TIANA ROSA, DKK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
AIS MUFLIHAH
1110051000039
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat dari karya
orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 17 Agustus 2014
i
Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk
Islam memerintahkan umatnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan melalui lisan ataupun tulisan. Banyak da’i yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah mereka, salah satu media yang digunakan para da’i adalah media cetak seperti buku. Da’i yang memilih buku sebagai media dakwahnya dianggap menarik dan banyak yang menyukai, selain itu juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Pesan yang disampaikan menggunakan media cetak seperti buku dapat dibaca dengan berulang-ulang sehingga mad’u lebih mudah untuk memahaminya.
Dari konteks diatas yang jadi pertanyaan penelitian adalah :
Bagaimana isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers? dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi pesan
dalam buku Laa Tahzan For Hijabers?
Dalam penelitian ini menggunakan metodologi analisis isi (Content
Analysis) dengan pendekatan kuntitatif, dan membuat kategorisasi isi pesan dakwah menjadi 3 kategori Aqidah, Syariah dan Akhlak yang diambil dari
beberapa paragraf dan dialog dalam buku Laa Tahzan For Hijabers dengan
teknik random sampling, kemudian diuji menggunakan 3 orang juri yang
berkompeten.
Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan dengan unsur iman kepada Kitab-Kitab, iman kepada Rosul dan iman kepada Hari Kiamat. Sedangkan dari kategori akhlak, unsur akhlak kepada Allah yang paling mendominasi yaitu sebesar 53,85% dilanjutkan dengan unsur akhlak kepada Manusia. Dan yang terakhir dari kategori syari’ah, unsur Ibadah yang mendominasi sebanyak 71,43% dilanjutkan dari unsur muamalah.
Setelah melakukan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase sebesar 45,92%, dilanjutkan dengan pesan akhlak dengan prosentase sebesar 39,79%, dan pesan terendah yaitu pesan syari’ah dengan prosentase sebesar 14,29%.
ii
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan
dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada makhluk-Nya dan berkat
izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari peradaban jahiliyyah
menuju peradaban cahaya yang terang benderang. Dan kesejahteraan selalu
menyertai keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita sebagai umatnya berharap
mendapat syafa’at dari beliau.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang diharapkan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Imu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag M.Ed,
(PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar
iii
3. Drs.Masran, MA, Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan
serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan.
4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan
pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.
5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu
memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan
administrasi. Serta pemimpin dan segenap karyawan perpustakaan umum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari
dan mencari bahan untuk melengkapi skripsi ini.
6. Kedua orang tua, Bapak M.Soleh S.Pdi MM dan Ibu Tuti Luthfiah S.Pdi,
yang tak kenal lelah berjuang demi kebutuhan sang anak untuk kuliah,
mendo’akan disetiap sujud mereka dan memberikan yang terbaik kepada
penulis. Mereka yang selalu memberikan semangat kepada penulis setiap
saat.
7. Kepada ketiga adik-adik Ahmad Farhan, Farida Aryani dan Ahmad
iv
dalam skripsi ini. Sedikit pesan dari saya tetap semangat mba Asma Nadia
dalam dunia tulis menulisnya semoga mba menjadi penulis yang sukses
tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
9. Kepada tiga juri : Ida Hudaifah S.Pdi (Juri 1), Ibu Haslawati S.Pdi (Juri 2),
dan Nurhidayanti S.E (juri 3) yang telah bersedia memberikan waktunya
untuk menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga atas segala bantuannya
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
10.Sahabat-sahabatku, Alfia Nurlayla, Andari Novianti, Diana Nopiana,
Ishmatunnisa, Miftakhul Aida, Safitri, Syarifah Alawiyah, Nurwinda Sari,
Milla diah dan Siti Khadijah yang telah memberikan saran dan semangat
yang tiada henti.
11.Segenap kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2010, terima kasih
atas do’a dan dukungan dari kalian, semoga kita dapat meraih kesuksesan
bersama.
12.Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mohon
maaf dan terima kasih atas kebaikan hatinya membantu penyelesaian
v
Terima Kasih
Jakarta, 17 Agutus 2014
vi LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Teknik Analisis Data ... 11
F. Tinjauan Pustaka ... 12
G. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi ... 16
B. Konsep Dakwah ... 17
1. Pengertian Dakwah ... 17
2. Metode Dakwah ... 21
3. Media Dakwah ... 25
4. Materi Dakwah ... 26
vii
A. Konsep Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers .. 35
B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 37
C. Sekilas Tentang Asma Nadia dkk... 46
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers.... 59
B. Pesan yang Paling Dominan dalam Buku Laa Tahzan For
Hijabers ... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
viii
Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan ... 11
Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah... 59
Tabel 4 Tema Cerita dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 60
Tabel 5 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Aqidah ... 61
Tabel 6 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Syari’ah ... 71
Tabel 7 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Akhlak ... 74
[image:13.612.104.509.159.589.2]1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan
perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an
adalah sumber dari informasi mengenai keagamaan Islam dari Tuhan kepada
umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rosullullah SAW
yang dimana beliau memerintahkan untuk menyebarkan atau menyampaikan
sesuatu yang berasal dari Rosul walaupun hanya satu ayat kepada manusia.1
ﻭﹶﻟﻭ ﻲّﻨﻋﺍﻭﹸﻐﱢﻠﺒ
ﹰﺔﻴﹶﺍ
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” (HR.AL-Bukhari).
