• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Dkk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Dkk"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

TIANA ROSA, DKK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

AIS MUFLIHAH

1110051000039

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat dari karya

orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 17 Agustus 2014

(5)

i

Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk

Islam memerintahkan umatnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan melalui lisan ataupun tulisan. Banyak da’i yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah mereka, salah satu media yang digunakan para da’i adalah media cetak seperti buku. Da’i yang memilih buku sebagai media dakwahnya dianggap menarik dan banyak yang menyukai, selain itu juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Pesan yang disampaikan menggunakan media cetak seperti buku dapat dibaca dengan berulang-ulang sehingga mad’u lebih mudah untuk memahaminya.

Dari konteks diatas yang jadi pertanyaan penelitian adalah :

Bagaimana isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers? dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi pesan

dalam buku Laa Tahzan For Hijabers?

Dalam penelitian ini menggunakan metodologi analisis isi (Content

Analysis) dengan pendekatan kuntitatif, dan membuat kategorisasi isi pesan dakwah menjadi 3 kategori Aqidah, Syariah dan Akhlak yang diambil dari

beberapa paragraf dan dialog dalam buku Laa Tahzan For Hijabers dengan

teknik random sampling, kemudian diuji menggunakan 3 orang juri yang

berkompeten.

Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan dengan unsur iman kepada Kitab-Kitab, iman kepada Rosul dan iman kepada Hari Kiamat. Sedangkan dari kategori akhlak, unsur akhlak kepada Allah yang paling mendominasi yaitu sebesar 53,85% dilanjutkan dengan unsur akhlak kepada Manusia. Dan yang terakhir dari kategori syari’ah, unsur Ibadah yang mendominasi sebanyak 71,43% dilanjutkan dari unsur muamalah.

Setelah melakukan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase sebesar 45,92%, dilanjutkan dengan pesan akhlak dengan prosentase sebesar 39,79%, dan pesan terendah yaitu pesan syari’ah dengan prosentase sebesar 14,29%.

(6)
(7)

ii

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT Yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan

dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada makhluk-Nya dan berkat

izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari peradaban jahiliyyah

menuju peradaban cahaya yang terang benderang. Dan kesejahteraan selalu

menyertai keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita sebagai umatnya berharap

mendapat syafa’at dari beliau.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang diharapkan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Imu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag M.Ed,

(PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar

(8)

iii

3. Drs.Masran, MA, Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan

serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan.

4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan

pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu

memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan

administrasi. Serta pemimpin dan segenap karyawan perpustakaan umum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari

dan mencari bahan untuk melengkapi skripsi ini.

6. Kedua orang tua, Bapak M.Soleh S.Pdi MM dan Ibu Tuti Luthfiah S.Pdi,

yang tak kenal lelah berjuang demi kebutuhan sang anak untuk kuliah,

mendo’akan disetiap sujud mereka dan memberikan yang terbaik kepada

penulis. Mereka yang selalu memberikan semangat kepada penulis setiap

saat.

7. Kepada ketiga adik-adik Ahmad Farhan, Farida Aryani dan Ahmad

(9)

iv

dalam skripsi ini. Sedikit pesan dari saya tetap semangat mba Asma Nadia

dalam dunia tulis menulisnya semoga mba menjadi penulis yang sukses

tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

9. Kepada tiga juri : Ida Hudaifah S.Pdi (Juri 1), Ibu Haslawati S.Pdi (Juri 2),

dan Nurhidayanti S.E (juri 3) yang telah bersedia memberikan waktunya

untuk menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga atas segala bantuannya

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

10.Sahabat-sahabatku, Alfia Nurlayla, Andari Novianti, Diana Nopiana,

Ishmatunnisa, Miftakhul Aida, Safitri, Syarifah Alawiyah, Nurwinda Sari,

Milla diah dan Siti Khadijah yang telah memberikan saran dan semangat

yang tiada henti.

11.Segenap kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2010, terima kasih

atas do’a dan dukungan dari kalian, semoga kita dapat meraih kesuksesan

bersama.

12.Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mohon

maaf dan terima kasih atas kebaikan hatinya membantu penyelesaian

(10)

v

Terima Kasih

Jakarta, 17 Agutus 2014

(11)

vi LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Teknik Analisis Data ... 11

F. Tinjauan Pustaka ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi ... 16

B. Konsep Dakwah ... 17

1. Pengertian Dakwah ... 17

2. Metode Dakwah ... 21

3. Media Dakwah ... 25

4. Materi Dakwah ... 26

(12)

vii

A. Konsep Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers .. 35

B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 37

C. Sekilas Tentang Asma Nadia dkk... 46

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers.... 59

B. Pesan yang Paling Dominan dalam Buku Laa Tahzan For

Hijabers ... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(13)

viii

Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan ... 11

Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah... 59

Tabel 4 Tema Cerita dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 60

Tabel 5 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Aqidah ... 61

Tabel 6 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Syari’ah ... 71

Tabel 7 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Akhlak ... 74

[image:13.612.104.509.159.589.2]
(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan

perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an

adalah sumber dari informasi mengenai keagamaan Islam dari Tuhan kepada

umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rosullullah SAW

yang dimana beliau memerintahkan untuk menyebarkan atau menyampaikan

sesuatu yang berasal dari Rosul walaupun hanya satu ayat kepada manusia.1

ﻭﹶﻟﻭ ﻲّﻨﻋﺍﻭﹸﻐﱢﻠﺒ

ﹰﺔﻴﹶﺍ

Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” (HR.AL-Bukhari).

Urgensi dakwah sangat diperlukan ketika manusia modern semakin

lupa dengan tujuan hidupnya. Mereka menjadikan dunia sebagai orientasi dan

tujuan sesuatu yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama.2

Menurut M.Natsir dakwah merupakan usaha untuk menyerukan dan

menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia tentang

pandangan Islam dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar bi

al-ma’ruf an-nahyuan-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang

diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan

bermasyarakat dan perikehidupan bernegara yang berakhlak. Oleh karena itu,

1

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h. vii-viii 2

(15)

2

dakwah islam merupakan faktor dalam mewujudkan masyarakat yang

berkualitas seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl (125) :









Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl (6) :125).3

Banyak hal yang dapat dilakukan para da’i untuk melakukan

dakwahnya, termasuk melalui media cetak. Perkembangan dakwah melalui

media cetak sangat berkembang pesat pada saat ini karena terdapat berbagai

informasi yang bermanfaat dan dapat diperoleh dengan mudah, juga dapat

dinikmati dengan waktu yang lama.

Di zaman informasi yang semakin canggih dan beragam seperti

sekarang ini penggunaan media komunikasi modern adalah sebuah kebutuhan

yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan dalam

menyampaikan ajaran Islam atau dakwah Islam. Salah satunya dakwah melalui

tulisan yang sering disebut dengan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui

tulisan yang dilakukan dengan keahlian di berbagai media, baik media cetak

seperti buku dan media elektronik internet atau blog. Dakwah bil qalam

3

(16)

3

jangkauannya lebih luas kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati

sajian dakwah.4

Buku yang mengandung pesan dakwah yaitu yang mengandung

pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai aqidah, syari’ah dan akhlak yang dapat

diterapkan dalam aspek kehidupan sosial. Islam selalu berpedoman kepada

kehidupan yang islami, Oleh karena itu jika dalam suatu kumpulan kisah

terdapat pesan dakwah, hal tersebut dapat mudah diterima dan dijadikan contoh

oleh pembacanya. Seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa dkk ini dipilih karena di

dalam buku ini merupakan buku non fiksi yang berisikan kisah-kisah nyata dari

pengalaman hidup seseorang yang dapat dijadikan pelajaran terutama bagi

wanita-wanita muslimah. Buku ini mengandung pesan-pesan yang akan

menambah pelajaran dan pengetahuan terutama bagi wanita muslimah yang

memiliki niatan untuk memakai jilbab ataupun wanita yang sudah berhijab.

Buku ini menyajikan kisah-kisah dari beberapa penulis yang

menceritakan tentang kesabaran dan kegigihan seorang wanita muslimah yang

ingin sungguh-sungguh menutup aurat dengan berhijab tetapi dari

keinginannya tersebut ia mendapat tantangan dan gempuran dari orang-orang

terdekatnya. Baik itu tantangan dari instansi sekolah, tetangga bahkan keluarga.

Laa Tahzan, Jangan bersedih. Kalimat itu adalah jalan atau sikap yang harus

kita ambil untuk melalui ujian tersebut. Asma Nadia sebagai salah satu penulis

dalam buku ini ingin menyampaikan bahwa hidup adalah perjuangan,

4

(17)

4

pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Jadi cobaan apapun yang terjadi

dalam hidup ini dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga dan suatu saat

nanti dari cobaan tersebut dapat berubah menjadi kebahagian yang hakiki.

Menurut Asma Nadia “Jilbab bukan hanya komitmen menjaga fisik dari yang

tak berhak memandang, tetapi juga menjaga hati, pikiran dan akhlak sebagai

muslimah”.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk memahami isi dari pesan

dakwah yang terdapat dalam buku karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk.

Penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK”

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar tidak meluasnya pembahasan, maka dalam

hal ini dibuat pembatasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada konteks

pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers.

2. Perumusan Masalah

Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka

penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu :

a. Bagaimana isi pesan Aqidah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan

(18)

5

b. Bagaimana isi pesan Syari’ah yang terdapat dalam buku Laa

Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?

c. Bagaimana isi pesan Akhlak yang terdapat dalam buku Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk ?

d. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas adapun tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui isi pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

2. Untuk mengetahui isi pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

3. Untuk mengetahui isi pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

4. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam

buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana

Rosa, dkk.

(19)

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

akademis dan praktis yaitu :

A. Segi Akademis

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah kajian yang menarik

dalam menyampaikan pesan dan memberikan hal yang positif

terhadap perkembangan pengetahuan di bidang dakwah melalui

media buku khususnya tentang penelitian analisis isi sebagai media

peyampaian pesan.

B. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

mahasiswa dan masyarakat untuk lebih menyukai buku sebagai

media komunikasi dan juga memberikan wawasan kepada generasi

muda untuk lebih memahami ajaran Islam melalui media buku

yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga dapat diterapkan

di kehidupan sehari-hari.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian ilmiah

yang tujuannya untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Dan

(20)

7

dan dilakukan secara objektif, valid dan reliable. Jadi menganalisis

sesuai apa yang tersurat, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti.5

Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian

yang dibuat untuk menarik kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru)

dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.6

Metode analisis isi digunakan dengan membaca untuk menalaah

isi dari suatu buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy

Tiana Rosa, dkk, yang diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House,

Maret 2013. Dan unit pengamatannya adalah per-paragraf yang

mengandung pesan dakwah dalam buku tersebut.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah buku Laa Tahzan For Hijabers

karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk. Sedangkan objek

penelitiannya adalah isi pesan dakwah yang ada di dalam pembahasan

buku Laa Tahzan For Hijabers.

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random

Sampling. Dalam buku ini terdapat populasi yang ada yaitu 267

halaman yang saya ambil secara Random dengan mengambil halaman

5

Eriyant o, Analisis Isi Pengant ar M et odologi unt uk PenelIt ian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakart a: Kencana, 2011. h.15

6

(21)

8

genap saja, yang berarti 50% dari jumlah populasi yang menjadi 133

halaman dari narasi setiap paragraf.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai

berikut :

a. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan yang

dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat berdasarkan

kategorisasi yang telah ditetapkan.

b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa catatan,

buku-buku penelitian, buku-buku dakwah, buku-buku komunikasi yang berkaitan

dengan penelitian tersebut.

c. Wawancara, mengadakan wawancara secara langsung dengan

narasumber yaitu Asma Nadia, yang dilakukan secara mendalam

dan terbuka tetapi bersifat fleksibel, susunan pertanyaan dapat

berubah sesuai dengan kondisi responden untuk mengetahui lebih

dalam buku yang akan diteliti dan untuk mengetahui perjalanan

karir responden. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara

dengan Asma Nadia dikediamannya Jl.Kemang Swatama, Studio

Alam Depok pada hari rabu tanggal 09-07-2014 yang sebelumnya

membuat janji ke manajemen Asma Nadia melalui Email di

(22)

9

5. Teknik Pengolahan Data dan Definisi Operasional a. Kategorisasi Pesan

Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan

dakwah pada buku Laa Tahzan For Hijabers, maka peneliti

membuat kategori pesan dakwah dalam bentuk kategorisasi

[image:22.612.101.511.210.577.2]

sebagai berikut :

Tabel 1 Kategorisasi Pesan

No. Kategori

1. Aqidah

2. Syari’ah

3. Akhlak

Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi

operasional sebagai berikut :

1) Aqidah

Yang dimaksud yaitu kepercayaan dan keyakinan terhadap

Allah SWT serta beriman kepada Allah, iman kepada malaikat

Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul

Allah, iman kepada hari hari kiamat dan iman kepada qada dan

qadar.

2) Syariah

Yang dimaksud dengan syariah yaitu tulisan-tulisan yang

(23)

10

dari Allah SWT dan Rosulullah SAW dalam hal ibadah dan

mua’amalah. Ibadah meliputi sholat, puasa, zakat, dan haji.

Sedangkan muamalah berkaitan dengan pergaulan hidup antara

sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana,

peradilan dan ekonomi, sosial, budaya.

3) Akhlak

Yang dimaksud dengan akhlak yaitu tulisan-tulisan yang

membahas tentang etika, moral, budi pekerti manusia dengan

alam sekitarnya dan manusia dengan Allah SWT.

b. Penjurian atau Koder

Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi

pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers, penulis mengadakan

pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari

orang-orang yang dianggap kredibel.Juri I Ida Hudaifah S.Pdi

(Guru), Juri II Haslawati S.Pdi (Guru), Juri III Nurhidayanti S.E

(24)

11 E. Teknik Analisis Data

Hasil kesepakatan tim juri dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.

Untuk mencapai koefisiensi reabilitas kategori antar juri digunakan rumus

Holsty.7

Koefisien Reliabilitas : 2M

[image:24.612.103.509.182.572.2]

N1 + N2

Tabel 2

Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar

Juri

Item Kesepakatan ketidaksepakatan Nilai

1 dan 2 102 83 19 0,81

1 dan 3 102 81 21 0,79

2 dan 3 102 84 18 0,82

Dari tabel diatas menunjukan kesepakatan antar juri 1 & 2 sebesar

0,81 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), Kesepakatan antar juri 1 & 3

sebesar 0,79 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), Kesepakatan antar

juri 2 & 3 sebesar 0,82 (nilai kesepakatan yang sangat tinggi).

Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit

reliabilitas), dengan menggunakan rumus :

7

(25)

12

Komposit Reliabilitas : N (x antar juri)

1 + (N-1) (x antar juri)

Antar Juri Nilai

1 dan 2 0,81

1 dan 3 0,79

2 dan 3 0,82

Total 2,42

Nilai rata-rata (X) = 2,42 : 3 = 0,81

Komposit reliabilitas = 3 x 0,81 = 2,43 = 0,93

1 + 2 x 0,81 2,62

Dari hasil perolehan diatas ditemukan bahwa rata-rata tingkat

kesepakatan antar juri sebesar 0,93 berarti terjadi kesepakatan yang sangat

tinggi antar juri.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan

tinjauan ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut pengamatan penulis, terdapat banyak kumpulan skripsi yang

membahas tentang analisis isi tetapi sampai saat ini tidak menemukan

adanya judul yang serupa dengan judul yang di ajukan oleh penulis. Oleh

(26)

13

mengangkat buku Laa Tahzan For Hijabers sebagai objek penelitian.

Maka, Penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi :

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel ”Cinta di Ujung

Sajadah” Karya Asma Nadia, di tulis oleh Lintang Marisa 2010. Secara

garis besar pembahasan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif

dengan menggunakan 3 koder/juri. Diketahui pesan dakwah yang paling

dominan dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu pesan Akhlak dengan

hasil presentase 54,3 %, pesan Aqidah dengan presentase 28,6 %, dan

Syari’ah dengan presentase terendah 17,1 %.

Analisis Isi Pesan Dakwah pada Novel “99 Cahaya di Langit

Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais, ditulisoleh Renita Azhari 2013.

Dalam pembahasan skripsi ini membahas pesan dakwah yang terkandung

dalam novel dan berapa banyak pesan dakwah yang paling dominan yang

terkandung dalam novel ini. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak

85%, pesan Aqidah dengan presentase 75%, Pesan Syari’ah dengan

presentase 75%. Jadi presentase Aqidah dengan Syari’ah seimbang.

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Ranah 3 Warna” Karya

Ahmad Fuadi, ditulis oleh Siti Fatimah 2012. Dalam pembahasan ini

peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pesan dakwah yang

paling dominan dan menggunakan 3 juri. Pesan Akhlak dengan presentase

terbanyak 86,5%, pesan Aqidah 7,57 % dan pesan Syari’ah 5,95%.

Meskipun dipenelitian terdahulu sudah banyak yang menjadikan

(27)

14

Lintang Marisa, Analisis Isi Pesan Dakwah dalam buku Cinta di Ujung

Sajadah (Skripsi UIN Jakarta:2010). Dalam penelitiannya tersebut, dia

memilih novel sebagai objek penelitiannya yang merupakan karya atau

tulisan dari Asma Nadia sendiri, dalam penelitian ini pesan yang paling

dominan adalah pesan Akhlak yang dimana melalui novel ini

menceritakan bahwa penyampaian pesan dakwah yang berkaitan dengan

cara berbakti kepada kedua orang tua, bagaimana penghormatan anak

terhadap ibu walaupun beliau telah tiada.

Sedangkan objek penelitian tulisan Asma Nadia yang saya gunakan

adalah berupa buku yang didalamnya terdapat kisah-kisah atau cerita nyata

dari beberapa penulis yang tidak hanya tulisan Asma Nadia saja seperti

penelitian sebelumnya tetapi dalam buku ini juga terdapat tulisan dari

beberapa rekannya yang menceritakan perjuangan wanita muslimah yang

ingin memakai jilbab dan menceritakan pengorbanan ketika berjilbab.

menurut saya itu yang membedakan objek penelitian saya dengan

penelitian yang lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan saling berhubungan

antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penulisan skripsi ini dibagi

(28)

15

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang

masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan

manfaat penelitian, Metodologi penelitian, Kajian pustaka

dan Sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori berisi : Pengertian analisis isi, Konsep

dakwah, Pengertian dakwah, Metode dakwah, Media

dakwah, Materi Dakwah, Buku sebagai media dakwah.

BAB III Konsep dasarterwujudnya buku Laa Tahzan For Hijabers

karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sinopsis buku

Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana

Rosa, dkk. Sekilas tentang Asma Nadia Dkk dan karya

Asma Nadia.

BAB IV Analisis isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. pesan

dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers.

(29)

16 BAB II

LANDASAN TEORITIS

A.Pengertian Analisis Isi

Secara umum analisis isi merupakan suatu teknik analisis

penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran

karakteristik isi dan menarik kesimpulan dari isi. Analisis isi

ditujukan untuk mengidentifikasikan secara sistematis isi

komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara

objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi.1

Menurut Weber analisis isi adalah sebuah metode

penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk

membuat kesimpulan yang valid dari teks.2

Menurut Holsti analisis isi adalah suatu teknik penelitian

untuk membuat kesimpulan yang dilakukan secara objektif dan

identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.3

Menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis

untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat

1

Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.15

2

Ibid., h.15 3

(30)

17

untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi

yang terbuka dari komunikator yang dipilih.4

Prinsip kuantitatif berdasarkan definisi diatas ialah

mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan

berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai

prinsip digunakannya metode deduktif.5

Pelopor analisis isi Harold D. Laswell, yang mempelopori

teknik Symbol Cooding, yaitu mencatat pesan secara sistematis

untuk kemudian diberi interpretasi.

Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi

dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu

komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Melalui

analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik

pesan dari suatu isi. Analisis isi digunakan hampir semua disiplin

ilmu sosial sebagai metodologi penelitian komunikasi.6

B. Konsep Dakwah 1. Pengertian Dakwah

a. Dakwah secara etimologi

4

Rahmat Kriyanto, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,( Jakarta: Kencana, 2007) h.228

5

Ibid., h.289 6

(31)

18

Pengertian dakwah secara etimologi atau bahasa, kata

dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan,

artinya mengajak, menyeru memanggil. Dakwah dalam

pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an

antara lain :7

Firman Allah Ta’ala :

















Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf (12) : 33)

Islam adalah agama dakwah,8 artinya agama yang selalu

mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan

kegiatan dakwah. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama

dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah,

karena kegiatan isi merupakan aktivitas yang tak akan pernah usai

selama kehidupan dunia masih berlangsung.9

Maju mundurnya umat Islam sangat berkaiatan erat dengan

kegiatan dakwah yang dilakukannya.10 Al-Qur’an merupakan

7

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.1 8

M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin Press, 1997) h.8

9

M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 10

(32)

19

sumber utama dalam melakukan dakwah yang mengandung pesan

nilai-nilai kebenaran yang dapat dijadikan pedoman. Oleh karena

itu nilai kebenaran Islam harus tersebar luas dan penyampaian

kebenaran tersebut merupakan tanggungjawab umat Islam secara

keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil Alamin”,

Islam harus tampil dengan wajah yang menarik supaya umat

Islam mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan

sebagai ancaman bagi hidup mereka melainkan pembawa

kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus

sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan

akhirat.11

b. Dakwah secara terminologis

Dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, Syeikh Ali

Makhfudz memberikan definisi dakwah secara

terminologis adalah mendorong manusia agar berbuat

kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar

mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.12

Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu suatu

kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah,

maksudnya mendorong orang dengan pengetahuan

11

M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 12

(33)

20

yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat

sasaran. maknanya yang berarti dakwah yang

disebarluaskan dengan cara damai bukan dengan

kekerasan, serta mengutamakan aspek kognitif

(kesadaran intelektual), dan afektif (kesadaran

emosional). Dakwah demikian ini, disebut sebagai

dakwah persuasif (membujuk).13

Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah

mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan

baik dalam bentuk lisan,tulisan,tingkah laku dan

sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana

dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara

individual maupun secara kelompok agar timbul dalam

dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan

serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan

yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya

unsur-unsur pemaksaan.14

Amrullah Ahmad mengatakan pada hakikatnya

dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia

beriman dalam bidang kemasyarakatan yang

13

A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011) h.29-30

14

(34)

21

dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara

merasa, berpikir,bersikap,bertindak manusia pada

tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam

rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam

semua segi kehidupan dengan menggunakan cara

tertantu.15

Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan

secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan

agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima

ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik

dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat

untuk mencapai kebahagiaan manusia, dengan

menggunakan media dan cara-cara tertentu.16

Dakwah dapat diartikan dalam 2 pandangan,

menurut Prof.Toha Yahya Umar, M.A :

1. Pengertian dakwah secara umum :

Ilmu yang berisikan ilmu pengetahuan cara-cara dan

tuntunan kepada jalan yang benar.

2. Pengertian secara agama :

Mengajak manusia dengan cara yang bijaksana

kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah

15

Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985) h.3

16

(35)

22

Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka

di dunia dan di akhirat.17

Dari pengertian diatas, terdapat banyak

pendapat yang berbeda dalam menyatakan definisi

dakwah. Jika ditarik dalam pandangan yang sama

dakwah merupakan suatu proses mengajak umat

manusia agar mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai

dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat

diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dakwah

merupakan bagian yang sangat penting dalam

kehidupan muslim karena dakwah adalah salah satu

cara untuk memberikan dorongan kepada orang lain

untuk bisa menerima ajaran Islam sesuai

kesadarannya sendiri dengan pesan-pesan agama

yang disampaikan.

2. Metode Dakwah

Seorang da’i sebagai subjek dakwah

memerlukan pengetahuan dan kecakapan dalam

bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah,

maka penyampaian pesan-pesan dakwah yang

disampaikan seorang da’i dapat mengena pada

17

(36)

23

sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u

sebagai objek dakwah.

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata

yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara).18

Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode

adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Selain itu metode juga berasal

dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang

metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari

kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab

thariq.19

Dalam metode dakwah para pakar mengambil

rujukan utama kepada firman Allah Ta’ala ( QS.

An-Nahl : 125) :









18

M.Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta: BumI Aksara, 1991), cet 1, h.61

19

(37)

24

Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.20

Di dalam ayat tersebut terdapat makna da’i harus

memerhatikan mad’u, sehingga mereka merasa tidak dipaksa.

Pada prinsipnya dakwah itu harus memanusiakan manusia, sesuai

dengan fitrahnya yang suci. Hal tersebut wajib menjadi pedoman

dalam merumuskan pesan dan menetapkan metode dakwah. Pada

prinsipnya metodologis dakwah itu ada empat cakupan :21

1) Al-Hikmah

Hikmah ditafsirkan sebagai integrasi antar ucapan dan

perbuatan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, takut

kepada agama dan bersikap hati-hati dalam agama.

Singkatnya, dari tinjauan terminologis hikmah merujuk

kepada ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana.

2) Mau’izhah Hasanah

Metode dakwah melalui mau’izah hasanah dilakukan

dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur

motivasi dan ancaman yang diutarakan melalui perkataan

20

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.247

21

(38)

25

yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa dan

mencairkan segala bentuk kebekuan hati serta

menguatkan keimanan. Metode ini terdiri dari bentuk

pengajaran dan pembinaan.

3) Al-Jidal bi al-lati hiya ahsan (Debat yang terpuji)

Metode dakwah ini dilakukan dengan dialog yang

berbasis budi pekerti yang luhur, tutur kata yang

lembut serta mengarah kepada kebenaran dengan

maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan

dialog.

4) Tindakan yang setimpal (Iqabah bi al-Mitsl)

Dalam pemetaan metode dakwah, tindakan balasan

setimpal berada dalam lingkup dakwah bi al

hikmahyang diidtilahkan dengan hikmat al-quwwah

atau Jihad qitaly (jihad perang), maksud dari metode

dakwah ini adalah untuk menolak fitnah terhadap

dakwah Islam.

Secara teori dakwah dapat dilakukan dengan 3 hal :

1. Dakwah Bil Lisan merupakan dakwah yang

lebih bersifat informatif, nilai persuasinya pun

tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan

kepada loyalitas mengikuti ajaran agama,

(39)

26

memberikan informasi mengenai ajaran agama

Islam dengan tujuan agar sasaran dakwahnya

mampu memahami secara luas mengenai

ajaran agama dan berangsur-angsur terjadi

perubahan sikap menjadi lebih baik sehingga

dapat menyampaikannya kepada orang

banyak.

Taktik dakwah bil lisan dikenal dengan

sebutan ceramah agama, khutbah, pidato,

pengajian.

2. Dakwah Bil Hal merupakan dakwah yang

bersifat persuasif karena dakwah bil hal ini

pada hakekatnya adalah pemanfaatan situasi

dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan

dakwah agar tumbuh rasa kepatuhannya

terhadap ajaran tuhan dan agamanya.

Strategi dakwah bil hal ini diterapkan sebagai

langkah mengubah keadaan masyarakat

menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Dakwah bil hal biasanya dilakukan di lembaga

pendidikan dan lembaga sosial.22

22

(40)

27

3. Dakwah Bil Qalam merupakan metode

dakwah melalui tulisan yang mempunyai

kelebihan dapat dibaca dengan berulang-ulang

dan dapat dinikmati oleh ribuan pembaca

disetiap penjuru, juga lebih efektif dapat

menghemat waktu. Seperti : koran,

buku/novel, majalah.

3. Media Dakwah

Perkembangan teknologi saat ini menuntut para

pendakwah tidak ketinggalan untuk memanfaatkan

teknologi tersebut sebagai saranadakwahnya. Para

pendakwah dapat dengan mudah menyampaikkan

pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cepat dan

efektif sehingga pesan dapat sampai kepada mad’u

dimana pun berada.

Ada beberapa jenis media komunikasi yang

digunakan dalam kegiatan berdakwah, antara lain :

1. Media Visual

Media komunikasi visual merupakan alat

komunikasi yang dapat digunakan dengan

(41)

28

menangkap informasinya. Seperti : Buku, surat

kabar, buletin/majalah, slide.

2. Media Auditif

Media auditif dalam pemahaman komunikatif

merupakan media yang dapat ditangkap melalui

indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada

umumnya alat-alat yang dapat dioperasionalkan

sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah.

Seperti : Radio, tape recorder, telepon atau

Handphone.

3. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan perangkat

komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra

pendengaran maupun penglihatan. Media audio

visual ini lebih dapat dimanfaatkan semua

kalangan masyarakat. Seperti :Movie Film,

televisi, dan Video.23

4. Materi Dakwah

Materi dakwah (Maddah ad-da’wah) dalam

istilah komunikasi disebut dengan istilah message

23

(42)

29

(pesan).24 Jadi, materi dakwah merupakan pesan–pesan

dakwah Islam yang harus disampaikan subjek kepada

objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada

didalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya.25

Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek

dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam.

Sumber materi dakwah pada dasarnya bersumber pada

dua pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits.26

Akan tetapi secara konseptual pada dasarnya materi

dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak

dicapai.

Materi dakwah yang harus disampaikan

tercantum dalam penggalan (QS.Al-Ashr : 3)27









Artinya Saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (QS.Al-Ashr:103)

Dalam arti lebih luas, kebenaran dan kesabaran

mengandung makna nilai-nilai akhlak. Jadi,dakwah

seharusnya menyampaikan, mengundang, dan

mendorong mad’u sebagai objek dakwah untuk

24

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009),h.88 25

Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993) h.140

26

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.88-89 27

(43)

30

memahami nilai-nilai yang memberikan makna pada

kehidupan baik kehidupan akhirat maupun dunia. Dari

sistem nilai ini dapat diturunkan aspek syariah dan fiqih

yang merupakan rambu-rambu untuk kehidupan

akhirat.28

Menurut Endang Saifuddin Anshari (1996 :71)

pokok-pokok ajaran Islam diklasifikasikan menjadi tiga

pokok, yaitu:29

1. Masalah Keimanan (Aqidah)

Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam.

Akidah Islam disebut Tauhid dan merupakan inti

kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Aqidah merupakan

I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah

yang erat hubungannya dengan rukun iman.30

a. Iman kepada Allah SWT

b. Iman kepada Malaikat Allah SWT

c. Iman kepada Kitab Allah SWT

d. Iman kepada Rosul Allah SWT

e. Iman kepada Hari akhir

28

Ibid., h.89 29

Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009) h.332 30

(44)

31

f. Iman kepada Qadha dan Qadar

Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan

oleh Rasullullah SAW.31

ﻥﻤْﺅﹸﺘ ﻥَﺃ ﻥﺎﻤﻴﺎِﻟﹾﺍ

ِﻟﻭﺴﺭﻭ ﻪﹺﺒﹸﺘﹸﻜﻭ ﻪﺘﹶﻜِﺌﹶﻼﻤﻭ ِﷲﺍﺎﺒ

ﻪ

ﻩّﹺﺭﹶﺸﻭ ﻩﹺﺭﻴﹶﺨ ﹺﺭﺩﹶﻘﻟﺍﻭ ﹺﺭﺨﻵﹾﺍ ﹺﻡﻭﻴﻟﹾﺍﻭ

Artinya :“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk

Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya

tertuju pada masalah yang wajib diimani, akan tetapi

materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang

sebagai lawannya, seperti syirik dan ingkar adanya

Tuhan.

2. Masalah Keislaman (Syariah)

Syariah adalah seluruh hukum dan

perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang

berhubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut

ibadah, maupun antar manusia dengan sesama manusia

muamalah.32

1. Ibadah artinya menyembah, tunduk dan

patuh. Ibadah meliputi thaharah, sholat,

zakat, puasa, pergi haji jika mampu.

31

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.89-90 32

(45)

32

2. Muamalah : Al-Qununul Khas (hukum

perdata), muamalah (hukum niaga),

munakahat (hukum nikah), waratsah

(hukum waris), Al-Qunnul’am (hukum

publik), hinayah (hukum pidana),

khilafah (hukum negara), jihad (hukum

perang dan damai).

Dalam islam syariah berhubungan dengan amal lahir

dalam rangka mematuhi semua peraturan Allah. Dalam hal

ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW

Islam bahwasanya engkau menyembah Allah SWT, dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut menjelaskan hubungan

antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah yang

berhubungan dengan syariah bukan saja sebatas ibadah

kepada Allah tetapi juga masalah yang berkenaan dengan

3. Masalah Budi Pekerti (akhlak)

Akhlak berasal dari kata khalaqa yakhluqu artinya

menciptakan. Maka akhlak adalah segala sikap dan

tingkah laku seseorang yang datang dari Allah SWT.

Akhlak dalam aktivitas dakwah atau materi dakwah

(46)

33

karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam

kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan

keyakinan agama yang kuat maka Islam membentuk moral

yang baik. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi 3:33

1. Akhlak kepada Allah SWT

2. Akhlak kepada sesama manusia

3. Akhlak kepada lingkungan (hewan,tumbuhan)

Ajaran akhlak dalam Islam termasuk

kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan

kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung

tinggi nilai moralitas dalam manusia. Dengan akhlak yang

baik maka Islam dapat membendung moral menjadi lebih

baik.

Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan

ketika da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u.

Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus

melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah

agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dan

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan materi dakwah perlu juga

diperhatikan tentang penggunaan bahasa, karena bahasa

33

(47)

34

dakwah harus dibedakan. Bahasa dakwah harus lebih

persuasif .34

Selain itu isi pesan dakwah hendaknya direncanakan

dan disusun terlebih dahulu dan harus dipahami oleh para

da’i. Para pengkaji ilmu komunikasi sepakat bahwa isi pesan

(materi) yang tersusun baik dan sistematis memiliki pengaruh

yang lebih efektif daripada pesan yang tidak tersusun dengan

baik atau tidak sistematis.35

C. Buku Sebagai Media Dakwah

Menyampaikan informasi di zaman modern saat ini

tidak cukup jika hanya menggunakan lisan kepada

masyarakat luas karena informasi yang disampaikan hanya

dapat menjangkau jarak yang terbatas. Oleh karena itu,

penggerak dakwah harus mampu mengembangkan hal-hal

yang baru agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada

khalayak luas dalam jangkauan yang jauh sekalipun.

Lajunya perkembangan teknologi komunikasi yang

merupakan suatu sarana untuk menghubungkan masyarakat

dengan masyarakat lain di bumi yang luas ini tumbuh sangat

pesat. kecanggihan teknologi komunikasi dapat

34

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.252

35

(48)

35

mempengaruhi seluruh kegiatan manusia, termasuk di

dalamnya kegiatan dakwah sebagai pola penyampaian

informasi dan pengetahuan.36 Sebagai suatu kegiatan

keagamaan, dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan

terapan media komunikasi sesuai dengan mad’u yang

dihadapi. selain itu dakwah menggunakan media komunikasi

juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan da’i dalam

menyampaikan pesannya yaitu melalui media cetak.

Penerapan berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah

melalui tulisan dari pena pendakwah untuk menyampaikan

pesan dakwahnya melalui tulisan yang dapat dihayati isinya

dan dibaca berulang oleh pembaca.

Menulis merupakan tradisi intelektual muslim. Tradisi

ini merupakan dorongan islam dari penguasaan ilmu yang

terdapat dalam diri seseorang sehingga dari penguasaan ilmu

tersebut dapat disampaikan melalui media tulisan dan dapat

dijadikan sebuah buku yang didalamnya terdapat pesan-pesan

yang terkandung dan dapat dijadikan contoh dalam

kehidupan.

Buku adalah salah satu media tulisan yang digunakan

para pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan

36

(49)

36

dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat

27 :







Artinya :Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37

Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas

media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat

dimaknai sebagai media dakwah.38 Para ulama salaf telah

mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif.

Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau

masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu.

Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat

dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan

pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi

pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat

dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku

tersebut harus berdimensi pengetahuan keagamaan yang

37

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung:PT Madina Raihan Makmur) h.656

38

(50)

37

mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang

ma’ruf dan hasanah.39

Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah

mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang

buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai

sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji,

seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam

Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin.40

39

Ibid., h.42

40

(51)

35 BAB III

GAMBARAN UMUM

SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS

A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk

Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal

masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan

buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi

cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan

erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita

yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab.

Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal

Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh

ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab (ibunda Asma

Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi

muslimah). Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma

Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu.

Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang

mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak

sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya

Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua

(52)

36

kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia

terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya

sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma

Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum

berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah.

Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an

yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1





Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” (Ali Imran: 139)

Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan

menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah

banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan

menunjukan ketaataan.2

Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil

untuk melalui ujian tersebut.3

Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman

kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini

1

Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1, h.vii-ix

2

Ibid., h.vii-ix 3

(53)

37

dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga

pembaca tidak merasa digurui.4

B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers

Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina

yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang

dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun

Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik.

Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut

maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko

digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak

disia-siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan

Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua.

Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang,

Jangan Coba Dipegang!” berawal ketika ada teman yang meninggal karena

kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal

usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia

tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi

sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya

memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir

setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada

miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena

perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa

4

(54)

38

nyamannya jauh dari pusat perhatian para lelaki yang hanya ingin melihat

penampilan wanita yang sexy.

Judul ke-3 ditulis oleh Nadhira Khalid ”Boleh Pinjam Jempolnya?

Nadhira Khalid pada saat itu tinggal di Bali yang mayoritas penduduknya

beragama Hindu, Nadhira tinggal di Karanglangko permukiman muslim,

penduduknya keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun

di keluarganya tersebut tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk

perempuan yang sudah menikah. Meskipun dikampung myoritas Islam, tapi

tetap saja Nadhira menjadi siswa minoritas. Buku mengenai tentang jilbab

mulai dibacanya dan sejak itulah ia mulai mengerti tentang jilbab. Dan awal

Nadhira berjilbab pada saat SMA banyak yang heran melihat dirinya berjilbab

dan seiring berjalannya waktu sampai hari terakhir sekolah, siswa kelas tiga

dinyatakan lulus dan diminta membubuhkan cap jempol untuk ijazah, entah

mengapa Nadhira merasa wali kelasnya tidak menyukainya suka mengkritik

jilbab yang dikenakannya dan pada saat Nadhira dipanggil perasaan muncul

perasaan takut dan ternyata wali kelasnya hanya ingin meminjam jempolnya

dan meminta izin menyentuh ibu jarinya untuk ditempelkan diatas tinta.

Selanjutnya judul ke-4 tulisan dari Femmy Syahrani “Moments in

Jilbab” Femmy tumbuh dilingkungan yang tak berjilbab, meskipun begitu

pendangannya tentang jilbab perlu dipakai oleh karena itu Femmy satu-satunya

didalam keluarga yang memakai jilbab. Banyak orang yang menganggapnya

bukan muslimah karena tampangnya karena Femmy merupakan keturunan

(55)

39

pertukaran pelajar ke Amerika, tinggal setahun di negeri orang membuat

Femmy ingin menegaskan identitasnya sebagai muslimah dan Femmy pun

mengirim surat ke tanah air untu meminta izin kepada ibu dan keluarganya.

Ibunya menyarankan untuk berjibab menunggu sampai mendapatkan pekerjaan

karena menurut ibunya mencari pekerjaan dengan memakai jilbab sangat sulit.

Dan akhirnya Femmy pun mendapat pekerjaan dan mulai mengenakan jilbab

dibantu dengan sobatnya.

Judul ke-5 merupakan tulisan Evatya Luna yang merupakan

pengalaman dari saudaranya Nurhayati Zubaidi yang berjudul “Kesadarannya

Baru, Jilbabnya Lusuh” Nur merupakan anak seorang guru ngaji dikampung

dan marupakan keluarga yang sederhana. Nur masuk SMA favorit karena

kecerdasannya ia mendapat beasiswa di sekolah tersebut. saat sang kakak

memutuskan untuk berjilbab, Nur pun merasa iri dan kewajiban untuk menutup

aurat pun mulai disadarinya. Ketika Nur mulai bersekolah di SMA ia pun ingin

tetap memakai jilbab seperti sewaktu Nur di Tsanawiyah, karena tidak

memiliki biaya ia pun memakai seragam lamanya, Gadis kecil dengan atasan

lusuh yang sudah kekecilan, rok menggantung dibawah lutut.

Pada judul ke-6 merupakan pengalaman cerita Inet “Jilbab and My

Nightmare” sejak SD,SMP,SMA Inet sudah mengenakan jilbab, suatu ia

sedang dikamar kosan temannya ia membuka jilbabnya yang Inet mengira

tidak ada orang, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk kamar itu dan menutup

(56)

40

teman-temannya pun menghampirinya. Sejak saat itu Inet tidak ingin membuka

jilbabnya dimanapun dia berada.

Pada judul ke-7 pengalaman Gardina Wiryo “Jilbab dan Dilema” latar

belakang keluarga Gardina merupakan keluarga yang berbeda agama, hanya

Gambar

Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah ....................................................
Tabel 1 Kategorisasi Pesan
Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan
Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah memberikan rincian pesan per kategori yang terdapat dalam kalimat di buku Shalawat Untuk Jiwa, selanjutnya kalimat-kalimat yang mengandung pesan tentang

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah yang harus di sampaikan itu ada 3 kategori yaitu, pesan aqidah, syari’ah dan akhlak namun, dalam film Perempuan

Buku How To Master Your Habits banyak memberi pesan-pesan dakwah (Aqidah, akhlak, dan syariah) kepada pembaca dan intisari dari buku tersebut yaitu bahwa

Pesan dakwah mengandung pengertian segala pertanyaan yang berupa seperangkatkat lambang yang bermakna yang bersumber dari Al- Qur’an dan Sunnah yang berupa aqidah,

Pada pembahasan Bab IV ini penulis akan menguraikan data dalam memperoleh validitas dan reliabilitas tentang isi pesan dakwah dalam novel “Pesantren Ilalang”

Dalam kegiatan dakwah, media menjadi salah satu unsur kegiatan dakwah, media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah. 34

yaitu Pesan Akhlak, Pesan Syariah, dan Pesan Akidah. 2) Dari ketiga kategori tersebut, dibagi lagi menjadi subkategori seperti pesan Akidah meliputi Iman Kepada Allah,

Pesan dakwah Islam dalam penelitian ini berarti isi atau kandungan pesan yang terdapat dalam Serat Sabda Jati dengan tujuan untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang