EFEKTIVITAS PENURUNAN JUMLAH BAKTERI
RONGGA MULUT BERKUMUR AIR REBUSAN DAUN
SIRIH 10% DIBANDINGKAN DENGAN OBAT KUMUR
YANG MENGANDUNG
CETYLPIRIDINIUM CHLORIDE
(CPC) PADA MAHASISWA FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
ELLIZABETH LILANTI NIM: 110600117
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2015
Ellizabeth Lilanti
Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU.
ix + 31 halaman
Rongga mulut merupakan tempat yang paling kompleks dan mudah untuk mikroba berkolonisasi pada tubuh manusia. Rongga mulut manusia merupakan tempat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang teridentifikasi. Sirih merupakan tanaman obat yang memiliki daya antibakteri, antioksidan dan antijamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung CPC. Jenis penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan rancangan pre dan post test control group design. Subjek penelitian adalah 30 orang mahasiswa FKG USU yang secara random dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan berkumur air rebusan daun sirih 10% dan kelompok kontrol berkumur obat kumur yang mengandung CPC. Pengumpulan saliva dilakukan sebelum perlakuan (pre test)/
EFEKTIVITAS PENURUNAN JUMLAH BAKTERI
RONGGA MULUT BERKUMUR AIR REBUSAN DAUN
SIRIH 10% DIBANDINGKAN DENGAN OBAT KUMUR
YANG MENGANDUNG
CETYLPIRIDINIUM CHLORIDE
(CPC) PADA MAHASISWA FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
ELLIZABETH LILANTI NIM: 110600117
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 12 Mei 2015
Pembimbing : Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 12 Mei 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Simson Damanik, drg., M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi dengan judul “Efektivitas Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Berkumur Air Rebusan Daun Sirih 10% Dibandingkan Dengan Obat Kumur Yang Mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) Pada Mahasiswa FKG USU” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan saran-saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., Sp. Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal semester kuliah di FKG USU.
3. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing atas keluangan waktu, saran, dukungan, bantuan, motivasi dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Simson Damanik, drg., M.Kes dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan bantuan sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar.
6. Dra. Nunuk Priyani, M.Sc selaku Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA USU serta abang chandra, abang hendika dan ka virza yang membantu dalam perhitungan jumlah bakteri.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU terutama di Departemen Ilmu Kedokteran gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat atas bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.
8. Partner tersayang penulis Joshua Christy, sahabat-sahabat penulis terutama Tiurma, Yohana, Elsi, Rikha, Christina dan Jessica serta teman-teman stambuk 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa, semangat dan dukungannya yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian dan penulisan laporan hasil ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga penulis persembahkan kepada ibunda Tan Yen Lie serta kakak-kakakku tercinta Yelyana Waty, Welly Lawijaya, Johan Lawijaya dan adikku tersayang Billy Lawijaya atas perhatian, kasih sayang, doa,serta dukungan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.
Medan, 12 Mei 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Hipotesis ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... . 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Rongga Mulut ... 5
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 15
3.2 Tempat dan Waktu Pelenitian ... 15
3.2.1 Tempat ... 15
3.3 Populasi dan Sampel ... 15
3.4 Variabel Penelitian ... 16
3.5 Definisi Operasional ... 16
3.6 Metode Penelitian ... 17
3.6.1 Prosedur Pembuatan Air Rebusan ... 17
3.6.2 Prosedur Berkumur ... 17
3.6.3 Penghitungan Jumlah Bakteri ... 18
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
3.8 Alur Penelitian ... 20
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran DMFT ... 21
4.2 Rata-Rata Jumlah Bakteri Sebelum Perlakuan ... 21
4.3 Rata-Rata Jumlah Baktreri Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 22
4.4 Uji Efektivitas Terhadap Jumlah Bakteri ... 23
BAB 5 PEMBAHASAN ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Gambaran DMFT pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan
kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC... 21 2. Rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) pada kelompok
berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur
mengandung CPC ... 22 3. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) dan sesudah
berkumur (post test ) pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan
kelompok berkumur obat kumur yang mengandung CPC ... 22 4. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Formulir seleksi subjek
2. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian
3. Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) 4. Lembar hasil pemeriksaan
5. Surat persetujuan komisi etik penelitian 6. Hasil pemeriksaan mikrobiologi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut merupakan tempat yang paling kompleks dan yang mudah untuk mikroba dapat berkolonisasi pada tubuh manusia. Gigi, gingiva, lidah dan mukosa bukal memberikan permukaan yang berbeda untuk kolonisasi mikroba. Produksi saliva yang konstan dan tersedianya gula dan asam amino dari makanan yang dimakan menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan mikroba. Bakteri merupakan mikroba yang paling banyak ditemukan pada rongga mulut manusia. Rongga mulut manusia merupakan tempat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang teridentifikasi.1
Salah satu penyakit rongga mulut yang disebabkan oleh bakteri adalah karies gigi. Karies gigi merupakan terlarutnya enamel dan permukaan akar (demineralisasi) oleh asam yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat yang difermentasi dalam diet oleh bakteri yang berkolonisasi pada permukaan gigi.2,3 Sebagian besar bakteri yang berkolonisasi pada permukaan gigi tersebut adalah organisme Streptokokus. Selain itu terdapat juga organisme Laktobasilus yang memiliki dampak dalam pembentukan karies.4 Streptokokus berperan dalam tahap awal terjadinya karies dengan cara merusak bagian luar email, selanjutnya Laktobasilus akan mengambil alih peran pada karies yang telah dalam dan akan lebih merusak.5 Menurut RISKESDAS tahun 2007, prevalensi karies aktif di Indonesia adalah sebesar 43,4%.6
Obat kumur dapat direkomendasikan sebagai antimikroba, agen anti-inflamasi topikal, analgesik topikal, atau untuk pencegahan karies.4,7 Cetylpyridinium chloride
kumur yang mengandung minyak essensial. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil obat kumur yang mengandung CPC mengurangi jumlah bakteri rongga mulut secara signifikan dibanding kedua obat kumur lainnya.7
Obat herbal merupakan obat yang berasal dari tanaman, bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi atau mungkin juga seluruh bagian tanaman.10 Obat herbal merupakan obat yang aman, efektif, dapat diterima oleh masyarakat dan memiliki efek samping yang minimal. Obat herbal digunakan oleh 80% populasi di dunia terutama di negara berkembang sebagai pengobatan yang utama.11 Hal ini menunjukkan walaupun obat-obatan modern telah berkembang cukup pesat, namun potensi dari tanaman obat cukup tinggi karena dapat diperoleh tanpa resep dokter, dapat diramu sendiri, bahan baku tidak perlu diimpor dan tanaman obat dapat ditanam sendiri oleh pemakainya, serta efek sampingnya yang relatif lebih kecil.12
Indonesia memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamnya. Jenis tanaman yang termasuk kedalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000 jenis, salah satunya yaitu sirih (Piper betle L.).14,15 Daun sirih sebagai tanaman obat (fitofarmaka) karena mengandung minyak atsiri yang terdiri atas betlephenol, seskuiterpen,
hidroksikaviko, cavibetol, estragol, eugenol, karvakol dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan anti jamur.11,13,14, Masyarakat Indonesia sendiri telah menggunakan daun sirih dalam pengobatan tradisional untuk mengobati batuk, luka bakar, jerawat, keputihan, sariawan, perdarahan gusi, menghilangkan bau badan dan menghilangkan bau mulut. Sirih dapat ditanam di halaman rumah dan dapat digunakan sebagai tanaman obat keluarga (toga). 15-18
plak pada kelompok yang berkumur dengan air putih kemasan adalah 0,74 ± 0,26 dan pada kelompok yang berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC 0,05% adalah 0,59 ± 0,29. Terdapat perbedaan bermakna antara skor plak hasil kumur-kumur dengan air rebusan daun sirih dibanding dengan air putih kemasan, tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara air rebusan daun sirih dan obat kumur yang mengandung CPC 0,05%. 13
Obat kumur bermerek yang dijual dipasaran memiliki beberapa kekurangan antara lain menggunakan bahan kimia, menggunakan pemanis buatan, menggunakan pewarna buatan, menggunakan pengawet, dan dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa stain pada gigi dan gangguan pengecapan.19
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas berkumur dengan air rebusan daun sirih hijau dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung CPC terhadap jumlah bakteri rongga mulut pada mahasiswa FKG USU. Pada penelitian ini digunakan air rebusan daun sirih 10% sebanyak 15 ml selama 30 detik.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung CPC?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung CPC.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur air rebusan daun sirih 10%.
3. Untuk mengetahui selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan air rebusan daun sirih 10%.
4. Untuk mengetahui selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC.
5. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur air rebusan daun sirih 10% dan obat kumur yang mengandung CPC.
1.4 Hipotesis
Tidak ada perbedaan penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingakan dengan obat kumur yang mengandung CPC.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat: 1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan:
Air rebusan daun sirih dapat menjadi alternatif obat kumur yang murah dan dapat dibuat sendiri.
2. Manfaat untuk departemen:
Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai manfaat daun sirih terhadap kesehatan rongga mulut.
3. Manfaat untuk peneliti:
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri Rongga Mulut
Bakteri adalah suatu mikroorganisme prokariotik (tidak memiliki membran inti) dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat. Sebagian besar bakteri membelah diri dalam hitungan jam atau hari. Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit. Pada umumnya bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.20,21 Bakteri adalah mikroba yang paling banyak hidup di mulut. Diperkirakan lebih dari 100 juta bakteri setiap ml saliva dengan lebih dari 600 spesies yang berbeda. 1,22,23
