• Tidak ada hasil yang ditemukan

Luka Bakar dan Trauma Akustik Dengan Tuli Sementara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Luka Bakar dan Trauma Akustik Dengan Tuli Sementara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LUKA BAKAR D AN TRAUM A AKUSTI K D EN GAN TULI SEM EN TARA KAREN A KECELAKAAN KERJA

H ALI N D A SARI LUBI S

Fa k u lt a s Ke se h a t a n M a sya r a k a t

Pr ogr a m St u di Ke se la m a t a n D a n Ke se h a t a n Ke r j a Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

A. PEN D AH ULUAN

Masalah kecelakaan kerj a m erupakan salah sat u m asalah ut am a dalam bidang kesehat an dan keselam at an kerj a. Sej alan dengan proses indust rialisasi, m asalah ini diperkirakan akan sem akin besar, khususnya dengan m eningkat nya berbagai kegiat an pada indust ri at au t em pat - t em pat kerj a lainnya.

Kecelakaan m erupakan kej adian yang dat angnya secara m endadak, t idak diharapkan, dan dapat m enim bulkan cedera pada seseorang. Meskipun kej adian kecelakaan um um nya m endadak, sebenam ya kecelakaan dapat diperkirakan at au diram alkan, sehingga upaya pencegahan dapat dit erapkan.1 Kecelakaan akibat kerj a adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kegiat an kerj a dan t erj adi di t em pat kerj a at au saat bekerj a.1 Kecelakaan akibat kerj a j uga dapat diperluas ruang lingkup dan pengert iannya sehingga m eliput i kecelakaan- kecelakaan yang t erj adi pada saat perj alanan m enuj u dan dari t em pat kerj a.1

Sebagai akibat t erj adinya kecelakaan kerj a, seseorang dapat cedera ringan ( bila akibat yang dit im bulkan hanya m em erlukan pengobat an at au t indakan m edis ringan) , cedera berat sam pai t im bul cacat ( bila kehilangan hari kerj a, dan at au kehilangan fungsi, sert a m em erlukan t indakan m edis khusus) , dan m eninggal dunia.1,2

Penyebab kecelakaan kerj a sangat lah j am ak ( m ult iple caut ion) , nam un secara garis besar dapat dikelom pokkan m enj adi; langsung ( m isal lant ai licin) , t ak langsung ( m isal sol sepat u sudah aus) ,dan cont ribut ing fact or/ perancu ( m isal lapar, bising, silau) .1,2

Dalam indust ri, peningkat an m ekanisasi m engakibat kan m eningkat nya t ingkat bising. Gangguan pendengaran, khususnya t uli yang dipacu oleh kebisingan, m enj adi m asalah dalam sej um lah besar t em pat kerj a. Pekerj aan yang t erut am a m em baw a risiko kehilangan pendengaran ant ara lain ; pabrik t ekst il, pabrik besibaj a, pabrik m inyak kelapa, palabuhan udara, penggergaj ian kayu, dan t em pat -t em pa-t -t er-t en-t u di rum ah saki-t .3,t

Bising um um nya didefinisikan sebagal bunyi yang t idak dikehendaki. Bunyi adalah sensasi yang t im bul dalam t elinga akibat get aran udara at au m edia lain. Bunyl dapat j uga dit angkap m elalui kont ak langsung dengan obyek- obyek yang sedang berget ar. Telinga m anusia m am pu m enangkap bunyi dalam bat as frekuensi 16 - 20.000 Hz. Dalam hal bising berpit a lebar, energi akust ik t ersebar pada rent ang frekuensi yang lebar.

Bahaya bising dihubungkan dengan beberapa fakt or : 1 . I nt ensit as.

I nt ensit as bunyi yang dit angkap oleh t elinga m anusia berbanding langsung dengan logarit m a kuadrat t ekanan akust ik yang dihasilkan get aran dalam rent ang yang dapat didengar. Jadi, t ingkat t ekanan bunyi diukur dengan sakla logarit m a dalam desibel.

dB= 2010 log p po

(2)

2. Frekuensi

Frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh t elinga m anusia t erlet ak ant ara 16-20.000Hz. Frekuensi bicara t erdapat dalam rent ang 250- 4.000Hz.

3. Durasi

Efek bising yang m erugikan sebanding dengan lam anya paj anan, dan kelihat annya berhubungan dengan j um lah t ot al energi yang m encapai t elinga dalam . Jadi perlu unt uk m engukur sem ua elem en lingkungan akust ik ( m eskipun sulit m elakukannya) , unt uk t uj uan ini digunakan pengukur bising yang dapat m erekam dan m em adukan bunyi.

4. Sifat

Mengacu pada dist ribusi energi bunyi t erhadap w akt u ( kont inyu, flukt uasi, int erm it en, im pulsif) . Bising j enis im pulsif, yait u : sat u at au lebih lonj akan energi bunyi dengan durasi kurang dari 1 det ik , adalah j enis bising yang sangat berbahaya.3,5

Um um nya t erdapat em pat t ipe bising:

1 . Bising kont inyu, yait u : bising di m ana bunyi yang t idak dikehendaki dengan kualit as dan int ensit as yang prakt is t et ap set iap saat . Um um nya m em iliki int ensit as kurang dari 3 dB. Misal : generat or list rik, m esin cet ak, m esin t enun dan lain sebagainya.

2. Bising flukt uasi, yait u : bising kont inyu, t et api int ensit asnya lebih dari 3 dB. 3. Bising int erm it en, yait u : bising di m ana t erdapat periode dengan int ensit as

bising j at uh selam a 1 det ik at au lebih dalam periode bising t ersebut , m isal bising yang disebabkan oleh chain saw saat m em ot ong kayu loging.

4 Bising im pulsif, yait u : bising dengan int ensit as yang t iba- t iba berubah m enj adi lebih dari 40 dB. Wakt u t erj adinya sangat cepat , sekit ar 0,5 det ik m isal; m esin press dan ledakan senj at a api.4,5

Kehilangan pendengaran dapat bersifat sem ent ara at aupun t et ap. Pergeseran am bang sem ent ara yang diinduksi bising ( NI TTS= Noise I nduced Tem porary Threshold Shift at au kelelahan pendengaran) adalah kehilangan t aj am pendengaran sem ent ara set elah paj anan yang relat if singkat t erhadap bising yang berlebihan. Pendengaran pulih cukup cepat set elah bising dihent ikan. Pergeseran am bang perm anen yang dlinduksi bising ( NI PTS= Noise I nduced Perm anent Threshold Shift ) adalah kehilangan pendengaran irreversibel yang disebabkan paj anan bising dalam j angka w akt u lam a. Gangguan pendengaran um um nya m engacu pada t ingkat pendengaran di m ana individu t ersebut m engalam i kesulit an unt uk m elaksanakan kehidupan norm al, biasanya dalam hal m em aham i pem bicaraan.3,5

B. CON TOH KASUS

Tn. A, 31 t ahun, bekerj a di sebuah perusahaan yang m enggunakant abung-t abung kaca unabung-t uk proses ferm enabung-t asi. Saaabung-t bekerj a, seperabung-t i biasanya, Tn. A, m enyalakan lilin guna m em anaskan suat u reaksi t ert ent u, t ak diperkirakan sebelum nya, bahw a diat as m ej a kerj a it u t erdapat t abung ferm ent asi yang berisi ferm ent an dan t erbuka, t erj adilah ledakan yang begit u keras nam un t idak sam pai m enim bulkan kebakaran hebat . Karena t erkej ut nya Tn. A t ak sadarkan diri, dan m enderit a luka bakar ringan pada kedua t angan dan kedua lengan baw ahnya. Oleh t em an sekerj anya Tn. A dibaw a ke klinik perusahaan ( sudah dalam keadaan sadar) , guna m em peroleh pengobat an.

DI klinik perusahaan oleh dokt er j aga, dilakukan pem eriksaan dengan seksam a, selanj ut nya sem ua luka yang ada diobat i dan Tn. A diperbolehkan pulang, dengan dibekali surat dokt er unt uk ist irahat di rum ah.

(3)

t elinga dan didapat kan; perforasi sent ral, ukuran kecil, pada m em brana t ym pani kanan, sedang m em brana t ym pani kiri t erlihat int ak/ ut uh. Dilanj ut kan pem eriksaan dengan Pure Tone Audiom et ri, didapat kan; t uli berat pada kedua t elinga. Pem eriksaan Tym panom et ri didapat kan; flat / dat ar ( t ipe B) pada m em brana t ym pani kanan, dan norm al ( t ipe A) pada m em brana t ym pani kiri.

Tingkat pendengarannya dim onit or secara berkala, dan t em yat a t erj adi pem ulihan set elah t iga hafi kem udian, sem ent ara it u luka bakarnya t elah m ulai m engering. Tidak dilakukan t indakan at au pengobat an khusus pada t elinganya. Pada pem eriksaan dua set engah bulan kem udian, t erj adi penut upan perforasi m em brana t ym pani kanan dan pendengarannya kem ball pulih sem purna.

C. D I SKUSI

Bila dilakukan analisa t erhadap kasus kecelakaan di at as m aka: 1. Jenis luka: luka bakar, dan luka robek gendang t elinga kanan

2. Bagian t ubuh yang t erkena : kedua t elapak t angan dan lengan baw ah, sert a gendang t elinga kanan

3. Sum ber penyebab luka : t abung fennent asi yang t erbuka 4. Tipe kecelakaan/ accident : luka bakar dan luka robek

5. Keadaan yang m em ungkinkan t erj adinya kecelakaan : t abung ferm ent asi yang t erbuka dan m enyalakan lilin

6. Agen penyebab : t abung ferm ent asi yang t erbuka dan api

7. Unsafe act : kurang hat i- hat i ( m enyalakan lilin, t anpa m em eriksa keadaan t abung ferm ent asi di sekit am ya) .

Sedangkan t uli yang diderit a oleh Tn. A dapat dit erangkan sebagai berikut ;

Bunyi didengar sebagai rangsangan- rangsangan pada t elinga oleh get aran- get aran m elalui m edia elast is, dan m anakala bunyi- bunyl t ersebut t idak dikehendaki, m aka dinyat akan sebagai kebisingan.3,5,6,8,11

Bising dapat m enim bulkan efek m ekanik langsung pada t elinga t engah, sepert i; ossikular diskont inyu, perforasi m em brana t ym pani, fist ula pada oval w indow , dan perubahan st rukt ur koklea. Sel ram but luar m erupakan bagian yang sangat peka t erhadap paj anan bising, disusul kem udian sel ram but dalam . Bila koklea rusak, m aka t ak dapat diperbaiki, dan selanj ut nya akan m engakibat kan hilangnya sel- sel sensoris dan sel- sel neuron sert a hasil akhim ya adalah hilangnya pendengaran ( t uli) . Tuli yang disebabkan oleh bising, dapat berupa Noise I nduced Sensorineural Hearing Loss at au Noise I nduced Hearing Loss sederhana. Hilangnya pendengaran akibat paj anan bising dapat dibedakan m enj adi; t raum a akust ik, t em porary t hreshold shift ( TTS/ t uli sem ent ara) dan perm anent t hreshold shift ( PTS) .3,4,5,6,8,11 Traum a akust ik t erj adi sebagai akibat paj anan t erhadap bising dengan int ensit as t inggi ( puncak bising dapat m endekat i 160 dB) dan berlangsung m endadak ( m isal ledakan m eriam ) . Biasanya akan diikut i gej ala t init us ( t elinga berdenging) , vert igo dan perubahan t ingkat pendengaran. Dan sering m engakibat kan perforasi m em brana t ym pani spont an, bahkan t erj adi kerusakan art ikulasi dari t ulang- t ulang pendengaran, sehingga dapat m enyebabkan t uli sem ent ara ( TTS) . Bila bising ini berlangsung lam a dan berulang, dapat m enyebabkan kehilangan pendengaran yang bersifat perm anen.4,5,6,8,11

Tem porary Threshold Shift ( TTS) lebih sering disebabkan oleh paj anan bising dengan int ensit as di baw ah 85 dB( A) . Paj anan ini berlangsung lam a, karena t erakum ulasi dan baru m enim bulkan keluhan berupa kurang pendengaran, kesulit an m elakukan kom unikasi pada sit uasi agak gaduh dan akhirnya t erj adi TTS. TTS dapat pulih beberapa j am at au beberapa hari, set elah kont ak dengan bising dihent ikan. Nam un j ika paj anan bising ini berulang dengan int ensit as bunyi lebih t inggi, dapat m enyebabkan perm anen sensosineural hearing loss. 6,8,11

(4)

1. Proses m ekanik

a. Pergerakan cairan dalam koklea yang begit u keras, m enyebabkan robeknya m em brana Reissner dan t erj adi percam puran cairan perilim fe dan endolim fe, sehingga m enghasilkan kerusakan sel- sel ram but .

b. Pergerakan m em brana basiler yang begit u keras, m enyebabkan rusaknya organa kort i sehingga t erj adi percam puran cairan perilim fe dan endolim fe, akhim ya t erj adi kerusakan sel- sel ram but .

c. Pergerakan cairan dalam koklea yang begit u keras, dapat langsung m enyebabkan rusaknya sel- sel ram but , dengan at aupun t anpa m elalui rusaknya organa kort i dan m em brana basiler.

2. Proses m et abolik

Karena paj anan bising, m elalui proses m et abolik dapat m erusak sel- sel rarnbut , m elalui cara:

a. Vasikulasi dan vakuolasi pada ret ikulum endoplasm a sel- sel ram but dan pem bengkakkan m it okondria yang akan m em percepat rusaknya m em brana sel dan hilangnya sel- sel ram but .

b. Hilangnya sel- sel ram but m ungkin t edadi karena kelelahan m et abolism s, sebagai akibat dari gangguan sist em enzim yang m em produksi energi, biosint esis prot ein dan t ransport ion.

c. Terj adi cedera pada vaskularisasi st ria, m enyebabkan gangguan t ingkat konsent rasi ion Na, K dan ATP.

d. Sel ram but luar lebih t erst im ulasi oleh bising, sehingga lebih banyak m em but uhkan energi dan m ungkin akan lebih peka unt uk t erj adinya cedera at au iskem i.

e Kem ungkinan lain adalah int eraksi sinergist ik ant ara bising dengan zat perusak yang sudah ada dalam t elinga it u sendiri.4

Pada cont oh kasus di at as, didiagnosis sebagai t raum a akust ik dengan t em porary t hreshold shift ( TTS) , dengan alasan sebagai berikut : TTS dapat t erj adi segera ( paling cepat 2 m enit ) set elah t erpaj an oleh bising , j enis bising biasanya adalah im pulsif. Um um nya TTS, m aksim um ½ okt af lebih t inggi dari pada frekuensi bising. Wakt u pulihnya pendengaran pada penderit a TTS sangat lah bervariasi, kabanyakan dalam w akt u 16 j am . Jika hilangnya pendengaran di baw ah 30 dB, pem ulihan t erj adi dalam w akt u 16 j am . Nam un j ika kehilangan pendengaran di at as 50 dB, w akt u pem ulihannya paling cepat 1 hari, pada beberapa kasus sam pai 30 hari.4,6

Penat alaksanaan t raum a akust ik dengan t em porary t hreshold shift ( dengan perforasi m em brana t ym pani) , adalah bersifat sim t om at is dan suport if. Fungsi pendengaran akan pulih dengan sendirinya dalam w akt u beberapa j am sam pai beberapa hari set elah paj anan t erhadap bising dihent ikan. Perforasi m em brana t ym pani t idak perlu t indakan operat if, karena biasanya bersifat st eril dan t epi luka m asih m erupakan j aringan sehat sert a vaskularisasinya baik, sehingga diharapkan dapat m enut up dengan sendirinya. Unt uk t indakan pencegahan perlu diberikan ant ibiot ika yang relevan. Tinit us dan vert igo yang t erj adi dapat diberikan analget ika, kort ikost eroid dapat diberikan bila t idak t erdapat kont raindikasi.3,4,6,8

Bila kit a m enduga adanya t em porary t hreshold shift ( TTS) , t indakan pert am a yang paling bij aksana adalah m em ut uskan kont ak ant ara penderit a dengan sum ber paj anan, guna m encegah progresivit as kelainan m enj adi perm anent t hreshold shift ( PTS) sehingga prognosisnya m enj adi lebih buruk.4

D . UPAYA PEN CEGARAN KECELAKAAN KERJA

Terdapat em pat m et ode dasar m encegah kecelakaan

(5)

Pada kasus di at as m isal dengan m em buat t ut up t abung ferm ent asi yang t idak m udah t erbuka, m em isahkan ruang ferm ent asi dan ruang reaksi.

2. Pendekat an persuasif dan him bauan

Misal dengan m enem pelkan peringat an bahaya kebakaran, ledakan dan sebagainya di ruang kerj a yang m engandung bahaya t ersebut .

3. Pendekat an individu

Dengan penyuluhan dan pendidikan t am bahan.

4. Disiplin

Terut am a disiplin pribadi dan disiplin kerj a.1,2

Sedang sum ber kebisingan yang t erj adi, t idak perlu dilakukan upaya pencegahan, sebab t im bulnya bahaya kebisingan karena suat u kecelakaan, bukan hal yang rut in dalam pekerj aan t ersebut .

E. KESI M PULAN

Telah disam paikan cont oh kasus kecelakaan berupa ledakan dengan kebakaran dan m enim bulkan kebisingan, sehingga m enyebabkan luka bakar dan t uli sem ent ara.

Bising dapat m enyebabkan t erj adinya t uli m elalui proses m ekanik at au m et abolik. Yang akhim ya dapat m enyebabkan t em porary t hreshold shift ( TTS) at aupun perm anent t hreshold shift ( PTS) .

Tem porary t hreshol shift ( TTS) dapat pulih kem bali, asal dihindarkan dari paj anan t erhadap bising. Wakt u pem ulihan sangat bervariasi, dapat beberapa j am ( paling cepat 16 j am ) at au beberapa hari ( paling lam a 30 hari) . Bila m enduga adanya TTS, langkah pert am a adalah m em ut uskan paj anan ant ara penderit a dengan bising, agar t idak berkem bang m enj adi perm anent t hreshold shift ( PTS) .

D AFTAR PUSTAKA

1 . Achm adi U.F. Analisis Epidem iologi Korban Kecelakaan Kerj a pada I ndust ri X di Jakart a 1987- 1989. Maj alah Kedokt eran I ndonesia 1992 Februari: Vol 42, No 2; 98- 104.

2. P.K. Sum a'm ur. Keselam at an Kerj a dan Pencegahan Kecelakaan. Cet akanI X. 1996. P.T Toko Gunung Agung. Jakart a.p. 292- 301.

3. WHO. Det eksi Dini Penyakit Akibat Kerj a. Alih Bahasa; Joko Suyono. Jakart a; EGC; 1995; p. 169 - 173.

(6)

5. P.K Sum a'm ur. Higiene Perusahaan dan Kesehat an Kerj a. Jakart a; Gunung Agung; 1995; p. 57- 68.

6. Levy Barry S, Wegm an David H. Occupat ional Healt h. Recognizing and Prevent ing Work- Relat ed Disease. Third Edit ion. New York- USA; Lit le. Brow n and Com pany; 1994; p. 321- 336.

7. Harringt on JM, Gill FS. Occupat ional Healt h. Third Edit ion. Oxford; Blackw ell Science; 1994; p. 188- 198.

8. Zenz Carl, Dickerson 0. Bruce, Horvat h Edward P. Occupat ional m edicine. Third Edit ion. Mosby- USA; 1994; p. 258- 296.

9. Sokas Rosem ary K, Moussa Moham ed AA, Gom es Jam es, Anderson J.A..D., Achut hani K.K, Thain A.B. Noice I nduce Hearing Loss, Nat ionalit y, and Blood Pressure - Am erican Journal of I ndust rial Medicine; 1995; 28; 281-288.

10. Fuort es Laurence J., Tang Sengkui, Pom rehn Paul, Anderson Charlie. Prospect ive Evaluat ion of Associat ions Bet w een Hearing Sensit ivit y and Select ed Cardiovasculer Risk Fact or. Am erican Joum al of I ndust rial Medicine; 1995; 28; 275- 280.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yang dikenal sebagai TRIAS UKS, yang terdiri dari: (1) pendidikan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan di sekolah, (3)

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang mengguna kan media alat peraga “Kotak Geser” dan kelas yang tidak

THE USE OFCONNOTATIVE MEANING DERIVED FROM DARWIS TERE LIYE’S QUOTES ON FACEBOOK..

[r]

Jika digunakan selama 20 jam setiap harinya, banyaknya energi yang digunakan setiap harinya adalah ...a. Sebuah lampu pijar bekerja dengan arus 0,5 A dan beda potensial

Dengan dialihkannya fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan pada 31 Desember 2013, menyusul pengalihan pengawasan sektor pasar modal dan jasa

[r]