1
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS
PENGENDALIAN INTERNAL
Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum
Disusun Oleh
Rahardian Pamungkas Dupa
14121010
PRODI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKONOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehinnga kita dapat
menyusun makalah ini dengan baik serta dengan benar.
Terimakasih pula kepada kedua orang tua kami yang telah mendidik serta
memberikan doa yang terbaik kepada kita semua. Sehinngga kita dapat sampai
dengan hasil laporan ini.
Terimakasih pula saya haturkan kepada Ibu Putri Taqwa Prasetyaningrum
, ST, MT yang telah memberikan pedoman dan bimbingan kepada saya sehngga
saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik .
Kepada teman-teman saya ucapkan terimakasih atas bantuannya sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas inidengan baik..
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin kompleksnya kebutuhan suatu perusahaanmaka pnting
dengan adanya pengendalian pegawai, baik itu internal maupun eksternal.
Namun dimulai dengan pengendalian internal dari sebuah perusahaan akan
dapat mengangkat hasil atau tujuan dari sebuah perusahaan , baik dalam
bidang financial perusahaan maupun terhadap loyaliatas pegawai, serta
dapat menentukan alur kas dari sebuah perusahaan tersebut.
Pengendalian internal sangatlah berpengaruh terhadap efektifitas dari
sebuah perusahaan.
Dengan semakin banyaknya persaingan antar perusahaan lain yang
berkembang maka pengendalian internal sebuah perusahaan sangatlah
dibutuhkan. Untuk melihat apa yang bisa dilakuan oleh sebuah perusahaan
untuk maju dalam persaingan maka sebuah perusahaan harus mengatur
terlebih dahulu apa yang ada didalam sebuah dirinya atau disebuah
perusahaan tersebut, maka dari itu pengendalian diri internal disebuah
perusahaan sangat sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang ingin
memperketat persaingan bersama perusahaan lain untuk mengenbangkan
perusahaannya semakin besar.
Selain itu , pengendalian internal juga mencegah sebuah perusahaan
kehilangan kekayaannya atau kehilangan asset-aset perusahaan. Mengapa
demikian , karena secara tidak langsung pengendalian internal tersebut
membatasi pergerakan seorang pegawai dalam perusahaan tersebut untuk
mencegah sebuah perusahaan kehilangan asetnya. Maka dari itu
pengendalian internal sangatlah dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.
4
B. DAFTAR ISI
Kata pengantar ... 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ... 3
Daftar isi ... 4
Rumusan masalah ... 5
Tujuan ... 5
BAB II PEMBAHASAN
Definisi pengendalian intern ... 6
Unsure-unsur pengendalian inter ... 7
Manfaat pengendalian intern ... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ... 12
5
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengendalian internal?
2. Apakah unsur-unsur pengendalian intern?
3. Apakah manfaat dari pengendalian intern?
4. Tujuan pengendalian intern?
D. TUJUAN
1. Mengetahui definisi atau pengertian pengendalian internal.
2. Mengetahui unsure-unsur dari pengendalian internal.
3. Mengetahui manfaat dan tujuan adanya pengendalian intern disebuah
perusahaan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengendalian Iternal
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Menurut AICPA pengendalian Intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu system pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk :
Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Memajukan efisieni dalam operasi.
Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern
Suatu system pengawasan intern yang memuaskan harus meliputi :
Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab-tanggungjawab fungsional secara tepat.
7
Suatu system wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang-hutang, pemdapatan-pendapatan dan biaya-biaya. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan
tugas-tugas dan fungis-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengant anggung jawabnya Keempat elemen di atas merupakan cirri-ciri pokok dari suatu system pengawsan intern. Di samping cirri-ciri pokok tersebut ada cara-cara pengawasan lain yang fungsinya merupakan tambahan dari cirri-ciri pokok diatas. Pengawasan-pengawasan tamabhan itu dapat dilakukan dengan menggunakan laporan-laporan, budget atau standard an staff internal auditing.
B.
Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain (Mulyadi, 2009: 166)
Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen ini kemudian terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Setiap kegiatan dalam
8
perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu transaksi
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan (realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat yang memberikan otorisasi terlaksananya transasksi.
Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
9
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas untur-unsur sistem pengndalian yang lain.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ini dapat ditempuh :
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang menduduki jabatan tersebut.
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.Misalnya untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi karyawan untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, kepala fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (job description) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan demikian pada seleksi karyawan untuk
10
jabatan-jabatan tersebut telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi.
Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern menurut Azhar Susanto (2004:104) terdapat 5 unsur-unsur pengendalian internal, yaitu:
Pengendalian Lingkungan Penilaian Resiko
Pengendalian Aktivitas Informasi dan Komunikasi Monitoring
Sedangkan dalam PP No. 60 tahun 2008 terdapat lima unsur dari pengendalian internal pemerintahan yaitu:
Pengendalian Lingkungan Penilaian Resiko
Kegiatan Pengendalian Informasi dan Komunikasi
Pemantauan Pengendalian Internal
C. Manfaat Pengendalian Intern
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya untuk memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan).
Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.
11
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar:
Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
System pengendalian internal meliputi struktur organisasi , metode, dan ukuran yang diorganisasikan, mengecek ketelitian dan kehandalan data autansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya keijakan manajemen. System pengendalian intern merupakan kebijakan politik dan prosedur yang dgunakan organisasi untuk mencapai tujuan utama, yaitu:
Utuk menjaga aktiva perusahaan.
Utuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akutani.
Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.
Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen.
12