Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
MEDAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TIKET PADA PT. SRIWIJAYA AIR
SKRIPSI MINOR
Diajukan Oleh:
EDDY A TORONG 052102015
DIPLOMA III AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan kuasa-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi minor ini adalah “Sistem Akuntansi Penjualan Tiket pada PT. Sriwijaya Air ”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi minor ini, penulis banyak menerima bantuan, dukungan dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga skripsi minor ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak selaku dosen wali penulis. 6. Bapak/Ibu staff dan para pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
7. Bapak pimpinan, Heru Tony H. SE PT. Sriwijaya Air yang telah memberikan waktu dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi minor ini.
8. Bapak Andreas Torong dan Ibu Marta Ulina Br.Ginting selaku orangtua penulis, terima kasih atas kesabaran dan pengorbanan dalam membesarkan, mendidik dan mengarahkan penulis, serta terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil.
9. Kakak dan Adik tersayang Yenny Nataria Br.Torong, Ivan Della Torong terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya..
Penulis menyadari bahwa skripsi minor ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Dan penulis memohon maaf atas kesalahan san kekurangan yang terdapat di dalamnya. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di kemudian hari bagi pihak yang berkepentingan.
Medan, Des 2008 Hormat Penulis,
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………...…i
DAFTAR ISI………...…...ii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...………1
1.2 Perumusan Masalah…………....………..3
1.3 Tujuan Penelitian……….……….3
1.4 Manfaat Penelitian. ….……….4
1.5 Sistematika Penulisan….………..4
BAB II : PT. SRIWIJAYA AIR 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan….……….6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan.………...8
2.3 Pengertian, Fungsi, Tujuan Sistem Akuntansi………10
2.4 Unsur-unsur Sistem Akuntansi...12
2.5 Sistem Akuntansi Penjualan...14
2.5.1 SistemAkuntansiPenjualanTunai...14
2.5.1 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit...17
2.6 Prosedur Penjualan...18
2.6.1 Prosedur Penjualan Tunai...19
2.6.2 Prosedur Penjualan Kredit...20
2.7 Pengendalian Intern Penjualan...22
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI 3.1 Sistem Akuntansi Penjualan...26
3.1.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai...27
3.1.2 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit...28
3.2 Prosedur Penjualan...29
3.2.1 Prosedur Penjualan Tunai...30
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
3.3 Pengendalian Intern Penjualan...32
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan...35 4.2 Saran...37
DAFTAR PUSTAKA...
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis sekarang ini, kebutuhan akan informasi keuangan yang
tepat sangatlah diperlukan oleh pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Untuk itu
maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pihak dalam maupun pihak luar agar dapat membantu
dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem akuntansi mengajarkan tentang pengolahan informasi akuntansi, sejak
data direkam dalam dokumen melalui berbagai sistem pembagian kekuasaan dalam
organisasi perusahaan, data keuangan diproses dalam berbagai catatan akuntansi
sampai dengan informasi disajikan dalam laporan keuangan. Perancangan sistem
pengolahan informasi untuk menghasilkan informasi akuntansi dan perancangan
berbagai unsur pengendalian itern yang melekat dalam sistem pengolahan informasi
tersebut.
Sistem akuntansi memiliki peranan yang cukup penting. Sistem akuntansi
merupakan jaringan penghubung yang sistematis dala menyajikan informasi yang
berguna dan dapat dipercaya untuk kepentingan pihak pemakai informasi, khususnya
manajemen perusahaan. Sistem akuntansi juga merupakan alat pengawasan intern.
Oleh sebab itu, sistem ini dapat digunakan sebagai alat untuk membantu proses
manajemen dalam memacu para karyawan untuk menjalankan fungsinya masing –
masing secara optimal.
Didalam perusahaan dapat dijumpai ketidaksesuaian penerapan sistem
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
tersebut. Sistem akuntansi penjualan merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan penjualan. Sistem akuntansi
penjualan juga berperan dalam pengawasan penjualan yang dilakukan agar tidak
terjadi penyelewengan. Untuk mengantisipasi terjadinya tindakan penyelewengan
yang dapat merugikan perusahaan diperlukan prosedur penjualan yang dapat
membantu manajemen dalam mengkoordinir dan mengawasi kegiatan penjualan.
Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan suatu penjualan produk sangat
besar atau kecil laba yang akan diperoleh perusahaan, dan laba merupakan salah satu
penentu suatu perusahaan dalam melaksanakan kelangsungan kegiatan produksinya.
