KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA
(KPID-SU) MEDAN
Oleh :
HENDRY MUHAMMAD
082102119PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : HENDRY MUHAMMAD
NIM : 082102119
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENGAWASAN INTERN GAJI DAN UPAH
PADA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA (KPID-SU) MEDAN
Tanggal : Juni 2011 Dosen Pembimbing
(Drs. Rustam, M.Si., Ak.) NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Juni 2011 Ketua Program Studi DIII Akuntansi
(Drs. Rustam, M.Si., Ak) NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Juni 2011 Dekan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur atas rahmat dan ridho yang diberikan kepada penulis terutama
nikmat yang tak terhingga baik nikmat kesehatan, keselamatan dan terutama
nikmat waktu serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini yang berjudul pengawasan intern gaji dan upah pada Komisi Penyiaran
Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan. Tugas akhir ini dibuat oleh
penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan
petunjuk sehingga dapat memotivasi dalam proses penulisan tugas akhir ini.
Dalam penulisan ini penulis mengalami hambatan maupun kesulitan dan
InsyaAllah penulis mendapat bantuan serta arahan serta bimbingan dari
pembimbing-pembimbing penulis serta Dosen-dosen dan orang tua penulis, untuk
itu penulis senantiasa mengucapkan terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III
pembimbing penulis yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Drs Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
4. terimah kasih yang saya ucapkan kepada bapak Drs. Jaramen Purba, M.AP
sebagai sekretaris yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan survey, dan telah banyak membantu memberikan informasi yang
penulis butuhkan dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Yang teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua penulis
yang sangat penulis hormati dan sayangi, kepada Ibu saya Masdalipa
Harahap yang saya cintai dan kekasih saya Marina Sari Rambe, S.Pd. yang
telah senantiasa memberikan do’a nya dan telah bekerja keras hingga penulis
bisa seperti sekarang ini.
6. Kepada teman-teman saya Yuli Astuti, A.md, Decka Setiawati serta
Muhammad Nurruddin Zein yang selalu memeberikan dukungan semangat
serta memberikan bantuan dan doa yang tidak henti-hentinya yang diberikan
kepada saya.
7. Kepada keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam mengerjakan tugas akhir serta memberikan doa untuk saya.
8. Kepada ibu Mardiana Harahap yang memberikan bantuan kepada saya untuk
memberikan informasi tentang Komisi Penyiaran Sumatera Utara
Mudah-mudahan Allah SWT, memberikan balasan dengan curahan
rahmat yang tiada terhingga atas kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada
penulis. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis
berharap dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita selalu dijalan yang
diridhoi Allah SWT Amin.
Medan, 17 Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan masalah... 3
C. TujuandanManfaatPenelitian... 3
1. Tujuan penelitian... 3
2. Manfaat Penelitian... 4
D. Sistematika Penulisan... 4
1. Jadwal Survey/ Observasi... 4
2. Rencana Isi... 5
BAB II PROFIL INSTASI A. Sejarah Ringkas Komisi Penyiaran Indonesia... 7
B. Sejarah Ringkas Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan... 11
C. Struktur Organisasi... 13
E. Jaringan Kegiatan... 18
F. Kinerja Kegiatan Terkini... 19
G. Rencana Kegiatan... 20
BAB III TOPIK PENELITIAN
A. Unsur – unsur Gaji dan Upah... 21
B. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah... 28
C. Analisa dan evaluasi pengawasan intern Gaji dan Upah... 30
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan... 38
B. Saran... 39
DARTAR PUSTAKA ... 40
DARTAR GAMBAR
No Gambar Keterangan hal
1. 1 Struktur Organisasi Komisi Penyiaran
Indonesia daerah Sumatera Utara
DARTAR TABEL
No Gambar Keterangan hal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian di Indonesia, sedikit banyaknya akan
berpengaruh pada iklim ketenagakerjaan di dunia usaha. Didunia usaha sekarang
sesuai dengan perkembangan nilai demokrasi tenaga kerja melalui asosiasinya
mulai mengambil bagian penting dalam pengambilan keputusan oleh manajemen
perusahaan khususnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan itu sendiri.
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sangat
membutuhkan tenaga kerja. Sumbangan yang diberikan oleh tenaga kerja kepada
perusahaan dimulai sejak awal kegiatan perusahaan, yaitu dari menyusun dan
merencanakan tujuan-tujuan perusahaan yang akan dicapai, melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan dan pengawasannya sampai tercapainya tujuan
perusahaan. Sumbangan tersebut dapat berupa tenaga, pikiran, pengalaman dan
keahlian. Sebagai imbalan atas apa yang mereka sumbangkan maka mereka akan
memperoleh balas jasa berupa gaji atau upah.
Penggajian dan pengupahan adalah masalah yang sangat pelik. Sebab
masalah ini tidak saja menyangkut uang yang diterima oleh karyawan ataupun
staf, melainkan juga mempunyai implikasi yang lebih dari pada itu misalnya
maupun menyangkut moral dan tanggung jawab sosial organisasi bahkan
penghidupan karyawan dan keluarganya, Karena itu sistem penggajian disetiap
perusahaan berbeda-beda.
Perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dengan
memberikan gaji dan fasilitas yang seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan
tenaga kerja. Jika tenaga kerja sebagai elemen yang penting dalam perusahaan
diabaikan kesejahteraannya maka akan mempengaruhi operasional perusahaan
maksimal. Oleh sebab itu perusahaan harus lebih bijaksana dalam penetapan
sistem gaji dan upah sehingga dirasakan adil oleh tenaga kerja sesuai dengan apa
yang mereka kerjakan.
Sistem gaji dan upah rentan dengan adanya kesalahan, kebocoran dan
penyelewengan dana, maka pengawasan internal dibutuhkan untuk
meminimalisasi hal tersebut. Sebagai contoh penyelewengan sistem gaji dan upah
tanpa pengawasan internal adalah sebagai berikut : Misalkan karyawan pabrik
yang tidak menggunakan check o’clock atau surat perintah lembur yang
diotorisasi oleh atasannya maka karyawan tersebut bisa mendapatkan penghasilan
lembur yang fiktif apabila tidak diawasai dengan benar yang mengakibatkan
kerugian perusahaan karena gaji atau upah merupakan salah satu biaya
operasional perusahaan yang paling penting yang dapat mempengaruhi keuangan
perusahaan.
Tujuan utama diadakannya pengawasan internal gaji dan upah adalah
dan pengupahan yang memberikan masukan untuk koreksi atau perbaikan bagi
pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis ingin memilih judul tentang
Pengawasan Intern Gaji dan Upah Pada Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan permasalahan
dalam penulisan tugas akhir ini ialah bagaimana manajemen menjalankan sistem
penggajian dan pengupahan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera
Utara (KPID-SU) Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam hal ini penulis bermaksud memberikan masukan kepada
perusahaan untuk melakukan pengawasan intern gaji dan upah yang lebih baik
agar tidak terjadi penyelewengan dalam sistem gaji dan upah. Selain itu penulis
juga dapat melihat perbedaan dari teori yang diberikan di dunia pendidikan dan
pengawasan intern yang dilakukan oleh perusahaan.
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam penggajian dan
pengupahan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahan dalam pencegahan
kecurangan terhadap penggajian dan pengupahan.
3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ekonomi jurusan Diploma III Akuntansi.
2. Manfaat Penelitian
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan, kemampuan
berpikir peneliti tentang pengawasan intern gaji dan upah.
2. Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan bagi peneliti dalam
memahami praktek yang dilakukan perusahaan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan dalam pengawasan intern
gaji dan upah yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kinerja pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara
(KPID-SU) Medan.
D. Sistematik Penulisan
Dalam penyusun tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika penulisan
yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
1. Jadwal Survey / Observasi
Jadwal penelitian dilakukan saat peneliti melakukan magang di Fakultas
Ekonomi USU. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai
data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan
tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal
penelitian dibawah ini :
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
2. Rencana Isi
Penelitian suatu perincian sederhana tentang isi dari masing-masing bab
dalam Tugas Akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih
terarah. Untuk itu penelitian membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab
yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pemulaan yang menguraikan mengenai latar
belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian serta rencana
penulisan akan dijelaskan mengenai jadwal survey/observasi dan
rencana isi.
1. Persiapan Penelitian
2. Pelaksanaa Penelitian
3. Pelaporan untuk penulisan tugas akhir 4. Bimbingan tahap akhir dalam
penyusunan tugas akhir
BAB II : PROFIL INSTANSI
Bab ini menjelaskan gambaran umum dari perusahaan meliputi
sejarah ringkas Komisi Penyiaran Indonesia, sejarah ringkas Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan,
struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan
tekini serta rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai teori yang menjelaskan
Unsur-unsur Gaji dan Upah, prosedur pembayaran Gaji dan Upah,
Unsur-unsur Pengawasan Intern serta Analisa dan Evaluasi
Pengawasan Intern Gaji dan Upah.
BAB IV : PENUTUPAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan
kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga beberapa
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah ringkas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama
bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Semangatnya adalah
pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah
sebuah badan
kepentingan kekuasaan.
Berbeda dengan semangat dalam Undang-undang penyiaran sebelumnya,
yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang berbunyi "Penyiaran
dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh
pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari
instrumen kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata bagi kepentingan
Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik
dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan
sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan
publik. Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adala
harus menjalankan fungsi pelayanan
dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll.
dalam Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of
Content (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of Ownership (prinsip
keberagaman kepemilikan).
Kedua prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang
dirumuskan oleh KPI. Pelayanan informasi yang sehat berdasarkan prinsip
keberagaman isi adalah tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik
berdasarkan jenis
kepemilikan adalah jaminan bahwa kepemilikan media massa yang ada di
Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja.
Prinsip ini juga menjamin iklim persaingan yang sehat antara pengelola media
massa dalam dunia penyiaran di Indonesia.
Apabila ditelaah secara mendalam, Undang-undang no. 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem
penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan
ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Kedua
adalah semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah
dengan pemberlakuan sistem siaran berjaringan.
Maka sejak disahkannya Undang-undang no. 32 Tahun 2002 terjadi
perubahan fundamental dalam pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia, dimana
pada intinya adalah semangat untuk melindungi hak masyarakat secara lebih
merata. Perubahan paling mendasar dalam semangat UU ini adalah adanya limited
ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen (independent
regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen yang
dimaksudkan adalah untuk mempertegas bahwa pengelolaa
yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari
pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada masa
rezim orde baru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi
negara yang
kekuasaan. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk
mendukung
tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan dalam
segelintir e
Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem
berjaringan adalah, setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan
siarannya di suatu daerah harus memilik
lembaga penyiaran
terjadinya
Selain itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya
masyarakat lokal. Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada
diabaikannya hak sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas. Padahal
masyarakat lokal juga berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan
penyiaran sentralistis yang telah mapan dan berskala nasional semakin
menghimpit keberadaan lembaga-lembaga penyiaran lokal untuk dapat
mengembangkan potensinya secara lebih maksimal.
B. Visi dan Misi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Visi :
Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat
untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Misi :
1. Membangun dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil,
merata, dan seimbang;
2. Membantu mewujudkan infrastruktur bidang penyiaran yang tertib dan
teratur, serta arus informasi yang harmonis antara pusat dan daerah,
antarwilayah Indonesia, juga antara Indonesia dan dunia internasional;
3. Membangun iklim persaingan usaha di bidang penyiaran yang sehat dan
bermartabat;
4. Mewujudkan program siaran yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk
pembentukan intelektualitas, watak, mora, kemajuan bangsa, persatuan
dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia;
5. Menetapkan perencanaan dan pengaturan serta pengembangan SDM
C.
(KPID-SU) Medan
Komisi penyiaran indonesia (KPI) adalah Lembaga Negara Independen
yang dibentuk berdasarkan undang – undang No. 32 Tahun 2002 tentang
penyiaran yang bertujuan mengatur segala hal mengenai penyiaran di indonesia.
a. Kedudukan
Berdasarkan UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 7 ayat (3), KPI
terdiri dari :
1. KPI Pusat berkedudukan di Ibukota Negara.
2. KPI Daerah berkedudukan di Ibukota Provinsi.
Anggota KPI pusat berjumlah 9 (sembilan) orang, dipilih Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan ditetapkan berdasarkan Keppres No.
267/M/2005, dan anggota KPI Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) berjumlah 7
(tujuh) orang dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD-SU) dan
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubsu No.100/1015.K tahun 2004
tanggal 31 Mei 2004.
Anggota KPI pusat dan KPI daerah dipilih atas usul masyarakat melalui uji
kepatutan dan kelayakan secara terbuka. Secara administrasi anggota KPI pusat
bertanggung jawab kepada Presiden dan anggota KPI Daerah bertanggung jawab
b. Tugas Pokok
KPI memiliki tugas, kewajiban, fungsi, dan wewenang, yang dalam
pemahamannya dikelompokkan dalam lingkup kegiatan :
1. Regulasi atau Pengaturan.
2. Pengawasan.
3. Pengembangan.
Tugas dan Kewajiban KPI :
a. Menjamin kasyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan
benar sesuai hak asasi manusia.
b. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran.
c. Ikut membantu iklim persaingan yang sehat antara lebaga penyiaran
dan industri terkait
d. Memelihara tetanan informasi nasional yang adil, merata dan
seimbang.
e. Menampung, meneliti, dan menindak lanjuti aduan, sanggahan, seta
kritik dan apresiasi masyarakat.
f. Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang
menjamin profesionalitas dibidang penyiaran.
Visi dan Misi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara
Visi :
KPID-SU sebagai wujud peran serta masyarakat, yang berfungsi mewadahi
aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran.
Misi :
Menetapkan standar program penyiaran untuk memelihara tatanan informasi
yang adil, merata dan seimbang melalui pengaturan infrastruktur media penyiaran,
guna menciptakan masyarakat memperoleh informasi yang layak dan benar.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan
ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical,
melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
SUMATERA UTARA (KPID-SU) MEDAN
Gambar : Struktur organisasi Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU)
Sumber dari Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU)
KEPALA SEKRETARIAT
SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN
KEUANGAN
SUBBAGIAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN SUBBAGIAN
STANDARISASI DAN KOMUNIKASI
KELOMPOK JABATAN DAN
Sekretaris KPID memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3.
Sekretaris KPID, membawahkan :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian
2. Subbagian Perencanaan dan Keuangan
3. Subbagian Standarisasi dan Komunikasi
4. Subbagian Pembinaan dan Pengawasan
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris KPID-SU.
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin
oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Kelompok dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
D. Job Description
Subbagian Umum dan Kepegawaian :
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan
bahan/data untuk menyusun dan menyempurnakan kebijakan di bidang
kerumahtanggaan/umum, surat menyurat, pembinaan administrasi kepegawaian,
asset, arsip, perpustakaan, sumber daya manusia, penyiaran dan produk-produk
hukum.
Subbagian Perencanaan dan Keuangan :
Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas merencanakan
program, keuangan, pelaporan administrasi keuangan, kinerja dan melakukan
koordinasi antar lembaga di bidang penyiaran, pengkoordinasian tugas-tugas
PPNS dalam melakukan penyidikan tindak pidana atas pelanggaran Pedoman
Perilaku Penyiaran (P3) sesuai ketentuan yang ditetapkan.
Subbagian Standarisasi dan Komunikasi :
Subbagian Standarisasi dan Komunikasi mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, dan pelayanan teknis operasional dan
Subbagian Pembinaan dan Pengawasan :
Subbagian Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, dan pelayanan teknis
operasional dan administratif di bidang pembinaan dan pengawasan ini siaran.
Bagian Kelompok Jabatan Fungsional :
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
E. Jaringan Kegiatan
Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian dalam melaksanakan
tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang ditetapkan oleh Gubernur. Kepala Sekretariat KPID dan Subbagian dalam
melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekretariat KPID, Kepala Subbagian
dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal, baik ke dalam maupun antar
satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintahan Daerah serta instansi lain
Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian bertanggungjawab dalam
memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta
petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing.
Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing
serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. Dalam menyampaikan laporan
masing-masing kepada atasan, tembusan laporan dapat disampaikan kepada
satuan organisasi lain dilingkungan Sekretariat KPID yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sekretariat KPID dan Kepala
Subbagian dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan laporan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan. Kepala Subbagian menyampaikan laporan kepada Sekretaris
KPID dan berdasarkan hal tersebut Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian
menyusun laporan kepala Sekretariat KPID kepada Ketua KPID, serta Gubernur
melalui SEKDA.
F. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai semua itu, begitu
juga dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU).
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) terus berupaya
mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang
tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha terkini yang dijalankan
perusuhaan adalah menyelenggarakan program, keuangan, kinerja dan melakukan
koordinasi antar lembaga di bidang penyiaran, pengkoordinasian tugas-tugas
PPNS dalam penyidikan tindak pidana atas pelanggaran pedoman perilaku
penyiaran (P3) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
G. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Utara (KPID-SU)
Medan adalah mengambil langkah dalam menuntaskan berbagai persoalan
perizinan penyiaran dengan tujuan untuk mengurangin antrian dari para pemohon
yang belum jelas legalitasnya. Selanjutnya rencana kegiatan yang akan dilakukan
adalah menyelanggarakan proses Pra-FRB dan FRB sesegera mungkin secara
berkelanjutan dengan tujuan untuk mengurangi tumpukan beban antrian dari para
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Unsur – unsur Gaji dan Upah
Berbagai cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Maka salah satu cara yang
digunakan perusahaan adalah dengan mempergunakan tenaga kerja yang terampil,
cerdas dan ahli dalam bidangnya masing-masing.
Untuk bisa mendapatkan tenaga kerja yang terampil dan cerdas, maka
perusahaan harus melakukan seleksi terhadap karyawan dan berusaha bagaimana
caranya agar tenaga kerja dan karyawan tersebut mampu melakukan tugasnya
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Sebagai kompensasinya terhadap karyawan, pihak perusahaan akan
memberikan gaji dan upah atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Gaji dan upah
merupakan kompensasi yang relatif besar yang diberikan perusahaan sebagai
balas jasa kepada karyawannya. Disamping itu ada lagi balas jasa yang berbentuk
barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan kesehatan yang biasanya disebut
tunjangan.
Gaji dan upah sangatlah penting bagi karyawan karenan merupakan nilai
atau penghargaan atas prestasi kerja mereka serta sebagai motivasi bagi karyawan
dalam menjalankan pekerjaannya. Demikian juga bagi perusahaan, karena gaji
dan upah merupakan komponen biaya yang besar dan mebutuhkan tenaga untuk
Pada dasarnya gaji dibedakan dengan upah,pegertian gaji didasarkan
sebagai pengganti jasa bagi tenaga kerja dengan tugas – tugas yang telah konstan
meliputi masa kerja yang lebih panjang misalnya dalam bulan, triwulan dan
tahunan. Sedangkan upah yaitu jumlah yang ditentukan sebagai penggganti jasa
yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa sehari yang disebut harian
dan jasa seminggu yang disebut mingguan.
Namun kenyataannya di dalam masyarakat masih banyak yang mengangap
bahwa gaji dan upah mempunyai pergertian yang sama. Berikut ini penulis akan
membukakan beberapa pegertian gaji dan upah menurut beberapa ahli :
Menurut Mulyadi,(2001: 373) pengertian gaji dan upah adalah :
Gaji merupakan pembayarann atas peyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan, Manejer dan dibayarkan secar tetap tiap bulannya.sedangkan upah merupakian pembayaran atas peyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan pelaksana ( buruh ) umunya dibayarkan hari kerja. Jam kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Menurut Malthis dan Jakson (2002: 119,378) pengertian gaji dan upah adalah
Gaji merupakan bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain
dengan tidak memandang jam kerja. Sedangkan upah merupakan bayaran
yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.
Pengertian gaji dan upah menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (1999:17)
yaitu : Istilah gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa
manajerial, administrative, dan jasa-jasa yang sama. Istilah upah (wages)
biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (
Defenisi diatas menunjukkan bahwa gaji dianggap mempunyai kelas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan upah. Gaji dibayarkan atas jasa-jasa yang
diberikan oleh orang yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih tinggi
sedangkan upah bisa untuk yang tenaga kerja yang berpendidikan maupun tidak
berpendidikan.
Sedangkan menurut Malthis dan Jacson (2000:46) pengertian gaji dan upah
adalah :
Upah adalah bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan
jumlah waktu kerja, sedangkan gaji merupakan bayaran yang dibayarkan
secara konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak
memandang jumlah jam kerja.
Dari defenisi-defenisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa
gaji merupakan balas jasa yang bersifat tetap yang diberikan oleh para penulis
diatas terlhat adanya perbedaan antara gaji dan upah yaitu :
a. Upah adalah balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan
gaji diberikan kepada pekerjaan yang bersifat tetap dan juga berdasarkan
jenjang pendidikan.
b. Pembayaran gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit yang
dihasilkan. Sedangkan upah diberikan dengan tarif atau standar tertentu yang
didasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produksi yang dihasilkan,
dimana tarif upah minimal telah ditetapkan pemerintah, Jadi balas jasa yang
diberikan dalam bentuk gaji selalu tetap, sedangkan upah dapat berubah-ubah
c. Istilah upah biasanya diberikan kepada buruh, sedangkan gaji
diberikan kepada pegawai atau karyawan tetap maupun staf.
d. Dari segi pembayarannya, upah biasanya dibayarkan harian atau
mingguan, sedangkan gaji dibayarkan secara bulanan.
Dalam hal gaji dan upah , pemerintah telah mempunyai kebijaksanaan
didalam menentukan jumlah gaji minimum yang harus diterima oleh karyawan.
Kebijakan pemerintah ini disebut dengan Upah Minimum Regional (UMR).Di
dalam buku ekonomi unsur – unsur gaji terdiri dari :
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/CPNS yang
diangkat dalam satu pangkat golongan ruang atau masa kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Tunjangan
a. Tunjangan istri/suami, yaitu tunjangan yang diberikan kepada
PNS/ CPNS yang beristri / bersuami yang sah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,
b. Tunjangan anak, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS/
CPNS yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak
angkat) yang belum berusia 21 tahun dan tidak atau belum pernah
c. Tunjangan beras, yaitu tunjangan pangan yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil dalam bentuk natura (beras) sebesar 10 kg per
jiwa dalam bentuk uang,
d. Tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan
yang berlaku,
e. Tunjangan jabatan struktural, yaitu tunjangan yang berdasarkan pada
sekretariat daerah, dinas daerah dan lembag teknis lainnya,
f. Tunjangan jabatan fungsional, yaitu tunjangan jabatan yang diberikan
kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional
sebagaimana yang diatur dalam keputusan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara,
g. Tunjangan pajak penghasilan, yaitu tunjangan yang disubsidi oleh
pemerintah tapi dimasukkan juga ke dalam potongan.
Potongan-potongan yang ada pada daftar gaji pada Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan : Iuran KORPRI
Sosial perpustakaan Iuran darma wanita
BPDSU/ kop.GUBSU / BRI ke Bon belanja koperasi
Koperasi BAPERASDA Arisan
Simpanan wajib Dan lain-lain
Menurut Malthis dan Jackson. (dalam Krista, 2002; 118), unsur-unsur gaji dan
upah dibagi atas kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Pada
kompensasi langsung terdiri dari gaji pokok dan gaji variabel. Pada kompensasi
tidak langsung terdiri dari asuransi kesehatan, dana pensiun, libur pengganti dan
kompensasi pekerja.
1. Kompensasi Langsung
a. Gaji Pokok
Gaji pokok yaitu kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan sebagai gaji,
gaji pokok terdiri dari:
gaji yaitu bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja,
upah yaitu bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu jam kerja.
b. Gaji Variabel
Gaji variabel yaitu gaji kompensasi dikaitkan dengan kinerja individual,
kelompok atau organisasi, gaji variable terdiri dari:
bonus yaitu tambahan atas upah biasanya dimana dalam pemberiannya tidak memperhatikan tingkat produktivitas masing-masing karyawan,
insentif yaitu upah tambahan yang diberikan kepada karyawan karena
prestasi kerjanya yang baik atau kinerjanya yang baik,
kepemilikan saham yaitu tambahan upah yang diberikan keada pemilik
2. Kompensasi Tidak Langsung
a. Asuransi Kesehatan
b. Dana Pensiun
c. Libur Pengganti
d. Kompensasi Pekerja
Sifat gaji pada umumnya adalah:
1. berlaku secara nasional,
2. dikeluarkan oleh pemerintah pusat,
3. biasanya ditinjau lima tahun sekali,
4. ada sistem kenaikan dan jumlah perincian dari pusat pemerintah,
5. dasar pemberian adalah golongan/tingkat pekerjaan dan diikuti dengan
sistem tunjangan.
Dari unsur – unsur gaji dan upah diatas penulis membandingkannya
dengan unsur – unsur gaji dan upah pada Komisi Penyiaran Daerah Sumatera
Utara (KPID-SU).Dan hasilnya penulis. Mengetahui bahwa unsur – unsur gaji
dan upah . Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) telah sesuai
degan unsur-unsur gaji dan upah pada umumnya. Hanya saja pada Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) tidak ada istilah yang
namanya upah, namun mereka menggunakan istilahnya adalah uang kesejahteraan
dan tidak ada bonus atau premi dan uang kesejahteraan ini merupakan uang
kesejahteraan untuk karyawan yang bukan karyawan tetap atau pegawai tetap
Utara (KPID-SU) juga memberikan biaya perjalanan ( akomodasi) bagi karyawan
yang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.
Dengan demikian tidak alasan bagi karyawan untuk menyatakan bahwa
perusahaan tidak memperhatikan kesejahteraan mereka. Karena pihak perusahaan
tidak hanya memperhatikan kebutuhan dari karyawan tersebut tetapi juga
memperhatikan kebutuhan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya
tunjangan keluarga yang diberikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Sumatera Utara (KPID-SU).Maka dari itu karyawan haruslah bekerja sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana.
B. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah
Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara sudah sesuai dengan prosedur
pencatatan gaji yang dijalankan oleh bagian-bagian yang terpisah sehingga tidak
terjadinya penyelewengan.
Prosedur dan perhitungan gaji dilakukan oleh biro keuangan untuk
dikeluarkannya surat perintah untuk pencairan dana (SP2D) yang langsung didrop
ke bank untuk pencairan dana, kemudian bendahara keuangan pada Komisi
Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara berhubungan langsung dengan pihak
Bank dengan membawa data daftar rekapitulasi yaitu data pegawai sesuai dengan
golongannya masing-masing, setelah itu data rekapitulasi merupakan data yang
masuk ke buku bank dan setelah itu bank mencairkan dana untuk diberikan
Sumatera Utara (KPID-SU) Medan. Namun, untuk perhitungan Upah pada
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) ialah dengan
cara setiap pegawai yang honorer dengan melaksanakan kerja terlebih dahulu baru
dibayar dengan upah yang sudah ditetapkan oleh PPTK (pejabat pelaksana teknis
kegiatan) yaitu dengan cara pihak bendahara keuangan pada Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) yang mencairkan dana untuk upah
pegawai honorer kemudian pihak PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan) yang
membayar kepada pegawai honorer.
Dimana daftar gaji dan upah terbentuk kolom yang berisi jumlah gaji
bersih karyawan tersebut dengan melihat tingkat kehadiran para karyawan.
Prosedur perhitugan gaji dan upah pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Sumatera Utara (KPID-SU) adalah sebagai berikut:
1. Gaji pokok untuk setiap golongan jabatan dan untuk setiap karyawan
dapat dipastikan jumlahnya.
2. Besarnya tunjangan untuk setiap karyawan akan berubah jumlahnya
tiap bulannya.
3. Untuk upah lembur, harus berdasarkan SK oleh sekretaris dari kepala
badan dengan melihat kebutuhan kerja.
4. Jumlah potongan gaji sama besarnya untuk setiap karyawan sesuai
dengan yang ditetapkan pemerintah termasuk PPh pasal 21.
5. Jumlah yang dikurangi potongan adalah jumlah bersih yang
Dari hasil pegamatan peneliti pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPID-SU)
peneliti melihat bahwa gaji pokok yang ada pada Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan memang dapat dipastikan jumlahnya
sama pada tiap bulanya. untuk besarnya tunjangan pada Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan itu adalah sama pada tiap
bulanya karena tunjangan tersebut tidak dipengaruhi oleh hasil pekerjaan tetapi
berdasarkan jabatan atau golongan, sedangkan potogan gaji untuk setiap pegawai
adalah sama termasuk potongan PPH 21.
C. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Gaji dan Upah.
Pengawasan internal gaji dan upah merupakan bagian dari sistem
pengendalian internal dalam perusahaan. Sistem pengendalian internal
mempunyai pengertian yang luas, sistem pengendalian internal mempunyai
beberapa pengertian diantaranya :
Menurut Holmess dan Burns ( 1990 : 112 ) mengatakan sebagai berikut :
Pengawasan intern meliputi rencana organisasi yang semua metode serta peraturan yang sederajad yang digunakan dalam perusahaan untuk menjaga kekayaannya, memeriksa kecermatan, dan keandalan data akuntnasinya, meningkatkan efisiensi opersional dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sudah digariskan oleh manajemennya.
Secara umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkannya
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam instansi. Pengawasan intern menurut
peneliti merupakan alat pengendalian yang sangat membantu manajemen dalam
melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai peranan yang sangat penting dalam
suatu instansi.
Menurut Mulyadi (2001 : 163) tujuan pengawasan intern adalah menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhi kebijakan manajemen.
Menurut tujuan, sistem pengawasan intern tersebut dibagi menjadi dua
macam yaitu pengawasan intern akuntansi dan pengawasan intern administratif.
Pengawasan intern akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengawasan
intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan
terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Pengawasan intern administratif meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasi terutama untuk mendorong
efisiensi dan dipatuhi kebijakan manajemen.
Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu
manejemen dalam melaksnakan tugasnya., sehingga peranannya sangat penting
dalam perusahaan. Suatu pengawasan intern dapat dikatakan baik apabila didalam
perusahaan itu tidak seorang pun diberikan wewenang untuk melakukan transaksi
dari awal hingga akhir tanpa adanya campur tangan orang lain. Didalam
perusahaan harus terdapat pemisahan tugas yang jelas dan tanggung jawab serta
Ada beberapa pengertian pengawasan intern menurut para ahli :
1. Menurut Mulyadi,(2001 ; 373)
“ Suatu proses yang dijalankan oleh dewan Komisaris, manejemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berikut :
a. Laporan keluarga yang dapat diandalkan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dalam efisiensi perusahaan “
2. Ikatan Akuntan Indonesia (2002 ; 17)
“ Pengawasan intern adalah kebijaksanaan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengawasan intern adalah kebijaksanaan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa satuan usaha yang spesifik akan dicapai.”
Untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau kecurangan maka perlu
adanya suatu pengawasan intern yang didalamnya terdapat pemisahan tugas atau
fungsi dimana kegiatan penerimaan pegawai, pencatatan jam kerja atau kehadiran
dan penghitungan gaji tiap bulannya tidak boleh dikerjakan oleh satu orang saja.
Hal ini digunakan untuk menghindari adanya tugas rangkap karyawan atau
pegawai yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan.
Unsur-unsur pengawasan intern terdiri dari lingkungan perusahaan, sistem
akuntansi dan prosedur penggajian. Ketiga unsur ini sangat besar pengaruhnya
bagi manejemen. Lingkungan perusahaan yang sehat akan membantu pihak
manejemen dalam menjalankan tugasnya sehingga suatu sistem akuntansi pada
perusahaan akan berjalan dengan efektif. Dan prosedur penggajian yang telah
dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sehingga akan
Dari hasil pengamatan peneliti pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Sumatera Utara (KPID-SU) Medan melihat bahwa perusahaan telah menjalankan
pengawasan intern dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari :
1) Pembayaran gaji para pegawai dibayarkan dengan uang tunai.
Setiap transaksi pembayaran gaji pada terjadi pada awal bulan. Para pegawai
memperoleh pembayaran gaji mereka secara tunai tanpa perlu melakukan
penukaran ke bank. Jadi jika gaji yang diterima oleh karyawan ada yang tidak
sesuai maka dapat langsung dilaporkan pada sub bagian kepegawaian.
2) Pada saat penerimaan gaji ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi
pegawai.
Setiap pegawai harus menunjukkan tanda identitas pengenal atau suatu
bukti yang menyatakan bahwa pihak tersebut adalah pegawai dari Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU). Dan setiap pegawai
harus membubuhkan tanda tangan sebelum gaji tersebut diterima. Hal ini
dimaksudkan agar semua gaji yang dibayarkan telah sampai pada orang yang
tepat.
3) Adanya hubungan komunikasi yang baik antara Kepala Dinas dan para
pegawai lannya.
Hal tersebut terlihat ketika para pegawai berbicara atau menyampaikan
sarannya kepada pimpinan. Mereka tidak mersa canggung atau takut sehingga
terlihat adanya suatu hubungan keluarga yang baik.
Yang membayarkan gaji kepada para pegawai dilakukan oleh bagian
keuangan. Kemudian bagian keuangan membuat laporan tersebut dan
menyerahkan kepada bagian Tata usaha. Bagian tata usaha memeriksa kembali
laporan laporan keuangan tersebut. Sedangkan sub bagian kepegawaian
menyiapkan dan melaporkan daftar hadir para pegawai kepada bagian keuangan
dan bagian tata usaha. Kemudian bagian tata usaha memeriksa laporan yang
diberikan oleh bagian keuangan dan memeriksa daftar hadir yang dibuat oleh
bagian kepegawaian.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas akan membuat dalam proses
pembayaran gaji diharapkan tidak terjadi penyimpangan terhadap besarnya jumlah
uang yang akan dibayarkan. Sehingga akan diperoleh suatu sistem kerja yang
penuh dengan rasa kepercayaan. Dengan demikian pengawasan intern pada
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) telah berjalan
dengan efektif.
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, maka pihak manajemen
perusahaan perlu merancang dan menerapkan unsur-unsur pengawasan intern
sebagai berikut (Mulyadi, 2001:164):
1. struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas,
2. sistem wewenang dan prosedur pencacatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekeyaan, utang, pendapatan dan biaya,
3. praktek yang sehat harus dijalankan didalam melaksanakan tugas dalam
fungsi setiap unit organisasi,
Struktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara
Tegas.
Struktur organisasi merupakan keranka pembagian tanggung jawab
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibenduk
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab
fungsional dalam organisasi ini berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk penyimpanan aktiva
perusahaan, suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Yang Memberikan
Perlindungan Yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan
Biaya
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam perusahaan merupakan
alat bagi manajemen mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi
yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data akuntansi yang tepat. Klasifikasi
data akuntansi dapat dilakukan dalam rekening buku besar. Menurut AICPA
susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut:
membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan lain dengan ekonomis,
meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik
dan teliti harta milik, utang, pendapatan, harga pokok dan biaya yang harus dirinci
menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap
rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal,
pendapatan dan biaya.
Praktek Yang Sehat Harus Dijalankan Didalam Melaksanakan Tugas Dalam
Fungsi Setiap Unit Organisasi
Adapun cara-cara umum yang ditempuh oleh perusahaan dalam
menciptakan praktek yang sehat adalah: menggunakan formulir bernomor urut
cetak yang pemakiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang,
pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal
sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi
lainnya, keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, pembentukan
unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem
pengawasan intern.
Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawab
Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem
pengawasan intern. Apabila sudah disusun stuktur organisasi yang tepat,
prosedur-prosedur yang baik tapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi
syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengawasan intern tidak
akan berhasil dengan baik. Dalam memilih pegawai yang cakap dapat ditempuh
dengan cara: seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan yang dituntut
dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon
karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut, pengembangan pendidikan
karyawan selam menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sebagai bab akhir dari penelitian paper ini, peneliti membuat beberapa
kesimpulan berdasarkan uraian tentang pengawasan intern gaji dan upah pada bab
sebelumnya. Ada pun kesimpulan yang dapat diambil peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Unsur-unsur gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara
(KPID-SU) Medan adalah sebagai berikut :
a. Gaji pokok.
b. Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari :
- Tunjangan Keluarga
- Tunjangan Jabatan
- Tunjangan Pangan
- Tunjangan Pajak Penghasilan
Unsur-unsur pengeluaran meliputi Potongan Pajak Penghasilan, Potongan
Beras dan Potongan lainnya.
2. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongannya
masing-masing dan pembayarannya dilakukan pada awal bulan.
3. Pembayaran gaji kepada para pegawai tidak terlalu berbelit – belit.
Masing-masing pegawai telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
sehingga dengan sendirinya telah tercipta pengawasan intern pada
perusahaan tersebut.
4. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera
Utara (KPID-SU) berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat bahwa
adanya pemisahan tugas yang jelas pada bagian Tata usaha, Keuangan dan
Sub bagian kepegawaian.
5. Perusahaan memberikan hari libur bagi para pegawai dengan tujuan untuk
meningkatkan semangat kerja yaitu hari istirahat mingguan yaitu pada hari
Sabtu dan Minggu serta hari libur Nasional yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan
beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dimasa yang akan
datang yaitu :
1. Agar hubungan kekeluargan para pegawai dan pimpinan di Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan lebih
ditingkatkan agar terjalin komunikasi yang lebih baik lagi sehingga dapat
menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif dan semangat dalam
menjalankan pekerjaan.
2. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
sehingga kinerja perusahaan lebih baik dan pengawasan intern perusahaan
dimasa yang akan datang lebih baik lagi.
3. Adapun jumlah gaji yang terdapat pada Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan telah sesuai dengan batas
minimum yang ditetapkan oleh pemerintah, sebaiknya terus berlanjut
untuk masa-masa yang akan datang.
4. Para pegawai dituntut untuk semakin disiplin dan jujur dalam
melaksanakan tugasnya juga dalam hal waktu kerja. Karena berhasil atau
tidaknya perusahaan dipengaruhi oleh kedisiplinan para pegawainya
sebagai pelaksana.
5. harus lebih ditingkatkan etos kerja dari para pegawai dengan cara
memberikan arahan yang lebih efektif dari kepala dinas masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Holmes Arthur W, David C Burns, 2005, Auditing Norma dan Prosedur, Alih Bahasa Moh. Badjuri, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Malthis, Robert L, Jhon H Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , Buku Dua, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.