• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE (6)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

1. Arti Pentingnya Struktur Pengendalian Intern

Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas dengan alasan :

 Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Manajemen hanya harus mempercayai berbagai laporan dan hasil analisis mengenai keefektifan operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan ketidakberesan terletak di tangan manajemen.  Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern

yang baik akan dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.

 Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua transaksi perusahaan di dalam waktu dan biaya yang terbatas.

Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.

2. Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”

(2)

Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :

a) Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan

b) Pelaporan Keuangan yang handal

c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan. 2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya,

yang meliputi laporan segmen maupun interim.

3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.

3. Struktur Pengendalian Intern

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

(1) Lingkungan Pengendalian

Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

Kunci lingkungan pengendalian adalah:

 Integritas dan Etika

 Komitmen terhadap Kompetensi  Struktur Organisasi

 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab

 Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik

(3)

Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:

 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko  Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan

 Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko

(3) Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.

Aktivitas pengendalian meliputi:

 Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup  Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai  Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup  Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan  Evaluasi secara independen atas kinerja

 Pengendalian terhadap pemrosesan informasi  Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan

(4) Informasi dan Komunikasi

Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

(5) Pengawasan

(4)

pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :

 Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.  Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan

rekomendasi dari audit dan reviu.

 Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.

Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

4. Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

Langkah pertaman dalam metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, yang kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus diperoleh meliputi:

 Perencanaan (design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing elemen struktur pengendalian

 Penerapan dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.

Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan oleh auditor untuk :

a) Identifikasi type atau jenis salah saji yang potensial

b) Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material

c) Merancang pengujian subtantif

(5)

1) Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian intern tersebut

2) Mendokomentasi hasil pemahaman

3) Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas

4) Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya

Referensi

Dokumen terkait

Par 06 dikemukakan bahwa: Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

Merupakan kebijakan dan prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris manajemen dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan

Par 06 dikemukakan bahwa: Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL Metoda yg dilakukan auditor untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua meliputi tiga kegiatan yaitu Mendapatkan

Menurut Mulyadi (2002:165), pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

Mulyadi menyatakan bahwa: Pengendalian intern akuntansi merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

Menurut Mulyadi : “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga asset organisasi, megecek ketelitian dan