SISTEM
KARDIOVASKULER
Oleh :
Dr. Lita Feriyawati, M.Kes
N I P :
19700208 200112 2 001
Fak ultas Kedok ter an
Universitas Sumatera Utara
SISTEM KARDIOVASKULER Dr. Lita Feriyawati, M.Kes
Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak lebih kurang lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh. Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung.
Fungsi sistem kardiovaskuler antara lain: (1) sebagai alat transportasi, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen, glukosa, dan lain-lain, serta membawa bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang; (2) sebagai pengatur/regulasi, yang berperan dalam meyampaikan hormone ke organ target, serta berperan dalam regulasi suhu; (3) sebagai proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.
Pembuluh Darah
Tipe Pembuluh Darah
Arteri
Arteri berfungsi membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke bagian tubuh lain. Pembuluh arteri berdinding tebal, berotot, dan elastis untuk menahan tingginya tekanan darah yang dipompa dari jantung. Dinding arteri mempunyai 3 (tiga) lapisan, yang dapat mengembang dan berkontraksi yaitu tunica adventitia, tunica media dan
tunica intima. Lapisan yang terdiri dari otot polos mempunyai kemampuan kontraksi
yang besar sedangkan lapisan dengan jaringan konektif hanya dapat berkontraksi sedikit.
Gambar 1. Sruktur dinding arteri terdiri dari 3 lapisan
Kerusakan pada tunica intima yaitu pada lapisan endotelium dapat mengakibatkan tertimbunnya zat-zat yang dapat menghalangi lancarnya aliran darah atau bahkan menyumbat lumen pembuluh darah. Keadaan ini disebut dengan atherosclerosis. Timbunan bahan-bahan pada dinding endotel yang disebut dengan plak dapat berasal dari sel-sel lemak, sel-sel radang dan lain-lain. Akibat dari keadaan ini maka jaringan dapat
Tunica Adventitia (lapisan terluar) Jaringan konektif : pelindung
Tunica Media (lapisan tengah) Otot polos : jaringan konektif fibroelastik
mengalami kekurangan suplai oksigen dan nutrisi sehingga mengakibatkan matinya jaringan.
Gambar 2. Plak pada lapisan endotel dari arteri
Kelainan yang lain adalah aneur ysma, yaitu tipisnya salahsatu lapisan dari dinding arteri. Keadaan ini dapat menjadi fatal jika dinding arteri yang menipis tersebut pecah akibat tekanan darah yang naik tiba-tiba.
Berdasarkan besar dan struktur dindingnya, terdapat 3 (tiga) jenis arteri yaitu : arteri elastik, muskularis dan arteriol.
Arteri elastik. Merupakan jenis arteri terbesar. Dindingnya terdiri dari serat elastis yg
menghilangkan tekanan dan mengurangi kecepatan aliran darah yang dipompakan oleh jantung. Termasuk dalam jenis arteri ini adalah arteri yang paling dekat alirannya dengan jantung yaitu : aorta, arteri pulmonalis, arteri anonima, arteri carotis communis dan
arteri subclavia
Arteri muskularik. Arteri yang mempunyai ukuran medium. Dindingnya terutama
terdiri dari serat otot polos. Pengaturannya dikontrol oleh sistem saraf otonom. Arteri jenis ini meliputi percabangan dari aorta, misalnya a rteri corona ria , arteri rena lis dan lain-lain.
Arteriol. Arteri yang mempunyai ukuran terkecil. Mempunyai lumen yang relatif sempit
dan dinding otot yang tebal. Tekanannya terutama diatur oleh derajat tonus otot polos pada dindingnya. Arteriol merupakan cabang akhir dari arteri yang langsung terhubung dengan jaringan dan akan membentuk kapiler bersama dengan venula.
Vena
Venula. Vena dengan ukuran terkecil, merupakan cabang paling akhir dari vena yang
langsung terhubung dengan jaringan dan akan membentuk kapiler bersama dengan arteriol.
Gambar 4. Sruktur dinding vena
Kerusakan pada dinding vena timbul diawali dengan kerusakan dari katup-katup vena (valve). Akibatnya darah mengalir dari dalam ke permukaan karena tidak ada lagi tahanan yang menghalangi dan mencegah darah bergerak ke arah yang salah, sehingga dinding vena terdesak dan melebar serta berkelok-kelok. Kelainan ini disebut dengan varices.
Kapiler
Terdiri dari jaringan anastomosis yang disebut selimut kapiler. Tersebar di seluruh tubuh dan bersentuhan langsung dengan sel jaringan. Menghubungkan arteriol dengan venula. Pada kapiler terjadi pertukaran bahan terlarut secara difusi melintasi dinding endothel arteriol ke ruang jaringan, dan dari jaringan ke darah melalui dinding venula. Kapiler tidak dijumpai pada cornea, epidermis dan cartilago hyalin.
Gambar 6. Skema dari kapiler
Sinusoid
Lebih luas daripada kapiler dan bentuk lebih tidak beraturan. Sinusoid merupakan pengganti kapiler pd hepar, lien, sumsum tulang merah, corpus caroticus, adeno hypophisis, cor tex supra renal dan glandula parathyroid. Dindingnya terutama terdiri dari sel fagosit. Merupakan bagian dari sistem retikuloendothel, berhubungan dengan pembentukan fagositosis dan antibodi.
Jantung
Jantung merupakan organ berongga dan berotot yang memompa darah melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Jantung menerima darah venosa di dalam atrium kanan dan menyalurkannya ke ventrikel kanan untuk selanjutnya ke paru-paru untuk proses oksigenasi. Selanjutnya menerima darah teroksigenasi di atrium kiri dan menyalurkannya ke ventrikel kiri dan akhirnya memompakan darah ke seluruh tubuh.
Jantung mempunyai kemampuan yang mengagumkan karena dapat memompakan darah sebanyak lebih dari 6000 liter ke seluruh tubuh setiap hari serta berdenyut lebih dari 40 juta kali pertahun selama kita hidup.
Bentuk dan ukuran jantung. Jantung mempunyai bentuk seperti kerucut dengan bagian
puncak yang disebut dengan apex cordis terletak di lateral kiri depan dari dinding dada, sedangkan bagian basis terletak pada bagian posterior. Jantung mempunyai berat sekitar 300 gr dengan ukuran pada saat kontraksi sebesar 12,5 x 3,5 x 2,5 cm (sebesar tinju ).
Jantung terbagi dalam 4 (empat) ruangan, yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Mempunyai sekat jantung yang disebut septum interventriculorum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan. Mempunyai selaput pembungkus disebut pericardium.
Dinding jantung. Dinding jantung dari luar ke dalam terdiri dari lapisan epicardium,
myoca rdium (otot) dan endocardium. Myocardium pada atrium mempunyai dua lapisan yaitu lapisan luar dengan arah serabut transversal dan lapisan dalam dengan arah serabut sirkuler. Myocardium pada ventrikel mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan luar dengan arah serabut longitudinal, lapisan tengah yang merupakan lapisan paling tebal dengan arah serabut silindris dan lapisan dalam dengan arah serabut longitudinal. Batas antara myocardium atrium dan ventrikel disebut sulcus coronarius.
Katup jantung. Jantung mempunyai dua katup yang memisahkan atrium dengan
ventrikel yaitu va lvula tricuspidalis pada bagian kanan dan valvula bicuspidalis/ mitralis pada bagian kiri.
Gambar 10. Valvula tricuspidalis pada atrium-ventrikel kanan
Atrium. Kedua atrium mempunyai auricula cordis yang menjadi bagian luarnya,
didalamnya terdapat musculus pectina ti.
Ventrikel. Terdapat otot jantung yaitu musculus papilla ris yang terhubung dengan
va lvula melalui corda tendinea . Terdapat dua pembuluh arteri besar yang keluar dari ventrikel, yaitu truncus/ arteri pulmonalis yang keluar dari ventrikel kanan, dan aorta yang keluar dari ventrikel kiri. Kedua pembuluh tersebut mempunyai katup disebut va lvula semilunaris.
Gambar 12. Ventrikel kanan
Vaskularisasi Jantung. Jantung mendapatkan nutrisi melalui arteri coronaria sinistra
sinistra. Sedangkan vena cordis minimae dan vena ventriculi dextri anterior kembali ke jantung langsung memasuki atrium dexter dengan menembus dindingnya.
Gambar 13. Arteri coronaria dan Vena cardia
Peredaran Darah
Jantung memompa darah ke dua sirkulasi yang saling berkait: sirkulasi pulmonal (paru) dan sirkulasi sistemik.
Sirkulasi pulmonal membawa darah dari ventrikel kanan yang tak beroksigen ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, tempat ia menyerap oksigen dan melepas karbon dioksida (gas buangan) melalui jaringan kapiler, lalu darah beroksigen dibawa kembali ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Sirkulasi sistemik tubuh membawa darah beroksigen dari ventrikel kiri melalui
jantung melalui vena cava superior & inferior. Juga termasuk pembuluh getah bening (pembuluh lymphe).
Gambar 14. Skema peredaran darah
Sirkulasi portal hepatik merupakan bagian dari sirkulasi sistemik yang membawa darah
dari organ pencernaan (intestinal) menuju vena porta untuk selanjutnya masuk ke liver dan keluar melalui vena hepatica dan masuk ke dalam vena cava inferior.
Gambar 17. Aliran vena pada tubuh
Sirkulasi Fetal
Gambar 18. Sirkulasi janin sebelum lahir
Foramen ovale merupakan jalan pintas darah dari atrium kanan ke atrium kiri, tanpa
melalui paru-paru. Setelah lahir akan menutup dan membentuk fossa ovale.
Ductus arteriosus Botalli merupakan jalan pintas darah dari truncus pulmonalis ke aorta,
tanpa melalui paru-paru (sirkulasi pulmonal). Setelah lahir akan membentuk ligamentum arteriosus.
Ductus venosus Arantii merupakan jalan pintas darah yang kaya oksigen dari vena
umbilicalis (kembali dari placenta) ke vena cava inferior tanpa melalui hepar. Setelah lahir akan membentuk liga mentum venosum
Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem peredaran darah yang melibatkan organ jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ berongga dan berotot yang memompa darah melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Spanner S. Handatlas of Human Anatomy. Vol. II. 16th ed.EGC,1987. 2. Platzer W. Anatomy Pernkopf. Vol. III. 3th ed. EGC,1988.