Para peneliti telah mencoba mengumpulkan semua plak dari setiap permukaan gigi, dengan berat rata-rata sekitar 10 mg. Rongga mulut terdiri atas gigi, lidah, pipi, dan palatum.24 Permukaan gigi merupakan 1/20 bagian dari seluruh permukaan mulut, sehingga 10 mg dari gigi harus dikalikan dengan 20 untuk mendapatkan total biomassa, termasuk pada permukaan pipi dan lidah, dan 1 mg biomassa mulut mengandung sekitar 100 juta mikroba. Didapatkan jumlah total mikroba rongga mulut sebesar 20 miliar.22
Rongga mulut bayi yang baru lahir tidak mengandung bakteri. Namun dalam 4-12 jam setelah lahir akan dihuni oleh bakteri dari luar, seperti Streptococcus salivarius. Setelah satu tahun, biasanya rongga mulut dihuni oleh streptokokus, stafilokokus, neisseriae dan laktobasilus, juga terdapat beberapa bakteri anaerob seperti Veillonella dan fusobakterium. Perubahan berikutnya setelah erupsi gigi ketika tersedia tempat untuk kolonisasi bakteri yaitu pada jaringan keras permukaan enamel dan celah gingiva. Organisme yang berkolonisasi pada jaringan keras antara lain: Steptococcus mutan, Streptococcus sanguinis dan Actinomyeces spp. Sedangkan yang berkolonisasi pada celah gingiva antara lain Prevotella spp., Porphyromonas
Beberapa bakteri yang berada dalam rongga mulut antara lain: a. Lactobacillus
Lactobacillus muncul pada rongga mulut sejak tahun pertama kehidupan seorang anak. Lactobacillus merupakan bakteri fakultatif anaerob gram positif yang berbentuk basil. Bakteri ini memfermentasikan karbohidrat menjadi asam dan dapat bertahan dalam lingkungan asam.25
b. Streptococcus
Sterptococcus yang terdapat dalam ronggs mulut dapat dibagi dalam empat kelompok spesies yaitu kelompok mutan, kelompok salivarius, kelompokanginosus
dan kelompok mitis. Kelompok mutan dari Streptococcus memiliki peran penting dalam terjadinya karies. Mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar polisakarida ekstraseluler yang lengket dari karbohidrat. Hal ini membantu mengikat organisme lain pada enamel.25
c. Porphyromonas gingivalis
Porphyromonas gingivalis adalah suatu bakteri anaerob gram negatif. Bakteri
P. gingivalis banyak ditemukan pada plak gigi yang berada dalam subgingiva dan bakteri tersebut menyebabkan perubahan patologik jaringan periodontal dengan pengaktifan respons imun dan inflamatori inang, dan secara langsung mempengaruhi sel-sel periodonsium.25,28
d. Treponema denticola
Treponema denticola merupakan bakteri anaerob gram negatif yang berada pada celah gingva. Bakteri ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya periodontitis. Metabolisme T. Denticola menghasilkan H2S yang berperan dalam
kerusakan jaringan inang.25-29
2.2 Sirih
2.2.1 Klasifikasi Sirih
Klasifikas ilmiah atau taksonomi dari sirih adalah sebagai berikut:31 Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae Genus : Piper
Spesies : betle
Nama binomial : Piper betle L.
2.2.2 Nama Lain Sirih
Dalam bahasa Sansekerta sirih dikenal dengan nama Nagavallari, Nagini, Nagavallika, Tambool, Saptashira, Mukhbhusha, dan Varnalata. Di Malaysia, Sirih dikenal dengan nama Sirih melayu, Sirih cina, Sirih hudang, Sirih carang, dan Sirih kerakap. Dalam bahasa Inggris sirih disebut Betel, Betel pepper, dan Betel-vine. Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Tambol atau Tambool. Sedangkan di Thailand sirih dikenal dengan nama Pelu.31 Di Indonesia sirih dikenal dengan beberapa nama tergantung daerahnya yaitu: di Sumatera disebut turu, di Jawa dikenal dengan nama suruh, di Nias dikenal dengan nama lahina, di Bali dikenal dengan nama base, di Sulawesi dikenal dengan nama parigi dan dalam bahasa sunda sirih dikenal dengan nama sereuh19,31-33
2.2.3 Morfologi Sirih
dengan lebar 5-14 cm. Daun sirih memiliki warna hijau kekuningan hingga hijau tua dengan permukaan mengkilap dan berbau aromatis. Bunga tersusun dalam bentuk bulir, dengan panjang 5-15 cm, terletak di ujung cabang dan ketiak daun. Buahnya adalah buah buni, bulat, berdanging, berwarna kuning hijau dengan biji berbentuk bulat.16,17.31
Gambar 1: daun sirih 34
2.2.4 Kandungan Sirih
Daun sirih mengandung air (85-90%), protein (3-3,5%), karbohidrat (0,5-6,1%), mineral (2,3-3,3%), lemak (0,4-1%), serat (2,3%), minyak atsiri (0,08-0,2%), tannin (0,1-1,3%), vitamin c (0,005-0,01%), asam nikotinat (0,63-0,89mg/gr), vitamin a (1,9-2,9mg/gr), tiamin (10-70µg/100gr), riboflavin (1,9-30µg/100gr). Di samping itu daun sirih mengandung mineral seperti kalsium (0,3-0,5%), zat besi (0,005-0,007%), yodium (3,4µg/100gr), fosfor (0,05-0,6%), potasium (1,1-4,6%).31
2.2.5 Manfaat Sirih
a. Antibakteri
Daun sirih memiliki aktifitas antibakteri yang signifikan. Daun sirih menunjukkan aktifitas antibakteri terhadap Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enteritidis,
Streptococcus mutan, Steptococcus pyogenes, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia dan lain-lain. Ekstrak air daun sirih menghambat produksi asam yang mengubah ultra-struktur dari enamel oleh bakteri patogen seperti Streptokokus, Laktobasilus, Stafilokokus, Korinebakteria, Porphyromonas gingivalis dan
Treponema denticola. Selain itu ekstrak daun sirih juga bersifat bakterisidal terhadap bakteri patogen saluran kemih seperti Enterococcus faecialis, C.koseri, C.fruendi dan
Klebsiella pnemoniae. b. Antifungal
Daun sirih juga mempunyai aktivitas antifungal terhadap banyak infeksi fungal. Salah satunya adalah dermatophytosis. Dermatophytosis merupakan penyakit keratin pada bagian tubuh seperti kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh tiga genus yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton dari fungi khusus yang disebut Dermatophytes.
c. Antioksidan
Kerusakan oksidatif adalah efek yang penting dari radiasi ionisasi pada membran biologis. Radikal bebas dihasilkan dari penguraian radiolisis air yang dapat mengganggu rantai asam lemak membran lipid. Adanya senyawa polyphenol seperti
chatecol, allylpyrocatecol dll. dalam ekstrak daun sirih menghambat proses peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid merupakan kerusakan oksidatif pada biomolekul lipid.31,35
d. Antidiabetes
2.2.6 Pengaruh Sirih Terhadap Jumlah Bakteri
Sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya tanin dan minyak atsiri. Efek antibakteri tanin yaitu dengan menginaktivasi perlekatan mikroba dan menghambat enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein. Senyawa tanin diduga dapat mengerutkan dinding sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Minyak atsiri pada daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Apabila senyawa fenol berinteraksi dengan dinding sel bakteri akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas bakteri. Interaksi antar bakteri mengakibatkan perubahan keseimbangan muatan dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat, kemudian sel menjadi rusak dan mati. Salah satu senyawa turunan pada minyak atsiri daun sirih adalah
kavikol. Kavikol memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol.31,36-39
2.3 Obat Kumur
Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas mulut dengan beberapa tujuan antara lain untuk menghilangkan atau membunuh bakteri, menghilangkan bau tak sedap dan mempunyai efek terapi dengan menghilangkan infeksi atau mencegah karies.7
Berdasarkan bahan aktif yang dikandungnya, obat kumur dapat dibedakan menjadi:
1. Obat kumur yang mengandung CPC
aktif kationik lainya. Senyawa amoniak kuaterner berinteraksi dengan membran sel dari bakteri yang mempengaruhi permeabilitasnya dan kemudian berdampak pada hilangnya isi dari sel. Senyawa amoniak kuaterner bersifat bakterisidal baik pada bakteri gram positif maupun gram negatif. Senyawa ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan kuat terhadap jaringan mulut namun mereka terlepas lebih cepat dibandingkan dengan Chlorhexidine.41 CPC larut dalam air, alkohol, benzena, kloroform dan eter. CPC dengan konsentrasi 0,05%-0,1% efektif meningkatkan aktivitas penghambat plak ketika digunakan sebagai tambahan disamping penyingkiran plak secara mekanis.42 Sebuah percobaan klinis yang dilakukan oleh Rawlinson dkk, yang mencoba memperlihatkan perbedaan efektifitas antara CPC 0,05% dan CPC 0,1%, namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektifitas obat kumur CPC dengan konsentrasi yang berbeda tersebut.11 Beberapa obat kumur yang mengandung CPC antara lain: oral b, colgate plax dan total care.
2. Obat kumur yang mengandung chlorhexidine
Obat kumur golongan ini mempunyai mekanisme berikatan kuat dengan sel membran bakteri, meningkatkan permeabilitas sel sehingga mengawali atau mempercepat kerusakan komponen intraseluler. Selanjutnya mengikat mucin saliva, mengurangi pembentukan pelikel dengan demikian menghambat kolonisasi berikutnya. Ia juga menghalangi adsorpsi bakteri ke struktur gigi. Chlorhexidine
gluconate adalah bisguanida katonik dan awalnya diperkenalkan dipasaran sebagai obat kumur dengan konsentrasi 0,2 %. Sekarang menjadi obat kumur yang banyak digunakan, namun dalam penggunaan jangka panjang Chlorhexidine dapat menimbulkan efek samping seperti timbulnya noda berwarna kecoklatan pada gigi, rasa tidak enak, gangguan pengecapan, sensasi terbakar, dan iritasi mukosa.41,43
Minosep merupakan obat kumur yang mengandung chlorhexidine
3. Obat kumur yang mengandung minyak esensial
Obat kumur dengan minyak esensial mengandung thymol, eucalyptol,
multiplikasi bakteri, memperlambat maturasi plak dan mengurangi massa plak.43,44 Contoh obat kumur yang mengandung minyak esensial adalah listerin.
2.4 Penghitungan Jumlah Bakteri
Penghitungan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode misalnya:
1. Metode direct count
Jumlah bakteri dapat dihitung dengan penghitungan secara langsung secara mikroskopik dari sampel yang telah diatur markanya atau daerah pada kaca preparat kemudian bakteri dihitung perbidang. Pada metode direct count ini tidak dapat dibedakan sel bakteri yang hidup dan sel bakteri yang mati. Perpanjangan dari metode ini adalah penggunaan fluorescent stains dengan mikroskop epifluorescence. Alat dan bahan utama yang digunakan untuk metode ini adalah mikroskop, kamar penghitung bakteri atau membrane filter, penyangga kaca preparat, biological stains
dan tabung kapiler. Sumber kesalahan menggunakan metode ini adalah pengalaman yang kurang dari operator dalam menghitung jumlah sel, penggumpalan atau penumpukan sel, pewarnaan sel yang kurang dan kurangnya pemeliharaan dan persiapan sampel pada kaca preparat.45
2. Metode plate count
Metode plate count adalah metode yang didasarkan pada perhitungan sel yang terlihat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sampel awal ke dalam tabung reaksi untuk pengenceran secara seri, dilanjutkan dengan menanam hasil dari pengenceran secara seri ke dalam plate count agar dengan teknik tuang atau tebar. Teknik tuang menggunakan plate count agar cair yang dituang ke dalam plat dan dicampur dengan sampel hasil dari pengenceran seri, sedangkan teknik tebar dilakukan dengan menebarkan sampel hasil pengenceran seri ke permukaan plate count agar padat. Plat yang sudah disiapkan kemudian diinkubasi dan koloni yang diamati pada plat plate count agar dihitung dengan satuan colony forming unit
2.5 Kerangka Konsep
Variabel Terkendali 1. Volume obat kumur = 15 ml 2. Lama berkumur = 30 detik 3. Konsentrasi air rebusan daun sirih 10%
4, Obat kumur CPC Variabel Perlakuan
1.Berkumur dengan air rebusan daun sirih pada konsentrasi 10%
2. Berkumur dengan CPC
Variabel Efek
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan rancangan
pre dan post test control group design.
