• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pemanfaatan media audio visual vidio pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (penelitian kelas di SMP Bina Sejarah Depok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas pemanfaatan media audio visual vidio pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (penelitian kelas di SMP Bina Sejarah Depok)"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Bina Sejahtera Depok) SKRIPSI

Oleh

FITRIA NINGTIAS RAHMAWATI

NIM: 107015000914

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu sebuah pemanfataan media dengan menggabungkan unsur suara dan gambar dengan mengkolaborasikan indera pendengaran dan indera penglihatan, dengan menggunakan metode diskusi pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini diawali oleh masalah diantaranya yakni rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah dan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pada tiap-tiap siklus penelitian ini difokuskan untuk memperoleh data tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan di SMP Bina Sejahtera Depok kelas VIII B yang berjumlah 25 siswa tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi, angket. Teknik analisis data secara kuantitatif berdasarkan hasil analisis perhitungan rata-rata skor angket motivasi siklus II. Rata-rata skor angket motivasi belajar siswa sebesar 91,5, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I 6,06 sedangkan pada siklus II sebesar 7,42. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa. Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

(6)

ii

Jakarta University.

The use of an audio visual media of video learning is utilization of the media by combining some items; sounds and pictures, collaborating the sense of hearing and the sense of vision, and also discussion method in History subject. The research was begun from the learning problem, as follows: the decrease of

students’ motivation and students’ achievement in History subject. The goal of the research is to get the description about the effectiveness of using audio visual media of video learning on improvingstudents’ learning motivation and students’ achievement in History subject. The method of this research is classroom action research that consists of four steps; planning, acting, observing, and reflecting. In each cycle of this research focuses on getting the data about the effectiveness of using audio visual media of video learning on developing students’ motivation

and students’ achievement in history subject. The research is doneat SMP Bina

Sejahtera Depok class VIII. B which consists of 25 students in academic year 2011-2012. The technique of collecting data and that used in this research are test, observational form, and questionnaire. The technique of data analysis that used is the quantitative data based on the result of average calculation analysison motivation questionnaire score in cycle two. The average of students’ learning motivation questionnaire score is 91,5. Meanwhile, the average of students’ achievement score in cycle one is 6,06 and increased in cycle two toward the

score 7,42. It can be concluded that there are some improvements of the students’

achievement score. So that, the writer concludes that the use of an audio visual media of video learning in History subject can improve students’ motivation and

students’ achievement.

Key word: audio visual media of video learning, students’ motivation, students’

(7)

iii

Assalammualaikum Warohmatullahii Wabarokatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat

terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak

sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat :

1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

4. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd, pembimbing yang selalu memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

6. Bapak Zainal Abidin, S.Ag. MM, kepala SMP Bina Sejahtera Depok yang

telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.

7. Bapak Drs. Ratno Sutarjo, guru pamong tempat penulis mengadakan

penelitian.

8. Ayahanda (Pelda. Sutaji) dan ibunda (Sumiyati) tercinta yang senantiasa

melimpahkan kasih sayangnya yang tak terhingga serta tak henti-hentinya

(8)

iv

10. Mas Kandar Rismanto, S.Kom yang senantiasa memberikan kasih sayang,

motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

11. Siswa dan siswi kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Depok, yang telah bersikap

kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

12. Sahabat-sahabatku tercinta Dina Fadiah, Lia Mulyaningsih, Nurhalimah, Ai

Rahmawati, Imas Permatasari, Mimi Hazami, serta seluruh teman-teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan IPS angkatan 2007,,

semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai

kesuksesan dimasa mendatang.

13. Sahabat-sahabatku tercinta di kosan Herly Kurniyasih, Yazidan Yastuti, Santi

Setyaningsih, Emah, Samsumarni, Wilda Karmila. Yang selalu menjunjung nilai persaudaraan.

14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi

serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik

yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu

pengetahuan. Amin.

