DRAFT SKRIPSI
PENGARUH IKLAN IM3 TERHADAP BRAND AWARENESS
PADA SISWA/I SMA NEGERI 2 MEDAN
Oleh :
EKA SOSIALINA SIMATUPANG 080521015
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Iklan IM3 Terhadap Brand Awareness pada Siswa/i SMA Negeri 2 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan TV IM3 terhadap brand awareness. Variabel iklan TV yang mempengaruhi brand awareness adalah heard words and sound effect (X1), music (X2), seen words (X3), pictures (X4), colours (X5), dan movement (X6).
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner, menggunakan skala pengukuran likert. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 17.0 yang digunakan untuk melakukan uji t dan koefisien determinan (R2).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap brand awaeness pada siswa/i SMA Negeri 2 Medan sebesar 75,5 %
ABSTRACT
This study entitled “Influence of IM3 Advertisement to Brand Awareness to students of SMA Negeri 2 Medan.” This study aims to know influence of IM3
advertisement to Brand Awareness. Variables of television advertisement that influence
Brand Awareness are heard words and sound effect, music, seen words, pictures, colours and movement.
This study used data collection techniques by questionnaires and documentation study. The data analysis technique is used descriptive method and statistical method with the pattern of reletionship influence. Primary data in this study obtained by spreading a questionnaire / list of statements, using a Likert scale of measurement and statistically processed using SPSS for windows version of 17:00 which is to calculate the t test and coefficient of determinant (R2).
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi ... i
Daftar table ... iii
Daftar gambar ... iv
Daftar lampiran ... v
Daftar singkatan... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
...
Latar
Belakang ... 1
1.2
...
Perumus
an Masalah ... 7
1.3
...
Tujuan
Penelitian ... 8
1.4
...
Manfaat
Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Pengertian Iklan ... 9
2.1.1 Tujuan Periklanan ... 11
2.1.2 Fungsi Iklan... 13
2.1.3 Media Iklan ... 13
2.2 Stimuli Iklan ... 16
2.3 Brand Awareness ... 21
2.4 Penelitian Terdahulu ... 25
2.5 Kerangka Konseptual ... 26
2.6 Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian... 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Defenisi Operasional ... 30
3.5 Skala Pengukuran Variable ... 32
3.6 Populasi Dan Sampel ... 33
3.6.1 Populasi ... 33
3.6.2 Sampel ... 34
3.7 Jenis Data ... 35
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 36
3.9.1 Uji Validitas ... 36
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.10 Teknis Analisis ... 37
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 37
3.10.2 Analisis Regresi ... 37
3.10.4 Pengujian Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 42
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 42
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 42
4.1.2 Bidang Kegiatan Perusahaan ... 44
4.2 Hasil Penelitian ... 53
4.2.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 53
4.2.2 Analisis Deskriptif ... 56
4.2.3 Metode Analisis Statistik ... 58
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
4.2.5 Koefisien Determinan (R
2) ... 76
4.2.6 Pengujian Hipotesis ... 78
4.3 Pembahasan ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
5.1 Kesimpulan ... 87
5.2 Saran ... 87
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Belanja Iklan Kuartal I – 2010 ... 3
1.2 Versi Iklan IM3 ... 6
1.3 Belanja Iklan Telekomunikasi Semester I Tahun 2007 dan 2008 .... 6
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31
3.2 Daftar Populasi ... 33
4.1 Susunan Direksi PT. Indosat Tbk. ... 43
4.2 Paket
Matrix
Unlimited ... 46
4.3 Tarif
Mentari
Paket 50 (Nasional) ... 47
4.4 Tarif IM3 ... 48
4.5 Validitas untuk Variabel iklan IM3 (MU24H itu IM3) (X) ... 54
4.6 Validitas untuk Variabel
Brand Awareness
(Y) ... 55
4.7 Nilai R
alphauntuk Variabel Iklan IM3 (X) dan
Brand Awareness
(Y) ... 56
4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 57
4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 57
4.11 Media Sumber Informasi Mengenal Produk Pilihan Responden... 58
4.12 Crosstabs Jenis Kelamin dan Media Sumber Informasi Mengenal
Produk Pilihan Responden ... 58
4.13 Crosstabs Umur dan Media Sumber Informasi Mengenal Produk
Pilihan Responden ... 59
4.14 Media yang Memberikan Informasi Paling Baik Tentang
IM3
(Mu24h itu IM3) ... 59
4.15 Crosstabs Jenis Kelamin dan Media yang Memberikan Informasi
Paling Baik Tentang
IM3
(Mu24H itu IM3) ... 60
4.16 Crosstabs Umur dan Media yang Memberikan Informasi Paling
Baik Tentang
IM3
(Mu24H itu IM3) ... 60
4.17
Brand
Paling Disenangi Responden... 60
4.18 Crosstabs Jenis Kelamin dan
Brand
Paling Disenangi Responden .. 61
4.19 Crosstabs Umur dan
Brand
Paling Disenangi Responden ... 61
4.20
Top of Mind Advertising
TOM_Ad ... 62
4.21 Crosstabs Jenis Kelamin dan
Top of Mind Advertising
TOM_Ad ... 62
4.22 Crosstabs Umur dan
Top of Mind Advertising
TOM_Ad ... 62
4.23 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
heard and sound effect
(X
1) ... 63
4.24 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
Music
(X
2) ... 64
4.25 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
Words
atau
Seenword
(X
3) ... 65
4.26 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
Pictures
(Gambar) (X
4) ... 66
(Gerakan) (X
6) ... 68
4.29 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
brand awareness
(Y) .. 69
4.30 Collinearity Statistics ... 72
4.31 Uji Glejser... 73
4.32 Hasil Regresi Linear Berganda ... 74
4.33 Koefisien Determinan (R
2) ... 77
4.34 Hasil Uji F Hitung ... 78
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul Halaman
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat
judul “Pengaruh Pengaruh Iklan IM3 Terhadap Brand Awareness pada Siswa/I SMA Negeri 2 Medan.”
Penulis tidak luput dari cobaan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua, Alm. Ir. A. Simatupang dan C.
Nasution dan abang serta kakak saya tersayang yang dengan sabar memberikan doa dan
semangat. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini
dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang S. Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak, Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk membantu
penulis didalam penyempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE. MM selaku Dosen Penguji I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam
5. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan skripsi
ini.
6. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
7. Cici, Ai, dan Rini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya,
khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manejemen Universitas Sumatera
Utara.
Medan, Juni 2011
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Iklan IM3 Terhadap Brand Awareness pada Siswa/i SMA Negeri 2 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan TV IM3 terhadap brand awareness. Variabel iklan TV yang mempengaruhi brand awareness adalah heard words and sound effect (X1), music (X2), seen words (X3), pictures (X4), colours (X5), dan movement (X6).
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner, menggunakan skala pengukuran likert. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 17.0 yang digunakan untuk melakukan uji t dan koefisien determinan (R2).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap brand awaeness pada siswa/i SMA Negeri 2 Medan sebesar 75,5 %
ABSTRACT
This study entitled “Influence of IM3 Advertisement to Brand Awareness to students of SMA Negeri 2 Medan.” This study aims to know influence of IM3
advertisement to Brand Awareness. Variables of television advertisement that influence
Brand Awareness are heard words and sound effect, music, seen words, pictures, colours and movement.
This study used data collection techniques by questionnaires and documentation study. The data analysis technique is used descriptive method and statistical method with the pattern of reletionship influence. Primary data in this study obtained by spreading a questionnaire / list of statements, using a Likert scale of measurement and statistically processed using SPSS for windows version of 17:00 which is to calculate the t test and coefficient of determinant (R2).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, media komunikasi kini
berkembang semakin pesat. Salah satu media komunikasi yang terus berkembang dan
semakin canggih adalah telepon. Telepon adalah alat komunikasi yang memungkinkan
seseorang dapat berbicara langsung dengan orang lain walaupun terpisah oleh jarak yang
sangat jauh. Saat ini perkembangan telepon sudah sampai pada tingkat pemakaian telepon
tanpa kabel atau telepon seluler.
Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara
telekomunikasi atau operator. Operator inilah yang nantinya menyediakan jasa dengan
sistem yang dimilikinya, sehingga penggunaan telepon seluler bisa berfungsi. Persaingan
yang semakin ketat dalam industri seluler menjadikan masing-masing operator seluler
berusaha membangun dan mempertahankan kesetiaan pelanggan. Dalam hal ini
perusahaan bukan saja mampu memberikan berbagai nilai atau benefit untuk membuat
pelanggan memilih merek, tetapi perusahaan juga harus terus-menerus melakukan
berbagai upaya untuk membangun merek dan memuaskan konsumennya.
Perusahaan harus benar-benar jeli membaca keinginan dan kebutuhan
sesungguhnya dari para konsumen dalam membangun loyalitas konsumen. Jangan sampai
produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan keadaan pasar. Selain keunggulan produk
yang dapat memberikan nilai tambah lain yang bisa memuaskan konsumennya,
perusahaan juga selalu memperkenalkan mereknya yaitu dengan pendekatan komunikasi
Iklan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan atau memberi
informasi suatu merek kepada konsumen. Iklan dirancang untuk mengkomunikasikan
simbol-simbol dan citra yang menunjukan bagaimana merek tersebut bisa memberikan
benefit sehingga dapat menciptakan sikap positif terhadap merek tersebut, dan
mendorong konsumen untuk mencoba produk tersebut.
Iklan berfungsi untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian ulang
terhadap merek yang telah menjadi pilihannya. Iklan juga dapat dipakai untuk
membangun citra jangka panjang dan mampu menjangkau calon konsumen walau
letaknya berjauhan. Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai sebuah kesan tertentu
tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini pemasar berusaha untuk menciptakan iklan
sebaik-baiknya, karena kadang-kadang konsumen membeli suatu barang tidak
memperhatikan nilai ekonomisnya namun hanya semata-mata untuk mempertahankan
atau meningkatkan gengsi.
Menurut Nielsen Media Indonesia besarnya belanja iklan televisi, koran, dan
majalah pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Belanja Iklan Kuartal I - 2010
Media Periklanan Tahun 2010 (dalam Triliyun)
Tahun 2010 (dalam %)
Televisi 8 62
Koran 4,6 35
Majalah 0.403 3
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dikatakan bahwa biaya iklan yang dikeluarkan oleh
berbagai perusahaan melalui media televisi lebih besar dibandingkan media periklanan
koran dan majalah. Hal ini membuktikan kalau media televisi merupakan media yang
paling disukai oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produk melalui iklan.
Iklan yang ditayangkan di media TV diharapkan mendapat tempat di hati atau
disukai oleh pemirsa. Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui perasaan suka
atau tidak suka terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) yang ditampilkan pada iklan.
Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi pemirsa
terhadap elemen-elemen periklanan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen iklan,
yang terdiri dari:
1.
Heard and sound effect
merupakan persepsi pemirsa terhadap
kata-kata atau suara yang terdengar pada saat iklan IM3 (MU24H itu IM3)
ditayangkan di TV.
2.
Music
merupakan persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang
diperdengarkan pada saat iklan IM3 (MU24H itu IM3)
ditayangkan di
Televisi.
3.
Seen words
merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata atau
tulisan yang ditampilkan pada saat iklan IM3 (MU24H itu IM3)
ditayangkan di TV.
4.
Pictures
merupakan persepsi pemirsa terhadap gambar atau obyek
yang ditampilkan pada saat iklan IM3 (MU24H itu IM3)
ditayangkan
5.
Colours
merupakan persepsi pemirsa terhadap warna-warna dari
gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat iklan IM3 (MU24H itu
IM3)
ditayangkan di TV.
6.
Movement
merupakan persepsi pemirsa terhadap gerakan dari setiap
adegan yang ditampilkan pada saat iklan
IM3 (MU24H itu IM3)
ditayangkan di TV.
Iklan yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi selular dalam
memasarkan kartu
Global System Mobile (GSM)
juga mengalami persaingan
bisnis yang semakin tajam. Beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan
memproduksi dan memasarkan kartu
GSM
diantaranya
Indosat
(Mentari, IM3 dan
Matrix),
Telkomsel
(
simPATI
dan kartu AS),
Excelcomindo
(XL, Bebas, Jempol),
3 (Three), dan
Axis
. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba mempengaruhi
target pasar dengan memasang iklan di berbagai media.
Indosat Multi Media Mobile
(
IM3
) merupakan layanan selular prabayar
yang terjangkau dengan fleksibilitas isi ulang. Kartu
GSM
prabayar pilihan
generasi muda trendi. Menghadirkan berbagai fitur inovatif dengan nilai super
hemat menjadikan Indosat operator pertama yang meluncurkan GPRS, MMS,
Video Streaming
hingga
java games
di seluruh Indonesia. Kini hadir dengan
layanan
broadband
, layanan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mbps
dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan.
IM3
telah mengeluarkan berbagai iklan produk andalannya seperti
IM3
Online,
IM3
meraih mimpi,
IM3
Idol,
IM3
Langsung On Line dan IM3 (MU24H
itu IM3)
.
Hal ini tentu tidak terlepas dari strategi manajemen yang baik dari
Masing-masing produk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, akan tetapi
dalam hal ini penulis hanya membatasi penelitian mengenai ” IM3 (MU24H itu
IM3)
”.
Tabel 1.2
Versi Iklan
IM3
Versi Iklan TV Gambar
IM3 Online
IM3 meraih mimpi
IM3 Idol
IM3 Langsung On Line
IM3 (MU24H itu IM3)
Tabel 1.3
Belanja Iklan Telekomunikasi Semester I Tahun 2007 dan 2008
Operator Selular
Tahun 2007 (dalam Miliar)
Tahun 2008 (dalam Miliar)
Persentase Peningkatan
IM3 38 119 209
Flexi 64 110 72
SimPATI 95 101 7
Total 197 330 288
Sumber : www.tempointeraktif.com (20 April 2010) diolah penulis
IM3 memperoleh Top Brand Award 2010 untuk kategori Simcard GSM Prabayar. Melalui penghargaan, produk Indosat ini dinilai cukup dikenal secara luas oleh
konsumen (top mind share), memiliki pasar yang besar (top market share), serta memiliki tingkat loyalitas konsumen yang tinggi (top commitment share) (VIVAnews.com 25 Juli 2010).
Persaingan iklan kartu
GSM
yang ketat
di berbagai media, menuntut para
produsen kartu
GSM
untuk merancang program periklanan yang menarik minat
dan menimbulkan citra yang positif atas produk yang dipromosikan. Iklan yang
dibuat harus dapat mempengaruhi
brand awareness
(kesadaran merek)
masyarakat. Apabila
brand awareness
telah terbentuk maka akan menimbulkan
perilaku konsumen dan memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian
konsumen atas suatu produk.
Iklan TV telah menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan mengenai suatu
produk kepada konsumen, akan tetapi belum tentu setiap iklan yang telah dilakukan akan
tentunya dapat dilihat dari brand awareness (kesadaran merek) yang dicapai. Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul : “PENGARUH IKLAN IM3 TERHADAP BRAND AWARENESS”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan survei terhadap siswa/i SMA Negeri 2
Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian maka perumusan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah iklan TV IM3 (MU24H itu IM3)
berpengaruh terhadap brandawareness pada siswa/i SMA Negeri 2 Medan.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan IM3 (MU24H itu IM3)
terhadap kesadaran merek
(brand awareness)
pada siswa/i SMA Negeri 2 Medan.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
bagi perusahaan tentang iklan yang telah dilakukan bisa
mempengaruhi perilaku konsumen dan sebagai bahan pertimbangan
untuk pembuatan iklan yang lebih menarik bagi konsumen.
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas
wawasan penulis mengenai iklan dan pengaruhnya terhadap
brand
awareness
.
1.4.3
Bagi pihak lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
perbandingan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Iklan
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel,
yaitu: advertising, sales promotion, personal selling, publishing, direct marketing. Bauran komunikasi pemasaran (disebut juga bauran promosi) terdiri dari 5 (lima) kiat
utama (Kotler dan Armstrong, 1997:205) yaitu:
1. Advertising, yaitu semua bentuk persentasi non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
2. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
3. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
5. Direct marketing, yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon
tertentu.
Dari kelima variabel tersebut
advertising
(periklanan) merupakan alat
promosi yang paling umum dan paling banyak digunakan khususnya untuk
produk konsumsi. Meskipun tidak secara langsung berakibat pada pembelian
,
advertising
merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif untuk
menjalin komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dalam usahanya untuk
menghadapi pesaing.
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan pada masyarakat melalui suatu media. Iklan
merupakan komponen dalam bauran promosi, dimana promosi sendiri adalah
termasuk dalam salah satu komponen bauran pemasaran. Pada dasarnya iklan
dapat digunakan untuk menambah kegunaan informasi pada suatu penawaran
produk. Disamping itu iklan juga sebagai sarana informasi, juga merupakan alat
persuasif atau alat membujuk agar masyarakat mau membeli maupun mencoba
produk yang diiklankan. Di lain pihak iklan dapat di pakai sebagai alat untuk
menciptakan kesan dan sebagai alat untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
konsumen.
Pengertian iklan telah banyak di kemukakan oleh para ahli, masing-masing
melihat dari sudut pandang yang berbeda, namun pendapat tersebut pengandung
pengertian yang sama. Iklan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya,
melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu
– individu (Swastha, 2000:245). Sedangkan menurut Sulaksana (2003:90) iklan adalah
semua bentuk persentasi non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa
yang dibiayai pihak sponsor tertentu.
Iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi setiap
lapisan atau anggota masyarakat. Iklan bisa membantu mencapai hampir semua sasaran
komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun kesadaran konsumen
(Brannan, 2004:51). Berdasarkan pengertian tersebut maka iklan adalah bagian dari
bauran promosi dimana promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan sebuah pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui media untuk membujuk orang untuk
2.1.1
Tujuan Periklanan
Secara konseptual, tujuan periklanan pada umumnya dapat digolongkan menjadi
3 (tiga) bagian, yaitu : ”Informative advertising, persuasive advertising, and reminder advertising” (Kotler dan Armstrong, 2001:154-156). Tiga tujuan periklanan tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut :
1. Informative Advertising (Periklanan Informatif)
Digunakan habis-habisan pada saat suatu kategori produk yang baru mulai
diperkenalkan, tujuannya adalah membangun permintaan awal. Beberapa kemungkinan
tujuan informative advertising ini, yaitu :
a. Menginformasikan pasar tentang produk baru.
b. Mengemukakan kegunaan baru sebuah produk.
c. Menginformasikan perubahan harga ke pasar.
d. Menjelaskan cara kerja produk.
e. Menggambarkan jasa yang tersedia.
f. Memperbaiki kesan yang salah.
g. Mengurangi keraguan pembeli.
h. Membangun citra perusahaan.
2. Persuasive Advertising (Periklanan Persuasif)
Periklanan yang digunakan untuk membangun permintaan selektif akan suatu
merek dengan cara meyakinkan konsumen bahwa merek tersebut adalah merek terbaik di
kelasnya. Beberapa kemungkinan tujuan persuasive advertising, yaitu :
a. Membangun preferensi merek.
b. Mendorong agar beralih ke merek Anda.
d. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.
e. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan.
3. Reminder Advertising (Iklan Pengingat)
Iklan yang digunakan untuk menjaga agar konsumen tetap berpikir mengenai
suatu produk. Beberapa kemungkinan tujuan reminder advertising, yaitu:
a. Mengingatkan pelanggan bahwa produk bisa saja dibutuhkan dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan pelanggan dimana harus membeli produk.
c. Agar produk tetap diingat pelanggan walaupun penjualan sedang sepi.
d. Menjaga agar kesadaran akan produk tetap menjadi hal utama.
2.1.2
Fungsi Iklan
Adapun beberapa fungsi iklan antara lain :
1.
Memberikan informasi.
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dan memberikan
informasi kepada konsumen.
2.
Membujuk atau mempengaruhi.
Iklan akan membuat konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.
3.
Menciptakan kesan tertentu.
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang
apa yang diiklankan
4.
Memuaskan keinginan.
Periklanan merupakan suatu alat yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan,
dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara
penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam
cara yang efisien dan efektif (Swastha, 2000:246–249).
2.1.3
Media Iklan
Media periklanan adalah sebuah lembaga yang mempunyai kegiatan usaha
menciptakan dan menyelenggarakan media (alat komunikasi / penerangan) yang
ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat umum. Beberapa contoh media dari
media adalah : televisi, radio, majalah, dan surat kabar (Swastha, 2000:257). Dalam
kenyataannya sering kita jumpai bahwa perusahaan sering menggunakan beberapa media
sekaligus dalam periklanan. Disamping menggunakan media elektronik juga
menggunakan media cetak. Hal ini dipandang perlu karena masing-masing jenis media
memiliki karakterisitik yang berbeda. Media televisi dapat mengiklankan dengan suara
dan gambar yang bergerak sekalipun hanya dinikmati sebentar (beberapa detik).
a.
Media Iklan Televisi.
Perangkat televisi dari hari ke hari kian menjadi sumber informasi yang utama di
dalam keluarga. Sektor komunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan
tehnologi dan perkembangan perekonomian. Televisi merupakan salah satu media yang
disukai oleh perusahaan-perusahaan dalam mengiklankan produknya agar lebih di kenal
oleh masyarakat. Karena, sebab yang ditimbulkannya, sangat mudah dilihat, dan juga
karena kemampuanya menceritakan sesuatu.
Dalam kondisi pasar yang memiliki banyak pilihan, satu-satunya sumber
informasi bagi konsumen adalah iklan. Namun karena keterbatasan daya ingat manusia,
maka sebuah iklan harus memuat pesan yang sederhana serta memiliki daya tarik
beberapa versi, akan tetapi memiliki konsep iklan yang sama dengan yang lainya, iklan
itu sendiri harus dapat mendekatkan diri pada emosi konsumennya.
Iklan televisi mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan. Kelebihan iklan televisi
antara lain : dapat dinikmati oleh siapa saja, waktu dan siaranya sudah tertentu. Dapat
memberikan kombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak (Swastha, 2000:255).
Iklan televisi biasanya mempunyai empat komponen yang penting dalam
mendesain tampilannya, yaitu terdiri dari : gaya penyampaian, nada penyampaian,
pilihan kata-kata, dan unsur format. Keempat komponen tersebut merupakan
bagian dari kreativitas dalam menyampaikan suatu citra dan pesan yang terpadu
dalam melakanakan pesan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:160-164) para pembuat atau
pemasang iklan televisi harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya, penulis
naskah iklan dan pengarah seni akan bekerja sama untuk menghasilkan banyak
konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan
menjadi ide besar yang menarik. Oleh karena itu para pembuat iklan harus
menentukan gaya penyampaian, nada penyampaian, pilihan kata, dan unsur
format yang terbaik, agar pesan yang akan digunakan untuk membuat iklan
televisi dapat menarik perhatian pemirsa.
Iklan televisi mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan iklan televisi antara lain
: dapat dinikmati oleh siapa saja, waktu dan siaranya sudah tertntu. Dapat memberikan
kombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak (Swastha, 2000:255). Jika iklan
televisi begitu berpengaruh, bahkan terkesan sebagai media iklan yang efektif, maka
dengan sendirinya kita akan bertanya-tanya, mengapa media pers sampai saat ini masih
mempunyai kelemahan antara lain : biayanya relatif tinggi, hanya dapat dinikmati
sebentar, dan kurang fleksibel.
2.2
Stimuli Iklan
Iklan yang ditayangkan di media TV diharapkan mendapat tempat dihati atau
disukai oleh pemirsa. Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui perasaan suka
atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada iklan. Sikap terhadap
iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi pemirsa terhadap
elemen-elemen (stimuli-stimuli) dari periklanan. Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan pada
saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau berfikir tentang suatu iklan. Rossiter dan
Percy (1997:197) menyatakan, “Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or head), music or other special effects, that comprise the various details of the ad”. Maksudnya, proses tanggapan pemirsa terjadi oleh stimuli (rangsangan) yang terkandung dalam iklan.
Stimuli ini tergantung pada media iklan, dapat berupa gambar atau warna, kata-kata yang
terdengar (suara) atau kata-kata yang tertulis, musik, dan special efek lain atau gerakan,
yang terdiri dari variasi detail iklan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen iklan,
yang terdiri dari : heard and sound effect, music, words, pictures, colour, dan movements. Pernyataan tersebut diperjelas oleh Rossiter dan Percy (1997:209) bahwa, “Six stimulus of ad :heard and sound effect, music, words, pictures, colour, and movements”.
Enam stimuli iklan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Heard and sound effect (kata-kata/suara yang terdengar)
terdengar, merupakan elemen iklan yang penting, karena mengandung arti emosional dan
dapat menimbulkan pesan-pesan dalam pikiran pemirsa. Penilaian heard and sound effect, merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata atau suara yang terdengar pada saat iklan
ditayangkan di media elektronik (TV atau radio). Heard and sound effect dapat berupa pesan yang dikomunikasikan. Suara yang jelas, enak didengar, berisi pesan yang jujur,
menghindari slogan-slogan yang tak berarti akan mudah diingat oleh pemirsa dan sangat
efektif membentuk brand awareness (kesadaran merek).
2. Music (Musik)
Music adalah alunan lagu yang berirama, baik dari suara manusia maupun dari alat-alat. Musik dapat berupa jingle (bunyi-bunyian) atau musik latar belakang. Penilaian
music merupakan persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu
yang diperdengarkan pada saat iklan ditayangkan di media elektronik (TV atau radio).
Nyanyian membuat kata-kata lebih mudah diingat, karena iramanya. Musik dan lagu
telah menjadi komponen penting dalam dunia periklanan hampir sejak suara direkam
pertama kali. Musik latar, jingle, lagu-lagu dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan, menentukan tekanan emosional,
dan mempengaruhi suasana hati pendengar. Musik membentuk berbagai fungsi
komunikasi yang meliputi cara untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen berada
dalam perasaan positif, membuat konsumen lebih dapat menerima pesan-pesan dalam
iklan, dan bahkan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan. Fungsi lagu pada
prinsipnya adalah pendukung komunikasi. Cara berkomunikasi dalam iklan TV bisa
secara audio-visual. Disiniah lagu-lagu berperan, sebagai salah satu unsur penting dalam
menyampaikan pesan kepada audiens dan membangun brand personality
(kepribadian merek) suatu produk. Lagu itu sendiri juga bisa menjadi “bahasa visual”,
Lagu yang dipakai dalam iklan, biasanya diaransemen ulang, dengan
pertimbangan aransemen ulang ini tergantung lagu aslinya seperti apa, selanjutnya
disesuaikan dengan tema komunikasi iklan. “ Lagu terkenal dalam iklan dapat membantu
menarik perhatian dan mengembalikan ingatan, serta menjadikan merek mudah diingat “
(Sutherland dan Sylvester, 2004:139).
3. Words atau Seenword (kata-kata yang terlihat)
Words (seenword) atau kata-kata yang terlihat berbentuk tulisan, yang dapat dibaca, diingat, dan akan melekat dalam ingatan pemirsa, sehingga mampu mendukung
manfaat produk yang diiklankan.
Penilaian words (kata-kata) merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata atau tulisan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan di TV, yang mampu mendukung
manfaat produk. Tulisan kata-kata yang terlalu panjang dan tidak jelas, tidak akan mampu
dibaca bahkan tidak akan mampu dipahami dengan baik oleh pemirsa. Hal tersebut
menyebabkan iklan tidak efektif. Kata-kata yang ditulis hendaknya dibuat sesederhana
mungkin dan wajar, tetapi dapat mengungkapkan pesan, sehingga tidak terlalu
memancing imajinasi pemirsa. Manusia atau pemirsa menghendaki gagasan yang wajar
tetapi cerdas, sehingga mudah diingat dan menarik perhatian.
4. Pictures ( Gambar )
Pictures adalah gambar dalam suatu tayangan iklan yang dilihat pemirsa atau masyarakat, yang meliputi obyek figur, lokasi, dan latar belakang yang dipakai. Penilaian
pictures (gambar) merupakan persepsi pemirsa terhadap gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan, baik pada media cetak maupun media elektronik
(TV atau Web iklan di internet). TV merupakan media audio-visual, yaitu media yang
sanggup mengkomunikasikan kepada pemirsa suara dan gambar dari suatu pesan atau
hendaknya dimanfaatkan untuk menampilkan citra-citra produk dan jasa secara luar
biasa, untuk menarik perhatian pemirsa yang sebelumnya tidak pernah terfikir dalam
benak pemirsa. Gambar adegan tayangan iklan di TV harus dibuat semenarik mungkin
agar menimbulkan kesan di hati pemirsa atau masyarakat. Gambar adegan tayangan iklan
hendaknya mampu memberikan informasi pesan iklan dengan baik.
5. Colour (Warna)
Colour, yang dimaksud dengan warna adalah komposisi warna dan keserasian warna dari gambar dan tulisan, termasuk pengaturan cahaya yang terdapat dalam
tayangan iklan. Penilaian colours (warna) merupakan persepsi pemirsa terhadap warna-warna dari gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan di TV atau
media cetak lain. Tidak hanya gambar partai memiliki warna dominan, tetapi suatu
produk yang dipasarkan juga memiliki warna yang dominan. Warna dominan merupakan
suatu indikasi untuk membedakan suatu produk dengan produk yang lain. Biasanya
warna-warna yang ditayangkan dalam iklan diserasikan dengan warna dominan produk,
agar produk yang ditayangkan mudah diingat. Disamping warna dominan, tayangan iklan
di TV hendaknya juga dibuat kaya warna, dan perpaduan warna tayangan iklan harus
serasi dengan background (latar belakang).
