• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS V SD NEGERI NGKERAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS V SD NEGERI NGKERAN T.P 2014/2015."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR PPKN SISWA

KELAS V SD NEGERI NGKERAN TP. 2014 / 2015

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH :

KHIYARUDDIN

NIM : 8136181013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

KHIYARUDDIN. Efek Penerapan Model PAIKEM Untuk Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn kelas V SD Negeri Ngkeran T.P 2014/2015. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatan motivasi belajar siswa melalui, (2) penerapan model PAIKEM dapat meningkatan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri Ngkeran T.P 2014/2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terjadi selama dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD negeri Ngkeran yang berjumlah 34 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa serta angket motivasi belajar siswa. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menentukan persentase skor rata-rata aktivitas guru, aktivitas siswa, skor rata-rata motivasi belajar siswa dan kemudian menentukan kriteria keberhasilannya. Berdasarkan analisis data diperoleh temuan data hasil penelitian : (1) Terjadi peningkatan pada aktivitas guru. Hal ini dapat dilihat pada siklus I pertemuan 1,2, dan 3 masing-masing sebesar 48,86%; 49,43%; dan 72,16% dengan kategori sedang. Pada siklus II pertemuan 1,2 dan 3 sebesar 81,82%; 88,07%, dan 93,18% dengan kategori baik. (2) Terjadi peningkatan pada motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada siklus I sebesar 69,88% pada kategori baik dengan rata-rata 3,42 kategori termotivasi. Pada siklus II sebesar 87,54% kategori sangat baik dengan rata-rata 4,38 kategori sangat termotivasi. (3) Terjadi peningkatan pada aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat pada siklus I pertemuan 1, 2 dan 3 sebesar 50,32%; 64,02%; dan 73,62%. Pada siklus II pertemuan 1, 2 dan 3 sebesar 80,93%; 85,34%; dan 89,25% dengan kategori baik. Melalui hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa model PAIKEM dapat meningkatkan motivasi belajar serta aktivitas siswa pada pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri Ngkeran T.P. 2014/2015.

(5)

ABSTRACT

KHIYARUDDIN : The effect of PAIKEM model application in improving student’s motivations and activities on civic subject in the fifth grade of Ngkeran elementary school the year 2014/2015. Thesis. Medan : postgraduate program of state university of medan.

The aims of this study to determine : (1) improving the student’s motivations throught the PAIKEM model application, (2) improving the student’s activities throught the PAIKEM model application on civic subject in the fifth grade of ngkeran elementary school the year 2014/2015. The type of this research is a class action research that consist of of two cycles. The subject of this research is the fifth grade of ngkeran elementary school students by totaling 34 students. The data collection throught the observation of the teacher’s activities and student activities As well as student’s learning motivations questionnaire. Data analysis using quantitative and qualitative descriptive analysis by determing the percentage of the average score of the teacher’s activities, students’ activities, the average score students’ motivations and the determine the success criteria. Based on data analysis it conclude : (1) an increase in the activities of teacher’s. This can be seen in the first cycle of meetings 1,2 and 3 Respectively by 48,86%, 49,43% and 72,16% called by “medium” category. In the second cycle of meeting 1,2 and 3 respectively 81,82, 88,07 and 93,18 called by “good” category. (2) an increase in student motivation. This can be seen in the first cycle of 69,88% in good category with an average of 3,42 category motivated. In the second cycle of 87.54% very well with the category average of 4,38 category of highly motivated. (3) An increase the activitiy of students. This can be seen in the first cycle of meetings 1,2 and 3 by 30,32%, 64,02 and 73,62%. In the second cycle of meetings 1,2 and 3 amounted to 80,93%,85,34% and 89,25% in good categories. Throught these results it can be concluded that the PAIKEM model can improve learning motivation and learning activities of students on civic subject at the fifth grade of Ngkeran elementary school the year 2014/2015

(6)

iii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis

ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari berbagai

pihak.