Jakarta, Oktober 2011

Penulis

(9)

v

ABSTRAK ... ..i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... ...v

DAFTAR TABEL ... ...vii

DAFTAR GAMBAR ... ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 5

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Acuan Teori Area dan Fokus Peneltian yang Diteliti ... 8

1. Media... 8

a. Pengertian Media ... 8

b. Urgensi Penggunaan Media ... 9

c. Kriteria Pemilihan Media ... 10

d. Prinsip Pemanfaatan Media... 11

e. Klasifikasi Media ... 13

f. Media Audio Visual ... 15

g. Video Pembelajaran ... 19

2. Motivasi ... 20

3. Hakikat Belajar... 23

a. Pengertian Belajar ... 23

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 24

(10)

vi

D. Hipotesis Tindakan... 28

BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan... 30

C. Subjek Tindakan... 32

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 33

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 33

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ... 38

G. Data dan Sumber Data ... 38

H. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ... 39

I. Teknik Pemeriksaan Keterpeecayaan Studi ... 48

J. Analisis Data ... 51

K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 52

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 53

B. Deskripsi Data Hasil Analisis Pengamatan ... 55

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 64

D. Analisis Data ... 65

E. Interpretasi Hasil Analisis ... 89

F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 94

G. Keterbatasan Dalam Penelitian ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 97

(11)

vii

Tabel 1 : Faktor Mempengaruhi Belajar ... 24

Tabel 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 3 : Kisi-kisi Penulisan Pedoman Wawancara ... 39

Tabel 4 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus I... 40

Tabel 5 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus II ... 42

Tabel 6 : Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 43

Tabel 7 : Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ... 43

Tabel 8 : Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 44

Tabel 9 : Kisi-kisi Penulisan Kuesioner ... 45

Tabel 10 : Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ... 45

Tabel 11 : Kisi-kisi Variabel Hasil Belajar ... 46

Tabel 12 : Jenis Dan Teknik Pengumpul Data ... 46

Tabel 13 : Indeks Kesukaran ... 50

Tabel 14 : Kategori Motivasi ... 51

Tabel 15 : Kriteria N Gain Siswa ... 52

Tabel 16 : Kategori Skor Motivasi ... 78

Tabel 17 : Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ... 78

Tabel 18 : Presentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... 79

Tabel 19 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 80

Tabel 20 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I ... 81

Tabel 21 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 81

Tabel 22 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus II ... 83

(12)

viii

(13)

ix

Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ... 102

Lampiran 2 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ... 105

Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ... 110

Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Siklus I... 111

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I ... 114

Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ... 115

Lampiran 7 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ... 118

Lampiran 8 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ... 124

Lampiran 9 : Instrumen Penelitian Siklus II ... 125

Lampiran 10 : Kunci Jawaban Penelitian Siklus II ... 129

Lampiran 11 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus I ... 130

Lampiran 12 : Reliabilitas Instrumen Siklus I ... 132

Lampiran 13 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus II ... 134

Lampiran 14 : Reliabilitas Instrumen Siklus II ... 136

Lampiran 15 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus I Dengan menggunakan Anates ... 138

Lampiran 16 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus I Dengan menggunakan Anates ... 139

Lampiran 17 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus II Dengan menggunakan Anates ... 140

Lampiran 18 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus II Dengan menggunakan Anates ... 141

Lampiran 19 : Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa ... 142

Lampiran 20 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 145

Lampiran 21 : Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 146

Lampiran 22 : Lembar Observasi Proses Pembelajaran ... 148

Lampiran 23 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 150

(14)

x

Lampiran 29 : RPP Siklus I ... 159

Lampiran 30 : RPP Siklus II ... 162

Lampiran 31 : Hasil Wawancara ... 165

Lampiran 32 : Catatan Lapangan...167

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik seluruh generasi mudanya.

Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab1.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai dengan keadaan, kebutuhan lingkungan, dan dapat mengantisipasi keadaan yang

1

(16)

akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah pengalaman yang ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu: kurikulum, guru dan siswa. Walaupun kurikulum tersebut saling bergantung dan menentukan, namun unsur guru paling menentukan diantara ketiganya.

Guru memegang peranan yang penting didalam proses pendidikan salah satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah ia harus mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Dan dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yang diterapkan dalam kegitan belajar. Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dimana menurut Hamzah B. Uno “motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.2

Faktor lain yang tak kalah penting yakni hasil belajar, dimana hasil belajar merupakan salah satu alat tolak ukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Tidak dapat dipungkiri lagi dalam setiap proses pembelajaran terjadi hambatan dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran sejarah. Faktor yang menjadi pengahambat proses pembelajaran sejarah diantaranya yakni motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode ataupun penggunaan media dalam proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan dalam belajar, dan siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai.

2

(17)

Hal tersebut merupakan masalah yang terjadi di SMP Bina Sejahtera dimana motivasi siswa rendah terhadap mata pelajaran sejarah, tentu saja hal tersebut berpengaruh pada rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran sejarah.

Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor-faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil.

Untuk itu media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberdaannya. Keberadaan media sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dipahami oleh setiap peserta didik terutama bahan pelajaran yang sangat kompleks dan rumit.

Media memiliki peranan penting didalam tercapainya proses pembelajaran. Dunia sekarang boleh dikatakan sebagai dunia yang hidup dengan menggunakan media. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak maju seiring kemajuan teknologi, sehingga secara tidak langsung membawa dampak yang baik bagi kemajuan dalam hal penyampaian materi. Yang pada awalnya materi disampaikan dengan menggunakan ceramah saat ini dunia pembelajaran bergerak maju dan banyak menggunakan media.

(18)

dalam menafsirkannya. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi, di antaranya hambatan psikologis, hambatan kultural, dan hambatan lingkungan.3

Media pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Nurbayati dalam skripsinya menyatakan bahwa “media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus”.4

Dan seiring dengan berksembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mengharuskan dunia pendidikan untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Guru harus dapat menciptakan suatu pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, serta membawa kelas bagaikan magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan, salah satunya dengan memanfaatkan video pembelajaran.

Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.

Penggunaan media juga harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang ada. Media pembelajaran yang digunakan pun jangan terlalu banyak dan berlebihan karena bila belebihan dapat membingungkan siswa dan tidak memperjelas konsep yang diajarkan.

Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan

3

Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1986), h.14.

4

(19)

materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Berangkat dari permasalahan diatas, mendorong penulis untuk meneliti

”Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah”.

B.

Identifikasi Area Dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 3. Media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. 4. Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton.

5. Materi pembelajaran yang cenderung membosankan dimata siswa.

C. Pembatasan Penelitian

Karena terlalu luasnya masalah yang teridentifikasi dan untuk memberi arah yang jelas dalam proses penelitian, maka dalam hal ini perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah:

1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.

Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

D. Rumusan Masalah Penelitian

(20)

1. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah?

2. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah?

E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.

Secara rinci tujuan dibagi menjadi beberapa poin sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

F.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori tentang pembelajaran aktif (active learning), pesmanfaatan media pembelajaran terutama pada pembelajaran sejarah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini didapat pada perkuliahan.

(21)

c. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, riset ini mendukung teori media, motivasi dan hasil belajar sehingga dapat menjadi landasan untuk melakukan riset.

(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Media

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata media memliki arti perantara atau pengantar.1

Sedangkan menurut Association for Education and Communication Technology (AECT), di Amerika seperti yang di kutip oleh Yudi Munadi memberi

pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.”2 Sedangkan menurut Education Association (NEA) seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman mendefinisikan “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.”3

Media dipandang sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional.

1

Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1986), Cet. I, h. 6.

2

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 8.

3

(23)

Menurut dewi Salma Purwadilaga “media pembelajaran adalah media yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau muatan untuk membelajarkan seseorang.”4

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan menurut Arif S. Sadiman menyatakan “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”5

Media memiliki ciri-ciri fisik diantaranya yakni:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.

2) Media memiliki pengertian non fisik yang dikenal dengan software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara masa (misalnya film, slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape, video recorder)

7) Sikap perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.6

b. Urgensi Penggunaan Media

Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

4

Dewi Salma Purwadilaga, Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 64.

5

Arif. S Sadiman, Media Pendidikan..., Cet. I h. 7.

6

(24)

Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1) Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga individu dan masyarakat sangat menentukan macam-macam pengalaman yang berbeda pula.

2) Media dapat mengatasi ruang kelas.

3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Penggunaan media, seperti: gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

c. Kriteria Pemilihan Media

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beranekaragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang bebeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.

(25)

ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. 4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

6) Biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

d. Prinsip Pemanfaatan Media

Pemanfaatan media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media antara lain:

1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang dimanfaatkan sewaktu-waktu.

(26)

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

5) Penggunaan media harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.

6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga merangsang siswa dalam belajar.

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, antara lain:

1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.

3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar. 4) Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu siswa.

5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.

Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang meliputi:

1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

2) Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 3) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar.

4) Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan. 5) Nilai dan manfaat media pendidikan.

(27)

7) Mengetahui berbagai jenis dan teknik media pendidikan.

8) Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.

9) Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut bahwa media pendidikan sangat membantu dalam upaya keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

e. Klasifikasi Media

Rudi Bertz mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media:

1) Media audio visual gerak. 2) Media audio visual diam. 3) Media audio visual semi gerak. 4) Media visual gerak.

5) Media visual diam. 6) Media visual semi gerak. 7) Media audio, dan

8) Media cetak.

Menurut Oemar Hamalik 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:

1) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi,

chart, grafik, poster, peta dan globe.

2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya phonograph record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape

recorder.

(28)

4) Dramatisasi, bermain peran, sosio–drama, sandiwara, boneka, dan sebagainya.

Tetapi Rudi Bretz yang membagi media dalam proses pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat ke dalam 4 kelompok besar:

1) Media Audio

Adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.7 Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Dimana pesan verbal yaitu bahasa lisan sedangkan pesan non verbal yaitu bunyi-bunyian. Media audio visual ini hanya melibatkan indera pendengaran saja tanpa melibatkan indera lainnya. Sehingga hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara saja.

2) Media visual

Adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.8

Media visual berbeda dengan media audio, media visual ini hanya melibatkan indera penglihatan saja dimana yang bekerja hanya indera penglihatan saja tanpa melibatkan indera lainnya.

3) Media audio visual

Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah “media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual, juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar layaknya media audio di atas.”9

7

Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.

8

Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.

9

(29)

Media audio visual merupakan perpaduan antara media audio dan media visual dimana media audio visual melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran yang dapat menyampaikan pesan verbal maupun non verbal.

4) Multimedia

Yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater. 10

Berbeda dengan media audio, visual dan audio visual. Multimedia melibatkan seluruh indera dalam proses penyampaian pesannya, yang dapat memberikan pengalaman langsung terhadap audiens (siswa) dan menuntut siswa untuk berperan secara aktif dalam forum.

Edgar Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut kerucut pengalaman Edgar Dale dikemukakan “bahwa ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian.”11

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar, yaitu media audio, visual, audio-visual, dan multimedia.

f. Media Audio Visual

Menurut Djamarah S.B Media audio-visual yaitu “media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.”12

Menurut Yudhi Munadi “media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.”13

10

Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55.

11

Rahayu Kariadinata, Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia, http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=30, diunduh 23 April 2011

12

(30)

Sedangkan menurut Ahmad Rohani dalam bukunya memberi pengertian bahwa ”media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengethauan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar.”14

Yudhi Munadi membagi media audio visual menjadi dua jenis. “Jenis pertama, dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan gambar dinamakan media audio visual murni, sedangkan yang kedua media audio visual tidak murni yakni slide, paque, OHP dan peralatan lainnya.”15

Jadi media audio visual media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun video. Dan dengan demikian media audio visual sangat memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran.

Adapun pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Multimedia Presentasi

Yudhi Munadi menyatakan bahwa “multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar.”16 Multimedia persentasi biasa digunakan untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritik, multimedia persentasi dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi.

2) Program Multimedia Interaktif

Yudhi Munadi menyatakan “media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar yang dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar, baik secara individual maupun kelompok.”17

13

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 56.

14

Ahmad Rohani, Media Instrusional Edukarif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet.. I, h. 97.

15

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 113.

16

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.

17

(31)

Dengan demikian media memudahkan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dimana pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tapi lebih menekankan untuk peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

3) Sarana Simulasi

Yudhi Munadi menyatakan dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran. Misalnya, multimedia berbasis komputer ini ditambah software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.18 4) Video Pembelajaran

Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan untuk multimedia presentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Menurut Yudhi Munadi “video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.”19 Video pembelajaran dapat menjadi suatu sarana pembelajaran untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih variatif dimana guru dapat memutrkan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

a) Beberapa Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Rakim pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut uraian tentang kelebihan dan kekurangannya.

(1) Kelebihan

(a) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

(b) Mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa. (c) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik,

animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

18

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.

19

(32)

(d) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak. (e) Media penyimpanan yang relatif mudah dan fleksibel.

(f) Membawa objek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar.

(g) Menampilkan objek yang terlalu besar ke dalam kelas, dan (h) Menampilkan objek yang tidak dapat dilihat secara langsung (2) Kekurangan

a) Biaya relatif mahal untuk tahap awal.

b) Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan.

c) Belum memadainya perhatian dari pemerintah, dan d) Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu.

Jonassen berpendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK dapat mendukung terjadinya proses belajar yang:

1) Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar yang menarik dan bermakna.

2) Constructive, yaitu memungkinkan siswa menggabungkan konsep/ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna yang selama ini ada dalam pikirannya.