6. Movements (Gerakan)
Movements adalah adegan yang disajikan dalam tayangan iklan, yang digunakan dengan tujuan memperjelas maksud dari iklan tersebut, sesuai dengan suara dan irama
atau lagu yag diperdengarkan. Penilaian movement (gerakan) merupakan persepsi pemirsa terhadap gerakan dari setiap adegan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
dampak gairah (semangat) yang besar, misalnya cocok untuk iklan restoran cepat saji,
minuman kesehatan, multivitamin. Sebaliknya gerak irama yang lebih lamban mungkin
lebih sesuai untuk produk alat-alat kecantikan, bahan-bahan masakan. Iklan TV harus
mengkomunikasikan perbedaan produk, manfaat produk, dan alasan konsumen untuk
membeli. Itulah sebabnya, perbedaan konsep tersebut yang hendaknya dapat diwujudkan
dalam gerakan yang ditampilkan pada iklan di TV.
2.3
Brand Awareness
Menurut Aaker (1997:22), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau
para pelanggan perusahaan. Ekuitas merek bersumber pada lima komponen, yaitu :
1)
Brand Awareness
(Kesadaran Merek)
Mengacu pada sejauh mana sebuah merek dikenal atau tinggal di benak
pelanggan. Kesadaran ini dapat diukur dengan beberapa tingkat antara lain :
a. Brand recognition
Sejauh mana sebuah merek akrab dikenal berdasarkan eksposur masa lalu.
b. Brand recall
Mencerminkan nama-nama merek yang diingat bila kelas-kelas produk
tertentu disebutkan. Brand recall dapat diukur melalui dua cara yaitu :
1. Pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall)
2)
Brand Association
Mecerminkan asosiasi yang dibuat oleh pelanggan terhadap sebuah merek
tertentu. Asosiasi merek dikendalikan oleh identitas merek. Asosiasi merek yang kuat
dapat membantu pelanggan memproses dan menerima informasi menjadi alasan membeli
serta menciptakan sikap atau perasaan positif terhadap merek bersangkutan.
3)
Perceived Quality
(kesan kualitas)
Persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superioritas produk relatif terhadap
pesaing.
4)
Brand Loyalty
(loyalitas merek)
Loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis pelanggan atau konsumen
terhadap merek tertentu dan merupakan harapan atau keinginan dan tujuan para produsen
atau perusahaan dari pelanggan perusahaan tersebut. Loyalitas merek juga merupakan
dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal akan menjadi hambatan masuk
bagi pesaing, memungkinkan ditetapkannya harga premium, tersedianya waktu untuk
menggapai inovasi dari para pesaing, dan bisa menjadi benteng perlindungan dari
kemungkinan kompetensi harga. Selain itu, loyalias merek berdampak pada biaya
pemasaran yang lebih efisien yaitu biaya mempertahankan pelanggan jauh lebih murah
dari pada menarik pelanggan baru.
5)
Aset-aset merek yang lain seperti
trademark, paten,
dan
relationship
dengan komponen saluran distribusi.
Menurut Aaker (1997:66) ekuitas merek menciptakan nilai yang sama baiknya
bagi perusahaan maupun konsumen. Seperti halnya manfaat yang telah diberikan ekuitas
merek akan menguatkan proses informasi, rasa percaya diri dan pencapaian kepuasan dari
efektivitas program, loyalitas merek, harga atau laba, perluasan merek, peningkatan
perdagangan dan keuntungan kompetitif.
Brand awareness dapat diartikan sebagai kesadaran konsumen akan keberadanan nama merek dalam benaknya ketika konsumen memikirkan suatu kategori produk
(recognition) dan merupakan nama yang paling mudah diingatnya untuk kategori tersebut (recall).
Mengacu pada sejauh mana sebuah merek dikenal atau tinggal di benak
pelanggan. Kesadaran ini dapat diukur dengan beberapa tingkat antara lain :
a.
Brand recognition
Sejauh mana sebuah merek akrab dikenal berdasarkan eksposur masa
lalu.
b.
Brand recall
Mencerminkan nama-nama merek yang diingat bila kelas-kelas produk
tertentu disebutkan. Brand recall dapat diukur melalui dua cara
yaitu :
1. Pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall) 2. Pengingatan kembali dengan bantuan (aided recall)
Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas
pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek
merupakan kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran merek itu
Tingkat kesadaran secara berurutan dapat digambarkan sebagai suatu piramida
seperti dibawah ini.
Top OfMind Brand Recall Brand Recognition
Unware of Brand
[image:34.595.231.398.153.275.2]Sumber : Situmorang (2008:125)
Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek (brand awareness) dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah :
a) Unware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling terendah dalam piramida kesadaran
merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
b) Brand recognition (pengenalan merek).
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat
seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
d) Top of mind ( pikiran puncak ).
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan
pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang dapat
disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada didalam benak
konsumen.
2.4 Penelitian Terdahulu
Indah (2007) melakukan penelitian yang berjudul : “ Pengaruh periklan Flexi Combo terhadap awareness mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU”. Bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh periklanan Flexi Combo terhadap awareness mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Hasil pengujian secara parsial
menunjukan bahwa periklanan Flexi Combo memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap awareness mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU.
Sari (2009) melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Iklan TV simPATI
PeDe Terhadap Brand Awareness (Studi Kasus Mahasiswa Reguler S-I Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)”. Hasil pengujian secara
2.5
Kerangka Konseptual
Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, dimana pada tiap bagian iklan,
pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan oleh
Sutherland dan Sylvester (2004:81), Iklan mampu mempengaruhi image, perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek.
Ahli psikologi seperti Krathwohl, Bloom, dan Masia dalam Arikunto (2005:183)
membedakan domain afektif menjadi lima tingkat, yaitu : receiving (attending),
responding, valuing, organization, dan characterization. Awareness adalah bagian dari
receiving yang artinya : mengamati, menyadari, dan merasakan yang diartikan sebagai mengindera keberadaannya.
Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi
pemirsa terhadap elemen-elemen periklanan. Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan
pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar atau berfikir tentang sutau iklan. Rossiter
dan Percy (1997:197) menyatakan, “Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the advertaisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special effects, that comprise the various details of the ad”. Maksudnya, proses tanggapan pemirsa terjadi oleh stimuli (rangsangan) yang terkandung dalam iklan.
