PENGARUH FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN
TERHADAP EKSPOSUR FLUKTUASI NILAI
TUKAR PADA INDUSTRI PERBANKAN
YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
DRAFT SKRIPSI
OLEH
YESSI JUWITA HUTAURUK 040502161
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam memperoleh gelar kesarjanaan (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. DR. Ritha. F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu DR. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, Msi, selaku Dosen Penguji I.
6. Ibu DR. Khaira Amalia. F, SE, MBA,Ak, selaku Dosen Penguji II.
7. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Departemen Manajemen yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
Hutauruk, dan Joshua Hutauruk yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis.
10.Buat teman-teman di kelompok kecil: Kak Chika, Prettina dan Hanna, atas rasa kebersamaan, perhatian, dan doa yang senantiasa diberikan kepada penulis.
11.Buat teman-teman di manajemen stambuk 2004: Rike, Lintang, Rebecca ( makasih atas bantuannya ), Maria, Nova, Eka Laniasti, Cien, Cink, Inez, Yohanna, Nita, Evi, Johanna, Dira, Dina.W, Dina. H, Uli, Jungsen, Surya, Andre, Gomgom, Herianto, Fery, Ipem, Musdar, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
12.Buat teman dekatku yang kukasihi, Henry Siregar, SE yang telah setia dan selalu memberi dukungan, doa, dan bantuan kepada penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kasih-Nya kepada kita.
Medan, Juli 2008 Penulis
Tabel 1.1 Jumlah Bank dan Kantor Bank mulai tahun 2003-2006 ………... 3
Tabel 1.2 Rata-rata Nilai Tukar Rupiah dan Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Sepanjang Tahun 2003-2006 ……….. 4
Tabel 1.3 Jumlah Perusahaan ( bank ) yang memenuhi kriteria ..….………15
Tabel 1.4 Sampel Penelitian ………..………... 16
Tabel 4.1 Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006 ………… 44
Tabel 4.2 Return on Total Assets (ROA) pada Industri Perbankan di BEI Periode 2003-2006 ………...….... 47
Tabel 4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Industri Perbankan di BEI Periode 200-2006 ……….…….……….. 50
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi ………...………53
Tabel 4.5 Casewise Diagnostics(a)………....54
Tabel 4.6 Uji Normalitas……... ...57
Tabel 4.7 Casewise Diagnostics(a) ………...57
Tabel 4.8 Uji Normalitas ………..……….60
Tabel 4.9 Uji Normalitas …………...………63
Tabel 4.10 Collinearity Statistics ……….…….. 64
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi……….……...65
Tabel 4.12 Uji Glejser……….……….67
Tabel 4.13 Coefficients(a)………68
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ………..8
Gambar 4.1 Histogram Variabel Dependen ………..55
Gambar 4.2 Normal P- P Plot ………...………....56
Gambar 4.3 Histogram Variabel Dependen ………..58
Gambar 4.4 Normal P-P Plot………..………...59
Gambar 4.5 Histogram Variabel Dependen………...61
Gambar 4.6 Normal P-P Plot……….62
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ……….. i
DAFTAR ISI ………. iii
DAFTAR TABEL ………. v
DAFTAR GAMBAR ……… vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ………... 1
B. Perumusan Masalah ... ……….. 6
C. Kerangka Konseptual ... ………....7
D. Hipotesis ... ………. 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ………9
1. Tujuan Penelitian ... 9
2. Manfaat Penelitian ... 10
F. Metode Penelitian ... 10
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10
2. Batasan Operasional ... 11
3. Defenisi Operasional Variabel ... 11
4. Populasi dan Sampel ... 14
5. Jenis dan Sumber Data ... 16
6. Teknik Pengumpulan Data ... 16
7. Metode Analisis Data ... 17
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 23
B. Faktor-Faktor Internal Perusahaan ... 24
1. Return on Total Assets (ROA) ... 24
2. Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 25
C. Nilai Tukar ... 26
D. Eksposur ... 28
E. PT. Bank Century, Tbk ... 37
F. PT. Bank Danamon, Tbk ... 37
G. PT. Bank Niaga, Tbk ... 38
H. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ... 38
I. PT. Pan Indonesia Bank, Ltd ... 39
1. Deskripsi Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada industri Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006 ... 43
2. Deskripsi Return on Total Assets (ROA) pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006 ... 46
Public di Indonesia. Pembimbing, DR. Isfenti Sadalia, SE, ME. Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dra. Nisrul Irawaty, MBA. Dosen Penguji I Dra. Lisa Marlina, Msi. Dosen Penguji II DR. Khaira Amalia. F, SE, MBA,Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang
go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor internal perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio(LDR).
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapakah nilai eksposur fluktuasi nilai tukar masing-masing perusahaan perbankan yang go public di Indonesia dan apakah terdapat pengaruh simultan dan parsial antara faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia. Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor internal perusahaan, seperti: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh simultan dan parsial terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia.
Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh faktor-faktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar adalah metode analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji secara parsial t) dan secara serempak (uji-F), dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 12.00 for Windows.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hasil uji secara parsial (uji-t) yang dilakukan terhadap seluruh variabel independen yaitu Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Total Assets (ROA)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar. Sementara, Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar. Sedangkan hasil uji secara simultan (uji-F) menyatakan bahwa Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersamaan (serempak) berpengaruh signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.
Public di Indonesia. Pembimbing, DR. Isfenti Sadalia, SE, ME. Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dra. Nisrul Irawaty, MBA. Dosen Penguji I Dra. Lisa Marlina, Msi. Dosen Penguji II DR. Khaira Amalia. F, SE, MBA,Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang
go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor internal perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio(LDR).
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapakah nilai eksposur fluktuasi nilai tukar masing-masing perusahaan perbankan yang go public di Indonesia dan apakah terdapat pengaruh simultan dan parsial antara faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia. Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor internal perusahaan, seperti: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh simultan dan parsial terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia.
Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh faktor-faktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar adalah metode analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji secara parsial t) dan secara serempak (uji-F), dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 12.00 for Windows.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hasil uji secara parsial (uji-t) yang dilakukan terhadap seluruh variabel independen yaitu Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Total Assets (ROA)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar. Sementara, Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar. Sedangkan hasil uji secara simultan (uji-F) menyatakan bahwa Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersamaan (serempak) berpengaruh signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses globalisasi perekonomian dunia mendorong munculnya
perusahaan-perusahaan multinasional yang terlibat dalam aktivitas dan transaksi
internasional. Aktivitas perdagangan internasional tidak dapat dipisahkan dari
transaksi valuta asing (Foreign Exchange Transaction). Permintaan akan transaksi
valas terjadi karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi mata uang satu
dengan mata uang yang lain. Pada dasarnya globalisasi perekonomian dapat
menambah nilai perusahaan bahkan memberikan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa transaksi
internasional yang menggunakan kurs valas juga memiliki resiko. Resiko yang
paling jelas ditanggung adalah resiko nilai tukar. Resiko nilai tukar terjadi ketika
nilai tukar atau kurs tidak pasti mengarah pada fluktuasi-fluktuasi yang tidak pasti
pada nilai perusahaan. Adanya variabilitas nilai perusahaan disebabkan oleh
perubahan-perubahan mata uang yang tidak terantisipasi mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut mengalami resiko nilai tukar.
Bank devisa yang merupakan pelaku pasar valas yang terbesar dan paling
aktif melakukan transaksi internasional yang menggunakan kurs valas juga dapat
terkena dampak dari resiko nilai tukar yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi
internasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Mengingat bahwa
perbankan juga memiliki exposure yang mengakibatkan bank juga memiliki
resiko nilai tukar.
Bank umumnya menempatkan operasi valas sebagai suatu pusat laba
(profit center) tersendiri. Banyak bank yang memperoleh laba yang menggiurkan
dari bermain valas karena kepiawaian dalam membaca kondisi pasar, akses
terhadap informasi, kemampuan berdagang valas, dan kemampuan memegang
investasi beresiko tinggi. Namun, kadang bank-bank ini juga dapat menderita rugi
yang cukup besar. Untuk mengatasi resiko tersebut, perusahaan dapat
mengantisipasinya dengan melakukan praktik manajemen resiko perusahaan.
Manajemen resiko terhadap fluktuasi nilai tukar ini dilakukan dengan hedging.
Jumlah bank mengalami penurunan pada akhir 2006 sehubungan dengan
adanya merger dua bank mengakibatkan jumlah bank berkurang dari 131 bank
pada tahun 2005 menjadi 130 bank. Sedangkan jaringan kantor bank umum
bertambah sebanyak 874 kantor. Penutupan bank dapat terjadi pada setiap bank
yang berpotensi menimbulkan resiko, baik kepada perbankan secara umum
ataupun ekonomi dan masyarakat pada khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa
salah satu penyebab penurunan jumlah bank karena adanya eksposur nilai tukar
(foreign exchange exposure) dari transaksi internasional yang dilakukan dalam
kegiatan operasi bank tersebut. Secara umum, kondisi perbankan pada tahun 2006
menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah meningkatnya persepsi resiko
bank terhadap kondisi sektor riil.
Perkembangan jumlah bank dan kantor bank mulai tahun 2003 sampai
Tabel 1.1
Jumlah Bank dan Kantor Bank mulai tahun 2003-2006 (dalam unit)
Kelompok Bank Jumlah
2003 2004 2005 2006
Bank Umum Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia 2006
Nilai tukar rupiah mengalami tekanan sejak akhir Februari 2005 yang
menyebabkan rupiah terdepresiasi disertai volatilitas yang meningkat
dibandingkan tahun 2004. Hal ini terjadi sebagai akibat dari meningkatnya harga
minyak dunia dan peningkatan suku bunga AS, yang pada akhirnya dollar AS
menguat terhadap berbagai mata uang dunia termasuk rupiah. Terdepresiasinya
nilai tukar rupiah terhadap dollar tahun 2005 juga disebabkan karena
meningkatnya permintaan valas terutama untuk memenuhi kebutuhan impor dan
pembayaran utang luar negeri. Sementara itu, sepanjang tahun 2006 nilai tukar
rupiah secara umum mengalami penguatan terhadap dollar disertai pergerakan
kondisi fundamental makroekonomi yang membaik, daya tarik investasi keuangan
di dalam negeri yang terjaga, serta perkembangan ekonomi global yang relatif
lebih kondusif.
Pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2003-2006 disajikan dalam
Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah dan Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Sepanjang Tahun 2003-2006
Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia 2005 dan 2006 (data diolah)
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar
Amerika terjadi akibat adanya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar
yang menyebabkan nilai tukar yang berfluktuatif. Jika fluktuasi nilai tukar
tersebut memberikan dampak terhadap return yang diperoleh perusahaan
perbankan dalam menjalankan operasi perusahaannya, yang pada akhirnya juga
berdampak pada nilai perusahaan yang dicerminkan oleh harga sahamnya, maka
kondisi tersebut dikatakan bahwa perusahaan mengalami foreign exchange
exposure (eksposur nilai tukar) yang sering disebut economic exposure.
Menurut Biro Riset Info Bank (birl), return perbankan per Desember
Rp.29,64% triliun selama tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa karena adanya
volatilitas nilai tukar yang meningkat pada tahun 2004 sampai 2005 sebesar
4,24% (dalam Tabel 1.2), berdampak pada penurunan return perbankan. Dengan
kata lain, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mengalami
eksposur nilai tukar (foreign exchange exposure).
Pengukuran terhadap eksposur yang terjadi dan mengambil tindakan lebih
lanjut harus dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor internal yang dapat
berpengaruh terhadap eksposur nilai tukar khususnya pada industri perbankan
yang go public di Indonesia (Pertiwi : 2007). Faktor-faktor internal yang
dimaksud adalah Return on Total Assets(ROA), dan Loan to Deposit Ratio(LDR)
yang merupakan rasio-rasio keuangan dengan melihat tingkat pengembalian total
aktiva dan komposisi jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang dapat mempengaruhi eksposur nilai tukar
perusahaan perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dadang dan Indra Mulyawan sebagaimana
yang dikutip oleh Pertiwi, menyatakan bahwa semakin tinggi rasio LDR maka
semakin tinggi pula tingkat profitabilitas bank yang pada akhirnya akan
meningkatkan permodalan bank. Dengan demikian, bank akan semakin tahan
dalam menghadapi berbagai resiko khususnya yang berkaitan dengan exchange
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Internal Perusahaan terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada Industri Perbankan yang Go Public di Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah nilai eksposur fluktuasi nilai tukar masing-masing perusahaan perbankan yang go public di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.
