• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PENALTI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PENALTI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PENALTI PADA SISWA KELAS XI IPS 1

SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG

Oleh :

BAGUS DARMAWANTO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kepercayaan diri pada siswa terhadap hasil tendangan pinalti. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel total atau populasi sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis uji t dengan kepercayaan 95%(p=0,05). Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi antara tingkat kepercayaan diri dengan hasil tendangan penalti adalah 0,7199, dengan perbandingan pada rtabel = 0,4438. hasil

uji hipotesis didapat thitung adalah 4,400, dengan perbandingan pada ttabel =

(2)

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PENALTI PADA SISWA KELAS XI IPS 1

SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG

Oleh

BAGUS DARMAWANTO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai wujud rasa sayang dan tanggung jawabku kepada :

1. Alm. Ayah dan Alm. ibu tercinta yang selalu memberikan do’a serta tetesan keringat dan air mata, juga menyemangati tanpa kenal lelah untuk

keberhasilanku menggapai masa depan.

2. Adik-adikku yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

(8)

vi

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demukian itu sungguh berat,kecuali bagi

orang-orang yang kusyu (Qs. 2:45)

Kebaikan itu menyinari wajah, menyalakan cahaya jiwa,

membuka pintu rezeki, menguatkan tubuh, dan menambah

cinta dalam hati. (abdullah bin Abbas)

Setiap kali kamu merasa beruntung percayalah doa ibu telah

didengar. (Bagus)

(9)

viii

SANWACANA

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya. Sesudah melewati proses yang panjang dan didukung oleh semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi penulis disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Skripsi ini berjudul hubungan tingkat kepercayaan diri terhadap hasil tendangan penalti pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

Dalam persiapan penyusunan dan penyelesaian skripsi ini penulisan mendapat banyak bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak sehingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada;

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan.

(10)

ix

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan kritik kepada penulis.

6. Bapak dan ibu dosen Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu.

7. Bapak/ibu staf TU dan karyawan Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

8. Bapak Mansurdin, S.Pd. Selaku Kepala SMA Negeri 6 Bandar Lampung. 9. Teman-teman seperjuangan Faiz, Najibul, Adit, dan agatha serta semua

angkatan tahun 2009. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Mudah-mudahan segala amal baik serta bantuan yang penulis terima mendapatkan pahala dari Allah AWT, Amin.

Akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sepakbola ... 9

B. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ... 10

C. Percaya Diri ... 11

D. Tendangan Penalti ... 14

(12)

xi

F. Hipotesis ... 18

III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 20

B. Penempatan Populasi dan Sampel ... 20

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian ... 21

D. Teknik Pengambilan Data ... 22

E. Instrumen Penelitian ... 22

F. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data ... 23

G. Teknik Analisis Data ... 23

H. Uji Hipotesis ... 25

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pengujian Hipotesis ... 29

C. Pembahasan ... 32

V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kriteria Koefisien Korelasi ...25

2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri ... 27

3. Distribusi Frekuensi Hasil Tendangan Penalti ... 28

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil Tes Tingkat Kepercyaan Diri...40 2. Hasil Tes Tendangan Pinalti ...41 3. Tabel Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Hasil Tendangan...42

Pinalti

4. Tabel Nilai t……….. ... 43 5. Nilai-Nilai r Product Moment ………..44 6. Kriteria Koefisien Korelasi ……….. 46 7. Angket Kepercayaan Diri ……… 47

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua makhluk hidup di dunia pasti memerlukan gerak, demikian juga manusia merupakan makhluk yang aktif, mereka banyak memerlukan gerak. Kodrat manusia sejak lahir sudah dikaruniai sifat-sifat dasar tumbuh dan berkembang lebih-lebih untuk menjaga serta memelihara keseimbagan antara jasmani dan rohani yang sehat, maka kebutuhan gerak ini harus dipenuhi dan salah satu diantara macam-macam aktifitas fisik yang yang banyak digemari oleh manusia adalah olah raga.

(17)

2

secara umum, tetapi tujuan khusus yang lebih penting adalah memenangkan setiap pertandingan khususnya dalam permainan sepakbola. Keberhasilan akan diraih apabila latihan yang dilakukan sesuai dan berdasarkan prinsip latihan yang terencana dan terprogram.

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat banyak diminati oleh masyarakat di dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Dimana inti dari permainan ini adalah memasukkan bola kedalam gawang lawan. Dalam melakukan permainan ini tentu saja butuh keahlian khusus, seperti keahlian dalam menggiring bola, kelincahan sang pemain, kecepatan sang pemain, dan kecerdasan agar dapat lolos dari kawalan pemain belakang tim lawan. Sayangnya di Indonesia,sepak bola dianggap belum dapat memberikan prestasi yang berarti bagi bangsa.

Salah satu faktor penyebab ketidak berhasilan tersebut adalah fasilitas yang kurang mendukung kemajuan olahraga sepakbola di Indonesia. Seperti kurangnya regenerasi pemain muda, dan dominasi pemain asing. Padahal jika dilihat kebelakang, Indonesia punya prestasi yang cukup membanggakan di era 80-an. Dimana Indonesia disebut Macan Asia karena kegaranganTim Merah Putih dalam mengolah bola di atas lapangan hijau.

(18)

3

perkembangan para pemain muda sepak bola di Indonesia, hanya klub-klub di Liga Indonesia yang menjadi penyalur pemain muda, sedangkan seperti yang telah diketahui bahwa Liga di Indonesia hanyalah masuk dalam jajaran tim standart maksudnya tidak terlalu memalukan tetapi untuk menjadi juara pun sulit di jajaran tim sepak bola di wilayah Asia Tenggara. Ini bisa dilihat dari prestasi tim-tim di Liga Indonesia jika beradu kekuatan dengan tim-tim di Liga Asia seperti kompetisi Liga Champion Asia.

Sehingga jika dilihat dari permasalahan yang ada, maka sebuah sekolah sepak bola diharapkan dapat menjadi solusi dalam menciptakan bibit-bibit pemain muda berbakat, sehingga bisa memajukan sepak bola di Indonesia. Selain itu juga hasil didikan dari sekolah sepak bola juga dapat bersaing dengan pemain-pemain bola profesional di kawasan Eropa.

Dalam permainan sepak bola itu sendiri dituntut adanya kerjasama yang baik antara satu pemain dengan pemain yang lainnya, karena sepak bola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepak bola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepak bola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, selain itu setiap pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik yang baik dan mental bertanding yang baik pula.

(19)

4

teknik, taktik permainan maupun mental pemain itu sendiri. Kemajuan dan perkembangan tersebut dapat dilihat dalam siaran langsung Televisi pada pertandingan-pertandingan besar seperti Piala Eropa, dan Piala Dunia oleh tim-tim kesebelasan Asia, Afrika, Eropa maupun Amerika Latin. Bagaimana permainan cepat dan teknik yang baik yang didukung oleh kemampuan individu menonjol serta seni gerak telah pula ditampilkan. Permainan yang cepat dan teknik yang baik, itulah yang perlu dicontoh oleh persepak bolaan Indonesia agar dapat maju dan berkembang dengan baik.

Masalah peningkatan prestasi di bidang olah raga sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam pembinaan olah raga di Indonesia membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembinaannya. Pembinaan olahraga menuntut partisipasi dari semua pihak demi peningkatan prestasi olah raga di Indonesia.

(20)

5

Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi terdepan untuk dilatih, yang berlanjut ke latihan teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi. Peranan latihan untuk mengembangkan unsur-unsur permainan sepak bola guna meningkatkan kecakapan bermain sangat menentukan. Latihan kondisi fisik secara teratur dan berkesinambungan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan kemampuan pengembangan teknik dalam pertandingan.

Kondisi fisik pemain sepak bola menjadi sumber bahan untuk dibina oleh ahli sepak bola selain teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Kondisi fisik yang baik serta siap untuk menghadapi lawan bertanding merupakan unsur yang penting dalam permainan sepak bola. Seorang pemain sepak bola dalam bertahan maupun menyerang kadang-kadang menghadapi benturan keras, ataupun harus lari dengan kecepatan penuh ataupun menghindari lawan, berhenti dan menguasai bola atau mengecoh lawan dengan tiba-tiba. Seorang pemain sepak bola dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal.

(21)

6

menendang penalti perlu memiliki kemampuan menendang dan kepercayaan diri yang baik untuk menghindari bola yang ditendang melambung dan mengecoh penjaga gawang lawan.

Kepercayaan diri dibutuhkan oleh seseorang pemain sepak bola dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan yang menuntut unsur percaya diri dalam menguasai bola maupun dalam bertahan, kepercayaan diri dapat dilatih baik secara individu maupun berkelompok. Bagi seorang pemain sepak bola situasi yang berbeda-beda selalu dihadapi dalam setiap pertandingan, juga seorang pemain sepak bola mmenghindari tekanan yang berlebihan dan rasa gugup saat bertanding diperlukan rasa percaya diri yang baik.

Teknik dalam permainan sepak bola meliputi 2 macam teknik yaitu : teknik dengan bola dan tanpa bola. Teknik dasar bermain sepak bola yang harus dikuasai meliputi menendang bola, menghentikan bola, mengontrol bola, gerak tipu, tackling, lemparan kedalam dan teknik menjaga gawang. Menendang bola diantaranya dengan kaki bagian luar, dalam ataupun punggung kaki untuk mendapatkan hasil tendangan dan arah yang baik guna mengecoh penjaga gawang lawan yang bisa disebut juga menendang penalti.

(22)

7

wilayah penjaga gawang, tanpa dijaga oleh pemain lawan (pagar betis), dengan jarak kira-kira 12 kaki dari gawang. Menendang bola memerlukan ketrampilan yang baik dan dukungan dari unsur-unsur kondisi fisik dan mental yang baik pula seperti kecepatan dan kepercayaan diri dapat memberikan kemampuan menendang yang baik dan gerak lebih cepat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul : Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Tendangan Penalti Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat kepercayaan diri siswa disaat melakukan tendangan penalti.

2. Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan tendangan penalti.

3. Siswa belum mengerti tentang pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil tendangan penalti.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI IPS I ? 2. Bagaimana hasil tendangan pinalti siswa kelas XI IPS I ?

(23)

8

D. Tujuan Penelitian

Sesuai masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI IPS 1 2. Untuk mengetehui hasil tendangan penalti kelas X IPS 1

3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan hasil tendangan penalti ?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji tingkat kepercayaan diri pemain. b. Pemain/atlet

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kepercayaan diri pemain dengan hasil tendangan penalty.

c. Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sarumpaet. A. 2002).

Agar peraturan-peraturan permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasit dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya), oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara sportifitas ( Sarumpaet. A. 2002).

(25)

10

keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat memainkan bola dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat dan cermat, artinya tidak membuang-buang energi atau waktu (Sukatamsi. 2001).

B. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Teknik dasar merupakan salah satu fundasi bagi seseorang pemain untuk dapat bermain sepakbola. Menurut Sarumpaet. A. (2002) bahwa teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola.

Untuk meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka masalah teknik dasar merupakan persyaratan yang menentukan. Dengan demikian seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka. Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola karena orang akan menilai sampai dimana teknik dan keterampilan para pemain. Oleh karena itu tanpa menguasai dasar-dasar teknik dan keterampilan sepakbola dengan baik untuk selanjutnya tidak akan dapat melakukan prinsip-prinsip bermain sepakbola, tidak dapat melakukan pola-pola permainan atau pengembangan taktik modern dan tidak akan dapat pula membaca permainan.

(26)

11

bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, dan h) teknik-teknik khusus penjaga gawang.

C. Percaya Diri

Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

a) Macam – macam Percaya Diri

Ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan percaya diri ini. Di sini saya hanya ingin menyebutkan enam saja:

(27)

12

2. Self esteem menunjukkan sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda, sejauh mana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau berharga dari diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri anda.

3. Self efficacy menunjukkan sejauh mana anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.

4. Self confidence menunjukkan sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence

itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy.

(28)

13

lain. Untuk memiliki kepercayaan diri yang baik, anda harus menciptakan self-image yang baik pula.

Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan-diri itu adalah efek dari bagaimana kita merasa, meyakini, dan mengetahui. Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya.

b) Akibat Kurang Percaya Diri

Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :

1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.

2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang) 3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan 4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah 5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab

(tidak optimal)

6. Canggung dalam menghadapi orang

7. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan

(29)

14

9. Terlalu perfeksionis 10. Terlalu sensitif (perasa)

Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya

D. Tendangan Pinalti

a) Pengertian Tendangan Penalti

Di dalam permainan sepak bola, tendangan penalti adalah tendangan yang dilakukan apabila salah satu pemain tim melakukan pelanggaran di dalam kotak wilayah penjaga gawang tim sendiri. Tendangan dilakukan dengan menendang bola dari titik yang telah di buat di tengah kotak dalam wilayah penjaga gawang, tanpa dijaga oleh pemain lawan (pagar betis), dengan jarak kira-kira 12 kaki dari garis gawang

b) Rangkaian Gerakan Tendangan Penalti

(30)

15

Keberhasilan menendang tergantung pada beberapa bagian yaitu melihat perkenaan bola dengan kaki dan perkenaan kaki dengan bola. Dalam melaksanakan menendang dengan punggung kaki dimulai dari :

1. Ancang-ancang.

Ancang ancang dilakukan 3-4 meter yang dilakukan sambil berlari untuk memperoleh percepatan. Lari yang dilakukan seenaknya dengan percepatan yang diatur sedemikian rupa dengan tetap melihat letak bola. Sambil berlari ayunlah tangan seenaknya mengikuti irama langkah kaki. Jika melangkah kaki kanan, maka tangan kiri diayun ke depan demikian sebaliknya hingga posisi menepakkan kaki kira. Ancang-ancang sebaiknya dibelakang bola dan jika ditarik garis lurus, sejajar dengan sasaran.

Gambar 1. Tendangan Penalti 2. Tendangan.

(31)

16

perkenaan bola tepat dibagian bawah. Jika kaki kira persis disisi kiri bila, jannya bola akan ground atau bergelinding di tanah. Karena perkenaannya berada pada bagian atas bola. Jika letak kaki kiri agar mundur sedikir sekitar 450 maka dapat diprediksi jalannya bola lurus dan mendatar, sebab perkenaan bola pada bagian tengah antara atas dan bawah. Menendang dengan punggung kaki maksudnya adalah perkenaan bola pada kaki tepat pada bagianpunggung kaki. Setelat dirasa letak kaki kiri cukup enak maka ayunlah kaki kakan yang masih dibelakang sekuat-kuatnya dengan tetap memperhatikan perkenaan kaki dengan bola dan perkenaan bola dengan kaki. Perkenaan pada punggung kaki berarti keadaan angkel adalah ekstensi atau jika ditarik garis lurus sejajar dengan tulang kering.

3. Follow trough. Setelah bola ditendang oleh kaki kanan, maka

lanjutkanlah kaki kanan dengan melangkah ke depan satu atau dua langkah.

c) Tips Tendangan Pinalti

Kemampuan dalam hal menendang tendangan penalti mutlak harus

dikuasai oleh setiap pemain sepak bola, tidak terkecuali untuk penjaga

gawang, dikarenakan tendangan penalti bisa memegang peranan penting

dalam menentukan menang atau kalahnya suatu pertandingan. Jika

tendangan penalti dilakukan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya

(32)

17

Ada 2 tipe tendangan penalti : Penempatan Arah (Placer) dan Kekuatan

Tendangan (Blaster). Tendangan penalti dengan kekuatan tenaga

menggunakan kaki bagian dalam/punggung, sedangkan penempatan arah

(Placer) dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam.Penendang

harus memperhatikan juga aspek phisiologi. Hal ini menjadi kunci utama

dalam hal menghadapi trik-trik penjaga gawang yang melakukan

gerakan-gerakan yang sekiranya akan mengganggu konsentrasi kita. Ada beberapa

konsep dasar dalam melakukan tendangan penalti.

1. Pada saat anda menentukan target bola pada bagian gawang, sekali anda

menentukan arah, jangan merubahnya pada saat anda mulai menendang

bola.

2. Tendang serendah mungkin jika memungkinkan, anda lebih mudah

menendang kearah bagian atas mistar gawang dibanding bagian bawah

mistar gawang.

3. Ambilah arah satu dari 2 pojok gawang dan coba lakukan latihan

berulang kali untuk mendapatkan tendangan yang bagus

E. Kerangka pikir

(33)

18

F. Hipotesis

Menurut Hadi. S. (2001) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari definisi tersebut dapatlah dikatakan hahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Menurut hasil penelitian dalam penulisan hipotesis haruslah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(34)

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan teknik dan alat-alat tertentu, sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartono. K. 2000) menyatakan : “ Metodologi merupakan ajaran-ajaran mengenai metode-metode yang

dipergunakan di dalam proses penelitian”.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah “metode deskriptif”, sebagaimana

dikemukakan oleh (Arikunto. S. 2002) sebagai berikut:

“ Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya

pada saat penelitian dilakukan”.

(35)

20

A. Variabel Penelitian

Menurut Faisal. S. (2001) Variabel adalah kondisi atau karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol, atau observasi.

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu : variable bebas dan variable terikat.

1. Variabel Bebas (Independent Varaible) : Variabel bebas (Independent Variable) ialah kondisi manipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Dalam penelitian ini variabel bebasnya(x) adalah tingkat kepercayaan diri.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Faisal. S. (2001) Variabel terikat (dependent variable) ialah kondisi atau karakteristik yang berubah, atau muncul, atau yang tidak muncul, atau yang tidak muncul ketika pengeksperimen mengintroduksi, merubah,atau mengganti variable bebas.

Dalam penelitian ini variable terikatnya (y) adalah hasil tendangan pinalti Variabel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah :

a. Variabel bebas (x) pada penelitian ini adalah tingkat kepercayaan diri b. Variabel terikat (y) pada penelitian ini adalah hasil tendangan pinalti

B. Penempatan Populasi dan Sampel 1. Populasi

(36)

21

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan menurut Arikunto. S. (2002) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan pendapat di atas. maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti dan yang akan diketahui hasil totalitas yang mungkin baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung. Jumlah populasi adalah 20 orang, yaitu siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

2. Sampel

Menurut Arikunto. S. (2002) menjelaskan untuk ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya jika jumlah subyeknva besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 %. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel total atau populasi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa XI IPS 1 sebanyak 20 orang.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lapangan sepak bola Bulok Garuntang, Bandar Lampung.

2. Pelaksanaan Penelitian

(37)

22

D. Teknik Pengambilan data

Sesuai dengan judul yang diteliti ada dua macam data yang dikumpulkan, yaitu: 1) Data hasil tes kepercayaan diri, dan 2) Data hasil tes menendang pinalti. Untuk mendapatkan data tersebut digunakan dua macam tes yaitu tes mengisi angket pertanyaan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri dan tes menendang pinali untuk mengukur hasil tendangan pinalti.

Jenis Data, sumber data teknik pengumpulan data 1. Jenis data :

a. Data sekunder, yaitu data tentang jumlah dan keadaan siswa

b. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengisian angket dan interviu dengan guru, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

2. Sumber data : Siswa kelas XI IPS 1

3. Teknik pengmpulan data :

Melalui tes, yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri dengan mengisi angket dan menendang pinalti untuk mengukur hasil tendangan pinalti.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagi berikut:

(38)

23

2) Hasil pengukuran kemampuan menendang pinalti untuk mengukur hasil tendangan pinalti.

F. Alat dan perlengkapan pengambilan data  Angket pertanyaan

Setelah data diperoleh dari hasil pengetesan, selanjutnya ditentukan analisis statistik yang tepat untuk mengolah datanya,

Untuk menganalisa data didalam penelitian diambil langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun row secara score tes tingkat kepercayaan diri dan hasil menendang penalti.

b. Mencari koefisien korelasi dan besar kontribusi, rumus yang digunakan adalah :

1. adapun rumus yang dianalisis oleh penulis dengan rumus Korelasi Linier, menurut Sudjana (2002), sebagai berikut

(39)

24

Keterangan :

r = Korelasi X i = Variabel Bebas

Y i = Variabel Terikat n = Jumlah Subjek

2. Rumusan untuk mencari besar kontribusi yang di berikan oleh kedua variable X dan variabel Y.

Rumusnya adalah :

Seperti yang disampaikan Husein Umar dalam bukunya Research in Finance and Banking (2000) bahwa nilai koefisien r berkisar antara -1 sampai +1, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nila r > 0,artinya telah terjadi hubungan linear yang positif. 2. Jika r < 0, artinya telah terjadi hubungan liniear yang negatif.

3. Jika r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dengan variabel y.

4. Jika r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan liniear sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke 0 maka garis makin tidak lurus.

(40)

25

Untuk pengujian ini menggunakan rumus yang digunakan untuk mencari uji hipotesis hubungan antara variabel X dan variabel Y, rumus nya adalah :

Keterangan

t = Nilai t hitung

(41)

26

untuk mengetahui ditolak atau tidaknya, dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika thitung < ttabel, maka H0 ada pada daerah penerimaan, berarti Ha

tidak diterima atau tidak ada hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan hasil tendangan penalti.

2. Jika thitung > ttabel, maka H0 ada pada daerah penolakan, berarti Ha

(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah :

1. Tingkat kepercayan diri mempunyai memberikan dampak yang tinggi terhadap kemampuan siswa dalam melakukan tendangan penalti.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan hasil tendangan penalti pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat diberikan : 1. Agar menjadi acuan bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri dan

kemampuan menendang penalti.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto. S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Penidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Baradja. A. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : BumiAksara.

Davidof. L. 2009. Psikologi. Jakarta : Erlangga

Faisal. S. 2001. Dasar-dasar Penjas. Surabaya : Bumi Angkasa. Hadi. S. 2001. Hakekat Penelitian. Yogyakarta : Andi

Hadi. S. 2001. Penelitian Pendidikan. Jakarta : Nusantara.

Kartono. K. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Cipta Nusantara.

Koger. R. 2007. Latihan Dasar Sepak Bola Remaja. Klaten : Mitra Kometensi. Muhammad. A. 2000. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Natawijaya. R. 2006. Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah. Jakarta : Masmar. Nurhasan. 2005. Aktivitas Kebugaran. Jakarta : Bumi Aksara

Nurseto. F. 2011. Psikologi Olah Raga. Jakarta : Erlangga.

Sarumpaet. A. 2002. Dasar-dasar Sepak Bola. Jakarta : Bumi Angkasa. Sudjana. 2002. Komponen Dalam Penelitian. Malang : Bumi Aksara..

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA Sukatamsi. 2001. Sepak Bola. Malang : Sanggar.

Sumadi. S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : C.V. Rajawali.

(44)

38

Gambar

Gambar 1. Tendangan Penalti
Tabel 1 Kriteria Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan pelayanan navigasi penerbangan dilaksanakan dalam keadaan darurat penerbangan adalah pelayanan navigasi penerbangan yang diberikan kepada pesawat udara

rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang tidak hanya.. menguntungkan organinasi tetapi juga agar pelayanan kepada masyarakat

Kegiatan yang ditandai adanya kesengajaan dari kedua belah pihak yaitu pihak pendidik yang sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang senagja untuk

2018.. PENERAPAN GAME FISIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Skripsi, Surakarta:

Hasil perhitungan elastisitas energi untuk Purwokerto yaitu dengan membandingkan rata-rata pertumbuhan konsumsi energi listrik sebesar 7,7% dengan rata-rata

[r]

Identifikasi terhadap faktor-faktor konflik kerja dan keluarga pada penelitian ini didasarkan pada pandangan Greenhaus dan Beutell (1985) yang menjelaskan tiga

Selain dari Formasi Lampung dan Basal Sukadana yang menandakan adanya aktivitas magmatisme purba di daerah penelitian, terdapat juga gunung api strato, berumur Holosen,