3.2 Tempat dan Waktu Peneltian 3.2.1 Tempat
1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara sebagai tempat perlakuan berkumur.
2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara untuk tempat perhitungan jumlah bakteri.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai Mei 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU angkatan 2011. Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa sampel minimum yang disarankan untuk penelitian eksperimental adalah 15 subjek per kelompok. Besar sampel yang diambil adalah 30 orang mahasiswa dengan teknik purposive sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok berkumur air rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur yang mengandung CPC. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
2. Mempunyai skor DMFT 3-5 per orang dan lebih mengarah pada filling dan
missing extracted (Menurut kriteria inklusi penelitian oleh Gupta mengenai efek obat kumur ekstrak Ocimum sanctumand terhadap plak dan inflamasi gingival).
Kriteria Eksklusi:
1. Memakai piranti ortodonti cekat atau lepasan 2. Memakai protesa
3. Menderita penyakit sistemik
4. Rutin menggunakan obat kumur antiseptik
5. Menggunakan antibiotik sejak 3 bulan sebelum penelitian
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel perlakuan : berkumur dengan air rebusan daun sirih hijau 10% sebanyak 15 ml, dan berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC sebanyak 15 ml.
2. Variabel efek: jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur yang dihitung dengan Colony Forming Unit (CFU).
3. Variabel terkendali:
a. Volume obat kumur = 15 ml b. Lama berkumur = 30 detik
c. Konsentrasi air rebusan daun sirih 10% d. Daun sirih berasal dari pancur batu
3.5 Definisi Operasional
1. Berkumur dengan air rebusan daun sirih hijau 10%
Air rebusan daun sirih hijau 10% sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik kemudian dibuang.
2. Berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC
Berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik kemudian dibuang.
Jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur air rebusan daun sirih dan berkumur obat kumur mengandung CPC dihitung dengan Colony Forming Unit
(CFU) di Fakultas MIPA, USU.
3.6 Metode Penelitian
3.6.1 Prosedur Pembuatan Air Rebusan 1. Daun sirih dicuci hingga bersih.
2. Air rebusan daun sirih 10% dibuat dengan cara: daun sirih ditimbang sebanyak 25 gram (8 lembar), kemudian dimasukkan kedalam 500 ml air kemasan, kemudian direbus sampai air rebusan berkurang menjadi 250 ml.
3. Setelah berkurang menjadi 250 ml, air rebusan diangkat dan di diamkan sampai dingin.
3.6.2 Prosedur Berkumur
1. Subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
2. Subjek diminta untuk tidak mengonsumsi apapun selama 1 jam sebelum penelitian.
3.Sebelum diberi perlakuan, sampel saliva seluruh subjek penelitian ditampung dalam tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test)/ baseline.
4. Subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok dengan 15 orang dalam masing-masing kelompok, yaitu:
a. Kelompok perlakuan (Kelompok I) berkumur air rebusan daun sirih
b.Kelompok kontrol (Kelompok II) berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC.
6. Selanjutnya saliva seluruh subjek langsung ditampung kembali dalam tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri sesudah perlakuan (post test).
7. Sampel saliva segera dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara untuk penghitungan jumlah bakteri paling lama 1 jam setelah pengambilan sampel.
3.6.3 Penghitungan Jumlah Bakteri
1. Sebanyak 1 ml saliva (pre test) dan 1 ml saliva (post test) pada kedua kelompok dipindahkan ke tabung reaksi untuk melakukan pengenceran secara seri.
2. Pengenceran secara seri dilakukan pada kedua sampel pre dan post test : 3 tabung reaksi berisi 9 ml sodium chloride 0,9% disediakan. Pada setiap tabung reaksi diberi nomor satu sampai tiga, tabung nomor satu adalah tabung yang berisi saliva yang sekaligus dihitung sebagai pengenceran pertama kemudian dihomogenisasikan, setelah suspensi tersebut homogen dengan pipet steril dimasukkan ke dalam tabung nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung nomor dua diambil suspensi sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril kembali, masukkan ke dalam tabung nomor tiga, dikocok hati-hati sampai homogen sehingga terjadi pengenceran.
3. Suspensi saliva dari pengenceran tabung ketiga, diambil dengan pipet steril sebanyak 1 ml, kemudian di sebar pada piring petri steril yang mengandung plate count agar dengan menggunakan hockey stick.
4. Tahap selanjutnya, piring petri dimasukkan dalam inkubator 37ºC selama 2x24 jam.
5. Sesudah 48 jam, jumlah bakteri pada setiap piring petri dihitung dengan CFU.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
a. Univariat: untuk menghitung rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur dengan air rebusan daun sirih hijau dan obat kumur yang mengandungCPC.
3.8 Alur Penelitian
Pembuatan air rebusan daun sirih
Saliva seluruh subjek ditampung dalam tabung steril sebagai sampel sebelum perlakuan (pre test)/baseline
Kelompok kontrol berkumur dengan 15 ml obat kumur yang
mengandung CPCselama 30 detik, kemudian air kumur
dibuang
Kelompok perlakuan berkumur dengan 15 ml air rebusan daun
sirih 10 % selama 30 detik, kemudian air kumur dibuang
Saliva subjek ditampung dalam tabung steril sebagai sampel setelah
perlakuan (post test)
Saliva subjek ditampung dalam tabung steril sebagai sampel setelah perlakuan (post test)
Sampel sebelum perlakuan dan sampel setelah perlakuan dibawa
ke laboratorium mikrobiologi Fakultas MIPA USU untuk pemeriksaan jumlah bakteri
Konsentrasi 10%
Seluruh subjek diminta untuk tidak mengonsumsi apapun selama 1 jam sebelum penelitian
Subjek penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel sebelum perlakuan dan sampel setelah perlakuan dibawa
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran DMFT
Pada kelompok berkumur rebusan daun sirih rata-rata jumlah decay adalah 0,33 ± 0,48, missing adalah 0,67 ± 0,98 dan filling adalah 0,60 ± 0,82 sedangkan pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC rata-rata jumlah decay adalah 0,27 ± 0,45, missing adalah 0,53 ± 0,83 dan filling adalah 0,87 ± 0,83. Rata-rata DMFT kelompok berkumur rebusan daun sirih adalah 1,53 ± 1,12 dan pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC 1,67± 1,04. Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata DMFT antara kelompok berkumur rebusan daun sirih dengan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC (p=0,863) (Tabel 1).
Tabel 1. Gambaran DMFT pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC
Kelompok
Pengalaman Karies
(x± SD) Analisis Hasil Statistik
D M F DMFT
Berkumur rebusan daun sirih 0,33 ± 0,48
4.2 Rata-Rata Jumlah Bakteri Sebelum Perlakuan
test) antara kelompok berkumur rebusan daun sirih dengan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC (p=0,193) (Tabel 2).
Tabel 2. Rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC
Kelompok
n
Rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) (x±SD) (CFU/ml)
Hasil uji statistik Berkumur rebusan daun
sirih 15 255,80x10
3
± 10,83x103
p=0,193 Berkumur obat kumur
mengandung CPC 15 250,60x10
3
± 10,54x103
4.3 Rata-Rata Jumlah Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pada kelompok berkumur rebusan daun sirih, rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) adalah 255,80x103 ± 10,83x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah 150,13x103 ± 11,53x103 CFU/ml. Pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC, rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) adalah 250,60x103 ± 10,54x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah 149,40x103 ± 11,03x103 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan terdapat penurunan jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih (p=0,000) dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC (p=0,000) (Tabel 2).
Tabel 3. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) dan sesudah berkumur (post test) pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC
Kelompok n Rata-rata jumlah bakteri (x±SD)(CFU/ml) Hasil uji statistik Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan
Kelompok n Rata-rata jumlah bakteri (x±SD)(CFU/ml) Hasil uji statistik Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan
Berkumur obat
4.4 Uji Efektivitas Terhadap Jumlah Bakteri
Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah perlakuan (post test) pada kelompok berkumur rebusan daun sirih adalah 105,67x103 ± 6,94x103 CFU/ml sedangkan selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah perlakuan (post test) pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC adalah 101,20x103 ± 6,01x103 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC (p=0,070) (Tabel 3).
Tabel 4.Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC
Kelompok n Selisih jumlah bakteri (x±SD) (CFU/ml)
Hasil uji statistik
Berkumur rebusan
daun sirih 15 105,67x10
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur rebusan daun sirih 255,80x103 ± 10,83x103 CFU/ml dengan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC 250,60x103 ± 10,54x103 CFU/ml (p>0,05). Hal ini mungkin disebabkan pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih dan kelompok berkumur obat kumur CPC (p<0,05). Pada kelompok berkumur rebusan daun sirih sebelum perlakuan (pre test) 255,80x103 ± 10,83x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) menjadi 150,13x103 ± 11,53x103 CFU/ml. Penurunan jumlah bakteri terjadi karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang memiliki daya antibakteri dengan adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat, kemudian sel menjadi rusak dan mati.37,38
CPC berpenetrasi kedalam membran sel bakteri dan menyebabkan terjadinya kebocoran pada komponen sel yang pada akhirnya mengakibatkan kematian sel.47
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur rebusan daun sirih sebelum perlakuan (pre test) adalah 255,80x103 ± 10,83x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah 150,13x103 ± 11,53x103 CFU/ml.
2. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC sebelum perlakuan (pre test) adalah 250,60x103 ± 10,54x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah 149,40x103 ± 11,03x103 CFU/ml.
3. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih adalah 105,67x103 ± 6,94x103 CFU/ml.
4. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC adalah 101,20x103 ± 6,01x103 CFU/ml.
5. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok berkumur rebusan daun sirih yaitu p=0,000 (p<0,05). Ada perbedaan signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC yaitu p=0,000 (p<0,05).
6. Tidak terdapat perbedaan selisih rata-rata penurunan jumlah bakteri yang signifikan antara kelompok berkumur rebusan daun sirih dengan kelompok berkumur obat kumur mengandung CPC yaitu p=0,070 (p>0,05). Berkumur rebusan daun sirih sama efektif dengan berkumur dengan obat kumur mengandung CPC.
6.2 Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:
yang murah, mudah didapat, dapat dibuat sendiri dan tidak mengandung bahan kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lamont RJ, Jenkinson HF. Oral microbiology at a glance. Oxford: Wiley-Blackwell, 2010: 3,9.
2. Marsh PD, Martin MV. Oral microbiology. Fifth edition. London:Elsevier, 2009:2.
3. Pintauli S, Hamada T. Meenuju gigi & mulut sehat. Medan: USU Press, 2012:4.
4. Akinyele BJ, Oladejo BO, Akinyemi AI, Ezem LO. Comparative study of the antibacterial effect of mouth washes and Vernonia amygdalina (del.) on some tooth decay causing bacteria. British Microbiology Research Journal 2014; 4(7): 750.
5. Prasetya RC. Perbandingan jumlah koloni bakteri saliva pada anak-anak karies dan non karies setelah mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Indonesian journal of dentistry 2008;15(1):66.
6. Departemen kesehatan. Riset kesehatan dasar 2007. 2008:142.
7. Akande OO,Alada ARA, Aderinokun GA, Ige AO. Efficacy of different brands of mouth rinses on oral bacterial load count in healty adults. African Journal of Biomedical Research 2004;4(7):125-128.
8. Williams MI. The antibacterial and antiplaque effectiveness of mouth washes containing cetylpyridinium chloride with and without alcohol in improving gingival health. The Journal of Clinical Dentistry 2011;22(6):179-182.
9. He S, Wei Y, Fan X, Hu D, Sreenivasan PK. A clinical study to asses the 12-hour antimicrobial cetylpyridinium Chloride mouthwashes on supra gingival plaque. The Journal of Clinical Dentistry 2011;22(6): 196.
10. Dewoto HR. Pengembangan obat tradisional indonesia menjadi fitofarmaka.Maj Kedokt Indon 2007;57(7):205.
12. Djauhariya E, Hernani. Gulma berkhasiat obat. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004:1-4
13. Hanum NA, Ismalayani, Syanariah M. Uji efek bahan kumur air rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap pertumbuhan plak. Jurnal kesehatan 2012;1(10):5.
14. Hermawan A, Eliyani H, Tyasningsih W. Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan metode difusi disk. Artikel Ilmiah. Surabaya: Universitas Airlangga, 2007: 1.
15. Agoes HA. Tanaman obat indonesia. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika, 2010:110.
16. Syukur C, Hernani. Budi daya tanaman obat komersil. Jakarta: Penebar Swadaya, 2001:102.
17. Bardan SN. Tanaman obat berkhasiat. Jakarta: Sunda kelapa pustaka, 2007:14.
18. Kuncoro DM. Mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat. Jakarta: Amalia, 2012: 38.
19. Mcminn S. Cheap mouthwash buying Guide.
20. Tamher S. Mikrobiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: Trans info media, 2008:22.
21. Harahap LH. Mengenal target pest karantina tumbuhan golongan bakteri.
22. Landers B. Oral bacteria: How many? How fast?.http://www.rdhmag.com/ articles/print/volume-29/issue-7/columns/the-landers-file/oral-bacteria-how-many-how-fast.html
23. Chen T, Yu WH, Izard J, Baranova OV, Lakshmanan A, Dewhirst FE. The human oral microbiome database: a web accessible resource of investigating oral microbe taxonomic and genomic information. Database. 2010:1.
24. Dewhirst FE, Chen T, Izard J, Paster BJ, Tanner ACR, Yu WH et al. The human oral microbime. Journal of bacteriology 2010;192(19):5002.
25. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. Fourth edition. London: Elsevier, 2012: 273.
26. Fehrenbach MJ, Weiner J. Saunders review of dental hygiene. Second edition. St Louis: Elsevier, 2009:244.
27. Nasution M. Pengantar mikrobiologi. Medan: USU Press. 2012:62.
28. Kusumawardani B, Pujiastuti P, Sari DS. Uji biokimiawi sistem API 20 A mendeteksi Porphyromonas gingivalis isolat klinik dari plak subgingiva pasien periodontitis kronis. Jurnal PDGI 2010;53(3):110-114.
29. Fenno JC. Treponema denticola interactions with host proteins. Journal of Oral Microbiology 2012;4:8.
30. Hapso, Hasanah Y. Budidaya tanaman obat dan rempah. Medan: USU Press, 2011: 66-67.
31. Pradhan D, Suri KA, Pradhan DK, Biswasroy P. Golden Heart of the Nature:
Piper betle L. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 2013;1(6):147-163.
32. Redaksi Agromedia. Buku pintar tanaman obat. Jakarta: Agromedia pustaka, 2008:227
33. Safii L. Tumbuhan menjalar di sekitar kita. Bandung: Geger sunten, 2007:3.
34. Anonymous. Daun siri
35. Setiawan B, Suhartono E. Peroksidasi lipid dan penyakit terkait stres oksidatif pada bayi prematur. Maj Kedokt Indon 2007;57(1):10.
36. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.) 2005; 38(2):65.
38. Subekti EN. Penyembuhan luka dengan jati. 39. Ajizah A. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap ekstrak daun Psidium
guajava L. Bioscientiae 2004;1(1):31-38.
40. Hughes P. Therapeutic mouthrinsing: an effective component to oral hygiene.
41. Asadoorian J. CHDA position paper on commercially availabel over-the-counter oral rinsing products. CJDH 2006;40(4):3-7.
42. Rawlinson A, Pollington S, Walsh TF, et al. Efficacy of two alcohol free cetylpyridinium chloride mouthwashes-a randomized double-blind cross over study. J Cclin Periodontal 2008;35(3):230-5.(Abstrak)
43. Farah CS. Mouthwashes. Australian preseriber 2009;32(6):162-164.
44. Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s clinical periodontology. Ninth edition. Philadelphia:W.B. Saunders Company, 2002:666-667.
45. Golman E, Green LH. Practical handbook of microbiology. Second edition. Boca Raton: CRC press,2009:17-18.
46. Reynolds J. Bacterial colony morphology
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Formulir Seleksi Subjek
Nomor : Tanggal :
EFEKTIVITAS PENURUNAN JUMLAH BAKTERI RONGGA MULUT BERKUMUR AIR REBUSAN DAUN SIRIH 10% DIBANDINGKAN DENGAN OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG CETYLPIRIDINIUM
CHLORIDE PADA MAHASISWA FKG USU
I. Data Responden Nama : ... 1). Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
II. Pertanyaan seleksi
1. Apakah Anda menderita penyakit sistemik (mis:penyakit saluran pernafasan)? a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Anda menggunakan obat kumur sehari-hari ? a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Anda ada mengonsumsi obat antibiotik selama 3 bulan terakhir ? a. Ya
b. Tidak
III. Pemeriksaan Klinis
a. Ya b. Tidak
2. Menggunakan protesa a. Ya
b. Tidak
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
3. D = Decay D
4. M = Missing M
5. F = Filling F
6. DMFT DMF
III. Responden memenuhi syarat 1. Ya
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi. Nama saya Ellizabeth Lilanti, mahasiswi yang sedang menjalani Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan
obat kumur yang mengandung cetylpiridinium chloride pada mahasiswa fkg usu”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibaningkan dengan obat kumur yang mengandung cetylpiridinium chloride. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai manfaat berkumur air rebusan daun sirih dalam menjaga kesehatan rongga mulut.
Subyek penelitian saya adalah mahasiswa aktif angkatan 2011 dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara yang akan saya pilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :
1. Subjek diinstruksikan untuk berkumur selama 30 detik dibawah pengawasan
peneliti, kemudian air bekas berkumur dibuang.
2. Pengambilan sampel saliva subjek dilakukan sebelum dan sesudah
berkumur.
Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan subjek tidak akan dikenakan biaya apapun selama penelitian dilaksanakan. Apabila terdapat keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saudara/i dapat menghubungi saya.
Demikian penjelasan mengenai penelitian yang akan saya lakukan. Atas partisipasi dan kesediaan waktu saudara/i, saya mengucapkan terima kasih.
Medan,...2015
Ellizabeth Lilanti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Alamat : Telepon/HP :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai subjek pada penelitian yang berjudul :
“Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung cetylpiridinium chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU”
Mahasiswa Peneliti Medan, ...2015 Subjek penelitian
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lembar Hasil Pemeriksaan
Efektivitas Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Berkumur Air Rebusan Daun Sirih 10% Dibandingkan Dengan Obat Kumur Yang Mengandung
Cetylpiridinium Chloride Pada Mahasiswa Fkg Usu
No. Urut :
Kelompok : Perlakuan/Kontrol Nama :
Jumlah Koloni Bakteri (CFU/ml)
Pretest
Sebelum Berkumur
(Baseline)
Posttest
Descriptives
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
Pre Test Perlakuan 15 255800,0000 10831,17195
Post Test Perlakuan 15 150133,3333 11531,73675
Pre Test Kontrol 15 250600,0000 10541,07612
Post Test Kontrol 15 149400,0000 11031,12480
Valid N (listwise) 15
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Perlakuan ,157 15 ,200* ,963 15 ,743
Post test Perlakuan ,130 15 ,200* ,961 15 ,714
Pretest Kontrol ,165 15 ,200* ,949 15 ,515
Post test Kontrol ,140 15 ,200* ,967 15 ,819
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Test Perlakuan 255800,0000 15 10831,17195 2796,59657
Post Test Perlakuan 150133,3333 15 11531,73675 2977,48162
Pair 2 Pre Test Kontrol 250600,0000 15 10541,07612 2721,69415
Post Test Kontrol 149400,0000 15 11031,12480 2848,22418
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre Test Perlakuan & Post
Test Perlakuan
15 ,809 ,000
Pair 2 Pre Test Kontrol & Post Test
Kontrol
15 ,845 ,000
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Test Perlakuan - Post
Test Perlakuan
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Test Perlakuan - Post
Test Perlakuan
105666,66667 6945,36502 1793,28554
Pair 2 Pre Test Kontrol - Post Test
Kontrol
101200,00000 6014,26875 1552,87751
Paired Samples Test
Paired Differences
t 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pre Test Perlakuan - Post
Test Perlakuan
101820,45172 109512,88161 58,924
Pair 2 Pre Test Kontrol - Post Test
Kontrol
97869,40898 104530,59102 65,169
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pre Test Perlakuan 15 255800,0000 10831,17195 2796,59657
Kontrol 15 250600,0000 10541,07612 2721,69415
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Pre Test Equal variances assumed ,072 ,791
Equal variances not
assumed
Independent Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Pre Test Equal variances assumed 1,333 28 ,193 5200,00000
Equal variances not
assumed
1,333 27,979 ,193 5200,00000
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre Test Equal variances assumed 3902,38023 -2793,66353 13193,66353
Equal variances not
assumed
3902,38023 -2793,92883 13193,92883
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Selisih Perlakuan 15 105666,6667 6945,36502 1793,28554
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Selisih Equal variances assumed ,040 ,842
Equal variances not
assumed
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Selisih Equal variances assumed 1,883 28 ,070 4466,66667
Equal variances not
assumed
1,883 27,439 ,070 4466,66667
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Selisih Equal variances assumed 2372,19341 -392,55126 9325,88459
Equal variances not
assumed