2. Apakah terdapat pengaruh simultan antara faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada
industri perbankan yang go public di Indonesia.
3. Apakah terdapat pengaruh parsial antara faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada
C. Kerangka Konseptual
Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar muncul disebabkan oleh adanya
permintaan dan penwaran US Dollar di pasar. Ketika terdapat ketidakseimbangan
permintaan dan penawaran maka terjadi nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
yang berfluktuatif. Jika fluktuasi nilai tukar tersebut berdampak pada nilai
perusahaan yang yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut, maka
dikatakan bahwa perusahaan itu mengalami eksposur fluktuasi nilai tukar
(Anggraeni, dalam Pertiwi:2007). Beberapa perusahaan menggunakan indeks
harga saham sebagai proksi dari nilai perusahaan di masa mendatang, kemudian
memperkirakan bagaimana return saham berubah sebagai akibat dari pergerakan
mata uang (Kuncoro, 2000 : 274 ).
Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) dengan judul Pengaruh
Faktor Internal Perusahaan terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada Industri
Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia menunjukkan adanya foreign
exchange exposure yang dominan signifikan negatif, artinya bahwa melemahnya
nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing memberikan pengaruh negatif
terhadap return saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Quick Ratio, Loan
to Deposit Ratio, Return on Equity, Interest Margin on Loans, Non Performing
Loans, dan Firm Size secara bersamaan (serempak) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.Secara parsial, variabel Return
on Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap eksposur
to Deposit Ratio, Interest Margin on Loans, Non Performing Loans, dan Firm
Size tidak berpengaruh signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (dalam Pertiwi, 2007) dengan
judul The Foreign Exchange Exposure pada bank-bank yang go public
menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on
Equity, Non Performing Loan, dan Firm Size secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap foreign exchange exposure. Secara parsial Loan to
Deposit Ratio, Return on Equity, dan Non Performing Loans memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap foreign exchange exposure.
Adapun kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh antara
faktor-faktor internal yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri
perbankan yang go public adalah:
Faktor-Faktor Internal
1. Return on Total Asset (ROA)
2. Loan to Deposit Ratio(LDR)
Sumber : Madura (2000 : 89), ( data diolah ) Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teoritis yang disajikan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor internal perusahaan, seperti: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh simultan
terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia.
2. Faktor-faktor internal perusahaan, seperti: Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh parsial
terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Indonesia.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh simultan faktor-faktor internal
perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA) dan Loan
to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada
industri perbankan yang go public.
2. Untuk menganalisis pengaruh parsial faktor-faktor internal
perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA) dan Loan
to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan
terutama mengenai teori eksposur fluktuasi nilai tukar.
b. Bagi Perusahaan/Bank
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan eksposur nilai tukar.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi, terutama bagi mahasiswa manajemen yang mengambil
konsentrasi keuangan untuk tujuan penelitian selanjutnya.
F. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
menggunakan situs www.bei.co.id dan di Bank Indonesia (BI) dengan
menggunakan situs www.bi.go.id
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan penulis mulai dari bulan Desember 2007 sampai
2. Batasan Operasional
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a. Variabel Independent (variabel bebas), mencakup: faktor-faktor
internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets (ROA)
dan Loan to Deposit Ratio(LDR)
b. Variabel Dependent (variabel terikat), yaitu: eksposur fluktuasi nilai
tukar.
2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan perbankan
yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki data
Indeks Harga Saham Individu (IHSI) yang lengkap sejak tahun 2003 –
2006 serta memiliki data laporan keuangan perusahaan perbankan yang
lengkap periode tahun 2003 – 2006.
3. Data nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar (Kurs Tengah Rupiah terhadap
US Dollar) periode 2003 sampai dengan 2006 dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) penutupan akhir hari (closing price).
3. Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional variabel-variabel yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat yang digunakan adalah eksposur fluktuasi nilai
tukar (eksposur ekonomi) yang terkait erat dengan fluktuasi kurs untuk
tukar merupakan ukuran potensial, profitabilitas perusahaan dan
mencerminkan nilai pasar yang mengalami perubahan sebagai akibat dari
perubahan nilai tukar. Untuk menghitung eksposur fluktuasi nilai tukar ini,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap Return Saham Individu
(Rit), Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dolar (∆Rst), dan
Return Pasar Saham (Rmt).
Menurut Anggraeni dalam Pertiwi (2003), return saham individu
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Langkah 1:
Rit = IHSIt – IHSIt-1
IHSIt-1
Keterangan:
Rit = tingkat return saham individual pada hari ke t IHSIt = IHSI pada hari ke t
IHSIt-1 = IHSI pada hari ke t-1
Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap USD ini dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus (Anggraeni, dalam Pertiwi : 2003)
Langkah 2:
∆Rst = Rst – Rst-1
X 100 %
Rst - 1
Keterangan:
∆Rst = perubahan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ke t Rst = nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ke t
Return pasar dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Faisal
Abdullah, 2005 : 151)
Langkah 3:
Rmt = IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
Keterangan:
Rmt = tingkat keuntungan rata-rata pasar pada hari ke t IHSGt = IHSG pada hari ke t
IHSGt-1 = IHSG pada hari t-1
Selanjutnya eksposur fluktuasi nilai tukar (β1) pada
masing-masing perusahaan dengan menggunakan model regresi sebagai berikut
(Pertiwi : 2003):
Langkah 4:
Rit = β0 + β1Rst + β2 Rmt + e
Keterangan:
Rit = Return saham individu
Rst = Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
Rmt = Return Pasar Saham
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien eksposur fluktuasi nilai tukar
β2 = Koefisien regresi e = Standar Error
Untuk mendapatkan nilai eksposur, modal regresi tersebut diolah dengan
menggunakan bantuan Software SPSS 12.00 for windows.
2. Variabel Bebas (independent variable)
a. Return on Total Assets (ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume
aktiva lebih cepat berputar dan meraih laba. Rasio ini dapat
diformulasikan sebagai berikut (Harahap : 1998):
Return on Total Assets (ROA) = Laba Bersih
X 100 % Total Aktiva
b. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Kasmir
(2006 : 272), rasio ini diukur dengan rumus:
Loan to Deposit Ratio (LDR) = Jumlah Kredit yang Diberikan
X100% Dana yang Diterima
.4. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri perbankan
yang terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006 dan yang
tidak pernah di-suspend pada periode tersebut. Penarikan sampel yang dilakukan
oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “Non Probability
Sampling” dengan metode “Purposive Sampling”. Purposive sampling merupakan
Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah:
a. Emiten yang memiliki data Indeks Harga Saham Individu (IHSI) yang
lengkap sejak tahun 2003 sampai dengan 2006
b. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2003 sampai
dengan 2006 ( tidak pernah di-suspend )
c. Emiten yang memiliki laporan keuangan yang lengkap sejak tahun 2003
sampai dengan 2006.
Jumlah perusahaan (bank) yang memenuhi syarat dari
kriteria-kriteria yang digunakan penulis dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3
Jumlah perusahaan (bank) yang memenuhi kriteria-kriteria
( dalam unit)
No. Keterangan Jumlah Bank
1. Populasi 23
2. Emiten yang tidak pernah di-suspend ( diberhentikan
sementara ) sejak tahun 2003 – 2006
20
3. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 2003 – 2006
18
4. Emiten yang memiliki Indeks Harga Saham Individu
yang lengkap sejak tahun 2003 – 2006
17
5. Emiten yang memiliki laporan keuangan yang
lengkap sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006
15
6. Emiten yang memenuhi seluruh kriteria penulis 15
Sumber: www.bei.co.id ( data diolah)
Sampel penelitian yang diperoleh berjumlah 15 perusahaan (bank). Adapun ke-15
Tabel 1.4 Sampel Penelitian No. Kode
Emiten
Nama Emiten Tanggal Listing
1 ANKB PT. Bank Artha Niaga Kencana, tbk 02 November 2000 2 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk 31 Mei 2000 3 BBNI PT. Bank Negara Indonesia, Tbk 25 November 1996 4 BBNP PT. Nusantara Parahyangan, Tbk 10 Januari 2001 5 BCIC PT. Bank Century, Tbk 25 Juni 1997 6 BDMN PT. Bank Danamon, Tbk 06 Desember 1989 7 BNGA PT. Bank Niaga, Tbk 29 November 1989 8 BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 21 November 1989 9 PNBN PT. Pan Indonesia Bank, Ltd 29 Desember 1982 10 LPBN PT. Bank Lippo, Tbk 10 November 1989 11 NISP PT. Bank NISP, TBK 20 Oktober 1994 12 BABP PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk 21 Juli 2002 13 BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk 21 November 2002 14 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk 01 Mei 2002
15 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk 29 Agustus 1997 Sumber: www.bei.co.id (data diolah)
5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
tersebut diperoleh dari laporan tahunan Bank Indonesia, buku-buku referensi,
majalah, skripsi, literatur lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam
penelitian, dan data yang diperoleh dari media internet.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan
mengumpulkan data yang berasal dari literatur, skripsi, buku-buku referensi, dan
laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif dan metode analisis statistik, sebagai berikut:
a. Metode Analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data
yang telah dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.
b. Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat (Pertiwi : 2007), yaitu: pengaruh
faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari: Return on Total Assets
(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap eksposur nilai tukar
pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Model regresi yang digunakan adalah:
Y= b0 + b1ROA + b2LDR + e
Keterangan:
Y = Eksposur fluktuasi nilai tukar b0 = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel ROA = Return on Total Assets
LDR = Loan to Deposit Ratio
c. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum data-data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus
memenuhi beberapa syarat asumsi klasik yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependent, variabel independent, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat
apakah variabel-variabel tersebut mempunyai distribusi normal atau
tidak, dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan
kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti
lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar
garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dan gambar normal
P-Plot. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogrov-Smirnov.
Hipotesisnya adalah:
H0 = data residual berdistribusi normal
H1 = data residual tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5 %. Apabila nilai
Asymp.Sig (2-tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data
residual berdistribusi normal. Tetapi, jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) <
taraf nyata (α), maka H1 diterima artinya data residual tidak
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independent. Jika terdapat korelasi maka dikatakan terdapat masalah
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independent. Pengujian multikolinearitas
menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor), dengan
ketentuan:
a. Jika VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius
b. Jika VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang
serius.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang
baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi untuk menguji
autokorelasi digunakan Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan,
sebagai berikut:
a. 1,65 < DW < 2,35 tidak ada autokorelasi
b. 1.21 < DW < 1,65 atau 2,35 <DW < 2,79 tidak dapat
disimpulkan
4. . Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan asumsi dalam regresi dimana varians
dalam residual tidak sama untuk satu pengamatan dengan pengamatan
lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan dengan
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Uji yang dapat digunakan untuk
mengetahui heterokedastisitas adalah dengan melihat penyebaran dari
varians residual pada diagram pencar (scatter plot). Uji lain yang dapat
digunakan adalah: dengan melakukan uji glejser yaitu dengan
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independent. Jika
signifikansi > dari taraf nyata maka tidak dianggap menjadi masalah
heterokedastisitas, dan sebaliknya.
d. Koefisien Determinasi (R2)
Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut
dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R2 (koefisien
determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebas). Nilai R2 ini mempunyai range antara 0 sampai 1.
semakin tinggi R2 (mendekati 1) maka semakin baik regresi tersebut.
Dan jika semakin mendekati 0, maka variabel independen secara
e. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)
Uji signifikansi simultan dilakukan untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b0 = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : minimal satu bi ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel, sebagai berikut:
H0 diterima jika, Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5 %
H1 diterima jika, Fhitung > Ftabel pada α = 5 %
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)
Uji signifikansi parsial dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya
adalah:
H0 : b1 = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
H0 : b2 ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel, sebagai berikut:
H0 diterima jika, ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5 %
BAB II
URAIAN TEORTIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan
yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh
faktor-faktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri
perbankan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan menggunakan
sampel penelitian pada 17 perusahaan perbankan pada kurun waktu 2002 sampai
dengan 2005, ditemukan bahwa secara parsial (uji-t) faktor internal yang
merupakan variabel independent dalam penelitian yaitu: Return on Equity (ROE)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.
Sedangkan, variabel independent lainnya ( Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio,
Interest Margin on Loans, Non Performing Loans, dan Firm Size) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (eksposur nilai tukar). Tetapi,
hasil uji secara simultan (uji-F) menunjukkan bahwa Quick Ratio, Loan to Deposit
Ratio, Interest Margin on Loans, Non Performing Loans, Return on Equity, dan
Firm size secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
eksposur nilai tukar.
Penelitian yang dilakukan Anggraeni (dalam Pertiwi, 2007) dengan judul
“The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di BEI”
menunjukkan adanya foreign exchange exposure yang dominan signifikan negatif
memberikan pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on
Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap foreign exchange exposure. Secara parsial Loan to
Deposit Ratio, Return on Equity, dan Non Performing Loans memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap foreign exchange exposure.
B. Faktor-Faktor Internal Perusahaan
Besarnya eksposur fluktuasi nilai tukar yang terjadi pada perusahaan
perbankan juga akan dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan. Faktor-faktor
internal perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Total
Assets(ROA) dan Loan to Deposit Ratio(LDR).
1. Return on Total Assets (ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari
volume penjualan. Rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur
tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham
& Houston, 2004 : 109). Rasio ini menunjukkan berapa besar dari total
aktiva yang dapat menghasilkan laba sebelum pajak. Semakin besar rasio
ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar
dan meraih laba. Atau dengan kata lain, semakin besar rasio ini berarti
kinerja pihak bank semakin baik. Menurut Harahap (1998), rasio ini dapat
Return on Total Assets (ROA) = Laba Bersih
X 100 % Total Aktiva
2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit relatif
dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank
membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang ditanggung oleh
bank bersangkutan. Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur komposisi
jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Pertiwi (2007),
rasio ini dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
Loan to Deposit Ratio (LDR) = Jumlah Kredit yang Diberikan
X100% Dana yang Diterima
Dana yang diterima oleh bank diperoleh dari:
a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
b. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.
c. Pinjaman yang bukan dari bank berjangka waktu lebih dari 3 bulan dan
tidak termasuk pinjaman subordinasi.
d. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan.
e. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank.
C. Nilai Tukar
Menurut Yuliati dan Prasetio (1998 : 59), bahwa nilai tukar atau kurs
dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang. Nilai tukar atau kurs
menunjukkan suatu harga mata uang, jika dipertukarkan dengan mata uang lain.
Kurs mata uang berfluktuasi setiap saat. Apabila harga suatu mata uang menjadi
semakin mahal terhadap mata uang lain, mata uang itu dikatakan berapresiasi.
Sebaliknya, jika harga suatu mata uang turun terhadap mata uang lain, mata uang
itu disebut terdepresiasi.
Faisal (2001 : 20) menyatakan bahwa
“Kurs (exchange rate) adalah harga suatu mata yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai jumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (direct quote) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut indirect quote)”.
Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor
bahan baku untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang
berlaku. Tetapi, melemahnya nilai rupiah memungkinkan beban utang badan
usaha semakin besar jika dinilai dengan rupiah, dan akhirnya akan berujung pada
menurunnya profitabilitas badan usaha. Jika hal itu terjadi, kinerja badan usaha
juga akan menurun. Menurunnya kinerja badan usaha akan direspon oleh investor
Menurut Madura (1997 : 156), sistem nilai tukar dapat diklasifikasikan
menurut seberapa jauh nilai tukar dikendalikan oleh pemerintah. Sistem nilai
tukar biasanya masuk ke dalam salah satu kategori berikut:
1. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system), nilai tukar dibuat
konstan atau hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat
sempit. Jika nilai tukar mulai bergerak terlalu tajam, pemerintah dapat
melakukan intervensi untuk mempertahankannya dalam batas-batas yang
dimaksud.
2. Sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating exchange rate
system), nilai tukar valuta akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa
intervensi dari pemerintah. Dalam sistem ini, perusahaan-perusahaan
multinasional perlu mencurahkan sumber daya yang substansial untuk
mengukur dan mengelola resiko valuta asing.
3. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed float exchange rate
system), sistem ini menyerupai sistem mengambang bebas karena nilai
tukar dibiarkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan resmi.
Tetapi, menyerupai sistem nilai tukar tetap dalam hal pemerintah dapat
dan kadang-kadang melakukan intervensi untuk mencegah valuta mereka
berfluktuasi terlalu tajam ke satu arah.
4. Sistem nilai tukar terpatok (pegged exchange rate system), dimana valuta
mereka dipatokkan atau dikaitkan ke satu valuta lain, atau ke satu unit
valuta asing (atau unit perdagangan) yang menjadi patokan, valuta tersebut
bergerak mengikuti valuta relatif terhadap valuta-valuta lain.
D. Eksposur
Exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs (Faisal,
2001 :107). Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs
valas secara umum disebut eksposur (Kuncoro, 2000 : 242). Sementara, menurut
Levi (2001 : 313) eksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat
perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena perubahan kurs.
Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil, yang terdapat pada
aset dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai aset
dan kewajiban ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi
dihitung selama periode waktu tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau
lebih kecil dari yang diharapkan yang akan menimbulkan keuntungan atau
kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi. Menurut Faisal (2001 :
107) bahwa exposure memiliki tiga bentuk, yaitu:
1. Translation (Accounting) Exposure merupakan exposure laporan laba
rugi dan neraca MNC terhadap perubahan-perubahan nilai tukar
nominal. Dihasilkan dari fakta bahwa MNC harus mengkonsolidasikan
rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui cash flow-nya yang
didenominasi dalam berbagai valas (mentranslasi laporan keuangan
yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang lokal, dimana
lalu yang dibuat oleh perusahaan). Translation (accounting) exposure
timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksud pelaporan dan
konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/luar
negeri dari mata uang lokal (perusahaan subsidiary) ke mata uang
perusahaan induk (parent company). Jika kurs telah berubah sejak
periode pelaporan sebelumnya, translasi (restatement) dari assets dan
liabilities, revenues, gains, dan loses yang didenominasi dalam valas
akan menghasilkan gains/loses dalam valas (foreign exchange
gains/loses).
2. Transaction Exposure adalah exposure valas perusahaan dalam
transaksi-transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut
terjadi pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan pada masa
datang. Pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-transaksi tersebut
menaikkan keuntungan-keuntungan/kerugian-kerugian mata uang.
Dengan kata lain, selama periode komitmen-komitmen pembayaran
atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat
berubah dengan membuat nilai transaksi ada dalam resiko. Eksposur
transaksi terjadi ketika perusahaan terlibat dalam transaksi yang
didenominasi mata uang asing/valas yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
3. Economic Exposure adalah exposure valas cash flows perusahaan
economic exposure adalah mengukur perubahan-perubahan nilai tukar
yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam PV cash
flows masa datang yang diharapkan/berfokus pada dampak
perubahan-perubahan nilai tukar terhadap nilai perusahaan yang diukur dari
present value dari seluruh cash flows masa datang yang
diharapkan/expected future cash flows. Eksposur yang didasarkan pada
nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan
adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penelitian ini hanya berfokus pada eksposur ekonomi (eksposur
fluktuasi nilai tukar). Hal ini dikarenakan eksposur ekonomi lebih penting sebab
eksposur ekonomi berkaitan dengan kelangsungan bisnis perusahaan dalam
jangka panjang (Pertiwi, 2007 : 25).
Eksposur fluktuasi nilai tukar adalah kepekaan perubahan dalam nilai
riil aset, kewajiban, atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang
domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi (Levi, 2001 : 313).
Eksposur dan resiko valuta asing berkaitan dengan efek ekonomi yang sebenarnya
dari kurs, dengan demikian eksposur fluktuasi nilai tukar juga dapat disebut
sebagai eksposur ekonomi (Levi, 2001 : 337). Eksposur ekonomi berfokus pada
dampak dari fluktuasi-fluktuasi mata uang pada nilai perusahaan.
Eksposur ekonomi tidak hanya mempengaruhi perusahaan multinasional
saja. Perusahaan domestik murni juga dapat dipengaruhi oleh eksposur ini.
pasar domestik. Tidak hanya itu, perusahaan perbankan yang melakukan
transaksi internasional juga akan dipengaruhi oleh eksposur ekonomi.
Secara umum, terdapat metode analisis regresi yang diterapkan untuk
mengukur eksposur ekonomi suatu perusahaan, yaitu (Kuncoro, dalam Pertiwi
2000 : 273-274) :
1. Data historis aliran kas dan kurs, yang dinyatakan dalam persamaan
regresi:
PCF = a0 + a1 PER + e
Dimana PCF adalah persentase perubahan aliran kas yang telah
disesuaikan dengan inflasi yang diukur dalam mata uang lokal selama
periode t; PER adalah persentase perubahan kurs selama periode t.
Koefisien regres a1, menunjukkan derajat sensitivitas PCF terhadap PER.
2. Bila suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai mata uang dan lebih
memfokuskan pada sensitivitas total terhadap pergerakan mata uang dari
pada dampak satu mata uang, maka ia harus mengkonsolidasi mata
uangnya ke dalam suatu indeks gabungan. Persamaan regresinya menjadi:
PCF = b0 + b1 PERI + e
Dimana PERI merupakan persentase perubahan mata uang komposit atau
gabungan selama periode t dan besarnya bobot untuk tiap mata uang
3. Beberapa perusahaan lebih suka menggunakan harga saham sebagai proksi
dari nilai perusahaan dan penaksiran pemegang saham mengenai aliran kas
di masa mendatang. Kemudian memperkirakan bagaimana harga
sahamnya berubah sebagai akibat pergerakan mata uang (dalam model di
atas mengganti PCF dengan persentase perubahan harga saham). Analisis
regresi digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan harga saham
perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Model regresi yang dipilih
adalah:
r = a0 + a1 IHSG + a2 E + e
Dimana e merupakan persentase perubahan harga saham perusahaan;
IHSG merupakan persentase perubahan harga saham gabungan; E adalah
persentase perubahan dari nilai setiap valas; dan koefisien a2
menunjukkan eksposur ekonomi.
E. Partisipasi Perbankan dalam Pasar Valuta Asing
Menurut Faisal (2001 : 17), pasar valuta asing atau devisa merupakan
mekanisme dimana suatu negara dapat memperdagangkan satu mata uang dengan
mata uang lainnya. Pasar devisa memfasilitasi konversi mata uang domestik ke
mata uang asing dan sebaliknya. Pasar valuta asing bukan merupakan suatu
bangunan atau lokasi khusus tempat para pedagang melakukan jual beli sekuritas
Sebagai salah satu peserta utama valuta asing terbesar dan paling aktif,
perbankan (terutama bank komersial besar) bertujuan untuk meng-cover posisinya
dalam memenuhi kebutuhan transaksi komersial, seperti: ekspor-impor,
pengiriman uang dan lain-lain yang dilakukan oleh nasabahnya ataupun untuk
kebutuhan bank tersebut (Faisal, 2001 : 18). Dalam pasar valuta asing, perbankan
juga melakukan suatu kegiatan perdagangan yang dinamakan perdagangan antar
bank yang disebut dengan pasar antar bank (interbank market). Pasar antar bank
terjadi jika sebuah bank mengalami kekurangan valuta asing tertentu dan bank
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERBANKAN
A. PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk
PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk pertama kali didirikan dengan nama
PT. Surabaya Djaja berdasarkan akta No. 22 tanggal 18 September 1969 dari
notaris Oe Siang Djie, SH di Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial pada tanggal 15 Desember 1969, sesuai dengan izin usaha yang
diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No.D.15.6.8.4 tanggal 15 Desember 1969. Bank ini memperoleh peningkatan
status menjadi bank devisa sejak dikeluarkannya SK Bank Indonesia
No.23/26/KEP/DIR tanggal 6 Juli 1990.
Bank ini terdaftar sebagai bank terbuka di Indonesia pada tanggal 2
November 2000 dengan harga perdana ( Initial Public Offering ) sebesar Rp. 500,-
per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Bubutan No. 127 – 135,
Surabaya, Jawa Timur. Pemegang saham bank ini terdiri dari:
1. PT. Tiga Galaxy : 22 %
2. PT. Murni Galaxy : 22 %
3. PT. Prima Rukun Langgeng : 7 %
4. PT. Ramadewan Winoko : 7 %
B. PT. Bank Central Asia, Tbk
PT. Bank Central Asia, Tbk didirikan pada tanggal 10 Agustus 1955
dengan nama N.V Perseroan Dagang dn Industrie Semarang Kniting Factory.
Nama telah diubah beberapa kali, sampai pada tanggal 12 Mei 1974 nama bank
berubah menjadi PT. Bank Central Asia. Bank mulai beroperasi pada tanggal 12
Oktober 1956.
Tanggal 28 Mei 2000, BPPN mengambil alih operasi dan manajemen bank
dan status bank berubah menjadi Bank Taken Over, bank ditetapkan ikut program
kapitalisasi perbankan. Pada tanggal 25 April 2000, BPPN mengembalikan bank
kepada Bank Indonesia. PT. Bank Central Asia, Tbk ini terdaftar sebagai bank
yang go public pada tanggal 31 Mei 2000 dengan harga perdana Rp. 1400,- per
lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23,
Jakarta selatan.
C. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk mulanya didirikan di Indonesia sebagai
bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946 .
selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, Bank BNI
ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946, dan statusnya menjadi bank
umum milik negara. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
1992, tanggal 29 April 2002, dilakukan penyesuaian bentuk hokum Bank BNI
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk berkantor pusat di Jl. Jend. Sudirman
Kav. 1, Jakarta. Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan terdaftar sebagai
bank yang go public pada tanggal 25 November 1996 dengan harga perdana Rp.
850,- per lembar ahamnya.
D. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan berkantor pusat di Jl. Ir. Djuanda No. 95
Bandung, Jawa Barat. Bank ini berdiri pada tanggal 18 Januari 1972 dan terdaftar
sebagai bank go public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Januari 2001
dengan harga perdana Rp. 525,- per lembar sahamnya. Pemegang saham ini antara
lain:
1. PT. Hermawan Senttal Investama : 16,67 %
2. PT. Hermawan Ladang Arta : 16,67 %
3. PT. Gucimas Sukses Makmur : 8,33 %
4. PT. Binadana Nata Arta : 8,33 %
5. PT. Gema Megah Korporindo : 8,33 %
6. PT. Teradana Megah : 8,33 %
E. PT. Bank Century, Tbk
PT. Bank Century, Tbk berkantor pusat di Gedung Sentral Senayan Lantai
16 Jl. Asia Afrika No. 8, Jakarta. Bank ini berdiri pada tanggal 30 Mei 1989dan
mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 April 1990. Pada tanggal 22
April 1993 bank memperoleh status sebagai bank devisa, dan terdaftar sebagai
bank yang go public pada tanggal 25 Juni 1997 dengan harga perdana Rp. 900,-
per lembar sahamnya. Pemegang saham bank ini antara lain:
1. Morgan Stanley & Co. Inc : 16,74 %
2. Amex Bank, Singapore : 9,53 %
3. PT. Century Mega Investindo : 7,16 %
4. UBS Ag, Singapore : 5,69 %
5. Public : 60,88 %
F. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk berdiri pada tanggal 16 Juli 1956
berdasarkan akta notaris Meester Raden Soedja, SH, No. 134. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No.J.A.5/40/8 tanggal 24 April 1957 dan telah diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara No. 664, Berita Negara Republik Indonesia No. 64 tanggal 7 Juni
1957. bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan bank devisa
masing-masing berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 161259/U.M.II
tanggal 30 September 1958 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk ini berkantor pusat di Menara Bank
Danamon Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4/6, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank
yang go public pada tanggal 6 Desember 1989 dengan harga perdana Rp. 12.000,-
per lembar sahamnya.
G. PT. Bank Niaga, Tbk
PT. Bank Niaga, Tbk berkantor pusat di Graha Niaga, Jl. Jend Sudirman
No. 58, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public pada tanggal 29
November 1989 dengan harga perdana Rp. 12.500,- per lembar sahamnya.
PT. Bank Niaga, Tbk didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan
yang dibuat di hadapan Raden Meester Soewandi. Notaris di Jakarta No. 90
tanggal 26 September 1955. Dalam rangka pelaksanaan program kapitalisasi,
BPPN menetapkan PT. Bank Niaga, Tbk sebagai peserta program kapitalisasi
melalui Surat Keputusan ketua BPPN No-27/BPPN /0799 tanggal 2 Juli 1999.
bank beroperasi di bidang perbankan dan melalui anak perusahaan menyediakan
jasa keuangan laiinya, yaitu: pembiayaan, manajemen investasi, reksadana,
perdagangan saham, penjaminan emisi saham, dan asuransi jiwa.
H. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk berkantor pusat di Plaza
BII-Menara Dua Lantai 6 Jl. MH Thamrin Kav. 22, Jakarta. Bank ini berdiri pada
tanggal 15 Mei 1959 dan pada tanggal 22 April 1993 bank memperoleh status
bank yang go public pada tanggal 21 November 1989 dengan harga perdana Rp.
11.000,- per lembar sahamnya. Pemegang bank ini antara lain:
1. Pemerintah Indonesia ( BPPN ) : 57,68 %
2. Bank Internasional Industri, Tbk : 15,11 %
3. PT. KSEI : 8,45 %
4. PT. Sinar Mas Multiartha : 4,34 %
5. Public :14,42 %
I. PT. Pan Indonesia Bank, Tbk
PT. Pan Indonesia Tbk berkantor pusat di Gedung Bank Panin Pusat Jl.
Jend. Sudirman Kav. 1, Senayan Jakarta. Bank ini berdiri pada tahun 1971 melalui
penggabungan tiga bank swasta, yaitu: PT. Industri Dagang Indonesia Pesiar
Bank, PT. Kemakmuran Bank, PT. Industri Djaja Indonesia. Bank memperoleh
status sebagai bank devisa pada tahun 1972 dan terdaftar sebagai bank yang go
public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Desember 1982, dengan harga
perdana Rp. 3475,- per lembar sahamnya. Pemegang saham bank ini antara lain:
1. Panin Life, Tbk : 36,08 %
2. Public : 62,92 %
J. PT. Bank Lippo, Tbk
PT. Bank Lippo berkantor pusat di Menara Asia, Jl. Raya Diponegoro 101,
Lippo Karawaci. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public pada tanggal 2
PT. Bank Lippo, Tbk didirikan pada tanggal 11 Maret 1948 berdasarkan
akta notaris Meester Karel Eduard Krijgsman No. 51. Akta pendirian tersebut
telah disahkan leh Menteri Kehakiman Surat Keputusan No. J.A.5/11/24 tanggal 3
April 1948. Ruang lingkup kegiatan bank adalah menjalankan aktivitas umum
perbankan dan bank juga telah memperoleh izin untuk melakukan aktivitas
sebagai bank devisa .
K. PT. Bank NISP, Tbk
PT Bank NISP, Tbk berkantor pusat di Jl. Taman Cibeunying Jakarta
Selatan No.31 Bandung. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public pada
tanggal 20 oktober 1994 dengan harga perdana Rp. 1300,- per lembar sahamnya.
Perseroan didirikan di Bandung pada tahun 1941 dengan nama N.V.
Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank" atau disingkat NISP dan
memperoleh status sebagai bank komersial pada tahun 1967. Pada tahun 1990,
perseroan memperoleh status sebagai bank devisa, dan kemudian melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham ( go public ) pada tahun 1994.
L. PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk
PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 31 Juli 1989
dan berkantor pusat di Wisma Bumiputera Lantai 14 Jl. Jend. Sudirman Kav. 75,
Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public dengan harga perdana
Pemegang saham bank ini antara lain:
1. AJB Bumiputera 1912 : 5,98 %
2. ICB Financial Group Holdings AG : 67,07 %
3. Publik : 26,95 %
M. PT. Bank Kesawan, Tbk
PT. Bank Kesawan, Tbk didirikan 28 April 1913 dan berkantor pusat di Jl.
Hayam Wuruk No. 33, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public
dengan harga perdana Rp. 250,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham bank terdiri dari:
1. PT. Adhi Tirta Mustika : 64,03 %
2. PT. Arthavest, Tbk : 11,97 %
3. PT. Kapita Sekurindo : 19,95 %
4. Publik : 4,05 %
N. PT. Bank Swadesi, Tbk
PT. Bank Swadesi, Tbk didirikan pada tanggal 28 September 1968 dan
berkantor pusat di Jl. K.H Samanhudi No. 37, Jakarta. Bank ini juga terdaftar
sebagai bank yang go public dengan hrga perdana Rp. 250,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham bank terdiri dari:
1. Bank of India : 76 %
2. PT. Panca Mantra Jaya : 17,09 %
O. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 7
September 1989 dan berkator pusat di Mayapada Tower, Ground Floor Jl. Jend.
Sudirman Kav. 28, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank yang go public di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus1997 dengan harga perdana Rp.
800,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham bank terdiri dari:
1. Briliant Bazar Pte, Ltd : 15,52 %
2. PT. Mayapada Karunia Coorporation : 26,47 %
3. PT. Mayapada Kasik Coorporation : 18,66 %
4. Summertime Limited : 20,88 %
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang
dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan secara objektif. Hasil estimasi variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2003 – 2006
Besarnya nilai eksposur fluktuasi nilai tukar diukur sebagai koefiesien
regresi ß1 yang menunjukkan derajat sensitivitas return saham individu
terhadap perubahan nilai tukar. Dalam pengukuran yang dilakukan terhadap
15 sampel perbankan selama periode penelitian, ditemukan adanya eksposur
fluktuasi nilai tukar baik dengan arah positif (+) maupun negatif (-), artinya
bahwa perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar membawa pengaruh
terhadap return saham. Nilai eksposur fluktuasi nilai tukar dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar (ß1)
pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003- Tahun 2006
NO. KODE EMITEN
2003 2004 2005 2006
RATA-RATA
1 ANKB -15,114 -17,147 9,039 -3,188 -6,6025 2 BBCA 17,357 -83,764 21,107 -11,554 -14,214 3 BBNI -463,094 -47,512 35,166 17,610 -114,548 4 BBNP 11,501 9,278 -9,016 1,286 3,262 10 LPBN -118,165 -65,216 38,652 -11,608 -39,084 11 NISP 67,728 -26,551 7,056 9,554 14,447 12 BABP 1,349 -16,432 -18,764 9,470 -6,094 13 BKSW -9,588 -13,041 -11,087 0,622 -8,274 14 BSWD 7,961 -13,209 -5,992 -0,278 -2,880 15 MAYA -0,624 -44,315 -78,659 21,645 -25,488
RATA-RATA -45,320 46,894 11,387 -2,195
Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa secara rata- rata bank yang memiliki
eksposur dengan arah paling negatif dari tahun 2003 sampai dengan 2006
adalah PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) yaitu sebesar -114,548.
Sedangkan, eksposur dengan arah paling positif dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2006 dimiliki oleh PT. Bank Niaga, Tbk (BNGA) yaitu sebesar
283,653. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2003 sampai dengan
tahun 2006, perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar
Rupiah terhadap US Dollar adalah PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI)
Jika dilihat secara keseluruhan dari semua sektor industri perbankan
paling negatif terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar -45,320. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh perusahaan perbankan yang go public di
Indonesia paling terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US
Dollar terjadi pada tahun 2003.
Tahun 2003 nilai eksposur dengan arah paling negatif dimiliki oleh
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) yaitu sebesar -463,094. Hal ini
menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) merupakan
perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar pada tahun 2003.
Tahun 2004 nilai eksposur dengan arah paling negatif dimiliki oleh
PT. Pan Indonesia Bank, Ltd (PNBN) yaitu sebesar -84,847. Hal ini
menunjukkan bahwa PT. Pan Indonesia Bank, Ltd (PNBN) merupakan
perusahaan yang paling terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar pada tahun 2004.
Tahun 2005 nilai eksposur dengan arah paling negatif dimiliki oleh
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) yaitu sebesar -78,659. Hal
ini menunjukkan bahwa PT. Ban Mayapada Internasional, Tbk (MAYA)
merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar
Rupiah terhadap US Dollar pada tahun 2005.
Tahun 2006 nilai eksposur dengan arah paling negatif dimiliki oleh
PT. Pan Indonesia Bank, Ltd (PNBN) yaitu sebesar -45,315. Hal ini
perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar pada tahun 2006.
2. Deskripsi Return on Total Assets (ROA) pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006
Tabel 4.2 menggambarkan nilai variabel Return on Total Assets (ROA)
pada masing-masing perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006.
Pada tabel ini dapat dilihat nilai Return on Total Asstes (ROA) mengalami
kenaikan maupun penurunan pada setiap tahun penelitian. Return on Total
Assets(ROA) diukur dengan perbandingan laba bersih dengan total aktiva.
Apabila rasio ini semakin besar berarti aktiva dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba. Dengan kata lain, semakin besar Return on Total
Assets (ROA), semakin baik karena kinerja pihak bank semakin baik pula.
Nilai variabel Return on Total Assets (ROA) dapat dilihat pada Tabel 4.3