LAMPIRAN 1: Angket
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Laila
NIM : 120709032
Jurusan : Ilmu Perpustakaan Fakultas : Ilmu Budaya
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Saat ini sedang melakukan penelitian mengenai “Hubungan Budaya Organisasi dengan Kineja Pustakawan di Perpustakaan Soeman Hasibuan (Soeman HS) Pekanbaru, Riau”. Karenanya dalam kesempatan ini saya berharap Bapak/Ibu dapat kiranya memberi tanda chek list (√) pada salah satu kolom pada setiap nomor yang disediakan sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat Saya,
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Sebelum bapak/Ibu menetapkan pilihan, terlebih dahulu bacalah pernyataan dengan hati-hati. Kemudian pilih salah satu jawaban dari masing-masing pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang paling cocok dengan pendapat Bapak/Ibu.
Contoh Pengisisan:
Pernyataan SS S KS TS STS
Saya berusaha cepat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka
√
Keterangan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju
Budaya Organisasi
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya berusaha cepat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka 2 Saya mengupayakan untuk
memberikan data yang tepat (accurancy) pada pemustaka 3 Perpustakaan tempat saya bekerja
menyediakan data terkini (current) untuk pemustaka
4 Saya dengan segera
menginformasikan buku-buku terbitan terbaru serta jurnal baru pada pemustaka
5 Jika informasi yang dibutuhkan pemustaka tidak dapat ditemukan di perpustakaan, saya akan
merekomendasikan tempat lain untuk mendapatkan informasi tersebut.
6 Pemustaka kecewa karena tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan bukanlah orientasi dari perpustakaan kami
b. Berperilaku yang ideal
No Pernyataan SS S KS TS STS
7 Keramah tamahan terhadap pemustaka adalah orientasi dari perpustakaan kami
8 Ketidak pedulian terhadap pemustaka yang datang ke
perpustakaan bukanlah menjadi ciri pelayanan perpustakaan kami 9 Saya melakukan bimbingan kepada
c. Membangun jaringan kerja sama
No Pernyataan SS S KS TS STS
10 Saya berupaya terlibat aktif dalam jaringan kerja sama peminjaman antar perpustakaan (inter library loan) yang dilakukan di
perpustakaan tempat saya bekerja 11 Pustakawan membangun keyakinan
dan kepercayaan terhadap pemustaka yang datang ke perpustakaan
12 Kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja merupakan keberhasilan kami untuk melayani pemustaka d. Berbagi informasi
No Pernyataan SS S KS TS STS
13 Informasi yang penting segera saya salurkan pada siapa yang
membutuhkan untuk mengetahuinya
14 Saya cendrung untuk menyimpan sendiri informasi yang seharusnya disebarkan
e. Mentaati ketentuan yang berlaku
No Pernyataan SS S KS TS STS
16 Saya mematuhi peraturan-peraturan baru yang mendukung perubahan 17 Saya akan melaporkan rekan kerja
saya yang melanggar aturan ke bidang kepegawaian
18 Pelaksanaan tugas-tugas yang ada di perpustakaan tempat saya bekerja berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) 19 Saya selalu bersemangat
mengaplikasikan peraturan-peraturan baru di perpustakaan 20 Saya mendapatkan perlakuan yang
adil dari perpustakaan f. Saling menghargai
No Pernyataan SS S KS TS STS
21 Saya sangat menghormati perbedaan- perbedaan diantara sesama rekan kerja
22 Menghormati pemustaka yang minta bantuan dalam pelayanan dijadikan sebagai tradisi di perpustakaan kami
Kinerja Pustakawan
a. Pengelolaan perpustakaan
No Pernyataan SS S KS TS STS
23 Saya ikut melaksanakan program kegiatan yang direncanakan perpustakaan
b. Pelayanan perpustakaan
No Pernyataan SS S KS TS STS
25 Dalam mengklasifikasi bahan pustaka, saya berpedoman pada Dewey Decimal Clasification (DDC)
26 Saya mengkatalog dengan bantuan program yang telah dirancang khusus untuk perpustakaan pada komputer
27 Saya senang memberikan bantuan pelayanan secara ekstra kepada pemustaka
28 Saya merasa perlu meningkatkan pelayanan teknis pada bidang perpustakaan
c. Pengembangan sistem kepustakawanan
No Pernyataan SS S KS TS STS
29 Menurut saya, keahlian ilmu perpustakaan harus diperoleh melalui pendidikan yang khusus di bidang perpustakaan
30 Seorang pustakawan profesional, tidak harus melalui jenjang pendidikan tinggi
d. Pengembangan profesi
No Pernyataan SS S KS TS STS
32 Saya harus berani membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang
perpustakaan untuk pengembangan profesi pustakawan
33 Karya tulis/karya ilmiah saya nantinya akan dimuat di koran atau media lain yang berpengaruh dalam perkembangan perpustakaan
34 Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ ketentuan teknis jabatan fungsional
perpustakaan
e. Penunjang tugas pustakawan
No Pernyataan SS S KS TS STS
35 Menurut saya, penyuluhan bagi para pustakawan penting dalam memasyarakatkan manfaat perpustakaan
36 Saya akan berusaha memperoleh penghargaan/tanda jasa dibidang kepustakawanan dan bidang lain yang mendukung
DAFTAR PUSTAKA
Anggia, Nona. 2012. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan pada PT Askrindo (Persero) Kantor Pusat Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia
Ayu, Brahmasari Ida. 2004. Pengaruh Variabel Budaya Perusahaan terhadap Komitmen Karyawan dan Kinerja Perusahaan Kelompok Penerbitan Pers Jawa Pos, disertasi Universitas Airlangga
Bijaya, A. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Dr.H. Maroeki Mahdi BogorTahun 2006. Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat: Universitas Indonesia.
Beyley. 1982. Methods of Social Research. New York: The Free Press
Bryson, JO. 1990. Effective Library and Information Centre Management. England: Gower
Deal, T and Kennedy, A.A. 1982. Corporate Culture. Massachusetts: Andison Wesley Publishing, Co.
Departemen Pendidikan Nasional, Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. 2004. Jakarta: Direktorat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Univeristas Diponegoro.
Gomes, Faustino Cardoso. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
Hermawan S, Rachman dan ZulfikarZen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia.Jakarta: Sagung Seto.
Ikatan Pustakawan Indonesia. Anggran Dasar dan Rumah Tangga serta Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.
Kahar, Irawaty A. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Organisasi Pembelajar Terhadap Perubahan Organisasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi Se-Sumatera Utara. Jakarta: Disertasi Universitas Negeri Jakarta
Koesmono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 7, No 2
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta : Salemba Humanika Lewa, El dan Subowo. 2005. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik
dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon, Sinergi Edisi Khusus On Human Resources, hal 129-140
Mangkunegara,A.A. Anwar Prabu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Edisi Teori Ke Praktik. Bandung: Alfabeta
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya:Bandung
Mathis, Robert L., and John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerjemah: Diana Angelica. Salemba Empat. Jakarta.
Meiner, 2005. The Horizontal Organization. USA: Oxford University Press
Peraturan Apatur Negara Republik Indonesia. 2002. Kepmenpan, No. 132/KEP/M.PAN/12/2002. Tentang Jabatan Fungsional Pustakawanan dan Angka Kreditnya. Jakarta: 30 Oktober 2002.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. 2014. Nomor 9 Tahun 2014. Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: 4 Maret 2014.
Rahayuningsih. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi.Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Indeks Jakarta.
Robbins. Stephen. P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robbins, Stephen P.,2001. Organizations Behavior, Upper Saddle River, Prentice-Hall, Inc.
Sembring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi. Bandung : Fokusmedia.
Siswadi, Edi. 2012. Birokrasi Masa Depan. Bandung : Mutiara Press
Siwi, Niti Kiranti. 2011. Hubungan Antara Standar Kompetensi Pustakawan dan Kinerja Pustakawan di UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPenididikan Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edi. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Suwarno, Wiji. 2013.Budaya Organisasi dan Kode Etik Pustakawan : Kritik
Antara Tradisi dan Kewajiban.
Sweeney. 2002. Organizational Behavior : Solution for Management. New York : McGraw Hill
Tika, Moh. Padundu. 2008. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Timpe, Dale. 2002. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). Jakarta: Elex Media Komputindo
Undang-Undang Republik Indonesia. 2007. Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (LNRI Tahun 2007 No.129. TLN RI No.4774)
Wachyudin, Dindin. 2002. Penilaian dan Pembinaan Pengawasan Melekat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Kajian Pada Sub Dinas Bina Program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat). Bandung : UPI.
Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Adi.
Wibowo.2005. Manajemen perubahan. Raja Grafindo Persada: Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional dengan analisis data menggunakan product moment. Yang dalam hal ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu budaya organisasi sebagai varibel X atau varibel bebas dengan kinerja pustakawan sebagai varibel Y atau variabel terikat. Sugiyono (2008, 14) menjelaskan:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode peneitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sudjana (2007, 77) menjelaskan mengenai penegertian dari metode penelitian korelasional yaitu “studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.”
3.2Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru jalan Jenderal Sudirman no. 462, Pekanbaru, Indonesia.
3.3 Populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
ditarik kesimpulannya.” Populasi pada penelitian ini adalah pustakawan pada Perpustakaan Soeman HS. Jumlah pustakawan atau pegawai di perpustakaan Soeman HS adalah 36 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006, 131) “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.” Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel harus representatif.
Arikunto(2006, 120) menyatakan berdasarkan ancar-ancar, maka apabila subjek populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga dari penelitian merupakan penelitian populasi.
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah total sampling yang termasuk bagian dari teknik non probability sampling yaitu
teknik pengambilan samplel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga sampel berjumlah 36 orang.
3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Budaya Organisasi (X)
Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, norma, keyakinan yang dianut bersama oleh pustakawan atau pegawai Perpustakaan Soeman HS secara keseluruhan yang mengelilingi sepanjang waktu sehingga menimbulkan karakteristik yang unik yang membedakan dengan perpustakaan lainnya. Penilaian dilakukan oleh responden dengan skor yang diperoleh dari hasil pengisian instrumen yang dijabarkan dari indikator (1) memberikan pelayanan yang berkualitas, (2) berperilaku yang ideal, (3) membangun jaringan kerja sama, (4) berbagi informasi, (5) mentaati ketentuan yang berlaku, (6) saling menghargai.
2. Kinerja Pustakawan (Y)
Tabel 3.1: Kisi-kisi varibel penelitian
Variabel Indikator No item Jumlah
1. Budaya organisasi
(1) memberikan pelayanan yang berkualitas (2) berperilaku yang ideal (3) membangun jaringan
kerja sama (4) berbagi informasi (5) mentaati ketentuan yang
berlaku
(6) saling menghargai
1,2,3,4,5.6
(2) pelayanan perpustakaan (3) pengembangan sistem
kepustakawanan (4) pengembangan profesi (5) penunjang tugas
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Angket, sebagai data primer yaitu dengan menyebarkan sejumlah
pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden yang dalam hal ini
adalah pustakawan di Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data-data melalui
literature dan bacaan yang mendukung dan relevan dengan penelitian
yang dilakukan.
3.6 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data diperoleh langsung dari responden melalui angket atau pernyataan tentang variabel yang diteliti.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu berasal dari buku, jurnal, majalah dan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.7 Skala Pengukuran
Metode pengukuran instrumen menggunakan skala likert.Skala likert digunakan untuk menyatakan sikap atau persepsi seseorang terhadap objek penelitian.
Pilihan Sangat Setuju (SS) bobot 5
Pilihan kurang Setuju (KS) bobot 3 Pilihan Tidak Setuju (TS) bobot 2 Pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) bobot 1 3.8 Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliebel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliebel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui atau tidaknya instrumen. Ghozali (2005, 19) menyatakan bahwa mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
2. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
3. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) Sedangkan menurut Sugiyono (2004, 213) bahwa:
Adapun rumus product moment adalah sebagai berikut:
��� =
N∑ �� −(∑ �)(∑ �)
�{��2−(∑ �)2}{� ∑ �2 −(∑ �)2}
Keterangan :
��� : koefisien korelasai antara variabel X dengan variabel Y
∑X : jumlah skor variabel X
∑Y : jumlah skor variabel Y
∑X2
: jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
: jumlah kuadrat skor variabel Y
∑XY : jumlah hasil perkalian skor variabel butir dengan skor total N : jumlah subjek dalam penelitian
Jika hasil perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka butir instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r hitung< r tabel maka dianggap tidak valid (invalid), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pertanyaan yang diberikan pada responden. Ghozali (2005:20) menyatakan bahwa pengukuran reabilitas dapat dilakuakn dengan dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan angket (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot, atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja angket diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain yang mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Cronbach Alpha. Sutau konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
3.9 Analisis Data
3.9.1 Analisis Deskriptif
Peneliti menggunakan analisis deskriptif yang merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif yang dilakukan peneliti dengan cara mendistribusuikan jawaban responden dalam bentuk tabel lalu dihitung persentasenya, sehingga memperoleh gambaran yang jelas mengenai jawaban responden. Perhitungan persentase dengan menggunakan tafsiran data dan menggunakan rumus. Setelah data di persentasikan lalu ditabulasikan. Rumus
untuk menghitung persentase data adalah :
P =
��
× 100%
Keterangan: P = Persentase
f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = sampel (jumlah responden)
Dalam menginterpretasikan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode menurut Sudjono (2001:41):
1. 1-25 % : sebagian kecil 2. 26-49 % : hampir setengah 3. 50 % : setengah
3.9.2 Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dengan kinerja pustakawan di`perpustakaan X digunakan korelasi Product Moment dengan ketentuan apabila nilai r hitung ≥ nilai r tabel maka korelasinya signifikan, dan sebaliknya apabila nilai r hitung ≤ nilai r tabel maka korelasinya tidak signifikan.
Adapun rumus Product Moment adalah sebagai berikut:
��� =
N∑ �� −(∑ �)(∑ �)
�{��2 −(∑ �)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}
Keterangan :
��� : koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
∑X : jumlah skor variabel X
∑Y : jumlah skor variabel Y
∑X2
: jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2
: jumlah kuadrat skor variabel Y
∑XY : jumlah hasil perkalian skor variabel butir dengan skor total N : jumlah subjek dalam penelitian
Tabel 3.2 : Koefisian Relasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0.80-1,000 Sangat kuat sekali
Sumber : (Sugiyono, 1998:149) 3.10 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka perlu dilakukan persyaratan analisis yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi memiliki kesamaan atau tidak. Uji ini diklakukan dengan prasyarat dalam menganalisis independent tes dan ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikan lebih dari 0,05 dapat dikatakan bahwa varian data adalah sama.
2. Uji Normalitas
Dalam uji lilifors, untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dengan cara membandingkan Lhitung dengan nilai kritis Ltabeluntuk taraf nyata α = 0,05 dengan kriteria :
a. Ho diterima jika Lhitung < Ltabel b. Ha diterima jika Lhitung > Ltabel 3.11 Uji Hipotesis
Uji parsial merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Uji parsial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi product moment.
Menurut Sugiyono (2006, 212), “Korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama”. Kemudian untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja pustakawan maka perlu diuji signifikasinya. Rumus uji hipotesis ditunjukkan rumus sebagai berikut:
t = r
√�−
2
√
1
−�
2Hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Bentuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
b. Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan yang signifikan anatar budaya organisasi dengan kinerja pustakawan di perpustakaan Soeman HS)
3.12 Uji Koefisien Determinasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Perpustakaan Soeman HS diresmikan pemakaiannya oleh Gubernur Riau H.M Rusli Zainal pada tanggal 24 Juni 2008. Perpustakaan Soeman HS telah beberapa kali mendapatkan penghargaan nasional di bidang fasilitas dan layanan berbasis teknologi informasi, antara lain peningkatan penilaian grade/tingkat, pada tahun 2010 mendapatkan grade C, 2011 grade B, dan terakhir 2012 mendapat penilaian grade A sampai dengan sekarang.
Berdasarkan data terakhir yang peneliti dapat dari Perpustakaan Soeman Hs, bahwa jumlah pejabat fungsional pustakawan yang berada di Perpustakaan Soeman HS berjumlah 36 orang. Dengan rincian 4 orang merupakan pustakawan madya, 12 orang pustakawan muda, 7 orang pustakawan pertama, 8 orang pustakawan penyelia, dan 5 orang pustakawan penyelia.
Jenis-jenis layanan yang terdapat di Perpustakaan Soeman HS yaitu, layanan anak, layanan kidsmart, layanan informasi, registarsi anggota, sirkulasi umum(peminjaman dan pengembalian), terbitan berkala/ layanan serial, layanan referensi, bilik melayu (deposit), bilik melayu Tanas Effendi, bilik sastra, Chevron Corner, centre of excellent, dan layanan e-book/ buku digital. Pada setiap layanan
Ditinjau dari sisi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan Soeman HS telah melakukan Magang tenaga teknis dan pustakawan ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, kemudian mengikuti pelatihan/Bimtek teknis di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Bimtek teknis di Badan Perpustakaan Arsip Dokumentasi (BPAD) Riau, Bimpek pengelolaan perpustakaan, Bimtek perhitungan angka kredit pustakawan, Bimtek pengelolaan Perpustakaan Desa dan sebagainya.
Apresiasi BPAD Riau terhadap pustakawan adalah menetapkan pustakawan berprestasi terbaik tingkat provinsiuntuk mewakili Riau untuk mengikuti pemilihan pustakawan berprestasi tingkat nasional setiap tahun.
4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan angket dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berupa angket, dengan cara memberi daftar pernyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket dibeikan kepada pustakawan di Perpustakaan Soeman HS sebanyak jumlah sampel penelitian yaitu 36 orang responden.
4.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Berikut ini adalah hasil masing-masing dari uji validitas dan uji reliabilitas:
4.3.1 Pengujian Validitas Instrumen
Menguji validitas angket untuk setiap butir pernyataan dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada tiap-tiap butir pernyataan dengan skor total jawaban responden.
Dari Tabel 4.1 di atas dan berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden ternyata dari 37 butir pernyataan angket di dapatkan bahwa butir pertanyaan 2,6,14,17,26,27,30 dan 33 tidak valid dan dikeluarkan dari angket. Butir pernyataan nomor 2, 6, 14, 17 merupakan butir pernyataan dari varibel X yaitu budaya organisasi. Sedangkan pernyataan nomor 26, 27,30, 33 adalah butir pernyataan dari variabel Y yaitu Kinerja Pustakawan.
4.3.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Uji reabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reabilitas dilakukan pada masing-masing variabel sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang reliabel. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach A0lpha > 0,60. Hasil reliabilitas instrumen ditunjukan pada tabel
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Dari hasil analisis di dapat nilai Alpha sebesar 0,915, sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 5 % dengan n=36 (df=n-2=34) di dapat sebesar 0,3921. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliable atau dapat dipercaya.
4.4 Analisis Data
4.4.1 Pengolahan Data Deskriptif
a. Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi (Variabel X)
a. Memberikan Pelayanan Yang Berkualitas
Tabel 4.3.Distribusi Pernyataan Angket Nomor 1
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
1 Saya berusaha cepat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka
Sangat Setuju 17 47 %
Setuju 19 53 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 17 responden (47 %) menyatakan sangat setuju untuk berusaha cepat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka, dan 19 responden (53 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.4. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 3
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
3 Perpustakaan tempat saya bekerja menyediakan data terkini (current) untuk pemustaka
Sangat Setuju 9 25 %
Setuju 13 36 %
Kurang Setuju 14 39 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 9 responden (25 %) menyatakan sangat setuju bahwa perpustakaan tempat responden bekerja menyediakan data terkini (current) untuk pemustaka dan, 13 responden (36 %) menyatakan setuju, dan 14 responden (39 %) kurang setuju.
Tabel 4.5. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 4
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
4 Saya dengan segera menginformasikan buku-buku terbitan terbaru serta jurnal baru pada
pemustaka
Sangat Setuju 7 19 %
Setuju 28 36 %
Kurang Setuju 1 3 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 7 responden (19 %) menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan dengan segera menginformasikan buku-buku terbitan terbaru serta jurnal baru pada pemustaka dan, 28 responden (36 %) menyatakan setuju, dan 1 responden (3 %) kurang setuju.
4.6. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 5
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
5 Jika informasi yang dibutuhkan pemustaka tidak dapat ditemukan di perpustakaan, saya akan
Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 13 responden (36 %) menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan akan merekomendasikan tempat lain, jika informasi yang dibutuhkan pemustaka tidak terdapat di perpustakaan tempat pustakawan tersebut bekerja dan, 23 responden (64%) menyatakan setuju.
b. Berperilaku yang Ideal
Tabel 4.7Distribusi Pernyataan Angket Nomor 7
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
7 Keramah tamahan
terhadap pemustaka adalah
Dari Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 23 responden (64 %) menyatakan sangat setuju bahwa keramah tamahan terhadap pemustaka adalah orientasi dari perpustakaan tempat pustakawan tersebut bekerja dan, 13 responden (36%) menyatakan setuju.
Tabel 4.8Distribusi Pernyataan Angket Nomor 8
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
8 Ketidak pedulian terhadap pemustaka yang datang ke perpustakaan bukanlah
Dari Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 15 responden (42 %) menyatakan sangat setuju bahwa ketidak pedulian terhadap pemustaka yang datang ke perpustakaan bukanlah menjadi ciri pelayanan perpustakaan responden dan, 21 responden (58%) menyatakan setuju.
Tabel 4.9. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 9
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
9 Saya melakukan bimbingan kepada pengguna agar ia lebih mudah meendapatkan
Dari Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 19 responden (53 %) menyatakan sangat setuju melakukan bimbingan kepada pengguna agar ia lebih mudah mendapatkan literaratur yang diinginkan dan,17 responden (47%) menyatakan setuju.
c. `Membangun Jaringan Kerja Sama
Tabel 4.10Distribusi Pernyataan Angket Nomor 10
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
10 Saya berupaya terlibat aktif dalam jaringan kerja sama peminjaman antar perpustakaan (inter library loan) yang dilakukan di
perpustakaan tempat saya
Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 4 responden (11 %) menyatakan sangat setuju untuk terlibat aktif dalam jaringan kerja sama peminjaman antar perpustakaan (inter library loan) yang dilakukan di perpustakaan tempat bekerja, 29 responden (81 %) menyatakan setuju, 3 responden (8 %) menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.11. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 11
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
11 Pustakawan membangun keyakinan dan
kepercayaan terhadap pemustaka yang datang ke perpustakaan
Dari Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 14 responden (39 %) menyatakan sangat setuju untuk membangun keyakinan dan kepercayaan terhadap pemustaka yang datang ke perpustakaan, dan 22 responden (61 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.12. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 12
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
12 Kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja
Dari Tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 12 responden (33 %) menyatakan sangat setuju bahwa kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja merupakan keberhasilan pustakawan untuk melayani pemustaka , dan 24 responden (67 %) menyatakan setuju.
d. Berbagi Informasi
Tabel 4.13. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 13
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
13 Informasi yang penting segera saya salurkan pada siapa yang membutuhkan
Dari Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 11 responden (31 %) menyatakan sangat setuju bahwa informasi yang penting segera putakawan salurkan pada siapa yang membutuhkan untuk mengetahuinya, dan 25 responden (69 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.14. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 15
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
15 Saya aktif memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perpustakaan lain yang membutuhkannya
Sangat Setuju 9 25 %
Setuju 27 75 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 9 responden (25 %) menyatakan sangat setuju bahwa responden aktif memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perpustakaan lain yang membutuhkannya, dan 27 responden (75 %) menyatakan setuju.
e. Mentaati Ketentuan Yang Berlaku
Tabel 4.15. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 16
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
16 Saya mematuhi peraturan-peraturan baru yang mendukung perubahan
Sangat Setuju 8 22 %
Setuju 28 78 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 8 responden (22 %) menyatakan sangat setuju untuk mematuhi peraturan-peraturan baru yang mendukung perubahan, dan 28 responden (78 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.16. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 18
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
18 Pelaksanaan tugas-tugas yang ada di perpustakaan tempat saya bekerja berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP)
Sangat Setuju 8 22 %
Setuju 27 75 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 8 responden (22 %) menyatakan sangat setuju bahwa pelaksanaan tugas-tugas yang ada di perpustakaan tempat responden bekerja berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) , dan 27 responden (75 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.17. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 19
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
19 Saya selalu bersemangat mengaplikasikan
peraturan-peraturan baru di perpustakaan
Sangat Setuju 13 36 %
Setuju 21 58 %
Kurang Setuju 2 6 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 13 responden (36 %) menyatakan sangat setuju untuk selalu bersemangat mengaplikasikan peraturan-peraturan baru di perpustakaan, dan 21 responden (58 %) menyatakan setuju, dan 2 reponden (6 %) menyatakan tidask setuju.
Tabel 4.18. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 20
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
20 Saya mendapatkan perlakuan yang adil dari perpustakaan
Sangat Setuju 5 14 %
Setuju 23 64 %
Kurang Setuju 6 17 %
Tidak Setuju 1 3 %
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 35 98 %
Dari Tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 5 responden (14 %) menyatakan sangat setuju bahwa responden mendapatkan perlakuan yang adil dari perpustakaan, dan 23 responden (64 %) menyatakan setuju, 6 reponden (17%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (3%) menyatakan tidak setuju.
f. Saling Menghargai
Tabel 4.19. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 21
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
21 Saya sangat menghormati perbedaan- perbedaan diantara sesama rekan kerja
Sangat Setuju 7 19 %
Setuju 29 81 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 7 responden (19 %) menyatakan sangat setuju bahwa responden sangat menghormati perbedaan- perbedaan diantara sesama rekan kerja, dan 29 responden (81 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.20. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 22
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
22 Menghormati pemustaka yang minta bantuan dalam pelayanan dijadikan
Dari Tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 9 responden (25 %) menyatakan sangat setuju bahwa menghormati pemustaka yang minta bantuan dalam pelayanan dijadikan sebagai tradisi di perpustakaan responden, dan 25 responden (69 %) menyatakan setuju.
b. Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pustakawan (Variabel Y)
Pengukuran variabel kepuasan kinerja pustakawan dilakukan peneliti berdasarkan indikator Pengelolaan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan, Pengembangan Sistem Kepustakawanan, dan Pengembangan Profesi. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai kinerja pustakawan yang dilaksanakan di perpustakaan dapat diketahui melalui jawaban 23-37.
a. Pengelolaan Perpustakaan
Tabel 4.21. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 23
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
23 Saya ikut melaksanakan program kegiatan yang
Dari Tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 5 responden (14 %) menyatakan sangat setuju ikut melaksanakan program kegiatan yang direncanakan perpustakaan, dan 29 responden (81 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.22. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 24
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
24 Data yang didapat dari hasil survei kebutuhan pengguna, saya evaluasi dan laporkan pada atasan agar ditindak lanjuti
Sangat Setuju 9 25 %
Setuju 21 58 %
Kurang Setuju 5 14 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 35 97 %
Dari Tabel 4.22 di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, 9 responden (25 %) menyatakan sangat setuju bahwa data yang didapat dari hasil survei kebutuhan pengguna, saya evaluasi dan laporkan pada atasan agar ditindak lanjuti, 21 responden (58 %) menyatakan setuju, dan 5 responden (14 %) menyatakan kurang setuju.
b. Pelayanan Perpustakaan
Tabel 4.23. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 25
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
25 Dalam mengklasifikasi bahan pustaka, saya berpedoman pada Dewey Decimal Clasification (DDC)
Sangat Setuju 19 53 %
Setuju 17 47 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.23 di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, 19 responden (53 %) menyatakan sangat setuju bahwa dalam mengklasifikasi bahan pustaka, saya berpedoman pada Dewey Decimal Clasification (DDC), dan 17 responden (47 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.24. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 28
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
28 Saya merasa perlu meningkatkan pelayanan teknis pada bidang perpustakaan
Sangat Setuju 16 44 %
Setuju 19 53 %
Kurang Setuju 1 3 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.24 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 16 responden (44 %) menyatakan sangat setuju untuk meningkatkan pelayanan teknis pada bidang perpustakaan, 19 responden (53 %) menyatakan setuju, dan 1 responden (3 %) menyatakan kurang setuju.
c. Pengembangan Sistem Kepustakawanan
Tabel 4.25. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 29
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
29 Menurut saya, keahlian ilmu perpustakaan harus diperoleh melalui
pendidikan yang khusus di bidang perpustakaan
Sangat Setuju 12 33 %
Setuju 24 67 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.25 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 12 responden (33 %) menyatakan sangat setuju bahwa keahlian ilmu perpustakaan harus diperoleh melalui pendidikan yang khusus di bidang perpustakaan, 24 responden (67 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.26. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 31
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
31 Tugas-tugas yang saya kerjakan sesuai dengan keahlian dibidang perpustakaan
Sangat Setuju 9 25 %
Setuju 22 61 %
Kurang Setuju 4 11 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 35 97 %
Dari Tabel 4.26 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 9 responden (25 %) menyatakan sangat setuju bahwa tugas-tugas yang responden kerjakan sesuai dengan keahlian dibidang perpustakaan, 14 responden (39 %) menyatakan setuju, 22 responden (61 %) menyatakan kurang setuju, dan 4 responden (11 % ) menyatakan kurang setuju.
d. Pengembangan Profesi
Tabel 4.27. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 32
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
32 Saya harus berani
membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang
perpustakaan untuk pengembangan profesi pustakawan
Sangat Setuju 8 22 %
Setuju 28 78 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100
Dari Tabel 4.27 di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 8 responden (22 %) menyatakan sangat setuju untuk berani membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang perpustakaan untuk pengembangan profesi pustakawan, dan 28 responden (78 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.28. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 34
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
34 Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ ketentuan teknis jabatan fungsional perpustakaan
Sangat Setuju 11 31 %
Setuju 25 69 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 36 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 36 responden, 11 responden (31 %) menyatakan sangat setuju melaksanakan pekerjaan sesuai dengan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ ketentuan teknis jabatan fungsional perpustakaan, dan 25 responden (69 %) menyatakan setuju.
e. Penunjang Tugas Pustakawan
Tabel 4.29. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 35
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
35 Menurut saya, penyuluhan bagi para pustakawan penting dalam
memasyarakatkan manfaat perpustakaan
Sangat Setuju 11 31 %
Setuju 24 67 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 35 98
Dari Tabel 4.29 di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, 11 responden (31 %) menyatakan sangat setuju melaksanakan penyuluhan bagi para pustakawan penting dalam memasyarakatkan manfaat perpustakaan, dan 24 responden (67 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.30. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 36
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
36 Saya akan berusaha memperoleh
penghargaan/tanda jasa dibidang kepustakawanan dan bidang lain yang mendukung
Sangat Setuju 4 11 %
Setuju 31 86 %
Kurang Setuju 0 0 %
Tidak Setuju 0 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 0 %
Total 35 97
Dari Tabel 4.30 di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, 4 responden (11 %) menyatakan sangat setuju akan berusaha memperoleh penghargaan/tanda jasa dibidang kepustakawanan dan bidang lain yang mendukung, dan 31 responden (86 %) menyatakan setuju.
Tabel 4.31. Distribusi Pernyataan Angket Nomor 37
No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek.
Persentase
(%)
37 Saya bersedia memberikan penyuluhan tentang
Dari Tabel 4.31 di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, 15 responden (42 %) menyatakan sangat setuju memberikan penyuluhan tentang perpustakaan pada masyarakat, dan 20 responden (56 %) menyatakan setuju.
Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden setuju memberikan penyuluhan tentang perpustakaan pada masyarakat.
4.4.2 Deskripsi Data
a. Variabel Budaya Organisasi
Data empiris mengenai variabel budaya organisasi yang diungkapkan dan diolah secara statistik. Kemudian data diidentifikasikan dan diolah hasilnya yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.32. Identifikasi Data Variabel Budaya Organisasi (X)
Nilai minimum 68
Nilai maksimum 90
Mean 76,61
Median 74
Modus 74
Standar deviasi 5,67
Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi Data Variabel Budaya Organisasi (X)
No Interval
Frekuensi Absolut
Persentase Absolut (%)
Frekuensi Kumulatif
Persentase Kumulatif (%)
1 68 – 71 3 8 3 8
2 72 – 75 18 50 21 58
3 76 – 79 6 17 27 75
4 80 – 83 5 14 32 89
5 84 – 87 0 0 32 89
6 88 - 91 4 11 36 100
Jumlah 36 100
Berdasarkan deskripsi data varibel budaya organisasi yang dituangkan pada Tabel 4.33 di atas, menggambarkan bahwa untuk mengkaji lebih jauh tentang budaya organisasi dapat diteliti dari nilai (memberikan pelayanan yang berkualitas, berperilaku yang adik), keyakinan (membangun jaringan kerja sama, dan berbagi informasi), norma (mentaati peraturan yang berlaku, dan saling menghargai) yang dianut bersama oleh anggota organisasi.
Gambar 4.1 Histogram Sebaran Data Budaya Organisasi
b. Variabel Kinerja Pustakawan (Y)
Tabel 4.34. Identifikasi Data Variabel Kinerja Pustakawan (Y)
Nilai minimum 32
Nilai maksimum 55
Mean 46,25
Median 46
Modus 45
Standar deviasi 4,26
Berdasarkan pada Tabel 4.34 di atas, diperoleh akumulasi data dan diseskrpsikan sebagai berikut yaitu skor terendah atau nilai minimum adalah 32, skor maksimum 55, mean atau rata-rata 48,25, median 46, modus 45, dan standar deviansi 4,26. Distribusi frekuensi data kinerja pustakawan terdiri dari 6 kelas yang dapat dilihat pada Tabel 4.35berikut
Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kinerja Pustakawan (Y)
Berdasarkan deskripsi data varibel kinerja pustakawan yang dituangkan pada Tabel 4.35 di atas, menggambarkan bahwa untuk mengkaji lebih jauh tentang kinerja pustakawan dapat diteliti dari pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan sistem kepustakawanan, pengembangan profesi, dan penunjang tugas pustakawan.
Secara visual sebaran data variabel kinerja pustakawan dalam bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut
4.4.3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui korelasi antara budaya organisasi dengan kinerja pustakawan digunakan perhitungan korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:
��� =
√266229740 × 97027875
= 0,58
Kriteria pengujian:
Jika nilai signifikan > taraf signifikan α = 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai signifikan < taraf signifikan α = 0,05 maka H0 ditolak
Tabel 4.44. Tabel Korelasi Correlations
budayaorganis asi
Kinerjapustak awan budayaorganisasi Pearson Correlation 1 .587**
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
kinerjapustakawan Pearson Correlation .587** 1 Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
kinerja pustakawan memiliki hubungan korelasi yang positif dan signifikan. Karena didapat nilai korelasi sebesar 0,58 maka dapat dilihat bahwa budaya organisasi dan kinerja pustakawan memilki taraf korelasi sedang.
4.5 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis penelitian dilakukan, maka perlu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian tersebut dijabarkan berikut ini.
4.5.1 Uji Normalitas
Tabel 4.45 Uji Normalitas Data Budaya Organisasi Kinerja
pustakawan
Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan probabilitas Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jikan nilai probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parametersa,,b Mean 76.6111 46.2500
Std. Deviation 5.67842 4.26531 Most Extreme
Differences
Absolute .205 .160
Positive .205 .152
Negative -.125 -.160
Kolmogorov-Smirnov Z 1.230 .960
Asymp. Sig. (2-tailed) .097 .315
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Interpretasi :
Dari hasil analisis di dapat nilai probabilitas untuk budaya organisasi sebesar 0,097 dan nilai probabilitas dari kinerja pustakawan 0,315. Jadi dapat disimpulkan karna kedua nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 maka kedua populasi berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Homogenitas
analisis varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikasi lebih dari 0,5 dapat dikatakan bahwa varian data adalah sama.
Dalam pengujian ini akan dilihat apakah budaya organisasi dan kinerja pustakawan memiliki varian yang sama atau tidak sebagai syarat untuk melakukan uji korelasi selanjutnya.
Nilai signifikan > taraf signifikan 5% atau 0,05 maka kedua populasi memiliki varian yang sama
Nilai signifikan < taraf signifikan 5 % atau 0,05 maka kedua populasi tidak memiliki varian yang sama
Test of Homogeneity of Variances Kinerjapustakawan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.009 7 20 .454
Dari hasil analisis didapat hasil dari uji homogenitas dapat diinterpretasikan nilai signifikan sebesar 0,454 maka karna nilai signifikan lebih besar dari taraf signifikan dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varian yang sama.
4.6 Pengujian Hipotesis
Rumus uji signifikan korelasi product moment ditunjukkan pada rumus sebagai berikut :
t = r
√�−2√1−�2
= 0,58 √36−2 �1−(0,58)2
=
0,58 � 5,83 √1−0,33
=
3,38
0,81
=
4,12Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n-2 =34, maka di peroleh ttabel= 0,392. Maka hasil pengujian hipotesisnya adalah signifikan dengan ketentuan thitung> ttabel. Jadi kesimpulannya koefisien korelasi anatar budaya organisasi dengan kinerja pustakawan sebesar 0,58 adalah signifikan. Karena didapat nilai korelasi sebesar 0,58 maka dapat dilihat bahwa budaya organisasi dan kinerja pustakawan memilki taraf korealsi sedang.
4.7 Uji Koefisien Determinasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja pustakawan di Perpustakaan Soeman HS, yang dibuktikan dengan hasil distribusi frekuensi beberapa indikator yang menyatakan 33 % atau hampir setengah dari total pustakawan yang berjumlah 36 orang masih kurang kinerjanya yang berhubungan dengan budaya organisasinya. 2. Kekuatan hubungan budaya organisasi dengan kinerja pustakawan adalah
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka peneliti memberi saran sebagai berikut:
1. Budaya organisasi memiliki hubungan dengan yang positif dan signifikan terhadap kinerja pustakawan , namun masih memerlukan penerapan yang optimal. Pihak manajemen perpustakaan masih perlu melakukan perbaikan pada beberapa aspek budaya organisasi yang masih memperoleh nilai ragu-ragu dengan pengambilan keputusan, pengembangan potensi, dan perhatian terhadap kesejahteraan, dan penilaian atas kinerja pustakawan. Aspek-aspek tersebut perlu lebih dikembangkan di lingkungan perpustakaan dengan cara memberikan toleransi dalam pengambilan resiko, memperhatikan perkembangan pustakawan (seperti training atau seminar) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pustakawan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Dibentuknya sistem penghargaan yang jelas, misalnya perpustakaan memberikan penghargaan atas penghargaan pustakawan berprestasi dengan kinerjanya, melakukan dokumentasi dan penilaian atas hasil kinerja pustakawan. Selain itu, perlu juga dijalankan prosedur kerja sesuai dengan yang diterapkan di perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budaya Organisasi
Budaya organisasi menurut Peter F. Drucker yang dikutip oleh Robert G. Owensdengan buku berjudul Organizational Behavior in Educattion (Tika 2006, 4) yaitu:
Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsiten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagi cara yang cepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait.
Menurut Graham yang dikutip olehSiswadi (2012, 71)“budaya organisasi adalah norma, keyakinan, sikap dan filosofi organisasi. Kebudayaan adalah suatu sistem nilai, keyakinan dan norma-norma yang unik yang dimiliki secara bersama oleh organisasi. Kebudayaan juga menjadi suatu penyebab penting bagi keefektifan organisasi itu sendiri.”
Sedangkan menurut Robbins yang disitir olehSembiring (2012, 41) memberi pengertian bahwa “budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi teresebut dengan organisasi-organisasi lain.”
Menurut Robert yang dikutip oleh Wirawan (2008, 10) menyatakan:
Budaya organisasi adalah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa yang dapat diterima dan apa yang tidak dapat diterima, nilai-nilai dominan yang dihargai diatas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota organisasi, peraturan main yang harus dipelajari jika orang ingin dapat sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan karyawan dan kliennya.
Pendapat lain dikemukakan Koesmono (2005, 139) yang menyatakan bahwa “budaya organisasi merupakan nilai - nilai yang menjadi kebiasaan dan bermula dari adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau organisasi.”
Menurut Sutrisno (2010, 2) menyatakan bahwa “budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku dalam organisasinya.”
Jadi budaya organisasi yang dikelola dengan baik akan menjadi pendorong bagi para anggota organisasi untuk bersikap positif, dedikatif, dan produktif. Nilai budaya memang tidak tampak, namun dapat dijadikan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas kinerja.
kuat menurut Robbins yang dikutip oleh Tika (2008, 108) adalah ”budaya dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi.”
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat cirri-ciri dari suatu organisasi yang berbudaya kuat menurut Deal dan Kennedy yang dikutip oleh Tika (2008, 110) yaitu :
1. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik atau tidak baik
2. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam organisasi digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam organisasi sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohensif.
3. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam organisasi, dari mereka yang berpangkat paling rendah sampai dengan pimpinan tertinggi. Berbeda dengan suatu organisasi yang berbudaya lemah, Killman yang dikutip oleh Tika (2008, 111) menjelaskan bahwa
Budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat dipaksakan, akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah pada petugasnya. Jika hal ini terjadi, maka tugas-tugas tidak akan dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari kurangnyamotivasi atau semangat kerja, timbul kecurigaan, komunikasi kurang lancar, lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas utamanya dan komitmen petugas pada organisasi. Akibatnya organisasi menjadi tidak efektif dan kurang kompetitif. Dengan kata lain, organisasi menjadi kurang mampu mengatasi masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.
Level 1: Artefak. Level ini merupakan dimensi yang paling terlihat dari budaya organisasi, merupakan lingkungan fisik dan sosial organisasi. Pada level ini, orang yang memasuki suatu organisasi dapat melihat dengan jelas bagunan, output (barng atau jasa), teknologi, bahasa tulis dan lisan, produk seni, dan perilaku anggota organisasi.
Level 2: Nilai-nilai. Semua pembelajaran organisasi merefleksikan nilai-nilai anggota organisasi, perasaan mereka mengenai apa yang seharusnya berbeda dengan apa yang adanya. Jika anggota organisasi menghadapi persoalan atau tugas baru, solusinya adalah nilai-nila. Pendiri organisasi menghadapi sesuatu yang harus dikerjakan atau dipecahkan, ia mengajukan cara menyelesaikannnya dan berhasil menyelesaikannya. Cara ini kemudian disosialisasikan kepada anggota organisasi.
Level 3: Asumsi dasar. Jika solusi dikemukakan pemimpin organisasi dapat berhasil berulang-ulang, maka solusi dianggap sebagai sudah seharusnya (taken for granted). Apa yang semula hanya hipotesis yang didukung oleh nilai-nilai, setelah berhasil dianggap sebagai realitas dan kebenaran.
Perpustakaan merupakan suatu satuan kerja organisasi, badan atau lembaga. Satuan unit kerja tersebut dapat berdiri sendiri, tetapi dapat juga merupakan bagian dari organisasi di atsanya yang lebih besar. Suatu perpustakaan sebagai salah stu unit kerja mempunyai unsur-unsur atau persyaratan seperti : organisasi, dalam Surat Keputusan pendiriannya harus tercantum secara jelas sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut: tugas, fungsi, garis wewenang dan tanggung jawab serta struktur organisasi.
Budaya organisasi terdiri dari banyak fenomena yang tidak tampak, seperti nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma-norma perilaku, artefak dan pola tingkah laku. Sedangkan menurut Amnuai yang dikutip oleh Tika (2008, 4) adalah “seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.”
Perpustakaan sebagai organisasi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki karakteristik budaya sendiri, namun untuk unsur-unsur budayanya tetap merujuk pada teori dan konsep budaya organisasi yang ada. Selanjutnya menurut Bryson yang di kutip oleh Kahar (2008, 80) menyatakan, bahwa “di dalam perpustakaan dan pusat informasi, telah menjadi tradisi bahawa unsur nilai-nilai (values) telah mengakar yang sangat mendalam yang ditampilkan pada peilaku dan kebiasaan.”
centre’s culture should be the set of values and norm that affect employeebehavior
in areas of userservice, management style and concern for quality and
innovation”. Inti dari pendapat Bryson itu adalah, perpustakaan sebagai organisasi
yang berorientasi pada pelayanan, maka nilai dan norma sangat diuatamakan karena mempengaruhi perilaku karyawan dalam melayani pemustaka.
Selanjutnya menurut Kahar (2008, 81) ada beberapa unsur budaya organisasi dalam pelayanan perpustakaan yang dikemukakan sebagai berikut:
Perpustakaan juga sebagai pusat pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi, yang membutuhkan banyak waktu untuk penulusuran informasi. Dalam konteks ini nilai sebagai unsur budaya organisasi, diwujudkan dalam bentuk kecepatan (speed), ketepataan (accuracy), keterkinian (current) data serta keramah tamahan dalam melayani pemustaka. Selain menelusur informasi secar online, perpustakaan melakukan kerja sama anatar perpustakaan (interlibrary loan). Untuk itu dibutuhkan keyakinan (belief) yang tercermin dalam bentuk jaringan kerja (networking) dan dalam berbagi informasi (information sharing) antar perpustakaan.
Berdasarkan teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh para ahli maka peneliti menyusun sintesis bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah seperangkat nilai, norma, keyakinan yang dianut bersama oleh anggota di dalam organisasi secara keseluruhan yang mengelilingi sepanjang waktu sehingga menimbulkan karakteristik yang unik yang membedakan dengan organisasi lainnya, dengan indikator
(1) memberikan pelayanan yang berkualitas (2) berperilaku yang ideal
(5) mentaati ketentuan yang berlaku (6) saling menghargai
2.2 Kinerja Pustakawan
Istilah kinerja berasal dari kata Job performance atau performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. “Biasanya orang yang kinerjanya tinggi disebut orang yang produktif dan sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang tidak produktif atau berperforma rendah.” (Mangkunegara, 2008, 67)
Kinerja menurut Timpe (2002, 31) adalah “tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas.” Kinerja menurut Meiner (2005, 43) adalah “sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.” Kesuksesan yang dicapai individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Sedangkan Beyley berpendapat bahwa “kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang diharapkan dapat merupakan tuntutan dari individu itu sendiri”(Lewa, 2005, 130).
dapat diukur.” Brahmasari (2004, 64) mengungkapan bahwa “kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitataif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi.”
Pengertian kinerja sendiri tidak dapat dipisahkan dari apa yang telah terjadi dalam kegiatan kerja, baik didalam maupun diluar kantor. Kinerja mengandung makna tingkat pencapaian dari suatu tujuan, pencapaian tujuan, merupakan suatu syarat untuk menghasilkan kinerja yang telah ditentukan baik secara kualitas maupun kuantitas pencapaian dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Rivai (2005, 14) “kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.”
Selain itu kinerja menurut Prawiro yang dikutip oleh Tika (2006, 121) disebutkan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”.