Stimuli ini tergantung pada media iklan, dapat berupa gambar atau warna, kata-kata yang
terdengar (suara) atau kata-kata yang tertulis, musik, dan spesial efek lain atau gerakan,
yang terdiri dari variasi detail iklan. Disamping itu pada penelitian ini variabel Brand Awareness (kesadaran merek) mengacu pada sejauh mana sebuah merek dikenal atau tinggal di benak pelanggan ataupun pemirsa yang akan merespon stimuli yang
Jelaslah bahwa iklan dilakukan pada media massa untuk memperkenalkan dan
memberitahukan mengenai keberadaan produk seperti IM3 (MU24H itu IM3) pada audiens. Iklan yang diamati oleh audiens, meningkatkan kesadaran mengenai keberadaan
produk, kemudian mendorong audiens untuk merasakan produk (dalam hal ini merasakan
berarti menggunakan produk sehingga audiens mengerti dan percaya mengenai
keunggulan IM3 (MU24H itu IM3). Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
IKLAN IM3 (MU24H itu IM3) (X)
1.
Heard and sound effect
2.
Music
3.
Seen words
BRAND AWARENESS (Y)
4.
Pictures
5.
Colour
[image:37.595.120.506.281.409.2]6.
Movements
Gambar 2.2 Kerangka konseptual
Sumber : Rossiter dan Percy (1997:197), Lupiyoadi (2001:108), Sutherland dan Sylvester (2004:81) diolah penulis
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada dan akan
diuji kebenarannya secara ilmiah. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh yang positif dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian asosiatif yakni penelitian yang menghubungan antara dua variabel atau
lebih. Dan termasuk penelitian survey eksplanatori yaitu penyelidikan kausalitas dengan
cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dan mencari
faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, melalui data tertentu. (Ginting dan
Situmorang, 2008:56)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Jl. Karang Sari No 435 Medan. Penelitian
dimulai dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Juli 2011.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini secara operasional dibatasi atas dua variabel untuk membentuk
kesatuan dan kesesusian dalam penelitian.
a. Variabel Bebas (
Independent Variable
)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2001:33). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan IM3 (MU24H itu
b. Variabel Terikat (
Dependent Variable
)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2001:33). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah brand awareness IM3 (MU24H itu IM3).
3.4 Defenisi Operasional
Defenisi operasional diperlukan untuk menjelaskan variabel yang sudah
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Sub Variabel
Defenisi
Indikator
Skala
Ukur
Iklan IM3
(MU24H
itu IM3)
(X)
Heard and
sound effect
Persepsi
pemirsa
terhadap
kata-kata atau suara
yang terdengar
pada saat iklan
IM3
(MU24H
itu
IM3
)
ditayangkan di
TV.
1.Penekanan suara
penyampaian
cukup baik
2. Pengucapan
kata-kata
mengandung
pesan yang jujur
Skala
Likert
Music
Persepsi
pemirsa
terhadap irama
atau lagu yang
mengiringi
iklan
IM3
(MU24H itu
IM3
)
ditayangkan di
TV.
1. Musik yang
mengiringi enak
di dengar
2. Musik yang
mengiringi
cukup menarik
perhatian
Skala
Likert
Seen words
Persepsi
pemirsa
terhadap
kata-kata atau
tulisan yang
ditampilkan
pada saat iklan
IM3
(MU24H
itu
IM3
)
ditayangkan di
TV.
1. Tulisan
kata-kata mudah
dibaca
2. Penulisan
kata-kata
mengandung
pesan
3. Penggunaan
kata-kata
mudah diingat
Skala
Likert
Pictures
Persepsi
[image:40.595.117.511.115.755.2]pemirsa
terhadap
gambar atau
obyek yang
ditampilkan
1.
Latar pada iklan
sudah sesuai
2. Figur iklan sudahtepat
3. Adegan tayangan iklan mudah
pada saat iklan
diingatColour
Persepsi
[image:41.595.116.510.81.583.2]pemirsa
terhadap
warna-warna dari
gambar atau
obyek yang
ditampilkan
pada saat iklan
1.
Dominasi warna
sudah sesuai
2.
Warna latar
serasi dengan
warna produk
Skala
Likert
Movements
Persepsi
pemirsa
terhadap
gerakan dari
setiap adegan
yang
ditampilkan
pada saat iklan
1.
Gerakan sesuai
dengan suara
yang
diperdengarkan
2.
Gerakan sesuai
dengan musik
yang
diperdengarkan
Skala
Likert
Brand
Awareness
(Y)
1.
Top of mind
2.
Brand recall
3.
Brand
recognation
4.
Unware of
brand
Sejauh mana
sebuah merek
dikenal atau
tinggal di
benak
pelanggan.
1.
Pikiran akan
tertuju pada
IM3
2.
Merek yang
sering
diiklankan
membuat ingat
pada produk
3.
Menyadari
produk
memberikan
keuntungan
4.
Merek lebih
baik
dibandingkan
merek yang lain
Skala
Likert
Sumber : Rossiter dan Percy (1997:197), Lupiyoadi (2001:108), Sutherland dan Sylvester (2004:81) diolah penulis.
3.5
Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, kuesioner
disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut :
a.
Sangat setuju
: diberi skor 5
b.
Setuju
: diberi skor 4
c.
Kurang setuju
: diberi skor 3
d.
Tidak setuju
: diberi skor 2
e.
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
3.6
Populasi dan Sampel
3.6.1
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:72). Populasi
dalam penelitian adalah siswa/i SMA Negeri 2 Medan, yang berjumlah 1408
orang.
Tabel 3.2
Daftar Populasi
Kelas Jumlah (orang) Persentase (%)
X 492 35
XI 478 34
XII 438 31
Total 1408 100
[image:42.595.152.473.561.697.2]3.6.2
Sampel
Pada pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan cara probabilitas, yaitu
dengan menggunakan teknik
stratified sampling
.
Stratified sampling
digunakan
apabila didalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan antara satu
kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan
(Arikunto, 2007:96).
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin (Ginting dan Situmorang, 2008:132) yaitu :
n =
21 Ne
N +
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e
= standard error (10%)
Dengan menggunakan rumus diatas dihasilkan sejumlah sampel sebagai berikut:
n =
21 , 0 1408 1 1408 x +
n =
01 , 0 1408 1 1408 x +n =
08
,
15
1408
n = 93.36 (dibulatkan 93)
Total sampel dibulatkan menjadi 93 orang untuk menghindari pengurangan
3.7
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:
2.5.1
Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
responden, dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran
kuesioner.
2.5.2
Data Skunder
Data skunder merupakan data yang dikumpulkan dari pihak-pihak lain.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur dan sumber lain
yang mendukung antara lain internet.
3.8
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a.
Angket (Kuesioner)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan member daftar pertanyaan
kepada responden, jawaban tersebut kemudian diberi skor sesuai dengan
skala Likert.
b.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data literatur
terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini seperti buku-buku, literatur dan internet.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir
pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah butir pertanyaan tersebut valid dan
reliabel. Apabila terdapat butir yang tidak valid dan reliabel, maka
butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. Untuk menguji kuesioner
dalam penelitian ini digunakan
SPSS for Windows versi
17.0.
3.9.1
Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur (Arikunto, 2007:170). Pada penelitian ini jumlah responden
yang digunakan adalah sebanyak 30 orang yang berasal dari luar sampel yaitu
siswa/i SMA N 2 Medan. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut :
Jika r
hitung> r
tabelmaka pertanyaan tersebut valid.
Jika r
hitung< r
tabelmaka pertanyaan tersebut tidak valid.
3.9.2
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ginting dan Situmorang,
2008:176). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut
stabil, dapat diandalkan (
dependability
) dan dapat diramalkan (
predictability
).
Tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena
penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukuran dan
sebaliknya. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari
dikuadratkan, hasil kuadrat ini disebut dengan koefisien determinasi. Makin tinggi
angka korelasi, makin rendah kesalahan pengukuran. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r
alpha> r
tabelmaka kuesioner
reliabel
.
Jika r
alpha< r
tabelmaka kuesioner tidak
reliabel
.
3.10
Teknis Analisis
Teknis analisis
merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data
dan menginterpretasikan data.
3.10.1
Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2007:234).
3.10.2
Analisis Regresi
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi
linier sederhana. Secara sistematis, model persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 +e
Dimana :
Y
=
Brand Awareness
a = konstanta
b1,2,3,4,5,6 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4,5,6
X
1=
Heard and sound effect
X
3=
Seen words
X
4=
Pictures
X
5=
Colour
X
6=
Movements
e
= Standar error
Sebelum menganalisis data dengan regresi linear berganda maka sebelumnya data
tersebut harus memenuhi syarat uji asumsi klasik, meliputi:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai
Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2009:62).
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti
diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi atau
singkatnya dapat diartikan sebagai hubungan linear antara variabel
eksplanatoris dari suatu model regresi adalah sempurna. Untuk mengetahui ada
lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2009:104).
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians
sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas
sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi
tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, 2009:73).
3.10.3 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien Determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model untuk menjelaskan variabel
terikat. Nilai koefisien determinasi diantara nol dan satu (0<R2<1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan variabel yang diteliti
amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati angka 1 (satu) maka model semakin baik.
3.10.4 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan
untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama)
terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
a) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, artinya secara simultan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah:
a) H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
b) Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung≤ ttabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. adalah sebuah perusahaan penyelenggara jasa
Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di
Indonesia untuk jasa seluler
saham Indosat adalah: Publik (45,19%), ST Telemedia melalui Indonesia
Communications Limited (40,37%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,44%),
termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya di
sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulakan operasinya pada tahun
tahu
oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan
telekomunikasi internasional seperti
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah
pengawasan PT Indosat. Awal beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM.
Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator
GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar
Matrix. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor
telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian,
lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun
Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan ia menjadi pelopor GPRS dan multimedia di
Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa
Indonesia (Satelindo).
Pada akhir tahun
PMA. Pada bulan
seluler bagi Indosat merupakan jenis layanan yang memberikan penerimaan paling besar,
yakni hingga mencapai 75% dari seluruh penerimaan pada tahun
tahuGSM (yakni melalui
[image:51.595.159.486.455.608.2]Mentari dan IM3) dan 3,7% pasar operator CDMA (melalui StarOne). Jajaran direksi dari PT. Indosat Tbk. dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Susunan Direksi PT. Indosat Tbk.
Nama Jabatan
Harry Sasongko Tirtotjondro Direktur Utama
Peter Wladyslaw Kuncewicz Direktur
Stephen Edward Hobbs Direktur
Fadzri Sentosa Direktur
Laszlo Imre Barta Direktur
4.1.2 Bidang Kegiatan Perusahaan
Solusi yang ditawarkan mencerminkan pemahaman Indosat atas kebutuhan
pelanggan serta komitmen dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Mulai
dari kemudahan komunikasi telepon, hingga akses internet tanpa batas, tempat dan waktu.
Indosat senantiasa berupaya mengembangkan solusi inovatif yang dirancang untuk
melebihi ekspektasi para pelanggan.
a.
Layanan yang disediakan
1.
Teknologi
1)
GPRS
(
General Packet Radio Service
), adalah teknologi komunikasi
data yang melengkapi jaringan
GSM
yang telah ada sebelumnya,
dengan penarifan komunikasi data yang lebih ekonomis, sehingga
dapat menjelajah dunia internet dengan nyaman.
2)
Teknologi
3G
merupakan generasi ketiga dari teknologi
GSM
,
yang mampu mentransfer data lebih cepat dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Layanan yang dihasilkan antara lain:
a ) Video Call
Pembicaraan dengan melihat wajah lawan bicara dengan dukungan
handphone tertentu (dengan 1 camera tidak dapat melihat wajah lawan bicara).
b) Mobile TV
Layanan akses siaran televisi melalui jaringan 3G Telkomsel. Dengan layanan ini pelanggan dapat menikmati siaran televisi dari berbagai
antara lain : RCTI, GlobalTV, MNC TV, SCTV, O Channel, Space Toon
dan Indosiar
<