• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara kompetensi guru PAI dengan hasil belajar siswa kelas I SMK Tri Guna Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara kompetensi guru PAI dengan hasil belajar siswa kelas I SMK Tri Guna Utama"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

45

KEJURUAN (SMK) TRI GUNA UTAMA

Skripsi Ini

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Oleh : ABDUL HALIM NIM : 102011023434

Di Bawah Bimbingan Pembimbing :

Drs. H. PAIMUN

URUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

U I N SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugrah dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhamad SAW, keluarga, sahabat serta kepada seluruh penerus perjuangannya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak begitu saja dapat diselesaikan melainkan dengan bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada:

1. Bapak. Prof. DR. Rosyada. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing skripsi saya yang telah memberikan khazanah keilmuwannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(3)

3. Bapak Drs. H Abdul Fatah Wibisono M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Nurhadi, MM dan Bapak Ahmad SE, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMPN I Ciputat, serta para guru yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di SMPN I Ciputat dalam rangka penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Pimpinan dan jajaran Staf Pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis di Fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Pimpinan dan staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah membesarkan dan memberikan

dukungan materi maupun materil serta motivasi kepada penulis dalam do’a dan kasih sayang yang tiada tara hingga saat ini.

8. Kakakku Ahadiyah Ika Wati beserta suami yaitu Ahmad Tadfi’ul Amin yang telah memotivasi, mencurahkan perhatian dan memberikan saran-saran kepada penulis dengan penuh keikhlasan.

(4)

Ciputat, terima kasih atas segala persahabatan dan perhatian yang terjalin di antara kita.

10.Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan serta perhatian yang luar biasa.

Tiada daya dan kekuatan melainkan milik Allah semata, segala kekurangan dan kesalahan yang telah saya buat dalam penyelesaian skripsi ini, mohon dimaafkan. Semoga ini semua dapat bermanfaat hingga kedepannya.

Jakarta, Agustus 2006

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ...i BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ...1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ...

...9 1. Identifikasi Masalah ...

...9 2. Pembatasan Masalah ...

...10 3. Perumusan Masalah ...

...12 C. Kegunaan Hasil Penelitian ...

...12 BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

dan Ketaatan Beribadah ... ...13 1. Pengertian, Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar dan

Tujuan Pendidikan Agama Islam... 13

a. Pengertian Belajar ... ...13 b. Pengertian Prestasi ...

(6)

c. Pengertian Prestasi Belajar ... ...20 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ...

...21 e. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...

...29 f. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...

...33 2. Ketaatan Beribadah ...

...37 a. Pengertian Ketaatan Beribadah ...

...37 b. Urgensi Ketaatan Beribadah ...

...40 c. Indikator Ketaatan Beribadah ...

...42 B. Kerangka Berfikir ...

...43 C. Hipotesa ...

...46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Variabel Penelitian ... ...48 B. Populasi dan Sampel ...

...51 C. Teknik Pengumpulan Data ...

...53 D. Teknik Analisa Data ...

...53 b. Mencari angka indeks korelasi ‘r’ ...

...56 c. Memberikan interpretasi ...

...56 d. Menghitung besar pengaruh variabel ...

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 58

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... ...58 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Ciputat ...

...58 2. Jumlah Siswa dan Sarana Prasarana yang ada ...

...59 a. Jumlah Siswa ...

...59 b. Jumlah Sarana Prasarana ...

...60 B. Deskripsi Data ...

...61 C. Ulasan ...

...79 BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... ...82 B. Saran ...

...85 DAFTAR PUSTAKA ... 87

(8)

DAFTAR TABEL

Pengambilan Sampel... 39

Pengukuran Secara Deskripsi ... 43 Struktur Organ Sarana dan Prasarana... 56

Data Siswa SMK Tri Guna Utama... 56

Keadaan Ruangan Kelas... 56

Pemahaman Siswa tentang Materi yang Diajarkan ... 59

Penguasaan Guru PAI tentang Materi yang di ajarkan kepada siswa ... 60

Pemberitahuan tentang Tujuan dari Pembelajaran ... 60

Metode Penyampaian Materi Dengan Tepat... 61

Pemberian Teguran kepada siswa yang Mengganggu PBM... 62

Guru Mengatur Murid di Kelas... 63

Guru Melakukan Evaluasi (Penilaian)... 63

Bersikap Membimbing Siswa ... 64

Penggunaan Media yang Relevan dengan Materi Pelajaran... 65

Guru Mengawali dan Mengakhiri Belajar Dengan Do'a... 65

Pemberian Motivasi Kepada Siswa... 66

Membantu kepada Siswa yang Kurang Mengerti... 67

Pemahamam Siswa terhadap Soal-soal Ujian... 67

Pemberian Kesempatan Remedial bagi Siswa yang Nilainya Rendah... 68

Memberikan Saran tentang Tugas... 69

Kompetensi Guru PAI... 70

(9)

DAFTAR GRAFIK

(10)

Penulis DAFTAR TABEL

Pengambilan Sampel ... 42

Pengukuran Secara Deskripsi ... 46

Struktur Organisasi Smk Triguna Utama Ciputat ... 52

Sarana dan Prasarana ... 58

Data Siswa STM Triguna Utama ... 59

Keadaan Ruangan Kelas ... 59

Pemahaman Siswa tentang Materi yang Diajarkan ... 62

Penguasaan Guru PAI tentang Materi yang di ajarkan kepada siswa ... 63

Pemberitahuan tentang Tujuan dari Materi Pelajaran ... 63

Metode Penyampaian Materi Dengan Tepat ... 64

Pemberian Teguran kepada Siswa yang Mengganggu PBM ... 65

Guru Mengatur Murid Kelas ... 66

Guru Melakukan Evaluasi(Penilaian) ... 66

Bersikap Membimbing Siswa ... 67

Penggunaan Media yang Relevan dengan Materi Pelajaran ... 68

Guru Mengawali dan Mengakhiri Belajar Dengan Do’a ... 68

Pemberian Motivasi kepada Siswa... 69

Membantu kepada Siswa yang Kurang Mengerti ... 70

(11)

Pemberian Kesempatan Remedial bagi Siswa yang Nilaina Rendah ... 71

Memberikan Saran tentang Tugas ... 72

Kompetensi Guru PAI ... 73

Raport ... 75

DAFTAR GRAFIK Grafik Histogram Kompetensi Guru PAI ... 71

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan.Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai–nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal.

Keberhasilan pendidikan sekolah ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar-mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar-mengajar.

