• Tidak ada hasil yang ditemukan

Family Counseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Family Counseling"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAM I LY COUN SELI N G

H ASN I D A, S.Psi

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Pr ogr a m St u di Psik ologi Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

APAKAH KELUARGA I TU ?

Terdapat beberapa bent uk keluarga, yait u :

- Nuclear Fam ily.

- Ext ended Fam ily.

- Keluarga cam pur.

GAM BARAN KELUARGA M OD EREN

- Perceraian.

- Pernikahan kem bali.

- Kedua orang t ua bekerj a.

Gam baran keluarga dem ikian kem ungkinan besar akan m enim bulkan m asalah bagi anggot a keluarganya.

D ASAR- D ASAR FAM I LY COUN SELI N G

Pusat dari syst em int erpersonal dalam t iap kehidupan seseorang adalah keluarga. Seorang bayi belaj ar bagaim ana hidup dan m enerim a kehidupan it u m elalui int eraksinya dalam keluarga. I nt eraksi seseorang di m asa depan m em perlihat kan int ensit as ikat an em osi dan kepercayaan dasar t erhadap diri dan dunia luar yang dihasilkan pada int eraksi aw al dalam keluarga ( Fram o, 1976, dalam Kendall, 1982 : 517) . Saat anak- anak t um buh dan m at ang, m ereka berubah dalam banyak hal dan keluargapun berubah pula. Hal ini berlangsung selam a perkem bangan seseorang dalam rent ang kehidupannya.

Jika anak, rem aj a, at au orang dew asa m engalam i disfungsi psikologis, m asalah ini m ungkin beraw al dari konflik yang t ak t erpecahkan dalam keluarga di m asa lalu ( Jackson, 1965, dalam Kendall, 1982) . Misalnya suat u pasangan m ungkin m em baw a anak m ereka unt uk konseling/ t erapi, hanya unt uk m enyat akan bahw a m asalah m ereka dengan anaknya hanyalah m asalah sekunder dalam konflik perkaw inannya. Hal ini m ungkin kasus dim ana anak t erj ebak di t engah- t engah di ant ara m asalah kedua orangt uanya, yang dapat m engem bangkan sym pt om - sim pt om sepert i anxiet y, t idak pat uh at au gagal di sekolah, dim ana hal ini m enyebabkan t ekanan t erhadap sit uasi keluarga. Dem ikian j uga halnya dengan klien dew asa, dim ana m ungkin berusaha m enanggulangi perasaan depresinya, sebagai akibat dari konflik perkaw inannya yang sangat m engganggu kepercayaan dirinya, dengan m engem bangkan penghargaan diri yang besar.

Weakland ( 1960, dalam I m bercoopersm it h, 1985) m em buat hipot esa bahw a seseorang yang m engalam i gangguan perilaku berat m erupakan korban dari pesan-pesan ket idakrukunan sat u pihak dengan pihak lain dalam keluarga.

(2)

dim ana salah sat u orang t ua dan anak bersekut u unt uk m elaw an orang t ua yang lain, dan ( 3) “ t riangulasi” , dim ana anggot a ( biasanya anak) berada dalam koalisi yang t ert ut up dengan dua anggot a lain yang sedang m engalam i konflik.

I m bercoopersm it h ( 1985) m enyat akan bahw a Fam ily Conselor/ Therapist harus m em liki kem am puan m enganalisa bagaim ana pola t riadic di dalam keluarga, m elakukan int ervensi yang efekt if bagi pola t riadic dengan m em berikan t ugas-t ugas, dan m enghindari hubungan yang kurang baik anugas-t ara hubungan ugas-t riadic para anggot a keluarga dengan professional.

Meskipun m asalah klien bukan karena disfungsi dalam keluarga, keluarga dapat m enj adi sum ber yang pent ing dalam proses konseling/ t erapi. Jadi, konselor/ t erapist berusaha m em beri gam baran m engenai dukungan dan dorongan anggot a keluarga j ika individu berusaha unt uk keluar dari perm asalahan m elalui proses konseling/ t erapi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan bant uan seluruh anggot a keluarga.

