• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Terjemahan Media Online (Studi Kasus terhadap Terjemahan Dokumen Berita Politik dan Kekerasan dari Melayu.Palinfo.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas Terjemahan Media Online (Studi Kasus terhadap Terjemahan Dokumen Berita Politik dan Kekerasan dari Melayu.Palinfo.com"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Kualitas Terjemahan Media Online

(Studi Kasus terhadap Terjemahan Dokumen Berita Politik dan

Kekerasan dari Melayu.Palinfo.com)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

Khoirul Umam NIM: 1112024000017

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN Bismillahirrahmaanirrahim.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirul Umam

NIM : 1112024000017

Jurusan : Tarjamah (Bahasa Arab)

Fakultas : Adab dan Humaniora

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil Jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 21 Juni 2016

(5)

vi ABSTRAK

Khoirul Umam. 1112024000017. “Kualitas Terjemahan Media Online: Studi Kasus terhadap Terjemahan Dokumen Berita Politik dan Kekerasan dari Infopalestina.com”. Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menilai keakuratan pengalihan pesan yang dilakukan wartawan Indonesia.

Penulis melakukan penelitian ini melalui metode pendekatan deskriptif-kualitatif dengan sajian studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk, yang mengkaji aspek objektif dan efektif. Sumber data dikaji melalui sistem filterisasi yang mengerucut kepada data dokumen dan informan kunci. Dokumen yang dianalisis berupa teks berita Palinfo.com (situs berita Palestina) berbahasa Arab dan hasil terjemahannya yang diterjemahkan oleh wartawan indonesia ke dalam bahasa Indonesia. Palinfo.com sendiri sudah diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Penerjemahnya pun asli orang Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah, tak terkecuali di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bahkan Anan Nurdin, wartawan media televisi Al-jazeera ikut andil dalam menerjemahkan berita ini. Informan kunci terdiri dari penulis dan juga seorang pakar bahasa Arab yang mampu menerjemahkan teks berita berbahasa Arab.

(6)

vi

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Saya bersyukur kepada Allah SWT karena atas bekat dan rahmat-Nya saya dapat merampungkan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita sebagai umatnya mampu dalam mengenal, mencari, dan menegakkan syariat Islam. Saya menyadari, skripsi yang saya tulis itu bukan merupakan suatu yang instan. Itu buah dari suatu proses yang relatif panjang, menyita segenaf tenaga dan fikiran. Penulisan skripsi itu saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sastra di Jurusan tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang pasti tanpa segenap motivasi, kesabaran, kerja keras, dan doa mustahil saya sanggup untuk menjalani tahap demi tahap dalam kehidupan akademik saya di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini saya mengalami berbagai halangan dan rintangan, akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat saya selesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syukron kamil, M.Ag Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Dr. Moch. Syarif Hidayatulah, M.Hum Ketua Jurusan Tarjamah beserta staff.

(8)

4. Bapak Dr. Saefullah Kamalie, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan membimbing saya dalam penulisan skripsi. Betapa arahan, petunjuk, serta bimbingan beliau sangat membantu saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Pimpinan dan staff administrasi perpustakaan utama UIN Jakarta dan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk memanfaatkan dan meminjamkan buku-buku yang berhubungan dengan skripsi.

6. Ayahanda Maah Martoji dan Ibunda Eel selaku orang tua saya yang telah membesarkan dan mendidik saya. Saya mutlak sangat berterima kasih dan sekaligus meminta maaf kepada beliau berdua. Tentunya berkat itu semua saya dapat melanjutkan pendidikan saya hingga perguruan tinggi. Saya menyadari, tanpa beliau berdua mustahil saya bisa menjadi sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan kepada saya, sedari kecil hingga dewasa. Serta kasih sayang yang tak terhitung dan tak terhingga banyaknya, sampai kapan pun tidak akan pernah bisa saya balas, meski bulan saya petik lalu saya persembahkan untuk beliau berdua.

7. Kakak serta adikku tersayang terima kasih banyak karena telah memberikan semangat, bantuan, dan doanya menjadi motivasi bagi saya untuk selalu berkarya. Saya juga tak lupa atas dukungan dari seorang wanita sepesial (Lilis Selviana) yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi saya untuk merampungkan skripsi.

(9)

9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Jakarta, 21 Juni 2016

Khoirul Umam

(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penelitian Terdahulu ... 5

F. Metodologi Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II: TEORI PENERJEMAHAN A. Teori Penerjemahan ... 9

a. Teori Penerjemahan Newmark ... 10

b. Teori Dinamika Penerjemahan Menurut Newmark ... 11

B. Strategi Penerjemahan ... 22

a. Strategi Struktural ... 22

(11)

vi

C. Teori Penilaian Penerjemahan ... 28

Keakuratan Pengalihan Pesan ... 29

BAB III: SEPUTAR MEDIA ONLINE DAN INFOPALESTINA.COM a. Media Online ... 33

b. Sejarah Melayu.Palinfo.com ... 35

c. Visi-Misi Melayu.Palinfo.com ... 40

BAB IV: ANALISIS KUALITAS TERJEMAHAN DOKUMEN BERITA POLITIK DAN KEKERASAN A. Analisis ... 45

B. Keakuratan Pengalihan Pesan ... 45

1. Berita Politik ... 45

a. Petinggi Hamas: Serangan ke Al Aqsha Menuntut Adanya Revolusi ... 46

b. Obama Abaikan Pembicaraan Tentang Persoalan Palestina ... 49

c. Parlemen Dunia: Penahanan Aleg Merupakan Sanksi membabi Buta ... 56

2. Berita Kekerasan ... 60

a. Israel Tangkap Tujuh Warga Palestina dari Hebron ... 60

b. Israel Aniaya Wartawati Palestina di Al-Quds ... 62

c. Pemukim Zionis Tabrak Bocah Palestina di Hebron Hingga Babak Belur ... 65

BAB V: KESIMPULAN, DAN SARAN

(12)
(13)

v

Kata sandang, yang dialihkan dalam system aksara Arab dilambangkan dengan haruf, yaitu, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Contoh: al-Rijal bukan ar-rijal.

F. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda (ُ ّ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

G. TaMarbutah

(14)

1 BAB 1

Kualitas

T

erjemaha

n

Media Online

(Studi

K

asus terhadap Terjemahan Dokumen Berita Politik dan

Kekerasan dari Melayu.Palinfo.com)

A. Latar Belakang Masalah

Mediaonline merupakan sarana instan yang tersaji di setiap elektronik, dalam hal ini komputer dan ponsel pintar yang tersedia akses internet. Media online saat ini memang sangat digandrungi masyarakat. Mudah diakses dan diunduh menjadi kelebihan yang paling utamapada media online, apalagi disajikan dengan bentuk yang unik sehingga masyarakat tertarik untuk mengunduhnya.

Media online merupakan media massa yang tesaji secara online di situs web (website) internet. Menurut Ramli, media online adalah media massa “generasi ketiga” seperti media cetak, seperti koran, tabloid, majalah, buku dan juga setelah media elektronik, seperti radio, televisi dan film atau video.1

Media onlinedisebut juga media digital, media cyber. Adapun penyebutan media online merupakan media cyber, lantaran beritanya selalu di-update ke permukaan dengan waktu yang sangat cepat, tak terkecuali media onlineMelayu.Palinfo.com. Ketika wartawan

Palinfo.com meng-update berita ke permukaan, seketika penerjemah dari Melayu.Palinfo.com

langsung menerjemahkannya. Karena hal ini penulis mencoba skeptis, bahwa upaya kilat yang dilakukan penerjemah Melayu.Palinfo.com bukan tidak mungkin masih ada kosa kata,

(15)

2 frasa, atau kalimat yang pesannya tidak tersampaikan dan analisisnya tak sesuai dengan kehendak teks sumber.

Adapun konten dari media online Melayu.Palinfo.com merupakan dokumen berita berbahasa Indonesia yang dikutp dari website Palinfo.comyang berpusat di negara Palestina.

Melayu.Palinfo.commerupakanwebsite berita yang mengulas semua peristiwa yang ada di

Palestina. Sedangkan Palinfo.com sendiri sudah diterjemahkan ke dalam lima bahasa, salah satunya bahasa Indonesia yang langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang

di-input padawebsite Melayu.Palinfo.com.

Melayu.Painfo.com memang bukan website kenamaan seperti Al-Jazeera.net, namun

keberadaan website ini sangat membantu masyarakat Indonesia guna mengetahui kabar terkini yang menyangkut warga Palestina. Sajian berita Melayu.Palinfo.compun bukan hanya sekadar berita kekejaman Israel terhadap Palestina, tetapi di dalamnya juga menyuguhkan berita politik yang menyangkut Palestina.

Hasil terjemahan yang berkualitas tentunya diinginkan bagi setiap penerjemah, namun masih ada sejumlah pertanyaan dalam benak penerjemah. Bagaimana memahami pesan pada teks bahasa sumber (Bsu) dengan akurat? Bagaimana pesan Bsu dapat dikomunikasikan dengan benar ke dalam bahasa sasaran (Bsa)? Apakah pesan yang dialihkan itu dapat dipahami dengan baik oleh pembaca Bsa? Bagaimana menemukan kata dan kalimat yang akurat, jelas, dan wajar agar pembaca Bsa tidak terkesan asing dengan naskah terjemahan.

(16)

3 sebagainya. Maka penerjemah akan lebih dibenturkan lagi dengan kesulitan teknis yang mau tidak mau penerjemah harus bisa memecahkan dan menguasai hal tersebut dengan baik.2

Data yang dikaji dalam penelitian ini bersumber dari hasil terjemahan yang teks sumbernya diambil dari dokumen berita politik dan kekerasan padaMelayu.Palinfo.com.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini diorientasikan pada produk atau karya terjemahan. Objek kajian adalah keakuratan pengalihan pesan dari Tsu ke Tsa. Satuan terjemahan ini yang dikaji dan dibatasi pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat pada hasil terjemahan dokumen berita di

Palinfo.com oleh wartawan Indonesia dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Karena penelitian ini diorientasikan pada produk atau karya terjemahan, maka strategi penerjemahan dan proses penerjemahan perlu dikaji secara akurat. Dengan demikian, pernyataan tentang kualitas terjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk yang harus ditelaah secara langsung dengan proses beragam metode penerjemahan.

Pokok persoalan penelitian ini dirinci dan dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana keakuratan pengalihan pesan pada hasil terjemahan berita politik dan terjemahan berita kekerasan pada infopalestina.com.

C. TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Menilai keakuratan pengalihan pesan yang dilakukan wartawan Indonesia.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

(17)

4 Penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat bermanfaat secara teoritis, yaitu memberikan pandangan teoritis tentang faktor yang dominan dan menentukan dari kompetensi wartawan yang memiliki kemantapan berbahasa Indonesia dalam menerjemahkan berita berbahasa Arab ke bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Memberikan pandangan atau masukan terhadap wartawan Indonesia yang menerjemahkan dokumen berita berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

2. Memberikan pandangan atau masukan bagi penikmat berita berbahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, pengkritik terjemahan, korektor, dan lainnya tentang hal-hal tersebut di atas.

3. Memberikan pandangan bagi editor terjemahan dalam mengevaluasi hasil-hasil terjemahan wartawan Indonesi

E. Penelitian Terdahulu

Peneliti sudah berupaya sekeras mungkin mencari skripsi terjemahan yang berkenaan dengan berita, akan tetapi hanya ada beberapa skripsi yang objeknya sama dengan peneliti, yaitu skripsi yang ditulis oleh Hilman Ridha (2011) yang berjudul Kualitas Mesin Terjemah

Statistik: Studi Terhadap Terjemahan Dokumen Berita Al Jazeera.netdan mahasiswa

Universitas Indonesia Vandra Risky yang berjudul Hasil Karya Terjemahan dari Bahasa

Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada Buletin Berita dan Budaya Al Arkhobi:1 Terbitan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab Jakarta. Ada pula skripsi yang konteksnya sama dengan skripsi peneliti. Antara lain Amir Hamzah (2010) yang berjudul Penilaian Kualitas

(18)

5 menunjukkan tingkat keberterimaan dan keterbacaan terjemahan kitab Fiqh Al Islam wa

Adilatuhu,sedangkanTatam (2008) yang berjudul Kritik atas Terjemahan Hadist: Studi Kasus

Hadist-Hadist Zakat Mukhtashar Shahih Bukhory berusaha untuk mencoba menyajikan cara

mengkritik dan menilai suatu hasil terjemahan yang telah dilakukan para ahli. Maka dari itu, penulis tertarik menyajikan skripsi ini diambil dari situs berita Palinfo.com.

Persoalan pertama tentang skripsi Hilman. Skripsi peneliti dan Hilman memang memiliki kesamaan yaitu diambil dari situs berita, namun isi dari skripsi peneliti dan Hilman berbeda. Hilman menjadikan mesin statistik, dalam hal ini google translate sebagai acuan dari berita yang diterjemahkannya, namun peneliti lebih mengandalkan kemampuan peneliti dalam menerjemahkan dokumen berita berbahasa Arab, terlebih peneliti merupakan mahasiswa jurusan Tarjamah dan juga senang dengan ilmu jurnalistik.

Selain itu,skripsi Hilman lebih rumit karena harus mencari respoden sebagai pembanding, dalam hal ini orang awam dan pakar penerjemahan guna mengkaji terjemahan berita yang dilakukan oleh google translate.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Tatam dan Amir Hamzah lebih rumit, lantaran peniliaipada hasil terjemahan yang telah terbentuk buku harus dilakukan dengan cara mengambil beberapa halaman, ditambah pula peniliannya tidak hanya pada keakuratan pengalihan pesan, melainkan mencakup pada penafsiran di setiap kata yang menjadi objek skripsi.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis terdiri dari:

(19)

6 Penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan design studi kasus tersedia. Artinya, penelitian melakukan teori sebagai batasan, sudah diarahkan pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran penelitian.3 Kendati demikian dalam melakukan analisis, peneliti harus tetap mengerahkan semua pikiran.

Metode Deskriptif analisis yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan, yaitu data yang dikaji merupakan data yang berwujud kata, frasa, klausa,dan kalimatyang berasal dari dokumen berita. Data kemudian dideskripsikan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Dengan demikian, kajian teori yang dituangkan dalam bab II bukan sebagai tujuan tetapi sebagai landasan dalam menganalisis data.

2. Sumber Data

Peneliti mengambil dua jenis teks berita Melayu.Palinfo.com, yaitu teks berita politik dan kekerasan.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui data dokumen berita dari Palinfo.com. Skripsi ini menggunakan teknik metode kualitatif yang menjurus pada proses penelitian dan penerjemahan. Pada metode ini juga penulis memberikan gambaran kompleks tentang terjemahan wartawan Indonesia yang bertugas di Palestina.

Pada bagian analisis data, peneliti akan menganalisis hasil terjemahan dokumen berita

infopalestina.comyang diterjemahkan oleh wartawan Indonesia. Kemudian membandingkan

hasil terjemahan yang dilakukan oleh wartawan tersebut dengan hasil terjemahan peneliti yang dipandu oleh dosem pembimbing. Penulisan yang dilakukan tentunya berpedoman pada

(20)

7 teknik penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diperbolehkan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I merupakan bab yang memayungi topik penelitian ini. Bab ini menjelaskan latar belakang atau ulasan pemilihan topik penelitian ini, batasan dan rumusan masalah yang berupa tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika peneltian. Bab ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap bab-bab selanjutnya.

Bab II menyajikan teori umum penerjemahan yang meliputi proses, strategi serta metode penerjemahan, yang ditinjau dari segi keakuratan pengalihan pesan. Bab ini akan menjadi alat analisis bagi bab IV.

Bab III menyuguhkan hal terkait objek atau sumber penelitian ini, yaitu kajiantentang kemajuanpalinfo.com dalam menyajikan berita yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Bab IV berupa analisis peneliti terkait temuan berita politik dan kekerasan dari

Melayu.Palinfo.com.Analisis ini guna menilai kualitas penerjemahan yang dikupas pada bab

II. Bab ini akan membuktikan hasil penelitian.

(21)

8

Bab II

Teori Penerjemahan

A. Teori Penerjemahan

Pada dasarnya teori merupakan bagian terpenting dalam memecahkan permasalahan di bidang keilmuan, tak terkecuali dalam ilmu penerjemahan. Dalam ilmu penerjemahan teori penerjemahan dipecah menjadi beberapa bagian dengan keutamaan dan definisnya masing-masing. Hal ini mempermudah para penerjemah untuk menerjemahkan teks yang menjadi makanan kesehariannya dalam bekerja.

Teori ialah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.4 Pada teori penerjemahan hendaknya para penerjemah mampu menguasai beberapa teori yang mampu menghasilkan karya terjemahan bagus sehingga diterima oleh masyarakat. Antara lain, menguasai bahasa sumber secara mendalam. Keperluan ini dikehendaki untuk membolehkan seseorang penerjemah mengetahui seluk beluk keistimewaan dan keganjilan bahasa sumber, supaya dapat membedakan makna yang terkandung dalam teks asal sehingga mampu memaknai maksudnya dengan tepat.

Pengetahuan dalam bidang yang diterjemahkan menjadi kiat selanjutnya bagi para penerjemah. Untuk menjamin supaya makna atau pesan yang terkandung dalam teks asal dapat dipindahkan dengan tepat dan sempurna dari bahasa sumber ke bahasa penerima.

(22)

9 Untuk itu,seyogyanya para penerjemah harus mengetahui secukupnya bidang yangingin diterjemahkan.

Mengetahui teori dan amalan terjemahan sehingga mampu mengalihkan ide dari bahasa sumber sehingga menjadi sebuah pesan yanag mampu diterima oeh pembaca. Hal ini cukup penting, terlebih pesan dalam sebuah teks adalah faktor utama yang mampu mempengaruhi stigma ideologi pembaca.

Dari uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa penerjemah harus mampu mengomunikasikan apa yang hendak disampaikan oleh penulis atau pembicara dalam Bsu kepada pembaca atau pendengar dalam Bsa. Hal ini merupakan keberhasilan seorang penerjemah dalam menjalankan fungsinya sebaga jembatan komunikasi antara dua pihak yang tidak berbahasa sama.5

B. Teori Penerjemahan Newmark

Buku teori penerjemahan yang beredar di Indonesia sangat sedikit dan dapat dikatakan langka. Belum lagi buku-buku tersebut sangat miskin contoh aplikasi teorinya. Oleh karena itu penulis merasa berkewajiban untuk mengupas teori terjemahan yang berhubungan dengan hal yang teramat penting dalam penerjemahan, yaitu pemaknaan teks. Dalam menganalisis teks untuk mencari makna sesungguhnya diinginkan oleh penulis TSu, penulis akan menggunakan Teori Dinamika Penerjemahan (the Dynamics of Translation) yang dikemukakan Peter Newmark dalam bukunya yang berjudul A Textbook of translation.

5Moch. Syarif. Hidayatullah,Seluk Beluk Terjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. (Tangerang: Alkitabah,

(23)

10 Aplikasi teori tersebut tentunya akan bersinggungan dengan teori-teori penerjemahan lainnya, seperti: prosedur, metode, teknik, dan lain-lain.6 Yang menjadi kekuatan, penelitian ini tidak hanya memberikan teori yang relevan tetapi juga memberikan contoh-contoh aplikatif yang bisa menjadi garis tegas pemahaman pemaknaan teks dalam penerjemahan, khususnya bagi penerjemah pemula seperti mahasiswa. Contoh-contoh diambil dari budaya terdekat masyarakat pembacanya sehingga diharapkan lebih mudah dicerna dan mengakar.Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Dalam hal ini data-data tertulis dianalisis secara kualitatif, teori dijabarkan secara rinci dan diberikan contoh aplikatif yang pekat sebagai pembeda.

1. TEORI DINAMIKA PENERJEMAHAN MENURUT NEWMARK

Dalam melakukan penerjemahan, Newmark (1988:5) mengajak kita memandang teks sebagai sesuatu yang dinamis dan bukan sekadar sesuatu yang statis. Teorinya itu

6Irna N. Djajadiningrat, Meningkatkan Daya Saing Penelitian dengan Konsep Monozukuri, ( Jakarta: lembaga

(24)

11 digambarkan dalam sebuah bagan yang dinamainya The Dynamics of Translation seperti ini:

1. Penulis TSu & Pembaca TSa

Penulis teks biasanya mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Dalam hal ini penulis TSu sangat dipengaruhi oleh idioleknya dalam menyampaikan pesan. Newmark (1988:5) menegaskan bahwa penerjemah dihadapkan dua pilihan, mempertahankan atau menghilangkan idiolek penulis TSu dalam TSa.

(25)

12 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:787), norma adalah 1 aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dl masyarakat, dipakai sbg panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg sesuai dan berterima; 2 aturan, ukuran atau kaidah yg dipakai sbg tolok ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Norma TSu adalah kaidah gramatikal, tekstual, dan sosial bahasa yang bersangkutan. Penggunaan gramatika dan kosa kata dalam hal ini sangat bergantung pada topik dan situasinya.

3. Budaya TSu dan TSa

Implikasi budaya dalam terjemahan bisa muncul dalam berbagai bentuk berkisar dari lexical content dan sintaksis sampai ideologi dan pandangan hidup (way of life) dalam budaya tertentu. Oleh karena itu penerjemah harus menentukan tingkat kepentingan yang diberikan pada aspek-aspek budaya tertentu dan sampai sejauh mana aspek-aspek tersebut perlu atau diinginkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Dengan kata lain sangat penting bagi penerjemah untuk mempertimbangkan tidak saja dampak leksikal pada pembaca bahasa sasaran tetapi juga cara bagaimana aspek budaya tersebut dipahami sehingga akhirnya menerjemahkan merupakan suatu keputusan yang harus diambil penerjemah.Sejatinya penerjemah tidak sekadar menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran, tetapi juga hendaknya memahami dengan baik budaya yang melekat pada keduanya. Dengan kata lain, penerjemah idealnya adalah seorang dwibahasawan sekaligus juga seorang dwibudayawan, sebab ia tidak saja memainkan peran sebagai pengalih bahasa, tetapi juga sebagai pengalih budaya.

4. Latar TSu dan TSa Latar TSu

(26)

13 5. Kebenaran dan Penerjemah

Penerjemah dengan segala pandangan dan prasangkanya sangat mungkin bertindak memihak dan subjektif. Namun terlepas dari semua itu, penerjemah harus bisa mengungkapkan kebenaran (baca: keberterimaan) dalam terjemahannya.7

C. Proses Penerjemahan

Proses penerjemahan yang dimaksudkan merujuk pada upaya penerjemah untuk mengalihkan pesan teks Bsu ke dalam pesan teks Bsa secara otentik. Untuk menghasilkan karya tersebut seorang penerjemah harus memiliki segmentasi akurat sehingga rancangannya menjadi akurat dan sekali lagi mampu diterima oleh pembaca.

7 Irna N. Djajadiningrat, Meningkatkan Daya Saing Penelitian dengan Konsep Monozukuri, ( Jakarta: lembaga

(27)

14 Bagan 1. Proses Penerjemahan8

Baganproses penerjemahan di atas memberikan gambaran yang jelas perihal tahapan yang lazim diupayakan oleh penerjemah dalam menghasilkan suatu terjemahan. Secara sederhana, bagan 1 tahapan proses penerjemahan yang mempermudah penerjemah dalam menghasilkan karya.

Bagan tersebut memperlihatkan adanya empat proses yang harus dilalui oleh suatu teks atau ujaran saat berbentuk struktur Bsu hingga akhirnya berubah menjadi stuktur Bsa. Proses penerjemahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Proses 1: pemahaman leksikal dan gramatikal Bsu. Pada tahap ini, seorang penerjemah harus memiiki kepekaan leksikal, sehingga dia bisa memahami penggunaan makna kosakata yang terlihat pada teks atau uajaran dalam Bsu sesuai peruntukannya berdasarkan makna yang tersedia di kamus. Pemahaman morfologis teks atau ujaran dalam Bsu juga mengharuskan penerjemah memahami bentuk morfologis kosakata teks atau ujaran dalam Bsu, sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata pada teks atau ujaran dalam Bsu yang dapat berimbas pada perubahan makna.

Sementara itu pemahaman sintaksis teks atau ujaran dalam Bsu, mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat dalam Tsu, yang pada gilirannya memadankannya sesuai dengan struktur kalimat yanag berlaku dalam Bsa.

Proses 2: pemahaman makna Bsu. Pada tahap ini, seorang penerjemah harus memahami struktur pemaknaan (semantik) yang berlaku pada teks atau ujaran dalam Bsu,

8Moch. Syarif. Hidayatullah,Seluk Beluk Terjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. (Tangerang: Alkitabah,

(28)

15 juga pemaknaan (pragmatik) yang dikaitkan dengan konteks situasi yang berlaku pada teks atau ujaran dalam Bsu.

Proses 3: sinkronisasi struktur dalam Bsu dan Bsa. Pada tahap ini, struktur luar Bsu telah bertransformasi menjadi struktur dalam. Di kepala si penerjemah, struktur dalam ini disinkronisasi untuk mendapatkan penyelarasan pemahaman teks atau ujaran dalam Bsu ke dalam teks atau ujaran Bsa.

Proses 4: pemadanan makna ke dalam Bsa. Pada tahap ini, hasil penyelarasan itu dikonversikan menjadi teks atau ujaran dalam Bsa yang dapat dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar Bsa, sebaik pemahaman yang diperoleh oleh pembaca atau pendengar Bsu. Dalam proses pemadanan ini, penerjemah tidak boleh hanya memperhatikan aspek leksikal atau gramatikal saja, tetapi harus benar-benar memperhatikan aspek semantis dan pragmatis pada teks atau ujaran dalam Bsu saat dihadirkan dalam bentuk Struktur Bsa.9

Artinya, untuk mendapatkan hasil terjemahan yang berkualitas seorang penerjemah perlu memahami ilmu bahasa. Seperti leksikologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan kaidah kelaziman serta kepahaman dalam proses penerjemahan.

Leksikologi mampu memanjakan penerjemah dalam memilih penggunaan makna kosakata sesuai ujaran atau teks Bsu yang berpadanan dari kamus. Karena itu meningkatkan keakuratan makna sehingga mudah dibaca.

Pada teks terjemahan terkadang penerjemah terkecoh dengan pola kata yang tertera di Tsu. Oleh karena itu, ilmu morfologislah yang mampu merubah makna ke Bsa menjadi perubahan makna yang otentik.

9Moch. Syarif. Hidayatullah,Seluk Beluk Terjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. (Tangerang: Alkitabah,

(29)

16 Sementara itu, pola kalimat yang tertera dalam Bsu tidak semata-mata penerjemah artikan dengan seenaknya. Maka untuk itu, untuk memahami pola kalimat dalam Tsu dibutuhkan ilmu sintaksis sehingga pola kalimatnya sesuai, sehingga sinkron dengan Tsa.

Struktur pemaknaan (semantik) juga perlu diperhatikan guna menjadikan bentuk struktur penerjemahan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia berupa SPOK. Hal ini tentu berkaitan dengan pemaknaan (pragmatik) yang dikaitkan dengan konteks situasi yang berlaku pada Bsu.

D. Metode Terjemahan

Molina dan Albir mengartikan metode penerjemahan sebagai cara proses penerjemahan dilakukan dalam kaitannya dengan tujuan penerjemah. Metode terjemahan merupakan pilihan global yang mempengaruhi keseluruhan teks. Pada dasarnya metode terjemahan akan ditetapkan terlebih dahulu oleh penerjemah sebelum dia melakukan proses penerjemahan.10

Metode penerjemahan merupakan teknik yang dipergunakan oleh seorang penerjemah saat hendak memutuskan menerjemahkan suatu Tsu. Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, di antara metode yang ada, metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai sebagai paling lengkap dan memadai.

Menurut Newmark, metode ini terbagi menjadi delapan. Dari delapan metode itu, empat di antaranya berorientasi pada keakuratan Tsu, sementara lainnya berorientasi pada keterbacaan Tsa.11 Dengan demikian, setiap proses penerjemahan memiliki teknik masing-masing. Terlebih antara Tsu dan Tsa memiliki metode terjemahan tersendiri agar menghasilkan terjemahan berkualitas.

10 L. Molina & A.H Albir, “Translation Technique Revisited: A Dynamic and Functional Approach”, Meta, Vol

XLVIII, No. 4, 2002, hlm. 507-508.

(30)

17 1. Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada Keakuratan Tsu

a. Metode Penerjemahan Kata Demi Kata

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah meletakkan kata-kata Tsa langsung di bawah Tsu. Kata-kata dalam Tsu diterjemahkan di luar konteks. Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan apa adanya. Namun, metode ini biasanya digunakan oleh para pemula yang tidak mempunyai wawasan Tsu yang cukup baik, atau digunakan untuk kegiatan prapenerjemahan (analisis dan tahap pengalihan) untuk Tsu yang sukar dipahami. Contoh:

ع بتك ثاث

Klausa tersebut bila diterjemahkan dengan menggunakan metode ini, maka hasil terjemahannya akan menjadi seperti berikut: dan di sisiku tiga buku-buku.

b. Metode Penerjemahan Harfiah

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah mencarikan padanan konstruksi gramatikal Tsu yang terdekat dalam Tsa. Penerjemahan kata-kata Tsu masih dilakukan terpisah dari konteks. Metode ini biasanya digunakan pada tahap awal (pengalihan).Contoh:

لا ج نم لج ء ج ل سحإا

ا ل لا ي حض ع س ل ت ك يغ ي

Artinya: datang seorang lelaki baik ke Yogyakarta untuk membantu korban-korban goncangan. Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena penerjemahannya hanya mencari padanan kontruksi gramatikal, tetapi masih melepaskannya dengan konteks. Ia seharusnya mengetahui orang yang sukarela terlibat dalam membantu korban bencana alam itu disebut sebagai ‘relawan’. Oleh karena itu, klausa di atas seharusnya bias diterjamahkan

(31)

18 c. Metode Penerjemahan Setia

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah memproduksi makna kontekstual, tetapi masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata bahasa dan diksi masih tetapi dibiarkan. Ia berpegang teguh pada maksud dan tujuan Tsu, sehingga agak kaku dan terasa asing. Ia tidak berkompromi dengan kaidah Tsa. Metode ini biasanya digunakan pada tahap awal pengalihan. Contoh:

م لا ي ك ه

Artinya: dia (lk) dermawan karena banyak abunya. Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena penerjemahannya sudah memperhatikan makna kontekstual dengan menerjemahkan م لا ي ك dengan ‘dermawan’. Meski demikian, penerjemahannya masih tampak memperhatikan arti dari struktur gramatikalnya. Ia masih menambahkan terjemahannya itu dengan ‘karena banyak abunya’. Padahal, klausa itu cukup diterjemahkan menjadi ‘dia dermawan’, karena memang itu pesan yang hendak disampaikan Tsu. Ini terkait

dengan م لا ي ك yang memang idiom dan mempunyai arti ‘dermawan’.

c. Metode Penerjemahan Semantik

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah telah lebih luwes dan lebih fleksibel daripada penerjemah yang menggunakan penerjemahan setia. Ia mempertimbangkan unsur estetika Tsu dengan mengkompromikan makna selama masih dalam batas wajar. Kata yang hanya sedikit bermuatan budaya diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah fungsional. Contoh:

ني ج لا تيا مأ

(32)

19 Artinya: aku lihat si muka dua di depan kelas. Terjemahan tersebut terlihat menggunakan metode ini, karena penerjemahannya saat berhadapan dengan frasa ني ج لا , ia mampu menerjemahkannya dengan ‘si muka dua’, yang kebetulan juga dikenal dalam masyarakat penutur Tsa. Ia tidak terjebak dengan menerjemahaknnya menjadi ‘orang yang memiliki muka dua’. Meskipun secara idiomatic, frasa itu bias saja diterjemahkan menjadi ‘si munafik’. Metode ini merupakan salah satu metode yang para ahli dibenarkan untuk

dipergunakaan saat menerjemahkan, lantaran metode ini menjamin keteralihan pesan dengan baik.

2. Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada Keterbacaan Tsa d. Metode Penerjemahan Adaptasi

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah biasanya tidak terlalu memperhatikan keteralihan struktur Tsa. Ia hanya memperhatikan apakah terjemahannya dapat dipahami dengan baik oleh si penutur Bsa atau tidak. Karenanya, metode ini dinggap sebagai metode yang paling bebas dan paling dekat dengan Tsa. Namun demikian, penerjemahan tidak mengorbankan hal-hal penting dalam Tsu, eperti tema, karakter, atau alur. Metode ini biasanya dipergunakan untuk penerjemahan drama,puisi, atau film. Ciri lain dari metode ini adalah terjadinya peralihan budaya Tsu ke budaya Tsa. Artinya, ada penyesuaian kebudayaan dan struktur kebahasaan. Contoh:

ع ق تا ثيح ا يعب تش ع عيب يلا

لا ع

(33)

20 mengikuti perkembangan pemaknaan pada Tsa. Karena bila tidak demikian, terjemahan di atas bias saja dalam bentuk seperti berikut: Dia hidup jauh sehingga kaki tidak bias

mengjangkaunya pada mata air di bagian sungai paling atas.

e. Metode Penerjemahan Bebas

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah biasanya mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks Bsu. Tak jarang bentuk retorik (seperti alur) atau bentuk kalimatnya sudah berubah sama sekali. Dalam metode ini, terjadi perubahan drastis antara sturktur luar Tsu dan struktur luar Tsa. Metode ini biasanya berbentuk parafrasa yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. Metode ini sering kali dipergunakan untuk keperluan media massa. Selain untuk media massa, penerjemah judul dalam teks Arab sering kali harus memaksa penerjemah untuk menggunakan metode ini, agar lebih berdaya jual. Melihat sifatnya yang demikian, banyak ahli yang meragukan metode ini dimasukkan ke dalam salah satu metode penerjemahan. Contoh:

يف لصأ لا أ صأ نم مي ع

لا يحل س لا نيع جأ

Artinya: harta sumber malapetaka. Bila memperhatikan terjemahan di atas, tampak sekali bahwa terjemahanya tidak ingin dikungkung oleh struktur gramatika dan struktur makna Tsu. Ia ingin memunculkan perspektinya sendiri, tanpa menghilangkan pesan yang disampaikan oleh penulis Tsu. Terjemahan di atas juga terlihat berbentuk parafrasa yang jauh lebih pendek dari Tsu. Karena bila diterjemahkan secara lengkap, maka terjemahannya akan menjadi bahwa harta merupakan sumber terbesar kehancuran bagi kehidupan umat

manusia.

(34)

21 Saat menerjemahkan metode ini, seorang penerjemah memproduksi pesan dalam teks Bsu. Metode ini mengharuskannya untuk sering menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatis yang tidak didapati pada versi aslinya. Banyak terjadi distorsi nuansa makna, tetapi lebih hidup dan lebih nyaman dibaca. Contoh:

بعتلا عب اا لا م

Artinya: berakit-rakit kehulu, berenang ketepian. Terjemahan di atas memperhatikan pengalihan idiom Tsu ke dalam idiom Tsa yang kebetulan memiliki makna yang sejenis. Tanpa memperhatikan aspek idiomatic pada Tsu, maka terjemahan Tsu di atas sebagai berikut: setiap kenikmatan itu hanya bias diraih dengan kerja keras.

g. Metode Penerjemahan Komunikatif

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah memproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa. Aspek kebahasaan dan aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini mengharuskan penerjemah memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi (pembaca dan tujuan penerjemahan). Metode ini dapat memberikan variasi penerjemahan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip komunikasi.

ع نم مث ن نم تن

غ م نم مث

Artinya: kita tumbuh dari mani, lalu segumpal darah, dan kemudian segumpal daging (awam). Kita berproses dari sperma, lalu zigot, dan kemudian embrio (terpelajar). Tsu di atas bias diterjemahkan dengan dua versi, disesuaikan dengan siapa target pembaca dan untuk tujuan apa Tsu itu diterjemahkan. Pesan yang sama selalu bias disampaikan dalam versi yang berbeda. Metode ini juga salah satu metode yang disarankan oleh para ahli.

(35)

22 Penerjemahharus memiliki strategi atau teknik penerjemahan sebagai tuntunan teknis untuk menerjemahkan frasa demi frasa atau kalimat demi kalimat. Menurut Zuchridin dan Sugeng, ada dua strategi, yaitu strategi struktural dan semantis.12

Strategi Struktural

Yang dimaksud dengan strategi struktural adalah strategi yang berkenaan dengan struktur kalimat. Strategi ini harus diikuti oleh penerjemah jika ingin teks terjemahannya diterima secara struktural di dalam Bsa, atau jika ingin teks terjemahannya memiliki kewajaran dalam Bsa.

Ada tiga strategi dasar yang berkenaan dengan masalah struktur ini, yaitu penambahan (ziyadh), pengurangan (hadzf), dan Transposisi (Tabdil). Strategi penambahan mengharuskan penerjemah untuk menambah kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa. Strategi pengurangan mengharuskan seorang penerjemah untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu. Sedangkan strategi Transposisi mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa. 13

Pada strategi ziyadahmengharuskan seorang penerjemah untuk menambah kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa. Contoh:

ا لا م ف مأ

م م

Artinya: memahami al-Quran merupakan hal (yang) penting. Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu berjumlah empat kata, sementara kata dalam Tsa bertembah menjadi enam kata. Tambahan kata merupakan konsekuensi dari perbedaan struktur dalam Bsu dan Bsa.

12Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Heriyanto, Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis

Menerjemahkan. (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 67-76.

13Moch. Syarif. Hidayatullah,Seluk Beluk Terjemahan Arab-Indonesia Kontemporer. (Tangerang: Alkitabah,

(36)

23 Kata tambahan dalam Tsa yang terlihat wujud luarnya (leksikal) itu merupakan konsekuensi struktur gramatikal dalam Tsu yang mengharuskan demikian. Dalam Tsu, tidak diharuskan adanya pemarkah predikat untuk predikat berupa nomina, karena sudah diwakili oleh struktur gramatikal yang menyimpan hal itu.

Pada strategi hadzfmengharuskan seorang penerjemah untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu. Contoh:

نم ي يف يأا

ك سلا ي ل حا به

Artinya: suatu hari, Ahmad (pergi) memancing. Pada contoh ini, sejumlah kata dalam Tsu yang semula berjumlah Sembilan kata, ketika diterjemahkan menyusut menjadi lima kata. Ada beberapa kata yang tidak diterjemahkan, karena kata-kata itu tidak diperlukan untuk kepentingan pengalihan Tsu ke Tsa. Bahkan, apabila kata-kata itu dimunculkan dan tidak dibuang, maka mungkin pesannya menjadi menyimpang.

Sementara itu pada strategi tabdilmengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa. Contoh:

ي ا ن م ي

Artinya: gratis atau tidak diperjualbelikan. Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu yang berjumlah lima kata, cukup diterjemahkan dengan satu atau dua kata saja. Ini terkait dengan kelaziman penggunaan konsep dari struktur itu dalam Tsa. Kapan diterjemahkan menjadi ‘gratis’ dan kapan diterjemahkan menjadi ‘tidak diperjualbelikan’, sepenuhnya dikaitkan

dengan konteks yang melingkupinya.

(37)

24 mengganti. Akan tetapi selalu melihat struktur Tsu sehingga cocok atau tidak cocok menggunakan strategi ini.

Untuk itu, sebuah kalimat yang sudah memiliki padanan yang sama antara Tsu dan Tsa seyogyanya tidak harus menggunakan strategi ini. Karena ini hanya seni dalam proses menghasilkan karya yang baik.

Strategi Semantis

Strategi semantis adalah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan pertimbangan makna. Strategi ini ada yang dioprasikan pada tataran kata, frasa maupun klausa dan kalimat. Strategi ini antara lain terdiri dari pungutan, padanan budaya, padanan deskriptif, dan analisis komponensial, sinonim, penambahan, penghapusan, dan modulasi.14

Strategi pungutan dilakukan dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Melalui teknik pemadanan paling sederhana ini penerjemah mengambil dan membawa item leksikal dari Bsu ke dalam bahasa target tanpa modifikasi formal.

Dalam praktiknya, bias jadi peminjaman itu bersifat murni atau peminjaman alamiah. Pemakaian teknik peminjaman murni sejatinya mengindahkan tata aturan transliterasi. Sedangkan teknik peminjaman alamiah sudah barang tentu harus memperhatikan kaidah fonotaktik dan morfotaktik yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh peminjaman murni, kata غي تditerjemahkan menjadi ‘tabligh’, contoh peminjaman yang dinaturalisasi, kata م diterjamahkan menjadi ‘musala’.

Strategi padanan budaya direalisasikan penerjemah dengan berupaya mencari padanan yang pas dalam menerjemahkan ungkapan-ungkapan kebudayaan Bsu. Padanan diupayakan sesuai dengan ungkapan-ungkapan kebudayaan yang berlaku dalam bahasa target. Contoh:

14Abdul Munip, Tranmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia (Studi Tentang Penerjemahan Buku

(38)

25

ت ء م لا ل ق أ

نئ لا

Artinya: sebelum memanah isi dahulu tabung anak panah. Lebih berterima jika diterjamahkan menjadi sedia paying sebelum hujan. Terjemahan ini lebih dikenal dan mudah dipahami ketimbang terjemahan harfiahnya. Struktur lahir keduanya memang berbeda, tetapi struktur batin keduanya jelas sama.

Strategi padanan deskriptif ialah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan cara mengganti suatu ungkapan atau istilah tertentu dengan mendeskripsikan bentuk dan fungsinya. Pemadanan bentuk atau fungsi bahasa sumber yang tidak dikenal dalam bahasa target dapat dilakukan dengan menggunakan kata generik sebagai item leksikaldisertai dengan modifikasi. Dalam bahasa Arab misalnya, terdapat banyak kosakata yang bertalian dengan unta. Sering kali kata-kata tersebut tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, teknik deskriptif bias menjadsi pilihan dalam menangani penerjemahan kata-kata semacam itu. Sebagai contoh kata-kata ا ح bias diterjamahkan ‘anak unta yang belum disapih’, sedangkan ل نبا‘anak unta jantan berumur dua tahun’, sementara itu ل ت ب‘anak unta berumur dua tahun’, dan sebagainya.

Strategi komponensial penerjemah menyamakan konsep Bsu dalam bahasa target. Penerjemah berasumsi bahwa antara Bsu dan bahasa target terdapat kesamaan konseptual. Operasionalisasi strategi ini dilakukan dengan menyamakan konsep Bsu dan bahasa target melalui penerjemahan kata dengan kata atau frasa dengan frasa. Contoh:

ء ج ق هنا مأ

كب

Artinya: sesungguhnya telah dating ketetapan Tuhanmu. Penerjemahan kata كب dengan arti ‘Tuhanmu’ menggunakan teknik komponensial pola ini. Hal ini dilandasi pada

(39)

26 Arab dengan kata ‘Tuhan’ dalam bahasa Indonesia. Namun, tentu saja struktur makna kata ‘Tuhan’ ini tidak mempresentasikan struktur makna kata dan له. Dalam bahasa Arab,

kata bermakna Tuhan dalam pengertian yang mengurus, memelihara, dan mengatur. Sedangkan kata له bermakna Tuhan dalam pengertian wajib dipuja, disembah, dan diibadati. Adapun makna Tuhan dalam bahasa Indonesia ialah yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.

Strategi sinonim dilakukan dengan cara memilih istilah yang lebih umum atau istilah netral, yakni dari subordinat ke superordinat. Contohnya kata dan له diterjemahkan menjadi “Tuhan”. Maka makna kata “Tuhan” ini lebih bersifat umum dan bisa memayungi

makna kata dan له fitur semantik kata “Tuhan” terdapat pada kedua kata ini.

Dalam strategi penerjemahan, penambahan berati kehadiran satu atau beberapa kata dari yang dimaksudkan untuk memperjelas pesan penulis Tsu. Dengan demikian,diharapkan teks terjemahan lebih berterima, mudah dipahami, dan tidak ambigu. Untuk maksud inilah strategi penambahan digunakan dalam penerjemahan.

Penerapan teknik ini terdapat pada hasil terjemahan penggalan Surat al-Qashash ayat 32 yang berbunyi ‘dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada) mu bila ketakutan’. Pada penggalan ayat ini terdapat frasa preposisi ‘kepadamu’ yang diterjemahkan menjadi ‘ke dadamu’. Dalam Tsu sebenarnya tidak ada kata ‘dada’ atau semacamnya. Penambahan kata

dadadalam teks target dipandang perlu oleh penerjemah demi kejelasan makna.

(40)

27 Sedangkan strategi modulasi berarti perbedaan dua bahasa yang sering kali menyebabkan pemadanan literal sulit diterapkan dalam proses penerjemahan. Di sini, penerjemah harus membuat keputusan untuk memperoleh kesepadanan yang paling mendekati antara Bsu dan bahasa target. Kesepadanan, antara lain, dapat dihasilkan dengan melakukan peralihan formal-struktural, misalnya pada tataran morfem, kategori kata, sintaksis, bahkan pada tataran semantis. Peralihan semacam ini mungkin terjadi dan mampu diatasi dengan menggunakan strategi modulasi. Sebab, penerjemahan bukanlah proses yang statis, melainkan proses yang dinamis.

Penggunaan teknik modulasi bisa dilihat dari hasil terjemahan penggalan Surat Maryam ayat 4 yang berbunyi‘sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban’. Di sini terjadi perubahan sudut pandang dari pola aktif bahasa Arab

menjadi pola pasif dalam bahasa Indonesia yang bermakna “telah ditumbuhi uban’.15

F. Teori Penilaian Terjemahan

Kualitas terjemahan dapat diketahui dengan beberapa teknik evaluasi. Nida dan Teber menyatakan bahwa kualitas terjemahan dapat diukur dengan (a) menggunakan teknik rumpang, (b) meminta tanggapan pembaca terhadap nas terjemahan, (c) mengetahui reaksi para penyimak terhadap pembacaan nas terjemahn, dan (d) membaca terjemahan dengan nyaring, sehingga dapat diketahui apakah pembacaannya itu lancar atau tersendat-sendat.16

15M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.

65-84.

(41)

28 Sementara itu Larson membicarakan kualitas terjemahan dari empat aspek, yaitu (a) alasan dilakukannya penelitian, (b) orang yang menilai, (c) cara melakukan penilaian, dan (d) pemanfaatan hasil penilaian. 17

Menurut Rochayah Machali, penilaian terjemahan dilakukan terhadapproduk terjemahan dan bukan proses. Dalam penilaian terjemahan, yang perlu dipahami adalah segi dan aspek penilaian: (1) ketepatan, (2) kewajaran ungkapan, (3) peristilahan, dan (4) ejaan. Kriteria penilaian ditetapkan terhadap masing-masing segi atau aspek penilaian baik secara positif maupun secara negatif. Cara penilaian terbagi menjadi dua, yaitu cara umum (relatif dapat diterapkan pada segala jenis terjemahan) dan cara khusus (untuk jenis teks khusus seperti teks bidang hukum dan puisi. Penilaian terjemahan dilakukan terhadap ada tidaknya serta besarnya penyimpangan makna referensial yang terjadi. 18

Adapun penilaian yang dinilai dalam metode ini ialah.

Keakuratan Pengalihan pesan

Pada dasarnya untuk mencapai keakuratan pengalihan pesan dari Tsu-Tsaperlu memperhatikan pesan yang disampaikan penulis. Keakuratan pengalihan pesan menjadi prioritas utama sebagai konsekuensi dari konsep dasar penerjemahan bahwa suatu teks dapat disebut terjemahan jika teks tersebut mempunyai hubungan padanan (equivalence relation) dengan teks sumber. Karena suatau terjemahan ditujukan kepada pembaca sasaran, maka terjemahan yang dihasilkan tersebut tidak boleh bertentangan dengan kaidah, norma dan budaya berlaku dalam masyarakat pembaca bahasa sasaran.

17 Mildred L. Larson, Meaning-based Translation: A Guide to Cross-languange Equivalence, (New York:

Univ.Press, 1984), h. 485-503.

18Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah: Panduan Lengkap bagi Anda yang Ingin Menjadi Penerjemah

(42)

29 Akan tetapi tidak sedikit yang berpendapat bahwa keakuratan pesan merupakan suatu konsep yang relatif. Dengan kata lain, pernyataan tentang terjemahan yang akurat sangat tergantung pada orang yanhg menilainya. Keraguan antara benar dan salah yang dikemukakan oleh Hoed (2003), misalnya dengan jelas menggambarkan betapa subjektifnya parameter akurat yang ddigunakan untuk menentukan tingkat kesetian teks bahasa sasaran pda teks bahasa sumber. Meski demikian proses untuk mendapatkan hasil terjemahan yang baik pada awalnya harus diterapkan sedini mungkin melalui proses mengakuratkan pengalihan pesan. Artinya sebelum hasil terjemahan dikonsumsi oleh penikmat bacaan sebaiknya para penerjemah berusaha semaksimalkan mungkin menghidangkan terjemahan yang sempurna.

Hal ini merupakan keharusan yang masif bagi penerjemah agar karyanya dapat melambung di atas karya penerjemah lainnya. Sebab, pepatah mengatakan “Sedia Payung Sebelum Hujan.”

Sementara itu, penilaian terhadap kualitas terjemahan terkait erat dengan fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi antara penulis asli dengan pembaca sasaran. Fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi ini pada umumnya dipahami sebagai upaya untuk mengalihkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dari suatu bahasa ke bahasa lainnya. Pada aspek ini yang dinilai hanya menyangkut tingkat keakuratan pengalihan pesan.

(43)

30 “Makna harus diutamakan karena isi pesanlah yang terpenting. Ini berarti

penyimpangan tertentu yang agak radikal dari struktur formal tidak saja dibolehkan, tetapi bahkan mungkin sangat diperlukan.”19

Tujuan utama uji ini adalah:

1. Mengecek kesepadanan isi informasi. Pengecekan ini dilakukan untuk meyakini bahwa semua informasi disampaikan, tidak ada yang tertinggal, tidak ada yang bertambah, dan tidak ada yang berbeda.

2. Setelah informasi diyakini telah ada, penerjemah perlu mencari masalah dalam terjemahan dengan membandingkan Bsu dan Bsa. Dia perlu mencatat hal-hal yang perlu dipertimbangkan ulang. Dia harus seobjektif mungkin menilai pekerjaannya secara kritis. Pada saat yang sama, dia harus berhati-hati jangan sampai ia mengganti sesuatu yang seharusnya tidak perlu diganti.20

Mempertahankan dinamika Bsu berarti terjemahan yang disajikan mengundang responpembaca Bsa sama dengan respon pembaca Bsu. Penerjemah harus setia pada Bsu. Untuk melakukan hal ini, dia harus mengkomunikasikan bukan hanya informasi yang sama, tetapi juga respon emosional yang sama dengan naskah asli.

Untuk menghasilkan terjemahan yang memiliki dinamika yang sama dengan aslinya, terjemahan itu haruslah wajar dan mudah dimengerti, sehingga pembaca mudah menangkap pesannya, termasuk informasi dan pengaruh emosional yang dimaksudkan oleh penulis naskah Bsu.21

Dalam konteks penelitian, penilaian tingkat keakuratan pengalihan pesan teks Bsu ke dalam Bsa harusnya dilakukan oleh penulis sendiri. Untuk mendapatkan penilaian yang lebih

(44)

31 objektif, diperbolehkan penulis melibatkan pakarnya. Dalam penelitian skripsi ini penulis melibatkan dosen pembimbing. Perlu dikemukakan di sini penilaian tingkat keakuratan pengalihan pesan akan selalu melibatkan teks Bsu. Dengan kata lain, pembanding antara pesan teks Bsu dan pesan teks Bsa merupakan salah satu ciri penting dari penilaian tingkat keakuratan pengalihan pesan.

Pada keakuratan pengalihan pesan Nababan memberikan sebuah tabel pedoman yang disebut Accuracy Rating Instrument yang dijadikan alat ukur:

Skala Definisi Kesimpulan

3 Makna Kata, frasa, klausa, dan kalimat Bsu dialihkan secara akurat ke dalam Bsa. Sama sekali tidak terjadi distorsi makna.

Akurat

2 Sebagian besar makna kata, frasa, klausa, dan kalimat Bsu sudah dialihkan secara akurat ke dalam Bsa. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.

Kurang Akurat

1 Makna kata, frasa, klausa, dan kalimat Bsu dialihkan secara tidak akurat ke dalam Bsa atau dihilangkan (deleted).

(45)

32 Tabel di atas menunjukkan bahwa intrumen pengukur tingkat kesepadanan terjemahan menganut skala 1-3. Semakin rendah skor yang diberikan terhadap terjemahan, maka semakin rendah tingkat kesepadanan terjemahan tersebut. Dan sebaliknya, semakin akurat terjemahan yang dihasilkan, maka semakin tinggi skor yang diberikan kepada penerjemah tersebut.

BAB III

SEPUTAR MEDIA ONLINE DAN MELAYU.PALINFO.COM

A. Seputar Media Online

Awalnya media online mulai memasuki kebudayaan komunikasi massa pada pertengahan tahun 1990-an di Amerika Serikat. Media online digunakan sebagai sarana menyebarkan foto pribadi dan media lain dengan teman dan keluarga, mem-posting portfolio, mengekspresikan opini atau observasi, menyiarkan produksi atau ciptaan sendiri yang menghibur, serta menghasilkan uang dari internet.

(46)

33 Kelebihan lain dari internet terletak pada kecepatan dan kebebasan orang menggunakannya untuk berbagai alternatif informasi yang dapat diakses darinya (Oetomo 2001:27). Secara kasat mata jelas sekali adanya perbedaan antara media baru dengan media cetak dan media elektronik. Tokoh pers dan salah satu pendiri Kompas, Jakob Oetama, menilai perkembangan media yang begitu marathon dalam perubahan teknologi informasi dengan tiga komponen (Oetamo 2001:12), yaitu Global, Serentak, dan Interaktif.

Saat ini teknologi media massa telah mengalami perkembangan dengan 12 adanya internet. Bila pada awalnya komunikasi massa hanya berupa komunikasi satu arah, di era internet komunikasi massa telah berubah menjadi dua arah karena khalayak tidak hanya membaca namun dapat juga menulis berita atau tanggapan terhadap berita secara langsung (Oetomo 2001:28). Media semakin bersifat global. Sebuah peristiwa di satu ujung dunia, bisa diketahui oleh bagian dunia lain, karena sifat media yang sudah mengglobal tersebut. Dengan sebuah teknologi, datangnya informasi di tangan masyarakat dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

Internet dianggap sebagai “superhero” di era globalisasi seperti sekarang ini, karena

banyak sekali membawa keuntungan, kemudahan, pengetahuan akan teknologi-teknologi yang semakin canggih, dan membawa dampak atau pengaruh yang besar bagi para penggunanya. Maka dari itu berdasarkan kenyataannya, kini banyak pihak berebut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan internet sebagai media online untuk memenuhi kebutuhannya atau sekedar untuk mengikuti trend yang sedang merambah kehidupan seluruh masyarakat.

(47)

34 keterkaitan dengan koran cetak tradisional (teks dan foto), tetapi online news juga memiliki potensi untk memanfaatkan berbagai fitur baru dari dunia pencampuran komunikasi media digital : audio, video, animasi, dan user control (Craig 2005:4-5). 13 Kelebihan dari online news ini adalah beritanya yang selalu diperbaharui secara berkelanjutan (continous update), memiliki interaktivitas, hypertext, dan multimedia (Craig 2005:5). Selain menawarkan kecanggihan masa kini dan masa depan, online news juga membawa pengaruh yang besar di dunia jurnalistik lewat kelebihan-kelebihannya.

Media online memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh media cetak dan media elektronik dalam berita online (McLuhan, 1999:126), antara lain : a. Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan pengguna (user) dalam membaca lebih lanjut pada setiap berita b. Pembaca dapat memperbarui berita secara langsung dan teratur c. Kurangnya keterbatasan ruang, namun informasi di online sangat luas d. Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang dimiliki media cetak e. Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke zaman Penggunaan media online yang tergolong masih baru seperti komputer dan internet mulai merambah berbagai kalangan, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dampaknya adalah orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan ruang obrol (chat room) di komputer, dan permainan dunia maya (virtual) memberi dimensi pengalaman dan kepuasan baru bagi penggunanya (Craig 2005:8).22

B. Seputar Melayu.Palinfo.com

Pengelolahan Website Melayu.Painfo.com.com

22 Ratna, Lidwina Galih Puspa, Media Online sebagai Pemenuh Kepuasan Informasi (Studi Analisis Deskriptif

(48)
(49)

36 Permasalahan Palestina adalah permasalahan umat Islam secara keseluruhan.Setiap individu Muslim harus memberikan kontribusinya kepada Palestina dengan peran yang dia bisa mainkan semampunya. Rasulullah Sallallu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak mempedulikan urusan kaum Muslimin, maka dia tidak masuk dalam golongan

mereka.” (HR. Thabrani)

Sebab pada hakikat umat Islam umat integral bagaikan satu bangunan atau satu tubuh. Rasulullah bersabda, “Perumpamaan orang mukmin dalam hal saling mencintai,

menyanyangi, dan simpatimereka bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya

mengalami sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut merasakan sakit.”(HR. Muslim)

Maka seharusnya seorang Muslim “tidak nyenyak tidurnya” sebelum Palestina terbebas dari

penjajahan Israel.

(50)

37 Esensi PersoalanPalestina

Bangsa Palestina adalah bangsa pejuang, heroik, tegar, sabar, penuh pengorbanan, kuat pendirian, banyak ilmuwan. Jika tidak keseluruhan, maka sebagiannya. Namun persoalan inti dari Palestina adalah karena saat ini masih hidup dalam penjajahan. Dalam UUD 1945, negara Indonesia menyatakan “segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”. Akibat penjajahan yang didukung oleh barat dan Amerika itu, bangsa Palestina

terusir, menderita, terbunuh, diblokade, dan rangkaian pelanggaran-pelanggaran lain terhadaph ak-hak mereka.

Advokasi terhadap hak-hak Palestina harus terus dilakukan dalam bidang politik, hukum, dan opini serta penyadaran masyarakat.

Peran Media Berbasis Internet

(51)

38 Media massa selama ini dikuasai oleh kelompok pendukung Israel, sehingga opini dikendalikan demi kepentingan Israel. Para pengusaha Yahudi di dunia tak ragu-ragu menganggarkan dana khusus untuk Israel dan pembentukan opini. Meskipun sejak peristiwa 11 September 2001, mulai terjadi perimbangan perang opini di dunia media berkat jaringan internet yang makin mudah diakses. Oleh karenanya, menjadi keharusan itu umat Islam untuk memanfaatkan jaringan internet sebagai media untuk memperjuangkan Palestina. Dengan maraknya jejaring Facebook, Twitter, Blog, Youtube, Groupmail dan lain-lain memunggkinkan bagi setiap individu untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina sebagai bentuk advokasi media. Meskipun pada kenyataannya, untuk membangun dan mengelolah sebuah website berita dan men-sharenya ke perbagai jejaring sosial membutuhkan konsentrasi dan perhatian khusus oleh sebuah tim yang solid dan profesional yang paham tentang bahasa media, teknik penulisan, dan juga berpengalaman, serta mempunyai pemahaman tentang isu Palestina dan seluk beluknya secara lebih detail.

B. Sejarah Melayu.Palinfo.com

Melayu.Palinfo.com merupakan website berita online yang isi beritanya menyangkut

persoalan Palestina. Isi berita Melayu.Palinfo.com merupakan hasil terjemahan ke dalam bahasa Indonesia yang dikutip dari website berita online Palinfo.com yang berbahasa Arab.

Melayu.Palinfo.com sendiri berada di bawah naungan lembaga studi Center of Middle East

(52)

39 Palestina.Website dan lembaga ini bersifat non profit sejak dirintis, dipublis, dan juga bekerja sama resmi dengan Markaz filistin lil i’lam (PIC) dengan websitewww.Palinfo.com. Kami selalu konsen menyampaikan berita-berita yang kami terjemahkan dari wesiteb aslinya yang berbahasa Arab dengan sumber reporter resmi atau kontributor langsung di daerah konflik. Setiap hari meng-update berita, kolom, artikel dan lain-lain.Selama ini kami juga

meng-update lebih cepat.

Tak heran bila saat ini website Melayu.Palinfo.com menjadi sumber informasi utama dan penting bagi masyarakat Indonesia dalam pemberitaan soal Palestina.Bukan hanya analisis, namun Melayu.Palinfo.com memberikan informasi lapangan terkait penderitaan rakyat Palestina yang tegar dalam menghadapi tindakan represif rasis Israel

C. Visi-Misi Melayu.Palinfo.com

Melayu.Palinfo.com ingin mengembangkan peran sebagai koresponden yang

(53)

40 paling tidak memberikan dukungan dan semangat untuk terus bertahan di tengah badai konspirasi Israel dan dunia barat.

Seperti diketahui bahwa perhatian dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina sangat kuat. Melayu.Palinfo.com yakin jika dukungan materi, dukungan moral dan media saling mendukung dan dikelola dengan baik maka akan semakin efektif.

Menjalin Kerjasama Resmi dengan Media Ternama

Sejumlah media yang sudah menjalin kerjasama resmi dengan Melayu.Palinfo.com; Radio Dakta; siaran langsung setiap hari Jumat pagi, Republika Online (www.republika.or.id); kerjasama konten, Islamedia (www.islamedia.web.id); kerjasama konten. Sementara, sepanjang pengetahuan kami ada beberapa media yang tercatat me-link kontenya ke website PIP seperti KISPA, Komite Indonesia untuk Rakyat Palestina (www.kispa.org), Voa Islam (www.voaislam.com), Hidayatullah (www.hidayatullah.com), BersamaDakwah (www.bersamadakwah.com), KNRP (www.knrp.or.id) dan masih banyak media pemerhati dan simpatisan yang mengutip berita dari web kami, baik disebutkan atau tidak.

(54)

41 Agar semakin efektif, setiap konten yang dimuat dalam Melayu.Palinfo.com, kami langsung publikasikan ke sejumlah jejaring sosial.

Halaman/Fans Page:

1. Pusat Studi dan Informasi Palestina dengan 4.500 fans atau like.

2. Freedom for Palestine yang beranggotakan akun-akun warga Indonesia dan Melayu dengan 50 ribulebih like.

3. Inspirasi Islami dengan 220 ribu like.

(55)

42 Pengurus Melayu.Palinfo.com

(56)

43 Domain Tugas Tim Melayu.Palinfo.com

Tim Melayu.Palinfo.com yang di Indonesia hanya memiliki tugas menerjemah,

membuat berita lokal terkait ke palestinaan, memposting konten ke web dan mempublis ke jejaring sosial di atas. Dengan kata lain kami hanyalah bertugas sebagai penyedia konten berita dan artikel di web dan publis. Sementara terkait desain dan tampilan serta fitur-fitur web itu diluar tanggungjawab Melayu.Palinfo.com. Hal tersebut sudah menjadi kesepakatan sejak awal antara Melayu.Palinfo.com dengan pihak donatur luar negeri dan pihak manajemen Markaz filistinlili’lamp(PIC) Pusat.23

23Diakses dari website resmi www.Melayu.Palinfo.com Indonesia.

Chief Editor Ahmad Tarmudli

Sekertaris Redaksi Ahmad Syahidin Redaksi Senior

Warsito

(57)

44 Sementaraitu, muatan berita Palestina yang ada di website pusat terdapat berita olahraga, kuliner dan pesona alam Palestina. Namun muatan tersebut sangat minim, kurang peminat bahkan esensialnya kurang bagi negara konflik seperti Palestina.

Palestina identik negara tertindas, negara yang terenggut haknya, dan negara yang penuh dengan penderitaan dari negara Israel. Untuk itu, Melayu.Palinfo.com lebih cenderung memberitakan berita politik dan kekerasan. Meski sesekali Melayu.Palinfo.com juga tetap menyajikan berita pendidikan, kuliner, dan pesona alam Palestina. Artinya, untuk selain berita ini, bukan dari konsentrasi Melayu.Palinfo.com.24

(58)

45 BAB IV

ANALISIS KUALITAS TERJEMAHAN DOKUMEN BERITA POLITIK DAN KEKERASAN

(59)

46

Petinggi Hamas: Serangan ke al-Aqsha Menuntut Adanya Revolusi

[ 28/09/2015 - 11:57 ]

Tubas – Pusat Informasi Palestina: Petinggi Gerakan Perlawanan Islam Hamas di propinsi Tubas, Fazi Shawafitah, menyerukan diluncurkannya revolusi rakyat dan intifadhah untuk menghadapi serangan berulang-ulang yang terjadi di al-Quds dan terhadap masjid al-Aqsha secara khusus.

Shawafitah mengatakan, “Bahaya yang terjadi terhadap masjid al-Aqsha, menuntut adanya

revolusi rakyat dan intifadhah yang bisa menghentikan arogansi penjajah Zionis, dengan menggunakan segala bentuk perlawanan, untuk menghentikan penjajah Zionis terus melakukan kejahatannya.”

Dia memperingatkan bahwa pemerintah penjajah Zionis berjalan dengan intensitas yang cepat untuk melaksanakan rencana-rencananya yang bertujuan membagi masjid al-Aqsha, di depan mata dan telingan seluruh dunia, tidak ada yang menghalanginya kecuali puluhan

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa intrumen pengukur tingkat kesepadanan

Referensi

Dokumen terkait