• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S.Parman No.77 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S.Parman No.77 Medan)"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

Jalan S. Parman No. 77 Medan)

SKRIPSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH:

060903030

ULFA MAULIDA NUR

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:

Nama : ULFA MAULIDA NUR

NIM : 060903030

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S.Parman No.77 Medan)

Medan, Juni 2010 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Dra. Dahlia Hafni Lubis

NIP. 194511151984032001 NIP. 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

a.n. Dekan FISIP USU Pembantu Dekan 1

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara oleh:

Nama : ULFA MAULIDA NUR

NIM : 060903030

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S.Parman No.77 Medan)

Yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Ketua Penguji :

Panitia Penguji :

Anggota 1 :

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, Assalmu’alaikum Wr. Wb.

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallahu Allahuakbar. Segala

rahmat dan hidayah penulis panjatkan keridhaan Allah SWT sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Shallallahualannabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sahabiah, nabi besar Allah SWT

yang telah membukakan cahaya hati bagi semua umat untuk belajar pada

aqidahNya. Semoga umat islam mendapat syafaatnya di yaumil akhir. Amin.

Adapun skripsi ini berjudul “PENGARUH PERILAKU

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN”. Adapun penulisan skripsi ini bertjuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank

Syariah Bukopin Cabang Medan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana (S1) Ilmu Administrasi

Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh ari kesempurnaan, dengan segala kerendahan hati penulis tidak

menutup diri dari kritik ataupun saran yang membangun demi kesempunaan

skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin bersujud syukur kepada Kedua

Orang Tua Penulis Ibunda HJ. SARIANI dan Ayah IR. SUKRAN MADSEH.

(5)

berzdikir siang malam untuk semua anaknya tanpa memikirkan hatinya sendiri.

Selama ini umi berjuang untuk anak-anaknya agar tercapai cita-cita walaupun

penuh duri yang dilalui. Ummi skripsi ini ulfa persembahkan buat umi tersayang.

Mohon ampun selama ini ulfa banyak salah sama umi, walaupun umi selalu marah

dan cerewet sama ulfa tapi inilah bentuk pengabdian ulfa sama ibu selama ini.

Doa umi akan selalu ada setiap jejak langkah ulfa. Semoga Allah melimpahkan

rahmatNya kepada Umi agar umi selalu sehat wal’afiat. Amin. Dan ayah adalah

orang yang paling ulfa banggakan atas kerja keras yang ayah terapkan sampai

pada diri ulfa. Ulfa sangat berterima kasih kepada Ayah karena ayah adalah orang

tua yang selalu peduli atas apa yang anak-anaknya lakukan. Terima kasih ayah

telah mencurahkan rezeki kepada keluarga ini, terutama untuk skripsi dan kuliah

ulfa selama 4 tahun ini. Ulfa berdoa kepada Allah semoga ayah selalu diberikan

Taufiq dan Hidayah dari Allah SWT untuk dibukakan pintu hati ayah, dan diberi

kesehatan dan umur yang panjang. Dan untuk Nenek MANISEM makasih ya nek

uda nanyai ulfa kapan tamat dan nikah, semoga Allah SWT memberikan

kesehatan dan umur yang panjang bagi nenek.

Terimakasih buat saudara-saudara Kandung ulfa yang Tersayang,

Abangda AKHMAD FAISAL AKBAR, abang paling besar yang tidak pernah akrab tetapi sayang sama penulis, selama ini abang telah banyak bantu ulfa

terutama untuk skripsi ulfa, ya walaupun agak pelit selama jadi toke AC tapi

lumayan lha ada tambahan untuk jilid skripsi. Buat Kakak Ipar (Makbun) Cut

Andini makasih ya makbun uda buat hati penulis senang terutama 3 jagoan, Akhmad Affandi, M. Ikbal dan tambahan M. Sunny Fadillah. Buat Adinda

(6)

arifah, kakak gak bisa jadi kakak yang baik, kakak selalu buat arifah marah, kakak

sayang ma arifah. Buat eko, makasih ya dek uda bantu kakak. Jangan sering

keluar ke warnet lha mending diirumah. Buat Eko dan Arifah, walaupun kita

seperti ini tapi kakak yakin kita pasti sukses. Tunjukkan sama ibu kalau kita

bakalan berhasil kelak. Terus tetap sekolah dan kuliah, kakak gak mau maksa

kalian mau masuk sekolah atau kuliah mana yang penting keinginan kalian

terpenuhi. Kakak minta maaf klo selama ini kakak kurang memberikan uang sama

kalian, tapi kalau kakak ada rezeki insyaallah sampai kalian tamat kakk biayain.

Ingat pesan kakak jangan melawan sama ibu. Tunjukkan kalau kita bisa

bahagiakan ibu ya dek. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmatNya

kepada keluarga ini.Amin.

Terkhusus untuk MUHAMMAD RAMADHAN (DHANY), teman hidup

yang telah mengisi hati penulis selama 8 tahun sampai sekarang. Yang telah

sayang dan setia mendampingi penulis dalam sedih dan suka hati. Makasih ya pi

uda banyak kali pengorbanan papi untuk mami selama ini. Mami berdoa semoga

Allah memberikan restu dan ridhaNya kepada kita untuk terus bersama dan dapat

segera membina rumah tangga yg sakinah mawaddah warahmah.Amin.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang

telah banyak membantu, membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen

(7)

3. Ibu Hj. Dra. Beti Nasution, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara.

4. Ibu Dra. Dahlia Hafni Lubis selaku dosen pembimbing yang telah

banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehinga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak/Ibu Staf Pengajar serta Pegawai Departemen Ilmu Administrasi

Negara FISIP USU yang telah berjasa mendidik dan membimbing penulis

selama masa perkuliahan, serta buat Kak Mega dan Kak Dian selaku

pegawai bagian pendidikan FISIP USU.

6. Bapak H. Aswad Irianto, S.E. Pimpinan Cabang PT Bank Syariah Bukopin

Cabang Medan dan seluruh karyawan terutama Ibu Yanti, Ibu Tika, kak

Dina serta Pak Eri Arianto yang bersedia meluangkan waktu kerja untuk

diwawancarai, membantu dan menemani penulis selama penelitian.

7. Bapak Sulaiman dan Ibu Jumiati, orang tua penulis yang telah banyak

membantu penulis dalam memberikan semangat dan sumbangan materi

bagi penulis. Terutama untuk Ibu Puri yang tempat curhan isi hati.

8. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP

USU, yang telah memberikan jiwa semangat dalam diri penulis, menjadikan penulis sebagai pribadi yang ikhlas.

9. Rekan seperjuangan Pengurus HMI Komisariat FISIP USU Periode

2009-2010. Ketum (Ryan), Sri Risnawati (Bendum) wonder women paling setia berjuang dalam kepengurusan. Adelita (Wasekum Litbang) yang

selalu semangati namun penuh kritikan keras. Regar yang selalu

(8)

Rama (Kabid PA) yang kagak jelas kemana arah nya, namun selalu setia.

Yurial (Kabid Litbang) yang selalu tegas dalam perkataan namun minus

dalam implementasi. Mustaqim si pendiam namun mantap, Reza Adnan

dan Ryan (wabendum) yang paling rajin dengan kritikan dan kuat pada

implementasi. Amar (Kabid PT) yang selalu setia dengan perjuangan dan

keras kepala namun setia kepada Diah winarsih (wasekum PA). Kak Bejo,

ibu yang selalu menasehati penulis. Makasih ya semua uda setia berjuang,

dan ulfa minta maaf atas kesalahan yang ulfa buat kemarin.

10. Adinda-adinda pengurus HMI Komisariat FISIP USU 2010-2011 (Batu

Cristal) yang selalu setia di garis perjuangan. Terutama buat dini, ririn, mia, icha..kakak bangga ma kalian dan pengurus stambuk 2008. Tersayang

buat adinda Panita Temu Ramah 2010, teguh (ketupat) yang semangat ya

dek. Semoga Allah meridhoi kita dalam memperjuangkan kaum

mustada’afin.

11. Buat Codara-codara penulis Donk-donk Gals. Semoga kita tetap menjadi

sahabat sampai akhir hayat. Amiin.

1. Paramitha F. Lubis, teman yang setia menemani penulis dalam sedih

dan duka. Bekerja sama menyelasikan skripsi sampai begadang”.

Mitbul fa sayang ma mitha. Tetap langgeng ma acha ya.

2. Seridawati, ibu yang selalu semangati penulis. Keceriaannya bisa

membuka hati penulis menjadi riang. Tetap akur dengan bg budi y rey.

3. Diah Winarsih, teman yang semangat mencari uang dan sangat sayang

sama mama nya. Tetap setia ma amar ya diah.

(9)

5. Wenny Wencan, nenk nya dadang yang selalu semangat dan lucu.

12. Buat ulfa saniah, hj. Susi, inggit, wak lenk, sari tetap semngat ya dan

makasih nasihanya. Buat nia dan agustina muliati makasih uda mau jadi

doping II buat ulfa.

13. Buat seluruh teman-teman AN 2006 yang gak bisa disebuti namanya

satu-satu makasih ya buat semuanya. Semoga kita menjadi stambuk yang hebat

dan berhasil kelak.

14. Buat adinda-adinda ku tersayang, Inuy, kakak sayang inuy, Diba, Icha,

Dila, Siska, Sally, Dicky, tetap bersama ya. Jgan ada yag berpisah ya.

Akhir kata terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang

telah banyak membantu penulis selama di bangku perkuliahan, dan dalam

penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf selama ini ada kesalahan yang penulis

lakukan, semoga Allah SWT memberikan hidayahNya kepada kita semua. Amin.

Medan, Juni 2010

060903030

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

ABSTRAKSI……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Perumusan Masalah………... 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.4 Manfaat Penelitian………. 7

1.5 Kerangka Teori……….. 7

1.5.1 Perilaku Kepemimpinan………... 8

1.5.2 Kepemimpinan……….. 14

1.5.3 Kepemimpinan Situasional………... 28

1.5.4 Kinerja Karyawan……… 33

1.5.5 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan……… 43

1.6 Hipotesis……… 46

1.7 Definisi Konsep………. 47

1.8 Definisi Operasional……….. 48

1.9 Sistematika Penulisan……… 50

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian……….. 52

2.2 Lokasi Penelitian………... 52

2.3 Populasi dan Sampel………. 52

2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 53

2.5 Teknik Penentuan Skor……… 55

(11)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Bukopin……….. 59

3.2 Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Logo PT. Bank Syariah Bukopin……… 59

3.3 Perbankan Syariah………. 60

3.4 Produk dan Jasa PT. Bank Syariah Bukopin……… 64

3.4.1 Pendanaan……… 64

3.4.2 Produk Pembiayaan Dana……… 70

3.4.3 Produk Jasa………... 75

3.5 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan…... 80

3.5.1 Tugas Pokok dan Fungsi PT Bank Syariah Bukopin Cabang Medan……….. 82

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Kharakteristik Responden……….. 93

4.2 Penyajian Data Tentang Perilaku Kepemimpinan Situasional pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan (Variabel X)………….. 97

4.3 Penyajian Data Tentang Kinerja Karyawan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan (Variabel Y)………... 116

BAB V ANALISA DATA 5.1 Klasifikasi Jawaban Responden………. 133

5.1.1 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Perilaku Kepemimpinan (X)……… 133

5.1.2 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Kinerja Karyawan (Y)……….. 135

5.2 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan……... 137

5.2.1 Koefisien Korelasii Product Moment………... 138

5.2.2 Koefisien Determinasi……….. 140

5.3 Interpretasi Data………... 140

(12)

5.3.2 Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Syariah Bukopin

Cabang Medan……….. 148

5.3.3 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Bukopin Cabang

Medan……… 154

5.3.4 Kendala Dalam Perilaku Kepemimpinan Situasional dan

Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Bukopin Cabang

Medan……… 155

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan……… 156

6.2 Saran……….………. 157

DAFTAR PUSTAKA………. xvii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persamaan komponen bunga dan riba……… 90

Tabel 2 Perbedaan bunga dan bagi hasil………. 91

Tabel 3 Perbedaan bunga dan margin keuntungan bunga………….. 92

Tabel 4 Perbedaan bunga dan upah/sewa (ujrah) ……….. 92

Tabel 5 Kharakteristik responden berdasakan jenis kelamin……….. 94

Tabel 6 Kharakteristik responden berdasarkan usia………... 94

Tabel 7 Khrakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir… 95

Tabel 8 Kharakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja……. 96

Tabel 9 Distribusi jawaban responden tentang pimpinan

menjelaskan kepada bawahan tentang apa yang harus

dikerjakan………... 97

Tabel 10 Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan mampu

memecahkan masalah……… 99

Tabel 11 Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan

membuat keputusan……… 100

Tabel 12 Distribusi jawaban mengenai pimpinan mengawasi

karyawan dengan ketat terhadap pelaksanaan tugas……….. 101 Tabel 13 Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan

menggunakan komunikasi dua arah………. 102 Tabel 14 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

(14)

Tabel 15 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

memberi dukungan kepada bawahan karena beberapa

gagasan adalah baik……… 104

Tabel 16 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpinan

mengukuhkan inisiatif yang diberikan karyawan dalam

pengambilan resiko……….……… 104

Tabel 17 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

mengajarkan bawahan menilai pekerjaan sendiri……… 105 Tabel 18 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

mendukung usaha-usaha yang dilakukan oleh bawahan…... 106

Tabel 19 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

mendengarkan saran dari bawahan……… 107 Tabel 20 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

memudahkan bawahnnya untuk berinteraksi dengan orang

lain……… 108 Tabel 21 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

mendorong dan memuji karyawan atas pekerjaan yang

dilakukan……… 109

Tabel 22 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

membangun rasa percaya diri dan memberikan motivasi

kepada karyawan……….. 110

Tabel 23 Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan

mengajukan pertanyaan yang memperluas pemikiran

(15)

Tabel 24 Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan

mendorong keberanian karyawan mengambil resiko……… 112

Tabel 25 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

menyerahkan tanggungjawab sepenuhnya kepada bawahan. 113

Tabel 26 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

menyerahkan pengambilan keputusan kepada bawahan…… 114

Tabel 27 Distribusi jawaban responden mengenai pemimpin

menyerahkan pemecahan masalah sehari-hari kepada

bawahan……… 115

Tabel 28 Distribusi jawaban responden mengenai kesediaan

karyawan apabila diminta untuk lembur………. 116 Tabel 29 Distribusi jawaban responden mengenai tingkat pencapaian

targer nasabah yang menabung setiap bulan……… 117 Tabel 30 Distribusi jawaban responden mengenai keluhan dari

nasabah atas ketidakpuasan terhadap pelayanan……… 118 Tabel 31 Distribusi jawaban responden mengenai mendapatkan

penghargaan, pujian, atau imbalan dari pimpinan atas

prestasi yang dicapai……….…. 119 Tabel 32 Distribusi jawaban responden mengenai teguran atau

peringatan dari pimpinan atas kesalahan yang dilakukan….. 120

Tabel 33 Distribusi jawaban responden mengenai pekerjaan yang

sesuai dengan keahlian dimiliki oleh karyawan……….. 121 Tabel 34 Distribusi jawaban responden mengenai pembagian

(16)

Tabel 35 Distribusi jawaban responden mengenai dilibatkan dalam

pemberian ide, gagasan untuk menjawab masalah

perusahaan……….……….. 123

Tabel 36 Distribusi jawaban responden mengenai mampu bekerja

dalam tim………... 124

Tabel 37 Distribusi jawaban responden mengenai tidak masuk kerja

dengan alasan yang tdak jelas……… 125 Tabel 38 Distribusi jawaban responden mengenai mampu mematuhi

peraturan yang ada pada perusahaan……….. 125

Tabel 39 Distribusi jawaban responden mengenai kesulitan untuk

mematuhi jam masuk kerja………. 126 Tabel 40 Distribusi jawaban responden mengenai bersemangat untuk

melaksankan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan….. 127

Tabel 41 Distribusi jawaban responden mengenai mampu memimpin

suatu bagian dalam perusahaan……….. 128

Tabel 42 Distribusi jawaban responden mengenai selalu tersenyum

dan ramah dalam memberikan pelayanan kepada nasabah… 129

Tabel 43 Distribusi jawaban responden memiliki intregritas tinggi…. 129

Tabel 44 Distribusi jawaban responden mengenai mampu

mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya……… 130

Tabel 45 Distribusi jawaban responden mengenai fasilitas

perusahaan……….. 131

Tabel 46 Distribusi jawaban responden mengenai mampu

(17)

Tabel 47 Rekapitulasii frekuensi klasifikasi jawaban responden

untuk variabel X………..………… 135

Tabel 48 Rekapitulasii frekuensi klasifikasi jawaban responden

untuk variabel Y………..……… 137

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kuesioner

Lampiran 2 Distribusi Nilai Kuesioner Variabel X

Lampiran 3 Distribusi Nilai Kuesioner Variabel Y

Lampiran 4 Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 5 Surat Rencana Skripsi dari FISIP USU

Lampiran 6 Surat Permohonan Judul Skripsi

Lampiran 7 Penunjukkan Dosen Pembimbing

Lampiran 8 Undangan Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 9 Jadwal Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 10 Berita Acara Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 11 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(19)

ABSTRAKSI

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S. Parman Nomor 77 Medan)

Nama : ULFA MAULIDA NUR

NIM : 060903030

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis

PT. Bank Syariah Bukopin yang diakuisi pada tanggal 29 Juli 1990 oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah. Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Dengan Visi “Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik” maka akan tercermin dari perilaku seorang pimpinan yang dapat mengembangkan kinerja karyawannya. Perilaku pimpinan cabang dalam berinteraksi dengan karyawan baik dalam situasi formal maupun informal dalam meningkatkan kinerja karyawannya sehingga Bank Syariah Bukopin Cabang Medan memiliki kualitas kinerja karyawan yang sangat baik. Sehingga tidak heran perilaku kepemimpinan situasional menjadi penilaian yang baik dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku kepemimpinan situasional, mengetahui kinerja karyawan, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah bahwa terdapat hubungan sebesar 0,830 atau sangat kuat antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja. Dari hasil uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan sebesar 68,89%, sehingga ada pengaruh antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis (Ha) positif dapat diterima.

(20)

ABSTRAKSI

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S. Parman Nomor 77 Medan)

Nama : ULFA MAULIDA NUR

NIM : 060903030

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis

PT. Bank Syariah Bukopin yang diakuisi pada tanggal 29 Juli 1990 oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah. Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Dengan Visi “Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik” maka akan tercermin dari perilaku seorang pimpinan yang dapat mengembangkan kinerja karyawannya. Perilaku pimpinan cabang dalam berinteraksi dengan karyawan baik dalam situasi formal maupun informal dalam meningkatkan kinerja karyawannya sehingga Bank Syariah Bukopin Cabang Medan memiliki kualitas kinerja karyawan yang sangat baik. Sehingga tidak heran perilaku kepemimpinan situasional menjadi penilaian yang baik dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku kepemimpinan situasional, mengetahui kinerja karyawan, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah bahwa terdapat hubungan sebesar 0,830 atau sangat kuat antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja. Dari hasil uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan sebesar 68,89%, sehingga ada pengaruh antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis (Ha) positif dapat diterima.

(21)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, oleh

sebab itu permasalahan kepemimpinan merupakan topik yang menarik dan dapat

dimulai dari sudut mana saja bahkan dari waktu ke waktu menjadi perhatian

manusia. Ada yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama halnya dengan

sejarah manusia, kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu

keterbatasan dan kelebihan-kelebihan, tetapi pada manusia di satu pihak manusia

terbatas kemampuannya untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan

pemimpin dan kepemimpinan.

Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan

kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi jika terjadi suatu konflik atau

perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka organisasi

mencari alternative pemecahannya supaya terjamin keteraturan dan dapat ditaati

bersama, dengan demikian terbentuklah aturan-aturan, norma-norma atau

kebijakan untuk ditaati agar konflik tidak terulang lagi. Ketika itulah orang-orang

mulai mengidentifikasikan dirinya pada kelompok, dalam hal ini peranan

pimpinan sangat dibutuhkan.

Melihat pentingnya sudut situasi dan waktu yang dipengaruhi oleh

lingkungan kerja organisasi, maka dipandang perlu pemimpin yang melihat

kondisi dan lingkungan berdasarkan gaya kepemimpinan yang diperannya. Para

pemimpin yang melihat situasi dalam mengembangkan karyawannya, dimana

(22)

meningkatkan prestasi kerja (kinerja) dapat didukung secara informal oleh

pemimpin yang bersifat melihat situasi kecenderungan karakteristik sifat dan

tingkat prestasi karyawannya.

Studi kepemimpinan yang pada awal perkembangannya cenderung

bersifat indukt if murni menempati posisi sentral dalam literatur menajemen dan

perilaku keorganisasian pada beberapa dekade terakhir. Secara umum, kajian

perkembangan riset dan teori kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi tiga

tahap penting (Ogbonna dan Harris, 2000 : 25). Pertama, tahap awal studi tentang

kepemimpinan menhasilkan teori-teori sifat kepemimpinan (trait theories), yang

mengasumsikan bahwa seseorang dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan bahwa

dia memiliki sifat atau atribusi personal yang membedakannya dari mereka yang

bukan pemimpin. Kedua, karena muncul kritik terhadap sulitnya

mengelompokkan dan memvalidasi sifat pemimpin, kemudian muncul teori-teori

perilaku kepemimpinan (behavioral theories). Pada teori ini, penekanan yang

semula diarahkan pada sifat pemimpin dialihkan kepada perilaku dan gaya yang

dianut oleh para pemimpin. Dengan demikian, berdasarkan teori ini, agar

organisasi dapat berjalan secara efektif, terhadap penekanan suatu gaya

kepemimpinan terbaik (one best way of leading). Ketiga, berdasarkan anggapan

bahwa baik teori-teori sifat kepemimpinan maupun teori-teori perilaku

kepemimpinan memiliki kelemahan yang sama, yaitu mengabaikan peranan

penting faktor-faktor situasional dalam menentukan efektifitas kepemimpinan,

kemudian muncul teori-teori kepemimpinan situasional (situasional theories).

Dari pengembangan kelompok teori yang terakhir ini, maka terjadi perubahan

(23)

ditelusuri lebih lanjut, perkembangan ketiga teori kepemimpinan tersebut tidak

dapat dipisahkan dari paradigma riset kepemimpinan.

Perilaku kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh seorang

pemimpin dalam membangun kemajuan perusahaan dengan melihat factor situasi

dan kondisi diperlukan adanya peningkatan mutu sumber daya manusia yang

menjadi landasan suatu organisasi untuk menunjukkan output dalam bekerja

menjadi maksimal. Peningkatan sumber daya manusia ini dapat dilihat oleh

pimpinan menjadi suatu bagian yang utuh yaitu, adanya kualitas pencapaian hasil

kerja karyawan dalam perusahaan, serta kuantitas dari segi efisiensi dan

efektivitas yang dilakukan karyawan. Menurut Pamungkas (2005 : 38) bahwa

yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan

sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang dicapai dengan suatu unjuk

kerja. Maka dengan demikian dibutuhkan kinerja dalam suatu perusahaan atau

organisasi yang dapat mengukur seberapa besar tingkat kemampuan

pelaksanaan-pelaksaan tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong

peningkatan kinerja karyawan secara keseluruhan pada Bank Syariah Bukopin

Cabang Medan. Hal ini tidak terlepas dari peranan perilaku seorang pemiimpin

yang situasional yang menggunakan tehnik waktu, kondisi dan situasi dalam

meningkatkan mutu kualitas karyawannya. Dengan demikian, penilaian kinerja

sangat dibutuhkan sebagai faktor penting untuk memberikan feed back kepada

pimpinan untuk memberikan kapasitas lebih kepada karyawan dalam

meningkatkan kinerja mereka. Maka, seorang karyawan juga akan dibantu oleh

(24)

Bukopin Cabang Medan, dimana para Staff seperti Customer service, Teller,

Human Resourse Departement dan lain sebagainya, membantu dan saling bekerja

sama untuk dapat dinilai dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

Bank Syariah Bukopin Cabang Medan yang sudah berdiri sejak tahun

2006 ini memeiliki kaedah system prosedur pelayanan yang baik. Mulai dari

pimpinan cabang yang menerapkan kepemimpinan yang efektik dengan melihat

situasi kondisi lingkup kerja karyawan Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

Pimpinan cabang yang berperan aktif dan cekatan yang selalu mementingkan

persahabatan yang ideal kepada bawahannya. Pimpinan cabang dan manager pada

Bank Syariah Bukopin Cabang Medan tidak heran memberikan kepemimpinan

yang efektif dalam membina karyawannya. Dari hasil pengamatan sementara yang

dilakukan oleh penulis dalam pra penelitian, belum terdapat permasalahan yang

krusial dalam penerapan kinerja karyawan oleh pimpinan, dalam permasalahan

kepemimpinan yang diterapkan oleh Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin

Cabang Medan dalam membangun kinerja karyawannya tidak lain adanya gaji

karyawan di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan kurang mencukupi.

Adanya masalah yang dihadapi Bank Syariah Bukopin Cabang Medan

merupakan hambatan bagi para karyawan dalam memacu kinerja mereka. Dengan

demikian peran kepemimpinan yang dituangkan Pimpinan Cabang Bank Syariah

Bukopin Cabang Medan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja mereka.

Apalagi Bagian Customer Service yang berhubungan langsung dengan

masyarakat, dimana masyarakat akan timbul kepercayaan yang negatif kepada

Bank Syariah Bukopin Cabang Medan dalam mengelola pelayanan kepada

(25)

Kurang meningkatnya kualitas kinerja karyawan pada staff Bank Syariah

Bukopin Cabang Medan yang menjadi pandangan buruk oleh segelintir karyawan

yang bekerja baik sebagai pegawai tetap maupun honorer. Hal ini dipicu oleh

kepemimpinan situasional yang harus diterapkan oleh Manager Bank Syariah

Bukopin Cabang Medan dalam mengelola kinerja karyawannya yaitu seluruh

karyawan yang berada di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan ini.

Hubungan antara kepemimpinan situasional dengan kinerja karyawan jelas

sangat terkait pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, dimana seorang

pimpinan cabang menggunakan gaya kepemimpinan dengan melihat kondisi

waktu baik informal maupun formal dan dengan melihat kondisi situasi dari

seorang karyawan. Kepemimpinan situasional terjadi jika pimpinan melihat

berbagai kondisi dari seorang karyawan, dimana dengan menggunakan 4 perilaku

kepemimpinan situasional yaitu tindakan mengarahkan (telling) dengan peran

directive yang tinggi, perilaku pimpinan yang menjual (selling) dengan

mengajukan beberapa alternatif, perilaku pimpinan menggalang partisipasi

(participation) dengan memberi keyakinan kepada karyawan, dan kemudian

mendelegasikan (delegating) kemampuan pimpinan kepada karyawan untuk

bertanggung jawab. Beberapa perilaku kepemimpinan situasional inilah yang

membuat pimpinan cabang Bank Syariah Bukopin Cabang Medan selalu

mengutamakan karyawannya untuk meningkatkan kinerja mereka.

Kepemimpinan situasional yang dijalankan oleh Pimpinan Cabang Bank

Bukopin Syariah Cabang Medan mengharuskan bahwa seorang pemimpin dapat

dengan tegas mengatur dalam mendorong kinerja karyawannya. Hal ini,

(26)

situasional. Maka hal ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja

Karyawan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.”

1.2Perumusan Masalah

Suatu masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau diskongruensi

antara kenyataan dengan harapan. Perumusan masalah dalam penelitian adalah

suatu pernyataan yang mengidentifikasikan fenomena yang diteliti berpatok pada

proses dan tindakan. (Anselm Strauss dan Juliet Corbin, 2003 : 27)

Dengan sistematika uraian latar belakang diatas, maka penulis melihat

yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa Besar

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan?”

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi fokus tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perilaku Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin

Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin Cabang

Medan

3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap

kinerja karyawan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.

(27)

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis teliti adalah:

1. Penelitian ini diharapkan mampu melatih dalam menerapkan teori-teori

yang telah di dapat dan meningkatkan kemampuan berfikir dalam

penulisan karya ilmiah tentang perilaku kepemimpinan situasional

terhadap kinerja karyawan.

2. Secara Teoritis/Akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

yang baik secara langsung maupun tidak langsung bagi akademisi untuk

khasanah kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta memberikan informasi yang

bermanfaat bagi kalangan penulis lain yang ingin mengeksplor penelitian

ini dengan metode dan responden yang lebih baik lagi.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat bermanfaat

untuk memberikan sumbangan pemikiran, saran dan sebagai bahan

pertimbangan bagi Pimpinan Cabang dan karyawan Bank Syariah

Bukopin Cabang Medan tentang perilaku kepemimpinan situasional

terhadap kinerja karyawan.

1.5Kerangka Teori

Sebagai tolak ukur dalam memecahkan masalah, perlu digunakan

pedoman teoritik. Adanya landasan teoritik yang digunakan peneliti dalam

menjelaskan fenomena social yang menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono

(2006 : 55) teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang logis

yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam

(28)

1.5.1 Perilaku Kepemimpinan

1.5.1.1 Definisi Perilaku Kepemimpinan

Pendekatan perilaku kepemimpinan adalah suatu pendekatan yang

menekankan pada apa yang dilakukan secara nyata oleh seorang pemimpin di

dalam jabatannya. Pendekatan ini muncul setelah pendekatan berdasarkan

cirri-ciri keperibadian mengalami kegagalan. Pendekatan perilaku pemimpin

menggunakan factor bawaan dan faktor situasional yang berkombinasi menjadi

konsep perilaku pemimpin yang merupakan deskripsi dari perilaku pemimpin.

Mengingat beragamnya fungsi-fungsi kegiatan pemimpin, maka tujuan

utama penelitian perilaku kepemimpinan adalah untuk mengidentifikasi efektifitas

perilaku kepemimpinan dengan menggunakan konsep yang konsiderasi dan

struktur inisiasi dalam pemimpin.

Kemampuan manajerial seorang pemimpin yang tampak dalam

merencanakan, menggerakkan, mengkordinasikan, dan mengawasi serta

mengendalikan kegiatan di lingkungan organisasi/perusahaan sangat dipengaruhi

oleh perilaku (behaviour) pemimpin sebagai kegiatan nyata yang dilakukannya

dalam jabatannya. Konsep Yulk (dalam J. Kaloh 2009 : 9) tentang perilaku

kepemimpinan yaitu menyebarkan informasi (informing); merencanakan

(planning); mengorganisir (organizing); memecahkan masalah (problem solving);

merumuskan peranan dan tujuan (clarifying); memonitoring (controlling);

memotivasi (motivating); mencegah konflik dan mengembangkan kelompok

(managing conflict and team building); serta membuat jaringan (networking),

telah dijadikan acuan untuk mengetahui perilaku kepemimpinan manakah yang

(29)

Rensis Likert (dalam J. Kaloh 2009 : 9) pakar perilaku kepemimpinan,

membagi gaya atau perilaku kepemimpinan menjadi 4 (empat) sistem, yaitu

system exploitative authoritative (otokrasi pemerasan), system benevolent

authoritative (otokratis bijak), system consultative leadership (kepemimpinan

konsultatif) dan system participative group leadership (kepemimpinan partisipatif,

kelompok). Perilaku kepemimpinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan

pemimpin secara terus menerus yang karena kemampuannya dapat menggerakkan

orang lain untuk melakukan sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan. Perilaku

kepemimpinan yang efektif yaitu tindakan nyata yang dilakukan pemimpin di

dalam pekerjaannya, sehingga kegiatan organisasi berlangsung secara efektif.

1.5.1.2 Jenis-jenis Perilaku Kepemimpinan

Penjabaran menurut Yuk (dalam J. Kaloh 2009 : 150) adanya indikator

perilaku kepemimpinan dituangkan dalam alat ukur baku yang digunakan untuk

mengetahui profil perilaku pemimpin dan kategori perilaku kepemimpinan

sehingga dapat digunakan pemimpim untuk mengetahui aspek-aspek

kepemimpinan dituangkan dalam jenis-jenis kepemimpinan, yaitu:

1. Perilaku Menyebarkan Informasi (Informating)

Penyebaran informasi merupakan alat organisasi dalam rangka

pengembangan organisasi maupun untuk membina hubungan kerja antara

para anggota organisasi. Perilaku menyebarkan informasi, yaitu perilaku

atau tindakan pemimpin dalam menyebarkan informasi yang relevan

seperti keputusan dan rencana, memberikan informasi teknis yang

(30)

kepada bawahan tentang kemajuan yang dicapai organisasi secara

keseluruhan.

2. Perilaku Konsultasi dan Delegasi (Consulting and Delegating)

Perilaku konsultasi dan delegasi, yaitu perilaku atau tindakan pemimpin

untuk membahas bersama pihak lain sebelum membuat keputusan,

memberikan saran yang dapat mendorong kemajuan, memberikan

kesempatan atau keluesan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan secara mandiri, menampung ide dan saran dari bawahan

sebelum mengambil keputusan serta memberi kesempatan kepada

bawahan untuk melaksanakan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

pokok. Dengan perilaku ini, keputusan yang diambil pemimpin didukung

oleh semua pihak dan pada akhirnya bobot keberhasilannya akan lebih

besar.

3. Perilaku Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organizing)

Perilaku perencanaan dan pengorganisasian yaitu perilaku atau tindakan

pemimpin dalam wujud merumuskan tujuan dan strategi untuk dapat

menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, merumuskan bagaimana

mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam rangka

pencapaian tujuan, merumuskan bagaimana mengembangkan efesiensi

dalam pelaksanaan kegiatan dan bagaimana melakukan koordinasi yang

baik dengan pihak lain.

4. Perilaku Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Perilaku pemecahan masalah yaitu perilaku atau tindakan pemimpin

(31)

pekerjaan, menganalisis masalah secara sistematis dan terus-menerus guna

mengidentifikasi penyebab dan menemukann pemecahannya. Konsekuen

melaksanakan keputusan dan tugas dalam mengatasi atau krisis yang

dihadapi organisasi.

5. Perilaku Merumuskan Peranan dan Tujuan (Clarifying)

Perilaku merumuskan peranan dan tujuan, yaitu perilaku atau sikap dan

tindakan pemimpin dalam mewujudkan perumusan tugas-tugas,

menetapkan arah pekerjaan, memberi pengertian tentang tanggung jawab

yang diemban sehubungan dengan jabatan, merumuskan tujuan yang akan

dicapai, menentukan batas waktu penyelesaian tugas dan mengarahkan

bawahan dalam penyelenggaraan tugas-tugas organisasi. Perilaku

merumuskan peranan dan tujuan dari pemimpin akan membentuk persepsi

staf terhadap tugas organisasi serta meningkatkan kapabilitas pimpinan

terhadap pelaksanaan tugas organisasi.

6. Perilaku Pemantauan (Monitoring)

Perilaku pemantauan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin

guna memperoleh informasi tentang kegiatan kerja, melakukan

pengecekan tentang kemajuann dan kualitas pekerjaan, evaluasi kinerja

bawahan dan unit instansi di lingkungan organisasi dan melakukan

pengamatan untuk mengetahui berbagai peluang dan hambatan yang

dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas dan program organisasi.

Pemantauan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan

(32)

serta menjadi masukan bagi pemimpin dalam melanjutkan dan

mengembangkan apa yang telah dicapai.

7. Perilaku Motivasi

Perilaku motivasi yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk

mempengaruhi emosi bawahan dengan menggunakan nilai-nilai serta

logika guna mendorong antusiasme atau semangat kerja karyawan,

menumbuhkan komitmen terhadap tujuan dan tugas, bersedia melakukan

kerjasama, memberi bantuan dan dukungan. Pemberian motivasi

dimaksudkan untuk mempengaruhi emosi bawahan dan menumbuhkan

komitmen terhadap tugas dan tujuan serta mengembangkan hubungan

kerjasama, yang diharapkan dapat meningkatkan semangat dan kegairahan

bawahan dalam menjalankan tugasnya.

8. Perilaku Pengakuan dan Penghargaan

Perilaku pengakuan dan penghargaan, yaitu perilaku atau sikap dan

tindakan pemimpin untuk menyediakan hadiah, pengakuan dan

penghargaan kepada bawahan yang kecakapannya baik dan yang

memberikan kontribusi bagi keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas

dilingkungan organisasi. Pemgakuan dan penghargaan erat kaitannya

dengan motivasi. Pengakuan dan penghargaan diberikan kepada karyawan

dengan harapan agar tindakan tersebut tercipta semangat kerja yang tinggi.

Dalam organisasi pemerintah pengakuan dan penghargaan terhadap

karyawan yang berprestasi biasanya dalam bentuk pujian yang

kadang-kadang disertai dengan pemberian piagam penghargaan dan hadiah

(33)

9. Perilaku Dukungan (Supporting)

Perilaku dukungan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin yang

terungkap dalam bentuk sifat bersahabat, baik budi, suka membantu,

selalu menunjukkan dukungan dan simpati kepada bawahannya dan

melakukan sesuatu untuk mendorong bawahan agar skill-nya meningkat

dan kariernya berkembang.

10. Perilaku Mencegah Konflik dan Mengembangkan Kelompok (Managing

Conflict and Team Building)

Perilaku mencegah konflik dan mengembangkan kelompok kerja yaitu

perilaku atau sikap dan tindakan pemimpin untuk mendorong dan

menyediakan fasilitas yang konstruktif dalam pemecahan masalah dan

mendorong atau mengembangkan kerjasama kelompok yang cocok dalam

penyelenggaraan tugas-tugas atau program organisasi. Perran pemimpin

dalam pencegahan konflik adalah untuk mendorong dan menyediakan

fasilitas yang sifatnya konstruktif yang dapat membantu proses

pemecahan masalah. Demikian pula perilaku pemimpin dalam

mengembangkan kelompok hanya digunakan pada situasi dan kondisi

tertentu.

11. Perilaku Membuat Jaringan

Perilaku membuat jaringan yaitu perilaku atau sikap dan tindakan

pemimpin dalam wujud membaur secara informal, membangun hubungan

dengan orang yang memiliki sumber informasi dan dukungan,

(34)

melalui kunjungan, telepon, surat-menyurat dan kehadiran dalam

rapat-rapat serta kegiatan social.

1.5.2 Kepemimpinan

1.5.2.1Definisi Kepemimpinan

Secara etimologi kepemimpinan bersal dari kata dasar “pimpin” yang

artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja “memimpin”

yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda “pemimpin” yaitu orang

yang berfungsi memimpin atau orang yang membimbing atau menuntun.

Kepemimpinan menurut John C. Maxwel (1997 : 7) yaitu:“inilah definisi menurut saya tentang kepemimpinan, yakni suatu deskripsi satu kata, singkat, dan sederhana, yang menempatkan kepemimpinan dalam jangkauan setiap orang. Semua dari kita dapat melatih sejumlah pengaruh pada seseorang, pada masalah yang sama dan ditempat yang sama. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi atau bagan alir (flowchart). Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan orang lain”.

Penguasaan seni dan ilmu kepemimpinan menurut J. Kaloh (2009 : 9)

merupakan syarat utama bagi seorang pimpinan karena:

1. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin

yang berupa sifat-sifat tertentu seperti keperibadian (personality),

kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability)

2. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang

terkait dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu

sendiri.

3. Kepemimpinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antar

pemimpin, bawahan dan situasi.

Kepemimpinan juga merupakan aspek penting dalam organisasi

(35)

(dalam J. Kaloh, 2009 : 12) bahwa kepemimpinan merupakan subjek penting di

dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan

langsung saling berhubungan antara atasan dengan bawahan dalam sebuah

organisasi.

Menurut Slamet (2002 : 29) menyebutkan bahwa kepemimpinan

merupakan suatu kemampuan, proses atau fungsi pada umumnya untuk

mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan

tertentu. Selanjutnya dikemukakan oleh Slamet (2002 : 30) bahwa kepemimpinan

penting dalam kehidupan bersama dan kepemimpinan itu hanya melekat pada

orang dan kepemimpinan itu harus mengena kepada orang yang dipimpinnya. Hal

ini berarti harus diakui secara timbale balik, misalnya sasaran yang dipimpin

harus mengakui bahwa orang tersebut adalah pemimpinnya.

Selain itu, kepemimpinan menurut Stogdill (dalam J. Kaloh, 2009 : 10)

mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Kepemimpinan sebagai titik pusat proses-proses kelompok

2. Kepemimpinan adalah suatu keperibadian yang mempunyai pengaruh

3. Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian paham atau

kesetiaan, kesepakatan

4. Kepemimpinan adalah pelaksaan pengaruh

5. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku

6. Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi

7. Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan

8. Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi

(36)

10. Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dari struktur

Kepemimpinan menurut Sunarto (2005 : 34) adalah proses memberi

inspirasi kepada seluruh karyawan agar bisa bekerja sebaik-baiknya untuk

mencapai hasil yang diharapkan. Kepemimpinan adalah cara mengajak karyawan

agar bertindak secara benar, mencapai komitmen dan memotivasi untuk mencapai

tujuan bersama. Kepemimpinan memiliki dua peran penting, yaitu:

1. Menyelesaikan tugas, artinya tujuan utama dibentuknya kelompok

dibawah pemimpin. Para pemimpin harus memastikan bahwa tujuan

kelompok akan tercapai.

2. Menjaga hubungan yang efektif, yaitu hubungan pemimpin dengan

anggota kelompoknya maupun hubungan antar kelompok.

Selain itu pemimpin harus memiliki: pertama, intuisi yaitu keterlibatan

pemimpin dalam menatap situasi, mengantisipasi perubahan, mengambil resiko

dan membangun kejujuran. Kedua, pandangan yaitu keterlibatan pemimpin dalam

mengimajinasikan suatu kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi.

Ketiga, nilai keselarasan yaitu kemampuan pemimpin untuk mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang berkembang dalam organisasinya, nilai-nilai yang

dimiliki bawahannya, serta dapat memadukan kedua nilai tersebut menuju

organisasi yang efektif. Keempat, kepastian akan maksud dan arah tujuan.

Stone dan Sachs (dalam J. Kaloh, 2009 : 11) mengemukakan, empat hal

stategis bagi pemimpin dalam memimpin organisasi, yaitu: (1) memberdayakan

anggota organisasi; (2) menciptakan lingkungan pelatihan; (3) mengupayakan

(37)

membuka diri terhadap perkembangan dan mudah menyesuaikan diri dengan

perkembangan.

1.5.2.2Teori Kepemimpinan

Teori-teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan

factor-faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan dan sifat dari

kepemimpinan (Pramudji, 1992 : 145).

Study tentang kepemimpinan bisa dikelompokan menjadi 4 (empat)

pendekaten. Fiedler (dalam Nawawi, 2003 : 44), menyatakan keempat teori

kepemimpinan tersebut, yaitu:

1. Teori “Great Man” dan Teori “Big Bang”

Teori ini mengemukakan kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan

sejak seseorang lahir dari kedua orang tuanya. Bennis dan Nannus (dalam

Nawawi, 2003 : ), menyatakan pemimpin dilahirkan bukan diciptakan.

Teori ini melihat kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang

melalui peroses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena

keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin.

Teori Big-Bang mengintegrasikan antara situasi dan pengikut anggota

organisasi sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi

pemimpin. Situasi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan,

pemberontakan, reformasi dan lain-lain.

2. Teori Sifat atau Karakteristik Keperibadian

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin

(38)

oleh seorang pemimpin, meskipun orang tuanya khususnya ayah bukan

seorang pemimpin. Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa keberhasilan

seorang pemimipin ditentukan oleh sifat-sifat/karakteristik kepribadian

yang dimiliki.

3. Teori Perilaku

Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa kepemimpinan untuk

mengefektifkan organisasi, tergantung pada perilaku atau gaya bersikap

atau gaya bertindak seorang pemimpin. Dengan demikian berarti teori ini

juga memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi kepemimpinan. Dengan

kata lain, keberhasilan seorang pemimpin dalam mengefektifkan

organisasi, sangat tergantung dari perilakunya dalam melaksanakan

fungsi-fungsi kepemimpinan di dalam strategi kepemimpinannya.

4. Teori Kontingensi atau Teori Stuasional.

Teori situasional dapat disimpulkan bahwa seorang peminpin yang efektif

memperhatikan faktor-faktor situasional yang terdapat di dalam

organisasi. Karena faktor-faktor situasi tersebut tidak selalu tetap, maka

diperlukan kemampuan dari peminpin untuk mengadaptasi kepeminpinan

yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

1.5.2.3 Fungsi – fungsi kepeminpinan

Fungsi kepeminpinan menurut Sondang P. Siagian (2003 : 48) sebagai

fungsi manajemen mencakup beberapa tugas kewajiban dan dalam rangaka

kepeminpinan menjalankan pemerintahan, yang diantaranya :

(39)

Peminpin mampu mengarahkan strategi dan taktik keputusan organisasi

yang hendak di tempuh menuju tujuan sehingga mengoptimalkan

pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Pengambilan

keputusan yang diungkapkan S. Pramudji (1992 : 127) ialah kewajiban

sorang peminpin dalam organisasi ialah mengambil keputusan dalam

rangka menjalankan kekuasaan atau dalam rangka memecahkan masalah

-masalah dalam organisasinya. Dikemukakan oleh John. D millet (dalam

Pramudji, 1992 : 127) bahwa salah satu kemapuan peminpin ialah

kemampuan berani mengambil keputusan.

2. Pimpinan Sebagai Wakil Dan Juru Bicara Organisasi

Peminpin puncak organisasi yang menjadi wakil dan juru bicara resmi

akan mampu mncapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik

dengan berbagi pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Sebagai

wakil dan juru bicara organisasi fungsi pimpinan tidak terbatas hanya

pemeliharaan hubungan baik saja tetapi harus membuahkan perolehan

dukungan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan organisasi.

Pemeliharaan hubungan yang baik agar pihak yang berkepentingan

mempunyai persepsi yang baik terhadap organisasi.

3. Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif

Adanya pemeliharaan hubungan yang baik dilakukan dengan proses

komunikasi. Keputusan yang telah diambil disampaikan kepada para

pelaksana melalui jalur komunikasi yang terdapat dalam organisasi.

Adanya interaksi pesan yang terjadi antara atasan dengan bawahan, antara

(40)

operasional dengan serasi berkat terjadinya komunikasi yang efektif

sehingga dimungkinkan terjadi umpan balik yang bermanfaat bagi

organisasi.

4. Pimpinan Sebagai Mediator

Fungsi pimpinan sebagai mediator difokuskan pada penyelesaian situasi

konflik yang mungkin timbul dalam satu organisasi, tanpa mengurangi

pentingnya situasi konflik yang mungkin timbul dalam hubungan keluar

harus dihadapi dan diatasi oleh pimpinan.

5. Peranan Pimpinan Selaku Integrator

Pemimpin selaku integrator haruslah meletakkan sikap yang objektif dan

netral sebagai pimpinan. Dalam situasi berfikir dan bertindak para anggota

organisasi dapat bersikap negatif maupun positif. Untuk mencapai

keberhasilan satu kelompok organisasi secara utuh dan bukan

terkotak-kotak, peranan integrator diutamakan dimana menghasilkan menhasilkan

keberhasilan yang tidak merugikan kecenderungan bagi

kelompok-kelompok tertentu.

Fungsi kepemimpinan tidak luput dari ciri-ciri kepemimpinan yang

dimiliki oleh seorang pemimpin. Analisis kepemimpinan berdasarkan ciri

kepemimpinannya yang diungkapkan oleh Sondang P. Siagian (2003:75)

memberikan petunjuk bahwa ciri-ciri kepemimpinan ideal yaitu :

1. Pengetahuan yang luas

2. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang

3. Sifat inkuisitif

(41)

5. Daya ingat yang kuat

6. Kapasitas integrative

7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif

8. Keterampilan mendidik

9. Rasionalisme dan objektivitas

10. Pragmmatisme

11. Kemampuan menentukan skala prioritas

12. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting

13. Rasa tepat waktu

14. Rasa kohesi yang tinggi

15. Naluri relevasi

16. Keteladanan

17. Kesediaan menjadi pendengar yang baik

18. Adaptabilitas

19. Fleksibelitas

20. Ketegasan dan keberanian

21. Orientasi

22. Sikap yang antisipatif

1.5.2.4 Tipologi Kepemimpinan

Seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk

”membaca” situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya

kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya meskipun

(42)

Karena penyesuaian-penyesuaian tersebut memang merupakan kehidupan

manajerial seseorang yang menduduki posisi jabatan pimpinan. Adanya

penyesuaian yang dilakukan seseorang manajerial terhadap tempat ia melakukan

pekerjaan, perlu kiranya seorang manajerial terhadap tempat ia melakukan

pekerjaan, perlu kiranya seorang pemimpin memiliki tipe-tipe kepemimpinan

yang perlu melakukan perubahan terhadap penyesuaian situasi yang berada di

lingkup kerjanya.

Tipologi kepemimpinan yang secara luas banyak diterapkan oleh

kepemimpinan dewasa ini, Prof. Dr. Sondang P. Siagian (2003: 27) memandang

sebelum meletakkan tipe-tipe dalam kepemimpinan dalam situasi pemimpin perlu

melihat kategori dari berbagai karakter yaitu :

1. Persepsi seorang pimpinan tentang peranannya selaku pimpinan

2. Nilai – nilai yang di anut

3. Sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi

4. Perilaku dalam memimpin

5. Gaya kepemimpinan yang dominan

Dari kelima karakteristik tersebut haruslah dimiliki seorang pemimpin dari

berbagai tipe kepemimpinan yang memberdakan antara yang satu dengan yang

lainnya. Ada lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya diantaranya :

1. Tipe Ototkratik

Segi kepemimpinan yang otokratik memiliki serangkaian karakteristik

yang dapat dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari segi

persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang

(43)

sebenarnya. Sehingga peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam

kehidupan organisasional seperti kekuasaan, serta memiliki nilai

kepemimpinan organisasional yang membenarkan segala cara yang

ditempuh untuk mencapai tujuannya. Seorang pemimpin yang otoriter

akan menunjukkan sikapnya yang menonjol ”keakuan” dalam berbagai

bentuk seperti :

a) Cenderung memperlakukan para bawahan sama dengan alat – alat lain

dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan martabat mereka.

b) Pengutamaan oerientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas

tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas ini dengan kebutuhan dan

kepentingan para bawahan

c) Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan

keputusan dengan cara hanya menginformasikan kepada bawahannya

dan menuntut mereka untuk melakukan pekerjaan.

Sikap pemimpin demikian akan mewujudkan diri pada perilaku pemimpin

kepada bawahannya. Karena baginya tujuan organiisasi identik dengan

tujuan pribadinya, maka perilakunya akan sedemikian rupa sehingga orang

lain akan memperoleh kesan bahwa pemimpin tersebut memandang

organisasi sebagai milik pribadinya yang dapat diperlakukan sekehendak

hati. Dengan demikian ia tidak mau menerima saran dan kritik dai para

bawahannya. Pemimpin yang otokratik dalam prakteknya akan

menggunakan gaya kepemimpinan yang :

a) Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya

(44)

c) Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi

d) Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadi penyimpangan

oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan

masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat

agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistik disebabkan oleh

beberapa faktor seperti:

a) Kuatnya ikatan primordial

b) Extended family system

c) Kehidupan masyarakat yang komunalistik

d) Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan

bermasyarakat

e) Masih dimungkinkannya hubungann pribadi yang intim antara

seseorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lain.

Persepsi seorang pemimpin paternalistik tentang peranannya dalam

kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan pada

umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu beperan

sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai

tempat bertanya dan memperoleh petunjuk. Legitimasi kepemimpinannya

dipandang sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi

organisasionalnya seperti kewenangan memerintah dan mengambil

(45)

Ditinjau dari segi nilai-nilai organisasional yang dianut, biasanya seorang

pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan. Artinya

pemimpin yang bersangkutan berusaha memperlakukan semua orang dan

semua satuan kerja yang terdapat didalam organisasi seadil dan serata

mungkin. Dimata seorang pemimpin yang paternalistik para bawahannya

belum dewasa dalam cara bertindak dan berfikir sehingga memerlukan

bimbingan dan tuntutan terus menerus. Konsekuensi dari perilaku seorang

pimpinan yang paternalistik demikian ialah para bawahannya tidakk

dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide dan saran.

3. Tipe Kharismatik

Kepemimpinan yang kharismatik memiliki karekteristik yang khas yaitu

daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh

pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Seorang pemimpin

yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut

meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara

konkret mengapa orang tertentu dikagumi.

Mungkin pula seorang pemimpin yang kharismatik menggunakan gaya

yang paternalistik, tetap ia tidak kehilangan daya demokratik atau

partisipatif.pemimpin yang tergolong kharismatik ini jumlahnya tidak

besar dan mungkin jumlah yang sedikit ini pulalah yang menyebabkan

sehingga tidak cukup data empiris yang dapat digunakan untuk

menganalisis secara ilmiah karakter pemimpin yang kharismatik.

(46)

Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire tentang peranannya sebagai

seorang pemimpin berkisar pandangannya bahwa pada umumnya

organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota

organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui

apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin

dicapai, tugas apa yang harus dijalankan oleh masing-masing anggota dan

seorang pimpinan tidak perlu sering melakukan intervensi dalam

kehidupan organisasional. Seorang pemimpin yang Laissez faire melihat

peranannya sebagai ”polisi lalu lintas”. Dengan anggapan bahwa para

anggota organisasisudah mengetahui dan cukup dewasa untk taat kepada

peraturan permainan yang berlaku, seorang pemimpin yang laissez faire

cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi

berjalan sesuai dengan temponya sendiri tanpa harus banyak mencampuri

bagaimana organisasi harus dijalankan. Nilai-nilai yang dianut oleh

seorang pemimpin yang laisses faire dalam menjalankan fungsi-fungsi

kepemimpinannya sangat bertolak dari filsafat hidup manusia pada

dasarnya memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, mempunyai

kesetiaan kepada sesama dan kepada organisasi, taat kepada norma-norma

dan peraturan yang telah disepakati bersama, mempunyai tanggungjawab

yang besar terhadap tugas yang harus diembannya. Karena demikian,

pemimpin yang memiliki tipe laissez faire memiliki nilai yang tepat dalam

hubungan atasan – bawahan adalah nilai yang saling mempercayai yang

besar. Melihat dari karakteristik dari pimpinan bertipe laissez faire ini

(47)

a) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif

b) Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan

yang lebih rendah dan kepada para petugas oerasional, kecuali dalam

hal-hal tertentu yang nyatanya menuntut keterlibatan secara langsung

c) Status quo organisasional tidak terganggu

d) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak

yang inovatif dan kreatif didasarkan kepada para anggota organisasi

yang bersangkutan sendiri.

e) Sepanjang dan selama paran anggota organisasi menunjukkan perilaku

dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam

perjalanan organisasi berada pada tingkatan yang minimum.

5. Tipe Demokratik

Bagi kebanyakan seseorang dalam menjalankan organisasinya cenderung

menerima perlakuan demokratik dari pimpinannya. Tipe kepemimpinan

yang demokratik adalah tipe ideal yang sangat diinginkan oleh para

bawahannya. Ditinjau dari persepsinya, seorang pemimpin yang

demokratik biasanya memandang peranannya selaku kordinator dan

integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak

sebagai suatu titik tolak. Pendekatan dalam menjalankan fungsi

kepemimpinannya adalah pendekatan holistik dan integralistik. Seorang

pimpinan yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti

karena perilakunya dalam kehidupan organisasional.

Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau

(48)

faktor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap

manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpinan kita laksanakan.

Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak unntuk

mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek

kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan

sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya.

1.5.3 Kepemimpinan Situasional

15.3.1 Defenisi Kepemimpinan Situasional

Menyangkut konsistensi gaya kepemimpinan seseorang bersifat ”fixed”

sehingga tidak berubah meskipun dihadapkan dengan kondisi yang berlainan

dengan gaya kepemimpinannya. Kepemimpinan seseorang tidaklah berubah

dalam menghadapi situasi yang bagaimanapun. Jika seseorang pada hakikatnya

memiliki ciri-ciri kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinannya pun akan

otokratik pula, terlepas dari situasi organisasional yang dihadapinya. Sebaliknya,

jika seseorang yang berpandangan demokratik akan secara konsisten memiliki

peran partisipatif meskipun situasi organisasonal yang dihadapinya sesungguhnya

menunut gaya kepemimpinannya yang lain.

Gaya kepemimpinan seseorang yang bersifat situasional, dalam

prakteknya pandangan ini berarti bahwa tidak ada seorang pemimpin yang sangat

konsisten menggunakan satu gaya kepemimpinan tertentu terlepas dari situasi

yang dihadapinya. Artinya efektifitas seseorang sangat tergantung pada

kemampuannya membaca situasi yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya

kepemimpinannya dengan situasi tertentu, sehingga pemimpin yang efektif akan

(49)

Menurut teori situasional, seorang pemimpin yang paling otokratik

sekalipun akan mengubah gaya kepemimpinannya yang otokratik itu dengan gaya

lain, misalnya gaya yang agak demokratik, apabila situasi tertentu menurutnya

untuk dipakai. Adanya sejarah yang memberikan banyak bukti mengenai

pimpinan di Indonesia yang bersifat otokratik dan pada akhirnya mengalah pada

tuntutan rakyat. Kepemimpinan situasional mengatakan seseorang yang biasanya

mennggunakan gaya kepemimpinan yang demokratik mungkin saja bertindak

otoriter apabila situasi menghendakinya, seperti pelanggaran kepada pegawai

terhadap disiplin organisasi, mengoreksi penyelewengan atau sangat didesak oleh

situasi krisis.

1.5.3.2 Teori Situasional

Belajar dari konsep Hersey and Blancard, perilaku dan gaya

kepemimpinan bersifat situasional. Pemimpinan atau manajer harus menyesuaikan

responnya menurut kondisi atau tingkat perkembangan kematangan, kemampuan

dan minat karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, respon

seorang manajer dalam perilaku kepemimpinannya memberikan sejumlah

pengarahan dan dukungan yang bersifat sosioemosional. Sementara itu manajer

harus menyesuaikan tingkat kematangan karyawan.

Tingkat kematangan karyawan (maturity), diartikan sebagai tingkat

kemampuan karyawan untuk bertanggung jawab dan mengarahkan perilaku dalam

bentuk kemauan. Berdasarkan tingkat kematangannya, menurut Hersey dan

Blancard

Gambar

Tabel Biaya Administrasi
Tabel 1
Tabel  2 Perbedaan Bunga & Bagi Hasil
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana

This book is written to popularise the idea that an understanding of microbial ecology is an essential prerequisite in designing good aquacultural systems. The author argues,

Key topics in the course include:  Conflict / emergency context analysis and mapping of actors  International legislation for cultural heritage protection  Ethics

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN

[r]

Hasil Perhitungan Regresi Berganda dari Variabel yang Bepengaruh Terhadap Jumlah Penjualan pada Uasaha Industri Meubel Kayu di Kota

[r]

Tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan segi- segi kepribadian yang cocok dikembangkan bagi orang yang berhasrat membina diri sebagai negosiator yang baik dan berhasil yang