Saat ini, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita adalah dengan memberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada sekolah-sekolah. Namun, hal yang paling penting dalam hal ini pun adalah faktor guru, sebab secanggih apapun kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang

(13)

maksimal. Oleh karena itu, guru di tuntut memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Terlebih seorang guru agama, ia mempunyai nilai lebih dibandingkan guru-guru bidang studi lainnya. Sebagaimana di jelaskan oleh Dr. Zakiah Daradjat : “Guru agama disamping melaksanakan tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak, disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa1

Dari penjelasan diatas terlihat tugas seorang guru agama itu berat, karena ia tidak hanya mengajar tetapi juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan, maka disini seorang guru agama harus mempunyai kompetensi yang lebih pula

Guru sebagai pendidik, mempunyai peranan sangat menentukan dalam proses belajar-mengajar, ”Tanpa pendidik, tujuan pendidikan mana pun yang telah dirumuskan tidak akan dapat dicapai oleh anak didik”.2

Kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.selain itu guru harus mengikuti banyak kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidangnya untuk meningkatkan kompetensi keguruannya.

1

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah (Jakarta, CV Ruhama 1994),cet. Ke-1, h.99

2

(14)

Selain meningkatkan kompetensi profesionalnya, guru juga harus meningkatkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Karena pada dasarnya guru yang bermutu tidak hanya sebagai fasilitator pengajaran bagi siswa, tetapi juga meningkatkan serta menumbuh kembangkan integritas diri serta mutu kompetensi keguruannya secara berkesinambungan baik atas inisiatif sendiri maupun karena dorongan atau bantuan pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap mutu guru.

Fungsi dan tujuan pendidikan indonesia tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas No.20 pasal 3 Tahun 2003 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab3

Setelah penulis melakukan observasi lebih dari 4 bulan yakni Februari-Juni 2006 di SMK TRIGUNA UTAMA, sekolah ini tidak menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam mata pelajaran PAI, karena secara garis besar belum dipahami oleh guru bidang studi tersebut, untuk mata pelajaran PAI hanya 4 jam dalam 1 minggu.

3

(15)

SMK TRIGUNA UTAMA mempunyai guru bidang studi tersebut sebanyak 2 orang yaitu Bpk. Drs. Rabbani dengan Indeks Komulasi 2.85 dan Drs. Mahfuzi dengan Indeks Komulasi 3.18. metode yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI tidak hanya didalam kelas tetapi juga memanfaatkan sarana tempat ibadah untuk pembinaan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut hubungan antara kompetensi guru dengan hasil belajar siswa dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Hubungan antara Kompetensi Guru PAI dengan Hasil Belajar Siswa di SMK Tri Guna Utama”

Adapun Alasan Pemilihan Judul Diatas Adalah Sebagai Berikut:

1. Guru PAI adalah sosok seorang pengajar yang tugasnya tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan agama kepada siswa-siswanya, tetapi ia juga harus menjadi suri tauladan dalam pembentukan kepribadian, pembinaan budi pekerti, tumbuh dan berkembangnya iman dan taqwa bagi mereka.

(16)

3. Penulis tertarik kepada profesi guru (termasuk guru PAI) karena guru PAI mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, dia tidak hanya mengajar, tetapi juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan terhadap siswa.

4. Penulis mengadakan penelitian di SMK Tri Guna Utama, karena sekolah tersebut juga menjadi tempat Praktik Profesi Keguruan Terpadu kurang lebih empat bulan sehingga penulis termotivasi untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompetensi guru PAI dengan hasil belajar siswa di sekolah tersebut

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebelum membatasi masalah yang akan dibahas, maka penulis terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang diteliti sebagai berikut :

1. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK 3. Cara melatih dan mengembangkan kompetensi guru PAI

4. Usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI

5. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam 6. Hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar

7. Hubungan kompetensi guru PAI dengan hasil belajar

(17)

1. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam 2. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimanakah hubungan antara kompetensi guru PAI dan hasil belajar siswa di SMK TRIGUNA UTAMA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui,mengkaji ,menganalisis daN menguji kebenaran hubungan antara kompetensi guru PAI dan hasil belajar siswa di SMK TRIGUNA UTAMA.

Adapun hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Guru, terutama guru bidang studi PAI di harapkan bisa menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kompetensi profesional keguruannya

2. Siswa, agar dapat mengembangkan potensi dan kreatifitasnya ke arah yang lebih baik melalui bimbingan dan arahan guru yang berkompeten 3. Sekolah yang merupakan institusi pendidikan formal yang akan

(18)

D. Sistematika Penulisan

BAB I : Yaitu Pendahuluan, Latar belakang Masalah yang terdiri dari identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan teori dalam bab ini membahas tentang kerangka teori yang terdiri dari kompetensi guru PAI, macam-macam kompetensi guru PAI, Hakikat belajar, Hubungan kompetensi Guru PAI dan hasil belajar, serta kerangka berfikir

BAB III : Bab ini membahas tentang Metodologi Penelitian, meliputi Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Metode Penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data dan Tekhnik Analisis Data, Hipotesis

BAB IV : Bab ini membahas tentang hasil penelitian, di dalamnya tercakup gambaran Umum SMK Triguna Utama, Deskripsi data serta analisis data serta Intrepretasi data

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori 1. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru PAI

Guru Merupakan suatu profesi yang sangat memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Guru sebagai pejabat fungsional, bersifat profesional. Pengertian profesional erat kaitannya dengan keahlian dan keterampilan yang telah dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara khusus dalam bidangnya. Karena guru telah dipersiapkan secara khusus untuk berkiprah di bidang pendidikan, jabatan fungsional guru bersifat profesional. Dengan demikian, guru selalu dituntut untuk terus mengembangkan profesinya.

(20)

pengertian kompetensi sebagai “Competence” Ordinarily is defined as “adequacy for a task” or as of require knowledge, skill and ability. “4

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kompetensi sebagai suatu tugas yang memadai atau kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

Broke and Stone sebagaimana dikutip oleh Uzer Usman, “ Kompetensi merupakan gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.5

Sementara itu, Charles.E Jhonson CS, mengemukakan bahwa “ Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.6

Kompetensi guru berfungsi sebagai pembina yang terprogram, terpadu dan menyeluruh akan lebih memantapkan fungsinya sebagai pendidik dan pengajar. Keterlibatan guru dalam mengembangkan kurikulum perlu diperhatikan, selain dalam upaya meningkatkan kompetensinya, guru sebagai ujung tombak di lapangan lebih mengetahui kondisi objektif kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar di lapangan.

4

NY. Roestiyah N.K, Masalah Ilmu-ilmu Perguruan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), cet. Ke-3 h.4

5

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, BAndung: Rosda Karya, 2001, cet. Ke-5, h.14

6

(21)

Syarat profesional kompetensi guru menyangkut fisik, psikis, mental, moral, dan intelektual. Persyaratan fisik erat kaitannya dengan kondisi dan kemampuan jasmani guru yang bersangkutan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Persyaratan psikis berkaitan erat dengan kondisi rohani. Gangguan atau kelainan terhadap jiwa atau rohani guru akan menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Persyaratan mental berkaitan dengan dedikasi dan loyalitas terhadap profesinya. Banyak calon tenaga pendidikan, ia memilih bidang profesi lain yang kadang-kadang keterkaitan dengan basis dasar ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya jauh sekali. Oleh karena itu, calon tenaga pendidikan hendaknya memiliki mental yang cukup mantap sehingga suatu saat ia tidak berupaya menghindari tugas dan tanggung jawabnya.