3) Collaborative, yaitu memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman. 4) Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha

mencapai tujuan yang diinginkannya.

5) Conversational, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. 6) Contextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses

belajar pada situasi yang bermakna (real-world), dan

7) Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merengkannya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.20

20

(33)

g. Video Pembelajaran

Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok.

Daryanto memberikan definisi bahwa “media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.”21

Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.

1) Karakteristik Video

a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

b) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah.

d) Mengembangkan imajinasi peserta didik.

e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik.

f) Sangat mempengaruhi emosi seseorang.

g) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukan rangsangannya sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.

h) Semua peserta didik dapat belajar melalui video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

j) Dengan video siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.22 2) Keuntungan Menggunakan Video

”Keuntungan menggunakan video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu

21

Daryanto. Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 88.

22

(34)

dimensi baru terhadap pembelajaran.”23 Selain keuntungan diatas video dapat mempermudah guru dalam hal penyampaian materi pelajaran. Video juga memberikan keuntungan kepada siswa dalam menerima materi secara mudah dan proses pembelajaran menjadi lebih bervariasai dan menyenangkan.

3) Kelemahan Media Video

a) Fine details artinya media tayangan tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.

b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran sebenarnya.

c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi.

[image:34.595.140.523.109.472.2]

d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

e) Setting artinya kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap diatara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton uantuk menebak diman kejadian tersebut berlangsung, bisa saja ditfsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lain.

f) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

g) Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.24

2. Motivasi

Menurut Hamzah B. Uno memberikan definisi bahwa “motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang berada dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.”25

Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian

yang dikemukakan oleh Mc. Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga elemen penting, yaitu:

23

Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90.

24

Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90

25

(35)

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan karena terangsang dan terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. 26

Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Toeti Soekanto motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Dan juga menurut Worrel dan Stilwell, apabila seseorang mempunyai motivasi positif maka ia akan:

a. ”memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan ingin tahu; b. bekerja keras, serta memberikan waktu kepada usaha tersebut, dan c. terus bekerja sampai tugas terselesaikan.”27

Selain itu, menurut Hamzah B. Uno berdasarkan sumbernya motivasi juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar karena karena memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.”28 Dimana untuk proses belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberi penguatan-penguatan maka motivasi yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan akan berubah menjadi motivasi intrinsik.

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik:

a. Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun keyakinannya.

b. Pendidikan menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.

26

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 73.

27

Toeti Soekanto, dkk, Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, (Jakarta: UT, 1994), h. 39.

28

(36)

c. Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu, apabila mengalami kesulitan, baik secara pribadi maupun akademis.

d. Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. e. Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.29

Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti proses yang digambarkan oleh Don Hellrigel dan Jhon W. Slocum sebagai berikut:

Gambar 1 Proses Motivasi Dasar30

Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakn tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.31

29

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4.

30

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 5

31

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 23.

Needs,

desires,

or expectation

Behavior

(37)

Dari semua beberapa penhgertian tentang motivasi dapat disimpulkann bahwa motivasi merupakan suatu dororngan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan cara meningkatkan kemampuannya.

3. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan dan pengalaman.”32

Sedangkan menurut Gornbach seperti yang di kutip oleh Sumadi Suryabarata menyatakan bahwa “learning is show by a change in behavior as a result of experience, jadi menurut Gornbach belajar sebaik-baiknya adalah dengan

mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indera.”33 Berbeda dengan Kingsley, menurut Kingsley seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabarata mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.34

Sedangkan Muhibin Syah mendefinisikan “belajar sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fudamental dalam penyelenggraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.”35

Jadi menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses perubahan baik tingkah laku maupun kecakapan baru yang terjadi karena sebuah proses yang disengaja dan dengan penuh usaha yang keras.

32

Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 104.

33

Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 231.

34

Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan..., h. 104.

35

(38)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, salah satunya menurut Arden N. Fanderson mengatakan bahwa terdapat faktor psikologis dalam belajar diantaranya yakni:

1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; 2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju;

3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman;

4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetensi;

5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;

6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar;36

[image:38.595.118.513.514.724.2]

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa di bedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan pendekatan belajar. Pendekatan belajar adalah segala macam bentuk strategi cara yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran tertentu. Muhibbin Syah menyajikan beberapa faktor tersebut ke dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar37

Ragam Faktor dan Unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1) Aspek Fisiologis: a) Tonus jasmani b) Mata dan

Telinga

2) Aspek Psikologis a) Intelegensi

1) Lingkungan Sosial: a) Keluarga

b) Guru dan Staf c) Masyarakat d) Teman 2) Lingkungan

Nonsosial

1) Pendekatan Tinggi a) Speceulative b) Achieving

2) Pendekatan Menengah:

36

Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan..., h. 236.