Urgensi dakwah sangat diperlukan ketika manusia modern semakin
lupa dengan tujuan hidupnya. Mereka menjadikan dunia sebagai orientasi dan
tujuan sesuatu yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama.2
Menurut M.Natsir dakwah merupakan usaha untuk menyerukan dan
menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia tentang
pandangan Islam dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar bi
al-ma’ruf an-nahyuan-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang
diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara yang berakhlak. Oleh karena itu,
1
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h. vii-viii 2
2
dakwah islam merupakan faktor dalam mewujudkan masyarakat yang
berkualitas seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl (125) :
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl (6) :125).3
Banyak hal yang dapat dilakukan para da’i untuk melakukan
dakwahnya, termasuk melalui media cetak. Perkembangan dakwah melalui
media cetak sangat berkembang pesat pada saat ini karena terdapat berbagai
informasi yang bermanfaat dan dapat diperoleh dengan mudah, juga dapat
dinikmati dengan waktu yang lama.
Di zaman informasi yang semakin canggih dan beragam seperti
sekarang ini penggunaan media komunikasi modern adalah sebuah kebutuhan
yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan dalam
menyampaikan ajaran Islam atau dakwah Islam. Salah satunya dakwah melalui
tulisan yang sering disebut dengan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui
tulisan yang dilakukan dengan keahlian di berbagai media, baik media cetak
seperti buku dan media elektronik internet atau blog. Dakwah bil qalam
3
3
jangkauannya lebih luas kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati
sajian dakwah.4
Buku yang mengandung pesan dakwah yaitu yang mengandung
pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai aqidah, syari’ah dan akhlak yang dapat
diterapkan dalam aspek kehidupan sosial. Islam selalu berpedoman kepada
kehidupan yang islami, Oleh karena itu jika dalam suatu kumpulan kisah
terdapat pesan dakwah, hal tersebut dapat mudah diterima dan dijadikan contoh
oleh pembacanya. Seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa dkk ini dipilih karena di
dalam buku ini merupakan buku non fiksi yang berisikan kisah-kisah nyata dari
pengalaman hidup seseorang yang dapat dijadikan pelajaran terutama bagi
wanita-wanita muslimah. Buku ini mengandung pesan-pesan yang akan
menambah pelajaran dan pengetahuan terutama bagi wanita muslimah yang
memiliki niatan untuk memakai jilbab ataupun wanita yang sudah berhijab.
Buku ini menyajikan kisah-kisah dari beberapa penulis yang
menceritakan tentang kesabaran dan kegigihan seorang wanita muslimah yang
ingin sungguh-sungguh menutup aurat dengan berhijab tetapi dari
keinginannya tersebut ia mendapat tantangan dan gempuran dari orang-orang
terdekatnya. Baik itu tantangan dari instansi sekolah, tetangga bahkan keluarga.
Laa Tahzan, Jangan bersedih. Kalimat itu adalah jalan atau sikap yang harus
kita ambil untuk melalui ujian tersebut. Asma Nadia sebagai salah satu penulis
dalam buku ini ingin menyampaikan bahwa hidup adalah perjuangan,
4
4
pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Jadi cobaan apapun yang terjadi
dalam hidup ini dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga dan suatu saat
nanti dari cobaan tersebut dapat berubah menjadi kebahagian yang hakiki.
Menurut Asma Nadia “Jilbab bukan hanya komitmen menjaga fisik dari yang
tak berhak memandang, tetapi juga menjaga hati, pikiran dan akhlak sebagai
muslimah”.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk memahami isi dari pesan
dakwah yang terdapat dalam buku karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk.
Penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS ISI PESAN DAKWAH
DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK”
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar tidak meluasnya pembahasan, maka dalam
hal ini dibuat pembatasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada konteks
pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers.
2. Perumusan Masalah
Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka
penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
a. Bagaimana isi pesan Aqidah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan
5
b. Bagaimana isi pesan Syari’ah yang terdapat dalam buku Laa
Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
c. Bagaimana isi pesan Akhlak yang terdapat dalam buku Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk ?
d. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan
For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas adapun tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui isi pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
2. Untuk mengetahui isi pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
3. Untuk mengetahui isi pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
4. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam
buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana
Rosa, dkk.
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
akademis dan praktis yaitu :
A. Segi Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan sebuah kajian yang menarik
dalam menyampaikan pesan dan memberikan hal yang positif
terhadap perkembangan pengetahuan di bidang dakwah melalui
media buku khususnya tentang penelitian analisis isi sebagai media
peyampaian pesan.
B. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
mahasiswa dan masyarakat untuk lebih menyukai buku sebagai
media komunikasi dan juga memberikan wawasan kepada generasi
muda untuk lebih memahami ajaran Islam melalui media buku
yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga dapat diterapkan
di kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian ilmiah
yang tujuannya untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Dan
7
dan dilakukan secara objektif, valid dan reliable. Jadi menganalisis
sesuai apa yang tersurat, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti.5
Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian
yang dibuat untuk menarik kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru)
dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.6
Metode analisis isi digunakan dengan membaca untuk menalaah
isi dari suatu buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy
Tiana Rosa, dkk, yang diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House,
Maret 2013. Dan unit pengamatannya adalah per-paragraf yang
mengandung pesan dakwah dalam buku tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah buku Laa Tahzan For Hijabers
karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk. Sedangkan objek
penelitiannya adalah isi pesan dakwah yang ada di dalam pembahasan
buku Laa Tahzan For Hijabers.
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random
Sampling. Dalam buku ini terdapat populasi yang ada yaitu 267
halaman yang saya ambil secara Random dengan mengambil halaman
5
Eriyant o, Analisis Isi Pengant ar M et odologi unt uk PenelIt ian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakart a: Kencana, 2011. h.15
6
8
genap saja, yang berarti 50% dari jumlah populasi yang menjadi 133
halaman dari narasi setiap paragraf.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai
berikut :
a. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan yang
dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat berdasarkan
kategorisasi yang telah ditetapkan.
b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa catatan,
buku-buku penelitian, buku-buku dakwah, buku-buku komunikasi yang berkaitan
dengan penelitian tersebut.
c. Wawancara, mengadakan wawancara secara langsung dengan
narasumber yaitu Asma Nadia, yang dilakukan secara mendalam
dan terbuka tetapi bersifat fleksibel, susunan pertanyaan dapat
berubah sesuai dengan kondisi responden untuk mengetahui lebih
dalam buku yang akan diteliti dan untuk mengetahui perjalanan
karir responden. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara
dengan Asma Nadia dikediamannya Jl.Kemang Swatama, Studio
Alam Depok pada hari rabu tanggal 09-07-2014 yang sebelumnya
membuat janji ke manajemen Asma Nadia melalui Email di
9
5. Teknik Pengolahan Data dan Definisi Operasional a. Kategorisasi Pesan
Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan
dakwah pada buku Laa Tahzan For Hijabers, maka peneliti
membuat kategori pesan dakwah dalam bentuk kategorisasi
[image:22.612.101.511.210.577.2]sebagai berikut :
Tabel 1 Kategorisasi Pesan
No. Kategori
1. Aqidah
2. Syari’ah
3. Akhlak
Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi
operasional sebagai berikut :
1) Aqidah
Yang dimaksud yaitu kepercayaan dan keyakinan terhadap
Allah SWT serta beriman kepada Allah, iman kepada malaikat
Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul
Allah, iman kepada hari hari kiamat dan iman kepada qada dan
qadar.
2) Syariah
Yang dimaksud dengan syariah yaitu tulisan-tulisan yang
10
dari Allah SWT dan Rosulullah SAW dalam hal ibadah dan
mua’amalah. Ibadah meliputi sholat, puasa, zakat, dan haji.
Sedangkan muamalah berkaitan dengan pergaulan hidup antara
sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana,
peradilan dan ekonomi, sosial, budaya.
3) Akhlak
Yang dimaksud dengan akhlak yaitu tulisan-tulisan yang
membahas tentang etika, moral, budi pekerti manusia dengan
alam sekitarnya dan manusia dengan Allah SWT.
b. Penjurian atau Koder
Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi
pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers, penulis mengadakan
pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari
orang-orang yang dianggap kredibel.Juri I Ida Hudaifah S.Pdi
(Guru), Juri II Haslawati S.Pdi (Guru), Juri III Nurhidayanti S.E
11 E. Teknik Analisis Data
Hasil kesepakatan tim juri dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.
Untuk mencapai koefisiensi reabilitas kategori antar juri digunakan rumus
Holsty.7
Koefisien Reliabilitas : 2M
[image:24.612.103.509.182.572.2]N1 + N2
Tabel 2
Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar
Juri
Item Kesepakatan ketidaksepakatan Nilai
1 dan 2 102 83 19 0,81
1 dan 3 102 81 21 0,79
2 dan 3 102 84 18 0,82
Dari tabel diatas menunjukan kesepakatan antar juri 1 & 2 sebesar
0,81 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), Kesepakatan antar juri 1 & 3
sebesar 0,79 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), Kesepakatan antar
juri 2 & 3 sebesar 0,82 (nilai kesepakatan yang sangat tinggi).
Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit
reliabilitas), dengan menggunakan rumus :
7
12
Komposit Reliabilitas : N (x antar juri)
1 + (N-1) (x antar juri)
Antar Juri Nilai
1 dan 2 0,81
1 dan 3 0,79
2 dan 3 0,82
Total 2,42
Nilai rata-rata (X) = 2,42 : 3 = 0,81
Komposit reliabilitas = 3 x 0,81 = 2,43 = 0,93
1 + 2 x 0,81 2,62
Dari hasil perolehan diatas ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri sebesar 0,93 berarti terjadi kesepakatan yang sangat
tinggi antar juri.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan
tinjauan ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut pengamatan penulis, terdapat banyak kumpulan skripsi yang
membahas tentang analisis isi tetapi sampai saat ini tidak menemukan
adanya judul yang serupa dengan judul yang di ajukan oleh penulis. Oleh
13
mengangkat buku Laa Tahzan For Hijabers sebagai objek penelitian.
Maka, Penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi :
“Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel ”Cinta di Ujung
Sajadah” Karya Asma Nadia, di tulis oleh Lintang Marisa 2010. Secara
garis besar pembahasan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif
dengan menggunakan 3 koder/juri. Diketahui pesan dakwah yang paling
dominan dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu pesan Akhlak dengan
hasil presentase 54,3 %, pesan Aqidah dengan presentase 28,6 %, dan
Syari’ah dengan presentase terendah 17,1 %.
“Analisis Isi Pesan Dakwah pada Novel “99 Cahaya di Langit
Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais, ditulisoleh Renita Azhari 2013.
Dalam pembahasan skripsi ini membahas pesan dakwah yang terkandung
dalam novel dan berapa banyak pesan dakwah yang paling dominan yang
terkandung dalam novel ini. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak
85%, pesan Aqidah dengan presentase 75%, Pesan Syari’ah dengan
presentase 75%. Jadi presentase Aqidah dengan Syari’ah seimbang.
“Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Ranah 3 Warna” Karya
Ahmad Fuadi, ditulis oleh Siti Fatimah 2012. Dalam pembahasan ini
peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pesan dakwah yang
paling dominan dan menggunakan 3 juri. Pesan Akhlak dengan presentase
terbanyak 86,5%, pesan Aqidah 7,57 % dan pesan Syari’ah 5,95%.
Meskipun dipenelitian terdahulu sudah banyak yang menjadikan
14
Lintang Marisa, Analisis Isi Pesan Dakwah dalam buku Cinta di Ujung
Sajadah (Skripsi UIN Jakarta:2010). Dalam penelitiannya tersebut, dia
memilih novel sebagai objek penelitiannya yang merupakan karya atau
tulisan dari Asma Nadia sendiri, dalam penelitian ini pesan yang paling
dominan adalah pesan Akhlak yang dimana melalui novel ini
menceritakan bahwa penyampaian pesan dakwah yang berkaitan dengan
cara berbakti kepada kedua orang tua, bagaimana penghormatan anak
terhadap ibu walaupun beliau telah tiada.
Sedangkan objek penelitian tulisan Asma Nadia yang saya gunakan
adalah berupa buku yang didalamnya terdapat kisah-kisah atau cerita nyata
dari beberapa penulis yang tidak hanya tulisan Asma Nadia saja seperti
penelitian sebelumnya tetapi dalam buku ini juga terdapat tulisan dari
beberapa rekannya yang menceritakan perjuangan wanita muslimah yang
ingin memakai jilbab dan menceritakan pengorbanan ketika berjilbab.
menurut saya itu yang membedakan objek penelitian saya dengan
penelitian yang lainnya.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan saling berhubungan
antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penulisan skripsi ini dibagi
15
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang
masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan
manfaat penelitian, Metodologi penelitian, Kajian pustaka
dan Sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori berisi : Pengertian analisis isi, Konsep
dakwah, Pengertian dakwah, Metode dakwah, Media
dakwah, Materi Dakwah, Buku sebagai media dakwah.
BAB III Konsep dasarterwujudnya buku Laa Tahzan For Hijabers
karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sinopsis buku
Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana
Rosa, dkk. Sekilas tentang Asma Nadia Dkk dan karya
Asma Nadia.
BAB IV Analisis isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. pesan
dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For
Hijabers.
16 BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Pengertian Analisis Isi
Secara umum analisis isi merupakan suatu teknik analisis
penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran
karakteristik isi dan menarik kesimpulan dari isi. Analisis isi
ditujukan untuk mengidentifikasikan secara sistematis isi
komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara
objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi.1
Menurut Weber analisis isi adalah sebuah metode
penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk
membuat kesimpulan yang valid dari teks.2
Menurut Holsti analisis isi adalah suatu teknik penelitian
untuk membuat kesimpulan yang dilakukan secara objektif dan
identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.3
Menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis
untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat
1
Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.15
2
Ibid., h.15 3
17
untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi
yang terbuka dari komunikator yang dipilih.4
Prinsip kuantitatif berdasarkan definisi diatas ialah
mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan
berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai
prinsip digunakannya metode deduktif.5
Pelopor analisis isi Harold D. Laswell, yang mempelopori
teknik Symbol Cooding, yaitu mencatat pesan secara sistematis
untuk kemudian diberi interpretasi.
Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi
dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu
komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Melalui
analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik
pesan dari suatu isi. Analisis isi digunakan hampir semua disiplin
ilmu sosial sebagai metodologi penelitian komunikasi.6
B. Konsep Dakwah 1. Pengertian Dakwah
a. Dakwah secara etimologi
4
Rahmat Kriyanto, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,( Jakarta: Kencana, 2007) h.228
5
Ibid., h.289 6
18
Pengertian dakwah secara etimologi atau bahasa, kata
dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan,
artinya mengajak, menyeru memanggil. Dakwah dalam
pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an
antara lain :7
Firman Allah Ta’ala :
Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf (12) : 33)
Islam adalah agama dakwah,8 artinya agama yang selalu
mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama
dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah,
karena kegiatan isi merupakan aktivitas yang tak akan pernah usai
selama kehidupan dunia masih berlangsung.9
Maju mundurnya umat Islam sangat berkaiatan erat dengan
kegiatan dakwah yang dilakukannya.10 Al-Qur’an merupakan
7
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.1 8
M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin Press, 1997) h.8
9
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 10
19
sumber utama dalam melakukan dakwah yang mengandung pesan
nilai-nilai kebenaran yang dapat dijadikan pedoman. Oleh karena
itu nilai kebenaran Islam harus tersebar luas dan penyampaian
kebenaran tersebut merupakan tanggungjawab umat Islam secara
keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil Alamin”,
Islam harus tampil dengan wajah yang menarik supaya umat
Islam mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan
sebagai ancaman bagi hidup mereka melainkan pembawa
kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus
sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan
akhirat.11
b. Dakwah secara terminologis
Dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, Syeikh Ali
Makhfudz memberikan definisi dakwah secara
terminologis adalah mendorong manusia agar berbuat
kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.12
Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu suatu
kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah,
maksudnya mendorong orang dengan pengetahuan
11
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 12
20
yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat
sasaran. maknanya yang berarti dakwah yang
disebarluaskan dengan cara damai bukan dengan
kekerasan, serta mengutamakan aspek kognitif
(kesadaran intelektual), dan afektif (kesadaran
emosional). Dakwah demikian ini, disebut sebagai
dakwah persuasif (membujuk).13
Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah
mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan,tulisan,tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan
serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan
yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya
unsur-unsur pemaksaan.14
Amrullah Ahmad mengatakan pada hakikatnya
dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang
13
A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011) h.29-30
14
21
dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
merasa, berpikir,bersikap,bertindak manusia pada
tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam
semua segi kehidupan dengan menggunakan cara
tertantu.15
Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan
secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan
agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima
ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik
dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat
untuk mencapai kebahagiaan manusia, dengan
menggunakan media dan cara-cara tertentu.16
Dakwah dapat diartikan dalam 2 pandangan,
menurut Prof.Toha Yahya Umar, M.A :
1. Pengertian dakwah secara umum :
Ilmu yang berisikan ilmu pengetahuan cara-cara dan
tuntunan kepada jalan yang benar.
2. Pengertian secara agama :
Mengajak manusia dengan cara yang bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
15
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985) h.3
16
22
Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka
di dunia dan di akhirat.17
Dari pengertian diatas, terdapat banyak
pendapat yang berbeda dalam menyatakan definisi
dakwah. Jika ditarik dalam pandangan yang sama
dakwah merupakan suatu proses mengajak umat
manusia agar mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai
dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat
diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dakwah
merupakan bagian yang sangat penting dalam
kehidupan muslim karena dakwah adalah salah satu
cara untuk memberikan dorongan kepada orang lain
untuk bisa menerima ajaran Islam sesuai
kesadarannya sendiri dengan pesan-pesan agama
yang disampaikan.
2. Metode Dakwah
Seorang da’i sebagai subjek dakwah
memerlukan pengetahuan dan kecakapan dalam
bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah,
maka penyampaian pesan-pesan dakwah yang
disampaikan seorang da’i dapat mengena pada
17
23
sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u
sebagai objek dakwah.
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata
yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara).18
Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Selain itu metode juga berasal
dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang
metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari
kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab
thariq.19
Dalam metode dakwah para pakar mengambil
rujukan utama kepada firman Allah Ta’ala ( QS.
An-Nahl : 125) :
18M.Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta: BumI Aksara, 1991), cet 1, h.61
19
24
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.20
Di dalam ayat tersebut terdapat makna da’i harus
memerhatikan mad’u, sehingga mereka merasa tidak dipaksa.
Pada prinsipnya dakwah itu harus memanusiakan manusia, sesuai
dengan fitrahnya yang suci. Hal tersebut wajib menjadi pedoman
dalam merumuskan pesan dan menetapkan metode dakwah. Pada
prinsipnya metodologis dakwah itu ada empat cakupan :21
1) Al-Hikmah
Hikmah ditafsirkan sebagai integrasi antar ucapan dan
perbuatan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, takut
kepada agama dan bersikap hati-hati dalam agama.
Singkatnya, dari tinjauan terminologis hikmah merujuk
kepada ketepatan berkata dan bertindak dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana.
2) Mau’izhah Hasanah
Metode dakwah melalui mau’izah hasanah dilakukan
dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur
motivasi dan ancaman yang diutarakan melalui perkataan
20
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.247
21
25
yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa dan
mencairkan segala bentuk kebekuan hati serta
menguatkan keimanan. Metode ini terdiri dari bentuk
pengajaran dan pembinaan.
3) Al-Jidal bi al-lati hiya ahsan (Debat yang terpuji)
Metode dakwah ini dilakukan dengan dialog yang
berbasis budi pekerti yang luhur, tutur kata yang
lembut serta mengarah kepada kebenaran dengan
maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan
dialog.
4) Tindakan yang setimpal (Iqabah bi al-Mitsl)
Dalam pemetaan metode dakwah, tindakan balasan
setimpal berada dalam lingkup dakwah bi al
hikmahyang diidtilahkan dengan hikmat al-quwwah
atau Jihad qitaly (jihad perang), maksud dari metode
dakwah ini adalah untuk menolak fitnah terhadap
dakwah Islam.
Secara teori dakwah dapat dilakukan dengan 3 hal :
1. Dakwah Bil Lisan merupakan dakwah yang
lebih bersifat informatif, nilai persuasinya pun
tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan
kepada loyalitas mengikuti ajaran agama,
26
memberikan informasi mengenai ajaran agama
Islam dengan tujuan agar sasaran dakwahnya
mampu memahami secara luas mengenai
ajaran agama dan berangsur-angsur terjadi
perubahan sikap menjadi lebih baik sehingga
dapat menyampaikannya kepada orang
banyak.
Taktik dakwah bil lisan dikenal dengan
sebutan ceramah agama, khutbah, pidato,
pengajian.
2. Dakwah Bil Hal merupakan dakwah yang
bersifat persuasif karena dakwah bil hal ini
pada hakekatnya adalah pemanfaatan situasi
dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan
dakwah agar tumbuh rasa kepatuhannya
terhadap ajaran tuhan dan agamanya.
Strategi dakwah bil hal ini diterapkan sebagai
langkah mengubah keadaan masyarakat
menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Dakwah bil hal biasanya dilakukan di lembaga
pendidikan dan lembaga sosial.22
22
27
3. Dakwah Bil Qalam merupakan metode
dakwah melalui tulisan yang mempunyai
kelebihan dapat dibaca dengan berulang-ulang
dan dapat dinikmati oleh ribuan pembaca
disetiap penjuru, juga lebih efektif dapat
menghemat waktu. Seperti : koran,
buku/novel, majalah.
3. Media Dakwah
Perkembangan teknologi saat ini menuntut para
pendakwah tidak ketinggalan untuk memanfaatkan
teknologi tersebut sebagai saranadakwahnya. Para
pendakwah dapat dengan mudah menyampaikkan
pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cepat dan
efektif sehingga pesan dapat sampai kepada mad’u
dimana pun berada.
Ada beberapa jenis media komunikasi yang
digunakan dalam kegiatan berdakwah, antara lain :
1. Media Visual
Media komunikasi visual merupakan alat
komunikasi yang dapat digunakan dengan
28
menangkap informasinya. Seperti : Buku, surat
kabar, buletin/majalah, slide.
2. Media Auditif
Media auditif dalam pemahaman komunikatif
merupakan media yang dapat ditangkap melalui
indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada
umumnya alat-alat yang dapat dioperasionalkan
sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah.
Seperti : Radio, tape recorder, telepon atau
Handphone.
3. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan perangkat
komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra
pendengaran maupun penglihatan. Media audio
visual ini lebih dapat dimanfaatkan semua
kalangan masyarakat. Seperti :Movie Film,
televisi, dan Video.23
4. Materi Dakwah
Materi dakwah (Maddah ad-da’wah) dalam
istilah komunikasi disebut dengan istilah message
23
29
(pesan).24 Jadi, materi dakwah merupakan pesan–pesan
dakwah Islam yang harus disampaikan subjek kepada
objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada
didalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya.25
Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek
dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam.
Sumber materi dakwah pada dasarnya bersumber pada
dua pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits.26
Akan tetapi secara konseptual pada dasarnya materi
dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak
dicapai.
Materi dakwah yang harus disampaikan
tercantum dalam penggalan (QS.Al-Ashr : 3)27
Artinya “Saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (QS.Al-Ashr:103)
Dalam arti lebih luas, kebenaran dan kesabaran
mengandung makna nilai-nilai akhlak. Jadi,dakwah
seharusnya menyampaikan, mengundang, dan
mendorong mad’u sebagai objek dakwah untuk
24
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009),h.88 25
Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993) h.140
26
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.88-89 27
30
memahami nilai-nilai yang memberikan makna pada
kehidupan baik kehidupan akhirat maupun dunia. Dari
sistem nilai ini dapat diturunkan aspek syariah dan fiqih
yang merupakan rambu-rambu untuk kehidupan
akhirat.28
Menurut Endang Saifuddin Anshari (1996 :71)
pokok-pokok ajaran Islam diklasifikasikan menjadi tiga
pokok, yaitu:29
1. Masalah Keimanan (Aqidah)
Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam.
Akidah Islam disebut Tauhid dan merupakan inti
kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Aqidah merupakan
I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rukun iman.30
a. Iman kepada Allah SWT
b. Iman kepada Malaikat Allah SWT
c. Iman kepada Kitab Allah SWT
d. Iman kepada Rosul Allah SWT
e. Iman kepada Hari akhir
28
Ibid., h.89 29
Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009) h.332 30
31
f. Iman kepada Qadha dan Qadar
Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan
oleh Rasullullah SAW.31
ﻥﻤْﺅﹸﺘ ﻥَﺃ ﻥﺎﻤﻴﺎِﻟﹾﺍ
ِﻟﻭﺴﺭﻭ ﻪﹺﺒﹸﺘﹸﻜﻭ ﻪﺘﹶﻜِﺌﹶﻼﻤﻭ ِﷲﺍﺎﺒ
ﻪ
ﻩّﹺﺭﹶﺸﻭ ﻩﹺﺭﻴﹶﺨ ﹺﺭﺩﹶﻘﻟﺍﻭ ﹺﺭﺨﻵﹾﺍ ﹺﻡﻭﻴﻟﹾﺍﻭ
Artinya :“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”
Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya
tertuju pada masalah yang wajib diimani, akan tetapi
materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang
sebagai lawannya, seperti syirik dan ingkar adanya
Tuhan.
2. Masalah Keislaman (Syariah)
Syariah adalah seluruh hukum dan
perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang
berhubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut
ibadah, maupun antar manusia dengan sesama manusia
muamalah.32
1. Ibadah artinya menyembah, tunduk dan
patuh. Ibadah meliputi thaharah, sholat,
zakat, puasa, pergi haji jika mampu.
31
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.89-90 32
32
2. Muamalah : Al-Qununul Khas (hukum
perdata), muamalah (hukum niaga),
munakahat (hukum nikah), waratsah
(hukum waris), Al-Qunnul’am (hukum
publik), hinayah (hukum pidana),
khilafah (hukum negara), jihad (hukum
perang dan damai).
Dalam islam syariah berhubungan dengan amal lahir
dalam rangka mematuhi semua peraturan Allah. Dalam hal
ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW
”Islam bahwasanya engkau menyembah Allah SWT, dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan hubungan
antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah yang
berhubungan dengan syariah bukan saja sebatas ibadah
kepada Allah tetapi juga masalah yang berkenaan dengan
3. Masalah Budi Pekerti (akhlak)
Akhlak berasal dari kata khalaqa yakhluqu artinya
menciptakan. Maka akhlak adalah segala sikap dan
tingkah laku seseorang yang datang dari Allah SWT.
Akhlak dalam aktivitas dakwah atau materi dakwah
33
karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam
kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan
keyakinan agama yang kuat maka Islam membentuk moral
yang baik. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi 3:33
1. Akhlak kepada Allah SWT
2. Akhlak kepada sesama manusia
3. Akhlak kepada lingkungan (hewan,tumbuhan)
Ajaran akhlak dalam Islam termasuk
kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan
kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung
tinggi nilai moralitas dalam manusia. Dengan akhlak yang
baik maka Islam dapat membendung moral menjadi lebih
baik.
Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan
ketika da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u.
Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus
melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah
agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan materi dakwah perlu juga
diperhatikan tentang penggunaan bahasa, karena bahasa
33
34
dakwah harus dibedakan. Bahasa dakwah harus lebih
persuasif .34
Selain itu isi pesan dakwah hendaknya direncanakan
dan disusun terlebih dahulu dan harus dipahami oleh para
da’i. Para pengkaji ilmu komunikasi sepakat bahwa isi pesan
(materi) yang tersusun baik dan sistematis memiliki pengaruh
yang lebih efektif daripada pesan yang tidak tersusun dengan
baik atau tidak sistematis.35
C. Buku Sebagai Media Dakwah
Menyampaikan informasi di zaman modern saat ini
tidak cukup jika hanya menggunakan lisan kepada
masyarakat luas karena informasi yang disampaikan hanya
dapat menjangkau jarak yang terbatas. Oleh karena itu,
penggerak dakwah harus mampu mengembangkan hal-hal
yang baru agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada
khalayak luas dalam jangkauan yang jauh sekalipun.
Lajunya perkembangan teknologi komunikasi yang
merupakan suatu sarana untuk menghubungkan masyarakat
dengan masyarakat lain di bumi yang luas ini tumbuh sangat
pesat. kecanggihan teknologi komunikasi dapat
34
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.252
35
35
mempengaruhi seluruh kegiatan manusia, termasuk di
dalamnya kegiatan dakwah sebagai pola penyampaian
informasi dan pengetahuan.36 Sebagai suatu kegiatan
keagamaan, dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan
terapan media komunikasi sesuai dengan mad’u yang
dihadapi. selain itu dakwah menggunakan media komunikasi
juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu.
Salah satu cara yang dapat dilakukan da’i dalam
menyampaikan pesannya yaitu melalui media cetak.
Penerapan berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah
melalui tulisan dari pena pendakwah untuk menyampaikan
pesan dakwahnya melalui tulisan yang dapat dihayati isinya
dan dibaca berulang oleh pembaca.
Menulis merupakan tradisi intelektual muslim. Tradisi
ini merupakan dorongan islam dari penguasaan ilmu yang
terdapat dalam diri seseorang sehingga dari penguasaan ilmu
tersebut dapat disampaikan melalui media tulisan dan dapat
dijadikan sebuah buku yang didalamnya terdapat pesan-pesan
yang terkandung dan dapat dijadikan contoh dalam
kehidupan.
Buku adalah salah satu media tulisan yang digunakan
para pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan
36
36
dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat
27 :
Artinya :“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37
Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas
media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat
dimaknai sebagai media dakwah.38 Para ulama salaf telah
mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif.
Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau
masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu.
Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat
dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan
pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi
pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat
dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku
tersebut harus berdimensi pengetahuan keagamaan yang
37
Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung:PT Madina Raihan Makmur) h.656
38
37
mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang
ma’ruf dan hasanah.39
Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah
mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang
buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai
sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji,
seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam
Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin.40
39
Ibid., h.42
40
35 BAB III
GAMBARAN UMUM
SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS
A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk
Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal
masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan
buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi
cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan
erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita
yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab.
Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal
Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh
ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab (ibunda Asma
Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi
muslimah). Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma
Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu.
Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang
mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak
sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya
Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua
36
kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia
terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya
sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma
Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum
berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah.
Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an
yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1
Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” (Ali Imran: 139)
Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan
menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah
banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan
menunjukan ketaataan.2
Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil
untuk melalui ujian tersebut.3
Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman
kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini
1
Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1, h.vii-ix
2
Ibid., h.vii-ix 3
37
dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga
pembaca tidak merasa digurui.4
B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers
Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina
yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang
dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun
Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik.
Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut
maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko
digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak
disia-siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan
Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua.
Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang,
Jangan Coba Dipegang!” berawal ketika ada teman yang meninggal karena
kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal
usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia
tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi
sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya
memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir
setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada
miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena
perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa
4
38
nyamannya jauh dari pusat perhatian para lelaki yang hanya ingin melihat
penampilan wanita yang sexy.
Judul ke-3 ditulis oleh Nadhira Khalid ”Boleh Pinjam Jempolnya?”
Nadhira Khalid pada saat itu tinggal di Bali yang mayoritas penduduknya
beragama Hindu, Nadhira tinggal di Karanglangko permukiman muslim,
penduduknya keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun
di keluarganya tersebut tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk
perempuan yang sudah menikah. Meskipun dikampung myoritas Islam, tapi
tetap saja Nadhira menjadi siswa minoritas. Buku mengenai tentang jilbab
mulai dibacanya dan sejak itulah ia mulai mengerti tentang jilbab. Dan awal
Nadhira berjilbab pada saat SMA banyak yang heran melihat dirinya berjilbab
dan seiring berjalannya waktu sampai hari terakhir sekolah, siswa kelas tiga
dinyatakan lulus dan diminta membubuhkan cap jempol untuk ijazah, entah
mengapa Nadhira merasa wali kelasnya tidak menyukainya suka mengkritik
jilbab yang dikenakannya dan pada saat Nadhira dipanggil perasaan muncul
perasaan takut dan ternyata wali kelasnya hanya ingin meminjam jempolnya
dan meminta izin menyentuh ibu jarinya untuk ditempelkan diatas tinta.
Selanjutnya judul ke-4 tulisan dari Femmy Syahrani “Moments in
Jilbab” Femmy tumbuh dilingkungan yang tak berjilbab, meskipun begitu
pendangannya tentang jilbab perlu dipakai oleh karena itu Femmy satu-satunya
didalam keluarga yang memakai jilbab. Banyak orang yang menganggapnya
bukan muslimah karena tampangnya karena Femmy merupakan keturunan
39
pertukaran pelajar ke Amerika, tinggal setahun di negeri orang membuat
Femmy ingin menegaskan identitasnya sebagai muslimah dan Femmy pun
mengirim surat ke tanah air untu meminta izin kepada ibu dan keluarganya.
Ibunya menyarankan untuk berjibab menunggu sampai mendapatkan pekerjaan
karena menurut ibunya mencari pekerjaan dengan memakai jilbab sangat sulit.
Dan akhirnya Femmy pun mendapat pekerjaan dan mulai mengenakan jilbab
dibantu dengan sobatnya.
Judul ke-5 merupakan tulisan Evatya Luna yang merupakan
pengalaman dari saudaranya Nurhayati Zubaidi yang berjudul “Kesadarannya
Baru, Jilbabnya Lusuh” Nur merupakan anak seorang guru ngaji dikampung
dan marupakan keluarga yang sederhana. Nur masuk SMA favorit karena
kecerdasannya ia mendapat beasiswa di sekolah tersebut. saat sang kakak
memutuskan untuk berjilbab, Nur pun merasa iri dan kewajiban untuk menutup
aurat pun mulai disadarinya. Ketika Nur mulai bersekolah di SMA ia pun ingin
tetap memakai jilbab seperti sewaktu Nur di Tsanawiyah, karena tidak
memiliki biaya ia pun memakai seragam lamanya, Gadis kecil dengan atasan
lusuh yang sudah kekecilan, rok menggantung dibawah lutut.
Pada judul ke-6 merupakan pengalaman cerita Inet “Jilbab and My
Nightmare” sejak SD,SMP,SMA Inet sudah mengenakan jilbab, suatu ia
sedang dikamar kosan temannya ia membuka jilbabnya yang Inet mengira
tidak ada orang, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk kamar itu dan menutup
40
teman-temannya pun menghampirinya. Sejak saat itu Inet tidak ingin membuka
jilbabnya dimanapun dia berada.
Pada judul ke-7 pengalaman Gardina Wiryo “Jilbab dan Dilema” latar
belakang keluarga Gardina merupakan keluarga yang berbeda agama, hanya