UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR,
ANGKATAN KERJA DAN PENANAMAN MODAL ASING
TERHADAP PDB INDONESIA
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
ISNESIA A. SIMBOLON
070501091
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
Medan
Penanggung Jawab Skripsi Nama : Isnesia A. Simbolon
NIM : 070501091
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Angkatan Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap PDB Indonesia.
Tanggal,___________________
Pembimbing
Fakultas Ekonomi Medan
Persetujuan Administrasi Akademik Nama : Isnesia A. Simbolon
NIM : 070501091
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Angkatan Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap PDB Indonesia
Tanggal,___________________ Ketua
Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D NIP: 19710503 200312 1 003
Tanggal,___________________ Dekan
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
Medan
Berita Acara Ujian
Hari : Sabtu
Tanggal : 4 Juni 2011
Nama : Isnesia A. Simbolon
NIM : 070501091
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Angkatan Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap PDB Indonesia.
Ketua Program Studi Pembimbing
Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D Drs. A. Samad Zaino, M.Si NIP: 19710503 200312 1 003 NIP: 19460810 197412 1 001
Penguji I Penguji II
ABSTRACT
The main purpose of this analyzing is to analyze the fluence of money supply (X1), labour force (X2), and foreign direct investmen (X3) to the Gross Domestic Product (GDP) (Y) in Indonesia. This analyzing use time series data from 1989 untul 2009. The method that used is Ordinary Least Square (OLS).
The result of estimation show that money supply, labour force, and foreign direct investment have a significant influence to the GDP in Indonesia and also have a positive influence to the GDP. The R-Squared is 95%. It means that independent variable can explain dependent variable as mauch as 95%, while the rest 5% are explained by other variables are not included in estimasion model. F statistic > F tabel ( 110,8541>3,20), it means that money supply, labour force, and FDI as together influence PDB in Indonesia, significantly at α = 5%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Jumlah Uang Beredar (X1), Angkatan kerja (X2), dan Penanaman Modal Asing (X3) terhadap PDB di Indonesia (Y). penelitian ini menggunakan data runtun waktu darit tahun1989 sampai 2009. Metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil.
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa jumlah uang beredar, angkatan kerja, dan penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia dan juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap PDB. Koefisien determinan adalah 95%. Ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 95%, sementara itu sisanya 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model estimasi. F hitung > F tabel ( 110,8541 > 3,20). Ini berarti bahwa JUB, angkatan kerja, dan PMA secara bersama – sama
mempengaruhi PDB di Indonesia yang signifikan pada α = 5%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Analisis Pengaruh Jumlah Uang
Beredar, Angkatan Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.” Ditujukan sebagai salah satu syarat
dalam rangka meraih gelat Sarjana Ekonomi dari Program pendidikan Strata-1
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan baik
berupa dorongan semangat dan sumbangan materi maupun pemikiran dari
berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pikah terutama kepada:
1. Orang tua penulis (M. Simbolon dan P Girsang) yang telah mengasuh,
mendidik, dan memberikan motivasi dan dukungan baik berupa moril maupun
materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada
saudara penulis (bang simon, bang deo, dan bang hendri) yang sudah
menberikan dukungan kepada penulis.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai dekan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku ketua dan Bapak Drs. Syahrir
Hakim Nasution, M.Si selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua dan Bapak Paidi
Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. A. Samad Zaino, M.si sebagai Dosen Pembimbing yang telah
bersedia memberikan masukan dan bimbingan mulai dari awal pengerjaan
skripsi sampai selesainya skripsi ini.
6. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc., Ph.D dan Bapak Walad Altsani, SE, M.Ec
selaku Dosen Pembanding I dan Dosen pembanding II yang telah memberikan
saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar
dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya
Departemen Ekonomi Pembangunan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2011
Penulis
Isnesia A Simbolon
DAFTAR ISI
BAB II URAIAN TEORITIS……….. 8
2.1 PDB (Produk Domestik Bruto)...………. 8
2.1.1 Pengertian PDB……….……….. 8
2.1.2 Metode Perhitungan PDB……….... 10
2.1.3 Komponen-komponen Pengeluaran………. 12
2.1.4 Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB…………... 13
2.2 Uang………... 15
2.2.1 Pengertian Uang……….... 15
2.2.2 Pengertian Jumlah Uang Beredar……….…. 18
2.2.3 Komponen – komponen M1……….…. 20
2.2.4 Teori Kuantitas Uang……….………... 20
2.3 Angkatan Kerja……….. 23
2.3.1 Teori Tentang Angkatan Kerja……….……….... 25
2.4 Penanaman Modal Asing………...… 28
2.4.1 Tujuan dari Pelaksanaan Modal asing………..… 29
BAB III METODE PENELITIAN……….….. 35
3.1 Ruang Lingkup Penelitian……….………. 35
3.2 Jenis dan Sumber Data………... 35
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data………. 35
3.4 Pengolahan Data………. 36
3.5 Model Analisis Data………...… 36
3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)………37
3.6.1 Koefesien Determinasi………... 37
3.6.2 Uji T statistik……….. 37
3.6.3 Uji F statistik……….. 39
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik……….. 41
3.7.1 Multikorelasi……….. 41
3.7.2 Autokorelasi……….. 42
3.8 Defenisi Operasional………... 43
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN……….. 45
4.1 Perkembangan PDB Indonesia………...… 45
4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia……….48
4.3 Perkembangan Angkatan Kerja di Indonesia ……… 50
4.4 Perkembangan Penanaman Modal Asing ………. 53
4.5 Analisis dan pembahasan……… 55
4.5.1 Intepretasi Model……… 55
4.5.2 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)………... 57
4.5.3 Uji Asumsi Klasik………...… 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 66
5.1 Kesimpulan……….. 66
5.2 Saran……….... 67
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 PDB di Indonesia berdasarkan harga konstan 2000………... 47
4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia……….... 49
4.3 Perkembangan Angkatan Kerja di Indonesia………. 51
4.4 Perkembangan PMA di Indonesia……….. 54
4.5 Hasil Regresi………... 55
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
3.1 Kurva Uji T statistik………... 39
3.2 Kurva Uji F statistik……….... 41
3.3 Kurva Durbin Watson………. 43
4.1 Uji F statistik………...… 58
4.2 Uji T statistik terhadap JUB………..…. 59
4.3 Uji T statistik terhadap Angkatan Kerja………...… 60
4.4 Uji T statistik terhadap PMA………..…… 61
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Variabel
2. Hasil Regresi PDB (Y), Jumlah Uang Beredar (X1), Angkatan Kerja (X2),
dan PMA (X3)
3. Hasil Regresi X1 terhadap Variabel X2 dan X3
4. Hasil Regresi X2 terhadap Variabel X1 dan X3
5. Hasil Regrasi X3 terhadap Variabel X1 dan X2
ABSTRACT
The main purpose of this analyzing is to analyze the fluence of money supply (X1), labour force (X2), and foreign direct investmen (X3) to the Gross Domestic Product (GDP) (Y) in Indonesia. This analyzing use time series data from 1989 untul 2009. The method that used is Ordinary Least Square (OLS).
The result of estimation show that money supply, labour force, and foreign direct investment have a significant influence to the GDP in Indonesia and also have a positive influence to the GDP. The R-Squared is 95%. It means that independent variable can explain dependent variable as mauch as 95%, while the rest 5% are explained by other variables are not included in estimasion model. F statistic > F tabel ( 110,8541>3,20), it means that money supply, labour force, and FDI as together influence PDB in Indonesia, significantly at α = 5%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Jumlah Uang Beredar (X1), Angkatan kerja (X2), dan Penanaman Modal Asing (X3) terhadap PDB di Indonesia (Y). penelitian ini menggunakan data runtun waktu darit tahun1989 sampai 2009. Metode yang digunakan adalah regresi kuadrat terkecil.
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa jumlah uang beredar, angkatan kerja, dan penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia dan juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap PDB. Koefisien determinan adalah 95%. Ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 95%, sementara itu sisanya 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model estimasi. F hitung > F tabel ( 110,8541 > 3,20). Ini berarti bahwa JUB, angkatan kerja, dan PMA secara bersama – sama
mempengaruhi PDB di Indonesia yang signifikan pada α = 5%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari negara yang bersangkutan.
Begitu juga dengan negara Indonesia memiliki cita – cita untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, sehingga untuk mewujudkan cita – cita itu,
pelaksanaan pembangunan menjadi sangat penting.
Menurut Todaro, pembangunan harus dimengerti sebagai suatu proses
multi-dimensi yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari seluruh sistem
sosial dan ekonomi yang ada. Selain masalah – masalah menyangkut peningkatan
pendapatan dan produksi, pembangunan umumnya juga melibatkan perubahan –
perubahan yang radikal dalam struktur kelembagaan, sosial dan administrasi, dan
juga sikap, nilai – nilai bahkan adat kebiasaan dan kepercayaan (Todaro, 1999).
Pembangunan ekonomi merupakan usaha meningkatkan pendapatan
perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi
riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen. Dan salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah
pertumbuhan ekonomi.
Suatu perekonomian dikatakan bertumbuh jika jumlah barang dan jasanya
meningkat. Tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan produksi
barang-barang dan jasa-jasa oleh suatu negara. Untuk menentukan tingkat
PDB negara tersebut. Angka yang digunakan untuk menafsir perubahan output
adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik
Bruto (PDB).
Untuk mengukur perumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah
PDB berdasarkan harga konstan. Sebab dengan menggunakan harga konstan,
pengaruh perubahan harga telah dihilangkan, sehingga angka yang muncul adalah
nilai uang dari total output barang dan jasa. Perubahan nilai PDB sekaligus
menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama
periode pengamatan (Sukirno, 1995).
Pertumbuhan ekonomi berarti kegiatan perekonomian suatu negara
mengalami perkembangan, dimana barang dan jasa yang diproduksi masyarakat
meningkat dan juga masyarakat mengalami perubahan hidup menjadi lebih
sejahtera. Setiap negara khususnya negara berkembang menginginkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi diperlukan faktor – faktor pendukung seperti modal, tenaga kerja,
sumber daya alam , budaya, dan stabilitas nasional. Begitu juga dengan negara
Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi,
pengendalian jumlah uang beredar sangatlah penting, begitu juga dengan
Penanaman Modal Asing, dan juga angkatan kerja yang memiliki peran dalam
upaya peningkatan perekonomian Indonesia.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
mengakibatkan nilai PDB mengalami penurunan menjadi 1.314.201 milyar dan
Sehingga untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, tentu
diperlukan peranan pemerintah yang berkaitan dengan besarnya proporsi dana
yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan perekonomian dan
bagaimana upaya pemerintah dalam menstabilkan jumlah uang yang beredar, serta
bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Bahkan dalam sejarah Indonesia sejak orde baru hingga sekarang, pemerintah
selalu menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Salah satunya adalah
melalui kebijakan moneter. Dimana pemerintah diupayakan untuk mempengaruhi
kegiatan perekonomian melalui manajemen jumlah uang beredar. Implikasi
kebijakan pemerintah dipengaruhi oleh teori penawaran uang yang dianut. Terlalu
banyak jumlah uang beredar di masyarakat mengakibatkan terlalu banyak
permintaan. Jika terlalu banyak produksi atau penawaran di pasar terbatas, maka
tingkat inflasi akan meningkat, dan inflasi yan terlalu tinggi akan berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penambahan jumlah uang beredar dapat menurunkan tingkat bunga.
Selanjutnya dengan penurunan tingkat bunga tentu akan mendorong investasi,
yang akhirnya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
inilah yang diharapkan memperkuat kondisi perekonomian makro, karena
terciptanya lapangan kerja, terciptanya skala produksi yang efesien, sehingga
meningkatkan stabilitas harga umum (Manurung, 2005: 37).
Selama periode krisis, tepatnya tahun 1998 jumlah uang yang beredar
78.343 milyar (Bank Indonesia-SEKI:2009). Peningkatan jumlah uang beredar
tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka,
diperlukan peranan pemerintah untuk menstabilkan jumlah uang beredar di
masyarakat melalui lembaga keuangan khususnya Bank Indonesia.
Selain jumlah uang beredar, pemerintah juga membutuhkan dana dalam
upaya melaksanakan kegiatan perekonomian, peran investasi sangatlah
diperlukan. Tetapi karena terbatasnya dana yang dimiliki Indonesia dalam
melakukan investasi, maka diupayakan semaksimal mungkin untuk menarik
Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia.
Bagi negara – negara berkembang seperti Indonesia tujuan dari
dilakukannya Penanaman Modal Asing (PMA) adalah keinginan dari suatu negara
untuk memperkuat ekonomi nasional. Dimana dengan adanya PMA maka
diharapkan perekonomian dapat berkembang. Mengingat PMA sangat penting
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maka Indonesia harus dapat menarik
minat investor asing dengan membuat investasi yang kondusif, dan
penyederhanaan mekanisme perijinan. PMA diumumkan pada tahun 1967 melaui
UU PMA No. 1 tahun 1967. Kebijakan baru tersebut dilakukan karena pada tahun
1966 Indonesia tidak mampu untuk membayar utang luar negeri sebanyak US$ 2
milyar.
Sejak tahun 1967 penanaman modal asing mulai berkembang di Indonesia
dimana pada tahun 1967 persetujuan proyek PMA sebesar US$ 20,6 juta. Untuk
tahun – tahun berikutnya PMA di Indonesia mengalami fluktuasi. Namun
1998 PMA sebesar US$ 13,6 juta hal tersebut dipicu oleh pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang sangat rendah yaitu -13,1% (BPS, Statistik Indonesia). Dan pada
tahun 2008 investasi yang tinggi didominasi oleh PMA menjadi US$ 14871,4
juta, sementara PMDN tumbuh melambat. Tingginya pertambahan PMA
didominasi oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi.
Selain investasi, tenaga kerja juga merupakan faktor dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Penambahan tenaga kerja dapat mempengaruhi
peningkatan output. Selain itu, tenaga kerja juga merupakan hal yang diperhatikan
pemerintah. Hal ini disebabkan karena salah satu ukuran untuk kemakmuran
masyarakat adalah memiliki pekerjaan sehingga mampu untuk mencukupi
kebutuhan sehari – hari. Dari tahun ke tahun pertambahan penduduk Indonesia
selalu mengalami peningkatan sehingga mengakibatkan pertambahan Angkatan
Kerja. Dengan demikian jumlah orang yang bekerja maupun menganggur akan
bertambah pula. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2009), angkatan kerja
merupakan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang telah siap bekerja
untuk memproduksi barang dan jasa.
Namun pertambahan angkatan kerja bukan berarti dapat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Angkatan kerja dapat
menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi apabila penduduk yang
bekerja mendatangkan masalah. Sebagian besar angkatan kerja di Indonesia
berpendidikan rendah dengan keterampilan yang kurang memadai sehingga belum
Di Indonesia jumlah angkatan kerja selalu mengalami peningkatan begitu
juga dengan penduduk yang memperoleh pekerjaan (bekerja). Pada tahun 2008
jumlah angkatan kerja sebesar 111.947.256 jiwa begitu juga penduduk yang
bekerja meningkat menjadi 102.552.750 jiwa. Kondisi ketenagakerjaan ini tidak
terlepas dari kinerja sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor penyerap
tenaga kerja terbesar.
Berdasarkan uraian – uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Jumlah Uang Beredar, Angkatan
Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap PDB Indonesia”. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap PDB di Indonesia ?
2. Apakah pengaruh Angkatan Kerja terhadap PDB di Indonesia ?
3. Apakah pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap PDB di Indonesia?
1.3Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil hipotesis sebagai
berikut:
1. Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif terhadap PDB di Indonesia
2. Angkatan Kerja berpengaruh positif terhadap PDB di Indonesia
3. Penanaman Modal Asing berpengaruh positif terhadap PDB di Indonesia
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap PDB di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh angkatan kerja terhadap PDB di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh penananam modal asing terhadap PDB di
Indonesia.
1.5Manfaat Penelitian
1. Untuk pemerintah, dapat menjadi literatur terhadap pemerintah sehingga
dapat membuat kebijakan baru tentang PDB di Indonesia.
2. Untuk Bank Indonesia, dapat memberikan manfaat kepada bank Indonesia
sehingga dapat menekan laju pertumbuhan jumlah uang yeng beredar di
masyarakat.
3. Untuk dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai perkembangan
ekonomi Indonesia dan juga menjelaskan bagaimana pengaruh JUB,
5. J. H. Dunning (1977)
Dunning mengajukan pendekatan yang lebih umum yaitu pendekatan
serba elektrik (memilih dari berbagai sumber) yaitu dengan mengintergrasikan
teori – teori perdagangan, lokasi kegiatan ekonomi dan perusahaan internasional.
Dunning berargumen bahwa luasnya keterlibatan ekonomi internasional (melalui
perdagangan dan investasi) antar negara mengakibatkan perusahaan – perusahaan
akan lebih memilih untuk berproduksi di luar negeri yang memiliki ketersediaan
sumber tertentu tetapi tidak dapat digunakan oleh perusahaan dari negara lain.
Faktor – faktor lokasi tertentu yang memiliki peranan penting dan dapat
mempengaruhi pemilihan lokasi investasi adalah biaya – biaya upah komperatif,
sifat – sifat di dalam negeri seperti besarnya pasar, tingkat perkembangan dan
keberadaan persaingan di dalam negeri, kendala – kendala perdagangan baik tarif
maupun non tarif, jarak dari negara yang melakukan investasi, lingkungan politik
sosial dan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna menyelesaikan atau
memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jumlah uang
beredar, angkatan kerja, dan penanaman modal asing terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) Indonesia dari tahun 1989 sampai dengan tahun 2009 (21 tahun)
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk time series
dengan kurun waktu 1989 – 2009 (21 tahun). Sumber datanya adalah dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan Bank Indonesia Medan.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian
kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan –
bahan kepustakaan berupa tulisan – tulisan ilmiah yang ada hubungannya dengan
topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa data time
series dari tahun 1989 – 2009. Dan data yang digunakan adalah data sekunder.
3.4 Pengolahan Data
Penulis menggunakan program E-Views 5.1 untuk mengolah data dalam
3.5 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisis besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen adalah model ekonometrika.
Metode analisis data yang digunakan adalah kuadrat terkecil biasa (Ordinary
Least Square)
Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3).……….………(1)
∂∂ > 0, artinya apabila terjadi kenaikan X1 ( Jumlah Uang Beredar), maka Y
(PDB) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.
2
Y
X
3
Y
X
∂∂ > 0 , artinya apabila terjadi kenaikan X3 (Penanaman Modal Asing), maka Y
(PDB) akan mengaliami kenaikan, cateris paribus.
3.6 Uji Kesesuain (Test of Goodness of Fit) 3.6.1 Koefisien Determinasi (R-square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar
variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai
variabel dependen. Dimana nilai R² antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).
3.6.2 Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen, dengan menganggap variabel dependen lainnya
konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i adalah nilai
parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel
Xi terhadap Y bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu
Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh
secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh
dengan rumus:
t-hitung =
(
)
H0 diterima
Ha diterima Ha diterima
Dimana :
bi = Koefisien variabel independen ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan
H0: β =0 H0 diterima (t-hitung<t-tabel) artinya variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pariabel
dependen.
Ha: β ≠0 Ha diterima (t-hitung>t-tabel) artinya variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel
dependen.
Gambar 3.1 Kurva uji t-statistik 3.6.3 Uji F-statistik
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel
dependen.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
Ha : bi≠ 0 ……..………... (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan
F-tabel . Jika F-hitung>F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, Nilai F-hitung dapat
diperoleh dengan rumus :
k = Jumlah Variabel independen
n = Jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 : β1 =β2 =0 H0 diterima (F-hitung<F-tabel) artinya variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel dependen
Ha : β1 ≠β2 ≠0 Ha diterima (F-hitung>F-tabel) artinya variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.1 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah
terdapat korelasi variabel indepenen diantara satu sama lainnya.Untuk mengetahui
ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2 , F-hitung,t-hitung , dan
standart error .
Adanya multikolinearity ditandai dengan :
• Standart error tidak terhingga
• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α =1 %. ⍺ = 5 %, ⍺
=10 %
• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
• R2 sangat tinggi.
3.7.2 Autokorelasi (Serial Correlation)
Serial correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota
linear klasik mengasumsikan autokorrelasi tidak terdapat didalamnya
distribusiatau gangguan µi dilambangkan dengan :
(
)
i jE µi :µj =0 ≠
Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorrelasi, yaitu:
1. Dengan menggunakan atau memplot grafik
2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson ) Uji D-W ini dirumuskan sebagai
berikut:
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk
Gambar 3.3 Uji Durbin Watson
Keterangan:
H0 : Tidak ada korelasi
DW<dl : Tolak H0 ( ada korelasi positif )
DW>4-dl : Tolak H0 (ada kolerasi negatif)
Du<DW<4-du : Tolak H0 (tidak ada kolerasi )
dl≤DW<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
(4-du)≤DW≤(4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
3.8 Defenisi Operasional
1. PDB merupakan total output atau produksi yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan perekonomian Indonesia dari tahun 1989 sampai dengan tahun
2009, tanpa memandang kewarganegaraannya, dinyatakan dalam bentuk
milyar rupiah.
2. Jumlah uang beredar merupakan jumlah keseluruhan uang rupiah yang
3. Angkatan Kerja merupakan penduduk negara Indonesia yang berumur 15
tahun ke atas yang telah siap bekerja untuk memproduksi barang dan jasa,
dan penduduk yang bekerja merupakan penduduk negara Indonesia yang
melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperileh pendapatan atau
keuntungan, dinyatakan dalam bentuk satuan jiwa.
4. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan kegiatan menanam modal
terhadap perusahan – perusahaan yang ada di Indonesia yang dilakukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan PDB Indonesia
Tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan produksi
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara
perlulah dihitung PDB negara tersebut.
Pada tahun 1980-1982 resesi melanda dunia. Indonesia yang pada saat itu
yang perekonomiannya sudah demikian terbuka sangat merasakan dampak resesi
tersebut. Sehingga perekonomian Indonesia mengalami kesulitan berat selama
tahun 1982 sampai tahun 1987. Pada tahun 1988 perekonomian Indonesia mulai
pulih kembali kesehatannya, dimana pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% dan
pada tahun 1989 nilai PDB sebesar 885.519,4 milyar . Tahun 1990 PDB
mengalami peningkatan menjadi 949.641,1 milyar, begitu juga pada tahun –
tahun berikutnya yaitu tahun 1991 menjadi 1018062,6 milyar, dan tahun 1992 dan
1993 menjadi 1151490,2 milyar dan 1238312,2 milyar. Pada tahun 1994 dan 1995
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, yaitu menjadi 7,5% dan 8,2%
yang membuat Indonesia termasuk Negara di ASEAN dengan pertumbuhan yang
tinggi. Tahun 1996 nilai PDB sebesar 1444813,3 milyar. Sejak Juli 1997, kurs
rupiah terhadap dollar AS mulai menunjukkan tanda – tanda melemah. Sejak saat
itu, perekonomian Indonesia dilandai krisis moneter meluas menjadi keuangan
yang dilandai lesunya pasar modal, sistem perbankan yang semakin buruk dan
yaitu -13,1% begitu juga dengan nilai PDB yang mengalami penurunan menjadi
1314201 milyar. Tahun 1998 hampir semua sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan yang negatif. Yang mengalami pertumbuban positif hanya sektor
pertanian sebesar 1,31% , sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,11%, dan
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 16,23%.
Tahun 1999, perekonomian Indonesia mulai membaik dimana PDB
meningkat menjadi 1324599 milyar dan pertumbuhan sedikit diatas 0 persen,
yaitu 0,8%. Dan tahun 2000 PDB meningkat menjadi 1.389.770,2 milyar
sementar pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% sementara tahun 2001 turun
menjadi 3,8%. Tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 pertumbuhan ekonomi
mengalami peningkatan yaitu 4,4%, 4,9%, 5%, 5,7%, 5,5%, 6,3% begitu juga
dengan nilai PDB.selalu mengalami peningkatan. Dan tahun 2008 PDB sebesar
2.082.104 milyar dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1% dan sedikit lebih
rendah dibandingkan tahun 2007.
Perkembangan pertumbuhan Indonesia selama 21 tahun dari tahun 1989
Tabel 4.1 PDB Indonesia Berdasarkan Harga Konstan (2000)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dalam berbagai tahun (1989-2010)
Dan pada tahun 2009 PDB meningkat menjadi 2.176.916. Tetapi
walaupun PDB mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi menagalami
Amerika Serikat pada tahun 2007. Sehingga menyebabkan perekonomian di
seluruh dunia mengalami perlambatan pada tahun 2009, tak terkecuali Indonesia.
4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Jumlah uang beredar menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
selama kurun waktu 1989-2009. Dimana tahun 1989 jumlah uang beredar
sebanyak Rp. 20.144 milyar. Kemudian meningkat setiap tahun hingga tahun
1997, dimana terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan jumlah uang beredar
sebanyak Rp. 78.343 milyar. Dan pada tahun 1998 jumlah uang beredar mencapai
Rp. 101.197 milyar. Hal ini disebabkan oleh situasi abnormal selama awal krisis
yang menyebabkan orang membutuhkan uang untuk berjaga – jaga dan transaksi.
Tahun 2000 sampai tahun 2009 jumlah uang beredar tetap meningkat dari
tahun ketahun.dimana tahun 2008 jumlah uang beredar sebanyak Rp. 456.787
milyar. Selama tahun 2001-2003 Bank Indonesia sebagai pelaksana kebijakan
moneter di Indonesia menempuh kebijakan uang ketat (tight money policy). Hal
ini menyebabkan pertambahan jumlah uang beredar sangat terkendali, menjadi
sekitar 10% per tahun. Ternyata pengetatan pertambahan jumlah uang beredar
tidak menurunkan pertumbuhan ekonomi. Terbukti selama periode 2001-2003
pertumbuhan ekonomi tetap stabil pada angka 4% per tahun. Dan pada tahun
2009, jumlah uang beredar meningkat menjadi Rp. 515.824 milyar.
Perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia selama kurun waktu 21
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar Tahun 1989 – 2009 (Milyar Rupiah)
Tahun Jumlah Uang Beredar
(Milyar Rp.)
Walaupun ada hubungan searah, ternyata keterkaitan antara jumlah uang
beredar dengan pertumbuhan ekonomi tidak proporsional. Hal ini
mengindikasikan bahwa jumlah uang beredar bukan satu –satunya faktor yang
4.3 Perkembangan Angkatan Kerja di Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) angkatan kerja merupakan penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja atau pengangguran. Tenaga kerja yang bekerja adalah mereka yang
melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara
kontinyu dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).
Pada tahun 1989 jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 76.088.756
orang. Dan sebanyak 73.908.204 jiwa dari mereka telah bekerja. Dan pada tahun –
tahun berikutnya yaitu dari tahun 1990-2008 jumlah angkatan kerja selalu
meningkat. Walaupun pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi dan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, tetapi angkatan kerja tetap
mengalami peningkatan yaitu dari 91.324.911 jiwa pada 1997 menjadi 92.734.932
jiwa pada 1998. Tetapi hanya 87.672.449 jiwa dari mereka yang bekerja. Atau
mengalami penurunan dari tahun 1997 sebanyak 87.049.759 jiwa.
Pada tahun 2002 jumlah angkatan kerja mencapai angka ratusan juta jiwa.
Namun persentase yang bekerja mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2006
yang bekerja hanya 95.456.935 jiwa sementara angkatan kerja sebanyak
106.338.935 jiwa. Pada tahun 2008, angkatan kerja sebanyak 111.947.256 dan
sebanyak 102.552.750 jiwa dari mereka telah bekerja. Hal itu diakibatkan oleh
Perkembangan angkatan kerja di Indonesia selama 21 tahun dari tahun
1989 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini.
Table 4.3 Perkembangan Angkatan Kerja di Indonesia Tahun 1989-2009
1989 76.088756 73.908.204
1990 77.802.264 75.850.580
1991 78.455.548 76.423.179
1992 80.703.974 78.518.372
1993 80.483.892 79.775.859
1994 85.775663 79.980.165
1995 86.361.261 80.110.060
1996 90.109.582 85.701.813
1997 91.324.911 87.049.759
1998 92.734.932 87.672.449
1999 94.487.178 88.816.859
2000 95.650.961 89.837.730
2001 98.812.448 90.807.411
2002 100.779.270 91.647.615
2003 100.316.007 90.784.917
2004 103.973.387 93.722.036
2005 105.802.372 94.948.118
2006 106.338.935 95.456.935
2007 109.941.359 99.930.217
2008 111.947.256 102.552.750
2009 113.833.280 104.870.663
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam berbagai tahun (1989-2010)
Tahun 2008 penyerapan tenaga kerja terjadi pada seluruh sektor. Dan
(1,08 juta jiwa), sektor perdagangan (667 ribu jiwa), dan sektor transportasi (220
ribu jiwa). Dan pada tahun 2009 jumlah angkatan kerja mencapai 113.833.280
jiwa, dan sebanyak 104.870.663 jiwa telah bekerja.
4.4 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)
Investasi di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu
investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui
pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi.
Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing
(PMA) merupakan investasi dengan jalan membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan (Pandji, 1995: 48).
Dari tahun 1989 sampai tahun 2009 perkembangan PMA di Indonesia
mengalami fluktuasi. Pada tahun 1989 PMA berada pada posisis US$ 4.718,8
juta. Dan pada tahun – tahun berikutnya PMA selalu mengalami peningkatan,
hingga ketika terjadi krisis ekonomi PMA mengalami penurunanan. Dimana pada
tahun 1997 PMA pada posisi US$ 33.832,5 juta dan tahun 1998 turun menjadi
US$ 13.563,1juta. Hal itu diakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada
saat itu mencapai -13,1% dan dan kondisi inflasi yang sangat tinggi, sehingga
menyebabkan para investor asing menurunkan minatnya untuk menanamkan
modalnya ke Indonesia. Begiru juga dengan tahun 1999 PMA tetap mengalami
penurunan menjadi US$ 10.630,2 juta. Namun pada tahun 2000 PMA mulai
mengalami peningkatan menjadi US$ 15.413,0 juta. Pada tahun 2001, PMA
mengalami sedikit penurunan. Dan pada tahun 2002 sampai 2009 PMA berada
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, PMA sebesar US$ 14.871,4 juta yang
pada tahun sebelumnya atau 2007 sebesar US$ 15.624 juta. Peningkatan PMA
tersebut sejalan dengan respon pengusaha terhadap tingginya harga komoditas
ekspor, selain itu juga ditopang oleh keyakinan dunia usaha terhadap prospek
perekonomian ke depan, tercermin dari sentiment bisnis yang meningkat. Pangsa
terbesar realisasi PMA pada tahun 2008 diserap oleh sektor pengangkutan dan
telekomunikasi. Pada tahun 2009, PMA mengalami penurunan menjadi US$
10.815,3 juta. Hal ini diakibatkan krisis ekonomi global sehingga perumbuhan
ekonomi juga ikut mengalami penurunan.
Perkembangan PMA di Indonesia selama kurun waktu 21 tahun dapat
Tabel 4.4 Perkembangan PMA di Indonesia
Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program
Tabel 4.5 Hasil Regresi
Dari hasil estimasi di atas, dapat dijelaskan pengaruh variabel independen
(variabel bebas) yaitu jumlah uang beredar, angkatan kerja, dan penanaman modal
asing terhadap variabel dependen (variabel terikat) yaitu PDB Indonesia dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Jumlah uang beredar mempunyai pengaruh positif terhadap PDB
Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari koefisien X1 sebesar 0,83. Artinya
apabila jumlah uang beredar naik sebesar 1 persen, maka PDB Indonesia
akan mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen, cateris paribus.
2. Angkatan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap PDB Indonesia.
Hal itu dapat dilihat dari koefisien X2 sebesar 0,027. Artinya apabila
angkatan kerja naik 1 persen, maka PDB Indonesia akan mengalami
kenaikan sebesar 0,027 persen, cateris paribus.
3. Penanaman modal asing mempunyai pengaruh positif terhadap PDB
Indonesia. Hal itu terbukti dari koefisien X3 sebesar 2,512. Artinya apabila
penanaman modal asing naik sebesar 1 persen, maka PDB Indonesia akan
4.5.2 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 1. Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil regrasi di atas diperoleh koefisien determinasi (R-Square)
sebesar 0,9514 atau 95,14%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen
(jumlah uang beredar, angkatan kerja, dan penanaman modal asing) secara
bersama – sama mampu menjelaskan PDB Indonesia sebesar 95,14% sedangkan
sisanya sebesar 4,86% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model atau dijelaskan dalam term of error.
2. Uji F-Statistik (Uji Overall)
Uji F-Statistik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
variable independen mampu secara bersama –sama mempengaruhi peningkatan
variable dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
Hipotesis: Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
Dengan kriteria mengambil kesimpulan:
Ho diterima: jika F hitung < F tabel artinya variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima: jika F hitung > F tabel artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
dari hasil analisis regresi, F hitung adalah 110,8541
dimana α = 5%
V2 = n – k – 1 (21 – 3 – 1 =17)
Maka F tabel = 3,20
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, F statistik > F tabel (110,85 > 3,20)
dengan demikian Ha diterima. Artinya semua variabel bebas, yakni Jumlah Uang
Beredar (X1), Angkatan Kerja (X2), dan Penanaman Modal Asing (X3) secara
bersama – sama mampu menjelaskan perkembangan PDB (Y) Indonesia secara
statistik pada tingkat kepercayaan 95%
Ho diterima Ha diterima
0 3,20 110,85 Gambar 4.1 Kurva Uji F statistik
2. Uji T statistik
Uji T statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Hipotesis : Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
Dengan kriteria mengambil keputusan:
Ha : β1 ≠ 0 Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen (T hitung > T tabel).
1. Variabel Jumlah Uang Beredar (X1)
Dari hasil analisa, T hitung adalah 2,115
α = 5%
df = n – k – 1 = 17
maka T tabel = 1,740
Dari hasil estimasi diatas, dapat diketahui variabel Jumlah Uang
Beredar (X1) berpengaruh signifikan pada α = 5%. Dimana T hitung > T
tabel (2,115 > 1,740). Dengan demikian Ha diterima, artinya Jumlah Uang
Beredar berpengaruh nyata (signifikan) terhadap PDB Indonesia pada
tingkat kepercayaan 95%.
Ha diterima
Ho diterima
-1,740 1,740 2,115 Gambar 4.2 Kurva uji T statistik
2. Variabel Angkatan Kerja (X2)
Dari hasil analisa, T hitung adalah 3,961
α = 1%
maka T tabel = 2,567
Dari hasil estimasi di atas, dapat diketahui variabel Angkatan Kerja
(X2) berpengaruh signifikan pada α = 1%. Dimana t hitung > T tabel
(3,961 > 2,567). Dengan demikian Angkatan Kerja mempunyai pengaruh
yang nyata (signifikan) terhadap PDB Indonesia pada tingkat kepercayaan
99%.
Ha diterima
Ho diterima
-2,567 2,567 3,961 Gambar 4.3 Uji T statistik
3. Variabel Penanam Modal Asing (X3)
Dari hasil analisa, T hitung adalah 2,062
α = 5%
df = n – k – 1 = 17
maka T tabel = 1,740
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui variabel Penanaman
Modal Asing (X3) mempunyai pengaruh nyata (signifikan) pada α = 5%.
Dimana T hitung > T tabel (2,062 > 1,740). Dengan demikian Penanam
Modal Asing mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap PDB
Ha diterima
Ho diterima
-1,740 1,740 2,062
Gambar 4.4 Uji T statistik
4.5.3 Uji Asumsi Klasik 1. Multikolienearitis
Multikolinearitas yaitu adanya korelasi yang kuat diantara variabel
independen dalam suatu model estimasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat
adanya multikolinearitas. Ini terlihat dari setiap koefisien determinasi (R2) sesuai
hipotesis yang tidak terlalu tinggi, F-hitung yang tidak terlalu tinggi, dan nilai
T-hitung semua signifikan.
Model analisis:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
Hasil pengujian terhadap antarvariable independen:
X1 = α + β2X2 + β3X3……….(1)
R2 = 0,898939 ; F statistik = 80,05490
X2 = α + β1X1 + β3X3……….(2)
R2 = 0,895634 ; F statistik = 77,23509
X3 = α + β1X1 + β2X2……….(3)
Dari hasil pengujian terhadap sesama variabel independen terlihat bahwa
koefisien R2 dari hasil regresi masing – masing persamaan 1,2,3 lebih kecil dari
pada koefisien R2 hasil regresi variable independen terhadap variabel dependen.
Demikian juga halnya dengan koefisien F statistik. Hal ini menunjukkan bahwa
didalam model estimasi tidak ada ditemukan multikolinearitas. Artinya, tidak ada
terdapat korelasi yang kuat diantara variabel independen dalam suatu model
estimasi.
2. Autokorelasi
Autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin-Watson (D-W Test),
yaitu pengujian yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi serial
dalam model estimasi atau untuk mengetahui apakah di dalam model yang
digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel – variabel yang diamati.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam uji D-W sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis yang akan diuji
b. Penentuan level pengujian, dimana α = 5%
Tabel 4.6 Kriteria Pengambilan Keputusan D-W test
Tolak Ho. Terdapat serial korelasi
negative diantara disturbance error.
Tidak ada kesimpulan
Terima Ho
Terima Ha
Tidak ada kesimpulan
Tolak Ho. Terdapat serial korelasi
positif diantara disturbance terms.
Hipotesis: Ho : DW = 0 tidak ada serial korelasi
Ha : DW ≠ 0 ada serial korelasi
Dari hasil analisa, DW-hitung = 1,1460
k = 3; n = 21; α = 5%
dl = 1,03; 4-dl = 4-1,03 = 2,97
Autokolerasi(-)
Ho diterima
(no serial correlation)
1,03 1,14 1,67 2,33 2,97
Gambar 4.5 Kurva Uji Durbin Watson
Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa DW-hitung = 1.146088,
berada pada posisi dl < dw < du (1,03 < 1,146 <1,67) atau tidak ada kesimpulan
pada tingkat kepercayaan 95%. Autokorelasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil estimasi dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah Uang Beredar (JUB) mempunyai pengaruh positif terhadap PDB
di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi X1 sebesar
0,827900. Artinya setiap kenaikan 1% jumlah uang beredar akan
menaikkan PDB Indonesia sebesar 0,83%.
2. Angkatan kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap PDB di
Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dari koefisien regresi X2 sebesar
0,026833. Artinya setiap kenaikan 1% angkatan kerja akan menaikkan
PDB Indonesia sebesar 0,027%.
3. Penanaman Modal Asing (PMA), mempunyai pengaruh positif terhadap
PDB di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dari koefisien regresi X3
sebesar 2,512030. Artinya setiap kenaikan 1% penanaman modal asing
akan menaikkan PDB Indonesia sebesar 2,51%.
4. Koefesien Determinasi (R-square) sebesar 0.951 atau 95%, hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel
independen (jumlah uang beredar, angkatan kerja, dan PMA) dapat
menjelaskan variabel dependen PDB di Indonesia sebesar 95% sedangkan
sisanya sebanyak 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan
5. Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel
(110,8541 > 3,20). Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa
variabel Jumlah Uang Beredar (X1), Angkatan Kerja (X2), PMA (X3)
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap PDB di Indonesia pada
tingkat kepercayaan sebesar 95%.
5.2 Saran
1. Pemerintah selaku penggerak kegiatan perekonomian diharapkan mampu
untuk memberikan perhatian terhadap PMA yang merupakan indikator
ekonomi makro yang dapat meningkatkan pendapatan nasional. Sehingga
pertumbuhan ekonomi juga ikut berkembang.
2. Pemerintah diharapkan lebih memberikan perhatian kepada tenaga kerja
Indonesia. Misalnya dengan mendirikan lembaga – lembaga khusus yang
dapat menciptakan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Sehingga dapat
menghasilkan produk baik barang maupun jasa yang berkualitas.
3. Dari hasil estimasi, JUB mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PDB di Indonesia. Dengan demikian Bank Indonesia diharapkan mampu
mengendalikan pertumbuhan jumlah uang beredar, sehingga nilai PDB
dapat bertumbuh dengan baik dan perekonomian Indonesia dapat
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, 1995. Perusahaan Multinasional Penanaman Modal Asing. Jakarta: Pustaka Jaya.
Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia
Bank Indonesia, 2009. Statistik Keuangan Indonesia
Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri, 2005. Keuangan Negara dan Analisis
kebijakan Utang Luar Negeri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Rajagrfindo
Persada.
Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makroekonomi-edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Eralangga
Murni, Asfia SE.,MPd, 2006. Ekonomika Makro. Bandung: Refika Aditama
Panglaykim, J, 1984. Investasi Langsung Jepang di Kawasan ASEAN. Andi
offset, Yokyakarta
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007. Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews dalam Ekonometrika. Medan. USU Press.
Putong, Iskandar dan N.D. Anjaswati, 2008. Pengantar Ekonomi Makro – edisi 1.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, 2004. Teori Ekonomi Makro Suatu
Pengantar-edisikedua. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rajagukguk, Erman, 1985. Indonesianisasi saham. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Saleh, Sofyan, Nurdjaman Arsjad, R.I Wahono, 2000. Indonesia dalam
Persperpektif Waktu. Jakarta: PT. Pamator
Salvatore, Ph.D. Dominic dan Eugene A. Diulio, Ph.d, 2004. Prinsip-prinsip
Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sukirno, Sadono, 1995. Pengantar Teori Makroekonomi – edisi kedua. Jakarta:
Grafindo Persada.
Sumarsono, Sonny, 2009. Teori dan kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Graha Ilmu.
--- 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia (Teori dan
Penemuan Impiris). Jakarta: Salemba Empat
Todaro, Michael P, 1994. Ekonomi untuk Negara Berkembang-edisi ketiga.
Jakarta: Bumi Aksara
www. Wikipedia.com
LAMPIRAN
1991 1.018.062,6 16.341 76.433.119 8778,0
1992 1.081.248 28.779 78.518.372 10.340
1993 1.551.490,2 36.805 79.775.859 8141,8
2. Hasil regresi PDB (Y), Jumlah Uang Beredar (X1), Angkatan Kerja (X2), dan PMA (X3)
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 04/15/11 Time: 22:33 Sample: 1989 2009
Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1088718. 530810.9 -2.051047 0.0560
X1 0.827900 0.391272 2.115922 0.0494
X2 0.026833 0.006773 3.961535 0.0010
X3 2.512036 1.217983 2.062456 0.0548
R-squared 0.951368 Mean dependent var 1463969.
Adjusted R-squared 0.942786 S.D. dependent var 363503.4
S.E. of regression 86948.32 Akaike info criterion 25.75366
Sum squared resid 1.29E+11 Schwarz criterion 25.95262
Log likelihood -266.4134 F-statistic 110.8541
3. Hasil regresi X1 Terhadap Variabel X2 dan X3
Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 04/15/11 Time: 22:33 Sample: 1989 2009
Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1250730. 123854.5 -10.09838 0.0000
X2 0.016326 0.001357 12.03104 0.0000
X3 -0.680736 0.715954 -0.950810 0.3543
R-squared 0.898939 Mean dependent var 173524.3
Adjusted R-squared 0.887710 S.D. dependent var 156305.9
S.E. of regression 52377.71 Akaike info criterion 24.70191
Sum squared resid 4.94E+10 Schwarz criterion 24.85113
Log likelihood -256.3701 F-statistic 80.05490
4. Hasil Regresi X2 Terhadap Variabel X1 dan X3
Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 04/15/11 Time: 22:34 Sample: 1989 2009
Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 78132565 1428045. 54.71295 0.0000
X1 54.47793 4.528116 12.03104 0.0000
X3 23.22881 42.02858 0.552691 0.5873
R-squared 0.895634 Mean dependent var 88021700
Adjusted R-squared 0.884038 S.D. dependent var 8885073.
S.E. of regression 3025652. Akaike info criterion 32.81472
Sum squared resid 1.65E+14 Schwarz criterion 32.96393
Log likelihood -341.5545 F-statistic 77.23509
5. Hasil Regresi X3 Terhadap Variabel X1 dan X2
Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 04/15/11 Time: 22:34 Sample: 1989 2009
Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -32278.14 102439.6 -0.315094 0.7563
X1 -0.070251 0.073886 -0.950810 0.3543
X2 0.000718 0.001300 0.552691 0.5873
R-squared 0.101509 Mean dependent var 18764.96
Adjusted R-squared 0.001676 S.D. dependent var 16840.23
S.E. of regression 16826.11 Akaike info criterion 22.43082
Sum squared resid 5.10E+09 Schwarz criterion 22.58003
Log likelihood -232.5236 F-statistic 1.016790
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isnesia A. Simbolon
NIM : 070501091
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi
Adalah benar telah membuat skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh
Jumlah Uang Beredar, Angkatan Kerja, dan Penanaman Modal Asing Terhadap
PDB Indonesia” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Medan, Juni 2011
Yang Membuat Pernyataan