37

(39)

b) Minat c) Bakat d) Motivasi

a) Rumah b) Sekolah c) Peralatan d) Alam

a) Analitical b) Deep

3) Pendekatan Rendah: a) Reproductive b) Surface

4. Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Sejarah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diartikan sebagai suatu studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah. Menurut kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terbagi menjadi beberapa kajian yaitu ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya terfokus pada satu kajian yaitu pada kajian pembelajaran sejarah. Sedangkan Abdul Aziz Wahab menyatakan “dimana sejarah merupakan suatu proses interaksi serba terus-menerus antara fakta sejarawan dengan fakta-fakta apa adanya.”38

Menurut Robert Daniel sejarah ialah kenangan masalah pengalaman umat manusia. James Banks menyatakan bahwa menyatakan bahwa semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan).

Depdiknas memberikan pengertian “sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.”39

Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang atau disebut sebagai tujuan-tujuan yang akan datang atau sebagai tujua-tujuan baru pendidikan sejarah.

38

Abdul, Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 4.1.

39

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,

(40)

Dengan demikian sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok yaitu membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk dipaparkan masa sekarang, dengan tujuan agar generasi masa kini dapat mengetahui, memahami, dan mencontoh hal-hal yang positif dari generasi masa lampau.

Menurut Dadang Supardan “pada umumnya para ahli sejarah membagi peranan dan kedudukan sejarah pada tiga hal yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai peristiwa.”40

Mempelajari peristiwa masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual hari ini akan sangatlah berguna, karena kita dapat memprediksi kejadian masa yang akan datang. Belajar dan mengkaji sejarah bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan suatu telaah dinamis demi masa yang akan datang.

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah

Karakteristik sejarah ilmu yang berhubungan erat dengan waktu sehingga sejarah sering pula dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari waktu yakni waktu lampau, kini dan waktu yang akan datang.

Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat dikatakan suatu fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang menunjukkan masa lampau. Waktu terutama waktu yang telah lamapu, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dikatakan sejarah bila terkait dengan waktu.

Waktu adalah ruang dimana secara karakteristik ruang lebih dekat dengan kajian geografi. Dimana seorang filsuf Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya penelaah sesuatu peristiwa berdasrkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi menunjuk pada

40

(41)

dimana peristiwa itu terjadi. Dimana peristiwa merupakan suatu rentetan peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.

B.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan. Yaitu:

1. Nurbayati pada tahun 2009 dengan judul Efektivitas Pengguanaan Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang-Bekasi. Penelitian tersebut difokuskan pada masalah penggunaan audio visual media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Adapun hasilnya adalah media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus.

2. Dwi Purwanto pada tahun 2009 dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Penelitian tersebut difokuskan pada masalah rendahnya motivasi belajar siswa. Adapun hasilnya adalah media pembelajaran dapat meingkatkan motivasi belajar siswa.

C. Kerangka Pikir

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(42)

Motivasi merupakan suatu daya atau kemampuan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan dengan pemanfaatan suatu media diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti proses latihan secara tetrus menerus yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa.

Motivasi dan hasil belajar memiliki hubungan yang sangat erat dengan penggunaan media. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru maupun peserta didik sebagai pengajar bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran diketahui maka penelitian ini diaplikasikan melalui metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan tehadap permasalahan yang alamiah dan nyata dalam kegiatan pembelajaran. Tindakan perbaikan terhadap masalah yang terjadi tersebut dilakukan oleh guru dalam beberapa siklus disesuaikan dengan tingkat penyelesaian masalah.

D. Hipotesis Tindakan

(43)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan 18 Agustus 2011. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian dikarenakan secara geografis lokasi sekolah strategis, artinya dekat dengan lokasi kediaman peneliti.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah.

2. Waktu Penelitian

(44)
[image:44.595.101.521.81.456.2]

Tabel 2

Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

Studi pendahuluan √

Penyusunan proposal √ √

Penyusunan instrumen penelitian √ √

Pelaksanaan penelitian √ √

Mengolah dan menganalis data √ √

Menyusun laporan penelitian √

B.

