Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)
Oleh:
WASILATUL ALIAH NIM : 206046103894
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan Gelar Akademik.
Jakarta, 17 September 2010
Muammalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Jakarta, 2010, xvi + 93 + 9 lampiran.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengetahui apakah ada hubungan positif antara preferensi nasabah terhadap pelayanan ataupun sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak bank. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan dalam memilih KPR Syariah di Bank BTN Syariah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua tehnik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan penyebaran quisioner, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis kualitatif.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan rumus Product Moment, maka dapat dilahat dari hasil perhitungan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara preferensi nasabah dengan pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah. Artinya semakin bagus pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah maka akan semakin tinggi pula tingkat preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
Kata Kunci : Preferensi, Nasabah, KPR Syariah, Bank BTN Syariah. Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A
Subhanallah walhamdu lillah wa Laailaaha illallah wallahu Akbar. Puji dan syukur ke hadirat Ilahi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi yang berjudul "PREFERENSI NASABAH TERHADAP KPR SYARIAH (STUDI
PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR)"ini bukan semata-mata
hasil usaha penulis sendiri, tetapi juga karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H.,M.A.,M.M, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A, dosen pembimbing skripsi penulis, terima kasih atas dukungan, doa, waktu, dan motivasi bapak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Direksi dan Staf Bank BTN Syariah Cabang Bogor yang telah banyak membantu dan meluangkan memberikan informasi dan data dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terutama kepada bapak Zuhri.S.I,P. dan Kak Farhan, terima kasih atas kemudahan, arahan, dan bantuannya kepada penulis dalam memperoleh data-data kepustakaan dalam penulisan skripsi ini.
8. Staf Kordinator Teknis Program Non Reguler, Kak Syafii S.E.I dan kak Vida S. Ag, terima kasih atas semua informasi yang diberikan selama
penulisan skripsi ini berlangsung.
9. Orang tuaku tercinta. Ayahandaku H. Ahmad Maher dan Ibundaku Hj. Sri Nurleli, terimakasih karena engkau aku bisa menjadi seperti sekarang, makasih atas support dan doa yang tulus kepada penulis. Untuk ke empat kakakku (Kak Yun, Yu Dida, Yu Melli dan Kak Wiwit), adikku tercinta yang saat ini sangat penulis rindukan (alm Muhammad Fathoni) serta kakak iparku dan ponakanku (Kak Ifa dan Naura) terima kasih atas curahan cinta dan kasih sayangnya, yang tiada henti mendoakan, menyemangati baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk Haris Sunandar terimakasih karena doa dan semangat dari kamu penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Makasih tuk semuanya.
saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini mendapat pahala yang melimpah dari Allah swt dan menjadi amal jariah bagi mereka. Amien.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 17 September 2010
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
KATA PENGANTAR ………... vi
DAFTAR ISI ……….……….... ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. xii
DAFTAR TABEL ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 6
D. Review Studi Terdahulu ………. 7
E. Kerangka Teori ……….... 11
F. Pengajuan Hipotesis ………. 12
G. Metode Penelitian ………...……….. 14
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah ………... 33
BAB III PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR
A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah ……….….... 38 B. Visi dan Misi ………..….. 39 C. Struktur Organisasi Mekanisme dalam Operasional KPR Syariah .…... 41 D. Produk KPR Syariah ………... 42 E. Perkembangan KPR Syariah ………... 49 F. Prospek KPR Syariah ……….. 51
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profil Nasabah KPR Syariah ……….………... 52 B. Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah ……….. 61 C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Memilih KPR
Lampiran 1 Pertanyaan-Pertanyaan Quisioner ……… 95
Lampiran 2 Hasil Jawaban Nasabah yang Sudah Di Masukan Ke Dalam SPSS 97
Lampiran 3 Perhitungan Nilai X, Y, X², Y², dan Nilai X.Y ……… 98
Lampiran 4 Surat Keterangan Dari Pihak Bank Bahwa Penulis Sudah Melakukan Observasi Langsung Ke Bank BTN Syariah ……… 99
Lampiran 5 Data Hasil Wawancara Oleh Salah Satu Staf Marketing Bank BTN Syariah ...……….. 100
Lampiran 6 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ……… 104
Lampiran 7 Tabel t ………. ……… 105
Lampiran 8 Syarat Pembiayaan KPR BTN iB Pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor ...……. 106
DAFTAR TABEL
Produk-Prodek KPR Syariah
1. Tabel Pendanaan (Funding)
Tabel 3.1 Tabel Nisbah Program BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT
(Pengembangan Perguruan Tinggi) ……….. 43
Tabel 3.2 Tabel Nisbah Tabungan Investa Batara iB ……… 44
Tabel 3.3 Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB ………. 44
Tabel 3.4 Tabel Nisbah Deposito Batara iB ……….. 45
2. Tabel Pembiayaan (Financing) Tabel 3.5 Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas ……….. 48
Tabel 4.4 Data Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 4.5 Data Nasabah Berdasarkan Status Pernikahan ... 58
Tabel 4.6 Data Nasabah Berdasarkan Profesi Pekerjaan ... 59
Tabel 4.7 Data Nasabah Berdasarkan Penghasilan Perbulan ………... 60
B. Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap KPR Syariah Tabel 4.8 Data Berdasarkan Pengetahuan Nasabah Tentang KPR Syariah ... 62
Tabel 4.9 Data Berdasarkan Pengertian KPR Syariah Menurut Nasabah ... 63
Tabel 4.10 Data Nasabah Berdasarkan Seberapa Sering Nasabah Mendengar Tentang KPR Syariah ... 64
Tabel 4.11 Data Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan Oleh Nasabah Tentang KPR Syariah ... 65
Tabel 4.15 Preferensi Nasabah Terhadap Sarana dan Prasarana yang Terdapat Di Bank BTN Syariah ……… ... 71
Tabel 4.16 Preferensi Nasabah Terhadap Pelayanan yang Di Berikan Oleh Bank BTN Syariah ……… .. 72
Tabel 4.17 Pendapat Nasabah Mengenai Apakah Mekanisme Di Bank BTN Syariah Sudah Sesuai Dengan Prinsip Syariah ……… ... 73
Tabel 4.18 Pendapat Nasabah Mengenai Margin/Keuntungan yang Di Terapkan Di KPR Syariah ……… ... 74
Tabel 4.19 Pendapat Nasabah Mengenai Kedudukan KPR Syariah Dengan Lembaga Lainnya/Konvensional ………. ... 75
Tabel 4.20 Pendapat Nasabah Mengenai Prospek KPR Syariah Pada Masa yang Akan Datang ……… .. 76
Tabel 4.21 Pendapat Nasabah Mengenai Kelebihan Dari KPR Syariah ………… .. 77
Tabel 4.22 Pendapat Nasabah Mengenai Kelemahan Dari KPR Syariah ……….. .. 79
Skripsi yang berjudul Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah (Studi Pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 24 September 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof.Dr.H.M.Amin Suma, SH,MA,MM (...) NIP. 195505051982031012
Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag (...) NIP. 196404121994031004
Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A (...) NIP. 195811281994031001
Penguji I : Dedy Nursyamsi,SH,M.Hum (...) NIP. 196111011993031002
Penguji II : Drs.Abu Thamrin,SH,M.Hum (...)
TAHUN ANGGARAN 2008
SURAT PERNYATAAN
1. No. Registrasi : 050104002741807122‐05 2. Nama Lengkap : MELLI HAYATI
3. Tempat, Tanggal Lahir : JAKARTA, 23 Februari 1985 4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tingkat/Kualifikasi Tingkat Pendidikan : S1/Ekonomi Akuntansi 6. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) : 3.06
7. No Ijazah/Tanggal : 3694/S1/STIEP/2006/14 Juli 2006 8. namaPerguruan Tinggi : STIE PERBANAS
9. Pilihan Unit Kerja : 1) Ditjen Perimbangan Keuangan
2) Badan Pendidikan dan Pelatiha Keuangan 10. Tempat Daftar Ulang dan Ujian : Jakarta
11. KTP Nomer : 09.5205.630285.5514 berlaku s/d 23 February 2012 Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar‐benarnya.
Jakarta, 05 Juli 2008
Pelamar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, Perbankan Syariah sudah tidak
lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan kontribusi
Perbankan Syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia
selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi
melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk,
perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukkan perkembangan,
data menunjukkan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat,
kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan januari
2003, jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1
Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan pembangunan di Indonesia
dan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat (kurang lebih 225 juta
jiwa pada tahun 2008)2, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduknya melalui pembangunan di berbagai sektor, salah satu
sektor yang terpenting adalah masalah mengenai perumahan. Dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat namun lahan yang tersedia semakin
1
Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan,(Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 3-4
2
terbatas dapat mengakibatkan tingginya harga tanah dan rumah, hal ini dapat
menjadikan beban bagi mereka yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal.
Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar proses
pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan perumahan, selain itu bank juga melayani kebutuhan pembiayaan
dan memperlancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian.
Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi
sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.
Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami
depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat
dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13
maret 1999,3 karena disebabkan krisis ekonomi tersebut, sehingga akan
berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun.
Pada saat tingkat suku bunga pinjaman dan terbatasnya kemampuan
perbankan untuk menyalurkan dana kepada nasabah, hanya bank syariah di
Indonesia yang tetap dan semakin memperkuat eksistensinya setelah terjadinya
krisis moneter ini.
3
Keadaan ekonomi yang belum pulih akibat krisis ekonomi hingga saat ini
berdamapak pada tingkat kestabilan ekonomi yang lamban dan penurunan tingkat
daya beli masyarakat terhadap barang-barang konsumsi terutama pada kebutuhan
hajiat yang semakin hari semakin terjadi peningkatan harga. Kebutuhan sandang,
pangan, dan papan harus terus terpenuhi. Oleh karena itu bank syariah
memberikan jasa layanan kepada nasabah melalui produknya demi untuk
meningkatkan daya beli masyarakat melalui pinjaman dan pembiayaan.
Kebutuhan papan (Prasarana Tempat Tinggal) merupakan salah satu
kebutuhan yang amat penting dan merupakan salah satu tujuan pembangunan
nasional yang sudah lama menjadi program pemerintah untuk mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat . Oleh karena itu pemerintah melalui
perbankan merealisasikan pemberian kredit.
Selama ini penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu
kegiatan Bank Konvensional yang tidak lepas dari bunga. Dalam
penyelenggaraan KPR ini terlibat unit-unit usaha lain, seperi Perseroan Terbatas
(PT), yang menyediakan lokasi tanah pembangunan rumah. Hal yang ditetapkan
dalam KPR antara lain harga jual kontan, uang muka, suku bunga, angsuran
bulanan dan benda-benda lain yang harus dibayar oleh pembeli (debitur).
Misalnya biaya penyambungan listrik, provisi bank, dan biaya notaris.4
4
Chuzaimah T Yanggo dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer
Produk-produk bank syariah sangat bervariasi mencapai lebih dari 40 jenis
produk dan jasa keuangan syariah dengan menggunakan akad yang bervariasi
juga. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa untuk pendanaan,
pembiayaan, pembiayaan perdagangan, jasa perbankan, card services atau
pelayanan kartu, treasury dan instrument pasar uang.