Maka pada kesempatan ini juga dengan rasa hormat, ketulusan dan

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

yang telah memberi fasilitas dan pelayanan belajar dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea M.Pd, selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta Bapak Dr. Arif Rahman M.Pd,

selaku Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan Prof. Dr.

Sahat Siagian M.Pd selaku Asisten Direktur Pascasarjan Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar

Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan Narasumber penulis yang sangat

banyak memberikan bantuan moril dalam membantu kelayakan tesis ini dan

dalam penyelesaian seluruh proses akademik penulis.

4. Ibu Dr. Hj. Anita Yus M.Pd Selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar dan

Narasumber Penulis yang telah memberikan banyak pengaruh dalam penyelesaian

(7)

5. Bapak Dr. Hidayat M.Si selaku dosen Narasumber penulis yang banyak

memberikan pengaruh baik dalam membantu kelayakan tesis ini.

6. Ibu Prof. Dr. Rosmala Dewi M.Pd, Kons, Yang telah banyak meluangkan waktu

dalam memberikan arahan bermula dari membuat tulisan ini hingga kepada

kelayakan tesis ini untuk dijadikan sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggung

jawabkan sehingga syafaatnya dapat dijadikan refrensi untuk memajukan dunia

pendidikan khususnya Indonesia.

7. Ibu Prof. Dr. Alesyanti M.Pd Yang telah banyak membantu dalam memberikan

arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.

8. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Dasar

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan

pengetahuan sehingga menjadi bekal yang baik dalam berbangsa dan bernegara.

9. Kepada Kedua Orang Tua Tercinta dan Tersayang yang tak hingga yakni,

Ayahanda Ramidin dan Ibunda Raiyah yang tak henti – hentinya mendukung,

membantu baik dari segi apapun dan ucapan terima kasih juga kepada adik saya

Afifuddin, Ahmad Khair Selian dan Mhd. Afdhal Selian yang telah

membangkitkan semangat dan mendo’akan saya.

10. Teruntuk orang yang kusayangi Syska Manyatika S.Pd dan Sayid Al Mushaffa

Hudaiby yang telah banyak memberikan dukungan moril, Do’a kepada penulis

dan atas kesabaran dalam menunggu yang rasanya sulit untuk kalian hadapi..

11. Bapak Amis, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Ngkeran.

Bapak Supriadi Ama selaku wali kelas V SDN Ngkeran dan seluruh dewan guru

(8)

v

12. Seluruh kawan – kawan seperjuangan saya di Program Pascasarjana Prodi

Pendidikan Dsar Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulis adalah manusia biasa ciptaan Allah SWT

yang memiliki kekurangan dan kekhilapan dalam hal apapun begitu juga

penulisan tesis ini banyak kekurangan dan kelemahan dari segi tulisan ataupun

tatar bahasa di tesis ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran untuk kesempurnaan tesis ini.

Medan, Maret 2015

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Batasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1 Motivasi Belajar... 28

2.1.2 Aktivitas Belajar ... 28

2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan... 32

2.3 Hakikat Model PAIKEM ... 35

2.4 Penelitian Yang Relevan... 45

2.5 Kerangka Konseptual... 46

2.6 Hipotesis Tindakan ... 49

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

3.2 Subjek dan Objek Penelitian... 50

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Indikator... 50

(10)

vii

3.5 Prosedur Penelitian...54

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.7 Ujicoba instrumen... 63

3.8 Teknik Analisis Data ... 68

3.9 Indikator Keberhasilan... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1 Hasil Penelitian... 72

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 72

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 95

4.2 Pembahasan ... 116

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 120

5.1 Simpulan ... 120

5.2 Implikasi ... 120

5.3 Saran ... 121

(11)
(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai semester Mata Pelajaran PPKn SD Negeri Ngkeran ... 5

Tabel 2. 1 Sintak Model PAIKEM ... 42

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas siswa ... 60

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas guru ... 61

Tabel 3.3 Kisi–Kisi Angket Motivasi Belajar ... 63

Tabel 3.4 Hasil Validasi Perangkat pembelajaran ... 64

Tabel 3.5 Rangkuman Hasli validitas Angket Motivasi Belajar ... 66

Tabel 3.6 Kriteria Motivasi Belajar Siswa... 69

Tabel 3.7 Kriteria AktivitasBelajar... 70

Tabel 4.1 Hasil Observasi Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 76

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 81

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 88

Tabel 4.4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 100

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 104

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir ... 48

Gambar 3.1 Skema PTK Model Hopskin ... 52

Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 86

Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi AKtivitas Siswa Siklus I ... 93

Gambar 4.3 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 109

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 125

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II... 134

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 142

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa I... 150

Lembar Kerja Siswa II ... 155

Lembar Kerja Siswa III... 160

Lampiran 3 Angket Motivasi Belajar Siswa... 164

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru... 167

Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 170

Lampiran 5 Lembar validasi RPP... 172

Lembar validasi LAS ... 173

Lembar validasi Observasi Aktivitas Guru... 174

Lembar validasi Observasi Aktivitas Siswa ... 175

Lembar validasi Angket Motivasi Siswa ... 176

Lampiran 6 Tabulasi Perhitungan Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa ... 177

Tabulasi Perhitungan Uji Realibilitas Angket Motivasi Belajar Siswa .... 180

Lampiran 7 Skor Pengamatan Aktivitas guru pada siklus I ... 184

Skor Pengamatan Aktivitas guru pada siklus II ... 187

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 190

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II... 193

Lampiran 8 Tabulasi Hasil Angket Motivasi Belajar siswa siklus I ... 196

Tabulasi Hasil Angket Motivasi Belajar siswa siklus II ... 198

Lampiran 9 Catatan Lapangan Penelitian ... 198

Catatan Lapangan Motivasi Belajar siswa... 198

Catatan Lapangan Aktivitas guru ... 205

Catatan Lapangan Aktivitas siswa... 229

Lampiran 10 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Ngkeran... 247

(15)

1

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Muhibbin Syah, 2010 : 1).

Menurut Poerbakawatja dan harahap (Dalam Muhibbin Syah 1981 : 11),

pendidikan adalah :

“usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya

meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya” . . . “orang

dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala – kepala

asrama dan sebagainya”.

Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan nilai karakter seperti yang diharapkan kurikulum dewasa ini dan mampu bersaing dalam era globalisasi. Disiplin ilmu yang dipelajari harus memiliki materi yang tepat dengan menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman dan daam penyampaian hendaknya menggunakan strategi yang tepat sehingga dapat menumbuh kembangkan kreativitas dan keterampilan siswa untuk dapat memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan nyatanya.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

(16)

2

oleh siswa sebagai anak didik. Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori

belajar dan teori pembelajaran, yaitu berkenan dengan motivasi karena motivasi

salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar

(Eveline, Hartini : 2010:51). Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi

dalam belajar, Pertama motivasi merupakan daya penggerak psiskis dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi

mencapai suatu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam

memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang

mempunya motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk kegiatan

belajar.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya

motivasi belajar adalah sebagai berikut. (1) Menyadarkan kedudukan pada awal

belajar, proses dan hasil akhir, (2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha

belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya (3) Mengarahkan kegiatan

belajar, (4) Membesarkan semangat belajar, (5) Menyadarkan tentang adanya

perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela – selanya adalah istirahat atau

bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan

kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Motivasi belajar juga

penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang

motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: (1)

Membangkitkan, meningkatkan, dan memlihara semangat siswa untuk belajar

sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila

semangat belajarnya timbul tenggelam; memlihara, bila semangatnya telah kuat

(17)

3

pemicu semangat dapat digunakan unutk mengorbankan semangat belajar. (2)

Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam – ragam;

ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacam

ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam –

macam strategi belajar – mengajar. (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru

untuk memilih satu di antara bermacam –macam peran seperti sebagai penasihat,

fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.

Peran pedagogis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan prilaku siswa. (4)

Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru

adalah membuat siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru

terletak pada mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar, siswa

cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar. Dengan kata lain guru

merupakan komponen belajar yang penting dalam upaya meningkatkan motivasi

siswa. Motivasi siswa akan meningkat bila guru menciptakan iklim pembelajaran

yang kondusif. (Mudjiono, Dimyati : 2006:85 )

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada

semua satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang

menjadi lingkup mata pelajaran ini, mencakup persatuan dan kesatuan bangsa,

norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara,

kekuasaan dan politik, pancasila, dan globalisasi (Depdiknas, 2007). Substansi

kajian Pendidikan Kewarganegaraan mencakup: (1) pengantar; (2) hak asasi

manusia; (3) hak dan kewajiban warga negara; (4) bela negara; (5) demokrasi; (6)

wawasan nusantara; (7) ketahanan nasional; (8) politik strategi nasional,

(18)

4

yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama,

sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, Aryani dan Susantim (2010:18).

Namun pada kenyataan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran PPKn

ternyata kurang menggembirakan. Hal ini di perkuat oleh hasil penelitian

Wahyudin (dalam jarnawi, 2003) menemukan bahwa : rata – rata tingkat

penguasaan siswa dalam mata pelajaran PPKn adalah 19,4% dengan simpang

baku 9,8% juga diketahui bahwa kurva berkaitan dengan tingkat penguasaan

siswa adalah positif (miring ke kiri) yang berarti sebaran tingkat penguasaan para

siswa.

Dari beberapa hasil penelitian juga seperti Berdasarkan hasil temuan

kajian kurikulum (dalam Depdiknas, 2007) menunjukkan bahwa terdapat ketidak

seimbangan ranah kompetensi PPKn sebagai muatan KD untuk tiap-tiap SK baik

di SD, SMP, maupun SMA. Pada tiga jenis pendidikan ini, aspek sikap dan

perilaku yang menjadi “stressing” PPKn proporsinya relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan ranah pengetahuan. Untuk SD dari 57 KD, hanya 4 (7,02%)

KD yang termasuk ranah afeksi dan hanya 16 (28,07%) KD yang termasuk ranah

perilaku, sementara yang termasuk ranah pengetahuan 37 (64,91%) KD. Selain

itu, pembelajaran PPKn juga cenderung kurang bermakna karena hanya

berpatokan pada penilaian aspek kognitif saja, tidak pada aspek afektif. Guru

PPKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian

akhir. Hal ini berkaitan pada pembentukan karakter, moral, sikap serta perilaku

murid yang hanya menginginkan nilai yang baik tanpa diimbangi dengan

(19)

5

Fenomena ini juga dapat dilihat dari perolehan nilai semester PPKn siswa

SD Negeri Ngkeran yang tergolong masih rendah seperti terlihat pada tabel

berikut ini :

Table 1.1 Nilai Semester Mata Pelajaran PPKn SD Negeri Ngkeran

No Tahun

Pelajaran

Nilai rata–rata

Semester I Semester II

1 2012 / 2013 60 65

2 2013 / 2014 66 64

Ini membuktikan selama ini kualitas pendidikan mata pelajaran PPKn di

sekolah belum mencapai hasil yang maksimal khususnya di SDN Ngkeran mata

pelajaran PPKn kurang diperhatikan dikarenakan mata pelajaran ini tidak masuk

dalam rumpun mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional dan pelajaran ini

juga mudah membosankan karena materi pelajaran yang bersifat abstrak sehingga

kurang adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar PPKn siswa, seharusnya

hasil belajar PPKn lebih tegas diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh

pemerintah, pemerhati pendidikan baik dari segi fasilitas seperti buku dan oleh

guru sebagai pelaku pendidikan itu sendiri seperti kreativitas guru dalam

merancang pola, pendekatan atau media pembelajaran untuk meminimalisir

kejenuhan dalam kelas karena Mata pelajaran PPKn di pendidikan tingkat dasar

bertujuan untuk pengembangan kemampuan berpikir siswa, pengembangan nilai

dan etika sosial, pengembangan tanggung jawab dan partisipasi social dan

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

(20)

sehari-6

hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang terjadi di masyarakat dan

mendidik agar menjadi insan yang berakarakter.

Selain itu ada beberapa faktor lain yang lebih penting menyebabkan

motivasi belajar PPkn siswa SDN Ngkeran tergolong rendah antara lain : (1)

Ketidaksiapan dari guru-guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan PPkn,

mengingat terbatasnya tenaga guru yang ada. Sehingga guru tidak mampu

memilih strategi pembelajaran mana yang cocok digunakan untuk meningkatkan

motivasi dan aktivitas belajar siswa. (2) Minimnya fasilitas pendukung

pembelajaran PPkn yang sesuai dengan kebutuhan mengingat pelajarajan PPkn

adalah salah satu pelajaran materi – materi yang abstrak sehingga dapat

memberikan kebosanan kepada anak didik. (3) Kurangnya kreativitas guru dan

kemauan siswa dalam pemahaman mengenai pelajaran PPKn.

Dari Fakta di atas, tingkat keprofesionalisme guru menjadi salah satu

penunjang berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan. Sehingga Guru

diharapkan mampu meningkatkan keprofesionalisme agar pendidikan menjadi

berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat dilihat dari proses

pembelajarannya. Pembelajaran di kelas selama ini berpusat pada guru dan tidak

memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga

siswa menjadi jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Terkait hal

tersebut, maka guru harus mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi

untuk meningkatkan aktivitas siswa di kelas. Aktivitas siswa di kelas antara lain

tanya jawab, memperhatikan guru, mau mengemukakan pendapat, bersemangat

mengikuti pelajaran. Aktivitas-aktivitas belajar siswa tersebut dapat terwujud jika

(21)

7

Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik, salah satu model

pemebelajaran yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan Model

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan. Alasan perlunya

penerapan PAIKEM dalam pembelajaran PPKn di sekolah SD Negeri Ngkeran

ini, yakni: (1) Paikem lebih memungkinkan perserta didik dan guru sama-sama

aktif terlibat dalam pembelajaran. selama ini sekolah lebih banyak mengenal

pendekatan pembelajaran konvensional. hanya guru yang aktif (monologis),

sementara para siswanya pasif, sehingga pembelajaran menjemukan, tidak

menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang menakutkan siswa. (2)

Paikem lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. guru

mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam

proses pembelajaran. sementara itu, peserta didik juga didorong agar kreatif

dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat

bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat.

Paikem dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar

peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau

pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun

makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi

pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan

paikem, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif

sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.

Melalui pembelajaran inilah interaksi antara siswa dengan siswa dan

interaksi guru dengan siswa harus ditekankan dalam proses belajar mengajar.

(22)

8

penyampaian tujuan pembelajaran akan lebih efektif. Disadarai bahwa setiap

siswa memiliki cara belajar yang berbeda – beda dalam menerima pelajaran di

sekolah. Untuk meminimalkan perbedaan cara belajar itu, maka digunakanlah

Model Paikem karena Model pembelajaran ini tidak membatasi cara belajar murid

di sekolah contohnya seperti belajar di luar kelas ketika materi pembelajaran

menggharuskan cara murid belajar untuk langusng ke lokasi belajar yang

dimaksud dan sumber belajarpun tidak hanya terbatas pada buku pegangan siswa

dan guru ataupun perpusatakaan yang ada di sekolah tersebut.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan

penelitian tentang “Penerapan Model PAIKEM Untuk Meningkatkan Motivasi

dan Aktivitas Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn kelas V SD Negeri Ngkeran T.P

2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran PPKn siswa di SD sebagai

berikut :

1. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

PPKn.

2. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung masih dalam taraf

minimal.

3. Hasil belajar PPKn siswa yang masih tergolong rendah.

4. Belum bervariasinya model pembelajaran dalam mengajarkan

(23)

9

5. Proses belajar dan mengajar yang searah sehingga mengakibatkan

kejenuhan.

6. Minimnya media pembelajaran yang inovatif dalam mendukung

pembelajaran PPKn.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus

pada masalah yang akan di teliti. Oleh karena itu masalah penelitian ini di batasi

pada Motivasi dan Aktivitas belajar PPKn dengan Menerapkan Model PAIKEM

Tema Sehat Itu Penting kelas V SD Negeri Ngkeran T.P 2014/2015.

1.4.Rumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa

Pada Mata Pelajaran PPKn kelas V SD Negeri Ngkeran T.P2014/2015.”?

2. Penerapan Model PAIKEM dapat meningkatkan Aktivitas belajar siswa

Pada Mata Pelajaran PPKn Tema Sehat Itu Penting kelas V SD Negeri

Ngkeran T.P 2014/2015.”?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melaui Model PAIKEM meningkatkan motivasi siswa Pada Mata

(24)

10

2. Melaui Model PAIKEM meningkatkan Aktivitas siswa pada pembelajaran

PPKn Tema Sehat Itu Penting di kelas V SD Negeri Ngkeran T.P

2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang bertujuan untuk

kemajuan pendidikan, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan gambaran yang jelas tentang Model PAIKEM untuk

meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran

PPKn.

b. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

khususnya pada bidang mata pelajaran PPKn dan dapat dijadikan

literature untuk penelitian yang relevan selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan merupakan

sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses

perkuliahan.

b. Bagi sekolah

Penerapan Model PAIKEM mampu memberikan kontribusi bagi

sekolah tersebut berupa kualitas pembelajaran yang lebih baik dan

mampu meningkatkan hasil belajar peserta didiknya. Selain itu,

(25)

11

referensi bagi sekolah dalam meningkatkan Motivasi dan Aktivitas

belajar siswa khususnya mata pelajaran PPKn.

c. Bagi guru

Penerapan Model PAIKEM mampu menumbuhkan pengetahuan

tentang pembelajaran inovatif. Memberikan wawasan tentang

bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang melibatkan

aktivitas seluruh siswa dan guru hanyalah sebagai fasilitator. Selain

itu, guru akan termotivasi untuk menggunakan model dan media

pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan demi menggali

pengetahuan peserta didik secara maksimal.

d. Bagi siswa

Model PAIKEM, menjadikan siswa aktif karena terlibat dalam setiap

kegiatan. Melatih siswa untuk bekerjasama dan mengemban tanggung

jawab, serta melatih persaingan sehat yang ditunjukkan pada kegiatan

Kelompok. Selanjutnya, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar PPKn karena Model PAIKEM merupakan pembelajaran yang menarik

dan akan menggugah motivasi siswa untuk berperan aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya pemberian

hadiah bagi tim yang menjadi pemenang mampu membuat para siswa

termotivasi untuk belajar dengan serius sehingga dengan

dilaksanakannya penelitian ini, siswa dapat meningkatkan motivasi

(26)

92

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Model PAIKEM dapat meningkatkan motivasi siswa Pada Mata Pelajaran

PPKn kelas V SD Negeri Ngkeran T.P 2014/2015 dimana motivasi belajar

siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 3,42 dengan persentase 69,88%

kategori cukup termotivasi pada siklus I menjadi 4,38 persentase 87,53%

dengan kategori sangat termotivasi.

2. Model PAIKEM dapat meningkatkan Aktivitas siswa pada pembelajaran PPKn

Tema Sehat Itu Penting di kelas V SD Negeri Ngkeran T.P 2014/2015.

Aktifitas siswa mengalami peningkatan dimana persentase aktifitas di

pertemuan ketiga siklus yang awalnya 73,62% menjadi 89,25% pada akhir

pertemuan siklus II.

5.2 Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

motivasi dan aktifitas belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran

PAIKEM. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa penggunaan

strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

menjadi perhatian untuk meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar siswa. Hal ini

(27)

93

meningkatkan motivasi dan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran yang pada

gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu implikasi hasil penelitian ini bagi pendidikan adalah:

1. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran PAIKEM membawa dampak positif

yakni dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas siswa dalam pembelajaran

dikarenakan model ini didominasi oleh aktifitas siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran PKn

dapat digunakan guru sebagai acuan dalam meningkatkan motivasi dan aktifitas

belajar siswa.

5.3 Saran

Setelah melakukan penelitian, pengolahan, serta interpretasi data, peneliti

menyarankan :

1. Bagi guru, agar dapat menerapkan model PAIKEM dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya di tingkat dasar. Model ini terbukti dapat

meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa sehingga cocok untuk

diterapkan dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa, agar terus meningkatkan motivasi serta aktivitasnya dalam belajar.

Siswa terus memperhatikan dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh

guru agar terwujud pembelajaran yang berpusat pada siswa.

3. Bagi sekolah, agar terus memberikan bimbingan kepada para guru dalam rangka

peningkatan kualitas pembelajaran. Bimbingan dapat berupa pelatihan model

(28)

94

bimbingan diharapkan sekolah juga terus meningkatkan sarana dan prasarana

untuk mendukung model pembelajaran yang diterapkan guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih memperhatikan pengelolaan waktu

pembelajaran dalam menerapkan model PAIKEM. Model ini membutuhkan

(29)

123

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_________________, 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aryani, Ine Kusuma dan Susantim, Markum. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan

Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia

Ahmadi, Iif K. dan Amri, Sofan. 2011. PAIKEM GEMBROT. Jakarta: Prestasi Pustaka

Darsono, Max., 2003. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang. Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2007. Naskah akademik kajian

kebijakan kurikulum mata pelajaran Pkn. Jakarta: Depdiknas

Eveline dan Hartini, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Fan, Weihua, Williams, Cathy M., and Wolters, Christopher A. 2012. Parental Involvement in Predicting School Motivation: Similar and Differential Effects across Ethnic Groups.Journal of Educational Research, v105 n1 p21-35.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hasan, A. 2002. Meningkatkan Motivasi Belajar. Bandung : Grasindo. Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik.Prestasi Pustaka: Jakarta.

Keller, J. M. 1987. Development and use of the ARCS model of motivational design.

Journal of Instructional Development, 10(3), 2-10.

Muhibbinsyah, 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

(30)

124

Ramadhan, Tarmidzi. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan

\Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaranaktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses 28/10/2014.

Soemardyono. 2004. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo. Soedjadi, 2000. Motivasi dan Minat Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Setiawan, Deny. 2014. Pendidikan Karakter Dalam Persfektif Kewarganegaraan. Medan Larispa Indonesia

Susanto, Aris. 2013. peningkatan kualitas pembelajaran pkn melalui model kooperatif tipe tgt dengan menggunakan media audiovisual pada siswa kelas III sdn mangkangkulon 02 semarang. Terdapat dalam http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=52548. (5 oktober 2014) Trianto, 2005. Mode pembelajaran terpadu dalam praktik, Jakarta : Presatasi Pustaka Uno, Hamzah B. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :

Kencana

Wuryandani, Wuri dan Fathurrohman. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ombak

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi AKtivitas Siswa Siklus I ...................................
Table 1.1 Nilai Semester Mata Pelajaran PPKn SD Negeri Ngkeran

Referensi

Dokumen terkait

sepanjang dalam interaksi satu dengan yang lain tidak bisa mengendalikan. ego

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader jumantik dalam upaya pemberantaan sarang nyamuk di Desa Wirogunan

Berdasarkan hasil penelitian Service Quality, Customer satisfaction, dan Switching Cost berpengaruh positif pada Customer Loyalty pengguna SIM card dikampus Universitas Andalas,

KM 49 (2005) menyebutkan bahwa angkutan perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada

Nilai-nilai pendidikan karakter bangsa pada pembelajaran matematika adalah nilai-nilai yang mencitrakan karakter yang dimiliki warga Negara Indonesia berdasarkan

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Siagian (1984) yang menyatakan bahwa babi jantan Yorkshire memiliki indeks seleksi yang lebih tinggi (156) dibanding

bjakai, dbjsko dbn !R dr{iimF,

Perlakuan empat jenis yogurt dan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0.05), tetapi tidak saling berinteraksi terhadap viskositas. Yogurt susu sapi probiotik