Penghasilan utama perusahaan adalah penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
Agar penjualan dapat dicatat secara wajar maka perlu diciptakan hubungan antara
fungsi akuntansi yang bertanggung jawab atas keterangan-keterangan mengenai
seluruh transaksi penjualan yang akhirnya disajikan dalam laporan keuangan dan
fungsi penjualan yang bertanggung jawab atas efektivitas penjualan.
Penjualan merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang sangat rentan
terhadap adanya penggelapan barang, sehingga perlu adanya pengendalian intern.
Pengendalian intern merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manajemen
perusahaan guna mengendalikan kegiatan operasi perusahaan dan unuk menjaga asset
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis akan membahas mengenai
sistem akuntansi sebagai topik pembahasan skripsi minor ini. Dimana judul yang
diajukan adalah “ SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TIKET PADA PT.
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. 1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sistem akuntansi
penjualan tiket pada PT. Srywijaya Air dan membandingkannya dengan teori–teori
yang digunakan sebagai standar sistem akuntansi penjualan. Berdasarkan masalah
tersebut, maka penulis merumuskan masalah “ Bagaimanakah pelaksanaan sistem
akuntansi penjualan tiket yang diterapkan pada PT.Srywijaya Air? ”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui apakan sistem akuntansi penjualan tiket yang diterapkan
pada PT. Srywijaya Air telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada,
2. untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi
penjualan tiket pada PT. Srywijaya Air,
3. untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem penjualan pada
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. dapat digunakan penilis sebagai bahan masukan jika dikemudian hari
diminta untuk menerapkan teori dalam praktek, khususnya sistem akuntansi
penjualan dan untuk menambah wawasan pemikiran mengenai sistem
akuntansi penjualan pada perusahaan,
2. bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan masukan serta
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
penilaian yang berguna sehubungan dengan pelaksanaan proses pencatatan
sistem akuntansi penjualan,
3. menjadi bahan referensi dan bahan bacan yang bermanfaat bagi berbagai
pihak dalam melalukan penelitian sejenis.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar pembahasan dan penyusunan skripsi minor ini dibagi atas
empat bab, dimana masing-masing bab ini dibagi atas sub-sub bab sesuai dengan
kebutuhan skripsi minor.
Secara garis besar pembagian bab dalam skripsi minor ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II : PT. SRYWIJAYA AIR
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian penulis yang meliputi
sejarah singkat perusahaan, stuktur organisasi perusahaan, system
akuntansi penjualan.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis mencoba menganalisa dan mengevaluasi, yang
meliputi : unsur-unsur sistem akuntansi, sistem akuntansi penjualan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bab terakhir dalam skripsi minor ini yang berisi
kesimpulan terhadap uraian dan pembahasan bab-bab sebelumnya,
sekaligus berisi saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. BAB II
PT. SRYWIJAYA AIR
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Srywijaya Air adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh Bapak
Chandra lie, Hendrie lie, Johannes B, Andi Halim. Bentuk kepemilikan usahanya
adalah 100% Swasta murni. Bermula dari mengembangkan usaha penjualan tiket
lewat RCMP (Rajawali Citra Mega Perkasa Travel). Dengan bermodalkan 1 pesawat
B 737-200. Pada tanggal 10 Nov 2003 PT. Srywijaya Air Berhasil melakukan
penerbangan perdana dengan rute JKT-PGK-JKT, JKT-PLK-JKT, JKT-DJB-JKT dan
JKT-PNK-JKT pesawat ke-2 masuk 5 Jan 2004 menambah rute JKT-TJQ-JKT,
menambah frequnsi PGK dan DJB.
Pada tanggal 15 Mar 2004 PT. Srywijaya Air melakukan penambahan pesawat.
Dengan adanya pesawat yang ke-3 maka ada panambahan rute yaitu rute
JKT-BKS-JKT, JKT-PKY-JKT dan menambah frequensi PGK, PNK. Pada tanggal 3 Okt 2004
pesawat ke-4, menambah rute JKT-BTH-JKT, JKT- DPS-JKT, dan menambah
frequensi PGK. Awal bulan Des 2004 pesawat KE-5, Menambah rute
JKT-UPG-GTO PP. Pertengahan Jan 2005 pesawat ke-6, menambah rute JKT-MES-PKU PP
dan menambah frequensi PGK,PNK, BTH. Pertengahan Februari Pesawat Ke-7
menammbah rute JKT-SRG-JKT, JKT-SOC-JKT dan menambah frequensi PGK,
BTH. Akhir April Pesawat ke-8 menambah rute JKT-TGK-JKT. Dan pada akhir Mei
pesawat Ke-9 bertepatan Tanggal 25 mei menambah rute JKT-MLG-JKT. Awal juni
pesawat ke-10 menambah rute JKT-BDJ-SUB PP. Pada akhir Juli menambah rute
JKT-SUB-BPN PP dan sekaligus pesawat ke-11 masuk untuk mendukung
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Awal bulan Oktober pesawat ke-12 masuk dan minggu ke-3 bulan Okt
membuka rute PDG. pesawat ke-13 untuk memback-up frequensi beberapa rute PT
Srywijaya Air. Dengan kata lain Sat ini dukungan 13 armada Boeing 737-200,
Srywijaya Air terbang ke 21 daerah seluruh daerah Indonesia yaitu:
- Pulau Jawa,Srywijaya Air terbang ke Surabaya, solo, malang, semarang.
- Pulau Sumatera, Srywijaya Air terbang ke Medan, Padang, Pekan baru,
Bengkulu, Tanjung akrang, Palembang, Jambi, Batam, Tanjung Pandan,
Pangkal pinang.
- Pulau Kalimantan, Srywijaya Air terbang ke Pontianak, Balikpapan,
Banjarmasin, Palangkaraya.
- Pulau sulawesi, Srywijaya Air terbang ke Gorontalo dan Makassar.
- Pulau Bali, Srywijaya Air terbang ke Denpasar.
Pada semester pertama tahun 2006 Srywijaya Air menandatangani kontrak
penambahan pesawat B 300 sebanyak 3 buah pesawat, 2 buah pesawat B
737-400 akan segera menyusul pada semester ke-2 untuk memperkuat pengembangan rute
Srywijaya Air. Pada PT. Srywijaya Air, perawatan pesawat merupakan salah satu
prioritas yang utama. Manajemen telah melakukan kontrak kerja sama dengan
perusahaan perawatan (maintenance) Terbaik di Asia tengara, yakni PT. Aero
Nusantara Indonesia (ANI).
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan
yang dipekerjakan oleh perusahaan. Struktur organisasi perusahaan yang ada pada
perusahaan adalah merupakan dasar penyusunan prosedur kegiatan. Struktur
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
perusahaan. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka dalam usaha
menyusun suatu organisasi perlu diperhatikan atau dipedomani beberapa azas atau
prinsip – prinsip dari suatu organisasi. Diharapkan juga agar setiap karyawan dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing – masing.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
tanggung jawab dalam perusahaan. Salah satu unsur dari struktur organisasi yang baik
adalah adanya pola interaksi dan hubungan kerjasama antar orang- orang pada setiap
bagian dari suatu organisasi perusahaan. Skema struktur organisasi yang jelas, akan
mendukung aktivitas perusahaan sebab masing – masing bagian akan mengetahui
dengan jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Berikut akan disajikan
struktur organisasi pada PT. Srywijaya Air yang dapat dillihat pada lampiran, dengan
fungsi-fungsi dan tanggung jawab masing – masing bagian sebagai berikut :
a. Operational Departement
Operational Department berfungsi mengendalikan pelakasanaan seluruh
kegiatan operasi penerbangan agar sesuai dengan peraturan keselamatan
udara yang di tetapkan diselaraskan dengan pencapaian sasaran
perusahaan.
b. Maintenance Departement
Maintenance Department berfungsi mengendalikan pelaksanaan kegiatan
perawatan dan pemeliharaan pesawat agar sesuai dengan peraturan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. c. Marketing & Sales Departement
Marketing & Sales Department berfungsi mengendalikan pelaksanaan
kegiatan pemasaran dan penjualan atas produk/jasa perusahaan guna
mencapai target yang maksimal.
d. Finance & Accounting Departement
Finance & Accounting Department berfungsi mengendalikan pelaksanaan
kegiatan pengelolaan sumber daya (keuangan) perusahaan secara efektif
dan efisien.
e. HRD & G/A Departement
HRD &G/A Department berfungsi mengendalikan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan sumber daya (manusia dan fisik lainnya) secara efektif dan
efisien.
f. Qualiti Assurance Departement
Qualiti Assurance Department berfungsi melaksanakan pengawasan
terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan pesawat.
g. Corporate Legal
Corporate Legal berfungsi melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
penanganan permasalahan hukum perusahaan, baik di internal maupun
eksternal perusahaan.
h. Services Departement
Services Department berfungsi melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan penanganan dan pengelolaan services yang meliputi Pre flight, in
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. i. Bussines Development
Bussines Development berfungsi melaksanakan kegiatan kreatif untuk
pengembangan usaha atau produk meliputi rute, frequensi dan pendukung
produk.
j. CASO (Company Aviation Safety Officers)
CASO(Company Aviation Safety Office)berfungsi melaksanakan
pengawasan atas kegiatan khususnya pada kegiatan yang secara langsung
berkaitan dengan “safety”.
2.3 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi
Dengan pesatnya pertumbuhan dunia usaha akhir – akhir ini mengakibatkan
timbulnya berbagai persoalan dalam bidang prosedur untuk mencatat dan mengolah
data dari satu perusahaan sehingga untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu
metode yang baik dan tepat, yaitu dengan jalan menciptakan suatu sistem yang dapat
meliputi segala kegiatan unit usaha.
Definisi sistem menurut Simamora (2000;176) adalah : ”seperangkat
peraturan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa tugas tertentu
dilaksanakan dalam suatu cara yang sudah diterapkan sebelumnya.”
Definisi sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001;3) adalah : “organisasi,
formulir, catatan dan laporan yang di koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang telah dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. Adapun fungsi dari sistem akuntansi adalah sebagi berikut :
a. menentukan hasil operasi,
b. mengikuti kejadian – kejadian yang menyangkut harta dan kewajiban
perusahaan,
c. mengatur transaksi tertentu, misalnya : pembelian peralatan dan
perlengkapan, pengiriman barang dan sebagainya.
Tujuan sistem akuntansi adalah :
a. menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat
manajemen, pemilik atau pemegang sahan secara cepat dan tepat
c. menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan,
seperti: Bank dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan perusahaan,
d. menyempurnakan pengendalian melalui organisasi, prosedur – prosedur
dan cara – cara lain untuk menggambarkan kekayaan perusahaan.
2.4 Unsur – Unsur Sistem Akuntansi
Dari pengertian sistem akuntansi yang telah disebutkan diperoleh kesimpulan
bahwa sistem akuntansi terdiri atas unsur – unsur :
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini
peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik
kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan
media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan.
Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
faktur penjualan, bukti kas masuk, kwitansi dan lainnya. Dengan faktur penjualan,
direkam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang
yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi dan sebagainya. Dengan demikian
faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan trasaksi penjualan.
Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media yang
digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang
dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akutnansi dengan computer
(computerized system) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke
dalam sistem pengolahan data seperti : papan ketik (keyboard), optical and magnetic
characters and code, mice, voice, touch sensors dan cats.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Sumber informasi
pencatatan dalam jurnal adalah formulir. Dalam jurnal ini, data keuangan untuk
pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam jurnal ini terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil
peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di posting ke
rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah : jurnal
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum
c. Buku besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening – rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening dalam buku besar ini desediakan sesuai dengan unsur – unsur informasi
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain
dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk menyajikan laporan
keuangan.
d. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya
lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini
terdiri dari rekening – rekening pembantu yang merinci data keuangan yang
tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books of
final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain sesudah data akuntansi
dringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu. Buku
besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga Karena setelah
data akuntansi keuangan dicatat dalam buku – buku tersebut, proses akuntansi
selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam
akuntansi.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan harga pokok produksi dan laporan biaya pemasaran.
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akutansi. Laporan dapat
berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor komputer. Pada
dasarnya laporan ini berguna sebagai informasi yang akan digunakan oleh pihak
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. 2.5 Sistem Akutansi Penjualan
Dalam menjalankan catatan akuntansi penjualan, PT. Srywijaya Air
melaksanakannya dengan mencatat transaksi di dalam buku harian secara kronologis.
2.5.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Pengertian penjualan tunai menurut Mulyadi (2001;455) adalah: “ penjualan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli.”
Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjalan tunai. Penjualan tunai biasanya dicatat pada register kas dan pada akhir kerja
akan dijumlah. Penjualan tunai semacam ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan xxx
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, berasal dari
transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan Internal Check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pejualan tunai adalah sebagai
berikut :
1. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan
menajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya
selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk
setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk
tersebut.
2. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari penjualan tunai.
3. Jurnal umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. 4. Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini juga untuk
mengawasi mutasi dan persediaan.
Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Pengertian penjualan kredit menurut Mulyadi (2001;210) adalah : “penjualan
yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.”
Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang
pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Kegiatan penjualan secara kredit ditangani
oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah :
a. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik
secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal
penjualan dapat disediakan kolom – kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis
produk tersebut.
b. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan bukti pembantu yang berisi rincian mutasi
piutang perusahaan kepada tiap – tiap debiturnya.
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu.
Prosedur Penjualan
Tingkat penjualan yang dicapai PT. Sywijaya Air juga dipengaruhi secara
langsung oleh strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
Dalam menjalankan pemasaran, perusahaan juga menerapkan konsep
pemasaran modern yaitu “bauran” yang terdiri dari :
1. Harga (Price)
Harga juga merupakan variable yang dapat dikendalikan dan menentukan
diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Dalam penetapan harga jual
dapat dilihat dari berbagai sudut, antara lain berdasarkan pada biaya, berdasarkan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran atau berdasarkan letak geografis
suatu perusahaan, dan berdasarkan laba yang diinginkan perusahaan.
2. Promosi (Promotion)
Perusahaan memerlukan kekuatan promosi untuk meningkatkan omset atau
pendapatan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa promosi merupakan ujung tombak
pemasaran suatu produk. Semakin gencar dan inovatif promosi diluncurkan, maka
semakin besar pula probabilitas pengenalan produk tersebut kepada masyarakat dan
mulailah terjadi permintaan terhadap produk tersebut.
3. Tempat (Place)
Tempat atau lokasi yang dipasarkan oleh perusahaan ini tidak terletak atau
jauh dari pusat kota. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menjangkau konsumen
yang berada di daerah yang jauh, sehingga dapat memberi kemudahan konsumen
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Prosedur – prosedur yang diterapkan oleh PT. Srywijaya Air terdiri atas :
2.6.1 Prosedur Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2001;6) prosedur adalah :” suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam dari transaksi perusahaan yang terjadi
berulang – ulang.”
Prosedur – prosedur yang ditempuh dalam aktivitas–aktivitas penjualan
adalah berbeda–beda diantara bermacam–macam perusahaan yang ada, tergantung
dari besarnya perusahaan yang bersangkutan. Prosedur mengatur cara–cara dalam
melakukan suatu penjualan baik barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Prosedur ini dimulai dari adanya kebutuhan atas barang dan jasa sampai barang yang
dijual tersebut diterima oleh pembeli.
Ada beberapa dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai,
adalah sebagai berikut : Faktur Penjualan Tunai, Pita Register Kas, Bukti Setor Bank,
Rekapitulasi Harga Pokok Persediaan.
a. Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk mencatat berbagai informasi yang diperlukan
oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh
fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada
fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke
dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus
(packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus, sebagai
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. b. Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin
register kas (Cash Register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas
yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai
oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan
tunai.
d. Rekapitulasi Harga Pokok Persediaan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam dalam dokumen ini
berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”.
2.6.2 Prosedur Penjualan Kredit
Prosedur penjualan kredit adalah urutan kegiatan yang sejak diterimanya
pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan
pencatatan penjualan. Prosedur penjualan kredit PT. Srywijaya Air adalah:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli kemudian
membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi lain
untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. 2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman.
4. Prosedur penagihan
Fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada
pembeli.
5. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok yang dijual
dalam periode tertentu.
Adapun dokumen atau formulir yang dipergunakan dalam prosedur penjualan
kredit adalah :
1. Surat Order Pengiriman
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses
penjualan kredit kepada pelanggan.
2. Faktur dan Tembusannya
a. Faktur penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi
penagihan kepada pelanggan.
b. Tembusan piutang
Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh
fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. c. Tembusan jurnal penjualan
Tembusan ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan
oleh bagian penagihan kepada bagian akuntansi sebagai dasar untuk menghitung
harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan.
2.7 Pengendalian Intern Penjualan
Sistem pengendalian intern merupakan alat baik untuk membantu manajemen
dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja dan
mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pemimpin.
Menurut Baridwan (2000;150) Pengendalian intern adalah :” internal control meliputi struktur organisasi dengan semua cara–cara sehat serta alat–alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan lebih dahulu.”
Menurut defenisi di atas dapat dikatakan bahwa Internal Control meliputi
rencana organisasi suatu metode serta peraturan yang sederajat yang digunakan dalam
perusahaan untuk menjaga kekayaannya, memeriksa kecermatan dan keandalan
akuntansinya kemudian meningkatkan efisiensi operasional serta mendorong
dipatuhinya kebijakan – kebijakan yang telah digariskan manajemen.
Menurut Mulyadi (2001;163): “ menyatakan Internal control yang diterapkan
dalam penjualan meliputi organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan
praktik yang sehat.
Menurut pengertian di atas diketahui bahwa pengendalian intern merupakan
kegiatan yang lebih memfokuskan pada pembukuan dan keuangan perusahaan.
Sistem akuntansi dan pengawasan intern yang dilakukan mempunyai hubungan yang
erat, apabila sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan tersebut baik akan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Untuk mengidentifikasi unsur – unsur pengendalian intern dalam sistem
akuntansi penjualan, maka harus dirincikan tiga unsur pokok pengendalian intern,
yaitu:
1. Organisasi
Dalam internal control penjualan, organisasi penjualan dimaksud adalah
adanya pemisahan fungsi – fungsi yang terkait di dalam penjualan,, sehingga tidak
ada tumpang tindih wewenang dalam organisasi penjualan.
Adapun pemisahan fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas,
b. fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,
c. transaksi penjualan tunai harus dilaksanakn oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Penjualan
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan penjualan yang baik akan
menjamin data yang dicatat dalam formulir di dalam catatan akuntansi dengan tingkat
ketelitian dan keandalan yang tinggi. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap. Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen.
Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen
pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Dalam
sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus didasarkan pada faktur
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
pendukung. Dengan demikian sistem otorisasi penjualan akan menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi
masukan yang dapat dipercya bagi proses akuntansi.
3. Praktik yang Sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan pada fungsi penjualan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara – cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam
transaksi penjualan. Untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi formulir yang digunakan sebagai
media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut.
Pada PT. Srywijaya Air, pengendalian intern sangat ditekankan, hal ini
dikarenakan pengendalian intern penjualan merupakan bagian yang sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. PT. Srywijaya Air memiliki
pemisahan fungsi (bagian) yang jelas, dimana masing – masing dapat melaksanakan
fungsinya sesuai dengan wewenang tanpa ada penyalahgunaan tanggung jawab.
Dengan demikian setiap bagian dapat melakukan prosedur pencatatan penjualan
dengan baik. Dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukan masing – masing
bagian memiliki tanggung jawab untuk melakukan otorisasi, dimana otorisasi
dilakukan oleh pejabat atau direktur sebagai tanda persetujuan bahwa transaksi
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. . BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Sistem Akuntansi Penjualan
Kegiatan penjualan dalam PT. Srywijaya Air terdiri dari penjualan tunai dan
penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa akan diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli apabila perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
Kegiatan penjualan secara tunai ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan
tunai. Sedangkan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan ini, hanya terjadi
kepada cabangnya (Travel).
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa penjualan terbagi atas penjualan
tunai dan penjualan kredit. Sistem akuntansi penjualan tersebut dalam penerapannya
menggunakan dokumen – dokumen yang menurut Mulyadi terdiri dari :
a. jurnal penjualan,
b. kartu piutang,
c. kartu persediaan,
d. jurnal umum.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dokumen tersebut digunakan
untuk lebih menjaga keamanan jalannya penerapan sistem akuntansi penjualan
tersebut.
3.1.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Penjualan tunai terjadi bilamana pembeli melakukan pembayaran harga
barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan. Bagian – bagian organisasi yang
terlibat dalam penjualan tunai adalah bagian penjualan, bagian keuangan, bagian
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. a. Bagian Penjualan
Bagian Penjualan adalah pegawai bagian tiketing, berfungsi menerima
order atau pesanan dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan
menyerahkan kepada pembeli untuk pembayaran ke bagian keuangan.
b. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan bertanggung jawab menyerahkan barang kepada
pembeli setelah dilakukan pembayaran. Apabila permintaan dalam
kuantitas atau jumlah banyak, diserahkan ke bagian pengiriman untuk
diantarkan oleh supir kepada pembeli.
c. Bagian Akuntansi
Bagian Akuntansi berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas serta membuat laporan penjualan, bagian ini dilakukan
oleh administrasi.
Bukti – bukti yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
1. faktur penjualan,
2. bukti setor bank,
3. pita register.
Catatan – catatan yang diperlukan untuk sistem penjualan tunai, adalah:
1. jurnal penjualan,
2. jurnal penerimaan kas,
3. jurnal umum.
Sistem akuntansi penjualan pada PT. Srywijaya Air dilakukan oleh bagian
penjualan setelah menerima order atau pesanan pelanggan, kemudian pegawai bagian
tiketing membuat atau mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkannya kepada
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
tiket kepada pembeli. Selanjutnya bagian administrasi akan mencatat transaksi
penjualan ke dalam jurnal dan membuat laporan penjualan.
Laporan yang berhubungan dengan penjualan tunai adalah laporan mengenai
penjualan, yang memberikan informasi yang dibutuhkan pihak – pihak yang
berkepentingan dengan penjualan tersebut. Di perusahaan ini, setiap transaksi
dilaporkan kepada Manajer setiap hari. Pada sistem penjualan ini dipergunakan bukti
– bukti sebagai berikut : faktur penjualan, bukti setor bank, dan pita register kas.
Selain itu diperlukan juga catatan – catatan yang terdiri dari : jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas dan jurnal umum.
Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Penjualan kredit merupakan suatu cara dimana barang diserahkan sesuai order
atau permintaan pembeli sebelum pembeli membayar dan selama masa itu perusahaan
mempunyai piutang dari pembeli.
Bukti – bukti yang dipergunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit
adalah sebagai berikut :
1. surat order pembelian dan tembusannya,
2. faktur dan tembusannya.
Catatan – catatan sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut :
1. jurnal penjualan,
2. buku besar piutang dan buku besar pembantu,
3. jurnal umum.
Laporan yang berhubungan dengan penjualan kredit adalah laporan mengenai
penjualan kredit secara periodik. Sistem akuntansi penjualan kredit yang dilakukan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
kepada cabangnya. Penjualan ini terjadi apabila barang pada cabangnya habis, dan
dilakukan permintaan dari cabang.
Adapun catatan – catatan yang diperlukan dalam sistem penjualan ini adalah :
jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum.
Prosedur Penjualan
Jaringan prosedur yang membentuk pengendalian penjualan menurut Mulyadi
terdiri dari :
a. prosedur order penjualan,
b. prosedur pengiriman tiket,
c. prosedur pencatatan piutang,
d. prosedur penagihan,
e. prosedur pencatatan penjualan.
Prosedur Penjualan Tunai
a. Setelah menerima order dari pembeli, pegawai bagian tiketing
membuat/mengisi faktur penjualan rangkap dua, yaitu lembar pertama untuk
pelanggan sebagai pengantar pembayaran kepada bagian administrasi, dan lembar
kedua untuk perusahaan sebagai bukti adanya pembelian dan sebagai bukti
dilakukannya pencatatan akuntansi.
b. Pembeli menyerahkan sejumlah uang kepada bagian administrasi dengan
menunjukkan faktur
c. Bagian keuangan mencetak pita register kas sebanyak rangkap dua, lembar
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
administrasi. Setelah menerima uang tunai dari pembeli, dilakukan penyerahan
barang.
d. Administrasi mencatat penjualan dan penerimaan kas secara periodik.
e. Manajer melakukan penyetoran ke bank dan menerima bukti setor dari bank.
Dokumen yang digunakan untuk mencatat penjualan tunai ini adalah : faktur
penjualan dan pita register kas.
Prosedur Penjualan Kredit
a. Setelah menerima order dari pembeli (cabang perusahaan), bagian penjualan,
yaitu pegawai perusahaan membuat surat order pengiriman.
b. Bagian administrasi membuat faktur sebagai berikut :
1. faktur penjualan dikirimkan kepada pembeli,
2. faktur penjualan sebagai bukti untuk dilakukan pencatatan penjualan,
3. faktur penjualan sebagai alat identifikasi bungkusan pada tiket.
c. Tiket diantarkan ke toko cabang oleh supir sesuai dengan jenis dan jumlah
permintaan. Kemudian pihak pembeli, yaitu cabang memeriksa kebenaran
barang dan apabila sudah sesuai dengan permintaan, pembeli menandatangani
faktur penjualan. Pencatatan dilakukan satu hari setelah barang dikirim.
d. Dilakukan penagihan setiap hari setelah tiket dikirim.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa prosedur yang diterapkan
dalam membentuk sistem terdiri dari beberapa kegiatan yang bertujuan agar
penerapan sistem penjualan dimulai dari kegiatan yang berkelanjutan untuk menjaga
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
Penerapan prosedur seperti kita ketahui tidak ada yang dapat dengan mutlak
dilaksanakan dalam suatu perusahaan. Prosedur yang diterapkan harus sesuai dengan
jenis, besarnya usaha dan faktor lainnya yang mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Dalam penjualan yang diterapkan PT. Srywijaya Air, fungsi – fungsi yang ada
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan, bagian ini berfungsi untuk melayani permintaan
pelanggan dalam pembelian tiket.
2. Fungsi pencatatan, pada PT. Srywijaya Air, fungsi ini dipegang oleh
bagian administrasi.
3. Fungsi keuangan, fungsi ini adalah untuk mengatur pengeluaran keuangan
yang dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, fungsi
ini dipegang oleh bagian keuangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa perusahaan
telah menerapkan prosedur – prosedur yang sesuai. Baik prosedur penjualan tunai
maupun prosedur penjualan kredit. Pada prosedur penjualan kredit yang
diterapkan perusahaan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan
dimaksudkan agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.
Pengendalian Intern Penjualan
Pada PT. Srywijaya Air, pengendalian intern penjualan sudah diterapkan
dengan cukup baik.
Unsur pengendalian intern yang ada dalam perusahaan ini adalah sebagai
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. a. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penjualan, unsur
pokok sistem pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Pemisahan kedua fungsi dimaksudkan untuk menciptakan
pengawasan intern terhadap transaksi penjualan. Dalam transaksi penjualan,
bagian penjualan cenderung melakukan penjualan barang sebanyak –
banyaknya.
2. Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian penjualan
Salah satu unsur pokok dalam sistem pengendalian intern
mengharuskan pemisahan bagian operasi, bagian keuangan, dan bagian
akuntansi. Dalam sistem penjualan kredit, bagian akuntansi yang
melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari bagian operasi yang
melaksanakan transaksi penjualan.
3. Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian keuangan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan unsur pengendalian
yang baik, bagian akuntansi harus dipisahkan dari kedua bagian pokok
lainnya yaitu operasi dan persediaan. Tujuannya adalah untuk menjaga
kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan melalui sistem otorisasi tertentu.
Tidak ada satu transaksi yang terjadi tanpa adanya otorisasi oleh pihak yang
berwenang. Proses otorisasi yang dilakukan dengan cara membubuhi tanda tangan
pejabat atau yang berwewenang. Pembubuhan tanda tangan ini dilakukan pada
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan adanya otorisasi maka
pengawasan intern terhadap kekayaan dan data akuntansi dapat terjamin
keamanannya dan keandalannya.
c. Praktek yang sehat
Penggunaan formulir pokok surat order pembelian dan faktur penjualan harus
bernomor huruf cetak dan penggunaannya harus dipertanggungjawabkan oleh bagian
yang bersangkutan.
Pengendalian intern sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan,
selain itu pengendalian ini juga sangat membantu dalam mengatasi penyalahgunaan
wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap bagian dengan melakukan
pemisahan masing – masing bagian dan menetapkan prosedur pencatatan yang harus
dilakukan oleh setiap bagian dan disahkan kepada pemimpin atau direktur
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan
pada PT. Srywijaya Air terdiri dari :
a. jurnal penjualan,
b. karu piutang,
c. kartu persediaan,
d. jurnal umum.
2. Pada bagian akuntansi setiap pencatatan transaksi penjualan, penerimaan
kas serta membuat laporan penjualan menggunakan komputerisasi
sehingga kebenaran informasi setiap pencatatan lebih terjamin.
3. Prosedur penjualan yang diterapkan sudah sesuai dalam membentuk
sistem yang terdiri dari beberapa kegiatan yang bertujuan agar penerapan
sistem penjualan mulai dari kegiatan yang berkelanjutan untuk menjaga
keamanan dari proses penjualan tersebut.
4. PT. Srywijaya Airlines memekai struktur organisasi garis atau lini.
Struktur organisasi ini menggambarkan pemisahan fungsi dari setiap
bagian secara jelas dan baik dan juga telah menerapkan tugas dari
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
5. Pengendalian intern sudah berjalan dengan baik, tapi efisiensi operasional
yang ada didalam PT Srywijaya Air Lines belum sesuai dengan yang
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010. 4.2. Saran
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan saran yang sifatnya
membangun, semoga dapat menjadi masukan bagi PT. Srywijaya Air.
1. Sebaiknya perusahaan lebih baik hanya menggunakan dokumen-dokumen
seperti jurnal penjualan dan jurnal umum untuk menjaga keamanan jalannya
penerapan sistem akuntansi penjualan yang digunakan pada PT. Srywijaya
Air.
2. Komputer merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kelancaran
dan unutk mempermudah pengawasan jadi sebaiknya perusahaan harus lebih
memperhatikan SDM setiap karyawannya terutama pada komputerisasi guna
memperlancar setiap kegiatan bagian akuntansi.
3. Sebaiknya prosedur penjualan lebih diperhatikan lagi karena seperti kita
ketahui tidak ada yang dapat dengan mutlak dilaksanakan dalam satu
perusahaan prosedur yang diterapkan harus sesuai dengan jenis besarnya
usaha dan faktor lainnya yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
4. Hendaknya setiap karyawan agar bisa lebih fokus dalam menjalankan tugas
didalam bidangnya agar dapat lebih menjamin keamanan daa keandalan
terhadap kekayaan dan dat akuntansinya.
5. Hendaknya didalm PT. Srywijaya Air Lines dapat meningkatkan efisiensi
operasionalnya untuk dapat memeriksa kecermatan dan keandalan
Eddy A. Torong : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket Pada PT. Sriwijaya Air, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, jaki (2000), Sistem Informasi Akuntansi Edisi Kedua, cetakan Kelima Badan enerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Simamora, Hendry (2000), Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bsnis, jilid
Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Mulyadi, (2001), Sistem Akuntasi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit salemba Empat, Jakarta.
_______, (2003), Pedoman Peraktis Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi- Trisakti, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2001) Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Warren, Carls, Reeve, James M, Fees, Philip C, (2005), Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa Ana Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Rollin C and Fess, Philip (1999), Prinsip-Pinsip Akuntansi, Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta
_______, (2002), Auditing, Buku Dua, Edisi keenam, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Hermawan, Asep (2003), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.