Persyaratan moral berkaitan erat dengan budi pekerti dan susila yang tinggi. Guru yang baik akan selalu memperhatikan dan melaksanakan kode etik guru. Dalam hal ini Pancasila dan UUD 1945 akan selalu menjadi dasar pengabdiannya.

(22)

Asian Institute For Teacher Education, mengemukakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki tenaga pendidikan adalah kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.7

Mengenai kompetensi guru agama, Prof. Dr. Zakiah Daradjat mengatakan bahwa “Kompetensi guru agama adalah kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang diadakan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar”8

Setelah memahami makna kompetensi, selanjutnya ditelaah tentang pengertian tenaga pendidik (guru). Sebagaimana dikatakan oleh Mc Leod yang dikutip langsung oleh Muhibbin Syah bahwa, “Teacher is a person whose occupation is teaching others”.9 Ini berarti bahwa, guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain dengan kemampuan atau kecakapan yang dimilikinya. Sebagai pengajar dan pendiidik, guru diharapkan memiliki karakteristik kepribadian yang ideal, juga dituntut memiliki berbagai kompetensi dasar dalam mengajar dan mendidik.

Begitu pentingnya peran guru dalam kegiatan proses pembelajaran sehingga kedudukan serta fungsinya belum dapat digantikan oleh apapun, karena pada dunia pendidikan, guru di tuntut mampu mengemban tugas

7

Ibid., h. 17.

8

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam DalamKeluarga dan Sekolah,(Jakarta : CV. Ruhama ,1994), Cet ke-1 h. 95

9

(23)

utama untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.10

karena itu, seorang guru di tuntut senantiasa meningkatkan peranan dan komptensinya yang mana proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. b. Kompetensi Dasar Guru

Cooper, dalam Nana Sudjana, mengemukakan empat kompetensi guru, yaitu :

1) Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. 2) Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat,

dan bidang studi yang dibinanya.

3) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya. 4) Mempunyai keterampilan teknik belajar.11

Selain itu Esser Glaser dalam buku yang sama mengemukakan 4 hal yang harus dikuasai guru, yaitu :

1) Menguasai bahan pelajaran

2) Kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa 3) Kemampuan melaksanakan proses pengajaran 4) Kemampuan mengukur hasil belajar siswa.12

10

Hada

11

Dr. Nana Sudjana, Dasar-dasar proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), H. 17

12

(24)

Sedangkan Dr. Nana Sudjana membagi kompetensi guru kedalam tiga bidang, yaitu :

1) Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang sikap, yakni kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya.

3) Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, berkomunikasi dengan siswa dan sebagainya.13

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, seorang guru di tuntut memiliki kompetensi dasar dalam mengajar mulai dari merencanakan pelajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sampai kepada menilai hasil belajar siswa. Sementara itu, Tim Dosen Pembina Ilmu Keguruan IKIP Malang merumuskan kompetensi dasar guru yang meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

1) Merumuskan tujuan intruksional

2) Memanfaatkan sumber-sumber materi dan belajar 3) Mengorganisasikan materi pelajaran

4) Membuat, memilih dan menggunakan media pendidikan dengan tepat. 5) Menguasai, memilih dan melaksanakan metode penyampaian yang tepat

untuk pelajaran tertentu

6) Mengetahui dan menggunakan assesment siswa

7) Memanage interaksi belajar mengajar sehingga efektif dan tidak membosankan siswa.

8) Mengevaluasi dan pengadministrasiannya.

13

(25)

9) Mengembangkan semua kemampuan yang telah dimilikinya ketingkat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna14

Semua kemampuan diatas merupakan kompetensi dasar guru yang harus dimiliki oleh seorang guru yang kompeten

Menurut Sardiman A.M, dalam bukunya Interkasi dan Motivasi

Belajar Mengajar, Kompetensi guru di Indonesia telah pula dikembangkan

oleh Proyek Pembina Pendidikan Guru (P3G) Departemen P&K, pada dasarnya guru menurut P3G harus memiliki sepuluh kompetensi yaitu:

(a) Menguasai bahan, (b) Mengelola program belajar mengajar, (c) Mengelola kelas, (d) Menggunakan media atau sumber belajar, (e) menguasai landasan kependidikan, (f) Mengelola interaksi belajar mengajar, (g) Menilai prestasi belajar, (h) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, (i) Mengenal dan menyelanggarakan administrasi sekolah, (j) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan mengajar15

Jika ditelaah maka delapan dari sepuluh kompetensi yang disebutkan diatas lebih diarahkan kepada kompetensi guru sebagai pengajar. Dapat disimpulkan bahwa 10 kompetensi tersebut hanya mencakup dua bidang kompetensi guru, yakni kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku,

sedangkan kompetensi sikap khususnya sikap profesional guru tidak nampak. Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan

14

Tim Dosen, FIP-IKIP, op,cit, h.8

15

(26)

usaha meningkatkan hasil belajar dapat di kelompokkan ke dalam empat kemampuan :

1) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi profesi guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seseorang arsitektur. Ia tidak hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai estetik, akan tetapi juga di tuntut mengetahui makna dan tujuan dari desain bangunan yang dibuatnya. Demikian halnya guru, dalam membuat rencana/program belajar mengajar.

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna daripada perencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengejaran itu berlangsung.

2) Melaksanakan / mengelola proses belajar mengajar.

(27)

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar

Setiap guru mampu dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para siswa, baik secara observatif maupun secara obyektif. Penilaian secara observatif dilakukan dengan pengamanan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Sedangakan penilaian obyektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa

4) Menguasai bahan ajar

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya.16

Kualifikasi dan kompetensi seorang guru yang baik perlu di ketahui, sehingga dengan mengetahuinya dapat memprediksi kualitas pendidikan. Penguasaan posisi dan kualifikasi guru dilakukan melalui upaya pemberdayaan guru untuk dapat memenuhi pesyaratan minimal kompetensi guru yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan peranannya sebagai pendidik.

Kualifikasi dan kompetensi minimal yang perlu dimiliki seorang guru, secara sederhana dapat diklasifikasikan kedalam tiga persyaratan sebagaimana

16

(28)

dikemukakan Nurhayati Djamas, yaitu : “Kualifikasi tersebut, berikut akan penulis bahas satu persatu17 :

1) Kualifikasi profesional, meliputi penguasaan pengetahuan dan keterampilan dengan peran sebagai guru dan pendidik, seperti :

a) Pemahaman tentang visi pendidikan; b) Kurikulum dan materi pendidikan;

c) Penguasaan metode dan strategi pembelajaran; d) Sistem evaluasi pendidikan, serta

e) Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tersebut didalam pelaksanaan peran guru sebagai pendidik.

2) Kualifikasi personal, meliputi komitmen moral serta motivasi sebagai pendidik, yaitu :

a) Keteladanan akhlaq serta perwujudan imtaq dalam perilaku sehari-hari;

b) Keyakinan diri;

c) Dedikasi dan daya juang, serta

d) Keikhlasan dan ketulusan dalam pengabdian sebagai guru. 3) Kualifikasi sosial, meliputi:

a) Kemampuan sebagai komunikator b) Kemampuan sebagai mediator,

c) Mitra tempat mengkonsultasikan masalah sekaligus sebagai penuntun dan panutan bagi siswa dan lingkungan pendidikan.

Sedangkan Uzer Usman, membagi kompetensi ke dalam dua jenis, yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi profesional.18

Kompetensi pribadi meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Mengembangkan Kepribadian

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berpancasila. c) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan

guru.

2) Berinteraksi dan Berkomunikasi

17

Nurhayati Djamas, Reorientasi Guru Agama di Sekolah Umum: Posisi, peran, dan Kompetensi, Didaktika ISlamika, edisi khusus (Desember 2000), h. 69

18

(29)

a) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

b) Berintraksi dengan masyarakat untuk menunaikan misi pendidikan. 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

a) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar b) Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus. 4) Melaksanakan administrasi sekolah

a) Mengenal pengadministrasian sekolah b) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran a) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

b) Melaksanakan penelitian sederhana

Kompetensi-kompetensi pribadi diatas di tuntut dimiliki oleh seorang guru yang kompeten. Dengan kompetensi tersebut seorang guru diharapkan dapat melaksanakan dan menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional. Kompetensi kepribadian biasanya diidentikkan dengan kepribadian seseorang. Dalam arti sederhana kepribadian adalah sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Guru yang memiliki bekal kompetensi pribadi akan dapat menjadi penuntun yang benar-benar dapat ditiru dan diteladani oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Menurut A. Samana dalam bukunya Profesional Keguruan,

kompetensi kepribadian dan sosial keguruan menuntut struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (refleksi serta berupaya untuk maju) dan bertanggung jawab.19

Kompetensi profesional meliputi hal-hal sebagai berikut :

19

(30)

Menguasai landasan kependidikan

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional 2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

Menguasai bahan pengajaran.

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Menguasai bahan pengayaan.

Menyusun program pengajaran. 1) Menetapkan tujuan pengajaran.

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. 3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar. 4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang baik. 5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat. 2) Mengatur ruang belajar.

3) Mengelola interaksi belajar mengajar.

Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.

2) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

(31)

juga dituntut untuk mampu membuat keputusan-keputusan atas kompleksitas yang timbul di sekitarnya.

Al-Abrasy memberikan batasan tentang karakteristik guru agama Islam diantaranya adalah :

1) Memiliki sifat zuhud, yaitu mencari keridhaan Allah 2) Bersih fisik dan jiwanya

3) Ikhlas dan tidak ria dalam melaksanakan tugasnya

4) Bersifat pemaaf. Sabar, dan sanggup menahan amarah, terbuka, dan menjaga kehormatannya

5) Mencintai peserta didik

6) Mengetahui karakter peserta didik

7) Menguasai pelajaran yang diajarkannya dengan professional

8) Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi, dan mampu mengelola kelas

9) Mengetahui kehidupan psikis peserta didik20

Dari batasan kriteria karakteristik di atas, terlihat jelas bahwa menjadi seorang guru agama Islam tidaklah mudah. Ia menghendaki persyaratan tertentu yang perlu dipenuhi sebelum profesi tersebut ditekuniya

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang guru agama agar usahanya berhasil dengan baik ialah:

1) Mengerti ilmu mendidik dengan sebaik-baiknya

2) Memiliki bahasa yang baik dan menggunakannya dengan baik 3) Mencintai anak didiknya

Team penyusun buku teks ilmu pendidikan Islam IAIN merumuskan bahwa syarat-syarat untuk menjadi guru agama Islam ialah: bertaqwa kepada

20

(32)

Allah, berilmu, sehat jasmaniah, baik akhlaknya, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.21

Dari syarat-syarat di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus bekerja sesuai dengan ilmu mendidik yang sebaik-baiknya disertai dengan lmu pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta dilandasi rasa berbakti yang tinggi, bertaqwa kepada Allah, dan bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tuntutan akan profesionalisme maka seorang guru agama Islam dituntut memiliki lima hal yang menjadi ciri-ciri dari profesionalisme guru agama Islam yaitu :

1) Guru agama Islam mempunyai komitmen pada siswadan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.

2) Guru agama Islam menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru , hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan

3) Guru Agama Islam bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai tekhnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar

4) Guru Agama Islam mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada

21

(33)

waktu untuk guru guna mendapatkan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa

5) Guru agama Islam seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di kita PGRI dan organisasi profesi lainnya.

Selain dari ciri-ciri di atas ada juga yang menambahkan bahwa seorang guru agama Islam yang profesional memiliki ciri-ciri:

1) Berpendidikan profesional

2) Mengakui dan sadar akan profesinya. Jadi memiliki sikap dan mampu mengembangkan profesinya, dan tidak bermaksud untuk menjadikannya sebagai batu loncatan untuk memasuki profesi lain.

3) Menjadi anggota organisasi profesional, yang mendapat pengakuan pemerintah atau masyarakat. Jadi terdapat suatu organisasi pofesional yang beranggotakan orang-orang profesional

4) Mengakui dan melaksanakan kode etik profesional yang tampak pada usaha untuk pengembangan profesi dan ilmu, pengembangan diri serta mengakui dan menghormati norma-norma masyarakat

5) Pengembangan diri dan profesi ini bukan karena tekanan dari luar maupun karena profesi itu, melainkan timbul dari dalam diri yang bersangkutan 6) Mengikuti dan berpartisipasi dengan memanfaatkan alat komunikasi

dengan antar anggota maupun dengan lembaga di luar organisasi profesionalnya. Komunikasi itu antara lain berbentuk publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah dan sebagainya

7) Dapat bekerjasama dengan anggota maupun organisasi profesioal lain baik sebagai individu di dalam rangka organisasi22

Ciri khas seorang profesional adalah pertama: menguasai secara baik suatu bidang tertentu, melebihi rata-rata orang kebanyakan, kedua: mempunyai komitmen moral yang tinggi atas kerja yang biasanya tercermin di kode etik profesinya. Dengan keahlian dan keterampilan seseorang yang

22

(34)

profesionalnya dapat memecahkan berbagai persoalan rumit dengan cepat dan dengan hasil yang bermutu, hingga masyarakt mempercayakan berbagai persoalan yang dihadapinya, makin moderen suatu masyarakat makin besar ketergantungannya pada kaum profesional, karena komitmen moralnya senantiasa siap bertanggung jawab dari segi keahlian dan dari segi moral atas apa yang dikerjakannya. Ia akan memberikan yang terbaik yang mukin dapat diberikannya serta bekerja penuh komitmen dan tanggung jawab demi mewujudkan cita-cita moral profesional23

Adapun citra guru agama Islam yang diharapkan sebagai pendidik yang profesioanl antara lain:

1) Guru agama Islam yang memiliki semangat juang yang tinggi dan disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap

2) Guru agama Islam yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan peranan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK

3) Guru agama Islam yang mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain

4) Guru agama Islam memiliki etos kerjasama yang kuat

5) Guru agama Islam yang memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan karir

6) Guru agama Islam yang berjiwa profesional tinggi24

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk dapat dikatakan sebagai guru agama islam yang profesional, harus memiliki:

1) Keahlian khusus yang disiapkan oleh program pendidikan keahlian tertentu, atau dengan kata lain memiliki pengetahuan spesialisasi terhadap bidang keilmuan tertentu yang menguasai metodologinya dengan baik 2) Kemampuan untuk memperbaharui dan meningkatkan kemampuan. Guru

yang profesional minimal harus memiliki empat kemampuan dan

23

M. Ali HAsan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Ilam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), Cet. Ke-1, h. 83

24

(35)

kompetensi yang sangat erat kaitannya dengan dengan tugas mengajar, yakni: menguasai silabus atau GBPP serta petunjuk pelaksanaannya, terampil menyusun program mengajar dan trampil melakukan penilaian hasil belajar.

3) Kompetensi profesional yang matang lebih kuat lagi jika ditopang dengan kompetensi yang lainnya yaitu kompetensi personal (pribadi) dan kompetensi sosial (kemasyarakatan) yang baik, hal ini akan mengantar guru ke tangga sukses dalam mengajar. Kompetensi personal atau lebih khusus lagi kepribadian guru yang amat sangat mempengaruhi murid terutama dalam hal mendidik murid.

Jadi, guru agama Islam yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Mengakui dan sadar akan profesinya, memiliki sikap dan mampu mengembangkan profesinya serta ikut serta dalam mengkomunikasikan usaha pengembangan profesi dan bekerjasama dengan profesi lain.

(36)

mengajar. Atau dengan kata lain memiliki empat unsur yaitu afektif, kognitip, psikomotor yang harus di kembangkan lebih lanjut.

2. Filsafat Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Hal belajar sangat kompleks sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah sebenarnya belajar itu. Definisi belajar bergantung pada teori belajar yang dianut oleh seseorang.

Bebarapa ahli dalam dunia pendidikan merumuskan definisi belajar diantaranya sebagai berikut :

a. Witrock, seperti dikutip Nurdin Ibrahim mendefinisikan :

“Belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.”25

b. Nasution mengatakan bahawa:

“Belajar adalah proses yang melakukan atau mengubah sesuatu melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang di bedakan dari perubahan-perubahan

25

(37)

oleh faktor yang tidak temasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk, pengaruh obat tidak termasuk hasil belajar”.26 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui serangkaian proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil belajar ialah berhasil tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.27

Menurut Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain atau ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.28

a. Ranah kognitif, yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif, yaitu ranah yang berkenaan dengan sikap, dan tediri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan karakterisasi.

c. Ranah Psikomotor, yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

26

Nasution. Didaktk Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars), 2000. Cet ke-2 h.39

27

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.(Jakarta Rineka Cipta, 2000) hal.37

28

(38)

Sementara itu menurut Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.29

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri.

Lebih lanjut Uzer Usman mengemukakan bahwa untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif ada lima hal yang menentukan keberhasilan yaitu 1) melibatkan siswa secara aktif, 2) menarik minat dan perhatian siswa, 3) mengembangkan motivasi siswa, 4) perbedaan individualitas, 5) peragaan dalam pelajaran.30 Sehubungan dengan hal tersebut maka peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal31

29

Ibid

30

Ibid

31

(39)

a. Faktor internal siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang terdiri dari faktor fisiologi dan faktor psikologi

1) Faktor fisiologi

Kondisi fisiologi pada umumnya sangat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi pelajaran yang dipelajarinya kurang dapat diterimanya

Menurut Noebi yang dikutip oleh Syahrul Bahri Djamarah, kondisi organ-organ khusus siswa, seperti indera penglihatan dan indera pendengaran sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di dalam kelas32

2) Faktor psikologi

Faktor Psikologi sebagai faktor dalam diri siswa sangatlah menentukan intensitas belajar siswa. Faktor-faktor psikologi siswa

32

(40)

yang dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi siswa.

(1) Kecerdasan / intelligensi

Kecerdasan merupakan istilah umum untuk menggambarkan kepintaran atau kepandaian seseoran.33Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya adalah: Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar.34 Dalam kamus bahasa Indonesia, kecerdasan berarti daya atau proses pikir berkenaan dengan pengetahuan.35 Menurut Wood Worth sebagaimana diterangkan oleh Alisuf sabri mengemukakan bahwa kecerdasan itu erat kaitannya dengan pengetahuan, tetapi bukan berarti menunjukkan kualitas dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. 36 Gardner membagi kecerdasan menjadi tujuh macam yang disebut dengan “multipler intelligence” yaitu, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinetik-tubuh, kecerdasan

33

Abdurrahman Saleh dan Muhdib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam perspektif islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 168

34

Suharsono, Menecerdaskan Anak, (Depok: Inisiasi Test, 2003) h. 43

35

Peter dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia, h. 547

36

(41)

interpersonal, dan kecerdasan indera personal37 Menurut Sumarna, kecerdasan dalam dunia pendidikan dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu kecerdasan fisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.38 Seseorang yang berdaya guna untuk bertindak dan berbuat dalam suatu situasi untuk menyelesaikan suatu masalah

(2) Sikap

Menurut Sunarto dan Agung Hartono, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.39 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun secara negatif.40 Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan awal yang baik dalam proses belajar. Sebaliknya sikap siswa yang negatif yang disertai kebencian dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar

(3) Bakat

37

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI , penerjemah Dedi Ahimsa. (Bandung: Nuansa, 2002), h. 58

38

Sumarya SJ, Pendidikan Kecerdasan, Pengamat Pendidikan, 24 Agustus 2004

39

H. Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka cipta, 2002), h. 170

40

(42)

Bakat (aplitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Siswa yang berbakat pada salah satu bidang tertentu, mempunyai hasil yang baik terhadap bidang tersebut tetapi, belum tentu pada bidang yang lain

(4) Minat

Menurut Slameto, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus disertai dengan rasa senang41

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Siswa harus mencintai setiap mata pelajaran yang diberikan agar tercapai hasil belajar yang memuaskan

(5) Motivasi siswa

41

(43)

Menurut Frech, motivasi merupakan keinginan, hasrat, dan sekaligus tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. 42 Keinginan untuk mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada siswa untuk terus belajar dan mencapai tujuan yang diinginkannya.

b. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal siswa terdiri dari faktor lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat

1) Lingkungan Alam

Keadaan alam sekitar mempengaruhi hasil belajar siswa. Keadaan lingkungan alam yang tenag mempengaruhi kesegaran jiwa siswa sehingga memungkinkan siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar dan hasil belajarnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan masyarakat yang gaduh

2) Lingkungan Keluarga

Keadaan keluarga sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa karena belajar pada umumnya dimulai dari lingkungan keluarga. Sifat-sifat orang tua, dan ketegangan dalam keluarga dapat memberikan dampak baik dan buruk aktifitas belajar dan hasil belajar siswa.

