kerja

domestik selama pemerintah memberikan subsidi upah melalui kebijakan

perencanaan kredit jangka panjang dan dampak pemberian subsidi ini adalah

pertumbuhan tenaga kerja lokal secara signifikan lebih kuat di tahun 2000 dari

pada di era tahun 1990 , meskipun pertumbuhan outputnya lemah.

0 2E+12 4E+12 6E+12 8E+12 1E+13 1,2E+13 1,4E+13 1,6E+13

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

Tabungan

(30)

Gambar 1.6 ( Tingkat Konsumsi Negara Singapura ) year of year Sumber : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Perkembangan tingkat konsumsi singapura dapat dilihat pada gambar

antara Pertumbuhan ekonomi (Gambar 1.1) dengan Tingkat Konsumsi ( Gambar

1.8 ) rata –rata setiap tahun menunjukkan bahwa komponen terbesar dari

permintaan barang dan jasa berdasarkan komponen permintaan adalah

pengeluaran konsumsi dimana mulai dari tahun 1980 s/d 2009 tingkat konsumsi

rata – rata dalam 30 tahun terakhir sebanyak 54.36% dari total GDP ( PDB )

Gambar 1.7 ( Perkembangan Industri dan Manufaktur Negara Singapura ) year of year

Source : Ministry of Trade and Industry

Kegiatan Industri dan Manufaktur merupakan proses perubahan struktur

ekonomi dimana terdapat kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan

konsumen, Pertumbuhan Ekonomi, Ekspor dan Kesempatan Kerja.Tujuan dari

Industrialisasi adalah untuk meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi

dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Menurut pengalaman

(31)

dari industrialisasi akan menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi

jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

yang menghasilkan pendapatan perkapita setiap tahun. Kegiatan Industri dan

Manufaktur yang ada pada singapura dibagi atas sektor pertambangan, industri

air,listrik,gas, industri jasa konstruksi, dan sektor manufaktur.Perkembangan

Industri dan Manufaktur dapat kita lihat pada gambar 1.6 dimana nilai output

bersih mulai dari tahun 1975 – 2011 memiliki trend yng meningkat, dan pada saat

singapura mengalami resesi perekonomian pada tahun 1985 output bersih sektor

industri manufaktur juga menurun dan kembali naik sampai pada tahun 2000

tetapi ketika pada tahun 1997 adanya resesi ekonomi di asia sektor output bersih

dari industri dan manufaktur tidak mengalami penurunan hanya mengalami

perlambatan laju output bersih pada pertumbuhan sektor industri dan

manufaktur.Pada tahun 2009 ketika singapura mengalami resesi ekonomi maka

output bersih sektor Industri dan manufaktur juga menurun.

Melihat fenomena Global dan perkembangan variabel – variabel diatas

maka pertanyaan penelitian adalah apakah perkembangan ekspor dan impor (

yang akhir hasilnya adalah Ekspor Netto yang menentukan Neraca Perdagangan

Surplus/Defisit/Berimbang terhadap perekonomian Singapura), investasi,tenaga

kerja, Industri dan Manufaktur serta Tabungan merupakan beberapa variabel

ekonomi yang menentukan naik turunnya pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Singapura? dan seberapa besar pengaruh ekspor dan impor , investasi , tenaga

kerja, Industri/Manufaktur dan Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi

(32)

penulis dalam penelitian ini adalah “Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura“.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dengan Investasi, Kurs, Tabungan,Industri dan Manufaktur

Ekspor Netto (Ekpsor dikurangi Impor),Tabungan maka permasalahan yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?

2. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap ekspor netto Singapura?

3. Bagaimana pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?

4. Bagaimana pengaruh kurs terhadap ekspor netto Singapura?

5. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi

Singapura?

6. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap ekspor netto Singapura?

7. Bagaimana pengaruh ekspor netto terhadap pertumbuhan ekonomi

Singapura?

8. Bagaimana pengaruh Industri dan Manufaktur terhadap pertumbuhan

ekonomi Singapura?

9. Bagaimana pengaruh Tabungan terhadap ekspor netto Singapura?

10.Bagaimana pengaruh Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi

(33)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang di kemukakan

di atas , maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi

Singapura

2. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap ekspor netto Singapura

3. Untuk menganalisis pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi

Singapura

4. Untuk menganalisis pengaruh kurs terhadap ekspor netto Singapura

5. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan

ekonomi Singapura

6. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap ekspor netto

Singapura

7. Untuk menganalisis pengaruh ekspor netto terhadap pertumbuhan

ekonomi Singapura

8. Untuk menganalisis pengaruh Industri dan Manufaktur terhadap

pertumbuhan ekonomi Singapura

9. Untuk menganalisis pengaruh Tabungan terhadap ekspor netto Singapura

10.Untuk menganalisis pengaruh Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi

(34)

1.4. Manfaat Penelitian

Selain dari tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas , maka penelitian

ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan upaya penajaman konsep tentang pengaruh Kurs, Ekspor

dan Impor, Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan

Manufaktur yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara.

2. Perbandingan antar negara, yaitu bagi Indonesia dalam kebijakan untuk

meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi melalui Investasi, Ekspor dan

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka

panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi

kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau

dimungkinkan oleh adanya pertama kemajuan atau penyesuaian teknologi , kedua

dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk , ketiga secara institusi (

lembaga ) dan dasar terhadap berbagai tuntutan kondisi yang ada , dan keempat

yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Indikator kemajuan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan

ekonomi , indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat

pertumbuhan penduduknya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari

pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan

ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi.

Pada negara – negara maju maupun negara yang sedang berkembang ,

Naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara ternyata dibarengi

munculnya permasalahan makro ekonomi yang secara teori seharusnya tidak

terjadi , misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan

(36)

yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Gross Domestic

Product ( GDP ) atau lebih dikenal dengan PDB ( Produk Domestik Brutto )

merupakan total pendapatan dan pengeluaran total nasional atas output barang dan

jasa dalam satu periode tertentu. PDB ini mencerminkan kinerja ekonomi,

sehingga jika PDB semakin meningkat , maka semakin baik pula kinerja

perekonomian di negara tersebut. PDB suatu negara sangat penting dalam

perekonomian maka perlu dianalisa faktor – faktor apa sajakah yang dapat

mempengaruhi PDB.,ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik secara

langsung ataupun tidak langsung.Menurut teori para ahli yaitu Keynes, PDB

terbentuk dari empat faktor yang berpengaruh secara positif, keempat faktor

tersebut adalah ekspor netto ( NX ) , konsumsi ( C ) , Investasi ( I ) , dan

pengeluaran Pemerintah. Keempat faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor –

faktor seperti tingkat pendapatan , tingkat harga , suku bunga , tingkat inflasi ,

money supply, nilai tukar.

Para ahli ekonomi berpendapat bahwa adanya kecendrungan menaik bagi

output perkapita saja tidaklah cukup, tapi kenaikan output harus bersumber dari

proses intern perekonomian tersebut, artinya proses pertumbuhan ekonomi harus

bersifat menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam

jangka panjang ( periode selanjutnya ).

Selanjutnya disini dijelaskan faktor – faktor (input dan output) yang akan

menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara :

1. Sumber Daya Manusia  Tenaga kerja mempunyai jumlah tenaga kerja dan

keterampilan angkatan kerja.Banyak ekonom melihat bahwa kualitas input tenaga

(37)

satu-satunya unsur penting dari Pertumbuhan Ekonomi.Perkembangan teknologi

dalam kegiatan ekonomi menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil dan

terlatih.Contohnya perkembangan teknologi dalam bidang infokom ( informasi

dan komunikasi ) yang dahulu tenaga kerja hanya terampil memakai mesin ketik

karena perkembangan teknologi harus memaksakan belajar dan mengetik dengan

cara komputer.

2. Sumber Daya Alam  Pertumbuhan Ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh

kekayaan alamnya seperti suburnya tanah , luasnya daerah , keadaan iklim dan

cuaca , jumlah dan hasil hutan , hasil dari pertanian , hasil dari laut , barang

tambang . Kekayaan alam akan dapat memperlancar usaha untuk mengembangkan

ekonomi suatu negara, biasanya negara berkembang peranan hasil pertanian dan

pertambangan minyak yang di ekspor menjadi penggerak utama bagi permulaan

pertumbuhan ekonomi, meskipun demikian , sumber daya alam tidaklah

menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena banyak negara yang tidak

mempunyai kekayaan alam seperti singapura namun pertumbuhan ekonominya

berkembang dengan pesat.

3. Sumber Daya Modal  Sumber Daya Modal merupakan komponen yang

penting dalam pertumbuhan ekonomi.Dalam masyarakat yang sangat kurang maju

sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi.

Negara – negara yang pertumbuhan ekonominya berkembang pesat cenderung

melakukan investasi yang besar untuk pembentukan modal seperti contoh

membangun jalur transportasi kereta api , lapangan udara , membangun rigasi ,

(38)

uang yang digunakan dalam proses produksi maka semakin besar output yang

dihasilkan tetapi dengan syarat penggunaannya dikelola secara efektif dan efisien.

4. Teknologi  Kemajuan teknologi mampu menaikkan efesiensi kegiatan

memproduksi barang . Kemajuan ini akan menurunkan biaya produksi dan

meningkatkan jumlah produksi.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Tanpa bermaksud mengabaikan beberapa definisi mengenai pertumbuhan

ekonomi yang sudah disampaikan sebelumnya, untuk lebih menyederhanakan

pembahasan, pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam bahasan ini adalah

merupakan perkembangan atau kenaikan GDP suatu negara. Pertumbuhan

ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada sisi aggregate

demand dan sisi aggregat supply.

Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua

macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

suatu negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia,

kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor

ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama

lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral

dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan

faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi

kemungkinan tidak terwujud. Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan

(39)

gt = GDPt – GDP t-1

GDP

X 100% ...[2.1]

t-1

dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GDPt adalah besarnya

Gross Domestic Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross

Domestic Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan

ekonomi semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap

instansi-instansi, lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta.

Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu negara banyak

caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan. Beberapa

model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model

pertumbuhan Harrod (1947) and Domar (1957), model pertumbuhan jangka

panjang Solow (1956), model akumulasi kapital Joan Robinson (1956), model

pertumbuhan Kaldor (1957), model Mahalanobis (1952), model Fel’dman (1957),

model pertumbuhan endogenus (endogenous growth model) dan lain-lain.

2.3. Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses

pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.

Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan

investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian

dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran

(40)

mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment,

baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat

kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara

keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang

menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran

investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian

yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya,

sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth. Jadi apabila

employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang maka investasi harus

senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan pertumbuhan pendapatan riil

secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan

kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan

pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai warranted rate of growth atau

tingkat pertumbuhan yang terjamin (Jhingan, 1993). Model Harrod-Domar

dibangun berdasarkan asumsi-asumsi : (1) perekonomian dalam kondisi full

employment dan closed economy, (2) tidak ada campur tangan pemerintah, (3)

APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan, (4) rasio stok kapital

terhadap pendapatan dianggap tetap, (5) tidak ada penyusutan barang kapital, (6)

tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil), (7) tidak ada

perubahan tingkat bunga. Menurut Domar, sisi penawaran agregat ditunjukkan

melalui jumlah netto potensi kenaikan output perekonomian yang dirumuskan

sebagai berikut :

(41)

dimana dY adalah kenaikan output, I adalah investasi, dan v adalah rasio

kapital-output. Telah kita ketahui bersama bahwa investasi itu merupakan salah satu

faktor penentu dalam permintaan agregat, dan juga telah dipahami bahwa

keterkaitan antara permintaan agregat dengan output dapat dijelaskan melalui

multiplier. Kita dapat menulis kembali bahwa dalam keseimbangan pasar barang :

Y = C + S ...[2.3]

Oleh karena I = S dan C = cY maka,

Y = cY + I ...[2.4]

Y – cY = I ...[2.5]

( 1- c ) Y = I ...[2.6]

sY = I ...[2.7]

Y = (1/s)I ...[2.8]

Dimana Y adalah pendapatan nasional, I adalah investasi, s merupakan marginal

propensity to saving atau MPS, dan 1/s adalah multplier. Untuk menunjukan

(42)

Menurut Domar untuk mencapai pertumbuhan steady state, permintaan agregat

harus tumbuh dalam laju yang sama dengan pertumbuhan kapasitas output.

Dengan demikian dari persamaan [2.2] dan [2.9] diperoleh :

Iv = ( 1/s ) dI ...[2.10]

dI/I = sv ...[2.11]

Kita telah membangun persamaan dasar dari Domar. Persamaan ini menunjukkan

bahwa untuk mempertahankan perekonomian dalam kondisi full employment

maka laju pertumbuhan investasi harus sama dengan "sv". Inilah batas kecepatan

laju investasi yang diperlukan untuk menjamin penggunaan kapasitas potensial

dalam rangka mempertahankan pertumbuhan steady state.

Domar memberikan contoh angka untuk menjelaskan hal ini. Misalkan diketahui

COR = v = 25 persen per tahun, MPS = s = 12 persen, dan kenaikan pendapatan

(Y) yang diharapkan adalah 150 milyar dolar per tahun. Jika full employment

hendak dipertahankan setiap tahunnya maka jumlah investasi yang harus ditanam

adalah sebesar 150 milyar dolar x 0.12 = 18 milyar dolar. Jumlah ini akan

menaikan kapasitas produksi setiap tahun sebesar : 18 milyar dolar x 0.25 = 4.5

milyar dolar, dan pendapatan nasional akan naik sebesar itu pula. Akan tetapi

kenaikan relatif pendapatan akan sama dengan kenaikan absolut di bagi

pendapatan itu sendiri, yaitu :

150 x 0.12 x 0.25

150

= 0.12 x 0.25 = 0.03 atau 3 %

Jadi untuk mempertahankan full employment, pendapatan harus meningkat dengan

(43)

ekuilibrium pertumbuhan. Setiap perbedaan dari lintasan emas (golden path) ini

akan membawa kepada fluktuasi siklis. Bila "dI/I" lebih besar dari "sv" maka

perekonomian akan mengalami booming dan sebaliknya akan mengalami depresi.

Sekarang, misalkan rasio investasi-output itu adalah I/Y. Rasio ini dapat juga

ditulis dengan cara lain, (I/K)(K/Y), dimana (I/K) merupakan laju pertumbuhan

tingkat akumulasi kapital yang dapat dinotasikan "g", dan (K/Y) merupakan rasio

kapital-output(capital output ratio) dengan notasi "v". Selanjutnya kita dapat

menulis kembali rasio investasi output adalah :

I/Y = (I/K)(K/Y) = gv ………...………... [2.12]

Dari persamaan [2.8] dapat diperoleh : I/Y = s, dengan demikian persamaan [2.13]

menjadi,

s = gv ………...…...… [2.13]

atau,

g = s/v ………...………...…… [2.14]

dimana "s/v" merupakan laju pertumbuhan terjamin (warranted growth rate).

Sekarang ini merupakan model dasar Harrod. Model original Harrod-Domar

beranggapan bahwa s dan v adalah konstan – yang sangat ditentukan oleh struktur

institusional. Model Harrod-Domar sering juga disebut model "knife edge",

maksudnya sebagai berikut. Jika laju pertumbuhan aktual lebih kecil atau lebih

lambat dari pada laju pertumbuhan terjamin, maka akan terjadi ekses

(44)

Akibatnya ialah terjadi depresi yang berkepanjangan. Sebaliknya, jika

pertumbuhan aktual lebih besar atau lebih cepat dibandingkan dengan laju

pertumbuhan terjamin, maka pendapatan aktual berkembang dalam laju yang

lebih cepat dari yang dimungkinkan oleh pertumbuhan kapasitas produktif

perekonomiannya. Ini lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya kekurangan

kapital. Dimana dalam kondisi seperti itu investasi yang direncanakan akan lebih

besar dibandingkan dengan investasi yang terealisir, dan produksi akan

mengalami kekurangan permintaan agregat. Dari konsep "knife edge" ini kelihatan

bahwa pertumbuhan steady-state dalam model Harrod-Domar itu sangat tidak

stabil. Ia akan menjadi stabil apabila tingkat pertumbuhan riil sama dengan "s/v"

secara permanen. Salah satu contoh penerapan model Harrod-Domar adalah

sebagai berikut. Misalkan diketahui COR suatu negara adalah 4, dan negara

tersebut mengharapkan laju pertumbuhan terjamin untuk mencapai steady state

adalah sebesar 3%. Pertanyaanya, berapakah besarnya rasio tabungan yang

diperlukan untuk mencapai pertumbuhan terjamin tersebut. Karena diketahui

bahwa COR = v = 4 dan laju pertumbuhan terjamin atau g = 3%, maka s = gv = 4

x 0,03 = 0,12 atau 12%, artinya dengan rasio kapital output sebesar 4, dibutuhkan

setiap tahun tabungan masyarakat sebanyak 12% dari pendapatannya per tahun

agar negara tersebut bisa mencapai laju pertumbuhan terjamin sebesar 3%.

Sebaliknya, jika yang diketahui adalah COR = 4 dan rasio tabungan pendapatan

atau v sebesar 3% maka laju pertumbuhan terjamin yang dapat dicapai adalah g =

(45)

2.4. Pertumbuhan Ekonomi Solow – Swan

Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow

(1970) dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia (1956). Teori mereka

disebut juga dengan istilah teori neoklasik. Model Solow-Swan menggunakan

unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan

besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model

Harrod-Domar adalah masuknya unsur kemajuan teknologi dalam model Solow-Swan ini.

Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang

memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Tingkat

pertumbuhan menurut mereka berasal dari tiga sumber yaitu : akumulasi modal,

bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Teknologi ini

terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik sehingga produktivitas

meningkat. Dalam model Solow-Swan, masalah teknologi dianggap fungsi dari

waktu.

Teori Solow-Swan menilai bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar

dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak

mempengaruhi atau mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas

kebijakan fiskal daan kebijakan moneter. Model Solow-Swan secara matematika

dapat disajikan sebagai berikut :

(

K L t

)

i f i

Y = , , …………...………... [2.15]

Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh (full employment) perlu

mekanisme yang menyamakan investasi (I) dengan tabungan (S). Dengan

(46)

p

dimana MPKi = marginal productivity of capital. Jika p sudah tertentu, dan a

tetap konstan maka Y (pertumbuhan pendapatan) dan K (pertumbuhan modal)

harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan

sistem adalah :

Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan modalnya

lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar persaingan

sempurna MPL (marginal productivity of labor) adalah merupakan fungsi

langsung tetapi memiliki hubungan terbalik dengan MPK (marginal productivity

of capital). Hal ini bisa dilihat dari rasio modal dan tenaga kerja (K/L).

Teori Neoklasik sebagai penerus teori Klasik menganjurkan agar kondisi

selalu diarahkan untuk menuju pasar persaingan sempurna. Dalam pasar

persaingan sempurna perekonomian bisa tumbuh optimal. Sama halnya dengan

model ekonomi klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan

berbagai hambatan dalam perdagangan, perpindahan orang, barang dan modal.

Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja dan perlunya perluasan

informasi pasar. Sarana dan prasarana perhubungan dibangun dengan baik, dan

terjaminnya keamanan, ketertiban dan kestabilan politik. Model Neoklasik sangat

memperhatikan kemajuan teknologi yang dapat ditempuh melalui melalui

(47)

2.5. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perekonomian Terbuka

Kedua Model pertumbuhan ekonomi yang baru saja dijelaskan

sebelumnya adalah dalam kerangka perekonomian tertutup (closed economy

frame work) karena tidak terdapat perdagangan internasional

(ekspor-impor).Dalam kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam konteks

internasional sangat besar pengaruhnya terhadap proses

pertumbuhan.Hubungannya adalah pertama, bahwa suatu negara dapat meminjam

atau meminjamkan dana sebagai bagian dari proses pertumbuhannya.Kedua,

pertumbuhan mempunyai keterkaitan dengan pola perdagangan dari suatu negara

dan jangkauannya sampai dimana ia dapat mengimpor perubahan teknologi yang

terjadi di bagian lain.

Dalam perekonomian terbuka, Investasi dalam negeri bisa dibiayai dengan

tabungan luar negeri (world saving) dari pada tabungan dalam negeri itu sendiri

.Kita lihat model solow untuk model perekonomian terbuka.Misalkan bahwa

dunia dibagi atas dua wilayah yang masing-masing sedang tumbuh dan memiliki

tingkat pertumbuhan yang sama dan berada pada posisi steady state equilibrium

.Jika pada negara B mempunyai tingkat tabungan yang lebih tinggi daripada

negara A. Sebelumnya diketahui bahwa di dalam pertumbuhan ekonomi yang

mapan output masing masing tenaga kerja akan menjadi lebih tinggi di negara B

dari pada negara A , termasuk juga rasio pada modal – tenaga kerja. Karena

negara B banyak menggunakan modal per tenaga kerja dari negara A , maka

produktivitas marjinal modal (MPK) akan lebih rendah di negara B dari negara A

(48)

Misalkan bahwa sekarang kedua perekonomian negara A dan B tersebut

membuka diri terhadap aliran modal luar negeri.Karena setiap negara ingin

mencari pendapatan yang tinggi, maka modal dengan sendirinya akan mengalir

dari negara B ke negara A. Akibatnya, negara B akan mengalami surplus dalam

neraca transaksi berjalan dan negara A mengalami defisit dalam neraca tersebut,

karena adanya kelebihan tabungan di negara B maka negara B mulai membiayai

pengeluaran investasi di negara A akibatnya rasio modal-tenaga kerja di kedua

negara itu akan sama, seperti terjadi ( Mohon Maaf tesis ini tidak lengkap,..karena

itu jika ingin melihat yang lengkap diharapkan lihat buku teks aslinya di

perpustakaan pusat / perpustakaan pascasarjana dan atau kepada pengarangnya

sendiri disebabkan adanya tindakan copn and paste ).pada output per tenaga kerja,

meskipun faktanya tingkat tabungan diantara kedua negara tersebut

berbeda.Negara dengan tingkat modal per tenaga kerja yang rendah pada awalnya

dan dengan begitu mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi pada investasi ,

maka akan menerima suatu aliran modal masuk.Selama masa transisi menuju new

steady state , maka negara yang awalnya memiliki kelangkaan modal, dalam hal

ini negara A akan memiliki tingkat pertumbuhan output diatas steady state rate.

(49)

Gambar 2.1. Perekonomian Terbuka terhadap aliran keuangan dilihat dari Investasi, Tabungan, Tingkat Bunga dan neraca transaksi berjalan.

Perekonomian yang terbuka dapat menjadi suatu faktor pendorong menuju

kearah penurunan dalam kesenjangan diantara berbagai negara dalam output

perkapita dan rasio modal-tenaga kerja, dan pertumbuhan ini tidak akan berubah

secara permanen.Setelah realokasi tabungan dunia, steady state growth diantara

kedua negara akan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk ditambah

perubahan teknologi yang meningkatkan tenaga kerja, Karena pada dasarnya

modal akan mengalir dari negara yang kaya modal ke negara miskin modal dan

kita percaya bahwa negara – negara akan menjadi pengimpor modal dalam tahap

awal di dalam proses pembangunan dan kemudian menjadi pengekspor modal.

2.6. Investasi

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk

satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini

banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk

meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan

oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi

suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan,

penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Menurut Husnan (1996:5)

menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana untuk

(50)

manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan

uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi

pengeluaran investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus

dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara

seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang

dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan

berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang

kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.

Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan

perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi

pada proyek yang tidak menguntungkan. Menurut Senduk (2004:24) bahwa

produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:

a. Tabungan di bank

Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga

tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan

biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.

b. Deposito di bank

Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito

tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang

tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan

antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga

(51)

tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan

terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.

c. Saham

Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli

saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan

tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan

mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual

kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya

disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih

harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada

dua yaitu deviden dan capital gain.

d. Properti

Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.

Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :

(a) Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.

(b) Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

e. Barang-barang koleksi

Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan

lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi

adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.

f. Emas

Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata

(52)

dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari

negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin

tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah

dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula

kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi

itu sendiri.

g. Mata uang asing

Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.

Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi

dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem

mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan

penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang

rupiah sangat fluktuatif.

h. Obligasi

Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh

pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau

membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan

deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit

lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan

obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi

maupun lebih rendah daripada ketika membelinya. Terdapat pengelompokkan

jenis-jenis investasi yaitu:

(53)

Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi

dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12,

dan 24 bulan.

2. Saham

Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai

hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).

3. Obligasi

Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga

tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat,

guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran

belanjanya (debenture bond).

4. Sekuritas pasar uang

Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang

diperjualbelikan di pasar uang.

5. Sertifikat hutang obligasi

Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat

diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini

merupakan bentuk investasi jangka panjang.

6. Tanah/bangunan

Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya

untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai

tanah/bangunan yang telah dibelinya.

(54)

Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya

diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan

Manajemen Investasi (Mutual Fund).

Perusahaan maupun masyarakat(rumah tangga) menyukai untuk

berinvestasi . Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah

persediaan modalnya dan mengganti modal yang ada setelah habis dipakai dan

jumlah barang – barang investasi yang dibeli oleh perusahaan maupun masyarakat

dipengaruhi oleh tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang digunakan

oleh masyarakat / perusahaan untuk membiayai investasi tersebut.Agar proyek

investasi ini menguntungkan , hasilnya (pendapatan dari naiknya produksi barang

dan jasa dimasa yang akan datang) harus melewati biayanya(yang di bayar untuk

dana pinjaman).Kalau nilai suku bunga naik, maka lebih sedikit proyek investasi

yang menguntungkan dan jumlah barang investasi yang diminta akan turun.

Contohnya seperti seseorang membeli rumah baru yang merupakan bagian dari

investasi dan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan calon pemilik rumah

memutuskan untuk mengambil hipotek.hipotek sebesar Rp.1.000.000,- akan

berbiaya Rp.80.000,- per tahun jika tingkat bunga adalah 8% dan Rp.100.000 per

tahun jika tingkat suku bunga adalah 10%.Jika tingkat suku bunga naik,maka

biaya dari memiliki rumah akan naik dan permintaan rumah baru akan turun.

Investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan tingat suku bunga

terdiri dari tingkat suku bunga riil dan tingkat suku bunga nominal, yang

membedakannya ketika tingkat harga berubah.Tingkat bunga nominal merupakan

tingkat bunga yang biasa dilaporkan oleh lembaga keuangan (tingkat bunga yang

(55)

tingkat bunga nominal yang secara berkala dikoreksi untuk menghilangkan

adanya pengaruh inflasi.Dibawah ini kita dapat melihat persamaan yang

mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil ‘r’

I = I(r)...[2.18]

Tingkat Bunga Riil (r)

Fungsi Investasi i (r)