Metode dan Desain Intervensi Tindakan

1. Metode

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research, yang hanya terfokus pada suatu kajian yang berawal dari situasi alamiah kelas. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan.

Menurut Rapport seperti yang di kutip oleh Kunandar mendefinisikan “penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.”1

Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.2

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan

1

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. V, h. 46.

2

(45)

kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Peneliti berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif terhadap suatu kajian yang benar-benar berawal dari situasi alamiah kelas, dengan memberikan intervensi tindakan tanpa merubah kealamiahan situasi sebagai upaya melakukan perbaikan berupa peningkatan kualitas sosial dan kualitas pembelajaran melalui implementasi rencana pembelajaran.

2. Desain Intervensi Tindakan

Desain intervensi tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral Kemmis & Mc. Taggart. Hopkins (1993) seperti yang dikutip oleh Wiriatmaja menjelaskan tahapan model spiral ini terdiri dari empat komponen yaitu:

a. Perencanaan (Planning) b. Tindakan (Action)

c. Pengamatan (Observation) d. Refleksi (Reflecting)3

Empat komponen menurut Kemmis dan Mc Taggart (1998) yang dikutip oleh Kunandar penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari dari empat momentum esensial yaitu:

a. Penyususnan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif.

b. Tindakan

Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Tindakan harus didasari dengan niat untuk memperbaiki proses pembelajaran.

c. Pengamatan

3

(46)

Observasi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan yang terkait dari keadaan dan kendala tindakan yang direncanakan dan pengaruhnya. Yang dimulai dari proses pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang yang nyata dalam tindakan strategis.

4

Dengan demikian untaian dari keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus tergantung kepada tingkat penyelesaian masalah atau kriteria ketercapaian indikator.

[image:46.595.118.515.138.594.2]

Gambar 2

Model Spiral Kemmis & Mc. Taggart5

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII B semester ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok tahun ajaran 2011/2012. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa

4

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru..., h. 71.

5

(47)

perempuan. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru mata pelajaran sejarah yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses belajar mengajar yang berlangsung.

D.

Peran dan Posisi Peneliti Dalam Pen

elitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti sekaligus guru mata pelajaran sejarah yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran di kelas VIII B semester ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok.

E.

Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:

a. Orientasi lapangan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah yang mengajar di kelas VIII B tahun ajaran 2011/2012 untuk menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan.

b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan yang akan diteliti.

c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat.

d. Mengkaji literatur dan hasil-hasil penelitian yang serupa.

2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

(48)

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam pembelajaran.

4) Mendiskusikam RPP dengan guru kolaborator.

5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data yang terdiri dari tes dan non tes, untuk instrumen tes berupa soal tes pilihan ganda untuk menjaring penguasaan konsep siswa, sedangkan instrumen non tes untuk menjaring skor sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran.

6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai pedoman lembar observasi.

7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual video pembelajaran.

8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

2) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif peserta didik sebelum menerima pelajaran, guru memberikan tes kemampuan awal (pretes).

3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan menyimak video pembelajaran

(1) Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 7-8 siswa yang telah ditentukan sebelumnya.

(2) Melaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan.

(49)

(4) Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan. (5) Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.

(6) Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video pembelajaran yang disajikan.

(7) Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi kelompok.

(8) Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada hand out dan memberikan kesimpulan.

(9) Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi. (10) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana

Gambar

gambar yang dilihatnya.
Tabel 1
Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Model Spiral Kemmis & Mc. TaggartGambar 2 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lutfi gitaris Purgatory menyatakan keberadaan Purgatory sebagai metal Islam membuat Purgatory menjadi band metal paling underground karena membawakan tema Islam yang tidak

kunjungan bagi orang asing warga negara dari negara.. tertentu dimaksudkan untuk memberikan

(Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia). Di

Produksi oligosakarida secara kimia yang sangat komplek membuatnya kurang begitu realistis untuk dilaksanakan untuk industri, sebaliknya metode enzimatis dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara Kepribadian Model Lima Faktor dan perilaku berolahraga pada tim basket di Universitas Kristen

Namun demikian umur tanaman memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap rasio daun batang.Sementara interaksi perlakuan tinggi potong dan umur tanaman

Teori Persia ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana setrategi bisnis yang telah dilakukan oleh BMT Lisa Sejahtera Jepara dalam menjaring dan memanfaatkan