42

(44)

Contoh, kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan belajar siswa dapat menyebabkan siswa menjadi malas bahkan cenderung berprilaku menyimpang.

3) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah seperti guru, metode pengajaran, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang simpatik dan perhatian kepada siswa dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Sedangkan metode pengajaran yang menarik dapat mendorong siswa terus belajar dan menyenangi pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

4) Lingkungan Masyarakat

Kondisi masyarakat sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Jika di lingkungan sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak yang malas, nakal, dan serba kekurangan, maka siswa tersebut mengalami kesulitan ketika memerlukan teman berdiskusi atau belajar bersama.

(45)

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar untuk membantu proses perkembangan siswa.

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder atau komputer sekalipun, karena masih banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi dan lain-lain yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar mengajar tidak dicapai dengan alat-alat tersebut. Sebagai contoh, pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan desain pengajaran.

Melihat perkembangan ilmu pegetahuan dan tekhnologi yang semakin maju, maka seorang guru harus sadar dan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran juga pada masyarakat pada umumnya. Dunia ilmu pengetahuan tak pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal yang baru. Guru harus dapat mengikuti perkembangan tersebut sehingga ia dapat lebih dulu mengetahui dari pada siswa dan masyarakat pada umumnya.

(46)

belum guru yang baik harus berani mengakui kekurangan dan berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya. Terlebih seorang guru agama, ia mempunyai nilai lebih dibandingkan guru-guru bidang studi lainnya. Sebagaimana di jelaskan oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat : “Guru agama disamping melaksanakan tugasnya keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak, disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa”43

Guru memiliki tugas yang berat, terutama guru agama karena ia tidak hanya mengajar tetapi juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan. Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempersiapkan diri dengan seperangkat kompetensi maka guru akan mampu merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar

Jika guru tidak memliki kompetensi yang baik, maka guru tersebut tidak akan mampu merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar dengan baik pula, dan hal tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi, bahwa betapa pentingnya kompetensi guru terutama guru PAI dalam hubungannya dengan hasil belajar

43

(47)
(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (variabel X) yaitu kompetensi guru PAI. 2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar yang terdiri dari individu-individu di mana hasil penelitian akan di berlakukan, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMK Triguna Utama yang secara keseluruhan berjumlah 255 siswa.

Sedangkan sample adalah merupakan kelompok subjek yang di pilih dari populasi. Telah di sebutkan bahwa populasi yang adasebanyak 255 siswa maka penulis mengambil 40 siswa dari jumlah populasi yang akan di jadikan sebagai sample karena mengingat kemampuam peneliti di lihat dari tenaga,waktu, dan danaserta melihat sempit luasnya wilayah pengamatan dalam setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

(49)

sampling, dengan cara mengundi nama-nama siswa yang ada di dalam kelas tersebut sebagai sampel agar hasil jumlahnya dapat di evaluasi secara objektif

Tabel 1

Pengambilan Sampel

Sampel

No Kelas Populasi

Frekuensi %

C. Metode Penelitian

Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yaitu :

Kajian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca buku serta literatur yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas

(50)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis melakukan teknik pengumpulan data :

1. Observasi : Yaitu penulis turun langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi objektif guru, karyawan, siswa, sarana dan prasarana, sruktur organisasi SMK Triguna Utama 2. Angket : “Adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang di

gunakan untuk memperoleh informasi dari responden (siswa kelas 1 SMK) tentang hal-hal yang ia ketahui. Angket ini berisi tentang kompetensi Guru PAI di sekolah.

Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksudkan untuk menghindari kecendrungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas

(51)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat difahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Editing

Yang pertama kali dilakukan adalah melakukan edit atau memilih/menyortir data sehingga hanya data yang tercapai saja yang tersisa. langkah editing ini bertujuan untuk merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lebih lanjut.

2. Skoring

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket

3. Tabulating

Pada tahap ini, penulis memindahkan jawaban responden ke dalam blanko yang telah tersusun rapih dan rinci dalam bentuk tabel.

Menganalisa dengan melihat variabelnya, yaitu :

(52)

x100% N

F

P=

Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi

N = Number of Cases (Banyaknya Individu) b. Menganalisa hubungna dua variabel

Sebelum menganalisis hubungan dua variabel, maka terlebih dahulu semua pernyataan angket diberi skor nilai setiap itemnya. Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah :

Sangat mudah/Selalu (S) diberi nilai 4 Mudah/ Sering (SR) diberi nilai 3 Agak sulit/Kadang-kadang (KK) diberi nilai 2 Sulit/Tidak pernah (TP) diberi nilai 1

(53)

Tabel 2

Pengukuran Secara Deskripsi Jawaban Pengukuran

Item

Keterangan Nilai dengan Angka dalam Rapot Amat baik : 91-100

Baik : 75-90

Cukup : 60-74

Kurang : 40-59

Kurang sekali : Kurang dari 40

(54)

Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r” product moment maka dilakukan interpretasi secara sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi ”r” product moment seperti dibawah ini :44

Besarnya “r”

Product moment (rxy = ) Interpretasi • 0,00-0,20

• 0,26-0,50

• 0,57-0,75

• 0,76-0,99

1,00

• Antara variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan • Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

• Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

• Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

• Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel nilai koefisien korelasi “r: Product Moment baik pada taraf signifikan 5% ataupun pada taraf 1 % kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.

Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r” Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :

44

(55)

a. Merumuskan Hipotesa Alternative (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho)

b. Menguji kebenaran hipotesa yang telah diajukan, dengan jalan, membandingkan besarnya “r” product moment “r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahuku mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df). Adapun rumusnya sebagai berikut :

df = N-nr Keterangan :

Df = Degress of Freedom N = Number of cases

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r X 100 % Keterangan :

KD = Konstribusi variabel X terhadap variabel Y r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

(56)

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesa kerja (Ha) : Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru PAI dan hasil belajar siswa di SMK Triguna Utama

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Triguna Utama

Yayasan Perguruan Triguna Utama adalah eks Yayasan Pembangunan Madrasah Islam dan Ihsan (YPMII) yang didirikan berdasarkan akta notaris Ny. Teoty Juniarto, SH. Nomor 6 tahun 1998 tanggal 9 februari 1998. Sebelumnya bernama Yayasan Perguruan Triguna Jaya, yang didirikan berdasarkan akta notaris Misahardi Wilatama, SH. Nomor 221 tahun 1989 tanggal 14 Maret 1989 sebagai pengelola sekolah-sekolah eks. PMII, atas dasar mandat dari Departemen Agama RI No. SJ/Hk.04.2/525A/1989 tanggal 20 januari 1989 yang hak pengelolaannya diberikan kepada S. Sugirwo.