Jumlah Investasi, I

Gambar 2.2 Fungsi Investasi

Gambar 2.2 menjelaskan mengenai fungsi Investasi.fungsi investasi

mengaitkan jumlah investasi pada tingkat bunga riil r . Investasi bergantung

kepada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman.Fungsi

investasi miring ke bawah : ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek

investasi yang menguntungkan.(Mankiw 2007 6th ; 60)

Pertumbuhan ekonomi negara berhubungan erat dengan tingkat

produktivitas penggunaan Modal. Dalam Makro, ICOR bisa digunakan untuk

memperkirakan besarnya kebutuhan modal yang diperlukan untuk menghasilkan

(56)

Metode Perhitungan ICOR adalah :

I = ICOR [1+G]PDB

Dimana :

ICOR = Menunjukkan laju Pertumbuhan ekonomi

relatif akibat adanya investasi.

I/PDB = Persentase imvestasi terhadap PDB.

G = ΔPDB = Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDB)

Angka ICOR yang dianggap memiliki tingkat produktivitas investasi yang baik

berada antara 3 – 4, semakin tinggi ICOR memberikan indikasi kemungkinan

terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi ( Widodo, 2000 ), artinya jika

ICOR tinggi maka kebutuhan Investasi pada target pertumbuhan (g) tertentu akan

lebih tinggi.

Dari berbagai pendapat tentang definisi mengenai investasim dapat

disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dama

pemerintah dan pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi dan mendapatkan

(57)

2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah memanfaatkan sumber daya manusia untuk

menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan

tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai

kesempatan kerja ( demand for labor ). Semakin meningkat pembangunan,

semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti semakin besar

pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk,

semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain

seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi

seluruh faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung

pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat

dari suatu kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan

kerja adalah mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan

pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong

tersebut (yang mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan

akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh

perusahaan/lembaga menerima tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat

kerja tertentu. Data kesempatan kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk

keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati

melalui banyaknya lapangan kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah

penduduk yang bekerja. Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran

(58)

penduduk yang cukup besar dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan

ekonomi. Kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang

digunakan akan menentukan proses pembangunan ekonomi untuk menjalankan

proses produksi dan juga sebagai pasar barang dan jasa.

Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan.

Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring

dengan berlangsungnya proses demografi. Dalam kegiatan proses produksi,

tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting, karena manusia yang

menggerakan semua sarana produksi seperti bahan mentah, tanah , air dan

sebagainya.

Meningkatnya jumlah penduduk tidak hanya mengakibatkan

meningkatnya kebutuhan akan pangan, sandang, perumahan tapi juga perlunya

perluasan kesempatan kerja. Penduduk sebagai sumber dari persediaan tenaga

kerja akan menimbulkan suatu dilema bila jumlahnya tidak seimbang dengan

kemampuan sektor ekonomi. Dilema yang terjadi adalah banyaknya

pengangguran maupun setengah pengangguran dan paling tidak akan banyak

Gambar

TABEL 1.1 PERKEMBANGAN PDB SINGAPURA ATAS DASAR HARGA KONSTAN ,
Gambar 1.1 ( EXPORT AND IMPORT OF GOODS AND SERVICESSource : IMF Statistics Department (Various)
Gambar 1.2 Investment year of year Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore )
Gambar 1.3 (Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas infrastruktur jalan terhadap sistem pemasaran hasil-hasil pertanian di kecamatan dolok silau

Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada berbagai ekspresiyangdapat diubah menjadi persamaan kuadrat, strategi untuk

PPI Muara Angke merupakan pusat pemasaran hasil tangkapan berupa ikan pelagis di Jakarta. Sebagian ikan pelagis tersebut diproduksi oleh kapal- kapal pukat cincin di

dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bulu

yang menjabat sebagai Penyidik Madya di Kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat di ketahui bahwa koordinasi antara Kepolisian

Meanwhile, the least frequently used strategy is Negative Politeness (9 times). Second, related to the second research question, a) the use of politeness strategies in Thank You

[r]

Kepada peserta yang keberatan atas penetapan hasil pelelangan tersebut di atas dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Pokja X ULP Provinsi