Produk dan jasa tersebut sangat mirip dengan produk dan jasa yang
ditawarkan bank konvensional. Penanaman produk dan jasa syariah mengikuti
nama konvensional produk dan jasa tersebut dengan menambahkan inisial I di
belakangnya yang menunjukan bahwa produk atau jasa tersebut adalah produk
atau jasa yang menggunakan prinsip syariah (Islamic), misalnya tabungan atau
savings account diberi nama savings account-I, pembiayaan proyek atau project
financing diberi nama project financing-i.5
Pada bank konvensional besarnya jumlah kredit yang diberikan akan
menentukan keuntungan, namun pada bank syariah yang menentukan jumlah
pendapatan bukan hanya jumlah pembiayaan yang diberikan, tetapi pada dasarnya
adalah berapa cepat turn over pembiayaan tersebut dilakukan. Yang paling utama
yaitu apabila bank syariah menyalurkan dananya dalam piutang yang timbul dari
5
transaksi jual-beli seperti murabahah, salam, istishna dan juga transaksi
sewa-menyewa (ijaroh).6
Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah alasan
keagamaan dan karena bank syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui
produk pembiayaan. Bagi masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa
perbankan syariah, perilakunya dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank,
keamanan, dan pertimbangan keamanan, sebagaimana pertimbangan dalam
memilih bank secara umum. Jenis produk perbankan syariah yang banyak
digunakan adalah produk penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah,
tabungan wadiah dan deposito
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa bank syariah dapat memiliki
potensi pengembangan yang cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat
dan dukungan kebijakan yang kuat. Oleh karena, itu penulis menulis skripsi
dengan judul “ PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH (STUDI PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak
permasalahan yang harus diuji kembali secara luas. Untuk itu penulis
6
Hasbi Ramli, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan Syariah
membatasinya hanya pada nasabah Bank BTN Syariah. Untuk memberikan
batasan masalah tersebut, penulis perlu memberikan batasan definisi operasional
yaitu:
1. “Preferensi” dalam skripsi ini dibatasi pada kecenderungan memilih bagi
nasabah Bank BTN Syariah cabang Bogor terhadap KPR Syariah
2. “Nasabah” dalam skripsi ini dibatasi pada orang yang menggunakan jasa KPR
Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor
3. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dibatasi pada produk-produk KPR Syariah
pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah skripsi
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan
keputusan untuk memilih KPR Syariah?
2. Bagaimana pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?
3. Bagaimana hubungan antara pelayanan, dan sistem operasional Bank BTN
Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam
2. Untuk mengetahui pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
3. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan, dan system operasional Bank
BTN Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi objek penelitian (Bank BTN Syariah):
Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Bank BTN Syariah
mengenai saran-saran dan temuan-temuan terutama yang berkaitan dengan
aktivitas pemberian Kredit Pemilikan Rumah yang berguna untuk
pengembangan Bank BTN Syariah pada masa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca:
Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan
lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip Syariat Islam.
3. Bagi Dunia Pustaka:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang
berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian
lapangan .
D. Review Studi Terdahulu
1. Dian Lestari, Analisa Pembiayaan KPR BTN Syariah (Studi kasus: Bank BTN
kantor cabang Jakarta-Harmoni Syariah), Skripsi, Fakultas Syariah dan
Skripsi ini disusun oleh Dian Lestari. Skripsi ini membahas tentang
mekanisme penentuan margin dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan KPR
BTN Syariah dan menganalisis dengan persentasi (pendekatan base lending rate),
selama komponen dan data-data perhitungan yang dipergunakan dan proses untuk
menghasilkan persentasi tersebut tidak mengandung unsur riba dan sesuai syariah
maka penetapan margin dengan persentasi ini tidaklah salah, dan perlakuan
akuntansi pembiayaan KPR BTN Syariah mengacu pada akuntansi syariah PAP
SI dan PSAK no 59.
2. Muhammad Khusnul Hakim, Respon Masyarakat Terhadap Produk KPR
Dengan Sistem Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN
Syarifhidayatullah Jakarta, 2005
Skripsi ini disusun oleh Muhammad Khusnul Hakim, ini membahas tentang
respon masyarakat tanggerang terhadap produk pembiayaan KPR Syariah. Mulai
dari responden ibu RT, responden bisnis, dan responden pegawai swasta. Hasil
dari responden ini adalah bahwa nasabah potensial dari bank syariah adalah masa
kota yang tinggal dikomplek dan wilayah bisnis.
Skripsi ini menggunakan analisis data Chi-Square (x2) terhadap 3 variabel (x)
yaitu: status pernikahan, besarnya jumlah pengeluaran, rata-rata perbulan dan
kepemilikan rumah dengan rekening KPR / Non KPR. Respon masyarakat
terhadap KPR dengan system syariah (y). dan hasil penelitian menunjukan bahwa
ketiga variable adalah:
b. Pengaruh pengeluaran perbulan
c. Pengaruh kepemilikan perbulan dengan rekening KPR/Non KPR tidak
mempengaruhi respon masyarakat dalam mengambil KPR Syariah.
3. Mahfuddin, Kesesuaian Aplikasi Jual-Beli Murabahah dalam Pembiayaan
KPR Syariah (studi kasus pada unit usaha syariah PT.Bank Permata TBK),
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta,
2003
Skripsi ini disusun oleh Mahfuddin, skripsi ini membahas tentang kesesuaian
antara jual-beli murabahah dengan pembiayaan KPR Syariah dalam praktiknya di
Permata Bank Syariah, dan membahas tentang bagaimana perbandingan antara
pembiayaan berdasarkan akad murabahah pada Bank Syariah dengan system
bunga tetap pada Bank Konvensional.
4. Nurul Hasana, Peraktek Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah
(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia Cabang
Bogor), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah
Jakarta, 2001
Tesis ini disusun oleh Nurul Hasana, tesis ini membahas tentang bagaimana
bentuk perubahan atau perkembangan akad pembiayaan murabahah yang terjadi
pada tataran praktek perbankan serta kesesuaiannya dengan prinsip syariah.
Dimana dalam tesis ini menyebutkan bahwa ditinjau dari sudut pandang
nilai-nilai Islam, teori akad pembiayaan murabhah baik dalam bentuk yang telah
perundang-undangan atau keputusan atau fatwa, sudah sangat sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Metode yang digunakan oleh penulis yaitu menggunakan metode
kuantitatif.
5. Sofyan Abas, Aplikasi Transaksi Murabahah Pada PT. Bank Muammalat
Indonesia Kantor Cabang Ternate. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
UIN Syarifhidayatullah Jakarta
Tesis ini disusun oleh Sofyan Abas, tesis ini membahas bagaimana konsep
dan system aplikasi transaksi murabahah di Bank Muammalat Indonesia Tbk
cabang Ternate. Penulis menjelaskan di dalam tesisnya bahwa dalam pelaksanaan
transaksi pembiayaan murabahah di BMI Tbk cabang Ternate, pihak bank telah
melakukan pengawasan secara preventif dan pengawasan secara represif.
Pengawasan terhadap pembiayaan murabahah yang diberikan kepada nasabah
yaitu melalui analisis yang mendalam terhadap prisip 5C yaitu: watak, modal,
kemampuan dalam hal pelunasan pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang
digunakan sebagai sumber pelunasan, dan terakhir adalah jaminan yang diberikan
oleh calon nasabah untukmemberikan kepastian kepada pihak bank bahwa
nasabah benar-benar akan melunasi pembiayaan murabahah tersebut. Metode
yang digunakan penulis dalam menulis tesis ini yaitu metode kualitatif.
Namun dari semua skripsi atau tesis yang saya gunakan sebagai acuan pokok
bahasannya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini
dengan pembahasan preferensi nasabah terhadap kredit pemilikan rumah (KPR)
E. Kerangka Teori
Dalam Kerangaka teori ini penulis membahas pengertian perumahan atau
pemukiman atau tempat tinggal, apa yang dimaksud dengan KPR Syariah, dan
akad-akad apa saja yang digunakan dalam mekanisme KPR Syariah.
UU RI No 4 tahun 1994 tentang perumahan dan pemukiman menyatakan pada
bab 1 bahwa yang dimaksud rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan
perumahan adalah tempat yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.
Sarana lingkungan merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi sebagai
penyelenggara dan mengembangkan kehidupan ekonomi.7
Yang dimaksud dengan KPR Syariah yaitu menurut Undang Undang Perpres
mengenai fasilitas pembiayaan sekunder (secondary mortgage facilities),
mendefinisikan KPR sebagai fasilitas pinjaman yang disediakan bank-bank untuk
membiayai pembelian rumah yang siap huni yang sesuai dengan syariat Islam.8
Akad yang digunakan dalam mekanisme pemberian KPR Syariah yaitu akad
Murabahah. Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang,
7
UUNo4tahun1994PerumahandanPemukiman://www.go.id/ditjen_mukim/peraturan/perumah
an dan pemukiman/4 1992a pdf
8
meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.9
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam
penelitian yang sebenarnya masih harus duji kebenarannya. Hipotesis bisa saja
benar dan bisa juga salah. Ini akan diuji oleh penulis dengan seniri sehingga akan
didapat suatu kesimpulan, apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak. Untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (preferensi dan perilaku
nasabah) dan variabel Y (pelayanan, system operasional) penulis menggunakan
rumus Product Momen. Dalam pembahasan ini hipotesisnya adalah:
1. Ho = Tidak ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah),
dan variabel Y (pelayanan, system operasional).
2. Ha = Ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah)
dengan variabel Y (pelayanan, system operasional).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel
Y, maka penulis menguji X dengan mnggunakan rumus product momen yaitu:
rxy =
rxy : Angka Korelasi ”r” product moment
N : Jumlah responden
ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
ΣX : Nasabah
ΣY : Pelayanan, sistem operasional KPR Syariah
Perhitungan sebagai berikut:
Langkah 1 : Perumusan hipotesa
Ho = Tidak ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan
perilaku nasabah) dan variabel Y (pelayanan, sistm
operasional)
Ha = Ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan perilaku
nasabah) dengan variabel Y (pelayanan, system operasional)
Langkah 2 : Menentukan tingkat signifikan dan nilai krisi (df). Dimana tingkat
signifikan α = 5% dan nilai kritis (df) = n – 2 yaitu untuk
menentukan nilai r tabel.
Langkah 3 : Menghitung nilai r tabel = n – 2 pada tarif signifikan 5%.
Langkah 4 : Kesimpulan pengujian, apakah terdapat hubungan atau tidak antara
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk
menunjang data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu
penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistic. Didalam
metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis10 dan korelasional
antara kecendrungan memilih nasabah terhadap KPR Syariah, sedangkan
deskriptif analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari
data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik
kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian
dengan melihat, menggambarkan tentang preferensi dan perilaku nasabah
terhadap KPR Syariah.
2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nasabah berupa
jawaban terhadap pertanyaan dalam angket yang dipersiapkan sebelumnya
melalui quisioner dengan nasabah pengguna KPR Syariah di BTN Syariah
yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
10
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau
data-data yang dikeluarkan dan literatur-literatur kepustakaan seperti
buku-buku, kitab-kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan
skripsi ini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis mengumpulkan data.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang diperoleh
dari buku-buku yang memiliki kaitannya dengan penulisan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara meninjau
langsung ke tempat objek penelitian, yaitu bank BTN Syariah dan meneliti
nasabah KPR Syariah secara langsung.
Penulis lebih cederung menggunakan penelitian lapangan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dan
dilengkapi dengan penelitian kpustakaan.
4. Tehnik pengumpulan data agar mendapatkan data-data yang lengkap dan
akurat, maka penulis mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut:
Yaitu dengan mengadakan Tanya-jawab (wawancara) secara langsung
kepada pihak-pihak yang berkompeten dan mengetahui seputar data-data
yang diperlukan sesuai dengan judul.
b. Pengamatan Langsung di Lapangan (Observasi)
Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
akan diteliti.
c. Angket
Yaitu penulis mengambil data atau informasi yang diinginkan dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan berupa angket kepada responden dalam hal
ini nasabah KPR BTN Syariah setiap pertanyaannya pada angket tersebut
sudah disediakan jawaban untuk dipilih. Setiap jawaban mempunyai skor
yang berbeda-beda dimana skor untuk a: 5, b : 4, c : 3, d : 2, e: 1
d. Studi Dokumenter
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Jadi yang dimaksud dengan studi documenter yaitu salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial
untuk menelusuri data histories.11
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diteliti yaitu bank BTN Syariah cabang Bogor
11
6. Populasi, dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhnya masyarakat yang menjadi
nasabah KPR Syariah Cabang Bogor Yaitu nasabah yang aktif selama 6
bulan terakhir yaitu dari tahun 2004 – 2009 sebanyak 500 nasabah.
b. Sampel dan Cara Penarikannya
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 50 nasabah Bank BTN Syariah
Cabang Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, artinya sampel ditentukan
dengan cara mengambil subjek didasarkan atas tujuan tertentu yaitu
menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek
penelitian. Banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
10% dari populasi 500 nasabah yaitu sebanyak 50 nasabah. Hal ini
berdasarkan pada buku karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila
subjek kurang dari 100 nasabah, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 nasabah, maka dapat diambil antara 10%-15%
dan 20%-25%12.
12
7. Penentuan Variabel
Variabel yang digunakan adalah variabel X dan variabel Y.dimana variabel X
adalah preferensi nasabah, dan variabel Y adalah pelayanan dan system
operasional KPR Syariah .
8. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah,
diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub bahan
permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisis
untuk mengungkapkan pokok masalah yang telah diteliti sehingga dapat
diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat table frekuensi relatif
untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan
langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel)
dengan rumus13:
N : Number of Case ( Banyaknya Sampel)
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah merujuk
pada pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah 2009.
13
H. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, pengajuan hipotesis, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti seperti preferensi
nasabah, KPR Syariah.
BAB III : PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR
Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai sejarah
berdirinya KPR Syariah, visi dan misi, struktur organisasi,
mekanisme dalam operasional KPR Syariah dan produk KPR
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang didapat dari hasil
pengamatan dan akan melakukan pembahasan dari hasil pengamatan
yang sudah ada.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil
rangkuman dari hasil analisis dan pembahasan penelitian serta
saran-saran yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan
dengan objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah
BAB II
PREFERENSI NASABAH DAN KPR SYARIAH
A. Preferensi Nasabah
Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan emosional dan
kecenderungan bertindak melalui objek atau ide. Demikian Kotler. Sementara
Schiffman dan Kanuk menyatakan sikap adalah ekspresi perasaan (Inner Feeling)
yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang dan setuju atau
tidak setuju terhadap suatu objek.14 Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi
dari suatu objek yang sama dapat diartikan berbeda-beda karena pada dasarnya
manusia memahami objek tersebut melalui perasaan dari penglihatan,
pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa, akhirnya persepsi yang sudah
mengendap dan melekat akan menjadi sebuah preferensi.
Preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati
kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen. Konsep
utamanya adalah menggunakan gambar secara geometrik. Konsep ini
mengasumsikan bahwa seperangkat stimulasi yang diterima, seperti merek,
14 Philip Kotler,
produk, harga dan lainnya dapat disajikan dalam bentuk titik dalam suatu peta atau
ruang multidimensi.15
Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau
menggunakan sebuah produk barang atau jasa dengan sumber daya terbatas, maka
ia harus memilih alternative sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh
mencapai optimal.16
Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang
lebih disukai. Preferensi konsumen dapat diartikan sebagai kesukaan, pilihan atau
suatu yang lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam hal ini adalah nasabah KPR
Syariah.
B. KPR Syariah
1. Pengertian KPR Syariah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah
adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
15 Titis Shinta Dhewi,
Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis Cry Car Berdasarkan Persepsi Dan Preferensi Konsumen Di Kota Malang, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Dan Manajemen : 2005).
16 Sri Hartoyo,
Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Bank Indonesia : 2006)
Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan
keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam
nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya,
misalnya 10% atau 20%.17
Dalam mekanisme KPR Syariah tidak menggunakan sistem kredit yang biasa
diterapkan oleh KPR Konvensional. Mekanisme yang digunakan oleh KPR
Syariah biasa di kenal dengan system pembiayaan.
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena
dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang
ingin diperoleh).
Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”,
karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang
harga pembelian barang yang menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan
pada biaya tersebut.18 Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang
dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia mengatakan: “ Saya jual
unta 50 dinar, saya mengambil keuntungan 15 dinar”.
Dalam daftar istilah Buku Himpunan Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah19 adalah menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59
tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraph 52 dijelaskan bahwa murabahah
adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
2. Murabahah Menurut Hukum Islam
Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini
mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam.
Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat
manusia yang diridhai oleh Allah SWT.
⌧
☺
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu ….” (QS An-Nisa [4]:29)
Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan
nilai-nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan
tidaklah bersifat Islami. Sebagai contoh, setiap perdagangan atau penjual harus
menyatakan kepada pembeli bahwa barang atau benda tersebut layak dipakai dan
tidak cacat, atau seandainya ada cacat maka itu pun harus diungkapkan dengan
jelas.
Dalam hadits juga disebutkan :20
“Pembeli dan penjual berhak untuk membatalkan perjanjian mereka selama
mereka tidak terpisah. Apabila mereka itu berbicara benar dan menjalankannya,
maka transaksi itu akan diberkahi, tetapi bila mereka saling menyembunyikannya
dan berdusta, maka berkah atas transaksi mereka itu akan pupus”(HR Bukhari).
نﺎ ْ ْ اﺪْ ْ ﻀ ْا ْ ﺮْ ﺎ ﺪ ْﻰ ْ ﺔ ﻮ أﺎ ﺪ
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal dari Abdullah bin Utsman bin
Khutsaim dari Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia
pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju tempat shalat,
lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun
bersabda: "Wahai para pedagang." Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada
beliau, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan
pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada
Allah, berbuat baik serta jujur." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Isma'il
bin Ubaid bin Rifa'ah dipanggil juga dengan Isma'il bin Ubaidullah bin Rifa'ah.
(HR Imam At-Tirmidzi).
Kemudian dari Abi Sa’id diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
دﺎ هﺎ ﺪ
“Pedagang yang jujur lagi terpercaya, kelak akan bersama-sama para Nabi dan
orang-orang yang jujur, serta pada syuhada” (HR Imam At-Tirmidzi).
3. Landasan Hukum Murabahah
Jual beli hukumnya jaiz (boleh) berdasarkan dalil dari Al-Quran, sunnah dan
ijma’. Seluruh kaum muslimin sepakat atas diperbolehkannya jual beli. Hukum
asal jual beli adalah boleh. Imam Syafi’I berkata: “ asal jual beli semuanya boleh
apabila dengan ridho kedua belah pihak, yaitu perkara yang boleh ketika keduanya
saling berjual beli, kecuali yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW. Apa-apa
yang termasuk dalam arti dilarang oleh Rasulullah SAW maka ia haram dengan
izin beliau dan masuk ke dalam perkara yang beliau larang. Dan apa-apa yang
terpisah dari itu maka kami memperbolehkannya dengan dalil diperbolehkannya
jual beli, yang kami jelaskan dalam kitab Allah.22
Murabahah adalah salah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan
merupakan implementasi muamalat tijariyah (interaksi bisnis).23 Adapun dasar
hukum kebolehan juak beli murabahah adalah sebagai berikut:
22 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 16.
23 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah:
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275:
☺⌧
☺
☺
☺
Artinya:
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS
Al-Baqarah[2]:275)
Disamping itu beberapa hadis nabi juga mendukung keabsahan murabahah,
yaitu hadits riwayat Aisyah r,a. Bahwa ketika Rasulullah SAW ingin hijrah, Abu
Bakar ra membeli dua ekor unta, kemudian Rasulullah SAW berkata “serahkan
salah satunya untukku (dengan harga yang sepadan / tauliyah)? Abu Bakar
mangatakan “Kalau tanpa harga jual (tsaman), maka tidak jadi saya ambil”
(HR.Bukhari dan Ahmad).24
4. Rukun Jual Beli
Rukum jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul yang
menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menempati
kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan
pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik,
baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Menurut jumhur ulama ada 4 rukun dalam jual beli, yaitu: orang yang
menjual, orang yang membeli, sighat, dan barang atau sesuatu yang diakadkan.
Keempat rukun ini mereka sepakati dalam setiap jenis akad. Rukun jual beli
menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi, ada 3 atau 4, yaitu: orang yang
berakad (penjual dan pembeli), yang diakadkan (harga dan barang yang dihargai),
sighat (ijab dan qabul).
5. Syarat Murabahah
Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:25
1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
24 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah:
Maktabah Wahbah, 1991),h. 3766
Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu
adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika diketahui hingga keduanya
meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.
2. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan
bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat
sahnya jual beli.
3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis,
seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.
Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti
barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan
dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki
barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli
dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan
keuntungan dalam system murabahah.
4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba
tersebut terhadap harga pertama.
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang
sejenis dengan takarn yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan
murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya
tambahan, sedangkan tambahan terhadap riba hukumnya adalah riba dan
bukan keuntungan.
5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli
secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga
pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak
sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal
bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
6. Hal Yang Wajib Dijelaskan Dalam Murabahah26
Jual beli secara murabahah dan tauliyah adalah jual beli secara aman
(kepercayaan) karena pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga
pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan
prasangka buruk. Firman Allah SWT
☺
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul-rasul dan dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah (yang
diberikan kepada) kamu padahal kamu mengetahui amanah tersebut”. (Al-Anfal
[8]:27)
Dengan demikian, apabila barang yang berada di tangan penjual atau pembeli
itu cacat, lalu ia hendak menjual secara murabahah maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Jika cacat yang ada pada barang terjadi atas kehendak manusia maka ia
diperbolehkan menjualnya dengan harga utuh tanpa menjelaskan bagian yang
cacat.
2. Zufar dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa barang yang cacat tidak
dapat dijual secara murabahah, kecuali jika si penjual menjelaskan cacat
tersebut untuk mencegah adanya unsure khianat, karena maksud hati
masing-masing orang itu berbeda-beda, dank arena cacat yang ada akan mengurangi
nilai barang tersebut.
Seorang nasabah (konsumen) didalam memperoleh jasa atau barang, tidak
hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang nasabah (konsumen) yaitu:27
a. Pengaruh kebudayaan merupakan factor penentu yang paling mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang faktor ini dipengaruhi oleh kelompok,
keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis.
b. Kelas sosial
Ada 4 hal yang mendasar timbulnya kelas sosial dimasyarakat yaitu:
1. Kekayaan
2. Kekuasan
3. Kehormatan
4. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan
c. Kelompok Referensi 28
Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang kelompok yang
memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan skunder.
Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang
berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya keluarga,
27 Philip Kotler,
Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa Perencanaa Implementasi Dan Pengendalian, (Jakarta, Salemba Empat : 2000), h.224.
28 Philip Kotler,
Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, (Jakarta, Erlangga : 1996) ed.5 h.181.
kawan, tetangga dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang
didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkeinambungan dan cenderung
formal seperti: organisasi, keagamaan dan himpunan profesi.
d. Faktor Pribadi
Yang mempengaruhi faktor ini adalah:
1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus keluarga . orang
dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani
hidupnya.
2. Pekerjaan
3. Ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya.
4. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi
dengan lingkungannya, juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social
seseorang.
5. Kepribadian. Merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative
konsisten.
Selain faktor-faktor di atas perilaku-perilaku yang terbentuk dari seseorang
dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi menurut Willian J. Stanton adalah mana
melalui indra. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tertarik kepada sesuatu dan
memilihnya setelah melewati sejumlah tahapan sebagaimana pada skema.29
Pengendalian
Pikiran
Ada sejumlah sumber informasi yang digunakan seseorang dalam mengakses
informasi. Menurut Kotler dan Amstrong ada empat sumber informasi yang
menentukan utuk mengadopsi produk yaitu30 pertama sumber pribadi yaitu
meliputi keluarga, teman, tetengga dan kenalan. Kedua sumber komersial yaitu
iklan. Ketiga sumber publik yaitu media masa, organisasi, penilai konsumen.
Keempat sumber eksperimental diantaranya penggunaan, penanganan produk.
Masing-masing informasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda
kepada seseorang dalam mengadopsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai
menimbang baik buruk, untung rugi dalam melakukan sesuatu atau memanfaatkan
produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan melakukan informasi dan
membandingkan sesuatu atau produk tersebut dengan yang lain. Keyakinan
29 TIM UIN Dan Bank Indonesia,
Laporan Hasil Penelitian, Jakarta, 2003, h.48.
30 Philip Kotler,
Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Ibid, ed.5 h.182.
Mencoba
terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini
sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu.
Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan langsung dampak dari apa
yang ia coba. Dari situlah seseorang akan menetapkan keputusan untuk menerima
atau menolak. Apabila ia merasakan keuntungan tentu ia akan menerima,
sebaliknya apabila ia merasakan kecewa terhadap sesuatu maka ia akan
menolaknya.31
Banyak orang yang menerima suatu produk dengan berbagai alasan. Mereka
puas karena telah mendapatkan yang sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasaan
pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Harapan nasabah merupakan perkiraan atau keyakinan
pelanggan terhadap yang akan diterimanya setelah memakai suatu produk barang
atau jasa. Sedangkan kinerja yang disampaikan adalah persepsi nasabah terhadap
yang diterimanya setelah ia memakai suatu barang atau jasa. Ada beberapa faktor
dalam pemuasan pelanggan (nasabah) yaitu:32
1 Produk. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan produk berkualitas.
31 Philip Kotler,
Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Op.cit h.185.
32 Rambat Lupyoadi,
2. Pelayanan. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila mendapatkan
pelayanan yang baik dan sesuai yang diharapkan.
BAB III
PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah
BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank BTN (Persero), Tbk yang menjalankan bisnis dengan prinsip Syariah. BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta, sampai dengan Desember 2009 telah dibuka 20 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dengan 119 Kantor Layanan Syariah.33
Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip Syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan kepentingan nasabah dan Bank.
Sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN BTN Syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan, dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi dan Modal Kerja. Sesuai dengan motonya : "Maju dan Sejahtera Bersama" maka BTN Syariah mengutamakan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam penerapan imbal hasil antara Nasabah dan Bank.
KPR BTN iB adalah produk pembiayaan BTN Syariah yang ditujukan bagi perorangan, untuk pembelian rumah,ruko, apartemen, baik baru ataupun lama. Akad yang digunakan adalah akad Murabahah (jual beli), dimana nasabah bebas memilih lokasi obyek KPR sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan nasabah sendiri dari aspek lokasi maupun harga.
Keuntungan dan manfaat dari KPR BTN iB antara lain: Angsuran tetap sampai pembiayaan lunas, maksimal pembiayaan sampai dengan 80%, jangka waktu sampai dengan 15 Tahun, bebas menentukan lokasi, margin bersaing mulai 8,07%, persyaratan mudah dan fleksibel, tidak ada pinalti untuk pelunasan dipercepat dan tidak ada biaya provisi Selain KPR BTN IB, produk BTN Syariah yang mendukung pembiayaan untuk rumah adalah: KPR Indensya BTN iB untuk pembelian rumah berdasarkan pesanan. Swagriya BTN iB untuk kebutuhan renovasi ataupun pembangunan rumah anda.
B. Visi dan Misi
Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. BTN Syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat melayani.
1. Visi Bank BTN Syariah
“Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama” 2. Misi Bank BTN Syariah
a. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
b. Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa
pasar yang diharapkan.
c. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah,
sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan
d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders
serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.34
C. Struktur Organisasi Mekanisme Dalam Operasional KPR Syariah35
D. Produk KPR Syariah 1. Pendanaan (Funding) a. Giro Batara iB
Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, dengan menawarkan transaksi perbankan yang menguntungkan melalui Giro Batara iB. Simpanan dana Perorangan/Korporasi untuk memperlancar aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek/bilyet giro atau sarana pemindah-bukuan lainnya. Menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi boleh memberikan bonus yang menguntungkan bagi nasabah.
b. Pendanaan Giro Investa Batara iB
Giro Investa Batara iB adalah Giro yang bersifat investasi atau berjangka
dengan akad “Mudharabah” yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.
c. PROGRAM BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT (Bantuan Pengembangan Perguruan Tinggi)
Adalah suatu program yang diberikan kepada para nasabah lembaga
pendidikan yang telah menjalin kerjasama dalam bidang pengelolaan dana dengan
bank btn guna membantu meningkatkan kelancaran aktivitas bisnis para nasabah
Tabel 3.1
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank Giro Investa Batara iB 19.50% 80.50%
d. Tabungan Batara iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi
hasil tetapi dapat memberikan bonus yang menguntungkan dan bersaing bagi
nasabah.
e. Tabungan Investa Batara iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank
menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas
simpanannya
Tabel 3.2
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank Tabungan Investa Batara iB 38.00% 62.00%
f. Tabungan Baitullah Batara iB
Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah untuk Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu
Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan
bersaing bagi nasabah atas simpanannya.
Tabel 3.3
Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
Tabungan Baitullah Batara iB 15.50% 84.50%
Produk penyimpanan dana dalam bentuk simpanan deposito dengan jangka
waktu tertentu sesuai pilihan/keinginan nasabah dan menggunakan akad sesuai
syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank memberikan bagi hasil
yang bersaing bagi nasabah atas simpanan depositonya.
Tabel 3.4
Tabel Nisbah Deposito Batara iB
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
1 Bln Baru 50.00% 50.00%
3 Bln Baru 50.00% 50.00%
6 Bln Baru 51.00% 49.00%
12 Bln Baru 51.00% 49.00%
1 Bln Lama 42.00% 58.00%
3 Bln Lama 42.00% 58.00%
6 Bln Lama 1 67.50% 32.50%
6 Bln Lama 2 52.50% 47.50%
6 Bln Lama 3 44.00% 56.00%
12 Bln Lama 2 52.50% 47.50%
12 Bln Lama 3 44.00% 56.00%
24 Bln Lama 1 67.50% 32.50%
24 Bln Lama 2 47.50% 52.50%
24 Bln Lama 3 36.00% 64.00%
h. Tabungan iB
TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat yang
mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Pembiayaan (Financing)
a. Pembiayaan KPR BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun/apartemen bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad
Murabahah (Jual Beli).
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun/apartemen secara inden (atas dasar pesanan), bagi nasabah perorangan
dengan menggunakan prinsip akad Istishna’(Jual Beli atas dasar pesanan),
dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan) dalam jangka waktu
tertentu.
c. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor (mobil dan
sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad
Murabahah (Jual Beli).36
d. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
modal kerja nasabah lembaga/perusahaan dengan menggunakan prinsip akad
Mudharabah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi
kemampuan cashflow nasabah.
e. Pembiayaan Yasa Griya BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan
prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan
rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
f. Pembiayaan Investasi BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan
prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan
rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
g. Gadai BTN iB
Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjamankepada nasabah berdasarkan
Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah berdasarkan
kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai penyerahan Marhun
(Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruh atau sebagian hutang
Tabel 3.5
Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas
Berat Gram Biaya Administrasi
< 100 gr Rp. 10.000,- 100 gr s.d 200 gr Rp. 12.500,-
200 gr s.d 300 gr Rp. 15.000,- > 300 gr Rp. 17.500,-
h. Swagriya BTN iB
Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad Murabahah
(jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh bank untuk membiayai pembangunan atau renovasi rumah, ruko,
atau bangunan lain diatas tanah yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri
maupun untuk disewakan.
E. Perkembangan KPR Syariah
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sepanjang 2005 terus meningkat. Perbankan syariah maupun asuransi syariah pun berkembang cukup pesat. Demikian juga dengan sejumlah produk unggulannya. Selain tabungan, produk perbankan syariah yang banyak diminati masyarakat adalah kredit kepemilikanrumah syariah (KPRS).
beli) untuk rumah yang sudah jadi, cicilan KPR Syariah yang fixed rate (tetap),mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat saat mengambil kredit, kendati suku bunga perbankan saat ini gonjang-ganjing.
Ismi mencontohkan, ketika krisis moneter melanda Indonesia paruh kedua tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998-1999, banyak orang kalang kabut karena cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank konvensional melonjak drastis. Kenaikannya mencapai lebih dari separuhnya. Tak pelak, cicilan KPR Rp 500 ribu sebulan, misalnya, bisa melejit menjadi Rp 800 ribu.
Kondisi ini, kata Ismi, makin menyulitkan masyarakat yang mengambil kredit KPR yang disalurkan bank-bank konvensional. Apalagi, besarnya cicilan tiap bulan akan berubah setiap saat begitu terjadi kenaikan suku bunga. ”Disinilah bedanya dengan KPR Syariah. Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank syariah itu sifatnya tetap selama masa kontrak. Misalnya, cicilan rumah Rp 1 juta sebulan, maka hingga habis masa kontrak besarnya angsuran tetap. Apa pun yang terjadi, besar cicilan tidak berubah,” tegasnya.
Hal yang sama juga pernah dilontarkan Direktur BTN Kodradi. Menurutnya, KPR Syariah memberikan nilai tambah berupa ketenangan bagi kreditur. ”Kalau saya pilih KPR Syariah, jelas karena fixed rate walaupun jangka waktunya hingga 15 tahun,” ungkapnya. Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Dharma Setiawan Bachir menyatakan hal senada.”KPR Syariah mampu menjadi solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan sistem yang dijalankannya, KPR Syariah jelas lebih menenangkan,” tutur Iwan sapaan akrabnya kepada Republika.37
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff KPR Syariah Bank BTN Syariah dapat dketahui bahwa perkembangan KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor mengalami perkembangan yang sangat bagus, ini dapat di lihat dari semakin banyaknya cabang Bank BTN Syariah di kawasan Bogor.
F. Prospek KPR Syariah
Prospek KPR Syariah berdasarkan kenyataan yang saya lihat saat ini KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor, semakin hari jumlah nasabah semakin bertambah, ini menandakan bahwa peranan KPR Syariah telah di pandang baik oleh sebagian masyarakat, melihat kenyataan ini maka prospek Bagi KPR Syariah akan lebih maju apalagi kalau segi promosi atau perkenalan kepada calon nasabah atau masyarakat lebih di tingkatkan.38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Profil Nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor
Dalam sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Isinya ditekankan pada karakteristik responden yang menjadi nasabah KPR
Syariah Bank BTN Cabang Bogor. Pembahasan diarahkan pada sisi
demografi, ekonomi dan sosial. Sisi demografi meliputi agama, pendidikan,
umur, jenis kelamin, status perkawinan. Sisi ekonomi meliputi jenis pekerjaan
dan penghasilan perbulan, dan sisi sosial yaitu aksesibilitas. Berikut ini