6
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dari Indah nofiyati (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Ceramah Bervariasi dan Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga”. Didapatkan hasil dengan penerapan metode ceramah bervariasi dan penggunaan media audio visual meningkatkan hasil belajar siswa dibuktikan pada pra-siklus siswa yang tuntas hanya sebesar 25% , lalu meningkat pada siklus I dengan prosentase sebesar 46,4%. Siklus II prosentase ketuntasan meningkat dari 46,4% menjadi 89,3% .
Penelitian lain dari Beatrix Maya SariI Sitanggang (2012), “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Bervariasi Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD Swasta Teladan Medan Kec. Medan Helvetia”. Hasil penelitian menunjukkan pada saat pre tes sebelum dilakukan tindakan diperoleh dari 30 orang siswa 3 siswa (10%) yang memenuhi ketuntasan belajar dengan nilai rata – rata kelas sebesar 38,33 dan 27 siswa (90%) tidak memnuhi ketuntasan belajar selanjutnya pada siklus I diperoleh nilai rata – rata kelas meningkat menjadi 50,33, dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang siswa sebesar 53,33% atau sebanyak 15 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 15 siswa tidak memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata kelas meningkatkan menjadi 82,33 dengan tingkat belajar siswa dari 30 orang siswa sebanyak 28 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dan 2 siswa (6,66%) tidak tuntas. Jadi, dapat dikatakan pada siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 93,33%.
7
menggunakan macromedia flash sebagai media presentasi dan pengukuran motivasi belajar siswa dikelas. Diharapkan melalui penelitian ini dengan penggunaan metode ceramah plus demonstrasi dengan menggunakan media presentasi macromedia flash dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Metode pembelajaran
Metode pembelajaran menurut pendapat Akhmad Sudrajat ( 2008 ) dapat diartikan sebagai “cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam mengajar suatu pelajaran atau urutan materi pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode dalam pembelajaran banyak jenisnya, karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misal faktor tujuan, faktor peserta didik, faktor pengajar, faktor situasi, dan faktor fasilitas yang sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.
2.2.1.1Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan oleh pendidik. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan secara langsung atau dengan cara lisan kepada siswa untuk menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan metode ceramah ini mempunyai sifat yang praktis dan efisien untuk memberikan materi pembelajaran dengan jumlah siswa yang banyak ruangan cukup luas. Metode ceramah ini merupakan dapat dikatakan sebagai traditional teaching karena diketahui sudah sejak dulu digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya. Metode ini digunakan juga untuk sarana komunikasi antara dengan banyak siswa dan ruangan luas.
Menurut Suryono (1992) “metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan,dimana dalam pelaksanaanya guru dapat
8
disampaikan kepada murid – muridnya”. Menurut Team Dikdaktik Metodik (1995) “metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswa didepan kelas”. Hal tersebut juga disampaikan Muhibbin Syah (2000) “metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif”. Sependapat dengan hal tersebut menurut Roestiyah N.K (2001) ”metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau
masalah secara lisan”.
Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut :
2.2.1.2 Kelemahan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah :
1. Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat dengan baik.
2. Kemungkinan menimbulkan verbalisme
3. Kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total (hanya proses mental, tetapi sulit dikontrol)
4. Peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar
5. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat dengan baik menerimanya
6. Bila terlalu lama membosankan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2.2.1.3Kelebihan Metode Ceramah
Berikut adalah beberapa kelemahan dari metode ceramah : 1. Guru dapat menguasai kelas
2. Hemat dalam hal waktu dan biaya
9
5. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi secara lisan atau langsung dari seeorang kepada siswa dalam suatu ruangan dapat dengan jumlah yang banyak.
2.2.1.4Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ceramah plus demonstrasi adalah metode gabungan antara kekauatan verbal dan praktek langsung ketika melakukan proses pembelajaran. Metode ceramah sering sekali dianggap metode pembelajaran konvensional akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pendidik yang menggunakan metode ceramah. Pendidik perlu memodifikasi metode ceramah seperlunya. Kombinasi antara metode ceramah dengan demonstrasi dan latihan (Drill). Metode ini hanya dapat dilakukan sesuai urutan pengkombinasiannya yaitu pemberian ceramah singkat yang dipadukan atau dikombinasikan dengan demonstrasi. Tahap akhir dari metode CPDL ini adalah pemberian latihan berulang (Drill) yaitu latihan ketrampilan yang sebelumnya didemonstrasikan. Latihan dianggap penting, karena menurut hukum latihan (law of excersise) semakin sering sebuah perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap ekstensi perilaku tersebut (Hilgard dan Bower,1975).
2.2.1.5Tujuan Metode Ceramah Plus Demonstrasi
Tujuan utama metode ceramah plus ini adalah untuk menjelaskan konsep-konsep materi pelajaran dengan demonstrasi dalam hal ini menjelaskan mengenai proses pembuatan form web email dengan menggunakan dreamweaver 8.
2.2.1.6Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi
Dalam pelaksanaan metode ceramah plus demonstrasi, ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Guru menerangkan materi dengan detail dan singkat.
10
4. Guru memperkirakan waktu untuk peserta menyelesaikan latihan tersebut
5. Mempersilahkan siswa yang mampu untuk turut aktif membantu siswa yang belum mampu
6. Guru memberikan motivasi apabila siswa tersebut berhasil maupun kurang berhasil
2.2.1.7Kelebihan dan Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
A.Kelebihan metode ceramah plus demonstrasi
1. Dari segi penggunaan waktu metode ini fleksibel, artinya materi dapat dibahas yang pokok-pokok saja, namun apabila waktu masih cukup pembehasan dapat diperdalam dan diperluas
2. Organisasi kelas lebih sederhana
3. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan 5. Siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran 6. Pengalaman dan kesan lebih melekat pada siswa.
B.Kelemahan metode ceramah plus demonstrasi
Metode ceramah plus demonstrasi ini juga mempunyai kelemahan yaitu :
1. Ketika ceramah, membuat siswa menjadi pasif 2. Ketika ceramah, menghambat daya kritis siswa
3. Ketika demonstrasi membutuhkan alat yang modern akan memerlukan biaya yang mahal
4. Tidak semua pelajaran dapat didemonstrasikan didalam kelas 5. Ketika praktik akan memerlukan waktu yang lama
11 2.2.2 Media pembelajaran
Menurut pendapat Nurseto Tejo (2011) Media pembelajaran adalah sarana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya. Penting memperhatikan isi dalam media pembelajaran yang akan digunakan agar dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Menurut Drs.Rudi Susilana, dkk (2008) “Media pembelajaran : hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian” dikemukakan media pembelajaran terdiri dari dua unsur penting yaitu : unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (Message / Software). Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukan peralatan akan tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan media tersebut.
Menurut Heinich (Daryanto 2010:4) “kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (Sanjaya 2010:163) menyatakan bahwa “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai perantara atau penghubung pesan untuk memperoleh tujuan dan hasil belajar yang maksimal.
2.2.2.1 Macromedia Flash Professional 8
12
Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada para desaigner maupun programer yang bermaksud merancang animasi untuk pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik. Pada program macromedia flash ini disediakan berbagai
tools serta kemampuan lain untuk menunjang pembuatan media presentasi untuk menarik motivasi siswa dalam belajar.
2.2.3 Motivasi Belajar
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamzah B. Uno (2007:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan motivasi belajar merupakan seluruh daya gerak siswa dalam melakukan kegiatan belajar demi sebuah tujuan yang dikehendaki dalam sebuah pembelajaran tercapai dengan maksimal.
13
sepihak. Dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama untuk sekali untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan hanya diajukan oleh subjek yang dievaluasi.
Teori Sardiman menurunkan 5 sub-variabel yaitu : ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, dan mandiri dalam belajar yang diuraikan oleh Riduwan (dalam Aritonang, K., 2008) tabel indikator tersebut seperti pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Indikator Motivasi
Ketekunan dalam belajar Indikator
1)Kehadiran di sekolah Sub Indikator
2)Mengikuti PBM di kelas Sub Indikator
3)Belajar di rumah Sub Indikator
Ulet dalam menghadapi kesulitan Indikator
1)Sikap terhadap kesulitan Sub Indikator
2)Usaha mengatasi kesulitan Sub Indikator
Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar Indikator
1)Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran Sub Indikator
2)Semangat dalam mengikuti PBM Sub Indikator
Berprestasi dalam belajar Indikator
1)Keinginan untuk berprestasi Sub Indikator
2)Kualifikasi hasil Sub Indikator
Mandiri dalam belajar Indikator
1)Penyelesaian tugas/PR Sub Indikator
2)Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran
14 2.2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan masih terdapat guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa ada kombinasi dengan media pembelajaran. Penggunaan metode ceramah plus dengan bantuan media presentasi menggunakan macromedia flash 8, akan dilakukan pada kelas XII IPA 3 SMA Kristen 1 Salatiga . Metode pembelajaran ceramah plus dengan bantuan media presentasi menggunakan macromedia flash ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Gambar 2.1 menunjukkan diagram kerangka berpikir.
Gambar 2.1 Diagram kerangka berpikir