(58)

(Perusahaan Importir Mesin-Mesin) dalam bentuk pengadaan mesin-mesin praktek.

Kemudian dari kurun waktu 1996-1999 telah berdiri bangunan sekolah berlantai 3 lengkap dengan laboratorium IPA, computer, bahasa, perpustakaan, dan studio musik dengan peralatan lengkap. Selain itu juga telah dibangun kantor SMK, ruang guru 2 lantai dari program tiga lantai. Dari hasil ini sekolah telah mengalami lonjakan peminat lebih dari 100%.

(59)

2. Struktur Organisasi

Tabel 3

Struktur Organisasi

SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT KEPALA

INSTRUKTUR INSTRUKTUR

TOLLMEN TOLLMEN

Prog. ELEKTRO

Syamsu Rijal, S.Pd

Prog. M. INDUSTRI Ir. Freial Gunawan

TOLLMEN

S I S W A S I S W A

(60)

Struktur Organisasi Program Keahlian SMK TRIGUNA UTAMA

Ka. Program

Prog. Mesin Otomotif

Winarno. S.Pd

Prog. Mesin Industri

Ir. Ferial Gunawan

Instruktur Mekanik

Syamsu Rijal, S.Pd

Instruktur Listrik

Drs. Nirachmat

(61)

BIODATA GURU SMK SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT TAHUN PELAJARAN 2005/2006

NO NAMA Tempat & Tanggal

lahir L/P Pendidkan Terakhir Bidang Studi

Jmlh

Bambang Tri Agus, S, Drs.

Jakarta ,

20-08-1968 L

S1 Teknik Elektro Ikip Padang Tahun

1991 Liaktrik industri 16 V V 1993

S1 Pendidikan Teknik Mesin IKIP Padang 1987

Perb&Perw Motor

Otomotif 28 V 1992

S1 Pendidikan Teknik Mesin IKIP Yogyakarta tahun 1994

Pneumatic&hidrolik/Fabr&

S1 pendidikan ekonomi

(PDU/administrasi perkantoran) STKIP

Jakarta tahun 1999 Kewirusahawan 32 V V 1992

Pembina siswa

5 Mardias, Drs Solok, 12-10-1968 L

S1 Pendidikan Teknik Mesin IKIP

Padang 19992 PDKM 60 V V 1993 Pebina OSIS

6 Dri saksono Solo, 08-08-1950 L

STM mesin Tunas Jaya Surakarta tahun 1970

Perb &perw Motor

otomotif 24 V V 1983

S1 Teknik Mesin Sekolah Tinggi

Teknologi Jakarta tahun 1995 PPMI, fabrikasi logam 65 V V 1987

Kepala program mesin

8 Winarno, S.P.d Bukit, 23-08-1969 L

S1 Pendidikan Teknik Otomotif IKIP Padang tahun 1994

Per.&perb Chasis dan

SPT 60 V V 2001

Kepala program otomotif

9 Syamsurijal, S.P.d

Padang,

06-05-S1 pendidikan Teknologi&Kejuruan

IKIP Jakarta Thun 1982 Fisika 16 V V 1983 Guru

11 Bakhri Gojali, S.Pd

Cirebon,

10-02-1983 L

S1 Pendidikan B.Inggris Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN jkt Tahun 2005 Bahasa Inggris 44 V V 2005 Guru

12

Bambang Rachmanto, S. Pd

Jakarta,

07-07-1956 L

S1 Teknik Mesin Univ. Negeri Jakarta, tahun 2000

Pekerjaan Logam Dan

Las Dasar V V V 1987

Wali kelas I OC

(62)

13 Budi Utomo, S.Ag

Balikpapan,

17-07-1963 L

S1 PAI Univ Setyagama Jakarta

tahun 2000 Fisika V V

D3 pendidikan jasmani IKIP Jakarta

tahun 1990 Penjaskes V V 1991

S1 Pend. Bahasa Inggris Univ.

Muhammadiah SUMUT, 2003 Bahasa Inggris V V 2004

S1 MIPA ins. Sains dan teknologi

Jakarta, 1994 matematika V V 1996

S1 Pend. Fisika Univ. 11 Maret

Surakarta, 1993 Fisika V V 2004 Guru

20 Hartono. SW, Drs

Jakarta,

12-07-1944 L

S1 Pend Teknologi dan Kejuruan IKIP

Jakarta, 1988 Gambar teknik V V 3973

Wali Kelas 2 MB

21 Haryono, B. Sc Klaten, 26-06-1951 L

D3 Las&Fabrikasi Logam Pusat Pangembangan Penataran Guru

Teknologi Bandung, 1985 Fabrikasi Logam V V 1197 Guru

22 Ismanto, S . Pd

Kebumen,

22-06-1968 L

S1 teknik Elektro Univ. Sarjana Wiyata

Taman Siswa Instalasi Listrik Dasar V V 2005 Guru

23

Kardiman MDJ, S. Pd

Pekanbaru,

15-07-1964 L

S1 pen Sejarah STKIP PGRI Jakarta,

1989 Sejarah/ PPKN V V 1989

S1 Pend Bahasa&Seni UHAMKA,

2000 Bahasa Indonesia V V 2005

S1 Informatika Manaj. Sekolah Tinggi Manaj. Informatika dan Komputer,

1988 Matematika V V 2003 Guru

PGSMTP olahraga&kesehatan Negeri

1 Jakarta, 1986 Penjaskes 18 V V 1998 Guru

S1 Pend Kesehatan& rekreasi IKIP

yogyakarta, 1996 Penjaskes 4 V V

2001 Guru

(63)

32 Siswo Suharyono

Bojonegoro,

17-02-1963 L

D3 Teknik Meisn Akdemi Teknologi

Ronggowale Cepu, 1993 Ass. Guru Otomotif - V V Guru

33 Siti Rubiyatin, BA

Cirebon,

15-02-1956 P

D3 Bhs & sastra Indonesia IKIP

Bandung, 1979 Bahasa Indonesia 14 V V 1990 Guru

34 Sumarno E

Pemalang,

14-02-1947 L

STM Mesin Bhineka Karya Surakarta,

1966 Kelistrikan Otomotif 48 V V 1998 Guru

35 Sumiati, S.Pd

Jakarta,

23-03-1966 P S1 Pend Sejarah UHAMKA, 2003 Sejarah/ PPKN 14 V V 1996 Guru

36 Sumiyati, S. Pd Klaten, 18-04-1978 P

S1 pend. Sain MIPA Univ. Negeri

ogyakarta Kimia 20 V V 2005 Guru

37 Syamsu, S. Pd Wajo, 30-12-1966 L

S1 pend. Teknik Elektro IKIP Ujung

Pandang, 1993 Pengukuran Listrik 42 V V 1995

(64)

BIODATA KARYAWAN SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT

NO NAMA

Tempat tgl

lahir Jabatan Pendidikan

Mulai

Tugas SK YAYASAN

Nama

Tk

Ijazah Thn Kelulusan Tanggal nomor

1

Nasatyo Tri Widodo, S. Si

Cibadak,

13-05-1970 Kepala TU

UNIv.

Brawijaya S1 1994 1994 20-07-2002 198/B.1/YPTU/VII/2002

2

S. Alamsyah MS

Tangerang,

10-05-1977 Keuangan

SMEA.M

1 Cputat SMKTA 1995 2003 19-11-2005 388/B.1/YPTU/XI/2005

3

Solo SMTA 1979 4979 19-11-2005 388/B .I/TPTU/XI/2005

4 Ider Alam

Jakarta,

28-09-1969 Staf TU SMA

YPMII SMTA 1989 1989 19-11-2005 388/B.1/YPTU/XI/2005

5

ATM D3 1993 1996 16-07-1995 09/Kep/ PTU/VII/1995

6 Jaelani

Jakarta,

23-04-1975 Toliman

STM triguna

jaya SMKTA 1995 1995 16-07-1995 09/Kep/ PTU/VII/1995

7 Rusdi

jaya SMKTA 1997 1998 15-07-1998 11/Kep/PTU/ VII/1999

9 Pri Hasani

Jakarta, 01-01-1970

Tenaga

Kebersihan SD SD 1982 1994 01-10-1994 11/Kep/CPTJ/VII/1999

10 Munadih

13-11-1973 Tenaga SMP SLTP 1997 1998 14-07-1999 16/Kep/YPTU/VII/1999

(65)

v

No JumlahJenis Sarana dan Prasarana

1 1 Ruang kepala sekolah Buah

2 1 Ruang wakil kepala sekolah Buah

3

Ruang Praktek: elektro, Otomotif, mesin,

12 2 Lab komputer dan bahasa Buah

13

Ruang 1 BPLK Buah

14 Ruang bahan dan alat: listrik dan mekanik otomotif

Data Siswa STM Triguna Utama Kelas Jumlah Siswa tahun pelajaran

2003/2004

2004/2005 2005/2006

I

Keadaan Ruangan Kelas

KONDISI RUANGAN KELAS

JUMLAH ROMBONGAN

BAIK

(66)

v

Visi dan Misi dalam menjalankan aktivitasnya yaitu mendidik, membina serta mengarahkan siswa-siswanya. Adapaun visi dan misi dari SMK Triguna Utama Ciputat adalah sebagai berikut:

a. Visi

SMK mampu mengantisipasi era globalisasi yang penuh kompetitif dalam mempersiapkan tenaga menengah terampil dimasa tahun 2003-2020, sehingga lulusan SMK harus merupakan faktor yang dapat diunggulkan. b. Misi

1. Mendidik dan melatih siswa menjadi tenaga kerja profesional, wirausahawan yang tangguh, berbudi luhur serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Lulusan siap bekerja sesuai dengan program keahlian dan mampu mandiri serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3. Sekolah sebagai IPTEK dan bursa kerja.

4. Manajemen sekolah yang lebih responsive sehingga memberikan situasi kerja yang harmonis, profesional dan produktif.

5. Lingkungan sekolah merupakan pencerminan dunia usaha dan industri 6. Sekolah sebagai kebanggaan masyarakat.

4. Keadaan Lingkungan Sosial Sekitar Sekolah

(67)

v

pengamatan peneliti bahwa sekolah berada di sepanjang jalan menuju lapangan bola kampus UIN di samping kiri sekolah.

B. Deskripsi Data

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

100%

N = Number of Cases (Banyaknya Individu)

Adapun sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada siswa-siswi – dalam hal ini responden–yang berbentuk kuesioner disertai pilihan jawaban dalam bentuk prosentase, dapat dilihat dari tabel 4 sampai dengan tabel 18. Berikut dibawah ini tabel-tabel tersebut :

Tabel 7

(68)

v

Dari total respoden (40 orang) yang menjawab bahwa materi yang diberikan oleh guru agama selalu dipahami hanya 30% responden. yang menjawab sering sebanyak 35%. Demikian halnya responden yang menjawab kadang-kadang, yaitu sebanyak 35%. Dan responden yang menjawab tidak pernah paham akan materi yang diajarkan itu tidak ada. Dengan demikian, materi atau pokok bahasan pelajaran PAI yang diajarkan oleh guru agama dapat di pahami oleh siswa dan mengindikasikan bahwa guru agama tersebut menguasai materi pelajaran.

Tabel 8

Penguasaan Guru PAI tentang Materi yang di ajarkan kepada siswa No.

Kategori Frekuensi Jawaban Prosentase (F) (%)

01.

Selalu 12 30%

02.

Sering 16 40%

03.

Kadang-kadang 12 30%

04.

Tidak Pernah -

-Jumlah

40 100%

Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hanya 30% yang menjawab bahwa guru PAI selalu menguasai materi yang di ajarkan. sedangkan yang menjawab sering itu sebanyak 40%. dan hanya 30% responden yang menjawab kadang-kadang. Adapun responden yang menjawab tidak pernah itu tidak ada.

(69)

v

Mengenai pemberitahuan tujuan oleh guru agama sebelum memulai pelajaran, hanya 27,5 % yang menjawab selalu, 45% menjawab sering, dan kadang-kadang sebanyak 25%. Sedang 2,.5 % menjawab bahwa mereka, para siswa, tidak pernah diberitahu terlebih dahulu tentang tujuan pembelajaran. Dengan demikian, setiap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru PAI dapat dengan mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat mengetahui tujuan mempelajari materi pelajaran tersebut.

Tabel 10

Metode Penyampaian Materi Dengan Baik dan Tepat No.

Gambar

Grafik Histogram ..................................................................................................
Grafik Histogram Kompetensi Guru PAI ...............................................................
gambaran Umum SMK Triguna Utama, Deskripsi data serta analisis
Tabel 1 Pengambilan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

The analysis is carried out in terms of accuracy, average distance error, computational cost, training size, precision and recall measurements.. Within the last few years,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi persepsi dari masyarakat Islam yang memiliki latar belakang budaya berbeda terhadap program

Dari terlihatnya seorang anak kecil dengan berbagai macam tempat air dijadikan sebuah tanda yang berhubungan langsung dengan objeknya yaitu adalah para anak-anak yang

Berdasarkan hasil analisis tersebut, menunjukkan bahwa induksi suhu inkubasi berpengaruh terhadap profil ekspresi gen aromatase pada periode setelah TSP dengan

Setelah menerima pesanan pelanggan dan menghitung harga pokok produksi, bagian pembelian akan melakukan pembuatan purchases order, bagian pembelian membuat daftar

Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di

Mahasiswa dapat menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan dari lulusan pendidikan tinggi.. Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang diberikannya ISD

Sedangkan penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar kebiasaan, perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS )