• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung Periode (2007-2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung Periode (2007-2011)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG

PERIODE (2007-2011)

LIQUIDITY ANALYSIS ON REGIONAL WATER COMPANY (PDAM) TIRTAWENING BANDUNG CITY PERIOD (2007-2011)

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

Yudistira Esa Harpa

21509036

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Analisis

Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtawening Kota Bandung Periode 2007-2011

Yudistira Esa Harpa

21509036

01 September 2013

Menyetujui,

Pembimbing

Windi Novianti, SE.,MM NIP. 4127.34.02.021

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Ekonomi Keuangan dan Perbankan

(3)
(4)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………..i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN……….……..ii

ABSTRACT………iii

ABSTRAK. ……….iv

MOTTO………v

KATA PENGANTAR………vi

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR GAMBAR………xiii

DAFTAR GRAFIK………..xiv

DAFTAR TABEL……….xv

DAFTAR LAMPIRAN……….xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian………..1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah………3

1.2.2 Identifikasi Masalah………...3

1.2.3 Rumusan Masalah………..3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………..4

1.3.1 Maksud Penelitian……….4

1.3.2 Tujuan Penelitian………...4

1.4Kegunaan Penelitian………..4

(5)

x

1.4.2 Kegunaan Akademis………..5

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian……….6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Kajian Pustaka………...7

2.1.1 Landasan Teori………..7

2.1.1.1Laporan Keuangan………...7

2.1.1.2Neraca………..8

2.1.1.3Laporan Rugi Laba ………9

2.1.1.4Modal Kerja………...9

2.1.1.5Rasio Lancar (Current Ratio)...……….10

2.1.1.6Cash Ratio………...11

2.1.1.7Rasio Cepat (Quick Rasio)..………..12

2.1.1.8Rasio Likuiditas………12

2.1.1.9Rasio Solvabilitas………..13

2.1.1.10 Rasio Rentabilitas………13

2.2Kerangka Pemikiran………....14

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian………...16

3.2Metode Penelitian………16

(6)

xi

3.2.2 Operasionalisasi Variabel………18

3.2.3 Sumberdan Teknik Penentuan Data……….19

3.2.3.1Sumber Data………..19

3.2.3.2Teknik Penentuan Data……….20

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………..21

3.2.5 Rancangan Analisis……….21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan……….23

4.1.1 Sejarah Perusahaan………..23

4.1.2 Srtuktur Organisasi Perusaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung………29

4.1.3 Job Description Perusaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung……….30

4.1.4 Aktivitas Perusahaan………...38

4.2Hasil Pembahasan……...………..……….39

4.2.1 Perkembangan Likuiditas Periode 2007-2011 Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung …………..39

4.2.2 Upaya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Untuk Mempertahankan Tingkat Likuiditas………42

(7)

xii

5.1Kesimpulan………..44

5.2Saran………....45

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan

judul “Analisis Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

Bandung Periode 2007-2011”. Laporan ini disusun untuk memenuhi dan

melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan Jenjang Diploma (D3),

Program Studi Keuangan dan Perbankan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan

dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto sebagai Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Dr. Dedi Sulistiyo. S., MT. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si. selaku ketua program studi Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Windi Novianti, SE.,MM selaku dosen pembimbing dan sebagai

(9)

vii

perhatian dalam membimbing dan memberikan pengarahan-pengarahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

5. Ibu Hj.Maria Soerti Inesti, SH, S.PI selaku pembimbing di Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung yang telah membimbing dan

mambantu penulis dalam mengumpulkan data untuk menyelesaikan

laporan tugas akhir ini.

6. Karyawan dan karyawati Pegawai perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Bandung.

7. Untuk ibu dan bapak tercinta terimakasih atas doa dan kasih sayangnya

yang telah diberikan. Berkat doa mama dan ayah, saya bisa menyelesaikan

laporan ini.

8. Untuk adik saya semoga kalian bisa seperti kakak dapat menyelesaikan

studi dengan nilai yang sangat memuaskan.

9. Untuk semua keluargaku yang di Pangalengan, terimakasih atas doa dan

dukungannya selama ini.

10.Untuk Yanti Febryanti, terimakasih banyak atas doa, dukungan dan

kebaikan kamu selama ini. Maaf kalau saya selalu merepotkan kamu.

11.Buat semua sahabat-sahabatku terimakasih atas kebaikan dan kesetiaan

kalian selama ini yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan

ini.

12.Buat anak KP-1 terimakasih atas kebersamannya selama ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir

(10)

viii

dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan tugas akhir ini. Akhir

kata penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat membawa manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juli 2012

(11)

DAFTAR PUSTAKA

DWI PRASTOWO D. Akuntan 1995. Analisi Laporan Keuangan konsep dan aplikasi

Erich A. Helfert (1996:95). Teknis Analisi Laporan Keuangan Edisi Kedelapan

Kasmir. (2007). Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo

Meyer (1979:5) dalam S. Munawir 1979 Analisi Laporan Keuangan Yogyakarta: Penerbit

Liberty

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati. Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Penerbit Genesis.

Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37). Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Penerbit Genesis.

Moh.Nazir (2003:84) dalam Umi narimawati. Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Penerbit Genesis.

Sugiyono (2005:21) dalam Umi Narimawati. Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal

Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Penerbit Genesis.

Soegiono, (2002:20). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D: Penerbit Alfabeta.

Umi Narimawati, 2008. Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas

Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Penerbit Genesis.

(12)

Umi Narimawati, dkk. (2010). Penulisan Karya Ilmia : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan

(13)

1

perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta

dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Dalam

melakukan hal tersebut di dalam sebuah perusahaan atau lembaga usaha

diperlukan manajemen yang baik, yang bisa mengelola semuanya dengan

maksimal.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi

perekonomian tersebut karena terdapat banyak rintangan yang harus dihadapi.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dengan ditetapkannya suatu

dasar kebijakan untuk memberikan kewenangan yang lebih luas kepada

masing-masing daerah agar dapat menggali, memanfaatkan dan

mengembangkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin.

Berdasarkan kebijakan tersebut daerah diberikan kekuasaan

sepenuhnya untuk mengembangkan wilayahnya, dimana pemerintah pusat

hanya memiliki sedikit andil untuk memberikan bantuan pada pemerintah

daerah. Pemerintah daerah harus berupaya dalam memperbaiki kinerja

keuangannya.

Berdasarkan hal tersebut manajemen yang handal harus ada disetiap

(14)

2

perusahaan dalam jangka panjang tergantung dari keputusan tim manajemen.

Selain itu manajemen juga perlu melakukan penilaian atas kinerja

keuangannya per periode sehingga berdasarkan hasil kinerja tersebut tim

manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut. Yang

nantinya akan berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit

usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi

masyarakat. Sebuah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang

dapat meningkatkan pendapatan daerah. PDAM sebagai salah satu

perusahaan daerah berupaya untuk menigkatkan kinerja keuangannya yang

salah satunya bercermin dari tingkat keuntungan yang diperoleh per periode.

Adapun Laporan Rugi/Laba dan Neraca per 31 Desember (tahun

2007-2011) dapat dihitung tingkat likuiditas rasio lancar yang membandingkan

total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar, yang dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 1.1

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung

Current Ratio

Tahun 2007-2011

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Likuiditas

2007 80.083.488.418,92 322.616.486.148,10 24,82

2008 96.684.416.345,85 371.684.668.813,48 26,01

2009 138.108.507.536,47 35.407.032.614,30 390,05

2010 82.710.944.825,37 31.388.489.108,18 263,50

(15)

3

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Current Ratio

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung

mengalami peningkatan dalam kisaran yang tinggi yaitu pada tahun 2009

yaitu 390,05 % dari tahun sebelumnya. kemampuan likuiditas Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) sudah stabil, kemudian pada tahun 2010

mengalami penurunan tingkat likuiditas yang berakibat terlambatnya

perusahaan memenuhi finansial jangka pendeknya. Dikarenakan adanya

penunggakan pembayaran masyarakat pada perusahaan maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtawening Kota Bandung Periode 2007-2011”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba

mengemukakan rumusan masalah dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

1.2.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba

mengemukakan rumusan masalah dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung adalah sebagai

(16)

4

1. Bagaimana perkembangan current ratio pada (PDAM) Tirtawening kota bandung.

2. Bagaimana (PDAM) Tirtawening Kota Bandung dapat mempertahankan

Likuiditas .

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas maka

maksud dan tujuan diadakannya diadakannya penelitian ini adalah untuk

memperoleh data dan informasi mengenai Likuiditas pada Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan current ratio pada (PDAM) Tirtawening kota bandung.

2. Bagaimana (PDAM) Tirtawening kota bandung dapat mempertahankan

Lukuiditas.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna

bagi semua pihak yang ada hubungannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

(17)

5

1.4.1. Kegunaan Praktis

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perusahaan penelitian ini

dapat dijadikan tambahan bagi perusahaan dalam mencari jalan keluar untuk

menghadapi permasalahan dalam bidang keuangan. Hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi:

a) Bagi perusahaan

Sebagai tolak ukur kegiatan operasional Perusahaan dalam sistem

Likuiditas dan dapat dijadikan landasan bagi penulis untuk memberikan saran

kepada perusahaan dalam melakukan kegiatannya.

b) Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat dijadiakan masukan dan sumber informasi yang

bermanfaat dalam hal Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

1.4.2. Kegunaan Akademis

a) Bagi pengembangan ilmu

Diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat dan bernilai

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang

Likuiditas.

b) Bagi pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan

(18)

6

c) Bagi Peneliti lain

Diharapkan dapat dijadikan sebuah pemikiran baru dan menjadi

referensi awal dibidang Likuiditas.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk keperluan kegiatan ini penulis melakukan penelitian di

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung di Jl.

Badaksinga No. 10 untuk mendapatkan data tertulis dan dan informasi

lainnya sebagai bahan penyusunan penelitian.

Tabel 1.2.

Time schedule Penelitian Tahun akademik 2012/2013

NO Uraian

WAKTU KEGIATAN

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Survei

2 Mercari Data

3 Bimbingan

4

Penyusunan

Laporan

(19)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1. Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut:

 KASMIR, S.E., MM. menyatakan bahwa laporan keuangan adalah

memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik

manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan

tersebut (2000;5)

 Meyer dalam Drs. S. Munawir,akuntan, menyatakan bahwa laporan

keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode

untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca, atau daftar

posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi (1979;5).

Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai prestasi yang

dicapai perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang

(20)

8

pemilik atau pemegang saham, lembaga keuangan atau Badan-Badan Lembaga

Pemerintah.

Adapun pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan keungan adalah

sebagai berikut:

1. Manajer Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu

untuk dijadikan sebagai dasar mengambil langkah-langkah atau

kebijaksanaan pada masa yang akan dating dan mengetahui penyimpangan

yang terjadi dalam perusahaan agar dapat diatasi dan dilakukan perbaikan

dimasa mendatang.

2. Para Pemilik atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan

dan menjaga keamanan dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut

serta untuk mengetahui kondisi tersebut.

3. Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank, untuk mengetahui perkembangan

dan kemampuan perusahaan tersebut dan keadaan finansialnya, agar

pihak-pihak lembaga keuangan dan bank dapat terjamin dalam pemberian jaminan.

4. Lembaga-Lembaga Pemerintah serta Dinas Perpajakan berkepentingan

sebagai dasar dalam menentukan tingat persentase pajak yang dibebankan

terhadap perusahaan yang bersangkutan.

2.1.1.2. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau melaporkan

keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri

(21)

9

perusahaan pada saat tertentu, biasanya pada awal dan akhir tahun pada periode

tertentu. Pada sebelah debet menggambarkan susunan aktiva dan modal

perusahaan.

2.1.1.3. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang sistematis mengenai

penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama

periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan pada laporan rugi/laba

adalah:

a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha

pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang

dijual, sehingga diperoleh harga kotor.

b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya

administrasi, biaya penjualan dan biaya umum.

c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar pokok operasi

perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar pokok

perusahaan.

d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga

akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

2.1.1.4 Modal Kerja.

Modal kerja merupakan hal yang paling utama dalam mendirikan sebuah

perusahaan. Modal kerja merupakan selisih antara total aktiva lancar dengan utang

(22)

10

kreditor jangka pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang

dibelanjai dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran

kembali jangka pendek. Makin besar angka modal kerja ini, berarti semakin besar

kepastian bahwa utang jangka pendek akan dilunasi tepat waktu.

Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa utang akan

dapat dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja dapat

disebabkan adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using. Oleh

karena itu, untuk memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja harus

dilengkapi dengan angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran piutang dan

perputaran persediaan.

2.1.1.5 Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (current ratio) merupakan salah satu metode yang paling

sering digunakan dalam menganilisis tingkat likuiditas suatu perusahaan.

Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam

ratio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Aktiva

lancar membandingkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar

benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar menggmbarkan

yang harus dibayar dan diasumsikan semua utang lancar benar-benar dibayar.

Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih yang tentu saja tidak dapat dipakai

(23)

11

likuid perusahaan harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak

sesuai harus dikeluarkan dari aktiva lancar. Alat bayar yang kurang likuid ini

misalnya persediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan.

Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan

tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha) dengan lebih lambat,

meminjam dari bank, dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih

cepat dibandingkan aktiva lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal ini akan

menimbulkan permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indicator terbaik

atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang

diharapkan akan dikonversi menjadi kas relative lebih cepat, maka hal ini paling

banyak digunakan dalam mengukur solvensi jangka pendek.

Rasio total kas perusahaan dan setara kas terhadap kewajiban lancar

nya.Rasio kas ini paling sering digunakan sebagai ukuran likuiditas perusahaan.

Oleh karena itu dapat menentukan apakah, dan seberapa cepat, perusahaan dapat

melunasi utang jangka pendek nya. Rasio kas yang kuat berguna untuk kreditor

ketika memutuskan berapa banyak utang, jika ada, mereka akan bersedia untuk

memperluas ke pihak bertanya.

2.1.1.6 Cash Ratio

Rasio kas umumnya tampilan yang lebih konservatif pada kemampuan

perusahaan untuk menutup kewajibannya daripada banyak rasio likuiditas lainnya.

Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa persediaan dan piutang yang tersisa dari

(24)

12

perusahaan, rasio ini tidak boleh digunakan dalam menentukan nilai perusahaan,

tetapi hanya sebagai salah satu faktor dalam menentukan likuiditas.

2.1.1.7 Rasio Cepat (Quick Rasio)

Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti dapat ditemukan pada angka

ratio yang disebut rasio cepat (quick ratio). Pada rasio ini persediaan dan persekot

biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva

lancar yang likuid saja yang dapat dibagi dengan utang lancar.

Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat

memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada

persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena persediaan

bukanlah sumber kas yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak

mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu.

Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid, dan bila

terjadilikuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita

kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang

penting.

2.1.1.8 Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva

lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan menggambarkan

(25)

13

kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya

digunakan angka ratio modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick rasio, perputaran

piutang (account receivable turnover) dan perputaran persediaan.

Analisis likuiditas yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas,

tetapi dengan menghubungkan jumlah kas aktiva lancar lainnya terhadap

kewajiban lancar, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan

mudah Terdapat dua macam rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu rasio

lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio).

2.1.1.9Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansialnya saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas dapat diukur dengan

cara membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah hutang

2.1.1.10 Rasio Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Perhitungan

rentabilitas berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Hal ini terjadi karena

perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan dibandingkan dengan yang

(26)

14

2.2 Kerangka Pemikiran

Pentingnya penggunaan modal kerja dan asset perusahaan sangat

berpengaruh dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat penggunaan

modal dan kewajiban yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan suatu

perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio

lancar dan rasio cepat. Kita dapat melihat faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhinya.

Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis

likuiditas suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam analisis likuiditas ini

menggunakan alat analisis current ratio.

Dari analisis ini dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan sehingga

dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan

kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan

serta langkah yang tepat maka diharapkan dapat membantu dalam proses

pencapaian tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.

Salah satu cara untuk mengetahui penempatan perusahaan yang sehat

dapat dilihat dari segi likuiditas. Likuiditas adalah suatu cara untuk menguji

tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka

pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai operasi (Erich A.

(27)

15

Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut

dalam memenuhi kewajjiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek

(Drs. DWI PRASTOWO D., MM., Akuntan 1995).

Tabel 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Rasio Solvabilitas Rasio - Rasio

Rasio Likuiditas Rasio Rentabilitas

Current Ratio Cash Ratio Quick Ratio

Analisi Likuiditas Pada PDAM TIRTAWENING KOTA

(28)

16

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data yang mengenai

data-data yang bersangkutan yang kemudian di analisis diharapkan dapat

mengetahui bagaimana perkembangan Likuiditas Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Tirtawening Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Badaksinga No. 10

Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) mengemukakan

bahwa: “Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun Tugas akhir

ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi

Narimawati : “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

(29)

17

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PDAM dimana data yang diteliti adalah data

mengenai bagaimana tingkat likuiditas di PDAM

Desain penelitian menurut Moh.Nazir (2003:84) dalam Umi narimawati :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi narimawati adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian,

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi,

3. Menetapkan rumusan masalah,

4. Menetapkan tujuan penelitian,

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan

teori,

6. Menetapkan konsep variable sekaliguspengukuran variable penelitian yang

digunakan,

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik

pengumpulan data,

8. Melakukan analisis data,

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam penyusunan tugas

(30)

18

bertujuan menggambarkan, memaparkan keadaan atau suatu masalah, dimana data

yang diambil dianalisis keadaannya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara

melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu. Penelitian akan

dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung dimana data yang diteliti adalah data tentang perkembangan Likuiditas.

Berdasarkan pejelasan diatas, maka dapat di gambarkan desain dari

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Table 3.1

T-1 Descriptive Descriptive dan survey

Dari penulisan Usulan Penelitian “Analisis Likuiditas Pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung”. Penulis akan

menjelaskan mengenai Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

(31)

19

Variabel penelitian adalah segala suatu berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan” (Soegiono, 2009:38).

Dalam Usulan Penelitian ini penulis menggunakan satu (1) variabel yang

mempengaruhi variable lain dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Berdasarkan metode penyusunan Usulan Penelitian yang digunakan oleh penulis,

maka penulis menetapkan variable Likuiditas.

TABEL 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel/Sub

Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Likuiditas

Likuiditas perusahaan

menggambarkan kemampuan

perusahaan tersebut dalam

memenuhi kewajjiban jangka

pendeknya kepada kreditor jangka

pendek (Drs. DWI PRASTOWO

3.2.3 Sumber Dan Tehnik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan

(32)

20

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati menyatakan bahwa

: “Sumber premier adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.”

Data permier dalam penelitian ini adalah data perkembangan tingkat

likuiditas dari hasil survey dan observasi di PDAM.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) yang dimaksud data

sekunder adalah sebagai berikut: “Data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data”

Data sekunder dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PDAM dari

periode 2007-2011 dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Pada Periode

Tahun 1916 – 2013.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang tepilih untuk menjadi unit

(33)

21

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkembangan tingkat

Likuiditas periode tahun 2007-2011.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari

kegiatan-kegiatan mengenai masalah-masalah yang akan penulis bahas yaitu bagaimana

Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung.

b. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan karyawan yang dinilai

berkaitan langsung dengan masalah yang dibahas serta bertanggung jawab atas

instansi tersebut.

c. Dokumentasi

Penulis melakukan pengumpulan data-data melalui buku-buku, serta bahan

kuliah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini.

3.2.5 Rancangan Analisis

Dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis deskriptif

(34)

22

PDAM Tirtawening Kota Bandung dan menguji teori-teori melalui pengukuran

variable-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskriptif kuantitatif

adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dan informasi dari hasil observasi lapangan.

2. Mengelompokan data kedalam kategori dan menjabarkan kedalam

unit-unit.

3. Menyusun dan memelilah data yang penting,

4. Menganalisis perkembangan tingkat likuiditas di PDAM.

5. Menganalisis hambatan dan upaya PDAM dalam menjaga likuiditas.

6. Menarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

7. Untuk mengetahui perkembangan Likuiditas dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

(35)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di (PDAM) Tirtawening Kota

Bandung dimana,maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi tingkat likuiditas yakni sebagai berikut :

 Pada tahun 2010 tingkat likuiditas dikatakan menurun dikarenakan pasiva

lancar tahun 2009 meningkat cukup tinggi karena banyaknya masyarakat

yang melakukan pembayaran.

 Pada tahun 2009 tingkat Likuiditas mengalami kenaikan dari tingkat

likuiditas pada tahun 2007 sampai dengan 2008 dikarenakan peningkatan

jumlah aktiva lancar baik itu pada kas maupun piutang.

 Pada tahun 2010 tingkat Likuiditas mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya dikarenakan terjadinya penurunan pada Laporan Keuangan.

 Pada tahun 2011 tingkat likuiditas mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya.

 Fluktuasi tingkat likuiditas cenderung berubah karena perubahan jumlah

pada aktiva lancar dan pasiva lancar yang terjadi tiap tahunnya di PDAM.

2. Dalam menjaga tingkat likuiditas PDAM mampu mengelola sumber-sumber

(36)

45

5.2 Saran

PDAM Tirtawening Kota Bandung di merupakan perusahaan Daerah yang

bergerak dibidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor. Salah

satu kegiatan utama yang terdapat di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah

memberikan pelayanan terhadap pelanggan.oleh karena itu penulis ingin

memberikan saran sebgai berikut :

1. PDAM hendaknya lebih cermat dan teliti dalam menghimpun dan

mengalokasikan dana anggotanya agar kewajiban baik itu jangka pendek maupun

jangka panjang dapat terpenuhi sehingga tingkat likuiditas pun tetap stabil.

2. Dalam meningkatkan dan mempertahankan tingkat likuiditas PDAM harus

mampu mengelola aktiva lancar dengan baik agar aktiva lancar dapat menjamin

(37)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yudistira Esa Harpa

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Citere 001/016 Sukamanah Pangalengan

Kab. Bandung

Telepon : 085721063966

E-mail : dhiez_miyamoto@yahoo.co.id

Pendidikan

1. 1995 - 2001 : SDN Pintu 1

2. 2001 - 2004 : SMPN 1 Pangalengan

3. 2005 - 2008 : SMAN 1 Pangalengan

4. 2009 – 2013 : D3 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2.
Tabel 2.1
Table 3.1 Desain Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa walaupun Kualitas Pelayanan Publik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta ideal akan tetapi perlu memperhatikan

Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk menetapkan judul: Sistem Informasi Kepegawaian Di PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) , yang nantinya bisa

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang melayani penyediaan air bersih kepada warganya, yang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Kota Binjai sesuaidenganPeraturan Daerah KotaBinjai Nomor 12 Tahun 1976 tentang Pendirian PerusahaanDaerah Air Minum Tirtasari

Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, seperti diterapkannya sistem antrian

Untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat Kota Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA

Hal tersebut merupakan strategi yang dilakukan karena adanya kekuatan yang secara internal dominan dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo