• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Asuransi Kesehatan PT. ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Asuransi Kesehatan PT. ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASURANSI KESEHATAN PT.ASKES

(Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung)

Oleh:

Oktavianus Sihombing

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Administrasi Negara

Pada

Jurusan Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRACT

The Side-Effect of Employee’s Work Performance to the Satisfaction Level of Health Insurance PT. ASKES User (A Study of Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar

Lampung)

By:

Octavianus Sihombing

The improvement of employee’s work performance in field of health is organized to improve the service, to make it become more efficient, effective, reachable for all class of society, and to satisfy the patients. Onehealth program that comes from the government is the giving of health care insurance. It is given to the Civil Servant, Retired Civil Servant Receiver, TNI/POLRI, Veteran, Independence Pioneers and their family, and other commitees through the state-owned corporation called PT. ASKES. PT. ASKES (Partnership) works out a closer cooperative program with some health agencies and one them is Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung. The main purpose of this research was to discover the side-effect of employee’s work performance to the satisfaction level of health insurance PT. ASKES user.

Based on a research, a result was obtained that there was a 0.625 (62.5%) correlation between the employee’s work performance and the patients’ satisfaction. It was concluded that employee’s work performance indeed had a high connection to the satisfaction of ASKES health insurance member. While the rest 35% was other un-identified factors in this research. Next, another result was gained-a regression equation- Y=22,656 + 0.79X, meaning whether the X value was increased then the Y value would also increase.A hypothesis made that by using the T test acquired a conclusion that employee’s work performance significantly influenced the patients’ satisfaction.

An important suggestion came from this research that it was crucial to improve the employee’s work performance through employee’s training. This was hoping can gain a better attitude of the employee itself. Besides, facilities, tools, and instruments of a hospital must be improved either in quality or in quantity matter.

(3)

ABSTRAK

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Asuransi Kesehatan PT. ASKES

(Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung)

Oleh

Octavianus Sihombing

Peningkatan kinerja pegawai dibidang kesehatan dilaksanakan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan memuaskan pasien. Salah satu program kesehatan dari pemerintah adalah pemberian jaminan/asuransi pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya melalui badan usaha milik negara yaitu PT. ASKES. PT ASKES (Persero) menjalin kerjasama dengan beberapa instansi kesehatan yang salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung. Tujuan dalam penelitian ini adalahuntuk menemukan besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh korelasi antara kinerja pegawai dan kepuasan pasien sebesar 0.625 artinya pengaruh kinerja pegawai memiliki hubungan yang tinggi dengan nilai 0.625 atau 62.5% terhadap kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES, sedangkan sisanya 37.5% adalah faktor

lainnya yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini.Selanjutnya

didapatkanpersamaanregresiyaituY = 22,656 + 0.79X. Artinyajikanilai X ditingkatkan, makanilai Y akanmeningkat.

Berdasarkanujihipotesisdenganmenggunakanuji T yang

menyatakankinerjapegawaiberpengaruhsignifikanterhadapkepuasanpasien.Saran dalam penelitian ini adalah meningkatkan kinerja pegawai

melaluipelatihan-pelatihanpegawai yang membuatattitude

(sikap)pegawaimeningkat.Selainbeberapafasilitassaranadanprasaranarumahsakitha rusditingkatkanbaikdarisegikualitasmaupunkuantitas..

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

A. Latar Belakang Masalah………...

B. Rumusan Masalah...

(8)

vii

2. Analisis Tabulasi Sederhana ... 3. Regresi Linier Sederhana...

A. Gambaran Umum PT. ASKES... 1. Jenis Pelayanan Kesehatan yang Dijamin PT.ASKES... 2. Prosedur Pelayanan PT. Askes... B. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek... 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... D. Hasil...

1. Variabel Kinerja Pegawai ... 2. Variabel Kepuasan Pasien ... E. Uji Normalitas... F. Analisis Statistik... 1. Analisis Regresi Linier Sederhana... 2. Koefisien Determinasi...

V KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah peserta asuransi PT. ASKES ... 4

2. Definisi Operasional ... 33

3. Nilai uji validitas instrumen penelitian... 40

4. Uji reliabilitas... 42

5. Jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan... 53

6. Jumlah tenaga kerja berdasarkan jenjang fungsional... 53

7. Karakteristikrespondenberdasarkanjeniskelamin……..…… 54

8. Karakteristikrespondenberdasarkanusia………..………….. 54

9. Karakteristikrespondenberdasarkanpekerjaan……… 55

10. Ketelitianbekerja….……… 57

11. Kerapihan bekerja... 58

12. Kerapihan penampilan... 59

13. Konsistensi pekerjaan... 60

14. Perlakuan petugas... 61

15. Konsultasi pekerjaan... 62

16. Tanggapan atas permasalahan... 63

17. Penggunaan bahasa yang baik... 64

18. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti... 65

19. Pemberian informasi program-program... 66

20. Pekerjaaan selesai tepat waktu ... 67

21. Pekerjaan yang tidak berbelit-belit... 68

22. Keterampilan pegawai... 69

23. Kreatifitas untuk meningkatkan pekerjaan... 69

24. Responsifitas petugas... 70

25. Inisiatif meningkatkan pelayanan ... 71

26. Kemudahan prosedur... 72

27. Syarat pelayanan ... 73

28. Kesesuaian biaya yang ditetapkan dengan yang dikeluarkan.... 74

29. Kesesuaian pelayanan yang diberikan dengan yang dibutuhkan... 75

30. Kejelasan petugas yang melayani ... 76

31. Kebersihan... 77

32. Kenyamanan ruang tunggu ... 78

33. Keamanan ... 78

34. Kepekaan pegawai dalam menerima keluhan pasien ... 79

(10)

ix

36. Kecepatan dalam melayani ... 81

37. Ketepatan petugas saat membuka loket ... 82

38. Ketepatan petugas saat menutup loket ... 83

39. Ketepatan petugas saat waktu istirahat ... 84

40. Perlakuan sopan kepada pasien ... 85

41. Perlakuan ramah kepada pasien ... 86

42. Keadilan pelayanan ... 87

43. Korelasi ... 89

44. Koefisien Determinasi... 90

45. Anova... 91

46. Uji Regresi... 92

(11)

x

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Kerangka Pikir... 29 2. Prosedur Pelayanan PT ASKES... 48

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan

oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan dilingkungan

Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang

publik maupun pelayanan jasa. Dewasa ini masyarakat semakin terbuka dalam

memberikan kritik bagi pelayanan publik, oleh sebab itu substansi administrasi

sangat berperan dalam mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan organisasi

pelayanan dalam mencapai tujuan.

Pelayanan publik adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan

dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun

hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik (Sinambela, 2006:5).Salah

satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah

pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat.

Reformasi dibidang kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh

(13)

Kesehatan Republik Indonesia No. 951/Menkes/SK/VI/2000 yaitu bahwa

“Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal”.

Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H, Undang-Undang No. 23Tahun 1992

tentang kesehatan, dan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

yang menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan,

karena itu setiap individu berhak memperoleh perlindungan kesehatan dan negara

berkewajiban untuk mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi masyarakat.

Seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial dalam

masyarakat maka, meningkat pula kesadaran akan arti hidup sehat dan

keadaaan tersebut menyebabkan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

yang bermutu, nyaman dan berorientasi pada kepuasan konsumen semakin

mendesak dimana diperlukan kinerja pelayanan yang tinggi.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah pada Bab IV pasal 11 ayat (2) ditetapkan bahwa bidang

pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah dota

adalah pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,

perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,

pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Berdasarkan undang-undang tersebut, bidang kesehatan menempati urutan

(14)

3

wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten dan kota. Ini berarti

bahwa dalam rangka otonomi daerah, pemerintah kabupaten dan pemerintah

kota memiliki tanggung jawab yang besar dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya,

dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan.

Pemerintah berupaya membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam memperoleh pengobatan.

Terbukti dari anggaran kesehatan pada APBN 2012 yang dialokasikan pemerintah

mencapai 28,046 triliun rupiah (http:/kompas.com diakses pada oktober 2012).

Melalui anggaran tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai progam dan

fasilitas kesehatan kepada masyarakat.

Salah satu program kesehatan dari pemerintah adalah pemberian jaminan/asuransi

pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

Usaha lainnya melalui badan usaha milik negara yaitu PT. ASKES.PT ASKES

(Persero) menjalin kerjasama dengan beberapa instansi kesehatan yang salah

satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar

Lampung.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung No.45 Tahun 2009 tentang tata kelola

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek yang menyatakan bahwa PT.

ASKES (Persero) cabang Lampung adalah perusahaan yang menyelenggarakan

jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan

(15)

kedua penyedia jasa layanan pubik ini mampu memberikan pelayanan yang baik

bagi para konsumen (pelanggan).

Tabel 1. Jumlah Peserta ASKES PT ASKES Kantor Cabang Bandar Lampung

Sumber : PT. ASKES Kantor Cabang Bandar Lampung Tahun 2012

Tabel 1. Menggambarkan jumlah peserta askes yang berada di daerah lingkup

kantor cabang PT. ASKES Bandar Lampung yang jumlahnya sampai dengan

bulan mei 2012 mencapai 125.850 orang. Menurut informasi yang peneliti

dapatkan dari Kepala Cabang kantor PT. ASKES KCP Bandar Lampung, peserta

askes yang tercantum dapat berobat langsung ke RSUDAbdoel Moeloek tanpa

melakukan regristrasi di kantor PT. ASKES Bandar Lampung.

Sebagai mitra dari PT. ASKES dalam menyelenggarakan layanan asuransi dan

jaminan kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Bandar

Lampung harus memberikan kinerja yang baik secara organisasi maupun pegawai.

Menurut Mangkunegara (2002:67) dalam Pasolong (2010:176) kinerja merupakan

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

NO DATI II

PESERTA TERDAFTAR

PESERTA Istri/Suami Anak Jumlah

1 Kab. Lampung Selatan 12.679 8.270 9.956 30.905

2 Kab. Pesawaran 6.172 3.612 4.189 13.973

3 Kab. Pringsewu 9.497 5.940 7.041 22.478

4 Kab. Tanggamus 7.735 4.664 5.574 17.973

5 Kod. Bandar Lampung 56.921 30.821 38.108 125.850

(16)

5

Kepuasan pada hakikatnya berkaitan dengan faktor kebutuhan seseorang, artinya

jika kebutuhan seseorang terpenuhi, maka orang tersebut akan merasa puas, begitu

pula sebaliknya.Menurut Kotler (2000:42) kepuasan merupakan tingkat perasaan

dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang

diterima dan yang diharapkan. Informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna

untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan untuk memenuhi harapan

dan memuaskan masyarakat. Kepuasan masyarakat terhadap organisasi atau

lembaga publik sangat penting karena adanya hubungan dengan kepercayaan

masyarakat. Semakin baik kinerja para pegawai yang diberikan, maka semakin

tinggi kepercayaan masyarakat (high trust) dalam hal ini pasien pengguna

asuransi kesehatan PT. ASKES.

Salah satu permasalahan yang terjadi adalah masalah pelayanan kesehatan di

rumah sakit. Ketidakpuasan pasien yang paling sering ditemukan adalah masalah

kinerja pegawai rumah sakit pemerintah yang meliputi: keterlambatan pelayanan

dokter dan perawat, dokter yang sulit ditemui, dokter dan perawat yang kurang

komunikatif dan informatif, lamanya proses administrasi, serta ketertiban dan

kebersihan lingkungan rumah sakit

(http://www.lintasgayo.com/29521/menakar-kualitas-pelayanan-publik-rumah-sakit-daerah.html, diakses pada 12 desember

2012)

Terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum

Daerah Abdoel Moelok Bandar Lampung, muncul beberapa keluhan dari pasien

yang menggunakan layanan asuransi kesehatan dari PT. ASKES. Dari hasil

(17)

beberapa pasien, terdapat beberapa keluhan dari beberapa pasien yang

menggunakan layanan asuransi kesehatan seperti pelayanan administrasi yang

kurang maksimal.

Salah satu keluhan pasien sendiri termuat dalam harian Tribun Lampung edisi

Sabtu, 19 Mei 2012 halaman 10. Dalam kolom public service pasien

mengemukakan keluhannya tentang pembatasan penebusan obat yang hanya 10

orang perhari. Menanggapi keluhan tersebut,respon dari manajer PT. ASKES

cabang Bandar Lampung menegaskan seharusnya tidak ada batasan jumlah pasien

yang akan menebus obat.

Setelah didalami kembali kasus tersebut, ternyata persediaan obat di Rumah Sakit

Umum Daerah Abdoel Moeloek masih berada pada posisi normal. Peneliti

memiliki kesimpulan awal bahwa loket penebusan obat ditutup lebih cepat

dikarenakan pegawai yang ingin jam istirahat lebih panjang.Hal ini tentunya

menunjukan adanya masalah pada kinerja para pegawai administrasi terhadap

pasien pengguna layanan askes di RSUDAM, namun hal ini akan dibuktikan

dengan melakukan penelitian tentang masalah ini.

Sebagai organisasi pelayanan publik, tentunya diharapkan dapat mewujudkan

pelayanan prima dengan baik. Pelayanan prima yang baik salah satunya

ditentukan juga dengan melihat kinerja para pegawai. Menurut Dwiyanto

(2006:47) dalam Pasolong (2010,182), penilaian kinerja merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai misinya. Sebagai organisasi pelayanan publik,

(18)

7

pelayanan yang diberikan oleh birokrasi itu apakah dapat memenuhi harapan dan

memuaskan pengguna jasa. Setelah melakukan penilaian terhadap kinerja, maka

diharapkan upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara terarah dan

sistematis

Melihat permasalahan pelayanan kesehatan yang telah dijabarkan di atas

khususnya permasalahan kinerja pegawai bagian administrasi. Sebagai salah satu

bentuk dari pelayanan publik, penilaian kinerja pegawai dalam pelayanan

kesehatan tentunya mendapat perhatian dari para peneliti administrasi negara

dikarenakan aspek pelayanan publik merupakan salah satu kajian penting yang

dipelajari dalam studi administrasi negara.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh kinerja pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi

kesehatan PT.ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek,

Bandar Lampung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

“Apakah kinerja pegawai berpengaruh terhadap kepuasan pasien pengguna

(19)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya pengaruh kinerja

pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna askes.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi RSUD Dr.H.Abdul

Moeloek dan PT. ASKES (Persero) untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai.

2. Secara Teoritis

a) Secara teoritis diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan Ilmu Administrasi Negara khususnya

untuk mata kuliahAdministrasi Pelayanan Publik.

b) Sebagai bagian penting dari kajian pelayanan publik dalam ilmu administrasi

negara, diharapkan dengan penelitian mengenai kinerja pegawai dapat

meningkatkan kinerja pegawai dalam mewujudkan pelayanan prima.

c) Secara akademis penelitian ini nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan

bagi proses penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berhubungan

dengan pengaruh kinerja pegawai kesehatan terhadap tingkat kepuasan pasien

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kinerja Pegawai

1. Definisi Kinerja

Suatu organisasi, baik itu pemerintah maupun swasta, selalu digerakan oleh

sekelompokorang yang berperan aktif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari

organisasi tersebut. Tujuan organisasi tentunya tidak akan tercapai jika kinerja

anggota atau pegawainya tidak maksimal. Menurut Mangkunegara (2002:67) dalam

Pasolong (2010:176) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya.

Tidak jauh berbeda, Siagian (1995:227) mendefinisikan kinerja sebagai suatu

keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga

mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai sasaran yang telah diciptakan

dengan pengorbanan yang secara rasio lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang

(21)

Prawirosentono dalam Pasolong (2007:176) lebih cenderung menggunakan kata

performance dalammenyebut kata kinerja. Menurutnya performance atau kinerja

adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Berbagai pendapat diatas dapat menggambarkan bahwa kinerja pegawai dan kinerja

organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi tidak

bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau

dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah penilaian hasil kerja

seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Terdapat beberapa pendapat yang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai.Menurut Moorhead dan Chung/Megginson, dalam Sugiono (2009:12)

kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;

a) Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)

Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang diterima bagi

seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapihan kerja,

(22)

11

b) Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work)

Merupakan seberapa besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang

harus diselesaikan oleh seorang pegawai. Diukur dari kemampuan secara

kuantitatif didalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan

baru.

c) Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge)

Merupakan proses penempatan seorang pegawai yang sesuai dengan

background pendidikan atau keahlian dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau

dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan

tugas yang mereka lakukan.

d) Kerjasama Tim (Teamwork)

Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas secara vertikal

ataupun kerjasama antar pegawai, tetapi kerjasama secara horizontal

merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan organisasi yaitu dimana

antar pimpinan organisasi dengan para pegawainya terjalin suatu hubungan

yang kondusif dan timbal balik yang saling menguntungkan.

e) Kreatifitas (Creativity)

Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya

dengan cara atau inisiatif sendiri yang dianggap mampu secara efektif dan

efisien serta mampu menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan

(23)

f) Inovasi (Inovation)

Kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan

kemajuan organisasi.Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang dalam mengatasi

permasalahan organisasi.

g) Inisiatif (initiative)

Melingkupi beberapa aspek seperti kemampuan untuk mengambil langkah

yang tepat dalam menghadapi kesulitan, kemampuan untuk melakukan

sesuatu pekerjaan tanpa bantuan, kemampuan untuk mengambil tahapan

pertama dalam kegiatan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Mahmudi (2005:21), yaitu :

a) Faktor personal (Individu), meliputi : Pengetahuan, kemampuan, kepercayaan

diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

b) Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan pimpinan atau team leader.

c) Faktor team, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, keserataan dan

kekompakan anggota tim.

d) Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang

(24)

13

Sedangkan menurut Harbani Pasolong (2010:186), faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja pegawai adalah sebagai berikut :

a) Kemampuan, yaitu kemampuan dalam suatu bidang yang dipengaruhi oleh

bakat, intelegensi (kecerdasan) yang mencukupi dan minat.

b) Kemauan, yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi

untuk tujuan organisasi.

c) Energi, yaitu sumber kekuatan dari dalam diri seseorang. Dengan adanya

energi, seseorang mampu merespon dan bereaksi terhadap apapun yang

dibutuhkan, tanpa berpikir panjang atau perhatian secara sadar sehingga

ketajaman mental serta konsentrasi dalam mengelola pekerjaan menjadi lebih

tinggi.

d) Teknologi, yaitu penerapan pengetahuan yang ada untuk mepermudah dalam

melakukan pekerjaan.

e) Kompensasi, yaitu sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa atas

kinerja dan bermanfaat baginya.

f) Kejelasan tujuan, yaitu tujuan yang harus dicapai oleh pegawai. Tujuan ini

harus jelas agar pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat terarah dan

berjalan lebih efektif dan efisien.

g) Keamanan, yaitu kebutuhan manusia yang fundamental, karena pada

umumnya seseorang yang merasa aman dalam melakukan pekerjaannya, akan

(25)

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa umumnya faktor-faktor

yang mempengaruh kinerja pegawai yaitu :

a) Faktor individu, meliputi kemampuan, kreatifitas, inovasi, inisiatif, kemauan,

kepercayaan diri, motivasi serta komitmen individu.

b) Faktor organisasi, meliputi kejelasan tujuan, kompensasi yang diberikan,

kepemimpinan, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang diberikan organisasi,

proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi.

c) Faktor sosial, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, keserataan dan

kekompakan anggota tim, serta keamanan.

3. IndikatorKinerja Pegawai :

Menurut Keban(2004:109) dalam Pasolong (2010:184) pengukuran kinerja pegawai

penting dilakukan oleh instansi pelayanan publik.Dengan mengetahui kelemahan dan

kelebihan, hambatan dan dorongan, atau berbagai faktor sukses bagi kinerja pegawai

serta institusi maka terbukalah jalan menuju profesionalisasi, yaitu memperbaiki

kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama ini.

Terdapat berbagai teori mengenai indikator kinerja pegawai. Salah satunya indikator

kinerja pegawai Fadel (2009:195) mengemukakan beberapa indikator yang digunakan

(26)

15

a) Pemahaman atas tupoksi

Dalam menjalankan tupoksi, bawahan harus terlebih dahulu paham tentang

tugas pokok dan fungsi masing-masing serta mengerjakan tugas sesuai

dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

b)Inovasi

Memiliki inovasi yang positif dan menyampaikan pada atasan serta

mendiskusikanya pada rekan kerja tentang pekerjaan.

c)Kecepatan kerja

Dalam menjalankan tugas kecepatan kerja harus diperhatikan dengan

menggunakan mengikuti metode kerja yang ada.

d)Keakuratan kerja

Tidak hanya cepat, namun dalam menyelesaikan tugas karyawan juga harus

disiplin dalam mengerjakan tugas dengan teliti dalam bekerja dan

melakukan pengecekan ulang

e)Kerjasama

Kemampuan dalam bekerjasama dengan rekan kerja lainya seperti bisa

(27)

Selain pendapat para ahli, pemerintah memiliki indikator kinerja pegawai yaitu

dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang penilaian pelaksanaan

pekerjaan PNS. Indikator tersebut adalah :

a) Kesetiaan, yaitu tekat dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan, dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan

tanggungjawab.

b) Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya.

c) Tanggungjawab, yaitu kesanggupan pegawai dalam melakukan pekerjaan

yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu, serta

berani menanggung resiko atas keputusan yang telah diambil.

d) Ketaatan, yaitu kesanggupan pegawai untuk menaati segala peraturan

perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.

e) Kejujuran, yaitu ketulusan hati pegawai dalam melaksanakan dan kemampuan

untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diembannya.

f) Kerjasama, yaitu kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan orang lain

dalam melakukan tugasnya.

g) Prakarsa, yaitu kemampuan pegawai untuk mengambil keputusan

langkah-langkah atau melaksanakan semua tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.

h) Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga

(28)

17

Menurut T.R. Michel dalam Rizky (2001:15) indikator kinerja meliputi :

a) Kualitas pelayanan (Quality of work), yaitu kualitas pekerjaan yang dihasilkan

dapat memuaskan bagi penggunanya atau tidak, sehingga hal ini dijadikan

sebagai standar kerja.

b) Komunikasi (Communication), yaitu kemampuan pegawai dalam

berkomunikasi dengan baik kepada konsumen.

c) Kecepatan (Promptness), yaitu kecepatan bekerja yang diukur oleh tingkat

waktu, sehingga pegawai dituntut untuk bekerja cepat dalam mencapai

kepuasan dan peningkatan kerja.

d) Kemampuan (Capability), yaitu kemampuan dalam melakukan pekerjaan

semaksimal mungkin.

e) Inisiatif (Intiative), yaitu setiap pegawai mampu menyelesaikan masalah

pekerjaannya sendiri agar tidak terjadi kemandulan dalam pekerjaan.

Pemaparan daribeberapa teori di atas dan membandingkan kondisi lapangan maka

penelitian ini akan menggunakan teori dari T.R Michael untuk mengukur kinerja

pegawai. Hal ini dikarenakan unsur-unsur yang terkandung dalam setiap indikator ini

dianggap mampu menggambarkan kinerja pegawai yang ada di RSUD Abdoel

(29)

B.Tinjauan Kepuasan Pasien

1. Definisi Kepuasan Pasien

Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakan tentunya memiliki beberapa

tujuan, salah satunya adalah memberika rasa puas kepada masyarakat. Menurut

Lukman (2000:119) dalam Pasolong (2010:144), kepuasan adalah sebagaimana

tingkat persamaan seseorang setelah membandingkan hasil yang dirasakan dengan

harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapannya. Apabila kinerja berada dibawah harapan pelanggan, maka rasa

kecewa dan tidak puas akan dirasakan oleh pelanggan. Sebaliknya jika kinerja sesuai

dengan yang diharapkan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas.Selain merasa

puas, terdapat kondisi dimana kinerja yang diberikan jauh melebihi harapan

pelanggan, ketika hal ini terjadi maka pelanggan akan merasa sangat puas dan akan

membentuk suatu keterikatan dimana pelanggan akan mempunyai rasa setia yang

lebih lama.

Dampak lain yang ditimbulkan ketika pelanggan merasa puas adalah pelanggan akan

kurang sensitive terhadap harga yang akan dibayarkan untuk pelayanan yang mereka

terima dan akan berkomentar baik tentang perusahaan itu sehingga dapat

meningkatkan brand imej perusahan tersebut.Berdasarkan uraian di atas, dapat

(30)

19

yang berupa suka cita, senang, dan kenyamanan yang terjadi karena apa yang

diharapkan dengan apa yang dirasakan minimal sesuai atau melebihi harapan.

Sebagai organisasi yang melayani masyarakat, kepuasan konsumen yang dalam hal

ini disebut pasien tentu harus diutamakan. Menurut Rangkuti (2003:22) kepuasan

konsumen adalah respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat

sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Ahli lain

memberikan pendapat bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan senang/kecewa

seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi/produk yang dirasakan dari

yang diharapkan (Kotler,2000:42).Konsumen rumah sakit disebut dengan pasien.

Pasien adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan

pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan

oleh tenaga pasien. (http://kamuskesehatan.com diakses pada 19 oktober 2012).

Kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas secara individu karena terpenuhinya

harapan atau keinginannya dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Kinerja

pelayanan kesehatan akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Rasa puas akan

muncul ketika kinerja yang dirasakan minimal sesuai dengan apa yang diharapkan

pasien. Sebaliknya ketidakpuasan akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan

yang diterimanya berada dibawah harapan pasien. Berdasarkan penjelasan di atas,

dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah suatu perasaansenang atau kecewa

yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh pasien

setelah membandingkan kualitas pelayanan kesehatan yang didapat dengan

(31)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pasien

Terdapat berbagai pendapat tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kepuasan pasien. Menurut Kotler (2000:38), faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien adalah : (1) Prilaku petugas, (2) Harga pelayanan, (3) kondisi

lingkungan, (4) Promosi atau iklan yang berlebihan, (5) Pelayanan yang diberikan.

Menurut Moison, Walter and White dalam Haryanti (2000), faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien (klinis, http://wordpress.com) yaitu :

a) Karakteristik Produk

Produk yang dimaksud dalam penulisan ini merupakan kepemilikan rumah

sakit yang bersifat fisik, antara lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk

rumah sakit meliputi penampilan bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe

kelas kamar yang disediakan, beserta kelengkapannya.

b) Harga

Harga merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi

kepuasan pasien. Harga juga merupakan aspek terpenting dalam penentuan

kualitas.

c) Pelayanan

Yaitu segala sesuatu yang harus didapatkan pasien seperti pelayanan yang

ramah dari petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan, dan sebagainya.

Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih

(32)

21

rumah sakit. Kesan pertama biasanya akan mempengaruhi kepuasan pasien

terhadap pelayanan keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan.

d) Lokasi

Meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Lokasi

merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan pasien dalam

memilih rumah sakit. Umumnya semakin dekat dengan pusat perkotaan atau

mudah dijangkau dari tempat tinggal maka akan semakin menjadi pilihan bagi

pasien yang membutuhkan rumah sakit tersebut.

e) Fasilitas

Kelengkapan fasilitas rumah sakit yang meliputi sarana dan prasarana turut

menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya ruang kamar rawat inap,

ruang tunggu yang nyaman, tempat parkir. Walaupun bisa dikatakan bukan

merupakan faktor yang vital dalam mempengaruhi kepuasan pasien, namun

rumah sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas yang dimiliki rumah

sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik minat konsumen.

f) Image

Image merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting terhadap

kepuasan pasien, dimana biasanya pasien akan memilih rumah sakit yang

memiliki citra,reputasi dan kepedulian yang baik.

g) Desain visual

Desain visual harus diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap

kepuasan pasien atau konsumen karena tata ruang dan dekorasi rumah sakit

(33)

h) Suasana

Meliputi keamanan, keakraban, dan tata lampu. Suasana rumah sakit yang

tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepuasan pasien

dalam proses penyembuhannya. Selain itu suasana yang baik akan membuat

orang lain yang akan mengunjungi pasien pun akan merasa nyaman.

i) Komunikasi

Yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan

keluhan-keluhan dari pasien.

3. Indikator Kepuasan Pasien

Menurut Kepmen PAN Nomor 25 tahun 2004, untuk mengukur kepuasan

masyarakat, ada 14 unsur yang diletakan sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan

mayarakat, unsur-unsur tersebut adalah ;

a) Prosedur pelayanan.

Prosedur pelayanan meliputi kesederhanaan alur pelayanan serta

kesederhanaan pelayanan yang tentunya diimbangi kualitas pelayanan yang

baik. Hal ini akan memberikan kemudahan kepada pasien dalam rangka

mendapatkan perawatan serta pengobatan.

b) Persyaratan pelayanan.

Persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan oleh pasien untuk

mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan yang harus diberikan

(34)

23

c) Kejelasan petugas pelayanan.

Keberadaan dan kepastian petugas rumah sakit dalammemberikan pelayanan.

Kejelasan lain juga meliputi nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggungjawab petugas rumah sakit.

d) Kedisiplinan petugas pelayanan.

Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap

konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak ada

pasien yang tidak mendapatkan pelayanan dikarenakan petugas rumah sakit

telah selesai bertugas sebelum waktu yang ditetapkan.

e) Tanggungjawab petugas pelayanan.

Kejelasan wewenang dan tanggungjawab dalam menyelenggarakan dan

penyelesaian pelayanan kesehatan oleh petugas rumah sakit sehingga dapat

memberikan kepercayaan kepada konsumen.

f) Kemampuan petugas pelayanan.

Tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam

memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat sehingga tidak

terjadi atau meminimalisir dampak buruk yang diakibatkan pelayanan yang

tidak sesuai.

g) Kecepatan pelayanan.

Target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan oleh

unit penyelenggara pelayanan kesehatan sehingga pasien dapat mengetahui

kapan bisa kembali ke rumah atau sampai berapa lama harus mendapatkan

(35)

h) Keadilan mendapatkan pelayanan.

Pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status sosial

ekonomi masyarakat yang dilayani. Petugas rumah sakit harus memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sama kepada setiap pasien yang

datang.

i) Kesopanan dan keramahan petugas.

Sikap dan prilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara sopan dan keramahan serta saling menghargai dan menghormati.

j) Kewajaran biaya pelayanan.

Keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh

pelayanan. Umumnya masyarakat yang datang ke RSUDAM adalah

masyarakat golongan menengah kebawah karena berbagai kemudahan yang

berasal dari kebijakan pemerintah yang memperingan biaya pengobatan.

k) Kepastian biaya pelayanan.

Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh

pihak RSUDAM dengan tidak disertai pungutan lain yang tidak tercantum

dalam kuitansi pembayaran.

l) Kepastian jadwal pelayanan.

Pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

atau kesepakatan dengan pasien.

m) Kenyamanan lingkungan.

Kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang rapi, dan teratur sehingga dapat

(36)

25

n) Keamanan pelayanan.

Terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan

ataupun saran yang digunakan, sehingga masyarakat dapat merasa tenang

untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko yang diakibatkan dari

pelaksanaan pelayanan.

Menurut Kenedy dan Young (dalam Supranto 2006,107) untuk mengukur kepuasan

konsumen dengan indikator sebagai berikut :

1. Keberadaan Pelayanan(Availability of service)

Merupakan tingkatan dimana pasien mendapatkan kontak langsung

dengan pemberi jasa yang bertugas.

2. Ketanggapan Pelayanan(Responsiveness of service)

Merupakan tingkatan di mana pemberi jasa beraksi dengan cepat terhadap

permintaan pasien.

3. Jangka waktu pelayanan(Timeliness of service)

Merupakan tingkatan dimana pekerjaan diselesaikan dalam kerangka

waktu sesuai dengan perjanjian.

4. Profesionalisme pelayanan(Profesionalism of service)

Merupakan tingkatan dimana pemberi jasa menggunakan prilaku dan gaya

profesional yang tepat selama bekerja dengan pasien.

Dari penjelasan di atas, indikator digunakan sebagai standar pengukuran data

kepuasan pasien, data dapat diperoleh dari pengukuran secara kualitatif maupun

(37)

teori Kenedy dan Young (dalam Supranto 2006,107), yaitu; Keberadaan

Pelayanan(Availability of service), Ketanggapan Pelayanan(Responsiveness of

service), Jangka Waktu Pelayanan(Timeliness of service), Profesionalisme

pelayanan(Profesionalism of service). Hal ini dikarenakan setiap indikator dalam

teori ini dianggap mampu menggambarkan kepuasan pasien di RSUD Abdoel

Moeloek secara maksimal.

C . Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan

Konsep kinerja pada dasarnya dilihat dari beragam segi, antara lain kinerja pegawai

dan kinerja organisasi, kinerja keuangan, kinerja kebijakan. Konsep kinerja ini saling

berhubungan antara satu kinerja dengan kinerja yang lainnya, namun pada umumnya

yang memiliki hubungan paling erat adalah kinerja organisasi dan kinerja pegawai.

Kinerja organisasi mencakup hasil keseluruhan, sedangkan kinerja pegawai

merupakan hasil kerja perseorangan dalam melakukan suatu pekerjaan. Tercapainya

tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh

organisasi karena yang menggerakan organisasi adalah pegawai.

Menurut Mangkunegara (2009:9), definisi kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merujuk

kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk

(38)

27

tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich:

1994).(http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu/).

Dalam KEPMENPAN No. 25 tahun 2004, kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat

dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur

penyelenggara pelayanan publik Pendapat ini mengemukakan adanya hubungan

antara kinerja dengan kepuasan masyarakat khususnya pasien sebagai objek dari

pelayanan kesehatan dari pemerintah.

Kepuasan masyarakat menurut Oliver (Tjiptono, 2000:90), adalah evaluasi purnabeli

di mana persepsi terhadap kinerja alternatif suatu produk atau jasa yang dipilih

memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Dengan demikian

pelanggan/masyarakat dapat merasakan hal-hal sebagai berikut:

a) Jika pelayanan dibawah harapan, maka seseorang/pelanggan akan merasa kecewa

atau tidak puas

b) Jika pelayanan sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan merasa puas

c) Jika pelayanan melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa sangat puas dan

senang.

MenurutDwiyanto(2006:47) dalam Pasolong (2010,47), penilaian kinerja merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran

keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan publik,

informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh

(39)

memuaskan pengguna jasa. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, maka

upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara terarah dan sistematis

Berdasarkanpenjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai

mempunyai hubungan keterkaitan dengan kepuasan pelanggan yaitu kinerja

merupakan salah satu ukuran kerberhasilan suatu organisai, dan sebagai organisasi

pelayanan publik, penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui apakah pelayanan

dapat memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa, sehingga dapat dijadikan

dasar acuan teori untuk melakukan penelitian ini.

D. Kerangka Pikir

Penelitian tentang pengaruh kinerja pegawai terhadap kepuasan pasien tentunya harus

didasarkan kepada kerangka berpikir untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan

yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi

dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai

kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan

oleh birokrasi itu apakah dapat memenuhi harapan atau dan memuaskan pengguna

jasa, hal ini dikemukakan oleh AgusDwiyanto (2006:47) dalam Pasolong (2010,47).

KEPMENPAN No. 25 tahun 2004, menjelaskan bahwa kepuasan pelayanan adalah

hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan

(40)

29

kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara terarah dan

sistematis

Kedua pendapat diatas mengemukakan adanya hubungan antara kinerja dengan

kepuasan masyarakat khususnya pasien sebagai objek dari pelayanan kesehatan dari

pemerintah.Dengan demikian pelanggan/masyarakat dapat merasakan hal-hal sebagai

berikut:

a) Jika pelayanan dibawah harapan, maka seseorang/pelanggan akan merasa

kecewa atau tidak puas

b) Jika pelayanan sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan merasa puas

c) Jika pelayanan melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa sangat puas dan

senang.

Variabel X Variabel Y

Bagan1. Kerangka Pikir (Availability of service). Ketanggapan

Pelayanan(Responsiveness of service).

Jangka Waktu

pelayanan(Timeliness of service). Profesionalisme

(41)

Bagan 1 menggambarkan hubungan kinerja pegawai terhadap kepuasan

pasien.Pendapat dari AgusDwiyanto (2006:47) dalam Pasolong (2010,47) diatas

mengemukakan adanya hubungan antara kinerja pegawai dengan kepuasan pasien,

terlebih untuk organisasi pelayanan publik.Teori ini kemudian diturunkan menjadi

dua variabel yaitu variabel kinerja pegawai (X) dan kepuasan pasien (Y). kinerja

pegawai akan menggunakan indikator kinerja pegawai seperti yang dikemukakan

oleh T.R. Michel (2001:15) dalam Rizky (2001,15), yang meliputi :

1. Kualitas pekerjaan (Quality of work), yaitu kualitas pekerjaan yang dihasilkan

dapat memuaskan bagi penggunanya atau tidak, sehingga hal ini dijadikan

sebagai standar kerja.

2. Komunikasi (Communication), yaitu kemampuan pegawai dalam

berkomunikasi dengan baik.

3. Kecepatan (Promptness), yaitu kecepatan bekerja yang diukur oleh tingkat

waktu, sehingga pegawai dituntut untuk bekerja cepat dalam mencapai

kepuasan dan peningkatan kerja.

4. Kemampuan (Capability), yaitu kemampuan dalam bekerja semaksimal

mungkin.

5. Inisiatif (Intiative), yaitu setiap pegawai mampu menyelesaikan masalah

(42)

31

Unsur kinerja pegawai kemudian dihubungkan dengan kepuasan pasien yang

didapatkan dengan menggunakan indikator tingkat kepuasan pasien dari Kenedy dan

Young (dalam Supranto 2006,107) yakni sebagai berikut :

1. Keberadaan Pelayanan(Availability of service)

Merupakan tingkatan dimana pasien mendapatkan kontak langsung

dengan pemberi jasa yang bertugas.

2. Ketanggapan Pelayanan(Responsiveness of service)

Merupakan tingkatan di mana pemberi jasa beraksi dengan cepat terhadap

permintaan pasien.

3. Jangka Waktu Pelayanan(Timeliness of service)

Merupakan tingkatan dimana pekerjaan diselesaikan dalam kerangka

waktu sesuai dengan perjanjian.

4. Profesionalisme pelayanan(Profesionalism of service)

Merupakan tingkatan dimana pemberi jasa menggunakan prilaku dan gaya

profesional yang tepat selama bekerja dengan pasien.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, kajian teori serta kerangka pikir diatas, maka

penulis mendapatkan hipotesis yaitu sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh antara kinerja pegawai terhadap kepuasan

pasien asuransi kesehatan PT. ASKES.

Ho : Tidak ada pengaruh antara kinerja pegawai terhadap kepuasan

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah peneliti berusaha menemukan besarnya

pengaruhkinerja pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi

kesehatan PT. ASKES. Tipe penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan

penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik eksplanatori (explanatory

research).Penelitianeksplanatori (explanatory research) adalahpenelitian yang

bertujuanuntukmenganalisishubungan-hubunganantarasatuvariabeldenganvariabellainnyaataubagaimanasuatuvariabelme

mpengaruhivariabellainnya.

B. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan penjelasan mengenai arti konsep, dimana konsep

adalah generalisasi dari sekelompok kejadian atau fenomena tertentu, sehingga

dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam

penelitian ini, yang menjadi definisi konseptual adalah :

1. Kinerjapegawaiadalahhasilkerjaseseorangdalamsuatuorganisasisesuaideng

antugasdantanggungjawabnyadalamrangkamencapaitujuanorganisasi.

(44)

33

(2001:15)untukmengukurkinerjapegawai, yakni ; kualitas

pekerjaan(Quality of Work), komunikasi(communication),

kecepatan(promptness), kemampuan(capability), dan inisiatif

(intiative).Adapunkinerjapegawai yang

akandiukurdalampenelitianiniadalahpegawaibagianadministrasi.

2. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan senang atau kecewa yang timbul

sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh

pasien.Penelitian ini akan menggunakan indikator dari teori Kenedy dan

Young (dalam Supranto 2006,107), yaitu; Keberadaan

Pelayanan(Availability of service), Ketanggapan Pelayanan

(Responsiveness of service), Jangka Waktu Pelayanan (Timeliness of

service), Profesionalisme pelayanan (Profesionalism of service).

C. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur.

Untuk melihat operasionalisasi variabel tersebut harus maka digunakan

indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun yang menjadi

definisi oprasional dalam penelitian ini adalah :

Tabel 2. Definisi Oprasional

Variabel Indikator Sub Indikator

(45)
(46)

35

(Timeliness of

service).

Ketepatanpetugasdalammenutuploket.

Ketepatanpetugassaatwaktuistirahat.

Profesionalism of service(Profesionalis me pelayanan).

Perlakuansopankepadapasien.

Perlakuan Ramah kepadapasien.

KeadilanPelayanan

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian,

sumber data ini adalah responden (pasien yang menggunakan asuransi PT.

ASKES di RSUDAM) yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan

kepada pasien. Data primer diperlukan sebagai data untuk memperoleh

informasi yang akurat.

2. Data Sekunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

ada. Data ini digunakan sebagai pendukung dari dara primer. Sumbernya

dapat berupa naskah, dokumen resmi, buku-buku literatur, artikel koran

dan lain sebagainya.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Nazir (1988: 325) mengemukakan bahwa populasi adalah subjek

(47)

kualitas serta ciri-ciri tertentu yang telah ditetapkan. Sudjana (1989: 6)

mengatakan bahwa populasi adalah semua nilai yang mungkin hasil dari

menghitung atau mengukur yang kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan populasi yang lengkap,

jelas yang dipelajari sifat-sifatnya.Berdasarkan pengertian-pengertian di

atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah subjek penelitian

yang merupakan keseluruhan individu yang akan diteliti sifatnya. Populasi

penelitian ini adalah 125.850 jiwa.

2. Sampel

Pengambilan contoh (sampling) adalah suatu proses pemilihan suatu

bagian (contoh) yang representatif dari suatu populasi. Pemilihan suatu

metode pengambilan contoh terutama tergantung dari sifat masalah yang

diteliti, biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia, juga tingkat presisi hasil

yang diinginkan.

Menurut Hasan (2002:61), metode pengambilan jumlah sampel dengan

populasi yang besar adalah dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

(48)

37

Dengan menggunakan rumus tersebut, peneliti mengambil persentase

kelonggaran sebesar 10%, maka ukuran sampelnya adalah :

dibulatkan menjadi 100 pasien.

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability

sampling, yaitu teknik yang tidak memberi peluang yang sama bagi

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, hanya pasien pengguna

askes yang sedang menggunakan pelayanan di bagian administrasi

diRSUDAM Bandar Lampung, dengan menggunakan tekniksampling

insidental, yaitu pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila

orang yang dijumpai dianggap cocok sebagai sumber data yaitu pasien

rawat jalan dan pasien apotek.

Pengambilan data dari sampel akan berhenti ketika kuesioner telah diisi

oleh 100 responden yang telah ditentukan. Pengambilan data dari sampel

akan dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan, yakni hari jumat, sabtu

dan hari senin pada pukul 10.00 sampai pukul 11.30, hal ini dikarenakan

(49)

paling banyak adalah pada hari-hari tersebut. Responden ini akan menilai

kinerja pegawai khususnya pegawai administrasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada kegiatan ini adalah:

1. Kuesioner, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui

penyebaran daftar pertanyaan secara tertulis tentang materi yang ada

hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti.

Pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan kuesioner

akan disediakan lima alternatif dan skala jawaban untuk setiap jenis

pertanyaan, yaitu:

a) Nilai 1 untuk alternatif jawaban (e).

b) Nilai 2 untuk alternatif jawaban (d).

c) Nilai 3 untuk alternatif jawaban (c).

d) Nilai 4 untuk alternatif jawaban (b).

e) Nilai 5 untuk alternatif jawaban (a).

2. Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung

kepada responden, dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk

mendukung jawaban pada kuesioner.

3. Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Tujuan dari observasi

(50)

39

yang memungkinkan peneliti memandang tingkah laku sebagai proses

serta untuk membantu peneliti menjawab pertanyaan penelitian.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.

Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan

untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya di ukur. Untuk mengukur validitas angket dalam penelitian ini

digunakan rumus Korelasi Product Moment:

Keterangan:

r

xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n : Jumlah Sampel

X : Skor variabel X

Y : Skor variabel Y (Arikunto, 2003: 73)

Tabel 3 : Nilai uji validitas instrumen penelitian

Item Nilai R Hitung R Tabel Keterangan

Item 1 0,452 0,396 Valid

Item 2 0,412 0,396 Valid

Item 3 0,457 0,396 Valid

Item 4 0,455 0,396 Valid

Item 5 0,433 0,396 Valid

Item 6 0,456 0,396 Valid

Item 7 0,424 0,396 Valid

(51)

Item 9 0,398 0,396 Valid

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahuibahwaterdapat 40 item yang

diujitingkatvalidnyadanselanjutnyasetelahdiolahmenggunakan program SPSS. Maka

diperolehr hitung> r tabeldalam hal ini sebesar 0,396. Hasil tersebut mengartikan

bahwa seluruh item dinyatakan valid dan dapat diuji untuk proses selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Dalam menguji reliablititas instrument ini hanya akan diuji butir-butir soal yang

valid saja dan untuk mengujinya akan digunakan rumus Alpha, yaitu:

(52)

41

0,6ataulebih.alat instrumen tersebut reliabel, dapat dilihat kriteria penafsiran

mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut:

Setelah dilakukan olah data per indikator dari hasil kuesioner dengan SPSS untuk

mengetahui tingkat reliabilitasnya, maka diperoleh nilai alpha adalah sebagai

berikut :

0,767 Reliabel Tinggi

Communication (Komunikasi)

0,788 Reliabel Tinggi

Promptness (Kecepatan)

0,813 Reliabel SangatTinggi

Capability 0,675 Reliabel Tinggi

0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi

0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 = cukup

0,200 sampai dengan 0,399 = rendah

(53)

(Kemampuan) Intiative (Inisiatif)

0,711 Reliabel Tinggi

Availability of service (Keberadaan Pelayanan)

0,813 Reliabel SangatTinggi

Responsiveness of service (Ketanggapan Pelayanan).

0,656 Reliabel Tinggi

Timeliness of service

(Ketepatan waktu pelayanan).

0,667 Reliabel Tinggi

Profesionalism of service (Profesionalisme pelayanan)

0,734 Reliabel Tinggi

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2013

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah:

1. Editing, yaitu cara yang digunakan untuk meneliti kembali data yang telah

diperoleh dari pasien yang menggunakan asuransi kesehatan PT. ASKES

di RSUD Abdoel Moeloek yang meliputikelengkapanjawaban,

kejelasantulisan, dankesesuaianjawaban yang satudengan yang lainnya.

2. Koding, yaitu pemberian tanda bagi tiap-tiap

kategori.Tahapinimeliputipemberiantandaatausimboldari data yang telahdi

editsehinggadapatdikelompokkandalammasing-masingvariabel yang

ditentukan.

3. Tabulasi, yaitu menyusun data yang diperoleh dari kuesioner ke dalam

bentuk tabel yang telah diproses dan disusun ke dalam suatu pola tertentu

agar sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dibuat.

I. Teknik Analisa Data

(54)

43

Ujinormalitasdilakukanuntukmengujiapakahvariabelindependendanvariabe

ldependenkeduanyamemilikidistribusi normal

atautidak.PengujianasumsiinidilakukandenganmelihatNormal P-P of

Regretion Standardized Residual.Cara

termudahuntukmelihatnormalitasadalahmelihat histogram

atautampilangrafik yang menunjukkanpolapenyebarantertentu.Model yang

baikadalah yang memilikidistribusi normal ataumendekati

normal.Dasarpengambilankeputusanadalah:

a. Jika data menyebar di sekitargaris diagonal danmengikutiarahgaris

diagonal, makaregresimemenuhiasumsinormalitas.

b. Jika data menyebarjauhdarigaris diagonal

dan/atautidakmengikutiarahgaris,

makaregresitidakmemenuhiasumsinormalitas. (Santoso, 2000:214).

2. Analisis Tabulasi Sederhana

Analisisinibertujuanuntukmelihatpresentaserespondendalammemilihkateg

oritertentu.Dalamanalisistabulasisederhanaini, data yang

diperolehdiolehkedalambentukpresentasemenggunakanrumussebagaiberik

ut.

P =

x 100%

Dimana:

(55)

fi = jumlahresponden yang memilihkategoritertentu

∑fi = banyaknyajumlahresponden

Tujuandaritabulasisederhanainiadalahmemberigambaranmengenai

data-data yang didapatdarikuisioner yang

bersifatmenggambarkankarakteristiktertentudariresponden.Untukmengetah

uipenggolongankategorihasiljawabandari sub variabelsecarakeseluruhan,

perluditentukanterlebihdahuluintervalnya. MenurutSugiyono (2009:29),

besarnya interval diperolehdariskortertinggidikurangiskorterendah,

kemudiandibagidenganjumlahkeseluruhan alternative jawaban

3. Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana adalah regresi linier di mana variabel yang terlibat

di dalamnya hanya dua, yaitu variabel terikat y dan satu variabel bebas x.

Bentuk persamaannya adalah:

Y = a + Bx

Keterangan:

Y : variabel terikat

X: variabel bebas

a : intersep

(56)

45

4. Uji Hipotesis

Dalammengujihipotesisapakahterdapatpengaruhsignifikanantaravariabelbe

basterhadapvariabelterikatdigunakanstatistikparametrikanalisis linear

sederhanaatautunggal.Dalampenelitianini,

pengujianhipotesismenggunakanuji t statistik.Uji t digunakan untuk

menguji signifikan konstanta dari setiap variabel independent. Hipotesis

yang diajukan adalah :

-Ho : Koefisien regresi tidak signifikan.

-Ha : Koefisien regresi signifikan.

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 90% dan derajat

kebebasan 10% dengan df = (n-k-I). Dasar pengambilan keputusannya

yaitu:

a. Jika t hit<tab maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh positif antara kinerja pegawaiterhadap kepuasan pasien

pengguna asuransi kesehatan PT.ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum

Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung). Penelitian tentang kinerja

pegawai ini dibatasi hanya kepada pegawai yang bekerja pada bagian

administrasi.

2. Besarnya nilai pengaruh tersebut didapatkan dari perhitungan program SPSS

(Statistic Program for Social Sciences), dimana besarnya nilai pengaruh

variabel X dan Y atau nilai rxy = 0.625 atau 62.5 %.

Artinyapengaruhkinerjapegawaimemilikihubungan yang tinggidengannilai

0.625 atau 62.5%terhadapkepuasanpasienpenggunaasuransikesehatan PT.

ASKES, sedangkansisanya 37.5% adalahfaktorlainnyayang

(58)

108

B. Saran

Saran dalampenelitianiniadalah :

1. Melakukan pelatihan-pelatihan yang membuatperhatian(attention) pegawai

kepada pasien meningkat, yaitu mendengarkan dan memahami secara

bersungguh-sungguh kebutuhan para pasien, sehingga sub indikator yang

memiliki nilai kecil seperti konsultasi pasien dan kepekaan pegawai saat

menerima keluhan dari pasien dapat ditingkatkan.

2. Meningkatkan fasilitas rumah sakit terutama ruang tunggu yang memiliki

kapasitas tempat duduk yang sedikit untuk menunjang kenyamanan pasien,

selain itu meningkatkan keamanan di wilayah parkir rumah sakit sehingga

dapat meningkatkan rasa aman kepada pasien.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dan menemukan hal-hal atau

variabel kinerja pegawai dan variabel kepuasan pasien/konsumen yang belum

termasuk dalam penelitian skripsi ini yang dipengaruhi oleh berbagai variabel

lain yang tidak diteliti atau tidak teridentifikasi dan menindak lanjuti

pembenaran dalam penyusunan angket dan kuisioner yang terkait dengan

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara. Jakarta.

Fadel, Muhammad.2009. Reinventing Government (Pengalaman Dari Daerah). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Hasan, Iqbal. 2003. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta

J. Supranto, 2006, Pengukuran Tingkat KepuasanPelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Rineka Cipta. Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Erlangga.Jakarta

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung. Alfabeta.

Rangkuti, Freddy. 2003. TeknikMengukurdanStrategiMeningkankanKepuasan Pelanggan.PT. GramediaPustakaUtama. Jakarta.

Rizky A.2001. SistemManajemenKinerja. Jakarta. Gramedia

Santoso, Singgih. 2000. BukuLatihan SPSS StatistikParametik Ed 11. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta

Siagian, Sondang P. 1995. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta :BumiAksara

Sinambela, LijanPoltakdkk. 2006. ReformasiPelayananPublik: Teori, Kebijakan, danImplementasi. Jakarta: BumiAksara.

Sugiono. 2009. MetodePenelitianAdministrasi. Bandung :Alfabeta

(60)

Soetriono dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Tjiptono, Fandy, 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta

Sumber lain:

(http:// jdih.lampungprov.go.id/sites/default/files/142009045.pdf/) diakases pada 4 mei 2012

http://wordpress.com/2007/12/28, 26/0302009.

(http://www.ptaskes.com/info-perusahaan/14/Sejarah-Singkat) diakases pada 3 mei 2012

(http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu/) Diaksespada 21 november 2012

Gambar

Tabel
Tabel 1. Jumlah Peserta ASKES PT ASKES Kantor Cabang Bandar Lampung
Tabel 2. Definisi Oprasional
Tabel 3 : Nilai uji validitas instrumen penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kepuasan Pengguna Layanan Kesehatan (Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan JAMKESMAS) di RSUD Kabupaten Karanganyar. Analisis Deskriptif Penilaian Tingkat

R sebesar 0,505 artinya korelasi antara variabel bebas (budaya organisasi) dan variabel terikat (kinerja) mempunyai hubungan yang kuat.R square (R 2 ) sebesar 0,255

Hasil Hasil analisis antara hubungan faktor jenis pasien dengan tingkat kepuasan pasien di instalasi radiologi Rumah Sakit Putri Hijau diperoleh dari 182 orang pasien BPJS

Berdasar uji stastistik didapatkan nilai r = 0,337 dengan nilai p= 0,001 yang artinya terdapat hubungan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien

diterima ada hubungan yang signifikan antara dimensi mutu kehandalan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien pengguna BPJS Kesehatan, daya tanggap diperoleh nilai

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi

Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pasien, karena kualitas memberikan dorongan kepada pasien untuk menjalin ikatan hubungan yang lebih

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Haji Medan Berdasarkan hasil analisa data penelitian diketahui bahwa dari 29 responden yang