Jika konselor/ t erapist m elakukan int ervensi t erhadap keluarga at au pasangan, seluruh anggot a keluarga hendaknya t erlibat bersam a. Hal ini disebut Conj oint Conseling/ Therapy, karena seluruh keluarga dilihat sebagai kelom pok t unggal. Jadi, perm asalahan t idak hanya didiskusikan dengan sat u at au dua anggot a keluarga saj a. Konseling/ t erapi ini m em liki keunt ungan m em baw a seluruh anggot a keluarga secara langsung dalam proses t erapi. Hal ini m em ungkinkan adanya kesepakat an unt uk bekerj asam a unt uk perubahan dan m em perkecil kem ungkinan anggot a keluarga yang lain m em berikan bim bingan yang berbeda ( Kendall et al., 1982 : 517- 518) .

Fam ili Conseling/ Therapy m erupakan sat u bent uk int ervensi yang dit uj ukan bagi penyelesaian m asalah keluarga. Pendekat an pada int ervensi ini sangat concerned dengan st rukt ur keluarga ( baik dalam bent uk dyad m aupun t riad) . Yang dim aksud dengan dyad adalah 2 orang yang diam at i dan diperlakukan sebagai 1 unit , biasanya parent al dyad. Sedangkan t riad adalah 3 orang yang diam at i sebagai 1 unit . Yang diobservasi adalah bagaim ana para anggot a keluarga berint eraksi sat u sam a lain. Oleh karena it u, t erdapat beberapa hal yang m enj adi focus dari Fam ili Conseling/ Therapy, yait u :

- Mengubah sekuen perilaku diant ara anggot a keluarga.

- Mem beranikan anggot a keluarga unt uk berpendapat beda dari yang lain.

- Mengusulkan beberapa alliance ( persekut uan at au perserikat an) dan

m elem ahkan beberapa yang lain.

Jadi, focus dari Fam ily Conseling/ Therapy lebih pada out com e dan perubahan, bukan pada m et odenya it u sendiri. Ukuran dari keberhasilan konseling/ t erapi adalah bila ada perubahan dalam fam ily const ruct .

Keluarga dipandang sebagai sat u unit fungsi, sehingga diperlukan pula sebagai sat u kesat uan. Bila ada salah sat u anggot a keluarga yang

m enunj ukkan m asalah yang am at m enonj ol, m aka ini dianggap sebagai sym pt om dari sakit nya kelurga.

Jadi, yang t erut am a diperhat ikan adalah “ relat ionship” di ant ara anggot a keluarga. Apa yang diint erpret asi adalah suasana yang dicipt akan oleh relasi keluarga it u dan bukannya sym pt om - sym pt om yang m uncul ( Perez, 1979) .

D EFI N I SI FAM I LY COUN SELI N G

(3)

Bila diperlukan konseling/ t erapi keluarga, m aka ini diart ikan bahw a t erj adi hal yang t idak seim bang dalam keluarga, m isalnya salah sat u anggot a kelurga m engem bangkan suat u sym pt om t ert ent u yang t idak dapat dit oleransikan oleh anggot a lainnya. Orang yang m engem bangkan sym pt om ini disebut “ ident ified pat ient ” . Walaupun dem ikian “ ident ified pat ient ” t idak selalu berart i penderit a, karena m ungkin saj a anggot a lain yang m erasa lebih m enderit a dengan sym pt om yang dikem bangkan oleh “ ident ified pat ient ” .

Dari sudut pandang conselor/ t erapist , “ ident ified pat ient ” m erupakan product dan j uga m ungkin kont ribut or dari gangguan- gangguan int erpersonal keluarga. Gangguan ini berakar pada fam ilial value dan at t it ude, yang saling t erj alin pula dengan em osi para anggot a keluarga.

Berdasarkan uraian t ersebut di at as, Fam ily Conseling/ Therapy dapat didefinisikan sebagai suat u proses int erakt if yang berupaya m em bant u keluarga m em peroleh keseim bangan hom eost asis, sehingga set iap anggot a keluarga dapat m erasa nyam an ( com fort able) .

Dengan m aksud t ersebut , conselor/ t erapist bekerj a berdasarkan beberapa asum si, yait u :

1. Manifest asi keluhan salah sat u anggot a keluarga t idak dat ang dari dirinya sendiri, t et api sebagai hasil int eraksinya dengan sat u at au lebih anggot a keluarga lainnya.

2. Sat u at au dua nggot a keluarga m ungkin saj a m enunj ukkan perilaku yang w ell- adj ust ed. Gam baran ini m enunj ukkan bahw a “ ident ified pat ient ” t idak selalu berart i penderit a.

3. Bila keluarga secara kont inu m engikut i t erapi, m aka ini berart i ada m ot ivasi yang t inggi unt uk m enghasilkan kondisi hom eost asis.

4. Relasi orangt ua akan m em pengaruhi relasi di ant ara seluruh anggot a keluarga ( Perez, 1979) .

PRI N SI P- PRI N SI P FAM I LY COUN SELI N G

Secara garis besar, prinsip yang pent ing dalam pendekat an ini adalah : 1. Bukan m et ode baru unt uk m engat asi hum an problem .

2. Set iap anggot a adalah sej aj ar, t idak ada sat u yang lebih pent ing dari yang lain.

3. Sit uasi saat ini m erupakan penyebab dari m asalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.

4. Tidak perlu m em perhat ikan diagnost ik dari perm asalahan keluarga, karena hal ini hanya m em buang w akt u saj a unt uk dit elusuri.

5. Selam a int ervensi berlangsung, konselor/ t erapist m erupakan bagian pent ing dalam dinam ika keluarga, j adi m elibat kan dirinya sendiri.

6. Konselor/ t erapist m em beranikan anggot a keluarga unt uk m engut arakan dan berint eraksi dengan set iap anggot a keluarga dan m enj adi “ int ra fam ily involved” .

7. Relasi ant ara konselor/ t erapist m erupakan hal yang sem ent ara. Relasi yang perm anen m erupakan penyelesaian yang buruk.

8. Supervisi dilakukan secara riil/ nyat a ( conselor/ t herapist cent er) ( Perez, 1979) .

TI GA TEORI D I N AM I KA KELUARGA Te or i Pe r a n :

Keluarga adalah suat u unit yang berfungsi sesuai at au t idak sesuai m enurut t ingkat persepsi peran dan int eraksi di ant ara kinerj a peran dari set iap anggot anya.

(4)

- Kom plem ent arit as. - Pert ukaran Peran. - Konflik Peran. - Kebalikan Peran.

Dengan m enilai peran keluarga, konselor dapat m engert i dinam ika keluarga dan dapat m em bim bing dengan int ervensi yang paling sesuai unt uk m eningkat kan berfungsinya keluarga.

Te or i Pe r k e m ba n ga n :

Keluarga yang berhasil, berfungsi dengan baik, bahagia, dan kuat t idak hanya seim bang, t et api perhat ian t erhadap anggot a keluarga yang lain, m enggunakan w akt u bersam a- sam a, m em iliki pola kom unikasi yang baik, m em iliki t ingkat orient asi yang t inggi t erhadap agam a, dan dapat m enghadapi krisis dengan pola yang posit if. Krisis dalam keluarga dapat lebih dim engert i, apabila t iap t ahap perkem bangan keluarga dit elit i, karena set iap t ahap m em punyai perm int aan peran, t anggung j aw ab, problem dan t ant angan- t ant angan sendiri- sendiri.

Tahapan perkem bangan keluarga ( Becvar, 1993 : 128- 129) : 1. Keluarga baru.

2. Keluarga dengan anak. 3. Keluarga dengan balit a..

4. Keluarga dengan anak sekolah. 5. Keluarga dengan anak rem aj a. 6. Keluarga sebagai pusat peluncuran. 7. Keluarga t ahun- t ahun t engah. 8. Pensiun.

Te or i Sist e m :

Beberapa asum si m engenai keluarga :

1. Perubahan dan st ress anggot a keluarga berpengaruh t erhadap seluruh keluarga.

2. Keluarga m em iliki pola int eraksi.

3. Sim pt om fisik dan psikososial berkait an dengan pola int eraksi keluarga.

4. Ciri keluarga sehat adalah kem am puan m enyesuaikan diri t erhadap perubahan.

5. Berbagi t anggung j aw ab bersam a.

6. Perilaku berm asalah harus dipecahkan, sebelum m enganggu keharm onisan keluarga.

Sist em keluarga yang disfungsional m em iliki 2 dim ensi, yang m asing- m asing m em iliki 4 t ingkat an, yait u : Fam ily Cohesion ( ket erikat an em osional) , t erdiri dari rigid, st ruct ured, flexible, dan kacau; dan Fam ily Adapt abilit y ( kem am puan penyesuaian t erhadap perubahan) , yang t erdiri dari disengaged ( lepas) , separat ed ( t erpisah) , connect ed ( berhubungan) , dan enm eshed ( t erlibat ) . Bent uk sist em keluarga t ersusun dalam m odel Circum plex ( Olson, 1986) . Dim ana m asing- m asing bent uk m erupakan hasil int eraksi dari m asing- m asing t ingkat an di ant ara kedua dim ensi t ersebut . Bent uk- bent uk syst em keluarga t ersebut akan dapat dikelom pokkan dalam t iga kat egori, yait u : seim bang, cam puran, dan t idak seim bang.

(5)

TUJUAN FAM I LY COUN SELI N G

Secara um um , t uj uan fam ily conseling/ t herapy adalah :

1. Mem bant u anggot a keluarga unt uk belaj ar dan secara em osional m enghargai bahw a dinam ika kelurga saling bert aut an di ant ara anggot a keluarga.

2. Mem bant u anggot a keluarga agar sadar akan kenyat aan bila anggot a keluarga m engalam i problem , m aka ini m ungkin m erupakan dam pak dari sat u at au lebih persepsi, harapan, dan int eraksi dari anggot a keluarga lainnya.

3. Bert indak t erus m enerus dalam konseling/ t erapi sam pai dengan keseim bangan hom eost asis dapat t ercapai, yang akan m enum buhkan dan m eningkat kan keut uhan keluarga.

4. Mengem bangkan apresiasi keluarga t erhadap dam pak relasi parent al t erhadap anggot a keluarga ( Perez, 1979) .

Secara khusus, fam ily conseling/ t herapy bert uj uan unt uk :

1. Mem buat sem ua anggot a keluarga dapat m ent oleransikan cara at au perilaku yang unik ( idiosyncrat ic) dari set iap anggot a keluarga.

2. Menam bah t oleransi set iap anggot a keluarga t erhadap frust rasi, ket ika t erj adi konflik dan kekecew aan, baik yang dialam i bersam a keluarga at au t idak bersam a keluarga.

3. Meningkat kan m ot ivasi set iap anggot a keluarga agar m endukung, m em besarkan hat i, dan m engem bangkan anggot a lainnya.

4. Mem bant u m encapai persepsi parent al yang realist is dan sesuai dengan persepsi anggot a keluarga ( Perez, 1979) .

KON SELI N G KELUARGA D AN PERKAW I N AN

Profesi konseling perkaw inan dan keluarga dipelopori oleh Alfred Adler yang m endirikan klinik bim bingan anak di sekolah- sekolah dan kom unit as. Adler m endidik orang t ua t ent an dinam ika keluarga , rivalit as ant ar saudara dan pengaruh urut an kelahiran sert a m engaj arkan cara- cara yang sesuai dalam m endisiplinkan anak. Kem udian berkem bang pesat sej ak 1940- 50 an disebabkan oleh banyak hal :

- m enyangkut t eori- t eori perkem bangan

- kebut uhan- kebut uhan dalam populasi

- t em uan- t em uan riset

Konseling keluarga t erut am a unt uk m em bant u keluarga dari para penderit a skizofrenia sebagai cara baru unt uk m em aham i dan m enangani penderit a gangguan m ent al, kem udian berkem bang unt uk m em bant u keluarga- keluarga yang t idak berfungsi baik.

Beberapa pendekat an baru dalam konseling keluarga:

- Mult iple fam ily t herapy; m erupakan grup t erapi dengan secara rut in keluarga m enj alani konseling dengan saling m encerit akan problem dan saling m em bant u dalam penyelesaiannya.

- Mult iple im pact t herapy; penanganan seluruh keluarga oleh konselor kom unit as yang m ult i disipliner selam a w akt u yang singkat ( 2 hari)

- Net w ork t herapy; m erupakan grup t erapi, dim ana sej um lah orang dim obilisasi

dalam sat u kelom pok krisis yang bersifat t eraput ik.

Ranah konseling perkaw inan kadang- kadang digabung dalam m odel- m odel konseling keluarga, t api sej ak 1970- an lebih sering dipisahkan.

Terdapat 5 m acam pendekat an dalam konseling perkaw inan : - Psikoanalit ik

(6)

- Sist em - sist em keluarga Bow en

- St rat egi st rukt ural

- REBT ( Rasional Em ot ive Behavioral Therapy )

Pendekat an- pendekat an konseling keluarga lebih luas, t api yang paling dom inan adalah :

- Psikodinam ika.

- Experient ial.

- Behavioral.

- St rukt ural.

- Solut ion Focused.

- Narrat ive.

Pelaksanaan konseling perkaw inan dan keluarga harus selalu dalam kerangka berpikir yang berbasis t eorit is dan m engingat bahw a anggot a- anggot a dalam perkaw inan dan keluarga adalah dalam lingkungan hidup individu dan keluarga. Konselor j uga harus m enggunakan t eori- t eori individual at au kelom pok dengan saling m elengkapi at au m engurangi.

A.TEORI KELUARGA PSI KOD I N AM I K

Pendekat an ini m enggunakan cara dan st rat egi psikot erapi individual dalam sit uasi Keluarga dengan:

- m endorong m unculnya in sigh t t ent ang diri sendiri dan anggot a keluarga. - unt uk m em bant u keluarga dalam pert ukaran em osi

- kont ak konselor hanya sem ent ara dan konselor akan m enarik diri j ika

keluarga t elah m am pu m engat asi problem nya secara konst rukt if.

Dasar Pem ikiran

Proses unconsciousness ( baw ah sadar) m em pengaruhi hubungan kebersam aan ant aranggot a keluarga dan m em pengaruhi individu dalam m em buat keput usan t ent ang siapa yang dia nikahi. Obj ect s ( orang- orang yang pent ing / signifikan dalam kehidupan) diident ifikasi at au dit olak. Kekuat an unconsciousness benar- benar dianggap sangat berpengaruh.

Peranan Konselor :

Seorang guru dan int erpret er pengalam an ( analisis) .

Treat m ent : individual → kadang- kadang dengan keluarga

Tuj uan Treat m ent :

Unt uk m em ecahkan int eraksi yang t idak berfungsi dalam keluarga yang didasarkan pada proses unconsciousness ( baw ah sadar) , unt uk m erubah disfungsional individu.

Teknik :

Transference, analisa m im pi, konfront asi, focusing pada kekuat an- kekuat an, riw ayat hidup.

Aspek- aspek yang unik :

(7)

B.TEORI KELUARGA BOW EN Dasar pem ikiran

Teori dan t erapi adalah sam a. Pola- pola keluarga t am paknya diulang. Adalah pent ing unt uk m em bedakan diri seseorang dari keluarganya. Kecem asan yang t ak t erkont rol m enghasilkan ket idakm am puan berfungsi keluarga.

Peran Konselor

Akt ivit as konselor sebagai pelat ih dan guru dan berkonsent rasi pada isu- isu ket erikat an dan diferensiasi.

Unit Treat m ent : individu at au pasangan.

Tuj uan konseling

Unt uk m encegah t riangulasi dan m em bant u pasangan dan individu berhubungan pada level cognit ive, unt uk m enghent ikan pengulangan pola- pola int ergenerasi dalam hubungan keluarga.

Teknik :

Genogram s, kem bali ke rum ah, det riangulasi, hubungan orang perorang, perbedaan self.

Aspek unik :

Mengukur hubungan- hubungan int ergenerasi dan pola- pola yang diulang, syst em at ic, dalam t eori yang m endalam .

C. KON SELI N G KELUARGA EXPERI EN TI AL ( Pe n ga la m a n ) Dasar pem ikiran

Masalah- m asalah keluarga berakar dari perasaan- perasaan yang di t ekan, kekakuan, penolakan / pengabaian im puls- im puls, kekurangw aspadaan, dan kem at ian em osional.

Peran konselor

Konselor m enggunakan pribadinya sendiri. Mereka harus t erbuka, spont an, em pat ic, sensit ive dan harus m endem onst rasikan perhat ian dan penerim aan. Mereka harus m em perlakukan dengan t erapi regresi dan m engaj ari anggot a keluarga ket eram pilan- ket eram pilan baru dalam m engkom unikasikan perasaan- perasaan secara gam blang.

Unit Treat m ent

Difocuskan pada individu dan ikat an- ikat an pasangan. Whit aker m engkonsent rasikan perhat iannya dengan m em pelaj ari t iga generasi keluarga.

Tuj uan Treat m ent

Unt uk m engukur pert um buhan, perubahan, kreat ivit as, fleksibilit as, spont anit as dan playfulness, unt uk m em buat t erbuka apa yang t ert ut up, unt uk m engem bangkan ket ert ut upan em osional dan m engurangi kekakuan, unt uk m em buka defence-defence, sert a unt uk m eningkat kan self- est eem .

Teknik

(8)

perasaan dan m em bangun at m osfer em osional m endalam dan m em beri sugest i-sugest i sert a arahan- arahan.

Aspek- aspek unik

Mem prom osikan kreat ivit as dan spont anit as dalam keluarga, m endorong anggot a-anggot a keluarga unt uk m engubah peran m engem bangkan pengert ian t erhadap diri sendiri dan pengert ian pada yang lain, hum anist ik dan m em perlakukan seluruh anggot a keluarga dengan st at us yang sam a, m engem bangkan kew aspadaan perasaan di dalam dan diant ara anggot a keluarga, m endorong pert um buhan.

D .KON SELI N G KELUARGA BEH AVI ORAL Dasar pem ikiran

Perilaku dipert ahankan at au dikurangi m elalui konsekuensi- konsekuensi, perilaku m aladapt ive dapat diubah ( dihapus) at au dim odifikasi. Perilaku adapt ive dapat dipelaj ari, m elalui kognisi, rat ional m aupun irat ional. Perilaku dapat dim odifikasi dan hasilnya akan m em baw a perubahan- perubahan.

Peran konselor

Direct iv, m elakukan pengukuran dan int ervensi dengan hat i- hat i, konselor t am pak sepert i guru, ahli dan pem beri penguat , dan focus pada problem m asa sekarang.

Unit Treat m ent

Training orang t ua, hubungan perkaw inan dan kom unikasi pasangan dan t reat m ent pada disfungsi sexual, m enekankan pada int eraksi pasangan, kecuali dalam t erapi peran keluarga.

Tuj uan t reat m ent

Unt uk m enim bulkan perubahan m elalui m odifikasi pada ant ecedent - ant ecedent at au konsekuen- konsekuen dari perbuat an, m em berikan perhat ian spesial unt uk m em odifikasi konsekuensi- konsekuensi, m enekankan pada pengurangan perilaku yang t idak diharapkan dan m enerim a perilaku posit if, unt uk m engaj arkan ket eram pilan sosial dan m encegah problem - problem m elalui m engingat kan kem bali, unt uk m eningkat kan kom pet ensi individu dan pasangan- pasangan sert a m em berikan pengert ian t ent ang dinam ika perilaku.

Teknik

Operant condit ioning, classical condit ioning, social learing t heory, st rat egi- st rat egi kognit if – behavioral, t ehnik syst em at ic desensit izat ion, reinforcem ent posit if, reinforcem ent sekej ap/ singkat , generalisasi, kehilangan, ext inct ion, m odeling, t im bal balik, hukum an, t oken- ekonom is, quid proquo exchanges, perencanaan, m et ode-m et ode psikoedukasional.

Aspek- aspek unik

(9)

E.TEORI STRUTURAL KELUARGA Dasar pem ikiran

Suat u pat ologi keluarga m uncul akibat dari perkem bangan rekasi yang disfungsional. Fungsi- fungsi keluarga m eliput i st rukt ur keluarga, sub- syst em s dan ket erikat annya. Perat uran- perat uran t ert ut up dan t erbuka dan hirarki- nya harus dim engert i dan dirubah unt uk m em bant u penyesuaian keluarga pada sit uasi yang baru.

Peran Konselor

Konselor m em et akan akt ivit as m ent al dan kerj a keluarga dalam sesi konseling. Sepert i sut radara t eat er, m ereka m em beri inst ruksi pada keduanya unt uk berint eraksi m elalui aj akan- aj akan dan rangkaian akt ivit as spont an.

Unit t reat m ent

Keluarga sebagai sat u syst em at au sub- syst em , t anpa m engabaikan kebut uhan individu.

Tuj uan

Mengungkap perilaku- perilaku problem at ik sehingga konselor dapat m engam at i dan m em bant u m engubahnya ; unt uk m em baw a perubahan- perubahan st rukt ural di dalam keluarga ; sepert i pola- pola organisasional dan rangkaian perbuat an.

Teknik

Kerj asam a, akom odat ing, rest rukt urusasi, bekerj a dengan int eraksi ( aj akan, perilaku- perilaku spont an) , pendalam am , ket idakseim bangan, refram ing, m engasah kem am puan dan m em buat ikat an- ikat an.

Aspek- aspek unik

Yang ut am a adalah m em bangun keluarga- keluarga dengan sosioekonom is yang rendah, sangat pragm at is, dipengaruhi oleh profesi psikiat ri unt uk m enghargai konseling keluarga sebagai suat u pendekat an t reat m ent ; dengan prinsip- prinsip dan t eori- nya Minuchin dkk, efekt if unt uk keluarga dari para pecandu, para penderit a gangguan m akan dan bunuh diri, penelit ian- penelit ian yang baik, syst em at is, m asalah difokuskan unt uk m asa sekarang, um um nya dilaksanakan kurang dari 6 bulan, konselor dan keluarga sam a- sam a akt if.

F.TEORI STRATEGI C ( BRI EF) D AN SOLUTI ON FOCUSED

Menurut Jay Haley dan Cloe Madanes; keluarga berm asalah akibat dinam ika dan st rukt ur keluarga yang disfungsional. Perilaku yang berm asalah m erupakan usaha individu unt uk m encapai kekauasaan dan rasa am an.

Dasar Pem ikiran

Orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat . Treat m ent ( perlakuan) dapat sederhana dan pragm at is dan berkonsent rasi pada perubahan perilaku sym pt om at ic dan peran- peran yang kaku. Perubahan akan m uncul m elalui aj akan- aj akan , cobaan berat ( siksaan) , paradox, pura- pura/ dalih dan rit ual- rit ual ( st rat egic and syst em ic t herapis) , difokuskan pada pengecualian t erhadap disfungsionalit as, solusi- solusi hipot et ik dan perubahan- perubahan kecil. ( solut ion- focused t herapies) .

Peran Konselor

(10)

t anggung- j aw ab t erhadap keberhasilan t reat m ent dan harus m erencanakan dan m em bangun st rat egi- st rat egi.

Unit t reat m ent

Keluarga sebagai suat u syst em , m eskipun pendekat an- pendekat annya secara selekt if dipergunakan pada pasangan- pasangan dan individu- individu.

Tuj uan t reat m ent

Unt uk m engat asi problem - problem m asa sekarang. Menem ukan solusi- solusi, m em baw a perubahan- perubahan, m enem ukan t arget t uj uan perilaku, unt uk m enim bulkan insigt , unt uk m engabaikan hal- hal yang bukan m asalah.

Tehnik

Refram ing ( m em asukkan dalam konot asi posit if) , direkt if, kerelaan dan pert ent angan berdasarkan pada paradox ( t erm asuk penent uan sym pt om - sym pt om ) , pengem bangan perubahan selanj ut nya, m engabaikan int erpret asi, pura- pura, hirarki kooperat if, cobaan- cobaan ( siksaaan) , rit ual, t im , pert anyaan- pert anyaan berput ar, solusi hipot et is ( dengan m enanyakan “ pert anyaan aj aib” ) .

Aspek- aspek unik

Terdapat penekanan pada pem eriksaan pada pem eriksaan sym pt om dengan cara yang posit if. Treat m ent - nya singkat ( biasanya 10 sesi at au beberapa) . Fokus pada pengubahan perilaku problem at ik m asa sekarang. Tehniknya dirancang khusus unt uk set iap keluarga. Tret m ent yang inovat if dan pent ing. Pendekaannya fleksibel, berkem bang dan kreat if. Secara m udah dapat dikom binasikan dengan t eori- t eori lain.

G.TEORI KELUARGA N ARRATI VE Dasar pem ikiran

Kehidupan orang dihidupkan m enurut / sesuaidengan pem aknaannya.

Keluarga yang m engat ur kem bali kehidupannya dan m em buat kisah- kisahnya dengan lebih berm akna akan hidup lebih sehat .

Peran Konselor

Mem berikan pert anyaan- pert anyaan dan penilai m akna sat u sit uasi bagi keluarga dan m em bant u m ereka m em buat kisah baru bagi kehidupan m ereka.

Unit t reat m ent

Seluruh anggot a keluarga, bila m em ungkinkan.

Tuj uan t reat m ent

Mengaj ak keluarga unt uk m elihat pada kekhususan- kekhususan. Pada dilem m a-dilem m a m ereka unt uk m em fokuskan pada penyelesaian problem m ereka.

Tehnik

Ekst ernalisasi m asalah, m engukur bagaim ana m asalah dan orang- orang saling m em pengaruhi, m engem bangkan dilem m a- dilem m a, peram alan kem unduran-kem unduran, penggunaan pert anyaan- pert anyaan unt uk m engubah persepsi keluarga, m enulis surat pada keluarga, penyelenggaraan bant uan pada t erat m ent penut up.

(11)

Pendekat an ini didasarkan lebih pada penalaran narrat ive ( pem aknaan cerit a/ kisah) dibanding pada t eori syst em . Menekankan pada ekst ernalisasi problem , m engat ur kem bali kehidupan, penggunaan pert anyaan unt uk m engubah persepsi- persepsi keluarga dan m enulis surat pada keluarga sebagai sat u cara m endapat kan um pan balik dan m elakukan cat at an- cat at an klinis.

H .PEN D EKATAN KOM UN I KASI Dasar pem ikiran

Keluarga akan m engem bangkan dinam ika dan st rukt ur fungsional apabila ada kom unikasi yang j uj ur dan penuh kasih.

Peran konselor

Meningkat kan kom unikasi dalam keluarga.

Tehnik

Diaj arkan ket ram pilan kom unikasi.

PERAN I N TERVEN SI PAD A KON SELI N G KELUARGA

1. Sebagai penilai m engenai; m asalah, sasaran int ervensi, kekuat an dan st rat egi keluarga, kepercayaan dan et nik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi em osi keluarga t erhadap t raum a dan t ransisi, kom posisi, kekuat an dan kelem ahan, inform asi yang dim iliki, kebut uhan- kebut uhan keluarga, kesiapan unt uk int ervensi dan diruj uk pada ahli lain.

2. Pendidik/ pem beri inform asi agar keluarga siap beradapt asi t erhadap perubahan- perubahan

3. Pengem bang sist em support , m engaj arkan support dan selalu siap dihubungi. 4. Pem beri tant angan

5. pem beri fasilit as prevensi ( pencegahan) dengan m em persiapkan keluarga dalam m enghadapi st ress.

PROSES KON SELI N G

1. Melibat kan keluarga, pert em uan dilakukan di rum ah, sehingga konselor m endapat inform asi nyat a t ent ang kehidupan keluarga dan dapat m erancang st rat egi yang cocok unt uk m em bant u pem ecahan problem keluarga.

2. penilaian Problem / m asalah yang m encakup pem aham an t ent ang kebut uhan, harapan, kekuat an keluarga dan riwayat nya.

3. St rat egi- st rat egi khusus unt uk pem berian bant uan dengan m enent ukan m acam int ervensi yang sesuai dengan t uj uan.

(12)

D AFTAR PUSTAKA

I m bercoopersm it h, Evan. 1985. Te a ch in g Tr a in e e To Th in k I n Tr ia d. Jou r n a l of M a r it a l a n d Fa m ily Th e r a py, Vol.11, No.1,61- 66.

Hershenson, David B.; Pow er, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Com m u n it y Cou n se lin g, Con t e m por e r Th e or y a n d Pr a ct ice . Massachuset t s, A Sim on & Scust er Com pany.

Kendall, Philip C. & Nort on- Ford, Julian. Pr ofe ssion a l D im e n sion Scie n t ific a n d Pr ofe ssion a l D im e n sion . USA, John Willey and Sons, I nc.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait